PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh: ALBERTUS BIMA SULISTYA NIM: 12 1324 006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya tulisku ini untuk: Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria menyertai dan memberkati saya dengan rahmat yang berlimpah dan berkat Roh Kudus. Untuk kedua orang tua, Bapak Drs. Agus Yuswana, M.M. dan Ibu Paskalia Ervita, S.Pd. yang selalu mendukung aktivitas akademik saya. Memberikan kesempatan untuk studi di luar kota dan mendoakan di setiap langkahku Untuk almarhum mbah kakung dan mbah putri, Ignatius Ponidi, Kamta Suwarna dan Rukmini Herawaty Untuk kedua adikku tercinta, Aloysius Krisna Prabowo dan Antonius Yudis Wibowo kupersembahkan karya ini untuk almamaterku, Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri, Hidup Yang Mandiri dan Optimis Karena Hidup Terus Mengalir dan Kehidupan Terus Berputar” (Penulis)
“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Tim 1:7)
Serahkanlah segala kekuatiran mu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)
“You’ll Never Walk Alone” (Liverpool FC)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016 Penulis
Albertus Bima Sulistya
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Albertus Bima Sulistya
Nomor Mahasiswa
: 12 1324 006
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: TREN
PERKEMBANGAN
PARIWISATA
DAERAH
ISTIMEWA
YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014 Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Agustus 2016 Yang menyatakan
Albertus Bima Sulistya
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014 Albertus Bima Sulistya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tren perkembangan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2006-2014 yang mencakup tren: (1) jumlah wisatawan mancanegara, (2) jumlah wisatawan domestik, (3) jumlah objek daya tarik wisata, dan (4) jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata DIY. Penelitian ini merupakan penelitian longitudinal. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan domestik, jumlah objek daya tarik wisata, dan jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi yang berasal dari Bank Data Dinas Pariwisata DIY. Analisis data menggunakan analisis tren kuadrat terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 15,72% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 9%-27%; (2) tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 20,29% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 10%-40%; (3) tren jumlah objek daya tarik wisata DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,92% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 4%-7%; dan (4) tren jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 43,99% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 10%-43%.
Kata kunci: wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, objek daya tarik wisata, pendapatan asli daerah subsektor pariwisata
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT TREND DEVELOPMENT OF TOURISM IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA FROM 2006 TO 2014 PERIOD Albertus Bima Sulistya Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
This study aims to describe the development trend of tourism in Yogyakarta 2006-2014 period that include: (1) the number of foreign tourists, (2) the number of domestic tourists, (3) the sum of tourism attraction, and (4) the amount of the original revenue subsector tourism sector of DIY. This research is a longitudinal research. The data were secondary data which include the number of foreign tourists, the number of domestic tourists, the number of objects of tourist attraction, and the amount of the original revenue of subsector tourism. Technique of gathering the data was documentation that comes from the DIY Tourism Data Bank. Data analysis was the smallest quadratic trend analysis. The results show that: (1) the trend of the number of foreign tourists who visited DIY in 2006-2014 period increase at the average of 15,72% with the increase range per year between 9%-27%; (2) the trend of the number of domestic tourists who visited DIY in 2006-2014 period increase at average of 20,29% with the range of increase per year between 10%-40%; (3) the trend of the object of attraction in 2006-2014 period increase at the average of 5,92% with the range of increase per year between 4% to 7%; and (4) the amount of the original revenue trend area subsector tourism in DIY 2006-2014 period increase at the average of 43,99% with the range of increase per year between 10%-43%.
Key words: domestic tourists, foreign tourists, the object of attraction, the original income tourism area
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul ”Tren Perkembangan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2006-2014” Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, bnyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan tidak terhingga dari: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. 2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, selalu memotivasi dan mengarahkan dari awal saya menulis skripsi ini hingga selesai. 6. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dengan sabar, selalu memotivasi dan mengarahkan dari awal saya saat perkuliahan dan proses menulis skripsi.. 7. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 8. Bapakku Drs. Agus Yuswana, M.M. dan ibuku Paskalia Ervita, S.Pd. yang selalu mendoakan dan mencintaiku serta mendukungku secara finansial. 9. Almarhum mbah kakung Ignatius Ponidi, Kamta Suwarna dan mbah putri Rukmini Herawaty yang telah memberikan semangat dan doa semasa beliau hidup. 10. Adik-adikku Aloysius Krisna Prabowo dan Antonius Yudis Wibowo yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa. 11. Kekasih hatiku Marchelline Vinna Pratiwi yang selalu setia mendukung dan memberikan semangat. 12. Sahat-sahabatku: Martinus Patria Wanjatu, Seri Jefry Adil Waruwu, Cipluk Wido Rini, Hilaria Mitri, Adit Kurnia, Sarniati Dapaole, Olivia, Riwan Sigalingging, Robertus Andronikus. 13. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2012 yang saya sayangi. 14. Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah membantu memudahkan dalam mendapatkan data.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi semakin sempurna.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016
Albertus Bima Sulistya
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACT .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................
xiii
HALAMAN DAFTAR TABEL ....................................................................
xvi
HALAMAN DAFTAR GRAFIK .................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang ..................................................................................
1
B. Batasan Masalah ................................................................................
5
C. Rumusan Masalah .............................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
8
A. Analisis Tren ......................................................................................
8
1. Arti dan Pentingnya Analisis Tren .................................................
8
2. Klasifikasi dan Gerakan/variasi dari Data Deret Berkala ..............
9
3. Metode Tren ...................................................................................
10
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Wisatawan ..........................................................................................
10
C. Kepariwisataan ...................................................................................
13
1. Pengertian Istilah Pariwisata ..........................................................
13
2. Bentuk dan Jenis Pariwisata...........................................................
14
D. Objek Wisata......................................................................................
18
1. Konsep dan Objek Pariwisata ........................................................
18
2. Objek Daya Tarik Wisata...............................................................
20
E. Pendapatan Asli Daerah (PAD)..........................................................
27
1. Macam sumber PAD ......................................................................
27
2. Sumber-sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah DIY dari subsektor pariwisata ...............................................................
30
F. Kerangka Berpikir .............................................................................
31
G. Hasil Penelitian terdahulu .................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
35
A. Jenis Penelitian ..................................................................................
35
B. Jenis dan Sumber Data .......................................................................
35
C. Waktu Penelitian ................................................................................
36
D. Variabel Penelitian .............................................................................
36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................
37
F. Definisi Operasional ...........................................................................
37
G. Teknik Analisis Data .........................................................................
38
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .....................................
41
A. Analisis Data ......................................................................................
41
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ......................................
41
2. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ......................................
47
3. Analisis Data Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014 ...............................................
53
4. Analisis Data Tren Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014.................
59
B. Pembahasan........................................................................................
65
1. Pembahasan Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ......................................
65
2. Pembahasan Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ......................................
71
3. Pembahasan Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014 ...............................................
75
4. Pembahasan Tren Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 ............................
79
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
84
A. Kesimpulan ........................................................................................
84
B. Saran ..................................................................................................
86
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
89
LAMPIRAN ....................................................................................................
91
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
IV.1
Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 .............................................................................
IV.1.1
Perhitungan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ................................................................
IV.1.2
48
Perhitungan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ................................................................
IV.2.2
46
Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ..........................................................................................
IV.2.1
43
Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ............................................
IV.2
42
49
Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ................................................................
52
IV.3
Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ...........................................
54
IV.3.1
Perhitungan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 .......................
55
IV.3.2
Nilai Tren dari jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ...................
58
IV.4
Jumlah PAD Subsektor pariwisata DIY Periode 2006-2014 .............
60
IV.4.1
Perhitungan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 .............................................................................
IV.4.2
61
Nilai Tren dari PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 .............................................................................
xvi
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IV.5
Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ................................................................
IV.6
Tren Perkembangan jumlah Wisatawan Domestik yang
65
Berkunjung
ke DIY Periode 2006-2014 ................................................................
71
IV.7
Tren Perkembangan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ..........
75
IV.8
Tren Perkembangan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 .....................................................................
xvii
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
IV.1.2
Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ..........................................................................................
IV.2.2
47
Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 .............................................................................
52
IV.3.2
Tren Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ..................................
58
IV.4.2
Tren Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 .............................................................................
IV.5.1
Prediksi Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ...................................
IV.6.1
72
Prediksi Tren Perkembangan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 .............................................................................
IV.8.1
66
Prediksi Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ...................................
IV.7.1
64
76
Prediksi Tren Perkembangan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 .....................................................................
xviii
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Permohonan Data kepada Dinas Pariwisata DIY ........
92
Lampiran 2: Data Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 .........................................................
93
Lampiran 3: Data Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 .........................................................
94
Lampiran 4: Data Jumlah Objek Daya Tarik Wisata DIY Periode 2006-2014 ......................................................................
95
Lampiran 5: Data Jumlah Pendapatan Asli Daerah Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 ......................................................................
xix
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014, pariwisata menempati urutan keempat dalam hal penerimaan devisa setelah sektor pertambangan, pertanian dan perkebunan (Bi.go.id, 2015). Berdasarkan tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9,43 juta kunjungan atau naik 7,19 persen dibanding kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2013 yang berjumlah 8,80 juta kunjungan dan menyumbang devisa bagi negara sebesar US$ 10,69 miliar atau setara dengan Rp 136 triliun (BPS, 2014). Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen paling penting dalam pariwisata di Indonesia. Negara yang berdiri di atas pulau-pulau dan memiliki keanekaragaman hayati dan hewani yang khas dan unik. Pantai, tempat menyelam dan berbagai Taman Nasional merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat tersebut didukung dengan warisan budaya yang kaya mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh negara kepulauan ini. Hal ini menjadi daya tarik wisatawan untuk mengenal lebih dekat Indonesia (Paramita, 2016).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Kesadaran
akan
peran
sektor
pariwisata
dalam
mendongkrak
perekonomian menjadi sesuatu yang penting bagi pemerintah daerah dengan cara mengembangkan daerahnya menjadi destinasi wisata. Pariwisata sendiri menjanjikan dampak multi ganda yang mampu menggerakkan roda perekonomian suatu daerah. Dengan adanya kunjungan wisata, bukan saja insan pariwisata seperti agen perjalanan wisata, pemandu wisata, maupun pengelola obyek wisata yang mendapatkan dampak ekonomi dari pariwisata, tetapi juga pihak-pihak lain di luar sektor pariwisata seperti hotel, restoran, sarana transportasi, dan lainnya. Hal inilah yang melatarbelakangi keinginan daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan harapan mendapatkan manfaat ekonomi dari kunjungan wisata. Adapun upaya pengembangan dilakukan untuk menggali dan mengembangkan potensi wisata serta memenuhi komponen yang harus ada dalam suatu destinasi. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan destinasi tujuan wisatawan lokal maupun asing dan tujuan wisata kedua setelah Bali di Indonesia. Berbagai daya tarik wisata terdapat di provinsi ini baik itu alam, budaya maupun minat khusus. Pariwisata bagi DIY sudah merupakan sebuah denyut nadi kehidupan masyarakat dan sebagai sumber mata pencarian. Dilihat secara keseluruhan Propinsi DIY, biasanya perubahan struktural selalu menunjukkan mekanisme dari agrikultur menuju manufaktur (tenaga mesin), baru ke sektor jasa. Sedangkan yang terjadi di Kota Yogyakarta adalah loncatan dari agrikultur ke jasa, dengan fakta bahwa jasa menjadi leading sector yang dominan (hotel, bisnis rumah kos, restoran).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Objek wisata alam di provinsi ini sudah mengalami kemajuan sehingga dapat mengimbangi wisata budaya yang ada. Salah satunya wisata alam di Kabupaten Gunung Kidul yang saat ini terkenal dengan keindahan pantai, goa, air terjun dan wisata alam lainnya. Seiring dengan populernya wisata alam, ekowisata sedang dalam proses pergerakannya menuju puncak karena hingga saat ini ekowisata sedang digemari oleh berbagai kalangan wisatawan. Ekowisata yang merupakan pariwisata berkelanjutan ini merupakan transformasi dari bentuk wisata yang lama menjadi muka baru untuk dapat lebih menyesuaikan zaman dan masa kini agar dapat lebih bermanfaat dalam segi ekonomi maupun kelestarian alamnya. Dari
segi
pembangunan
daerah,
adapun
program-program
pengembangan yang dilakukan meliputi upaya perwilayahan destinasi pariwisata daerah, pembangunan daya tarik wisata, pembangunan fasilitas umum dan pariwisata, pembangunan aksesibilitas dan/atau transportasi, pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan, dan pengembangan investasi di bidang pariwisata. Beberapa program yang dapat dijadikan contoh adalah penataan Kawasan Malioboro, pengembangan Merapi-Kaliurang sebagai kawasan wisata alam Gunung Merapi dan Desa Wisata, pengembangan Prambanan-Ratu Boko sebagai kawasan wisata candi Hindu dan budaya Jawa, pengembangan karst-Gunung Kidul sebagai kawasan wisata berbasis penjelajahan gua karst, pengembangan Sermo-Menoreh-Suroloyo sebagai kawasan wisata berbasis tirta dan perbukitan, pengembangan Kasongan-Tembi sebagai sentra kerajinan, penyelenggaraan event berbasis budaya dan industri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
kreatif seperti Festival Kesenian Yogyakarta, serta program atau event lainnya. Pariwisata DIY menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia perfilman Indonesia, karena Yogyakarta memiliki nilai seni dan budaya yang terus terjaga sejak jaman kerajaan. Berbagai hiburan dan perfilman Indonesia sering menggunakan beberapa tempat sebagai lokasi pengambilan gambar, contohnya film AADC 2 mengambil gambar di Istana Ratu Boko, Sate Klatak Pak Bari, Makam Panembahan Senopati, dan Pantai Parangtritis. Berbagai program hiburan dan kegiatan pengambilan gambar tersebut mengakibatkan kunjungan wisata di Yogyakarta semakin meningkat yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi ekonomi masyarakat. Selain itu manfaat yang dapat diperoleh dengan pengembangan sektor pariwisata secara serius yaitu dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan devisa negara, memperluas lapangan kerja dan dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya negara kita ke dunia internasional. Sektor pariwisata dirasakan oleh para ahli sebagai jalan terbaik, untuk mengatasi berbagai tekanan yang terjadi di berbagai kawasan. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Batasan Masalah Pariwisata menjadi denyut nadi bagi kehidupan masyarakat DIY. Maka hal ini menjadi daya tarik bagi penulis yang merasa hal ini sangat penting dan menarik untuk diketahui bagaimana perkembangan sektor pariwisata di Provinsi DIY ini. Berdasarkan latar belakang yang peneliti sampaikan, maka penelitian ini dibatasi hanya dalam hal jumlah wisatawan mancanegara, jumlah Wisatawan Domestik, jumlah objek daya tarik wisata (ODTW), Pendapatan Asli Daerah subsektor pariwisata DIY.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014? 2. Bagaimana tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014? 3. Bagaimana tren jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY periode 2006-2014? 4. Bagaimana tren jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014. 2. Mengetahui tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014. 3. Mengetahui tren jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY periode 2006-2014. 4. Mengetahui tren jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY periode 2006-2014.
E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini makan hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan antara lain: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai tren Perkembangan Pariwisata DIY periode 2006-2014. 2. Bagi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam menyusun berbagai kebijakan yang menyangkut pariwisata di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Bagi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan dalam menyusun program bagi Provinsi DIY, sehingga rencana pembangunan lebih terfokus pada bidang yang tepat sasaran serta penataan yang baik di bidang pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Analisis Tren/ Analisis Deret Berkala 1. Arti dan Pentingnya Analisis Tren Menurut Sutrisno Hadi (2015:378), analisis deret berkala/analisis rangkaian waktu adalah serangkaian pengamatan terhadap sesuatu peristiwa, kejadian, gejala, atau variabel yang diambil dari waktu ke waktu, dicatat secara teliti menurut urutan-urutan waktu terjadinya, dan kemudian disusun sebagai data statistik. Dari suatu rangkaian waktu akan dapat diketahui apakah peristiwa, kejadian, gejala, atau yang diamati itu berkembang mengikuti pola-pola perkembangan yang teratur atau tidak. Data berkala atau yang sering disebut time series, adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan. Analisis data memungkinkan untuk mengetahui perkembangan suatu/beberapa kejadian serta hubungan/pengaruhnya terhadap kejadian lainnya. Misalnya, kasus kenaikan harga pupuk organik. Apakah kenaikan harga pupuk diikuti dengan kenaikan harga sayuran, jumlah produksi petani sayur dan sebagainya. Dengan kata lain suatu
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
kejadian mempengaruhi kejadian lainnya, jika benar berapa besar pengaruhnya secara kuantitatif. Data berkala terdiri dari komponen-komponen, maka dengan analisa data berkala dapat mengetahui masing-masing komponen jika ingin menyelidiki komponen secara mendalam tanpa kehadiran komponen lain. Data berkala, karena adanya pengaruh dari komponen-komponen tersebut selalu mengalami perubahan-perubahan, sehingga apabila digambarkan dalam sebuah grafik akan menunjukkan adanya fluktuasi, yaitu pergerakan naik turun. 2. Klasifikasi dan Gerakan/Variasi dari Data Deret Berkala Gerakan/variasi dari data berkala terdiri dari empat macam atau empat komponen, yaitu: a. Gerakan tren jangka panjang, yaitu gerakan yang menunjukkan arah perkembangan secara umum (kecenderungan naik/turun). b. Gerakan/variasi siklis, adalah gerakan/variasi jangka panjang di sekitar garis tren (berlaku untuk data tahunan). Gerakan siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu (setiap 3 tahun, 5 tahun atau lebih) bisa juga tidak terulang dalam jangka waktu yang sama. c. Gerakan/variasi musiman, adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu, misalnya meningkatnya harga daging ayam menjelang Hari Raya Idul Fitri, meningkatnya harga telur menjelang Hari Raya Paskah, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
d. Gerakan variasi yang tidak teratur, yaitu gerakan/variasi yang sporadis sifatnya, misalnya naik turunnya produksi padi akibat banjir yang datang tidak teratur, naik turunnya produksi industri akibat pemogokan dan sebagainya. 3. Metode Tren Tren linear dapat dilakukan dengan empat metode, yaitu (1) metode bebas (freehand method), (2) metode setengah rata-rata (semi-average method), (3) metode rata-rata bergerak (moving average method), (4) metode kuadrat kecil (least squares method). Dalam hal ini akan lebih dikhususkan untuk membahas analisis time series dengan metode kuadrat terkecil yang dibagi dalam dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil.
B. Wisatawan Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pariwisata. Wisatawan sangat beragam, tua-muda, miskin-kaya, asingnusantara, semuanya mempunyai keinginan dan juga harapan yang berbeda. Jika ditinjau dari arti kata wisatawan yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12). Wisatawan adalah orang yang berwisata, yaitu orang yang bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk bertamasya, melihat-lihat daerah lain, menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, atau melepas penat dan bersenang-senang. Ada dua macam wisatawan, yaitu Wisatawan mancanegara adalah pelancong dari luar negeri, atau orang yang bertamasya ke negeri lain. Wisatawan domestik adalah wisatawan yang berpelancong ke tempat lain tetapi masih di negaranya sendiri. Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan pikiran dan benarbenar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, Dian. 2009:17). Menurut Dian Kusumaningrum (2009:18), wisatawan berdasarkan sifatnya, yaitu: 1. Wisatawan modern idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual. 2. Wisatawan modern materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
3. Wisatawan tradisional idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi. 4. Wisatawan tradisional materialis, wisatawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan. Menurut James J. Spillane (1987:24) ada dua kategori dianggap wisatawan dan tidak dianggap wisatawan yaitu: 1. Yang bisa dianggap wisatawan: a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga, kesehatan, dan lain-lain. b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuanpertemuan atau karena tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas pemerintahan, diplomasi, agama, olah raga, dan lain-lain. c. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha. d. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun tinggal di suatu negara kurang dari 24 jam. 2. Yang tidak dianggap sebagai wisatawan: a. Mereka yang datang baik dengan maupun tanpa kontrak kerja dengan tujuan mencari pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha di suatu negara. b. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Penduduk di daerah tapal batas negara dan mereka yang bertempat tinggal di suatu negara dan bekerja di negara yang berdekatan. d. Pelajar, mahasiswa dan orang-orang muda di asrama-asrama pelajar dan asrama-asrama mahasiswa. e. Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal, walaupun perjalanan tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.
C. Kepariwisataan 1. Pengertian Istilah Pariwisata Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “pari” berarti berkeliling atau bersama dan kata “wisata” berarti perjalanan. Jadi pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1996:112). Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan pasal 1 menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan
Spillane (1987:22)
menguraikan
bahwa
suatu
perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi 3 persyaratan yaitu : a. Harus bersifat sementara b. Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena paksaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c. Tidak melakukan pekerjaan yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran. Gamal Suwantoro (2004:3) menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena
kepentingan
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun
ekonomi, kepentingan
sosial, lain
seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang bersifat sementara atau tidak untuk tinggal di tempat yang dikunjungi. 2. Bentuk dan Jenis Pariwisata a. Bentuk Pariwisata Pendit (1994:39) mengemukakan pariwisata dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut: 1) Menurut asal wisatawan: a) Dari dalam negeri bisa disebut pariwisata domestik atau pariwisata nusantara b) Dari luar negeri bisa disebut pariwisata internasional atau pariwisata mancanegara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
2) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran: a) Kepergian wisatawan ke luar negeri yang memberi dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut pariwisata pasif b) Kedatangan wisatawan ke dalam negeri, memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut pariwisata aktif 3) Menurut jangka waktu: a) Pariwisata
jangka
pendek,
apabila
wisatawan
yang
berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya beberapa hari saja b) Pariwisata jangka panjang, apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) waktunya sampai berbulan-bulan 4) Menurut jumlah wisatawan: a) Disebut pariwisata tunggal, apabila wisatawan yang bepergian hanya seorang atau satu keluarga b) Disebut pariwisata rombongan, apabila wisatawan yang bepergian satu kelompok atau rombongan yang bepergian untuk wisata, bisa 15-20 orang atau lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
5) Menurut alat angkut yang digunakan: a) Pariwisata udara b) Pariwisata laut c) Pariwisata kereta api d) Pariwisata mobil b. Jenis Pariwisata Menurut Spillane (1987:29), jenis-jenis pariwisata berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus, yaitu: 1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuanya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui
hikayat
rakyat
setempat,
dan
mendapatkan
ketenangan. 2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism) Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya,
dan menyegarkan
diri
dari
keletihan
dan
kelelahannya. Dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
diperlukan
seperti
tepi
pantai,
pegunungan,
pusat-pusat
peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan. 3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism) Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang
berbeda-beda,
mengunjungi
monumen
bersejarah,
peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain. 4) Pariwisata untuk Olahraga (sports tourism) Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori: a) Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya. b) Sporting tourism of the practitioners, yaitu pariwisata olahraga
bagi
mereka
yang
ingin
berlatih
dan
mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain. 5) Pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism) Menurut adalah
para
ahli
teori,
perjalanan
pariwisata
ini
bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada
kaitannya
dengan
pekerjaan
atau jabatan yang
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
memberikan kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan. 6) Pariwisata untuk berkonvensi (convention tourism) Pariwisata karena
ini
banyak
diminati
oleh
negara-negara
ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka
akan banyak peserta yang hadir untuk tinggal
dalam
jangka
waktu tertentu dinegara yang mengadakan konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunanbangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.
D. Objek Wisata Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Menurut SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87, Obyek Wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. 1. Menurut Puspasari (2005), konsep dan objek pariwisata terdiri dari: a. Objek wisata alam adalah sebagian atau keseluruhan kawasan hutan wisata, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata laut yang dapat diusahakan untuk wisata alam termasuk sarana maupun prasarana penunjangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
1) Objek dan daya tarik wisata alam, adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budidaya oleh manusia. 2) Taman hutan raya adalah kawasan hutan yang memiliki keindahan alam, baik keindahan nabati, keindahan hewani maupun keindahan alamnya sendiri. Kawasan ini mempunyai ciri khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan pendidikan. 3) Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti dan atau zonazona lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan. 4) Hutan wisata adalah kawasan hutan yang memiliki keindahan alam dan diperuntukkan khusus untuk dibina dan dipelihara. b. Objek wisata budaya adalah pengusahaan wisata yang memanfaatkan seluruh aset kebudayaan baik berbentuk fisik maupun non fisik yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata. Jenis objek wisata budaya antara lain terdiri dari objek bangunan bersejarah, tempat ziarah, museum dan peninggalan purbakala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
c. Tempat rekreasi atau Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum (URHU) 1) Usaha pemandian alam adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk mandi-mandi dengan memanfaatkan air panas dan atau air terjun sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi. 2) Usaha gelanggang renang adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk berenang, taman dan arena bermain anak-anak sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum. 2. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu
daerah
atau
tempat
tertentu, kepariwisataan sulit untuk
dikembangkan. Dalam Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan
bahwa objek dan daya
menjadi sasaran wisata terdiri atas:
tarik
wisata adalah suatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora, dan fauna. b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wista petualangan alam, taman rekreasi, dan komplek hiburan. Objek dan daya tarik wisata menurut Direktorat Jendral Pemerintah di bagi menjadi 3 macam, yaitu: a. Objek Wisata Alam Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu: 1) Flora dan fauna, 2) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau, 3) Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau, 4) Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
b. Objek Wisata Sosial Budaya Objek wisata sosial dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukkan dan kerajinan. c. Objek Wisata Minat Khusus Objek wisata minat khusus merupakan wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu, mendaki gunung, arung jeam, tujuan pengobatan, agrowisata dan lain lain. Suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya. Menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: a. What to see Di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan tontonan bagi wisatawan. Meliputi pemandangan alam, kegiatan kesenian dan atraksi wisata. b. What to do Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama di tempat wisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
c. What to buy Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal d. What to arrived Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana wisatawan mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut. e. What to stay Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara sela dia berlibur di objek wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya. Selain itu pada umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan atas: a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. c. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka. d. Adanya sarana dan prasarana penujang untuk melayani para wisatawan yang hadir. e. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena kaindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya. f. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau. Perkembangan suatu kawasan wisata juga tergantung pada apa yang dimiliki kawasan tersebut untuk dapat ditawarkan kepada wiatawan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari peranan para pengelola kawasan wisata. Yoeti (1997:165) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya industri wisata sangat tergantung pada tiga A (3A), yaitu atraksi (attraction), mudah dicapai (accesibility), dan fasilitas (amenities). a. Atraksi (attraction) Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah: tari-tarian,
nyanyian
kesenian rakyat tradisional, upacara adat
dan lain-lain. Menurut Yoeti (1997:172) turis disebut attractive spontance, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata diantaranya adalah: 1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah Natural Amenities. Termasuk kelompok ini adalah : a) Iklim contohnya curah hujan, sinar matahari, panas, hujan dan salju. b) Bentuk tanah dan pemandangan contohnya pegunungan, perbukitan, pantai, air terjun dan gunung api.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
c) Hutan belukar. d) Flora dan fauna, yang tersedia di Cagar Alam dan daerah perburuan. e) Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air mineral, sumber air panas, dan mandi Lumpur. 2) Hasil ciptaan manusia (man made supply). Kelompok ini dapat dibagi dalam empat produk wisata yang berkaitan dengan tiga unsur penting yaitu historical (sejarah), cultural (budaya), dan religious (agama). a) Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau (artifact) b) Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat dan kerajian tangan. c) Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, pernikahan, khitanan dan lain-lain. d) Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, candi, gereja, dan kuil. b. Aksesibilitas (accesibility) Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi
karena
mempengaruhi
faktor
keinginan
jarak
seseorang
dan
waktu yang
sangat
untuk melakukan perjalanan
wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesbilitas adalah transportasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
maksudnya
yaitu
frekuensi penggunaannya, kecepatan
yang
dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat. Selain trasnportasi yang berkaitan dengan aksesbilitas adalah prasarana meliputi jalan, jembatan, terminal, stasiun dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat
yang
lain.
Keberadaan
prasarana
transportasi
akan
mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal. c. Fasilitas (amenities) Fasilitas pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi perhotelan. Karena pariwisata tidak akan pernah berkembang tanpa penginanapan.
Fasilitas
wisata
merupakan
hal-hal
penunjang
terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana penting yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut : a) Akomodasi Hotel b) Restoran c) Air Bersih d) Komunikasi e) Hiburan f)
Keamanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
E. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004:96). Hal tersebut menuntut daerah untuk meningkatkan kemampuan dalam menggali dan mengelola sumber-sumber penerimaan daerah khususnya yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mutlak harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar mampu untuk membiayai kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat semakin berkurang dan pada akhirnya daerah dapat mandiri. Pendapatan asli daerah terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. 1. Macam Sumber PAD a. Retribusi Daerah Retribusi daerah yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan instansi. Retribusi daerah dibagi dalam tiga bagian yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Contoh: 1) Retribusi jasa umum antara lain pelayanan kesehatan, pengujian kendaraan bermotor, dll. 2) Retribusi jasa usaha antara lain pemakaian kekayaan daerah, pasar grosir dan atau pertokoan, penjualan produksi usaha daerah, dll. 3) Retribusi perijinan tertentu antara lain izin mendirikan bangunan, izin trayek, dll. b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah penerimaan yang berupa hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari bagian laba Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), bagian laba lembaga keuangan bank, bagian laba keuangan non bank, bagian laba perusahaan milik daerah lainnya serta bagian laba atas penyertaan modal/investasi kepada pihak ketiga. c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah terdiri dari hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro, penerimaan bunga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah (TGR), komisi, potongan dan keuntungan selisih nilai tukar rupiah, denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, denda pajak, denda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
retribusi, hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, dll. Koswara
(2000:50)
menyatakan
bahwa
ciri
utama
yang
menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan
keuangan
daerah.
Daerah
otonom
harus
memiliki
kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri,
mengelola,
dan
menggunakannya
untuk
membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerahnya Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, sehingga Pendapatan Asli Daerah dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan Negara. Menurut Mahi (2000:58-59) Pendapatan Asli Daerah masih belum bisa diandalkan sebagai sumber pembiayaan dalam mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yaitu: (1) relatif rendahnya basis pajak/retribusi daerah, (2) peranannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan daerah, (3) kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang masih rendah, (4) kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah. Ketidakmampuan Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pembiayaan
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan
disebabkan karena selama ini pemerintah belum mampu untuk menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan yang terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
daerahnya. Hal tersebut terlihat banyaknya potensi penerimaan daerah yang belum digali dan dipungut sebagaimana mestinya. Selama ini daerah dalam pemungutan sumber penerimaan daerah menggunakan sistem “target” yang hendak dicapai dalam pemungutan. Target yang ditetapkan oleh daerah cenderung tidak berdasarkan pada potensi riil yang terdapat di daerah, melainkan berdasarkan pada target tahun lalu ditambah dengan tunggakan tahun tersebut. Pemerintah daerah secara umum masih menghadapi permasalahan dalam pengelolaan penerimaan daerah terutama yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia dalam mengelola penerimaan di daerah. 2. Sumber-sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah DIY dari subsektor pariwisata sejak 2009 adalah sebagai berikut: a. Pajak Pembangunan Pajak pembangunan merupakan pajak yang diberikan dan telah ditetapkan besarnya oleh pemerintah daerah kepada setiap warga negara terutama berhubungan dengan pariwisata. Contoh: pajak pembangunan hotel, pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak pertambahan nilai (PPN). b. Pajak tontonan/hiburan Pajak tontonan/hiburan merupakan pajak yang diberikan dan telah ditetapkan besarnya oleh pemerintah daerah kepada setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
wisatawan atas
pelayanan dan penayangan hiburan. Contoh:
tontonan film, pagelaran kesenian, musik, tari, dan busana. c. Retribusi Obyek Daya Tarik Wisata Retribusi objek daya tarik wisata merupakan pungutan yang diberikan oleh pemerintah kepada wisatawan sebagai pembayaran atas pelayanan objek wisata. Contoh: membayar tiket masuk objek wisata. d. Retribusi Perijinan Retribusi perijinan merupakan pungutan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang akan mendirikan bangunan di sekitar objek wisata. Contoh: membayar perijinan buka usaha di daerah objek wisata. e. Retribusi Penggunaan Aset Milik Pemda Retribusi penggunaan aset milik pemda merupakan pungutan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang akan menggunakan aset milik pemda. Contoh: sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna.
F. Kerangka Berpikir Tingkat Kunjungan Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat dari empat faktor, yaitu wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, objek daya tarik wisata dan pendapatan asli daerah subsektor pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Faktor pertama yaitu wisatawan mancanegara berkaitan dengan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke DIY dari luar negeri. Bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke DIY mempengaruhi kunjungan pariwisata DIY. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang masuk maka menandakan bahwa sektor pariwisata di DIY berkembang. Faktor kedua yaitu wisatawan domestik berkaitan dengan jumlah wisatawan domestik yang datang ke DIY. Bertambahnya jumlah wisatawan domestik yang datang ke DIY mempengaruhi kunjungan pariwisata DIY. Semakin banyak wisatawan domestik yang masuk maka menandakan bahwa sektor pariwisata di DIY berkembang. Faktor ketiga yaitu objek daya tarik wisata berkaitan dengan jumlah tempat wisata yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara maupun domestik. Dengan semakin meningkatnya jumlah tempat wisata maka wisatawan memiliki banyak pilihan untuk berlibur, maka mengembangkan pariwisata di DIY. Faktor keempat yaitu pendapatan asli daerah DIY, berkaitan dengan besarnya pendapatan yang diterima oleh DIY dari sektor pariwisata. Pendapatan yang diterima dapat digunakan sebagai pengembangan pariwisata di DIY. Beberapa tempat wisata masih kurang memiliki fasilitas penunjang bagi kenyamanan wisatawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Jumlah Wisatawan Mancanegara
Jumlah Wisatawan Domestik
Tren Perkembangan Pariwisata DIY
Jumlah Objek Daya Tarik Wisata
Jumlah Pendapatan Asli Daerah Subsektor Pariwisata
G. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Novi Dwi Purwanti dan Retno Mustika Dewi, 2014 Judul penelitian “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli Daerah kabupaten Mojokerto Tahun 2006-2013”. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan ke pendapatan daerah Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dan pendekatan dan data kuantitatif analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jumlah kedatangan wisatawan tidak berpengaruh pada pendapatan daerah di Mojekerto. Untuk membuat jumlah kedatangan wisatawan menjadi meningkat, pemerintah perlu memperluas kegiatan pariwisata seperti hiburan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
olahraga, kamp dan kompetisi untuk membuat jumlah wisatawan sehingga akan meningkatkan retribusi pariwisata dan meningkatkan pendapatan Mojokerto. 2. Penelitian Darwis Alfonsus, 2012 Judul Penelitian “Tren Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tren perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2001-2010. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga april 2012. Teknik pengambilan data menggunakan metode dokumenter yang di analisa dengan analisis deret berkala, yaitu metode setengah rata-rata. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tren
perkembangan
perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan barat pada tahun 20012010 mengalami peningkatan. Luas lahan rata-rata bertambah 37.906,4 hektar per tahun, jumlah produksi kelapa sawit mengalami kenaikan ratarata 56.591,4 ton per tahun, jumlah petani meningkat sebanyak 3.629 Kepala Keluarga (KK) per tahun dan harga crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan rata-rata Rp 529, 9 per kilogram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian longitudinal yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu. Penelitian longitudinal adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengukur pendapat, sikap atau perilaku sekelompok masyarakat dari waktu ke waktu. Dalam penelitian longitudinal waktu sangat penting, maka data yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dua kali atau dua kali mengumpulkan data (Kholil, 2006).
B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penulis tidak langsung mengambil data lapangan secara langsung tetapi dari dokumen-dokumen yang relevan. Karakteristik data berupa angka atau data kuantitatif. 2. Sumber Data Sumber data berasal dari Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta dan Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang dicari adalah jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan domestik, jumlah objek wisata dan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata dengan jangka waktu data periode 2006-2014.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
C. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Juni-Juli 2016. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan domestik, jumlah objek wisata, jumlah PAD subsektor pariwisata.
D. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuadrat terkecil yang idealnya menggunakan data minimal 10 tahun. semestinya dalam penelitian ini data yang digunakan seharusnya periode 2006-2015, namun data tahun 2015 belum dipublikasikan oleh Dinas Pariwisata DIY. Sedangkan pemilihan tahun awal 2006 berdasarkan pada kelengkapan pencatatan yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata DIY setelah bencana alam tahun 2006. Maka menggunakan data tahun 2006-2014 untuk mencari: 1. Tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014. 2. Tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 20062014. 3. Tren jumlah objek destinasi tujuan wisata (ODTW) DIY periode 20062014. 4. Tren jumlah pendapatan asli daerah (PAD) subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
E. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi berupa catatan, buku, dan jurnal. Data yang dikumpulkan yaitu jumlah wisatawan domestik, jumlah wisatawan mancanegara, jumlah objek daya tarik wisata, dan jumlah pendapatan asli daerah sub sektor pariwisata DIY. Data juga didapatkan dari sumber-sumber lain yang relevan dengan perkembangan pariwisata DIY.
F. Definisi Operasional Dalam penelitian ada definisi operasional yang digunakan, yaitu: 1. Tren Tren adalah kecenderungan terhadap suatu gejala baik berupa peningkatan maupun penurunan. Dalam hal ini peneliti memberikan batasan tren jumlah wisatawan mancanegara, tren jumlah wisatawan domestik, tren jumlah objek wisata, tren jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014. 2. Wisatawan mancanegara Wisatawan mancanegara merupakan orang yang melakukan perjalanan berkunjung ke suatu daerah, berasal dari beberapa negara yang memiliki tujuan berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini wisatawan mancanegara akan digambarkan dengan satuan orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3. Wisatawan domestik Wisatawan domestik merupakan orang yang melakukan perjalanan berkunjung ke suatu daerah, berasal dari beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki tujuan berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini wisatawan mancanegara akan digambarkan dengan satuan orang. 4. Objek daya tarik wisata Objek daya tarik wisata merupakan suatu destinasi berlibur dan belajar. Terdiri dari objek wisata alam, objek wisata budaya dan tempat rekreasi atau usaha rekreasi dan hiburan umum (URHU). Dalam penelitian ini objek wisata akan digambarkan dengan satuan lokasi. 5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber dalam daerah sendiri, yang dipungut berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pada penelitian ini PAD yang diperlukan hanya berdasarkan subsektor pariwisata DIY. Dalam penelitian ini PAD akan digambarkan dengan satuan rupiah.
G. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan berupa data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan tren sekuler, yaitu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka waktu panjang yang diperoleh berdasarkan rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata. Dalam penelitian ini yaitu perkembangan pariwisata di DIY. Perkembangan pariwisata dilihat selama 9 tahun terakhir, yaitu rentang tahun 2006-2014. Data yang diperoleh akan memunculkan garis tren yang menunjukkan arah perkembangan secara umum. Metode yang digunakan dalam perhitungan tren adalah metode kuadrat terkecil. Alasan menggunakan metode kuadrat terkecil karena hasil peramalan lebih sesuai dan memberikan hasil yang mendekati metode yang memuaskan bagi penggambaran garis tren sekuler. (Hadi, 2015: 393) Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Penggunaan analisis tren dengan metode kuadrat terkecil pada kasus data ganjil lebih praktis dibandingkan metode setengah rata-rata. Rumus yang dipakai adalah:
𝑌′ = 𝑎 + 𝑏𝑋 Y’ : nilai tren periode tertentu a : nilai konstanta, yaitu nilai Y’ pada saat X sama dengan Nol (0) Nilai a diperoleh dengan menggunakan rumus:
𝑎=
∑𝑌 𝑛
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
b : nilai kemiringan, yaitu nilai Y’ pada saat bertambah satu satuan Nilai b diperoleh dengan menggunakan rumus:
𝑏= X : nilai periode tahun
∑𝑋𝑌 ∑𝑋 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah pada bab pendahuluan, maka peneliti akan menyajikan hasil dari analisis data. Hasil dari analisis ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar mempermudah pembahasan. 1.
Analisis
Data
Tren
Jumlah
Wisatawan
Mancanegara
yang
Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 20062014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan: Y’
= variabel wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY
a
= nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0)
b
= Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan
X
= waktu
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Perhitungan tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 dilakukan dengan mencari data jumlah wisatawan mancanegara di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014: Tabel IV.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung Ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Tahun
Jumlah Wisatawan Mancanegara
2006 78.145 2007 103.224 2008 128.660 2009 139.492 2010 152.843 2011 169.565 2012 197.751 2013 235.893 2014 254.213 Total 1.459.786 Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus: Nilai a =
∑Y 𝑛
, Y merupakan jumlah wisatawan mancanegara dari tahun
2006 sampai 2014 dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai b =
∑XY ∑𝑋 2
, X melambangkan tahun dalam kode.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY: Tabel IV.1.1 Perhitungan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Jumlah Wisatawan Tahun Tahun X2 XY Mancanegara (X) (Y) 2006 78.145 -4 16 -312.580 2007 103.224 -3 9 -309.672 2008 128.660 -2 4 -257.320 2009 139.492 -1 1 -139.492 2010 152.843 0 0 0 2011 169.565 1 1 169.565 2012 197.751 2 4 395.502 2013 235.893 3 9 707.679 2014 254.213 4 16 1.016.852 Total 1.459.786 0 60 1.270.534 Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan data jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY dapat diketahui: Nilai
a=
Nilai
b=
∑Y 𝑛
=
∑XY ∑𝑋 2
1.459.786
=
9
= 162.198,44
1.270.534 60
= 21.175,57
Bila konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 162.198,44 + 21.175,57X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Keterangan: Y’
= nilai tren yang di taksir
a
= 162.198,44 = nilai tren periode dasar
b
= 21.175,57 = penurunan per tahun secara linier
X
= unit tahun yang dihitung dari X = 0 Perhitungan tren jumlah wisatawan mancanegara tidak akan pernah
ada angka di belakang koma (,) karena satuan menggunakan satuan “orang”, oleh sebab itu angka yang seperti disebutkan tersebut perlu dibulatkan. Dengan demikian cara menghitung nilai tren Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 sebagai berikut: a. Tahun 2006 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-4) Y’ = 162.198,44 + (-84.702,28) Y’ = 77.496,16 dibulatkan menjadi 77.496 b. Tahun 2007 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-3) Y’ = 162.198,44 + (-63.526,71) Y’ = 98.671,73 dibulatkan menjadi 98.672 c. Tahun 2008 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-2) Y’ = 162.198,44 + (-42.351,14) Y’ = 119.847,30 dibulatkan menjadi 119.847
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
d. Tahun 2009 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-1) Y’ = 162.198,44 + (-21.175,57) Y’ = 141.022,87 dibulatkan menjadi 141.023 e. Tahun 2010 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (0) Y’ = 162.198,44 + (0) Y’ = 162.198,44 dibulatkan menjadi 162.198 f. Tahun 2011 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (1) Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) Y’ = 183.374,01 dibulatkan menjadi 183.374 g. Tahun 2012 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (2) Y’ = 162.198,44 + (42.351,14) Y’ = 204.549,58 dibulatkan menjadi 204.550 h. Tahun 2013 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (3) Y’ = 162.198,44 + (63.526,71) Y’ = 225.725,15 dibulatkan menjadi 225.725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
i. Tahun 2014 Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (4) Y’ = 162.198,44 + (84.702,28) Y’ = 246.900,72 dibulatkan menjadi 246.901 Dari data dan rumus yang telah diolah tersebut maka perhitungan tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY adalah sebagai berikut: Tabel IV.1.2 Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Jumlah Wisatawan Tahun Nilai Tren Tahun X2 XY Mancanegara (X) (Y’) (Y) 2006 78.145 -4 16 -312.580 77.496 2007 103.224 -3 9 -309.672 98.672 2008 128.660 -2 4 -257.320 119.847 2009 139.492 -1 1 -139.492 141.023 2010 152.843 0 0 0 162.198 2011 169.565 1 1 169.565 183.374 2012 197.751 2 4 395.502 204.550 2013 235.893 3 9 707.679 225.725 2014 254.213 4 16 1.016.852 246.901 Total 1.459.786 0 60 1.270.534 Sumber: Data diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Grafik IV.1.2 Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data diolah, 2016
2. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan: Y’
= variabel wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY
a
= nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0)
b
= Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan
X
= waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Perhitungan tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 dilakukan dengan mencari data jumlah wisatawan domestik di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014: Tabel IV.2 Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung Ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Tahun
Jumlah Wisatawan Domestik
2006 836.682 2007 1.146.197 2008 1.156.097 2009 1.286.565 2010 1.304.137 2011 1.438.129 2012 2.162.422 2013 2.602.074 2014 3.091.967 Total 15.024.270 Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus: Nilai a =
∑Y 𝑛
, Y merupakan jumlah wisatawan domestik dari tahun 2006
sampai 2014 dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai b =
∑XY ∑𝑋 2
, X melambangkan tahun dalam kode. Berikut ini adalah
hasil perhitungan nilai tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel IV.2.1 Perhitungan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Jumlah Wisatawan Tahun Tahun X2 XY Domestik (X) (Y) 836.682 2006 -4 16 -3.346.728 1.146.197 2007 -3 9 -3.438.591 1.156.097 2008 -2 4 -2.312.194 1.286.565 2009 -1 1 -1.286.565 1.304.137 2010 0 0 0 1.438.129 2011 1 1 1.438.129 2.162.422 2012 2 4 4.324.844 2.602.074 2013 3 9 7.806.222 3.091.967 2014 4 16 12.367.868 Total 15.024.270 0 60 15.552.985 Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan data jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY dapat diketahui: Nilai
a=
Nilai
b=
∑Y 𝑛
=
∑XY ∑𝑋 2
15.024.270
=
9
= 1.669.363,33
15.552.985 60
= 259.216,42
Bila konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 1.669.363,33 + 259.216,42X Keterangan: Y’
= nilai tren yang di taksir
a
= 1.669.363,33 = nilai tren periode dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
b
= 259.216,42 = penurunan per tahun secara linier
X
= unit tahun yang dihitung dari X = 0 Perhitungan tren jumlah wisatawan domestik tidak akan pernah ada
angka di belakang koma (,) karena satuan menggunakan satuan “orang”, oleh sebab itu angka yang seperti disebutkan tersebut perlu dibulatkan. Dengan demikian cara menghitung nilai tren Jumlah Wisatawan Domestik Yang Berkunjung ke DIY periode 2006-2014 sebagai berikut: a. Tahun 2006 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-4) Y’ = 1.669.363,33 + (-1.036.865,68) Y’ = 632.497,65 dibulatkan menjadi 632.498 b. Tahun 2007 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-3) Y’ = 1.669.363,33 + (-777.649,26) Y’ = 891.714,07 dibulatkan menjadi 891.714 c. Tahun 2008 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-2) Y’ = 1.669.363,33 + (-518.432,84) Y’ = 1.150.950,49 dibulatkan menjadi 1.150.950 d. Tahun 2009 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-1) Y’ = 1.669.363,33 + (-259.216,42) Y’ = 1.410.146,91 dibulatkan menjadi 1.410.147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
e. Tahun 2010 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-0) Y’ = 1.669.363,33 + (0) Y’ = 1.669.363,33 dibulatkan menjadi 1.669.363 f. Tahun 2011 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (1) Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) Y’ = 1.928.579,75 dibulatkan menjadi 1.928.580 g. Tahun 2012 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (2) Y’ = 1.669.363,33 + (518.432,84) Y’ = 2.187.796,17 dibulatkan menjadi 2.187.796 h. Tahun 2013 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (3) Y’ = 1.669.363,33 + (777.649,25) Y’ = 2.447.012,58 dibulatkan menjadi 2.447.013 i. Tahun 2014 Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (4) Y’ = 1.669.363,33 + (1.036.865,67) Y’ = 2.706.229,00 dibulatkan menjadi 2.706.229 Dari data dan rumus yang telah diolah tersebut maka perhitungan tren dari Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel IV.2.2 Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Jumlah Wisatawan Tahun Nilai Tren Tahun X2 XY Domestik (X) (Y’) (Y) 836.682 632.498 2006 -4 16 -3.346.728 1.146.197 891.714 2007 -3 9 -3.438.591 1.156.097 1.150.950 2008 -2 4 -2.312.194 1.286.565 1.410.147 2009 -1 1 -1.286.565 1.304.137 1.669.363 2010 0 0 0 1.438.129 1.928.580 2011 1 1 1.438.129 2.162.422 2.187.796 2012 2 4 4.324.844 2.602.074 2.447.013 2013 3 9 7.806.222 3.091.967 2.706.229 2014 4 16 12.367.868 Total 15.024.270 0 Sumber: Data diolah, 2016
60 15.552.985
Grafik IV.2.2 Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung Ke DIY Periode 2006-2014 (orang) 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 2006
2007
2008
Sumber: Data diolah, 2016
2009
2010
2011
2012
2013
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
3. Analisis Data Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014 Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah ODTW DIY periode 2006-2014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan: Y’
= variabel ODTW DIY
a
= nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0)
b
= Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan
X
= waktu Perhitungan tren jumlah ODTW DIY periode 2006-2014 dilakukan
dengan mencari data jumlah ODTW di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah ODTW di DIY periode 2006-2014:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel IV.3 Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 Tahun
Jumlah ODTW
2006 86 2007 100 2008 102 2009 108 2010 117 2011 118 2012 129 2013 135 2014 141 Total 1.036 Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus: Nilai a =
∑Y 𝑛
, Y merupakan jumlah ODTW dari tahun 2006 sampai 2014
dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai b =
∑XY ∑𝑋 2
, X melambangkan tahun dalam kode. Berikut ini adalah
hasil perhitungan nilai tren jumlah ODTW di DIY:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel IV.3.1 Perhitungan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 Jumlah ODTW (Y)
Tahun
Tahun (X)
X2
XY
86 2006 -4 16 -344 100 2007 -3 9 -300 102 2008 -2 4 -204 108 2009 -1 1 -108 117 2010 0 0 0 118 2011 1 1 118 129 2012 2 4 258 135 2013 3 9 405 141 2014 4 16 564 Total 1.036 0 60 389 Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan data jumlah ODTW DIY dapat diketahui: Nilai
a=
Nilai
b=
∑Y 𝑛
=
∑XY ∑𝑋 2
1.036
=
9 389 60
= 115,11 = 6,48
Bila konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 115,11 + 6,48X Keterangan: Y’
= nilai tren yang di taksir
a
= 115,67 = nilai tren periode dasar
b
= 5,62 = penurunan per tahun secara linier
X
= unit tahun yang dihitung dari X = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Perhitungan tren jumlah ODTW tidak akan pernah ada angka di belakang koma (,) karena satuan menggunakan satuan “lokasi”, oleh sebab itu angka yang seperti disebutkan tersebut perlu dibulatkan. Dengan demikian cara menghitung nilai tren Jumlah ODTW DIY tahun 2006-2014 sebagai berikut: a. Tahun 2006 Y’ = 115,11 + 6,48 (-4) Y’ = 115,11 + (-25,92) Y’ = 89,19 dibulatkan menjadi 89 b. Tahun 2007 Y’ = 115,11 + 6,48 (-3) Y’ = 115,11 + (-19,44) Y’ = 95,67 dibulatkan menjadi 96 c. Tahun 2008 Y’ = 115,11 + 6,48 (-2) Y’ = 115,11 + (-12,96) Y’ = 102,15 dibulatkan menjadi 102 d. Tahun 2009 Y’ = 115,11 + 6,48 (-1) Y’ = 115,11 + (-6,48) Y’ = 108,63 dibulatkan menjadi 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
e. Tahun 2010 Y’ = 115,11 + 6,48 (0) Y’ = 115,11 + (0) Y’ = 115,11 dibulatkan menjadi 115 f. Tahun 2011 Y’ = 115,11 + 6,48 (1) Y’ = 115,11 + 6,48 Y’ = 121,59 dibulatkan menjadi 122 g. Tahun 2012 Y’ = 115,11 + 6,48 (2) Y’ = 115,11 + 12,96 Y’ = 128,07 dibulatkan menjadi 128 h. Tahun 2013 Y’ = 115,11 + 6,48 (3) Y’ = 115,11 + 19,44 Y’ = 134,55 dibulatkan menjadi 135 i. Tahun 2014 Y’ = 115,11 + 6,48 (4) Y’ = 115,11 + 25,92 Y’ = 141,03 dibulatkan menjadi 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Dari data dan rumus yang telah diolah tersebut maka perhitungan tren dari ODTW DIY adalah sebagai berikut: Tabel IV.3.2 Nilai Tren dari Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 Tahun
Jumlah ODTW (Y) 86 100 102 108 117 118 129 135 141
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total 1.036 Sumber: Data diolah, 2016
Tahun (X)
X2
XY
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0
16 9 4 1 0 1 4 9 16 60
-344 -300 -204 -108 0 118 258 405 564 389
Nilai Tren (Y’) 89 96 102 109 115 122 128 135 141
Grafik IV.3.2 Tren Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 160 140 120 100 80 60 40 20 0 2006
2007
2008
2009
Sumber: Data diolah, 2016
2010
2011
2012
2013
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
4. Analisis Data Tren Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah PAD subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut: Y’ = a + bX Keterangan: Y’
= variabel PAD subsektor pariwisata
a
= nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0)
b
= Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan
X
= waktu Perhitungan tren jumlah PAD subsektor pariwisata DIY periode
2006-2014 dilakukan dengan mencari data PAD subsektor pariwisata di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah PAD subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel IV.4 Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 (rupiah) Tahun
Jumlah PAD Subsektor Pariwisata
2006 89.270.403.716 2007 56.712.059.189 2008 78.189.082.649 2009 84.910.353.874 2010 95.683.242.777 2011 106.215.569.037 2012 153.174.399.477 2013 188.839.015.344 2014 236.955.587.690 Total 1.089.949.713.753 Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus: Nilai a =
∑Y 𝑛
, Y merupakan jumlah PAD subsektor pariwisata dari tahun
2006 sampai 2014 dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai b =
∑XY ∑𝑋 2
, X melambangkan tahun dalam kode. Berikut ini adalah
hasil perhitungan nilai tren jumlah PAD subsektor pariwisata DIY:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel IV.4.1 Perhitungan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 (rupiah) Jumlah PAD Subsektor Pariwisata (Y) 89.270.403.716 56.712.059.189 78.189.082.649 84.910.353.874 95.683.242.777 106.215.569.037 153.174.399.477 188.839.015.344 236.955.587.690
Tahun
Tahun (X)
X2
XY
2006 -4 16 -357.081.614.864 2007 -3 9 -170.136.177.567 2008 -2 4 -156.378.165.298 2009 -1 1 -84.910.353.874 2010 0 0 0 2011 1 1 106.215.569.037 2012 2 4 306.348.798.954 2013 3 9 566.517.046.032 2014 4 16 947.822.350.760 Total 1.089.949.713.753 0 60 1.158.397.453.180 Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan PAD subsektor pariwisata DIY dapat diketahui: Nilai
a=
Nilai
b=
∑Y 𝑛
=
∑XY ∑𝑋
1.089.949.713.753
2 =
9 𝟏.𝟏𝟓𝟖.𝟑𝟗𝟕.𝟒𝟓𝟑.𝟏𝟖𝟎
60
= 121.105.523.750,33
= 19.306.624.219,672
Bila konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67X Keterangan: Y’
= nilai tren yang di taksir
a
= 121.105.523.750,33 = nilai tren periode dasar
b
= 19.306.624.219,67 = penurunan per tahun secara linier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
X
= unit tahun yang dihitung dari X = 0 Dengan demikian cara menghitung nilai tren Jumlah PAD Subsektor
Pariwisata DIY Periode 2006-2014 sebagai berikut: a. Tahun 2006 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (-4) Y’ = 121.105.523.750,33 + (-77.226.496.878,68) Y’ = 43.879.026.871,65 b. Tahun 2007 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (-3) Y’ = 121.105.523.750,33 + (-57.919.872.659,01) Y’ = 63.185.651.091,32 c. Tahun 2008 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (-2) Y’ = 121.105.523.750,33 + (-38.613.248.439,34) Y’ = 82.492.275.310,99 d. Tahun 2009 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (-1) Y’ = 121.105.523.750,33 + (-19.306.624.219,67) Y’ = 101.798.899.530.66 e. Tahun 2010 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (0) Y’ = 121.105.523.750,33 + (0) Y’ = 121.105.523.750,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
f. Tahun 2011 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (1) Y’ = 121.105.523.750,33 + (19.306.624.219,67) Y’ = 140.412.147.970 g. Tahun 2012 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (2) Y’ = 121.105.523.750,33 + (38.613.248.439,34) Y’ = 159.718.772.189,67 h. Tahun 2013 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (3) Y’ = 121.105.523.750,33 + (57.919.872.659,01) Y’ = 179.025.396.409.34 i. Tahun 2014 Y’ = 121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67 (4) Y’ = 121.105.523.750,33 + (77.226.496.878,68) Y’ = 198.332.020.629,01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Dari data dan rumus yang telah diolah tersebut maka perhitungan tren dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata di DIY adalah sebagai berikut: Tabel IV.4.2 Nilai Tren dari PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 (rupiah) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total
Jumlah PAD Subsektor Pariwisata (Y) 89.270.403.716 56.712.059.189 78.189.082.649 84.910.353.874 95.683.242.777 106.215.569.037 153.174.399.477 188.839.015.344 236.955.587.690
Tahun X2 (X)
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 1.089.949.713.753 0 Sumber: Data diolah, 2016
Nilai Tren (Y’)
XY
16 -357.081.614.864 9 -170.136.177.567 4 -156.378.165.298 1 -84.910.353.874 0 0 1 106.215.569.037 4 306.348.798.954 9 566.517.046.032 16 947.822.350.760 60 1.158.397.453.180
43.879.026.871,65 63.185.651.091,32 82.492.275.310,99 101.798.899.530,66 121.105.523.750,33 140.412.147.970,00 159.718.772.189,67 179.025.396.409,34 198.332.020.629,01
Grafik IV.4.2 Tren Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 (Rupiah) 250.000.000.000,00 200.000.000.000,00 150.000.000.000,00 100.000.000.000,00 50.000.000.000,00 0,00 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: Data diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
B. Pembahasan 1. Pembahasan
Tren
Jumlah
Wisatawan
Mancanegara
yang
Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 Tabel IV.5 Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Jumlah Wisatawan Tahun Nilai Tren Tahun X2 XY Mancanegara (X) (Y’) (Y) 2006 78.145 -4 16 -312.580 77.496 2007 103.224 -3 9 -309.672 98.672 2008 128.660 -2 4 -257.320 119.847 2009 139.492 -1 1 -139.492 141.023 2010 152.843 0 0 0 162.198 2011 169.565 1 1 169.565 183.374 2012 197.751 2 4 395.502 204.550 2013 235.893 3 9 707.679 225.725 2014 254.213 4 16 1.016.852 246.901 Total 1.459.786 0 60 1.270.534 Sumber: Data diolah, 2016 Persamaan tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY adalah Y’ = 162.198,44 + 21.175,57X. Tanda positif pada persamaan tren menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY terjadi peningkatan. Peningkatan wisatawan mancanegara berkisar antara 9% - 27% per tahun dengan rata-rata sebesar 15,72%. Berikut ini grafik perhitungan tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY (berdasarkan tabel IV.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Grafik IV.5.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data diolah, 2016 Dari hasil perhitungan di atas dengan melihat tabel dan grafik dapat dilihat nilai tren jumlah wisatawan mancanegara dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal tersebut digambarkan dengan terjadinya kenaikan jumlah wisatawan mancanegara dari tahun 2006-2014. Pada tahun 2006 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY sebanyak 77.496 orang, tahun 2007 sebanyak 98.672 orang, mengalami peningkatan sebesar 27,32%. Tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 119.847 orang, meningkat sebesar 21,45% dari tahun 2007. Tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi 141.023 orang, meningkat sebesar 17,66% dari tahun 2008. Tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 162.198 orang, meningkat sebesar 15,01% dari tahun 2009. Tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 183.374 orang, meningkat sebesar 13,05% dari tahun 2010. Tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 204.550 orang, meningkat sebesar 11.54% dari tahun 2011. Tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 225.725 orang, meningkat sebesar 10,35% dari tahun 2012, dan pada tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
2014 terjadi peningkatan menjadi 246.901 orang, meningkat sebesar 9,38% dari tahun 2013. Secara riil jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY meningkat dari tahun 2006 sampai 2014, tetapi terjadi penurunan persentase peningkatan jumlah wisatawan pada tiap tahunnya. Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 27,32%, dari 77.496 orang pada tahun 2006 menjadi 98.672 orang pada tahun 2007. Sedangkan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 9,38%, dari 225.725 orang pada tahun 2013 menjadi 246.901 orang pada tahun 2014. Berarti dalam hal ini tren jumlah wisatawan mancanegara dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 meningkat secara umum dari tahun ke tahun rata-rata sebesar 15,72%. Ini diduga karena wisatawan mancanegara memiliki banyak pilihan objek wisata, kemudahan akses informasi, kondisi sosial DIY yang relatif aman dan
nyaman serta didukung
transportasi serta akomodasi yang memadai. Berdasarkan data statistik pada tahun 2011-2014, 5 (lima) negara yang menyumbangkan wisatawan paling besar berasal dari Belanda, Jepang,
Malaysia,
Perancis,
dan
Amerika
Serikat
(www.visitingjogja.com). Kelima negara ini menjadi dominasi terbanyak wisatawan mancanegara dikarenakan beberapa alasan seperti: (1) kelima negara ini berasal dan ras kulit putih yang memiliki pandangan bahwa kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
menjadi coklat itu eksotis, jadi DIY yang termasuk daerah tropis cocok untuk berjemur, (2) kerjasama di bidang pariwisata, pendidikan dan industri, (3) keanekaragaman sosial dan budaya serta objek wisata, (4) kenyamanan dan keamanan yang kondusif. Adanya destinasi wisata yang baru dan event skala nasional serta internasional yang berlangsung di DIY juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara berkunjung ke DIY. Beberapa acara tahunan yang menjadi andalan DIY yang mampu menarik wisatawan mancanegara ke DIY seperti: (1) Jogja Walk Heritage Internasional, acara ini merupakan acara tahunan bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Jogja Walking Association untuk lebih memasyarakatkan jalan kaki sebagai olahraga sederhana dan bagian dari gaya hidup sehat dan juga ikut berpartisipasi dalam gerakan hijau, (2) Jogja Air Show, acara ini merupakan pertunjukan dengan memadukan unsur olahraga umu, sosial, seni dan budaya. Biasanya diadakan di Kabupaten Bantul khususnya Pantai Depok dan Pantai Parangtritis, pertunjukan yang diadakan seperti aeromodelling, gantole, terjun payung, paralayang dan pesawat bermotor, (3) Jogja Fashion Week, acara ini rutin diselenggarakan setahun sekali di Yogyakarta, menampilkan berbagai acara berkaitan dengan fesyen, seperti peragaan busana, pameran, seminar, karnaval jalanan dan diikuti beberapa desainer nasional dan internasional, (4) Jogja Internasional Street Performance, acara ini sebuah acara rutin setiap tahun yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Acara ini melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
seniman, budayawan, koreografer dan performing art baik lokal dan luar negeri dengan tujuan menambah daya tari wisata Yogyakarta. Dari segi ekonomi, nilai tukar mata uang turut mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara yang akan berlibur ke DIY. Bila rupiah menguat terhadap mata uang asing, maka wisatawan mancanegara berpikir kembali untuk berlibur ke Indonesia karena harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Supaya wisatawan mancanegara makin banyak datang ke Indonesia khususnya DIY. Ada beberapa usulan untuk pemerintah DIY, yaitu: a. Membuat iklan yang bagus tentang pariwisata untuk ditayangkan di Channel Internasional. Hal ini menjadi promosi yang baik agar turis asing lebih mengenal pariwisata Indonesia. b. Memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, agar mempermudah transportasi. Hal ini sangat penting untuk memanjakan para wisatawan dalam berlibur. c. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada para wisatawan mancanegara. Hal ini sangat penting diperlukan mengingat mereka pernah mengalami pengalaman yang buruk seperti saat Bom Bali. Maka dari itu perlu membuat para wisatawan merasa nyaman menikmati keindahan
alam
keamanannya.
tanpa
ada
rasa
waswas
dengan
menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
d. Mempermudah akses dan pelayanan informasi tempat tujuan wisata. Memberlakukan bebas visa menjadi salah satu cara terbaik agar wisatawan mancanegara lebih mudah berkunjung ke Indonesia terutama DIY. e. Mempertahankan keramahan pendudukan. Keramahan penduduk Indonesia terutama DIY adalah salah satu daya tarik yang membuat para wisatawan asing senang. f. Melestarikan budaya asli Budaya merupakan hal turun-temurun dari nenek moyang yang seharusnya dilestarikan bukan dilupakan. Budaya jawa sangat istimewa dan memiliki kekhasan tersendiri yang dimiliki masyarakat DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
2. Pembahasan Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 Tabel IV.6 Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Jumlah Wisatawan Tahun Nilai Tren Tahun X2 XY Domestik (X) (Y’) (Y) 836.682 632.498 2006 -4 16 -3.346.728 1.146.197 891.714 2007 -3 9 -3.438.591 1.156.097 1.150.950 2008 -2 4 -2.312.194 1.286.565 1.410.147 2009 -1 1 -1.286.565 1.304.137 1.669.363 2010 0 0 0 1.438.129 1.928.580 2011 1 1 1.438.129 2.162.422 2.187.796 2012 2 4 4.324.844 2.602.074 2.447.013 2013 3 9 7.806.222 3.091.967 2.706.229 2014 4 16 12.367.868 Total
15.024.270
0
60 15.552.985
Sumber: Data diolah, 2016 Persamaan tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY adalah Y’ = 1.669.363,33 + 259.216,42X. Tanda positif pada persamaan tren menunjukkan jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY terjadi peningkatan. Peningkatan jumlah wisatawan domestik berkisar antara 10% - 40% per tahun dengan rata-rata sebesar 20,29%. Berikut ini grafik perhitungan tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY (berdasarkan tabel IV.6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Grafik IV.6.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data diolah, 2016 Dari hasil perhitungan di atas dengan melihat tabel dan grafik dapat dilihat nilai tren jumlah wisatawan domestik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal tersebut digambarkan dengan terjadinya kenaikan jumlah wisatawan domestik dari tahun 2006-2014. Pada tahun 2006 jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY sebanyak 632.498 orang, tahun 2007 sebanyak 891.714 orang, mengalami peningkatan sebesar 40,98%. Tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 1.150.950 orang, meningkat sebesar 29,07% dari tahun 2007. Tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi 1.410.147 orang, meningkat sebesar 22,52% dari tahun 2008. Tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 1.669.363 orang, meningkat sebesar 18,38% dari tahun 2009. Tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 1.928.580 orang, meningkat sebesar 15,52% dari tahun 2010. Tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 2.187.796 orang, meningkat sebesar 13,44% dari tahun 2011. Tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 2.447.013 orang, meningkat sebesar 11,84% dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
tahun 2012, dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 2.706.229 orang, meningkat sebesar 10,59% dari tahun 2013. Secara riil jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY meningkat dari tahun 2006 sampai 2014, tetapi terjadi penurunan persentase peningkatan jumlah wisatawan pada tiap tahunnya. Kenaikan jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 40,98%, dari 632.498 orang pada tahun 2006 menjadi 891.714 orang pada tahun 2007. Sedangkan kenaikan jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 10,59%, dari 2.447.013 orang pada tahun 2013 menjadi 2.708.229 orang pada tahun 2014. Berarti dalam hal ini tren jumlah wisatawan domestik dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 meningkat secara umum dari tahun ke tahun rata-rata sebesar 20,29%. Kenaikan jumlah wisatawan domestik ini diduga karena adanya libur hari raya Idul Fitri, libur Natal dan Tahun Baru, libur jeda semeter, dan study tour siswa dan mahasiswa dari luar kota. Berdasarkan data statistik pada tahun 2012-2014, 5 (lima) provinsi yang menyumbangkan wisatawan paling besar berasal dari Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY (www.visitingjogja.com). Kelima provinsi ini menjadi dominasi terbanyak wisatawan domestik dikarenakan beberapa alasan seperti: (1) melepaskan penat dan kesibukan dari pekerjaan, (2) mudik dan libur nasional, (3) sosial dan budaya masyarakat Yogyakarta yang dianggap halus dan sopan, (4) harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
cenderamata yang beragam dan murah, 5) biaya berlibur yang sekiranya lebih murah daripada berlibur ke daerah lain atau keluar negeri, 6) rencana bagi peserta didik untuk melihat lokasi untuk melanjutkan studi. Adapun faktor yang menjadikan Yogyakarta menarik untuk dikunjungi wisatawan domestik adalah beragamnya daya tarik wisata domestik yang ditawarkan. Dalam upaya mencari leassure di suatu destinasi, wisatawan mencari yang dikenal dengan istilah something to see, something to do, dan something to buy. Dalam hal ini, Yogyakarta menyediakan semua hal tersebut. Untuk mencari sesuatu yang dapat dilihat (something to see), wisatawan dapat mengunjungi Keraton Yogyakarta, Taman Sari, serta dapat melihat pula obyek-obyek wisata lain yang ada berada di sekitar Yogyakarta seperti Candi Borobudur maupun Pegunungan Dieng. Sedangkan untuk mencari aktivitas yang dapat dilakukan (something to do), Yogyakarta dikelilingi oleh desa-desa wisata yang siap memberikan pengalaman baru bagi wisatawan. Yogyakarta juga memiliki sentra-sentra kerajinan yang menyediakan cenderamata sebagai something to buy yang siap memanjakan hasrat belanja wisatawan, seperti Kotagede, Kasongan, dan lainnya (Yoeti, Oka A, 1983). Dari segi ekonomi, inflasi dapat mempengaruhi keinginan untuk berlibur wisatawan domestik. Bila inflasi meningkat maka masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli kebutuhan seharihari termasuk biaya liburan yang telah dipersiapkan harus dialihkan untuk biaya hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
3. Pembahasan Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014 Tabel IV.7 Tren Perkembangan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 Tahun
Jumlah ODTW (Y) 86 100 102 108 117 118 129 135 141
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total 1.036 Sumber: Data diolah, 2016
Tahun (X)
X2
XY
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0
16 9 4 1 0 1 4 9 16 60
-344 -300 -204 -108 0 118 258 405 564 389
Nilai Tren (Y’) 89 96 102 109 115 122 128 135 141
Persamaan tren jumlah ODTW DIY adalah Y’ = 115,11 + 6,48X. Tanda positif pada persamaan tren menunjukkan jumlah ODTW DIY terjadi peningkatan. Peningkatan jumlah ODTW berkisar antara 4% - 7% per tahun dengan rata-rata sebesar 5,92%. Berikut ini grafik perhitungan tren jumlah ODTW DIY (berdasarkan tabel IV.7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Grafik IV.7.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 150 100 50 0 2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Data diolah, 2016 Dari hasil perhitungan di atas dengan melihat tabel dan grafik dapat dilihat nilai tren jumlah ODTW DIY dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal tersebut digambarkan dengan terjadinya kenaikan jumlah ODTW DIY dari tahun 2006-2014. Pada tahun 2006 jumlah ODTW DIY sebanyak 89 lokasi, tahun 2007 sebanyak 96 lokasi, mengalami peningkatan sebesar 7,86%. Tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 102 lokasi, meningkat sebesar 6,25% dari tahun 2007. Tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi 109 lokasi, meningkat sebesar 6,86% dari tahun 2008. Tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 115 lokasi, meningkat sebesar 5,50% dari tahun 2009. Tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 122 lokasi, meningkat sebesar 6,08% dari tahun 2010. Tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 128 lokasi, meningkat sebesar 4,91% dari tahun 2011. Tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 135 lokasi, meningkat sebesar 5,46% dari tahun 2012, dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 141 lokasi, meningkat sebesar 4,44% dari tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Kenaikan jumlah ODTW DIY tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 7,86%, dari 89 lokasi pada tahun 2006 menjadi 96 lokasi pada tahun 2007. Sedangkan jumlah ODTW DIY terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 4,44%, dari 135 lokasi pada tahun 2013 menjadi 141 lokasi pada tahun 2014. Berarti dalam hal ini tren jumlah ODTW DIY dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 meningkat secara umum setiap tahun rata-rata sebesar 5,92%. Bertambahnya jumlah ODTW DIY diduga karena masyarakat di sekitar objek wisata semakin sadar akan pentingnya pengolahan lokasi potensi wisata untuk mengembangkan perekonomian daerah sekitarnya. Maka masyarakat sekitar objek wisata menciptakan objek wisata baru dengan menggunakan potensi wisata daerahnya baik itu wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, wisata minat khusus, dan desa wisata. Berdasarkan data statistik pada tahun 2011-2015, 5 ODTW yang menjadi objek wisata paling banyak dikunjungi adalah Pantai Parangtritis, Gembira Loka Zoo, Candi Prambanan, Pantai Baron dan Taman Pintar (www.visitingjogja.com). Kelima ODTW ini menjadi objek wisata paling populer di DIY. Promosi yang dilakukan melalui media cetak, media elektronik, media internet, iklan pamflet dan Televisi, menunjang pengembangan informasi objek wisata terutama objek wisata yang baru. Pariwisata sudah menjadi nafas dan urat nadi pembangunan DIY, bukan hanya dalam aspek ekonomi, melainkan juga dalam berbagai aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan saling keterkaitan yang menguntungkan (simbiosis mutualisme) antara masyarakat, pemerintah, wisatawan, tempat tinggal dan jasa transportasi. Perkembangan objek wisata harus berasal dari keinginan masyarakat sekitar terlebih untuk memajukan roda perekonomian dan menjadi keran kehidupan. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke suatu ODTW, maka diperlukan adanya tempat hunian sementara bagi para wisatawan. Tujuannya agar wisatawan dapat lebih menikmati pesona ODTW. Kemudahan akses dan infrastruktur juga harus diperhatikan untuk kelancaran transportasi. Beberapa jasa transportasi mulai bermunculan dan terus bertambah setiap tahunnya yang memberikan pelayanan yang menjanjikan dan memuaskan para wisatawan. Paket wisata menjadi andalan biro perjalanan dengan tujuan dapat menyesuaikan kemampuan ekonomi para wisatawan yang ingin berlibur. Mulai dari harga ekonomis sampai eksklusif disediakan oleh para biro perjalanan, meliputi Paket Wisata Dalam Negeri, Paket Kunjungan Study, Paket Wisata Agama dan Budaya, Sewa Bus Pariwisata, sewa mobil. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat juga mendukung dan berpartisipasi dalam mengembangkan potensi objek wisata di daerah. Partisipasi dapat dilakukan dengan promosi ODTW untuk menumbuhkan minat masyarakat dalam dan luar kota untuk berwisata, membangun objek wisata dan memberikan bebas visa ke dalam negeri bagi wisatawan mancanegara. Pencanangan program pemerintah daerah yang mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
pengembangan pariwisata semakin meningkatkan minat pengolah wisata untuk mengkreasikan, mengolah dan memperindah tempat wisata yang baru dan sudah ada sebelumnya. Dengan adanya ODTW DIY baru yang terus bermunculan, maka wisatawan dapat memperoleh pilihan yang lebih banyak untuk berlibur ke DIY.
4. Pembahasan Tren Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 Tabel IV.8 Tren Perkembangan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 (rupiah) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total
Jumlah PAD Subsektor Pariwisata (Y) 89.270.403.716 56.712.059.189 78.189.082.649 84.910.353.874 95.683.242.777 106.215.569.037 153.174.399.477 188.839.015.344 236.955.587.690
Tahun X2 (X)
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 1.089.949.713.753 0 Sumber: Data diolah, 2016
XY
16 -357.081.614.864 9 -170.136.177.567 4 -156.378.165.298 1 -84.910.353.874 0 0 1 106.215.569.037 4 306.348.798.954 9 566.517.046.032 16 947.822.350.760 60 1.158.397.453.180
Persamaan tren jumlah PAD subsektor pariwisata
Nilai Tren (Y’) 43.879.026.871,65 63.185.651.091,32 82.492.275.310,99 101.798.899.530,66 121.105.523.750,33 140.412.147.970,00 159.718.772.189,67 179.025.396.409,34 198.332.020.629,01
DIY adalah
Y’=121.105.523.750,33 + 19.306.624.219,67X. Tanda positif pada persamaan tren menunjukkan jumlah PAD subsektor pariwisata DIY terjadi peningkatan. Peningkatan PAD berkisar antara 10% – 43% per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
tahun dengan rata-rata 43,99%. Berikut ini grafik perhitungan tren jumlah PAD subsektor pariwisata DIY (berdasarkan tabel IV.8) Grafik IV.8.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 (Rupiah) 250.000.000.000,00 200.000.000.000,00 150.000.000.000,00 100.000.000.000,00 50.000.000.000,00 0,00 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: Data diolah, 2016 Dari hasil perhitungan di atas dengan melihat tabel dan grafik dapat dilihat nilai tren jumlah PAD subsektor pariwisata DIY dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal tersebut digambarkan dengan terjadinya kenaikan jumlah PAD subsektor pariwisata DIY dari tahun 2006-2014. Pada tahun 2006 jumlah PAD subsektor pariwisata DIY sebanyak Rp43,8 miliar, tahun 2007 sebanyak Rp63,1 miliar, mengalami peningkatan sebesar 43,99%. Tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi Rp82,4 miliar, meningkat sebesar 30,55% dari tahun 2007. Tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi Rp101,7 miliar, meningkat sebesar 23,40% dari tahun 2008. Tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi Rp121,1 miliar, meningkat sebesar 18,96% dari tahun 2009. Tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi Rp140,4 miliar, meningkat sebesar 15,94% dari tahun 2010. Tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi Rp159,7 miliar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
meningkat sebesar 13,74% dari tahun 2011. Tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi Rp179,0 miliar, meningkat sebesar 12,08% dari tahun 2012, dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi Rp198,3 miliar, meningkat sebesar 10,78% dari tahun 2013. Secara riil jumlah PAD subsektor pariwisata DIY meningkat dari tahun 2006 sampai 2014, tetapi terjadi penurunan persentase peningkatan jumlah wisatawan pada tiap tahunnya. Kenaikan jumlah PAD subsektor pariwisata DIY tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 43,99%, dari Rp43,8 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp63,1 miliar. Sedangkan jumlah PAD subsektor pariwisata DIY terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 10,78%, dari Rp 179,0 milyar pada tahun 2013 menjadi Rp198,3 miliar. Berarti dalam hal ini jumlah tren PAD subsektor pariwisata DIY dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 meningkat secara umum setiap tahunnya rata-rata sebesar 21,18%. Bertambahnya jumlah PAD subsektor pariwisata DIY diduga karena semakin bertambahnya wisatawan yang datang ke DIY dan penerimaan dari sektor pariwisata atas pajak bangunan dan retribusi tempat wisata. Selain itu optimalisasi penerimaan PAD subsektor pariwisata yang dilakukan pemerintah daerah semakin menambah jumlah PAD subsektor pariwisata. Besar kecilnya PAD subsektor pariwisata yang diterima pemerintah daerah tergantung pada pendapatan yang diterima dari aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat. Aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat pada sektor ekonomi yaitu membuka usaha kecil menengah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
setiap tempat wisata yang dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara dan domestik. Mata rantai industri pariwisata yang berupa hotel atau penginapan, restoran atau jasa boga, usaha wisata (objek wisata, souvenir dan hiburan) dan usaha perjalanan wisata (travel agent atau pemandu wisata) dapat menjadi sumber penerimaan daerah bagi DIY yang berupa pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, pajak dan bukan pajak (Badrudin, 2001). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan daerah DIY dari sektor pariwisata antara lain: Pertama, penerimaan PAD berasal dari jumlah objek wisata. Dengan bertambahnya objek wisata setiap tahunnya, dapat mempengaruhi PAD melalui unsur biaya retribusi masuk objek wisata dari wisatawan domestik dan mancanegara. Kedua, penerimaan PAD juga berasal dari lama tinggal wisatawan, semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut, paling sedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut (Ida. 2005). Ketiga, PPN dari tempat menginap wisatawan juga ikut menentukan besarnya PAD. Semakin lama tinggal dan kelengkapan pelayanan di hotel, maka semakin besar PPN yang didapatkan. Oleh karena itu industri pariwisata terutama kegiatan yang berkaitan dengan penginapan yaitu hotel, baik berbintang maupun melati akan memperoleh pendapatan yang semakin banyak apabila para wisatawan tersebut semakin lama menginap (Badrudin, 2001). Sehingga juga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
meningkatkan penerimaan daerah melalui pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Perhotelan memiliki peran sebagai penggerak pembangunan daerah, perlu dikembangkan secara baik dan benar sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, PAD, penyerapan tenaga kerja, serta perluasan usaha. .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY mengalami kenaikan rata-rata sebesar 15,72%. Meningkatnya tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY dari tahun 2006 sampai 2014 disebabkan destinasi wisata baru, kemudahan akses informasi, kondisi sosial DIY yang relatif aman dan nyaman serta didukung transportasi serta akomodasi yang memadai dan event skala nasional dan internasional. Selain dari ke 5 (lima) negara yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa negara yang menyumbang wisatawan mancanegara lainnya berasal dari Singapura, Jerman, Australia, Tiongkok, Spanyol. Perkembangan wisatawan mancanegara yang datang ke DIY juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi seperti nilai tukar mata uang. 2. Tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY mengalami kenaikan rata-rata sebesar 20,29%. Meningkatnya tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY dari tahun 2006 sampai 2014 disebabkan adanya libur hari raya idul fitri, libur natal dan tahun baru, libur jeda semeter, dan study tour siswa dan mahasiswa dari luar kota.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Selain dari ke 5 (lima) provinsi yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa provinsi yang menyumbang wisatawan mancanegara lainnya berasal dari Bali, Banten, Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. 3. Tren jumlah objek daya tarik wisata (ODTW) DIY mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,92%. Meningkatnya tren ODTW disebabkan masyarakat di sekitar objek wisata semakin sadar akan pentingnya pengolahan lokasi potensi wisata untuk mengembangkan perekonomian daerah sekitarnya. Maka masyarakat sekitar objek wisata menciptakan objek wisata baru dengan menggunakan potensi wisata daerahnya baik itu wisata alam, wisata buatan, wisata minat khusus, dan desa wisata. Adanya simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara masyarakat, pemerintah, wisatawan, tempat tinggal dan jasa transportasi dapat menjadi landasan perkembangan ODTW baru di DIY. 4. Tren jumlah pendapatan asli daerah (PAD) subsektor pariwisata DIY mengalami kenaikan rata-rata sebesar 21,18%. Meningkatnya tren PAD subsektor pariwisata disebabkan semakin bertambahnya wisatawan yang datang ke DIY dan penerimaan dari sektor pariwisata atas pajak bangunan dan retribusi tempat wisata. Selain itu optimalisasi penerimaan PAD subsektor pariwisata yang dilakukan pemerintah daerah semakin menambah jumlah PAD subsektor pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
B. Saran Dengan melihat hasil dan kesimpulan tersebut di atas, penulis memberikan saran yang mungkin dapat digunakan sebagai pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah Daerah DIY a. Meski setiap tahun jumlah wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, jumlah objek daya tarik wisata (ODTW) dan pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata meningkat, tetapi terjadi penurunan persentase perkembangan setiap tahun. Maka pemerintah sebaiknya tidak hanya memperhatikan peningkatan, tetapi juga harus memperhatikan besarnya persentase peningkatannya.. b. Perlu membuat inovasi baru dalam mengembangkan pariwisata agar dapat tetap menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Inovasi yang dapat menjadi daya tarik seperti yang dilakukan oleh Bali dengan wisata pantai dan tarinya, Surabaya dengan air mancur menari dan Bandung dengan Indo Wisata Permata (IWP). Inovasi yang dapat menjadi unggulan di DIY yaitu wisata malam dan cagar budaya. c. Mengenai penurunan persentase jumlah wisatawan yang cenderung menurun, dalam mengolah tempat wisata mencoba untuk membuat suatu tempat atau ruang yang lebih pribadi bagi wisatawan untuk menikmati lokasi wisata seperti hotel, restoran, dan belanja oleh-oleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
2. Bagi Para Pelaku Dunia Hiburan (Entertainment) Memperbanyak kegiatan perfilman yang menggunakan lokasi di DIY dan mengangkat tentang budaya, seni, dan kerajaan Yogyakarta. Hal ini dapat mempromosikan secara gratis tanpa perlu adanya promosi dari pemerintah. 3. Bagi Biro Perjalanan a. Membuat paket wisata yang menarik bagi wisatawan berkunjung ke DIY seperti wisata mengarungi sungai Kali Code menggunakan perahu getek. b. Paket wisata tidak hanya memprioritaskan lama tinggal di tempat wisata, tetapi juga tempat dikunjungi juga harus menarik. 4. Penelitian selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya mengungkap tren. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin memperdalam dan mengembangkan hasil penelitian
ini
diharapkan
mencari
variabel
lain
yang
diduga
mempengaruhi perkembangan pariwisata DIY dan menambah indikator yang mempengaruhi perkembangan pariwisata DIY.
C. Keterbatasan Penelitian 1. Dalam penelitian ini, penulis hanya fokus pada 4 variabel yang mempengaruhi perkembangan pariwisata DIY. Sementara masih ada indikator lain seperti lama tinggal wisatawan, jumlah usaha pariwisata, dan sarana pendukung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
2. Penulis hanya bisa memberikan gambaran empiris tentang perkembangan pariwisata DIY pada tahun 2006-2014. Penulis tidak melihat langsung fenomena yang terjadi dan memberikan data secara akurat mengenai halhal yang mempengaruhi perkembangan pariwisata DIY pada tahun 20062014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Daftar Pustaka Alfonsus, Darwis. 2012. Tren Perkembangan perkebunan Kelapa Sawit Di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2001-2010. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Austriana, Ida. 2005. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah Dari Sektor Pariwisata di Jawa Tengah. Disertasi. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro. Bank
Data Pariwisata DIY 2006-2014. Tersedia: http://visitingjogja.com/bank_data; Email:
[email protected] [1 Mei 2016].
Hadi, Sutrisno. 2015. Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Harits, Benyamin. 1995. Peran Administrator Pemerintah Daerah, Efektifitas Penerimaan Retribusi Daerah Pemda Tingkat II Se-Jawa Barat, Prisma.Makalah. No. 4, Tahun XXIV, 81 – 95. Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya. Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata. Medan: Universitas Sumatera Utara. Kholil, Syukur. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Cita pustaka Media. Koswara, E. 2000. Menyongsong Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999: Suatu Telaahan dan Menyangkut Kebijakan, Pelaksanaan dan Kompleksitasnya. Analisis CSIS. XXIX Nomor 1. Jakarta. Kusumaningrum, Dian. 2009. Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata Di Kota Palembang. Tesis. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gadjah Mada. Mahi. 2000. Prospek Desentralisasi di Indonesia ditinjau Dari Segi Pemerataan Antar Daerah dan Peningkatan Efisiensi. Analisis CSIS. 8 Tahun XXIX/2000. Nomor I, 55 – 66. Mardiasmo dan Makhfatih, Akhmad. 2000. Perhitungan Potensi Pajak Dan Retribusi Daerah Di Kabupaten Magelang. Laporan Akhir. Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang dengan Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Maryani, E. 1991. Pengantar Geografi Pariwisata. Jurusan Pendidikan Geografi. Bandung: FPIPS IKIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Paramita, Rizqi Aulia. 2016. Bukti Nyata Cinta Pariwisata Indonesia. Tersedia: http://pemanduwisatabudaya2015.blogspot.co.id [1 Mei 2016]. Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Edisi revisi. Jakarta: Pradnya Paramita. Purwanti, N.D., dan Retno Mustika Dewi. 2014. Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli Daerah kabupaten Mojokerto Tahun 2006-2013. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Puspasari. Melissa. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Untuk Berkunjung Pada Objek Wisata di Kabupaten Semarang (Studi Kasus Kecamatan Ambarawa). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro. Spillane, James J. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang Nomor 34 Tentang Perubahan UU No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Edisi revisi. Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Lampiran 1: SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Lampiran 2 DATA JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE DIY PERIODE 2006-2014 Tahun
Jumlah
2006
78.145
2007
103.224
2008
128.660
2009
139.492
2010
152.843
2011
169.565
2012
197.751
2013
235.893
2014
254.213
Jumlah
1.459.786
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lampiran 3 DATA JUMLAH WISATAWAN DOMESTIK YANG BERKUNJUNG KE DIY PERIODE 2006-2014 Tahun
Jumlah
2006
836.682
2007
1.146.197
2008
1.156.097
2009
1.286.565
2010
1.304.137
2011
1.438.129
2012
2.162.422
2013
2.602.074
2014
3.091.967
Jumlah
15.024.270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Lampiran 3 DATA JUMLAH OBJEK DAYA TARIK WISATA DIY PERIODE 20062014 Tahun
Jumlah
2006
86
2007
100
2008
102
2009
108
2010
117
2011
118
2012
129
2013
135
2014
141
Jumlah
1.036
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lampiran 4 DATA JUMLAH PAD SUBSEKTOR PARIWISATA DIY PERIODE 20062014 Tahun
Jumlah
2006
89.270.403.716
2007
56.712.059.189
2008
78.189.082.649
2009
84.910.353.874
2010
95.683.242.777
2011
106.215.569.037
2012
153.174.399.477
2013
188.839.015.344
2014
236.955.587.690
Jumlah
1.089.949.713.753