PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MTs PEMBANGUNAN UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH
LULU FAUZIAH NIM : 106011000010
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
Kata Pengantar بسم اهلل الرّ حمن الرّ حيم “Bismillahirahmanirahim...” penulis mengawali pembuatan skripsi ini dengan segala kelapangan hati dan keikhlasan. “Alhamdulillahirabbilalamin” atas berkat rahmat Allah swt, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan limpahan karunia kepada hambanya. Skripsi yang berjudul „Pemanfaatan Media dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MTs Pembangunan UIN syarif hidayatullah Jakarta‟ ini telah berhasil penulis rampungkan tepat waktu. Guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam (Spd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak lupa selalu penulis curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang selalu setia pada syafaatnya hingga akhir zaman. Terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini. Atas bantuan baik itu berupa dukungan, tenaga, maupun waktu dan materi. Tiada kata-kata yang bisa mengungkapkan rasa terima kasih penulis selain “Jazakumullah Khairan Katsira” semoga kebaikan dari semua pihak dibalas Allah dengan berlipat ganda. Adapun pihak-pihak yang berjasa itu diantaranya: 1. Kedua orang tua penulis yaitu, Ibunda (Hj.Sumiyati) dan Ayahanda (H.Djuhari) tercinta, beserta keluarga besar yang selalu setia memberikan dukungkan kepada penulis baik secara moril dan materil, serta kasih sayang yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik dan lancar. 2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang telah memberikan kemudahan bagi mahasiswanya dalam menyelesaikan studi di Fakultas ini. 3. Bapak Bahrissalim, M.Ag sebagai Kepala Jurusan PAI, yang juga selalu memberikan kemudahan dalam setiap kebijakan yang beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa di jurusan PAI. 4. Drs. Abdul Haris M.Ag sebagai dosen pembimbing skripsi, yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.
5. Dr. H. Abd. Fattah Wibisono, MA sebagai penasehat akademik, yang memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis, untuk menyelesaikan studi tepat waktu. 6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), terutama untuk Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan motivasi dan kontribusi, selama penulis menjadi mahasiswa. 7. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FITK, yang turut memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepala Sekolah dan Guru-Guru di MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam penelitian di sekolah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 9. Kakak-kakak dan adikku tersayang, k’Coem, k’Biah, dan Naziah, terima kasih atas do’a dan bimbingannya. 10. Untuk sahabat-sahabatku, Erika dan Nervi yang selalu ada di samping penulis dalam keadaan suka dan duka, I love u all friends. 11. Teman-temanku, Nadiah, Indah dan Neneng, serta Shohibul Alif yang lainnya (Kelas A angkatan 2006), teman-teman Peminatan Sejarah Angkatan 2009 dan teman-teman seluruh angkatan 2006 dari kelas A-E yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan apa yang dibuatnya. Maka dari itu, saran, kritik dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di massa mendatang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Jakarta,
Januari 2011
Penulis Lulu Fauziah
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................... vi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 9 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 10 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 10
BAB II
KAJIAN TEORI A. Persepsi Siswa ........................................................................ 11 1. Pengertian persepsi ........................................................... 11 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi siswa ............ 12 B. Media Pembelajaran ............................................................... 13 1. Pengertian Media ............................................................. 14 2. Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran ............. 15 3. Urgensi Penggunaan Media ............................................. 21 4. Kriteria Pemilihan Media ................................................. 22 5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ...................................... 24 C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ............................................. 25 1. Pembelajaran .................................................................... 25 a). Pengertian Belajar ...................................................... 25 b). Pengertian Mengajar .................................................. 27 c). Pengertian Pembelajaran ............................................ 28 d). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................ 29 2. Al-Qur’an Hadits .............................................................. 29 a). Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits ............ 29
b). Tujuan Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits ................... 30 c). Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits ..... 30 d). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah ................................................ 30 e). Karekteristik pelajaran Al-Qur’an Hadits ................... 35 D. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran ............................. 35 1. Media Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ................. 35 2. Guru dan Media Pembelajaran ......................................... 39 E. Kerangka Berfikir ................................................................... 41 F. Hipotesis ................................................................................. 42 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 43 B. Variabel Penelitian ................................................................. 43 C. Metode Penelitian ................................................................... 44 D. Populasi dan Sampel .............................................................. 44 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 45 F. Instrumen Penelitian ............................................................... 46 G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................... 47
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Lokasi Penelitian ....................................... 50 B. Deskripsi Data ........................................................................ 57 C. Analisis Data .......................................................................... 58 D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 76
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 79 B. Saran-Saran ............................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Keterangan Kisi-kisi instrumen penelitian Tenaga Edukatif Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta Media dapat membantu saya dalam kelangkapan/melengkapi sumber belajar Media dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak Media dapat membantu saya dalam menghafal ayatayat al-Qur’an dan Hadits Dengan media saya menjadi lebih tertarik pada pelajaran Al-Qur’an Hadits Media dapat membantu saya dalam membaca AlQur’an sesuai dengan kaidah tajwid Media dapat membantu saya dalam memahami ayatayat Al-Qur’an dan Hadits Media yang digunakan oleh guru membuat konsentrasi saya hilang Belajar mengguanakan media hanya membuangbuang waktu Guru menguasai media yang digunakan Media yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran Media yang digunakan disertai dengan metode pembalajaran yang sesuai Saya mengerti akan materi pembelajaran setelah menggunakan media Dengan menggunakan media, substansi pembelajaran tidak tersampaikan Guru kreatif dalam membuat dan menyajikan media pembelajaran Media yang digunakan bervariasi Setelah guru menggunakan media, nilai pelajaran AlQur’an Hadits saya meningkat Belajar Al-Qur’an Hadits menggunakan media menjadi membosankan Belajar dengan menggunakan media memberikan pengalaman baru bagi saya Dengan menggunakan media, saya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik Media yang digunakan oleh guru hanya satu macam Dengan menggunakan media, guru dapat menyajikan
Halaman 45 – 46 54-56 57 58 58 59 59 60 61 61 62 63 63 64 65 65 66 67 67 68 68 69 70 70
25 26 27 28
pembelajaran dengan baik Dengan menggunakan media, guru dan siswa lebih interaktif Guru sangat terampil dalam menggunakan media pada pelajaran Al-Qur’an Hadits Dengan memanfaatkan media, pembelajaran AlQur’an Hadits lebih hemat waktu Nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator
71 71 72 73
ABSTRAK NAMA NIM JURUSAN JUDUL SKRIPSI
: Lulu Fauziah : 106011000010 : Pendidikan Agama Islam : Persepsi siswa terhadap Penggunaan Media dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah Sumber belajar tidak hanya pendidik (jenis orang), tetapi bisa juga yang lain, seperti jenis pesan (message) tertentu, yaitu ajaran atau informasi yang akan dipelajari atau diterima oleh siswa/peserta didik. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di dalam kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata lisan atau tertulis) maupun simbol non verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbolsimbol komunikasi itu disebut encoding. Sedangkan proses penafsiran simbolsimbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan disebut decoding. Tidak hanya media yang tepat dan menarik agar terciptanya kelancaran proses pembelajaran, tetapi juga untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Kenyataan masih dirasakan bahwa media, model atau pendekatan pembelajaran yang dikembangkan guru di sekolah lebih didasarkan kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa. Akibatnya, proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru terkesan lebih merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Kondisi pembelajaran seperti ini kemungkinan tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai pelaksana kurikulum dan pengajar sangatlah kompleks dan sulit. Keadaan dan fenomena seperti diunkapkan di atas semakin lebih jelas lagi dengan masih terdapat beberapa kelemahan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di MTs khususnya mata pelajaran AlQur’an Hadits, diantaranya adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran, orientasi pembelajaran al-qur’an hadits yang hanya menekankan kepada hafalan dari pada penanaman isi, serta kurangnya sumber belajar yang memadai.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu; ia tidak dibatasi oleh tebalnya tembok sekolah juga sempitnya waktu belajar di kelas. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan.1 Dinyatakan dalam Undang-Undang Republik IndonesianNo. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan
demikian,
dalam
UU
Sisdiknas
tersebut
berupaya
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT.LKiS Printing Cemerlang, 2009), cet. ke-1, h. v
Pendidikan secara historis-operasional telah dilaksanakan sejak adanya manusia pertama di muka bumi ini, yaitu sejak Nabi Adam a.s. yang dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa proses pendidikan itu terjadi pada saat Adam berdialog dengan Tuhan. Dialog tersebut didasarkan pada motivasi individu yang ingin selalu berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya. Dialog merupakan bagian dari proses pendidikan dan ia membutuhkan lingkungan yang kondusif dan strategi yang memungkinkan peserta didik bebas berapresiasi dan tidak takut salah, tetapi tetap beradab dan mengembangkan etika. Pendidikan diperlukan dan dilakukan pertama kali oleh anggota keluarga,
terutama
orang tua
terhadap
anak-anak
mereka.
Dengan
mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi –oleh karena keterbatasan waktu dan fasilitas yang dimiliki orang tua– akhirnya didirikan lembaga pendidikan dengan maksud untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Lembaga pendidikan didesain dengan pertimbangan edukatif agar proses pendidikan berlangsung dengan mudah, murah, dan sukses sesuai tujuan yang disepakati dan ditetapkan bersama antara guru, lembaga pendidikan, dan keluarga. Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia menurut Undang-Undang Sisdiknas yaitu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Karena hal tersebut, siswa membutuhkan pendidikan keagamaan, sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 30 Ayat (2) menyebutkan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.2 Muhammad Hamid an-Nashir dan Kulah Abd al-Qadir Darwis, sebagaimana dikutip oleh Moh. Roqib dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, misalnya, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai proses pengarahan perkembangan manusia (ri‟ayah) pada sisi jasmani, akal, bahasa, tingkah-
2
Afnil Guza, Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Asa Mandiri, 2009), cet. ke-9, h. 15
laku, dan kehidupan sosial dan keagamaan yang diarahkan pada kebaikan menuju kesempurnaan.3 Pendidikan agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, terdapat beberapa tujuan pendidikan. Pertama, tujuan umum, yakni tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. tujuan itu meliputi seluru aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Kedua, tujuan akhir, yakni dapat dipahami dalam firman Allah pada Qs. Ali-Imran ayat 102:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenarbenar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup yang berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.4 Selain itu, Pendidikan Islam juga memiliki tujuan yaitu mewujudkan perubahan positif yang diharapkan ada pada peserta didik setelah menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku individu dan kehidupan 3
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, … h. 16-17 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), cet. Ke-5, h. 30-31 4
pribadinya maupun pada kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana subyek didik menjalani kehidupan. Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan saripati dari seluruh renungan paedagogik.5 Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia memerlukan sebuah lembaga pendidikan baik lembaga informal, formal, maupun non-formal. Lembaga pendidikan merupakan suatu institusi, media, forum, atau situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaran, baik secara terstruktur maupun secara tradisi yang telah diciptakan sebelumnya. Pengertian tersebut didasarkan pada pemahaman bahwa seluruh proses kehidupan manusia pada dasarnya merupakan kegiatan belajar mengajar atau pendidikan. Manusia tidak bisa lepas dari kegiatan belajar-mengajar ini. Dengan demikian, belajar dan mengajar sangat penting dalam proses perkembangan seseorang.6 Sekolah sebagai salah satu tripusat pendidikan dinilai sangat berperan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam arti manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa yang tinggi. Untuk itu pendidikan agama di sekolah sangat diperlukan terutama dalam rangka peningkatan imtaq. Bahkan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 37 Ayat (1): “Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah
wajib
memuat,
pendidikan
agama,
pendidikan
kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan kejuruan, dan muatan lokal”.7
Dari beberapa pengertian di atas telah dikemukakan bahwa pendidikan agama sangatlah penting baik melalui lembaga formal, informal, maupun non formal. Sejalan dengan pendapat Zakiah Daradjat yang menyatakan bahwa:
5
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT.LKiS Printing Cemerlang, 2009), cet. Ke- 1, h. 25 6 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam…., h. 121 7 Afnil Guza, Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen….h. 1819
“Pada umumnya agama seseorang diitentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan yang dilakukannya sejak kecil”.8 Jadi, perkembangan agama pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman hidup sejak kecil: baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat, terutama pada pertumbuhan dan perkembangannya. Di Indonesia, pendidikan Agama Islam mendapat tempat yang layak serta perhatian yang serius dari kalangan masyarakat dan pemerintah. Karena pendidikan agama Islam merupakan bagian integral dari program pengajaran pada setiap jenjang pendidikan, serta merupakan usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam.9 Kenyataan masih dirasakan bahwa media, model atau pendekatan pembelajaran yang dikembangkan guru di sekolah lebih didasarkan kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa. Akibatnya, proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh
guru-guru
terkesan
lebih
merupakan
pekerjaan
administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Kondisi pembelajaran seperti ini kemungkinan tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai pelaksana kurikulum dan pengajar sangatlah kompleks dan sulit. Keadaan dan fenomena seperti diunkapkan di atas semakin lebih jelas lagi dengan masih terdapat beberapa kelemahan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di MTs khususnya mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, diantaranya adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran, orientasi pembelajaran al-qur’an hadits yang hanya menekankan kepada hafalan dari pada penanaman isi, serta kurangnya sumber belajar yang memadai. Menurut Rustiyah Nk.dkk: ”Media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas
8
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), cet. I, h. 139 9 Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ditjen Bimbaga Islam, 1989), h. 1
komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”. Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely: “Media adalah sumber belajar. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”.10 Sebagai komponen pendidikan, alat dan media dapat membantu dan bahkan terkadang ia bisa menggantikan peran pendidik dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi dengan perkembangan teknologi saat ini, semua yang dahulu terasa sulit menjadi mudah, yang jauh menjadi dekat, dan yang membutuhkan waktu lama bisa diselesaikan dengan cepat. Alat-alat pendidikan sering disebut peralatan pendidikan yang dalam banyak kasus menjadi rancu karena dipersamakan dengan media pendidikan. Alat (device) bisa disebut dengan hardware atau perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan pesan. Sementara bahan (materials) atau perangkat lunak (software) di dalamnya terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan, baik dengan bantuan alat penyaji ataupun tanpa alat penyaji. Keduanya tidak lain adalah media pendidikan. Pada mulanya, media memang dianggap sebagai alat bantu mengajar bagi pendidik (teaching aids), namun karena terlalu memusatkan pada alat bantu visual yang dipakainya maka orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi, dan evaluasinya. Sumber belajar tidak hanya pendidik (jenis orang), tetapi bisa juga yang lain, seperti jenis pesan (message) tertentu, yaitu ajaran atau informasi yang akan dipelajari atau diterima oleh siswa/peserta didik. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di dalam kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata lisan atau tertulis) maupun simbol non verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut encoding. Sedangkan proses 10
80
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. Ke- 2, h.
penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan disebut decoding. Media dan alat pendidikan tentu saja harus dibuat sesuai dengan kebutuhan. Untuk kebutuhan membaca ayat-ayat al-Qur’an dan hadits seperti media visual yang bersifat visual verbal, dalam pelajaran al-Qur’an hadits minimal menggunakan al-Qur’an atau buku pelajaran yang sudah dimiliki oleh para siswa. Selain itu juga untuk kebutuhan menterjemahkan ayat-ayat alQur’an dan Hadits sesuai materi pembelajaran, menghafal misalnya dengan menggunakan media audio, serta memahami isi kandungan al-Qur’an dan Hadits. Saat ini telah tercipta media program khusus dengan berbagai variasinya yang bisa dioperasikan dengan mudah dan cepat lewat komputer. Pendidikan
Islam
harus
memanfaatkan
semua
fasilitas
dari
hasil
perkembangan iptek ini dan tidak boleh melewatkannya dengan sia-sia sebab hal itu termasuk memubadzirkan sesuatu dan ini tentu dilarang oleh Islam.11 Tidak hanya media yang tepat dan menarik agar terciptanya kelancaran proses pembelajaran, tetapi juga untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memilki kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).12 Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah meningkatkan kecintaan siswa terhadaap Al-Qur’an dan Hadits, membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan, meningkatkan kekhusyu’an siswa dalam beribadah terlebih shalat, dengan menerapkan hokum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca.13 11
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam,…., h. 70-71 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), cet ke. 1, h. 1 13 MAPENDA DEPAG Kabupaten Tangerang, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Laksana Mandiri Putra, 2009), cet. ke-1, h. 89 12
Pada kenyataannya dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits penerapan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits terhadap kehidupan sehari-hari kurang disentuh. Karena pada proses pembelajarannya guru hanya menjelaskan sekedarnya dari sumber yang sekedarnya pula. Guru kurang kreatif dalam menyajikan dan menggunakan media pembelajaran. Jika pembelajaran dilakukan seperti itu terus menerus tujuan pembelajaran alQur’an Hadits sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya lebih lanjut, yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah penelitian yang berjudul: “PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MTs PEMBANGUNAN UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah tersebut di atas timbullah beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain: 1.
Kurang tercapainya tujuan pembelajaran al-Qur’an Hadits
2.
Kurangnya perhatian siswa dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits
3.
Kurangnya penggunaan media pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits
4.
Orientasi pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah yang masih menekankan kepada hafalan ayat dari pada penanaman isi.
5.
Kurangnya sumber pelajaran yang digunakan oleh guru
6.
Belum optimalnya pola belajar siswa di kelas. Hal ini dapat terlihat kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dikarenakan
belum
optimalnya
guru
dalam
mempersiapkan
pembelajaran.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan di atas, penulis membatasi pada:
1.
Pembatasan Masalah 1. Kurangnya penggunaan media pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits 2. Orientasi pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah yang masih menekankan kepada hafalan ayat dari pada penanaman isi 3. Persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Al-Qur’an Hadits
2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bagaimana Persepsi siswa terhadap penggunaan media pembelajaran Al-Qur’an Hadits
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a. Untuk menjelaskan seberapa besar fungsi media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits b. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pengguanan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari judul dan isi skripsi ini, adalah sebagai berikut: a. Sebagai kontribusi bagi lembaga terkait bahwa media pembelajaran berperan penting dalam mendukung kelangsungan pendidikan di sekolah.
b. Sebagai manivestasi kebutuhan penulis mengamalkan ilmu yang telah penulis peroleh serta untuk memenuhi penyelesaian studi di tingkat strata satu (S1), memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Meningkatkan sumber daya ummat Islam yang berkualitas
BAB II KAJIAN TEORI A. Persepsi Siswa 3.
Pengertian persepsi Menurut kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, persepsi berarti pengamatan; penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuankesatuan; hal mengetahui, melalui indera; tanggapan (indera); daya memahami.14 Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan atau bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas adalah pandangan seseorang mengenai bagaimana ia mengartikan dan menilai sesuatu.15 Menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya Pengantar Umum psikologi menuliskan bahwa persepsi adalah kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan
sebagainya
itu,
disebut
sebagai
kemampuan
untuk
mengorganisasikan pengamatan.16 Menurut Alisuf Sabri dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, menuliskan bahwa persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsanganrangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah manusia mengenali lingkunan hidupnya.17 Persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu kejadian yang dialami. Dalam kamus
14
M. Dahlan Yacub Al Barry, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Surabaya: Arkola, 2001), h. 556 15 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:PT. Mizan Publika, 2004), h. 107, cet. ke-1 16 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), cet. ke-8, h. 39 17 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1993), cet. ke-1, h. 46
standar dijelaskan bahwa persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah kesan oleh benda yang semata-mata menggunakan pengamatan penginderaan. Persepsi ini didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Definisi
lain
menyebutkan
bahwa
persepsi
adalah
kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian
terhadap
suatu
objek
rangsangan.
Dalam
proses
pengelompokkan dan membedakan, persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap suatu peristiwa atau objek.18 4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi a)
Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak harus menaggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu, individunya memusatkan perhatoannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamatan.
b) Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar diantara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangan paling kuat. c) 18
Nilai dan kebutuhan individu
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2005), cet. ke-2, h. 88
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rsa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang bukan seniman. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar daripada anak-anak orang kaya. d) Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.19
B.
Media Pembelajaran Globalisasi, sebuah fenomena besar yang sedang melanda negeri ini. Pada keadaan awal globalisasi mengantarkan semua aspek kehidupan suatu bangsa kearah yang lebih modern. Secara fisik, teknologi digital merupakan sebuah contoh adanya globalisasi yang melanda dunia. Teknologi digital mengakibatkan perkembangan teknologi yang berbasis jaringan
makin
perkembangan
canggih. teknologi
Perkembangan informasi
dan
ini
juga
komunikasi.
sejalan
dengan
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah menunjukkan jati dirinya dalam peradaban manusia dewasa ini. Sudah tentu tidak dapat diingkari dan dipandang sebelah mata, peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan share yang signifikan terhadap nilai tambah ekonomi. Efisiensi dalam berbagai bidang, khususnya dalam masalah waktu, tenaga dan biaya melalui kecepatan dan ketepatan informasi, serta performa fisik telah dapat ditingkatkan dengan sangat drastis, sekaligus berarti telah mampu mengefisienkan penggunaan tempat dalam arti kapasitas ruang.20 1.
Pengertian Media Media merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam suatu proses belajar mengajar karena media dapat membantu pendidik
19
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar ...., h. 119 Septian Suhandono, http://septiansuhandono.blogspot.com/2010/05/implementasikandungan-ayat-al-quran.html, 15 Mei 2010 20
dalam menyampaikan pesan dalam materi pembelajaran agar tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar pada mata pelajaran tertentu tercapai. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel, sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, diungkapkan bahwa Media is a channel of communication. Derived from the latin word for “between”, the term refers “to anything that carries information between a source and receiver.21 Medòë adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.22 Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Community Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi. Gagne sebagaimana dikutip oleh Yudhi Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran “Sebuah Pendekatan Baru”, media pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.23
21
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. ke-1, h. 204 22 R. Angkowo, A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h. 10 23 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, h. 8
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang berisi pesan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu segala sesuatu (alat) yang berisi pesan pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa untuk aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien menuju kepada tercapainya kompetensi yang diharapkan. 2.
Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan
pengalaman
visual
kepada
siswa
dalam
rangka
mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah
dipahami.
mempertinggi
Dengan
demikian
daya serap dan retensi
media
berfungsi
untuk
anak terhadap materi
pembelajaran.24 Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, menyebutkan bahwa fungsi media pada dasarnya adalah menumbuhkan motivasi peserta didik, dapat mengingat pelajaran dengan mudah, peserta didik menjadi aktif dalam merespon, memberi umpan balik dengan cepat, mendorong peserta didik untuk melaksanak kegiatan praktek dengan tepat.25 Selain
itu,
Yudhi
Munadi
dalam
bukunya
Media
Pembelajaran mengklasifikasikan fungsi media sebagai berikut: a).
24
Fungsi Media Sebagai Sumber Belajar
M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. 1, h. 20-21 25 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,….,h. 98
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.26 Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar menyebutkan bahwa sumber belajar
pada
hakikatnya
merupakan
komponen
sistem
intruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. b).
Fungsi Semantik Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).
c).
Fungsi Manipulatif Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum
yang
dimilikinya
yakni
kemampuan
merekam,
menyimpan, melestarikan, merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau obyek. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memilki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu, dan mengatasi keterbatasan inderawi.27 Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, yaitu: 1. Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam.
26 27
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, h. 37 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, .h. 41
2. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses ibadah haji. 3. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran sejarah) seperti peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya, peristiwaperistiwa
sejarah
itu
dapat
dituangkan
dalam
film,
dramatisasi, dongeng, dan lain-lain. Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia yaitu: 1. Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel, atom, dan lain-lain, yakni dengan memanfaatkan gambar. 2. Membantu
siswa
dalam
memahami
objek
yang
membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca AlQur’an
sesuai
dengan
kaidah
tajwid,
yakni
dengan
memanfaatkan kaset (tape recorder).28 d).
Fungsi Psikologis 1. Fungsi Atensi Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya saraf penghambat ini para siswa dapat memfokuskan
perhatiannya
pada
rangsangan
yang
dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik memfokuskan perhatian siswa. 2. Fungsi Afektif 28
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,.... h. 41-42
Fungsi afektif yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.29 3. Fungsi Kognitif Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, kejadian atau peristiwa. Objek-objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. 4. Fungsi Imajinatif Media
pembelajaran
dapat
meningkatkan
dan
mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiranpikiran autistik.
5. Fungsi Motivasi Guru
dapat
memotivasi
siswanya
dengan
cara
membangkitkan minat belajarnya dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan. e). 29
Fungsi Sosio-Kultural
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,....,h. 44
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman dan lain-lain. Masalah ini dapat diatasi media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.30 Sedangkan manfaat media dalam pembelajaran Kemp dan Dayton sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad dalam bukunya Media Pengajaran mengidentifikasi 8 manfaat media dalam pendidikan adalah: 1.
Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan Dengan melihat atau mendengar uraian tentang suatu ilmu melalui media yang sama, maka siswa akan menerima informasi yang sama dengan teman lainnya.
2.
Proses instruksional lebih menarik Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar dan dapat dilihat, serta menyajikan suatu proses atau prosedur yang bersifat abstrak, tidak lengkap menjadi lengkap, dan disajikan dengan gambar dan warna-warna yang menarik, sehingga merangsang siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif dan suasana pembelajaran menjadi lebih hidup, menarik dan tidak membosankan.
3.
Proses belajar lebih interaktif Jika media dirancang dengan benar, akan mengaktifkan komunikasi guru dan siswa, (guru dan siswa sama-sama aktif).
4. 30
Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatna Baru,...., h. 48
Dengan memanfaatkan media akan mempermudah guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa sehingga waktu yang digunakan relatif lebih singkat. 5.
Kualitas belajar dapat ditingkatkan Melalui media yang tepat, siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran secara mendalam dan utuh dikarenakan siswa dapat
melihat,
mendengar,
menyentuh,
merasakan
atau
mengalami melalui media. 6.
Proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja Media pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat belajar kapan dan dimana saja mereka mau. Seperti program-program komputer dan modul.
7.
Meningkatkan sikap positif siswa terhadap proses dan bahan belajar Melalui media, pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga akan meningkatkan kecintaan siswa terhadap belajar dan bahan pelajaran.
8.
Peran guru berubah ke arah positif dan produktif Guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi lebih sebagai fasilitator, dan konsultan siswa. Dalam pembelajaran guru perlu memahami karakteristik dan kemampuan dari masing-masing media agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik materi yang akan disampaikan, dan situasi kondisi siswa. Contoh bila tujuan atau kompetensi siswa yang diharapkan bersifat hafalan seperti pada pembelajaran Al-Qur’an yang berkenaan dengan pengucapan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits, lebih tepat menggunakan media audio berupa media kaset audio. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka. media cetak yang lebih tepat digunakan. Apabila
pembelajaran bersifat pengembangan keterampilan siswa, maka media film dan video bisa digunakan.31 Intinya adalah bahwa penggunaan media itu merupakan cara untuk memotivasi dan berkomunikasi dengan peserta didik agar lebih efektif. 3.
Urgensi Penggunaan Media Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut di samping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik. Penggunaan
media
dalam
proses
belajar
mengajar
mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut: a.
Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
b.
Media dapat mengatasi ruang kelas, seperti objek yang terlalu besar.
c.
Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
31
1, h. 22-23
Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet. ke-
d.
Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
e.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis, penggunaan media seperti: film, gambar, model, grafik, dan sebagainya.
f.
Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
g.
Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
h.
Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak.32
4.
Kriteria Pemilihan Media Kebanyakan para pendidik atau pelatih yang menggunakan media tidak mendasarkan pilihan medianya pada pemikiran logis dan ilmiah, melainkan lebih karena mengikuti perkembangan majunya teknologi atau karena mengikuti kebiasaan yang berkembang di lingkungan sekolah. Tidak sedikit juga, dalam proses belajar mengajar di kelas para pengajar membiasakan penggunaan media yang telah disediakan pada kesesuaiana dengan tujuan, materi, dan karakteristik siswanya. Pertimbangan tersebut, tentunya tidaklah salah, namun hendaknya dilengkapi dengan pertimbangan pada kriteria-kriteria pemilihan media yang logis dan benar. Ini berarti bahwa suatu pendekatan belajar yang lebih kuat harus dicari, yakni yang dapat menghubungkan karakteristik media dengan tuntutan tujuan dan karakteristik siswa. Untuk memudahkan dalam memilih media, tentunya lebih dahulu harus diingat bahwa media pembelajaran adalah bagian dari sistem intruksional. Artinya, keberadaan media tersebut tidak terlepas dari konteksnya sebagai komponen dari sistem intruksional secara keseluruhan.
32
Berdasarkan
komponen-komponen
M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, h. 13-14
dari
sistem
intruksional inilah kriteria pemilihan media dibuat. Kriteria-kriteria yang menjadi fokus disini antara lain33: a. Karakteristik siswa Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. b. Tujuan belajar Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Namun, kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. c. Sifat bahan ajar Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut aktivitas atas perilaku yang berbedabeda, dan dengan demikian akan mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya. d. Pengadaan media Dilihat dari segi pengadaannya, menurut Arief S. Sadiman, media dapat dibagi menjadi dua macam, pertama, Media Jadi (by utilization),
yakni
media
yang
sudah
menjadi
komoditi
perdagangan. Walaupun hemat waktu, hemat tenaga, dan hemat biaya bila dilihat dari kestabilan materi penggunaannya, namun kecil kemungkinan sesuai tujuan pembelajaran. Kedua, Media Rancangan (by design), yaitu media yang dirancang secara khusus 33
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, h. 186-187
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, media ini besar kemungkinan sesuai dengan tujuan pembelajaran. e. Sifat pemanfaatan media Dilihat dari sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat dua macam, yaitu: 1)
Media Primer, yakni media yang diperlukan atau harus digunakan guru untuk membantu siswa dalam proses pembelajarannya.
2)
Media Sekunder, media ini bertujuan untuk memberikan pengayaan materi. Media sekunder ini dapat dijadikan sumber belajar di mana para siswa dapat belajar di mana para siswa dapat belajar secara mandiri atau berkelompok. Kedua macam media tersebut tidak cukup hanya memiliki
kesesuaian dengan tujuan, materi, dan karakteristik siswa saja, tetapi juga memerlukan sejumlah keahlian dan pengalaman professional guru. Guru pun hendaknya mengetahui potensi media, maka dengan demikian guru juga harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik masing-masing jenis media tersebut.34 5.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk suatu proses pembelajaran. Mulai dari media yang sederhana, konvensional, dan murah harganya, hingga media yang kompleks, rumit, modern, dan harganya sangat mahal. Mulai dari yang hanya merespons indera tertentu, sampai yang dapat merespons perpaduan dari berbagai indera manusia. Dari yang hanya secara manual dan konvensional dalam mengoperasionalannya, hingga yang sangat tergantung pada perangkat keras dan kemahiran sumber daya manusia tertentu dalam pengoperasionalannya.
34
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,...., h. 193-194
Menurut Heinich, Molenda, Russel, sebagaimana dikutip oleh R. Angkowo dalam buku Optimalisasi Media Pembelajaran menyebutkan bahwa jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain: media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multi media, hipermedia, dan media jarak jauh. Jenis media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. b. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama. c. Media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP. d. Lingkungan sebagai media pembelajaran.35
C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits 3.
Pembelajaran a).
Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar berasal dari kata “ajar” yang diberi imbuhan “be-“ yang berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.36 Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
35
R. Angkowo, Optimalisasi Media Pembelajaran, h. 12-13 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. 1, h. 13 36
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya.” Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan.” Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “Suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.” 37 Skinner mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlansung secara progresif. Bell Gredler (1986:1) mendefinisikan belajar sebagai proses memperoleh berbagai kemampuan, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagi hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.38 Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning sebagai mana di kutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan, “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulangulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).39
37
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-2, h.
54-55 38
R. Angkowo, Optimalisasi Media Pembelajaran, h. 47 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. ke-21, h. 84 39
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati,
mendengarkan,
meniru,
dan
lain
sebagainya.40 b).
Pengertian Mengajar Mengajar dalam konteks standard proses pendidikan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan.41 Sardiman A.M mendefiniskan mengajar dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar menyebutkan bahwa mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan. Secara luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-bakinya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.42
c).
40
Pengertian Pembelajaran
Sardiman A.M, Ienteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke-11, h. 20 41 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. ke-2, h. 101 42 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, …., h. 48
Pembelajaran
pada
dasarnya
adalah
kegiatan
yang
melibatkan dua pihak yaitu siswa yang melakukan kegiatan belajar dan guru yang melakukan kegiatan membelajarkan siswa.43 Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.44 Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa di lingkungan pendidikan (sekolah). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 45 Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
d).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
43
Di poskan oleh Education, http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/pemanfaatanmedia-pembelajaran.html, 25 Mei 2010, 10.30 44 Afnil Guza, Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen,… h. 4 45 http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/
kecakapan. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan: 1.
Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2.
Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.46
4.
Al-Qur’an Hadits a).
Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran Agama Islam pada madrasah yang memeberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam.47 Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran AlQur’am Hadits pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan
kemampuan
membaca
Al-Qur’an
Hadits,
pemahaman surat-surat pendek, dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
b).
Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits pada tingkat Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk:
46
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 102 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Khusus Untuk Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007), h. 274 47
1.
Meningkatkan kecintaan siswa terhadaap Al-Qur’an dan Hadits
2.
Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
3.
Meningkatkan kekhusyuan siswa dalam beribadah terlebih shalat, dengan menerapkan hokum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca.48
c).
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah Ruang lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut: 1.
Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.
2.
Menerjemahkan pemahaman,
makna
interpretasi
(tafsiran) ayat
yang
dan
merupakan
hadits
dalam
memperkaya khazanah intelektual. 3.
Menerapkan isi kandungan ayat/hadits yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.49
d).
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah 1.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits MTs Memahami isi pokok al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti kemurniannya, istilah-istilah hadis, fungsi hadis terhadap al-Qur'an, pembagian hadis ditinjau dari segi kuantitas dan
48
MAPENDA DEPAG Kabupaten Tangerang, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Laksana Mandiri Putra, 2009), cet. ke-1, h. 89 49 MAPENDA DEPAG Kabupaten Tangerang, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia…, h. 93
kualitasnya, serta memahami dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.50 Selain itu Mata Pelajaran
Al-Qur’an
Hadits
Madrasah
Tsanawiyah
memiliki standard kelulusan sebagai berikut: 1) Menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan AlQur’an 2) Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang akhlaq terhadap ibu-bapak, sesama manusia, dan perintah bertaqwa, persatuan dan persaudaraan, setan sebagai musuh manusia, berlaku dermawan, semangat keilmuwan, makanan yang halal dan baik, sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan, sikap konsekuen dan jujur 3) Memahami hadits-hadits tentang akhlaq terhadap ibu bapak, sesama manusia, perintah bertaqwa, meyakini kebenaran Islam dan istiqamah, cinta kepada Allah dan Rasul, makanan yang halal dan baik, perintah menuntut ilmu, taat kepada Allah, Rasul, dan pemerintah 4) Memahami sejarah turunnya Al-Qur’an 5) Memahami arti hadits dan macam-macamnya.51 2.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Madrasah Tsanawiyah 1) Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah 1. Memahami al-Qur'an dan al-Hadis sebagai pedoman hidup 2. Mencintai al-Qur'an dan al-Hadis
50
PERMENAG RI No.2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, h. 6 51 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Khusus Untuk Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007), h. 277
3. Menerapkan al-Qur'an surat-surat pendek pilihan dalam
kehidupan
Rububiyah
dan
sehari-hari Uluhiyyah,
tentang
tauhid
toleransi,
tentang
problematika dakwah, ketentuan rezeki dari Allah, kepedulian sosial, menimbun harta (serakah), hukum fenomena alam, menghargai waktu dan menuntut ilmu 4. Memahami hadis tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah, tolong-menolong dan mencintai anak yatim, keseimbangan hidup di dunia dan akhirat, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, menuntut ilmu dan menghargai waktu 5. Membaca al-Qur'an surat pendek pilihan 2) Kompetensi Dasar Madrasah Tsanawiyah 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi al-Qur'an dan Hadis 2. Menjelaskan cara-cara menfungsikan al-Qur'an dan Hadis 3. Menerapkan al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam 4. Menjelaskan perilaku orang yang mencintai alQur'an dan al-Hadis 5. Menerapkan perilaku mencintai al-Qur'an dan alHadis dalam kehidupan 6. Memahami isi kandungan QS al-Faatihah, an-Naas, al-Falaq dan al-Ikhlaas tentang tauhiid Rubuubiyah dan Uluuhiyyah 7. Menerapkan kandungan QS al-Faatihah, an-Naas, al-Falaq dan al-Ikhlaas dalam kehidupan seharihari
8. Menulis hadis tentang iman dan ibadah, tolongmenolong dan mencintai anak yatim, keseimbangan hidup
di
dunia
dan
akhirat,
menjaga
dan
melestarikan lingkungan alam, menuntut ilmu dan menghargai waktu 9. Menerjemahkan makna hadis tentang iman dan ibadah,
tolong-menolong dan mencintai anak
yatim, keseimbangan hidup di dunia dan akhirat, menjaga
dan
melestarikan
lingkungan
alam,
menuntut ilmu dan menghargai waktu 10. Menghafalkan hadis tentang iman dan ibadah, tolong-menolong
dan
mencintai
anak
yatim,
keseimbangan hidup di dunia dan akhirat, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, menuntut ilmu dan menghargai waktu 11. Menjelaskan
keterkaitan
isi
kandungan
hadis
tentang iman dan ibadah, dalam perilaku tolong menolong dan mencintai anak yatim, dalam perilaku keseimbangan hidup di dunia dan akhirat, dalam perilaku menjaga dan melestarikan lingkungan alam, dan dalam perilaku menuntut ilmu dan menghargai waktu dalam fenomena kehidupan dan akibatnya 12. Menerapkan hukum bacaan mim sukuun dalam QS al-Bayyinah dan al-Kafirun, Qalqalah, tafkhim, mad „aridh lissukun, bacaan nun mati, mim mati, lam dan ra' dalam QS al-Humazah dan at-Takaatsur, mad silah dalam QS al-Qaari‟ah dan al-Zalzalah, mad laazim mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi, dan Farqi, mad, lam dan ra' dalam QS al-Ashr dan al-„Alaq,
mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur’an, 13. Memahami isi kandungan QS al-Kafirun dan alBayyinah tentang toleransi, QS al-Quraisy dan alInsyiraah tentang ketentuan rezeki dari Allah, QS al-Humazah dan at-Takaatsur, QS al-Qaari’ah dan al-Zalzalah
tentang
hukum
fenomena
alam,
kandungan QS al-Ashr dan al-„Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu, 14. Memahami keterkaitan isi kandungan QS al-Kafirun dan al-Bayyinah tentang membangun kehidupan umat beragama, QS al-Quraisy dan al-Insyiraah tentang ketentuan rezeki dari Allah, QS al-Kautsar dan al-Maa‟un tentang kepedulian sosial, QS alKautsar dan al-Maa‟un tentang kepedulian sosial, QS al-Humazah dan at-Takaatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagian hakiki, QS alQaari‟ah dan al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam, QS al-Ashr dan al-„Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu, dalam fenomena kehidupan 15. Menerapkan isi kandungan QS al-Kafirun dan alBayyinah tentang toleransi, QS al-Lahab dan anNashr tentang problematika dakwah, QS al-Quraisy dan al-Insyiraah tentang ketentuan rezeki dari Allah, QS al-Humazah dan at-Takaatsur, alQaari‟ah, al-Zalzalah, QS al-Ashr dan al-„Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam kehidupan sehari-hari dan akibatnya.
e).
Karakteristik Pelajaran Al-Qur’an Hadits Dari keberadaannya tersebut implikasi dalam proses pembelajarannya tersebut harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Mata
pelajaran
Al-Qur’an
Hadits
pada
Madrasah
Tsanawiyah memiliki tiga karakteristik yaitu: 1.
Membaca (menulis) yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid
2.
Menterjemahkan pemahaman,
makna
interpretasi
(tafsiran) ayat
dan
yang
merupakan
Hadits
dalam
memperkaya khazanah intelektual 3.
Menerapkan isi kandungan ayat/hadits yang merupakan unsur pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.52
D. Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Media Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
3.
Media pembelajaran adalah suatu alat yang berisi pesan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu segala sesuatu (alat) yang berisi pesan pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa untuk aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien menuju kepada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Pesan pembelajaran yang disampaikan dapat dalam bentuk gambar, film, peta, poster, audio tape, video tape dan sebagainya.53 Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar-
52
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Khusus .... h. 274 Di poskan oleh Education, http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/pemanfaatanmedia-pembelajaran.html, 25 Mei 2010, 10.30 53
mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa. Dengan demikian penggunaan media dalam pembelajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, media pengajaran merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar. 54 Penggunaan media dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits sangat diperlukan dilihat dari standard kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh pesrta didik, media bukan lagi hanya sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang guru. Dalam perspektif historis, alat tulis dan baca salam Islam telah ada sejak lama dan sudah diajarkan di kalangan para sahabat nabi. Mereka juga sudah memakai peralatan dan media pendidikan dengan sederhana sesuai dengan zamannya. Kulit dan daun kurma dimanfaatkan untuk media rekam ayat-ayat Al-Qur’an, dan setelah kaum muslim mengenal kertas mereka pun kemudian beralih menggunakan kertas untuk menulis dan mencetak Al-Qur’an. Pada
masa
sekarang,
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, proses belajar mengajar tidak bias lagi
54
Mohammad
pembelajaran/, 9 Februari 2009
Fadil,
http://www.mfadil.blog.unej.ac.id/pemanfaatan-media-
dilepaskan dari media modern. Peralatan laboraturium, komputer, film, dan lainnya akan dapat membantu peserta didik dalam belajar.55 Saat ini sudah banyak perusahaan/produsen yang membuat media pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Bahkan dulu sebelum teknologi canggih seperti saat ini sudah ada beberapa media untuk menunjang pembelajaran Al-Qur’an Hadits yakni berupa media visual seperti gambar tempat makhorijul huruf, gambar tersebut dapat memudahkan siswa untuk melafalkan bacaan al-Qur’an. Apalagi pada zaman sekarang ini yang sangat mudah dalam mencari bahkan membuat sendiri media pembelajaran. Berikut ini dalah contoh-contoh media pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran AlQur’an Hadits: a.
Media pembelajaran Al-Qur’an Hadits jenis visual Dalam standar kompetensi al-Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah terdapat kompetensi yang mengharuskan siswa dapat membaca ayat-ayat al-Qur’an dan hadits dengan baik dan benar, untuk memudahkan guru dalam menyampaikannya, guru dapat menggunakan media visual seperti tulisan-tulisan ayat-ayat alQur’an dibantu dengan LCD atau OHP jika di sekolah tersebut terdapat sarana LCD atau OHP agar seluruh siswa terjangkau. Jika di sekolah tidak terdapat sarana tersebut, guru dapat mengkreasikan karton agar siswa tertarik dan antusias pada proses pembelajaran. Selain kompetensi membaca, menjelaskan ayat-ayat alqur’an dan hadits juga dapat menggunakan media jenis visual yakni dengan gambar atau bentuk visual lainnya. Di dalam pembelajaran al-Qur’an hadits juga terdapat pembahasan mengenai tajwid, agar guru lebih efektif dan efisien dalam menjelaskan, guru dapat menggunakan media grafik seperti gambar di bawah ini:
55
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam,….h. 72
b.
Media Pembelajaran Al-Qur’an hadits jenis audio Pembelajaran al-Qur’an hadits identik dengan menghafal, namun tidak sedikit siswa yang merasa jenuh dan bosan dengan menghafal. Agar kompetensi menghafal dapat tercapai, guru dapat menggunakan media audio untuk membantu siswa dalam proses menghafal. Saat ini banyak sekali kaset-kaset yang menarik dan sesuai dengan usia peserta didik agar lebih termotivasi dalam menghafal al-Qur’an maupun hadits. Selain itu juga dapat digunakan untuk kompetensi seperti cara membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, yakni dengan memanfaatkan kaset (tape recorder).56
c.
Media Pembelajaran al-Qur’an Hadits jenis audio visual Media audio visual ini merupakan media menarik yang dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Saat ini banyak sekali video-video yang berhubungan dengan pembelajaran al-qur’an hadits. Media ini dapat membantu peserta didik dalam
56
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,.... h. 41-42
kompetensi membaca, menerjemahkan, menghafal, menjelaskan, dan menerapkan ayat-ayat al-qur’an dan hadits melalui vcd. Selain ketiga jenis media di atas, saat ini terdapat media yang menarik dan mudah didapatkan serta mudah digunakan, terutama untuk memudahkan dalam mempelajari tajwid, yakni magic card.
4.
Guru dan Media Pembelajaran Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat
pada kesanggupannya menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, administrator, dan sebagai pembina ilmu. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.57 Setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi oleh guru, antara lain: i.
Apakah guru tersebut telah memiliki pengetahuan/pemahaman dan pengertian yang cukup tentang media pembelajaran?
ii.
Apakah
guru telah
memiliki
keterampilan tentang cara
menggunakan media dalam proses belajar mengajar di kelas? iii.
Apakah guru mampu membuat sendiri alat-alat media pendidikan yang dibutuhkan?
iv.
Apakah guru mampu melakukan penilaian terhadap media yang akan dan telah digunakan?
v.
Apakah ia telah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang administrasi media pendidikan?58 Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan/pengajaran. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik meliputi: a).
Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
57 58
b).
Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
c).
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar.
d).
Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan.
e).
Nilai dan manfaat media pendidikan.
f).
Memilih dan menggunakan media pendidikan.
M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran,…., h. 17 M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran,…., h. 18
g).
Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
h).
Mengetahui pengguanaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan.
i).
Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan.59 Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa media pendidikan
sangat membantu dalam upaya mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pendidikan dan pengajaran.
E.
Kerangka Berfikir Globalisasi, sebuah fenomena besar yang sedang melanda negeri ini. Pada keadaan awal globalisasi mengantarkan semua aspek kehidupan suatu bangsa kearah yang lebih modern. Secara fisik, teknologi digital merupakan sebuah contoh adanya globalisasi yang melanda dunia. Teknologi digital mengakibatkan perkembangan teknologi yang berbasis jaringan makin canggih. Begitu pula pada dunia pendidikan, guru dituntut untuk memiliki kompetensi-kompetensi pedagogik salah satunya adalah kompetensi dalam menggunakan teknologi yang dalam hal ini adalah media pendidikan. Persepsi bersifat individual dan tergantung pada pengalaman siswa terhadap proses belajar mengajar yang disampaikan oleh seorang guru. Harapan dan kebutuannya sangat tergantung pada sosok atau penampilan seorang guru dan kemampuannya dalam proses pembelajaran. Pelajaran AlQur’an Hadits merupakan salah satu pelajaran yang dapat menimbulkan penilaian atau persepsi siswa. Begitu pula pada mata pelajaran agama Islam khususnya AlQur’an Hadits pada tingkat Madrasah Tsanawiyah karena dari pengalaman peneliti masih banyak guru-guru yang hanya menekankan hafalan saja pada 59
7, h. 6
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), cet. ke-
mata pelajaran al-Qur’an Hadits, padahal jika dilihat lebih jauh tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits tidak hanya menekankan kepada hafalan tetapi banyak kompetensi dan tujuan lain yang harus dicapai peserta didik seperti membaca, menerjemahkan, memahami, dan menerapkan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an dah hadits. Selain itu masih banyak pula guru-guru yang hanya mengandalkan buku paket dan LKS Al-Qur’an Hadits saja, padahal pada beberapa sekolah banyak siswa/i yang tidak memiliki buku paket tersebut. Siswa hanya memiliki sumber belajar dari LKS saja, sedangkan LKS tidak sepenuhnya memenuhi pembelajaran siswa. Untuk masalah seperti ini guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran sebagai salah satu alternatif akan kurangnya sumber belajar, karena salah satu fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Atas dasar itulah, penulis ingin meneliti bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan media yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
F.
Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Ha
: Adanya persepsi positif terhadap penggunaan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Ho
: Tidak adanya persepsi positif terhadap penggunaan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini dibatasi hanya kepada siswa kelas VII dengan observasi langsung pada sekolah untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober s/d 23 November 2010.
B. Variabel Penelitian ”Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.60 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai kegiatan keputrian terhadap pembentukan akhlak siswa, yaitu: 1. Variabel bebas (variabel independen), yaitu variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel lain, yaitu persepsi siswa. 2. Variabel terikat (variabel dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental. Metode non eksperimental ini adalah bagian 60
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 118.
dari penelitian kuantitatif yang menggunakan penghitungan statistik sederhana yang datanya didapatkan melalui penghitungan hasil angket yang diubah ke dalam tabulasi berupa angka melalui tahap editing.
D. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel merupakan unsur terpenting dalam suatu penelitian. Yang dimaksud dengan populasi adalah ”keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.61 Populasi adalah ”unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan lain-lain. Dengan kata lain populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen”.62 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa dan siswi MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2010/2011 sebanyak 683 siswa. Adapun populasi terjangkau adalah siswa kelas VII dan kelas VIII yang berjumlah 454 siswa. Jika akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sedangkan ”sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.63 Guna untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebanyak 30 %, 10 % diambil dari kelas VII dan 20 % dari kelas VIII. Suharsimi Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Teknik pengambilan sampel dalam penulisan ini dilakukan dengan purposive sampling, yang ditarik dengan sengaja karena alasan-alasan diketahuinya sifat sampel itu. 61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. ke-13, h.
130 62
Nana Sudjana, Peneliti Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1989), cet. ke-1, h. 84 63 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., hlm. 134
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk meneliti masalah tersebut di atas, maka penulis menggunakan metode penelitian, yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Reaserch) yaitu penelitian buku-buku yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dan menganalisis yang ada relevansinya dangan masalah yang dibahas dalam penulisan ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Reaserch) yaitu penelitian untuk memperoleh data lapangan dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi, dilakukan untuk mengamati secara langsung tentang kegiatan sekolah, guru dan siswa kelas VII dan VIII di Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Angket, digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pemanfaatan media dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits, penulis menyebar angket yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. c. Wawancara, digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan, penulis juga mengadakan wawancara dengan guru Al-Qur’an Hadits untuk mendapatkan data-data khususnya tentang alasan menggunakan media,
pengaruhnya
terhadap
siswa,
atensi
siswa
terhadap
pembelajaran, media yang digunakan dalam pembelajaran, sarana atau media pembelajaran yang disediakan oleh sekolah, dan pemanfaatan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah tersebut.
F. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Adapun kisi-kisi instrumen pada penelitian yang penulis gunakan dalam pembuatan angket adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No. Item Variabel
Dimensi
Indikator
Pernyataan (+)
Persepsi Siswa
1. Kesesuaian
• Media yang digunakan
Terhadap
penggunaan media
sesuai dengan indikator
Penggunaan
dengan tujuan
dari SK dan KD yang
media dalam
pembelajaran
disampaikan
pembelajaran AlQur’an Hadits
2. Peran guru dalam
• Penguasaan guru
pemanfaatan media
terhadap media yang
pembelajaran
digunakan
3. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran
4. Meningkatkan minat siswa
(-)
Jumlah Item
3, 5, 6, 11
9, 15, 16, 24
4
21
5
• Media yang digunakan sesuai dengan materi
10
1
pembelajaran yang disampaikan • Media yang digunakan dapat membangkitkan minat siswa.
4, 13,
4
20, 23
• Media yang digunakan 5. Memberikan kejelasan dalam penyampaian materi
mampu memperjelas pemahaman anak didik terhadap materi
22
14
2
7, 18
2
pembelajaran yang disampaikan • Media yang digunakan
6. Memberikan Motivasi
mampu memberikan dan meningkatkan motivasi anak didik dalam menyimak /mengikuti
KBM • Media yang digunakan 7. Kesesuaian dengan kondisi peserta didik
sesuai dengan kemampuan, situasi, dan
19
1
12
1
kondisi peserta didik • Media yang digunakan 8. Kesesuaian dengan metode pembelajaran
disertai dengan metode yang tepat dan sesuai sehingga menggairahkan proses KBM. • Media yang digunakan
9. Penggunaan media
baik, efisien, dan dapat
sesuai dengan
menarik perhatian
fungsinya
peserta didik dalam
1, 2, 25
8
4
proses pembelajaran 10. Penggunaan media
• Media yang digunakan
meningkatkan hasil
dapat meningkatkan
belajar
hasil belajar siswa
17
Jumlah Item
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing, yaitu pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam mendapat informasi, sehingga diperolehlah data yang akurat. b. Koding, teknik ini digunakan penulis untuk mengklasifikasikan jawabanjawaban para responden menurut macam-macamnya. c. Skoring, setelah melalui tahap editing dan juga koding maka langkah selanjutnya adalah skoring, yaitu memberi skor terhadap data yang ada di
1
25
angket. Untuk skor tertinggi bernilai 4 dan diberikan pada jawaban yang dianggap sangat tepat. Skor untuk pertanyaan positif:
Untuk jawaban Sangat Sesuai diberi skor 4 Untuk jawaban Sesuai diberi skor 3 Untuk jawaban Kurang Sesuai diberi skor 2 Untuk jawaban Tidak Sesuai diberi skor 1
Skor untuk pertanyaan negatif:
Untuk jawaban Tidak Sesuai diberi skor 1 Untuk jawaban Kurang Sesuai diberi skor 2 Untuk jawaban Sesuai diberi skor 3 Untuk jawaban Sangat Sesuai diberi skor 4
d. Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan skor kedalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya. e. Analisis Data, setelah melewati tahap-tahap di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistik berupa prosentase atau frekuensi relatif dengan menggunakan rumus:64 Rumus Prosentase:
P
F x100% N
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Number of cases
Untuk memberikan interpretasi dan prosentase hasil angket yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut: 1) Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% 2) Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75% 3) Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 41-55% 4) Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0-40%
64
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), Cet. 15, h. 43.
Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah: 1) Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tetinggi. 2) Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. Adapun cara perhitungannya dengan menggunakan rumus mean yaitu: Mx
X N
Keterangan: Mx
: Mean/nilai rata-rata
ƩX
: Jumlah skor pada tiap indikator
N
: Banyaknya Responden
3) Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus:65
NH x100% NS
Keterangan:
NS : Nilai Skor NH : Nilai Harapan
65
Nurbayati Suri, “Efektivitas Penggunaan Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD al-Azhar 12 Cikarang-Bekasi”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta, 2009), h. 53, t.d.
BAB IV HASIL PENELITIAN H. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokohtokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I:
43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan. Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978.
Berdasarkan
keputusan
tersebut,
kemudian
diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985. Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai “madrasah laboratorium” dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
sejak tahun 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008. 2. Tokoh Pendiri Berdirinya Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak lepas dari jasa-jasa para tokoh yang peduli terhadap pendidikan generasi Islam yakni pejabat-pejabat UIN Jakarta dan Depag, pada masa itu antara lain adalah: a). Drs. H. Kafrawi Ridwan, M.A. (Direktur Perguruan Tinggi Depag. RI dan Wakil Rektor III IAIN Syarif Hidayatullah). b). Prof. Dr. H.A. Rahman Partosentono (Wakil Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah). c). Drs. Husen Assegaf, M.A. (Wakil Rektor II IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta). d). Drs. H. Bakran Yakob (Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif Hidayatullah). e). Dr. H. Agustiar, M.A (Ketua Jurusan Pedagogik, Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif Hidayatullah). f). Drs. H.A. Muzakir (Kasubid II Direktorat Pendidikan Departemen Agama RI). g). Drs. H.M. Ali Hasan (Kepala Seksi Pembina Tenaga Guru dan Pengawasan Subdit V Direktorat Pendidikan Agama Departemen Agama RI). 3. Visi dan Misi a). Visi Menjadikan Madrasah Pembengunan UIN sebagai jenjang pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan
keislaman,
keilmuan
dan
keindonesiaan,
dengan
mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembanagan era globalisasi dan perkembangan zaman. b). Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan yang beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif. 2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangn jasmani siswa serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat, dan sehat. 3. Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia. 4. Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar (skill teaching), kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia. 5. Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan yang profesional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi serta kepribadian yang Islami. 6. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai center for learning. 7. Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler.
4. Tujuan Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai tujuan: a). Terciptanya pendidikan yang dapat melahirkan lulusan yang beriman dan bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan komparatif. b). Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan keislaman,
sains
dan
teknologi
serta
apresiatif
terhadap
kecerendungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak. c). Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarnya (teaching skill) berkepribadian pedagogis dan berakhlak mulia. d). Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar seluasluasnya, sehingga sekolah benar-benar berfungsi sebagai Center for Learning. e). Terwujudnya siswa yang memiliki keseimbangan antara kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial. f). Terwujudnya siswa yang mandiri dan mampu melakukan teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler. 5. Fasilitas a). b). c). d). e). f). g). h). i). j). k). l).
Ruang kelas ber AC Bimbingan membaca Al-Qur’an Perpustakaan Laboratorium Komputer dilengkapi jaringan internet Laboratorium MIPA Laboratorium IPS Laboratorium Bahasa Laboratorium Keterampilan/Kitchen Lab Masjid Sarana Audio Visual Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ruang Bimbingan dan Penyuluhan
m). Ruang Musik n). Tabungan Anak Shaleh (TAS) o). Sarana antar jemput p). Kantin q). Sekuriti r). Koperasi sekolah s). Sarana olahraga (futsal, basket, tenis meja, dll) 6. Tenaga Edukatif a). Pengurus Yayasan 1. Pembina Ketua
: Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anggota
: Prof. Dr. H. Suwito, MA. Prof. Dr. H. Salman Harun
2. Pengurus Ketua
: Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA.
Wakil Ketua
: Drs. H. Abd. Shomad
Sekretaris
: Prof. Dr. H. Armai Arief, MA.
Bid. Pendidikan : Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA. Drs. H. Masan AF., M.Pd. Drs. H. Hamid Sholihin b). Pimpinan Madrasah Pembangunan Direktur
: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd.
Wakil Direktur
: Drs. Agus Salim, M.Pd.
Kepala Tsanawiyah
: Drs. Rusli Ishaq, M.Pd.
Waka Bid. Kurikulum : Drs. Syukri A. Gani Waka Bid Kesiswaan
66
: Drs. Miran 66
Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panduan Siswa Ibtidaiyah/Tsanawiyah/Aliyah, (Jakarta, 2010), h. 1-3
c). Tenaga Edukatif MTs Tabel 2 Tenaga Edukatif Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta No.
Nama
Pendidikan
1.
Hj. Raswati Ramli, S.Ag
S1 STAI
2.
M. Fuad Kasa, Drs.
S1 IAIN
3.
Hj. Rini Machdarini, Dra.
S1 IKIP
4.
Retno RPL, Dra.
5.
Hj. Eha Soriha, Ir.
6.
Umi Prasetyaningsih P., S.T.
S1 UAY
7.
Misro Sholeh, Drs.
S1 IAIN
8.
Momon Mujiburrohman, MA.
9.
Subhanallah, S.Pd.
10.
Komari.
11.
Yayah Robiah, S.Pd.
12.
Romli, S.Ag.
S1 IAIN
13.
Hernawati, S.Pd.
S1 IAIN
14.
Ali Ahmad, S.Pd.
S1 IKIP
15.
Mardi, MA.
S2 UIN
16.
Wiwin Wiwitri, S.Pd.
S1 UIN
17.
M. Fikri Yohanis, S.Pd.
S1 UHAMKA
18.
Wildah, S.Pd.
S1 UHAMKA
19.
Abdul Muttaqin, S.Ag.
S1 UIN
20.
Nia Kurniawan, S.Pd.
S1 UPI
21.
Saroni, S.Pd.
S1 UNJ
22.
Muhtarom, ST.
S1 UNJ
23.
Aqsol Aziz, S.Pd.I
S1 UIN
24.
Agus Wahyudi, ST.
S1 Uwamang
25.
Fitriyanti, ST.
S1 ITI
26.
Yayah Zakiyah, S.Pd.
S1 UIN
S1 UNAD S1 IPB
S2 UHAMKA S1 UIN SPG S1 UHAMKA
I.
27.
Mardiana, S.Pd.
S1 UNJ
28.
Ratih Nurul Annisa, S.Sos
S1 UNJ
29.
Nursila Zuadah, S.Pd.I
S1 UIJ
30.
Prasetya Arghawaty, S.Pd.
S1 UIN
31.
Tajul Arif, S.Si.
32.
Ahmad Sandy Rizani, S.Pd.
S1 UIN
33.
Purwaningsih, S.Pd.
S1 UNJ
34.
Dry Murhama, S.Pd.
S1 UNJ
35.
Maulidati Sabat, S.Pd.
36.
Desy Ayu Ningrum, S. Psi
S1 UPI
37.
Ana I’anah, S.Pd.
S1 UIN
38.
Ahmad Syarif, S.Pd.I
S1 UIN
S1 UNPAD
S1 UNES
Deskripsi Data Data-data penelitian tentang persepsi siswa terhadap penggunaan Media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, diperoleh melalui observasi, wawancara dan angket. Adapun wawancara yang penulis lakukan yaitu dengan guru Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Pembengunan Jakarta. Sedangkan angket diberikan kepada siswa kelas VII A, VII C, VIII F, dan VIII G. Jumlah siswa kelas VII dan kelas VIII secara keseluruhan adalah 448 yang dibagi masing-masing tingkatan menjadi 7 kelas yakni kelas A sampai G. Masing-masing kelas dibagi menjadi 31-33 murid setiap kelasnya. Dari jumlah 448 siswa/i, penulis mengambil sampel penelitian sebesar 30% dari jumlah tersebut, 10 % diambil dari kelas VII dan 20 % diambil dari kelas VIII. Maka diperoleh hasil 63 siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Kemudian, penulis memberikan angket kepada tiap responden dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 25 butir pernyataan. Setelah data diperoleh dari hasil angket yang telah disebarkan kepada responden, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung hasil angket dengan
mencari angka prosentase. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari angka prosentase tersebut adalah: P
F x100% N
Langkah terakhir yang penulis lakukan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap penggunaan Media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, yaitu melakukan perhitungan secara menyeluruh pada tiap indikator dengan menggunakan rumus:
NS x100% NH
Dari hasil akhir perhitungan tersebut, maka akan diketahui bagaimana tingkat persepsi siswa terhadap penggunaan Media dalam pembelajaran AlQur’an Hadits pada MTs Pembangunan Jakarta.
J. Analisis Data 1. Analisis data hasil wawancara guru Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru Al-Qur’an Hadits di MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Bpk. Ahmad Syarif, S.Pd.I, dapat diketahui bagaimana proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Pembangunan Jakarta, yaitu guru menyadari bahwa penggunaan media dalam pembelajaran AlQur’an Hadits sangat penting karena menurutnya media pembelajaran dapat memudahkan proses penyampaian pembelajaran kepada siswa. “Alasan Bapak menggunakan media pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits ? Pertama karena keharusan sebagai guru yaitu harus memiliki kompetensi dalam menggunakan teknologi pembelajaran tetapi yang terpenting adalah media dapat mempermudah proses pembelajaran dan penyampaian terhadap siswa” Selain itu penulis dapat mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Media yang sering digunakan oleh guru tersebut dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah media visual, media ini menyalurkan pesan dari sumber kepada penerima pesan.
Saluran yang dipakai bersangkutan dengan indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol visual. “Media apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits ? LCD yaitu dengan memanfaatkan program Power Point selain itu juga saya menggunakan peralatan sederhana dengan menggunakan kertas yang di dalamnya terdapat clue-clue untuk merangsang siswa agar lebih tertarik dalam pembelajaran” Guru juga mengakui bahwa setelah menggunakan media guru menilai bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan media pembelajaran. Selain itu juga siswa lebih bersemangat dan termotivasi dalam mendalami pelajaran Al-Qur’an Hadits. “Apakah siswa di sekolah ini pernah mengalami penurunan nilai yang drastis pada pembelajaran Al-Qur‟an Hadits sebelum menggunakan media ? Saya tidak mengetahui lebih jauh, namun setelah saya menggunakan media ada peningkatan terutama pada nilai siswa dalam pelajaran AlQur‟an Hadits” “Apakah setelah menggunakan media pembelajaran siswa lebih semangat dan termotivasi pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits ? Iya, siswa menjadi semangat dan termotivasi. Dapat dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat” “Bagaimana atensi siswa terhadap pelajaran setelah menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran ? Siswa sangat bersemangat dan memperhatikan pelajaran dengan baik sehingga membuat mereka lebih memahami materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai“ Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa media yang sering digunakan adalah media visual, yakni dengan menggunakan LCD dan memanfaatkan program power point. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits siswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran, karena itu tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
2. Analisis data hasil angket Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada tabel hasil angket berikut ini: Tabel 3 Media dapat membantu saya dalam kelangkapan/melengkapi sumber belajar No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
16
25,39 %
2
Sesuai
44
69,84 %
3
Kurang Sesuai
2
3,17 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu fungsi media yaitu sebagai sumber belajar sesuai dengan yang terdapat di sekolah, selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai sumber belajar. Karena walaupun siswa telah memiliki pelengkap dalam pembelajaran seperti buku paket atau LKS siswa juga membutuhkan sumber lain seperti pengetahuan dari guru dan guru tersebut menyampaikannya dengan menggunakan media Tabel 4 Media dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
9
14,28 %
2
Sesuai
38
60,31 %
3
Kurang Sesuai
14
22,22 %
4
Tidak Sesuai
2
3,17 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa media dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak sesuai dengan pengalaman mereka selama belajar al-Qur’an Hadits. Siswa menjadi lebih mengerti terhadap pelajaran al-Qur’an Hadits tidak hanya dengan verbalistik. Karena banyak materi dalam pelajaran al-Qur’an Hadits yang hanya bersifat verbalistik, dan guru hanya menjelaskan saja, dengan menggunakan media guru dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak bukan hanya sekedar menjelaskan saja. Hal tersebut sesuai dengan salah satu fungsi media yakni fungsi semantik agar siswa benar-benar memahami materi pelajaran. Tabel 5 Media dapat membantu saya dalam menghafal ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
11
17,46 %
2
Sesuai
27
42,85 %
3
Kurang Sesuai
24
38,09 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang merasa terbantu dengan penggunaan media, terutama media audio. Tidak dapat dipungkiri pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah pelajaran yang banyak menuntut siswa untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau Hadits dan menghafal merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran Al-Qur’an, maka agar kompetensi tersebut tercapai, siswa membutuhkan media untuk mempermudah dalam menghafal.
Tabel 6 Dengan media saya menjadi lebih tertarik pada pelajaran Al-Qur’an Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
12
19,04 %
2
Sesuai
28
44,44 %
3
Kurang Sesuai
22
34,92 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai walaupun tidak sedikit siswa yang menjawab kurang sesuai. Salah satu manfaat dari penggunaan media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, dilihat dari prosentase di atas, siswa menjadi lebih tertarik terhadap pelajaran setelah guru mengunakan media dalam pembelajaran. Tabel 7 Media dapat membantu saya dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
18
28,57 %
2
Sesuai
25
39,68 %
3
Kurang Sesuai
17
26,98 %
4
Tidak Sesuai
3
4,76 %
63
100 %
Jumlah
Dalam membaca Al-Qur’an dibutuhkan kaidah tajwid, salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah materi tentang tajwid. Bila tidak menggunakan media yang tepat siswa akan kesulitan dalam mempalajarinya, agar siswa lebih mudah untuk mempelajari tajwid guru menggunakan media seperti media audio contohnya tape recorder, video
(vcd), dan grafik tentang huruf-huruf tajwid. Prosentase diatas menunjukkan bahwa, dengan media yang digunakan oleh guru, siswa dapat mengatasi kesulitan tersebut. Tabel 8 Media dapat membantu saya dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
14
22,22 %
2
Sesuai
34
53,96 %
3
Kurang Sesuai
12
19,04 %
4
Tidak Sesuai
3
4,76 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab tidak sesuai. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalah kompetensi memahami, agar kompetensi tersebut dapat tercapai dengan baik guru menggunakan media pembelajaran dengan baik, karena memahami sebuah isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadits diperlukan penjelasan, dan penjelasan tersebut akan lebih dipahami siswa jika guru menggunakan media. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa terbantu dengan media yang digunakan oleh guru Tabel 9 Media yang digunakan oleh guru membuat konsentrasi saya hilang No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
1
1,58 %
2
Sesuai
7
11,11 %
3
Kurang Sesuai
19
30,15 %
4
Tidak Sesuai
36
57,14 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa tetap berkonsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa media yang digunakan guru tidak membuat konsentrasi siswa hilang bahkan siswa lebih berkonsentrasi karena dengan menggunakan media yang menarik membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar dan dapat meningkatkan atensi siswa terhadap materi ajar. Hal ini sesuai dengan fungsi media pembelajaran yakni fungsi atensi sebagai salah satu fungsi psikologis. Tabel 10 Belajar menggunakan media hanya membuang-buang waktu No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
1
1,58 %
2
Sesuai
3
4,76 %
3
Kurang Sesuai
14
22,22 %
4
Tidak Sesuai
45
71,42 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas hasil prosentase menunjukkan bahwa walaupun dalam pembelajaran menggunakan media, persiapan menggunakan media tidak membuang-buang waktu karena guru telah menguasai dan mempersiapkan media dengan baik, bahkan dengan menggunakan media proses belajar-mengajar dapat lebih hemat waktu karena media akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar. Hal ini sesuai dengan salah satu manfaat menggunakan media yaitu media dapat menghemat waktu.
Tabel 11 Guru menguasai media yang digunakan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
17
26,98 %
2
Sesuai
34
53,96 %
3
Kurang Sesuai
9
14,28 %
4
Tidak Sesuai
3
4,76 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan yang mereka alami bahwa guru dapat menguasai media yang digunakan, guru menguasai media disini adalah guru memahami dan menguasai media yang akan digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan, selain itu juga dalam menggunakan media guru Al-Qur’an Hadits telah memiliki persiapan dan perkiraan yang tepat dalam mempersiapkan dan menyajikan media agar tidak membuang-buang waktu. Oleh karena itu guru harus menguasai media minimal media yang akan digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Guru harus menguasai media dikarenakan salah satu keharusan menjadi seorang guru adalah harus memiliki kompetensi salah satunya adalah kompetensi dalam menggunakan teknologi pembelajaran dalam hal ini adalah media pembelajaran.
Tabel 12 Media yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
23
36,50 %
2
Sesuai
38
60,31 %
3
Kurang Sesuai
2
3,17 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media
pembelajaran
sesuai
dengan
materi
pembelajaran,
seperti
menggunakan media audio dalam materi hafalan, menggunakan media visual jika materi tentang penjelasan, dan audio visual dalam materi pemahaman, karena kesesuaian dengan materi pembelajaran merupakan salah satu kriteria dalam menggunakan media pembelajaran. Jika guru menggunakan media tidak disesuaikan dengan materi pelajaran dikhawatirkan maksud dan tujuan pembelajaran tidak tersampaikan. Tabel 13 Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
23
36,50 %
2
Sesuai
38
60,31 %
3
Kurang Sesuai
2
3,17 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misalnya pada salah satu tujuan pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an Hadits yakni agar siswa dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid, guru menggunakan media visual berupa teks bacaan yang menarik, dan media audio yang dapat mencotohkan dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, karena pada zaman sekarang ini banyak sekali produsen-produsen yang menawarkan media-media yang sesuai dengan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk melengkapi proses pembelajaran. Penggunaan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran merupakan salah satu kriteria dalam menggunakan media. Karena salah satu fungsi kegunaan media pembelajaran adalah tercapainya tujuan belajar. Karena itulah dalam menggunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tabel 14 Media yang digunakan disertai dengan metode pembalajaran yang sesuai No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
17
26,98 %
2
Sesuai
35
55,56 %
3
Kurang Sesuai
11
17,46 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengunakan media guru selalu disertai metode yang sesuai, misalnya guru menggunakan media potongan-potongan kertas (card sort), metode yang guru gunakan adalah diskusi kelompok, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam menyortir dan menyambung potonganpotongan ayat maupun hadits agar menjadi ayat dan hadits yang utuh dan siswa mendiskusikan isi kandungan dari ayat dan hadits tersebut. Penggunaan media yang disesuaikan dengan metode yang tepat bertujuan agar penyampaian materi lebih menarik dan tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.
Tabel 15 Saya mengerti akan materi pembelajaran setelah menggunakan media No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
9
14,28 %
2
Sesuai
33
52,38 %
3
Kurang Sesuai
19
30,15 %
4
Tidak Sesuai
2
3,17 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 52,38 % siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pelajaran bertambah setelah guru menggunakan media dalam pembelajaran. Sebelum menggunakan media siswa merasa jenuh dan menganggap pelajar Al-Qur’an Hadits adalah pelajaran yang membosankan sehingga mereka tidak mengerti materi yang disampaikan oleh guru, tetapi setelah menggunakan media murid lebih tertarik dan lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu pemahaman siswa bertamabah dikarenakan ketertarikan terhadap pelajaran bertambah. Tabel 16 Dengan menggunakan media, substansi pembelajaran tidak tersampaikan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
SangatSesuai
2
3,17 %
2
Sesuai
8
39,68 %
3
Kurang Sesuai
25
12,69 %
4
Tidak Sesuai
28
44,44 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang menyatakan tidak sesuai terhadap pernyataan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media tidak membuat substansi
pembelajaran tidak tersampaikan, bahkan pembelajaran lebih mudah dipahami dan lebih dimengerti oleh siswa. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits memudahkan guru dalam menjelaskan substansi pembelajaran karena guru tidak memerlukan penjelasan yang panjang dan siswa menjadi lebih mengerti. Tabel 17 Guru kreatif dalam membuat dan menyajikan media pembelajaran No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
23
36,50 %
2
Sesuai
32
50,79 %
3
Kurang Sesuai
8
12,69 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dilihat dari prosentase di atas, banyak siswa yang memilih alternatif jawaban sesuai menunjukkan bahwa guru kreatif dalam membuat sebuah media pembelajaran. Dalam menyajikan materi pelajaran media yang digunakan harus sesuai dengan materi pelajaran. Jika pihak sekolah tidak menyediakan media yang dibutuhkan, saatnya guru harus kreatif dalam membuat dan menyajikan media dengan menggunakan barang-barang sederhana seperti potongan-potongan kertas, karton, gambar, grafik tajwid, video tentang tajwid, intisari hadits, dan sebagainya yang sesuai dengan materi pelajaran.
Tabel 18 Media yang digunakan bervariasi No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
10
15,87 %
2
Sesuai
35
55,56 %
3
Kurang Sesuai
18
28,57 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebnyak 55,56 % siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media bervariasi atau tidak monoton. Hal tersebut dapat membangkitkan motivasi siswa dan kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran. Karena setiap kompetensi yang berbeda tidak dapat menggunakan media yang sama sehingga menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Tabel 19 Setelah guru menggunakan media, nilai pelajaran Al-Qur’an Hadits saya meningkat No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
3
4,76 %
2
Sesuai
34
53,96 %
3
Kurang Sesuai
24
38,09 %
4
Tidak Sesuai
2
3,17 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayorits siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian siswa merasakan manfaat dari penggunaan media, mereka menjadi lebih tertarik, berminat dan bersemangat dengan penggunaan media, dan juga membuat
pemahamn mereka meningkat sehingga menghasilkan meningkatnya nilai siswa pada pelajaran Al-Qur’an Hadits. Tabel 20 Belajar Al-Qur’an Hadits menggunakan media menjadi membosankan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
2
3,17 %
2
Sesuai
5
7,93 %
3
Kurang Sesuai
24
38,09 %
4
Tidak Sesuai
32
50,79 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak pernah merasa bosan dengan pembelajaran yang menggunakan media, karena media yang bervariasi tetapi tidak terlepas dari keharusan menyesuaikan media dengan materi pelajaran, dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Contohnya media yang sering dan mudah digunakan yaitu menggunakan media komputer dengan memanfaatkan program power point, guru dapat memvariasikan gambar serta penampilannya agar siswa tidak merasa bosan dan tetap bersemangat. Tabel 21 Belajar dengan menggunakan media memberikan pengalaman baru bagi saya No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
19
30,15 %
2
Sesuai
29
46,03 %
3
Kurang Sesuai
11
17,46 %
4
Tidak Sesuai
4
6,35 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 46,03 % siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa mendapatkan pengalaman yang baru dari penggunaan media awalnya mereka hanya mengetahui secara abstrak tetapi setelah menggunakan media pmbelajaran lebih konkrit dan nyata. Contohnya dalam materi tentang isi kandungan hadits tentang melestarikan lingkungan hidup, guru dapat mengajak siswa untuk langsung kepada lingkungan sekitar, sehingga menambah pengalaman bagi siswa. Media yang tepat untuk digunakan adalah media lingkungan. Tabel 22 Dengan menggunakan media, saya dapat mengikuti pembelajaran AlQur’an Hadits dengan baik No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
10
15,87 %
2
Sesuai
42
66,67 %
3
Kurang Sesuai
11
17,46 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, yakni siswa tidak hanya terfokus kepada media yang disediakan tetapi juga fokus dan memahami substansi dari mteri pembelajaran, tidak bermalas-malasan, dan menjadi lebih fokus dama pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Tabel 23 Media yang duganakan oleh guru hanya satu macam No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
4
6,35 %
2
Sesuai
21
19,04 %
3
Kurang Sesuai
29
46,03 %
4
Tidak Sesuai
18
28,57 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa memilih alternatif jawaban kurang sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa media yang guru gunakan bervariasi sehingga pembelajaran tidak membosankan. Misalnya guru tidak hanya menggunakan media visual saja dalam setiap materi pelajaran, atau guru menggunakan media elektronik saja, tetapi guru memvariasikannya dengan media audio, non elektronik yang dibuat atas kreatifitas guru Al-Qur’an hadits. Tabel 24 Dengan menggunakan media, guru dapat menyajikan pelajaran dengan baik No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
13
20,63 %
2
Sesuai
43
68,25 %
3
Kurang Sesuai
7
11,11 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Salah satu manfaat media yakni membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru dapat menggunakan media pembelajaran dengan baik, karena banyak guru yang tidak terampil dalampenggunaan media dalam pembelajaran. Banyak
guru yang sibuk mengoperasikan media sehingga substansi pelajaran tidak tersampaikan. Dengan hasil prosentase di atas menunjukkan bahwa guru AlQur’an Hadits di MTs Pembangunan tetap dapat menyajikan pelajaran dengan baik. Tabel 25 Dengan menggunakan media, guru dan siswa lebih interaktif No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
13
20,63 %
2
Sesuai
30
47,61 %
3
Kurang Sesuai
19
30,15 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 47,61 % siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dan proses belajar lebih interaktif, misalnya siswa tidak mengerti dengan materi yang ditampilkan dengan media siswa tidak malu untuk bertanya sehingga terjadinya interaktif berupa tanya jawab antara guru dengan siswa, hal tersebut sesuai dengan salah satu manfaat media pembelajaran yakni proses belajar mengajar lebih interaktif. Tabel 26 Guru sangat terampil dalam menggunakan media pada pelajaran AlQur’an Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
18
28,57 %
2
Sesuai
35
55,56 %
3
Kurang Sesuai
10
15,87 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru sangat terampil dalam menggunakan media pembelajaran. Minimal saat guru menyajikan media saat pembelajaran berlangsung, lebih baik jika guru terampil dalam menggunakan media apapun sehingga media yang digunakan guru tidak monoton. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru telah memiliki kompetensi pedagogik karena pada zaman sekarang ini guru dituntut untuk terampil dalam menggunakan teknologi pembelajarn dalam hal ini media pembelajaran. Tabel 27 Dengan memanfaatkan media, pembelajaran Al-Qur’an Hadits lebih hemat waktu No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
19
30,15 %
2
Sesuai
18
28,57 %
3
Kurang Sesuai
25
39,68 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 39,68 % siswa menjawab kurang sesuai. Siswa merasa bahwa dalam menggunakan media pada pembelajaran kurang hemat waktu, hal ini kemungkinan disebabkan karena sebagian siswa menganggap bahwa dalam segi waktu pembelajaran yang menggunakan media maupun tidak menggunakan media sama saja karena guru tetap menggunakan penjelasan yang verbalistik sehingga tetap membuang-buang waktu.
K. Pembahasan Hasil Penelitian Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean dan rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Berdasarkan skor penelitian yang ada dan kategori penilaian yang telah ditetapkan pada bab III, maka dapat disajikan analisis deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator penilaian di bawah ini. Tabel 28 Nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator
Variabel
Indikator
11. Kesesuaian penggunaan
media dengan tujuan pembelajaran 12. Peran guru dalam
Persepsi
pemanfaatan media
Siswa
pembelajaran
terhadap
13. Kesesuaian media
Penggunaan
dengan materi
Media dalam
pembelajaran
Pembelajaran 14. Meningkatkan minat Al-Qur’an Hadits
siswa
Nilai
Nilai
Harap
Skor
(NH)
(NS)
4x4 =
752:63
16
= 14,18
5x4 =
1154:63
20
= 18,31
1x4 = 4
723:63
16
= 11,47
2x4 = 8
materi 16. Memberikan Motivasi
= 3,33
4x4 =
15. Memberikan kejelasan
dalam penyampaian
210:63
2x4 = 8
399:63 = 6,33 429:63 = 6,81
Keterangan
14,18 x100% 88,62% 16
Baik
18,31 x100% 91,55% 20
Baik
3,33 x100% 83,25% 4
Baik
11,47 x100% 71,68% 16
Cukup Baik
6,33 x100% 79,12% 8
Baik
6,81 x100% 85,72% 8
Baik
17. Kesesuaian dengan
kondisi peserta didik 18. Kesesuaian dengan
metode pembelajaran 19. Penggunaan media
sesuai dengan fungsinya 20. Penggunaan media
meningkatkan hasil Total Nilai
1x4 = 4
1x4 = 4
189:63 =3 194:63 = 3,08
4x4 =
790:63
16
= 12,54
1x4 = 4 100
166:63 = 2,63 79,68
3 x100% 75% 4
Cukup Baik
3,08 x100% 77% 4
Baik
12,54 x100% 78,37% 16
Baik
2,63 x100% 65,75% 4
Cukup Baik
79,68 x100% 79,68% 100
Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kesesuaian penggunaan media dengan tujuan pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran tidak hanya mengikuti trend sehingga meninggalkan tujuan yang akan dicapai. Peran guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru sangat berperan dalam pemanfaatan media pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa media yang dipersiapkan dan digunakan oleh guru sesuai dengan materi pembelajaran, karena kesesuaian media dengan materi pembelajaran adalah merupakan salah satu kriteria pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran. Meningkatkan minat siswa berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa media baik dalam menumbuhkan minat siswa. Salah satu fungsi dan manfaat media dalam pembelajaran adalah membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran. Memberikan kejelasan dalam penyampaian materi berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena selama ini masih banyak guru
Al-Qur’an Hadits yang menekankan kepada hafalan dan hanya menjelaskan secara verbalistik. Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan media dapat memberikan kejelasan dalam penyampaian materi bagi guru dan penerimaan materi bagi siswa. Memberikan Motivasi berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media dalam pembelajara Al-Qur’an Hadits dapat memberikan motivasi bagi siswa agar siswa tetap semangat dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Kesesuaian dengan kondisi peserta didik berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits disesuaikan dengan kondisi peserta didik yakni karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Kesesuaian dengan metode pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media pembelajaran disertai dengan metode yang sesuai agar pembelajaran lebih menarik dan tujuan pembelajaran tercapai. Penggunaan media sesuai dengan fungsinya berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran disesuaikan dengan fungsinya salah satunya fungsi media sebagai sumber belajar, media tidak hanya sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran tetapi juga media sebagai salah satu sumber belajar. Penggunaan media meningkatkan hasil berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang siswa dapatkan meningkat setelah guru menggunakan media pembelajaran. Jika dilihat dari total nilai setiap aspek, maka dapat disimpulkan bahwa perepsi siswa terhadap penggunaan media dalam proses pembelajaran AlQur’an Hadits di MTs Pembangunan Jakarta berada pada kategori baik. Dengan begitu proses pembelajaran lebih menyenangkan dan Al-Qur’an Hadits tidak hanya identik dengan hafalan yang membosankan, dengan media siswa lebih termotivasi sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
BAB IV HASIL PENELITIAN L. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7. Sejarah Berdirinya MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokohtokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Bulan Juni 1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7 orang. Permulaan kegiatan
belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan. Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978.
Berdasarkan
keputusan
tersebut,
kemudian
diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985. Mulai tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai “madrasah laboratorium” dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.
Tahun 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008. 8. Tokoh Pendiri Berdirinya Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak lepas dari jasa-jasa para tokoh yang peduli terhadap pendidikan generasi Islam yakni pejabat-pejabat UIN Jakarta dan Depag, pada masa itu antara lain adalah: a). Drs. H. Kafrawi Ridwan, M.A. (Direktur Perguruan Tinggi Depag. RI dan Wakil Rektor III IAIN Syarif Hidayatullah). b). Prof. Dr. H.A. Rahman Partosentono (Wakil Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah). c). Drs. Husen Assegaf, M.A. (Wakil Rektor II IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta). d). Drs. H. Bakran Yakob (Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif Hidayatullah). e). Dr. H. Agustiar, M.A (Ketua Jurusan Pedagogik, Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif Hidayatullah). f). Drs. H.A. Muzakir (Kasubid II Direktorat Pendidikan Departemen Agama RI). g). Drs. H.M. Ali Hasan (Kepala Seksi Pembina Tenaga Guru dan Pengawasan Subdit V Direktorat Pendidikan Agama Departemen Agama RI). 9. Visi dan Misi a). Visi Menjadikan Madrasah Pembengunan UIN sebagai jenjang pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan
keislaman,
keilmuan
dan
keindonesiaan,
dengan
mengapresiasi potensi-potensi anak serta perkembanagan era globalisasi dan perkembangan zaman.
b). Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan yang beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif. 2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangn jasmani siswa serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat, dan sehat. 3. Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia. 4. Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar (skill teaching), kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia. 5. Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan yang profesional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi serta kepribadian yang Islami. 6. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai center for learning. 7. Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler.
10. Tujuan Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai tujuan: a). Terciptanya pendidikan yang dapat melahirkan lulusan yang beriman dan bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan komparatif. b). Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan keislaman,
sains
dan
teknologi
serta
apresiatif
terhadap
kecerendungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak. c). Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarnya (teaching skill) berkepribadian pedagogis dan berakhlak mulia. d). Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar seluasluasnya, sehingga sekolah benar-benar berfungsi sebagai Center for Learning. e). Terwujudnya siswa yang memiliki keseimbangan antara kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial. f). Terwujudnya siswa yang mandiri dan mampu melakukan teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler. 11. Fasilitas a). b). c). d). e). f). g). h). i). j). k). l).
Ruang kelas ber AC Bimbingan membaca Al-Qur’an Perpustakaan Laboratorium Komputer dilengkapi jaringan internet Laboratorium MIPA Laboratorium IPS Laboratorium Bahasa Laboratorium Keterampilan/Kitchen Lab Masjid Sarana Audio Visual Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ruang Bimbingan dan Penyuluhan
m). Ruang Musik n). Tabungan Anak Shaleh (TAS) o). Sarana antar jemput p). Kantin q). Sekuriti r). Koperasi sekolah s). Sarana olahraga (futsal, basket, tenis meja, dll) 12. Tenaga Edukatif a). Pengurus Yayasan 1. Pembina Ketua
: Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anggota
: Prof. Dr. H. Suwito, MA. Prof. Dr. H. Salman Harun
2. Pengurus Ketua
: Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA.
Wakil Ketua
: Drs. H. Abd. Shomad
Sekretaris
: Prof. Dr. H. Armai Arief, MA.
Bid. Pendidikan : Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA. Drs. H. Masan AF., M.Pd. Drs. H. Hamid Sholihin b). Pimpinan Madrasah Pembangunan Direktur
: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd.
Wakil Direktur
: Drs. Agus Salim, M.Pd.
Kepala Tsanawiyah
: Drs. Rusli Ishaq, M.Pd.
Waka Bid. Kurikulum : Drs. Syukri A. Gani Waka Bid Kesiswaan
67
: Drs. Miran 67
Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panduan Siswa Ibtidaiyah/Tsanawiyah/Aliyah, (Jakarta, 2010), h. 1-3
c). Tenaga Edukatif MTs Tabel 2 Tenaga Edukatif Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta No.
Nama
Pendidikan
1.
Hj. Raswati Ramli, S.Ag
S1 STAI
2.
M. Fuad Kasa, Drs.
S1 IAIN
3.
Hj. Rini Machdarini, Dra.
S1 IKIP
4.
Retno RPL, Dra.
5.
Hj. Eha Soriha, Ir.
6.
Umi Prasetyaningsih P., S.T.
S1 UAY
7.
Misro Sholeh, Drs.
S1 IAIN
8.
Momon Mujiburrohman, MA.
9.
Subhanallah, S.Pd.
10.
Komari.
11.
Yayah Robiah, S.Pd.
12.
Romli, S.Ag.
S1 IAIN
13.
Hernawati, S.Pd.
S1 IAIN
14.
Ali Ahmad, S.Pd.
S1 IKIP
15.
Mardi, MA.
S2 UIN
16.
Wiwin Wiwitri, S.Pd.
S1 UIN
17.
M. Fikri Yohanis, S.Pd.
S1 UHAMKA
18.
Wildah, S.Pd.
S1 UHAMKA
19.
Abdul Muttaqin, S.Ag.
S1 UIN
20.
Nia Kurniawan, S.Pd.
S1 UPI
21.
Saroni, S.Pd.
S1 UNJ
22.
Muhtarom, ST.
S1 UNJ
23.
Aqsol Aziz, S.Pd.I
S1 UIN
24.
Agus Wahyudi, ST.
S1 Uwamang
25.
Fitriyanti, ST.
S1 ITI
26.
Yayah Zakiyah, S.Pd.
S1 UIN
S1 UNAD S1 IPB
S2 UHAMKA S1 UIN SPG S1 UHAMKA
27.
Mardiana, S.Pd.
S1 UNJ
28.
Ratih Nurul Annisa, S.Sos
S1 UNJ
29.
Nursila Zuadah, S.Pd.I
S1 UIJ
30.
Prasetya Arghawaty, S.Pd.
S1 UIN
31.
Tajul Arif, S.Si.
32.
Ahmad Sandy Rizani, S.Pd.
S1 UIN
33.
Purwaningsih, S.Pd.
S1 UNJ
34.
Dry Murhama, S.Pd.
S1 UNJ
35.
Maulidati Sabat, S.Pd.
36.
Desy Ayu Ningrum, S. Psi
S1 UPI
37.
Ana I’anah, S.Pd.
S1 UIN
38.
Ahmad Syarif, S.Pd.I
S1 UIN
S1 UNPAD
S1 UNES
M. Deskripsi Data Data-data penelitian tentang persepsi siswa terhadap penggunaan Media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, diperoleh melalui observasi, wawancara dan angket. Adapun wawancara yang penulis lakukan yaitu dengan guru Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Pembengunan Jakarta. Sedangkan angket diberikan kepada siswa kelas VII A, VII C, VIII F, dan VIII G. Jumlah siswa kelas VII dan kelas VIII secara keseluruhan adalah 448 yang dibagi masing-masing tingkatan menjadi 7 kelas yakni kelas A sampai G. Masing-masing kelas dibagi menjadi 31-33 murid setiap kelasnya. Dari jumlah 448 siswa/i, penulis mengambil sampel penelitian sebesar 30% dari jumlah tersebut, 10 % diambil dari kelas VII dan 20 % diambil dari kelas VIII. Maka diperoleh hasil 63 siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Kemudian, penulis memberikan angket kepada tiap responden dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 25 butir pernyataan. Setelah data diperoleh dari hasil angket yang telah disebarkan kepada responden, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung hasil angket dengan
mencari angka prosentase. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari angka prosentase tersebut adalah: P
F x100% N
Langkah terakhir yang penulis lakukan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap penggunaan Media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, yaitu melakukan perhitungan secara menyeluruh pada tiap indikator dengan menggunakan rumus:
NS x100% NH
Dari hasil akhir perhitungan tersebut, maka akan diketahui bagaimana tingkat persepsi siswa terhadap penggunaan Media dalam pembelajaran AlQur’an Hadits pada MTs Pembangunan Jakarta.
N. Analisis Data 3. Analisis data hasil wawancara guru Dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru Al-Qur’an Hadits di MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Bpk. Ahmad Syarif, S.Pd.I, dapat diketahui bagaimana proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Pembangunan Jakarta, yaitu guru menyadari bahwa penggunaan media dalam pembelajaran AlQur’an Hadits sangat penting karena menurutnya media pembelajaran dapat memudahkan proses penyampaian pembelajaran kepada siswa. “Alasan Bapak menggunakan media pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits ? Pertama karena keharusan sebagai guru yaitu harus memiliki kompetensi dalam menggunakan teknologi pembelajaran tetapi yang terpenting adalah media dapat mempermudah proses pembelajaran dan penyampaian terhadap siswa” Selain itu penulis dapat mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Media yang sering digunakan oleh guru tersebut dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah media visual, media ini menyalurkan pesan dari sumber kepada penerima pesan.
Saluran yang dipakai bersangkutan dengan indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol visual. “Media apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits ? LCD yaitu dengan memanfaatkan program Power Point selain itu juga saya menggunakan peralatan sederhana dengan menggunakan kertas yang di dalamnya terdapat clue-clue untuk merangsang siswa agar lebih tertarik dalam pembelajaran” Guru juga mengakui bahwa setelah menggunakan media guru menilai bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan media pembelajaran. Selain itu juga siswa lebih bersemangat dan termotivasi dalam mendalami pelajaran Al-Qur’an Hadits. “Apakah siswa di sekolah ini pernah mengalami penurunan nilai yang drastis pada pembelajaran Al-Qur‟an Hadits sebelum menggunakan media ? Saya tidak mengetahui lebih jauh, namun setelah saya menggunakan media ada peningkatan terutama pada nilai siswa dalam pelajaran AlQur‟an Hadits” “Apakah setelah menggunakan media pembelajaran siswa lebih semangat dan termotivasi pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits ? Iya, siswa menjadi semangat dan termotivasi. Dapat dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat” “Bagaimana atensi siswa terhadap pelajaran setelah menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran ? Siswa sangat bersemangat dan memperhatikan pelajaran dengan baik sehingga membuat mereka lebih memahami materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai“ Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa media yang sering digunakan adalah media visual, yakni dengan menggunakan LCD dan memanfaatkan program power point. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits siswa lebih aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran, karena itu tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
4. Analisis data hasil angket Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada tabel hasil angket berikut ini: Tabel 3 Media dapat membantu saya dalam kelangkapan/melengkapi sumber belajar No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
16
25,39 %
2
Sesuai
44
69,84 %
3
Kurang Sesuai
2
3,17 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah kategori sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu fungsi media yaitu sebagai sumber belajar sesuai dengan yang terdapat di sekolah, selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai sumber belajar. Karena walaupun siswa telah memiliki pelengkap dalam pembelajaran seperti buku paket atau LKS siswa juga membutuhkan sumber lain seperti pengetahuan dari guru dan guru tersebut menyampaikannya dengan menggunakan media Tabel 4 Media dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
9
14,28 %
2
Sesuai
38
60,31 %
3
Kurang Sesuai
14
22,22 %
4
Tidak Sesuai
2
3,17 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa media dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak sesuai dengan pengalaman mereka selama belajar al-Qur’an Hadits. Siswa menjadi lebih mengerti terhadap pelajaran al-Qur’an Hadits tidak hanya dengan verbalistik. Karena banyak materi dalam pelajaran al-Qur’an Hadits yang hanya bersifat verbalistik, dan guru hanya menjelaskan saja, dengan menggunakan media guru dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak bukan hanya sekedar menjelaskan saja. Hal tersebut sesuai dengan salah satu fungsi media yakni fungsi semantik agar siswa benar-benar memahami materi pelajaran. Tabel 5 Media dapat membantu saya dalam menghafal ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
11
17,46 %
2
Sesuai
27
42,85 %
3
Kurang Sesuai
24
38,09 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang merasa terbantu dengan penggunaan media, terutama media audio. Tidak dapat dipungkiri pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah pelajaran yang banyak menuntut siswa untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an atau Hadits dan menghafal merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran Al-Qur’an, maka agar kompetensi tersebut tercapai, siswa membutuhkan media untuk mempermudah dalam menghafal.
Tabel 6 Dengan media saya menjadi lebih tertarik pada pelajaran Al-Qur’an Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
12
19,04 %
2
Sesuai
28
44,44 %
3
Kurang Sesuai
22
34,92 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai walaupun tidak sedikit siswa yang menjawab kurang sesuai. Salah satu manfaat dari penggunaan media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, dilihat dari prosentase di atas, siswa menjadi lebih tertarik terhadap pelajaran setelah guru mengunakan media dalam pembelajaran. Tabel 7 Media dapat membantu saya dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
18
28,57 %
2
Sesuai
25
39,68 %
3
Kurang Sesuai
17
26,98 %
4
Tidak Sesuai
3
4,76 %
63
100 %
Jumlah
Dalam membaca Al-Qur’an dibutuhkan kaidah tajwid, salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah materi tentang tajwid. Bila tidak menggunakan media yang tepat siswa akan kesulitan dalam mempalajarinya, agar siswa lebih mudah untuk mempelajari tajwid guru menggunakan media seperti media audio contohnya tape recorder, video
(vcd), dan grafik tentang huruf-huruf tajwid. Prosentase diatas menunjukkan bahwa, dengan media yang digunakan oleh guru, siswa dapat mengatasi kesulitan tersebut. Tabel 8 Media dapat membantu saya dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
14
22,22 %
2
Sesuai
34
53,96 %
3
Kurang Sesuai
12
19,04 %
4
Tidak Sesuai
3
4,76 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab tidak sesuai. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalah kompetensi memahami, agar kompetensi tersebut dapat tercapai dengan baik guru menggunakan media pembelajaran dengan baik, karena memahami sebuah isi kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadits diperlukan penjelasan, dan penjelasan tersebut akan lebih dipahami siswa jika guru menggunakan media. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa terbantu dengan media yang digunakan oleh guru Tabel 9 Media yang digunakan oleh guru membuat konsentrasi saya hilang No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
1
1,58 %
2
Sesuai
7
11,11 %
3
Kurang Sesuai
19
30,15 %
4
Tidak Sesuai
36
57,14 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa tetap berkonsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa media yang digunakan guru tidak membuat konsentrasi siswa hilang bahkan siswa lebih berkonsentrasi karena dengan menggunakan media yang menarik membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar dan dapat meningkatkan atensi siswa terhadap materi ajar. Hal ini sesuai dengan fungsi media pembelajaran yakni fungsi atensi sebagai salah satu fungsi psikologis. Tabel 10 Belajar menggunakan media hanya membuang-buang waktu No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
1
1,58 %
2
Sesuai
3
4,76 %
3
Kurang Sesuai
14
22,22 %
4
Tidak Sesuai
45
71,42 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas hasil prosentase menunjukkan bahwa walaupun dalam pembelajaran menggunakan media, persiapan menggunakan media tidak membuang-buang waktu karena guru telah menguasai dan mempersiapkan media dengan baik, bahkan dengan menggunakan media proses belajar-mengajar dapat lebih hemat waktu karena media akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar. Hal ini sesuai dengan salah satu manfaat menggunakan media yaitu media dapat menghemat waktu.
Tabel 11 Guru menguasai media yang digunakan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
17
26,98 %
2
Sesuai
34
53,96 %
3
Kurang Sesuai
9
14,28 %
4
Tidak Sesuai
3
4,76 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan yang mereka alami bahwa guru dapat menguasai media yang digunakan, guru menguasai media disini adalah guru memahami dan menguasai media yang akan digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan, selain itu juga dalam menggunakan media guru Al-Qur’an Hadits telah memiliki persiapan dan perkiraan yang tepat dalam mempersiapkan dan menyajikan media agar tidak membuang-buang waktu. Oleh karena itu guru harus menguasai media minimal media yang akan digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Guru harus menguasai media dikarenakan salah satu keharusan menjadi seorang guru adalah harus memiliki kompetensi salah satunya adalah kompetensi dalam menggunakan teknologi pembelajaran dalam hal ini adalah media pembelajaran.
Tabel 12 Media yang digunakan guru sesuai dengan materi pembelajaran No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
23
36,50 %
2
Sesuai
38
60,31 %
3
Kurang Sesuai
2
3,17 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media
pembelajaran
sesuai
dengan
materi
pembelajaran,
seperti
menggunakan media audio dalam materi hafalan, menggunakan media visual jika materi tentang penjelasan, dan audio visual dalam materi pemahaman, karena kesesuaian dengan materi pembelajaran merupakan salah satu kriteria dalam menggunakan media pembelajaran. Jika guru menggunakan media tidak disesuaikan dengan materi pelajaran dikhawatirkan maksud dan tujuan pembelajaran tidak tersampaikan. Tabel 13 Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
23
36,50 %
2
Sesuai
38
60,31 %
3
Kurang Sesuai
2
3,17 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misalnya pada salah satu tujuan pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an Hadits yakni agar siswa dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid, guru menggunakan media visual berupa teks bacaan yang menarik, dan media audio yang dapat mencotohkan dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, karena pada zaman sekarang ini banyak sekali produsen-produsen yang menawarkan media-media yang sesuai dengan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk melengkapi proses pembelajaran. Penggunaan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran merupakan salah satu kriteria dalam menggunakan media. Karena salah satu fungsi kegunaan media pembelajaran adalah tercapainya tujuan belajar. Karena itulah dalam menggunakan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tabel 14 Media yang digunakan disertai dengan metode pembalajaran yang sesuai No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
17
26,98 %
2
Sesuai
35
55,56 %
3
Kurang Sesuai
11
17,46 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengunakan media guru selalu disertai metode yang sesuai, misalnya guru menggunakan media potongan-potongan kertas (card sort), metode yang guru gunakan adalah diskusi kelompok, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam menyortir dan menyambung potonganpotongan ayat maupun hadits agar menjadi ayat dan hadits yang utuh dan siswa mendiskusikan isi kandungan dari ayat dan hadits tersebut. Penggunaan media yang disesuaikan dengan metode yang tepat bertujuan agar penyampaian materi lebih menarik dan tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.
Tabel 15 Saya mengerti akan materi pembelajaran setelah menggunakan media No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
9
14,28 %
2
Sesuai
33
52,38 %
3
Kurang Sesuai
19
30,15 %
4
Tidak Sesuai
2
3,17 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 52,38 % siswa menjawab sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pelajaran bertambah setelah guru menggunakan media dalam pembelajaran. Sebelum menggunakan media siswa merasa jenuh dan menganggap pelajar Al-Qur’an Hadits adalah pelajaran yang membosankan sehingga mereka tidak mengerti materi yang disampaikan oleh guru, tetapi setelah menggunakan media murid lebih tertarik dan lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu pemahaman siswa bertamabah dikarenakan ketertarikan terhadap pelajaran bertambah. Tabel 16 Dengan menggunakan media, substansi pembelajaran tidak tersampaikan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
SangatSesuai
2
3,17 %
2
Sesuai
8
39,68 %
3
Kurang Sesuai
25
12,69 %
4
Tidak Sesuai
28
44,44 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang menyatakan tidak sesuai terhadap pernyataan di atas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media tidak membuat substansi
pembelajaran tidak tersampaikan, bahkan pembelajaran lebih mudah dipahami dan lebih dimengerti oleh siswa. Dengan menggunakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits memudahkan guru dalam menjelaskan substansi pembelajaran karena guru tidak memerlukan penjelasan yang panjang dan siswa menjadi lebih mengerti. Tabel 17 Guru kreatif dalam membuat dan menyajikan media pembelajaran No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
23
36,50 %
2
Sesuai
32
50,79 %
3
Kurang Sesuai
8
12,69 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dilihat dari prosentase di atas, banyak siswa yang memilih alternatif jawaban sesuai menunjukkan bahwa guru kreatif dalam membuat sebuah media pembelajaran. Dalam menyajikan materi pelajaran media yang digunakan harus sesuai dengan materi pelajaran. Jika pihak sekolah tidak menyediakan media yang dibutuhkan, saatnya guru harus kreatif dalam membuat dan menyajikan media dengan menggunakan barang-barang sederhana seperti potongan-potongan kertas, karton, gambar, grafik tajwid, video tentang tajwid, intisari hadits, dan sebagainya yang sesuai dengan materi pelajaran.
Tabel 18 Media yang digunakan bervariasi No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
10
15,87 %
2
Sesuai
35
55,56 %
3
Kurang Sesuai
18
28,57 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebnyak 55,56 % siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media bervariasi atau tidak monoton. Hal tersebut dapat membangkitkan motivasi siswa dan kreativitas guru dalam menggunakan media pembelajaran. Karena setiap kompetensi yang berbeda tidak dapat menggunakan media yang sama sehingga menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Tabel 19 Setelah guru menggunakan media, nilai pelajaran Al-Qur’an Hadits saya meningkat No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
3
4,76 %
2
Sesuai
34
53,96 %
3
Kurang Sesuai
24
38,09 %
4
Tidak Sesuai
2
3,17 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayorits siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian siswa merasakan manfaat dari penggunaan media, mereka menjadi lebih tertarik, berminat dan bersemangat dengan penggunaan media, dan juga membuat
pemahamn mereka meningkat sehingga menghasilkan meningkatnya nilai siswa pada pelajaran Al-Qur’an Hadits. Tabel 20 Belajar Al-Qur’an Hadits menggunakan media menjadi membosankan No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
2
3,17 %
2
Sesuai
5
7,93 %
3
Kurang Sesuai
24
38,09 %
4
Tidak Sesuai
32
50,79 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak pernah merasa bosan dengan pembelajaran yang menggunakan media, karena media yang bervariasi tetapi tidak terlepas dari keharusan menyesuaikan media dengan materi pelajaran, dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Contohnya media yang sering dan mudah digunakan yaitu menggunakan media komputer dengan memanfaatkan program power point, guru dapat memvariasikan gambar serta penampilannya agar siswa tidak merasa bosan dan tetap bersemangat. Tabel 21 Belajar dengan menggunakan media memberikan pengalaman baru bagi saya No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
19
30,15 %
2
Sesuai
29
46,03 %
3
Kurang Sesuai
11
17,46 %
4
Tidak Sesuai
4
6,35 %
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 46,03 % siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa mendapatkan pengalaman yang baru dari penggunaan media awalnya mereka hanya mengetahui secara abstrak tetapi setelah menggunakan media pmbelajaran lebih konkrit dan nyata. Contohnya dalam materi tentang isi kandungan hadits tentang melestarikan lingkungan hidup, guru dapat mengajak siswa untuk langsung kepada lingkungan sekitar, sehingga menambah pengalaman bagi siswa. Media yang tepat untuk digunakan adalah media lingkungan. Tabel 22 Dengan menggunakan media, saya dapat mengikuti pembelajaran AlQur’an Hadits dengan baik No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
10
15,87 %
2
Sesuai
42
66,67 %
3
Kurang Sesuai
11
17,46 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, yakni siswa tidak hanya terfokus kepada media yang disediakan tetapi juga fokus dan memahami substansi dari mteri pembelajaran, tidak bermalas-malasan, dan menjadi lebih fokus dama pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Tabel 23 Media yang duganakan oleh guru hanya satu macam No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
4
6,35 %
2
Sesuai
21
19,04 %
3
Kurang Sesuai
29
46,03 %
4
Tidak Sesuai
18
28,57 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa memilih alternatif jawaban kurang sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa media yang guru gunakan bervariasi sehingga pembelajaran tidak membosankan. Misalnya guru tidak hanya menggunakan media visual saja dalam setiap materi pelajaran, atau guru menggunakan media elektronik saja, tetapi guru memvariasikannya dengan media audio, non elektronik yang dibuat atas kreatifitas guru Al-Qur’an hadits. Tabel 24 Dengan menggunakan media, guru dapat menyajikan pelajaran dengan baik No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
13
20,63 %
2
Sesuai
43
68,25 %
3
Kurang Sesuai
7
11,11 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Salah satu manfaat media yakni membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru dapat menggunakan media pembelajaran dengan baik, karena banyak guru yang tidak terampil dalampenggunaan media dalam pembelajaran. Banyak
guru yang sibuk mengoperasikan media sehingga substansi pelajaran tidak tersampaikan. Dengan hasil prosentase di atas menunjukkan bahwa guru AlQur’an Hadits di MTs Pembangunan tetap dapat menyajikan pelajaran dengan baik. Tabel 25 Dengan menggunakan media, guru dan siswa lebih interaktif No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
13
20,63 %
2
Sesuai
30
47,61 %
3
Kurang Sesuai
19
30,15 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 47,61 % siswa menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dan proses belajar lebih interaktif, misalnya siswa tidak mengerti dengan materi yang ditampilkan dengan media siswa tidak malu untuk bertanya sehingga terjadinya interaktif berupa tanya jawab antara guru dengan siswa, hal tersebut sesuai dengan salah satu manfaat media pembelajaran yakni proses belajar mengajar lebih interaktif. Tabel 26 Guru sangat terampil dalam menggunakan media pada pelajaran AlQur’an Hadits No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
18
28,57 %
2
Sesuai
35
55,56 %
3
Kurang Sesuai
10
15,87 %
4
Tidak Sesuai
-
0%
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang menjawab dengan alternatif jawaban sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa guru sangat terampil dalam menggunakan media pembelajaran. Minimal saat guru menyajikan media saat pembelajaran berlangsung, lebih baik jika guru terampil dalam menggunakan media apapun sehingga media yang digunakan guru tidak monoton. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru telah memiliki kompetensi pedagogik karena pada zaman sekarang ini guru dituntut untuk terampil dalam menggunakan teknologi pembelajarn dalam hal ini media pembelajaran. Tabel 27 Dengan memanfaatkan media, pembelajaran Al-Qur’an Hadits lebih hemat waktu No. Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
1
Sangat Sesuai
19
30,15 %
2
Sesuai
18
28,57 %
3
Kurang Sesuai
25
39,68 %
4
Tidak Sesuai
1
1,58 %
63
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 39,68 % siswa menjawab kurang sesuai. Siswa merasa bahwa dalam menggunakan media pada pembelajaran kurang hemat waktu, hal ini kemungkinan disebabkan karena sebagian siswa menganggap bahwa dalam segi waktu pembelajaran yang menggunakan media maupun tidak menggunakan media sama saja karena guru tetap menggunakan penjelasan yang verbalistik sehingga tetap membuang-buang waktu.
O. Pembahasan Hasil Penelitian Dari beberapa data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean dan rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Berdasarkan skor penelitian yang ada dan kategori penilaian yang telah ditetapkan pada bab III, maka dapat disajikan analisis deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator penilaian di bawah ini. Tabel 28 Nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator
Variabel
Indikator
21. Kesesuaian penggunaan
media dengan tujuan pembelajaran 22. Peran guru dalam
Persepsi
pemanfaatan media
Siswa
pembelajaran
terhadap
23. Kesesuaian media
Penggunaan
dengan materi
Media dalam
pembelajaran
Pembelajaran 24. Meningkatkan minat Al-Qur’an Hadits
siswa
Nilai
Nilai
Harap
Skor
(NH)
(NS)
4x4 =
752:63
16
= 14,18
5x4 =
1154:63
20
= 18,31
1x4 = 4
723:63
16
= 11,47
2x4 = 8
materi 26. Memberikan Motivasi
= 3,33
4x4 =
25. Memberikan kejelasan
dalam penyampaian
210:63
2x4 = 8
399:63 = 6,33 429:63 = 6,81
Keterangan
14,18 x100% 88,62% 16
Baik
18,31 x100% 91,55% 20
Baik
3,33 x100% 83,25% 4
Baik
11,47 x100% 71,68% 16
Cukup Baik
6,33 x100% 79,12% 8
Baik
6,81 x100% 85,72% 8
Baik
27. Kesesuaian dengan
kondisi peserta didik 28. Kesesuaian dengan
metode pembelajaran 29. Penggunaan media
sesuai dengan fungsinya 30. Penggunaan media
meningkatkan hasil Total Nilai
1x4 = 4
1x4 = 4
189:63 =3 194:63 = 3,08
4x4 =
790:63
16
= 12,54
1x4 = 4 100
166:63 = 2,63 79,68
3 x100% 75% 4
Cukup Baik
3,08 x100% 77% 4
Baik
12,54 x100% 78,37% 16
Baik
2,63 x100% 65,75% 4
Cukup Baik
79,68 x100% 79,68% 100
Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kesesuaian penggunaan media dengan tujuan pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran tidak hanya mengikuti trend sehingga meninggalkan tujuan yang akan dicapai. Peran guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru sangat berperan dalam pemanfaatan media pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa media yang dipersiapkan dan digunakan oleh guru sesuai dengan materi pembelajaran, karena kesesuaian media dengan materi pembelajaran adalah merupakan salah satu kriteria pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran. Meningkatkan minat siswa berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa media baik dalam menumbuhkan minat siswa. Salah satu fungsi dan manfaat media dalam pembelajaran adalah membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran. Memberikan kejelasan dalam penyampaian materi berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena selama ini masih banyak guru
Al-Qur’an Hadits yang menekankan kepada hafalan dan hanya menjelaskan secara verbalistik. Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan media dapat memberikan kejelasan dalam penyampaian materi bagi guru dan penerimaan materi bagi siswa. Memberikan Motivasi berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media dalam pembelajara Al-Qur’an Hadits dapat memberikan motivasi bagi siswa agar siswa tetap semangat dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Kesesuaian dengan kondisi peserta didik berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits disesuaikan dengan kondisi peserta didik yakni karakteristik peserta didik yang berbeda-beda. Kesesuaian dengan metode pembelajaran berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam menggunakan media pembelajaran disertai dengan metode yang sesuai agar pembelajaran lebih menarik dan tujuan pembelajaran tercapai. Penggunaan media sesuai dengan fungsinya berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran disesuaikan dengan fungsinya salah satunya fungsi media sebagai sumber belajar, media tidak hanya sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran tetapi juga media sebagai salah satu sumber belajar. Penggunaan media meningkatkan hasil berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang siswa dapatkan meningkat setelah guru menggunakan media pembelajaran. Jika dilihat dari total nilai setiap aspek, maka dapat disimpulkan bahwa perepsi siswa terhadap penggunaan media dalam proses pembelajaran AlQur’an Hadits di MTs Pembangunan Jakarta berada pada kategori baik. Dengan begitu proses pembelajaran lebih menyenangkan dan Al-Qur’an Hadits tidak hanya identik dengan hafalan yang membosankan, dengan media siswa lebih termotivasi sehingga tujuan pembelajaran tercapai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1.
Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari selama penulis melakukan penelitian, siswa/i semangat dalam proses pembelajaran karena guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai, sehingga siswa/i termotivasi dan lebih aktif serta adanya interaksi antara guru dengan murid sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan materi ajar dapat tersampaikan dengan baik. Karena pelajaran Al-Qur’an Hadits yang identik dengan hafalan dan membuat siswa merasa jenuh sudah berubah menjadi pelajaran yang menyenangkan karena telah dilengkapi dengan media pembelajaran.
2.
Berdasarkan hasil penelitian, persepsi siswa terhadap pengguanan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta berada dalam kategori “baik”. Siswa berpendapat bahwa guru dalam menggunakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa baik yang sudah disediakan oleh sekolah maupun atas kreativitas guru itu sendiri, hal tersebut menunjukkan bahwa guru
tersebut telah memiliki kompetensi yang sesuai yang harus dimiliki sebagai seorang guru, dan siswa pun merasakan manfaat dari penggunaan media dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits tersebut.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran diantaranya sebagai berikut: 1.
Bagi Kepala Sekolah, untuk meningkatkan profesional para guru, hendaknya diberikan pelatihan-pelatihan mengenai penggunaan media pembelajaran, dan agar lebih memberikan fasilitas berupa media yang dikhususkan untuk pelajaran Al-Qur’an Hadits, karena dengan begitu siswa lebih dapat termotivasi dan memahami tentang isi dari Al-Qur’an Hadits yang merupakan pedoman hidup Umat Islam. Selain itu juga
2.
Agar guru lebih kreatif lagi dalam penyajian media dalam pembelajaran agar siswa lebih semangat dan termotivasi dalam menjalani proses pembelajaran di sekolah terutama pada pelajaran Al-Qur’an Hadits.
DAFTAR PUSTAKA Angkowo, R, A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. ke-13 Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet. ke-1 Daradjat, Zakiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), cet. ke-5 Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ditjen Bimbaga Islam, 1989) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. 1 Education,
http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/pemanfaatan-mediapembelajaran.html, 25 Mei 2010, 10.30
Fadil,
Mohammad,
http://www.mfadil.blog.unej.ac.id/pemanfaatan-media-
pembelajaran/, 9 Februari 2009 Guza, Afnil, Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Asa Mandiri, 2009), cet. ke-9 Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), cet. ke-7 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997) http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Khusus Untuk Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007) Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Panduan Siswa Ibtidaiyah/Tsanawiyah/Aliyah, (Jakarta: 2010) MAPENDA DEPAG Kabupaten Tangerang, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Isi Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Laksana Mandiri Putra, 2009), cet. ke-1 Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), cet. ke-1 PERMENAG RI No.2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. ke-21 Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT.LKiS Printing Cemerlang, 2009), cet. ke-1 Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-2 Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. ke-1 ____________, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), cet. ke-2 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke-11 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), cet. ke-15 Suhandono, Septian,http://septiansuhandono.blogspot.com/2010/05/implementasikandungan-ayat-al-quran.html, 15 Mei 2010 Sudjana, Nana, Peneliti Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1989), cet. ke-1 Suri, Nurbayati, “Efektivitas Penggunaan Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD al-Azhar 12 CikarangBekasi”,
Skripsi
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta,
(Jakarta:
Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta, 2009) t.d. Usman, M. Basyiruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. 1