Persamaan Diferensial Biasa Pendahuluan, Persamaan Diferensial Orde-1 Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB
September 2012
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
1 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Beberapa Pengertian
Banyak prinsip dan hukum yang mendasari berbagai fenomena di alam berbentuk pernyataan (statements) atau hubungan (relations) yang melibatkan laju perubahan (rates) antarvariabel. Dalam matematika, pernyataan atau hubungan dituliskan dalam bentuk fungsi atau persamaan (equations), sedangkan laju perubahan dituliskan dalam bentuk turunan (derivatives). Persamaan yang melibatkan fungsi dan turunannya disebut sebagai persamaan diferensial (di¤erential equations). Persamaan diferensial yang menggambarkan proses …sik tertentu biasa disebut model matematika (mathematical models).
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
2 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Contoh: Gerak Jatuh Hukum …sika yang mengatur gerak benda ialah Hukum Newton II yang menyatakan perkalian massa benda dan percepatannya sama dengan besarnya gaya yang bekerja: F = ma (1) dengan m massa benda (kg), a percepatan (m/s2 ), dan F besarnya gaya (newton). Karena percepatan a berkaitan dengan kecepatan v , yaitu a = dv dt , maka persamaan (1) ditulis: dv . (2) dt Dalam hal gerak jatuh, gravitasi g memberikan gaya sebesar mg pada benda. Dalam waktu bersamaan benda mengalami gaya gesek udara yang diasumsikan sebanding dengan kecepatan benda, yaitu sebesar γv , dengan γ merupakan koe…sien gesek. Dengan demikian, F =m
F = mg Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
γv .
(3) September 2012
3 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Contoh: Gerak Jatuh Penggabungan (2) dan (3) memberikan: m
dv = mg dt
γv .
(4)
Persamaan (4) merupakan model matematika yang menggambarkan gerak jatuh benda di udara. Model melibatkan tiga konstanta: m, γ, dan g . Dua konstanta pertama (m dan γ) sangat bergantung pada benda yang jatuh, sedangkan konstanta g bernilai tetap (yaitu 9.8 m/s2 ). Konstanta-konstanta m dan γ biasa disebut sebagai parameter model. Persamaan (4) juga melibatkan fungsi yang belum diketahui, yaitu v = v (t ). Menyelesaikan persamaan (4) berarti mencari fungsi v = v (t ) yang memenuhi (4). Jika m = 10 kg dan γ = 2 kg/s maka diperoleh persamaan diferensial dv = 9.8 dt Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
0.2v . September 2012
4 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
De…nisi
Persamaan diferensial (PD) adalah persamaan yang melibatkan fungsi yang tidak diketahui dan turunan-turunannya. Suatu PD disebut PD biasa (ordinary di¤erential equations) jika fungsi yang tidak diketahui bergantung hanya pada satu variabel bebas. Contoh: dy = 5x + 3, dx
ey
d 2y +2 dx 2
dy dx
2
= 1.
Pada contoh di atas, fungsi yang tidak diketahui ialah y = y (x ).
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
5 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
De…nisi
Suatu PD disebut PD parsial (partial di¤erential equations) jika fungsi yang tidak diketahui bergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Contoh: ∂2 y ∂2 y 4 = 0. ∂t 2 ∂x 2 Pada contoh di atas, fungsi yang tidak diketahui ialah y = y (t, x ). PD Biasa (PDB) merupakan bahan UTS dan PD Parsial (PDP) bahan UAS.
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
6 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Ordo Ordo suatu PD adalah ordo dari turunan tertinggi yang terlibat dalam PD tersebut. Contoh: dy = 5x + 3, orde-1: dx 2 dy 3 yd y orde-2: e = 1, +2 dx 2 dx d 2y d 3y orde-3: 4 3 + sin x 2 5xy = 0. dx dx Notasi-notasi turunan: y 0 , y 00 , y 000 , y (4 ) , . . . , y (n ) , dy d 2 y d 3 y dny , , , ..., . 2 3 dx dx dx dx n Jika variabel bebas yang terlibat ialah waktu t maka digunakan notasi 3 d 2 y ... y = d y3 , dst. y˙ = dy dt , y¨ = dt 2 , dt Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
7 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Bentuk Umum Bentuk umum PDB orde-n : F x, y , y 0 , y 00 , . . . , y (n ) = 0,
(5)
dengan x variabel bebas dan y variabel tak bebas, yaitu y = y (x ). Jika hubungan antara y = y (x ) dan turunan-turunannya bersifat linear maka PD (5) disebut PDB Linear, dan dapat ditulis sebagai an ( x )
dny + an dx n
1 (x )
dengan an (x ) 6= 0, an PD.
d n 1y + dx n 1
+ a1 ( x )
1 ( x ) , . . . , a0 ( x )
dy + a0 ( x ) y = f ( x ) , dx
merupakan koe…sien-koe…sien
Jika f (x ) = 0 maka PD disebut homogen dan jika f (x ) 6= 0 maka PD disebut takhomogen. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
8 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Solusi Solusi PD dalam bentuk fungsi tidak diketahui y dan variabel bebas x pada interval I adalah fungsi y = y (x ) yang memenuhi PD tersebut secara identik untuk semua x di I . Examples 1
Apakah y (x ) = c1 sin 2x + c2 cos 2x, dengan c1 dan c2 adalah konstanta-konstanta sembarang, merupakan solusi bagi PD y 00 + 4y = 0?
2
Apakah y (x ) = x 2
3
x2
+ y2
Apakah x 2 ( 1, 1)?
1 merupakan solusi bagi (y 0 )4 + y 2 =
= 1 merupakan solusi bagi
dy dx
=
x y,
1?
untuk
Solusi berbentuk y = y (x ) disebut solusi eksplisit dan solusi berbentuk g (x, y ) = 0 disebut solusi implisit. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
9 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Solusi y (x ) = c1 sin 2x + c2 cos 2x merupakan solusi umum (general solution) bagi PD y 00 + 4y = 0 dan y (x ) = 5 sin 2x + 3 cos 2x, y (x ) = sin 2x + 2 cos 2x, y (x ) = 10 cos 2x, dsb merupakan solusi khusus (particular solutions). Solusi khusus merupakan sembarang solusi tunggal. Solusi umum merupakan himpunan semua solusi. Secara lebih umum,
R R dy = f (x ) , dy = f (x ) dx , y (x ) = F (x ) + C , dx
dengan F adalah sembarang antiturunan dari f dan C adalah konstanta pengintegralan. Persamaan y (x ) = F (x ) + C disebut sebagai solusi umum PD. Solusi khusus diperoleh dengan cara menentapkan nilai y pada x tertentu, misalnya y (x0 ) = y0 , yang disebut sebagai nilai awal atau syarat awal. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
10 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Solusi Umum dan Nilai Awal Solusi khusus diperoleh dengan mengganti konstanta pengintegralan C dengan nilai tertentu sehingga menggeser kurva F ke atas atau ke bawah. Umumnya, solusi khusus diperoleh dengan menyelesaiakan syarat awal y (x0 ) = y0 .
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
11 / 37
Pendahuluan
Konsep Dasar
Solusi Umum dan Nilai Awal Nilai awal: y (x0 ) = y0 , F (x0 ) + C = y0 , C = y0
F (x0 ),
sehingga diperoleh solusi khusus y (x ) = y0 + F (x )
F (x0 ),
yang dapat dituliskan dalam bentuk persamaan integral: y (x ) = y0 +
Z x
f (s ) ds.
x0
Examples 1
2
Untuk persamaan diferensial dy dx = x + 10 sin x, (a) tentukan solusi umum, (b) tentukan solusi khusus yang melewati titik (π, 0). Sebuah kurva melalui titik (1, 0) memiliki kemiringan ln x. Tentukan persamaan kurva tersebut! Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
12 / 37
Pendahuluan
Masalah Nilai Awal
Masalah Nilai Awal (MNA), Initial Value Problem (IVP) Masalah nilai awal pada PD orde-n F (x, y , y 0 , y 00 , . . . , y (n ) ) = 0 adalah masalah mencari solusi PD pada interval I yang sekaligus memenuhi n buah nilai awal berikut: y (x0 ) = y0 , y 0 (x0 ) = y1 , . . . , y (n dengan x0 2 I dan y0 , y1 , . . . , yn
1)
(x0 ) = yn
1,
1
konstanta-kontanta yang diberikan.
x
+ 1 merupakan solusi dari MNA
Examples 1
Tunjukkan bahwa y (x ) = e y 0 + y = 1, y (0) = 2.
2
Tunjukkan bahwa y (x ) = sin x + cos x merupakan solusi dari MNA y 00 + y = 0, y (0) = 1, y 0 (0) = 1. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
13 / 37
Pendahuluan
Masalah Nilai Awal
Keujudan dan Ketunggalan Solusi Tinjau MNA berikut: dx = 0, x (0) = k. dt Dengan pemisahan variabel diperoleh solusi umum PD x (t ) = 1 +tCt .Namun, jika k 6= 0 maka MNA tidak memiliki solusi. Tinjau MNA berikut: x2 + t2
p dx = x, dt
x (0) = 0.
Metode pemisahan variabel memberikan solusi x (t ) = 14 t 2 . Namun, MNA juga masih punya takhingga banyak solusi lain: xa (t ) =
0 1 4 (t
a )2
; t a , ; t>a
dengan a > 0. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
14 / 37
Pendahuluan
Masalah Nilai Awal
Teorema Picard
Theorem Diberikan MNA
Jika f dan
∂f ∂x
dx = f (t, x ), dt
x (t0 ) = x0 .
merupakan fungsi-fungsi kontinu pada daerah R = f(t, x ) j a < t < b, c < x < d g
yang memuat titik awal (t0 , x0 ), maka MNA memiliki solusi tunggal x = x (t ) pada interval (t0 h, t0 + h ), dengan h bilangan positif.
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
15 / 37
Pendahuluan
Masalah Nilai Awal
Teorema Picard Examples Apakah Teorema Picard menjamin keujudan dan ketunggalan solusi MNA berikut: 1
y 0 = y + e 2x ,
2
y0
3 4
y (0) = 1.
y 1/3 ,
= y (0) = 0. p x˙ = x, x (0) = 0. 2 2 Tinjau MNA: dx dt = x , x (0) = x0 . karena f (t, x ) : = x dan fx (t, x ) = 2x keduanya kontinu maka MNA memiliki solusi tunggal, yaitu 1 , x0 6= 0. x (t ) = 1 t x0 Maximal interval of existence: ( ∞, x10 ) ataukah ( x10 , ∞). Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
16 / 37
PDB Orde-1
PD Homogen
Bentuk Umum Bentuk umum PD linear orde-1: x˙ + a(t )x = b (t ),
(6)
dengan a(t ) dan b (t ) adalah fungsi-fungsi sembarang. Dikatakan linear karena ruas kiri (6) merupakan fungsi linear dari x dan x. ˙ Jika b (t ) = 0 akan diperoleh PD homogen orde-1 x˙ + a(t )x = 0.
(7)
Bentuk-bentuk berikut ini merupakan PD orde-1: x˙ + 2x = t 2 , x˙ + e t x = 4t, dan (t 2 + 1)x˙ + x sin t = t ln t. Persamaan pertama dan kedua sudah dalam bentuk baku (6). Persamaan terakhir dapat ditulis dalam bentuk yang ekuivalen x˙ + Toni Bakhtiar (m@thipb)
sin t t ln t x= 2 . 2 t +1 t +1 PDB
September 2012
17 / 37
PDB Orde-1
PD Homogen
Metode Pemisahan Variabel Sebuah fakta penting dari PD linear adalah bahwa solusi persamaan takhomogen selalu dapat dikonstruksi dari solusi persamaan homogennya. Oleh karena itu pembahasan tentang persamaan diferensial homogen akan diberikan dalam bahasan tersendiri didahului dengan metode pemisahan variabel (variables separation method) sebagai sebuah metode solusi. Tinjau PD berikut: x˙ = F (x, t ).
(8)
Jika F (x, t ) dapat dituliskan dalam bentuk perkalian dua buah fungsi f (x ) dan g (t ), yaitu F (x, t ) = f (x )g (t ) maka persamaan diferensial (8) dapat dituliskan menjadi x˙ = f (x )g (t ). Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
(9) September 2012
18 / 37
PDB Orde-1
PD Homogen
Metode Pemisahan Variabel Perhatikan bahwa PD (9) dapat ditulis menjadi dx = f (x )g (t ). dt Dengan memisahkan variabel-variabel yang sama di satu ruas, persamaan di atas akan menjadi 1 dx = g (t ) dt. f (x ) Pengintegralan terhadap kedua ruas persamaan di atas akan membawa ke masalah integral berikut Z
1 dx = f (x )
Z
g (t ) dt.
Jika f (x ) dan g (t ) diketahui maka masalah integral di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan teknik penggintegralan. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
19 / 37
PDB Orde-1
PD Homogen
PD Linear Homogen Orde-1 Bentuk umum PD linear homogen orde-1: x˙ (t ) + a(t )x (t ) = 0,
(10)
dengan a(t ) fungsi sembarang. Persamaan (10) terpisahkan karena dapat ditulis menjadi x1 dx = a(t ) dt. Dengan asumsi x > 0, pengintegralan kedua ruas persamaan di atas memberikan R R R R1 k1 dx = a(t ) dt , ln x = a(t ) dt + k1 , x = e e a (t ) dt . x R Jika dide…nisikan A(t ) := a(t ) dt maka diperoleh x (t ) = ke
A (t )
,
dengan k = e k1 dan A(t ) tidak mengandung konstanta pengintegralan lain karena pada dasarnya konstanta tersebut dapat diserap dalam k. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
20 / 37
PDB Orde-1
PD Homogen
PD Linear Homogen Orde-1 Theorem Solusi dari PD linear homogen orde-1 x˙ (t ) + a(t )x (t ) = 0 ialah x (t ) = ke
A (t )
dengan k konstanta sembarang dan A(t ) := konstanta pengintegralan lain.
, R
a(t ) dt tidak mengandung
Corollary Berdasarkan teorema di atas, jika a(t ) merupakan fungsi konstan, yaitu a(t ) = a, maka solusi dari PD linear homogen orde-1 x˙ + ax = 0 ialah x (t ) = ke
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
at
.
September 2012
21 / 37
PDB Orde-1
PD Homogen
PD Linear Homogen Orde-1 Example Misalkan y (t ) menyatakan besarnya konsumsi energi nasional pada saat t dan tumbuh dengan laju konstan 2 persen. Tentukan dan selesaikan persamaan diferensial dari masalah tersebut. Jawab Laju pertumbuhan suatu peubah adalah rasio antara pertumbuhan variabel dengan level variabel, yaitu y˙ /y . Masalah di atas dapat ditulis dalam PD berikut: y˙ = 0.02 , y˙ = 0.02y , y yang merupakan PDLH orde-1 dengan solusi y (t ) = ke 0.02t , yang memberikan level konsumsi energi pada saat t.
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
22 / 37
PDB Orde-1
PD Takhomogen
PD Linear Takhomogen Orde-1 PD x˙ + a(t )x = b (t ), dengan b (t ) 6= 0, disebut sebagai PD linear takhomogen orde-1. Untuk menentukan solusinya, kedua ruas persamaan di atas dikalikan dengan faktor pengintegralan e A (t ) , dengan R A(t ) := a(t )dt, sehingga menjadi xe ˙ A (t ) + a(t )xe A (t ) = b (t )e A (t ) .
(11)
Dengan mengingat bahwa d A (t ) ) = xe ˙ A (t ) + x A˙ (t )e A (t ) = xe ˙ A (t ) + xa(t )e A (t ) ,maka (11) ditulis dt (xe menjadi
R d (xe A (t ) ) = b (t )e A (t ) , xe A (t ) = b (t )e A (t ) dt + k dt R , x ( t ) = e A (t ) b (t )e A (t ) dt + k ,
dengan k konstanta pengintegralan. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
23 / 37
PDB Orde-1
PD Takhomogen
PD Linear Takhomogen Orde-1 Theorem Solusi dari PD linear takhomogen orde-1 x˙ (t ) + a(t )x (t ) = b (t ) ialah x (t ) = e
A (t )
R
b (t )e A (t ) dt + k ,
dengan k konstanta sembarang dan A(t ) := konstanta pengintegralan lain.
R
a(t ) dt tidak mengandung
Corollary Berdasarkan teorema di atas: 1 2 3
jika b (t ) = 0 maka x (t ) = ke
A (t )
(kasus PD homogen),
jika a(t ) = a dan b (t ) = b maka x (t ) = ke at + ba , R jika a(t ) = a maka x (t ) = e at b (t )e at dt + k .
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
24 / 37
PDB Orde-1
PD Takhomogen
Model Penyesuaian Harga Misalkan fungsi permintaan dan fungsi penawaran suatu komoditas berharga p berturut-turut diberikan oleh D (p ) = a bp dan S (p ) = α + βp, dengan a, b, α, dan β adalah konstanta-konstanta positif. Asumsikan bahwa harga merupakan fungsi dari waktu, yaitu p = p (t ), dan bahwa laju perubahan harga sebanding dengan kelebihan permintaan (excess demand), yaitu p˙ = λ[D (p )
S (p )],
dengan λ adalah konstanta positif yang menyatakan seberapa cepat harga menyesuaikan (speed of adjustment). Substitusikan ekspresi bagi D dan S memberikan PDLTH: p˙ + λ(b + β)p = λ(a
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
α ).
September 2012
25 / 37
PDB Orde-1
PD Takhomogen
Model Penyesuaian Harga
Model penyesuaian harga memiliki solusi: p (t ) = ke
λ (b + β )t
+
a α . b+β
Perhatikan bahwa karena λ(b + β) > 0 diperoleh lim p (t ) =
t !∞
a α , b+β
yang menunjukkan bahwa p konvergen ke harga kesetimbangan p = pada mana D (p ) = S (p ) dipenuhi.
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
a α b +β ,
26 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak PD eksak dapat digunakan untuk menyelesaikan PD taklinear tertentu. Misalkan fungsi dua peubah u = u (t, x ) memiliki turunan-turunan parsial kedua, yaitu utt , uxx , utx , uxt , yang kontinu. Asumsi kekontinuan turunan menjadikan uxt = utx (Teorema Young) dan diferensial total (total di¤erential) dari u terde…nisi, yaitu du = ut dt + ux dx.
(12)
Tinjau PDB dalam bentuk dx = dt
M (t, x ) , M (t, x ) dt + N (t, x ) dx = 0. N (t, x )
(13)
Persamaan diferensial (13) dikatakan eksak jika ruas kiri persamaan tersebut merupakan diferensial total dari suatu fungsi u (x, t ), yaitu berlaku du = M (t, x ) dt + N (t, x ) dx. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
27 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak Atau dengan kata lain, PD M (t, x ) dt + N (t, x ) dx = 0 dikatakan eksak jika terdapat suatu fungsi u (x, t ) sedemikian sehingga berlaku ut = M (t, x ),
ux = N (t, x ).
Jika M dan N terde…nisi dan memiliki turunan-turunan parsial pertama yang kontinu maka diperoleh utx = Mx (t, x ),
uxt = Nt (t, x ).
Dengan asumsi kontinuitas turunan yang membuat uxt = utx maka Mx = Nt merupakan syarat cukup dan syarat perlu agar M (t, x ) dt + N (t, x ) dx merupakan turunan total (dan M (t, x ) dt + N (t, x ) dx = 0 merupakan PD eksak). Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
28 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak Example Persamaan diferensial (x + 4) dt + t dx = 0 adalah PD eksak karena dengan M = x + 4 dan N = t diperoleh Mx = 1 = Nt . Sedangkan x dt t dx = 0 adalah PD takeksak karena M = x dan N = t membuat Mx 6= Nt . Fungsi u (x, t ) dapat ditentukan sebagai berikut. Karena ut = M (t, x ) maka Z u (t, x ) = M (t, x ) dt + f (x ).
Dalam integral di atas x dianggap konstan, dan f (x ) berperan sebagai ’konstanta’pengintegralan yang dapat ditentukan kemudian. Atau, karena ux = N (t, x ) maka u (t, x ) =
Z
N (t, x ) dx + g (t ),
dengan t dianggap konstan dan g (t ) adalah ’konstanta’pengintegralan. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
29 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak Example Periksa PD berikut eksak dan tentukan solusinya: t3 +
x + (x 2 + ln t )x˙ = 0. t
Example Tentukan fungsi u yang menjadikan persamaan diferensial berikut eksak: 1 x dt + dx = 0. t2 t Cari solusi PD di atas dengan menentukan x (t ) dari u (t, x ) = k.
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
30 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak
Example Di beberapa kasus, PD takterpisahkan dan mungkin juga taklinear dapat diselesaikan dengan membawanya ke bentuk eksak. PD berikut takterpisahkan dan taklinear: 1 + tx 2 + t 2 x x˙ = 0 , (1 + tx 2 ) dt + t 2 x dx = 0.
Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
31 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak PD takeksak dapat dijadikan PD eksak dengan cara mengalikannya dengan faktor pengintegralan tertentu. Tinjau PD berikut: dx + a(t )x = 0 , a(t )x dt + dx = 0. dt Jelas PD di atas takeksak karena dengan M := a(t )x dan N := 1 diperoleh Mx 6= Nt (asalkan a(t ) 6= 0). R Kalikan PD di atas dengan faktor pengintegralan e A (t ) , dengan A(t ) = a(t ) dt, diperoleh e A (t ) dx + e A (t ) a(t )x dt = 0.
Jelas PD di atas eksak karena dengan M := e A (t ) a(t )x dan N := e A (t ) diperoleh Mx = e A (t ) a(t ) = Nt . Secara umum, faktor pengintegralan tidak mudah ditemukan. Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
32 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak Tinjau kasus PD takeksak yang lebih umum berikut: F (t, x ) + G (t, x )
dx = 0 , F (t, x ) dt + G (t, x ) dx = 0. dt
Kalikan PD di atas dengan faktor pengintegralan I (t, x ) sehingga diperoleh I (t, x )F (t, x ) dt + I (t, x )G (t, x ) dx = 0. Agar eksak, haruslah dipenuhi: ∂ ∂ [I (t, x )F (t, x )] = [I (t, x )G (t, x )] , ∂x ∂t atau Ix F + IFx = It G + IGt . Toni Bakhtiar (m@thipb)
PDB
September 2012
33 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
PD Eksak Dapat ditulis,
(Fx Gt )I = It G Ix F . Persamaan di atas merupakan PDP yang secara umum sulit diselesaikan. Namun jika masalah disederhanakan, yaitu jika diasumsikan I = I (t ), maka Ix = 0, sehingga 1 ∂F ∂G dI = I. (14) (Fx Gt )I = It G , dt G ∂x ∂t PD (14) memiliki solusi, yaitu I = I (t ), asalkan bergantung pada t.
1 G
∂F ∂x
∂G ∂t
hanya
Example Carilah faktor pengintegralan I = I (t ) yang membuat PD di bawah eksak lalu tentukan solusi PD tersebut:
(t cos x + e 5t ) Toni Bakhtiar (m@thipb)
dx 2xe 5t + 3 sin x + 5xe 5t + = 0. dt t PDB
September 2012
34 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
Metode Substitusi Pada beberapa kasus khusus, PD dapat disederhanakan dan diselesaikan dengan substitusi. Tinjau PD homogen berikut: dx = F ( xt ). dt De…nisikan variabel baru u := x /t atau x = ut, maka du du dx dx =t +u , t = dt dt dt dt yang merupakan PD yang terpisahkan.
u,t
du = F (u ) dt
u,
Example Dengan substitusi tertentu, selesaikan PD berikut: tx Toni Bakhtiar (m@thipb)
dx = 2t 2 + 3x 2 . dt PDB
September 2012
35 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
Persamaan Bernoulli PD lain yang dapat diselesaikan dengan substitusi ialah PD Bernoulli yang memiliki bentuk umum dx + p (t )x = q (t )x n . dt Jika n = 0 atau n = 1 maka PD adalah linear orde-1. Untuk n 2 / f0, 1g, de…nisikan u = x 1 n sehingga diperoleh: du dt
= (1 = (1 = (1
n )x n )x
n dx n
dt [q (t )x n
n )[q (t )
p (t )x ]
p (t )u ].
Diperoleh du + (1 dt Toni Bakhtiar (m@thipb)
n )p (t )u = (1 PDB
n )q (t ). (linear!) September 2012
36 / 37
PDB Orde-1
PD Eksak
Persamaan Bernoulli
Example Selesaikan PD Bernoulli berikut: dx dt
Toni Bakhtiar (m@thipb)
6tx = 2tx 2 .
PDB
September 2012
37 / 37