EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI KELAS VII MTS ANNAJAH JAKARTA SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : MUHAMMAD IRVAN NIM: 1112011000087
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M /1438 H
ABSTRAK
Muhammad Irvan, 1112011000087, “Efektifitas Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta Selatan”. Kata kunci : Efektifitas, Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Tujuan penelitian ini untuk mengetahui usaha guru dalam mendesain pembelajaran Al-Qur’an Hadits, untuk mengetahui apakah Efektifitas Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data diperoleh melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara, dokumentasi, serta angket berupa pertanyaan yang diserbarkan kepada 35 siswa, yang mana angket tersebut berkaitan dengan efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits.. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Usaha guru dalam mendesain pembelajaran Al-Qur’an Hadits, adalah dengan menyampaikan pelajaran sesuai dengan materi, penggunaan media pengajaran dan menggunakan metode yang tepat untuk pelajaran Al-Qur’an Hadits. dengan menggunakan metode yang kreatif supaya menjadikan pembelajaran dapat menyenangkan dan dipahami oleh siswa. Efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Annajah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Serta dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa siswa lebih banyak menjawab selalu dan sering dari beberapa pertanyaan mengenai proses belajar, pemberian materi, metode, media pengajaran yang dipakai guru dan pemberian motivasi kepada siswa dalam pembelajaran AlQur’an Hadits.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan atas nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya hingga akhir zaman. Pada masa penulisan skripsi ini, banyaknya hambatan dan beratnya beban yang penulis rasakan dalam melaksanakan tugas ini, namun berkat pertolongan allah SWT yang telah membukakan hati hambanya maka penulis bangkit untuk meneruskan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyandari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA 2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag 3. Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA. 4. Drs. Abdul Haris, M.Ag yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya guna membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Sam’unal Ghozi, MM Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Annajah yang telah memberikan izin kepada penulis unruk melakukan penelitian ditempatnya. 6. Bapak Drs. Nurali guru bidang studi Al-Qur’an Hadits selaku narasumber yang telah membantu.
ii
7. Teman-teman kampus UIN, khususnya PAI C dan teman-teman satu bimbingan yang senantiasa selalu memberi semangat dan berbagi ilmu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal dan budi pekerti mereka semua mendapat balasan yang sebanyak-banyaknya dari allah SWT. Demikian skripsi ini penulis buat, semoga allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan rahmatnya untuk kita semua, Amin. Jakarta, 23 Januari 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8 C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 9 D. Perumusan Masalah ............................................................................. 9 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9 F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 11 A. Efektifitas ............................................................................................ 11 1. Pengertian Efektifitas ..................................................................... 11 2. Kriteria Efektifitas .......................................................................... 12 B. Pembelajaran ........................................................................................ 14 1. Pengertian Pembelajaran ................................................................ 14 2. Tujuan Pembelajaran ...................................................................... 16 3. Ciri-ciri Pembelajaran Efektif ........................................................ 17 4. Pembelajaran Efektif ...................................................................... 20 5. Metode Pembelajaran ..................................................................... 22 6. Indikator Pembelajaran Yang Efektif............................................. 26 C. Al-Qur’an Hadits .................................................................................. 26
iv
1. Pengertian Bidang Studi Al-Qur’an Hadits ................................... 26 2. Tujuan Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur’an Hadits................... 27 3. Kandungan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits .................................. 28 D. Penelitian Relevan ................................................................................ 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 31 B. Metode Penelitian................................................................................. 31 C. Populasi dan Sample ............................................................................ 31 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32 E. Pengolahan Data................................................................................... 34 F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 35 BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 36 A. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Annajah ................................. 36 B. Visi dan Misi ........................................................................................ 37 C. Struktur Organisasi .............................................................................. 37 D. Data Guru ............................................................................................. 38 E. Data Siswa............................................................................................ 39 F. Sarana dan Prasarana............................................................................ 39 G. Deskripsi dan Interpretasi Analisis Data .............................................. 40 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 60 A. Kesimpulan .......................................................................................... 60 B. Saran ..................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62 DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas dapat dibentuk dengan adanya pendidik dan peserta didik yang mampu bekerja sama dengan baik dalam proses pembelajaran. Hal ini merupakan bagian penting dalam pembelajaran efektif dan bermutu. Pendidik sebagai pemimpin di sebuah proses pembelajaran yang mempunyai peran dan pengaruh penting dalam membimbing dan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan keilmuan dan keterampilan peserta didik agar lebih baik. Pendidik mempunyai peran penting dalam memperaktekkan metode yang relevan supaya menjadikan mata pelajaran dapat menyenangkan serta dipahami oleh siswa. Pembelajaran
yang
efektif
dan
berkualitas
membutuhkan
profesionalitas pendidik dan kurikulum yang baik, serta metode yang digunakan secara tepat. Dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran sering kali disebut sebagai kunci berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan bagian dari faktor utama efektivitas belajar. Disamping itu juga, metode juga dapat berpengaruh sebagai minat dan perhatian belajar siswa terhadap proses belajar dikelas. Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.1 Pemakaian metode harus disesuaikan dengan tujuan, karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan tempat pengajaran berlangsung. Pemakaian metode berdasarkan tujuan pengajaran ditetapkan harus lebih diperinci dan spesifik sehingga dapat dipilih metode mana yang cocok dipakai dalam pembelajaran tersebut. 1
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 31.
1
2
Selain metode, efektifitas pembelajaran dapat diperoleh melalui pembuatan rancangan proses pembelajaran yang detail dan efisien terkait dengan perencanaan pembelajaran. persiapan rencana pembelajaran dan sarana prasarana yang mendukung dalam mengoptimalkan pelajaran dikelas dari awal sampai akhir waktu pembelajaran berlangsung. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilhan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.2 Kegiatan belajar efektif melibatkan guru dan siswa yang aktif. Siswa yang aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus, baik secara mental maupun fisik. Namun, siswa tidak hanya cukup berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar. Akan tetapi sumber belajar yang lain seperti buku, internet dan sebagainya bisa digunakan untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan tersebut tergantung bagaimana guru bisa menyampaikan isi pembelajaran dan memanfaatkan sumber-sumber belajar lainnya yang berkaitan sehingga berfungsi secara optimal. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara, Belajar aktif menuntut guru bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya, guru dapat merekayasa sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa.3 Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Pembelajaran aktif yang dimaksud untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua
2
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 100. 3 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 111.
3
anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.4 Menurut Syaiful Sagala, pembelajaran yang efektif adalah membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu (setidaktidaknya sampai batas tertentu) relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving) baik ujian ulangan dan sebagainya maupun penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.5 Berdasarkan pendapat tersebut pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa mengalami perubahan dalam proses pembelajaran dan bisa memahami pengalaman yang dialami. Tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa atau kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Syaiful
Sagala
menyatakan
untuk
dapat
mewujudkan
pembelajaran yang efektif, maka perlu diperhatikan beberapa aspek, diantaranya adalah: 1. Tepat waktu, efisien waktu 2. Pertanyaan sederhana dapat informasi lengkap 3. Cepat menguasai konsep 4. Metode tepat sesuai kompetensi dasar, standar kompetensi, indikator 5. Irit biaya6 Dari poin-poin diatas dapat ditemukan pemahaman bahwa guru sebelum melakukan aktivitas belajar hendaknya membuat perencanaan mengajar dengan baik. Seperti halnya dengan membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Menyampaikan materi agar tidak membosankan maka menggunakan metode yang kreatif.
4
Ibid. h. 106. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 174. 6 Ibid. 174. 5
4
Menurut Syaiful Sagala, pendekatan yang dilakukan guru agar pembelajaran dapat lebih efektif yaitu: 1. Pembelajaran peserta didik adalah sesuatu proses untuk memperoleh informasi baru 2. Startegi mengajar dipilih sebaiknya yang paling bagus agar dapat membantu peserta didik dalam memproses kegiatan belajarnya atau mengerjakan tugas agar pembelajaran benarbenar terjadi 3. Proses adalah bagian terpenting dari pelajaran.7 Dari poin diatas dapat dipahami bahwa siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran agar memperoleh informasi yang baru. Guru dalam mengajar harus menggunakan metode yang tepat agar dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Proses pembelajaran yang bersifat menghafal dan dan proses pembelajaran yang bersifat menerima jangan lagi digunakan. Tetapi dengan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat meningkatkan belajar siswa. Agar tercapainya efektivitas pembelajaran dalam suasana yang kondusif, maka perlu direncanakan agar siswa dapat berinteraksi satu sama lain. Siswa akan membuat kelompok belajar yang memungkinkan mereka untuk menikmati proses belajar dan saling mendukung satu sama lain dalam kebersamaan. Dengan suasana seperti ini akan menciptakan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa sehingga aktivitas belajar menjadi menarik dan menyenangkan. Mempelajari Al-Qur’an merupakan keharusan bagi setiap muslim dan sebagai orang tua diwajibkan mengarahkan anak-anaknya untuk mempelajarinya sebagai bekal kehidupannya ditengah-tengah masyarakat. Mengingat anak merupakan amanah dari allah swt yang harus mendapat perhatian khusus dari kedua orang tuanya secara serius terutama dalam hal 7
Ibid. 165.
5
pendidikannya. Salah satunya menanamkan nilai-nilai akidah dan akhlak kepada anak sedini mungkin melalui pemahaman ayat Al-Qur’an sehingga berpengaruh bagi kehidupan di zamannya. Ironisnya membaca Al-Qur’an di kalangan masyarakat zaman sekarang, khususnya anak-anak usia sekolah menengah pertama relatif sangat
sedikit
apalagi
untuk
mempelajari
dan
memahami
isi
kandungannya. Al-Qur’an seolah-olah hanya dijadikan hiasan ruangan saja, bahkan dijadikan barang antik yang hanya dipajang, tidak pernah dibaca dan dipelajari. Padahal jika kita mengetahui keutamaan dalam membaca dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan tetap berada dalam jalan yang tetap, yaitu jalan yang sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Serta mendapatkan pertolongan yang pasti dari allah bagi mereka yang membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.
Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Kenyataan yang ada sekarang ini, sering kita jumpai ditengahtengah masyarakat banyak diantara anak-anak bahkan remaja yang tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurang adanya minat bagi anak untuk belajar Al-Qur’an, kurangnya peran serta orang tua dalam memotivasi anak dalam belajar Al-Qur’an, serta lingkungan yang tidak mendukung, dikarenakan sudah banyaknya sarana bermain anak, seperti warnet dengan game onlinenya, playstation, dan lain-lainnya.
6
Dari permasalahan diatas, maka tugas pokok guru dalam pendidikan Islam adalah pensucian dan tugas pengajaran. Tugas pensucian berarti mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada allah swt, menjauhkan dari keburukan dn menjaganya agar tetap berada pada firahnya. Sedangkan tugas pengajaran berarti menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupan.8 Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran rumpun pendidikan Agama Islam yang ada di Madrasah Tsanawiyah. Pelajaran AlQur’an Hadits ini merupakan pelajaran yang sangat berkaitan dalam kehidupan sehari-hari para siswa-siswi, terutama dalam hal membaca AlQur’an baik di rumah, atau pun sekolah tempat mereka belajar. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mengandung materi-materi yang berperan penting dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Memberikan kemampuan dasar supaya siswa mampu membaca, menulis dan membiasakan diri dengan mengamalkan isi kandungan ayat atau Hadits. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan mata pelajaran yang penting berkaitan dengan pelajaran mengenai dasar hukum dan kaidahkaidah dalam menjalankan kehidupan beragama. Pentingnya mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits supaya terbetuk menjadi pribadi muslim. Pribadi muslim adalah pribadi yang dibentuk dari penanaman nilai-nilai dari Al-Qur’an dan Hadits. Pemahaman tersebut dapat diperoleh dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah. Pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan bagian salah satu pelajaran pendidikan Agama Islam yang ada di Madrasah Tsanawiyah. Bertujuan untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan pemahaman serta penghayatan terhadap isi yang terkandung sehingga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h. 125.
7
Belajar Al-Qur’an Hadits berbeda dengan belajar bahasa dan Sejarah Kebudayaan. Dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits terdapat ilmu tajwid dan ilmu qira’ah. Dari sini siswa lebih mengenali keindahan bahasa dan tata cara mengucapkannya sehingga siswa menemukan pemahaman yang baik dan kemudian mengimplementasikan dalam tutur berbahasa dipergaulan sosial. Terdapat juga materi tentang ibadah dan muamalat yang terkandung didalamnya. Penulis telah melakukan observasi mengenai pembelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta Selatan. Pendidikan Agama Islam di tingkat Madrasah Tsanawiyah ini terdiri dari 5 katagori yaitu Al-Qur’an Hadits, Fikih, SKI, Akidah Akhlak, dan Bahasa Arab. Penulis mengambil mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Pemilihan ini dikarenakan pelajaran Al-Qur’an Hadits memiliki karakteristik yang cukup mudah dipelajaran kelas VII. Pelajaran itu meliputi: 1. Membaca, menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid 2. Menterjemahkan
makna
yaitu
meliputi
pemahaman
interprestasi ayat dan Hadits dalam memperkaya khazanah intelektual 3. Menerapkan isi kandungan ayat dan Hadits yang merupakan unsur pengalaman nyata dalam kehidupan.9 Dari persoalan realitas pembelajaran yang penulis lihat di Madrasah ini adalah guru terlalu aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya guru menghabiskan waktu hanya untuk ceramah dan cerita saja, sehingga siswa dibuat pasif sehingga interaksi siswa dan guru dalam proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru sehingga efektivitas pembelajaran tidak tercapai. 9
Menteri Agama RI, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: 2008), h. 47.
8
Keadaan siswa yang pasif akan menimbulkan perasaan tidak semangat dan bosan mengikuti pelajaran. Hal ini dikarenakan guru tidak mampu menciptakan pembelajaran yang efektif. Guru tidak menguasai metode yang tepat sehingga jam belajar tidak maksimal. Melihat kenyataan seperti ini, para orang tua, guru, dan penulis sendiri berupaya ingin mencurahkan perhatiannya untuk mengatasi buta huruf Al-Qur’an dan penulis ingin mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas pelajaran Al-Qur’an Hadits bagi anak-anak di dalam mempelajari Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta. Berdasarkan
penelitian
pendahuluan
dijumpai
efektifitas
pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Annajah Jakarta masih kurang efektif, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya: Kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, terbatasnya sarana dan prasarana, lemahnya penguasaan metode saat pembelajaran serta kurangnya motivasi orang tua dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif, kurangnya kerjasama antara orang tua dan guru. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul “Efektifitas Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Annajah Jakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah yang telah disebutkan di atas, maka identifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan guru Al-Qur’an Hadits membuat siswa pasif 2. Kurangnya sarana/sumber belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits 3. Kurang/lemahnya bimbingan belajar siswa pada mata pelajaran AlQur’an Hadits
9
4. Kurang tersedianya media pembelajaran pada mata pelajaran AlQur’an Hadits
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari
perbedaan
persepsi
dan
mengingat
permasalahan yang terdapat dalam tema di atas sangat luas, maka penulis membatasi sebagai berikut: 1.
Metode yang digunakan guru Al-Qur’an Hadits dalam proses pembelajaran
2.
Media yang digunakan guru Al-Qur’an Hadits dalam membantu pembelajaran di kelas.
D. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Apa usaha guru dalam mendesain pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah tsanawiyah Annajah Jakarta?
2.
Bagaimanakah efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta?
E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui usaha guru dalam mendesain pembelajaran AlQur’an Hadits yang efektif. 2. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs Annajah Jakarta.
F. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi bagi guru bidang studi Al-Qur’an Hadits untuk meningkatkan kompetensinya. 2. Bagi pembaca pada umumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana seharusnya pelaksanaan pembelajaran serta efektifitas pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta.
10
3. Bagi penulis, sebagai wahana untuk mengetahui secara mendalam tentang efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta.
BAB II KAJIAN TEORI A. Efektifitas 1. Pengertian Efektifitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.1 Efektivitas keberhasilan
dapat
pendidikan.
dijadikan Efektivitas
barometer dinyatakan
untuk
mengukur
sebagai
tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian, efektivitas merupakan konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran. Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik.2 Dalam dunia pendidikan efektifitas dapat ditinjau dari dua segi yaitu dari segi efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektifitas belajar murid menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran
1 2
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 82 Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 20
11
12
yang diharapkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.3 Jadi, efektifitas dalam pendidikan adalah kegiatan yang dapat menghasilkan pengaruh yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Kriteria Efektifitas Agar pembelajaran efektifitas, maka perlu adanya kriteria, antara lain: a. Pencapaian target kurikulum Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam sistem pendidikan
nasional,
dinyatakan
bahwa
kurikulum
adalah
seperangkat rencana dan pengaturan isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung pokok-pokok pikiran, sebagai berikut: 1) Kurikulum merupakan suatu rencana atau perencanaan 2) Kurikulum
merupakan
perencanaan,
berarti
mempunyai
sistematika dan struktur tertentu. 3) Kurikulum
memuat/berisikan
menunjuk kepada perangkat
isi
dan
mata
bahan
ajaran
pelajaran,
atau bidang
pengajaran tertentu. 4) Kurikulum mengandung cara, atau metode, atau strategi penyampaian pengajaran.
3
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 183
13
5) Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. 6) Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan 7) Berdasarkan butir 6, maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan.4 Dengan demikian, kurikulum berfungsi sebagai alat untuk membantu anak didik mengembangkan pribadinya kearah tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai program pendidikan yakni program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan. b. Hasil belajar siswa Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Tentang apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutnya dengan istilah hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. 1) Prestasi belajar atau hasil belajar kognitif mencangkup: a) Pengetahuan b) Pemahaman c) Penerapan d) Analisis e) Sintesis f) Evaluasi
4
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 13
14
2) Prestasi belajar atau hasil belajar afektif mencangkup: a) Penerimaan b) Jawaban c) Penilaian d) Pengorganisasian nilai e) Karakterisasi dan internalisasi nilai 3) Prestasi belajar atau hasil belajar psikomotor mencangkup: a) Keterampilan b) kemampuan5 Dengan demikian hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu meliputi tiga aspek, yaitu yang pertama aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dari segi pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua aspek afektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan, dan kesadaran, dan aspek ketiga psikomotor, meliputi perubahanperubahan dalam segi bentuk tindakan motorik. B. Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Istilah pembelajaran sering diidentikkan dengan pengajaran juga terlihat dalam redaksi peraturan pemerintah Republik Indonesia nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan , pasal 20 (tentang Standar Proses) dinyatakan: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silsbus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.”6 Kata pembelajaran sengaja dipakai padanan kata dari kata instruction (bahasa inggris). Kata instruction mempunyai pengertian yang 5
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 151-155 6 Suyono dan Haryanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 4
15
lebih luas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru-murid dikelas formal, pembelajaran mencangkup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu dalam pembelajaran yang ditekankan adalah proses belajar, maka usahausaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.7 Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.8 Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Kegiatan belajar ini dapat dihayati (diamati) oleh orang yang sedang belajar maupun oleh orang lain. Belajar yang dihayati oleh siswa ada hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pada satu sisi, kegiatan belajar yang dialami oleh seorang siswa berkaitan dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang, dan pada sisi lain, kegiatan belajar juga merupakan perkembangan mental yang didorong oleh tindakan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Artinya, belajar mempunyai kaitan dengan usaha atau rekayasa pembelajaran.9 Belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap individu secara maksimal untuk dapat mengatasi atau memperoleh sesuatu. Belajar juga dipandang sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan perilaku seseorang. Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan 7
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 4 8 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2009), h. 10 9 Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 56
16
lingkungannya. Pembelajaran itu sendiri merupakan suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar.10 Jadi pembelajaran merupakan proses belajar pendewasaan diri dimana guru mengajar atau membimbing anak-anak. Guru mengajarkan siswa sedangkan siswa yang belajar. 2. Tujuan Pembelajaran Tujuan
pembelajaran
merupakan
pernyataan
tentang
hasil
pembelajaran yang diharapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Karakteristik bidang studi merupakan aspek-aspek yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran. Kendala terkait dengan sumbersumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang. Karaktristik siswa terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya dan sebagainya.11 Tujuan pengajaran mengarahkan siswa kepada sasaran yang akan dicapai. Jadi tujuan pengajaran menjadi pedoman bagi pengajar untuk menentukan sasaran pembelajaran siswa sehingga setelah siswa mempelajari pokok bahasan yang diajarkan, mereka dapat memiliki kemampuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam menentukan tujuan harus operasional, artinya tidak mengambang dan terlalu luas, agar dapat diukur dan dinilai. Disamping itu harus spesifik, artinya mempunyai kekhususan tertentu sehingga siswa dapat mengenalinya secara gamlang.12 Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan pengetahuan. Pengetahuan bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan disekolah. Oleh karena itu, mata ajaran tersebut meliputi berbagai pengalaman yang berasal dari orang tua dimasa lalu, yang berlangsung
10 11
Tohirin, op. cit., h. 8 Made Wena, strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
5 12
Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 119
17
dalam kehidupan manusia yang diuraikan, disusun, serta dimuat dalam buku mata pelajaran dari berbagai referensi.13 Jadi tujuan pembelajaran itu perubahaan perilaku peserta didik baik perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Ciri-ciri Pembelajaran Efektif Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran
secara
efektif
dan
berlangsung
dalam
kondisi
menyenangkan. Sementara itu para konstruktivis menyampaikan sejumlah kreteria agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif antara lain: a. Harus diciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan b. Belajar yang menarik perhatian siswa adalah menyenangkan karena menantang, relevan, mengarah tujuan, serta didukung dengan metode yang memungkinkan tercapainya keberhasilan c. Hampir semua siswa dapat dan akan belajar bila didukung oleh guru dan lingkungan belajar yang efektif.14 Terkait dengan pencapaian berbagai kriteria pembelajaran efektif tersebut diatas, Shulman, seorang konstruktivis yang lain, mendaftar sejumlah pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh guru. Pengetahuan itu antara lain meliputi: a. Pengetahuan tentang siswanya b. Pengetahuan tentang subjek yang akan diajarkan c. Pengetahuan umum tentang proses pembelajaran, manajemen kelas, serta organisasi pembelajaran.
13
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 26 14 Suyono dan Haryanto, op. cit., h. 212
18
d. Pengetahuan tentang konten pedagogis yang meliputi: pengetahuan tentang kurikulum, baik materinya maupun program-programnya, pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan berbagai pokok bahasan, pengetahuan tentang situasi dan konteks pendidikan, pengetahuan tentang tujuan pendidikan, tujuan umumnya, dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.15 Menurut Slamento bahwa untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal berikut: a. Kondisi internal yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya.
Siswa
dapat
belajar
dengan
baik
apabila
kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, yaitu: 1). Kebutuhan fisiologis 2). Kebutuhan akan keamanan 3). Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta 4). Kebutuhan akan status misal keinginan akan keberhasilan 5). Kebutuhan self-actualisation 6). Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti 7). Kebutuhan estetik b. Kebutuhan eksternal adalah kondisi yang ada diluar diri pribadi manusia. Untuk dapat belajar efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur. c. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar
15
Ibid., h. 212
19
diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.16 Sedangkan untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. b. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa. d.
Kurikulum yang baik dan seimbang.
e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual. f. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. g. Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada siswa. h. Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi siswasiswanya. i. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah. j. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan masalah-masalah yang merangsang untuk berfikir. k. Semua
pelajaran
yang
diberikan
pada
siswa
perlu
diintegrasikan. l. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. m. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa.17
16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 74-76 17 Ibid., h. 92-94
20
Jadi pembelajaran efektif adalah perubahan tingkah laku seseorang kearah yang lebih baik lagi, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari bodah menjadi pintar. 4. Pembelajaran Efektif Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut ada tujuh gaya belajar yang efektif, diantaranya: a. Bermain dengan kata Gaya belajar ini di mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca, serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenagkan karena bisa membantu untuk mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutnya. b. Bermain dengan pertanyaan Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat apabila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, sehingga didapati hasil yang paling akhir atau kesimpulan.18 c. Bermain dengan gambar Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambarslide, video, atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, bisa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartun. d. Bermain dengan musik Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak
18
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT bumi Aksara, 2008), h. 183-184
21
orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan itu. e. Bermain dengan bergerak Tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah penari, olahragawan. f. Bermain dengan bersosialisasi Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat dan mudah memahaminya biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan. g. Bermain dengan kesendirian Ada sebagian orang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya.19 Apa pun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya, dengan tujuan agar tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Menurut pendapat Hamzah B.Uno, keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si belajar. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu:
19
Ibid., h. 183-184
22
a. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan “tingkat kesalahan” b. Kecepatan unjuk kerja c. Tingkat alih belajar d. Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.20 5. Metode Pembelajaran proses belajar mengajar merupakan interaksi yang di lakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang di tetapkan. Dalam proses pembelajaran, tentunya ada metode yang digunakan yang menentukan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Ada pun metode yang di gunakan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits: a. Metode Baghdady: Dalam metode baghdady ini, sering disebut eja huruf perhuruf, atau lebih menekankan pada hafalan huruf, misalnya Alif, Ba dan seterusnya. Kemudian diajarkan titik hurufnya dan baris di atas, bawah, depan dengan lafazd bunyi “an, in, un” dan seterusnya. Setelah itu diajarkan menggunakan tasydid, tanda mati sampai pada membaca Al-Qur’an atau hadits yang sesuai dengan makhraj aslinya. Dan pada akhirnya murid-murid dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan dapat memahami isi hadits. Dengan demikian jelas bahwa metode baghdady adalah suatu metode yang mengarahkan kepada sistem hafalan, sebab si anak dituntut untuk mengenal sepenuhnya dari dasar sampai dengan seterusnya. b. Metode Iqra’: Metode ini menekan langsung pada latihan membaca yang dimulai dari tingkat yang paling sederhana, tahap demi tahap sehingga sampai pada tahap yang paling sempurna. Pembelajaran
20
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 21
23
pada metode ini, lebih cenderung kepada ingatan huruf, sehingga tidak perlu menghafal. Berdasarkan uraian di atas perlu jelaskan sistem pelaksanaan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan metode iqra’, contohnya guru hanya mengajarkan huruf kemudian murid mengulangnya, disini guru tidak menyuruh untuk menghafal, tetapi hanya melatih membaca, menulis. Tugas guru hanya memberikan teguran apabila terdapat kesalahan.21 c. Metode ceramah: merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan, hendaknya ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang di sampaikan. d. Metode tanya jawab: metode ini adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang untuk berfikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran. e. Metode diskusi: merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya.
Untuk
mendapatkan
hal
yang
disepakati, tentunya masing-masing menghilangkan perasaan subjektivitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot, pikiran dan pertimbangan akal yang semestinya. f. Metode kisah: Al-Qur’an dan Al-Hadis banyak meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seperti kisah para malaikat, para nabi, umat terkemuka pada zaman dahulu dan sebagainya. Pendidikan dengan metode ini dapat membuka kesan mendalam
21
http://zuhrilpd.blogspot.co.id/2015/09/metode-pembelajaran-al-quran-hadits.html
24
pada jiwa seseorang (anak didik), sehingga dapat mengubah hati nuraninya dan berupaya melakukan hal-hal yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang buruk sebagai dampak dari kisahkisah itu, apalagi menyampaikan kisah-kisah tersebut dilakukan dengan cara yang menyentuh hati dan perasaan.22 g. Metode pemberian tugas: yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitankesulitan itu. h. Metode drill (latihan): penggunaan istilah “latihan” sering disamakan artinya dengan istilah “ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. Latihan yang bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut. i. Metode kerja kelompok: apabila guru dalam menghadapi anak didik di kelas merasa perlu membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersamasama. Untuk kelompok yang dibagi berdasarkan kemampuan anak didik, tugas guru sebagai pembimbing lebih berat, karena harus cermat memperhatikan anak didik yang lemah agar jangan terlalu dirugikan. Sedangkan bagi yang cerdas jangan sampai ada anggapan bahwa dengan adanya kelompok tidak memberi manfaat 22
143
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.137-
25
baginya. Dalam hal ini guru harus memberikan tugas kepada yang lebih cerdas untuk membantu rekan-rekannya yang lemah.23 Dari beberapa metode yang dipaparkan, maka metode yang tepat dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah: a. Metode baghdady b. Metode iqra’ c. Metode ceramah d. Metode tanya jawab e. Metode diskusi f. Metode pemberian tugas Pada
mata
pelajaran
Al-Qur’an
Hadis
metode
baghdady
merupakan metode dengan sistem eja huruf perhuruf, lebih menekankan menghafal huruf. Sedangakan metode iqra’ merupakan metode latihan membaca. Metode ceramah selalu digunakan karena untuk memberikan penjelasan kepada siswa tentang ayat Al-Qur’an atau Hadits yang disampaikan kepada siswa, selanjutnya siswa diberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana siswa memperhatikan penjelasan yang telah disampaikan oleh guru, dan guru memberikan tugas berupa tulisan potongan ayat Al-Qur’an atau potongan Hadits, kemudian para siswa menyempurnakan potongan ayat Al-Qur’an atau potongan Hadits tersebut. Kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang mereka dapati pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits. Para siswa diberikan untuk mengulangi bacaan ayat Al-Qur’an atau Hadits, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa untuk membaca ayat Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar.
23
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 298-304
26
Jadi, metode tersebut sangatlah tepat jika digunakan pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, karena dengan metode tersebut siswa lebih mudah memahami dan mengerti. 6. Indikator Pembelajaran Yang Efektif Menurut Wotruba dan Wright dalam Yusufhadi Miarso, tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif, antara lain: a. Pengorganisasian materi dengan baik b. Komunikasi secara efektif c. Penguasaan dan antusiasme dalam materi pelajaran d. Sikap positif terhadap siswa e. Pemberian ujian dan nilai yang adil f. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran g. Hasil belajar siswa yang baik.24 Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Tingkat keberhasilan yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator ketuntasan hasil belajar siswa. C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Pengertian Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama islam yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan takwa kepada allah SWT. 24
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 469
27
Pemberian pelajaran Al-Qur’an Hadits kepada siswa bertujuan untuk memberikan pemahaman untuk beriman dan bertakwa kepada allah SWT, belajar untuk memahami dan menghayati Al-Qur’an dan Hadits, menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an dan Hadits, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif apa yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, dan belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain sesuai tuntutan Al-Qur’an dan Hadits.25 2. Tujuan Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis MTs ini merupakan kelanjutan dan kesinambungan dengan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis pada jenjang MI dan MA, terutama pada penekanan kemampuan membaca al-Qur'anhadis, pemahaman surat-surat pendek, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis adalah: a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur'an dan Hadis. b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan. c. Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah terlebih salat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat/ayat dalam suratsurat pendek yang mereka baca.26
25
Achmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag, 2009), h. 36 26 Menteri Agama RI, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: 2008), h. 44
28
3. Kandungan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Ada beberapa materi yang terdapat dalam bidang studi Al-Qur’anHadits diantaranya: a. Keterampilan melafalkan Materi pokok keterampilan melafalkan: melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacanya, melafalkan ayat-ayat dalam surat-surat tertentu dalam juz’amma, melafalkan hadits-hadits tertentu. b. Keterampilan membaca Materi pokok keterampilan membaca: membaca huruf-huruf hijaiyah baik secara terpisah maupun bersambung, membaca suratsurat tertentu dalam juz’amma secara tartil sesuai kaidah tajwid, membaca hadits tertentu secara baik dan benar. c. Keterampilan menulis Materi pokok keterampilan menulis: menulis huruf-huruf hijaiyah baik secara terpisah maupun bersambung, menulis surat-surat tertentu dalam juz’amma, menulis hadits tertentu secara baik dan benar. d. Keterampilan menghafal Materi pokok keterampilan menghafal: menghafal huruf-huruf hijaiyah, menghafal surat-surat tertentu dalam juz’amma, dan menghafal hadits-hadits tertentu. e. Keterampilan mengartikan Materi pokok keterampilan mengartikan: mengartikan surat-surat tertentu dalam juz’amma dan mengartikan hadits-hadits tertentu. f. Keterampilan memahami Materi pokok keterampilan memahami: memahami isi kandungan surat-surat tertentu dalam juz’amma dan memahami isi kandungan hadits-hadits tertentu.
29
g. Keterampilan mengamalkan Materi pokok keterampilan mengamalkan: mengamalkan isi kandungan surat-surat tertentu dalam juz’amma dan mengamalkan isi kandungan hadits-hadits tertentu.27
D. Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelusuran dari literatur yang ada, penulis telah menemukan hasil penelitian yang relevan, hasil penelitian tersebut antara lain: Pertama, skripsi yang ditulis oleh Siti Hajar Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013, dengan judul “Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an pada santriwati MTs Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Perigi Baru Pondok aren Tangerang”. Peneliti ini menganalisis tentang peran guru, serta pembinaan yang dilakukan guru Al-Qur’an khususnya dalam menanggulangi kesulitan yang dihadapi santriwati dalam membaca AlQur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah cukup baik upaya yang dilakukan guru Al-Qur’an dalam mengatasi santriwati yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca Al-Qur’an, karena sebagian besar santriwati mendapat bimbingan yang cukup maksimal dalam belajar membaca Al-Qur’an. Kedua, skripsi yang ditulis oleh Siti Mumun Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2012, dengan Judul “Peran Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Pada Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah”. Peneliti ini menganalisis tentang sejauh mana peranan guru Qur’an Hadits dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan guru Qur’an Hadits dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an dapat dikategorikan sudah baik. 27
Achmad Lutfi, op. cit., h.25
30
Berbeda
dengan
penelitian
diatas,
penelitian
ini
lebih
memfokuskan pada usaha-usaha guru dalam mendesain pembelajaran AlQur’an Hadits dan tingkat efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits pada siswa kelas VII.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai oktober sampai desember 2016.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau temuan dilapangan. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi pada saat penelitian dilakukan, tujuannya untuk memaparkan peristiwa yang terjadi dan kemudian hasil data dianalisis. Dengan pendekatan kualitatif, diharapkan dapat menangkap situasi dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru pengampu mapel AlQur’an Hadits, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang diperoleh pemahaman yang konkrit dan relatif mendalam.
C. Populasi dan Sample Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa madrasah tsanawiyah Annajah kelas VII yang berjumlah 175 siswa. Sedangkan yang menjadi sample penelitian, peneliti mengambil 35 orang, untuk mendapatkan 35 orang tersebut maka akan dilakukan random sampling dengan cara diundi.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117
31
32
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1.
Observasi Observasi penelitian ini untuk mengetahui situasi sosial yang menjadi objek penelitian. Mengamati langsung objek dan mencatat informasi yang didapat. Observasi pada penelitian ini difokuskan untuk mengamati kegiatan proses belajar mengajar. Dalam observasi ini peneliti mengamati metode guru mengajar, media yang digunakan dalam mengajar, serta respon siswa dalam pembelajaran. Dalam mengamati tersebut peneliti ingin mengamati tiga kali.
2. Wawancara Wawancara yang dilakukan dengan cara dialog untuk mengetahui informasi yang mendalam. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui proses belajar mengajar. Peneliti melakukan wawancara kepada pihak yang terkait yaitu: a. Kepala sekolah karena beliau yang mengawasi semua kegiatan belajar di sekolah. Dengan kepala sekolah peneliti ingin menanyakan beberapa pertanyaan yaitu: pelatihan guru, guru mengajar sesuai bidangnya, dan latar belakang pendidikan guru tersebut. b. Guru bidang studi Al-Qur’an Hadits yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan materi pelajaran tersebut. Dengan guru bidang studi Al-Qur’an Hadits Indikator wawancara pertannyaan yaitu: metode yang digunakan, media, respon siswa. 3. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen, yang diharapkan dapat memperoleh data sebagai penunjang dalam penelitian ini. Seperti, data-data siswa, struktur organisasi, kurikulum, nilai-nilai hasil belajar dan data guru bidang studi Al-Qur’an Hadits.
33
4. Kuesioner (angket) Kuesioner (angket) adalah pengumpulan data yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah yang akan diteliti pada mata pelajaran al-Qur’an Hadits, angket tersebut akan disebar kepada responden untuk memperoleh data atau informasi. Pada penelitian ini penulis menyebar angket kepada siswasiswi MTs Annajah yang dijadikan sample dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat baginya. Kisikisi angket tersebut yaitu KBM sesuai dengan RPP, menggunakan metode pada saat mengajar, menggunakan media dalam mengajar, memberikan PR atau tugas saat selesai pelajaran, memberikan motivasi kepada anak pada saat belajar.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Efektifitas Pembelajaran No
Variabel
Standar
Indikator
Nomer
Kompetensi
Item +
1
Efektivitas
Pencapaian
KBM
pembelajaran
target
dengan RPP
3,4
Al-Qur’an
kurikulum
Memberi
8,
PR/tugas
11,
-
sesuai 17,
Hadits
hafalan setiap selesai pelajaran Menggunakan
5,6
metode
9,
10,
Jumlah
34
mengulang/ber
14,
tanya pada saat 1 belajar Menggunakan
2,
media/alat
13
peraga
dalam
mengajar Memberikan
7,
15,16,
motivasi
12,
20
kepada dalam
anak 18, belajar 19
Al-Qur’an Hadits
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Jawaban Angket No
1
Pernyataan
Pernyataan
Selalu
Sering
Kadang-
Tidak
Kadang
Pernah
4
3
2
1
1
2
3
4
Positif 2
Pernyataan Negatif
E. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan memberikan penilaian terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap pembelajaran mata pelajaran al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
35
Annajah. Pada saat interprestasi data pedoman yang penulis gunakan untuk mencari presentasi setiap data: P = F x 100% N Keterangan : P = angka presentasi F = frekuensi dari setiap alternatif jawaban N = jumlah keseluruhan frekuensi alternatif jawaban 100% = bilangan tetap
F. Teknik Analisis Data Adapun teknik pelaksanaan atau analisanya adalah dengan memeriksa
jawaban-jawaban
dari
setiap
responden,
kemudian
dijumlahkan dan menghasilkan skor total, setelah itu diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel), seterusnya dan yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat masing-masing satu tabel.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sejarah Singkat Madrasah Annajah Jakarta Tahun 1964 atas prakarsa KH. Abdillah Amin dan tokoh masyarakat sekitar Petukangan didirikanlah sebuah Madrasah bernama Raudlatul Athfaal, suatu lembaga pendidikan dasar dan menengah yang bersifat agamis yang sangat dibutuhkan masyarakat. Tahun 1960 juga atas prakarsa KH. Abdillah Amin Raudlatul Athfaal diganti menjadi Madrasah Darun Najah yang berpusat di Kelurahan Petukangan. Tahun 1974 ada keinginan dari Pengurus Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI), yang menaungi Madrasah Darun Najah, antar lain KH. Abdillah Amin, Drs. H. Komaruzzaman, Drs. H. Abdul Manaf, Drs. Hafidz Dasuki, MA, H. Syatirih, H. Kosim, Drs. Arsyad Siagian, untuk mendirikan Pondok Pesantren Darunnajah yang berlokasi di Kelurahan Ulujami. Sedangkan Petukangan di bawa ke Ulujami sebagai embrio/cikal bakal santri Ponpes Darunnajah yang ada sekarang. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 1 April 1985 dengan Akte Notaris R. Soerojo Wongsowidjoyo. Sarjana Hukum No. 21 tertanggal 12 April 1985 berdirilah Yayasan Annajah yang berdomisili di Kelurahan Petukangan Selatan Jakarta. Sejarah berdirinya Yayasan Annajah yang merupakan kelanjutan daripada Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI) serta dualisme nama Darun Najah antara Petukangan dan Ulujami melaterbelakangi diadakannya Rapat Pengurus Yayasan dan Para Kepala Sekolah yang berada di naungan Yayasan Annajah dan Tokoh Masyarakat untuk membahas perubahan nama lembaga pendidikan yang dikelola Yayasan Annajah. Rapat dilaksanakan 1 Muharrah 1427 H bertepatan 31 Januari 2006 M. Rapat dihadiri oleh seluruh undangan yang terdiri atas Pengurus Yayasan Annajah, Para Kepala Sekolah dan Tokoh Masyarakat sehingga memenuhi syarat quorum untuk mengambil sebuah keputusan.
36
37
B. Visi dan Misi MTs Annajah VISI Unggul dalam Iman dan Taqwa, Kompetetif dalam Ilmi Pengetahuan dan Teknologi Indikator Visi 1. Berperan aktif dalam kegiatan IMTAQ 2. Unggul dalam prestasi akademik 3. Terampil mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari MISI Misi MTs Annajah Petukangan Jakarta Selatan : 1. Menyelenggarakan pendidikan berlandaskan keimanan dan ketakwaan 2. Menyelenggarakan pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai ke-islaman 3. Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan berbahasa asing 5. Menyelenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas
C. Struktur Organisasi Ketua Yayasam
Kepala Sekolah
Wakil Bidang Kurikulum
Wakil Bidang Kesiswaan
38
D. Data Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8
NAMA Drs. H. Sam'unal Ghozi Nurhadi S.Pd Ulfah Shihah , S.Ei H. Moh. Yamin, BA Hadromi, S.ag Drs. Nurali H. Basyaruddin R Sunarsih, BA
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Yunita Titi W. S.Pd Imawati ,S.Pd Ahmad Fauzi S.Pd Suryadi , S.Thi Lutfiah, S.Pd Asep Djakamaya S.Pd Ilfa Rianti S.Pd Muh. Guntur S.Pd Widiasti Rahayu S.Pd Tatang S.Pd
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kurniasari S.Pd Ahmad Jailani S.IP Dede Syarifah S.Pd.I Farida Indriani, S.Psi Virdiah Amalia S.Pd Tri Anggarawati, S.Kom Naily Hidayati S.Pd Robi Saputra Risky Faizul Awal Deviya Anggraini
Siti Nur Vadilah ,S.Pd
JABATAN TUGAS Kep. Madrasah W. Kep. Sek W. Kep. Sek Pengawas Madrasah Wali Kelas Guru Al-Qur’an Hadits Guru IPS, PKN, BP &Wali Kelas Guru Matematika, IPA & Wali Kelas Guru IPA & Wali Kelas Guru Matematika & Wali Kelas Guru B. Indonesia & Wali Kelas Guru Fiqh & Wali Kelas Guru SKI, Aqidah & Wali Kelas Guru Olahraga Guru B. Inggris & Wali Kelas Guru B. Indonesia &Wali Kelas Guru IPA &Wali Kelas Guru Olahraga Guru B. Inggris, SBK &Wali Kelas Guru MTK, IPA &Wali Kelas Guru IPS &Wali Kelas Guru B. Arab Guru BP Guru Lab Bahasa Guru Lab Komputer Guru IPS Guru SKI TU TU
PEND S.1 S.1 S.1 SM S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 D.2 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 UIN D.3 BL
39
E. Data Siswa No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah siswa
1
VII
95
80
175
2
VIII
91
81
172
3
IX
81
92
173
F. Sarana dan Prasarana Gedung MTs Annajah teletak di daerah yang mudah dijangkau, tepat di pinggir jalan utama yaitu Jl. Ciledug Raya. Sarana dan prasarana MTs Annajah terbilang cukup memadai dengan fasilitas yang cukup lengkap. Salah satunya adalah lapangan yang dapat digunakan siswa-siswi untuk berolah raga, upacara serta kegiatan lainnya. Gedung MTs Annajah termasuk gedung konfensional. Semua ruangan yang mendukung proses KBM ada dalam satu bangunan, kecuali lapangan. Bangunan tersebut terdiri dari 4 lantai dan basement sebagai fungsi utama untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi siswa sedangkan siswi di lantai 4. Lantai pertama berisi ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang musik, UKS, Lab Bahasa, Lab Komputer, perpustakaan serta toilet guru dan murid. Di lantai dua terdapat 1 ruang guru dan 6 ruang kelas, yaitu kelas IX.1 sampai IX.5 dan VIII.1. Ruangan yang ada di lantai 3 sama dengan yang ada di lantai 2, hanya ruang kelas di lantai 3 yaitu kelas VIII.2 sampai VIII.5 dan kelas VII.1 DAN VII.2. Sedangkan di lantai 4 hanya terdapat 3 ruang kelas yaitu kelas VII.3 sampai kelas VII.5 serta terdapat ruang guru, lab biologi, musholah putri dan toilet. Semua kelas telah terintegrasi dengan Proyektor atau LCD dan wifi sehingga mempermudah guru untuk menyampaikan pembelajaran. Setiap kelas juga terdapat AC sehingga membuat siswa lebih nyaman dalam belajar di kelas. Dan tidak lupa ada kantin di belakang dan di samping gedung sekolah, tempat tujuan sebagian besar siswa ketika jam istirahat tiba. Dan tidak lupa dapur, tempat di mana guru-guru mendapat konsumsi.
40
G. Deskripsi dan Interpretasi Analisis Data 1. Efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Annajah Penelitian yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta Selatan yaitu untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Untuk memperoleh data di atas, maka penulis menyebarkan angket kepada responden. Mengenai data tentang efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang diperoleh dari hasil angket, dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.1 Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
1
a. Selalu
8
22,9%
b. Sering
11
31,4%
c. Kadang-kadang
16
45,7%
d. Tidak pernah
-
-
35
100%
Jumlah
banyak siswa yang menjawab kadang-kadang (45,7%) kalau guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, yang menjawab sering (31,4%), Ada sebagian siswa yang menjawab selalu (22,9%) kalau guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, karena guru ingin mengulang kembali materi yang sebelumnya sudah diajarkan agat siswa mengingat lagi materi yang sebelumnya.
41
Pada saat penulis melakukan observasi guru selalu mengulang materi sebelumnya `agar siswa mengingat kembali materi yang sudah diajarkan.1 Tabel 4.2 Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
2
a. Selalu
16
45,7%
b. Sering
5
14,3%
c. Kadang-kadang
7
20%
d. Tidak pernah
7
20%
35
100%
Jumlah
Mengenai media, siswa menjawab selalu (45,7%) kalau guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran, agar siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah sama-sama (20%), bahkan ada juga yang menjawab sering (14,3%) kalau guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran. Kecendrungan ini dapat diketahui dari wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits, guru menggunakan media yang sudah di sediakan untuk membantu kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.2
1 2
Berdasarkan Hasil Observasi Pada Hari Selasa 18 Oktober 2016 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
42
Tabel 4.3 Dalam mengajar guru mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
3
a. Selalu
10
28,6%
b. Sering
12
34,3%
c. Kadang-kadang
12
34,3%
d. Tidak pernah
1
2,8%
35
100%
Jumlah
Dalam mengajar guru mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari yang menjawab sering dan kadang-kadang (34,3%), hal ini menunjukan guru sering mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan-sehari-hari agar siswa menerapkan apa yang dipelajari, yang menjawab selalu (28,6%), Hanya sedikit yang menjawab tidak pernah (2,8%). Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits bahwa guru dalam mengajar sesuai dengan isi KD.3 Tabel 4.4 Apakah dalam kehidupan sehari-hari siswa mengamalkan apa yang dipelajari di kelas No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
4
a. Selalu
5
14,3%
b. Sering
11
31,4%
c. Kadang-kadang
15
42,9%
d. Tidak pernah
4
11,4%
35
100%
Jumlah 3
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nur’ali Pada Tanggal 7 November 2016
43
Banyak siswa yang menjawab kadang-kadang (42,9%) siswa yang mengamalkan apa yang dipelajari di kelas, ada juga siswa yang menjawab sering (31,4%) siswa yang mengamalkan apa yang dipelajari di kelas, Sebagian siswa yang menjawab selalu (14,3%) dan yang menjawab tidak pernah (11,4%), hal ini menunjukan tidak semua siswa mengamalkan apa yang dipelajari di kelas. Dari wawancara yang penulis lakukan kepada siswa tentang apakah siswa mengamalkan apa yang dipelajari di kelas dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengamalkannya apa yang dipelajari di kelas dengan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.4 Tabel 4.5 Guru menggunakan metode mengulang materi pelajaran diawal belajar No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
5
a. Selalu
15
42,9%
b. Sering
9
25,7%
c. Kadang-kadang
10
28,6%
d. Tidak pernah
1
2,8%
35
100%
Jumlah
Intensitas siswa pada guru pada saat guru menggunakan metode mengulang materi pelajaran diawal belajar dari mereka menjawab selalu (42,9%) apabila guru mengulang pelajaran yang kemarin di awal belajar, yang menjawab kadang-kadang (28,6%) kalau guru mengulang pelajaran diawal belajar, ada yang dari mereka yang menjawab sering (25,7%) kalau guru mengulang pelajaran yang kemarin diawal belajar, dan hanya sedikit yang menjawab tidak pernah (2,8%). 4
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Siswa Pada Tanggal 8 November 2016
44
Wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits, bahwa guru tersebut mengulang kembali pelajaran yang kemarin diawal belajar untuk mengingatkan kepada siswa akan pelajaran yang telah lalu. Dapat diambil kesimpulan bahwa banyak siswa yang senang apabila guru mengulang pelajaran yang lalu, karena dapat membantu siswa untuk mengingat kembali pelajaran yang telah lalu.5 Tabel 4.6 Guru memberikan pertanyaan saat pelajaran berlangsung No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
6
a. Selalu
14
40%
b. Sering
13
37,2%
c. Kadang-kadang
7
20%
d. Tidak pernah
1
2,8%
35
100%
Jumlah
Banyak siswa yang menjawab selalu (40%) apabila guru memberikan pertanyaan ketika pelajaran berlangsung, karena guru ingin mengetahui sejauhmana siswa memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan siswa dapat memahami pelajaran tersebut, ada siswa yang menjawab sering (37,2%) apabila guru memberikan pertannyaan saat pelajaraan berlangsung, ada juga siswa yang menjawab kadang-kadang (20%) dan hanya sedikit (2,8%) yang menjawab tidak pernah apabila guru memberikan pertannyaan saat pelajaran berlangsung.
5
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nur’ali Pada Tanggal 7 November 2016
45
Pada saat penulis wawancara oleh beberapa siswa dan bertanyaan apakah guru memberikan pertanyaan saat pelajaran berlangsung? Mereka menjawab Ya, dan mereka merasa senang kalau guru memberikan pertanyaan ketika sedang belajar, karena itu adalah salah satu motivasi kepada siswa agar siswa lebih memperhatikan pelajaran.6 Tabel 4.7 Guru memberikan motivasi saat pelajaran berlangsung No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
7
a. Selalu
10
28,6%
b. Sering
10
28,6%
c. Kadang-kadang
10
28,6%
d. Tidak pernah
5
14,3%
35
100%
Jumlah
Dalam hal guru memberikan motivasi saat pelajaran berlangsung siswa yang menjawab selalu, sering, dan kadang-kadang (28,6%), hanya sedikit yang menjawab 14,3%. Hal ini menunjukan guru selalu memberikan motivasi pada semua siswa. Wawancara yang penulis lakukan kepada guru tersebut apabila ada siswa yang kurang semangat dalam belajar guru melakukan permainan atau ice breaking sambil belajar dengan begitu siswa termotivasi kembali untuk belajar.7
6 7
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Siswa Pada Tanggal 8 November 2016 Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
46
Tabel 4.8 Guru memberikan PR setiap selesai pembahasan materi pada pelajaran Al-Qur’an Hadits No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
8
a. Selalu
3
8,6%
b. Sering
17
48,6%
c. Kadang-kadang
15
42,9%
d. Tidak pernah
-
-
35
100%
Jumlah
Intensitas siswa di setiap guru selesai pembahasan materi, guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah (PR), banyak siswa yang menjawab sering (48,6%) apabila guru memberikan PR setiap selesai pembahasan materi, sebagian lagi siswa menjawab kadang-kadang (42,9%), siswa yang menjawab selalu (8,6%) apabila di setiap selesai pembahasan materi guru memberikan PR, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah apabila guru memberikan PR. Pernyataan ini sesuai dengan hasil wawancara kepada guru AlQur’an Hadits, bahwa siswa diberikan PR di setiap selesai pembahasan. Dapat disimpulkan bahwa mereka senang kalau diberi PR setiap selesai pembahasan agar mereka dapat mengulang dan mengingat kembali pelajaran yang dipelajari disekolah.8
8
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
47
Tabel 4.9 Guru mengulang materi yang belum dipahami oleh siswa No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
9
a. Selalu
12
34,3%
b. Sering
14
40%
c. Kadang-kadang
9
25,7%
d. Tidak pernah
-
-
35
100%
Jumlah
banyak siswa yang menjawab sering (40%) apabila guru mengulang materi yang belum dipahami oleh siswa, karena itu dapat membantu siswa untuk dapat lebih mengerti dan memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru, ada siswa yang menjawab selalu (34,3%) apabila guru mengulang materi yang belum dipahami oleh siswa, hanya sedikit yang menjawab kadang-kadang (25,7%) apabila guru mengulang materi yang belum dipahami oleh siswa. Dari wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits dapat diketahui bahwa guru mengulang materi yang belum dipahami oleh siswa, agar siswanya dapat mengerti dan memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, dan ternyata diantara siswa yang belum memahami pelajaran sudah dapat memahaminya setelah guru mengulangnya.9
9
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
48
Tabel 4.10 Dalam proses belajar mengajar guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
10
a. Selalu
2
5,7%
b. Sering
4
11,4%
c. Kadang-kadang
8
22,9%
d. Tidak pernah
21
60%
35
100%
Jumlah
Di saat proses belajar mengajar guru tidak memberikan kesempatan pada siswanya untuk menjawab pertanyaan, siswa yang menjawab tidak pernah (60%), siswa yang menjawab kadang-kadang (22,9%). Kesempatan menjawab pertanyaan harus diberikan kepada siswa, agar siswa dapat mengutarkan pendapat mereka, dan hanya sedikit yang menjawab sering(11,4%) dan selalu(5,7%) apabila guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan. Dari hasil observasi yang dilakukan ternyata memang guru tersebut selalu memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjawab pertanyaan, karena kalau guru tidak memberikan kesempatan pada siswa maka siswa akan merasa malas dan tidak semangat untuk belajar.10
10
Berdasarkan Hasil Observasi Pada Hari Senin Tanggal 24 oktober 2016
49
Tabel 4.11 Guru memberikan tugas hafalan dalam setiap pelajaran No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
11
a. Selalu
-
-
b. Sering
13
37,1%
c. Kadang-kadang
22
62,9%
d. Tidak pernah
-
-
35
100%
Jumlah
banyak siswa yang menjawab kadang-kadang (62,9%) kalau guru memberikan tugas hafalan pada setiap pelajaran, Siswa yang menjawab sering (37,1%) kalau guru memberikan tugas hafalan pada setiap pelajaran, Pemberian hafalan selalu dilakukan oleh guru Al-Qur’an Hadits, dengan alasan agar siswa dapat mengingat kembali bacaan-bacaan atau materi yang telah diajarkan, dan sebagai motivasi belajar siswa agar lebih baik lagi dalam belajar, hasil wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits, dan ternyata dapat diterima oleh siswa dan mereka senang kalau guru memberikan hafalan.11
11
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
50
Tabel 4.12 Guru memberikan motivasi kepada anak yang sulit memahami pelajaran Al-Qur’an Hadits No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
12
a. Selalu
9
25,7%
b. Sering
6
17,1%
c. Kadang-kadang
14
40%
d. Tidak pernah
6
17,1%
35
100%
Jumlah
Banyak siswa yang menjawab kadang-kadang (40%) apabila guru memberikan motivasi kepada anak yang sulit memahami pelajaran, ada siswa yang menjawab selalu (25,7%), sebagian lagi ada yang menjawab sering dan tidak pernah (17,1). Wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits bahwa guru memberikan motivasi terutama kepada siswa yang sulit memahami pelajaran tersebut melaluli pendekatan pribadi kepada siswa, membimbingnya dan disatukan kepada teman yang lebih pintar dengan harapan siswa tersebut bisa membantunya.12 Tabel 4.13 Guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
13
a. Selalu
20
57,1%
b. Sering
2
5,7%
c. Kadang-kadang
11
31,4%
d. Tidak pernah
2
5,7%
35
100%
Jumlah 12
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
51
Siswa yang menjawab selalu (57,1%) apabila guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi, yang menjawab kadang-kadang (31,4%), dan yang menjawab sering dan tidak pernah (5,7%), hal ini menunjukan dengan menggunakan alat peraga dapat membantu proses belajar mengajar. Dari observasi yang penulis lakukan diperoleh penjelasan bahwa alat peraga digunakan karena siswa akan merasa jenuh kalau metode yang dipakai hanya metode ceramah saja, pemakaian alat peraga adalah cara untuk memotivasi siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan dan memudahkan siswa untuk memahami penjelasan guru.13 Tabel 4.14 Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits memberikan pertannyaan di akhir pelajaran No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
14
a. Selalu
4
11,4%
b. Sering
5
14,3%
c. Kadang-kadang
21
60%
d. Tidak pernah
5
14,3%
35
100%
Jumlah
banyak siswa yang menjawab kadang-kadang (60%) kalau guru memberikan pertanyaan di akhir pelajaran untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami materi yang sudah disampaikan guru, ada siswa yang menjawab sering dan tidak pernah (14,3%) kalau guru memberikan pertanyaan di akhir pelajaran. Sedikit siswa yang menjawab selalu (11,4%) apabila guru memberikan pertanyaan di akhir pelajaran.
13
Berdasarkan Hasil Observasi Pada Hari Senin Tanggal 24 Oktober 2016
52
Pernyataan ini sesuai dengan observasi yang penulis lakukan ketika pelajaran berlangsung, bahwa setiap akhir pelajaran guru selalu memberikan pertanyaan di akhir pelajaran untuk mengetahui sejauhmana pengertian siswa akan pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru.14 Tabel 4.15 Guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
15
a. Selalu
-
-
b. Sering
2
5,7%
c. Kadang-kadang
13
37,1%
d. Tidak pernah
20
57,1%
35
100%
Jumlah
Banyak siswa yang menjawab tidak pernah (57,1%) kalau guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, karena siswa merasa lebih senang apabila siswa diperhatikan oleh guru, ada siswa yang menjawab kadang-kadang (37,1%) kalau guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, bahkan ada siswa yang menjawab sering (5,7%) apabila guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Kenyataan ini dapat terlihat pada saat observasi yang penulis lakukan disaat belajar, bahwa guru mengamati kalau ada siswa yang mengabaikan pelajaran, maka guru akan langsung menegur dan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa tersebut.15
14 15
Berdasarkan Hasil Observasi Pada Hari Rabu Tanggal 26 Oktober 2016 Berdasarkan Hasil Observasi Pada Hari Senin Tanggal 24 Oktober 2016
53
Tabel 4.16 Guru mengabaikan siswa yang mengalami kesulitan memahami materi Al-Qur’an Hadits No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
16
a. Selalu
-
-
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
4
11,4%
d. Tidak pernah
31
88,6%
35
100%
Jumlah
Banyak siswa yang menjawab tidak pernah (88,6%) kalau mereka diabaikan ketika mereka sedang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah salah satu masalah yang harus diterima oleh guru, akan tetapi guru tersebut tidak membiarkan atau mengabaikannya, malahan guru itu terus berusaha mengatasinya agar siswa tersebut tidak ketinggalan dengan siswa yang lain. Hanya sedikit siswa yang menjawab kadang-kadang (11,4%). Hal ini diketahui dari wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits, guru selalu membantu kalau ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, berarti mereka diberi solusi dalam memahami pelajaran dan tambah semangat belajarnya.16
16
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
54
Tabel 4.17 Guru menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajaran AlQur’an Hadits No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
17
a. Selalu
27
77,1%
b. Sering
7
20%
c. Kadang-kadang
1
2,8%
d. Tidak pernah
-
-
35
100%
Jumlah
Banyak siswa yang menjawab selalu (72,1%) apabila guru menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits, ada juga siswa yang menjawab sering (20%), dan hanya sedikit yang menjawab kadang-kadang (2,8%) apabila guru menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits. Sesuai dengan wawancara yang penulis lakukan kepada kepala sekolah, bahwa guru mengajar harus menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajarannya. Dapat terlihat kecendrungannya kalau siswa senang pada guru, apabila guru menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits.17
17
2016
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Sam’unal Ghozi Pada Tanggal 7 November
55
Tabel 4.18 Guru Al-Qur’an Hadits memberikan dorongan untuk belajar sungguhsungguh No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
18
a. Selalu
20
57,1%
b. Sering
9
25,7%
c. Kadang-kadang
5
14,2%
d. Tidak pernah
1
2,8%
35
100%
Jumlah
Dalam pertanyaan tentang guru memberikan dorongan untuk belajar sungguh-sungguh, siswa yang menjawab selalu (57,1%), yang menjawab sering (25,7%), yang menjawab kadang-kadang (14,2%), dan hanya sedikit yang menjawab tidak pernah (2,8%) Hasil wawancara yang dilakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits mengenai dorongan untuk belajar sunggug-sungguh agar siswa bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dan memahami isi Al-Qur’an Hadits.18 Tabel 4.19 Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar AlQur’an Hadits No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
19
a. Selalu
17
48,6%
b. Sering
14
40%
c. Kadang-kadang
4
11,4%
d. Tidak pernah
-
-
35
100%
Jumlah 18
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
56
Banyak siswa yang menjawab selalu (48,6%) apabila guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, ada juga siswa yang menjawab sering (40%) dan hanya sedikit siswa yang menjawab kadang-kadang (11,4%), apabila guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, karena itu termasuk salah satu penyemangat bagi siswa untuk lebih giat lagi belajar dan mendapatkan nilai yang lebih baik lagi. Wawancara yang penulis lakukan kepada guru Al-Qur’an Hadits, selain guru memberikan bimbingan dan arahan kepada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar, maka anak tersebut disatukan dengan temannya yang lebih pintar dengan harapan agar temannya tersebut dapat membantu temannya yang tertinggal.19 Tabel 4.20 Guru membiarkan siswa yang bercanda pada saat pelajaran berlangsung No
Alternatif Jawaban
F
P(%)
20
a. Selalu
-
-
b. Sering
3
8,6%
c. Kadang-kadang
8
22,8%
d. Tidak pernah
24
68,6%
35
100%
Jumlah
Banyak siswa yang menjawab tidak pernah (68,6%) apabila guru membiarkan siswa yang bercanda pada saat pelajaran berlangsung, sebagian siswa yang menjawab kadang-kadang (22,8), dan sedikit yang menjawab sering (8,6%).
19
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
57
Wawancara yang dilakukan kepada guru bidang studi Al-Qur’an Hadits apaila ada siswa yang bercanda guru tersebut memberikan teguran berupa membacakan hadits atau ayat mengenai meteri yang denag diajarkan.20
Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits No
20
Nama Siswa
Nilai
1
Bunga Salima Humaira
65
2
Fajar Sidiq Cahyanto
70
3
Intan Rania Mirza
83
4
Naila Safina Yusuf
87
5
Paisal Vieri Eka Tama Simbolon
83
6
Reyvo Marzanda Beni
87
7
M. Zidane Aliefuddin
87
8
Azahra Iftikar
80
9
Gabrielle Angelove Reinaldy
83
10
Khairunnisa Aprillia
80
11
Muhamad Fariel Handresta
73
12
Muhammad Haikal Fadhiil Tulhair
67
13
Nania Karenina Maharani
73
14
Tegar Putra Pradanta
97
15
Fakih Maulana
65
16
Fauzan Firdaus
87
17
Irmansyah Puji Haryono
65
18
Mondrian Putra Prasetya
67
19
Nita Nabilla Fitriani
77
20
Rahmah Fauziah
65
21
Salma Putri Aprilyaningtyas
83
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Bpk Nurali Pada Tanggal 7 November 2016
58
No
Nama Siswa
Nilai
22
Achmad Fauzan Aqila
90
23
Bunga Ayu Junisah
80
24
Farah Naura Zahiyah
80
25
Khalisha Az-zahra Putri
73
26
Rafly Fadhyllah Purniawan
87
27
Virnaya Lailatus Isti’ana
97
28
Yusup Saputra
83
29
Jasmine Tiara Khadija
80
30
Putri Nabilla Mua’dzah
87
31
Ravandika Radhia Asana
90
32
Raya Prawira Putra
80
33
Riyan Alfarisi
87
34
Samudro Cikal Pangkapi
83
35
Talitha Atha Shakira
80
Nilai Rata-Rata
2801:35=80,02
1. Hasil Wawancara dan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Dari
hasil
pengamatan
dan
wawancara,
bahwa
guru
memberikan pelajaran sesuai dengan materi. Disetiap materi yang disampaikan guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengetahui sejauhmana pemahaman dan pengertian siswa terhadap materi yang sudah disampaikan oleh guru. Guru menggunakan metode tanya jawab, ceramah, mengulang materi, dan hafalan, karena metode ini adalah cara yang efektif untuk pelajaran Al-Qur’an Hadits. Media yang guru gunakan buku paket, LKS, buku bacaan. Guru akan terus mengulang sesuai dengan materi yang diajarkan, terus berusaha agar siswa dapat membaca dan memahami Al-Qur’an Hadits dengan baik, dan untuk anak yang tertinggal akan terus di upayakan sampai anak itu
59
bisa. Respon siswa dalam belajar sangat baik dan dapat dapat diterima oleh siswa. Apabila ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran siswa tersebut akan ditunjuk untuk membacakan ayat atau hadits. Cara mengatasi siswa yang sulit memahami pelajaran, guru melakukan pendekatan pribadi pada siswa, membimbingnya dan di satukan dengan teman yang lebih pintar dengan harapan agar temannya tersebut bisa membantu temannya yang sulit memahami pelajaran. Standar nilai kelululsan dari kriteria kelulusan minimum (KKM) mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah 75. Setelah melihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, mereka mendapatkan nilai yang cukup baik dan berada diatas nilai rata-rata.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta Selatan tentang Efektifitas Pembelajaran AlQur’an Hadits, penulis dapat menyimpulkan : 1. Usaha guru dalam mendesain pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah dengan menyampaikan pelajaran sesuai dengan materi, penggunaan media pengajaran dan menggunakan metode yang tepat untuk pelajaran Al-Qur’an Hadits. dengan menggunakan metode yang kreatif supaya menjadikan pembelajaran dapat menyenangkan dan dipahami oleh siswa. 2. Efektifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Annajah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa siswa lebih banyak menjawab selalu dan sering dari beberapa pertanyaan mengenai proses belajar, pemberian materi, metode, media pengajaran yang dipakai guru dan pemberian motivasi kepada siswa dalam pembelajaran AlQur’an Hadits.
B. Saran berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Pihak sekolah hendaklah melengkapi sarana penunjang pembelajaran dengan variasi media pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dilakukan dan berjalan efektif 2. Guru hendaknya membuat rencana pembelajaran yang langsung melibatkan siswa serta menerapkan pembelajaran active learning, agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits
60
61
3. Orang tua seharusnya memberikan dorongan semangat dan bimbingan belajar dirumah, sehingga anak merasa belajarnya lebih diperhatikan dan berupaya dapat memperoleh hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. http://zuhrilpd.blogspot.co.id/2015/09/metode-pembelajaran-al-quran-hadits.html. Lutfi, Achmad, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag, 2009. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Menteri Agama RI, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: 2008. Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004. Mulyasa, E, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2012.
62
63
Pribadi, Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2009. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015. Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2013. Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012 Suyono dan Haryanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2009. Uno, Hamzah B, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Uno, Hamzah B, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
64
Wena, Made, strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Daftar Uji Referensi
Nama
Muhammad Irvan
NIM
I I 1201 1000087
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
Efektifrtas Pembelajaj aran Al-Qur' an Hadits
Di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Annajah Jakarta Selatan No
Bab
Foot Note
Halaman Skripsi
1
I
I
I
2
I
2
2
J
I
J
2
4
I
4
J-
Pengarang Buku
Basyiruddin lJsman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakmta: Ciputat Pres.2002 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2A13, Bandung: PT Remaja Rosdakarva.2Al3 Eveline Siregar dan I{artini Nara Tpqu Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 Eveline Siregm dan :: . .:- : Hartlru Nara,'leon Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia,
Halaman Referensi 31
100
r11
ta6
2At0 5
I
5
J
Syaitul Sagala; Kemampuaan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
20t3
t74
Paraf Pembimbins
6
I
6
a J
7
I
7
4
8
I
8
6
9
I
9
7
10
II
I
t1
l1
II
2
11
t2
II
J
t2
13
il
4
l3
Syaifirl Sagala, Kemampuaan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikat Bandung: A1fabeta2013 Syaitul Sagda, Kemampuaan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikan, Bandung: Alfabet4
2At3 Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015 Menteri AgamaR[, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: 2008 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Reinaja Rostlakarye, 2006 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, Jakarta: Kencana, 2009 ZakiahDaradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakata: Bumi Aksai:i, 1995 Oemar Hamalih Manajemen Pengembangan
t74
l
t2s
47
>t,
82
20
183
13
/
Kurikulum, Bandung:
t4
il
5
l4
15
il
6
t4
t6
il
7
l5
T7
II
8
I5
18
I
9
15
t9
II
10
16
20
I
11
16
zt
u
12
16
22
II
13
17
PT Remaja Rosdakarva 2006 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islaiii, Jakaita: PT RajaGrafindo Persada, 2AA8 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2012 Yudhi Mtrnadi; Mcdia Pembelajaran Sebuah Pendekatan Bmu, Jakarta: Gaung Persada Press,2012 Benny A. Pribadi, Modei Desain Sistem Pembelaj aran, Jakarta: PT Dian Rakval2009 Sudaryono, DasarDasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha
llmu,2012 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama lslam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008 Made Wena, Strategi Pembelqiaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Sumi Aksar4 2009 Basyiruddin (Jsman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, J akarh". Ciputat PrcS,2002 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan
151-1 55
I
4
4
10
U 56
8
119
26
23
II
t4
l7
24
II
15
I8
il
16
t9
26
il
t7
r9
II
212
l
212
Rosdakarvu2Al2
25
27
Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarva 2007 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, B:iti,iliiiig : PT Reihaj a Rosdakarva-2A12 Suyono dan liariyanto, Beiajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
18
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakmta: RinekaCipta, 2010 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruirinya, Jakarta: Rineka Cipta 2010 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi
74-76
92-94
Y, 183-184
Pembelaj aran, Jakarta:
28
I
t9
2t
29
II
2A
22
30
II
2t
23
3l
TI
22
24
PT Bumi Aksara, 2008 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikoiogi Pembelaj aran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008 Hamzah B. Uno, Pereneanaan Pembeelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara" 2006 }ld]ry/lztftnlpd.blogspo t. co.idl 20 1 5 / 09 / meto d C-peiilb6laja,ian-alquran-hadits.html
Abdul Maiid.
I 83-1 84
2t
137-143
Perencanaan
32
JJ
34
il
I
u
23
24
?5
25
26
27
35
ii
26
21
36
u
27
29
37
IlI
1
Pembelajaran, Bandung: PT Rosdakarva 2013 ZakiahDaradjat,
MetodikKhusus reflgaJaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara 1995 Yusuftadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2044 Aehmad tutfi; Pembelajaran Alqur'an danHadits, Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikab Islam Depas..2009 Menteri Agama fu, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, Jakafia: 2008 Achmad Lutfi, Pembelajaran Alqw'an dan Hadits, Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikab Isla.m Depag, 2009 Sugiyono, Metodologi P,enelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012
) 298-304
469
36
44
25
tL7
vu/
Mengetahui, 25 J anuari 2017 Dosen Pembimbing
:---\lrr I
v/ r/
Drs. Abdul Haris, M.Ag
NIP. 19660901 i99503
i
001
BERITA WAWANCARA Wawancara ditujukan kepada: Nama
: Bapak Drs. Nurali
Jabatan
: Guru Bidang Studi Al-Qur’an Hadits
Tempat
: MTs Annajah
Hari/Tanggal
: Senin, 7 November 2016
Jawaban guru bidang studi Al-Qur’an Hadits sebagai berikut: 1. Apa tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs? Jawab : Sesuai dengan yang ada di RPP yaitu kompetensi dasar yang dicapai dan berusaha agar siswa bisa membaca serta memahami isi dari Al-Qur’an Hadits. 2. Apa metode yang bapak gunakan dalam mengajar Al-Qur’an Hadits? Jawab : Metode yang saya gunakan ceramah, tanya jawab, kelompok, mengulang materi, dan hafalan. 3. Dengan metode yang bapak gunakan, bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran tersebut? Jawab : Saya memberikan evaluasi dengan memberi tugas, hafalan, dan ulangan harian. 4. Jika hasilnya tidak sesuai yang bapak harapkan, apa yang bapak lakukan? Jawab : Saya akan terus mengulang sesuai dengan materi yang diajarkan, terus berusaha agar siswa dapat membaca dan memahami Al-Qur’an Hadits dengan baik, dan untuk anak yang tertinggal akan terus saya upayakan sampai anak itu bisa. 5. Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran Al-Qur’an Hadits? Jawab : Respon siswa terhadap pelajaran ini sangat baik dan pelajaran ini disukai serta bisa diterima siswa. 6. Bagaimana cara mengatasi siswa yang sulit memahami pelajaran yang bapak berikan?
Angket Untuk Siswa Nama : Kelas : Petunjuk: 1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan jawablah dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda dengan cara memberi tanda (X) pada lembar yang tersedia. 2. Tidak ada jawaban yang salah, pililah jawaban sesuai pendapat anda, setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda. 3. Adapun jawaban anda tidak berpengaruh pada nilai rapot. 4. Angket ini digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VII.
1. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 2. Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah
3. Dalam mengajar guru mengaitkan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 4. Apakah dalam kehidupan sehari-hari siswa mengamalkan apa yang telah dipelajari dikelas a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 5. Guru menggunakan metode mengulang materi pelajaran diawal belajar a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 6. Guru memberikan pertanyaan saat pelajaran berlangsung a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 7. Guru memberikan motivasi saat pelajaran berlangsung a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah
8. Guru memberikan PR setiap selesai pembahasan materi pada pelajaran Al-Qur’an Hadits a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 9. Guru mengulangi materi yang belum dipahami oleh siswa a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 10. Dalam proses belajar mengajar guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 11. Guru memberikan tugas hafalan pada setiap pelajaran a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 12. Guru memberikan motivasi kepada anak yang sulit memahami pelajaran Al-Qur’an Hadits a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah
13. Guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 14. Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits memberikan pertanyaan di akhir pelajaran a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 15. Guru membiarkan siswa yang tidak memperhatikan pelajaran a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 16. Guru mengabaikan siswa yang mengalami kesulitan memahami materi Al-Qur’an Hadits a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 17. Guru menggunakan kurikulum yang sesuai dengan pelajaran AlQur’an Hadits a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah
18. Guru Al-Qur’an Hadits memberikan dorongan untuk belajar sungguhsungguh a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 19. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar AlQur’an Hadits a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah 20. Guru membiarkan siswa yang bercanda pada saat pelajaran berlangsung a) Selalu b) Sering c) Kadang-kadang d) Tidak pernah
sulit memahami pelajaran, saya melakukan pendekatan pribadi pada siswa, membimbingnya dan di satukan dengan teman yang lebih pintar dengan harapan agar temannya tersebut membantu temannya yang sulit memahami pelajaran. 7. Media apa yang bapak gunakan sebagai penunjang dalam pelajaran AlQur’an Hadits? Jawab : Media yang saya gunakan buku paket, LKS, buku bacaan, buku cerita. 8. Bagaimana cara bapak menciptakan suasana kelas agar siswa dapat memahami pelajaran yang diberikan? Jawab : Jika ada siswa yang tidak memperhatikan siswa tersebut ditunjuk untuk membaca hadits atau surat pendek yang sedang diajarkan. 9. Apa bapak melakukan penelitian tindakan kelas? Jawab : Belum, saya baru mengamati cara siswa belajar belum melakukan penelitian tidakan kelas. 10. Apakah bapak mengikuti pelatihan pembelajaran Al-Qur’an Hadits? Jawab : Iya ikut, semua guru ikut pelatihan berupa metode mengajar yang baik.
Jakarta, 7 November 2016
Interviwee
interviwan
Drs. Nurali
Muhammad Irvan