Profil H. Yoesni, S.Pd.1
Pak Yoes, itulah panggilannva. Profil kita edisi kali ini adalah salah satu Eselon 3 di jajaran Sekretariat Ditjen Simas Islam yang dipercaya sebagai Kepala Sagian Umum. Nama lengkapnya cukup pendek, Yoesni,takada lagi tambahan lainnya. Tepat pada 5
,
Juni 1961, dia terlahir di bumi Serambi Mekah, NAD,tepatnya di kampung Rhing Mancang,
kerumahtanggaan. Unit yang eenderung dominan
pada teknis
pelayanan ini dirasa sesuai dengan kompetensinya. Saat ditanya kenapa begitu, dia menjawab secara spontan bahwa dirinya sangat senang dengan tipe kerja yang melayani orang lain. Karenaitulah, bisa dimaklumi bila dua orang Dirjen Simas Islam sebelumnya, Nasaruddin Umar (Mantan Wamenag) dan Abdul Djamil (Dirjen PHU),memberikan apresiasi terhadap kinerjanya. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di lingkungan Sekretariat Ditjen Simas Islam ini memiliki prinsip bahwa dalarn bekerja haruslah jujur dan apa adanya. Dalam menjalankan tugas, "tidak ada yang tidak bisa", apalagi bila diperintahkan oleh pimpinan, sejauh tidak
Meureudu, Kabupaten PidieJaya.
menyalahi aturan, tegasnya. Hal lain yang dimiliki prla berkumis ini
Sagi yang belum mengenalnya akan memberikan kesan "galak" bila lihat perawakannya, apalagi dengan nada suaranya yang keras. Namun di balik itu, sebenarnya dia pribadi yang humoris - begitu kira-kira penilaian anak buahnya -vulgar dan cenderung ceplas-ceplos bila diajak ngobrol. Bahkan,
adalah ketelitian. "Bisa dibayangkan resikonya bagaimana jika saya tidak teliti dalam membaca situasi. Apalagi banyak pekerjaan yang berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa di Sekretariat",
saat birnasislarn wawancara ekspresinya nampak"melow". Matanya terlihat berkaca-kaca ketika meneeritakan perjalanan hidupnya dan
tuturnya. Selain itu, tidak gengsi untuk bertanya kepada orang yang mengerti masalah dan mau mengerjakan apapun yang menjadi bagian dari tugasnya. Demikian juga dalam bekerja perlu membangun relasi
mengingat orang-orang yang berpengaruh baginya.
sebanyak mungkin melalui cara membantu orang lain. Baginya,
Mengenyam pendidikan dasar dan menengah pertama di kampung halamannya, Yoesni remaja merantau berdua dengan temannya ke Jakarta pada tahun 1975, dengan semangat "hijrah" agar bisa hidup lebih baik --demikian dia membahasakan. Walaupun tinggal bersama pamannya yang bekerja di Sekretariat DPRRI, setahun setelah lulus
semakin banyak membantu orang, semakin banyak kemudahan yang dituai. Segitulah kira-kira motto yang dirasakan betul manfaatnya
SLTA,semangat kemandirian menuntutnya untuk bekerja di Kedutaan Amerika pada tahun 1982. Setahun kemudian, Yoesni diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)di Kementerian Agama Tangerang. Mengarungi pengalaman 3 tahun di Tangerang, pada tahun 1986 terbuka baginya mutasi ke Kemenag Pusat, tepatnya di Inspektorat Jenderal sebagai Staf Sagian Umum. Di tengah kesibukannya ini, dia mampu menyelesaikan Sarjahanya pada tahun 2001 di STAIAI-Aqidah AI-Islamiyah. Lima tahun berjalan, karena merasa tidak coeok di dunia auditmengaudit, dia disarankan untuk pindah ke Ditjen Simas Islam dan Urusan Haji, di bagian umum juga. Saat itulah dirinya pertama kali menjadi bagian dari Ditjen Simas Islam. Pada tahun 2006, pengalamannya yang sangat baik sebagai staf menjadikannya dipereaya sebagai Kasubbag Rumah Tangga di Sagian Umum Setditjen Simas Islam, yang saat itu sudan terpisah dari Urusan Haji sebagai Satker Eselon 1 tersendiri. Tujuh tahun mengarungi asamgaram Eselon IV, Pak Yoes kemudian dilantik sebagai Kepala Sagian (Kabag)Umum sejaktahun 2013 hingga saat ini. Dunia karirnya
memang tidak
bisa dilepaskan
dari
dalam berkarier. Suami dari Ida Farida,wanita kelahiran Jakarta yang dinikahinya pada tahun 1995 ini, telah dikaruniai tiga orang anak. Si sulung yang bernama Syaiful Syafani sudah menginjak kelas 1 SMA, yang di bawahnya Fauzan Akbar masih duduk di kelas 6 SD, sedangkan si bungsu berjarak empat tahun dari kakaknya sekarang kelas 2 SD dengan nama Najwa Zyafira. Dua lelaki dan seorang perempuan, sudah cukup lengkap bagi keluarga sederhana berdarah MelayuSetawiini. Saat ditanya apa hal yang paling berkesan dalam hidupnya, Pak Yoes dengan penuh haru menjawab nasehat bapaknya, Teuku Syahbuddin. Suami dari Hj. Fatimah dan pensiunari ABRI ini membekalinya saat meninggalkan kampung halaman empat puluh tahun lalu dengan nasehat, "Kalau mau hidup tenang, jangan iri dan dengki sama orang lain dan jangan pernah berfikir ke belakang". Nasehat itulah yang mengingatkannya untuk terus berusaha hidup penuh syukur apa adanya, dan maju terus, tak menyesali apa yang sudah terjadi, akunya dengan mata berkaca-kaea."Apa yang sayaraih sampai hari ini adalah karunia Allah, harus disyukuri. Saya mah apa atuh", ujarnya menyelipkan canda dalam keharuan di akhir wawancara, meniru slogan yang lagi trend akhir-akhir ini. (edijun)
bidang
bimasislam.kemenag.go.ld
Status Tanah Seluruh
KUA di Kota Cirebon
Milik
Pemda, Anggaran
Renovasi Terkendala
Kecamatan Pekalipan, KUA Kecamatan Kejaksan, KUA Kecamatan Lemahwungku, dan KUA Kecamatan Harjamukti. Berdasarkan data lapangan, status kepemilikan tanah dati bangunan kelima Gedung KUA di Kota Cirebon ternayata status tanahnya milik pemerintah kota, Artinya, KUA yang berada Kota Cirebon tidak memiliki tanah atas milik sendiri. Jika didata secara rinci, wilayah terluas dan jumlah peristiwa
nikah terbesar dalam setahun adalah KUA Kecamatan Harjamukti, dengan luas wilayah 17,62 KM2. Pad a tahun 2014, terjadi 1013 peristiwa nikah, Sedangkan wilayah terkecil dan jumlah peristiwa nikah terkecil dalan setahun adalah KUA Kecamatan Pekalipan dengan luas wilayah 1,57 km2.
Cirebon, bimasislam- Tahun 2015 adalah tahun perbaikan kualitas layanan KUA. Pembangunan gedung baru, rehabilitasi, dan pembelian lahan menjadi prioritas Ditjen Bimas Islam melalui berbagai skim anggaran. Untuk pembelian lahan KUA masih menggunkan skema penggunaan rupiah murni melalui DIPA berjalan. Sedangkan untuk pembangunan gedung baru dapat dilakukan dengan pembiayaan SBSN yang telah dicanangkan oleh Bappenas RI. Menengok ke lapangan langsung, bimasislam mencoba mengunjungi Kota Cirebon. Memiliki luas wilayah sekitar 37,54 krn2, dengan jurnlah penduduk 296.000 jiwa, Kota Cirebon clinilai sebagai wtlayahyang tidal< [auh denfan ibu kota. Terkait dengan Kementerian Agama, Kota Cirebon membawahi 5 Kantor Urusan Agama (KUA) yang berada di 5 Kecamatan pada Kota Cirebon. Yaitu, KUA Kecamatan Kesambi, KUA
Hal lain dari status tanah KUA yang dimiliki Pemda setempat telah berdampak lang sung pada sulitnya mekanisme penganggaran untuk rehab. KUA-KUA tersebut mengalarni kesulitan melalui pembiayaan DIP A Kementerian Agama Kota Cirebon jika ingin mengajukan anggaran rehab atau renovasi bangunan gedung KUA. Bimasislammengamati bahwa kondisi KUA-KUA tersebut hampir roboh dan memerlukan perbaikan. Pada saat yang sama tidak mendapatkan anggaran rehab dan renovasi. Sehingga terpaksa dilakukan perbaikan swadaya oleh pihak KUA Kecamatan setempat. [ika dicermati, dari 5.497 Kantor Urusan Agama di seluruh Indonesia hanya sekitar 15% atau 838 KUA yang kepemilikan tanah milik Kementerian Agama. Dan KUA Kecamatan pada Kota Cirebon masuk kepada 85% gedung KUA yang kepemilikannya bukan milik Kementerian Agama. (bayu/foto:bimasislam)
bimasislam.l<emenag.go.id
Penggagas Komunitas Boca Quran Raih Anugerah Tokoh Perubahan 2014 Jakarta, bimasislam - Bhayu Subrata dan Pratama Widodo, dua orang pendiri komunitas pembaca alQuran satu juz per hari, One Day One [uz (OD01) mendapatkan anugerah sebagai Tokoh Perubahan Republika 2014. Acara tersebut digelar Republika, Karnis (30/04), di gedung Djakarta Theatre, Jakarta Pusat. Bhayu Subrata rnerasa terharu dengan pemberian penghargaan itu, Menurutnya, penghargaan yang diraihnya itu bukan untuk mereka berdua tetapi untuk seluruh anggota komunitas One Day One [uz yang kini tersebar di 20 negara di dunia. Dikatakan Bhayu, embrio komunitas tilawah berbasis social media ini sudah ada sejak tahun 2007, kernudian mulai berkembang pada tahun 2009. Komunitas ini lalu melesat sangat cepat pasca grand launching komunitas yang telah berbadan hukum itu pada 4 Mei 2014 di Masjid Istiqlal, Jakarta, yang menghadirkan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar. Grand launching yang menghadirkan sejumlah artis papan atas dan dihadiri sekitar 50 ribu orang itu disiarkan langsung oleh stasiun televisi swasta nasional dan berhasil meraih rekor MURI untuk kategori membaca al-Quran berjama'ah serentak terbanyak.
merniliki lebih dari 123 ribu anggota yang tersebar di berbagai Negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Australia, Hongkong, Turki, Afrika Selatan, dan sebagainya,
Kini, petjuangan alumni Universitas [enderal Soedirman, Purwokerto itu berbuah manis. Program tilawah al-Quran yang sejalan dengan program Kementerian Agama, Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji) itu telah
Selain Bhayu dan Pratama, penerima anugerah tokoh perubahan 2014 lainnya adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, serta Walikota Surabaya Tri Rismaharini. (ska/foto:bimasislam)
K lola Wakaf secere Profesional
h Ti a Milyarl
.4s t B riamb
Malang, b im as is la m Selain amanah, pemberdayaan wakaf produktif juga harus dikelola dengan p r o f e s io n a l, seperti yang dilakukan oleh nazhir sukses Zawawi Mochtar. Pria berusia berusia 68 tahun yang berdomisili di Jalan Gajayana, Malang, [awa Timur, itu sukses mengelola wakaf produktif sehingga aset pemberdayaan wakaf produktifnya bisa bertambah hingga tiga rnilyar rupiah. Zawawi Mochtar adalah nadzir yang mengelola tanah wakaf dengan membangun ruang rawat inap kelas Very Important Person (VIP) di Rumah Sakit Islam Malang (UNISMA), [awa Timur. Ruang rawat inap yang didirikan di atas tanah wakaf seluas 20.080 meter persegi itu dibangun dengan bantuan dari Ditjen Simas Islam, Kementerian Agama pada tahun 2006 sebesar Rp 2 Milyar. Setelah dikelola dengan manajemen dan tenaga profesional, aset ruang rawat inap kelas VIP itu kini sudah mencapai lima milyar rupiah, terdiri dari gedung yang terpisah dari rumah sakit utama, serta seluruh peralatan untuk perawatan pasien,
Saat ini, ruang Rawat Inap VIP tersebut telah mempekerjakan 18 orang dokter spesialis dan umum, juga sejumJah tenaga keperawatan, direksi dan staf, pekarya, security, akunting, hingga cleaning service. Gedung Rawat Inap yang diresmikan oleh Menteri Agama, Maftuh Basyuni, pada 8 September 2007 itu juga secara rutin membagikan bisyarah atau keuntungan pengelolaan wakaI kepada mauquf 'alaih yang terdiri dari 14 orang guru madrasah diniyahsetiap tiga bulan. Saat bimasislam mengunjungi ruang rawat inap itu pada [umat (10/04), terlihat gedung rawat inap RS UNISMA tergolong cukup mewah. Kamar yang luas, dengan fasilitas yang sangat memadai membuat pasien akan merasa nyaman dirawat di Ruang VIP Rumah Sakit yang bersebelahan dengan Kampus Universitas Islam Malang itu. Terkait biaya rawat inap, pengelola menetapkan tarif yang relatif terjangkau, yakni Rp 375.000 untuk tipe Orchid 2, dan Rp 450.000 untuk tipe Orchid 1. Dikarenakan tarif yang terjangkau itulah jumlah pasien yang rneminta dirawat di ruang VIP ini membludak, bahkan tak jarang pihak pengelola terpaksa menolak pasien karena ruangan yang sudah penuh. Saat ini jumlah ruang VIP juga tengah diperluas dengan membangun empat karnar baru tipe orchid 1 di sisi kiri gedung dengan nilai investasi lebih dari Rp 1,35Milyar. Selain itu, keuntungan dari pengelolaan wakaf prooduktif ini juga tengah digunakan untu.k membangun sebuah minimarket
dua lantai seluas 300 meter persegi senilai RP 1,3 M yangberjarak sekitar 300 meter dari rumah sakit. (sigit/foto: birnasislam)
blmaststam.kernenaq.go.id
Oi Wilayah Banten, Banyak Kondisi Gedung KUA yang Memprihatinkan Banten, himasislam - AdaJah Kosim Setiawan, Kepala KUA Kecamatan Saketi, Pendeglang, Banten, yang harus menerima sabar karena kondisi gedung KUA yang dia pimpin jauh layak dari bagus. Berdiri di atas tanah sewa bekas pensiunan guru, kondisi KUA ini sangat memprihatinkan. Bercat wama putih dengan beberapa dinding kusam, dan genting bocor dengan lantai plesteran yang kotor. Di beberapa tempat wiJayah Hanten banyak ditemukanhal serupa. "Kami sangat berharap mendapat perhatian dari bapak-bapak pimpinan, Cobalah tengok di sini, kantor kami sangat minim fasilitas, dengan kondisi gedung yang banyak bocomya. Di tengah tuntutan layanan KUA, karrri berharap ada perbaikan menyeruJuh terhadap KUA-KUA yang memiliki nasib sarna dengan Kami", tukasnya. DaJam pantauan bimasisiam, kondisi KUA tersebut sangat memprihatinkan, Berada di bukit-bukit pinggir jalan, dekat dengan
as fngka
,....,..- r-.-on c i I
t
II"
I
pasar dan pusat oleh-oleh. Plafon yang rusak, dan cat tembok yang sudah berubah. Demikian juga kondisi Balai Nikah hanya berukuran 2 x 3 M2 dengan tiker menghampar. Meja kerja berupa seperti bangku sekolah, dengan ruang Kepala KUA yang hanya sekat dengan hordeng. Jumlah pegawai sekitar 7 orang, dengan peristiwa N sebanyak 500 N. [umlah yang sebenamya cukup banyak dan seharusnya diberikan Jayanan yang lebih baik dari kondisi sekarang. Tentu di tahun-tahun mendatang KUA ini mendapat perhatian oleh Kemenag setempat untuk diusulkan pengadaan lahan dan pembangunan kantor. (muttaqinlfoto:bimasislam)
n
Sukabumi, bimasislam-salah satu problem keluarga saat ini adalah meningkatnya secara tajam angka perceraian di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Menurut para pengamat, tingginya perceraian saat ini mulai terlihat dari masa era pasca reformasi. Diantara sebabnya adalah adanya kesadaran kaum perempuan terhadap hak-hak perempuan yang dilindungi melalui Undang-undang KDRT. Yang kedua adalah besamya pengaruh lingkungan, khususnya media sosial yang menjadi media perselingkuhan. Khusus di daerah Kota Sukabumi, kasus perceraian cenderung terus meningkat. Dalarn tiga bulan terakhir,kasus perceraian meningkat kisaran 60 hingga 70 persen.Demikian berdasarkan laporan yang dirilis oleh Kantor Pengadilan Agama Kota Sukaburni. Berdasarkan data media, setahun sebelumnya, kasus perceraian pasangan suami istri hanya di kisaran 30 hingga 35 kasus setiap bulannya. Namun kini perceraian meningkat rata-rata hingga kisaran 60 perkara/bulan.Ini menunjukkan bahwa pondasi keluarga masyara kat di Sukaburni cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan penelusuran bimasislam pada data kantor Pengadilan Agama (PA) Kota Sukabumi, perceraian terjadi selain akibat perselingkuhan, disebabkanmasalah ekonomi, juga faktor
diperolehnya tunjangan sertifikasi di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi salah satu penyebab perpisahnya kedua pasangan suarni istri (pasutri) itu. Dari data tersebut, naiknya perolehan ekonomi bukan menjadi menambah kehorrninisan, tetapi justru menjadi pemicu perselingkuhan dan akhirnya terjadi perceraian. Namun demikian, rerata pasangan yang mengajukan perceraian masih belu.m mapan, baik secara materi maupun mentalnya. Padahal para pasangan tersebut sebagian besar telah dikaruniai anak, Selain itu ada sebagian pasangan yang bercerai karena istrinya akan bekerja rnenjadi tenaga kerja wanita (fKW) ke luar negeri. Hal yang cukup memprihatinkan adaJah adanya persidangan digelar tanpa kehadiran pihak wanita yang sudah terlebih du.Juberangkat menjadi TKW ke Iuar negeri. Data bimasislam menunjukkan bahwa meningkatnya angka perceraian akhir-akhir ini didominasi oleh pasangan yang menikah kurang dari lima tahun. Artinya, percera.ian itu telah menyisakan anak-anak yang masih kecil, dan akibatnya akan menimbu.Jkan dampak sosial yang serius. Muncul orang-orang miskin baru karena rata-rata kaum perempuan (istri) tidak bekerja yang bergantung kepada suarni. (kuatll7anlfoto:ilustrasi)
Ini Aktifitas dan SOP Pembinaan Muallaf di Masjid Nasional AI-Akbar, Surabaya iman dan Islamnya semakin mantap. Namun, hal ini tidak akan terjadi ketika seseorang mengikrarkan dua kalimat syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya.
Sura bay a, bimasislam - Bagi sebagian muallaf merasa kurang mendapatkan perhatian yang seharusnya dari umat Islam lainnya. Mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan agar
Dalam liputan bimasislatn di Masjid kebanggaan warna Suraba ya ini (29/4) bah wa masjid ini sangat serius dalam memberikan pembinaan terhadap para muallaf. Untuk menjadi orang Islam itu sangat mudah, tidak ada prosedur khususdan tidak ada prosesi tertentu. Untuk diaku.i sebagai orang yang beragama Islam, cukup mengucap dua kalimatsyahadat: "Asyhadu an laa ilaahn illallooh, wa asyhadu anna Muhal11madar Rosuulullooh". (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah). Hanya saja, setelah para muallaf berikrar dibutuhkan pendampingan akidah dan syariat agar mereka semakin kuatdalam berislam.
bimasislam.kemenag.go.ld
Adalah masjid nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) merniliki program dalam memfasilitasi mereka yang ingin menyatakan ke lslamnya secara "sosial" yang disaksikan oleh jama'ah dan dibuktikan
dengan surat keterangan.
Semuanya
diselenggarakan
secara GRATIS (tidak dipungut biaya apapun).Hanya saja, menurutUstadThobib,selaku Pembina Muallaf di Masjid Al Akbar, untuk prosedur
mendapatkan tertentu
surat yang
keterangan harus
dilalui
tersebut oleh
diperlukan semua
yang
memerlukannya. Dari puluhan ribu masjid yang tersebar di [awa timur, hanya beberapa masjid saja yang dapat memfasilitasi prosesi pengislaman. dan pembinaan
pasca masuk Islam atau serelah jadi muallaf.
Pantauan bi m asisl am , Manajemen Masjid AI-Akbar Surabaya,khususnya dibidang penanganan prosesi pengislaman dan pembina an muallafnya dapat dijadikan contoh oleh masjidmasjid lain ataupun lembaga Islam dan instansi pemerintah,khususnya Kementerian Agama.Masjid Nasional di kota Pahlawan tersebut sudah memiliki Standard Operasional Prosedur (SOP) dalam prosesi pengislaman dan pernbinaan muallafnya. Ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh seorang yang ingin masuk Islam. Tahapan tersebut, antara lain Persia pan Mental, Persiapan Adrninistrasi, Prosesi Ikrar, Pengenalan Dasar Keislaman, dan Merawat Keimanan,
Pada tahap Persiapan Mental, seorang yang akan mengarungi keyakinan baru haruslah memahami prinsip-prinsip ajarannya, apalagi kalau ajaran itu merupakan pedoman hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adalah mustahil apabila seseorang menentukan pilihan suatu ajaran, sedang ia sendiri tidak tahu tentangajaranitu. Berdasarkan informasi bimasislam, untuk mengenal Islam sebagai pedoman hidup tentu harus menyediakan waktu lama dan sarana penunjang yang memadai. Islam harus dipelajari melalui lembaga atau orang yang mempunyai pengetahuan cukup tentang kelslaman. Kurangnya inforrnasi ten tang Islam yang perIu disampaikan olehnara sumber, dapat menyebabkan salah persepsi, bahkan dapat menimbulkan antipati terhadap Islam. Karena itu memilih lembaga atau personil yang akan dijadikan sebagai nara surnber menjadi penting. Masjid Nasional al-Akbar Surabayamemberi keleluasaan kepada calon pemeluk Islam untuk memilih lembaga mana saja atau personil siapa saja yang dianggap cocok. Namun demikian, "Direktorat Tarbiyah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menyediakan fasilitas bimbingan agama untuk para muallaf baik pagi, Siang,sore ataupun pada malam hari, yang dapat dipilih oleh para muallaf" I pungkas ustadzyang juga Staff Ibadah dan Dakwah Direktorat lmarah-Ijtimaiyah masjid Nasional Al-Akbar.
Dalam tahapan Persiapan Administrasi, bila seseorang telah mengucap syahadatain (dua kalimat syahadat) yaitu ASlJhadu An Ian ilaaha illallaahxoa aSlJhadu anna Muhammadar rasuulullah walaupun tanpa dicatat atau dibukukan oleh suatu lembaga, maka dia sudah masuk Islam. Namun secara formal agar ke-Islaman seseorang itu diketahui masyarakat dan diakui pemerintah, sehingga dapat dicantumkan dalam identitas diri, maka semesnnya ucapan syahadatain tersebut diikrarkan (dinyatakan) di depan ulama' dan para saksi untuk kemudian diberi sertifikat sebagai tanda bukti, Masjid Nasional al-Akbar Surabaya (MAS) menentukan syaratsyarat sebagai berikut: (1) Mengisi formulir yang telah disediakan oleh petugas ikrar di MAS; (2) Menyerahkan Foto Copy KIP ( Paspor bagi WNA) 1lembar; (3)Menyerahkan Pas Foto ukuran 3x4 2lembar (sebaiknya berwarna); (4) Sudah dikhitan (bagi laki-laki): (5)Menghadirkan2 (dua) orangsaksi muslim. Setelah persayaratan tersebut dipenuhi, maka proses ikrar bisa dilaksanakan. Tahapan selanjutnya, Prosesi ikrar syahndat inilah sebenarnya inti dari upacara pengislaman. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut : Memastikan sudah beserta keramas; Pemeriksaan surat-surat (data administrasi) calon muslim oleh petugas ; Memastikan keberadaan dua saksi yang telah ditulis dalam naskah ; Pembukaan acara oleh petugas ; Pengenalan identitas calon muslim kepada jamaah oleh pembimbing ; Penjelasan singkat pembimbing dari Masjid Nasional al-Akbar Surabaya tentang hakekat Syahadatain (dua kalimah syahadat) ; Setelah calon muslim mernahami, barulah dipersilahkan mengucapkan syahadatain (dua kaliamah syahadat) yang disaksikan oleh jamaah ; Pembacaaan doa oleh pembimbing yang diikuti oleh semua jamaah ; Penandatanganan naskah ikrar mulai oleh muaUaf, kedua saksi dan pembirnbing ; dan Dengan dernikian sudah menjadi muslim baru (muallaf) dan diwajibkan mandi besar sesuai ajaran Islam. Setelah melalui tahapan prosesi ikrar syahadatain, muallaf diwajibkan untuk mengikuti Pengenalan Dasar Ke-Islarnan yang dilaksanakan oleh Direktorat Tarbiyah/ AEC. Pengenalan Dasar Ke-Islaman ini dilakukan secara privat dan waktunya menyesuaikan. Adapun materinya meliputi; (1)Pengenalan aqidah Islam; (2) Pengenalan akhlak Islam; (3) Thaharah dalam Islam; (4) Teori dan praktek shalat; (5) Pengenalan tentang zakat, puasa dan haji, Adapun tujuan pengenalan Dasar Ke-Islaman kepada muallafadalah memberi pembekalan dasar kepada muallaf dalam mempelajari dan mengamalkan Islam. Oi samping itu, juga untuk memotivasi dalam mempelajari Islam, sehingga Islam yang telah menjadi pilihannya benar-benar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. (alatieflfoto:bimasislam)
PEN BANK'
Bangunlah kerajaan cinta di tempatmu berdiam, ciptakan nama baru fajar dan malam kernllau, ~')n III ,u
r cr
Hikmah
tenunlah kata-katamu jika Tuhan melimpahimu sahabat alam. (Pesan kepada Bangsa Timur, M. Iqbal)
bimasislam.kemenag.go.id
Menengok Tradisi Nikah Maulid di Kanzus Shalawat Pekalongan pernikahan. Sehingga,merekabisa menjalani hidup bersama secara sah,baik agama maupun secara hukum yang berlaku. "Sernua peserta sebelumnya sudah ' didaftarkan di KUA setempat dengan biaya yang dlsediakan oleh panitia. Selain itu, pakaian pengantin untuk para mempelai juga disediakan panitia, serta diberi bingkisan dan uang saku," papar Rozaq,staf sekretariat Kansuz Sholawa t. Dalarn penlusuran bimasislam, hal yang menarik pada tahun ini bahwa para pasangan nikah yang terdiri dari berbagai usia masing-masing mendapat bibit pohon Sukun dari panitia. Harapannya, pohon tersebut bisa memberi banyak manfaat bagi masing-masing pasangan. Pada tahun 2015 ini,peserta Nikah Maulid mencapai 12 pasangan. Bahkan, "biasanya lebih dari 20 pasang",imbuh Masrukhin. Semen tara itu, tujuan pelaksanaan Nikah Maulid menurut Imam Thobroni.Kepala Kankemenag.Kota Pekalonganadalahuntuk membantu warga yang kurang mampu agar bisa melaksanakan
Disinggung mengenai siapa yang membiayai pernikahan maulid tersebut, Masrukhin mengatakanbahwahal ituhasil patungan. "Ini terlaksana atas kerjasama yang baik an tar Pernkot Pekalongan, Kantor kemenag, para donatur, Lembaga dan instansi terkait serta Kanzus Sholawat pimpinan Habib Luthfi yang sudah berjalan sejak tahun 2003", tutupnya.
(jl7lpenLlislfoto:humaskankemenag Pekalongan)
RSBYogyakarta sapo Dhuafa melalui Unit Kesehatan Keliling Bantul, bimasislam- Rumah Sehat Baznas (RSB) Yogyakarta serius dalam melayani kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. Melalui unit kesehatan keliling (UKK), suatu layanan kesehatan luar gedung yang dilakukan secara rutin dengan mendatangai mereka yang membutuhkan di kantong-kantong kemiskinan di daerah DIY dan Jateng (Magelang). Demikian diungkapkan oleh, Manajer RSB, dr. Tria Meilla Retnaningtyastuti (29) saat diwawancarai bimasislam beberapa waktu lalu(7 j 4).
"UKK diiakukan 4 kali dalam seminggu mulai han Senin-Kamis, dengan total se1uruh jumlah titik UKK sebanyak 20 titik. Dan ke 20 titik tersebut didatangi kembali setiap 35 han sekali (mengacu penanggalan Jawa)", ungkapdr. Tria Berangkat dari rasa kekhawatiran BAZNAS, lanjut dr. Tria, bahwa tidak semua orang khususnya masyarakat kurang mampu (mustahiq) dapat menikmati suatu layanan kesehatan dengan kualitas yang baik, tidak berbelit-belitj menyusahkan secara adrninitrasi dan terjangkau untuk mereka. 01eh karena itu, didirikanlah RSB melalui kerjasama beberapa pihak yang mempunyai perhatian besar untuk kesehatan dhuafa, membangun balai pengobatan gratis bagi warga yang kurang mampu. RSB, imbuh dr. Tria, diperuntukkan untuk setiap orang yang masuk dalam golongan penerima zakat (mustahiq) dan telah dibuktikan oleh petugas survey dari RSB. Menurut sejarah didirkannya, RSB berdiri di atas lahan seluas 1.500 meter persegi, merupakan wakaf dari Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW-UII) berlokasi di [alan Imogiri Barat, Timbulharjo, Sewon, Bantul yang diresmikan pada tanggal 17 [anuari 2012 bertepatan dengan Milad BAZNASke-ll. Bina Keluarga Sehat (BKS) &: Gizi Center Kepada bimasislam, dr. Tria juga menyampaikan, RSB sedang mengembangkan program BKS dan Gizi Center yang perwujudannya merupakan salah satu visi RSB yaitu penekanan terhadap aspek preventif (pencegahan penyakit)
dan promotif (pemeliharaan kesehatan). "Alhamdulillah, diluar dugaan respon/antusias luar biasa diiuniukan terhadap program ini.
Terbukti karena setiap bulan jumlah peseria yang mengikuti program BKS & Gizi Center semakin bertambah", ungkap dr. Tria. Mengenai program Gizi Center, ini merupakan metamorfosis dari program UKK yang semula berupa pengobatan berbagai jenis penyakit dasar menjadi terfokus terhadap pemantauan status gizi balita. Center kesehatan ini dibentuk kama jumlah pasien balita yang kurang gizi di wilayah pelayanan kesehatan tersebut terlihat sangat mencolok.
"Selain melakukan pelayanan kesehatan pada balita. Program gizi center juga melakukan kegiatan Ante Natal Care pada ibu hamil. Sehingga, diharapkan dengan adanya program ini, kondisi status gizi balita di wilnyah tersebut berubah membaik", imbuhnya. Mulia sekali ya, untuk melihat wawancara selengkapnya dengan dr. Tria bisa dibaca di Majalah Bimas Islam edisi tahun 2015 mendatang. (syam/foto:bimasislam)
blmaSislam.kemenag.g9.id
I Dirjen: Ulama Berperon Penting sebogoi Mitra Pemerintah penting dalam kehidupan sosial, maka para ulama menjadi salah satu penyumbang yang tak terpisahkan dalam pemban~. Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam, U1N Sunan Kalijaga, Yogyakarta, itu mengatakan bahwa ada banyak hal yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah, oleh karena itu di dalarn kehidupan bemegara, Indonesia mengenal istilah 'mitra pemerintah'. Dikatakan Machasin, untuk hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan Islam misalnya, pemerintah menyerahkannya kepada para ularna sebagai mitra. "Sebagai contoh, dalam masalah makanan halal dan negara tidak masuk pada ranah fatwa. Standar dan kehalalan makanan diformulasikan oleh para ularna, hanya memberikan fasilitas." Terang mantan Kepala Utbang Kementerian Agarna itu.
Jakarta, Bimasislam - Indonesia tidak menganut agama tertentu dalam penyelenggaraan Negara, tetapi agama merupakan salah satu sumber nilai yang penting dalam kehidupan sosial bemegara di Indonesia. Hal tersebut disarnpaikan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. Machasin, saat menerima kunjungan 20 delegasi dari Kementerian Wakaf, Kementeria.n Pendidikan, dan MajeJ:isUlama Afghanistan, Kamis (30/04) d:i Ruang Rapat lantai 3, Gedung Kementerian Agama, Jakarta. Dikatakan Machasin, karena agama merupakan sumber nilai yang
haram, ukuran Negara Badan
Demik:ian pula dalam hal pernikahan, syarat sah nikah ditentuan oleh para ulama, peran Negara hanya pada masalah adminsitratif. Sarna haInya dengan zakat, Negara tidak mengatur ranah keagamaannya tetapi pada regulasi, transparansi, dan seterusnya. Menurut Machasin, hal ini menunjukan bahwa eli Indonesia, para ulama rnemiliki peran yang sangat penting. Bahkan, lanjutnya, bukan hanya pada masalah keagamaan semata, sumbangan para ulama juga diperlukan pemerintah dalam sektor yang lebih luas, seperti menjadi mitra pemerintah dalam mena.ngani rnasalah kemiskinan, ledakan penduduk, termasuk meredam kekerasan yang mengatasnamakan agama. (Ska/Syam/foto:Bimnsislam)
Kemenag Kota Bekasi: Pemda Perlu Atur Penyediaan Masjid di Pusat Perbelanjaan Bekasi, bi m asisl am= Penyediaan £asilitasibadah di ruang publik perlu mendapatan pembenahan. Pantauan bimasislam di sejumlah p u sa t perbelanjaan di wilayah Jakarta, Bogor, dan Bekasi terlihat fasilitas mushalla bagi pengunjung masih terkesan ala kadarnya. Selain lokasi yang sulit untuk dijangkau dan ruangan yang panas, tak jarang karpet mushalla pun sudah lembap sehingga mengurangi kenyamanan saat beribadah. Demikian pula sarana tempat wudhu yang tidak memadai menyebabkan antrean men gular hingga beberapa meter. Pada saat yang sama, antusiasme masyarakat untuk tetap mendirikan ibadah disela kesibukan dl pusat perbelanjaan semakin meningkat dari waktu ke waktu, hal ini ditandai dengan selalu ramainya mushalla di mall atau pusat perbelanjaan lainnya pada waktu shalat, bahkan shalat jamaah harus dilakukan secara bergantian karena tempat yang tidak memadai. Mengomentari
fenomena
ini, Kasubag Tata Usaha Kantor
Kementerian Agama Kota Bekasi, Mujani, mengatakan sebaiknya Pemerintah Daerah (pemda) melakukan intervensi dengan mengeluarkan perintah agar pengelola pusat perbelanjaan menyediakan fasilitas ibadah yang memadai bagi pengunjung. Hal inidikarenakan tidak sedikit pengunjung pusat-pusat perbelanjaan merasa kesulitan ketika hendak mendirikan shalat. "Peran Pemda diperlukan agar pengelola pusat perbelanjaan lebih memerhatikan kebutuhan pengunjung untuk beribadah, terutama umat Islam yang harus melakukan shalat lima kali daJam sehari." tutumya, Berdasarkan data bimasislam, Masjid Alatif Pasaraya Blok M merupakan contoh masjid eli tempat publik yang diharapkan dapat menjadi contoh penyediaan fasilitas ibadah di pusat perbelanjaan. Masjid Alatief yang berada eli pusat perbelanjaan kawasan Blok M ini dilengkapi dengan fasilitas ibadah yang mewah dan nyaman. Masjid tersebut menyediakan ruang wudhu yang bersih, ruang pengering kaki setelah wudhu, tempat penitipan sandal yang rapi, serta ruang khusus untuk khatib. Suasana shaJat juga semakin nyaman di tengah ruangan yang sejuk dari pendingin ruangan, serta lantai karpet yang mewah dan asri. Arah kiblat eli masjid inijuga diukur oleh tenaga ahli bersertifikat dari Kementerian Agama. Dengan fasilitas ruang ibadah yang memadai, pengunjung akan merasa nyaman dalam bertransaksi tanpa diliputi kekhawatiran saat akan mendirikan shalat pada waktunya. (skcr/Joto:bimasisla111)
Ditdaya Wakaf Jajaki Kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Pendanaan Kementerian Koperasi dan UKM, Kepala Dinas Koperasi dan Ul<M Provinsi Jawa 'I'e n g a h , Ka s i Pengembangan Wakaf KanwiI Kemenag Provinsi Jawa Tengah, pengurus Koperasi [asa Keuangan Syariah Baitul Maal wa Tamwil (KJKS B:MT),para nazhir, serta perwakilan Pusat Koperasi Syariah. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Dinas Koperasi dan UKM: Provinsi Jawa
Tengah itu membahas tentang rencana pelaksanaan kerjasama wakaf antara nadzir dengan Pusat Koperasi Syariah dan KJKS BMT. Diharapkan, setelah pertemuan tersebut perjanjian kerjasama dalam pengembangan wakaf produktif dapat dilaksanakan.
Semarang, bimasislam - Direktorat Pemberdayaan Wakaf (Ditdaya Wakaf), Ditjen Bimas Islam terus memperluas jaringan kerjasama dalam pengembangan wakaf produktif. Kamis (09/04/2015), Kasubdit Penyuluhan dan Kerjasama Wakaf, Ditjen Bimas Islam, Ahmad Muhajir Algadri didampingi Kepala Seksi Pengernbangan Materi Penyuluhan Wakaf, Nadra Yetti, melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi [awa Tengah. Hadir
dalam
pertemuan
terse but Asisten
Deputi
bidang
Muhajir Algadri mengatakan bahwa kerjasama adalah hal yang harus dilakukan dalam upaya pengembangan wakaf produktif. Dilsatakan Muhajir, kerjasama ini akan membantu agar aset wakaf dapat diberdayakan secara ekonomis sehingga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat. "Tidak ada yang bisa maju sendiri. Semua harus bersinergi dengan pihak lain dalam program kebaikan ini demi kemaslahatan umat" tutumya. Menindaklanjuti rapat tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Gayatri Indah Cahyani berjanji akan memfasilitasi pertemuan berikutnya dengan mengadakan rapat koordinasi dengan Kepala Dinas Koperasi dan UKM tingkat ka bu paten/ kola se-Provinsi [awa Tengah. (Nadra/Joto: bimasislam)
bimaSislam.kemeoag.go.id
, KUA Kec. Pandak, Bantul r
0)
'1.
L
den\) _l
Disiplin, Profesional, dan Inovotif tak
Bambanglipuro disebelah timur dan Kecamatan Srandakan di sebelah
sebesar provinsi lainnya. Memiliki wilayah yang tidak
baratnva, Sebelah utara kecamatan ini adalah Kecamatan Bantul dan Pajangan, sedang sebelah selatan wilayah ini adalah Kecamatan
terlalu besar dibandingkan dengan provinsi tetangga, namun memiliki problem
Sanden.
kemasyarakatan
Tanah untuk fasilitas umum 21, 840 Ha dan Lain-lain (tanah tandus,
Provinsi
DIY memang
yang
kompleks.Sebagaikota sejarah, pusat pendidikan, dan tujuan wisata, masyarakat DIY memiliki krakteristik tersendiri, termasuk dalam pembangunan bidang agama. Sebagai salah satu organ Kementerian Agama di Kabupaten Bantul, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pandak, memahami bahwa pembangunan bidang agama merupakan upaya mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, maju, mandiri dan sejahtera lahir dan batin. Dalam masyarakat yang sangat majemuk, KUA Kec.Pandak berkepentingan terhadap masyarakat agar kehidupannyadapat menjunjung
tinggi nilai-nilai
toleransi,
Luas wilayah meliputi 2,818, 1346 Ha. Terdiri dari tanah sawah 1.344,785 Ha dan Tanah kering 1.231,587 Ha.Tanah basah 0,8186 Ha. berpasir) 219,104 Ha. Kecamatan Pandak terdiri dari empat kalurahan, yakni Kalurahan Wijirejo, Gilangharjo, Triharjo dan Caturharjo, Jumlah Penduduk di wilayah KecamatanPandakadalah 50.620 orang dengan 13,014 Kepala Keluarga. Dari jumlah tersebut, laki-laki 25,068 dan yang berjenis perempuan sebanyak25,552 orang, Sedangkan jumlah peganut agama adalah: Islam 48.416 orang, Katholik 1,361 orang, Protestan 828 orang, Hindu 8 orang dan Budha 2 orang. Penganut aliran KepercayaanTerhadap Tuhan YME tercatat 5 orang,
selaras, seimbang dan
berkesinambungan. Banyak program dan pendekatan yang telah dilakukan dalam rangkamelakukan pembangunan masyarakatsekitar. Perkembangan kehidupan umat beragama di Kecamatan Pandak terasa sangat dinamis, namun relatifharmonis, pelaksanaan nilai-nilai dan ritual keagamaan telah berjalan dengan baik, yang didukung berbagai fasilitas dan sarana keagamaan. Kegiatan keagamaan semarak, terutama di pusat-pusat kegiatan, semisal masjid-masjid, musholla dan tempat ibadah lainnya. Pengajian-pengajian agama untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt hampir ada pada setiap dusun. Kegiatan lain dalam kaitan dengan pembinaan kehidupan umat beragama adalah upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melaluigerakan sadarberzakat, wakaf, infaq dan shadaqah serta pengumpulan dana keagamaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan, pembinaan yatim-piatu, bantuan bencana alam, dan kegiatankemasyarakatanlainnya. Meskipun demikian, beberapa jenis penyakit sosial masih menghinggapi. Masih sering munculnya perilaku asusila, tindak kejahatan, penyalah-gunaan narkoba dan perjudian. Demikian pula adanya kecenderungan makin melemahnya kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai etika dan agarna, perllaku permisif, meningkatnya angka perceraian, ketidak harmonisan keluarga, tawuran, pornografi dan pornbo aksidan gejala akhir-akhir ini semakin meningkatnya angka bunuh diri. Menyikapi hal tersebut, KUA Kec. Pandak Bantul secara intensif melakukan pembinaan umat melalui berbagai program rutin, diantaranya pembinaan pernikahan, sosialisasi tentang berbagai program KUA di Radio Bantul FM, sinergi dengan beberapa instansi yang menjadi mitra KUA seperti Koramil, Poisek, dan lainnya, peneropongan awal bulan, pembinaan motivator keluarga sakinah, pembinaan takmir masjid, dan lain-lain. Secara geografis, kecamatan Pandak adalah bagian dari wilayah Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Terletak di bagian barat daya kabupaten Bantu!' Berbatasan dengan kecamatan Bantul dan
On Air kegiatan Ta'arutdan Nikah Bareng di Radio Bantul FM
Tempat Ibadah, tercatat : Masjid 67 buah, Musholla 17 buah, Langgar 64 buah, Wihara 0, dan Gereja 3 buah. Adapun tanah wakaf umat Islam tercatat sebanyak 130 lokasi dengan luas 22,967,50 m2, Perkawinan pertahun rata-rata 400 peristiwa. KUA yang dikepalai oleh Rohwan, S.Ag, M, Si, ini mengangkat visi lembaga dengan: Terlaksananya Pelayanan Prima Menuju Terwujudnya Masyarakat YangAgamis,Sejahtra PenuhKerukunan dan Partisipatif Misi yang ingin diemban: (1) Meningkatkan KualitasSarana pelayanan; (2) Meningkatkan kualitas layanan nikah rujuk; (3) Meningkatan kualitas Pembinaan wakaf dan haji; (4) Memudahkan akses informasi berbasis Teknologi; (5) Meningkatkan Peran lembaga Keagamaan;dan (5) Mengoptimalkan Pembinaan KeluargaSakinah. Motto pelayanan yang diterapkan adalah "Bekerja dengan Disiplin, Profesional dan Inovatif", Melalui motto ini pernah mengantarkannya sebagai peraih Juara III Lomba KUA Percontohan Tingkat Propinsi DIY Tahun 1995, Melalui website KUA yang beralamat: kuapandak.blogspot.com telah disajikan berbagai informasi mengani program KUA menyangkut pelayanan kepadamasyarakat.
bimasislam.kemenag.go.id