KEMENTERIAN KESEHATAN
PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada acara Rapat Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015 Padang, 16 Maret 2015
2
DASAR HUKUM 1. Undang–Undang No 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. 2. Undang–Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. 3. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 4. PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 5. Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang 2012 – 2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012 – 2014. 6. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 3
PENGERTIAN KORUPSI (Menurut UU No 31 Tahun 1999Jo.UU No 20 Tahun 2001 )
Pasal 2 (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara, atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling
lama
20
tahun,
denda
paling
sedikit
Rp200.000.000,- dan paling banyak Rp1.000.000.000,4
POSISI INDONESIA BERDASARKAN IPK DI ASEAN TAHUN 2013 Negara Singapura Hong Kong Taiwan Korea Selatan China Filipina Indonesia Vietnam Timor Leste Myanmar
Skor CPI 86 75 61 55 40 36 32 31 30 21
Peringkat 5 15 36 46 80 94 114 116 119 157
Posisi Indonesia Tahun 2012 : Skor 32, Peringkat 118 5
Problem Korupsi Indonesia: Korupsi Birokrasi dan Korupsi Politik 5,0
Jasa Kesehatan dipersepsikan korup oleh masyarakat
4,5
Polisi; 4,5
Parlemen; 4,5
Peradilan; 4,4
Partai Politik; 4,3
Pegawai Negeri Sipil; 4,0
Pengusaha; 3,4
1,0
Jasa Kesehatan; 3,3
1,5
Jasa Pendidikan; 3,2
2,0
Media; 2,4
2,5
Militer; 3,1
3,0
Lembaga Keagamaan; 2,7
3,5
Lembaga Masyarakat Sipil; 2,8
4,0
Skala 1-5, Skor 1 berarti tidak korup sama sekali, sedangkan Skro 5 berarti sangat korup Sumber: Global Corruption Barometer (2013)
6
30 jenis tindak pidana korupsi, dikelompokkan menjadi 7 (tujuh), yaitu: 1. Kerugian keuangan Negara; 2. Suap-menyuap; 3. Penggelapan dalam jabatan; 4. Pemerasan; 5. Perbuatan curang; 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan; dan 7. Gratifikasi (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) 7
PENGERTIAN GRATIFIKASI Menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001, Penjelasan Pasal 12B ayat (1), Gratifikasi adalah : Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 8
Pengertian Gratifikasi
Pasal 12 B – UU No.31/1999 jo UU No.20/2001
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut : – Nilai Rp. 10.000.000 atau lebih pembuktian bahwa suap dilakukan oleh penerima – Nilai kurang Rp. 10.000.000, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan suap dilakukan oleh penuntut umum TIDAK berlaku bila lapor ke KPK dalam waktu 30 hari kerja
9
KETENTUAN TERKAIT GRATIFIKASI PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS: •
Pasal 4 Setiap PNS dilarang: menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya.
•
Pasal 13 Hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap Larangan: menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 angka 8.
10
Mengapa Pengendalian Gratifikasi Menjadi PRIORITAS Kementerian Kesehatan 11
12
13
HASIL ASSESSMENT PERSEPSI BUDAYA ANTI KORUPSI PEGAWAI DI 10 SATKER TERPILIH (2013) 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
77%
80%
84%
94%
85%
83% 64%
68%
Kebutuhan hidup & Persepsi Gratifikasi Skor Nilai Terendah Rata-rata Pegawai beranggapan bahwa pendapatan belum cukup untuk kebutuhan hidup dan GRATIFIKASI adalah hal wajar 14
(Kepmenkes No.232 Tahun 2013 tentang Strakom PBAK) 15
16
17
PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENKES
1. Terbentuknya Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) di lingkungan Kemenkes berdasarkan Keputusan Inspektorat Jenderal Kemenkes Nomor 01.T.P.S.17.04.215.10.3445 tertanggal 30 Juli 2010.
18
2. PENANDATANGANAN KOMITMEN IMPLEMENTASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK di Lingkungan Kementerian Kesehatan oleh Menteri Kesehatan RI bersama seluruh pejabat Esselon I pada tanggal 16 Desember 2010
19
3. Tahun 2011
Penandatanganan Tata Kelola Pemerintahan yang baik Kadinkes Provinsi/ Kab/ Kota, Kepala Satker Daerah dan para Kepala Unit Pelaksana Teknis Vertikal Kemenkes 20
Salah Satu Isi Komitmen Implementasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik • “….. pimpinan serta seluruh pejabat struktural, pegawai fungsional, dan seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Berkomitmen untuk tidak meminta atau pun menerima hadiah atau gratifikasi dalam bentuk apapun, kapanpun, dimanapun dan dari siapapun baik secara langsung maupun tidak langsung atas nama pribadi atau lembaga dari seluruh stakeholders……”. 21
KOMITMEN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN PENCEGAHAN TIPIKOR DENGAN MITRA KERJA TANGGAL 2 APRIL 2014 22
11 Stakeholders yang telah menandatangani Komitmen Pengendalian Gratifikasi dan Pencegahan Tipikor: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Perhimpunan Seluruh RS Seluruh Indonesia (PERSI) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) PT. Indofarma PT. Biofarma PT. Kimia Farma Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 8. Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab) 9. Internasional Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) 10. PT.Phapros 11. PT. Rajawali Nusantara Indonesia 23
ISI KOMITMEN 1.
2. 3. 4. 5. 6.
T I D A K M E M B E R I / M E N E R I M A S U A P, G R AT I F I K A S I , U A N G P E L I C I N D A N ATA U FA S I L I TA S YA N G D I A N G G A P S U A P ; T I D A K M E M B I A R K A N A D A N YA P R A K T I K SUAP; MELAPORKAN SETIAP PENERIMAAN G R AT I F I K A S I YA N G D I A N G G A P S U A P ; MENJAGA LINGKUNGAN PENGENDALIAN G R AT I F I K A S I ; M E N D O R O N G U PAYA P E N C E G A H A N K O R U P S I DI LINGKUNGAN MASING-MASING; M E WA J I B K A N S E M U A A N G G G O TA A S O S I A S I U N T U K M E L A K U K A N PA K TA I N T E G R I TA S . 24
Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian Gratifikasi antara Kemenkes dengan Mitra disaksikan Pimpinan KPK Jakarta, 02/04/2014
MENKES MENERBITKAN PERATURAN TERKAIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN: 1.
2.
PERMENKES NO 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENKES KEPMENKES No. HK.02.02/MENKES/ 306/2014 TENTANG JUKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI 26
H A L - H A L YA N G D I AT U R D A L A M P E R M E N K E S N O . 1 4 TA H U N 2 0 1 4
1
4
KATEGORI GRATIFIKASI
2
UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI
3
MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI KETENTUAN LAINNYA 27
KATEGORI GRATIFIKASI
TIDAK DIANGGAP SUAP
TERKAIT KEDINASAN
DIANGGAP SUAP
TIDAK TERKAIT KEDINASAN
28
...Lanjutan Kategori Gratifikasi • Gratifikasi yang dianggap suap adalah gratifikasi yang diterima oleh Aparatur Kementerian Kesehatan yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima • Gratifikasi yang tidak dianggap suap adalah gratifikasi yang diterima oleh Aparatur Kementerian Kesehatan yang tidak berhubungan dengan jabatan dan tidak berlawanan dengan kewajiban dan tugas penerima 29
GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP
Meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada: 1. Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran produk; 2. Cash back yang diterima instansi digunakan untuk kepentingan pribadi ; 3. Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa, pelayanan publik atau proses lainnya; 4. Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian suatu produk. 30
PENJELASAN JENIS GRATIFIKASI YANG DIANGGAP SUAP MENURUT KEPMENKES NO. HK.02.02/MENKES/306/2014 JUKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI 31
MARKETING FEE Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ lainnya : 1. Sebelum jenis obat tertentu diresepkan atau alat direkomendasikan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. 2. Karena meresepkan obat atau mengusulkan/ menetapkan merk atau jenis alat tertentu untuk digunakan 3. Proses pemasukan jenis obat/ alkes ke dalam daftar obat/formularium 4. Karena penetapan jenis dan merk alkes sehubungan KSO
32
Cashback Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ bank/ hotel/lainnya terkait: 1. Pengelolaan gaji, pinjaman dan tabungan pegawai 2. Penginapan/ hotel/ biro travel terkait kontrak atau pelaksanaan pertemuan atau perjadin
33
Pengadaan Barang/Jasa Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari mitra kerja/ rekanan/lainnya terkait: 1. Pada saat sebelum/ sesudah proses pengadaan barang/ jasa 2. Pemeriksaan laboratorium, radiologi, pengiriman resep keluar rumah sakit, dll
34
Sponsorship Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ rekanan/lainnya terkait: 1. Menghadiri penelitian baik sebagai peserta/ narasumber 2. Keperluan pribadi/ dinas tanpa melalui institusi 3. Pembiayaan short course kesehatan di dalam/luar negeri kepada individu atau pribadi 35
Layanan Publik Penerimaan gratifikasi dalam bentuk apapun dari perusahaan/ rekanan/lainnya terkait, a.l : 1. Pasien didahulukan dalam pelayanan/ mendapatkan fasilitas ruang rawat inap 2. Penetapan kelas dan/ atau akreditasi rumah sakit 3. Pengujian laboratorium (pengaturan jadwal pemeriksaan sampel, pengaturan petugas sampling dll) 4. Pengaturan jadwal uji kalibrasi, permintaan tambahan layanan
36
GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP 1. Gratifikasi Tidak dianggap suap Terkait Kedinasan: Meliputi gratifikasi yang diperoleh namun tidak terbatas pada:
Cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan (rapat, seminar, workshop, konfrensi pelatihan dll)
Kompensasi diterima terkait kegiatan kedinasan seperti honor, transport akomodasi sesuai standar biaya yang berlaku di instansi pemberi sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda, nilai wajar, tidak terdapat konflik kepentingan dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima. Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan institusi, perayaan tertentu ysng dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel
Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan. 37
PENJELASAN JENIS GRATIFIKASI YANG TIDAK DIANGGAP SUAP TERKAIT KEDINASAN MENURUT KEPMENKES NO. HK.02.02/MENKES/306/2014 JUKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI 38
CINDERAMATA
Pemberian yang berbentuk barang sebagai penghargaan atas keikutsertaan dalam suatu kegiatan tertentu yang ditujukan kepada instansi atau wakil instansi yang berlaku umum, misalnya : 1. Seminar kit 2. Plakat 3. Cindera mata kunjungan 39
KOMPENSASI Pemberian kompensasi yang diterima terkait kedinasan, misalnya : 1. Honor sebagai pembicara/ kegiatan mengajar 2. Penerimaan honor yang tidak terdapat konflik kepentingan dalam rangka peresmian pembukaan sarana/ institusi baru 3. Penerimaan pembiayaan ganda pada komponen kegiatan pelatihan berupa transportasi, akomodasi dan uang saku yang dibiayai APBN, namun pada akhir kegiatan juga mendapatkan pembiayaan dari pihak lain 4. Kompensasi dalam rangka promosi produk yang diberikan melalui kepada satuan kerja untuk kepentingan pengembangan institusi
40
SPONSORSHIP Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan institusi, perayaan tertentu yang dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel : 1. Dalam rangka perayaan/ hari besar institusi (Doorprize, event, olahraga dsb) oleh sponsor, produsen, distributor obat/ alkes 2. Penerimaan dari Bank pengelola dana APBN yang diberikan melalui Kepala Satuan Kerja dalam rangka pengembangan institusi 3. Penerimaan dari sponsor untuk penelitian kepentingan pengembangan formularium, pengembangan alkes dsb.
41
…….LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP
2. Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan : a. Diberikan orang lain yang memiliki hubungan keluarga (kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/isteri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dg penerima gratifikasi. b. Diberikan orang lain dalam acara pernikahan, keagamaan, adat yang tidak ada konflik kepentingan yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap.
c. Pemberian instansi berasal dari sumbangan bersama kepada Aparatur Kemenkes selain upacara sebagaimana dimaksud pada huruf b yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap; d. Pemberian dari atasan kepada bawahan sepanjang tdk menggunakan anggaran negara;
42
…….LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP
e. f. g.
h. i. j.
k.
Pemberian dari sesama aparatur terkait acara perayaan menyangkut kedudukan/jabatannya seperti pisah sambut, promosi jabatan, pensiun yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap;
Pemberian dari sesama aparatur terkait musibah/bencana yang dialami penerima gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan;
Hadiah, hasil undian, diskon/rabat, voucher, point reward atau souvenir yang berlaku umum; Hidangan, sajian yang berlaku umum;
Prestasi akademis/non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan/kompetisi.
Keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, saham pribadi yang berlaku umum;
Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg mendapat ijin tertulis atasan langsung/pihak lain yang berwenang.
43
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) UPG adalah Unit pelaksana program pengendalian gratifikasi
44
….Lanjutan UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI
UPG Kemenkes : Analisa, pelaporan, monev ke KPK terkait Gratifikasi
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)
UPG Unit Utama : Penerima laporan dari aparatur Kemenkes, klarifikasi dan mengumpulkan berkas terkait gratifikasi
UPG Unit Pelaksana Teknis : Penerima laporan dari aparatur Kemenkes, klarifikasi dan mengumpulkan berkas terkait gratifikasi 45
MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI
Aparatur Kemenkes wajib lapor gratifikasi ke KPK Untuk mempermudah koordinasi, pelaporan gratifikasi di lingkungan Kemenkes dapat dilakukan melalui Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada UPG Kemenkes, harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau UPG UPT disertai bukti tanda terima dari UPG Kemenkes. Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada KPK, harus memberitahukan kepada UPG Kemenkes disertai bukti tanda terima dari KPK. Ketentuan pelaporan gratifikasi dikecualikan bagi gratifikasi yang ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau sedang dalam proses hukum 46
PELAPORAN GRATIFIKASI KPK
15 hari
30 hari
UPG Kemenkes
5 hari
5 hari
UPG Unit Utama
5 hari UPG Unit Pelaksana Teknis Aparatur Kemenkes
UPG KEMENKES MEMPEROLEH PENGHARGAAN UPG TERBAIK YANG TELAH MENERAPKAN PELAPORAN GRATIFIKASI SECARA ONLINE DARI KPK
48
PELAPORAN GRATIFIKASI ONLINE
• DAPAT DIAKSES PADA WEBSITE www.itjen.kemkes.go.id • DIGUNAKAN KHUSUS BAGI PEGAWAI/ APARATUR KEMENKES
49
SANKSI TIDAK MELAPORKAN PENERIMAAN GRATIFIKASI : Dapat diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,(satu milyar rupiah) 50
KETENTUAN LAIN Setiap pihak ketiga yang bekerja atau menjadi mitra Kementerian Kesehatan wajib menandatangani pakta integritas
51
Terima kasih website = www.itjen.kemkes.go.id email =
[email protected]
52