Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi kesehatan oleh Kasriyati, S.Pd
Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan periode yang sangat penting dan kritis. Keberhasilan tahun-tahun pertama untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sangat menentukan hari kedepan anak. Kelainan dan penyimpangan apapun kalau tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya, apalagi yang untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu factor genetik, lingkungan bio-psiko-sosial dan perilaku. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan cirri tersendiri pada setiap anak.2 Tidak terdeteksi akan mengurangi kualitas sumber daya manusia di kelak kemudian hari. Untuk itu keluarga memiliki peranan yang sangat penting untuk tercapainya tumbuh kembang anak secara optimal. Periode pertumbuhan dan perkembangan anak Pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi dalam 4 periode, yaitu masa bayi, prasekolah, masa pertengahan kanak-kanak dan masa remaja. Segera setelah lahir, bayi lahir
1
secara normal kehilangan 5-10% dari berat badannya. Tetapi setelah berumur 2 minggu bayi akan secara cepat akan menambah berat dan pertumbuhannya. Sampai umur 4-6 bulan, berat badan bayi meningkat dua kali lipat berat badan waktu lahir. Kemudian menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur satu tahun dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Juga terjadi kenaikan 2-2,5 kg setiap tahun antara umur 2-5 tahun.
2,3
Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai adolescent growth
spurt (pacu tumbuh pra adolesen) dengan rata-rata kenaikan berat badan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan
adolescent growth spurt(pacu tumbuh adolesen).
Dibandingkan dengan laki-laki, growth spurt (pacu tumbuh) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur 10 tahun. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh umur 20 tahun. Untuk perkembangan mental (gerakan-gerakan kasar & halus, emosi, sosial, perilaku, bicara) bisa dilihat pada lampiran. Faktor penentu tumbuh kembang anak Dalam melihat perkembangan anak selalu timbul pertanyaan mengapa terjadi perbedaan antara anak yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh ada beberapa anak yang menonjol dalam bidang olahraga, sedang yang lainnya mempunyai kelebihan dalam bidang musik. Mengapa hal ini bisa terjadi ? karena pada diri anak ada dua hal yang berpengaruh yaitu nature versus nurture.
2
1. Faktor genetik Faktor genetik ini merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. 2. Faktor lingkungan Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Betapa kompleksnya pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembang anak, dapat dilihat pada gambar dibawah ini (dikutip dari Soetjiningsih, 1995) Secara garis besar, faktor lingkungan dibagi menjadi : -
Lingkungan sebelum anak lahir Misalnya gizi ibu, obat-obatan, penyakit ibu, stress, posisi janin, gangguan hormon, radiasi, infeksi, dan sebagainya.
-
Lingkungan setelah lahir Misalnya gizi anak, penyakit-penyakit, gangguan hormon, perumahan, kebersihan, stimulasi, stress, kasih sayang, stabilitas rumah tangga, adat istiadat.
Kebutuhan dasar anak Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu :
3
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH) Kebutuhan ini meliputi pangan, perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak teratur, pengobatan kalau sakit dan lainlainnya. Juga kebutuhan papan/kemungkinan yang layak, higiene perorangan, sanitas lingkungan, sandang, kesegaran jasmani, rekreasi, dll. 2. Kebutuhan emosi/kasih sayang Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran ibu/pengganti ibu sedini mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin setelah lahir. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun peratama kehidupan memiliki dampak negatif pada tubuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi. Kasih sayang dari orangtuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar. 3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan, ketrampilan, kreativitas, agama, kepribadian, moraletika, produktivitas, dll. Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun demikian ada patokan umur tentang kemampuan tertentu itu perlu dilatih berbagai kemampuan untuk
4
dapat mencapai perkembangan yang optimal. Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak, yaitu : 1. Perkembangan kemampuan gerak kasar Yang dimaksud perkembangan kemampuan gerak kasar (motorik) adalah semua gerakan yang mungkin dilakukan oleh seluruh tubuh. Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh, dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Pada anak gerakan ini dapat secara lebih jelas dibedakan antara gerakan kasr dan gerakan halus. Disebut gerakan kasar, bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Misalnya : gerakan membalik dari telungkup menjadi telentang atau sebaliknya, gerakan berjalan, berlari, dan lain-lain. 2. Perkembangan kemampuan gerak halus Disebut gerakan halus, bila hanya melibatkan bagian-bagian tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,karena itu tidak terlalu membutuhkan tenaga. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya : gerakan mengambil sesuatu benda kecil ke benda yang hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan, gerakan memasukkan benda kecil ke lubang, membuat prakarya (menempel, menggunting) menari, menggambar, dll. Melalui latihan-latihan yang tepat, gerakan halus dan kasar ini dapat ditingkatkan dalam kecepatan, keluwesan, kecermatan, sehingga secara bertahap seorang anak akan bertambah terampil dan mahir melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan guna penyesuaian dirinya.
5
3. Perkembangan kemampuan bicara, bahasa dan kecerdasan Sebagai makhluk sosial, anak akan selalu berada dianatara atau bersama orang lain. Agar dicapai saling pengertian maka diperlukan kemampuan berkomunikasi. Pada bayi, kemampuan berkata-kata atau komunikasi aktif ini belum dapat dilakukan, ia menyatakan perasaan dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Meskipun demikian, komunikasi dengan orang lain tetap dapat terjadi karena ia mengerimengerti ucapan orang lain. Kesanggupan mengerti dan melakukan apa yang diperintahkan oleh orang lain disebut sebagai komunikasi pasif. Pada balita kemampuan berfikir mula-mula berkembang melalui kelima inderanya, misalnya melihat warna-warna, mendengar suara atau bunyi-bunyi, mengenal rasa dan lain-lain. Melalui kata-kata didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya. Daya pikir dan pengertian mula-mula terbatas pada apa yang nyata (konkrit), yang dapat dilihat dan dipegang atau dimainkan. Melalui bermain-main serta latihan yang diberikan orang tua atau orang lain, setahap demi setahap anak akan mengenal, mengerti lingkungannya dan memiliki kemampuan merencakan persoalan. Anak akan memilki bermacam konsep/pengertian seperti : Konsep tentang benda, misalnya : meja, gelas, bola Konsep tentang warna, misalnya : merah, biru Konsep tentang manusia, misalnya : bapak, ibu, kakak Konsep tentang bentuk, misalnya : segitiga, bulat, dan lain-lain 4. Perkembangan kemampuan bergaul dan mandiri Pada awal kehidupannya, anak bergantung pada orang laindalam hal pemenuhannya (misalnya : makanan, pakaian, kesehatan, kasih sayang, pengertian, rasa aman, dan kebutuhan akan, perangsangan mental, sosial, dan emosional).
6
Kebutuhan-kebutuhan anak berubah dalam jumlah maupun derajat kualitasnya sesuai dengan hambatan umur anak. Dengan makin mampunya anak melakukan gerakan motorik (seperti berdiri, berjalan, dan berbicara) anak terdorong untuk bergaul dengan orang lain selain anggota keluarganya sendiri. Orang tua harus melatih usaha mandiri anak, mula-mula dalam hal menolong kebutuhan anak itu sendiri sehari-hari, misalnya : makan, minum, buang air kecil dan besar, berpakaian dan lain-lain. Kemampuan-kemampuan ini makin ditingkatkan sesuai dengan bertambahnya usia. Anak perlu berkawan, luas pergaulan perlu dikembangkan pula, dan anak perlu diajar tentang aturan-aturan disiplin, sopan santun dan sebagainya agar tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru. Perkembangan intelektual dan diet Malnutrisi merupakan problem yang serius jika dihubungkan dengan perkembangan intelektual. Anak yang kurang gizi pada awalnya kelihatan lesu dan mungkin tidak dapat berpartisipasi secara penuh waktu mengikuti pelajaran di sekolah. Malnutrisi juga meningkatkan kemungkinan anak terserang penyakit dan menyebabkan anak tidak masuk sekolah, sehingga prestasi belajar anak tidak optimal. Anak-anak dengan kurang gizi kronis mempunyai pola pertumbuhan yang kurang disertai dengan pencapaian pelajaran yang rendah. Pemilihan makanan yang baik dan intake yang adekuat sangat diperlukan untuk mencapai kemungkinan perkembangan intelektual yang terbaik. Makan pagi terutama sangat penting pada anak supaya tidak kelelahan, mengantuk, dan tidak mempunyai motivasi jika makan pagi terlalu sedikit. Hubungan antara makan pagi dan perbaikan belajar sudah terbukti secara nyata.
7
Peranan keluarga dalam tumbuh kembang anak Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pada keluarga yang harmonis tumbuh kembang anak bisa optimal. Kepribadian ayah dan ibu sangat berpengaruh. Kepribadian yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup. Demikian pula masalah pendapatan dan pendidikan. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik yang primer maupun yang sekunder. Sedangkan pendidikan orangtua juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
Kasriyati, S.Pd Koordinator PKB Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.
8
Daftar kepustakaan 1. Sularyo TS. Penanganan holistik dan komprehensif tumbuh kembang anak. Naskah lengkap PKB IKA XXXVIII FKUI : Deteksi dan itervensi dini penyimpangan tumbuh kembang anak dalam upaya optimalisasi kualitas sumber daya manusia. Jakarta, 2007 2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak Dalam : Ranuh IGNG, ed. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya : FK, Airlangga, 2006 3. Berndt TJ. Child development. Philadhelpia : Harcourt Brace Jovanivich Collage Publisher, 2006 4. Departemen Kesehatan RI : Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita, Jakarta, 1997.
9