PREVIEW III TUGAS AKHIR
PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST., MT.
Merisa Kurniasari
3610100038
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2014
LATAR BELAKANG Kabupaten Lamongan sebagai kawasan pusat pertumbuhan Jawa Timur, Gerbangkertasusila Plus
Kabupaten Lamongan sebagai Lumbung Pangan Jawa Timur mengalami penurunan luas lahan sawah
Adanya permasalahan penggunaan lahan di Kabupaten Lamongan
Pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Lamongan dimana sektor primer (sektor pertanian) mengalami penurunan presentase pada tahun 2012 sebesar 41,92% sedangkan pada tahun 2008 mampu meraup 46,43% seiring dengan pertumbuhan struktur ekonomi pada sektor tersier (sektor perdagangan, hotel dan restoran, dsb), pada tahun 2012 sektor ini mampu meraup 49,41% bertambah dari tahun 2008 sebesar 44,76% (PDRB Kabupaten Lamongan)
1. Kontribusi produksi padi Kabupaten Lamongan sebesar 7,1% terhadap Jawa Timur, menempati urutan kedua setelah Kabupaten Jember dengan besaran kontribusi 7,9% (Survei Pertanian Produksi Padi dan Palawija Jawa Timur, 2012) 2. Penurunan luas lahan sawah tahun 2009 mencapai 88.221 Ha dan tahun 2012 mencapai 86.528 Ha (Hasil analisis, 2014)
1. Terdapat konflik penggunaan lahan di beberapa kecamatan di Kab. Lamongan antara lain Kec. Glagah, Turi, Kalitengah, Deket, Lamongan, Babat dan Sambeng (RTRW Kab. Lamongan, 2011) 2. Konflik penggunaan lahan yang terjadi antara permukiman dan pertanian, peruntukan lahan pertanian digunakan sebagai permukiman (RTRW Kab. Lamongan, 2011)
Kebijakan terkait Penataan Ruang
Persaingan pemanfaatan lahan antara lahan non terbangun dengan lahan terbangun di Kabupaten Lamongan
1. Penataan ruang utama di Kabupaten Lamongan terdiri dari Sektor pertanian, Sektor industri dan Sektor pariwisata (RTRW Kab. Lamongan, 2011) 2. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dimana setiap daerah harus mempunyai penetapan lahan pertanian yang dilindungi sesuai dengan kriteria-kriteria dan tidak boleh ada konversi lahan di lahan pertanian yang telah ditetapkan tersebut
Diperlukan adanya prediksi bagi lahan pertanian (sawah) di Kabupaten Lamongan untuk menjaga Kabupaten Lamongan sebagai Lumbung Pangan bagi Jawa Timur dan penunjang kawasan Gerbangkertasusila Plus
RUMUSAN MASALAH Kabupaten Lamongan merupakan Lumbung Pangan Jawa Timur. Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian menyebabkan penurunan luas lahan sawah di Kabupaten Lamongan namun di satu sisi status sebagai kawasan Gerbangkertasusila Plus membuat Kabupaten Lamongan terus melakukan perkembangan daerah salah satunya dengan menggeser sektor primer (pertanian) menjadi sektor tersier (perdagangan, hotel, restoran, dsb).
PERTANYAAN PENELITIAN Faktor-faktor apa yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan? Serta bagaimana perkembangan alih fungsi lahan sawah Kabupaten Lamongan di masa mendatang?
TUJUAN & SASARAN SASARAN TUJUAN
Menentukan alokasi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
Mengidentifikasi karakteristik alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan Menganalisa kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan Menganalisa kesesuaian lahan sawah di Kabupaten Lamongan
Memprediksi lahan sawah di Kabupaten Lamongan berdasarkan kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan sawah
SINTESA TINJAUAN PUSTAKA Sintesa Teori
Indikator
Variabel
Karakteristik alih fungsi lahan
Jenis pemanfaatan lahan Kecepatan alih fungsi lahan
Luas guna lahan yang digunakan Luas lahan pertanian sawah teralih fungsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan
Demografi Ekonomi
Kepadatan penduduk Rasio harga lahan Rasio nilai produksi pertanian Rasio aksesibilitas wilayah Topografi Kelerengan lahan Kedalaman tanah Tekstur tanah Curah hujan
Aksesibilitas Kesesuaian lahan
Fisik
Faktor dengan lingkup makro
SK. Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/ 1980
TAHAPAN PENELITIAN No 1
2
Sasaran
Tahapan Analisis
Input Data
Mengidentifikasi karakteristik alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
Identifikasi alih fungsi lahan sawah
1)
Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan - Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
1. 2. 3.
2)
4.
Alat Analisis
Output
Peta jenis penggunaan lahan Peta jenis penggunaan lahan pertanian sawah
Analisis Overlay
-Luas dan letak alih fungsi lahan sawah -Jenis alih fungsi lahan sawah
Kepadatan penduduk Rasio harga lahan Rasio produktivitas pertanian Rasio aksesibilitas wilayah
Analisis Regresi Spasial dengan GWR (Geographically Weighted Regression) dan Analisis Deskriptif
Model dari faktorfaktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
3
Menganalisa kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan
Analisa kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan sawah
1.
Model dari faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah
Analisis Raster Calculator
Perkembangan alih fungsi lahan pertanian sawah
4
Menganalisa kesesuaian lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
Analisa kesesuaian lahan untuk pertanian sawah (komoditas padi)
1. 2. 3. 4. 5.
Topografi Kelerengan lahan Kedalaman tanah Tekstur tanah Curah hujan
Analisis Weighted Overlay
Daerah berkesesuaian lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan
5
Memprediksi lahan sawah di Kabupaten Lamongan berdasarkan kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan sawah
1.
Peta perkembangan alih fungsi lahan pertanian sawah Peta kesesuaian lahan pertanian sawah
Analisis Overlay
Alokasi lahan pertanian sawah Kabupaten Lamongan
2.
GAMBARAN UMUM Daerah Potensi Padi di Jawa Timur Tahun 2012 (%)
Perubahan Struktur Ekonomi Kabupaten Lamongan dilihat dari Distribusi Prosentase PDRB (%)
5,8 5,9 Lainnya
6,6
Jember 7,1
Lamongan Bojonegoro
7,9
66,8
Banyuwangi Ngawi
Lapangan Usaha I. PRIMER Pertanian Pertambangan dan Penggalian II. SEKUNDER Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih III. TERSIER Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa TOTAL
2008 46,43 46,21 0,22
2009 46,06 45,85 0,21
2010 45,16 44,95 0,20
2011 42,78 42,57 0,21
2012 41,92 41,71 0,21
8,81 4,90
8,63 4,97
8,56 5,04
8,71 5,20
8,68 5,13
0,82
0,78
0,80
0,78
0,73
44,76 26,71
45,31 30,61
46,28 31,34
48,51 33,48
49,41 34,64
2,11
2,10
2,11
2,06
2,01
3,32
3,30
3,48
3,57
3,48
9,63 100,00
9,31 100,00
9,35 100,00
9,39 100,00
9,27 100,00
Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Lamongan Tahun 2012 No
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Lamongan cenderung menurun (jiwa/ha)
Keterangan
1
Sawah
86,569.78 Tadah hujan, Irigrasi
18
2
Lahan terbangun
11,893.29 Permukiman, gedung
16
3
Budidaya perikanan
27,541.26 Tambak payau, tambak tawar, kolam, rawa, empang
14
4
Lahan kering
53,319.8 Perkebunan, rumput, belukar, ladang, tanah kosong
12 10 8 6 4
5
Hutan
6
Hutan rawa
7
Pasir sungai
8
Pasir laut Total
24,82.505 88,143 30,011 398,813 -
2 0
2008
2009
2010 Kepadatan penduduk
698,773.6 -
Sumber : Hasil analisis, 2014
2011
2012
PETA PENGGUNAAN LAHAN WILAYAH PENELITIAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sasaran 1 : Identifikasi Karakteristik Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Lamongan Luas alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan (Ha) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kecamatan Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong Jumlah
Luas Lahan Pertanian Sawah (Ha) 2009 1929 2368 3901 3409 4335 3795 5295 4824 4180 3355 2871 3365 2952 3713 3715 3852 3782 3886 3870 2791 2783 3119 2144 4927 1766 321 973 88.221
2012 1920 2365 3877 3306 4320 3780 5187 4785 4035 3201 2766 3298 2891 3602 3710 3760 3502 3880 3807 2785 2776 3110 2142 4923 1761 205 965 86.528
Luas Lahan Terkonversi (Ha) (9) (3) (24) (36) (15) (15) (108) (39) (145) (154) (105) (67) (61) (111) (5) (92) (280) (6) (63) (6) (7) (9) (2) (4) (5) (116) (8) 1.495
Kecepatan alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Lamongan berdasarkan Jenisnya (Ha/tahun) Luas Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah (Ha)
Rata-rata Kecepatan Alih Fungsi Lahan (Ha/tahun)
Pertanian sawah ke Permukiman
608
152
Pertanian sawah ke Industri
393
98,25
Pertanian sawah ke Perdagangan dan Jasa
394
98,5
Jenis Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah
Sumber : Hasil analisis, 2014
PETA LETAK ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN
Sasaran 2 : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Lamongan TAHAPAN GWR Input GWR Variabel yang diduga Variabel Respon Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah dan Predikto r Y1 Luas lahan pertanian sawah teralih fungsi (Ha) X1 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) X2 Rasio harga lahan pertanian dan non pertanian X3 Rasio nilai produksi pertanian dan non pertanian X4 Rasio aksesibilitas wilayah
Dua variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon, yaitu X2 dan X4
1. Regresi Linier dengan Ordinary Least Square (OLS)
2. Stepwise
Hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan diperoleh faktor yang berpengaruh secara signifikan dengan menggunakan α sebesar 20% Dari regresi secara serentak ini hanya didapatkan 1 faktor yang berpengaruh (Tolak H0) yaitu X2 yaitu Rasio Harga Lahan
1
3. Uji Asumsi Residual Identik
Adanya variabel yang berpengaruh Hasil pengujian asumsi residual identik menyatakan bahwa kedua nyata maka H0 ditolak sehingga variabel prediktor yang dilakukan di residual bersifat heterogenitas (tidak identik). Dengan demikian asumsi tahap stepwise (X2 dan X4) berpengaruh di uji asumsi residual residual identik tidak terpenuhi. identik
2
5. Uji Kenormalan Data Asumsi kenormalan dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov (KS). Untuk menentukan kenormalan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,05 atau 5% (Imam Ghozali, 2005).
Probability Plot of RESI3 Normal
99
Mean StDev N KS P-Value
95 90 80
Percent
4.Uji Multikolinieritas
70 60 50 40 30 20 10 5
1
-50
-25
0 RESI3
25
50
75
5,789607E-15 25,66 27 0,142 >0,150
Uji Efek Spasial Hasil Uji Spasial dengan Breusch-Pagan test dengan taraf signifikansi 20% menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan memiliki pengaruh titik atau bisa dikatakan pengaruh lokasi dengan basis heterogenitas.
GWR (Geographically Weighted Regression)
Kecamatan
Faktor Berpengaruh
Kecamatan
Faktor Berpengaruh
Kecamatan
Faktor Berpengaruh
Sukorame
X2
Babat
X2
Turi
X2, X4
Bluluk
X2
Pucuk
X2,X4
Kalitengah
X2, X4
Ngimbang
X2
Sukodadi
X4
Karanggeneng
X4
Sambeng
X2
Lamongan
X2, X4
Sekaran
X2, X4
Mantup
X4
Tikung
X2,X4
Maduran
X4
Kembangbahu
X4
Sarirejo
X2,X4
Laren
X4
Sugio
X4
Deket
X2,X4
Solokuro
X2,X4
Kedungpring
X2
Glagah
X2, X4
Paciran
X2,X4
Modo
X4
Karangbinangun
X2, X4
Brondong
X4
3
Sasaran 3 : Kecenderungan Perkembangan Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Lamongan
Kecamatan Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Sukodadi Lamongan Tikung
Model GWR Y = 40,873 + 29,817 X2 Y = 31,452 + 33,413 X2 Y = 50,172 + 23,216 X2 Y = 85,049 + 5,027 X2 Y = 154,715 – 0,106 X4 Y = 182,626 – 0,159 X3 Y = 87,232 – 0,177 X4 Y = 30,354 + 41,417 X2 Y = 44,778 – 0,147 X4 Y = 72,572 + 69,776 X2 – 0,150 X4 Y = 155,182 + 45,207 X2 – 0,297 X4 Y = 194,628 – 0,315 X4 Y = 156,363 + 45,972 X2 – 0,292 X4 Y = 162,723 + 44,442 X2 – 0,295 X4
Kecamatan Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Karanggeneng Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong
Model GWR Y = 127,48 + 68,212 X2 – 0,313 X4 Y = 89,644 + 73,285 X2 – 0,268 X4 Y = 79,119 X1 – 0,248 X4 Y = 72,625 X1 – 0,173 X4 Y = 132,125 + 35,568 X2 – 0,233 X4 Y = 43,570 X1 – 0,177 X4 Y = 189,786 – 0,217 X4 Y = 168,283 + 42,459 X2 – 0,313 X4 Y = 243,241 – 0,360 X4 Y = 244,382 – 0,344 X4 Y = 24,057 X1 – 0,204 X4 Y = 30,939 X1 – 0,164 X4 Y = 252,517 – 0,347 X4
PETA KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN
Sasaran 4 : Analisa Kesesuaian Lahan Sawah di Kabupaten Lamongan Proses Overlay Kelas Kesesuaian 1 2 3 4 5
Luas Lahan Prosentase (Ha) (%) 96.432,7 57% 15.425,9 9% 55.841,5 33% 1.468,62 0,87% 288,504 0,17%
PETA KESESUAIAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN
Sasaran 5 : Prediksi lahan sawah di Kabupaten Lamongan berdasarkan kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan
Peta Kecenderungan Perkembangan Alih Fungsi Lahan Sawah
Overlay
Peta Kesesuaian Lahan Pertanian Sawah (Komoditi Padi)
Alokasi Lahan Pertanian Sawah di Kabupaten Lamongan
Total Luas Total Luas Kecenderungan Lahan Pertanian Kesesuaian Lahan Perkembangan Sawah Eksisting Pertanian Sawah Alih Fungsi Lahan (Ha) (Ha) Pertanian Sawah (Ha) 86.659 90.052 4962,95
Prediksi Lahan Pertanian Tahun 2017 (Ha) 85.089
Keterangan • Kesesuaian Lahan Sawah = Luas lahan sesuai – (lahan terbangun + tubuh air + kawasan lindung)
Kelompok kecamatan Kecamatan Sukorame, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Babat, Pucuk, Lamongan, Deket, Turi, Kalitengah, Karanggeneng, Sekaran, Maduran, Solokuro, Paciran Kecamatan-kecamatan tersebut diatas merupakan kecamatan yang luas lahan sawah hasil prediksi lebih dari eksisting dikarenakan pada kecamatan tersebut luas lahan berkesuaian Sangat Sesuai belum dimanfaatkan baik sebagai lahan sawah atau lahan apapun sehingga perlu menambah lahan sawah sebagai penopang lahan sawah di kecamatan lain yang berkurang dari lahan eksistingnya akibat alih fungsi lahan. Untuk kecamatan yang ditetapkan sebagai kawasan perkotaan seperti kecamatan Babat, kecamatan Lamongan dan kecamatan Paciran dengan tingkat alih fungsi lahan yang sedang di upayakan sebesar 50% dari luas wilayah sehingga mampu menyeimbangkan suasana perkotaan yang cenderung padat dan berpolusi. Kecamatan Mantup, Kembangbahu, Sugio, Kedungpring, Modo, Sukodadi, Tikung, Sarirejo, Glagah, Karangbinangun, Laren, Brondong Kecamatan-kecamatan tersebut prediksi luas lahan sawah lebih kecil dari luas lahan sawah eksisting sehingga lahan sawah diupayakan sebesar 30% dari luas wilayah dan sisanya sebesar 20% untuk dialih fungsikan. Sawah merupakan lahan sawah kelas satu (S1), sebaiknya tidak diadakan perubahan penggunaannya untuk kegiatan lainnya kecuali bila sangat diperlukan dan lahan tersebut terletak pada kawasan perkotaan. Peralihan fungsi kawasan pertanian sawah kelas dua (Sesuai) dan tiga (Agak sesuai) ini untuk kawasan terbangun (diluar kawasan perkotaan dan perdesaan), sebaiknya dibatasi dan perubahan diijinkan hanya pada kawasan yang memiliki aksesbilitas yang tinggi dengan penggunaan yang memberikan kontribusi nilai ekonomis lebih tinggi dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, serta kegiatan tersebut tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan (misalnya industri non polutan yang padat karya). Perubahan ini sebaiknya tidak melebihi 5% dari lahan yang tersedia untuk setiap kecamatan.
PETA PREDIKSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN (1)
PETA PREDIKSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN (2)
KESIMPULAN & REKOMENDASI Kesimpulan 1. (a) (b) (c)
Terdapat 3 jenis alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan tahun 2009-2012, yaitu : alih fungsi lahan pertanian sawah ke permukiman (608 Ha) alih fungsi lahan pertanian sawah ke industri (393 Ha) alih fungsi lahan pertanian sawah ke perdagangan dan jasa (komersial) (394 Ha)
2. Faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian sawah di Kabupaten Lamongan antara lain Rasio harga lahan dan Rasio aksesibilitas wilayah kemudian didapati model untuk 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan dimana model tersebut digunakan sebagai input analisis kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan pertanian sawah dilihat dari rasio harga lahan dan rasio aksesibilitas wilayah 3. Analisa kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan sawah didapati bahwa rata-rata kecenderungan perkembangan alih fungsi lahan berada pada tingkat sedang sebanyak 10 kecamatan, rendah 15 kecamatan, tinggi 2 kecamatan. Selain itu lahan di Kabupaten Lamongan merupakan lahan yang sangat sesuai dijadikan sebagai lahan pertanian sawah dengan komoditas tanaman padi. Seluas 96.432 Ha lahan di Kabupaten Lamongan teridentifikasi sebagai lahan dengan klasifikasi Sangat Sesuai untuk pertanian sawah dengan komoditas padi
Rekomendasi Berdasarkan dari kesimpulan, maka penelitian ini merekomendasikan untuk mempertahankan lahan di sektor pertanian Kabupaten Lamongan . Rekomendasinya adalah sebagai berikut : 1. Kebijaksanaan pemerintah untuk memperkuat atau memetakan per kecamatan alokasi lahan-lahan sawah yang dilindungi. 2. Pengembangan teknologi tepat guna baik dalam proses produksi hingga pada proses pasca panen. Dengan teknologi yang tepat guna dan lahan sawah yang dialokasikan menempati lahan sawah dengan klasifikasi Sesuai maka hasil produksi pertanian bisa dioptimalkan. 3. Kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang pertanian dan non pertanian untuk menyelaraskan sektor pertanian agar tidak tergradasi dan sektor non pertanian bisa tumbuh dengan teratur yang kemudian bisa sama-sama menguntungkan di masing-masing sektor.
TERIMA KASIH BEST REGARDS –MERISAICA-