PROFIL KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2013
DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 ini dapat tersusun.
Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan DIY, maka Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.
Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta Tahun 2012 ini disusun berdasarkan data-data yang dihimpun dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, data dari Laporan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta (RL) serta dari beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyusunan Buku profil Kesehatan kali ini mengacu pada Pedoman profil terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.
Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih banyak kekurangan baik kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan waktu maupun penyajianya. Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil ini dimasa datang kami harapkan kritik dan saran dari pembaca.
Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan profil ini kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
HALAMAN 3 4
BAB I PENDAHULUAN
6
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. WILAYAH 2.2. GEOMORPOLOGI LINGKUNGAN HIDUP 2.3 KEPENDUDUKAN 11 2.4 EKONOMI & SUMBER DAYA ALAM 2.5 SOSIAL & BUDAYA 2.6 PEMERINTAHAN & POLITIK 2.7 PRASARANA WILAYAH 2.8 STRUKTUR & POLA TATA RUANG
8 8 9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1. MORTALITAS 3.1.1. UMUR HARAPAN HIDUP 3.1.2 ANGKA KELAHIRAN 3.1.3 ANGKA KEMATIAN IBU 3.1.4 ANGKA KEMATIAN BAYI 3.1.5 ANGKA KEMATIAN BALITA 3.2. MORBIDITAS 3.2.1 POLA PENYAKIT 3.2.1.1 POLA PENYAKIT MENULAR 3.2.1.2 POLA PENYAKIT TIDAK MENULAR 3.2.2 POLA PENYEBAB KEMATIAN 3.3. STATUS GIZI
26 26 26 27 28 29 31 32 32 34 43 46 47
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1. VISI & MISI 4.2. PELAYANAN KESEHATAN DASAR & RUJUKAN 4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 4.4. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK 4.5. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN 4.6. PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT
50 50 51 52 55 59 60
BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN 5.1. TENAGA KESEHATAN 5.1.1. TENAGA MEDIS 5.1.2. TENAGA KEPERAWATAN 5.1.3. TENAGA KEFARMASIAN 5.1.4. TENAGA KESMAS 5.1.5. TENAGA GIZI 5.1.6. TENAGA KETERAPIAN FISIK DAN KETEKNSIAN MEDIS 5.2. SARANA KESEHATAN 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VI KESIMPULAN
63 63 64 67 70 72 74 76 78 80 84
13 15 20 21 23
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Hasil Sensus Penduduk Tabel 2. Indeks Pembangunan manusia di DIY Tabel 3 Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tabel.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi DIY Tabel 5 Angka Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya di DIY Tahun 2011 Tabel 6 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesos Tabel 7 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas Tabel 8 Anggaran Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2011
BAB I PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gambaran situasi dan keadaan kesehatan masyarakat di DIY dan diterbitkan setiap tahun. Maksud dan tujuan diterbitkannya buku profil ini adalah untuk menampilkan berbagai data dan informasi kesehatan serta data pendukung lainnya yang didiskripsikan dengan analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu juga ingin disampaikan pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah DIY pada tahun 2012. Profil ini disusun secara sistematis dengan mengikuti pedoman penyusunan profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Sistematika penyajian Profil Kesehatan DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penyusunan profil dan sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum DIY, yang mencakup tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Pada bab ini juga mengulas faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan seperti kependudukan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lingkungan. Bab III : Situasi Derajad Kesehatan Bab ini menguraikan tentang visi dan misi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, pelayanan kesehatan dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Bab V – Situasi Sumber Daya Manusia Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, serta pembiayaan kesehatan.
Bab VI – Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan DIY di tahun 2012.
Lampiran
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1. WILAYAH Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara astronomis terletak pada 7°33’-8°12’ Lintang Selatan dan 110°00’-110°50’ Bujur Timur, dengan luas 3.185,80
km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia
(1.890.754 km2) (Sumber : RPJMD). Daerah
Istimewa
Yogyakarta bagian
selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat dan Barat Laut dibatasi Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas wilayah DIY meliputi : a. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten b. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo d. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang Secara administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438 kelurahan/desa, yaitu: a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, 14 kecamatan, 45 kelurahan); b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, 17 kecamatan dan 75 desa); c. Kabupaten Kulon Progo(luas 586,27 km2, 12 kecamatan dan 88 desa); d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, 18 kecamatan, 144 desa); e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, 17 kecamatan dan 86 desa).
2.2.. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup Menurut altitude, DIY terbagi menjadi daerah dengan ketinggian < 100 m, 100-500 m dan 500– 1.000 m (sebagian besar di Kabupaten Bantul), 1.000– 2000 m diatas permukaan laut terletak di Kabupaten Sleman. Secara fisiografi, DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan wilayah : (a) Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, mulai dari kerucut gunung hingga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Wilayah ini
memiliki luas kurang lebih 582,81 km2 dengan ketinggian 80 – 2.911 m. (b) Satuan Pegunungan Seribu Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang karst tandus dan kurang air permukaan, di bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang terbentuk menjadi Plato Wonosari. Wilayah pegunungngan ini memiliki luas kurang lebih 1.656,25 km2 dengan ketinggian 150-700 m. (c) Satuan Pegunungan di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi air tanah kecil. Luas wilayah ini mencapai kurang lebih 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 – 572 m (d) Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Wilayah ini memiliki luas 215,62 km2 dengan ketinggian 0 – 80 m. Kondisi
fisiografi
penduduk,
tersebut
ketersediaan
membawa sarana
pengaruh
prasarana,
terhadap
sosial,
persebaran
ekonomi,
serta
ketimpangan kemajuan pembangunan. Daerah-daerah yang relatif datar, (dataran faluvial meliputi Sleman, Kota, dan Bantul) adalah wilayah padat penduduk, memiliki intensitas sosial ekonomi tinggi, maju dan berkembang namun juga banyak terjadi pencemaran lingkungan. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki iklim tropis dengan curah hujan berkisar 0,00 mm – 13,00 mm per hari. Suhu udara rata-rata berkisar antara 21-350 C. Kelembaban udara berkisar antara 30 - 97 persen dan tekanan udara 1.005,3 mb – 1.017,2 mb dengan arah angin antara 180 derajat – 240 derajat dan kecepatan angin antara 0 knot sampai 29 knot Pada tahun 2010, curah hujan tertinggi tercatat 512,3 mm dengan hari hujan per bulan sebanyak 25 kali, jauh lebih tinggi dibanding Tahun 2009. Kecepatan angin maksimum mencapai 47 knot, jauh lebih tinggi dibanding tahun 2009 sebesar 43 knot. Wilayah DIY mempunyai potensi bencana alam, terutama berkaitan dengan bahaya geologi yang meliputi:
(a) Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara dan wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi; (b) Gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon Progo (bagian utara dan barat), lereng Pengunungan Selatan (Gunungkidul) dan bagian timur (Bantul); (c) Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul; (d) Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian selatan, khususnya kawasan karst; (e) Bahaya tsunami, berpotensi di pantai selatan Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul, khususnya pada elevasi kurang dari 30 m dpl; (f) Bahaya gempa bumi (tektonik, vulkanik) berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY. Gempa tektonik berpotensi di tumbukan lempeng dasar Samudra Indonesia di sebelah selatan DIY. (g) Bahaya angin puting beliung, berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY. Pada tanggal 26 Oktober 2010 dan hari hari berikutnya, gunung Merapi menglami euopsi sangat hebat yang telah menyebabkan kerugian harta kekayaan masyarakat setempat, termasuk ternak dan lahan pertaniannya akibat lahan panas yang meluluhlantakkan semua yang dilaluinya. Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan dan mengabaikan kelestarian fungsi lingkungan hidup menyebabkan daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam menipis. Kawasan hutan dengan luas 23,54% dari luas wilayah DIY kurang mencukupi sebagai standar lingkungan hidup. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan sumberdaya alam juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah sehingga tidak mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat karena
semakin
pesatnya
aktivitas
pembangunan
yang
kurang
memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Untuk itu, kebijakan pengelolaan lingkungan hidup secara tepat akan dapat mendorong perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan agar tidak terjadi krisis sumberdaya alam, khususnya krisis air, krisis pangan,
dan krisis energi. Laju kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan terus terjadi. Kerusakan sumberdaya alam dan penurunan mutu lingkungan secara drastis tersebut menyebabkan perubahan tatanan dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan munculnya ancaman global seperti perubahan iklim global, rusaknya keanekaragaman hayati, serta meningkatnya produksi gas rumah kaca.
2.3. Kependudukan Hasil Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah peduduk DIY mencapai 3.457.497 jiwa. Jumlah penduduk DIY tahun 2012estimasi dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 sesuai dengan Badan Pusat Satistik Istimewa Yogyakarta sebanyak 3.514.762 jiwa, sedangkan dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se DIY yang dimana data kependudukan diperoleh dari BPS tiap Kab/Kota, jumlah penduduk DIY sebesar 3.630.720.Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.735.514 jiwa sedangkan perempuan 1.777.557 jiwa.
Sumber : BPS Provinsi DIY Tahun 2011
Gambar 1. Priramida Penduduk Provinsi DIY Tahun 2011 (sumber: BPS)
Dalam periode 2000 – 2010, telah terjadi perubahan struktur dan komposisi pnduduk DIY. Hal ini terlihat dari Grafik Piramida Penduduk Tahun 2000 dan 2010. Pada tahun 2010 terjadi pengurusan pada usia 15 -24 tahun,
sebaliknya terjadi penggemukan pada kelompok usia diatasnya. Hal ini menunjukkan bahwaadanya peningkatan penduduk pada usia 25 tahun ke atas, yang mencakup angkatan kerja dan lanjut usia. Peningkatan angkatan kerja perlu diwaspadai terkait ketersediaan lapangan kerja yang terbatas diharapkan tidak terjadi surplus tenaga kerja yang dapat berdampak pada tingginya jumlah pengangguran. Sedangkan peningkatan penduduk usia lanjut menunjukkan semakin membaiknya kesehatan masyarakat. Pergeseran struktur penduduk menunjukkan adanya transisi demografi yang diantaranya dipengaruhi oleh perbaikan kesehatan masyarakat. Pergeseran juga merupakan indikasi tingginya umur harapan hidup penduduk. Usia harapan hidup (UHH) DIY merupakan yang tertinggi di Indonesia. UHH panjang merupakan representasi perbaikan dari banyak faktor, antara lain : kondisi ekonomi, pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, sosio-kultural masyarakat. UHH menjadi indikator keberhasilan pembangunan. Tabel 1
Sumber: Badan Pusat Statistik DIYTahun 2011{belum tersedia data terbaru)
Jumlah penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan perdesaan. Namun hal ini tidak mencerminkan distribusi nyata antara kabupaten dan kota di DIY. Dua wilayah kabupaten di DIY masih dicirikan oleh dominasi penduduk perdesaan (Kulonprogo, Gunungkidul) dengan kesenjangan ciri urbanisasi dengan 3 wilayah lain cukup besar.
Pertumbuhan penduduk hasil sensus tahun 2010 sebesar 1,02 persen relatif lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman memiliki angka pertumbuhan diatas angka provinsi, masing-masing sebesar 1,55% dan 1,92%. Rerata kepadatan penduduk DIY pada tahun 2009 sekitar 1.078,08 jiwa per km2. Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.085 jiwa per km2 dengan kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (11.958 jiwa/km2) terendah di Kabupaten Gunungkidul (455 jiwa/km2). DIY merupakan provinsi terpadat ketiga setelah DKI Jakarta (14.469 jiwa/km2) dan Jawa Barat (1.217 jiwa/km2).Permasalahan ketimpangan kepadatan tersebut diperkuat dengan ketimpangan potensi sumber daya dimana Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di DIY yang memiliki kesuburan lahan kurang dan keterbatasan suplai air. 2.4. Ekonomi (a) Investasi, Industri, dan Perdagangan Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun 2010 secara komulatif mencapai Rp1,88 trilliun (72,59% dari target) yang dilaksanakan oleh 118 perusahaan dan menyerap 22.941 tenaga kerja Indonesia dan 13 orang tenaga kerja asing. Investasi domestik terus mengalami peningkatan baik investasi domestik maupun asing demikian pula untuk bidang perdagangan. Investasi pemerintah banyak yang diarahkan pada pelayanan publik sebaliknya untuk sektor swasta. Investasi sektor industri mengalami pertumbuhan baik untuk industri kecil, menengah dan besar (0,65%) dengan dominasi industri kerajinan serta industri tekstil dan kulit. Industri kreatif di bidang pariwisata, mempunyai potensi berupa desa wisata (60) yang tersebar di 4 Kabupaten yang diminati oleh wisatawan dalam dan luar negeri. Selain itu terdapat industri kreatif di bidang kebudayaan yang meliputi 25 Production House, seni tari 341 kelompok, dan drama sebanyak 411 kelompok. Industri Pariwisata memiliki sumbangan paling besar terhadap PDRB melalui subsektor perdagangan, perhotelan, restoran, dan jasa-jasa lainnya. Jasa perhotelan adalah yang paling dominan. Ketersediaan aset
pariwisata yang memadai berupa wisata alam, wisata budaya, wisata pendidikan dan wisata minat khusus mudah dijangkau dan dilengkapi fasilitas hotel, penginapan, MCK umum, warung makan, restoran. Pada tahun 2010 tercatat rata rata pengeluaran per kapita penduduk DIY sebesar Rp.553.966,- sebulan, yang terdiri dari Rp.244.003,- untuk makanan dan Rp.309.963,- untuk konsumsi bukan makanan. Dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 19,13%. (b) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB meskipun pertumbuhannya relatif namun selama sepuluh tahun terakhir mencapai rerata 16,33% (terbesar ketiga setelah jasa dan perdagangan). Jumlah rumah tangga pertanian selama sepuluh tahun terakhir menurun 9,32% menjadi 47,17% dimana 80,29% diantaranya merupakan petani gurem. Komoditas tanaman pangan yang meningkat adalah padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas sayuran yang meningkat adalah kentang dan kacang merah, tomat dan buncis. Lahan sawah mengalami laju penurunan sebesar 0,27% per tahun, sedangkan lahan bukan sawah menyusut sebesar 1,62% per tahun. Luas
perkebunan
mengalami peningkatan sebesar 14,25%, terutama
pada kelapa, jambu mete dan tembakau. Produksi perkebunan juga mengalami peningkatan sebesar 3,78%, terutama komoditas kelapa, jambu mete, kakao dan tembakau. Produksi ikan konsumsi di DIY selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir meningkat rerata 9,9% pertahun. Produksi benih ikan dan udang selama sepuluh tahun terakhir meningkat 27,81%. Konsumsi ikan perkapita selama sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 5,71% pertahun. (c) Ketahanan Pangan Ketersediaan energi di DIY saat ini sebesar 3.085 kkal/kapita/hari (Nasional 2.500 kkal/kapita/hari). Keanekaragaman pangan menunjukkan skor 86,5% (standar 100%). Ketersediaan energi sebesar 2.200 kkal/kap/hari; ketersediaan protein 57 g/kap/hari; norma kecukupan gizi
berdasarkan
standar
PPH
>1.907,6/kkal/kap/hari,
konsumsi
energi
minimum 1500 kkal/kap/hari, dan konsumsi protein sebesar 62,4 g/kap/hari, dan kualitas konsumsi pangan mendekati skor PPH 85,7%. Angka konsumsi energi di DIY sudah melampaui standar, yaitu sebesar 1.835,93 kkal/kap/hari sedangkan angka konsumsi protein, masih belum memenuhi angka standar karena baru mencapai angka 51,04 g/kap/hari. Luas hutan mencapai 23,54% dari luas DIY (74.992,96 Ha) yang terdiri dari hutan negara dan hutan rakyat, hutan di DIY belum memenuhi fungsi ekologis ideal (minimal 30%). 2.5. Sosial dan Budaya (a) Sosial Penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung meningkat yang ditunjukkan oleh besarnya jumlah pengangguran dan kelompok marginal seperti anak terlantar/ jalanan, tuna susila, pengemis, gelandangan, korban bencana alam, korban tindak kekerasan dan lain sebagainya. Khusus
untuk
korban
bencana
mengalami
penurunan
signifikan
sehubungan dengan telah selesainya permasalahan paska gempa bumi. Fasilitas sosial yang dimiliki di DIY diantaranya adalah Panti Asuhan sebanyak 76 unit, Panti Wreda 6 unit dan Kelompok Bermain 12 unit serta Penitipan Anak 7 unit.Penyandang maalah sosial di DIY tercatat 131.437 penduduk yang dikategorikan memiliki masalah sosial. Komitmen pertama dalam MDG’s adalah penanggulangan kemiskinan dan kelaparan. Hal ini menyiratkan bahwa kemiskinan merupakan masalah yang mendesak untuk segera ditanggulangi. Penduduk miskin secara makro dihitung dengan pendekatan kebutuhan minimum seseorang untuk dapat hidup layak (basic needs approach). Kebutuhan minimum tersebut mencakup kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan. Dari pengukuran kebutuhan minimum komoditas makanan dan non makanan tersebut diperoleh batas yang disebut sebagai “garis kemiskinan”. Garis tersebut merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis
kemiskinan
non
makanan.
Orang orang
yang
mempunyai
pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatagorikan sebagai penduduk
miskin. Sebaliknya, dikategorikan sebagai penduduk tidak miskin. Indikator kemiskinan di DIY secara berturut turut sejak tahun 2006 sampai 2011 mengalami penurunan, tahun 2006 prosentase penduduk miskin di DIY sebesar 19,15%, tahun 2008 sebesar 18,02%, tahun 2009 sebesar 16,86%, tahun 2010 sebesar 16,83% sedangkan pada tahun 2011 data terakhir menunjukkan angka 16%.
Peta Kemiskinan di Provinsi DIY Sumber: : Bappeda Provinsi DIY Tahun 2011
Gambar 2. Peta kemiskinan Provinsi DIY
Menurut Badan Pusat Statistik DIY tahun 2011 tercatat garis kemiskinan di DIY senilai Rp.249.629,- per kapita sebulan, atau meningkat 11,31 persen dibanding tahun 2010. Peta kemiskinan di DIY seperti dalam gambar diatas masih ditemui kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo. Hal ini juga dapat dilihat dalam pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang meliputi pencapaian Angka Harapan hidup, Angka Melek Hurup, Angka rata rata lama sekolah dan pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Pada tabel dibawah ini yang menunjukkan bahwa meskipun DIY rangking 4 dalam capaian IPM namun ada Kabupaten yang masih pada peringkat 283 yaitu Kabupaten Gunung Kidul, data selengkapnya tentang IPM tahun 2011 sebagaiberikut :
Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY
(b) Pendidikan DIY mempunyai institusi pendidikan sebagai berikut, untuk jenjang TK hingga Sekolah Menengah Atas tercatat 5.178 unit dengan perincian di Kota Yogyakarta 533 unit, Sleman 1.297 unit, Gunung Kidul 1.409 dan Bantul 1.094 unit serta 845 unit di Kulon Progo. Jenjang perguruan tinggi pada tahun 2011 tercatat 10 perguruan tinggi negeri dan 112 swasta. Angka melek huruf merupakan salah satu indikator dalam mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka melek huruf di DIY yang sebesar 90,84 % termasuk pada peringkat ke 23 dalam IPM secara Nasional. Tetapi rata rata lama sekolah di DIY masih dirasa cukup tinggi yaitu sebesar 9,07 tahun yang emerupakan peringkat ke 3 setelah Riau dan DKI. Indikator mutu pendidikan di DIY dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi, yang terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang SD/MI DIY pada tahun 2010 sebesar 99,69 persen. APM tingkat SLTP pada tahun 2010 sebesar 94,02 persen, sedangkan untuk SLTA sebesar 73,06 persen (tahun sebelumnya 72,26 persen). Dibanding dengan tahun
sebelumnya angka-angka tersebut mengalami kenaikan walaupun relatif kecil. Anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan telah mencapai 63,24%. Angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 85,8 % sebagian besar berusia >45 tahun. Angka melek huruf pada penduduk pria dan wanita relatif sama yaitu sekitar 70,8%. Tingkat partisipasi pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dalam mengikuti pendidikan pra-sekolah sudah mencapai 70%. Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun sebesar 100%, APS penduduk usia 1315 tahun sebesar 100% dan APS penduduk usia 16-18 tahun sebesar 79,89 %. APS tersebut telah melampaui SPM sebesar 95%, 95% dan 60,00%. Produksi tenaga kesehatan oleh sarana pendidikan cukup tinggi namun daya serapnya masih rendah. Institusi pendidikan kesehatan di provinsi DIY
berkembang.
Sejak
tahun
2009
tercatat
jumlah
institusi
penyelenggara pendidikan mencapai 51 dengan perincian sebagai berikut : D3 keperawatan sebanyak 11, D3 Gizi 3, D3 Analis 2, D3 Lingkungan 2, D3 Kebidanan 7 dan D3 Farmasi 1. Sedangkan jenjang S1 adalah Fakultas Kedokteran 3, Fakultas Kedokteran Gigi 1, Farmasi 4, Kesehatan Masyarakat 4 Keperawatan 8 dan Gizi 1. Pola
manajemen
menyesuaikan
pendidikan
dengan
dan
pelatihan
tenaga
kesehatan
Pemerintah
Daerah,
namun
koordinasi
peningkatan kualitas tenaga dengan lembaga pendidikan masih kurang. Peran swasta cenderung kurang terkendali dalam arti kegunaan dan mutu belum sesuai kebutuhan dan kemampuan penyerapan yang diakibatkan terbatasnya
dana
dalam
rekruitmen
dan
pemeliharaan
tenaga,
profesionalisme, kompetensi dan etika SDM kesehatan, serta berkaitan dengan proses produksi (pendidikan, training). (c) Kebudayaan Nilai-nilai budaya tumbuh dan hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat DIY. Pada sisi lain muncul gelombang modernisme yang memunculkan gejala lunturnya budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai kesenian hidup dan berkembang. Seni pertunjukan, seperti seni tari dan teater dikelola oleh 2.924 kelompok yang tersebar di 78 kecamatan. Kesenian non pertunjukan, seperti seni rupa, seni kerajinan, cukup banyak dan tersebar, dikelola perorangan maupun kelompok dalam bentuk sanggar Budaya lokal Yogyakarta memberi tempat tinggi pada tradisi yang menekankan hirarkhi sosial kuat sehingga sulit menjalankan perubahan. (d) Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja Pemberdayaan
perempuan,
anak,
remaja
telah
menunjukkan
peningkatan. Partisipasi remaja/pemuda dalam pembangunan semakin membaik. Taraf kesejahteraan sosial masyarakat cukup memadai sejalan berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi, dan perlindungan sosial
bagi
masyarakat
rentan
termasuk
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), pecandu narkotik dan obat-obat terlarang. Permasalahan kesetaraan gender di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi masih belum optimal.Sejalan dengan itu upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan dengan peran serta penuh dari masyarakat juga menjadi tantangan dalam menjamin terlaksananya pemberian hak secara layak. (e) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi (IPTEK) Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor pertambangan dan penggalian di DIY hanya menyumbang sekitar 0,67% PDRB karena tidak adanya pertambangan migas atau non migas selain penggalian bahan galian golongan C. Hasil pengembangan Iptek tercermin melalui berbagai publikasi ilmiah yang mengindikasikan banyaknya kegiatan penelitian. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan iptek relatif masih rendah disebabkan antara lain belum efektifnya intermediasi, lemahnya sinergi kebijakan antara pengembang dan pemakai iptek, belum berkembangnya budaya iptek dan masih terbatasnya sumber daya iptek. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sangat pesat dengan indikator melek TI sebesar 20% dari jumlah penduduk dan terus
akan meningkat di masa yang akan datang. Pemanfaatan TI akan semakin berkembang baik untuk pihak swasta maupun pemerintah. Pengembangan TI akan banyak dilakukan oleh pendidikan baik oleh institusi pemerintah maupun swasta. (f) Tenaga Kerja dan Transmigrasi Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan kerja yang tersedia dapat terserap di pasar kerja. Pada tahun 2010 tercatat 5,69 persen angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja, atau yang biasa disebut sebagai pengangguran terbuka (TPT). Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tercatat jumlah pencarikerja pada tahun 2010 sebanyak 129.793 orang, turun sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya (135.207 orang). Mereka terdiri dari 53,8% laki-laki dan 46,13% perempuan. Dari jumlah tersebut 40,09% berpendidikan SLTA, 13,89% DI-IV, sebanyak 42,44% DIV-S1 serta 0,19% S1-S2. Sedangkan SLTP sebanyak 2,32% dan SD sebesar 0,34%. Persentase
lowongan
pekerjaan
yang
tersedia
sebesar
18,06%
sedangkan persentase penempatan sebesar 13,82% dari total pencari kerja yang ada di Provinsi DIY. Berdasarkan data tahun 2003 – 2008 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) DIY yang merupakan persentase antara jumlah penduduk angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 78,75%, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (open unemployement) atau TPT yang merupakan persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang ingin/sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja juga menunjukkan angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 5,90%. Struktur pencari kerja didominasi oleh kaum perempuan dan dasar pendidikan sebagian besar SLTA. Jumlah pengangguran terbuka pada penduduk dengan umur diatas 15 tahun sesuai tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut : pendidikan tertinggi dibawah SD 1.026 orang, SD 4.940, SLTP 10.708, SMTA
sebesar 42.038 orang dan tingkat Diploma sebesar 14.705 orang serta perguruan tinggi yang paling banyak yaitu sebesar 74.317 orang. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Realitas ini menunjukkan bahwa untuk sektor pertanian dan sektor jasa relatif memberikan kontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga kerja. Demikian juga peranan sektor pertanian cukup dominan dalam menciptakan lapangan kerja. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta kerajinan dapat dikembangkan sebagai penunjang keterserapan tenaga kerja. Sebagai upaya melakukan pemerataan penyebaran penduduk antar wilayah di Indonesia, pemerintah melakukan transmigrasi penduduk. Jumlah transmigrans di DIY tahun 2010 tercatat sebanyak 250 KK atau 824 jiwa. Jumlah KK transmigrans terbanyak berasal dari Kabupaten Kulon Progo serta daerah penempatan terbanyak adalah Provinsi Sulawesi Selatan. (g) Agama (1) Komposisi pemeluk agama di DIY tahun 2010 terdiri dari 92,03%
agama Islam, 4,94% agama Katholik, 2,7% agama Kristen, 0,17% agama Hindu dan 0,15% agama Budha. (2) Kerukunan
antar
umat
beragama
berkembang
dengan
baik,
ditunjukkan oleh tidak berkembangnya konflik agama antar pemeluk agama. (3) Jumlah jamaah haji DIY yang berangkat pada tahun 2010/1430 H
sebanyak 3.165 orang atau meningkat 2,86% dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan asal jamaah, sebagian besar berasal dari Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 38,8%, 27,90% dan 15,89%. 2.6. Pemerintahan dan Politik (a) Pemerintahan dan Politik
(1) Pemerintahan dan politik cukup stabil karena sebagian besar masih
memandang Kraton sebagai penguasa wilayah. Peran serta dan dialog birokrasi, organisasi sosial-politik, dan kemasyarakatan berjalan baik. (2) Tuntutan Good governance dilaksanakan dengan pembenahan dan
pengembangan
aspek
kapasitas
pemerintahan
dan
perubahan
paradigma penyelenggaraan pemerintahan. (3) Kondisi sosial politik cukup dinamis yang dipengaruhi hubungan
sinergis pihak-pihak terkait dan didorong oleh perubahan peran pemerintah dari pembina menjadi regulator, fasilitator dan pelayanan. (4) Perubahan mendasar terjadi dengan pengembalian asas kesatuan
daerah, pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota atau antar pemerintahan daerah. (5) Dalam konteks desentralisasi, pemerintah daerah telah menjalankan
otonomi seluas-luasnya. Tuntutan masyarakat terhadap
kuantititas
dan kualitas pelayanan publik akan terus semakin meningkat. (b) Hukum (1) Ditetapkannya UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, maka proses pembentukan hukum dan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan daerah, dapat diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang. (2) Penegakan hukum dan perundang-undangan masih perlu ditingkatkan.
Tindak kejahatan dan kriminalitas semakin tinggi dan bervariasi (3) Pada era pasar bebas dan globalisasi, telah dilakukan kerjasama dan
fasilitasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. 2.7. Prasarana Wilayah (a) Transportasi (1) Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 13% per tahun dan
kendaraan pribadi 28% per tahun yang didominasi oleh sepeda motor. Angkutan umum sebesar 20% dan kendaraan barang sebesar 15%. (2) Volume lalu-lintas melebihi kapasitas jalan, penyalahgunaan ruas jalan
dan
tingginya
penggunaan
kendaraan
pribadi
menyebabkan
kemacetan lalu-lintas, terutama di jaringan jalan pusat kota. Dampak peningkatan volume kendaraan dan perilaku pengendara juga terjadai pada tingkat risiko kecelakaan yang semakin tinggi. Intra cranial injury (kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian. Kecelakaan lalu lintas
di DIY mengalami
peningkatan cukup besar. (3) Telah dilakukan perubahan manajemen angkutan umum dengan
konsep buy the service sebagai upaya memperbaiki pelayanan serta jalur kereta api ganda yang menghubungkan Stasiun Solo BalapanStasiun Tugu Yogyakarta-Stasiun Kutoarjo. (4) Bandara internasional baru direncanakan telah beroperasi di wilayah
Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2019. Kegiatan operasional penerbangan akan meningkat sangat tinggi demikian pula dengan animo maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan. Keberadaan
bandara
akan
lebih
maju
lagi
dengan
adanya
pengembangan jalur angkutan terintegrasi antara darat, laut, dan udara. (b) Sumber Daya Air (1) Sumber daya air utama di DIY adalah Wilayah Sungai Progo-Opak-
Oyo yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Progo, Opak dan Serang. Sumberdaya air dimanfaatkan untuk irigasi, kebutuhan rumah tangga, industri, tenaga listrik dan penggelontoran kota. (2) Kebutuhan air untuk rumah tangga dipenuhi melalui sistem air pipa
PDAM,
sumur
penggelontoran
dan
hidran
dilakukan
umum.
Pemanfaatan
air
untuk
dalam sistem penggelontoran sanitasi
perkotaan dengan air permukaan. (3) Terjadi
penurunan
kuantitas
terganggunya fungsi hidrologi tanah/alih
fungsi
dan
kualitas
sebagai
air
sebagai
akibat
dampak penggunaan
lahan dan pengelolaan tanah yang tidak
dikendalikan di daerah tangkapan air. Selain itu juga terjadi pemakaian air yang tidak efisien, terutama untuk keperluan irigasi dan kolam ikan.
(c) Keciptakaryaan (1) Pembangunan
perumahan
permukiman
mengarah
ke
wilayah
Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Perkembangan perumahan dan permukiman meningkatkan konversi lahan pertanian menjadi perumahan dan bangunan. (2) Kebutuhan
air minum mengalami peningkatan sejalan dengan
peningkatan penduduk dan kegiatan masyarakat. (3) Saat ini masih banyak limbah cair industri yang dibuang langsung ke
sistem air limbah terpusat atau ke lingkungan sekitar tanpa ada pengolahan. Cakupan pelayanan air limbah terpusat baru mencapai 4% (di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta). Total cakupan pelayanan limbah dan sanitasi berkisar 51.8%. (4) Pelayanan
pengangkutan
sampah
masih
rendah.
Pelayanan
pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan akhir (TPA) baru mencapai sekitar 35% dari total produksi sampah. (5) Cakupan sistem drainase mencapai sekitar 53.42%. Sistem ini
mengandalkan keberadaan sungai-sungai yang melintas sebagai drainase induk yang cenderung meningkatkan terjadinya pencemaran air sungai. (6) Permasalahan pembangunan sampah dan drainase, antara lain
pencemaran
lingkungan dan jumlah sampah, terbatasnya lahan
tempat pembuangan akhir, tidak berfungsinya saluran drainase. 2.8. Struktur dan Pola Ruang (a) Wilayah di luar DIY yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan perkembangan pembangunan, antara lain: (a) Semarang – Solo – Cilacap; (b) Magelang-Klaten-Purworejo-SalatigaWonogiri-Sukoharjo;
(c)
Wilayah
terpadu
Joglosemar,
Pawonsari
Bakulrejo, Gelangmanten. (b) Implikasi wilayah eksternal dalam penataan ruang wilayah adalah: (1) Semakin meningkatnya kegiatan bersifat perkotaan dalam hal ini
aksesibilitas, kompatibilitas dan fleksibilitas;
(2) Stuktur tata ruang wilayah DIY secara internal dipengaruhi oleh kondisi
topografi dan geografis wilayah, yang meliputi kawasan tertentu nasional (lindung dan cagar budaya), kawasan cepat tumbuh, kawasan potensial untuk berkembang, kawasan yang kritis lingkungan Provinsi DIY. (c) Kawasan-kawasan di DIY yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
pola
pemanfaatan
ruang
dan
perkembangan
pembangunan di DIY, antara lain: (1) Kawasan Fungsional yang meliputi Hutan Lindung (Kabupaten Gunung
Kidul dan Kulon Progo), Hutan Konservasi (Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Cagar Alam/Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya); (2) Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS Progo, DAS Opak-Oyo dan DAS
Serang); (3) Kawasan tertentu nasional (Taman Nasional Gunungapi Merapi,
Kawasan Cagar Budaya: Keraton, candi-candi, Kawasan Rawan Bencana: jalur patahan Opak, wilayah Gunung Merapi, dan rawan tsunami, banjir dan air pasang di pesisir pantai Kulon Progo dan Bantul); (4) Kawasan yang cepat tumbuh (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yang
meliputi Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman, dan Bantul yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta); (5) Kawasan yang potensial untuk berkembang (Kabupaten Bantul:
Sewon, Kasihan, Banguntapan, Sedayu, Srandakan, Imogiri
dan
Piyungan; Kabupaten Sleman: Godean, Gamping, Pakem, Depok; Kabupaten Kulonprogo: Wates, Temon, Pengasih, Sentolo, dan Nanggulan; Kabupaten Gunungkidul: Wonosari, Bunder, Rongkop, Sadeng); (6) Kawasan
yang
kritis
lingkungan
(Kabupaten
Gunungkidul:
di
Purwosari, Panggang, Tepus, dan Rongkop; Kabupaten Bantul: di Worotelo, Wukirsari, Muntuk, Kabupaten Kokap).
Jatimulyo, Sendangsari, dan Dlingo;
Kulonprogo: Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan
(d) Karakteristik tata ruang internal DIY ditandai tingginya kebutuhan ruang untuk kegiatan budidaya namun dilain pihak menghadapi keterbatasan daya dukung maupun daya tampung lingkungan. Wilayah DIY seluas 318.580 Ha, dengan 47,188% (150.332 Ha) merupakan kawasan lindung (belum termasuk rawan gempa).
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Situasi Derajat Kesehatn di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator derajat kesehatan. Indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara nasional sebagai ukuran derajad kesehatan suatu wilayah meliputi : (1) Umur Harapan Hidup, (2) Angka Kematian Ibu, (3) Angka Kematian Bayi, (4) Angka Kematian Balita, dan (5) Status Gizi Balita / bayi. Dalam mencapai Indikator Derajat Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta telah mencapai target yang diharapkan, hal ini terbukti dengan diterimanya penghargaan untuk DIY pada tahun 2008 yaitu penghargaan Manggala Bhakti Husada Kartika dari Presiden yang merupakan sebuah penghargaan atas prestasi sebagai provinsi dengan derajad kesehatan terbaik di Indonesia. Situasi derajat kesehatan terkini di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : 3.1. MORTALITAS 3.1.1 Umur Harapan Hidup (UHH) Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Umur Harapan Hidup, seperti indikator derajat kesehatan lainnya, UHH diperoleh melalui survai yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) yang pelaksanaannya tidak tentu setiap tahunnya, sehingga angka tesebut tidak setiap tahun tersedia, tetapi dalam menggambarkan indikator tersebut maka dapat diperoleh melalui laporan rutin yang
diperoleh
melalui
fasilitas
kesehatan
dengan
mekanisme
tertentu
disampainan kepada Dinas Kesehatan, sehingga dapat diperoleh angka absolut atau indikator yang berbasis fasilitas (dilaporkan). Peningkatan umur harapan hidup di DIY merupakan yang terbaik di Indonesia bersama dengan DKI dan Bali, namun demikian bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara masih tetap lebih rendah (misal Singapura). Berikut gambaran perkembangan UHH sesuai hasil Sensus Penduduk dari tahun 1971 sampai dengan Sensus Penduduk Tahun 2010 di Provinsi DIY bersumber dari BPS.
Gambar 3 : Umur Harapan Hidup Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk
Jika dirunut sejak tahun 1971, telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama 30 tahun dari tahun tersebut yang baru mencapai 45,5 tahun. Gambaran perkembangan tersebut memperlihatkan telah terjadinya transisi demografi di DIY yang sebenarnya telah dimulai pada masa 90-an yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya usia lanjut. Umur Harapan Hidup meningkat menjadi sebesar 73,27 tahun untuk DIY sesuai hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2011 dari sumber data PBS DIY yang terakhir. Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multifaktor yang dalam hal ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian, perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat. Transisi demografi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah kelompok usia lanjut
ini
juga
membawa
konsekuensi
meningkatnya
penyakit-penyakit
degeneratif di DIY. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut dicirikan dengan adanya kebutuhan longterm care. Dengan demikian di DIY sudah saatnya untuk memulai pengembangan pelayanan jangka panjang tersebut. 3.1.2. Angka Kelahiran Beberapa metode perhitungan untuk menghitung angka kelahiran kasar di D.I.Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa pada tahun 1968 mengalami penurunan dari 35,2 menjadi
tahun 2009 sebesar 13,4. Berdasarkan parameter Hasil Proyeksi Penduduk SP2000 di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2000 – 2025 dari BPS 2006/2007, taksiran jumlah total anak yang dilahirkan oleh 1000 wanita bila para wanita tersebut secara terus manerus hamil pada saat mereka berada dalam tingkat fertilitas menurut usia pada saat sekarang atau rata-rata jumlah anak yang dapat dilahirkan seorang wanita selama masa hidupnya dari tahun 2000 – 2025 tidak mengalami peningkatan yaitu 1,4 . Dapat diinterpretasikan bawa jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu selama hidupnya adalah 1,4.
Sumber : BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011 Gambar 4. Perkiraan Angka Kelahiran Kasar Provinsi DIY
Jumlah kelahiran pada tahun 2011, jumlah kelahiran (hidup dan mati) adalah sebanyak 45.081 dengan jumlah kasus lahir mati sebanyak 242. Dengan demikian, jumlah lahir hidup pada tahun 2011 sebanyak 44.839. Pada tahun 2012 jumlah kelahiran sebesar46.104 dengan kasus lahir mati sebanyak 360 bayi. Jumlah kelahiran dan kematian yang dilaporkan meningkat dari tahun 2011. 3.1.3.Angka Kematian Ibu Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Secara Nasional angka kematian ibu di DIY juga tetap menempati salah satu yang terbaik.Meskipun demikian angka yang dicapai tersebut masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai wilayah di Asia Tenggara. Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka 104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun
2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu Dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan, namun terjadi fluktuasi dalam 3 – 5 tahun terakhir. Target MDG’s di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah 102/100rb kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang terlibat. Tabel 3. Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tahun 2010-2011
3.1.4.Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) di D.I. Yogyakarta dari
tahun 2010 sesuai hasil
sensus penduduk tahun 2010 yang telah dihitung oleh BPS Provinsi DIY adalah : laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. HasilSurvai Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di DIY mempunyai angka yang relatif lebih tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (taget
MDG’s sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Apabila melihat angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah kematian bayi merupakan hal yang serius yang harus diupayakan penurunannya agar target MDG’s dapat dicapai. Angka kematian bayi menurut SDKI 2012 seperti pada gambar berikut :
Gambar 5. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup
Hasil sensus penduduk sejak tahun 1971 sampai dengan sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikans angka kematian bayi dari 102 bayi per 1000 kelahiran hidup sampai 17 bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (sesuai hasil sensus penduduk). Sedangkan menurut proyeksi BPS dari hasil sensus penduduk tahun 2000 pada kurun waktu 20002005 (5 tahun) penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 3,9%. Sedangkan untuk periode tahun 2005 -2010 penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 2,5% dan periode 2010 - 2015 adalah 1,7%. Periode tahun 2020 - 2025 diperkirakan tidak terjadi penurunan karena tingkat kematian yang sudah sangat kecil (“hardrock”) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat sulit untuk dikendalikan diantaranya faktor genetik. Sebagaimana gambaran perkembangan angka kematian ibu, angka kematian bayi di DIY juga mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan sebelum tahun 1990. Laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa
pada tahun 2011 terjadi sebanyak 419 bayi meninggal dengan berbagai sebab. Angka kematian bayi tahun 2011 masih tetap / sama dengan tahun sebelumnya yaitu 17 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi tahun 2011 jauh lebih baik dibandingkan 20 tahun sebelumnya yang mencapai 62 / 1000 kelahiran hidup (tahun 1980). Dengan pola penurunan tersebut maka diprediksikan pada tahun 2013 angka kematian bayi di DIY diharapkan akan mencapai 16 / 1000 kelahiran hidup.Pola penurunan dan kenaikan angka kematian bayi sensitif terhadap berbagai faktor lain. Seperti yang terlihat pada periode tahun 1997 sampai dengan 1999 dimana terjadi krisis multidimensi yang berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan angka kematian bayi di DIY. Secara Nasional, target MDG’s untuk angka kematian bayi pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999 (dari 25/1000 kelahiran hidup menjadi 16/1000 kelahiran hidup). 3.1.5. Angka Kematian Balita Angka kematian balita memiliki kecenderungan penurunan yang cukup baik. Tahun 1971 tercatat tingkat kematian balita yang sangat tinggi yaitu mencapai 152 / 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut secara berangsur turun dan 20 tahun kemudian menjadi 54/1000 kelahiran hidup,tahun 2002 sudah mencapai 30 / 1000 kelahiran hidup dan data tahun 2010 telah mencapai angka 19/1000 kelahiran hidup.
Gambar6 : Angka Kematian Balita Propinsi DIY Tahun 1971 - 2010
(Sumber Sensus, SDKI, Supas, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY) Pola penurunan sedikit mengalami pola yang berbeda pada kisaran tahun 1997 sampai dengan 2002 yang kemungkinan disebabkan oleh adanya krisis multi dimensi di Indonesia. Laporan kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan jumlah kematian anak balita sebanyak 50 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 kematian anak balita dilaporkan sebanyak 50 kasus. Dengan pola penurunan sejak tahun 1971 tersebut maka diprediksikan di tahun 2013 angka kematian balita akan mencapai 16/1000. Secara Nasional target MDG’s untuk angka kematian balita pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999. Tetapi apabila dilihat dari hasil SDKI tahn 2012 di DIY angka kematian Balita mencapai 30 per 1.000 kelahiran hidup (terendah kedua secara Nasional, setelah Riau) dengan target MDG”s pada tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hal yang bebeda dapat dilihat pada hasil pelaporan bahwa jumlah kematian balita di DIY tahun 2012 sebesar 450 balita (sehingga angka kematian balita dilaporkan sebesar 9,8 per 1.000 kelahiran hidup). 3.2. MORBIDITAS 3.2.1. Pola penyakit Pola penyakit di DIY dapat dipantau melalui Sistem Survailans Terpadu Penyakit di Puskesmas selin dari hasil pemantauan kunjungan pasien di Puskesmas. Hasil pemantauan melalui STP di tingkat Puskesmas diamati setiap bulan berdasarkan laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disampaikan kepada Dinas Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan pengamatan secara terus
menerus
terhadap
penyakit yang berpotensi
menyebabkan terjadinya wabah. Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis, Asma, Pneumonia), dan diare. Sementara untuk Balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi.
Hasil pengolahan untuk laporan Survailans Terpadu Penyakit di tingkat Puskesmas adalah sebagai berikut :
Gambar 7 : Distribusi 10 besar penyakit pada Puskesmas di DIY Januari sampai dengan Desember 2012 Laporan STP Rumah Sakit rawat jalan juga dilakukan pengolahan dengan hasil yang tidak jauh berbeda dari laporan di tingkat Puskesmas yaitu pola penyakit masih didominasi oleh penyakit infeksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 8. Pola Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit (Sistem Survailans Terpadu) Tahun 2012
Berdasarkan laporan SIRS tahun 2012 dapat diketahui bahwa kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit juga masih didominasi oleh penyakit infeksi saluran pernafasan dan diikuti oleh demam.Pola penyakit rawat jalan di puskesmas maupun rumah sakit tidak jauh berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, dimana penyakit-penyakit infeksi masih merupakan sepuluh besar penyakit yang dominan di DIY. Infeksi saluran napas bagian atas akut Lainnya Demam yang sebabnya tidak diketahui
45000 40000
Dermatosis akibat kerja
35000
Faringitis akut
30000
Penyakit sistem napas lainnya
25000
Dispepsia
20000
Penyakit pulpa dan periapikal
15000
Penyakit telinga dan proseus mastoid
10000
Cedera YDT lainnya.YTT dan daerah badan mutipel Hipertensi esensial (primer)
5000 0
Gambar 9. Pola Penyakit rawat Jalan di RS th 2012 (Laporan SIRS 2012)
Penyakit-penyakit infeksi diantaranya diare masih mendominasi sepuluh besar penyakit pada rawat inap di Rumah Sakit tahun 2012.Menarik bahwa pada banyak kasus kunjungan, penyakit Hipertensi telah menjadi penyakit paling dominankedua bagi kelompok keluarga di DIY. Tidak seperti ISPA,
besaran
persentase penyakit hipertensi menurut kabupaten kota cukup bervariasi. 3.2.1.1. Pola Penyakit Menular Penyakit–penyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan malaria, masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging) mengingat kondisi perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya) masyarakat yang kurang mendukung. Kondisi tergambar dari masih belum tereliminasinya berbagai penyakit tersebut dan masih tingginya faktor risiko baik perilaku maupun lingkungn di masyarakat. Di sisi lain penyakit endemis seperti DBD sampai saat ini masih tetap menjadi ancaman.
a. DBD Tingkat kematian penyakit DBD (case fatality rate) pada tahun 2011 lebih rendah dari rata-rata nasional. Data program P2M tahun 2011 menunjukkan bahwa CFR (case fatality rate / angka kematian) DBD DIY sebesar0,5 (nasional <1) denganincident rate/angka insidensi tahun 2011 sebesar 28,8 /100.000 penduduk. Sedangkan untuk tahun 2012 menglami penurunan CFR yaitu sebesar 0,21. Tren CFR DBD di DIY dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar. 10. Peta kasus DBD Provinsi DIY Tahun 2012
Pada tahun 2011 angka insidensi mengalami penurunan menjadi 28,8 / 100.000 penduduk sementara untuk angka kematian / CFR mengalami penurunan menjadi 0,5 dari keseluruhan kasus. Meskipun mengalami penurunan namun kasus dan kematian akibat penyakit DBD masih masuk dalam kategori tinggi. Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 985 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5 kasus. Tahun 2012 dilaporkan sebanyak 971 kasus dengan CFR sebesar 0,21.
Gambar. 11Gambaran CFR DBD DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY Tahun 2013)
Meskipun angka kejadian DBD mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun tingginya prevalensi penyakit DBD tidak terlepas dari masih tingginya faktor risiko penularan di masyarakat seperti angka bebas jentik yang masih di bawah 95% yaitu pada tahun 2011 angka bebas jentik sebesar 86,62 rumah yang bebas dari jentik Aedes aegypti. Angka bebas jentik untuk tahun 2012 telah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 91,81% sehingga diharapkan penularan dapat dikurangi yang akan berdampak pada penurunan kasus DBD di DIY.
b. TBC Kualitas pengobatan TBC di DIY berdasarkan laporan program P2M, meskipun dari tahun ke tahun terus meningkat namun tetap masih rendah yaitu angka kesembuhan baru mencapai 84,07% (target 85%). Sedangkan untuk angka prevalensi TB pada tahun 2012 sebesar 76,88 meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 69,65. Tren prevalensi TB di DIY berfluktuatif setiap tahunnya antara 50 sampai 76, seperti pada gambar dibawah ini.
Grafik 12Prevalensi TB di DIY (sumber Seksi P2)
Permasalahan lain adalah penemuan penderita yang masih rendah dimana pada tahun 2009 baru mencapai 52,6% (target 70%). Angka tersebut masih belum beranjak membaik dengan capaian di tahun 2010 yang baru mencapai 53,3%. Sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 50,8 % dengan target yang tetap yaitu sebesar 70%. Kontribusi penemuan Suspek UPK TB di DIY pada tahun 2012 dengan jumlah 18.457 suspek adalah : Pukesmas sebanyak 10.305 (56%), Rumah Sakit sebanyak 4.466 (24%), dan BP4 sebanyak 3.686 (20%). Lokasi pengobatan TB baru untuk BTA positif (sebanyak 1.220 pasien) terbanyak di Puskesmas 55%, BP4 23% dan di Rumah Sakit sekitar 22%. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan di Puskesmas masih merupakan pilihan masyarakat untuk mencari pengobatan.
Grafik 13 Tren Jumlah Penderita TB di DIY
Penderita TBC yang tidak sembuh atau penderita yang tidak memperoleh pengobatan karena belum ditemukan, merupakan sumber penular yang mengancam pencapaian derajad kesehatan mengingat penyakit TBC disamping bisa menimbulkan kematian yang tinggi juga menjadi prekursor berbagai penyakit dengan fatal lain seperti HIV/AIDS, penyakit paru obstruksi, dan lain sebagainya. Sementara itu kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran pernafasan,
menjadi
penyebab
kematian
terbesar
dan
memiliki
kecenderungan peningkatan. Penyakit TBC memegang peran penting kasus kesakitan
dan
kematian
penyakit
saluran
pernafasan
tersebut
dan
bertanggungjawab terhadap kecenderungan peningkatannya mengingat sifat penularan dan perilaku masyarakat
c. Malaria Penyakit malaria telah menurun dengan sangat signifikan dalam lima tahun terakhir. Namun demikian masih ditemukan adanya kasus penularan indigenous malaria Kabupaten Kulonprogo. Total kasus (indigenous dan non indigenous) tahun 2012 terlaporkan sejumlah 241 kasus terbanyak berasal dari Kabupaten Kulonprogo.
Gambar 14. Peta Kasus Malaria DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY tahun 2013)
Angka API / AMI per 100 penduduk tahun 2011 di Provinsi DIY kurang dari 0.01. Hasil pengamatan program P2M memperlihatkan bahwa episentrum KLB malaria masih dijumpai di wilayah Kulonprogo. Sementara belum baiknya kondisi lingkungan dan peningkatan pemanasan global dikhawatirkan akan tetap memberikan peluang yang tinggi bagi perkembangan penyakit ini.Pada tahun 2011 dan 2012 tidak ada kematian akibat penyakit malaria di DIY. d. HIV/AIDS DIY saat ini telah menempati urutan ke 17 provinsi dengan penderita penyakit HIV/AIDS terbesar. Penularan telah berubah dengan dominasi dari jarum suntik pengguna narkoba. Penderita HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok usia 20-26 tahun. Laporan program P2M tahun 2012 menunjukkan bahwa penemuan kasus HIV/AIDS dicapai 1.940 kasus. Dari kasus yang ditemukan sejumlah 831 kasus diantaranya telah memasuki fase AIDS sedangkan sisanya masih dalam fase HIV positif (1.110 kasus). Proporsi kasus berdasarkan jenis kelamin adalah : untuk kasus HIV (562 kasus laki-laki dan 399 kasus perempuan) dan untuk kasus AIDS (579 laki-laki dan 246 perempuan).Sementara itu pada tahun 2011 terdapat 41 kematian akibat AIDS yang meliputi 19 penderita laki-laki dan 22 penderita perempuan. Kondisi kasus AIDS hingga Desember tahun 2012 adalah : 1.685 hidup, 205 meninggal dan tanpa diketahui sebesar 51 kasus.
Gambar 15. Distribusi ODHA berdasar Faktor Resiko
Proporsi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di DIY berdasarkan pada Faktor Resiko yang menyebabkan HIV/AIDS didominasi oleh perilaku Heteroseksual sebanyak 51%, Tidak diketahui sebanyak 25%, IDU’s 13% dan yang lainnya adalah Homoseksual, Biseksual, Perinatal dan Transfusi.
e. Filariasis dan Leptospirosis Kasus filariasis pada tahun 2011 ditemukan hanya ditemukan di Kabupaten Gunungkidul di DIY sebanyak 6 kasus yang meliputi laki-laki 1 kasus dan perempuan 5 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2008, kasus leptospirosis pada tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar 92 kasus dengan jumlah kematian 6 kasus. Kasus Leptospirosis tahun 2012 terlaporkan 63 kasus dengan kematian
2 kasus. Kasus menurun tajam dari tahun 2011
sebanyak 626 kasus dengan jumlah kematian sebesar 43 kasus.
f. Kusta Penderita penyakit kusta di DIY jumlahnya kecil. Berdasarkan laporan Kabupaten / kota Tahun 2011 jumlah penderita penyakit kusta yang berhasil diidentifikasi mencapai 44 orang (4 PB dan 40 MB). Angka yang dilaporkan tersebut hampir sama dibandingkan laporan tahun 2009 yang mencapai jumlah 45 orang dan tahun 2010 sejumlah 31 orang. Sedangkan angka penemuan kasus baru penyakit kusta (NCDR) sebesar 1 per 100.000 penduduk. Salah satu yang menjadi catatan penting dikaitkan dengan penderita kusta adalah tingkat pencapaian pengobatan yang berhasil mencapai 100% di tahun 2011. Kasus Kusta mengalami penurunan, tahun 2012 dilaporkan hanya 36 kasus kusta dengan perincian 23 kasus PB dan 13 kasus MB. g. Pneumonia Balita Pada tahun 2011 dilaporkan terdapat 1.739 kasus pneumonia pada balita yang ditangani dari perkiraan 34.575 kasus pneumonia. Laporan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dilaporkan sebanyak 1.813, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 2.936 kasus Pneumonia Balita, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
h. Diare Penderita diare di puskesmas di kabupaten / kota setiap tahun jumlahnya cukup tinggi. Namun demikian hal ini belum dapat menggambarkan prevalensi keseluruhan dari penyakit diare karena banyak dari kasus tersebut yang tidak terdata oleh sarana pelayanan kesehatan
(pengobatan sendiri atau
pengobatan di praktek swasta). Laporan profil kabupaten / kota menunjukkan bahwa selama kurun tahun 2011 jumlah penderita diare danmemeriksakan ke sarana pelayanan kesehatan mencapai64.857 dari perkiraan kasus sebanyak 150.362 penderita diare, sementara tahun 2012 mencapai 74.689 kasus dilaporkan menderita diare. g. Penyakit bisa dicegah dengan Imunisasi Program imunisasi telah dijalankan sejak lama di seluruh wilayah Indonesia dan telah mencapai hasil yang cukup baik.Provinsi DIY merupakan wilayah yang memiliki tingkat pencapaian kinerja dalam program imunisasi yang terbaik di Indonesia. Seluruh desa (100%) di tahun 2012 yang ada di DIY telah masuk dalam kategori desa UCI (Universal Coverage Immunization) yaitu suatu indikasi yang menggambarkan bahwa desa tersebut penduduknya telah menjalankan imunisasi. Hasil pencapaian program imunisasi juga terlihat dari berbagai kasus penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang relatif kecil dibandingkan dengan wilayah lain.
Gambar 18. Cakupan Imunisasi DIY Tahun 2012
Laporan kabupaten / kota memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 ditemukan kasus penyakit campak 379 kasus (terbanyak di Kota Yogyakarta). Sementara kasus polio dan tetanus neonatorum pada tahun 2012 tidak ditemukan sedangkanuntuk kasus Postusis ditemukan 23 kasus di Kota Yogyakarta. Cakupan program Immunisasi di DIY secara umum sudah mencapai target yang dietapkan, seluruhnya sudah diatas 95% (seperti pada Gambar diatas). h. New Emerging Disease Hasil laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa di 5 kabupaten/kota telah terdeteksi unggas (>1 jenis) positif Avian Influenza. Potensi penyakit Avian Influenza masih terbuka lebar dengan masih buruknya pemahaman dan perilaku masyarakat untuk melakukan pencegahan.Beberapa penyakit baru lain seperti Influanza H1N1, SARS dan lain sebagainya akan tetap mengancam dengan semakin tingginya tingkat mobilitas penduduk antar wilayah dan belum baiknya pola perilaku sehat masyarakat. 3.2.1.2. Penyakit Tidak Menular Datapada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus (DM). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas di DIY pada tahun 2012 penyakit Hipetensi (29.546 kasus) dan Diabetes Militus (7.434 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP Puskesmas. Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung meningkat. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Diabetes Mellitus, Kanker, Gangguan Jiwa. Sejak tahun 1997 data menunjukkan bahwa, pola kematian yang tercatat di rumah sakit – rumah sakit di DIY telah mulai menunjukkan pergeseran. Jenis penyakit penyebab kematian terbanyak dari semula penyakit-penyakit menular
menjadi kematian akibat penyakit yang masuk dalam kategori penyakit tidak menular. Perkembangan lebih lanjut semakin menunjukkan dominasi penyakit tersebut sebagai penyebab kematian di DIY. Pada beberapa tahun yang akan datang, jumlah penderita penyakit tidak menular akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia tua semakin bertambah. Keadaan ini mengakibatkan
bertambahnya kebutuhan akan
longterm care. Penyakit yang berhubungan dengan organ paru juga menjadi penyakit yang perlu diwaspadai di DIY. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit paru termasuk asma selalu masuk 10 penyebab langsung dan tidak langsung kesakitan dan kematian utama di Indonesia termasuk DIY. Hasil Riset kesehatan daerah (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa propinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak.
Kasus Hipertensi per Provinsi (Riskesdas 2007) 40.0
37.4 37.2 37.0 36.6
35.8 34.0 33.9 33.6
35.0
32.4 31.6
31.5 31.5 31.3 31.2 31.2
30.0
30.3 30.2 29.9 29.8 29.4
31,7% 29.3 29.1 29.0 28.8
28.4 28.1 27.6
26.3
25.1
25.0
24.1 22.0 20.1
20.0 15.0 10.0 5.0
Jawa Timur Bangka Belitung Jawa Tengah Sulawesi Tengah DI Yogyakarta Riau Sulawesi Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Selatan Gorontalo Kalimantan Timur Sumatera Barat Sulawesi Utara Kepulauan Riau NAD Jambi Kalimantan Barat Jawa Barat Maluku Bali Sulawesi Selatan DKI Jakarta Maluku Utara Nusa Tenggara Timur Banten Sumatera Utara Bengkulu Lampung Papua Papua Barat
0.0
Gambar 19. Kasus Hipertensi di Indonesia (Sumber : Riskesdas 2007)
Suhu udara yang panas dan meningkatnya asap kendaraan bermotor di Yogyakarta mengakibatkan beberapa parameter pencemaran udara sudah memasuki
taraf
waspada.
Hasil pantauan
kualitas
udara
oleh
Kantor
Penanggulangan Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta menunjukkan beberapa kadar zat berbahaya di udara melebihi batas baku mutu udara. Selain itu juga jumlah perokok di Yogyakarta pada hasil berbagai survey termasuk Susenas, telah mencapai lebih dari 30%.Hasil survey Dinas Kesehatan DIY tahun 2006
dan 2008 memperlihatkan bahwa antara 56% rumah tangga di DIY tidak bebas asap rokok. Sedngkan pada hasil Riskesdas tahun 2010 kasus hipertensi di Provinsi DIY mencapai 35,8 % diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai 31,7%. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, intra cranial injury (kecelakaan) telah menempati
urutan
kedua
terbanyak
sebagai
penyebab
kematian
dan
menunjukkan kecenderungan peningkatan. Kecelakaan lalu lintas di DIY mulai mengalami peningkatan yang cukup besar. Data dari Polda DIY menunjukkan jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut : kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman tertinggi yaitu sebanyak 1.548 kejadian, Bantul 1.420 kejadian, Yogyakarta 678 kejadian, Gunung Kidul sebanyak 453 kejadian dan Kulon Progo berjumlah 323 kejadian. Mencegah kematian dini akibat kecelakaan bagaimanapun tidak lagi hanya menjadi tugas Kepolisian tetapi menjadi tugas semua pihak seperti kesehatan. Meskipun sampai saat ini data mengenai tingkat risiko kematian yang ditimbulkan dari kecelakaan dari sektor kesehatan belum dimiliki, namun peran sistem rujukan dan penanganan pra rujukan diyakini akan memiliki peran besar menurunkan angka risiko kematian dini tersebut.
Beberapa upaya di bidang
kesehatan telah dilakukan untuk memperingan penderitaan dan mempercepat penanganan korban melalui Unit Reaksi Cepat di beberapa Kabupaten/Kota yang melibatkan instansi terkait seperti PMI, diantaranya adalah “Yes 118” di Kota Yogyakarta dan Kabupaten lain serta peningkatan kapasitas petugas medis melalui bernagai pelatihan kegawat daruratan. 3.2.2. Pola Kematian Akibat Penyakit Data penyebab kematian di masyarakat secara akurat belum dapat diperoleh, akan tetapi melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari Rumah Sakit di DIY melalui mekanisme SIRS dapat diperoleh gambaran pola penyebab kematian di Rumah Sakit, meskipun belum seluruh Rumah Sakit menyampaikan laporannya. Penyakit jantung dan stroke dalam sepuluh tahun terakhir selalu masuk dalam 10 penyakit penyebab kematian tertinggi. Analisis tiga tahun terakhir dari data di seluruh rumah sakit di DIY menunjukkan, penyakit-penyakit kardiovaskuler
seperti jantung, stroke, hipertensi atau dikenal sebagai penyakit CVD (cardiovasculer disease) menempati urutan paling tinggi penyebab kematian. Tahun 2009 menunjukkan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di DIY (hospital based). CVD tidak hanya menempati urutan tertinggi penyebab kematian tetapi jumlah kematiannya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat seiring
semakin
meningkatnya
jumlah
penderita
penyakit-penyakit
CVD
sebagaimana laporan RS di DIY.
Gambar 20. Penyebab kematian di RS akibat penyakit tahun 2011 (Sumber : Laporan SIRS Dinkes DIY Tahun 2011, data terbaru belum tersedia)
Kematian akibat cedera intracranial (kecelakaan) yang selama ini kurang mendapat perhatian ternyata telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai penyebab kematian bahkan menunjukkan kecenderungan peningkatan tajam dalam tiga tahun terakhir. Dalam enam tahun terakhir, peristiwa kecelakaan lalu lintas di provinsi DI Yogyakarta terbilang cukup tinggi. Data Kepolisian menunjukkan, kasus kecelakaan di DIY, meningkat tiga kali lipat dan setiap tahun sedikitnya 130 meninggal (12%) akibat kecelakaan lalu lintas di DIY. Laporan Kepolisian menunjukkan bahwa 88% kematian diakibatkan oleh cedera kepala. Faktor perilaku pengendara memang menjadi faktor dominan bagi tinggi rendahnya tingkat kematian akibat kecelakaan. Meskipun demikian disamping
faktor perilaku tersebut, dukungan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan pertolongan pertama / prarujukan, rujukan gawat darurat dan kualitas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan sedikit banyak juga bisa ikut berperan untuk menurunkan kematian akibat kecelakaan. Oleh karena itu perbaikan sistem pelayanan termasuk pertolongan prarujukan dan rujukan diharapkan akan mampu menurunkan tingkat kematian. Penyakit infeksi saluran nafas merupakan satu dari dua penyakit infeksi yang masuk sebagai penyebab kematian terbanyak di Yogyakarta. Dalam catatan medis jenis penyebab terbanyak adalah Bronchitis dan Pneumonia, namun dengan melihat kondisi prevalensi dan penemuan kasus TBC di DIY pada khususnya, maka sangat dimungkinkan bahwa penyakit TBC ikut pula menjadi salah satu kontributor kematian penyakit tersebut. Pola kematian akibat gagal jantung masuk pada urutan keempat sebagai penyebab kematian di DIY seperti hasil pengolahan dari Laporan Rumah Sakit, gejala tersebut dapat menunjukkan bahwa penyakit degeneratif menjadi ancaman yang harus diwaspadai, terutama dalam melaksanakan program promotif tehadap perilaku hidup sehat agar masyarakat dapat mengurangi faktor resiko untuk penyakit degeneratif. Beberapa upaya telah dilakukan dalam pemantauan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular, diantaranya dengan melaksanakan skrining di pelayanan dasar dan peningkatan penyuluhan dan cakupan PHBS di masyarakat.
3.3. STATUS GIZI Status Gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Gambaran keadaan gizi masyarakat DIY pada tahun 2012
adalah
masih
tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 8,45 %, walau sudah menurun dibanding tahun 2011 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi balita dengan status gizi buruk sebesar pada tahun 2012 sebesar 0,56% dan tahun 2011 sebesar 0,68% (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7%). Meskipun angka gizi kurang di DIY telah jauh melampaui target nasional (persentase gizi kurang sebesar 15% di tahun 2015) namun penderita gizi buruk
masih juga dijumpai di wilayah DIY. Tahun 2008 sampai 2012 terdapat penurunan prevalensi balita dengan status gizi buruk, namun demikian perlu dilihat disparitas angka prevalensi gizi buruk di setiap wilayah Kabupaten/kota dan kecamatan. Prevalensi balita gizi buruk di 4 kabupaten sudah sesuai harapan yaitu <1%, sedangkan di Kota Yogyakarta masih 1,35%, sehingga meskipun sudah melampaui target secara nasional tetapi diharapkan seluruh Kabupaten/Kota di DIY sudah berada di bawah 1%.
Gambar 21. Situasi Status Gizi di DIY (Laporan Program Gizi)
Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi di kabupaten / kota tahun 2012, peta Balita BGM (Bawah Garis Merah) yaitu standar yang menggambarkan status gizi balita, memperlihatkan bahwa balita BGM/D di DIY belum mencapai target. Di kabupaten Bantul dan Gunungkidul masing masing 1,6% dan 2%, sedangkan 3 kab/kota yang lain <1,5%. Dari segi pelayanan, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan mencapai 100%, artinya seluruh balita yang mengalami gizi buruk (dengan indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.Sedangkan untuk situasi gizi ibu hamil, prevalensi Ibu hamil anemia masih pada kisaran 15 sampai 39% di 4 Kabupaten/Kota, kecuali di Kabupaten Sleman anamia bumil sudah dibawah 15 %. Cakupan amemia ibu hamil yang semakin rendah diharapkan akan meningkatkan angka status gizi baik, karena dari ibu yang sehat dan bebas anemia selama kehamilan maka akan melahirkan bayi yang sehat dan dapat
melaksanakan program ASI eksklusif selama 6 bulan serta merawat balita dengan gizi yang baik dan seimbang. Berikut adalah peta prevalensi ibu hamil yang anemia di wilyah DIY pada tahun 2012.
Gambar 22. Situasi Prevalensi Bumil Anemi di DIY (Laporan Program Gizi)
ooOOoo
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1.VISI & MISI Pelaksanaan upaya kesehatan di provinsi DIY tidak terlepas dari Visi dan Misi provinsi DIY dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. VISI DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY sebagai berikut :
“Dinas Kesehatan yang katalistik mendukung terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi, serta sebagai pusat pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan beretika” Dan misi sebagai berikut : 1. Mencegah meningkatnya risiko penyakit & masalah kesehatan 2. Menyediakan pelayanan kesehatan secara merata, bermutu baik pemerintah maupun swasta 3. Meningkatnya pembiayaan kesehatan yg cukup untuk peningkatan status kesehatan masyarakat 4. Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan serta penelitian kesehatan
Target dan pencapaian indikator pembangunan mengacu pada Visi indonesia Sehat 2010 dan standar pelayanan yang mengacu pada kepmenkes RI No. 281/menkes/SK/IX/2008 tentang standar Palayanan Minimal bidang Kesehatan yang dierbarui menjadi Kepmenkes 147 tahun 2003 dengan 18 indikator, Target MDG’s serta berdasarkan Rencana Strategik Dinas Kesehatan DIY.
4.2. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan di wilayah DIY meliputi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sarana pelayanan kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya serta Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Sarana pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya, berikut adalah peta sarana pelayanan kesehatan dasar di tiap Kabupaten/kota di DIY : Tabel 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di DIY Tahun 2012
Akses masyarakat Yogyakarta terhadap sarana pelayanan kesehatan telah cukup baik. Salah satunya diperlihatkan dari aksesibilitas jarak jangkauan. Hasil survey Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk DIY hanya berjarak 1-5 km terhadap puskesmas dan lebih dari 70% penduduk hanya berjarak 1-5 km terhadap rumah sakit dan dokter praktek swasta. Tidak ditemukan penduduk yang memiliki jarak tempuh lebih dari 10 km terhadap sarana pelayanan puskesmas, dokter praktek swasta dan bidan, yang menunjukkan mudahnya akses jarak jangkauan penduduk terhadap sarana pelayanan. Aksesibilitas jarak jangkauan terhadap sarana pelayanan kesehatan cukup merata antar kabupaten kota. Penduduk DIY di setiap Kabupaten / Kota pada umumnya berada pada kisaran 1-5 km terhadap Puskesmas. Pelayanan kesehatan rujukan diampu oleh Rumah Sakit, di DIY jumlah Rumah Sakit Umum dan Khusus adalah sebagai berikut :
Jumlah Rumah Sakit Umum
: 45 RS (RS Pemerintah 7, TNI/Polri 3 dan RS
Swasta sebanyak 35 RS). Jumlah Rumah Sakit Jiwa sebanyak 2 RS, Rumah Sakit Ibu & Anak sebanyak 8 RS dan jumlah Rumah Sakit Khusus lainnya sebanyak 10 RS. Sarana pendukung pelayanan kesehatan diantaranya adalah sarana kefarmasian pada tahun 2012 tercatat jumlah Apotik sebanyak 464 buah, jumlah toko obat 51 buah dan jumlah industri kecil obat tradisionil sebanyak 64 buah. Pelayanan kesehatan masyarakat terhadap masyarakat miskin di DIY juga mendapatkan prioritas, hal ini dapat dilihat dalam indikator cakupan pelayanan kesehatan masyatakat miskin tahun 2012 sebagai berikut : jmlah masyarakat miskin (hampi miskin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan sebesar 1.080.462 jiwa untuk pelayanan kesehatan dasar dan 163.753 jiwa untuk pelayanan kesehatan rujukan. Untuk pelayanan kesehatan rawat inap di Puskesmas sebanyak 7.015 jiwa sedangkan di rumah sakit sebanyak 24.857 jiwa. 4.3. Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu meningkatkan kesadaran gizi keluarga yang selanjutnya akan meningkatkan status gizi masyarakat. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak balita. Salah satu kegiatan berbasis masyarakat yang melaksanakan pemantauan pertumbuhan terhadap balita adalah posyandu. Karena itu, peran serta masyarakat dengan mengikutsertakan balitanya untuk ditimbang di posyandu memberikan andil yang sangat besar terhadap pencapaian indikator ini. Pada tahun 2012, di DIY tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan di Posyandu (D/S) rata rata sebesar 84% (meningkat dibanding tahun 2011 sekitar 70 – 79 %) di semua kab/kota. Dengan demikian terlihat bahwa masih ada masyarakat yang belum membawa anak balitanya untuk ditimbang di posyandu. Sedangkan dari segi pencapaian hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang naik berat badan saat ditimbang (N/D), terlihat bahwa capaian di Kota Yogyakarta masih < 50%, Kabupaten Kulonprogo 50 – 59% sedangkan Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Sleman 60 – 69%.
Capaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi mencapai 100% sedangkan untuk balita mencapai 99,13% (meningkat dibandingkan tahun lalu 98,10%). Distribusi vitamin A kepada bayi dan balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi bayi dan balita. Dari hasil tersebut terlihat telah mencapai tingkat cakupan yang cukup baik. Prevalensi Balita kurang energi protein (KEP) selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan, tahun 2012 menjadi 8,95 (turun dibanding tahun 2011 sebesar 10,28). Persentase balita KEP tertinggi di tahun 2012 di wilayah Kabupaten Kulon Progo sebesar 10,75% sedangkan yang terendah di Kabupaten Sleman 7,54%.
Gambar 23. Prevalensi Balita KEP di DIY (Laporan Program Gizi)
Distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil pantauan terhadap pelaksanaan distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil belum menunjukkan hasil yang optimal. Laporan Kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan distribusi kapsul Fe1 mengalami kenaikan dari 92,81% di tahun 2010 menjadi 95,72% di tahun 2012. Sedangkan Fe3 meningkat dari 86,57% di tahun 2010 menjadi 86,59% di tahun 2011dan tahun 2012 menjadi 89,55%. Diharapkan dengan meningkatnya cakupan pemberian Fe pada ibu hamil dapat mengurangi kasus anemia bumil.
Gambar 24. Persentase F3 Bumil di DIY (Laporan Program Gizi)
ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2008 cakupan ASI ekslusif di provinsi DIY baru mencapai 39,9%, menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03% pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali menunjukkan peningkatan menjadi 49,5%. Lebih rinci, cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Sleman sudah mencapai ≥ 60%, di Gunungkidul masih 20 - 39%, sedangkan di kabupaten/kota yang lain masih berkisar 40 - 39%. Capaian ASI eksklusif tahun 2012 menunjukan kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar 48%.
Gambar 25. Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi DIY (Laporan Program Gizi)
Upaya yang telah dilakukan di DIY dalam meningkatkan perbaikan gizi masyarakat mencakup pendidikan gizi bagi masyarakat berupa penyuluhan gizi
di Posyandu, pengembangan media KIE serta konseling menyusui dan MP-ASI, peningkatan
surveilans
gizi
berupa
pemantauan
pertumbuhan
balita,
pemantauan dan penanganan kasus gizi buruk, pemantauan konsumsi garam beryodium, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian Vitamin A dosis tinggi dan tablet Fe+asam folat), pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan gizi kurang, serta pemberian
makanan tambahan bagi ibu hamil yang
mengalami kekurangan energi kronis. Upaya yang lain adalah peningkatan kapasitas petugas kesehatan berupa pelatihan tatalaksana gizi buruk, pelatihan penggunaan standar pertumbuhan balita, pelatihan konselor ASI bagi petugas kesehatan dan pelatihan motivator ASI, serta pemberdayaan masyarakat. 4.4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Kualitas pelayanan kesehatan di DIY terutamanya untuk pelayanan kesehatan ibu dan
anak
telah
cukup
baik,
salah
satunya
proporsipersalinanyangditangani oleh tenagakesehatan.
tergambar
dari
Cakupan persalinan
yang ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2011 di DIY berdasarkan laporan kabupaten/kota telah mencapai 99,73%, Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 97,69%. Tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 99,85%. Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu adalah dengan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC: antenatal care) oleh tenaga kesehatan. Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal (K1) yang merupakan indikator akses, dan cakupan ibuhamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. Capaian K1 dan K4 di Provinsi DIY pada tahun 2011 masing-masing sebesar 99,98 % dan 89,31% sedangkan tahun 2012 mecapai 100% dan 93,31%. Dengan cakupan K1 dan K4 yang sudah cukup tinggi tersebut, upaya peningkatan pelayanan kesehatan utamanya untuk ibu hamil di DIY pada masa yang akan datang adalah meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu pelayanan antenatal yang lengkap dan sesuai standar. Diharapkan dengan kualitas ANC yang baik akan
dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan yang terjadi pada masa kehamilan, dan mencegah kejadian komplikasi. Meskipun demikian dari hasil capaian tersebut, terlihat masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 yang cukup jauh. Cakupan penanganan ibu hamil yang mengalami komplikasi (PKO) pada tahun 2011 di Provinsi DIY, berdasar data yang diperoleh dari kabupaten/kota yaitu sebesar 70,44% dan meningkat menjadi sebesar 78,75% pada tahun 2012. Namun, cakupan tersebut tidak bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya di masyarakat karena denominator yang digunakan adalah perkiraan jumlah bumil risiko tinggi, yaitu 20% dari jumlah bumil. Dari hasil diskusi dan pertemuan yang dilakukan dengan kab/kota, disimpulkan bahwa semua kasus komplikasi yang terjadi pada ibu hamil sudah ditangani. Kunjungan nifas menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu, mulai 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Pada tahun 2011, ibunifas yang telah memperoleh pelayanan minimal tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KF3) mencapai 88,96%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 86,18% dan mencapai 92% pada tahun 2012. Dari hasil capaian tersebut, terlihat kesenjangan yang cukup jauh antara capaian persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) dengan kunjungan nifas lengkap (KF3). Dengan demikian terlihat bahwa masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa nifas, walaupun sudah melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan. Diharapkan, kesenjangan antara K1 dan K4 dapat diturunkan dan capaian K4 dan KF3 dapat lebih meningkat di masa yang akan datang sehingga dapat memberikan andil dalam penurunan AKI. Gambaran K1, K4, persalinan nakes dan KF3 dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 26. Cakupan Program Kesga Provinsi DIY (Laporan Program Kesga)
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatal (usia 0 – 28 hari), adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan neonatal sesuai standar pada 6 – 48 jam pertama setelah lahir (KN-1) serta pelayanan neonatal minimal tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KN-L). Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, cakupan KN-1 di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 98,99%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 96,7%. Sedangkan cakupan KN-L sebesar 88,26%, justru mengalami penurunan dibanding tahun 2010 sebesar 91,3%.Cakupan KN1 tahun 2012 sebesar 99,33% sedangkan Kunjungan neonatus lanjutan mencapai 88,28% (mengalami kenaikan yang sangat tipis dibanding tahun lalu).
Gambar 27. Cakupan Kunjungan Neonatal
Sementara untuk kasus kematian neonatal, di DIY pada tahun 2012 terjadi 400 kasus, tahun 2011 terjadi sebanyak 311 kasus, meningkat dibanding tahun 2010 sebanyak 241 kasus, dengan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena
BBLR dan asfiksia. Tabel 5. Jumlah Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya DIY Tahun 2011 No
Kabupate/Kota
Kematian Neonatal
1 Yogyakarta 2 Bantul 3 Kulonprogo 4 Gunungkidul 5 Sleman Provinsi DIY
34 88 54 94 41 311
BBLR 13 34 17 45 9 118
Asfiksia 14 20 23 33 18 108
Faktor Penyebab Sepsis Kelainan Kongenital 2 5 2 15 4 4 0 7 2 5 36 10
Lainlain 0 17 6 9 7 39
Kesehatan remaja masuk dalam ranah kesehatan anak.Program kesehatan remaja dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa SD/MI dan SMP/SMU. Program ini belum mampu menjangkau seluruh target sasaran. Pada tahun 2012, jumlah siswa kelas 1 yang diperiksa melalui penjaringan kesehatan sebesar 98,88% mengalami peningkatan dibanding tahun 2011 sebesar 98,53%. Dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak, perlu dilakukan upaya yang berkesinambungan pada setiap sikus kehidupan manusia (continuum of care), yang meliputi masa reproduksi, masa hamil, neonatal, bayi, balita, anak prasekolah, masa sekolah dan remaja. Intervensi kesehatan perlu dilakukan pada setiap tahapan kehidupan tersebut, dan hal tersebut tergambar pada peningkatan cakupan indikator kesehatan ibu dan anak, di antaranya K1, K4, Pn, KN-1, KN-L, penanganan komplikasi obstetri maupun neonatal, pelayanan kesehatan bayi dan balita, serta KB aktif, maupun pelayanan kesehatan terhadap anak usia sekolah dan remaja. Upaya yang lain adalah dengan meningkatkan kualitas SDM dengan mengadakan berbagai pelatihan untuk petugas kesehatan seperti pelatihan manajemen asfiksia, BBLR, dll, serta yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kualitas sarana pelayanan kesehatan (dalam hal ini puskesmas) dengan meningkatkan kemampuan puskesmas menjadi puskesmas yang mampu PONED, PKPR, PKRE, mampu tatalaksana KtPA, melaksanakan MTBS, SDIDTK, dan dapat memberikan pelayanan KB sesuai standar.
4.5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Pada tahun 2012 kondisi perumahan di wilayah DIY dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh kabupaten/kota menunjukkan bahwa dua Kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masih dibawah 59%, Kota Yogyakarta dan Bantul atara 59 sampai 68,99% dan di kabupaten Sleman sudah lebih dari 79%.
Gambar 28 Peta Cakupan Air Minum
Dari peta cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut Kabupaten/Kota di DIY masih rendah, cakupan kualitas air minum yang terendah ada di 3 Kabupaten, yang masih kurang dari 60%, yaitu di Kabupaten Sleman, Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan Kota Yogyakarta telah mencapai lebih dari 95%. Masih perlu upaya untuk peningkatan cakupan kualitas sir minum yang memenuhi syarat kesehatan, terutama di tiga kabupaten yang masih rendah dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor, peningkatan penyuluhan dan pemeriksaan kualitas air serta peningkatan upaya penyehatan lingkungan lainnya. Prosentase penduduk yang menggunakan jamban terendah di Kabupaten Gunung Kidul, masih dibawah 69%, sedangkan Kabupaten/Kota yang lain sudah mencapai lebih dari 70%.Sehingga perlu adanya upaya penyehatan lingkungan yang komprehensif dengan meningkatkan kualitas kemitraan dan koordinasi dengan lintas sektor serta promosi PHBS yang lebih intensif terutama di Kabupaten Gunung Kidul.
Prosentase tempat-tempat umum (TTU) yang telah memenuhi syarat kesehatan menurut pemantauan di masing-masing Kabupaten/Kota adalah cakupan antara 40 – 59,99% adalah di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo, cakupan 60 – 79,99% adalah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, sedangkan di Kabupaten Sleman telah mencapai lebih dari 80%. Masih rendahnya cakupan tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan akan berdampak pada peingkatan kasus-kasus penyakit menular serta kejadian luar biasa keracunan makanan, Hepatitis serta penurunan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya. Sehingga upaya program penyehatan lingkungan dirasakan masih harus bekerja keras.
Gambar 29. Peta Tempat tempat Umum memenuhi syarat kesehatan 4.6. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat DIY Pada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan merupakan modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status kesehatan dapat diraih, perlu
dilakukan
upaya
pencegahan
penyakit
dengan
mengurang
atau
menghilangkan faktor resiko penyakit, di antaranya pada tingkat pertama adalah melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang ada di berbagai tempat / tataran yaitu di tempat umum, di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di rumah tangga. PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam
gerakan
kesehatan
di
masyarakat.
Berdasarkan
evaluasi,
maka
pada
perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah tangga mulai ditingkatkan kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula masih menggunakan stratifikasi sehat I – IV, maka secara nasional sudah ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10 indikator yang sifatnya komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga tersebut adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan, penggunaan jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan tidak merokok di dalam rumah. DIY telah menerapkan indikator tersebut sebagai evaluasi pada tatanan PHBS rumah tangga mulai tahun 2010. Hasil pencapaian tahun 2011, dari 341.362 rumah tangga yang dipantau menunjukkan sebanyak 31,40% rumah tangga telah menerapkan PHBS. Dari capaian tersebut, yang memberikan kontribusi terendah dan masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya adalah tidak merokok di dalam rumah yang baru mencapai 46,67%, bayi diberi ASI eksklusif sebesar 77,70%, konsumsi buah dan sayur sebesar 83,35% dan aktifitas fisik sebesar 87,48%. Gambaran capaian Rumaha Tangga berPHBS di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar 33,07% hal ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun sebelumnya meskipun kenaikan yang terjadi tidak siknifikan. Cakupan PHBS tahun 2012 dapat dilihat pada gambar seperti berikut :
Gambar 30. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS di DIY Tahun 2012
Merokok merupakan salah satu perilaku yang menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi perokok di DIY sebesar 31,6%, dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam rumah. Hal tersebut terlihat pada grafik di bawah.
76.6
78.6
Indonesia
Maluku
84.1
85.3
Kalteng
76.1
Malut
75.7
NTB
Kaltim
68.1
Bali
DI Yogya
66.1
73.9
Jatim
Dalam Rumah: Provinsi(3)
Sumber: Riskesdas 2010 Gambar 31. Prosentase Merokok di dalam rumah menurut Provinsi
Persentase rumah tangga bebas asap rokok di DIY baru mencapai 44,6%, tertinggi di Kota Yogyakarta (52,1%) dan terendah di Gunungkidul (40,2%). Dari hasil tersebut, tidak mengherankan jika persentase perokok pasif cukup tinggi karena perokok biasa merokok di dalam rumah.Sedangkan jika dilihat dari statusnya, perokok rumah tangga didominasi suami / kepala rumah tangga. Untuk mendukung peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai upaya, diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi (posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan peran serta swasta, ormas, dan LSM. Pengembangan desa siaga yang dilakukan adalah meningkatkan desa siaga yang sudah terbentuk menjadi desa siaga aktif. Capaian desa siaga di DIY sudah mencapai 100 %, sedangkan desa siaga aktif mencapai 89,25%. Sedangkan capaian posyandu aktif di DIY pada tahun 2012 sebesar 75,52%. Jika dilihat dari srata perkembangannya, posyandu pratama sebesar 4%, posyandu madya sebesar 21%, posyandu purnama sebesar 47% dan posyandu mandiri sebesar 28%. Masih rendahnya cakupan posyandu mandiri perlu mendapatkan perhatian,
terutama untuk penggerakan peran serta masyarakat dan promosi kesehatan yang lebih intensif dengan memanfaatkan berbagai media promosi.
Gambar 32. Tingkatan Posyandu di DIY
Upaya pemanfaatan promosi kesehatan dengan berbagai media telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota, diantaranya pengembangan pesan dan media rumah tangga ber-PHBS melalui media cetak dan audio visual dengan spot TV, pembuatan dan pemasangan branding sticker pada mobil, pembuatan media cetak, obrolan Angkring, penggandaan VCD dan pemasangan Baliho PHBS. Sedangkan untuk penguatan peran serta organisasi/kelompok masyarakat dalam PHBS diantaranya dilaksanakan melalui Forum Komunikasi penguatan peran PKK, Forkom SBH, Orientasi di sekolah bagi guru pembina UKS dan pertemuan penguatan mitra kerja Promkes.
BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN
5.1. Tenaga Kesehatan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan bahwa
yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis Ketersediaan tenaga di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit pada umumnya sudah baik. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di seluruh D.I. Yogyakarta yang terdiri dari RSU Pemerintah dan Swasta, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan DIY tahun 2013 adalah sebagai berikut : Grafik 33. Distribusi Tenaga Kesehatan di
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
9094 Medis Keperawatan Kesehatan Masyarakat Kefarmasian
3213
Gizi
2373 980
1318 399
Jenis Tenaga Kesehatan Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
189
Keterapian Fisik Keteknisian Medis
5.1.1Tenaga Medis Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis meliputi Dokter dan Dokter gigi, termasuk didalamnya tenaga dokter spesialis Tenaga medis merupakan salah satu unsur pelaksana pelayanan kesehatan yang utama di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit, klinik, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Adapun jumlah tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 34. Distribusi Tenaga Medis di
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
600 508 500 400 300 200 100
398
370
Kota Yogyakarta
398
Bantul
272 133
Kulonprogo
94
131 87
128 45
164 138
155 77
10
30 33
Gunungkidul Sleman Daerah DIY
0 Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas Jumlah tenaga dokter umum yaitu sejumlah 1354 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter umum sebanyak 398 orang dan disusul dengan Kota Yogyakarta sebanyak 370 orang, sedangkan dokter umum paling sedikit terdapat di Dinas Kesehatan DIY dan UPT-nya dan Institusi Pendidikan Kesehatan ( yang selanjutnya disebut dengan Daerah DIY) sebanyak 81 orang. Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262 orang, terbanyak berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 508 orang, disusul dengan Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 398 orang, sedangkan dokter spesialis paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul hanya sebanyak 10 orang.
Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang terbanyak terdapat di Daerah DIY dengan jumlah dokter gigi sebanyak 164 orang dan diikuti oleh Kota Yogyakarta sejumlah 155 orang, sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Kulonprogo yaitu sejumlah 30 dan di Kabupaten Gunungkidul sejumlah 33 orang. Dari
gambaran
data
perkembangan
jumlah
tenaga
medis
di
Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa persebaran tenaga medis masih belum merata terlihat masih terpusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sementara di kabupaten yang lain tenaga medis masih jauh lebih kecil jumlahnya. Prosentase tenaga medis yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 35. Proporsi Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi di
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Wilayah Kerjanya Tahun 2012
Dokter Umum 6.43
Kota Yogyakarta Bantul
29.33
27.33
Kulonprogo Gunungkidul
6.94
20.09 9.82
Dokter Spesialis
Sleman Daerah DIY
Dokter Gigi
10.14
40.25
27.47
25.96
34.87 23.12 0.79
3.57
10.38
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
12.90 5.53
5.03
Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk dokter spesialisgigi sebagian besar di instansi pemerintah yaitu puskesmas, sedangkan untuk dokter spesialis sebagian besar bekerja di rumah sakit. Hal ini sudah sesuai dengan peruntukkannya, bahwa tenaga dokter spesialis utamanya bekerja pada pelayanan kesehatan rujukan. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini : Grafik 36. Distribusi Tenaga Medis Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 1200 982
1000 800 600 400
Puskemas Rumah Sakit
576
Fasyankes Lainnya 347
Institusi Diknakes
331
Dinkes dan UPT 200 62 38
171148 160 109
148126 4
9
2
0 Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas distribus itenaga dokter umum yang bekerja di masing – masing jenis sarana pelayanan kesehatan tersebar secara merata yaitu di rumah sakit sebanyak 576 orang, di puskesmas sebanyak 347 orang, serta sarana kesehatan lainnya sejumlah 331 orang yang tersebar di Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Klinik, praktik dokter berkelompok, maupun praktik mandiri dan fasyankes lainnya. Sedangkan sebagian kecil yaitu sejumlah 38 orang tenaga dokter umum bekerja di Dinas Kesehatan serta UPTnya serta sebanyak 62 orang bekerja di Institusi pendidikan tenaga kesehatan. Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262 orang, sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah, rumah sakit TNI/Polri, maupun rumah sakit swasta, tersebar di 63 rumah sakit yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang yang bekerja secara merata di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
5.1. 2 Tenaga Keperawatan Tenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga perawat dan bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan tenaga perawat gigi, namun dalam profil ini hanya perawat saja yang sudah dilakukan pendataan. Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan perundang – undangan. Adapun gambaran distribusi tenaga keperawatan sesuai dengan wilayah kerjanya di DIY pada tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut : Grafik 37. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Wilayah Kerja di DIY Tahun 2012 2364 2198
2500 2000
Kulonprogo Bantul
1500
Gunungkidul 1000 500
660 459
Sleman 532 347
427 235
309
Kota Yogyakarta
443 364 149
Daerah DIY
0 Perawat
Bidan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga perawat yaitu sejumlah 6560 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah perawat sebanyak 2364 orang dan disusul dengan tenaga perawat di Kota Yogyakarta sebanyak 2198 orang. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya rumah sakit sebagian besar berada di kedua wilayah tersebut. Sedangkan di kabupaten lainnya jumlah perawat yang ada hampir sama. Untuk tenaga bidan di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1927 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah bidan sebanyak
443 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 427 orang, sedangkan tenaga bidan paling sedikit berada di Daerah DIY sebanyak 149 orang yang bekerja di Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada di wilayah DIY. Dari gambaran data yang ada menunjukkan bahwa persebaran tenaga perawat masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing – masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga perawat, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Adapun untuk tenaga bidan sebarannya du masing – masing wilayah terdistribusi secara merata. Hal ini dikarenakan sebagian besar tenaga bidan bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah terutama puskesmas. Gambaran prosentase distribusi tenaga keperawatan yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan oleh grafik berikut ini : Grafik 38. Persentase Tenaga Keperawatan Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
Perawat
Bidan
5.29 7.00 10.06
7.73
12.20
Kulonprogo Bantul
8.11
33.51
Gunungkidul
Bantul
18.89
22.16
Sleman
36.04
Kota Yogyakarta
Kulonprogo
Gunungkidul Sleman
22.99
16.04
Daerah DIY
Kota Yogyakarta Daerah DIY
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk tenaga perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, sedangkan untuk tenaga bidan sebagian besar bekerja di puskesmas. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini :
Grafik 39. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 6000 4865
5000
Puskesmas
4000
Rumah Sakit 3000
Fasyankes Lainnya
2000 1000
Institusi Diknakes 838
487 287 87
899
624
Dinkes dan UPT 229 140 35
0 Perawat
Bidan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, yang jumlahnya mencapai 4865 orang atau mencapai 74,16 %, adapun sisanya tersebar di puskesmas, Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. adapun untuk tenaga bidan sejumlah 899 orang bekerja di puskesmas, di rumah sakit sejumlah 624 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun dari pendidikan yang dimiliki oleh tenaga perawat yang berpendidikan Sarjana Strata Satu keatas baru mencapai 11,28 %, sedangkan sisanya atau mencapai 88,72% masih berpendidikan Diploma III kebawah. Sedangkan untuk tenaga bidan yang berpendidikan minimal Diploma III Kebidanan baru mencapai 81,53 % dan masih terdapat 18,47% tenaga bidan yang berpendidikan Diploma Satu. Hal ini memerlukan peran serta pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tenaga keperawatan terutama untuk tenaga kebidanan yang masih belum sesuai dengan persyaratan minimal berpendidikan DIII.
5.1.3Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Adapun gambaran distribusi tenaga kefarmasian di masing –
masing wilayah di DIY dapat digambarkan oleh grafik berikut ini : Grafik 40. Grafik Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 500
464
454
450
408
400
359
Kulonprogo
350
Bantul
300 250 200
Gunungkidul
218
200
Sleman
150 100 50
Kota Yogyakarta 50
25
76 61 47
Daerah DIY 11
0 Apoteker
Tenaga Teknis Kefarmasian
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga apoteker yaitu sejumlah 1316 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah apoteker sebanyak 464 orang dan disusul dengan tenaga Apoteker di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 359 orang, sedangkan tenaga apoteker paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 25 orang. Untuk tenaga teknis kefarmasian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1057 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga teknis kefarmasian sebanyak 454 orang, kemudian Kota Yogyakarta sebanyak 408 orang, sedangkan tenaga teknis kefarmasian paling sedikit bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 orang. Dari gambaran data yang ada untuk tenaga apoteker persebarannya masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing – masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga apoteker, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit dan apotek di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Begitupun dengan tenaga teknis kefarmasian juga tidak merata sesuai dengan banyaknya sarana rumah sakit dan apotek yang ada di wilayah masing – masing. Gambaran prosentase
distribusi tenaga kefarmasian yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya dapat digambarkan oleh grafik berikut ini : Grafik 41. Persentase Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
Tenaga Teknis Kefarmasian
Apoteker
1.04
10.59 Kulonprogo
46.19
42.37
5.30
7.19 5.77 4.45
Bantul
38.60
98.31
Sleman
Bantul Gunungkidul
Gunungkidul
76.06
Kulonprogo
42.95
Sleman
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Daerah DIY
Daerah DIY
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Adapun sesuai dengan sarana kesehatan tempat tenaga kefarmasian bekerja ada ketimpangan terutama untuk di puskesmas, karena sebagian besar tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas masih merupakan tenaga teknis kefarmasian, padahal sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa setiap pelaanan di fasilitas pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan oleh seorang apoteker. Gambaran distribusi tenaga kefarmasian sesuai dengan sarana kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan sebagaimana grafik dibawah ini :
Grafik 42. Distribusi Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Tempat Kerjanya di DIY 1000
897
900 800 700
Puskesmas
600
Rumah Sakit 487
500 400 300 171
200 100
Fasyankes Lainnya 380
Dinkes dan UPT
207
164 23
18
Institusi Diknakes
5
21
0
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga apoteker sebagian besar bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu terutama di apotek yang jumlahnya mencapai 897 orang atau mencapai 68,16 %, adapun sisanya tersebar di puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan dan Institusi Diknakes. Adapun untuk tenaga teknis kefarmasian sejumlah 487 orang bekerja di rumah sakit, di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sejumlah 380 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan puskesmas dan Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
5.1.4Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan,
mikrobiolog
administrator kesehatan dan sanitarian.
kesehatan,
penyuluh
kesehatan,
Grafik berikut ini memperlihatkan
kepada kita gambaran distribusi tenaga kesehatan masyarakat
sesuai
dengan wilayah kerjanya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.
Gambar 43. Distribusi Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 450
422
400 350
Kulonprogo
300
Bantul
250
Gunungkidul
200
Sleman
150
Kota Yogyakarta 79 69
100 50
47 29 38
47
73
63 31
50
Daerah DIY 32
0 Kesehatan Masyarakat
Sanitarian
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga kesehatan masyarakat yaitu sejumlah 684 orang, terbanyak berada di DIY (Dinas Kesehatan dan UPT serta institusi pendidikan tenaga kesehatan) dengan jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 422 orang, sedangkan tenaga kesehatan di kabupaten/kota lainnya jumlahnya hampir sama, dengan tenaga kesehatan masyarakat paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 29 orang. Untuk tenaga sanitarian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 296 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga sanitarian sebanyak 73 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 63 orang, sedangkan tenaga sanitarian paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 45 orang. Dari gambaran data yang ada untuk tenaga kesehatan masyarakat sebarannya sudah merata, namun demikian hal itu didominasi oleh tenaga kesehatan masyarakat dengan status tenaga pemerintah. Adapun distribusi tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :
Gambar 44. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 400
365
350 300 Puskesmas
250
Rumah Sakit
200 145
150 100
Institusi Diknakes
97
76
71
50
Fasyankes Lainnya
152
Dinkes dan UPT 21
6
3
Kesehatan Masyarakat
Sanitarian
44
0
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga kesehatan masyarakat sebagian besar bekerja pada institusi pendidikan tenaga kesehatan yang jumlahnya mencapai 365 orang, adapun pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit, hanya mencapai 6 orang. Adapun untuk tenaga sanitarian sejumlah 152 orang bekerja di puskesmas, sedangkan lainnya secara merata bekerja di sarana kesehatan lainnya, baik di Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun institusi diknakes dan fasiltas pelayanan kesehatan lainnya.
5.1.5Tenaga Gizi Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Tenaga gizi yang bekerja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 399 orang dengan yang berpendidiikan DIII dan DI sejumlah 282 orang dan yang berpendidikan DIV dan S1 sejumlah 117 orang. Adapun distribusinya dapat kita gambarkan pada grafik berikut ini :
Gambar 45. Distribusi Tenaga Gizi Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 160
142
140 120
Kulonprogo
100
Bantul
80
Gunungkidul
70
60
62
Sleman
48
43
Kota Yogyakarta
34
40
Daerah DIY
20 0 Gizi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga gizi yaitu sejumlah 399 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga gizi sebanyak 142 orang, di Kabupaten Bantul sebanyak 70 orang, dengan tenaga gizi paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 34 orang. Adapun distribusi tenaga gizi sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 46. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di DIY Tahun 2012 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
159
172 Puskesmas Rumah Sakit Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes 36
28
4 Gizi
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Dinkes dan UPT
Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga gizi sebagian besar bekerja pada rumah sakit yang jumlahnya mencapai 172 orang, disusul di puskesmas berjumlah 159 orang, adapun pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit.
5.1.6Tenaga Keterapian Fisik dan Tenaga Keteknisian Medis Sesuai
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
32
Tahun
1996
menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis. Namun demikian, profil kesehatan ini tidak menjelaskan seluruh data tentang tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis yang ada, namun hanya 3 jenis tenaga kesehatan dalam kelompok ini, yaitu tenaga fisioterapis, tenaga analis kesehatan dan tenaga teknis elektromedis & radiografer. Adapun gambaran jumlah tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis di DIY sesuai dengan wilayah kerjanya dapat kita gambarkan sebagai berikut : Gambar 47. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012 300
271 239
250
Kulonprogo
200
Bantul
150
Gunungkidul
100 50
83 88
65 57 9
23
2
13
14 17
3
Sleman
62 70 53 23
9
Kota Yogyakarta Daerah DIY
0 Fisioterapis
Teknik Elektromedik & Radiografer
Analis Kesehatan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah fisioterapis yaitu sejumlah 169 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga
fisioterapis sebanyak 65 orang dengan tenaga fisioterapis paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 orang. Adapun untuk tenaga teknik elektromedik dan radiografer dari sejumlah 214 orang yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta dengan jumlah 88 orang disusul di Kabupaten Sleman dengan jumlah 83 orang, adapun yang paling sedikit jumlah fisioterapis yang bekerja di wilayah Kabupaten Gunungkidul sebanyak 3 orang. Untuk tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sejumlah 718 orang dengan yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta yaitu sejumlah 271 orang, disusul Kabupaten Sleman dengan jumlah 239 orang serta di kabupaten/kota lainnya terdistribusi merata dengan tenaga analis kesehatan yang berjumlah paling sedikit bekerja di Daerah DIY sejumlah 23 orang. Apabila dikaitkan dengan tempat kerjanya, maka tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sebagian besar bekerja di sarana kesehatan utamanya di rumah sakit, sedangkan di tempat lain tidak terlalu banyak. Gambaran dari distribusi tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan sesuai dengan tempat kerjanya dapat digambarkan pada grafik berikut ini : Gambar 48. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis menurut Tempat Kerjanya di DIY Tahun 2012 400
362
350 300 Puskesmas
250 200
170
162 123
150
Rumah Sakit 148
Fasyankes Lainnya Institusi Diknakes
100 50
18
15 10 3
10
33
14 24
5 4
Dinkes dan UPT
0 Fisioterapis
Teknik Elektromedik & Radiografer
Analis Kesehatan
Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012 Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari seluruh tenaga fisioterapis yang ada sebagian besar bekerja di rumah sakit dengan jumlah 123
orang, disusul dengan yang bekerja di puskesmas sejumlah 18 orang dan disusul oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun untuk tenaga teknik elektromedi dan radiografer sejumlah 162 orang bekerja di rumah sakit dan sisanya tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Analis kesehatan yang paling banyak bekerja di rumah sakit dengan jumlah analis kesehatan sebanyak 362 orang, disusul yang bekerja di puskesmas sejumlah 170 orang. 5.2. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan di DIY relatif cukup banyak baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah (Puskesmas) telah menjangkau keseluruhan Kecamatan yang ada di Kabupaten / kota bahkan jika digabungkan dengan puskesmas pembantu sebagai jaringan pelayannya, telah mampu menjangkau seluruh desa yang ada. Jumlah puskesmas terbanyak adalah di Kabupaten Gunungkidul dengan 30 puskesmas disusul oleh Kabupaten Bantul dan Sleman masing-masing 27 dan 25 puskesmas. Sementara untuk Kota Yogyakarta memiliki 18 puskesmas. Dari sejumlah total 121 puskesmas tersebut, sebanyak 42 diantaranya telah dikembangkan menjadi puskesmas rawat inap. Seluruh Puskesmas telah dilengkapi dengan jaringan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan memiliki jaringan kemitraan dengan Desa Siaga di seluruh wilayah. Perkembangan pelayanan kesehatan dasar di sektor swasta juga berkembang dengan pesat dengan munculnya berbagai sarana pelayanan seperti dokter praktek swasta, bidan praktek swasta, poliklinik, praktek bersama dan lain sebagainya.
Tabe 6. Jumlah Rumah Sakit dan Jenis Sarana Lainnya Tahun 2012
Sarana pelayanan kesehatan rujukan di DIY juga relatif telah memadai dengan berbagai jenis pelayannya. Rumah sakit pemerintah tersedia di kelima kabupaten / kota. Secara kumulatif Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta adalah dua wilayah yang memiliki jumlah sarana pelayanan kesehatan rujukan terbanyak dibandingkan dengan tiga wilayah lain. Perkembangan pelayanan rujuakan di sektor swasta sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Sarana pelayanan rujukan khusus juga telah berkembang diantaranya untuk jenis pelayanan kesehatan mata, jiwa, dan paru. Sarana pelayanan kesehatan pendukung seperti laboratorium kesehatan juga berkembang baik dengan semakin besarnya peran swasta. Dalam 3 tahun terakhir telah tumbuh berbagai sarana pelayanan pendukung laboratorium dan apotik. Pemerintah DIY sendiri telah memiliki sarana Balai Laboratorium Kesehatan (UPT) dan instalasi farmasi. Unit Pelayanan Teknis juga berkembang baik di tingkat provinsi dan Kabupaten / Kota. UPT laboratorium tersedia di setiap wilayah. Sementara untuk UPT jaminan kesehatan baru berkembang di tingkat provinsi, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. UPT balai paru merupakan unit pelayanan pemeriksaan paru yang dimiliki oleh Pemerintah DIY yang menjadi pusat rujukan untuk pemeriksaan paru dan di masa mendatang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi rumah sakit khusus. UPT Bapelkes (balai pelatihan kesehatan) dikelola oleh Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan dukungan dalam pengembangan sumberdaya manusia kesehatan di Provinsi DIY.
Pelayanan pengobatan tradisional yang berbasis bukti juga telah mulai dikembangkan bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan kesehatan yang
ada
di
DIY
yang
melahirkan
gagasan
untuk
pengembangan
pembinaannya di tahun-tahun mendatang. 5.3. Pembiayaan Kesehatan
Program Pembiayaan Kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman di tingkat Pusat, diantaranya untuk Program Jaminan Kesehatan untuk masyarakat miskin. Selain program Jamkesmas, pembiayaan kesehatan masyarakat miskin juga dilaksanakan melalui program Askes, Jamsostek, Jamkesos dan Jamkesda. Program Jamkesmas di DIY per Desember 2012 telah diikuti oleh 942.129 jiwa, dengan perincian Kota Yogyakarta 68.456 jiwa, Bantul 222.987 jiwa, Kulon Progo 141.893 jiwa, Gunungkidul 340.635 jiwa dan Sleman 168.158 jiwa. Gambaran kepesertaan jaminan kesehatan di DIY secara keseluruhan sebagai berikut :
Gambar 50. Peserta Jaminan Kesehatan di DIY Tahun 2012
DIY mempunyai unit teknis sebagai pengelolaan Jaminan Kesehatan berupa unit pelayanan teknis dari Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas untuk pengelolaan program Jamkessos. Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di unit pelayanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang bekerjasama dengan Jamkessos adalah sebagai berikut :
Tabel 6 . Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkessos Tahun 2012
No
KAB./KOTA
PPK I PUSKESM AS DOKEL
PPK II DAN III BPS
BP4
RS. PEMERINTAH
RS. SWASTA
1
1.
Kota Yogyakarta
18
3
5
1
12
2.
Bantul
27
9
32
1
13
3.
Kulonprogo
21
2
36
1
5
4.
Gunungkidul
30
7
46
1
1
5.
Sleman
25
2
7
4
9
121
23
126
8
40
JUMLAH
1
Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012
Sesuai dengan pedoman pengelolaan jaminan kesehatan keluarga miskin DIY memlaksanakan program Jamkesmas, pada tahun 2011 pelayanan kesehatan bagi keluraga miskin di unit pelayanan kesehatan baik dokter
keluarga,
bidan swasta,
puskesmas
dan
rumah
sakit
yang
bekerjasama dengan Jamkesmas adalah sebagai berikut : Tabel 7. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas Tahun 2011
No
KAB./KOTA
1. 2. 3.
Kota Yogyakarta Bantul Kulonprogo
4. 5.
Gunungkidul Sleman JUMLAH
PPK 1
PPK II DAN III
PUSKE SMAS
BPS
BP4
18 27 21
13 34 54
1
30 25 121
45 63 209
1
RS.PEME RINTAH RS. SWASTA 1 1 1
13 7 2
1 4 8
1 9 32
Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012
Pembiayaan Program Kesehatan di DIY bersumber pada Anggaran Pendapatan & Belanja Negara dan Daerah (APBN/APBD), serta sebagian kecil dari Bantuan Luar Negeri (BLN). Besaran anggaran kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebagai berikut Rp.664.354.423.833,-
Gambar 49. Persentase Anggaran Kesehatan DIY Tahun 2012 Proporsi anggaran kesehatan di DIY terbesar adalah anggaran yang bersumber pada APBD dari 5 Kabupaten/Kota (44,6%), APBN sebesar 38,9% sedangkan untuk Dana Luar negri sangat kecil hanya 0,6%. Total anggaran kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.874.088.182.650,dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.240.604,- (rincian lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran). Anggaran APBD di Kabupaten/Kota untuk kesehatan secara keseluruhan sebesar Rp.543.001.581.419,- sedangkan prosentase anggaran APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota masih sekitar 8,86% (prosentase tertinggi di Kabupaten Bantul sebesar 13% dan terendah di Kabupaten Kulon Progo sebesar 5,1%).
BAB V KESIMPULAN Pembangunan Kesehatan di wilayah DIY telah berjalan sesuai dengan pedoman dan kewenangan yang telah ditetapkan melalui dasar hukum yang berlaku. Dinas Kesehatan DIY sebagai institusi yang ditunjuk dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai penggerak pembangunan kesehatan telah melaksanakan program-program pembangunan kesehatan sesuai dengan Rencana Strategik Dinas Kesehatan tahun 2009-2013. Capaian pembangunan kesehatan dapat dilihat melalui beberapa indikator Program Pelayanan Kesehatan, yaitu diantaranya sebagai berikut : A. Indikator keberhasilan dari aspek sumberdaya kesehatan : Total
anggaran
kesehatan
di
DIY
tahun
2012
sebesar
:
Rp.874.088.182.650,-, Anggaran kesehatan perkapita Rp.240.604,- dan rata-rata prosentase APBD kesehatan terhadap APBD Kab/Kota sebesar 8,86%. Jumlah Sarana Kesehatan Dasar di DIY : Puskesmas 121, Puskesmas dengan tempat tidur 42, Puskesmas Pembantu 318 dan Poskesdes 198 buah. Jumlah sarana kesehatan rujukan (Rumah Sakit) mengalami peningkatan dari 63 RS pada tahun 2011 menjadi 65 RS pada tahun 2012. Jumlah tenaga medis : Jumlah dokter umum sebanyak 1.375 orang, jumlah dokter spesialis 1.214 dan dokter gigi 611 orang. B. Hasil indikator pencapaian (cakupan program), diantaranya : Status gizi balita di DIY pada tahun 2012 telah mencapai 0,59%. Jumlah kematian ibu pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu sebesar 40 kasus dibanding pada tahun 2011 (56 kasus) dengan penyebab utama adalah perdarahan, eklamsi dan sepsis. Jumlah kematian bayi (0-12 hari) tahun 2012 sebesar 400 kasus. Jumlah kematian neonatus (0-28 hari) sebesar 281 kasus.
Cakupan K1 sebesar 100%, K4 sebesar 93,31% dan cakupan persalinan nakes 99,85%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita pada tahun 2012 adalah : cakupan yankes bayi sebesar 89,1% sedangkan yankes anak balita 82,59%. Gambaran penyakit TB Paru di DIY : prevalensi TB paru 76,88 per 100.000 penduduk, jumlah kasus TB tahun 2012 di DIY 2.858 kasus. Jumlah kasus HIV/AIDS di DIY sebanyak 1.941 kasus dengan perincian HIV 1.110 dan AIDS 831 kasus pada tahun 2012. Sepuluh besar penyakit yang didiagnosa pada pasien rawat jalan di Puskesmas sesuai laporan sistem survailans terpadu adalah : influensa, diare, hipertensi, DM, pneumonia, tiphus, diare berdarah, tersangka TB paru, campak dan TB BTA positif. Sedangkan di Rumah Sakit adalah : infeksi
saluran
nafas
atas, demam,
diare,
dispepsia,
hipertensi,
dermatosis, cedera, penyakit pulpa, faringitis dan gangguan mental. Prosentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2012 sebesar 75,79% sedangkan rumah sehat yang memenuhi syarat sebesar 69,05%.
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
INDIKATOR
L
P
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi SMP+
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17
DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
B.2 18 19 20 21 22 23
Angka Kesakitan AFP Rate (non polio) < 15 th Angka Insidens TB Paru Angka Prevalensi TB Paru Angka kematian akibat TB Paru Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Success Rate TB Paru
1,797,439
#DIV/0!
1,833,281
#DIV/0!
44.5
58.2
23,199 6.6 200 8.6 220 9.5
22,580 5.6 131 5.8 146 6.5 40 87.3
43 50 1 67.60 48.79
31 36 0 55.29 50.00
3,186 438 3,630,720 3.5 1140.3 48.9 98.0 #DIV/0!
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
%
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 4
48.6 %
Tabel 5
45,803 7.8 400 8.7 450 9.8
Bayi Bayi per 1.000 KH Balita per 1.000 KH Ibu per 100.000 KH
Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8
5.22 37.19 43.11 0.85 40.38 88.48
per 100.000 pend <15thn per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk per 100.000 penduduk % %
Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12
NO 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
INDIKATOR Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru HIV Jumlah Kasus Baru AIDS Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Jumlah Kematian karena AIDS Donor darah diskrining positif HIV Persentase Diare ditemukan dan ditangani Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis
B.3 Status Gizi 55 Bayi baru lahir ditimbang
L 4.8643552 48 77 18 7 0.33 49.11 0 13 1 0.00 53.85 0.13 0.00 93.33 0
P 3.756506 32 45 4 4 0.14 47.58 2 7 0 11.11 33.33 0.07 100.00 83.33 0
11 2
12 2
0
0
184
195
0 14 31.71 #DIV/0! 0.00 0.00 0
0 6 23.46 #DIV/0! 0.06 0.00 0
98
98
ANGKA/NILAI L+P 15.73613039 151 162 581 16 0.27 56.11 2 20 1 0.00 45.45 0.10 300.00 90.48 0 #DIV/0! 23 4 25 0 #DIV/0! 379 0 0 20 27.54 #DIV/0! 0.07 0.00 0
Satuan % Kasus Kasus Kasus Jiwa % % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % % per 10.000 Penduduk % % Kasus % Kasus Kasus % Kasus % Kasus % Kasus Kasus per 100.000 penduduk % per 1.000 penduduk % per 100.000 penduduk
98 %
No. Lampiran Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25
Tabel 26
NO 56 57 58 59 C. C.1 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
INDIKATOR Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Balita Gizi Baik Balita Gizi Kurang Balita Gizi Buruk UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti/Komplikasi ditangani Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) Balita ditimbang Balita berat badan naik Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
L 3.37 87.96 8.49 0.56
60.58 86.55 98.49
P 4.20 88.26 8.04 0.49
100 93.31 99.85 92.00 54.77 89.55 78.75 55.45 83.68 99.18 93.71
86.40 0.80 68.86
87.72 81.71 78.25
37.22 39.77 156.43 77.86 63 1 23.94
37.76 37.59 160.61 79.24 62 1 26.17
ANGKA/NILAI L+P 4.48 88.05 8.45 0.56
71.96 112.06 99.13 9.05 78.66 99.39 92.59 89.10 100.00 96.85 11.08 47.95 48.66 82.55 84.79 56 1 47.19
Satuan
No. Lampiran
% % % %
Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 27
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 32 Tabel 35 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 39 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45
NO
INDIKATOR
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup Askeskin/Jamkesmas 99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS
L 99.38
P 99.15
ANGKA/NILAI L+P 98.80 %
50.90
46.10
48.53 %
37.72
51.25
1.39
1.66
36.36 24.52 100.00 1.55 48.74 94.83 49.26 72.39
Satuan
% % % sekolah sekolah % %
No. Lampiran Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 53 Tabel 53
50.58 58.86
45.98 61.20
58.86
61.20
72.39 %
Tabel 53
18.25
19.67
67.78 %
Tabel 55
100.00 43.68
100.00 90.12
96.61 % 102.55 %
Tabel 56 Tabel 56
53.70
74.55
11.48 %
-
-
0.67 %
8.19
11.46
1.68 %
77.46 3.50 0.85 1.33
131.87 4.84 0.62 1.04
Tabel 56 Tabel 57
183.94 24.03 3.15 1.67 4.21 0.30 6.89
% % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari
Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60
NO
INDIKATOR
L
P
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS C.4 111 112 113 114 115 116 117 118
Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya
D. D.1 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan Jumlah Apotek Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Jumlah Desa Siaga Desa Siaga Aktif Jumlah Poskesdes
D.2 132 133 134 135
Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter Umum
814.00 41.11 546.00 28.04
448.00 21.55 808.00 40.91
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
-
%
Tabel 61
69.05 91.81 79.92 88.90 89.22 87.19 75.79 77.04
% % % % % % % %
Tabel 62 Tabel 63 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68
50.00 35.00 13.00 32.00 495.00 100.00 82.00 5,691.00 81.57 2.21 438.00 89.73 161.00
% % Posyandu % per 100 balita Desa % Poskesdes
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73
1,262.00 31.23 1,354.00 34.54
Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk
Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74 Tabel 74
NO
INDIKATOR
136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
Jumlah Dokter Gigi Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kesmas Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Teknisi Medis Jumlah Fisioterapis
D.3 146 147 148
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L 166.00 356.00 1,740.00 481.00 111.00 243.00 164.00 343.00 61.00
P 431.00 1,571.00 48.25 4,820.00 1,892.00 288.00 441.00 132.00 602.00 108.00
ANGKA/NILAI L+P 597.00 Orang 1,927.00 Orang 6,560.00 2,373.00 399.00 684.00 296.00 945.00 169.00
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
#REF! Rp #REF! % #REF! Rp
Satuan
No. Lampiran Tabel 74 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 78
Tabel 79 Tabel 79 Tabel 79
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
LUAS WILAYAH (km 2)
1
2
3
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)
586.3 506.9 1,485.4 574.8 32.5 3,185.8
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - sumber lain…... (sebutkan)
JUMLAH DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH PENDUDUK
4
5
6
7
87 75 144 86 392
1 0
45 46
88 75 144 86 45 438
476,599 930,276 677,998 1,120,417 427,592 3,632,882
JUMLAH RUMAH TANGGA 8
142,560 268,175 194,153 305,543 129,439 1,039,870
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
10
3.34 3.47 3.49 3.67 3.30 3.49
812.92 1835.41 456.45 1949.23 13160.73 1,140
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
1
2
3
1 2 3 4 5
KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK 0-4
5-14
4
5
LAKI-LAKI 15-44 45-64 6
7
>=65 8
JUMLAH 9
0-4
5-14
10
11
PEREMPUAN 15-44 45-64 12
13
>=65 14
JUMLAH 15
RASIO BEBAN TANG GUNGAN
RASIO JENIS KELAMIN
16
17
476,599 930,276 677,998 1,120,417 425,430
16,010 38,090 22,763 43,745 14,192
32,718 70,235 55,818 78,517 32,828
110,752 223,878 124,796 231,064 102,649
52,119 95,416 83,478 134,600 48,772
23,139 36,430 40,529 72,909 11,992
234,738 464,049 327,384 560,835 210,433
14,916 35,835 22,900 35,813 13,509
31,090 66,733 48,708 78,341 29,089
109,866 220,041 134,405 226,631 103,212
55,082 96,884 92,144 140,455 51,458
30,907 46,734 52,457 78,341 17,729
241,861 466,227 350,614 559,582 214,997
45.38 46.22 55.93 52.91 38.99
97.05 99.53 93.37 100.22 97.88
3,630,720
134,800
270,116
793,140
414,385
184,999
1,797,439
122,973
253,962
794,154
436,023
226,168
1,833,281
48.94
98.04
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - sumber lain…... (sebutkan) Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar:
3,630,720
TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+ JUMLAH
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Sumber lain…... (sebutkan)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
3
4
5
135,055 135,896 137,502 146,481 143,242 142,229 146,752 142,332 139,417 123,375 106,295 88,352 60,849 78,575 31,218 40,326
128,730 126,020 129,145 137,348 137,111 144,688 146,342 143,154 143,430 128,669 117,743 85,226 72,861 96,799 39,734 57,940
263,785 261,916 266,647 283,829 280,353 286,917 293,094 285,486 282,847 252,044 224,038 173,578 133,710 175,374 70,952 98,266
1,797,896
1,834,940
3,632,836
TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KECAMATAN
1
2
LAKI-LAKI MELEK HURUF
JUMLAH 1 2 3 4 5
KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………… (sebutkan)
3
%
4
0
0
5
0
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF 6
7
0
19,835
96.72 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
19,835
#DIV/0!
0
8
0
LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF 9
10
11
27,371
86.45 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0
0 0 47,206 0 0
91.53 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
27,371
#DIV/0!
0
47,206
#DIV/0!
TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 LAKI-LAKI NO
KECAMATAN
1
2
1
KULON PROGO
2
BANTUL
3
GUNUNG KIDUL
4 5
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLA H 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
17
20
21
141,659
24
293,980
25
23,184
26
0
0
-
1,646
2,423
131,245
SLEMAN
-
-
0
0
0
0
0
0
0
-
YOGYAKARTA
-
-
0
0
0
0
0
0
0
-
468,948
507,689
160,869
126,000
175,604
314,018
24,830
237,258
1,546,268
97
87,800
23
0
45
125,876
22
20,038
241,861
97
19
0
30,907
45
18
33,945
55,082
241,861
16
0
109,866
30,907
15
38,200
31,090
55,082
JUMLAH
0
946,075
109,866
UNIVERS ITAS
34,993
234,738
31,090
AK/ DIPLO MA
0
23,139
14,916
SMA/ SMK/ MA
0
52,119
234,738
SMP/ MTs
SD/MI
-
110,752
23,139
SMP/ MTs
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
-
32,718
52,119
SD/MI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/ AK/ SMA/ UNIVER BELUM DIPLO JUMLAH PERNAH SMK/ MA SITAS MA SEKOLAH
-
16,010
110,752
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
-
476,599
32,718
SMP/ MTs
PEREMPUAN TIDAK/ AK/ UNIVER BELUM DIPLOM JUMLAH PERNAH SITAS A SEKOLAH
507,689
Sumber : ………sebutkan
16,010
SD/MI
SMA/ SMK/ MA
468,948
JUMLAH (KAB/KOTA)
476,599
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
234,835
1,415,023
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KELAHIRAN NO
LAKI-LAKI
KAB/KOTA
1
2
3
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
4
5
6
PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI 7
8
9
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + HIDUP MATI MATI 10
11
12
1
KULON PROGO
2,947
0
0
2,731
0
0
5,702
27
5,729
2
BANTUL
6,780
58
6,838
6,639
45
6,684
13,419
103
13,522
3
GUNUNG KIDUL
4,261
43
4,304
4,113
36
4,149
8,374
79
8,453
4
SLEMAN
6,892
25
6,917
6,805
16
6,821
13,697
41
13,738
5
YOGYAKARTA
2,319
9
2,319
2,292
14
2,292
4,611
110
4,662
23,199
135
20,378
22,580
111
19,946
45,803
360
46,104
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
6.6
5.6
7.8
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN NO
LAKI - LAKI
KAB/KOTA
1
2
PEREMPUAN
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3
1
KULON PROGO
0
69
15
84
2
BANTUL
0
72
12
84
44
4
48
116
16
132
3
GUNUNG KIDUL
0
62
3
65
33
4
37
95
7
102
4
SLEMAN
0
42
3
45
27
2
29
69
5
74
5
YOGYAKARTA
0
24
2
26
27
5
32
51
7
58
JUMLAH (KAB/KOTA)
200
20
220
131
15
146
400
50
450
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
8.6
0.9
9.5
5.8
0.7
6.5
8.7
1.1
9.8
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KEMATIAN IBU NO
JUMLAH LAHIR HIDUP
KAB/KOTA
1
2
3
4
KEMATIAN IBU HAMIL
KEMATIAN IBU BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
JUMLAH
< 20 Thn
20-34 Thn
≥35 Thn
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
JUMLAH 20
1
KULON PROGO
0
5,702
0
2
0
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
3
0
2
BANTUL
0
13,419
0
0
0
0
0
1
1
2
0
2
3
5
0
3
4
7
3
GUNUNG KIDUL
0
8,374
0
1
0
1
0
1
0
1
0
6
3
9
0
8
3
11
4
SLEMAN
0
13,697
0
3
0
3
0
2
0
2
0
3
4
7
0
8
4
12
5
YOGYAKARTA
0
4,611
0
3
0
3
0
0
1
1
0
1
2
3
0
4
3
7
45,803
0
9
0
9
0
4
2
6
0
13
12
25
0
26
14
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
3
40 87.3
TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUTKAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
3
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
AFP RATE (NON POLIO)
4
5
6
1
KULON PROGO
0
94,734
5
5.28
2
BANTUL
0
184,253
14
7.60
3
GUNUNG KIDUL
0
150,189
9
5.99
4
SLEMAN
0
244,509
9
3.68
5
YOGYAKARTA
0
92,023
3
3.26
765,708
40
5.22
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS
Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:
TABEL 10 JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS TB PARU NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH PENDUDUK
3
KASUS BARU
KASUS BARU + KASUS LAMA L+P P
KASUS LAMA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
PREVALENSI (PER 100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT TB PARU
L
P
L+P
L
P
16
17
18
19
20
21
1
KULON PROGO
0
234,738
241,861
476,599
62
48
110
4
4
8
66
52
118
28
21
25
2
BANTUL
0
463,977
466,299
930,276
245
150
395
11
10
21
256
160
416
55
34
45
0
3
GUNUNG KIDUL
0
327,841
350157
677,998
164
127
291
82
63
145
246
190
436
75
54
64
0
4
SLEMAN
0
560,836
559,581
1,120,417
157
153
310
11
7
18
168
160
328
30
29
29
9
3
12
5
YOGYAKARTA
0
210,433
217,113
427,546
153
92
245
14
9
23
167
101
268
79
47
63
0
0
16
1,835,011
3,632,836
570
1,351
122
93
215
903
663
1,566
50
36
43
JUMLAH (KAB/KOTA)
1,797,825
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
781 43.4
31.1
37.2
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK
3
L+P
12 0.7
0
3 0.2
3
31 0.9
TABEL 11 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
3
KLINIS
BTA (+)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
150
155
305
2
BANTUL
0
294
296
590
3
GUNUNG KIDUL
0
4
SLEMAN
0
359
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
TB PARU
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
22
14
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR) L P L+P 13
14
15
36
40
34
74
26.63
21.97
24.26
4,254
154
83
301
52.37
28.08
51.05
465
926
1,483
2,409
101
63
164
358
717
47
49
96
95
78
173
0
0
293
0
0
1,208
153
189
245
803
808
2,370
995
1,546
8,003
543
447
957
#DIV/0! 26.47 #DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
67.60
#DIV/0! 21.78 #DIV/0!
55.29
35.27 24.13 70.65
40.38
TABEL 12 JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2011 TB PARU NO
KAB/KOTA
1
2
BTA (+) DIOBATI L P L+P
L
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH 3
4
5
6
KESEMBUHAN P
7
PENGOBATAN LENGKAP P
L
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
KULON PROGO
0
47
38
85
2
BANTUL
0
123
86
209
3
GUNUNG KIDUL
0
81
59
140
4
SLEMAN
0
70
46
116
65
92.86
5
YOGYAKARTA
0
132
99
231
99
453
328
781
204
JUMLAH (KAB/KOTA)
40
L+P
85.11
35
19
20
21
2.63
2
2.35
42.13
37.63
77.35
0.00
0.00
6
2.87
0.00
0.00
89.00
0.00
0.00
18
12.86
0.00
0.00
85.71
6
13.04
12
10.34
101.43
97.83
100.00
7.58
8
8.08
18
7.79
82.58
83.84
83.12
3.75
15
4.57
56
7.17
48.79
50.00
88.48
92.11
75
88.24
0.00
0.00
180
86.12
0.00
0.00
102
72.86
39
84.78
104
89.66
6
8.57
75.00
75
75.76
174
75.32
10
45.03
149
45.43
635
81.31
17
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
1
ANGKA KESUKSESAN (SUCCESS RATE/SR) L P L+P
2.13
1
TABEL 13 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH BALITA
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
3
L
P
L+P
4
5
6
-
7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10
11
0
12
25,376
-
-
2,538
0
68,045
-
-
6,805
GUNUNG KIDUL
0
2,513
-
-
230
4
SLEMAN
0
32,474
30,681
63,155
3,247
3,068
6,316
227
7.0
5
YOGYAKARTA
0
14,192
13,509
27,701
1,419
1,351
2,770
0
46,666
44,190
186,790
4,667
4,419
18,658
227
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P
#DIV/0!
13
15
#DIV/0!
565
22.3
#DIV/0!
#DIV/0!
1,157
17.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0.0
166
5.4
393
6.2
0.0
0
0.0
821
29.6
4.9
166
3.8
2,936
15.7
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
0
14
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS BARU NO
KAB/KOTA
1
2
HIV 3
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
4
6
2
1
10
11
12
2
0
2
40
16
4
20
L
P
L+P
13
14
15
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
0
18
13
31
28
26
54
0
4
SLEMAN
0
2
7
9
11
6
17
0
5
YOGYAKARTA
0
26
8
34
36
12
48
0
0
559
2
2
4
48
32
151
77
45
162
18
4
581
7
4
16
71
3
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA L P L+P
AIDS
Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
2
0
2 0
3
2
5 5
TABEL 15 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
UTD PMI Kulon Progo PMI Kab. Bantul UTP PMI Wonosari PMI Kabupaten Sleman UTD PMI Kota Yogyakarta JUMLAH Sumber: …………….. (sebutkan)
JUMLAH PENDONOR
L
L
P
L+P
JUMLAH
3
4
5
6
6,759 2,557 3,928 26,401
721 581 401 2,907
3,561 7,480 3,138 4,329 29,308
39,645
4,610
47,816
DONOR DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA P L+P JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
11
L JUMLAH 12
% 13
0 6,643 2,557 847 26,401
#DIV/0! 98.28 100.00 21.56 100.00
0 836 581 96 2,907
#DIV/0! 115.95 100.00 23.94 100.00
3,561 7,479 3,138 943 29,308
100.00 99.99 100.00 21.78 100.00
16 48 7 49
#DIV/0! 0.72 0.00 0.83 0.19
36,448
91.94
4,420
95.88
44,429
92.92
120
0.33
POSITIF HIV P JUMLAH % 14
L+P JUMLAH %
15
4
2 6
16
#DIV/0! 0.48 0.00 0.00 0.07 0
17
8 52 4 7 51
0.22 0.70 0.13 0.74 0.17
122
0.27
TABEL 16 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DIARE NO
JUMLAH PENDUDUK
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
3
DIARE DITANGANI P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
KULON PROGO
0
234,738
241,861
476,599
9,929
10,231
20,160
0
0
0
0
10,355
51
2
BANTUL
0
463,977
466,299
930,276
19,626
19,724
39,351
12,341
63
10,070
51
22,411
57
3
GUNUNG KIDUL
0
327,841
350,157
677,998
7,016
7,493
14,509
7,016
100
7,493
100
14,509
100
4
SLEMAN
0
560,836
559,581
1,120,417
23,050
23,670
46,721
7,102
31
7,939
34
15,041
32
5
YOGYAKARTA
0
210,433
217,113
427,546
5,544
6,829
12,373
5,544
100
6,829
100
12,373
100
1,797,825
1,835,011
3,632,836
65,166
67,948
133,114
32,003
JUMLAH (KAB/KOTA)
49.1
32,331
Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
47.6
74,689
56.1
TABEL 17 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 KASUS BARU NO
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN L P L+P L P L+P L
KAB/KOTA
1
2
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
4 5
4
5
0
7
0
8
0
9
10
L+P
11
12
0-14 TAHUN L P L+P 13
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
SLEMAN
0
0
0
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
6
JUMLAH P
0
15
0
16
17
0
0
1
0
1
1
1
0
11
0
0
0
0
18
2
3
19
PB + MB
JUMLAH P
L+P
L
P
20
21
22
23
L+P 24
2
0
2
2
0
2
2
1
1
0
1
1
1
2
14
11
3
14
11
4
15
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
1
2
3
0
0
0
0
2
2
0
2
2
0
0
0
13
7
20
13
7
20
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan)
14
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah ≥ 15 TAHUN L P L+P L
13
9
22
0.72
0.49
0.61
TABEL 18 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
PENDERITA KUSTA 3
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
-
2
2
-
0.00
-
0.00
-
0.00
2
BANTUL
0
1
1
2
-
0.00
-
0.00
-
0.00
3
GUNUNG KIDUL
0
11
4
15
-
0.00
1
25.00
-
0.00
4
SLEMAN
0
-
-
-
-
5
YOGYAKARTA
0
1
2
3
-
0.00
-
0.00
-
0.00
13
9
22
-
0.00
1
11.11
-
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
#DIV/0!
-
#DIV/0!
-
L JUMLAH
%
13
14
0
CACAT TINGKAT 2 P L+P JUMLAH JUMLAH % %
0.00
15
16
0
0.00 6
#DIV/0!
54.55
1
#DIV/0! 1 7
-
0.00
0.00
-
0.00
25.00
7
46.67
#DIV/0!
3
18
0.00
2 53.85
17
33.33
- #DIV/0! 3
100.00
10
45.45
TABEL 19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
L
PB P
L+P
4
5
6
KAB/KOTA
1
2
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
3
0
KASUS TERCATAT MB L P L+P
L
JUMLAH P
L+P
7
10
11
12
8
0
0
0
0
1
1
3
GUNUNG KIDUL
0
2
2
11
4
SLEMAN
0
1
1
2
5
YOGYAKARTA
0
0
0 4
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan)
9
2
2
0
2
2
3
3
1
4
2
13
11
4
15
7
5
12
8
6
14
0
1
2
3
1
0
1
5
22
11
33
23 0.1
13 0.1
36 0.1
TABEL 20 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
1
KULON PROGO
2
BANTUL
3
GUNUNG KIDUL
4
SLEMAN
5
YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
KUSTA (PB) PENDERITA PB L 2011 JUMLAH L P L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
4
8
9
10
11
5
0
6
7
0
0
1 3
0
RFT PB P
%
KUSTA (MB) PENDERITA MB L 2010 JUMLAH L P L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
17
18
19
20
21
L+P
14
0
0
0
0
0
1
1
#DIV/0!
1
100
1
100
2
3
0
#DIV/0!
0
0
9
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
11 #DIV/0!
3
1
4
0
1
12
Sumber: …………….. (sebutkan) Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.
0.0
100.0
300.0
15
0
6
16
RFT MB P
1
1
100
2
1
50
15
9
100
0
0
5
L+P
0
1
100
#DIV/0!
1
50
83
14
93
#DIV/0!
#DIV/0! 0 #DIV/0!
3
0
3
3
100
15
6
21
14
93
5
83
0 #DIV/0! 3
100
19
90
TABEL 21 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
DIFTERI
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH KASUS 3
PERTUSIS
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS
TETANUS NEONATORUM JUMLAH KASUS
L
P
L+P
MENINGGAL
L
P
L+P
L
P
L+P
MENINGGAL
L
P
L+P
MENINGGAL
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
KULON PROGO
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
BANTUL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
2
2
1
4
SLEMAN
0
0
0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: …………….. (sebutkan)
0
0
0
0
0
0
0
11
12
23
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
12
23
2
2
4
1
0
0
0
0
#DIV/0!
25
#DIV/0!
TABEL 22 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KASUS PD3I NO
KAB/KOTA L
1
2
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
1
KULON PROGO
0
0
1
1
2
BANTUL
0
12
10
3
GUNUNG KIDUL
4 5
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
0
0
0
0
22
0
14
6
20
0
0
0
0
SLEMAN
0
0
0
0
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: …………….. (sebutkan)
0
HEPATITIS B
0
0
172
184
356
0
0
0
0
0
0
0
184
195
379
0
0
0
0
14
6
20
0.0
TABEL 23 JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH KASUS 3
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
35
15
50
0
2
BANTUL
0
164
113
277
3
GUNUNG KIDUL
0
49
29
78
4
SLEMAN
0
120
116
236
5
YOGYAKARTA
0
202
157
359
0
JUMLAH (KAB/KOTA) 570 430 INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 31.7 23.5
1,000 27.5
0
0
0
0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
0.0
2
2
0.0
20.5
12.1
2
2
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
Sumber: …………….. (sebutkan) Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
MALARIA PENDERITA TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH L L P L+P L P L+P 3
4
5
6
7
8
9
MENINGGAL
10
CFR
P
L+P
L
P
L+P
11
12
13
14
15
1
KULON PROGO
0
0
0
0
133
104
237
0
0
0
0.0
0.0
0.0
2
BANTUL
0
0
0
0
7
0
7
0
0
0
0.0
#DIV/0!
0.0
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
4
SLEMAN
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
7
0
7
0
0
0
0
0
0
0.0
#DIV/0!
0.0
7
0
7
140
104
244
0
0
0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.1
0.1
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 25 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENDERITA FILARIASIS NO
KAB/KOTA
1
2
KASUS BARU DITEMUKAN 3
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
1
KULON PROGO
0
0
0
0
0
0
0
2
BANTUL
0
0
0
0
0
0
0
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
4
SLEMAN
0
0
0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 26 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
JUMLAH LAHIR HIDUP
KAB/KOTA
1
2
3
L
P
L+P
4
5
6
L JUMLAH 7
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P % 8
JUMLAH 9
% 10
JUMLAH 11
BBLR P
L % 12
JUMLAH 13
% 14
1
KULON PROGO
0
2,947
2,731
5,695
2,947
100.0
2,731
100.0
5,695
100.00
2
BANTUL
0
6,780
6,639
13,419
6,780
100.0
6,639
100.0
13,419
100.00
243
3.6
3
GUNUNG KIDUL
0
4,261
4,113
8,374
4,261
100.0
4,113
100.0
8,374
100.00
272
4
SLEMAN
0
6,892
6,805
13,697
6,522
94.6
6,228
91.5
12,750
93.09
254
5
YOGYAKARTA
0
2,319
2,292
4,611
2,315
99.8
2,343
102.2
4,658
101.02
23,199
22,580
45,796
22,825
98.4
22,054
97.7
44,896
98.03
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
JUMLAH 15
0.0
769
L+P % 16
JUMLAH 17
% 18
0.0
317
5.57
291
4.4
534
3.98
6.4
214
5.2
486
5.80
3.9
244
3.9
498
3.91
0.0
177
7.6
177
3.80
3.4
926
4.2
2,012
4.48
TABEL 27 STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA NO
BALITA DITIMBANG
KAB/KOTA
GIZI LEBIH L
1
2
3
GIZI BAIK
P
L+P
L
GIZI KURANG
P
L+P
L
GIZI BURUK
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
KULON PROGO
0
10,965
11,000
21,965
177
1.61
155
1.41
357
1.63
9,840
89.74
9,412
85.56
19,252
87.65
1,128
10.29
1,051
9.55
2,179
9.92
91
0.83
86
0.78
177
0.81
2
BANTUL
0
25,008
24,389
49,397
859
3.43
724
2.97
1,583
3.20
21,601
86.38
21,206
86.95
42,807
86.66
2,441
9.76
2,351
9.64
4,792
9.70
107
0.43
108
0.44
215
0.44
3
GUNUNG KIDUL
0
0
0
35,305
620
1.76
30,999
87.80
3,254
9.22
242
0.69
4
SLEMAN
0
30,592
30,234
60,826
1,032
3.37
848
2.80
1,880
3.09
27,248
89.07
27,234
90.08
54,482
89.57
2,162
7.07
2,026
6.70
4,188
6.89
150
0.49
126
0.42
276
0.45
5
YOGYAKARTA
0
7,403
7,165
14,568
418
5.65
306
4.27
700
4.81
6,375
86.11
6,394
89.24
12,769
87.65
548
7.40
425
5.93
973
6.68
63
0.85
40
0.56
103
0.71
73,968
72,788
182,061
2,486
3.36
2,033
2.79
5,140
2.82
65,064
87.96
64,246
88.26
160,309
88.05
6,279
8.49
5,853
8.04
15,386
8.45
411
0.56
360
0.49
1,013
0.56
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 28 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 IBU HAMIL NO
KAB/KOTA
1
2
3
JUMLAH
K1
%
K4
%
4
5
6
7
8
IBU BERSALIN DITOLONG JUMLAH NAKES 9
10
% 11
JUMLAH 12
IBU NIFAS MENDAPAT YANKES 13
% 14
1
KULON PROGO
0
6,364
6,364
100.00
5,932
93.21
5,688
5,678
99.82
5,687
5,650
99.35
2
BANTUL
0
14,834
14,834
100.00
13,614
91.78
13,448
13,432
99.88
13,446
12,439
92.51
3
GUNUNG KIDUL
0
9,530
9,530
100.00
8,771
92.04
8,414
8,390
99.71
8,408
7,531
89.57
4
SLEMAN
0
14,654
14,654
100.00
14,055
95.91
13,738
13,722
99.88
13,736
12,354
89.94
5
YOGYAKARTA
0
5,102
5,102
100.00
4,734
92.79
4,660
4,658
99.96
4,660
4,287
92.00
50,484
50,484
100.00
47,106
93.31
45,948
45,880
99.85
45,937
42,261
92.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 29 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO 1
2
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL
KAB/KOTA 3
4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1 KULON PROGO
0
708
0
-
0
-
338
47.7
11
1.6
4
0.6
353
49.9
2 BANTUL
0
14,834
237
1.6
436
2.9
2,759
18.6
2,588
17.4
1,837
12.4
7,620
51.4
3 GUNUNG KIDUL
0
9,530
500
5.2
328
3.4
2,263
23.7
1,522
16.0
855
9.0
4,968
52.1
4 SLEMAN
0
14,654
4,144
28.3
3,286
22.4
2,659
18.1
2,071
14.1
1,837
12.5
9,853
67.2
5 YOGYAKARTA
0
5,102
1,735
34.0
1,024
20.1
472
9.3
163
3.2
99
1.9
1,758
34.5
44,828
6,616
14.8
5,074
11.3
8,491
18.9
6,355
14.2
4,632
10.3
24,552
54.8
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 30 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
3
1 KULON PROGO
0
6364
6,282
98.71
5,846
91.86
2 BANTUL
0
14834
14,394
97.03
13,275
89.49
3 GUNUNG KIDUL
0
9530
8,954
93.96
8,852
92.89
4 SLEMAN
0
14654
14,654
100.00
13,508
92.18
5 YOGYAKARTA
0
5102
4,039
79.17
3,728
73.07
50484
48,323
95.72
45,209
89.55
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
TABEL 31 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BUMIL
NO
KAB/KOTA
1
2
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI IBU HAMIL KOMPLIKASI % S 4
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
PERKIRAAN NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI
L
P
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
6
6,364
1,273
1346
105.75
2,947
2,731
5,695
442
410
854
14,834
2,967
2484
83.73
6,780
6,639
13,419
1,017
996
2,013
786
77.3
9,530
1,906
1890
99.16
4,261
4,113
8,374
639
617
1,256
550
14,654
2,931
1285
43.84
6,892
6,805
13,697
1,034
1,021
2,055
5,102
1,020
946
92.71
2,319
2,292
4,611
348
344
10,097
7951
78.75
#####
#####
3,480
3,387
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
L+P
L
5
50,484
7
JUMLAH LAHIR HIDUP
45,796
0.0
0.0
957
112.03
708
71.1
1,494
74.22
86.1
447
72.5
997
79.37
461
44.6
426
41.7
887
43.17
692
311
89.4
297
86.4
608
87.91
6,869
2,108
60.6
1,878
55.4
4,943
71.96
TABEL 32 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH 3
L
P
L+P
S
4
5
6
7
BAYI BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P L+P % % % S S 12
13
14
15
16
17
18
19
%
20
21
22
23
2,825
2,871
5,696
100.0
2,825
100.0
2,871
100.0
11,779
11,269
23,048
11,779
100
11,269
100
23,048
100
5,687
5,627
98.945
2 BANTUL
0
3,448
3,367
6,815
3,401
98.7
3,347
99.4
6,748
99.0
26,208
25,847
52,055
25,484
97.237
25,652
99.246
51,136
98.235
13,446
13,306
98.959
3 GUNUNG KIDUL
0
#DIV/0!
5,308
100.0
-
-
35,848
#DIV/0!
35,848
100
8,408
7,774
92.46
4 SLEMAN
0
7,273
6,874
14,147
7,115
97.8
6,723
97.8
13,838
97.8
28,398
25,487
53,885
28,119
99.018
25,169
98.752
53,288
98.892
13,736
12,354
89.939
5 YOGYAKARTA
0
2,315
2,343
4,658
-
0.0
-
0.0
9,110
195.6
-
-
17,252
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
17,188
99.629
4,660
3,988
85.579
18,732
15,409
33,799
16,212
86.5
12,895
83.7
37,875
112.1
66,385
62,603
182,088
65,382
98.489
62,090
99.181
180,508
99.132
45,937
43,049
93.713
#DIV/0!
11
L+P S
5,696
Sumber: ……………… (sebutkan)
10
L+P
0
5,308
9
P
IBU NIFAS MENDAPAT JUMLAH VIT A % S
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
8
JUMLAH L
ANAK BALITA (1-4 TAHUN) MENDAPAT VIT A 2X L P % % S S
#DIV/0!
24
TABEL 33 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB AKTIF NO
IUD 1
2
NON MKJP
MKJP
KAB/KOTA
4
MOP
%
5
6
7
MOW
%
IM PLAN
%
8
9
JUMLAH
%
12
13
SUNTIK
%
PIL
%
KON DOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
14
19
20
21
22
%
%
24
25
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
10
11
15
16
17
18
26
27
0
11,918
23.27
529
1.03
3,342
6.53
6,657
13.00
22,446
43.83
21,281
41.56
5,336
10.42
2,144
4.19
0
0.00
0
0.00
28,761
56.17
51,207
100.0
2 BANTUL
0
27,995
22.82
1,234
1.01
6,408
5.22
6,282
5.12
41,919
34.16
59,306
48.34
13,336
10.87
8,136
6.63
0
0.00
0
0.00
80,778
65.84
122,697
100.0
3 GUNUNG KIDUL
0
13,675
14.20
328
0.34
3,104
3.22
6,419
6.67
23,526
24.43
56,767
58.95
13,320
13.83
2,678
2.78
0
0.00
0
0.00
72,765
75.57
96,291
100.0
4 SLEMAN
0
31,788
26.37
729
0.60
5,593
4.64
4,765
3.95
42,865
35.56
57,839
47.97
11,622
9.64
8,235
6.83
0
0.00
0
0.00
77,696
64.45
120,561
100.0
5 YOGYAKARTA
0
12,578
32.50
272
0.70
2,505
6.47
1,071
2.77
16,426
42.44
11,676
30.17
4,155
10.74
6,433
16.62
0
0.00
14
0.04
22,278
57.56
38,704
100.0
97,954
22.81
3,092
0.72
20,952
4.88
25,194
5.87
147,192
34.27
206,869
48.17
47,769
11.12
27,626
6.43
0
0.00
14
0.00
282,278
65.73
429,470
100.0
Sleman: data MOW dan MOP digabung Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
23
JUMLAH
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
%
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PESERTA KB BARU NO
KAB/KOTA IUD
1
2
NON MKJP
MKJP
3
4
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
5
6
7
8
9
10
11
SUNTIK
%
PIL
15
16
%
KONDOM
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
17
18
19
20
21
22
%
JUMLAH
23
24
%
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
25
12
13
14
26
27
35.34
2,499
46.36
605
11.23
381
7.07
0
0.0
0
0.0
3,485
64.66
5,390
100.0
1,064
6.25
6,249
36.72
7,642
44.91
1,550
9.11
1,575
9.26
0
0.0
0
0.0
10,767
63.28
17,016
100.0
1,299
15.18
2,937
34.32
4,580
53.52
786
9.19
254
2.97
0
0.0
0
0.0
5,620
65.68
8,557
100.0
4.97
1,165
7.13
5,785
35.39
8,120
49.67
941
5.76
1,502
9.19
0
0.0
0
0.0
10,563
64.61
16,348
100.0
22
1.04
50
2.37
1,304
61.83
616
29.21
120
5.69
50
2.37
0
0.0
19
0.9
805
38.17
2,109
100.0
1,617
3.27
4,449
9.00
18,180
36.79
23,457
47.46
4,002
8.10
3,762
7.61
0
0.0
19
0.0
31,240
63.21
49,420
100.0
793
14.7
78
1.45
163
3.03
871
2 BANTUL
0
4,565
26.8
106
0.62
514
3.02
3 GUNUNG KIDUL
0
1,500
17.5
33
0.39
105
1.23
4 SLEMAN
0
3,671
22.5
136
0.83
813
5 YOGYAKARTA
0
1,226
58.1
6
0.28
11,755
23.8
359
0.73
Sleman: data MOW dan MOP digabung
%
1,905
0
Sumber: ……………….. (sebutkan) Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
JUMLAH
16.15
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
%
TABEL 35 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH PUS 3
4
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1 KULON PROGO
0
66,631
5,390
8.09
51,207
76.85
2 BANTUL
0
156,289
17,016
10.89
122,697
78.51
3 GUNUNG KIDUL
0
121,635
8,557
7.03
96,291
79.16
4 SLEMAN
0
153,703
16,348
10.64
120,561
78.44
5 YOGYAKARTA
0
47,692
2,109
4.42
38,704
81.15
545,950
49,420
9.05
429,460
78.66
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP
3
L
P
L +P
4
5
6
L JUMLAH 7
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) P L+P JUMLAH JUMLAH % % 8
9
1
KULON PROGO
0
2,947
2,731
5,702
2
BANTUL
0
6,780
6,639
13,419
6,725
99.2
6,588
3
GUNUNG KIDUL
0
4,261
4,113
8,374
4,253
99.8
4
SLEMAN
0
6,892
6,805
13,697
6,755
5
YOGYAKARTA
0
2,319
2,292
4,611
23,199
22,580
45,803
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
10
11
% 12
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 13
14
15
16
17
18
5,498
96.42
5,675
99.53
99.2
13,313
99.21
6,276
92.6
6,184
93.1
12,460
92.85
4,110
99.9
8,363
99.87
3,887
91.2
3,791
92.2
7,678
91.69
98.0
6,798
99.9
13,553
98.95
6,187
89.8
6,370
93.6
12,557
91.68
2,310
99.6
2,311
100.8
4,621
100.22
2,112
91.1
2,106
91.9
4,218
91.48
20,043
86.4
19,807
87.7
45,525
99.39
18,462
0.8
18,451
81.7
42,411
92.59
TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
JUMLAH BAYI
L
P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
5,696
2,825
5,695
2
BANTUL
6,780
6,639
13,419
5,686
83.9
3
GUNUNG KIDUL
4,261
4,113
8,374
3,990
4
SLEMAN
6,892
6,805
13,697
5
YOGYAKARTA
2,315
2,343
25,944
22,725
JUMLAH (KAB/KOTA)
L+P
L
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
0.0
0.0
5,202
91.34
5,588
84.2
11,274
84.02
93.6
3,979
96.7
7,969
95.16
6,117
88.8
6,065
89.1
12,182
88.94
4,658
2,071
89.5
2,150
91.8
4,221
90.62
45,843
17,864
68.9
17,782
78.2
40,848
89.10
TABEL 38 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
4
5
6
1 KULON PROGO
88
88
100.0
2 BANTUL
75
75
100.0
144
144
100.0
4 SLEMAN
86
86
100.0
5 YOGYAKARTA
45
45
100.0
438
438
100.0
3 GUNUNG KIDUL
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: …………….. (sebutkan)
TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
JUMLAH BAYI
KAB/KOTA
DPT1+HB1 P
L
L+P
BAYI DIIMUNISASI DPT3+HB3 P
L
L+P
DO RATE (%)
CAMPAK P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16.0
17
18
19
20
21
22
23
24
1 KULON PROGO
0
-
-
5,647
5,513
97.6
5,499
97.4
5,476
97.0
2 BANTUL
0 6,341
6,273
12,614
94.5
11,942
94.7
94.9
11,835
93.8
95.6
11,962
94.8
3 GUNUNG KIDUL
0
-
8,182
4 SLEMAN
0 7,273
6,874
14,147
5 YOGYAKARTA
0 2,315
2,343 #####
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
#####
Sumber: …………….. (sebutkan)
6,012
94.8
5,930
7,983
97.6
7,661
105.3
7,126
103.7
14,787
104.5
4,658
0
0.0
0
0.0
9,061
45,248
13,673
85.8
13,056
84.3
49,286
-
-
5,884
92.8
5,951
7,960
97.3
7,242
99.6
6,810
99.1
14,052
99.3
194.5
0
0.0
0
0.0
4,714
108.9
13,126
82.4
12,761
82.4
44,060
-
-
5,967
94.1
5,995
7,191
98.9
6,688
97.3
13,879
98.1
101.2
0
0.0
0
0.0
4,696
100.8 -
97.4
13,158
82.6
12,683
81.9
43,823
96.9
-
-
7,810
L
P
L+P
25
26
27
0.7 0.7
95.5 -
-1.1 -
6.1
2.2 6.1
3.8
-0.2
6.1 48.2
2.9
11.1
TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAYI DIIMUNISASI NO
JUMLAH BAYI
KAB/KOTA
1
2
BCG P
L 3
L+P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
0
5,647
2 BANTUL
0
6,341
6,273
12,614
3 GUNUNG KIDUL
0
0
0
8,182
4 SLEMAN
0
7,273
6,874
14,147
7,995
110
5 YOGYAKARTA
0
2,315
2,343
4,658
2,250
15,929
15,490
45,248
16,349
Sumber: …………….. (sebutkan)
POLIO3 P
L
L 1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
L+P
6,104
5,566
99
93
11,969
95
#DIV/0!
8,028
98
7,619
111
15,614
110
6,931 95.2977
6,674 97.0905
13,605 96.1688
97
2,215
95
4,465
96
2,248 97.1058
2,181 93.0858
4,429 95.0837
103
15,699
101
45,642
101
15,107 94.8396
14,763 95.3066
43,333 95.7678
96
5,865
#DIV/0!
5,487 97.1666 5,928 93.4868 #DIV/0!
5,908 94.1814 #DIV/0!
11,836 93.8322 7,976 97.4823
TABEL 41 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH BAYI 3
L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 7
8
9
10
1 KULON PROGO
0
-
-
4,043
2 BANTUL
0
2,102
1,976
4,078
3 GUNUNG KIDUL
0
-
-
5,840
4 SLEMAN
0
7,273
6,874
14,147
3,019
41.5
2,968
5 YOGYAKARTA
0
2,315
2,343
3,910
-
0.0
11,690
11,193
32,018
4,351
37.2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
1,332
63.4
11
12
2,346
58.0
2,590
63.5
2,617
44.8
43.2
5,987
42.3
-
0.0
1,813
46.4
4,226
37.8
15,353
48.0
1,258
-
63.7 -
TABEL 42 PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO 1
KAB/KOTA
PUSKESMAS
2
1 2 3 4 5
KULON PROGO BANTUL GUNUNG KIDUL SLEMAN YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
DARI KELUARGA MISKIN L P L+P
3
4
0 0 30 25
ANAK 6-23 BULAN MENDAPAT MP-ASI L P L+P
L
% P
7
10
11
5
6
8
296 1,641 165 0
296 1,721 135 0
207 592 3,362 300 683
296 375 165 0
2,102
2,152
5,144
836
9
L+P 12
296 378 135 0
207 592 753 300 651
100.00 22.85 100.00
100.00 21.96 100.00
100.00 100.00 22.40 100.00 95.31
809
2,503
39.77
37.59
48.66
TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KAB/KOTA
1
2
3
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
0
16,623
4
SLEMAN
0
27,894
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
0
44,517
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
0
25,376
84.90
17,505
34,128
13,709
82.5
13,933
79.6
27,642
81.00
26,353
54,247
21,584
77.4
21,749
82.5
43,333
79.88
18,078
7,248
14,400
79.65
196,265
69,639
162,007
82.55
156.4
7,152 70,441
#DIV/0!
54,705
27,098
#DIV/0!
27,607
86.41
64,436
43,858
#DIV/0!
21,927
#DIV/0! 160.6
TABEL 44 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA NO
BALITA YANG ADA
KAB/KOTA
1
2
3
1
KULON PROGO
0
2
BANTUL
0
3
GUNUNG KIDUL
0
4
SLEMAN
0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
DITIMBANG P
L
L
P
L+P
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
27,664 33,577
JUMLA H 9
#DIV/0!
32,793
66,370
25,485
75.9
0
0
43,460
32,474
30,681
63,155
25,940
79.9
0
0
20,300
0
#DIV/0!
66,051
63,474
220,949
51,425
77.9
L+P
%
JUMLAH
%
10
11
12
#DIV/0!
21,608
78.1
77.1
50,759
76.5
#DIV/0!
34,643
79.7
81.6
50,966
80.7
0 #DIV/0!
29,359
144.6
187,335
84.8
25,274
#DIV/0! 25,026
50,300
79.2
BB NAIK P
L JUMLA H 13
% 14
JUMLA H 15
#DIV/0! 15,405
60.4
15,256
#DIV/0!
L+P
%
JUMLAH
%
16
17
18
#DIV/0!
11,439
52.9
60.4
30,661
60.4
19
355
#DIV/0!
22,221
64.1
15,791
63.1
32,621
64.0
277
0 #DIV/0!
0
#DIV/0!
7,251
24.7
0
31,047
61.7
104,193
55.6
632
32,235
62.7
JUMLA H
% 20
21
#DIV/0!
64.9
16,830
BGM P
L JUMLA H
1.4
464
#DIV/0! 1.1 #DIV/0! 1.2
L+P JUMLA H
% 22
23
% 24
#DIV/0!
180
0.8
1.8
819
1.6
#DIV/0!
698
2.0
263
1.1
540
1.1
0
#DIV/0!
213
0.7
727
1.4
2,450
1.3
TABEL 45 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BALITA GIZI BURUK NO
1
2
MENDAPAT PERAWATAN
JUMLAH
KAB/KOTA
3
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 KULON PROGO
0
91
86
177
0.0
0.0
-
0.0
2 BANTUL
0
107
108
215
0.0
0.0
-
0.0
3 GUNUNG KIDUL
0
53
66
119
53
100.0
66
100.0
119
100.0
4 SLEMAN
0
150
126
276
43
28.7
35
27.8
78
28.3
5 YOGYAKARTA
0
-
-
120
231
192.5
401
386
907
428
47.2
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
96
#DIV/0! 23.9
101
#DIV/0! 26.2
TABEL 46 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
3
L
P
L+P
4
5
6
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 7
8
9
10
1
KULON PROGO
0
3,216
2,851
6,067
3,216
2
BANTUL
0
6,564
6,061
12,625
6,478
98.7
6,009
3
GUNUNG KIDUL
0
4,722
4,309
9,031
4,668
98.9
4
SLEMAN
0
8,010
7,179
15,189
8,010
100.0
5
YOGYAKARTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
7,323 22,512
20,400
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: ………. (sebutkan)
50,235
2,851
99.4 99.4
% 12
6,067
100.0
99.1
12,487
98.9
4,188
97.2
8,856
98.1
7,179
100.0
15,189
100.0
7,031
96.0
49,630
98.8
#DIV/0! 22,372
11
#DIV/0! 20,227
99.2 99.2
98.8
TABEL 47 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MURID SD DAN SETINGKAT NO
KAB/KOTA
1
2
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
JUMLAH
3
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KULON PROGO
0
9,100
8,130
17,230
6,755
2
BANTUL
0
6,564
6,061
12,625
6,478
98.7
6,009
3
GUNUNG KIDUL
0
4,722
4,309
9,031
4,668
98.9
4
SLEMAN
0
8,010
7,179
15,189
8,010
100.0
5
YOGYAKARTA
0
22,506
23,906
50,902
49,585
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
L+P
46,412 100,487
5,481
25,911
12,236
71.0
99.1
12,487
98.91
4,188
97.2
8,856
98.06
7,179
100.0
15,189
100.00
50.9
22,857
46.1
48,768
48.53
TABEL 48 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 USILA (60TAHUN+) NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH 3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
6,175
19.72
10,065
18.20
1 KULON PROGO
0
2 BANTUL
0
162,321
#DIV/0!
#DIV/0!
49,893
30.74
3 GUNUNG KIDUL
0
131,510
#DIV/0!
#DIV/0!
42,953
32.66
4 SLEMAN
0
38,281
37,485
75,766
7,864
20.54
15,072
40.21
22,936
30.27
5 YOGYAKARTA
0
13,706
18,366
32,072
16,900
123.30
23,425
127.55
40,325
125.73
75,967
87,166
456,964
28,654
37.72
44,672
51.25
166,172
36.36
JUMLAH (KAB/KOTA)
23,980
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
31,315
55,295
3,890
16.22
TABEL 49 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
%
4
5
48
40
83.33
2
1
50.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
19
10
52.63
4 PUSKESMAS PERAWATAN
59
52
88.14
5 SARANA YANKES.LAINNYA
292
0
-
420
103
2 RUMAH SAKIT JIWA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
24.52
TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA
2
3
4
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM L
P
L+P
5
6
7
1 DIARE
JUMLAH PENDERITA L
P
L+P
8
9
10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ATTACK RATE (%) L 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P
JUMLAH KEMATIAN
L+P
L
P
L+P
14
15
16
11
12
13
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
CFR (%) L 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P
L+P
17
18
19
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: ………………… (sebutkan) TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 0 0
NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
2
1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 1 2 3 4 5
YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 3
Chikungunya (Kota) Keracunan pangan Leptospirosis Campak Thypus DIARE (Sleman) Rubela (GK) DBD Diare Keracunan Makanan Diare Bantul Keracunan Makanan Rubella Campak Chikungunya
4
1 5 5 1 1 2 2 1 1 7 6 7 1 1 1
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM P L+P
L 5
1 5 5 1 1 3 3 1 1 8 7 9 1 1 1
4,523 21,852 24,520 5,936 4,099 85,215 576 13 101 142
6
4,518 22,384 25,321 6,035 4,058 85,847 592 17 114 147
7
9,041 44,236 49,841 11,971 8,157 171,062 1,168 30 215 289 865 1,165 200 400 1,269
JUMLAH PENDERITA
ATTACK RATE (%)
L
P
L+P
L
8
9
10
11
19 98 6 2 3 2 22 2 14 59 55 107 4
16 93 0 4 4 1 32 2 14 80 70 182 6
3
21
35 191 6 6 7 3 54 4 28 139 135 289 10 123 24
0.42 0.45 0.02 0.03 0.07 0.00 3.82 15.38 13.86 41.55
P
JUMLAH KEMATIAN
L+P
L
12
13
14
0.35 0.42 0.07 0.10 0.00 5.41 11.76 12.28 54.42
0.39 0.43 0.01 0.05 0.09 0.00 4.62 13.33 13.02 48.10 15.61 24.81 5.00 30.75 1.89
P
CFR (%)
L+P
15
16
0
0
0 0
1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 2 2 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0
L
P
17
18
19
#DIV/0! 1.25 2 2.00 -
16.67 1.44 1.48 0.69 -
1.69 -
L+P
TABEL 50 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB 0 0 0 0
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 2
Parotitis Rubella Malaria Varicella Keracunan Makanan Suspect H5N1 HMFD Hepatitis A Scabies suspect difteri
YANG TERSERANG JUMLAH JUMLAH KEC DESA 3
4
1 3 2 2 5 2 4 1 2 1
Sumber: Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM P L+P
L 5
1 3 2 2 8 2 4 6 2 1
6
7
120 407 14,804 1,076 1,355 105 577 35,040 531 4,765
JUMLAH PENDERITA
ATTACK RATE (%)
JUMLAH KEMATIAN
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
2
0
11 63 71 88 376 2 38 1,047 74 1
9.17 15.48 0.48 8.18 27.75 1.90 6.59 2.99 13.94 0.02
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
P 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0
L+P
18
19
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 50 0 0 0 0
TABEL 51 DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NO
KAB/KOTA
JUMLAH DESA/KELURAHAN
1
2
4
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24 JAM
%
5
6
7
8
1 KULON PROGO
88
31
0.35
31
100.00
2 BANTUL
75
20
0.27
20
100.00
144
13
0.09
13
100.00
4 SLEMAN
86
19
0.22
19
100.00
5 YOGYAKARTA
45
11
0.24
11
100.00
438
94
0.21
94
100.00
3 GUNUNG KIDUL
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………………….. (sebutkan)
TABEL 52 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP PENCABUTAN L P L+P L P L+P L P L+P 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 KULON PROGO
0
1,740
3,579
7,619
1,650
2,896
6,156
2 BANTUL
0
1,588
2,455
4,043
1,715
2,219
3,934
0.9
1.1
1.0
3 GUNUNG KIDUL
0
394
501
895
294
384
678
1.3
1.3
1.3
4 SLEMAN
0
6,181
12,365
18,546
2,676
4,418
7,094
2.3
2.8
2.6
5 YOGYAKARTA
0
2,818
5,022
7,840
2,826
4,466
7,292
1.0
23.9
1.1
12,721
23,922
38,943
9,161
14,383
25,154
1.4
1.7
1.5
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: …………… (sebutkan)
1.2
TABEL 53 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI MASSAL 4
5
%
6
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
7
8
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
4,394
109.7
1 KULON PROGO
267
220
82.4
262
98.1
12,321
10,199
22,520
4,073
33.1
3,853
17.1
9,152
40.6
1,544
1,889
4,006
2 BANTUL
369
280
75.9
361
97.8
24,631
22,439
47,070
11,199
45.5
10,369
46.2
21,568
45.8
6,130
6,086
12,216
4,191
68.4
4,602
75.6
8,793
72.0
3 GUNUNG KIDUL
238
95
39.9
169
71.0
7,467
15,283
22,750
3,579
47.9
3,435
22.5
7,014
30.8
1,827
1,907
3,734
1,960
107.3
1,945
102.0
3,905
104.6
4 SLEMAN
534
0.0
534
100.0
8,010
7,280
15,290
8,010
100.0
7,280
100.0
15,290
100.0
4,129
5,300
9,429
2,108
51.1
3,099
58.5
5,207
55.2
5 YOGYAKARTA
178
178
100.0
178
100.0
13,622
12,788
26,410
6,548
48.1
6,322
49.4
13,010
49.3
2,384
2,553
4,937
1,167
49.0
1,208
47.3
2,546
51.6
1,586
773
48.7
1,504
94.8
66,051
67,989
134,040
33,409
50.6
31,259
46.0
66,034
49.3
16,014
17,735
34,322
9,426
58.9
10,854
61.2
24,845
72.4
JUMLAH (KAB/ KOTA)
Sumber: …………… (sebutkan)
TABEL 54 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENYULUHAN KESEHATAN NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
4
5
3
1 KULON PROGO
0
3275
108
2 BANTUL
0
3 GUNUNG KIDUL
0
1782
1159
4 SLEMAN
0
8790
5 YOGYAKARTA
0
1005
SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………. (sebutkan)
14852
1267
14852
1267
TABEL 55 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR NO
JUMLAH PENDUDUK
KAB/KOTA
1
2
ASKES
JAMSOSTEK
%
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0
234,738
241,861
476,599
0
0
37,416
0
0
2 BANTUL
0
463,977
466,299
930,276
43,188
49,021
92,209
8,601
8,474
17,075
3 GUNUNG KIDUL
0
327,841
350,157
677,998
21,474
23,844
45,318
515
607
1,122
4 SLEMAN
0
560,836
559,581
1,120,417
65,184
76,079
141,263
514
435
949
5 YOGYAKARTA
0
210,433
217,113
427,546
68,140
0
0
1,797,825
1,835,011
3,632,836
129,846 148,944 384,346 7.2 8.1 10.6
9,630 0.5
9,516 0.5
Sumber: ……………….. (sebutkan)
JUMLAH
L 1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE (KAB/KOTA)
LAINNYA
ASKESKIN/JAMKESMAS
19,146 0.5
0
0
141,893
108,394
114,593
80,234
87,924
289,431
0
0
468,740
222,987
251,099
160,183
172,088
583,370
34.5
36.9
62.7
340,635
83,000
21,989
24,451
470,075
6.7
7.0
69.3
168,158
430,089
145,932
164,438
740,459
26.0
29.4
66.1
76,858
54,520
199,518
1,108,139 30.5
328,104 360,977 2,462,162 18.3 19.7 67.8
18.3
19.7
67.8
188,628 202,517 950,531 10.5 11.0 26.2
0
0 0.0
0
0 0.0
TABEL 56 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN NO
KAB/KOTA
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
JUMLAH YANG ADA L
1
2
3
L
P
L+P
4
5
6
141,893
7
8
-
2 BANTUL
0
222,987
#DIV/0!
3 GUNUNG KIDUL
0
340,635
#DIV/0!
4 SLEMAN
0
80,234
87,924
168,158
5 YOGYAKARTA
0
4
-
179,946
80,238
87,924
1,053,619
80,234
JUMLAH 9
0
Sumber: ……………….. (sebutkan)
-
%
1 KULON PROGO
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
JUMLAH
P % 10
87,924
0.0 80,234
L+P
-
100.0
100.0
87,924
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH 11
L % 12
JUMLAH
P JUMLAH
%
13
14
%
15
141,893
100.0
-
#DIV/0!
222,987
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
340,635
100.0
#DIV/0!
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P 16
-
JUMLAH 17
L %
JUMLAH
%
18
19
20
21
22
25,625
#DIV/0!
42,241
18.9
#DIV/0!
1,613
0.5
219,372
154.6
#DIV/0!
235,504
105.6
16,616 #DIV/0!
#DIV/0!
328,232
96.4
#DIV/0!
100.0
168,158
100.0
0.0
0.0
128,030
76.1
144,184
80.1
35,046
876150.0
79,233 #DIV/0!
169,324
94.1
100.0
1,017,857
96.6
35,046
43.7
1,080,462
102.5
90.1
L+P
JUMLAH
#DIV/0!
79,233
P
%
26,470
33.0
39,923
0.0 43,086
53.7
65,548
JUMLAH 23
% 24
45.4
66,393
39.5
#DIV/0!
10,674
5.9
74.6
120,921
11.5
TABEL 57 CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN MENDAPAT YANKES RAWAT INAP NO
KAB/KOTA L
1
2
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH YANG ADA P
4
L+P
5
6
L JUMLAH 7
% 8
9
1 KULON PROGO
-
-
141,893
2 BANTUL
-
-
222,987
#DIV/0!
-
-
340,635
80,234
87,924
168,158
-
179,946
-
0.0
87,924
1,053,619
-
0.0
3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)
80,234
Sumber: ……………….. (sebutkan)
P JUMLAH
-
% 10
-
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L+P JUMLAH % 11
12
1,249
0.9
#DIV/0!
958
0.4
#DIV/0!
#DIV/0!
2,339
0.7
0.0
0.0
1,110
0.7
-
#DIV/0!
1,359
0.8
-
0.0
7,015
0.7
L JUMLAH
%
13
14
2,894
#DIV/0!
P JUMLAH 15
4,855
#DIV/0! 3,674
4.6
8.2
16
17
#DIV/0! #DIV/0!
5,221
0.0 6,568
L+P JUMLAH %
%
10,076
18
-
0.0
7,749
3.5
-
0.0
5.9
8,895
5.3
#DIV/0!
1,027
0.6
11
17,671
1.7
TABEL 58 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I PUSKESMAS 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II RUMAH SAKIT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH III SARANA YANKES LAINNYA JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: ……………… (sebutkan)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
103,580
156,311
76,869 334,399 248,197 763,045 42,926 131,462 46,001
84,605 622,134 409,036 1,272,086 47,760 182,240 47,644
408,876 629,265 0
867,795 1,145,439 0
0 1,392,310
0 2,417,525
582,499 871,323 734,794 956,533 657,233 3,802,382 218,426 313,702 93,645 775,977 1,276,671 2,678,421 5,777 0 0 191,849 0 197,626 6,678,429
1,797,439
1,833,281
3,630,720
77.5
131.9
183.9
1,179
1,733
340 957 0 2,476 3,494 12,866 9,189
642 1,344 1,961 5,680 3,428 18,479 15,771
34,868 60,417 0
45,285 82,963 0
0 62,893
0 88,643
4,324 540,389 3,449 2,301 1,961 552,424 27,331 31,345 24,960 154,848 80,153 318,637 42 0 0 1,221 0 1,263 872,324
1,797,439
1,833,281
3,630,720
3.5
4.8
24.0
L+P 11
1,235
1,177
4,501
1,263 7,302 3,711 13,511 0 1,696 797
1,516 8,965 2,278 13,936 0 1,950 1,197
7,040 9,533 0
3,989 7,136 0
0 23,044
0 21,072
3,019 16,267 6,667 30,454 0 3,646 1,994 0 11,029 16,669 0 0 0 0 0 0 47,123
TABEL 59 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NAMA RUMAH SAKITa
JENIS RSb
2
3
RSU PKU Muhammadiyah Umum RSU Panti Rapih Umum Umum RSU Bethesda RSKJ RSK Puri Nirmala Umum RSUD Jogja RSK Bhakti Ibu RSKIA RSK Soedirman Bedah THT RSK Sari Asih Anak RSK Empat Lima RSK Permata Bunda Ibu, anak Umum RSU Lempuyang RSK PKU M kotagede Ibu, anak RSGMP UMY Gilut Happy Land Medical Umum Umum RSU Hidayatullah RSU Ludira Husada Umum RSU DKT( RST Dr. Umum Mata RSK Dr. Yap RSUP dr. Sardjito Umum RSUD Sleman Umum RSUD Prambanan Umum RS Atturots AlIslamy Umum RS Queen Latifa Umum RS Panti Nugroho Umum RS Bhayangkara Umum RS JIH Umum RS Panti Rini Umum RS Ghrasia Khusus RS Annur Khusus RS Panti BhaktiningsihUmum RS Condongcatur Umum RS Mitra paramedika Umum RS Purihusada Umum RS Lokapala Umum RS Dharma Husada Umum RSKIA Sakina Idaman Khusus RS PDHI Kalasan Umum RS Arvita Bunda Khusus RS Gramedika 10 Umum RSA UGM Umum RS PKU Muh Gp Umum RSKIA SADEWA Khusus RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSUD Panembahan Senopati Umum Rajawali Citra Umum RSKIA Umi Khasanah RSK Ibu&anak RSAU Hardjolukito Tk II RSKB Ring Road Selatan Khusus Bedah RSU Permata Husada Umum RSU Rachma Husada Umum RSU Santa Elisabeth Umum RSU PKU Muhamadiyah Umum RS Patmasuri Umum RS Nur Hidayah Umum RS Griya Mahardika Umum
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PASIEN KELUAR + MATI) TEMPAT TIDUR L P 4
5
205 371 440 40 200 25 25 25 50 50 50 38 80 38 106 50 104 52 724 168 50 51 50 50 51
6
5,371 9,380 9,402 239 3,520
5,911 10,992 10,111 212 4,581
335
306
701 1,200 8,547 205 9,521
626 3,410 6,948 900 14,593
11,096 874 936
1,830 725 1,106
50 74 52 37 169 53 50 289 50
5,964 1,840 1,161 8,396 1,090
6,798 1,745 1,391 12,747 1,108
50 50 50
270 1,011 660
403 1,591 881
4,464
81,719
88,915
50 156 50
50
25 66
(HIDUP
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 4.2 0.2 2.8 4.3 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.5 1.0 2.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.8
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.1 3.7 2.2 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.8 1.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.6
1.2 1.1 1.5 1.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.5 #DIV/0! 0.1 3.0 0.8 #DIV/0! 7.2 22.8 #DIV/0! 2.5 0.2 2.3 0.8 #DIV/0! 2.8 #DIV/0! #DIV/0! 3.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.8 4.5 #DIV/0! #DIV/0! 3.0 #DIV/0! 3.3 0.1 3.3 3.1 1.3 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.1 0.8 1.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 3.2
4.0 2.8 0.4 2.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.2 #DIV/0! 0.1 1.3 0.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.7 1.9 2.0 0.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.5 0.7 1.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.3
2.3 2.5 0.5 1.8 #DIV/0! #DIV/0! 0.3 0.0 0.1 #DIV/0! 1.9 2.3 0.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0 1.8 1.2 0.5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.5 0.3 0.6 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0
3.1 2.7 0.4 2.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.2 0.0 0.0 0.1 #DIV/0! 0.3 1.8 0.4 #DIV/0! 5.2 1.2 #DIV/0! 1.0 0.2 1.1 0.3 #DIV/0! 1.7 #DIV/0! #DIV/0! 1.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.7 2.9 #DIV/0! #DIV/0! 0.4 #DIV/0! 1.3 1.8 1.5 0.7 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.1 0.5 0.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.7
11,282 20,372 19,513 451 8,101 641 1,327 4,610 15,495 1,105 24,114 12,926 1,599 2,042 28,095 11,816 1,631 1,712 3,720 1,542 3,750 1,945 1,990 3,415 244 3,791 12,762 3,585 2,552 21,143 2,198 673 2,602 1,541 234,285
132 217 302 83 6 16 48 17 2,031 2,695 41 4 87 13 104 66 16 152 114 249 3 32 364 14
169 1 51 284 14
4 10 15
10 12 14
691
555
418 4 83 648 28 14 22 29 7,390
371 265 1 93
251 256 1 83
1 2 2 1 1 4 10 11 8
6 35 17 1
99
70
22 171 10
25 154 5
4 7 8
10 5 5
1,087
928
622 521 2 176 1 2 2 1 1 10 45 28 9 1,469 145 17 4 42 4 62 28 14 99 16 169 47 325 15 14 12 13 3,915
Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TABEL 60 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
NAMA RUMAH SAKITa
JENIS RSb
JUMLAH TEMPAT TIDUR
2
3
4
RSU PKU Muhammadiyah Umum RSU Panti Rapih Umum RSU Bethesda Umum RSK Puri Nirmala RSKJ RSUD Jogja Umum RSK Bhakti Ibu RSKIA RSK Soedirman Bedah RSK Sari Asih THT RSK Empat Lima Anak RSK Permata Bunda Ibu, anak RSU Lempuyang Wangi Umum RSK PKU M kotagedeIbu, anak RSGMP UMY Gilut Happy Land Medical Center Umum RSU Hidayatullah Umum RSU Ludira Husada Tama Umum RSU DKT( RST Dr. Sutarto Umum040603 ) RSK Dr. Yap Mata RSU Ludira Husada Tama Umum RSU DKT( RST Dr. Sutarto Umum040603 ) RSK Dr. Yap Mata RSUP dr. Sardjito Umum RSUD Sleman Umum RSUD Prambanan Umum RS Atturots AlIslamy Umum RS Queen Latifa Umum RS Panti Nugroho Umum RS Bhayangkara Umum RS JIH Umum RS Panti Rini Umum RS Ghrasia Khusus RS Annur Khusus RS Panti BhaktiningsihUmum RS Condongcatur Umum RS Mitra paramedika Umum RS Purihusada Umum RS Lokapala Umum RS Dharma Husada Umum RSKIA Sakina IdamanKhusus RS PDHI Kalasan Umum RS Arvita Bunda Khusus RS Gramedika 10 Umum RSA UGM Umum RS PKU Muh Gp Umum RSKIA SADEWA Khusus RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSUD Wonosari C RS Nur Rohmah D RS Pelita Husada D RSAU Hardjolukito Tk II RSKB Ring Road Selatan Khusus Bedah RSU Permata HusadaUmum RSU Rachma HusadaUmum RSU Santa Elisabeth Umum RSU PKU Muhamadiyah Umum RS Patmasuri Umum RS Nur Hidayah Umum RS Griya Mahardika Umum
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PASIEN PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) MATI 5
205 371 440 40 200 25 25 25 50 50 50 38 80 38 106 50 104 52 50 104 52 724 168 50 51 50 50 51 0 50 156 0 50 0 0 50 0 0 25 66 0 50 74 52 37 169 53 50 169 53 50 0 0 50 50 50 0 0 0 0
11,282 20,372 19,513 451 8,101 641 1,327 4,610 15,495 1,105 24,114 12,926 1,599 2,042 1,599 2,042 28,095 11,816 1,631 1,712 3,720 1,542 3,750 1,945 1,990 3,415 244 3,791 12,762 3,585 2,552 12,762 3,585 2,552 673 2,602 1,541 -
4603
233484
6
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT 7
132 217 302 83 6 16 48 17 48 17 2,031 2,695 41 4 87 13 104 66 16 152 114 418 4 83 418 4 83 14 22 29 7284
622 521 2 176 1 2 2 1 1 10 45 28 9 28 9 1,469 145 17 4 42 4 62 28 14 99 16 169 47 169 47 14 12 13 3828
JUMLAH HARI PERAWATAN
BOR
LOS
TOI
8
9
10
11
52,392 10,640 7,656
70,688
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 84.9 55.0 42.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0.0 6.6 0.0 6.6 0.0 8.2 0.0 32.4 0.0 9.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 14.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 13.75283 0.0 4.0 0.0 1.2 0.0 12.6 0.0 1.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 3.0 0.0 11.4 0.0 18.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 11.4 0.0 18.6 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 9.4 0.0 5.2 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 11.4 0.0 10.7 0.0 4.9 0.0 12.1 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 9.4 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.6 0.0 7.1 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 74.8 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 5.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 4.8 0.0 5.4 0.0 7.2 4.1 0.7 3.0 2.4 3.0 4.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 27.1 0.0 7.0 0.0 11.8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4.2
Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
0.3
6.9
TABEL 61 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 RUMAH TANGGA NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS *
%
4
5
6
7
8
1 KULON PROGO
109,623
78,896
72.0
21,268
27.0
2 BANTUL
268,175
157,716
58.8
67,267
42.7
3 GUNUNG KIDUL
192,172
106,099
55.2
25,288
23.8
4 SLEMAN
305,543
20,371
6.7
6,614
32.5
5 YOGYAKARTA
129,853
41,632
32.1
13,388
32.2
1,005,366
404,714
40.3
133,825
33.1
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber ……
TABEL 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 RUMAH NO
KAB/KOTA
1
2
3
JUMLAH YANG ADA
JUMLAH YANG DIPERIKSA
% DIPERIKSA
JUMLAH YANG SEHAT
% RUMAH SEHAT
4
5
6
7
8
1 KULON PROGO
0
120,260
42,403
35.259
26,095
61.540
2 BANTUL
0
217,733
66,341
30.469
43,728
65.914
3 GUNUNG KIDUL
0
193,234
193,234
100.000
116,254
60.162
4 SLEMAN
0
250,138
88,037
35.195
73,123
83.059
5 YOGYAKARTA
0
80,598
50,258
62.356
44,799
89.138
861,963
440,273
51.078
303,999
69.048
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………………..
TABEL 63 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA 3
4
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1 KULON PROGO
0
120,260
31,271
26.00
27,510
87.97
2 BANTUL
0
217,733
41,104
18.88
35,777
87.04
3 GUNUNG KIDUL
0
193,234
4 SLEMAN
0
250,869
120,959
48.22
114,947
95.03
5 YOGYAKARTA
0
80,598
6,501
8.07
5,225
80.37
862,694
199,835
23.16
183,459
91.81
JUMLAH ( KAB/KOTA) Sumber: ........................... (sebutkan)
-
#DIV/0!
TABEL 64 PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH JUMLAH KELUARGA % KEMASAN KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA JUMLA % BERSIHNYA H 4
5
6
7
1 KULON PROGO
117,828
27,267
23.1
2 BANTUL
271,684
76,881
28.3
3 GUNUNG KIDUL
193,234
147,187
76.2
4 SLEMAN
305,543
290,694
95.1
77,424
59,966
77.5
965,713
601,995
62.3
5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………………… (sebutkan)
8
69
JENIS SARANA AIR BERSIH LEDENG
SPT
JUMLAH
%
JUMLA H
9
10
11
0.3
3,369
12.4
0.0
5,837
7.6
0.0
52,213
35.5
0.0
17,170
6
0.0
134
0.0
59
69
SGL
MATA AIR
PAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
12
13
14
15
16
17
LAINNYA
JUMLAH
%
JUMLA H
%
JUMLAH
%
18
19
20
21
22
0.3
49,600 #DIV/0!
2,389
8.8
209
0.8
4,507
16.5
27,705
101.6
0.0
58,376
75.9
1,574
2.0
906
1.2
1,627
2.1
68,320
88.9
102
0.1
57,353
39.0
150
0.1
53,142
36.1
0.0
163,019
110.8
5.9
741
0.3
254,788
87.6
15,361
5.3
2,634
0.9
0.0
290,694
100.0
16,802
28.0
85
0.1
32,455
54.1
-
0.0
-
0.0
3
0.0
49,351
82.3
95,391
15.8
997
0.2
452,572
75.2
19,474
3.2
56,891
9.5
6,137
1.0
599,089
99.5
TABEL 65 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA AIR KEMASAN SUMBER AIR JUMLAH % MINUMNYA 5
6
7
AIR ISI ULANG
LEDING ECERAN
SUMUR TAK TERLINDUNG
AIR HUJAN
MATA AIR TAK TERLINDUNG
AIR SUNGAI
KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM TERLINDUNG
LAIN-LAIN
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
39,881
0.1
76
0.2
3,589
9.0
76,881
-
0.0
71
0.1
5,837
7.6
3 GUNUNG KIDUL
193,234
1,363
0.7
15
0.0
53,028
4 SLEMAN
287,435
0.0
0.0
0.2
49,859
125.0
2,933
7.4
-
0.0
0.0
-
0.0
58,376
75.9
1,574
2.0
902
1.2
-
0.0
27.4
0.0
102
0.1
45,882
23.7
150
0.1
53,142
27.5
11,471
5.9
0.0
0.0
0.0
17,170
6.0
254,904
88.7
15,361
5.3
0.0
0.0
0.0
33
0.0
31,347
41.4
-
0.0
-
0.0
-
0.0
0.0
17,375
2.6
440,368
65.4
20018
3.0
54,044
8.0
11,566
1.7
75,632
-
0.0
24
0.0
16,114
21.3
673,063
1,383
0.2
186
0.0
78,568
11.7
Sumber: ………………… (sebutkan)
MATA AIR TERLINDUNG
8
2 BANTUL
JUMLAH (KAB/KOTA)
SUMUR TERLINDUNG
POMPA
JUMLAH
1 KULON PROGO
5 YOGYAKARTA
20
SUMBER AIR MINUM KELUARGA LEDING METERAN
1 -
1
0.0
70
95
0.0
0.2
51 -
-
0.1
-
0.0
868
2.2
34,019
85.3
0.0
-
0.0
1,627
2.1
68,387
89.0
0.0
0.0
100,540
52.0
0.0
0.0
287,435
100.0
0.0 51
0.0
0
0.0
-
0.0
47,518
62.8
0.0
2,495
0.4
537,899
79.9
TABEL 66 PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 JAMBAN NO
KAB/KOTA
JUMLAH KELUARGA
1
2
4
KELUARGA DIPERIKSA
TEMPAT SAMPAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
SEHAT
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
SEHAT
KELUARGA MEMILIKI
SEHAT
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1 KULON PROGO
117,828
32,616
27.7
30,389
93.2
26,422
86.9
32,616
27.7
30,146
92.4
28,358
94.1
32,616
27.7
28,857
88.5
23,075
80.0
2 BANTUL
271,684
76,881
28.3
67,400
87.7
53,798
79.8
76,881
28.3
64,608
84.0
43,526
67.4
75,138
27.7
61,081
81.3
39,347
64.4
3 GUNUNG KIDUL
193,234
136,681
70.7
175,336
128.3
136,681
78.0
141,237
73.1
171,927
121.7
141,237
82.1
141,237
73.1
166,719
118.0
136,516
81.9
4 SLEMAN
305,543
229,600
75.1
229,600
100.0
229,600
100.0
225,905
73.9
225,905
100.0
225,905
100.0
182,297
59.7
182,297
100.0
182,297
100.0
77,424
56,935
73.5
53,792
94.5
48,240
89.7
56,761
73.3
54,005
95.1
48,617
90.0
56,735
73.3
53,728
94.7
48,320
89.9
965,713
532,713
55.2
556,517
104.5
494,741
88.9
533,400
55.2
546,591
102.5
487,643
89.2
488,023
50.5
492,682
101.0
429,555
87.2
5 YOGYAKARTA JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ………………… (sebutkan)
TABEL 67 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
JUMLAH SEHAT
2,228
16
17
959
18
621
64.75
2,528
1,071
20
17
16
94.12
724
460
394
85.65
47
46
22
47.83
2,172
1,365
940
68.86
2,963
1,888
1,372 72.669
9
9
9
100.00
454
454
294
64.76
33
33
7
21.21
572
572
262
45.80
1,068
1,068
572 53.558
4 SLEMAN
423
112
110
98.21
938
630
522
82.86
63
54
36
66.67
52
45
28
62.22
1,476
841
696 82.759
5 YOGYAKARTA
240
219
213
97.26
230
211
193
91.47
36
35
35
100.00
2,036
1,690
1,528
90.41
2,542
2,155
1,969 91.369
97.51
2,684
1,991
1,586
79.66
238
220
126
57.27
72.96
10,577
7,023
5,323
7,060
4,631
3,379
20
714
% SEHAT
JUMLAH DIPERIKSA
50.00
15
JUMLAH YG ADA
26
% SEHAT
14
JUMLAH SEHAT
13
JUMLAH DIPERIKSA
52
Sumber: …………………….. (sebutkan)
12
JUMLAH YG ADA
23
59
352
11
% SEHAT
22
77.54
361
JUMLAH SEHAT
JUMLAH SEHAT
21
183
697
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH DIPERIKSA
10
236
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH YG ADA
JUMLAH YG ADA
9
338
3 GUNUNG KIDUL
% SEHAT
% SEHAT
8
2 BANTUL
JUMLAH SEHAT
7
100.00
2
1 KULON PROGO
6
JUMLAH TUPM
4
1
5
TUPM LAINNYA
4
KAB/KOTA
4
PASAR
5
NO
JUMLAH DIPERIKSA
RESTORAN/R-MAKAN
JUMLAH YG ADA
HOTEL
24
66.67
75.79
TABEL 68 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KAB/KOTA
1
2
3
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM
SARANA PENDIDIKAN
SARANA IBADAH
PERKANTORAN
SARANA LAIN
JUMLAH
JUMLA H
DIBINA
%
JUMLA H
DIBINA
%
JUMLA H
DIBINA
%
JUMLA H
DIBINA
%
JUMLA H
DIBINA
%
JUMLA H
DIBINA
%
4
5
6
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
JUMLAH DIBINA 20
% 21
1 KULON PROGO
0
161
125
77.6
24
22
91.7
550
453
82.4
1,700
832
48.9
158
93
58.9
345
206
59.7
2,037
1,234
60.6
2 BANTUL
0
249
195
78.3
21
12
57.1
598
482
80.6
2,112
1,611
76.3
157
118
75.2
423
219
51.8
3,560
2,637
74.1
3 GUNUNG KIDUL
0
32
32
100.0
15
15
100.0
746
612
82.0
1,447
991
68.5
18
18
100.0
33
32
97.0
2,291
1,700
74.2
4 SLEMAN
0
316
299
94.6
#DIV/0!
794
752
94.7
2,030
1,666
82.1
376
320
85.1
#DIV/0!
3,516
3,037
86.4
5 YOGYAKARTA
0
117
107
91.5
-
-
#DIV/0!
549
518
94.4
531
461
86.8
162
141
87.0
174
137
78.7
1,507
1,338
88.8
875
758
86.6
60
49
81.7
3,237
2,817
87.0
7,820
5,561
71.1
871
690
79.2
975
594
60.9
12,911
9,946
77.0
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………………..
TABEL 69 KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sumber:
NAMA OBAT 2
Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Amoksisilin kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Antalgin tablet 500 mg Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Dekstrometorfan Tab 15 mg Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Glukosa Larutan Infus 5 % steril Ibuprofen tablet 200 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Kotrimoksazol tablet 480 mg Kotrimoksazol tablet 120 mg Kotrimoksazol Sirup Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Kloroquin tablet Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Parasetamol Tablet 500 mg Ringer Laktat Infus steril Vitamin B Kompleks Kapsul Retinol 200.000 IU Tablet Tambah darah Multivitamin Sirup Garam Oralit OAT Kat 1 OAT Kat 2 OAT Kat 3 OAT Kat Sisipan OAT Kat Anak Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Salep 2-4 Infus set dewasa Infus set anak
SATUAN 3
Btl 60 ml Ktk @ 120 kap Btl @ 1000 tab Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl 60 ml Btl @ 1000 tab Ktk @ 100 ampul Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 100 tab Btl @ 250 Kapsul Btl @ 100 tab Btl @ 100 tab Btl 60 ml Tablet Tablet Btl 500 ml Btl @ 1000 tab Btl 500 ml Btl @ 1000 Kapsul Btl @ 30 Kapsul Ktk @ 30 Tablet Botol Bungkus Pkt Pkt Pkt Pkt Pkt Btl @ 1000 Tablet Pot Kantong Kantong
STOCK OBAT
PEMAKAIAN RATARATA/ BULAN
4
5
77,995 1,609,992 546,605 464,698 168 15,180 165,304 125 1,113,830 5,460 662,102 51,748 138,074 109 40,103 2,773,400 4,000 8,413 3,271,465 40,844 534,533 197,746 2,360,935 14,412 232,325 1,969 188 65 540 7,483 12,991 9,091 7,623
34,057 786,821 765,604 501,140 25,410 10,486 228,255 7,719 1,362,912 4,666 390,729 35,673 133,564 76,208 13,399 2,529,084 83 2,258 1,565,883 20,729 681,204 89,494 96,147 6,905 135,271 258 20 18 86 7,068 5,487 3,308 3,405
TINGKAT KECUKUPAN (BULAN)
PERSENTASE TINGKAT KECUKUPAN
6
7
2.29 2.05 0.71 0.93 0.01 1.45 0.72 0.02 0.82 1.17 1.69 1.45 1.03 0.00 2.99 1.10 48.00 3.73 2.09 1.97 0.78 2.21 24.56 2.09 1.72 7.65 9.37 #DIV/0! 3.61 6.28 1.06 2.37 2.75 2.24
12.72 11.37 3.97 5.15 0.04 8.04 4.02 0.09 4.54 6.50 9.41 8.06 5.74 0.01 16.63 6.09 266.68 20.70 11.61 10.95 4.36 12.28 136.42 11.59 9.54 42.48 52.08 #DIV/0! 20.05 34.89 5.88 13.15 15.27 12.44
TABEL 70 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT GFK INDUSTRI OBAT TRADISIONAL INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: ……................ (sebutkan)
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 13 32 18 78 0 0 0 0 0 16 1744 0 0 2 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1 18 14 0 0 0 0 39 110 12 1488 104 0 0 495 49 1 0 3
50 2 18 15 13 32 18 78 39 111 12 1,488 104 161 5,691 495 49 3 3
TABEL 71 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
1
2
3
1 RUMAH SAKIT UMUM
LABORATORIUM KESEHATAN
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
50
50
100.00
41
82.00
2 RUMAH SAKIT JIWA
1
1
100.00
0
0.00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS
9
9
100.00
0
0.00
18
18
100.00
0
0.00
78
78
100.00
41
52.56
4 PUSKESMAS JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………… (sebutkan)
TABEL 72 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, DAN KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
PRATAMA JUMLAH % 4
5
MADYA JUMLAH % 6
7
POSYANDU PURNAMA JUMLAH % 8
9
MANDIRI JUMLAH % 10
11
JUMLAH JUMLAH % 12
13
POSYANDU AKTIF JUMLAH
%
14
15
1 KULON PROGO
62
6.44
86
8.94
410
42.62
404
42.00
962
100.00
814
84.62
2 BANTUL
44
3.90
356
31.59
475
42.15
252
22.36
1127
100.00
1127
100.00
2
0.14
319
21.79
847
57.86
296
20.22
1464
100.00
1143
78.07
67
4.42
340
22.43
660
43.54
449
29.62
1516
100.00
1109
73.15
0
0.00
173
27.81
257
41.32
192
30.87
622
100.00
449
72.19
JUMLAH (KAB/KOTA) 175 RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
3.08
1274
22.39
2649
46.55
1593
27.99
5691
100.00 2.21
4642
81.57
3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA
Sumber: ……………………. (sebutkan) Jumlah Posyandu awal 5686 Ada tambahan jumlah Posyandu Sleman : 5 Posyandu
TABEL 73 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
KAB/KOTA
1
2
DESA/ KELURAHAN 3
4
JUMLAH DESA SIAGA AKTIF JUMLAH %
DESA SIAGA JUMLAH % 5
6
7
POSKESDES
POSYANDU
8
9
1 KULON PROGO
0
88
88
100.00
88
100.00
40
962
2 BANTUL
0
75
75
100.00
75
100.00
24
1,127
3 GUNUNG KIDUL
0
144
144
100.00
144
100.00
11
1,464
4 SLEMAN
0
86
86
100.00
61
70.93
86
1,516
5 YOGYAKARTA
0
45
45
100.00
25
55.56
438
438
100.00
393
89.73
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ………. (sebutkan)
622 161
5,691
TABEL 74 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012
NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
DR SPESIALIS
a
JUMLAH
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
b
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
12
13
14
9
10
11
-
-
-
1 1 26 88 8 267 260 649
1 2 3 15 42 2 145 129 333
3
1 KULON PROGO 2 BANTUL
-
3 GUNUNG KIDUL
-
1 3 4 41 130 10 412 389 982
20 30 24 15 21 110 33 56 9 124 53 275
28 61 42 56 50 237 29 54 15 109 94 301
48 91 66 71 71 347 62 110 24 233 147 576
20 30 24 15 22 111 59 144 17 391 313 924
28 61 42 57 52 240 44 96 17 254 223 634
48 91 66 72 74 351 103 240 34 645 536 1,558
1
4
10
13
23
13
14
27
1
1
33
35
68
33
36
69
-
2
2
2
-
-
-
2
-
-
6 2 3 1 3 15 1 8 2 30 16 57 1
20 44 26 38 28 156 2 17 52 20 91
26 46 29 39 31 171 3 25 2 82 36 148
-
1 4
-
4 -
4 SLEMAN
24
3
27
20
73
93
44
76
120
7
10
17
5 YOGYAKARTA
62
54
116
54
91
145
116
145
261
29
58
87 109
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
89
59
148
119
212
331
208
271
479
37
72
41.1
21.5
31.2
28.0
40.9
34.5
72.7
62.5
65.8
6.1
17.4
11.8
75
51
126
30
32
62
105
83
188
52
108
160
-
-
1 KULON PROGO
-
-
-
-
2 BANTUL
-
-
-
-
3
3
-
3
3
3 GUNUNG KIDUL
-
-
-
-
2
2
-
2
2
4 SLEMAN
-
-
-
-
1
1
-
1
1
-
5 YOGYAKARTA
-
-
-
2
5
7
2
5
7
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
2
11
13
2
11
13
DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA)
814
2 448
10 546
15 808
25 1,354
10 1,360
17 1,256
27 2,616
Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan :
a
termasuk S3 b termasuk Dokter Gigi Spesialis
2 1,262
-
-
-
-
-
-
2 1
2
1 -
2 -
1
1
1
4
5
4 166
431
4 597
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 BIDAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
BIDAN 3
DIII BIDAN JUMLAH 4
36 100 34 52 12 234
5
DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III
6
98 1 3 3 3 9 19
526 10 49 31 56 64 210
159 275 243 146 76 899 61 87 27 238 211 624 11 52 34 59 73 229
1
139 4 10 5 4 23
140 4 13 5 4 26
7 10 8 41 32
123 175 209 94 64 665 54 77 19 197 179
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
PERAWAT SARJANA KEPERAWATAN a L P L+P 7
1 5 17 1 24 5 7 48 23 83 2 43 2 47
8
5 2 10 1 1 19 11 18
6 7 27 1 2 43 16 25
164 67 260 45 8 53
212 90 343 2 88 10 100
179 2 4 6
238 2 5 7
L
PERAWAT b P
L+P
L
P
L+P
9
10
11
12
13
14
46 50 98 50 17 261 75 151 47 421 403 1,097 5 1 50 54 25 135
84 135 126 127 62 534 201 275 133 1,337 1,479 3,425 20 7 49 74 102 252
130 185 224 177 79 795 276 426 180 1,758 1,882 4,522 25 8 99 128 127 387
7 3
38 3 7
45 6 7
JUMLAH
47 55 115 50 18 285 80 158 47 469 426 1,180 5 1 52 97 27 182
89 137 136 128 63 553 212 293 133 1,501 1,546 3,685 20 7 49 119 110 305
136 192 251 178 81 838 292 451 180 1,970 1,972 4,865 25 8 101 216 137 487
92
248
170
66 3
217 3 9 5 17
283 6 9 8 23
48 3 3
59 1 1
-
2 5
1 11
3 16
3 6
1
8
9
3
6
9
18
37
55
21
43
64
356
1,571
1,927
217
523
740
1,523
4,297
5,820
1,740
4,820
6,560
TABEL 76 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
APOTEKER DAN SARJANA FARMASI a
TENAGA GIZI
D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER
JUMLAH
D-IV/SARJANA GIZI
JUMLAH
DI DAN D-III GIZI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1 KULON PROGO
-
2 BANTUL
-
3 GUNUNG KIDUL
-
4 SLEMAN
-
-
10
-
10 -
23
3
20
23
4
2
6
6
14
20
10
16
26
4
18
22
4
28
32
2
2
4
9
32
41
11
34
45
12
15
27
12
15
27
12
12
24
12
12
24 40
-
-
4
40
44
4
43
47
1
4
5
6
42
48
7
46
53
1
17
18
29
135
164
30
152
182
1 KULON PROGO
1
10
11
4
28
32
5
38
43
2 BANTUL
5
26
31
9
25
34
14
51
65
2
2
4
12
16
4
14
18
1
65
75
29
174
203
39
239
278
4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
4 SLEMAN
10
5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO
20
20
3
5 YOGYAKARTA
L+P
3
3
3 GUNUNG KIDUL
a
5
4
9
6
25
31
11
29
5
5
2
17
19
2
22
24
13
24
35
100
135
46
113
159
-
3
3
1
10
11
1
13
14
-
2
2
2
15
17
2
17
19
1
1
7
8
2
7
9
23
27
33
39
72
37
62
99
11
-
7
45
52
37
165
202
44
210
254
4
16
20
23
148
171
83
404
487
106
552
658
9
44
53
1
37
11
11
4
27
31
82
119
46
126
172
5
33
38
18
19
6
51
57
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
146
156
-
2
2
10
148
158
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
16
21
-
3
3
5
19
24
-
-
-
-
-
-
-
-
4 SLEMAN
77
306
383
88
117
205
165
423
588
-
-
-
-
3
3
-
3
3
5 YOGYAKARTA
49
250
299
16
135
151
65
385
450
-
-
-
-
1
1
-
1
1
146
751
897
105
275
380
251
1,026
1,277
-
-
-
-
4
4
-
4
4
22
94
58
84
128
212
2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
84
123
207
-
5
5
8
18
26
4
1 KULON PROGO
-
1
1
-
2
2
-
3
3
-
1
1
2 BANTUL
-
3
3
-
3
3
-
6
6
-
2
2
1
2
-
1
1
1
2
3
-
-
-
-
3
-
2
2
3
2
5
-
-
-
-
3 GUNUNG KIDUL
1
4 SLEMAN
3
5 YOGYAKARTA
1
2
3
2
5
7
3
7
10
-
3
3
5
7
12
2
13
15
7
20
27
-
6
6
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) a Keterangan : termasuk S2 dan S3
-
3
6
10
2
2
1
4
1
1
-
3
-
5
13
9
12
24
36
3
3
3
6
3 -
1
-
3
3
7
10
-
-
3
1 -
6
6
13
16
2
9
11
1
5
6
3
14
17
2
6
8
2
2
4
4
8
12
261
1,055
1,316
220
837
1,057
481
1,892
2,373
30
87
117
81
201
282
111
288
399
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 TENAGA KESMAS NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
SARJANA KESMAS a L P L+P
L
3
6
4
5
14 15 10 3 3 45 2 5 1 13 3 24 2 2
25 14 6 2 5 52 3 13 19 6 41 4 4
39 29 16 5 8 97 5 18 1 32 9 65 6 6
113 13 10 5 1 3 32
252 22 12 7 15 56
D-III KESMAS b P L+P 7
8
DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan) Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I
P
L+P
L
9
10
11
12
13
-
-
-
14 15 10 3 3 45 2 5 1 13 6 27 2 2
365 35 22 12 1 18 88
-
-
-
113 13 10 5 1 3 32
-
-
-
-
-
-
3 3
3 3
6 6
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
L
TENAGA SANITASI P
JUMLAH
4.0
24
32
56
240
437
677
3
25 14 6 2 5 52 3 13 19 9 44 4 4 5.2 252 22 12 7 15 56
39 29 16 5 8 97 5 18 1 32 15 71 6 6 4.6 365 35 22 12 1 18 88
15 28 21 13 12 89 5 12 1 15 7 40 1 1 2
12 12 7 20 12 63 4 4 1 23 4 36 1 1
L+P 14
27 40 28 33 24 152 9 16 2 38 11 76 1 2 3
7.2
5.4
6.3
12 4 1 1 2 6 14
9 7 5
21 11 6 1 2 13 33
7 19
1
1
24
33
57
7
4
11
4
7
243
441
684
164
132
296
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA TAHUN 2012 NO
UNIT KERJA
1
2
1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
ANALIS LAB. L P L+P
TENAGA TEKNISI MEDIS TEM & P.RONTG P.ANESTESI L P L+P L P L+P
3
4
5
6
1 10 13 4 7 35 7 5 8 58 32 110 2 14 33 49
26 28 20 38 23 135 20 27 10 113 82 252 3 7 89 99
27 38 33 42 30 170 27 32 18 171 114 362 5 21 122 148
6 2
8 1
14 3
7
2
8
1 1 1 2
2 13 16
3 14 17
3 1 1 4 1 10 10 16 2 74 60 162 1 5 27 33
4
1
5
2 1 5 8 7 1 46 34 96 1 -
5 2 9 1 28 26 66 -
9
10
11
-
-
-
1 8 9 2 2
1
-
10 11 2 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 1 KULON PROGO 2 BANTUL 3 GUNUNG KIDUL 4 SLEMAN 5 YOGYAKARTA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: ……………… (sebutkan)
-
-
-
-
-
-
2 1 5
2 3 4 10
2 5 5 15
5
4
9
1
3
4
210
508
718
122
92
214
-
-
2
13
L
P
L+P
15
16
17
-
-
-
27 29 21 40 23 140 22 36 11 141 110 320 3 10 103 116
30 39 34 46 31 180 37 49 20 245 184 535 6 26 151 183
14.2
25.1
19.7
2.7
5.1
3.9
19 3
6
4
10
-
13
14
FISIOTERAPIS
3 10 13 6 8 40 15 13 9 104 74 215 3 16 48 67 10 2
11
L 12
2 2
JUMLAH P L+P
9 1 -
-
6 -
11 -
17 -
1 6 2 1 1 25 13 42
2 2 4
-
12 6 5 1 37 32 81 1 10 11
-
2 1 5
2 3 4 10
2 5 5 15
6
7
13
3
343
602
945
61
1 -
108
18 8 6 2 62 45 123 1 2 12 15
3 169
Dokter Spesialis NO
Dokter
Dokter Gigi
Tenaga Medis
Perawat
Bidan
Keperawatan Tenaga Teknis KefarmasianApoteker
Kefarmasian
Gizi
Wilayah Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
1 Kulonprogo
Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent
45
3.57
133
9.82
30
5.03
208
6.47
459
7.00
235
12.20
694
8.18
76
7.19
50
10.59
126
8.24
43
10.78
131
10.38
272
20.09
77
12.90
480
14.94
660
10.06
427
22.16
1087
12.81
61
5.77
200
42.37
261
17.07
70
17.54
10
0.79
94
6.94
33
5.53
137
4.26
532
8.11
309
16.04
841
9.91
47
4.45
25
5.30
72
4.71
34
8.52
4 Sleman
440
34.87
398
29.39
138
23.12
976
30.38
2364
36.04
443
22.99
2807
33.07
454
42.95
464
98.31
918
60.04
142
35.59
5 Kota Yogyakarta
508
40.25
370
27.33
155
25.96
1033
32.15
2198
33.51
364
18.89
2562
30.19
408
38.60
359
76.06
767
50.16
62
15.54
6 Daerah DIY
128
10.14
87
6.43
164
27.47
379
11.80
347
5.29
149
7.73
496
5.84
11
1.04
218
46.19
229
14.98
48
12.03
1262
100.00
1354
100.00
597
100.00
3213
100.00
6560
100.00
1927
100.00
8487
100.00
1057 100.00
1316
278.81
2373
155.20
399
100.00
2 Bantul 3 Gunungkidul
Jumlah
Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Kesmas
Fisioterapi
Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiografer Perawat AnastesiKeteknisian Medis
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 79
11.45
47
15.88
126
12.78
9
5.33
62
8.64
14
6.54
0
0.00
76
8.04
69
10.00
63
21.28
132
13.39
23
13.61
70
9.75
17
7.94
1
7.69
88
9.31
29
4.20
31
10.47
60
6.09
2
1.18
53
7.38
3
1.40
0
0.00
56
5.93
38
5.51
73
24.66
111
11.26
65
38.46
239
33.29
83
38.79
0
0.00
322
34.07
47
6.81
50
16.89
97
9.84
57
33.73
271
37.74
88
41.12
12
92.31
371
39.26
422
61.16
32
10.81
454
46.04
13
7.69
23
3.20
9
4.21
0
0.00
32
3.39
684
99.13
296
100.00
980
99.39
169
100.00
718
100.00
214
100.00
13
100.00
945
100.00
Dokter Spesialis NO
Dokter
Dokter Gigi
Tenaga Medis
Perawat
Bidan
Keperawatan
Tenaga Teknis Kefarmasian
Wilayah Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
1 Puskesmas
Prosent
4
0.32
347
25.63
171
28.64
522
16.25
838
12.77
899
46.65
1737
20.47
164
15.52
2 Rumah Sakit
982
77.81
576
42.54
148
24.79
1706
53.10
4865
74.16
624
32.38
5489
64.68
487
46.07
3 Fasyankes Lainnya
148
11.73
331
24.45
109
18.26
588
18.30
487
7.42
229
11.88
716
8.44
380
35.95
4 Institusi Diknakes
126
9.98
62
4.58
160
26.80
348
10.83
283
4.31
140
7.27
423
4.98
5
0.47
5 Dinkes
2
0.16
38
2.81
9
1.51
49
1.53
87
1.33
35
1.82
122
1.44
21
1.99
Jumlah
1262
100.00
1354
100.00
597
100.00
3213
100.00
6560
100.00
1927
100.00
8487
100.00
1057
100.00
Apoteker Jumlah
Kefarmasian
Gizi
Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Kesmas
Fisioterapi
Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiografer Perawat Anastesi
Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent 18
1.37
182
7.67
159
39.85
97
14.06
152
51.35
249
25.25
18
10.65
170
23.68
10
4.67
0
0.00
171
12.99
658
27.73
172
43.11
71
10.29
76
25.68
147
14.91
123
72.78
362
50.42
162
75.70
11
84.62
897
68.16
1277
53.81
4
1.00
6
0.87
3
1.01
9
0.91
15
8.88
148
20.61
33
15.42
2
15.38
207
15.73
212
8.93
36
9.02
365
52.90
21
7.09
386
39.15
10
5.92
14
1.95
5
2.34
0
0.00
23
1.75
44
1.85
28
7.02
145
21.01
44
14.86
189
19.17
3
1.78
24
3.34
4
1.87
0
0.00
1316
100.00
2373
100.00
399
100.00
684
99.13
296
100.00
980
99.39
169
100.00
718
100.00
214
100.00
13
100.00
Keteknisian Medis Jumlah
Prosent 180
19.05
535
56.61
183
19.37
19
2.01
28
2.96
945
100.00
Dokter Spesialis NO
Dokter
Dokter Gigi
Tenaga Medis
Perawat
Bidan
Keperawatan
Tenaga Teknis Kefarmasian
Wilayah Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
1 Kulonprogo 2 Bantul 3 Gunungkidul 4 Sleman 5 Kota Yogyakarta 6 Daerah DIY Jumlah
aga Teknis Kefarmasian Prosent
Apoteker
Kefarmasian
Gizi
Kesehatan Masyarakat Sanitarian
Kesmas
Fisioterapi
Analis Keshatan Teknik Elektromedik dan Radiogr
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah
k Elektromedik dan Radiografer Perawat AnastesiKeteknisian Medis Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent