Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015
DINAS PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jl. Malioboro No. 56, Yogyakarta Telp. (0274) 587486; Fax. (0274) 565437 Website: http://visitingjogja.jogjaprov.go.id
0
Kata Pengantar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD Dinas Pariwisata DIY disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2015, serta Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang.
Yogyakarta, 29 Januari 2016 KEPALA DINAS PARIWISATA DIY
Ir. ARIS RIYANTA, M.Si NIP 19620324 198903 1 006
1
Ikhtisar Eksekutif Pelaporan kinerja pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya dapat terus ditingkatkan. LKj IP Dinas Parwiisata DIY tahun 2015 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Penyusunan LKj IP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Parwisiata DIY. Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKj IP ini. Analisa ini untuk menjawab pertanyaan sejauh mana keberhasilan sasaran dalam RENSTRA Dinas Pariwisata DIY yang ditunjukkan dengan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Dinas Pariwisata DIY yang telah dicanangkan pada tahun 2015 telah berhasil dicapai. Dari empat indikator kinerja utama Dinas Pariwisata DIY Tahun 2015, menunjukan bahwa capaian pada empat IKU sudah masuk pada kategori tinggi dan atau sangat tinggi. Sebanyak dua IKU masuk dalam kategori sangat tinggi dan dua IKU memiliki katagori tinggi. IKU yang dinyatakan Berhasil adalah yang capaian kinerjanya ≥100% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2015. IKU tersebut adalah Jumlah Wisatawan Nusantara dan Jumlah Wisatawan Mancanegara. Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Pariwisata DIY ke depan. Tantangan tersebut antara lain : 1. Lebih berperan aktif dalam membuat terobosan baru, khususnya untuk meningkatkan Length of Stay, dengan beberapa cara, seperti menyelenggarakan atrasi wisata malam dan; 2. Perlu melakukan trobosan di dalam menyusun paket wisata bersama dengan stakeholder agar dapat mempromosikan seluruh destinasi wisata di DIY .
2
Daftar Isi KATA PENGANTAR
1 2 3 4 6 7 8
IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I
PENDAHULUAN I.1 Struktur Organisasi I.2 Fungsi dan Tugas
8
I.3 Keadaan Pegawai I.5 Keuangan
9 10
I.6 Sistematika LKJ IP
11
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana
12
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
12 12 14 16
II.1 Perencanaan Strategis II.1.1 Visi dan Misi II.1.2 Tujuan dan Sasaran II.1.3 Strategi II.1.3.1 Misi 1
16
II.1.3.2 Misi 2
17 17 18
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 II.3 Rencana Anggaran Tahun 2015 II.3.1 Target Belanja Dinas Pariwisata DIY
18
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
19
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2015
20 21 21
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
23
III.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
31 37
II.4 Instrumen Pendukung BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.4 Akuntabilitas Anggaran
39 41
BAB IV PENUTUP LAMPIRAN- LAMPIRAN
3
Daftar Tabel
Tabel II.3 Target Belanja Dinas Pariwisata Tahun 2015
9 15 17 19
Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
19
Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
21 22
Tabel I.1 Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata DIY Tabel II.1 Sasaran Strategis SKPD Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2015 Tabel III.3 Pameran yang diikuti DIY Tahun 2015 Tabel III.4 Perkembangan Hotel dan Akomodasi Lain Per Kab/Kota di DIY Tahun 2014-2015 Tabel III.5 Target dan Realisasi Jumlah Wisawatan Nusantara dan Mancanegara
25 28 29
Tahun 2015 Tabel III.6 Target dan Realisasi Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan
31
Mancanegara Tahun 2015 Tabel III.7 Target dan Realisasi Jumlah Wisatawan ke DTW Tabel III.8 Target dan Realisasi Jumlah Daya Tarik Baru Tahun 2015
34 35
Tabel III.9 Target dan Realisasi Jumlah Desa Wisata dan Jumlah Pokdarwis Tahun
36
2015 Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2015
37
Tabel III.11 Tingkat Efisiensi dari Capaian Kinerja dan Penyerapan Anggaran Tahun
38
2015
4
Daftar Gambar Gambar I.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DIY
7 27 31 36
Gambar III.1 Transaksi Seller-Buyer di Table-Top Bali Tahun 2015 Gambar III.2 Jogja Air Show Tahun 2015 di Pantai Depok, Bantul Gambar III.3 Sertifikasi Pemandu Wisata Tahun 2015
Daftar Grafik Grafik III.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di DIY tahun 2011 – 2015
24
Grafik III.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di DIY tahun 2011 – 2015 Grafik III.3 Peringkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara di DIY tahun 2014 – 2015 Grafik III.4 Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara & Nusantara di DIY tahun 2011-2015 Grafik III.5 Motivasi Wisatawan Berkunjung ke DIY di DIY
26 27 30
Grafik III.6 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke DTW di DIY tahun 2011 - 2015
5
33 34
BAB 1 Pendahuluan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pariwisata DIY Tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja adalah untuk mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak-pihak yang memberikan mandat/amanat. Dengan demikian Laporan Kinerja merupakan sarana bagi instansi pemerintah untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaiannya berkaitan dengan mandat yang diterima instansi pemerintah tersebut. Oleh karena itu LKjIP instansi harus disusun secara jujur, obyektif, akurat dan transparan. Selain itu LKjIP juga harus memenuhi beberapa ciri laporan antara lain relevan, tepat waktu, dapat dipercaya/diandalkan, mudah dimengerti, dalam bentuk yang menarik, berdaya banding tinggi (reliable), berdaya uji (verifiable), lengkap, netral, padat dan mengikuti standar pelaporan yang ditetapkan. Selain itu penyampaian Laporan Kinerja kepada pihak yang berhak (secara hirarki) juga bertujuan untuk memenuhi pertanggungjawaban dari unit yang lebih rendah ke unit yang lebih tinggi atau pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasan yang lebih menonjolkan akuntabilitas manajerialnya juga pelaksanaan perubahan ke arah perbaikan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan misi instansi. Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Dinas Pariwisata DIY Tahun 2015 diharapkan dapat: 1. Mendorong Dinas Pariwisata DIY didalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. 2. Menjadi masukan dan umpan balik baik bagi instansi lain maupun pihak pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja.
6
3. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat.terhadap .Dinas Pariwisata DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. I.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 06 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 45 Tahun 2008 tertanggal 12 Desember 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta struktur organisasi kelembagaan Dinas Pariwisata dalam menjalankan fungsi dan tugas pokok nya secara hirarkis terdiri dari: 1. Kepala Dinas; 2. Sekretaris Dinas; 3. Bidang Pengembangan Destinasi; 4. Bidang Pengembangan Kapasitas; 5. Bidang Pemasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan Struktur Organisasi berikut: Gambar I.1 Struktur Organiasasi Dinas Pariwisata DIY
7
I.2 Fungsi dan Tugas Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 45 Tahun 2008 tertanggal 12 Desember 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata Provinsi DIY, tugas Dinas Pariwisata Provinsi DIY adalah melaksanakan urusan bidang pariwisata, kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah dan dengan fungsi sebagai berikut : 1. penyusunan program dan pengendalian di bidang pariwisata; 2. perumusan kebijakan teknis bidang pariwisata; 3. pengelolaan pengembangan destinasi pariwisata; 4. pengelolaan pengembangan kapasitas pariwisata; 5. penyelenggaraan pemasaran pariwisata; 6. pemberian fasilitasi bidang pariwisata Kabupaten/Kota; 7. pelaksanaan koordinasi perijinan bidang pariwisata; 8. pelaksanaan pelayanan umum bidang pariwisata; 9. pemberdayakan sumberdaya dan mitra kerja bidang pariwisata; 10.pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; 11.pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya. 12.pelaksanaan kerjasama bidang pariwisata dengan Pemerintah maupun Swasta di tingkat Regional, Nasional dan Internasional. I.3 Keadaan Pegawai Jumlah Pegawai seluruhnya berjumlah 66 orang dengan klasifikasi sebagai berikut: A. Berdasarkan tingkat pendidikan 1. Pasca Sarjana 2. Sarjana 3. D4 4. D III 5. Sarjana Muda 6. SLTA sederajat 7. SLTP 8. SD B. Berdasarkan pangkat dan golongan 1. Pembina Tingkat I (IV/b) 2. Pembina (IV/a)
: 7 orang : 27 orang : 2 orang : 4 orang : 3 orang : 19 orang : 2 orang : 2 orang : 2 orang : 5 orang
8
3. Penata Tingkat I (III/d) 4. Penata (III/c) 5. Penata Muda Tk. I (III/b) 6. Penata Muda (III/a) 7. Pengatur (II/c) 8. Pengatur Muda Tk. I (II/b) 9. Juru Muda 10. PTT C. Berdasarkan jabatan struktural 1. Pejabat eselon II 2. Pejabat eselon III 3. Pejabat eselon IV
: 11 orang : 7 orang : 20 orang : 11 orang : 2 orang : 2 orang : 2 orang : 2 orang : 1 orang : 4 orang : 11 orang
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki untuk penyelenggaraan Urusan Pariwisata DIY dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel I. 1 Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata DIY No 1
Nama Barang Tanah
2
Alat-alat angkutan Alat Bengkel
10
Keterangan Tanah perumahan, rumah dinas, Bangunan, Saranan Wisata, Parkir, TPR kaliurang Mini bus, Pick up, Sepeda motor
2
Genset 27 KWH dan 15 KWH
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
773
3 4
Jmlh 13
PC Multimedia, Meja, Meja tamu, Kursi kerja, Rak kayu, Filling Kabinet, White Board, Kursi Lipat, Mesin penghisap, AC Split, Pompa Air , PCwork station, Meja rapat, Almari Kayu, Microphone, Note Book, Printer, Stabilizer, Mesin Ketik, Magnetik white board, Kursi putar, Kipas angin standing, Kipas angin, Meja rapat, Kursi rapat, Kursi tamu, Meja komputer, AC Window, Televisi, Amp.TOA, Amp.Wireless, Pompa air, Komputer, Meja Kerja, Floor light box, Rool up banner, Flexy frame, Brankas, 9
No
Nama Barang
Jmlh
Keterangan Indoor photo G, Windspout, Foto Even Desk, Ventilasi VAN, DVD Player, T.Pemadam Keb., Scanner, Peralatan jaringan inetrnet, Neon next TIC, Papan Infromasi, Rak buku, Sirine penunjuk waktu, Kursi Counter TIC, Meja workstation, Kursi leather, Ceiling Fan, Proyektor, Lampu bilboard, Folding gate, Almari pakaian, Almari arsip kaca, Gordyn, UPS.
5
Alat-alat Studio dan Komunikasi
22
Kamera Digital, Handycame, faximile KXFT, Blitz SB 28, Sound system,
6
Bangunan Gedung
1
Gedung TIC Malioboro
7
Jaringan
2
Jaringan Listrik, Instalasi telepon PABX
8
Buku Perpustakaan
144
Buku kepustakaan, buku hukum,
9
Barang Bercorak Kesenian/Kebuda yaan
24
Batik tulis dalam pigura
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016 Semua sarana dan prasarana di atas masih dalam keadaaan baik dan layak pakai. Namun demikian secara kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan karena beban kerja yang semakin tinggi. I.5 Keuangan Tahun Anggaran 2015 Dinas Pariwisata DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 22.800.663.433,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp 4.013.030.833,- dan Belanja Langsung Rp 18.787.636.600.- , sedangkan realisasi adalah sebesar Rp. 21,508,721,389,- (94.33%) dengan perincian Belanja Tidak Langsung Rp. 3,978,069,630,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 17,530,651,759,-.
10
Realisasi Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh Dinas Pariwisata DIY dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Bidang Pariwisata berupa Sewa tempat/ counter TIC Malioboro oleh Disbudpar Prov. Jateng dan Sewa Tempat parkir PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT. TWCBP & RB) di Candi Ratu Boko, sebesar Rp. 51,404,440.-. dari target Rp. 34.580.250 dan telah melampaui target pendapatan sebesar 148.65%.
I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ditetapkan Sistematika LAKIP sebagai berikut: - BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian mengenai gambaran umum organisasi dan sekilas pengantar lainnya. - BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Berisi ikhtisar beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja). - BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam Bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi pelapor, dengan pengungkapan dan penyajian hasil pengukuran kinerja. - BAB IV PENUTUP - LAMPIRAN – LAMPIRAN
11
BAB 2 Perencanaan & Perjanjian Kinerja II.1 Perencanaan Strategis Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pariwisata DIY harus mendasarkan pada kebijakan Nasional, RPJP, RPJM, RPJPD, RPJMD, dan Renstra SKPD. Berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, memberikan kepada estiap SKPD mempunyai kewajiban unutk menetapkan Renstra SKPD unutk periode lima tahun. Renstra adalah dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Berdasarkan hasil perubahan terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY Tahun 2012-2017 dan mengacu pada Hasil Evaluasi Rencana Strategis Dinas Pariwisata DIY Tahun 2015, terdapat penyesuaian target capaian kinerja yang ada di sasaran pertama, yaitu Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisawatan. Penyesuain target capaian kinerja terletak pada indikator sasaran Jumlah Wisatawan Mancanegara. Penyesuaian target capaian indicator kinerja dilakukan karena target capaian indikator kinerja Jumlah Wisatawan Mancanegara di tahun 2015 sudah melampaui target capaian kinerja tahun 2017. II.1.1 Visi dan Misi II.1.1.1 Visi “Terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan masyarakat”. Pernyataan visi di atas dilandasi dengan pemahaman bahwa pembangunan kepariwisataan di DIY pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan : 1) DIY secara historis, memiliki modal dasar yang dapat diunggulkan serta panorama alam nan indah mempesona yang menarik untuk dijelajahi. Warisan budaya berupa candi, artefak, kraton dan beberapa bangunan berarsitektur tinggi merupakan simbol kebesaran budaya masa lalu serta
12
masih terpeliharanya dan hidupnya berbagai nilai-nilai, kesenian dan sebagainya di masyarakat menunjukan eksistensi warisan budaya yang dimiliki masyarakat DIY. Berbagai sarana rekreasi dan berbagai sarana/prasarana pendukung pariwisata dan transportasi memudahkan wisatawan untuk datang dari berbagai tempat untuk datang dan memilih produk-produk wisata yang berkualitas. 2) Berwawasan budaya, dapat diartikan bahwa segala aktifitas kepariwisataan DIY, berwawasan budaya yang diwujudkan dalam bersikap dan perilaku insan pariwisata yang selalu mengedepankan budaya timur, khususnya budaya Jawa (Yogyakarta). Perilaku insan pariwisata yang “njawani” dalam sikap sehari-harinya. Ramah tamah, gotong royong, gaya hidup bersih, berbudi pekerti baik, memiliki unggah-ungguh, sopan santun namun cukup trengginas dan tanggap ing sasmito terhadap perkembangan jaman. 3) Konsistensi terhadap keputusan (perencanaan) yang telah dibuat, sering menjadi sesuatu yang sangat mahal dewasa ini. Berbagai kebijaksanaan yang belum tuntas dilaksanakan, sudah berganti dengan kebijakan baru. Perencanaan yang tersistem, integrated yang muncul dari analisa yang tajam serta disepakati oleh stakeholders perlu dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berkesinambungan (sustainable tourism development). Seluruh pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan harus berorientasi pada asas adil dan merata serta sebanyak mungkin menciptakan peluang kerja tanpa meninggalkan kaidah, etika, kemandirian dan profesionalisme. 4) Kepariwisataan Indonesia adalah pariwisata yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan konsep tersebut, maka konsep yang sebaiknya dipakai sebagai landasan adalah: Pariwisata yang berbasis masyarakat (community based tourism) dan Pariwisata berkelanjutan. Rasa ikut memiliki (handarbeni) perlu ditumbuhkan dengan menanamkan pemahaman tentang arti penting pariwisata sebagai salah satu sektor yang diandalkan oleh Pemerintah DIY yang dapat mendorong tumbuh dan kuatnya ekonomi lokal sehingga mempercepat kesejahteraa masyarakat Yogyakarta
13
II.1.1.2 Misi Misi Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkait dengan kepariwisataan sesuai RPJMD (2012 – 2017) adalah menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inivatif dan kreatif. Misi ini pelaksanaannya dapat dijabarkan dalam Misi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu: 1) Mewujudkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata DIY dan pendukungnya yang berdaya saing tinggi berdasarkan Sapta Pesona dan keterpaduan antara pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pemasaran Pariwisata DIY yang didukung kapabilitas/kredibilitas kapsitas SDM dan Kelembagaan seluruh pemangku kepentingan kepariwisataan DIY. II.1.2 Tujuan dan Sasaran Mengacu pada visi yang telah ditetapkan maka tujuan yang akan dicapai sesuai RPJMD (2012-2017), adalah: 1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pemasaran Parwisiata DIY yang didukung kapabilitas/kredibilitas kapasitas SDM dan Kelembagaan seluruh pemangku kepentingan kepariwisataan seluruh DIY; 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata DIY dan pendukungnya yang berdaya saing tinggi berdasarkan sapta pesona dan keterpaduan antara pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut:
14
Tabel II. 1 Sasaran Strategis Dinas Pariwisata DIY
No.
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
SATUAN
TARGET KINERJA 2012
1.
2.
Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
Jumlah Wisatawan Nusantara
Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing
Lama Tinggal Wisatawan Nusantara
Jumlah Wisatawan Mancanegara
Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016 15
KETERANGAN
2013
2014
2015
2016
2017
2.113.314
2.754.981
3.581.860
4.071.753
4.561.646
SEBELUM
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
SETELAH
188.369
212.518
249.854
258.636
263.137
267.715
SEBELUM
n/a
n/a
n/a
261.057
345.503
386.964
SETELAH
2
2,15
2,15
2,30
2,45
2,6
SEBELUM
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
2,15
2,23
2,25
2,35
2,45
2,69
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
n/a
1.692.642
Orang
Orang
Hari
Hari
SETELAH SEBELUM SETELAH
II.1.3 Strategi Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan. II.1.3.1 Misi I : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pemasaran Parwisiata DIY yang didukung kapabilitas/kredibilitas kapasitas SDM dan Kelembagaan seluruh pemangku kepentingan kepariwisataan seluruh DIY; Strategi: - Mewujudkan strategi pemasaran pariwisata yang berorientasi pada efektifitas, efisiensi dan tepat sasaran sehingga mampu mengantisipasi permintaan pasar, mengenal keinginan dan motivasi pasar serta mendorong timbulnya permintaan dari dalam negeri (wisata nusantara) dan dari luar negeri (wisata mancanegara). - Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder lainnya yang sinergis dan bermanfaat Kebijakan : Peningkatan pemasaran pariwisata Yogyakarta yang efektif dan efisien yang berorientasi pasar baik di dalam negeri maupun ke luar negeri sertam mengembangkan jejaring dan kemitraan pariwisata yang berkualitas dan berkesinambungan Program : - Program Pengembangan Pemasaran - Program Pengembangan Kemitraan Kegiatan : - Penyusunan Data Kepariwisataan - Pemasaran Dan Jejaring Kemitraan Pariwisata - Optimalisasi Kapasitas SDM dan Kelembagaan Pelaku Pariwisata - Penyelenggaraan Even Kepariwisataan
16
II.1.3.2 Misi 2 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata DIY dan pendukungnya yang berdaya saing tinggi berdasarkan sapta pesona dan keterpaduan antara pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Strategi : Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata (produk-produk pariwisata) Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai daya banding dan saing tinggi/kompetitif serta berkelanjutan. Kebijakan : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif. Program : - Program Pengembangan Destinasi Pariwisata - Program Pengembangan Desa Wisata Kegiatan : - Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan - Peningkatan Daya Tarik Desa Wisata
II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, beserta target kinerja dan anggaran. Dalam penyusunan Penetapan Kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan DPA. Pada tabel dibawah ini merupakan PK tahun 2015: Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO.
1
SASARAN
INDIKATOR
STRATEGIS
KINERJA
Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
a Jumlah Wisatawan Nusantara
PROGRAM/ TARGET
KEGIATAN
3.581.860 PROGRAM orang
PENGEMBANGAN
ANGGARAN Rp. 5.441.145.000
PEMASARAN PARIWISATA
b Jumlah Wisatawan Mancanegara
261.057 PROGRAM orang PENGEMBANGAN
Rp. 4.197.255.000
KEMITRAAN
17
NO.
2
SASARAN
INDIKATOR
STRATEGIS
KINERJA
Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing
PROGRAM/ TARGET
a Lama Tinggal
2.30 PROGRAM
Rp.
hari PENGEMBANGAN
3.782.402.000
Wisatawan
DESTINASI
Nusantara
PARIWISATA
b Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara
ANGGARAN
KEGIATAN
2.35 PROGRAM
Rp.
hari PENGEMBANGAN
2.137.500.000
DESA WISATA
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016 II.3 Rencana Anggaran Pada Tahun Anggaran 2015 Dinas Pariwisata DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 22.800.663.433,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp 4.013.030.833,- dan Belanja Langsung Rp 18.787.636.600.Adapun realisasi serapan menurut perhitungan pada akhir T.A. 2015 adalah sebesar Rp. 21.508.721.389,- (94.33%) dengan perincian Belanja Tidak Langsung Rp. 3.978.069.630,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 17.530.651.759,- sehingga terdapat Sisa/Efisiensi anggaran sebesar Rp. 1.291.942.044,-
(5.67%) dan
sisa/efisiensi anggaran tahun 2015 kembali ke kas Daerah . Sedangkan realisasi Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh Dinas Pariwisata DIY dari Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Bidang Pariwisata adalah Sewa tempat/ counter TIC Malioboro oleh Disbudpar Prov. Jateng dan Sewa Tempat parkir PT. TWCBP & RB di Candi Ratu Boko, sebesar Rp. 51.404.440.- dari target Rp. 34.580.250 dan telah melampaui target pendapatan sebesar 148.65% II.3.1 Target Belanja Dinas Pariwisata DIY Target Belanja Dinas Pariwisata DIY jika dibandingkan antara belanja Langsung (Belanja Masyarakat) dan Belanja Tidak langsung (Gaji Pegawai) berada pada perbandingan 30:70. Ini berada pada posisi yang ideal dimana belanja untuk masyarakat lebih tinggi dari belanja tidak langsung.
18
Tabel II.3 Target Belanja Dinas Pariwisata DIY Uraian Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Target Rp. 4.013.030.833,Rp. 18.787.632.600,-
Prosentase 18.50% 81.50%
Rp. 22.800.663.433,Jumlah Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016
100%
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis Anggaran belanja langsung Tahun 2015 yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis Dinas Pariwisata DIY adalah sebagai berikut: Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis No 1
Sasaran Strategis
Anggaran
Persentase
Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
Rp. 9.638.400.000
61,95%
Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing
Rp. 5.919.902.000
38,05%
Rp. 15.558.302.000
100,00%
Keterangan
2
TOTAL Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016
19
II.4 Instrumen Pendukung Pada tahun 2015 Dinas Pariwisata DIY melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi, terutama untuk memonitoring pelaksanaan program/kegiatan di tahun 2015. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi dilakukan dengan melaksanakan pertemuan rutin setiap bulannya untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan di bidang-bidang. Fokus utama dari pertemuan rutin setiap bulan adalah unutk mendapatkan informasi mengenai penyerapan anggaran serta realisasi fisik yang sudah terlaksana di setiap bulannya. Kegiatan Monitoring dan evaluasi juga dilakukan dengan melaksanakan peninjauan lapangan, terutama unutk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sarana dan prasarana, serta penyelenggaraan event-event kepariwisatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata DIY. Penggunaan aplikasi di dalam pendukungan kegiatan Monitoring dan Evaluasi juga digunakan. Aplikasi pendukung berupa Sistem Informasi Pengendalian (http://monevapbd.jogjaprov.go.id), merupakan sistem aplikasi yang disusun oleh BAPPEDA DIY guna mendukung efektifitas dari proses monitoring dan evaluasi. Kegiatan Monitoring dan evaluasi dapat menjadi instrumen pendukung di dalam proses verifikasi dan pengawasan pelaksanaan program/kegiatan. Proses perencanaan APBD tahun 2015 yang dilaksanakan dengan pendampingan TAPD (BAPPEDA, DPPKA, dan Biro Organisasi) juga sangat membantu Dinas Pariwisata di dalam melaksankan proses perencanaan. Pelaksanaan perencanan Program/Kegiatan APBD Tahun 2015 juga dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi perencanaan yang disusun oleh TAPD DIY. Penyusunan
RKPD,
hingga
penyusunan
KUAPPAS
menggunakan
Aplikasi
Perencanaan (http://jogjaplan.com), sehingga keseuaian antara sasaran, inidikator, hingga Program/Kegiatan dapat disusun dengan efektif. Penyusunan RKA dan DPA Dinas Pariwisata DIY juga menggunakan aplikasi SIPKD, sehingga penyusunan RKA dan DPA dapat terlaksana.
20
BAB 3 Akuntabilitas Kinerja III.1. Capaian Kinerja Tahun 2015 Dinas Pariwisata DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Dinas Pariwisata DIY tahun 2015 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu: Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja No.
Interval Nilai Realisasi
Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja
Kinerja
Kode
1.
91 ≤ 100
Sangat Baik
Hijau Tua
2.
76 ≤ 90
Tinggi
Hijau Muda
3.
66 ≤ 75
Sedang
Kuning Tua
4.
51 ≤ 65
Rendah
Kuning Muda
5.
≤ 50
Sangat Rendah
Merah
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pariwisata DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:
21
Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2015 No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan
Jumlah Wisataw an Nusanta ra
Orang
1
Terwujudn ya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkat kan kunjungan wisatawan
Jumlah Wisata wan Manca negara
Orang
Lama Tinggal Wisataw an Nusanta ra
Hari
Lama Tinggal Wisata an Manca negara
Hari
2
Terwujudn ya destinasi wisata yang berdaya saing
Target
Realisasi
Persentase
3.581.860
3.813,.20
106,47
261.057
308.485
118,17
2.30
1.85
80.43
2.35
2.07
88.09
Kriteria/Kode
Sangat baik
Sangat baik
Tinggi
Tinggi
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Dari tabel di atas, terdapat 2 (dua) sasaran yang terbagi ke dalam 4 (empat) indikator kinerja. Pada tahun 2015, 2 (dua) indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 50% dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator atau sebesar 50% belum memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala. Capaian yang tertinggi pada indikator Jumlah Wisatawan Mancanegara (capaian 118,17%) sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah indikator
Lama Tinggal Wisatawan
Nusantara (Capaian 80,43%).
22
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas Pariwisata DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut: III.2.1. Sasaran I Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk miningkatkan kunjungan wisatawan. Sasaran strategis ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa diperlukan suatu bentuk pemasaran pariwisata yang dilakukan secara efektif dan efisien, hal itu dilakukan agar minat mdari calon wisatwan ataupun wisatawan repeater selalu berminat untuk datang ke DIY. Pelaksanaan promosi pariwisata adalah cara yang paling efektif di dalam mendatangkan serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke DIY. Tolok ukur capaian sasaran II terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu indikator (1) Jumlah Wisatawan Nusantara dengan formulasi: Jumlah Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke DIY selama satu tahun dan (2) Jumlah Wisatawan Mancanegara dengan formulasi: Jumlah Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke DIY selama satu tahun. Destinasi wisata DIY masih diminati oleh wisawatan nusantara atau juga dikenal wisatawan domestik, hal tersebut dapat terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan nusantara mencapai 3.091.967 orang, dan pada tahun 2015 kunjungan wisatawan nusantara bertambah sebanyak 721.753 orang (naik 23%), sehingga pada tahun 2015 jumlah wisatawan nusantara telah mencapai 3.813.720 orang dan telah melebihi target indikator kinerja tahun 2015. Faktor pendukung dalam pencapaian target inidikator Jumlah Wisatawan Nusantara adalah makin beragamnya atraksi wisata yang ada di DIY. Wisatawan nusantara memiliki kecenderungan datang ke DIY dengan bertujuan berlibur, untuk merespon hal tersebut Dinas Pariwisata DIY bersama dengan stakeholder pariwisata berupaya untuk menyelenggarakan atraksi-atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan. Semakin banyak event yang dilakukan oleh para pelaku wisata di DIY akan semakin banyak menarik wisatawan nusantara yang berencana unutk berlibur. Atraksi wisata dapat dilakukan dengan menyelenggarakan event-event 23
keparwisiataan dan juga dengan cara membangun destinasi wisata baru. Kedua hal tersebut juga dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata DIY dengan dukungan yang besar dari stakeholder pariwisata serta dari masyarakat DIY. Grafik III.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara di DIY tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara memiliki potensi peningkatan di tahun 2015. Minat wisatawan mancanegara terhadap daerah destinasi wisata di DIY selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 235.518 orang dan mengalami kenaikan sebesar 8% bila dibandingkan dengan capaian kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2014 yang mencapai 254.213 orang. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan juga mngalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2014. Capaian kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2015 mencapai 308.485 orang, yang mengalami peningkatan sebesar 21% bila dibandingkan dengan tahun 2014. Pelaksanaan promosi yang dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran serta promosi (di dalam dan luar negeri) dengan menggunakan TI (http://visitingjogja.com) dapat memberikan hasil positif bagi pertumbuhan wisatawan mancanegara.
24
Tabel III.3 Pameran yang diikuti DIY pada Tahun 2015 Pameran Luar Negeri No
Kegiatan
Waktu
Tempat
1
NATAS Travel Fair 2015
27-29 Maret 2015
Singapore Expo, Singapura
2
MATTA Fair 2015
13-15 Maret 2015
PWTC, Kuala Lumpur, Malaysia
3
JATA Tourism Expo 2015 Japan
24-27 September 2015
Tokyo Big Sight,Tokyo, Jepang
4
EATOF (Standing Committee)
29-31 Maret 2015
DIY, Indonesia
5
Thai International Travel Mart 2015
13-15 Nopember 2015
Kunming, China
6
Thai International Travel Fair 2015
25 Februari – 1 Maret 2015
Queen Sirikit National Convention Center
7
Gift & Home Shanghai 2015
25-27 Juni 2015
Shanghai World Expo PavillionD
Pameran Pameran dalam Negeri Dalam Negeri: No
Kegiatan
Waktu
Tempat
1
Deep & Extreme Indonesia
30 April – 3 Mei 2015
Jakarta Convention Center
2
Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara
14-17 Mei 2015
Jakarta Convention Center
3
Pameran di Bali
Oktober 2015
Bali
4
Table Top Pariwisata DIY di Bali
Desember 2015
Bali
5
Jogja Fashion Week
30 Agustus 2015
Jalan Maliobro dan JEC
6
Festival Pencak Silat
28-31 Mei 2015
Puro Pakualaman
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2015
25
Grafik III.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di DIY tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Peringkat sepuluh besar wisatawan mancanegara yang berkunjung di DIY di tahun 2015 masih memiliki posisi yang sama dengan tahun 2014, dengan posisi pertama ditempati oleh jumlah wisatawan yang berasal dari negara Belanda, posisi kedua dari negara Jepang, dan di posisi ketiga adalah negara Malaysia. Wisatawan yang berasal dari negara Belanda telah memposisikan sebagai wisatawan mancanegara terbanyak yang datang ke DIY sejak tahun 2007 lalu (Statistik Pariwisata DIY Tahun 2007).
26
Grafik III.3 Peringkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara di DIY tahun 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Realisasi jumlah kunjungan wisatawan nusantara & mancanegara pada tahun 2015 telah melampaui dari terget yang ditentukan di tahun 2015, dan untuk mencapai target akhir di tahun 2017, Dinas Pariwisata DIY optimis dapat dicapai dalam waktu dua tahun. Faktor pendukung dalam pencapaian target inidikator Jumlah Wisatawan Mancanegara adalah pelaksanaan kegiatan promosi pariwisata DIY di event-event kepariwisataan di mancanegara dan juga pada tahun 2015 Pemerintah Pusat telah menerbitkan peraturan yang bertujuan untuk memberikan manfaat kepada pembangunan nasional diantaranya Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan kepada 30 negara. Kemudian dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 104 tahun 2015 tentang penambahan negara yang diberikan bebas visa kunjungan menjadi 45 negara, sehingga total negara bebas Visa kunjungan pada bulan Oktober telah menjadi 75 negara. Pemberlakuan peraturan bebas Visa kunjungan kepada beberapa negara dapat menjadi faktor pendukung terhadap pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu factor pendukung lainnya adalah
27
ketersediaan Akomodasi yang dapat melayani wisatawan yang datang ke DIY. Pada tahun 2015, jumlah hotel dan akomodasi yang tersebar di lima Kabupaten/Kota telah mencapai 1.166 Hotel, yang terdiri dari 85 Hotel Bintang dan 1.081 Hotel Non Bintang, dengan penyebaran terbanyak ada di Kota Yogyakarta sebanyak 36%, Kabupaten Sleman sebanyak 33% dan jumlah terkecil ada di Kabupaten Kulonprogo dengan 2%. Tabel III.4 Perkembangan Hotel dan Akomodasi Lain Per Kab/Kota di DIY Tahun 2014-2015 Kabupaten/Kota Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Jumlah
Hotel Bintang
Hotel Non Bintang
Jumlah Total
2014
2015
2014
2015
2014
2015
1 1 26 43 71
1 1 26 57 85
27 248 70 366 356 1,067
26 261 69 363 362 1,081
27 249 71 392 399 1,138
26 262 70 389 419 1,166
Sumber: BPS DIY, 2015
Gambar III.1 Transaksi Seller-Buyer di Table-Top Bali Tahun 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2015
28
Tabel III.5 Target dan Realisasi Jumlah Wisawatan Nusantara dan Mancanegara Tahun 2015 2015 No
1
2
Indikator
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Capaian 2014
Target
Realisasi
% Realisasi
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
3.091.967
3.581.860
3.813.720
106,47
2.437.614
83.60
254.213
261.053
308.485
118,17
386.964
79,72
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah III.2.2. Sasaran II Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing. Sasaran ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa dalam mewujudkan destinasi wisata DIY yang berdaya saing di lingkup Asia Tenggara maka diperlukan sasaran yang mampu dijadikan suatu acuan dalam mencapai taraf destinasi wisata yang berdaya saing, maka untuk sasaran kedua ditetapkan sebagai Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing. Tolok ukur capaian sasaran III terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu (1) Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara, dengan formulasi: Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di DIY dan (2) Lama Tinggal Wisatawan Nusantara, , dengan formulasi: Rata-rata lama tinggal wisatawan nusantara di DIY. Pada tahun 2014 capaian lama tinggal wisatawan mancanegara adalah 1,95 hari dan 1,58 hari untuk wisatawan nusantara, sedangkan pada tahun 2015 ini dengan target lama tinggal wisman 2,35 hari hanya dapat terealisasi sebesar 2,07 hari, tetapi dibandingkan dengan tahun 2014 (1,95 hari) meningkat 0,12 hari (6,2 %). Lama tinggal wisatawan nusantara dengan target 2,30 hari hanya terealisasi 1,85 hari jika dibandingkan dengan tahun 2014 (1,58 hari) meningkat 0,27 hari (17 %). Selama kurun waktu 4 tahun (2012-2015) suatu kenyataan di lapangan bahwa berdasarkan perhitungan yang dilakukan baik oleh PHRI DIY, BPS DIY maupun
29
Dinas Pariwisata DIY, lama tinggal wisatawan nusantara belum pernah menembus angka lama tinggal hingga 2,0 hari. Diperlukan strategi untuk mendongkrak lama tinggal wisatawan yang mengunjungi DIY. Salah satu strategi itu yakni kalangan swasta agar lebih berperan aktif dalam membuat terobosan baru, khususnya wisata malam di sehingga dengan wisata malam yang sehat dan nyaman, wisatawan akan lebih lama lagi tinggal di Yogyakarta. Peran dari travel agen dapat memberikan dampak yang besar bagi kemajuan angka LOS wisawatan di DIY. Paket-paket wisata yang masih dijual oleh para agen perjalanan masih banyak menjual destinasi-destinasi wisata yang sudah cukup dikenal luas, namun tidak memasukkan destinasi-destinasi wisata baru, sehingga wisatawan yang berkunjung di DIY sudah cukup mengunjungi destinasi wisata yang dikenal saja dan hal tersebut belum mampu membuat para wisatawan tinggal lebih lama di DIY. Grafik III.4 Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara & Nusantara di DIY tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Kerjasama dengan stakeholder pariwisata baik yang swasta maupun pemerintah perlu ditingkatkan agar program/Kegiatan dapat berjalan baik dan 30
sinergis. Penyelenggaraan event pariwisata perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya dengan sebaran lokasi yang merata di DIY agar wisatawan yang datang bisa menikmati sajian even di seluruh Kab/Kota di DIY. Target dan realisasi kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan target akhir renstra adalah sebagai berikut: Tabel III.6 Target dan Realisasi Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Mancanegara Tahun 2015 2015 No
1
2
Indikator
Lama Tinggal Wisatawan Nusantara Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara
Capaian 2014
Target
Realisasi
% Realisasi
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
1,58
2,30
1,85
80,43
2,60
80,43
1,95
2,35
2,07
88,09
2,69
88,09
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya Selain penentuan Indikator Kinerja Utama, Dinas Pariwisata DIY juga memiliki Indikator Kinerja Pendukung, yang terdiri dari tiga sasaran dan empat indicator capaian. III.3.1. Indikator Kinerja Pendukung I Tolok ukur indikator pendukung pertama ini adalah Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daya Tarik Wisata (DTW), dengan formulasi: jumlah pengunjung DTW di kabupaten/kota. Jumlah Wisatawan yang mengunjungi DIY sebagai Daerah Tujuan Wisata (Destinasi) terkemuka di Nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena DIY masih dipandang daerah yang relatif aman dan nyaman, memiliki beraneka ragam Daya Tarik Wisata yang dikelola dengan baik dan masih menjadi magnet/menarik bagi wisatawan. Pembangunan Destinasi wisata yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah DIY, dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisita DIY bertujuan agar semakin banyak pilihan serta jenis objek daya tarik wisata yang dapat ditawarkan kepada calon wisatawan ataupun
wisatawan
repeater.
Upaya
yang
dilakukan
tentunya
dengan
31
melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata yang ada di lima Kabupaten dan kota, serta dengan menyelenggarakan atraksi sepanjang tahun di beberapa objek wisata unggulan di DIY. Keberagaman destinasi wisata yang tersebar di lima kabupaten dan kota menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. Di wilayah kota Yogyakarta tersebar potensi dan atraksi wisata yang terdiri dari wisata budaya, sejarah, hingga wisata belanja. Kabupaten Sleman juga didorong untuk mengembangkan daya tarik wsiatanya dengan cara mendukung pembangunan sarana dan prasarana pariwisata yang ada di desa-desa wisata, dan juga di beberapa objek wisata yang dinilai berpotensi mendatangkan banyak wisatawan, dan hal tersebut juga dilakukan di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, serta Kulonprogo. Dengan keamanan dan kenyamanan Yogyakarta terus kondusif pada tahun tahun mendatang maka untuk mencapai jumlah kunjungan wisatawan seperti yang telah ditargetkan dalam RPJMD/Renstra hingga tahun 2017 diharapkan bisa tercapai. Hal ini tentu perlu kerjasama dan koordinasi dengan Kab/Kota sebagai pengelola Daya Tarik Wisata sehingga DTW yang telah ada dan dikenal masyarakat terus dijaga dan dirawat disamping terus diupayakan untuk meningkatkan daya Tarik wisata baru. Gambar III.2 Jogja Air Show Tahun 2015 di Pantai Depok, Bantul
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2015 32
Minat wisawatan yang berkunjung ke DIY, lebih banyak dimotivasi oleh keinginan untuk berlibur, hal tersebut memberikan peluang bagi Dinas Parwisiata DIY untuk terus melaksanakan Program/Kegiatan yang berkaitan langsung dengan pengembangan destinasi wisata. Grafik III.5 Motivasi Wisatawan Berkunjung ke DIY di DIY 70% 60%
WISMAN
50%
WISNUS
40% 30%
20% 10% 0% WISMAN WISNUS
Brlibr 59% 55%
Study 19% 14%
Dinas 8% 6.50%
Bisnis 6% 7.50%
VFR 1% 13%
Others 7% 4%
Sumber: PES 2013, Dinas Pariwisata DIY Berdasarkan RPJMD DIY 2012-2017 dan Renstra Dinas Pariwisata DIY sampai tahun 2017 (akhir masa Renstra) target jumlah pengunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) di DIY sebanyak 22.198.333 orang. Pada tahun 2013 jumlah pengunjung ke DTW mencapai 13,883,950 orang dan tahun 2014 jumlah pengunjung mencapai 14.595.743 orang, dan pada tahun 2015 juga mengalami kenaikan jumlah kunjungan hingga mencapai 18.435.445, dan telah melampaui target jumlah pengunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) tahun 2015. Faktor pendukung dari meningkatnya dan tercapainya indicator jumlah pengunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) di DIY, adalah terlaksananya peningkatan dan pengembangan saran dan prasarana pariwisata di DIY. Fasilitas atau sarana dan prasarana pariwisata sangat penting unutk ditingkatkan, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang datang ke destinasi wisata, sehingga semakin baik pelayanan yang ditunjukkan dari peningkatan fasilitas atau sarana dan prasarana pariwisata dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) di DIY.
33
Grafik III.6 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke DTW di DIY tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Tabel III.7 Target dan Realisasi Jumlah Wisatawan ke DTW tahun 2015 2015 No
1
Indikator
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Capaian 2014
16,774,235
Target
16,785,128
Realisasi
18,435,445
Target % Realisasi
109.83
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
22,198,333
83.05
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah III.3.2. Indikator Kinerja Pendukung II Tolok ukur capaian pendukung kedua terdiri dari satu indikator yaitu Jumlah Daya Tarik Baru, dengan formulasi: jumlah jumlah kumulatif daya tarik wisata. Dalam rangka pengembangan destinasi wisata Yogyakarta untuk memenuhi permintaan pasar wisata dan keinginan dari wisatawan maka Dinas Pariwisata DIY
34
berupaya untuk mengembangkan daya tarik wisata baru berbasis alam dan budaya sebagai salah satu produk wisata unggulan DIY. Pengembangan jumlah daya tarik baru dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan dan pelaksanaan penyelenggaraan event kepariwisataan. Pada tahun 2014 di seluruh DIY (Kab/Kota)
terdapat 88 buah daya tarik
wisata(DTW). Dengan komitmen dan konsistensi serta dukungan dari masyarakat setempat, maka dalam melaksanakan program/kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY pada tahun 2015 meningkat menjadi 91 DTW. Jika dibandingkan dengan target capaian indicator tahun 2015, realisasi pada tahun 2015 telah melampaui target (102,25%). Tabel III.8 Target dan Realisasi Jumlah Daya Tarik Baru Tahun 2015 2015 No
1
Indikator
Jumlah Daya Tarik Baru
Capaian 2014
88
Target
89
Realisasi
91
% Realisasi 102,25
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
93
97,85
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah III.3.3. Indikator Kinerja Pendukung III Tolok ukur capaian indikator ketiga terdiri dari dua indikator yaitu (1) Jumlah Desa Wisata, dengan formulasi: jumlah kumulatif desa wisata yang dibina oleh dinas pengampu urusan parwiisata dan (2) Jumlah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dengan formulasi: jumlah kumulatif pokdarwis yang tercatat di dinas pengempu urusan pariwisata. Tahun 2014 terdapat 77 desa/kampung wisata dan 82 kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 80 desa/kampung wisata dan 86 Pokdarwis. Pada tahun 2015 Dinas Parwisiata berhasil menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan desa wisata dan pokdarwis. Kegiatan rutin yang selalu diadakan di setiap tahunnya adalah penyelenggaraan lomba desa wisata dan lomba POKDARWIS tingkat provinsi. Penyelenggaraan lomba tersebut dimaksudkan agar tumbuh semangat bagi pengelola desa wisata maupun kelompok sadar wisata untuk meningkatkan kemampuan, pelayanan hingga pengelolaan terhadap kegiatan wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Kegiatan lomba juga dimaksudkan agar tercipta 35
semangat berkompetisi secara sehat antar pengelola desa wisata dan kelompok sadar wisata. Selain kegiatan lomba, Dinas Parwisiata DIY juga melakukan peningkatan peran dan kemampuan masyarakat melalui sejumlah pelatihan, dan juga melakukan inovasi baru, yakni mengajak pengelola desa wisata untuk melakukan kegiatan temu bisnis dengan calon pengguna layanan desa wisata yang terdapat di luar daerah DIY dan antar provinsi anggota Mitra Praja Utama (MPU). Pelaksanaan kegiatan sertifikasi jug dilakukan agar tenaga kerja pariwisata dapat bersaing dengan tenaga kerja luar daerah, bahkan unutk bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) Tabel III.9 Target dan Realisasi Jumlah Desa Wisata dan Jumlah Pokdarwis Tahun 2015 2015 No
1 2
Indikator
Jumlah Desa Wisata Jumlah Pokdarwis
Capaian 2014
Target
Realisasi
% Realisasi
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
77
80
80
100
90
88,89
82
86
86
100
96
89,58
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Gambar III.3 Sertifikasi Pemandu Wisata Tahun 2015
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2015 36
III.4 Akuntabilitas Anggaran Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2015 sebesar 93,30%. dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 93,62%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar 93,78%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan dengan indicator jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, dimana sasaran dan indikator dicapai oleh Program Pengembangan Kemitraan (99,25%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing untuk indicator kinerja Lama Tinggal Wisatawan Nusantara, dimana sasaran dan indikator dicapai oleh Program Pengembangan Destinasi Pariwisata (88,83%). Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan Kepariwisataan DIY tahun 2015 telah mencukupi. Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada tabel berikut: Tabel III.10 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2015 Kinerja No
1
2
Sasaran
Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Terwujudnya destinasi wisata yang berdaya saing
Anggaran %
Target
Realisasi
3.581.860 orang
3.813.720 orang
106,47
261.057 orang
308.485 orang
118,7
2,30 hari
1,85 hari
80,43
Target
Realisasi
Realisasi
Rp.
Rp.
5.441.145.000
4.955.205.141
Rp.
Rp.
4.197.255.000
4.166.105.300
Rp.
Rp.
3.782.402.000
3.359.975.500
37
% Realisasi
91,06
99,25
88,83
Kinerja Sasaran
No
Target
2,35 hari
Anggaran %
Realisasi
Target
Realisasi
2,07 hari
88,09
Jumlah Total Belanja Langsung
Realisasi
Rp.
Rp.
2.137.500.000
2.043.700.470
Rp.
Rp.
15.558.302.000
14.564.986.411
Rp.
Rp.
18.787.632.600
17.530.651.759
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah II.3.1 Analisa Efisiensi Tabel III.11 Tingkat Efisiensi dari Capaian Kinerja dan Penyerapan Anggaran Tahun 2015 No 1 1.
Sasaran 2 Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
Indikator
% Capaian
%
Kinerja
Penyerapan
(≥100%)
Anggaran
4
5
6
3
Tingkat Efisiensi
Jumlah Wisatawan Nusantara
106,47
91,06
114,464
Jumlah Wisatawan Mancanegara
119,7
99,25
116,004
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2016, data diolah Dari empat indikator kinerja utama yang telah ditentukan, terdapat dua indicator kinerja yang capain kinerja dapat mencapai ≥100%. Bila dibandingkan anatara persentase capaian kinerja dengan persentase penyerapan anggaran, maka untuk tingkat efisiensi tertinggi diperoleh dari indicator Jumlah Wisatawan Mancanegara, dengan sasaran Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang tingkat efisiensi mencapai 116,004%, sedangkan untuk kedua diperoleh dari indikator Jumlah Wisatawan Nusantara, dengan tingkat efisiensinya mencapai 114,464%. 38
% Realisasi
95,61
93,62 93,30
BAB 4 Penutup Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Pariwisata DIY pada Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun keempat dari Rencana strategis Dinas Pariwisata DIY Tahun 2012-2017. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu, untuk target-target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh berbagai pihak. Hasil laporan akuntabilitas kinerja Dinas Pariwisata DIY tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja sasaran ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana.
2.
Dari analisis terhadap 2 (dua) sasaran strategis yang terbagi ke dalam 4 (empat) indikator kinerja utama pada tahun 2015, 2 (dua) indicator kinerja utama telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 50% dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator atau sebesar 50% belum mencapai target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala. Capaian yang tertinggi pada indikator Jumlah Wisatawan Mancanegara (capaian 119,27%) sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah indikator Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (Capaian 80,43%)
3.
Untuk capaian Indikator Kinerja Pendukung, yang terbagi ke dalam empat indicator kinerja pendukung, yaitu (1) Jumlah Kunjungan Wisatawan di DTW, (2) Jumlah daya tarik baru, (3) Jumlah desa wisata, dan (4) Jumlah Pokdarwis telah memenuhi dan bahkan dapat melampaui target dari indikator pendukung yang telah ditentukan.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan peningkatan kualitas penyusunan LKjIP dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1.
Perlu dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas SDM tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan teknis dalam menyusun dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang akuntabel; 39
2.
Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di jajaran instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian Penetapan Kinerja (PK).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
40