POLA ADAPTASI KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG LAUT DI DESA KLACES KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP
H. Nedi Sunaedi, M.SI (
[email protected] ) Irma Septiyani (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT IRMA Septiyani. 2015. The adaption of societies nlife system in Kampung Laut at Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Geography Education Study Program. Faculty of Teacher Training and sciences Education. Siliwangi University. The base of problem in this researceh is the environment of society at Kampung Laut, therefore if appears adaptation of societies life system at Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Bicause the location arounded by the waters, if makes the society who being here have the different system with the olheres. The aim of this research is to know the environment situation at Kampung Laut of Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. The research question in this research is how the societies condition is, how the transporf is how the tools and infrastractuve are, how the candition of water and vegetasi that can life in Desa Klaces, besides what the societies job are and how can the societies adapt with situation in Desa Klaces. The method in this research is qualitative method and to collect the data by using field-observation and interview, besides, study of documentation and study of liferary. Subject of the research is informan who give any information since conducted the research. There are (1) key-informan : for those who know and have main information thet needed since conducted the research, (2) main-informan : for hase who involve social interaction indirectly, (3) addinforman : for thosewho give some information although they didn’t involve social interaction indirectly. In social interaction that is researched, the key informan in this research is Kepala Desa and sesepuh Desa Klaces, whil main informan in this research is fisherman and farmer. The last for add informan is teacher and midwife. The research result in this research is the condition enviriment of society Kampung Laut Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut have fertile-soil and good for agriculture, besides the waters is at around that area it can be used by the fisherman to get the fish the good water is difficult to get therefore the government and society cooperate to use the water from Goa Mangun Jaya and Goa Masigit Sela to be source of the water. There are some way thet used by the society of Kampung Laut for keeping life in any condition. In this area, the farmers know to use any condition and season, therefore their agriculture that can be appropriated with their situation. Besides, their life style is still influenced by their culture, some evidences present that their life style is still simple. Keywords: Adaptation, life, community, Kampung Laut.
ABSTRAK IRMA SEPTIYANI. 2015. Pola Adaptasi Kehidupan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi. Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah keadaan lingkungan di wilayah Kampung Laut sehingga menimbulkan pola adaptasi kehidupan masyarakat di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Karena lokasi desa yang dikelilingi oleh kawasan perairan membuat masyarakat di sini memiliki pola adaptasi kehidupan yang berbeda dengan masyarakat di wilayah lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui keadaan lingkungan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap dan untuk mengetahui pola adaptasi kehidupan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini yaitu bagaimana kondisi tempat tinggal masyarakat, kondisi trasportasi, kondisi sarana dan prasarana umum, bagaimana kondisi air bersih dan vegetasi yaang dapat hidup di lingkungan Desa Klaces, serta apa saja matapencaharian masyarakat dan bagaimana masyarakat Kampung Laut beradaptasi dengan kondisi lingkungan di Desa Klaces. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi secara langsung ke lapangan dan wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur. Subjek penelitian ini merupakan informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian; (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang diteliti; (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Untuk informan kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa Klaces dan Sesepuh Desa Klaces, untuk informan utama yaitu masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan petani, serta untuk informan tambahan yaitu pengajar (guru) dan petugas puskesmas (bidan). Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi lingkungan masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut telah mengalami perubahan. Memiliki tanah yang subur dan bagus untuk pertanian, dan lingkungan perairan yang banyak terdapat di sekitar wilayah ini dapat dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mencari ikan. Air bersih yang sulit didapatkan di sekitar tempat tinggal mereka membuat pemerintah dan masyarakat bekerjasama memanfaatkan air yang berasal dari Goa Mangun Jaya dan Goa Masigit Sela untuk dijadikan sumber air bersih. Begitulah cara masyarakat Kampung Laut beradaptasi agar dapat bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang berbeda dengan lingkungan di wilayah lain. Parapetani di Desa ini cukup pandai untuk memanfaatkan situasi atau musim sehingga mereka mampu menyesuaikan keadaan pertanian mereka sama dengan masyarakat petani yang menggarap sawah di daratan yang dapat memanen padi 2 kali dalam setahun, selain itu cara hidup masyarakat disini yang masih dipengaruhi oleh kebudayaan mereka secara turun temurun dan belum begitu terpengaruh oleh budaya atau kehidupan diluar Kecamatan Kampung Laut, hal ini dibuktikan dengan gaya hidup masyarakat kampung laut yang masih tergolong sangat sederhana. Kata kunci : Adaptasi, Kehidupan, Masyarakat, Kampung Laut.
PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia hidup dalam sebuah lingkungan yang terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial, maka dari itu ada sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Manusia dan lingkungan merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya, manusia di bumi selalu berhubungan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial untuk mempertahankan hidupnya. Dalam kondisi yang seimbang antara manusia dengan lingkungannya maka tidak akan terjadi kerusakan alam atau lingkungan, kalau pun terjadi tidak begitu berarti, karena alam mampu memulihkannya. Masyarakat yang menempati suatu wilayah dengan karakteristik yang berbedabeda harus mampu mempertahankan hidupnya di wilayah tersebut dengan berbagai cara untuk bertahan, adaptasi manusia di suatu wilayah tentu akan mengikuti kondisi fisik wilayah tersebut. Seperti masyarakat yang menempati wilayah pantai mereka harus beradaptasi dengan kondisi jalan, iklim, dan rumah yang berbeda dengan wilayah pegunungan. di wilayah pantai, cuacanya akan terasa lebih panas dibandingkan dengan wilayah pegunungan, karena kondisi seperti inilah masyarakat yang menempati wilayah-wilayah seperti di pantai, dan pegunungan memiliki pola adaptasi yang berbeda untuk bertahan hidup di wilayah yang ditempatinya. Seperti yang terjadi pada kehidupan masyarakat Kampung Laut yang menempati willayah yang dikelilingi oleh perairan yaitu laguna Sagara Anakan. Kecamatan Kampung Laut, terutama Desa Klaces adalah salah satu desa yang paling dekat dengan jembatan penyebrangan Majingklak tempat segala aktivitas menuju desa ini dimulai, selain itu desa ini juga merupakan desa yang paling lengkap sarana dan prasarananya baik sarana pendidikan, kesehatan dan pemerintahannya. Jalan yang ada di Desa Klaces ini juga lebih baik kondisinya dibandingkan dengan jalan yang ada di desa lainnya serta listrik juga sudah banyak masyarakat yang menggunakannya. Keadaan masyarakat di wilayah ini mengalami peralihan mata pencaharian dari nelayan menjadi petani dan alternatife mata pencaharian lainnya untuk mempertahankan hidupnya, pada awalnya penduduk di wilayah ini bermata pencaharian sebagai nelayan namun karena terjadinya pengendapan atau sendimentasi sungai Ci Tanduy sehingga membuat Segara Anakan, sebuah laguna yang berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, saat ini mengalami sedimentasi atau
pendangkalan yang semakin parah. Pendangkalan ini disebabkan lumpur yang terbawa dari erosi Sungai Ci Tanduy, Ci Beureum, Donan dan Ci Meneng serta beberapa sungai kecil lain yang bermuara langsung ke Segara Anakan tempat masyarakat di sekitar wilayah ini mencari ikan. Fenomena pendangkalan Segara Anakan yang merupakan sumber penghidupan biota laut maupun masyarakat dapat mengakibatkan berkurangnya pendapatan penduduk terutama penduduk yang bertempat tinggal di Kecamatan Kampung Laut karena sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat harus beralih mata pencaharian dari nelayan dan memanfaatkan keadaan Segara Anakan yang mengalami pendangkalan. Perubahan – perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun mengakibatkan masyarakat harus mampu beradaptasi dengan kondisi alam yang akan selalu berubah – ubah setiap tahunnya. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pola Adaptasi Kehidupan Masyarakat Kampung Laut di Desa Kalaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap”.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Keadaan Lingkungan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap 2) Untuk mengetahui Pola Adaptasi Kehidupan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. . METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. “Metode kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada dan dilihat dari perspektif partisipan”. Partisipan adalah orang-orang yang di ajak wawancara, di observasi diminta memberikan data, pendapat, dan pemikirannya. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang di kutip oleh Maleong (2002) menyatakan bahwa: Metode Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran dan lukisan secara sistematik, aktual dan akurat.
Urutan Penelitian dimulai dengan 1) Tahap persiapan, tahap ini merupakan tahapan yang digunakan penulis untuk mencatat berbagai keperluan yang akan dibutuhkan selama penelitian, seperti alat-alat yang menunjang proses penelitian maupun perihal administrasi perizinan untuk memudahkan pencarian data serta keperluan lainnya. 2) Tahap pengumpulan data terdiri dari (a) Studi literatur, peneliti mencari sumber-sumber dan refernsi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, yaitu Pola Adaptasi Kehidupan Masyarakat di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap (b)Observasi lapangan, yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini adalah Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. (c) Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada penduduk Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. 3) Tahap pengumpulan data , tahap ini merupakan tahapan yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dari para informan sebanyak yang dibutuhkan. (4) Tahap Pengolahan, pada tahapan ini penulis mendeskripsikan temuan yang penulis dapatkan dari data di lapangan. (5) Tahap Penulisan dan Pelaporan Penelitian, tahap penulisan dan pelaporan penelitian ini dilakukan oleh penulis sendiri dengan pedoman penulisan skripsi dan atura yang berlaku. Dalam tahapan ini, penulis berusaha menyusun laporan penelitian dengan semampunya dan sebaik-baiknya dengan harapan mendapat hasil yang memuaskan. PEMBAHASAN 1.
Keadaan Lingkungan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Geografi mempelajari proses terbentuknya bumi dan segala isinya baik manusia,
tumbuhan dan hewan serta geomorfologinya, atau sering juga disebut gaya geomorfologi yaitu kekuatan yang mengakibatkan permukaan bumi mengalami perubahan. Secara garis besar, tenaga dan proses geomorfologi dapat dibagi kedalam tiga golongan yaitu, eksogen, endogen, dan ekstraterrestrial. Ketiga tenaga dan proses tersebut adalah tenaga yang dapat menimbulkan proses perubahan pada permukaan bumi yang bersifat merusak dan membagun. (Tisnasomantri 1998:27). Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tenaga dan proses geomorfologi dapat mengakibatkan perubahan pada bentuk muka bumi seperti adanya pegunungan, lembah, daratan, dan perairan yang membentuk suatu wilayah yang akan dihuni oleh masyarakat dan
menimbulkan perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain sehingga masyarakat yang menempati wilayah dengan geomorfologi wilayahnya harus mampu beradaptasi untuk bertahan hidup dan membentuk ciri khas wilayahnya masing-masing. Wilayah penelitian ini merupakan wilayah yang mengalami perubahan bentuk permukaan bumi yang diakibatkan dari adanya sendimentasi sungai sehingga membuat wilayah perairan berubah menjadi daratan seperti daerah Segara Anakan yang terletak diantara rangkaian Pegunungan Selatan Jawa Barat (Kalipucang-Nusakambangan) dengan rangkaian Pegunungan Serayu Selatan (Majenang) yang dikenal dengan sebutan depresi Segara Anakan. Kecamatan Kampung Laut merupakan kecamatan yang terletak di perairan Segara Anakan. Wilayahnya merupakan tanah daratan yang berasal dari tanah timbul akibat pengendapan lumpur di laguna Segara Anakan dan perairan yang banyak ditumbuhi dengan hutan bakau atau mangrove. Terjadinya proses ini mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian masyarakat Kampung Laut yang tadinya bermata pencaharian sebagai nelayan karena adanya pendangkalan yang menyebabkan timbulnya tanah daratan sehingga lahan untuk mencari ikannya berkurang masyarakat disini mulai memanfaatkan tanah darat ini menjadi lahan pertanian. Mentalita merupakan istilah sehari-hari yang biasanya diartikan sebagai keseluruhan dari isi serta kemampuan alam pikiran dan alam jiwa manusia dalam hal menanggapi lingkunganya (Koenjaraningrat 2006:26). Penjelasan mengenai teori mentalitas diatas salah satunya mengenai masalah poko kehidupan manusia dalam ruang waktu (MW) setelah penulis melakukan penelitian di lapangan dapat dijelaskan bahwa mental petani di Desa Klaces ini sudah tergolong kuat. Hal ini dibuktikan dengan mereka terbiasa bangun pagi untuk kemudian pergi ke sawah, kebun atau ladang. Tidak jarang mereka berada di lahan garapan hingga sore atau malam hari. Masalah hakekat hubungan manusia dengan alam (MA) juga berpengaruh terhadap mentalitas petani. Pendapat mengenai pengaruh nasib yang amat kuat dalam mentalitas petani di indonesia pada umumnya, bersumber pada suatu nilai-budaya yang tidak aktif terhadap alam sekelilingnya. Pertanian di Desa ini berbeda dengan Desa yang lain, karena lokasinya yang berada di wilayah perairan dan air tersebut merupakan air asin sehingga para petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah di wilayah ini. Sawah – sawah di sini merupakan sawah tadah hujan namun sawah ini juga dapat ditanami pada saat musim kemarau datang dengan memanfaatkan air sungai yang
berasal dari Goa Masigit Sela. Masalah dari hakekat manusia dengan sesamanya (MM) memang masalah yang sering terjadi karena setiap manusia memiliki pemikiran, dan keinginan yang berbeda-beda perbedaan tersebut terkadang bisa menjadi masalah dalam kehidupan suatu masyarakat namun terkadang bisa menjadi penolong dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti yang terjadi pada kehidupan masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces ini sudah ada gabugan kelompok tani atau Gapoktan sering di anggap sebagai penerima bantuan dari pemerintah ketika proses pendampingan, peningkatan kemampuan usaha, serta penumbuhan dan penguatan kelembagaan dari pemerintah, termasuk pemerintahan di tingkat Desa, penerima bantuan bisa merasakan kesejahteraan dan para Gapoktan ini bisa berjalan dengan baik. Selama ini petani hanya bisa pasrah ketika harga jatuh dan terpuruk. Sekali lagi ini bukan persoalan mentalitas melainkan soal situasi dan sistem kebijakan yang tidak mendukung kegiatan usaha tani. Kebijakan pemerintah sejauh ini belum mau berpihak kepada para petani. Belum ada penghargaan yang memadai untuk mencapai kesejahteraan para petani, meski mereka setiap hari bergelut dengan lumpur dan terik matahari. Petani masih saja dipinggirkan. Hal ini mengakibatkan hanya sedikit saja generasi muda yang tergerak dan tertarik untuk usaha pertanian sebagai ladang mencari penghasilannya. Padahal bila generasi muda banyak melakukan usaha pertanian, kebijakan impor tidak perlu dilakukan dan petani di tanah air tidak lagi menjadi penonton di negeri kita yang subur ini. 2.
Pola adaptasi kehidupan masyarakat kampung laut di desa klaces kecamatan kampung laut kabupaten cilacap Lingkungan hidup suatu mahluk adalah ruang dimana seluruh unsur-unsur yang
bersifat tak hidup atau abiotik saling berinteraksi secara kompleks dengan semua yang hidup atau biotic yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Ekologi budaya adalah studi yang mempelajari bagaimana suatu masyarakat beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi lingkungan hanya berlangsung di unsur budaya tertentu, yakni teknologi eksploitasi sumber daya alam, populasi penduduk, ekonomi dan organisasi sosial. Unsur-unsur budaya ini merupakan inti kebudayaan (cultural core), (Julian Steward 1968 dalam Imade Putrawan 2014 : 114). Manusia menerima informasi dari sumber yang kompleks, tidak menentu dan berubah-ubah serta tidak teramalkan, melalui modalitas alat dari yang tidak sempurna yang bekerja selama waktu tertentu dengan jangka dan interval yang
berubah-ubah. Dalam keanekaragaman tersebut seorang individu harus mengumpulkan, mempersatukan, dan memadukan informasi untuk membentuk gambar dari lingkungan. Manusia ditetapkan didalam dunia yang dapat dialami, namun, mengarahkan tindakannya terhadap dunia pengamatan (persepsi) dari dunia yang dapat dialami, duania pengalaman tersebut mungkin serasi dan mungkin pula bertentangan dengan dunia yang dapat dialami. (Schoenmaker 1977 dalam Ahman Sya dan Maman Abdurachman). Interaksi keruangan (spatial interaction) merupakan salah satu bentuk dari prilaku keruangan (spatial behavior). Prilaku keruangan manusia tergantung dari lingkungan keruangan. Pemetaan kongnitif merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian transformasi psikologis dimana seorang individu menerima, membuat kode, menyimpan, mengingat kembali, dan me-decode informasi tentang lokasi relatif dan atribut-atribut dari fenomena dalam lingkungan keruangan sehari-hari (Down 1973 dalam Ahman Sya dan Maman Abdulrachman). Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. (Agus Sachari : 2007). Sebagian orang menganggap budaya juga merupakan bagian dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang yang memiliki perbedaan budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaanya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Begitujuga yang terjadi dalam cara hidup masyarakat setiap wilayah memiliki cara hidup yang berbeda-beda sesuai dengan budaya yang dipelajarinya sejak kecil atau yang diwariskan keluarganya secara turun-temurun ke berbagai generasi, walopun memiliki perbedaan dari satu generasi ke generasi selanjutnya namun tidak akan jauh berbeda. Begitu juga dengan kehidupan masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces kerena Desa ini berada di wilayah perairan dan jauh dari keramayan sehingga cara hidup mereka berbeda dengan masyarakat yang berada di wilayah daratan. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa masyarakat yang hidup di Kecamatan Kampung Laut ini merupakan masyarakat yang terisolasi. Selain karena lokasinya yang sulit dijangkau gaya hidup masyarakat yang terlihat sederhana dan lingkungan yang terlihat kumuh membuat masyarakat yang bukan berasal dari Desa ini berfikir masyarakat disini terisolir. Namun pada kenyataannya dan berdasarkan penelitian dilapangan masyarakat di Desa Klaces ini atau di Kecamatan Kampung Laut
ini bukan masyarakat yang terisolasi tetapi lebih ke masyarakat tradisional belum begitu terpengaruh budaya luar secara moderen. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Kampung Laut ini masih menganut kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun sehingga kehidupan dan cara hidup mereka masih sangat sederhana. Hal ini terlihat dari gaya hidup mereka yang masih sangat sederhana dan tidak mementingkan kepentingan sendiri, masyarakat disini hidup dengan cara bergotong royong, saling tolong menolong dan memiliki sifat toleran yang baik pada sesamanya, mereka tidak pernah memandang pangkat, jabatan, atau pun kedudukan seseorang bagi mereka semua masyarakat yang ada disini berhak menerima bantuan, pertolongan dan perlindungan apabila sedang mengalami masalah. Gaya hidup masyarakat Kampung Laut yang berbeda bukan berarti masyarakat disini tidak memiliki barang-barang elektronik seperti masyarakat di daratan sana, masyarakat disini juga memiliki Tv, Hp (handphone), meskipun berbeda Tv yang ada di masyarakat ini masih merupakan Tv sederhana dan hp juga masih termasuk hp yang sederhana yang hanya dapat digunakan untuk sms dan telpon saja. Berbeda dengan masyarakat di daratan yang memiliki barang-barang elektronik yang lebih canggih seperti Tv sudah LCD, hp juga sudah canggih bisa digunakan untuk internetan, BBMan dan lain-lain. Masyarakat di Desa ini juga memiliki perbedaan gaya hidup dalam berpakaian dengan masyarakat lainnya. Masyarakat disini cenderung berpakaian sederhana dan tidak setiap bulan membeli pakaian masyarakat disini kebanyakan membeli pakaian itu dalam 1 tahun 2 kali ketika akan menghadapi hari raya idulfitri dan iduladha saja, selain karena lokasi belanja pakaiannya yang jauh juga karena mereka lebih mementingkan kepentinggan untuk pertanian terlebih dahulu sebeluk ke pakaian. Berbeda dengan masyarakat di daratan sana yang dapat membeli pakaian sebulan sekali atau bahkan seminggu sekali
karena jarak mereka yang dekat dengan pasar dan karena mereka terpengaruh oleh kondisi lingkungan mereka. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis analisis dalam BAB IV tentang Pola Adaptasi Kehidupan Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Akan dikemukakan beberapa kesimpulan yaitu: 1. Adaptasi Masyarakat Kampung Laut di Desa Klaces sangat tergantung pada kondisi alam terutama dalam bidang pekerjaan karena kebanyakan masyarakat disini bekerja sebagai petani dan nelayan memanfaatkan kekayaan alam Desa ini. 2. Kondisi lingkungan Desa Klaces yang basah (becek) dan sering terendam air pasang (banjir rob) membuat masyarakat beradaptasi dengan memanfaatkan barang bekas dan menggunakan polibeg untuk menanam sayur-sayuran di halaman rumah mereka serta membuat rak-rak yang terbuat dari bambu untuk menyimpan sayuran-sayuran itu supaya tidak terkena air pasang (banjir rob). 3. Kondisi Tempat Tinggal Masyarakat Kampung Laut berbeda dengan tempat tinggal di beberapa wilayah di Kecamatan lainnya, karena di sisni untuk bertahan hidup masyarakat membuat tempat tingga yang disesuaikan dengan kondisi tanah atau lahan yang mereka miliki. 4. Air Bersih di Desa ini tidak berasal dari sumur taupun sungai, karena sumur dan sungai disini airnya terasa asin sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik atau pun untuk mengairi sawah. Air bersih di sini didapat dari dua Goa yaitu Goa Mangun Jaya dan Goa Masigit Sela dengan bantuan pemerintah Kabupaten Cilacap masyarakat disini menggunakan air yang mengalir dari kedua Goa tersebut untuk kebutuhan domestik dan untuk pengairan sawah. 5. Trasportasi yang menghubungkan Kecamatan Kampung Laut dengan Kecamatan lainnya hanya ada satu yaitu Perahu Compreng, karena lokasi Kecamatan Kampung Laut yang di kelilingi sungai dan laut sehingga tidak ada kendaraan lain yang bisa menghubungkannya kecuali perahu compreng. 6. Kehidupan Petani Petani disini menggarap sawah tadah hujan yang mengandalkan pengairannya dari air hujan dan bila kemarau tiba masyarakat petani disini menggunakan air dari sumber air yaitu Goa Masigit Sela untuk mengairi sawah.
7. Cara hidup masyarakat Kampung Laut masih dipengaruhi oleh kebudayaan turun temurun dan belum begitu terpengaruh oleh kebudayaan lain diluar Kecamatan Kampung laut, sehingga gaya hidup masyarakat disini masih tergolong sangat sederhana dan belum begitu memahami teknologi hanya ada beberapa dari masyarakat yang sudah memahaminya. Saran Setelah penulis menguraikan skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan sransaran yang sekiranya dapat menunjang terciptanya tujuan, terciptanya masyarakat Kampung Laut yang akan semakin maju untuk kedepannya dengan keadaan kehidupan yang akan lebih baik lagi. Saran-saran tersebut diantaranya : 1. Bagi Masyarakat di Desa Klaces a. Tingkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan di Desa Klaces dengan meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan mutu pertanian dan nelayan serta pendidikan bagi generasi muda agar dapat membagun Desa Klaces menjadi lebih baik lagi. b. Membagi waktu dan menyesuaikan pekerjaan sesuai dengan musimnya dan keadaan alam di Desa Klaces untuk tetap bisa bertahan hidup dan mencari nafkah meskipun tidak menentu. 2. Bagi Peneliti Lanjutan a. Dapat meneliti mengenai konservasi mangrove dan peralihan mata pencaharian pasca pengendapan segara anakan. b. Topik dan kajian yang lebih mendalam untuk mengungkapkan perkembangan Masyarakatnya Kecamatan Kampung Laut secara lebih dalam. Demikian saran yang dapat penulis kemukakan, semoga dengan adanya saran ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan tanggapannya. DAFTAR PUSTAKA Ahman Sya dan Maman Abdurachman. (2012). Geografi prilaku. Bandung : Universitas BSI Bandung Peress. Koentjaraningrat. (2006). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Putrawan, Imade, (2014), konsep-konsep dasar ekologi dalam berbagai aktivitas lingkungan. Bandung : Alfabeta. Sachari, Agus. (2007). Budaya visual indonesia. Bandung : Erlangga Tisnasomantri, Akub. (1998). Igeomorfologi Umum. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS – IKIP Bandung. Tidak diterbitkan.