Series: Secret Church 8
Title: RAHASIA GEREJA Injil, Kemakmuran, dan Harta
Part: 2 (lanjutan)
Speaker: Dr. David Platt
Date: 30 April, 2010
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
HARTA DAN UMAT ALLAH DALAM PERJANJIAN LAMA
(Lanjutan)
Página (Page) 1
Kedua, persepuluhan dan pajak diberikan untuk menyediakan sumber untuk perayaan masyarakat. Anda dapat melihat hal ini dalam Ulangan 14:22-23 di mana dikatakan, "Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu." Dan yang ketiga, persepuluhan dan pajak diberikan untuk membantu orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Dalam Ulangan 14:28-29 dikatakan, "Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu." Jadi, pada setiap tahun yang ketiga persepuluhan ini akan diberikan kepada gudang persediaan lokal untuk dibagikan kepada orang-orang Lewi, dan kemudian kepada mereka yang miskin dan yang terpinggirkan. Ini berarti anda memberikan dua jenis persepuluhan setiap tahun, lalu satu jenis persepuluhan lagi yang dilakukan setiap tiga tahun. Dengan demikian total persembahan persepuluhan adalah sekitar 23 persen per tahun. Kemudian, persepuluhan itu hanya merupakan awal dari pemberian mereka. Itu bukanlah semuanya yang mereka berikan. Itu bukanlah keseluruhan cerita tentang persembahan dalam Perjanjian Lama. Selain persepuluhan, orang-orang Israel juga memberikan persembahan hasil sulung untuk diberikan sebagai persembahan yang terbaik kepada Allah. Ini adalah sesuatu yang diambil dari yang terbaik. Sebagai contoh, Imamat 19:23-25 berbicara tentang produksi pertama dari kebun anggur, "Apabila kamu sudah masuk ke negeri itu dan menanam bermacam-macam pohon buah-buahan, janganlah kamu memetik buahnya selama tiga tahun dan jangan memakannya. Tetapi pada tahun yang keempat haruslah segala buahnya menjadi persembahan kudus sebagai puji-pujian bagi TUHAN. Barulah pada tahun yang kelima kamu boleh memakan buahnya, supaya hasilnya ditambah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu." Hal ini dibicarakan juga dalam Keluaran 23:16, "Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang." Tentang hasil pertama atau hasil sulung ini, Keluaran 34:22 mengatakan,"Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kaurayakan, juga hari raya pengumpulan hasil
Página (Page)2
pada pergantian tahun." Demikian juga dikatakan dalam Bilangan 15:20-21, "Tepung jelaimu yang mulamula haruslah kamu persembahkan sebagai persembahan khusus berupa roti bundar; sama seperti persembahan khusus dari hasil tempat pengirikanmu, demikianlah harus kamu mempersembahkannya. Dari tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu menyerahkan persembahan khusus kepada TUHAN, turun-temurun." Hasil pertama dari panen anda akan anda berikan sebagai persembahan. Kemudian, di samping hasil sulung, ada juga persembahan-persembahan sukarela yang diberikan sebagai persembahan dari kelebihan yang kita miliki kepada Allah. Ini adalah pemberian sukarela yang melampaui persembahan persepuluhan dan melampaui persembahan hasil sulung. Dikatakan dalam Keluaran 35:29, "Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan -- mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN." Lalu Ulangan 12:5-7. Perhatikan bahwa semua pemberian ini, persepuluhan dan persembahan-persembahan lain, merupakan pengingat-pengingat bahwa Allah adalah pemilik mutlak dari segala sesuatu. Allah melatih umatNya untuk mengingat bahwa Ia yang memiliki semua itu, dan semuanya adalah milikNya. Karena itu mereka menyisihkan milik atau hasil yang pertama dan yang terbaik, karena itu merupakan pengingat bagi mereka. Ini bukan berarti bahwa Allah bukan Pemilik 90 persen lainnya atau 77 persen lainnya. Allah yang memiliki semuanya. Ini adalah satu pengingat bagi mereka bahwa Allah yang memiliki segala sesuatu yang mereka miliki. Itu adalah refleksi dari kesetiaan Allah dalam menyediakan apa yang dibutuhkan oleh semua umatNya. Ini adalah caranya Allah menyediakan kebutuhan bagi para imam dan bagaimana Allah menyediakan kebutuhan bagi masyarakat miskin dalam beberapa keadaan. Persepuluhan dan persembahan merupakan alasan-alasan untuk merayakan berkat kemurahan Allah terhadap semua umatNya. Seringkali saya mendengar orang-orang berbicara tentang pemberian dalam Perjanjian Lama dan mereka berkata, "Itu adalah kewajiban, itu adalah hukum." Yang benar adalah bahwa itu adalah sukacita. Tentu hal itu bisa berubah menjadi yang lain, tetapi dengarkan apa yag dikatakan dalam Keluaran 36:3-7. Dengan demikian hukum tersebut bukanlah hukum yang semata-mata dilihat sebagai satu kewajiban, melainkan merupakan satu ketaatan yang menyenangkan kepada hukum dan persembahan sukarela. Jenis hukum-hukum yang berikut adalah hukum-hukum mengenai keadilan sosial. Kita sudah melihat hukum-hukum tentang persepuluhan dan persembahan. Sekarang kita melihat hukum-hukum tentang keadilan sosial. Ini adalah hukum-hukum umum yang berkaitan dengan kepedulian untuk menyediakan hal-hal bagi orang-orang yang membutuhkan. Ada hukum-hukum yang dirancang dalam kaitan dengan
Página (Page) 3
musim panen yang tujuannya adalah untuk menolong orang-orang miskin. Ini adalah hukum yang melaluinya Ruth dan Naomi mampu mengatur peristiwa yang memungkinkan kisah asmara antara Ruth dengan Boaz. Imamat 19:9-10. Kemudian, anda menemukan hukum-hukum tentang kurban untuk ibadah, bahwa jika anda lebih kaya, maka anda diharapkan untuk memberikan kurban-kurban seperti itu. Jika anda miskin, Imamat 14:21-22 mengatakan. Ini adalah kurban-kurban yang lebih murah yang dapat anda berikan. Jadi, dalam hukumNya, Allah menyediakan bagi yang mereka membutuhkan. Ia melindungi orang-orang yang membutuhkan. Allah merancang hukum-hukum tertentu sehingga para pendatang atau orang-orang asing, anak-anak yatim atau para janda, tidak akan diperlakukan dengan semena-mena. Keluaran 22:21-22 mengatakan, "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas." Demikian juga dikatakan dalam Imamat 19:33-34, "Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu." Demikian juga Allah merancang hukum-hukum tertentu agar umatNya menghindari keberpihakan. Imamat 19:15 mengatakan, "Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran." Keluaran 23:1-3 mengatakan, "Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum. Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya." Jangan menyebarkan laporan palsu. Kemudian, Allah menetapkan hukum-hukum yang bertujuan untuk melenyapkan kemiskinan. Dengarkan apa yang dikatakan dalam Ulangan 15:4-5, "Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu, sebab sungguh TUHAN akan memberkati engkau di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milik pusaka, asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segenap perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini." Kemudian, dalam Ulangan 15:11 dikatakan, "Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya
Página (Page)4
aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu." Tujuannya adalah agar tidak ada lagi orangorang miskin di antara mereka, dan mereka seharusnya berusaha mencapai tujuan tersebut pada setiap waktu dengan sukarela. Dalam Taurat Allah juga mengatakan kepada umatNya untuk bekerja. Ia mengatakan kepada mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rohani. Kita telah membaca Ulangan 6:5-9 sebelumnya. Allah juga mengatakan kepada umatNya agar mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik. Inilah yang dikatakan dalam Ulangan 15:1, "Kamu harus memberi kepadanya dengan bebas, dan hati Anda tidak akan enggan ketika Anda memberikan kepadanya, karena selama ini Tuhan, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu." Anda harus bekerja. Allah memerintahkan umatNya untuk bekerja, dan Allah memberikan kekayaan bagi umatNya. Ini adalah kunci. Topik inilah yang sering kita pikirkan bilamana berbicara tentang harta dalam Perjanjian Lama. Allah menjanjikan berkat material kepada umatNya ketika mereka menaatiNya. Walaupun demikian, kuncinya adalah sebagaimana yang anda baca dalam Ulangan 8:11-20. Anda melihat bahwa Allah memberikan kekayaan kepada umatNya bukan karena mereka berhak menerimanya. Semua itu masih merupakan kemurahan hati Allah, tetapi Ia memberkati umatNya pada saat mereka menaatiNya. Jadi, Allah memberikan harta material karena mereka taat kepadaNya sesuai dengan anugerahNya. Itulah yang dikatakan dalam Ulangan 9:6, "Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!" Allah memberikan kekayaan kepada mereka menurut anugerahNya, dan Ia memberikan kekayaan tersebut untuk memajukan kemuliaanNya. Anda dapat melihat Ulangan 11:13-17. Anda melihat bahwa Allah memberikan harta atau kekayaan kepada umatNya dengan tujuan agar hal tersebut dapat menjadi satu demonstrasi tentang kebaikan Allah untuk bangsa-bangsa lain di sekitar mereka. Harta itu tidak dimaksudkan untuk menjadi tujuan di dalam dan dari dirinya sendiri. Harta tersebut diberikan untuk suatu tujuan. Itulah gambaran yang kita lihat di dalam Taurat. Raja-Raja dalam Sejarah Israel Sekarang kita melihat tentang raja-raja dalam sejarah Israel. Dikatakan dalam 1 Samuel 2:6-8, "TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan
Página (Page) 5
dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan." Inilah tujuan kekayaan dalam kehidupan rajaraja Israel. Kita melihat bahwa dalam arti tertentu, bahkan dalam kebanyakan maknanya, Allah memberikan kekayaan kepada mereka untuk membangun satu tempat, dan tempat itu adalah Bait Allah. Anda dapat melihat apa yang dikatakan dalam 1 Raja-Raja 8:12-21. Di seluruh kitab 1 Raja-Raja pasal 8 anda dapat melihat satu deskripsi tentang ornamen yang terdapat di dalam Bait Allah, dan anda mulai melihat semua deskripsi ini dalam 1 Raja-Raja 8:62-64. Ini adalah satu jumlah yang cukup banyak dari hewan yang dipersembahkan hanya dalam satu hari. Tujuan kekayaan adalah untuk membangun satu tempat dan untuk membawa kesejahteraan bagi satu umat. Anda dapat membaca 1 Raja-raja 10:1-13, yang merupakan satu bagian yang sangat penting. Ratu Sheba, seorang ratu kafir, datang untuk mengunjungi Salomo. Pada dasarnya, inilah kesimpulan yang disampaikan oleh Ratu Syeba, sebagaimana yang kita temukan di bagian tengah teks ini. Ratu Syeba mengatakan, "Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Di sini kita melihat bagaimana seorang ratu kafir memberikan kemuliaan kepada Allah pada saat ia melihat kebaikan dan kebesaran Allah yang ditunjukkan di sini. Seorang ratu kafir memberikan kemuliaan kepada Allah. Pada saat yang sama, kita juga melihat bahaya kekayaan dalam kehidupan raja-raja ini. Kekayaan dapat mengarah kepada penyembahan berhala. Kenyataan ini terlihat paling jelas dalam kehidupan Salomo. Dalam 1 Raja-Raja 11:1-8 kita membaca cerita tentang kejatuhan Raja Salomo. Istri-istri Raja Salomo memalingkan hatinya. Salomo mempunyai 700 istri, para putri, dan 300 selir, dan ini menunjukkan satu gambaran yang jelas tentang bagaimana kekayaan dapat membawa kepada penyembahan berhala. Inilah yang dikatakan dalam 1 Raja-Raja 11:7-8, "Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka." Di sini kita berbicara tentang Salomo dan berkat yang Allah berikan kepadanya, tentang kekayaannya, tetapi kekayaan memiliki sisi yang sangat gelap di sini dalam kehidupan Salomo. Ini membawa kepada penyembahan berhala.”
Página (Page)6
Hasilnya adalah imoralitas. Kita melihat hal ini dalam kehidupan raja-raja seperti Ahab dalam 1 Raja-Raja 21:14-19. Kita juga melihat ketika Nehemia membangun kembali tembok di sekitar Bait Allah, ia sangat peduli untuk memastikan bahwa umat Allah menghindar dari imoralitas dan bahwa mereka menggunakan uang mereka sebagaima yang Allah maksudkan untuk digunakan. Nehemia 5:6-10. Kataku: "Tidaklah patut apa yang kamu lakukan itu! Bukankah kamu harus berlaku dengan takut akan Allah kita untuk menghindarkan diri dari cercaan bangsa-bangsa lain, musuh-musuh kita? Juga aku dan saudara-saudaraku dan anak buahku telah membungakan uang dan gandum pada mereka. Biarlah kita hapuskan hutang mereka itu! Jadi, ada bahaya dalam kekayaan. Kita dapat melihat pentingnya tanggung jawab atas kekayaan dalam kehidupan raja-raja. Mereka yang kaya harus hidup dengan bijaksana, Ini terjadi, misalnya, di dalam salah satu saat yang cerah dalam kehidupan Raja Salomo, di mana ia bukannya meminta kekayaan dari Allah, tetapi ia meminta hikmat dari Allah. Kisah ini tercatat dalam 2 Tawarikh 1:7-12. Di sini kita melihat keunggulan hikmat atas kekayaan. Mereka yang kaya harus hidup dengan bijaksana. Mereka yang kaya harus memberi dengan murah hati. Ada momen yang begitu berkesan di bawah kepemimpinan Daud di mana mereka memberi dengan murah hati. Dengarkan apa yang dikatakan tentang persembahan-persembahan sukarela dalam 1 Tawarikh 29:6-9. Mereka memberi dengan murah hati, dan itulah keseluruhan gambaran yang juga kita lihat dalam Nehemia 5:14-19. Di sini kita melihat bagaimana Nehemia memberikan teladan tentang apa artinya memberi dengan murah hati. Akhirnya kita melihat tentang sifat kekayaan. Dalam kehidupan raja-raja, kita dapat melihat sifat kekayaan. Ini menyimpulkan keseluruhan gambaran yang telah kita lihat. Kekayaan tidak selalu merupakan upah atas ketaatan. Hal ini penting. Sewaktu-waktu kita melihat raja-raja Israel menjadi kaya, tetapi itu bukan karena hati mereka dekat kepada Allah. Sebaliknya hati mereka jauh dari Allah pada saat mereka kaya. Karena itu kita tidak bisa menyamakan kekayaan dengan ketaatan dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam kehidupan para raja atau di tempat-tempat yang lain dalam Perjanjian Lama. Kita juga tidak bisa menyamakan kekayaan dengan ketaatan dalam kehidupan para leluhur Israel.
Página (Page) 7
Kekayaan tidak selalu merupakan upah untuk ketaatan, dan yang kedua, kemiskinan tidak selalu merupakan hukuman untuk ketidaktaatan. Ada kalanya kita melihat umat Allah menderita, dan itu bukan merupakan akibat dari ketidaktaatan mereka. Kita dapat melihat hal ini dalam kehidupan nabi-nabi yang melayani pada masa raja-raja. Mereka hidup dalam saat-saat yang sangat sulit, tetapi bukan karena ketidaktaatan mereka lalu mereka menderita dan menjadi miskin. Pada akhirnya, ini adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan raja-raja: kekayaan dapat digunakan baik untuk kebaikan maupun untuk kejahatan. Baik Daud maupun Salomo menggunakan kekayaan dengan bijak pada waktu-waktu tertentu dan tidak dengan bijak pada waktu-waktu lain. Sewaktu-waktu mereka membawa kemuliaan bagi Allah melalui kekayaan mereka, dan sewaktu-waktu mereka membawa aib bagi Allah melalui kekayaan mereka. Kekayaan dapat digunakan untuk kebaikan tetapi juga dapat digunakan untuk kejahatan. Mazmur-Mazmur dan Tulisan-Tulisan Hikmat dalam Sejarah Israel Mazmur dan tulisan-tulisan Hikmat dalam sejarah Israel. Dalam Amsal 30:7-9 kita membaca, "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku." Kita dapat melihat kebenaran yang terdapat dalam kitab Ayub. Anda tentu ingat latar belakang kitab Ayub. Apa yang diceritakan dalam kitab Ayub terjadi pada masa hidup para leluhur Israel. Ayub menderita sebagai akibat ketaatannya kepada Allah. Jadi kita tidak dapat melihat ke masa para leluhur itu dan berkata, "Selama periode tersebut Allah memberikan harta sebagai upah atas ketaatan." Ayub 1:20-21 mengatakan, "Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: 'Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!'" Kehidupan Ayub menunjukkan kepada kita bahwa kesetiaan kepada Allah tidak menjamin kemakmuran di dunia ini. Ayub adalah seorang yang benar. Ia bahkan memberikan kepada orang-orang miskin, namun ia mengalami penderitaan. Kesetiaan kepada Allah tidak menjamin kemakmuran di dunia ini. Ayub 29:1216. Sekali lagi, kita melihat bagaimana Ayub menegaskan kembali kesetiaannya kepada Allah dalam Ayub 31:16-23.
Página (Page)8
Selanjutnya kita melihat kebenaran yang terdapat dalam kitab Kidung Agung, Dalam Kidung Agung 8:7 kita membaca, "Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina." Ini adalah sesuatu yang baik. Apa yang dikatakan ini berkaitan dengan harta. Keindahan cinta perkawinan mencerminkan kebaikan dunia material. Seluruh kitab Kidung Agung menunjukkan kepada kita tentang keindahan cinta perkawinan, tetapi gambaran yang kita lihat di dalamnya merupakan satu refleksi dari kebaikan dunia material. Dikatakan dalam Kidung Agung 1:9-10, "Dengan kuda betina dari pada kereta-kereta Firaun kuumpamakan engkau, manisku. Moleklah pipimu di tengah perhiasanperhiasan dan lehermu di tengah kalung-kalung." Itu tampaknya hal yang baik, dan itulah caranya penulis kitab Kidung Agung menggambarkan kebenaran tersebut. Dalam Kidung Agung 4:1-4 kita membaca. Mari kita teruskan. Sekarang kita akan melihat kebenaran yang terdapat dalam kitab Mazmur, yang merupakan salah satu tulisan Hikmat dalam Perjanjian Lama. Dikatakan dalam Mazmur 113:4-9. Jelas bahwa isi kitab Mazmur berkaitan dengan ibadah kepada Allah, dan anda menemukan wahyu Allah dalam kitab Mazmur, dan kita dapat melihat karakter Allah di dalamnya. Di tengah-tengah ketidakadilan secara ekonomis, Allah menunjukkan keadilanNya. Ia dipuji karena keadilanNya, karena Ia menopang orang-orang yang benar. Mazmur 37:16-17 mengatakan, "Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik; sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar." Di tengah-tengah kebutuhan-kebutuhan yang sangat mendesak, Allah menunjukkan belas kasihanNya. Dalam tiga puluh tiga Mazmur yang berbeda, kita melihat bagaimana orang-orang miskin diutamakan. Mereka yang miskin, yang lemah, yang tertindas, dan yang berada pada posisi yang rendah, yang diutamakan. Allah menunjukkan belas kasihanNya terhadap mereka. Dalam Mazmur 9:19 kita membaca, "Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara." Demikian juga dikatakan dalam Mazmur 68:5-7, "Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya! Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; Allah memberi tempat tinggal kepada orangorang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul." Kitab Mazmur berisi pengingat bagi manusia bahwa kekayaan itu cepat berlalu. Mazmur 39:4-7. Ini adalah satu pengingat tentang kekayaan. "Ia hanya mempeributkan yang sia-sia dan menimbun, tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti," sebagaimana yang dikatakan dalam Mazmur 39:7. Kekayaan itu cepat berlalu dan utang adalah berbahaya. Itulah gambaran yang kita lihat dalam dalam Mazmur 37:21-
Página (Page) 9
22 di mana dikatakan, "Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah. Sesungguhnya, orang-orang yang diberkati-Nya akan mewarisi negeri, tetapi orang-orang yang dikutuki-Nya akan dilenyapkan." Apa yang telah kita lihat ini hanyalah pandangan sekilas tentang kitab Mazmur, dan ini membawa kita kepada kebenaran yang terdapat dalam kitab Amsal. Amsal 22:2 mengatakan, "Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN."
Mungkin tidak ada bagian dalam
Perjanjian Lama yang mengandung materi yang lebih mengandung pernyataan yang eksplisit tentang kekayaan, dan mungkin tidak ada bagian dalam Perjanjian Lama yang lebih disalahgunakan dalam pembahasan tentang harta di zaman kita daripada kitab Amsal. Ingat bahwa amsal-amsal selalu terkait dengan situasi tertentu. Amsal-amsal bukanlah kebenaran-kebenaran universal atau semacam pesona keberuntungan di mana jika anda melakukan hal tertentu maka apa yang dikatakan dalam amsal tersebut akan selalu terjadi. Kebenaran-kebenaran ini menunjukkan bahwa hikmat adalah lebih penting daripada kekayaan. Kita telah melihat itu sebelumnya. Ini adalah cara kitab Amsal mengingatkan kita akan hal itu. Amsal 2:1-6. Demikian juga, Amsal 8:10-11 mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat dari Tuhan, "Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya." Kitab Amsal mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran lebih penting daripada kekayaan. Dikatakan dalam Amsal 11:4, "Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut." Lalu Amsal 11:28 mengatakan, "Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda." Kemudian dikatakan dalam Amsal 21:6-8, "Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut. Orang fasik diseret oleh penganiayaan mereka, karena mereka menolak melakukan keadilan. Berliku-liku jalan si penipu, tetapi orang yang jujur lurus perbuatannya.” Kiatab Amsal mengajarkan bahwa kerendahan hati adalah lebih penting daripada kekayaan. Dikatakan dalam Amsal 22:4, "Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan." Sekali lagi, ini tidak berarti bahwa karena kita merendahkan diri maka kita akan menjadi kaya. Itu bukanlah janji yang universal. Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa kerendahan hati adalah lebih penting daripada kekayaan apa pun. Amsal 15:16 mengatakan, "Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan."
Página (Page)10
Sekarang kita perlu memperhatikan beberapa peringatan tentang kekayaan dalam kitab Amsal. Kekayaan itu cepat berlalu. Dikatakan dalam Amsal 23:4-5, "Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali." Di sini digunakan perkataan yang kuat maknanya yang bekaitan dengan bahaya kekayaan. Amsal 27:23-24 mengatakan, "Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?" Kekayaan cepat berlalu dan utang adalah berbahaya. Ada berbagai amsal yang memberi peringatan tentang utang. Amsal 6:1-5 berbicara tentang hal ini. Amsal 22:26-27 bahkan mungkin memberikan penekanan yang sedikit lebih kuat, "Jangan engkau termasuk orang yang membuat persetujuan, dan yang menjadi penanggung hutang. Mengapa orang akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak mempunyai apa-apa untuk membayar kembali?" Utang adalah berbahaya. Kitab Amsal mengajarkan bahwa kekayaan itu cepat berlalu, utang itu berbahaya, dan kerja keras adalah berharga. Dalam Amsal 6:9-11 kita membaca, "Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? 'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring' -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." Amsal 12:11 mengatakan, "Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi." Demikian juga dikatakan dalam Amsal 14:23, "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." Karena itu berhentilah bicara dan mulailah bekerja. Itulah yang kitab Amsal ajarkan. Kerja keras adalah berharga, demikian juga membantu orang-orang yang membutuhkan adalah sangat penting. Ini adalah pernyataan-pernyataan yang kuat maknanya. Dalam Amsal 17:5 kita membaca, "Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman." Jika anda mengejek orang miskin, itu berarti anda menghina Allah. Lalu dalam Amsal 21:13 dikatakan, "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru." Lalu dikatakan lagi dalam Amsal 22:22-23, "Janganlah merampasi orang lemah, karena ia lemah, dan janganlah menginjak-injak orang yang berkesusahan di pintu gerbang. Sebab TUHAN membela perkara mereka, dan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka." Kemudian Amsal 29:7 mengatakan, "Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak
Página (Page)
1 1
mengertinya." Semua ini merupakan pernyataan-pernyataan yang kuat maknanya tentang pentingnya membantu mereka yang lemah. Semua ini membawa kita ke beberapa pemahaman yang merupakan kesimpulan-kesimpulan dari kitab Amsal. Jangan lewatkan ini. Kekayaan dihubungkan dengan orang-orang yang benar dan juga dengan orang-orang fasik. Perhatikan apa yang dikatakan dalam Amsal 3:9-10, "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." Lalu dikatakan dalam Amsal 28:20, "Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman." Jadi anda melihat bahwa kekayaan terkait baik dengan orang-orang benar maupun dengan orang-orang jahat. Kemudian Amsal 28:6 mengatakan, "Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya." Di sini anda melihat bahwa Amsal 3:9-10 dan Amsal 28:20 mengaitkan kekayaan dengan orang-orang benar, sedangkan Amsal 28:6 mengaitkan kekayaan dengan orang-orang jahat. Dengan cara yang sama, kemiskinan dikaitkan baik dengan dengan orang-orang benar maupun dengan orang-orang fasik. Sewaktu-waktu kita melihat bagaimana orang-orang benar digambarkan sebagai mereka yang memiliki sedikit. Dikatakan dalam Amsal 16:8, "Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan." Jadi adalah baik memiliki sedikit tetapi disertai kebenaran. Kemudian kita melihat bagaimana orang-orang yang bebal hidup dalam kemiskinan. Dikatakan dalam Amsal 28:19, "Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan." Jadi, secara keseluruhan baik kekayaan maupun kemiskinan bukan merupakan pengukur yang akurat tentang kebenaran atau ketidakbenaran. Satu-satunya hal yang kita benar-benar lihat dengan cukup jelas, dan kita sudah melihat hal ini pada waktu-waktu yang lain, yaitu bahwa baik kekayaan yang ekstrim maupun kemiskinan yang ekstrim dinilai sebagai hal-hal yang tidak diinginkan dalam kitab Amsal. Dikatakan dalam Amsal 30:7-9, "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku." Baik kekayaan yang ekstrim maupun kemiskinan yang ekstrim merupakan hal-hal yang tidak dinginkan menurut kitab Amsal.
Página (Page)12
Kemudian kita melihat kitab Pengkhotbah, yang mungkin merupakan kitab yang paling tegas yang pernah ditulis untuk mengekspos materialisme. Seluruh pesan kitab Pengkhotbah dapat diringkas dalam dua ayat, yakni Pengkhotbah 2:10-11. Isi kitab Pengkhotbah cukup menyedihkan. Inilah kebenaran yang terdapat dalam kitab Pengkhotbah. Kita belajar bahwa pemberian-pemberian Allah adalah baik. Kita melihat dalam Pengkhotbah 3:12-13 bahwa harta adalah baik dalam konteks kedekatan dan keintiman dengan Allah. Dikatakan dalam ayatayat tersebut, "Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah." Hal ini ditegaskan lagi dalam Pengkhotbah 5:18-19, "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya -juga itu pun karunia Allah. Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya." Pemberian-pemberian Allah adalah baik, dan yang kedua, dunia adalah sementara. Dunia adalah sementara, yang akan berlalu seumpama satu bayangan. Pengkhotbah 6:3-6. Demikian juga Pengkhotbah 6:12 mengatakan, "Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?" Pada akhirnya, khususnya dilihat dari perspektif kekekalan, kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa kekayaan tidak membawa kepuasan. Dengarkan apa yang dikatakan dalam Pengkhotbah 5:10-15. Ini adalah beberapa kebenaran yang dapat dilihat dalam Pengkhotbah 5. Menurut saya kebenarankebenaran ini menyampaikan satu kenyataan yang begitu menyedihkan. Semakin banyak yang anda miliki, maka semakin anda akan menginginkan yang lebih. Jika anda mencintai uang, maka anda tidak akan puas dengan uang. Semakin banyak yang anda miliki, maka akan semakin sedikit kepuasan anda. Pengkotbah mengatakan bahwa siapa yang mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya. Semakin banyak yang anda miliki, maka semakin banyak orang, termasuk pemerintah, yang akan mengejar apa yang anda miliki. Semakin banyak yang anda miliki, maka semakin anda menyadari bahwa itu tidak akan memenuhi kebutuhan-kebutuhananda yang sesungguhnya. Anda akan melihat bagaimana orang-orang mengambil sesuatu dari anda.
Página (Page)
1 3
Semakin banyak yang anda miliki, maka semakin banyak hal yang perlu anda kuatirkan. Anda tidak bisa tidur karena kekayaan membawa kekuatiran. Semakin banyak yang anda miliki, maka semakin anda bisa merugikan diri sendiri dengan mempertahankan apa yang anda miliki itu. Ada sesuatu yang menyedihkan yang pernah saya lihat, yaitu bahwa kekayaan yang dipertahankan oleh pemiliknya akan mencelakakan dirinya, dan kekayaan mereka itu akan lenyap. Semakin banyak yang anda miliki, maka semakin banyak yang akan hilang dari anda. Dan akhirnya, semakin banyak yang anda miliki, maka semakin banyak yang akan anda tinggalkan di belakang. Pengkhotbah 12:13 merangkum semua ini dengan mengatakan, "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." Anda akan meninggalkan dunia ini dengan tidak membawa apa pun, Jadi jangan sampai orang-orang kaya tertipu. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." Itulah makna kitab Pengkhotbah: takutlah akan Allah, ikutilah perintahNya, dan tempatkanlah harta dalam terang yang tepat. Nabi-Nabi dalam Sejarah Israel Akhirnya, kita akan melihat pandangan para nabi dalam sejarah Israel. Dalam Yeremia 2:11-13 kita membaca, "Pernahkah suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun itu sebenarnya bukan allah? Tetapi umat-Ku menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna. Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan sangat, demikianlah firman TUHAN. Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air." Kita akan melihat tentang apa yang dilakukan oleh umat Israel dengan harta yang mereka miliki. Pertama, para imam tidak bermoral. Dikatakan lagi dalam Yeremia 6:13, "Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu." Anda dapat melihat keadaan yang sama dalam Maleakhi 1:6-10, di mana dikatakan bahwa para imam mempersembahkan kurban-kurban murahan. Mereka tidak mengikuti apa yang telah ditetapkan dalam hukum-hukum Allah, namun itulah cara yang mudah bagi mereka untuk mendapatkan uang. Para imam tidak bermoral, dan orang-orang menyembah berhala. Secara harfiah harta mereka menjadi dewa-dewa mereka. Itu yang dikatakan dalam Yesaya 2:7-8, "Negerinya penuh emas dan perak dan tak terbatas harta bendanya; negerinya penuh kuda dan tak terbatas jumlah keretanya. Negerinya penuh berhala-berhala; mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya." Demikian juga Yesaya 31:7 mengatakan, "Sungguh pada hari itu kamu
Página (Page)14
masing-masing akan membuang berhala-berhala peraknya dan berhala-berhala emasnya yang dibuat oleh tanganmu sendiri dengan penuh dosa." Mereka menjadi penyembah berhala. Mereka juga menindas orang-orang miskin. Hal ini ditekankan di seluruh kitab nabi-nabi. Yehezkiel 22:29 mengatakan, "Penduduk negeri melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan dengan hukum." Bilamana anda masuk ke Yehezkiel 16:49-52, anda melihat nabi berbicara tentang bagaimana mereka melihat kembali ke belakang, melihat ke dosa-dosa penduduk Sodom, yaitu homoseksialitas dan penympangan seksual, tetapi juga penindasan atas orang-orang miskin, dan itu mendatangkan hukuman Allah. Lalu dikatakan dalam Amos 5:11-12, "Sebab itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, -- sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. Sebab Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang." Mereka menindas kaum miskin. Mereka juga membanggakan kekayaan mereka. Anda telah melihat tentang begitu banyak kejahatan dan dosa yang terkait dengan kekayaan sebagaimana yang dikatakan dalam kitab nabi-nabi. Bukanlah tidak mungkin untuk menjadi benar disertai kekayaan dari sudut pandangn kitab nabi-nabi, namun itu jarang terjadi. Kebanyakan gambaran yang kita lihat ialah bahwa kekayaan dihubungkan dengan dosa. Dalam Yehezkiel 28:4-7 kita membaca. Kemudian Amos mengatakan lagi dalam Amos 6:4-6, "yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anakanak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya; yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!" Mereka membanggakan diri dalam apa yang mereka miliki, dan mereka juga menyimpang dari makna ibadah yang sebenarnya. Beberapa dari kata-kata yang paling sengit yang Allah katakan terhadap umatNya ditemukan dalam konteks yang berbicara tentang ibadah. Dalam Yeremia 7:1-7 kita melihat bahwa mereka telah menyimpang dari makna ibadah tersebut. Teguran lain yang Allah sampaikan dengan pedas kepada umatNya dapat dilihat dalam Yesaya 1:11-17.
Página (Page)
1 5
Allah berkata, "Berhentilah membawa persembahan-persembahan yang tidak berarti. Kemenyan yang kamu persembahkan adalah kekejian bakiKu." Karena itu, apa yang anda harus lakukan adalah meratapi dosa anda. Mereka mempunyai satu kitab lain yang disebut Ratapan. Kemudian anda dapat melihat apa yang dikatakan dalam Yeremia 7:28-29, "Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka. Cukurlah rambut kepalamu dan buanglah! Angkatlah ratapan di atas bukit-bukit gundul, sebab TUHAN telah menolak dan membuang bangsa yang kena murka-Nya!" Lalu Yoel 1:13 mengatakan, "Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah, hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan." Demikian juga Amos 5:1 mengatakan, "Dengarlah perkataan ini yang kuucapkan tentang kamu sebagai ratapan, hai kaum Israel:" Ratapilah dosamu di hadapan Allah. Carilah keadilan bagi yang mereka yang membutuhkan. Saya menyukai apa yang dikatakan dalam Yesaya 58:6-11. Ini adalah sesuatu yang sungguh indah. Pedulikanlah orang-orang miskin, berilah bagi orang-orang miskin, maka anda akan menjadi seumpama taman yang diairi dengan baik, dan kepuasan anda, mata air anda, tidak akan pernah gagal. Mikha 6:6-8 berisi kata-kata yang memedihkan hati yang telah kita kenal. "'Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?' 'Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?'" Ratapailah dosa, carilah keadilan untuk mereka yang membutuhkan, dan yang ketiga, tunjukkanlah kemurahan dengan rendah hati. Rendahkanlah diri anda di hadapan Allah, dan kemudian berikanlah kepada Allah. Yeremia 9:23-24 mengatakan, "Beginilah firman TUHAN: 'Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih
Página (Page)16
setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.'" Maleakhi 3:10-12 mengatakan, Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam. Mereka benar-benar telah merampok Allah, dan Allah berkata, "Aku akan memberi kepada kamu. Lihat saja, Aku akan memberikan kepada kamu lebih daripada yang kamu minta. Aku akan membuka tingkaptingkap langit." Ratapailah dosa, carilah keadilan untuk mereka yang membutuhkan, tunjukkanlah kemurahan dengan rendah hati, dan kemudian andalkanlah janji-janji Allah tentang pemulihan kembali. Allah akan memulihkan anda, karena itu andalkanlah Dia. Allah mengatakan hal itu dalam Yehezkiel 34:25-31. Andalkanlah janji-janji Allah tentang pemulihan kembali, dan kemudian kita dibawa kembali kepada apa yang telah kita bicarakan sejak awal dalam Perjanjian Lama, yakni penggenapan tujuan penebusan Allah. Perhatikan apa yang dikatakan dalam Yesaya 66:18-23. Anda ingat bahwa ketika Allah memberkati Abraham, Ia berkata, "Aku akan memberkati engkau, dan semua bangsa di bumi akan mendapat berkat." Inilah yang dibahas kembali dalam Yesaya 66. Allah memberikan berkat untuk tujuan kemuliaanNya di antara segala bangsa. Itulah sebabnya kita harus memahami berkat-berkat material dalam konteks tersebut. Allah memberikan berkatNya kepada kita sebagai umatNya untuk kemuliaanNya di antara segala bangsa. Di situlah Perjanjian Lama membawa kita bersama dengan para nabi.
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt, pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page)
1 7