BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 ♣ Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,69 persen dibandingkan nilai triwulan III 2008 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi (4,05 persen), sektor listrik-gas-air bersih (3,19 persen), dan sektor konstruksi (3,12 persen). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah (3,41 persen), pembentukan modal tetap bruto (3,06 persen), dan konsumsi rumah tangga (2,09 persen).
♣ Sementara PDRB triwulan IV tahun 2008 dibandingkan dengan PDRB triwulan IV tahun 2007 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,19 persen.
♣ Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta tahun 2008 tumbuh sebesar 6,18 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Dari sisi lapangan usaha semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni 14,97 persen, kemudian disusul oleh sektor konstruksi sebesar 7,67 persen dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 6,32 persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (8,49 persen), konsumsi pemerintah (6,75 persen) dan konsumsi rumah tangga (6,67 persen).
♣ Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp.677,44 triliun, sedangkan
atas
dasar
harga konstan 2000 mencapai Rp.353,54 triliun. Dari sisi
lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan- persewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2008 sekitar 64,96 persen. Sementara dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 55,63, ekspor sebesar 54,41 persen persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 35,79 persen.
♣ Pertumbuhan PDRB Per Kapita DKI Jakarta tahun 2008 atas dasar harga berlaku naik sebesar 18,5 persen, yaitu dari 62,5 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 74,0 juta rupiah pada tahun 2008.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
1
I.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2008
Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 sebesar 1,69 persen bila dibandingkan dengan kondisi triwulan III tahun 2008 (q to q). Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan triwulan III (sebesar 2,94 persen). Perlambatan pertumbuhan ini lebih disebabkan pengaruh musiman yaitu penurunan aktivitas seluruh sektor ekonomi yang selalu terjadi di triwulan IV pada setiap tahun. Pada triwulan IV, hampir semua sektor (kecuali sektor pertanian) tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yaitu sebesar 4,05 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 3,19 persen, sektor konstruksi sebesar 3,12 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 1,77 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 1,11 persen. Sementara sektor lainnya tumbuh dibawah angka 1 persen, yakni sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 0,88 persen, sektor industri pengolahan sebesar 0,72 persen dan sektor pertambangan-penggalian sebesar 0,55 persen. Sedangkan sektor pertanian tumbuh minus 3,03 persen. Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (%)
Lapangan Usaha
Triw IV 2008 thd Triw III 2008
Triw IV 2008 thd triw IV 2007
(1)
(3)
(2)
Sumber Pertumbuhan y on y Triw IV 2008 (4)
Pertanian
-3,03
1,43
0,00
Pertambangan dan Penggalian
0,55
0,01
0,00
Industri Pengolahan
0,72
3,59
0,61
Listrik, gas & air bersih
3,19
5,91
0,04
Konstruksi
3,12
7,77
0,79
Perdagangan, hotel & restoran
0,88
5,80
1,26
Pengangkutan dan komunikasi
4,05
14,84
1,42
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
1,77
4,82
1,41
Jasa-jasa
1,11
5,85
0,67
PDRB DKI Jakarta
1,69
6,19
6,19
PDRB Tanpa Migas
1,70
6,21
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
PDRB DKI Jakarta triwulan IV tahun 2008 jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2007 (y on
y) tumbuh sebesar 6,19 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni sebesar 14,84 persen, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 7,77 persen, sektor listrikgas-air bersih sebesar 5,91 persen, sektor jasa-jasa sebesar 5,85 persen, sektor perdagangan-hotelrestoran sebesar 5,80 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 4,82 persen, sektor industri pengolahan sebesar 3,59 persen, sektor pertanian 1,43 persen dan sektor pertambanganpenggalian sebesar 0,01 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
2
Grafik 1. Laju Pertum buhan Ekonom i DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha
16,00 Pertumbuhan (%)
12,00 8,00 4,00 -
LG A Ba ng un Pe an rd ag an Pe ga ng n an gk ut an Ke ua ng an Ja sa -ja sa
Pe rta ni Pe an rta m ba ng an In du st ri
(4,00)
Sektor Triw III 2008 thd Triw II 2008
Triw IV 2008 thd Triw III 2008
Triw IV 2008 thd Triw IV 2007
Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya. Pada triwulan IV tahun 2008, pertumbuhan yang capai didorong oleh pertumbuhan yang diberikan oleh, sektor pengangkutan-komunikasi, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan dan sektor perdagangan-hotel-restoran. Kemudian diikuti oleh sektor konstruksi, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan.
II.
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008
Besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2008 atas dasar harga konstan mencapai 353,54 triliun rupiah naik 20,57 triliun rupiah dibandingkan tahun 2007 (sebesar 332,97 triliun rupiah), sehingga secara total pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,18 persen lebih lambat dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 6,44 persen. Krisis keuangan global memicu melambatnya hampir seluruh sektor ekonomi di DKI Jakarta kecuali sektor listrik-gas-air bersih yang masih mampu meningkat karena adanya penambahan kapasitas pembangkit listrik di Muara Karang serta peningkatan konsumsi gas kota terutama BBG busway Dampak krisis ini mempengaruhi melambatnya permintaan luar negeri yang dicerminkan oleh realisasi ekspor luar negeri barang-barang produk DKI Jakarta. Hal ini mengakibatkan aktivitas produksi di sektor industri pengolahan juga mengalami perlambatan, terutama beberapa komoditi andalan ekspor DKI Jakarta seperti pakaian, kendaraan bermotor, emas bukan moneter, dan mesin listrik. Selain dampak krisis keuangan global, turunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan BBM sebesar 28 persen pada triwulan kedua juga turut mendorong melambatnya konsumsi. Akibatnya sektor perdagangan-hotel-restoran yang merupakan andalan DKI Jakarta juga mengalami perlambatan. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
3
Sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan yang merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB mengalami sedikit perlambatan, hal ini dikarenakan ketatnya likuiditas serta kehatihatian pihak perbankan dalam menyalurkan pinjaman. Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Nilai (Miliar Rp.) 2007
2008
Laju Pertumbuhan Th. 2008 (%)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pertanian
298,41
300,72
0,77
0,00
Pertambangan & Penggalian
937,34
940,37
0,32
0,00
56.195,16
58.367,31
3,87
0,65
2.183,81
2.321,90
6,32
0,04
Konstruksi
33.600,76
36.178,85
7,67
0,77
Perdagangan, hotel & restoran
72.249,71
76.766,39
6,25
1,36
Pengangkutan dan komunikasi
30.697,41
35.291,56
14,97
1,38
Keuangan, persewaan & jasa perusahaan
98.558,33
102.807,65
4,31
1,28
Jasa-jasa
38.250,32
40.564,30
6,05
0,69
PDRB
332.971,25
353.539,06
6,18
6,18
PDRB Tanpa Migas
332.033,91
352.598,69
6,19
Lapangan Usaha (1)
Industri Pengolahan Listrik, gas, & air bersih
Sumber Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
Pertumbuhan positif PDRB DKI Jakarta tahun 2008 terjadi di seluruh sektor ekonomi. Sektor pengangkutan-komunikasi masih menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 14,97 persen. Pertumbuhan ini dicapai sebagai akibat dari pertumbuhan yang terjadi di sub sektor pengangkutan sebesar 7,31 dan sub sektor komunikasi sebesar 20,55. Dengan pertumbuhan yang tinggi (diatas 10 persen) sektor ini mampu menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jakarta (1,38 persen). Pertumbuhan tertinggi kedua dan ketiga dicapai oleh sektor konstruksi dan sektor listrik-gas-air bersih yang masing-masing tumbuh 7,67 persen dan 6,32 persen. Namun dengan kontribusi sektor konstruksi yang sebesar 11 persen hanya mampu menyumbang pertumbuhan dibawah 1 persen (0,77 persen). Sedangkan untuk sektor listrik-gas-air bersih hanya mampu menyumbang pertumbuhan sebesar 0,04 persen. Sumber pertumbuhan terbesar kedua dan ketiga disumbang oleh sektor perdagangan-hotelrestoran dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Sektor perdagangan-hotel-restoran tumbuh sebesar 6,25 persen dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan tumbuh sebesar 4,31 persen. Selanjutnya pertumbuhan DKI Jakarta disumbang oleh sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan yang masing-masing tumbuh sebesar 6,05 persen dan sebesar 3,87 persen. Sedangkan sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian tumbuh masing-masing sebesar 0,77 persen dan sebesar 0,32 dengan sumbangan terhadap pertumbuhan sangat kecil (0,00 persen).
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
4
III. Nilai PDRB Harga Berlaku dan Struktur PDRB Menurut Sektor Tahun 2008 PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan tahun 2008 adalah sebesar Rp 677,44 triliun, sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp 566,45 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 110 triliun. Peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2008 sekitar 64,96 persen. Selama tahun 2008, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan-persewaanjasa perusahaan sebesar Rp. 193,5 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 140,0 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 106,5 triliun. Sebutan Jakarta sebagai Kota Jasa (Service City) tercermin dari struktur perekonomian Jakarta yang diukur dengan PDRB menurut sektoral (lapangan usaha). Sekitar 71,3 persen PDRB Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan, keuangan dan jasa), sebesar 28,1 persen berasal dari sektor sekunder (industri pengolahan dan bangunan) dan hanya sebesar 0,6 persen dari sektor primer (pertanian dan pertambangan). Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Nilai (Miliar Rp)
LAPANGAN USAHA (1)
Pertanian
Struktur PDRB (Persen)
2007
2008
2007
2008
(2)
(3)
(4)
(5)
571,43
687,83
0,10
0,10
2.636,09
3.221,26
0,47
0,48
90.446,59
106.537,73
15,97
15,73
6.021,39
7.591,33
1,06
1,12
63.448,56
76.502,86
11,20
11,29
115.311,32
140.064,01
20,36
20,68
52.793,00
63.391,78
9,32
9,36
162.297,78
193.459,78
28,65
28,56
72.923,19
85.988,67
12,87
12,69
Produk Domestik Regional Bruto
566.449,36
677.445,24
100,00
100,00
PDRB Tanpa Migas
563.813,27
674.223,98
99,53
99,52
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
IV. Pendapatan Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun akan menggambarkan nilai PDRB per kapita atau tingkat kemakmuran penduduk suatu wilayah. PDRB Per Kapita Propinsi DKI Jakarta dari tahun 2004 – 2008 secara rinci dapat dilihat pada tabel 4. Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
5
Pertumbuhan PDRB Per Kapita DKI Jakarta tahun 2008 atas dasar harga berlaku naik sebesar 18,5 persen, yaitu dari 62,49 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 74,04 juta rupiah pada tahun 2008. Nilai yang lebih riil dapat diperoleh dari pertumbuhan PDRB Per Kapita atas dasar harga konstan yang tumbuh sebesar 5,19 persen. Tabel 4. PDRB Per Kapita dan Perubahan PDRB Per Kapita Tahun 2004 – 2008 PDRB Per Kapita (Rp.)
Tahun
Perubahan PDRB Per Kapita (%)
Berlaku
Konstan
Berlaku
Konstan
(2)
(3)
(4)
(5)
(1) 2004
42.922.396
31.832.209
10,93
4,33
2005
48.966.320
33.324.813
14,08
4,69
2006
55.981.204
34.901.161
14,33
4,73
2007
62.490.337
36.733.181
11,63
5,25
2008
74.037.731
38.638.148
18,48
5,19
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
V. PDRB menurut Penggunaan Triwulan IV Tahun 2008 Nilai nominal PDRB penggunaan selama triwulan IV tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai 180,76 triliun rupiah atau meningkat sebesar 4,39 triliun rupiah dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang naik sebesar 3,0 triliun rupiah dari 62,26 triliun rupiah pada triwulan III 2008 menjadi 65,26 triliun rupiah di triwulan IV 2008. Komponen yang juga mempengaruhi peningkatan PDRB adalah komponen konsumsi rumah tangga dari 97,47 triliun rupiah selama triwulan III 2008 menjadi 101,13 triliun rupiah selama triwulan IV 2008. Tabel 5. Nilai dan Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulan III dan IV Tahun 2008 Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku
Komponen Penggunaan (1)
Nilai (milliar Rp)
Distribusi
Triw III 2008
Triw IV 2008
Triw III 2008
Triw IV 2008
(2)
(3)
(4)
(5)
Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir Laba
97.467,21
101.131,74
55,26
55,95
Konsumsi Pemerintah
12.570,40
13.489,78
7,13
7,46
PMTB
62.255,30
65.259,87
35,30
36,10
Ekspor
96.546,77
97.888,06
54,74
54,15
Minus Impor
95.455,85
99.808,94
54,12
55,22
176.365,43
180.759,13
100,00
100,00
PDRB Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
6
Struktur PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta selama triwulan IV tahun 2008 terbesar pada komponen konsumsi rumahtangga mencapai 55,95 persen, terbesar kedua adalah komponen ekspor sebesar 54,15 persen. Selanjutnya adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 36,10 persen, dan yang terkecil adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,46 persen. Laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta triwulan IV tahun 2008 terhadap triwulan III tahun 2008 (q to q) sebesar 1,69 persen atau mengalami penurunan dibanding triwulan III tahun 2008 yang mengalami pertumbuhan 2,94 persen. Dilihat secara komponen, laju pertumbuhan terbesar pada komponen pemerintah sebesar 3,41 persen komponen ini mengalami perlambatan laju pertumbuhan dibanding triwulan III yang mencapai 3,42 persen, terbesar kedua adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 3,06 persen, komponen ini juga mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III yang mengalami pertumbuhan 3,91 persen. Sedangkan laju pertumbuhan q to q terkecil berada pada komponen ekspor yang mengalami kenaikan hanya 0,58 persen, kecilnya ekspor DKI Jakarta triwulan IV ini merupakan salah satunya dampak dari adanya krisis keuangan global. Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)
Komponen Penggunaan
Triw III 2008 thd Triw II 2008
Triw IV 2008 thd Triw III 2008
Triw III 2008 Thd Triw III 2007
Triw IV 2008 Thd Triw IV 2007
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir Laba
2,04
2,09
6,43
6,34
Konsumsi Pemerintah
3,42
3,41
6,01
7,31
PMTB
3,91
3,06
8,94
8,11
Ekspor
4,23
0,58
0,50
1,38
Minus Impor
6,37
2,31
8,48
13,73
PDRB
2,94
1,69
6,13
6,19
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta
Laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta triwulan IV tahun 2008 terhadap triwulan IV tahun 2007 (y on y) sebesar 6,19 persen. Bila dilihat secara komponen masingmasing komponen mengalami kenaikan di atas 5 persen kecuali komponen ekspor. Laju pertumbuhan y on y terbesar pada komponen PMTB mencapai 8,11 persen, terbesar ke dua adalah komponen konsumsi pemerintah sebesar 7,31 persen, berikutnya adalah komponen konsumsi rumahtangga, yaitu sebesar 6,34 persen, sedangkan ekspor mengalami pertumbuhan hanya 1,38 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
7
VI. PDRB menurut Penggunaan Tahun 2008 Distribusi PDRB menurut penggunaan selama tahun 2008 terbesar ada pada komponen konsumsi rumahtangga yang memberikan kontribusi sebesar 55,63 persen, atau turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 55,84 persen. Kontribusi terbesar kedua ada pada komponen ekspor sebesar 54,41 persen, komponen inipun mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 55,93 persen. Sedangkan kontribusi terkecil ada pada komponen konsumsi pemerintah yang hanya 7,07 persen selama tahun 2008. Tabel 7. Distribusi dan Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan Tahun 2007 dan Tahun 2008 (persen) Distribusi
Komponen Penggunaan
Laju Pertumbuhan
2007
2008
2007
2008
(2)
(3)
(4)
(5)
55,84
55,63
9,12
6,67
6,19
7,07
8,12
6,75
PMTB
37,49
35,79
6,72
8,49
Ekspor
55,93
54,41
5,15
2,18
Minus Impor
52,96
55,11
12,27
12,82
100,00
100,00
6,44
6,18
(1)
Konsumsi RT & Lembaga Swasta Nir Laba Konsumsi Pemerintah
PDRB Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta
Dilihat dari laju pertumbuhannya, secara umum selama tahun 2008 naik 6,18 persen. Komponen yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang naik sebesar 8,49 persen. Terbesar kedua adalah komponen konsumsi pemerintah yang naik sebesar 6,75 persen. Sedangkan yang terkecil kenaikannya adalah komponen ekspor yang hanya 2,18 persen, perlambatan pertumbuhan komponen ekspor ini karena dampak dari krisis keuangan global yang mengakibatkan negara-negara tujuan ekspor mengurangi pembelian barang-barang ekspor.
Grafik 2. Distribusi PDRB Menurut Penggunaan DKI Jakarta Tahun 2007 dan Tahun 2008 Menurut Komponen
60 40 20 0 -20 -40 -60 2007
Konsumsi RT & Nirlaba
Konsumsi Pemerintah
2008
PMTB
Ekspor
Impor
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
8
BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Dody Rudyanto, MM Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
Telepon Fax e-mail Homepage
: : : :
021-3822690, 021-3823291 021-3840084
[email protected] http://bps.jakarta.go.id/
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009
9