PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG MEREK DAGANG ASING DI INDONESIA (Analisis Putusan Pengadilan Niaga Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh Febyo Hartanto NIM: 1111048000018
KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK Febyo Hartanto, NIM 1111048000018, “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG MEREK DAGANG ASING DI INDONESIA (Analisis Putusan Pengadilan Niaga Nomor:69/ PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.)”, Konsentrasi Hukum Bisnis, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatyullah Jakarta, 1436 H/2015 M. vi + 66 halaman. Skrpisi ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dalam melindungi merek dagang asing di Indonesia, serta dampak pelanggaran merek asing ini terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia. Metode yang digunakan penulis adalah metode penulisan yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan kasus (case approach). Selanjutnya ada tiga bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini, yakni bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan non-hukum. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst, yaitu sengketa merek “bodycology” antara Advanced Beauty Systems Inc. melawan Sherly Nyolanda sebagai salah satu data skunder dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 masih belum efektif dalam melindungi merek dagang asing di Indonesia, serta putusan hakim pengadilan niaga jakarta pusat dengan Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst dinilai masih kurang tepat dalam memutus perkara tersebut. Kata Kunci
: Perlindungan merek dagang asing
Pembimbing : 1. Elviza Fauzia, SH, MH 2. Alya Sandra Dewi, SH., M.Kn. Daftar Pustaka : Tahun 1981 s. Tahun 2014
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat rahmat,nikmat serta anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG MEREK DAGANG ASING DI INDONESIA (Analisis
Putusan
Pengadilan
Niaga
Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.)”. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan alam semesta Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Untuk dapat terselesainya penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Asep Syaifupuddin Hidayat S.H, M.H ketua Program Studi Ilmu Hukum dan Drs. Abu Thamrin SH, M.Hum sekertaris Program Studi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2015-2019 3. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., MH. ketua Program Studi Ilmu Hukum dan Arip Purkon, MA sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014 - 2015.
4. Elviza Fauzia, SH, MH dan Alya Sandra Dewi, SH, M.Kn., dosen pembimbing yang telah bersedia menjadi pembimbing dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran, perhatian, dan ketelitian. 5. Segenap staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya dosen program studi ilmu hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus ikhlas, semoga ilmu pengetahuan yang diajarkan dapat bermanfaat dan menjadi keberkahan bagi penulis dan semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk beliau semua. 7. Kedua orang tuaku Ayahanda M. Soleh dan Ibunda Marlina terima kasih atas dukungan semangat yang tidak pernah padam serta doa, motivasi, kasih sayang, perhatian, dan bantuan (moril, materiil, dan spiritual) yang telah diberikan dengan tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi Negeri. 8. Adik-adikku Mario dan Andina, serta sanak saudara terima kasih atas doa, bantuan (moril, materiil, dan spiritual), dan dukungan semangat yang telah diberikan. 9. Teman-teman ilmu hukum angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik konsentrasi hukum bisnis maupun konsentrasi hukum kelembagaan negara.
Wabillihi taufik walhidayah wassalammu’alaikum Wr.Wb
Ciputat, 11 Juni 2015
Febyo Hartanto
DAFTAR ISI
Halaman Judul Skripsi ........................................................................................................... i Lembar Pengesahan Pembimbing ....................................................................... ii Lembar Pengesahan Panitia................................................................................ iii Lembar Pernyataan ............................................................................................. iv Abstrak ....................................................................................................................v Kata Pengantar .................................................................................................... vi Daftar Isi .............................................................................................................. vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6 D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu............................................... 7 E. Kerangka Teoritis ............................................................................. 9 F. Kerangka Konseptual ..................................................................... 11 G. Metode Penelitian........................................................................... 13 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 16
BAB II
TINJAUAN UMUM MEREK DAN MEREK DAGANG ASING A. Tinjauan Umum Merek .................................................................. 18 1.
Pengertian Merek .................................................................... 18
2.
Fungsi Merek .......................................................................... 20
3.
Jenis Merek ............................................................................. 24
vii
4.
Merek Yang Dapat dan Tidak Dapat Didaftarkan .................. 25
B. Tinjauan Merek Dagang Asing ...................................................... 29
BAB III
1.
Pengertian Merek Asing.......................................................... 29
2.
Kriteria Merek Terkenal.......................................................... 29
3.
Ketentuan Khusus Pendaftaran Merek Terkenal .................... 30
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK ASING DAN DAMPAKNYA
TERHADAP
PERKEMBANGAN
INVESTASI
ASING DI INDONESIA A. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Asing ............................... 32 1.
Perlindungan Merek Asing Dalam Konvensi Internasional ... 35 a.
Paris Convention ............................................................. 35
b.
Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) ............................................................................. 37
2.
c.
Madrid Agreement ........................................................... 38
d.
Tradmark Law Treaty ...................................................... 39
Pererlindungan Merek Asing dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 ........................................................................ 40
B. Dampak Pelanggaran Merek Asing Terhadap Perkembangan Investasi Asing di Indonesia .......................................................... 43
BAB IV
ANALISIS
PUTUSAN
PENGADILAN
NIAGA
Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.) A. Posisi Kasus ................................................................................... 47 B. Putusan Pengadilan Niaga .............................................................. 49 C. Analisis Putusan Pengadilan Niaga ................................................ 50 1.
Pembuktian
Keterkenalan
Merek
Bodycology
Milik
Penggugat ................................................................................ 50 2.
Pembuktian Tentang Itikad baik ............................................. 55
viii
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Evektifitas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 ................................................................... 61
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 63 B. Saran ............................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 68 LAMPIRAN
ix
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG MEREK DAGANG ASING DI INDONESIA (Analisis Putusan Pengadilan Niaga Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.)
A. Latar Belakang Masalah Merek sangat penting dalam dunia periklanan dan pemasaran karena publik sering mengaitkan suatu kualitas atau reputasi barang dan jasa dengan merek tertentu. Sebuah merek dapat menjadi kekayaan yang sangat berharga secara komersial. Merek suatu perusahaan seringkali lebih bernilai dibandingkan dengan aset riil perusahaan tersebut. Merek juga sangat berguna untuk para konsumen. Mereka membeli produk tertentu (yang terlihat dari mereknya) karena menurut mereka, merek tersebut berkualitas tinggi atau aman untuk dikonsumsi dikarenakan reputasi dari merek tersebut. Jika sebuah perusahaan menggunakan merek perusahaan lain, para konsumen mungkin merasa tertipu karena telah membeli produk dengan kualitas yang lebih rendah1. Para produsen dan pedagang di negara manapun mereka berada, membangun reputasi dan kepercayaan masyarakat kepada usaha mereka melalui merek yang dipergunakannya. Dalam hubungan ini, para pesaing yang tidak jujur tidak akan dapat terlalu lama mempertahankan kedudukannya di pasar yang diperoleh secara curang, apabila mereka 1
Tim Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual; Suatu Pengantar, cet.VII, (Bandung: PT. Alumni, 2013), h.131-132.
1
2
dibiarkan menghancurkan daya pembeda dari merek-merek yang digunakan untuk mengenali kegiatan perdagangan yang menandai barangbarang dagangan, dengan cara merek dan melanggar hak orang lain atas merek-merek tersebut2. Membiarkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap merekmerek, terutama di negara-negara yang sudah berkembang, dengan dalih “untuk mengejar ketinggalan” dari negara-negara industri yang sudah maju adalah suatu impian kosong yang menyesatkan. Bukan kemajuan yang akan diperoleh dengan cara tersebut, tetapi justru akan berakibat sebaliknya. Praktik-praktik yang tidak sehat itu akan mematikan kreativitas dan semangat membangun dari para moral perdagangan di setiap bidang kegiatan perdagangan, dan akhirnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan konsumen dan masyarakat pada umumnya dalam dunia perdagangan secara keseluruhan. Keadaan tersebut di atas apabila dibiarkan berlarut-larut, akan menghambat perkembangan perdagangan pada umumnya, dan terlebih jauh lagi akan membawa pengaruh buruk terhadap
pembangunan
ekonomi
di
negara-negara
yang
sedang
motivasinya
adalah
untuk
berkembang3. Pelanggaran
terhadap
merek
mendapatkan keuntungan pribadi secara mudah dengan mencoba atau melakukan tindakan meniru atau memalsukan merek-merek yang sudah 2
Suyud Margono, Hak Milik Industri: Pengaturan dan Praktik di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.49. 3
Suyud Margono, Hak Milik Industri: Pengaturan dan Praktik di Indonesia, h. 49-50.
3
terkenal di masyarakat tanpa memikirkan hak-hak orang lain yang hakhaknya telah dilindungi sebelumnya. Tentu saja hal-hal demikian itu akan sangat mengacaukan roda perekonomian dalam skala nasional dan skala lokal4. Menurut molegraf, persaingan tidak jujur adalah peristiwa di dalam mana seseorang untuk menarik para langganan orang lain kepada perusahaan dirinya sendiri atau demi perluasan penjualan pendapatan perusahaanya, menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan itikad baik dan kejujuran di dalam perdagangan5. Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu barang atau jasa6. Di samping peraturan perundang-undangan nasional tentang perlindungan merek, Indonesia juga terikat dengan peraturan merek yang bersifat Internasional, dimana Indonesia termasuk sebagai anggota organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization) yang telah ikut meratifikasi Konvensi International tentang Agreement Establishing The World Trade Organization dengan Keppres Nomor 7 Tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), selain 4
OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, cet. VIII, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.356-357. 5
R.M. Suryodiningrat, Aneka Hak Milik Perindustrian, (Bandung: Tarsito, 1981), h.66
6
R.M. Suryodiningrat, Aneka Hak Milik Perindustrian, h.182.
4
itu Indonesia juga telah meratifikasi konvensi Paris Union dengan Keppres Nomor 15 Tahun 1997. Pelanggaran merek akhir-akhir ini sering kali terjadi akibat semakin ketatnya persaingan usaha, salah satunya pelanggaran merek dagang asing khususnya merek asing yang sudah terkenal. Pelanggaran semacam ini terjadi terjadi ketika suatu merek ini belum terdaftar di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HKI), kemudian didaftarkan oleh pihak yang tidak berhak. Akibatnya permohonan pendaftaran pemilik merek yang asli terganggu, atau bahkan ditolak oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena dianggap serupa dengan merek yang sudah terdaftar sebelumnya. Kasus seperti ini pernah terjadi di Indonesia, yakni yang terjadi pada kasus merek dagang Bodycology untuk produk kecantikan milik Advanced Beauty Systems Inc. (penggugat) yang berkedudukan di Suite 400 57201 BJ Freeway, Dallas, Texas 75240 Amerika Serikat. Merek Bodycology telah terdaftar di amerika dan di berbagai negara di eropa. Advanced Beauty Systems Inc. saat ingin mendaftarkan produknya di Indonesia, ternyata produk serupa dengan merek bodycology No. IDM000289450 milik Sherly Nyolanda (tergugat) sudah terdaftar terlebih dahulu di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada tanggal 17 Januari 2011. Sedangkan jika dibandingkan dengan pendaftaran merek bodcology milik tergugat pendaftaran merek Bodycology milik Advanced Beauty Systems Inc. di negara asalnya Amerika sudah didaftarkan pada tahun 1992. Advanced
5
Beauty Systems pembatalan
Inc.
merek
melalui
terdaftar
pengacaranya mengajukan atas
pendaftaran
gugatan
Bodycology
No.
IDM000289450 milik tergugat, dikarenakan merek milik tergugat secara jelas mempunyai persamaan pada pokoknya sebagaimana yang terdapat pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, selain itu tergugat diduga tidak mempunyai itikad baik dalam mendaftarkan produknya. Penulis pada penelitian ini ingin mengkaji putusan hakim yang justru menolak gugatan Advanced Beauty Systems Inc. terhadap Sherly Nyolanda. Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk memilih judul “Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Merek Dagang Asing Di Indonesia (Analisis Putusan Pengadilan Niaga Nomor:69/PDT.SUS/Merek / 2013/PN.Niaga.Jkt. Pst.)” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dalam pembahasan mengenai pelanggaran merek asing ini, tentunya akan berhubungan dengan berbagai bidang, namun dalam penelitian ini agar masalah yang akan penulis bahas tidak meluas sehingga mengakibatkan ketidakjelasan pembahasan masalah. Maka penulis akan mambatasi masalah yang akan diteliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 di Indonesia serta dampak dari
6
permasalahan HKI ini khususnya merek terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: a.
Bagaimanakah efektivitas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dalam melindungi merek dagang asing di Indonesia ?
b.
Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap merek asing di Indonesia berdasarkan dengan konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia ?
c.
Bagaimana
Putusan
Pengadilan
Niaga
69/PDT.SUS/
Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst. jika dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 dan Konvensi Internasional ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : a.
Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap merek asing di Indonesia berdasarkan dengan konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia.
b.
Untuk mengkaji Putusan Pengadilan Niaga 69/PDT.SUS/ Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst terhadap dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 dan Konvensi Internasional.
7
2. Manfaat Penelitian a.
Manfaat Teoritis Diharapkan bisa menjadi pendalaman materi Ilmu Hukum tentang perlindungan
hukum
terhadap
merek
asing
terkenal
dalam
memperdagangkan produk barang dan jasa di Indonesia. Selain itu juga sebagai sumbangan pemikiran keilmuan pengembangan dalam Hukum Bisnis, khususnya di Indonesia. b. Manfaat Praktis Sebagai bahan informasi kepada masyarakat maupun pengusaha dalam menjalankan bisnisnya, terutama yang berhubungan dengan merek. Disamping itu juga sebagai bahan masukan kepada para pihak terkait persoalan Hak Kekayaan Intelektual dalam menyelesaikan perkara khususnya yang berkaitan dengan merek.
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu Untuk menghindari kesamaan judul dalam penelitian ini, penulis telah melakukan penelusuran studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Skripsi
Fakultas
Syariah dan
Hukum Universitas UIN
Syarif
Hidayatullah tahun 2014, disusun oleh Dwi Anto NIM. 109048000032, dengan judul, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peniruan Merek Helm “INK” Oleh Merek Helm “INX” (Analisis Putusan Nomor:
8
68/Merek/2012.PN.Niaga.Jkt.Pst) “. Penulis diatas hanya membahas antara sengketa merek dagang nasional saja dan persamaan antara kedua merek dagang tersebut berdasarkan perundang-undangan nasional. Sedangkan pada skripsi ini membahas mengenai sengketa antara pelanggaran merek asing oleh merek nasional berdasarkan perundangundangan nasional dan konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia. 2.
Skripsi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang tahun 2013, disusun
oleh
Lukman
Kardiasa,
dengan
judul,
“Pelaksanaan
Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Dari Tindakan Pelanggaran Terhadap Merek Terkenal (studi implementasi pasal 94 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek studi di Pasar Besar Malang)”. Penulis diatas membahas mengenai perlindungan hukum terhadap merek nasional saja, serta dampaknya terhadap penjualan di Pasar Besar Malang saja. Sedangkan pada skripsi ini membahas mengenai perlindungan merek dagang asing di indonesia serta dampaknya terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia. 3.
Buku dari Tim Lindsey, dkk. Hak Kekayaan Intelektual; Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung, 2013. Pada buku karangan Tim Lindsey, dkk ini hanya menguraikan secara singkat mengenai kasuskasus pelanggaran merek asing di indonesia dan tidak membahas secara gamblang mengenai konvensi-konvensi internasional yang terkait sengketa merek.
9
E. Kerangka Teoristis Menurut Fitzgerald, Teori perlindungan hukum Salmond bahwa hukum bertujuan mengintegrasikan
dam
mengkoordinasikan
berbagai
kepentingan dalam masyrakat karena dalam suatu lalulintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak7. Menurut Satijipto Raharjo, Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum8. Tujuan hukum pada hakikatnya menciptakan ketertiban dan memberikan rasa aman antar anggota masyarakat. Begitu pula dalam perlindungan hukum pada hak kekayaan intelektual khususnya merek. Perlu dipahami makna hukum kekayaan intelektual itu sendiri sebagai hak milik atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Sebelum munculnya undang-undang yang mengatur mengenai hak kekayaan intelektual, perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual menggunakan pendekatan hukum kebendaan seperti yang diatur dalam KUHPerdata9. Hak milik berdasarkan Pasal 570 KUHPerdata
“Hak milik adalah hak untuk
menikmati suatu barang secara leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu 7
Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000), h. 53.
8
Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, h. 54.
9
Riduan Syahraini, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: Alumni, 2004), h.107
10
secara bebas sepenuhnya, asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh kuasa yang berwenang dan asal tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu tidak mengurangi kemungkinan pencabutan hak demi kepentingan umum dan penggantian kerugian
yang
pantas,
berdasarkan
ketentuan-ketentuan
perundang-
undangan.” Perlindungan terhadap hukum hak kekayaan intelektual didasarkan atas beberapa teori tentang hak milik. Hak milik yang dikenal dalam hukum perdata pada dasarnya berasal dari konsep kebendaan. Hak kekayaan intelektual sebagai bagian dari kebendaan yang tidak berwujud. Dalam Pasal 499 KUHPerdata ditentukan bahwa “Barang adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi obyek dari hak milik”. Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan benda dalam pasal 499 KUHPerdata ini adalah segala sesuatu yang dapat dikuasai dengan hak milik tanpa memperdulikan jenis dan wujudnya. Sehingga hak kebendaan (zakelijk recht) adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas benda dan dapat dipertahankan terhadap siapa pun juga10. Asas itikad baik (good faith) sebagaimana yang termaktub pada Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, yaitu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
F. Kerangka Konseptual
10
Kartini Mulyadi, dan Gunawan Widjaya, Kebendaan Pada Umumnya: Seri Hukum Harta Kekayaan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2003), h. 31.
11
Dalam penelitian
ini,
digunakan
beberapa
istilah berdasarkan
dengan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 sebagai landasan konseptual untuk menghindari pemahaman yang berbeda mengenai definisi atau pengertian serta istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berkut : 1.
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2.
Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersamasama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya
3.
Permohonan adalah permintaan pendaftaran merek yang diajukan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal.
4.
Pemeriksa adalah pemeriksa merek yaitu pejabat yang karena keahliannya diangkat dengan Keputusan Menteri, dan ditugasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap permohonan pendaftaran merek.
5.
Hak Prioritas adalah hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari negara yang tergabung dalam Paris Convention for the Protection of Industrial Property atau Agreement Establishing the World Trade Organization untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di
12
negara tujuan yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention for the Protection of Industrial Property. 6.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
7.
Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berada di bawah kementrian yang dipimpin oleh Menteri.
8.
Konsultan Hak Kekayaan Intelektual adalah orang yang memiliki keahlian di bidang hak kekayaan intelektual dan secara khusus memberikan
jasa
di
bidang
pengajuan
dan
pengurusan
permohonan paten, merek, desain industri serta bidang-bidang hak kekayaan intelektual lainnya dan terdaftar sebagai Konsultan Hak Kekayaan Intelektual di Direktorat Jenderal. G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau kepustakaan yang menekankan terhadap literatur hukum perdata dan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian hukum
13
normatif adalah metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder berkala. 2. Pendekatan Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk mencari jawabannya11. a. Pendekatan perundang-undangan 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 2. KUHPerdata 3. TRIPs (Trade Related Aspects Of Intelectual Property) 4. Madrid Agreement 5. Paris Convention 6. Trademark Law Treaty b. Pendekatan kasus. Dalam Proposal ini menggunakan putusan Pengadilan Niaga 69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst antara Advanced Beauty Systems Inc. (penggugat) yang berkedudukan di Suite 400 57201 BJ Freeway, Dallas, Texas 75240 Amerika Serikat. melawan Sherly Nyolanda (tergugat) yang berkedudukan di Indonesia. c. Pendekatan konseptual
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 93.
14
Pada penelitian ini penulis menemukan beberapa definisi-definisi berdasarkan Undang-Undang dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan judul skripsi ini. 3. Data dan Smber Data Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh dari sumber pertama yang bisa diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini dapat dibagi atas 3 kelompok besar, yaitu: a.
Bahan hukum primer yang penulis peroleh dari beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
b.
Bahan hukum sekunder diperoleh penulis dari Buku-buku terkait Hukum Kekayaan Intelektual khususnya mengenai merek, keterangan, kajian, analisis tentang hukum positif seperti skripsi, makalah, seminar, d.l.l.
c.
Bahan hukum tertier yang dipergunakan penulis sebagai bahan yang mendukung, memberi penjelasan bagi bahan hukum sekunder seperti Kamus Besar Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, dan Kamus Hukum.
4. Metode Pengumpulan Data Alat-alat pengumpulan data, pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview. Berdasarkan pendekatan
15
yang dipergunakan dalam memperoleh data, maka alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi kepustakaan dan dokumen. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui studi dokumen/ kepustakaan (library research) yaitu dengan melakukan penelitian terhadap berbagai sumber bacaan seperti buku-buku yang berkaitan dengan merek, pendapat sarjana, artikel, kamus dan juga berita yang penulis peroleh dari internet. 5. Metode Pengolahan dan Analisa Data Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan analisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode analisa data yang mengelompakan dan menyeleksi data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan dan peristiwa konkrit yang menjadi objek penelitian, kemudian dianalisa secara interpretative menggunakan teori maupun hukum positif yang telah dituangkan, kemudian secara induktif ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada. 6. Metode Penulisan Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode penulisan sesuai dengan sistematika penulisan yang ada pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan pemahaman dan alur pemikiran yang logis dalam
16
penelitian ini, penulis akan memberikan gambaran umum secara sistematis tentang keseluruhan penelitian ini berdasarkan buku pedoman skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun susunan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
kegunaan
penelitian, metode penelitian, dan sistematika skripsi.
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI MEREK DAN MEREK DAGANG ASING Bab ini menguraikan mengenai definisi, tujuan, fungsi, jenis merek dan pengertian merek asing serta kriteria mengenai merek terkenal.
BAB III
BENTUK
PERLINDUNGAN
BERDASARKAN UNDANGAN
PELANGGARAN PERKEMBANGAN INDONESIA
PERATURAN
NASIONAL
INTERNASIONAL
MEREK
PERUNDANG-
DAN
SERTA MEREK
ASING
INVESTASI
ASING
KONVENSI DAMPAK TERHADAP ASING
DI
17
Dalam bab ini menguraikan mengenai peraturan perundang-undangan
nasional
serta
konvensi
internasional yang mengatur tentang merek seperti TRIPs, Paris union Convention, Madrid Agreement, Trademark Law Treaty, serta dampak pelanggaran merek asing ini terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN Pada bab ini akan mengkaji Putusan Pengadilan Niaga 69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst
antara
Advanced Beauty Systems Inc. (penggugat) yang berkedudukan di Suite 400 57201 BJ Freeway, Dallas, Texas 75240 Amerika Serikat. melawan Sherly Nyolanda (tergugat) yang berkedudukan di Indonesia.
BAB V
PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran penulis berdasarkan pemaparan bab-bab sebelumnya.
BAB II TINJAUAN UMUM MEREK DAN MEREK DAGANG ASING A. Tinjauan Umum Merek 1. Pengertian Merek Secara yuridis definisi merek berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 mendefinisikan merek adalah sebagai tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 membagi merek menjadi dua jenis yaitu, merek dagang dan merek jasa. Pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mendefinisikan merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya, Sedangkan pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mendefinisikan merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Menurut H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., Merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan, sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang
18
19
sejenis1. Pendapat H.M.N. Purwo Sutjipto, S.H., lebih menekankan pada suatu tanda tertentu yang dipribadikan, hal tersebut dimaksudkan untuk membedakan satu benda dengan benda lainnya yang sejenis. Menurut Drs. Iur Soeryatin Suatu merek dipergunakan untuk membedakan barang yang bersangkutan dari barang sejenis lainnya oleh karena itu, barang yang bersangkutan dengan diberi merek tadi mempunyai; tanda asal, nama, jaminan, terhadap mutunya2. Pendapat Drs. Iur Soeryatin lebih menekankan pada pembedaan dengan barang yang sejenis dengan memberikan tanda asal, nama, dan jaminan mutunya. Menurut Harsono Adisumitro, S.H.,MPA, merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik seseorang dengan milik orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan memberi tanda cap pada punggung sapi yang kemudian dilepaskan di tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap seperti itu memang merupakan tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang bersangkutan adalah milik orang tertentu. Biasanya, untuk membedakan tanda atau merek digunakan inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan3. Pendapat Harsono Adisumitro, S.H.,MPA lebih menekankan merek sebagai tanda kepemilikan seseorang
1
H.M.N. Purwo Sutjipto, Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1984), h. 82
h.44.
2
Suryatin, Hukum Dagang I dan II, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1980), h. 84
3
Harsono Adisumitro, Hak Milik Perindustrian, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1990),
20
atas barangnya dengan menggunakan inisial, hal tersebut dimaksudkan agar memiliki daya pembeda dengan barang milik orang lain. 2. Fungsi Merek Suatu merek menjalankan beberapa fungsi sekaligus, baik dalam hubungannya dengan pemilik merek itu sendiri maupun dengan para konsumen pada umumnya4. 1.
Fungsi Tanda untuk Membedakan (Distinctitive Function) Suatu merek memberikan identitas atau kepribadian pada barangbarang atau jasa-jasa yang ditandai merek tersebut, dan sekaligus juga memperbedakan barang-barang atau jasa-jasa tersebut dari barangbarang atau jasa-jasa sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan oleh lain-lain produsen, pedagang dan pengusaha bidang jasa. Dengan adanya merek pada barang-barang dagangan, para konsumen dapat membedakan atau memilih barang-barang, maka tidak ada kebanggaan akan hasil karya para produsen, karena dengan demikian tidak akan diperoleh pujian jika barangnya bermutu tinggi dan sebaliknya, tidak dapat diketahui siapa yang harus bertanggung jawab jika barang-barang itu bermutu rendah. Dalam keadaan tidak adanya merek pada hasil-hasil produksi, maka timbul persaingan untuk
4
Suyud Margono, Hak Milik Industri: Pengaturan dan Praktik di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.50.
21
memproduksi barang-barang yang bermutu serendah mungkin, karena ongkos produksinya menjadi lebih murah dan dengan demikian, akan lebih menguntungkan. Lagi pula, tidak akan dapat diketahui oleh konsumen siapa produsen dari barang-barang tanpa merek itu. Seperti halnya manusia, demikina juga dengan barang-barang, jika tidak ada merek dagang sebagai “nama pribadi” dari barang-barang tersebut, maka akan sulit bagi konsumen membedakan yang baik dan yang buruk. Dengan demikian, merek dagang mutlak diperlukan untuk memberikan kepribadian pada barang-barang, sehingga setiap barang dapat dikenal oleh para konsumen baik karena mendengar dari orang lain ataupun karena pengalaman sendiri. 2.
Fungsi Jaminan Mutu (Quality Product Function) Merek dagang dari barang-barang yang dibeli oleh para konsumen, lambat laun akan membentuk kesan di dalam ingatan konsumen yang bersangkutan bahwa merek dagang tersebut merupakan lambang dari mutu barang-barangnya. Sebagai lambang dari mutu barang, merek memberikan jaminan kepada para konsumen bahwa barang yang dibeli pada hari ini akan sama mutunya dengan barang yang sama mereknya yang dibeli olehnya kemarin, dan setereusnya. Dalam hal ini, perlu dimengerti bahwa suatu merek tidak selalu merupakan jaminan akan mutu yang tinggi dari barang-barangnya, tetapi lebih cendrung merupakan jaminan akan kesamaan mutu dari barang yang bersangkutan dari waktu ke waktu.
22
Dengan demikian, maka apabila seorang konsumen tidak menyukai suatu barang yang memakai merek dagang tertentu, dengan adanya merek itu, ia dapat menolak untuk membeli lagi barang termaksud. Sebaliknya, apabila ian menyukai suatu barang tertentu, maka dengan adanya merek dagang pada barang tersebut, ia akan selalu dapat memilih barang dengan merek yang sama. Jaminan akan mutu barang ini bukan merupakan suatu keharusan yang berdasarkan ketentuan dari peraturan perundang-undangan, karena pada dasarnya para produsen bebas untuk mengubah mutu dari barangbarang hasil produksinya. Namun demikian, perubahan mutu barang bukanlah sesuatu hal dapat dilakukan oleh para produsen tanpa pertimbangan yang masak, karena apabila seorang produsen dengan gegabah mengubah mutu barang-barang hasil produksinya yang sudah digemari oleh masyarakat banyak, hal itu sama saja dengan melakuakan bunuh diri. Dalam hal terjadi perubahan mutu barang, jika perubahan tersebut tidak sesuai dengan selera para konsumen, maka karena konsumen
mengharapkan
mutu
yang
tetap
sama,
besar
kemungkinannya konsumen yang bersangkutan akan segera berhenti menjadi pembeli tetap dari barang-barang yang memakai merek tersebut. 3.
Fungsi Daya Tarik dan Promosi (Promotion and Impression Function)
23
Merek berfunsi pula sebagai pemberi daya tarik pada barangbarang dan jasa-jasa, dan sekaligus juga merupakan iklan atau reklame bagi barang-barang atau jasa-jasa yang ditandai dengan merek tersebut. Di samping merek dagangnya sendiri, kemasan atau bungkus dari barang-barang merupakan media iklan yang langsung dapat dilihat oleh para konsumen sendiri. Daya tarik dari suatu merek itu sangat penting untuk menarik perhatian pembeli dan dalam hal ini, kesan pada pandangan pertama sangat mempengaruhi penentuan sikap dari para pembeli. Fungsi daya tarik ini makin penting peranannya, terutama dalam sistem penjualan modern di toko-toko serba ada, dimana barang-barang dikelompokkan menurut menurut jenisnya sehingga persaingan di antara barang-barang sejenis yang berasal dari berbagai produsen/pedagang sangatlah ketatnya. Agar mempunyai daya tarik, suatu merek biasanya dibuat berbentuk singkat sugestif, dengan warna-warna yang menarik atau dengan corak khusus, semuanya dengan tujuan agar mudah diingat oleh para konsumen, sehingga setiap kali hendak membeli barang-barang kesukaanya, konsumen yang bersangkutan dengan mudah dapat menemukannya di antara kumpulan berbagai merek-merek dari barangbarang yang sejenis yang berasal dari berbagai produsen/pedagang. 3. Jenis Merek
24
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 mengatur tentang jenis-jenis merek, yaitu sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) dan (3) UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 yaitu merek dagang dan merek jasa. Di samping jenis merek sebagaimana yang tercantum dalam UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001, ada juga pengklasifikasian lain yang didasarkan kepada bentuk atau wujudnya. Bentuk atau wujud merek itu Suryatin dimaksudkan untuk membedakan dari barang sejenis milik orang lain. Oleh karena adanya pembedaan itu, maka terdapat bebrapa jenis merek yakni5: 1.
Merek lukisan (beel mark)
2.
Merek kata (word mark)
3.
Merek bentuk (form mark)
4.
Merek bunyi-bunyian (klank mark)
5.
Merek judul (title merk) Selanjutnya R.M Suryodiningrat mengklasifikasikan merek dalam tiga
jenis yaitu: 6 1.
Merek kata yang terdiri dari kata-kata saja. Misalnya: Good Year, Dunlop, sebagai merek untuk ban mobil dan ban sepeda.
2.
Merek lukisan adalah merek yang terdiri dari lukisan saja yang tidak pernah, setidak-tidaknya jarang sekali dipergunakan.
5
Suryatin, Hukum Dagang I dan II, h. 87
6
R.M. Suryodiningrat, Aneka Hak Milik Perindustrian, (Bandung: Tarsito, 1981), h.15
25
3.
Merek kombinasi kata dan lukisan, banyak sekali dipergunakan. Misalnya: Rokok putih merek “Escort” yang terdiri dari lukisan iringiringan kapal laut dengan tulisan di bawahnya “Escort”.
4. Merek Yang Dapat dan Tidak Dapat Didaftarkan Sebuah merek dapat disebut merek bila memenuhi syarat mutlak berupa adanya daya pembeda yang cukup (capable of distinguishing). Maksudnya, tanda yang dipakai (sign) tersebut mempunyai kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi sesuatu perusahaan dari perusahaan lainnya. Untuk mempunyai daya pembeda ini, merek harus dapat memberikan penentuan (individualisering) pada barang atau jasa yang bersangkutan7. Tidak semua tanda yang memnuhi daya pembeda dapat didaftar sebagai sebuah merek. Permohonan pendaftaran merek yang diajukan pemohon yang beritikad tidak baik tidak dapat didaftar. Pasal 4 UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan bahwa merek yang tidak dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik. Pemilik merek yang beritikad baik adalah pemilik yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa apa pun untuk membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain
7
Muhammad Djumhana dan R.Djubaedilah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teoori dan Prakteknya di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), h. 156
26
menimbulkan
persaingan
curang,
mengecoh,
atau
menyesatkan
konsumen8. Pasal 5 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 menyatakan, merek tidak dapat didaftar apabila merek tersebut mengandung salah satu unsur di bawah ini9: 1.
Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum. Tanda-tanda yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku tidak dapat diterima sebagai merek, karenanya tidak dapat didaftar. Hanya tanda-tanda yang tidak bertentangan dengan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat diterima sebagai merek, selanjutnya dapat didaftar. Demikian pula dilarang pemakaian tanda-tanda yang menurut
pandangan
masyarakat
tertentu
masyarakat
umum
bertentangan
dengan
maupun
golongan
moralitas
agama,
kesusilaan, atau ketertiban umum, terutama tanda-tanda yang dapat menimbulkan salah paham di kalangan pembeli. Dalam pengertian bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum
adalah
apaabila
penggunaan
tanda
tersebut
dapat
menyinggung perasaan, kesopanan, ketentraman, dan keagamaan
8
Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Bandung: PT Alumni, 2003)
9
Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, h. 328-329
h. 326
27
dari khalayak umum atau dari golongan masyarakat tertentu. Misalnya penggunaan nama Allah dan Rasul-Nya. 2.
Tidak memiliki daya pembeda. Sesuai dengan sifat merek sebagai suatu tanda untuk membedakan produk barang atau jasa seseorang atau badan hukum dengan barang atau jasa sejenis orang lain atau badan hukum, maka tanda yang tidak memiliki daya pembeda tidak dapat diterima sebagai merek. Suatu tanda dianggap tidak memiliki daya pembeda apabila tanda tersebut terlalu sederhana, seperti satu tanda garis atau satu tanda titik, ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas. Misalnya, lukisan atau warna barangnya sendiri, atau likisan botol atau kotak yang dipergunakan untuk barang tersebut. Angka-angka dan huruf-huruf juga tidak mempunyai daya pembedaan sebagai merek oleh karena lazim dipergunakan sebagai keterangan-keterangan mengenai barang yang bersangkutan.
3.
Telah menjadi milik umum Tanda-tanda yang bersifat umum dan menjadi milik umum juga tidak dapat diterima sebagai merek. Misalnya tanda tengkorak diatas dua tulang yang bersilang, yang secara umum telah diketahui sebagai tanda bahaya. Tanda seperti itu adalah tanda yang bersifat umum dan telah menjadi milik umum dan selayaknya tidak dapat dipergunakan sebagai suatu tanda tertentu untuk keperluan pribadi seseorang. Demi kepentingan umum, tanda-tanda seperti itu harus
28
dapat dipergunakan secara bebas di dalam masyarakat. Oleh karena itu, tanda-tanda yang demikian tidak dapat digunakan sebagai merek. 4.
Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. Sebuah merek yang berisikan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang akan dimohonkan pendaftarannya juga tidak dapat diterima untuk didaftar sebagai merek, karena keterangan tersebut tidak mempunyai daya pembeda. Misalnya merek kopi atau gambar kopi untuk jenis barang kopi atau untuk produk kopi.
B. Tinjauan Merek Dagang Asing 1. Pengertian Merek Asing Salah satu prinsip terpenting dari Konvensi Paris adalah tentang persamaan perlakuan yang mutlak antara orang asing dengan warga negara sendiri. Prinsip “National Treatment” atau prinsip asimilasi (Principle Of Assimilation) yaitu seorang warga negara dari suatu negara peserta uni, akan memperoleh pengakuan dan hak-hak yang sama seperti seorang warga negara dimana mereknya didaftarkan10. Prinsip “National Treatment” atau prinsip asimilasi (Principle Of Assimilation) 10
ini dimaksudkan untuk melindungi merek asing yang
Muhammad Djumhana dan R.Djubaedilah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teoori dan Prakteknya di Indonesia, h.129
29
didaftarkan di negara peserta Konvensi Paris termasuk Indonesia. Pengertian merek asing menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak didefinisikan secara pasti. Berdasarkan pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian merek asing yaitu suatu merek yang diajukan oleh pemilik yang berhak
atas
merek tersebut
yang
tidak
bertempat
tinggal atau
berkedudukan tetap di luar wilayah negara Indonesia. 2. Kriteria Merek Terkenal Pasal 6 bis Paris Convention tidak memberikan definisi atau kriteria tentang merek terkenal tetapi diserahkan sepenuhnya pada masing-masing negara anggota konvensi. Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.03-HC.02.01 Tahun 1991 tentang penolakan permohonan pendaftaran merek terkenal yang mempunayi persamaan dengan merek orang lain atau milik badan lain, memberikan kriteria mengenai merek terkenal yaitu meliputi; 1.
Merek dagang yang secara umum telah dikenal dan dipakai pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau badan;
2.
Digunakan di Indonesia ataupun di luar negeri.
30
Kriteria merek terkenal tidak hanya didasarkan pada pengetahuan umum masyarakat, tetapi juga didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan yang telah diperoleh karena promosi yang telah dilakukan pemiliknya11. 3. Ketentuan Khusus Pendaftaran Merek Terkenal Usaha untuk meraih predikat merek terkenal terhadap suatu produk bukan hal yang mudah. Pemilik merek membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk menjadikan mereknya merek terkenal. Salah satu caranya adalah dengan mendaftarkan mereknya diberbagai negara. Hal itu menuntut diperlukannya ketentuan khusus dalam pendaftaran merek terkenal, karena kalau suatu barang sudah terkenal dengan merek tertentu maka merek inilah yang dijadikan pegangan untuk memperluas pasaran luar negeri dari barang yang bersangkutan12. Permohonan pendaftaran merek dalam daftar umum dapat ditolak sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dan b UndangUndang Nomor 15 Tahun 2001 apabila merek yang didaftarkan a.
Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis.
b.
Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau sejenisnya.
11
Sudargo Gautama, Pembaharuan Hukum Merek Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti , 1997), h. 57 12
Sudargo Gautama, Hukum Merek Indonesia, (Bandung: Alumni, 1984), h. 154
31
Dalam Pasal 6 bis Paris Convention versi Stockholm 1967, menentukan bahwa merek terkenal yang telah dipakai oleh pemakai merek yang beritikad tidak baik, maka dapat selalu dapat dimintakan pembatalannya atau dilakukan pembatalan oleh pejabat yang berwenang. Dalam pasal 6 bis ayat (3) menyatakan “No time limit shall be fixed for requesting the cancellation or the prohibition of the use of marks registered or used in bad faith”. Maksudnya adalah tidak ada batas waktu yang ditentukan untuk meminta pembatalan dari merek itu atau larangan untuk memakai merek terdaftar tersebut jika dipakainya dengan itikad tidak baik.
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK ASING DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN INVESTASI ASING DI INDONESIA
A. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Asing Sejarah perdagangan menunjukan, bahwa merek semula digunakan dalam perdagangan sebagai tanda pemilikan atas barang, hal ini bisa ditemukan pada praktek menandai ternak dengan tanda khusus, ataupun praktek penandaan barang yang akan dikirim melalui laut agar memudahkan identifikasi pada saat terjadi kecelakaan1. Hal ini dilakukan tidak lain untuk membedakan suatu produk dengan produk yang lain. Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat banyak tindakan persaingan tidak sehat terhadap merek asing khususnya merek asing yang telah terkenal. Perlindungan atas merek pada dasarnya merupakan bagian dari perlindungan hukum terhadap persaingan tidak sehat yang adalah perbuatan melanggar hukum di bidang perdagangan. Secara garis besar, perlindungan hukum atas merek ditujukan kepada dua kepentingan yaitu kepentingan
1
Syopiansyah Jaya Putra, Etika Bisnis dan Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.175.
32
33
pemilik merek (produsen/pedagang) dan kepentingan konsumen atau khalayak ramai pada umumnya, dimana kedua kepentingan tersebut terlindungi secara seimbang dan tidak berat sebelah. Secara menyeluruh, kepentingan-kepentingan yang hendak dilindungi oleh hukum merek dapat dipisah-pisahkan menjadi empat kelompok berikut2. 1.
Kepentingan pemilik merek untuk tidak diganggu gugat dalam hubungan baiknya dengan para konsumen, yang telah dibina olehnya dipasar melalui penggunaan suatu merek tertentu, serta dalam harapan yang wajar untuk memperoleh langganan tetap pada masa mendatang, yang kesemuaannya itu terjamin oleh pengenalan masyarakat kepada merek tersebut, yang menunjukan bahwa pemilik merek itu adalah produsen dari barang yang bersangkutan.
2.
Kepentingan para produsen atau para pedagang lainnya yang bersaing, untuk bebas memasarkan barang-barangnya dengan memakai tandatanda umum yang dapat dipakai oleh siapa saja, dan yang seharusnya tidak boleh dimonopoli oleh siapapun sehingga tidak merugikan kebebasan mereka untuk menjual barang-barangnya dalam persaingan yang jujur dan sah.
3.
Kepentingan para konsumen untuk dilindungi terhadap praktik-praktik yang
cendrung
hendak
menciptakan
kesan-kesan
yang
dapat
menyesatkan dan menipu atau membingungkan konsumen, dengan cara
2
Suyud Margono, Hak Milik Industri: Pengaturan dan Praktik di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.48-49.
34
mempengaruhi pikiran konsumen bahawa suatu perusahaan adalah sama dengan dengan perusahaan lain, atau hasil-hasil dari suatu perusahaan itu juga berasal dari perusahaan yang lain tersebut. 4.
Kepentingan umum untuk memajukan perdagangan yang jujujr di pasarpasar, serta untuk mencegah timbulnya praktik-praktik yang tidak jujur dan
bertentangan
pula
dengan
norma-norma
kepatutan
dalam
perdagangan. Jadi perlindungan atas merek diciptakan sebagai bentuk perlindungan dari
berbagai
kepentingan,
yaitu
kepentingan
pemilik
merek
(produsen/pedagang) dan kepentingan konsumen ataupun khalayak ramai pada umumnya. Perlindungan
terhadap
merek
asing
terdapat
dalam
konvensi
Internasional dan di Indonesia sendiri perubahan Undang-Undang merek sebanyak empat kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001, hal ini menunjukkan bahwa eksistensi merek asing apalagi merek yang sudah terkenal dilindungi di Indonesia. 1. Perlindungan Merek Asing Dalam Konvensi Internasional a. Paris Convention Indonesia
menjadi anggota dari Paris Convention melalui
Keppres Nomor 24 Tahun 1979 dengan disertai pengecualian terhadap Pasal 1 sampai dengan Pasal 12 dan Pasal 28 ayat (1). Terhadap pengecualian Pasal 1 sampai Pasal 12 ini kemudian dicabut dengan
35
Keppres Nomor 15 Tahun 1997 tentang perubahan Keppres Nomor 24 Tahun 1979, sehingga Pasal 1 sampai pasal 12 itu kemudian berlaku juga di Indonesia. Pada Pasal 2 dan 3 Paris Convention, berlaku prinsip non diskriminatif, akibatnya hukum yang berlaku dinegara sendiri berlaku juga untuk orang asing yang merupakan warga negara dari peserta Paris Convention. Pada Pasal 4 Paris Convention pendaftaran merek dapat diberikan hak prioritas. Jadi seseorang yang sudah mendaftarkan hak milik intelektualnya di suatu negara akan diberi prioritas dengan bentuk kelonggaran waktu untuk mendaftarkan haknya di negara lain selama 6 bulan. Persyaratan pengajuan dan pendaftaran merek dagang ditentukan berdasarkan Pasal 6 Paris Convention, ditentukan oleh undang-undang setempat masing-masing negara anggota Paris Convention. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing negara anggota dapat menggunakan patokan-patokan sendiri yang ditetapkan dalam undang-undangnya untuk menentukan masa berlakunya suatu merek dagang. Bentuk perlindungan merek terkenal terletak pada Pasal 6 bis, yang menyebutkan bahwa masing-masing anggota di suatu negara harus menolak permohonan pendaftaran yang sama atau mirip dengan merek yang dianggap terkenal di negara itu. Konvensi ini juga tidak menyebutkan tentang definisi itikad tidak baik, namun pada pasal 6 bis
36
ayat (3) disebutkan bahwa pembatalan merek terdaftar yang dipalsukan tanpa itikad baik dapat diajukan kapan saja tanpa ada batas waktunya. Menurut pasal ini, suatu itikad tidak baik muncul ketika seseorang mendaftarkan suatu merek tanpa hak, yang merupakan merek terkenal dan mengambil keuntungan dari kebingungan yang ditimbulkan oleh merek tersebut. b. Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) Indonesia menjadi negara anggota dalam TRIPs melalui UndangUndang No. 7 tahun 1994. Ketentuan tentang merek dapat dilihat pada bagian 2 Pasal 16 ayat (2) menyebutkan “Article 6bis of the Paris Convention (1967) shall apply, mutatis mutandis, to services.
In
determining whether a trademark is well-known, Members shall take account of the knowledge of the trademark in the relevant sector of the public, including knowledge in the Member concerned which has been obtained as a result of the promotion of the trademark”. Pasal 16 ayat (2) TRIPs ini mengatur unsur penting yang harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah suatu merek itu adalah merek terkenal atau tidak. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan merek itu terkenal atau tidak adalah pengetahuan masyarakat tentang merek tersebut dalam sektor publik yang relevan. Pasal ini juga menyatakan Pasal 6 Paris Convention dipakai secara mutlak untuk jasa. Pada bagian 2 Pasal 16 ayat (3) menyebutkan “Article 6bis of the Paris Convention (1967) shall apply, mutatis mutandis, to goods or
37
services which are not similar to those in respect of which a trademark is registered, provided that use of that trademark in relation to those goods or services would indicate a connection between those goods or services and the owner of the registered trademark and provided that the interest of the owner of the registered trademark are likely to be damaged by such use”. Maksud dari Pasal 16 ayat (3) TRIPs ini adalah bahwa yang penting berkenaan dengan perlindungan merek terkenal untuk barang dan atau jasa yang tidak sejenis, yaitu bahwa jika terdapat kesan keterkaitan yang erat antara barang yang menggunakan merek tersebut dengan produsennya dan jika pemakaian atau pendaftaran oleh orang lain untuk barang yang tidak sejenis sekalipun akan dapat merugikan kepentingan si pemilik merek terdaftar itu. Dalam hal ini faktor “confusion of business connection” merupakan salah satu pertimbangan untuk menentukan apakah merek yang sama dengan merek terkenal, akan tetapi didaftarkan untuk barang yang tidak sejenis itu bisa ditolak atau dibatalkan3. c. Madrid Agreement Jumlah anggota dari Madrid Agreement
saat ini adalah 28
negara, dan Cina baru-baru ini telah menandatanganinya. Indonesia sendiri sampai saat ini belum mendaftarkan dirinya terhadap konvensi ini. Pasal 1, 2, dan 3 Madrid Agreement menentukan bahwa Madrid Agreement berhubungan dengan perjanjian hak merek dagang melalui
3
Suyud Margono, Hak Milik Industri: Pengaturan dan Praktik di Indonesia, h. 106
38
pendaftaran merek dagang internasional yang berdasarkan pendaftaran di negara asal. Pendaftaran internasional tersebut memungkinkan diperolehnya perlindungan merek dagang di seluruh negara anggota Madrid Agreement melalui satu pendaftaran saja, tetapi perlindungan ini bukan perlindungan seragam, melainkan perlindungan terhadap negara anggota terhadap warga negaranya (Pasal 4 ayat (1)). Jika pendaftaran internasional itu dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan
setelah
tanggal
pengajuan
permohonan
di
negara
asal,
perlindungan berdasarkan pendaftaran internasional akan memperoleh prioritas berlaku surut sejak tanggal pengajuan permohonan pertama4. Pendaftaran internasional dinyatakan tidak berlaku jika dalam jangka waktu 5 tahun pertama pendaftaran internasional tersebut, pendaftaran dasar di negara asal dicabut atau tidak diberlakukan. Setelah jangka 5 tahun, tuntutan atas pencabutan merek dagang harus dibuat bebas di masing-masing negara yang memberlakukan merek dagang itu (Pasal 6). Pendaftaran internasional berlaku selama 20 tahun dan dapat diperbaharui (Pasal 7). d. Trademark Law Treaty Trademark Law Treaty mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus 1996. Indonesia sendiri menjadi bagian dari konvensi ini melalui
4
Ok Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 341
39
Keppres Nomor 17 Tahun 1997 Tentang Pengesahan Trademark Law Treaty. Pada dasarnya Trademark Law Treaty ini mengatur masalah prosedural dalam hal pendaftaran merek berupa persyaratan maksimum untuk mengajukan permohonan pendaftaran, pencatatan perubahan nama dan alamat, pencatatan perubahan pemilik serta pembaharuan merek. Pada Trademark Law Treaty terdapat beberapa pasal mengenai perlindungan merek terkenal, sebagaimana yang terdapat pada Pasal 15 dan 16 Trademark Law Treaty. Pada Pasal 15 Trademark Law Treaty mengharuskan negara anggota untuk mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Paris Convention tentang merek. Trademark Law Treaty tidak mengharuskan untuk menjadi anggota Paris Convention, tetapi cukup hanya sebagai anggota WIPO. Jadi untuk negara-negara yang bukan anggota dari Paris Convention, dalam Trademark Law Treaty berlaku juga ketentuanketentuan tentang merek termasuk Pasal 6 bis Paris Convention. Sedangkan pada Pasal 16 menjelaskan bahwa anggota Trademark Law Treaty wajib mengikuti ketentuan Pasal 6 bis Paris Convention terhadap merek dagang dan merek jasa.
2. Perlindungan Merek Asing dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
40
a. Pengertian merek menurut Undang-Undang ini yaitu dalam Pasal 1 ayat (1) adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Jenis-jenis merek menurut Pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-Undang ini adalah merek dagang dan merek jasa. b. Prinsip itikad baik menurut Undang-Undang ini terdapat pada Pasal 4, dimana suatu merek tidak dapat didaftar atas permohonan yang diajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik. c. Suatu merek dapat ditolak menurut Pasal 6 ayat (1) adalah jika mempunyai persamaan pada pokoknya atau secara keseluruhan dengan merek atau pihak lain yang sudah mendaftar terlebih dahulu untuk barang dan jasa yang sejenis, atau dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan atau jasa yang sejenis, atau mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal. Dengan demikian Pasal 6 ini sejalan dengan Pasal 6 bis Paris Convention. d. Ketentuan Pasal 6 ayat (2), sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) dapat pula diberlakukan terhadap barang dan atau jasa yang tidak sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. e. Menurut ketentuan pasal 6 ayat (3) permohonan juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderal apabila merek tersebut merupakan atau menyerupai
41
nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak atau merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang atau merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang. f. Undang-Undang ini menganut sistem pendaftaran secara konstitutif dengan syarat dan tata cara permohonan sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 7-10. Permohonan pendaftaran yang menggunakan hak prioritas diatur dalam Pasal 11 dan 12, yaitu dengan jangka waktu paling lama 6 bulan sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran merek yang pertama kali di negara lain yang merupakan anggota Paris Convention. g. Penghapusan pendaftaran merek dari daftar umum merek dapat dilakukan
atas
prakarsa
Direktorat
Jenderal
atau
berdasarkan
permohonan pemilik merek yang bersangkutan. Menurut Pasal 61, penghapusan pendaftaran merek dapat dilakukan apabila terdapat bukti yang cukup bahwa merek yang bersangkutan: 1) Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan barang dan atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir.
42
2) Digunakan untuk jenis barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya atau tidak sesuai merek yang didaftar. 3) Adanya larangan impor, larangan yang berkaitan dengan izin bagi peredaran barang yang menggunakan merek yang bersangkutan atau keputusan dari pihak yang berwenang yang bersifat sementara; atau larangan serupa lainnya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. h. Menurut Pasal 69, gugatan pembatalan pendaftaran Merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Batas waktu ini tidak ada apabila merek yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum. i. Pada Pasal 76 Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 menyebutkan, penyelesaian sengketa terhadap merek dapat dilakukan melalui ganti rugi, atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan merek yang bersangkutan.
B. Dampak Pelanggaran Merek Asing Terhadap Perkembangan Investasi Asing Di Indonesia Cita-cita negara Republik Indonesia adalah sebagaimana yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tidak lain untuk menyejahterakan masyarakat. Untuk mencapai cita-cita itu tidaklah semudah
43
membalikan telapak tangan, namun butuh kerja keras dari semua pihak. Salah satu cara untuk mencapai cita-cita itu adalah negara harus melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk melaksanakan pembangunan tersebut
membutuhkan
modal
yang
tidak
sedikit,
apabila
hanya
mengandalkan modal dan sumber dana pemerintah, hampir dapat dipastikan agak sulit mencapai kesajahteraan masyarakat tersebut. Untuk itu dibutuhkan sumber dana lain, salah satu sumber tersebut melalui investasi modal asing5. Keberadaan investasi yang ditanamkan oleh investor asing ini, ternyata memberikan dampak positif di dalam pembangunan suatu negara. Dampak positif tersebut dikemukakan oleh Adi Harsono berdasarkan bukti-bukti dari keberadaan investasi asing atau perusahaan asing, diantaranya6; 1.
Masalah gaji. Perusahaan asing membayar gaji pegawainya lebih tinggi dibandingkan gaji rata-rata nasional. Di Amerika misalnya, perusahaan asing membayar 4% lebih tinggi pada tahun 1989 dan 6% lebih tinggi pada tahun 1996 dibandingkan perusahaan domestik. Perusahaan
2.
asing
menciptakan
lapangan
pekerjaan
lebih
cepat
dibandingkan perusahaan domestik sejenis. Di Amerika, jumlah lapangan kerja yang diciptakan perusahaan asing menncapai 1,4% per tahun dari 1989 sampai dengan 1996. Dandingkan dengan 0,8% yang diciptakan
5
6
Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 3-4
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), h. 84-85.
44
oleh perusahaan domestik. Di Inggris dan Prancis, lapangan kerja di perusahaan asing naik 1,7% per tahun, sebaliknya lapangan kerja di perusahaan domestik justru menyusut 2,7%. 3.
Perusahaan asing tidak segan-segan mengeluarkan biaya di bidang pendidikan. Jumlah pelatihan dan di bidang penelitian (R&D) di negara tempat mereka menanamkan investasinya mencapai 12% dari total pengeluaran (R&D) di Amerika Serikat, di Prancis 19%, dan 40% di Inggris. Bukti-bukti yang telah dijabarkan tersebut memberikan pandangan
bahwa jika Indonesia mampu menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, serta mengolahnya secara tepat, bukan tidak
mungkin
cita-cita
negara
untuk
menciptakan
kesejahteraan
masyarakatnya akan tercapai. Namun jika jumlah investasi asing itu mengalami penurunan, maka yang terjadi justru sebaliknya, pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai, tingkat pengangguran bertambah dikarenakan minimnya lapangan pekerjaan, dan hal tersebut akan berdampak pada tingkat kemiskinan yang semakin bertambah7. Tentunya, jika hal itu terjadi maka untuk mencapai cita-cita bangsa hanyalah hayalan belaka. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan investor asing ingin menanamkan modalnya di suatu negara, tentunya hal itu bertujuan untuk dapat menghasilkan keuntungan yang optimal dan juga dapat meminimalkan kerugian. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan investasi tersebut 7
Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 70-71
45
adalah mekanisme penyelesaian sengketa
yang efektif, diantaranya
mencakup:8 1.
Forum penyelesaian sengketa, baik melalui pengadilan nasional, badan arrbitrase nasional dan internasional, maupun forum penyelesaian sengketa alternatif lainnya.
2.
Efektifitas keberlakuan dari hukum yang diterapkan dalam sengketa tersebut.
3.
Proses pengambilan keputusan yang cepat dengan biaya yang wajar.
4.
Netralitas dan profesionalisme hakim, arbiter, atau pihak ketiga yang diikutkan dalam proses pengambilan putusan.
5.
Efektifitas pelaksanaan atau implementasi keputusan pengadilan, badan arbitrase, dan badan-badan penyelesaian sengketa lainnya.
6.
Kepatuhan para pihak terhadap keputusan yang dihasilkan. Sebaliknya, mekanisme penyelesaian sengketa yang tidak efektif dan
tidak adil serta tidak menjamin adanya kepastian hukum dan penegakannya, tidak hanya akan mengurungkan niat investor untuk menanamkan modal, bahkan lebih jauh dapat mendorong investor melakukan relokasi dan pelarian modal ke negara lain. Berdasarkan pernyataan diatas tentunya pelanggaran terhadap merek asing mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya pelanggaran merek,
8
Indra Bagus Rahmadi Supancan, Kerangka Hukum Dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), h. 8-9
46
terutama merek asing yang sudah terkenal dikarenakan kurangnya kepastian hukum dan penegakannya di Indonesia khususnya mengenai merek. Tentu saja pelanggaran semacam ini sangatlah ditakutkan oleh para investor khususnya investor asing, karena hal itu dapat menghambat perkembangan usaha dari para investor sendiri, dan bukan tidak mungkin investor tersebut akan mengalami kebangkrutan, dan membuat para investor lainnya tidak percaya terhadap kepastian hukum dan penegakannya di Indonesia, sehingga mereka menarik uang mereka dari Indonesia. Hal ini lah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, guna menjaga kepercayaan para invesotor asing untuk tetap menginvestasikan modalnya di Indonesia.
BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NIAGA Nomor:69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.
A. Posisi Kasus Advanced Beauty Systems Inc. berkedudukan di berkedudukan di Suite 400 57201 BJ Freeway, Dallas, Texas 75240 Amerika Serikat adalah pemilik merek Bodycology untuk jenis barang kelas 03 yaitu berupa produk kecantikan. Merek Bodycology milik penggugat telah terdaftar di berbagai negara antara lain Eropa dan Amerika. Saat Advanced Beauty Systems Inc. ingin mendaftarkan merek Bodycology di Indonesia pada tanggal 16 April 2011 untuk melindungi barang kelas 03, ternyata merek Bodycology dan barang kelas yang sama sudah didaftarkan terlebih dahulu di Indonesia atas nama Sherly Nyolanda dengan No. IDM000289450 terdaftar sejak tanggal 17 Januari 2011. Advanced Beauty Systems Inc. melalui kuasa hukumnya telah mengajukan gugatan pembatalan merek terdaftar atas pendaftaran merek Bodycology No. IDM0000289450 untuk jenis barang kelas 03 berupa produk kecantikan atas nama Sherly Nyolanda yang beralamat di jalan Kramat Kwitang I C/7 RT/RW 002/004, Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Petitum yang terdapat dalam gugatan ini sebagai berikut: 1.
Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2.
Menyatakan penggugat sebagai pemilik merek Bodycology. 47
48
3.
Menyatakan merek Bodycology terdaftar No. IDM000289450 atas nama tergugat, mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek Bodycology milik penggugat.
4.
Menyatakan tergugat sebagai pendaftar yang beritikad tidak baik atas pendaftaran merek Bodycology terdaftar No. IDM000289450.
5.
Menyatakan batal dan/atau membatalkan pendaftaran merek Bodycology terdaftar No. IDM0000289450 atas nama tergugat dan segala akibat hukumnya.
6.
Memerintahkan panitera atau pejabat yang berwenang untuk itu, guna menyampaikan salinan putusan perkara ini kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) agar dapat mencatatkan pembatalan pendaftaran merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek.
7.
Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara.
B. Putusan Pengadilan Niaga Putusan
Pengadilan
Niaga
Jakarta
No.
69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 22 Januari 2014, menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Pertimbangan hukum pengadilan atas putusan ini adalah pendaftaran merek-merek Bodycology oleh tergugat tidak terbukti telah membonceng, atau meniru atau menjiplak ketenaran merek penggugat, sehingga tergugat tidak dapat dikatakan telah mendaftarkan mereknya dengan iktikad tidak baik. Selain itu juga merek dagang
49
Bodycology milik penggugat tidak terbukti sebagai merek yang sudah terkenal, dan tidak pula terdaftar sebelumnya di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HKI). C. Analisis Putusan Pengadilan Niaga 1.
Pembuktian Keterkenalan Merek Bodycology Milik Penggugat Sengketa merek Bodycology ini diputus oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 22 Januari 2014. Sampai saat ini Indonesia masih menggunakan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek, salain itu indonesia juga terikat dengan Keppres Nomor 24 Tahun 1979 tentang pengesahan Paris Convention of Industrial Property and Convention Establishing the World Intellectual Property Organization. Perlindungan terhadap merek terkenal diatur dalam Pasal 6 bis Paris Convention yang mewajibkan seluruh anggotanya untuk melindungi merek terkenal warga negara lainnya untuk barang yang menyerupai (similar) atau sama (identical). Disamping itu konvensi ini juga memberikan kebebasan kepada masing-masing anggota untuk menentukan sendiri mengenai keterkenalan suatu merek dengan tetap berpedoman kepada pasal 6 bis Paris Convention ini. Pada tanggal 20 September sampai tanggal 29 September 1999, di Jenewa ditandatangani sebuah Joint Recommendatin Concerning Provisions on The Protection of Well Known Marks atau Rekomendasi Bersama tentang Ketentuan Merek Terkenal yang diadopsi oleh Majelis Paris Convention untuk Perlindungan Hak Milik Industri (Assembly of The Paris Union for The Protection of Industrial Property)
50
dan Majelis Umum Organisasi Hak Milik Intelektual Dunia (The General Assembly of The World Intellectual Property Organization / WIPO). Rekomendasi ini berlaku kepada masing-masing anggota Paris Convention atau WIPO. Rekomendasi ini tidak memuat ketentuan tentang definisi merek terkenal (well known mark). Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa pihak yang berwenang (competent authority) sebaiknya mempertimbangkan keadaan lingkungan dimana merek tersebut dianggap sebagai merek terkenal, sedangkan pada Pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa untuk menentukan keterkenalan suatu merek dapat menggunakan faktor-faktor yang termasuk dan tidak terbatas pada informasi sebagai berikut: 1) Tingkat pengetahuan dan pengakuan terhadap suatu merek dalam sektor yang relevan dalam masyarakat. 2) Jangka waktu, luas, dan wilayah geografis dari penggunaan merek. 3) Jangka waktu, luas dan area geografis dari setiap promosi merek, termasuk periklanan atau publisitas dan presentasi pada pekan raya atau pameran-pameran dari barang dan/atau jasa dimana merek tersebut dipergunakan. 4) Jangka waktu dan wilayah geografis dari setiap pendaftaran merek sejauhmana merek tersebut mencerminkan pemakaian atau pengakuan merek tersebut. 5) Dokumen mengenai penegakkan hukum yang baik atas merek terutama sejauh mana merek tersebut diakui sebagai merek terkenal oleh instansi yang berwenang.
51
6) Nilai yang dihubungkan dengan merek. Kriteria ini dapat digunakan oleh pihak yang berwenang sebagai pedoman dalam menentukan keterkenalan suatu merek yang tergantung pada masing-masing kasus. Beberapa kasus mungkin relevan untuk menggunakan semua kriteria tersebut, tetapi untuk kasus lain bisa saja hanya relevan untuk faktor tertentu atau mungkin juga tidak ada sama sekali faktor yang relevan. Adanya kebebasan hakim untuk menilai keterkenalan suatu merek sesuai dengan ketentuan Paris Convention dan rekomendasi WIPO tersebut dapat berarti bahwa penentuan keterkenalan suatu merek tergantung dari penilaian majelis hakim yang memeriksa sengketa tersebut serta didasarkan pada penafsiran merek terhadap merek sengketa dihubungkan dengan teori ataupun undang-undang yang ada. Penentuan
merek
terkenal
di
Indonesia
didasarkan
pada
pertimbangan-pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b penjelasan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek yang menyatakan bahwa penolakan permohonan yang memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek terkenal untuk barang dan/atau jasa yang sejenis, dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek di bidang usaha yang bersangkutan. Selain apa yang sudah ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, majelis hakim juga dapat mengkaji pendapat para ahli hukum dalam menentukan keterkenalan suatu merek.
52
Setelah mengetahui tentang prinsip-prinsip dalam menentukan keterkenalan merek di atas, jika dikaitkan dengan merek Bodycology milik penggugat, dapat dikatakan bahwa merek Bodycology milik penggugat merupakan merek terkenal. Hal ini sebagaimana yang terdapat pada Pasal 2 ayat (2) Joint Recomendatin Concerning Provisions on The Protection of Well Known Marks, dimana penggugat telah mendaftarkan merek Bodycology nya di berbagai negara, antara lain: 1) Merek Bodycology atas nama penggugat telah terdaftar dibawah registrasi 1,719,286, di Amerika Serikat tanggal 22 September 1992, untuk kelas 03 (A.S. kelas 1,4,6,50,51 dan 52). 2) Merek Bodycology atas nama penggugat juga telah terdaftar dibawah dibeberapa negara Uni Eropa dengan No. 006995617 meliputi negaranegara: Spanyol,
Inggris, Belanda,
Denmark, Perancis,
Italia,
Rumania, Hugaria, Lithuania, Islandia dan Cekoslavia sejak tahun 2009, untuk melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 3,25,28,44. 3) Merek Bodycology atas nama penggugat telah terdaftar di negara Jepang dibawah nomor 5.326.291 tanggal 28 Mei 2010, untuk kelas 03, 25, dan 28. 4) Merek Bodycology atas nama penggugat telah terdaftar di negara Chili dibawah nomor 925391 tanggal 20 Juli 2011 untuk melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 3,25,28.
53
5) Merek Bodycology atas nama penggugat telah diajukan permohonan pendaftarannya di Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor agenda D00-2011013471 tanggal 06 April 2011 untuk melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 03. Dengan merujuk pada bukti pendaftaran merek Bodycology milik penggugat yang telah penulis jabarkan di atas, penulis tidak sependapat dengan majelis hakim yang menyatakan bahwa merek Bodycology milik penggugat bukanlah merupakan suatu merek terkenal. Merek Bodycology milik penggugat telah terdaftar di banyak negara, dimana menurut penulis hal itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa merek Bodycology milik penggugat sebagai kriteria merek terkenal. Jika ditinjau mengenai kriteria merek terkenal sebagaimana pada Penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek yang menyatakan bahwa “Penolakan permohonan yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek terkenal untuk barang dan/atau jasa yang sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan. Di samping itu diperhatikan pula reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besarbesaran, investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya dan disertai bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara. Apabila hal-hal di atas belum dianggap cukup, Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga yang bersifat mandiri untuk melakukan
54
survei guna memperoleh kesimpulan mengenai terkenal atau tidaknya merek yang menjadi dasar penolakan.”
2.
Pembuktian Tentang Itikad Baik Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 memberikan definisinya yang dimaksud dengan itikad baik adalah pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apapun untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh, atau menyesatkan konsumen. Paris Convention tidak mengatur kriteria itikad tidak baik secara jelas dan lengkap. Perlindungan atas suatu merek yang didaftar dengan itikad tidak baik disebutkan dalam Pasal 6 ayat (3) Paris Convention sebagai berikut: “no limit shall be fixed for requesting the cancellation or the prohibition of the use of marks registered or uses in bad faith...”. Ketentuan ini mengandung maksud bahwa tidak ada jangka waktu yang ditetapkan bagi pemilik hak atas merek untuk meminta pembatalan dari merek yang didaftarkan dengan itikad tidak baik dimana merek yang didaftarkan tersebut mempunyai persamaan yang menunjukkan itikad tidak baik.
55
Merek erat kaitannya dengan persaingan yang tidak jujur (unfair competition). Pasal 10 ayat (3) Paris Convention memuat ketentuan bahwa negara anggota konvensi terikat untuk memberikan perlindungan terhadap merek terkenal agar persaingan yang tidak jujur tidak terjadi. Sedangkan dalam Pasal 10 ayat (2) Paris Convention disebutkan bahwa setiap perbuatan yang bertentangan dengan praktik pelaku usaha dalam bidang industri dan perdagangan dianggap sebagai perbuatan yang tidak jujur. Pasal ini menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilarang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan tidak jujur yang dapat menimbulkan kekeliruan dengan cara apapun berkenaan dengan asal-usul barang atau usaha-usaha industri dan komersial dari seorang pengusaha yang bersaingan. Persaingan yang tidak jujur ini dapat berupa upaya untuk mendompleng atau membonceng ketenaran suatu merek terkenal. Upaya pendomplengan atau pemboncengan termasuk juga dalam tindakan membajak, meniru, dan menjiplak merek terkenal pihak lain dan kemudian mendaftarkannya di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual baik untuk barang yang sejenis maupun untuk barang yang tidak sejenis. Tindakan ini berakibat pada kerugian yang dialami oleh pihak lain, mengecoh dan menyesatkan konsumen berkenaan dengan sifat dan asal usul barang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persaingan tidak jujur tersebut dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan itikad baik dan kejujuran di dalam perdagangan.
56
Dengan kata lain, perbuatan tersebut termasuk dalam perbuatan yang didasarkan atas itikad tidak baik. Pembatalan suatu merek oleh Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual didasarkan pada persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenal pihak lain. Adanya persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya didasarkan pada itikad tidak baik untuk mendompleng atau membonceng ketenaran merek asing terkenal sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu yang cepat tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk melakukan promosi. Jadi, penilaian ada atau tidaknya unsur itikad tidak baik sangat perlu memperhatikan unsur persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya yang terdapat dalam merek tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa itikad tidak baik timbul dari adanya persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya. Berdasarkan definisi itikad baik yang telah penulis jabarkan di atas, jika dilihat dari sejarahnya merek Bodycology milik penggugat telah ada dan beredar di Amerika Serikat sejak tahun 1992 dan juga telah terdaftar di Amerika Serikat dengan No. registrasi 1.719.286 di Amerika Serikat tanggal 22 September 1992, untuk kelas 03 (A.S.kelas 1,4,6,50,51 dan 52). Selain itu berdasarkan pertimbangan hakim, bahwa hakim menilai terdapat persamaan pada pokoknya antara merek Bodyology milik tergugat dengan merek Bodycology milik penggugat. Dengan demikian berdasarkan fakta sejarah dan bukti-bukti dokumen, menurut penulis tidak ada alasan bagi majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk memenangkan pihak
57
Sherly Nyolanda, karena selain bertentangan dengan norma-norma keadilan dan kepatutan, hal itu juga bertentangan dengan fakta hukum dan sejarah, karena jika dilihat pada Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 sudah jelas dan terbukti bahwa pihak Sherly Nyolanda tidak mempunyai itikad baik didalam pendaftaran merek Bodycology sebagai mereknya. Menurut
penulis
hakim
seharusnya
juga
mempertimbangkan
putusannya berdasarkan yurisprudensi yang ada, salah satu yurisprudensi yang terkenal adalah Putusan Mahkamah Agung RI No. 677 K/Sip/1972 putusan tentang merek “Tancho”. Menurut penulis perkara merek “Tancho” ini serupa dengan perkara merek Bodycology. Dalam perkara ini PT. Tancho Indonesia Co. Ltd menggugat Wong A Kiong (Ong Sutrisno) sebagai Direksi Firma Tokyo Company. Sejak tahun 1961 barang-barang tersebut telah dikenal di Indonesia karena beberapa pengusaha Indonesia telah
mengimportnya.
Kemudian
untuk
memperlancar
usaha
perdagangannya di Indonesia, Tancho Kabushiki Kaisha mengadakan Joint venture dengan N.V. The City Factory di Jakarta sehingga terbentuklah PT. Tancho Indonesia Co. Ltd. Oleh karena itu barang-barang produksi diberi merek “Tancho” pula, dan sesuai dengan itu PT. Tancho Indonesia Co. Ltd. Mengajukan pendaftaran merek kepada Dirjen Paten, Merek, dan Hak Cipta, tetapi ditolak karena telah ada pihak lain yakni Firma Toko Osaka Company yang telah mendaftarkannya terlebih dahulu, yaitu sejak tahun 1965. Gugatan pun dilayangkan oleh PT. Tancho Indonesia Co. Ltd. kepada
58
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Di tingkat pengadilan negeri pihak penggugat dikalahkan dan memenangkan pihak tergugat. Kemudian di tingkat Kasasi, Mahkamah Agung memenangkan pihak penggugat dengan pendapat hakim menyatakan PT. Tancho Indonesia Co. Ltd. dalam melindungi haknya atas merek bersangkutan sekali pun ia bekedudukan di Jepang, telah berusaha mendftarkan mereknya tersebut di berbagai negara, antara lain Philipina, Singapura, dan Hongkong akan tetapi di Indonesia tidak berbuat demikian sekalipun barang keluarannya telah dimasukkan di Indonesia, maka tidak mungkin hak atas merek yang telah hanya didaftarkan di luar Indonesia saja, harus dilindungi pula di dalam wilayah Indonesia apabila dikemudian hari telah didaftarkan hak atau nama tersebut oleh orang lain di Indonesia seperti halnya merek Tancho yang kini telah didaftarkan dan terdaftar atas nama tergugat sejak tahun 1965; adalah tidak dapat dibenarkan oleh Mahkamah Agung, karena bertentangan dengan maksud Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 untuk melindungi khalayak ramai terhadap barang-barang tiruan yang memakai merek yang sudah dikenalnya sebagai merek barang-barang yang bermutu baik dan tujuan itu hendak dicapai dengan menertibkan kepatuhan di dalam lalulintas perdagangan; bahwa menurut sistem Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang perusahaan dan perniagaan, pendaftaran suatu merek hanyalah memberikan hak kepada orang atau badan hukum yang mereknya didaftarkan itu bahwa ia dianggap sebagai pemakai pertama dari merek tersebut, sampai dibuktikan hal yang sebaliknya oleh suatu pihak lain. oleh Undang-Undang,
59
yang diberikan perlindungan adalah pemakai pertama di Indonesia, sekalipun tidak terdaftar. Dan sesuai dengan itu maka perkataan “pemakai pertama di Indonesia” harus ditafsirkan sebagai “pemakai pertama yang jujur” (beritikad baik) sesuai dengan asas hukum bahwa perlindungan diberikan kepada orang yang beritikad baik dan tidak kepada yang beritikad buruk. Sistem pendaftaran merek yang dianut di Indonesia adalah sistem first to file yang berarti pendaftar pertamalah yang akan dilindungi. Akan tetapi, berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, pemohon pendaftaran merek itu harus dengan itikad baik. Jadi, pendaftar pertama yang dilindungi haknya adalah pendaftar yang beritikad baik. Dalam kasus ini, bukan berarti karena merek Bodycology milik tergugat adalah pendaftar pertama merek Bodycology milik tergugat di Indonesia hanya dia yang dilindungi haknya. Dalam hal ini, perlu dilindungi juga merek Bodycology milik penggugat yang merupakan merek yang sudah terkenal. Merek Bodycology milik penggugat harus dilindungi dari pemboncengan merek yang
dilakukan
oleh
pihak-pihak
pesaingnya
yang
hanya
ingin
mendompleng ketenaran merek Bodycology tersebut. Dengan demikian penulis tidak sependapat dengan majelis hakim pengadilan niaga yang mengenyampingkan adanya itikad tidak baik pada diri tergugat pada saat mendaftarkan merek Bodycology, dengan alasan merek Bodycology milik penggugat pada saat itu belum didaftarkan di Indonesia. Pihak tergugat sudah jelas-jelas tidak memiliki itikad baik dalam
60
mendaftarkan merek Bodycology. Agama Islam melarang umat manusia memakan harta orang lain dengan jalan yang batil, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 188 :
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. (Q.S. AlBaqarah/2: 188).
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menurut penulis ada beberapa faktor yang menyebabkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tidak efektif dalam melindungi merek dagang asing di Indonesia sehingga menyebabkan banyak terjadinya pelanggaran merek dagang asing di Indonesia. 1.
Penegak hukum Masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman para aparat penegak hukum terhadap perlindungan hukum bagi pemegang hak atas merek
61
dagang asing dan dalam memutus suatu perkara mengenai merek. Padahal, faktor penegak hukum ini sangatlah penting dalam memfungsikan atau menjalankan hukum. Jika peraturan sudah baik, tetapi kualitas para penegak hukum rendah maka akan timbul masalah1 dan tidak berjalannya hukum sesuai apa yang diharapkan oleh tujuan dari hukum itu sendiri. 2.
Sarana/Fasilitas Sarana/Fasilitas merupakan faktor pendukung guna tercapainya kefektifan suatu hukum, dalam perlindungan merek dagang asing ini menurut penulis sarana/fasilitas pada Daftar Umum Merek masih terdapat banyak kekurangan salah satunya masih belum tersedianya suatu sistem komputer yang bersifat online, dimana petugas Daftar Umum Merek hanya perlu mengketik nama merek yang diinginkan dan hasilnya akan terlihat apakah merek itu sudah terdaftar atau belum di Indonesia ataupun di negara lain. Sistem seperti ini tentu sangat memudahkan dan membantu bagi para petugas di Daftar Umum Merek untuk dapat mengetahui merek-merek apa saja yang sudah terdaftar di Indonesia maupun di negara lain, khusunya negara anggota peserta konvensi, dan dengan adanya sarana/fasilitas ini tentu dapat meminimalisir atau bahkan meniadakan terjadinya pelanggaran terhadap merek dagang asing, sekalipun belum terdaftar di Indonesia.
3.
Masyarakat/Pelaku Usaha
1
Zainudin ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, Cet VII, 2012), h. 64
62
Di indonesia masih banyak oknum pelaku usaha yang ingin menuai hasil instant guna mencapai kesuksesan dalam usahanya. Salah satunya dengan melakukan peniruan terhadap merek dagang asing yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Dengan melakukan peniruan terhadap merek dagang asing tersebut, pelaku usaha tidak perlu mengeluarkan uang guna melakukan promosi terhadap produknya, karena masyrakat akan mengira bahwa produk tersebut merupakan produk yang sama dengan produk yang mereka kenal. Tentu saja hal ini bukan hanya merugikan pihak konsumen saja, tetapi juga merugikan pihak produsen yang aslinya. Padahal guna mencapai suatu kesuksesan, harus dibutuhkan suatu pengorbanan baik berupa uang, waktu, dan tenaga.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
uraian
yang
telah
dikemukakan
pada
bab-bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan diantaranya sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek sudah efektif dalam melindungi merek asing di Indonesia, namun ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, seperti pada pasal 6 huruf b masih terdapat kata yang kurang tepat. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 seperti lemahnya aparatur penegak hukum dalam menangani masalah peniruan merek di Indonesia, kurangnya fasilitas terutama yang bersifat teknologi bagi para aperatur penegak hukum guna mencari informasi mengenai merek-merek apa saja yang sudah terdaftar di seluruh negara peserta Paris Convention, kondisi masyarakat di Indonesia yang masih kurang dapat memahami sistem perlindungan merek serta perilaku pihak pesaing usaha yang tidak ingin mengeluarkan banyak biaya untuk promosi mereknya.
2.
Konvensi Internasional menyerahkan sepenuhnya kebebasan bagi setiap negara peserta konvensi dalam mengatur Undang-Undang merek bagi negaranya, namun Undang-Undang tersebut tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Konvensi Internasional yang telah diratifikasi. Pada dasarnya ketentuan-ketentuan antara Undang-Undang Nomor 15 Tahun 63
64
2001 dan Konvensi-konvensi Internasional adalah sama. Karena salah satu sumber Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dibuat berdasarkan Konvensi Internasional yang telah diratifikasi. Namun jika dilihat dari perbedaannya ketentuan dalam Konvensi Internasional jauh lebih mendetail. Contohnya dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tidak dijelaskan ketentuan mengenai kriteria-kriteria tentang merek terkenal, sedangkan pada Pasal 2 ayat (2) Joint Recommendation on The Protection of Well Known Marks memberikan kriteria-kriteria entang merek terkenal. Jadi pada intinya antara Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dengan Konvensi Internasional khususnya tentang merek saling berkaitan dan saling melengkapi. 3.
Putusan Pengadilan Niaga 69/PDT.SUS/ Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst. dinilai bertentangan dengan Konvensi Internasional. Menurut hakim dalam dasar pertimbangannya memutus perkara tersebut bahwa tidak terbukti merek Bodycology milik penggugat merupakan merek terkenal. Dalam hal ini hakim hanya mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 saja khususnya Pasal 6, seharusnya hakim mengambil pertimbangan hukum berdasarkan Konvensi
Internasional
Yurisprudensi yang ada.
B. Saran
yang
telah
diratifikasi
Indonesia
serta
65
Pada akhir penulisan ini, penulis memberikan beberapa saran diantaranya sebagai berikut: 1.
Seharusnya dalam perlindungan merek, merek yang dapat dibatalkan pendaftarannya tidak hanya merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenl saja, tetapi juga merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang tidak terkenal. Sebaiknya kata “terkenal” yang terdapat pada Pasal 6 huruf b dihapuskan, karena pada hakikatnya baik merek terkenal atau tidak terkenal itu harus mendapat perlindungan yang sama, karena para pengusaha menciptakan suatu merek untuk memberi identitas pada barang atau jasa miliknya dengan hasil kreativitas mereka sendiri, mengeluarkan dana yang tidak sedikit, serta menghabiskan waktu yang lama.
2.
Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual lebih selektif dalam menerima pendaftaran suatu merek dalam daftar umum merek. Karena pendaftaran ini merupakan tahap seleksi yang paling utama, dimana Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual khususnya daftar umum merek harus benar-benar dapat membedakan pendaftaran suatu merek apakah mempunyai persamaan pada pokoknya ataupun keseluruhannya dengan merek pihak lain yang sudah terdaftar. Untuk itu dibutuhkan sistem pendaftaran yang baik serta informasi yang tepat dengan didukung teknologi yang canggih. Hal itu guna meminimalisasi terjadinya sengketa merek di Indonesia.
66
3.
Seorang hakim dalam memeriksa sengketa merek perlu berhati-hati dalam memberikan pertimbangan hukum. Hakim harus dapat menggali hukum dari peristiwa hukum yang terjadi. Dalam memutus suatu perkara hakim tidak boleh hanya mengacu pada peraturan perundang-undangan nasional saja, tetapi juga harus mengacu pada peraturan yang terdapat pada konvensi internasional, karena itu adalah konsekuensi dari suatu negara dalam meratifikasi suatu konvensi internasional. Hal ini sematamata untuk menghindari pandangan buruk atas perlindungan merek di Indonesia di mata dunia internasional. Perlindungan hak dan kekayaan intelektual khusunya merek yang tidak baik tentu akan dapat membawa dampak yang kurang baik juga bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia, khususnya dalam pembangunan di sektor ekonomi yang sampai saat ini masih membutuhkan investasi dari para investor luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Suci: Al-Qur’an.
Adisumitro, Harsono. Hak Milik Perindustrian. Jakarta: Akademika Pressindo. 1990 Ali, Zainudin. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. Cet VII. 2012 Djumhana, Muhammad dan R.Djubaedilah. Hak Milik Intelektual Sejarah, Teoori dan Prakteknya di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1997 Gautama, Sudargo. Pembaharuan Hukum Merek Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 1997 .Hukum Merek Indonesia. Bandung: Alumni. 1984 Lindsey, Tim dkk. Hak Kekayaan Intelektua; Suatu Pengantar. Bandung: PT. Alumni. Cet.VII. 2013 Margono, Suyud. Hak Milik Industri: Pengaturan dan Praktik di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011 Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011 Mulyadi, Kartini dan Gunawan Widjaya. Kebendaan Pada Umumnya: Seri Hukum Harta Kekayaan. Jakarta: Prenada Media Group. 2003 Putra, Syopiansyah Jaya. Etika Bisnis dan Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009 Raharjo, Satijipto. Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2000 S, Salim H dan Budi Sutrisno. Hukum Investasi di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2008 Saidin, OK. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. VIII. 2013 Soekardono, R. Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. Cet.VIII. 1983
67
68
Supanca, Indra Bagus Rahmadi. Kerangka Hukum Dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2006 Suryatin. Hukum Dagang I dan II. Jakarta: Pradnya Paramita. 1980 Suryodiningrat, R.M. Aneka Hak Milik Perindustrian. Bandung: Tarsito. 1981 Sutjipto, H.M.N.Purwo. Pengertian Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Djambatan. 1984 Syahraini, Riduan. Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. Bandung: Alumni. 2004 Untung, Hendrik Budi. Hukum Investasi. Jakarta: Sinar Grafika. 2010 Usman, Rachmadi. Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Bandung: PT Alumni. 2003
Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 Tentang Pengesahan Paris Convention For The Protection of Industrial Property Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 Pengesahan Paris Convention For The Protection of Industrial Property dan Convention Establishing The World Intellectual Property Organization Paris Convention for the Protection of Industrial Property of 1883, revised at Brussels in 1900, at Washington in 1911, at Hague in 1925, at London in 1934, at Lisbon in 1958, and at Stockholm in 1967 Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights Agreement
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
ng
Nomor : 69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst.
do
“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA “
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
A gu
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan
mengadili perkara gugatan pembatalan pendaftaran merek pada tingkat pertama, telah
In
lik
ah
menjatuhkan putusannya sebagai berikut dalam perkara antara : -
ADVANCED BEAUTY SYSTEMS Inc, beralamat di Suite 400 57201 BJ Freeway, Dallas, Texas 75240 Amerika Serikat, dalam hal ini memilih domisili
ub
m
hukum kepada Marodin Sijabat,SH., Zenery Perangin-angin,SH.,
ka
Achmad Janzany,SH dan Achmad Fatchy,SH.MBA Advokat dan
ep
Konsultan HUKUM (HKI berkantor di Graha Pratama Building 15th
ah
Floor, Jl. M.T. Haryono Kav. 15 Jakarta 12810, Indonesia, disebut
PENGGUGAT
sebagai:
;
-------------------------------------
ng
si
Selanjutnya
Melawan:
A gu
do
SHERLY NYOLANDA, beralamat di Jalan Kramat Kwitang I C/7 RT.002/RW.04,
ne
R
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Agustus 2013,
Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, dalam hal ini memilih
In
domisili hukum. Mansur Alwini,SH.MH dan Saibani Nurdin,SH. pada kantor hukum CENTRO PATENT, beralamat di. Jl. Depsos
ub
sebagai TERGUGAT ; -----------------
lik
surat kuasa khusus tanggal 24 Oktober 2013, selanjutnya disebut
Pengadilan Niaga tersebut; ; ----------------------------------------------------------
ep
Setelah membaca surat-surat dalam berkas perkara ; ----------------------Setelah melihat surat-surat bukti dipersidangan ; ----------------------------
ah
ka m ah
XIV No.13 A Bintaro, Pesanggarahan Jakarta Selatan, berdasarkan
s ne
ng
M
R
TENTANG DUDUK PERKARA :
do In
A
gu
Hal 1 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 1
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Menimbang, bahwa Penggugat (Advanced Beauty Inc) melalui kuasanya Marodin Sijabat,SH.,
Zenery
Perangin-angin,SH.,
Achmad
Janzany,SH
dan
Achmad
ng
Fatchy,SH.MBA. dengan surat gugatannya tertanggal 25 September 2013 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat September
2013,
adalah
do
Nomor : 69/PDT.SUS/Merek/2013/PN.Niaga.Jkt.Pst tertanggal 26
A gu
dengan Register
sebagai
berikut
-------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa Penggugat adalah pemilik dan pemegang hak atas Merek BODYCOLOGY
In
1
:
yang telah lama digunakan di Amerika Serikat dan telah terdaftar di Amerika
lik
ah
Serikat sejak 22 September 1992 serta di Uni Eropa yang meliputi berbagai negara di dunia antara lain ; -------------------------------
Amerika terdaftar dengan No. 1.719.286 untuk melindungi jenis barang
ub
m
•
yang termasuk dalam kelas 51 dan 52 sedangkan untuk kelas Internasional pertama
kali
di
ep
ka
melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 3 yang telah digunakan Amerika
Serikat
sejak
3-9-1992
;
Uni Eropa terdaftar dengan No. 006995617 meliputi Negara-negara :
si
•
R
ah
----------------------------------------------------------------------------
Lithuania, Islandia dan Cekoslavia untuk melindungi jenis barang yang
do
termasuk dalam kelas 3, 25, 28 dan 44 (Vide Bukti P-1 dan P-2) ;
A gu
----------------------------------------------------------------------------
2
ne
ng
Spanyol, Inggris, Belanda, Denmark, Perancis, Italia, Rumania, Hugaria,
Bahwa selain pendaftaran dan mendapatkan perlindungan di berbagai negara di
In
dunia, Merek BODYCOLOGY milik Penggugat telah diajukan pendaftarannya di
lik
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I, pada tanggal 16 April 2011 dengan No. Agenda D002011013471 untuk melindungi jenis barang : “Produk-
ub
produk untuk rambut untuk rambut, pelembab rambut, pelembut rambut, losion rambut, bubuk untuk pencuci rambut, sabun lembut (pencuci rambut), bahan rambut,
sediaan-sediaan
pengeriting
rambut,
perekat
untuk
ep
pewarna
menempelkan rambut rambut palsu, zat untuk netralisasi pengeriting rambut permanen, penyemprot rambut (hair spary), minyak rambut, minyak untuk
R
ah
ka m ah
Indonesia pada Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
s
penambah rambut, busa untuk rambut (maosse) minyak untuk perawatan,
ne In
A
gu
2
do
ng
M
produk-produk perawatan kulit yaitu krem dan losion pelembab kulit, minyak
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 2
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
untuk mandi (bath oil), losion untuk mandi, gelembung untuk mandi (bubble
bath), sabun herbal, sediaan-sediaan untuk kulit ; sediaan-sediaan perawatan
ng
kulit tidak mengandung obat yaitu penyegar tubuh (body mist), minyak untuk pelembut tubuh (body butter), sabun tangan anti bakteri ; Jel untuk mandi
A gu
do
(shower) ; pembersih tubuh (body wash) ; pomade untuk keperluan kosmetik ;
sediaan-sediaan kosmetik untuk perawatan kulit ; krem pencuci tangan ; pencuci
In
wajah ; masker untuk kecantikan, krem pemutih kulit ; krem kosmetik ; krem
anti kerut ; losion untuk jerawat ; krem penghilang bintik-bintik (speckle) pada
ah
kulit ; bedak untuk biang keringat (prickly-heat) ; bedak talk ; obat biang
lik
keringat ; sediaan-sediaan penggosok ; minyak essensial ; amplas (abrasives) ;
ub
hewan ; susu pembersih wajah ; minyak wangi ; sabun-sabun dan losion”, yang termasuk dalam kelas 3 (Vide Bukti P-3) ; ------------------
Bahwa kata BODYCOLOGY dijadikan sebagai Merek Dagang dan didaftarkan di
ep
3
Amerika Serikat serta di berbagai negara di dunia oleh Penggugat, guna
ah
ka
m
bahan-bahan pemeliharaan gigi (dentifrices) dupa (incenses) ; kosmetik untuk
si
R
mendapatkan perlindungan hukum dengan tujuan untuk membedakan hasil produk-
ng
------------------------------------------------------------Bahwa ternyata Tergugat telah mendaftarkan merek bodycology terdaftar No.
do
A gu
IDM000289450 untuk melindungi jenis barang : “Losion, sabun mandi, wangiwangian” termasuk dalam kelas 3 (Vide Bukti P-4) ; ---------
Bahwa Penggugat sangat keberatan terhadap pendaftaran merek merek bodycology
In
5
ne
produk Penggugat dengan hasil produk orang lain atau badan hukum lain ; 4
terdaftar No. IDM000289450 atas nama Tergugat tersebut, karena merek
lik
Penggugat dan wujud dari keberatan tersebut maka Penggugat mengajukan gugatan pembatalan
a
quo
ke
Pengadilan
Negeri
ub
6
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek BODYCOLOGY milik Jakarta
Pusat
;
---------------------------------------------------------------------
Bahwa apabila dibandingkan antara pendaftaran Merek BODYCOLOGY milik
ep
ka m ah
bodycology terdaftar No. IDM000289450 atas nama Tergugat secara jelas
Penggugat yang sudah terdaftar di Amerika Serikat sejak tahun 1992 dengan merek
R
bodycology terdaftar No. IDM000289450 atas nama Tergugat yang baru terdaftar
do In
A
gu
Hal 3 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
ne
ng
milik Penggugat sudah terdaftar jauh sebelum merek bodycology No.
s
pada tanggal 17 Januari 2011, maka secara jelas terlihat Merek BODYCOLOGY
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 3
R ep ub
IDM000289450
atas
nama
Tergugat
terdaftar
di
Indonesia
--------------------------------------------------------------------7
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
;
Bahwa selain itu jika dilihat dari kelas barang yang dimintakan perlindungannya
ng
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
dalam permintaan pendaftaran merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 serta
A gu
kelas
jenis
barang
yang
dilindungi
do
atas nama Tergugat yang sama-sama dengan kelas barang yakni kelas 3 dengan dalam
pendaftaran
Merek
BODYCOLOGY milik Penggugat, tidak dapat disangkal lagi maksud dan tujuan
In
Tergugat mengajukan pendaftaran merek bodycology terdaftar No. IDM00028450
8
lik
Penggugat ; -------------------------------
Bahwa seharusnya Tergugat tidak menggunakan dan/atau mengajukan pendaftaran merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 yang secara jelas mempunyai
ub
m
ah
adalah untuk membonceng dan menjiplak Merek BODYCOLOGY milik
persamaan pada pokoknya dengan Merek BODYCOLOGY milik Penggugat yang
ep
ka
sudah terdaftar di berbagai negara di dunia, karena masih banyak lagi kata-kata atau susunan kata-kata lain yang dapat dibuat dan dijadikan sebagai merek oleh menjiplak
Merek
BODYCOLOGY
milik
Penggugat
;
si
maupun
R
ah
Tergugat tanpa menggunakan bahasa/kata-kata asing serta tanpa harus meniru
Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-undang No.15
do
Tahun 2001 tentang Merek, menyebutkan : “Permohonan harus ditolak oleh
ne
9
ng
------------------------------
A gu
Direktorat Jenderal apabila merek tersebut : (b) mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain yang sudah lebih
dahulu
untuk
barang
dan/atau
------------------------------------------------------------------
jasa
sejenis”
In
terdaftar
;
lik
bodygology terdaftar No. IDM000289450 yang secara jelas mempunyai persamaan
ub
pada pokoknya dengan Merek BODYCOLOGY milik Penggugat serta kelas barang yang dimintakan perlindungannya dalam permintaan pendaftaran merek
ep
bodycology terdaftar No.IDM000289450 atas nama Tergugat yang sama dengan kelas barang yakni kelas 3 dengan kelas serta jenis barang yang dilindungi dalam pendaftaran Merek BODYCOLOGY milik Penggugat adalah merupakan bukti
R
ah
ka m ah
10 Bahwa tindakan Tergugat mengajukan pendaftaran dan/atau mendaftarkan merek
s ne In
A
gu
4
do
ng
M
itikad tidak baik dari Tergugat dalam mendaftarkan merek tersebut ; -
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
11 Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 4 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang
Merek menyebutkan : “Merek tidak dapat didaftar atas permohonan yang diajukan
ng
oleh Pemohon yang beritikad tidak baik” ; ------
12 Bahwa gugatan Penggugat diajukan berdasarkan ketentuan pasal 68 ayat 1 dan 2
do
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, menyebutkan :
A gu
(1). Gugatan pembatalan pendaftaran Merek dapat diajukan oleh pihak yang Pasal 5, atau Pasal 6 ; ------------------------------------------
In
berkepentingan berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Jenderal ; -------------------------------------
lik
dimaksud pada ayat (1) setelah mengajukan Permohonan kepada Direktorat 13 Bahwa bersandar pada pasal 68 ayat 1 dan ayat 2 Undang-undang No. 15 Tahun
ub
m
ah
(2). Pemilik Merek yang tidak terdaftar dapat mengajukan gugatan sebagaimana
2001 tentang Merek dan pasal 4 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
ka
serta pasal 6 ayat 1 huruf (a) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek,
ah
menurut
hukum
ep
maka pengajuan gugatan pembatalan a quo oleh Penggugat sangatlah beralasan karena
pendaftaran
merek
bodycology
terdaftar
No.
si
R
IDM000289450 didasari dengan itikad tidak baik, dan oleh karenanya sudah
dibatalkan
ng
tersebut
oleh
Pengadilan
Niaga
Jakarta
Pusat
;
------------------------------------------------------
A gu
do
Berdasarkan alasan-alasan dan uraian-uraian hukum tersebut di atas, dengan kerendahan
ne
sepatutnya agar merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 atas nama Tergugat
hati Penggugat, mohon kiranya agar Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang
In
memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------
ka m ah
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; ----------------------------------
lik
2. Menyatakan Penggugat sebagai pemilik Merek BODYCOLOGY ; ----------------3. Menyatakan merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 atas nama Tergugat,
ub
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek BODYCOLOGY milik
Penggugat ; ---------------------------------------------------------
ep
4. Menyatakan Tergugat sebagai pendaftar yang beritikad tidak baik atas pendaftaran merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 ; -------------------
atas
nama
Tergugat
dan
segala
akibat
hukumnya
;
ne
ng
----------------------------------------------------------------------------------------
do In
gu
Hal 5 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
A
s
IDM0000289450
R
5. Menyatakan batal dan/atau membatalkan pendaftaran merek bodycology terdaftar No.
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 5
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 6. Memerintahkan Panitera atau Pejabat yang berwenang untuk itu, guna menyampaikan
salinan putusan perkara ini kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
ng
agar dapat mencatatkan pembatalan pendaftaran merek bodycology terdaftar No. IDM000289450 dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi
do
Merek ; ---------------------------------------
A gu
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ; ------------------------------
Atau : ----------------------------------------------------------------------------------------------------
In
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono) ;
lik
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan pihak Penggugat datang
ub
menghadap kuasa hukumnya Marodin Sijabat,SH., Zenery Perangin-angin,SH dan Achmad Fatchy,SH.MBA. Advokat-advokat dan Konsultan Hukum (HKI) berkantor di
ep
Graha Pratama Building 15th floor. Jl. M.T. Haryono Kav.15 Jakarta 12810 Indonesia, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 31 Oktober 2012 yang dilegalisir di Konsulat Jendral Indonesia di Houston tanggal 27 Nopember 2012 yang didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 26 Nopember 2013, untuk pihak Tergugat datang menghadap
si
R
kuasa hukumnya Mansur Alwini,SH.MH dan Saibani Nurdin,SH advokat pada kantor
ng
CENTRO PATENT beralamat di Jl. Depsos XIV No.13A Bintaro, Pesanggrahan Jakarta Selatan 12330. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Oktober 2013 didaftarkan di Jakarta
Pusat
tanggal
16
Nopember
do
Negeri
A gu
Pengadilan
ne
ah
ka
m
ah
-------------------------------------------------------------------------------------
2013 ;--------------------------------------------------------------------------------
In
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha dengan sungguh-sungguh agar
kedua belah pihak menyelesaikan sengketa ini secara damai akan tetapi tidak berhasil,
lik
Penggugat dan atas pertanyaan Majelis Hakim kuasa hukum Penggugat menerangkan tetap
ub
pada dalil-dalil gugatannya;--------------------
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut kuasa Tergugat memberikan
ep
Jawaban, sebagai berikut : -------------------------------------------------------
EKSEPSI
;
R
DALAM
In
A
gu
6
do
ng
ne
s
-------------------------------------------------------------------------------------
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
maka pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dengan dimulai pembacaan surat gugatan
Halaman 6
R ep ub
1
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan Penggugat kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya : --------------------------
ng
A Eksepsi – Penggugat tidak memenuhi syarat untuk mengajukan gugatan sehingga tidak mempunyai legal standing dan/atau kapasitas untuk
A gu
do
menggugat ;; ---------------------------------------------------------------------
2
Bahwa gugatan yang Penggugat ajukan tidak memenuhi syarat sebagaimana
In
ditentukan dalam Pasal 68 ayat (2) Undang-undang No.15/2001 tentang Merek
(untuk selanjutnya disebut Undang-undang Merek) yang menyatakan : “Pemilik
lik
pada ayat (1) setelah mengajukan Permohonan kepada Direktorat Jenderal” ;
ub
-------------------------------------------------------------------------------------------Berdasarkan ketentuan Undang-undang Merek tersebut berarti “mengajukan
ep
permohonan pendaftaran merek kepada Direktorat Jenderal merupakan sarat mutlak bagi pihak yang akan mengajukan gugatan pembatalan apabila mereknya
si
Bahwa berhubung Penggugat tidak mempunyai pendaftaran merek di Indonesia, maka sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Merek,
A gu
do
mengajukan permohonan pendaftaran merek yang dianggapnya sama dengan merek
ne
3
R
sendiri belum terdaftar di Indonesia” ; -------------------------
ng
ah
ka
m
ah
Merek yang tidak terdaftar dapat mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud
seharusnya sebelum mengajukan gugatan a quo Penggugat terlebih dahulu yang akan digugat pembatalan kepada Direktorat Merek, Direktorat Jenderal HKI,
4
In
Kementrian Hukum dan HAM RI ; --------------------------
Bahwa ternyata Penggugat tidak mengajukan permohonan pendaftaran merek bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan a quo ; ---------------------------
lik
ka m ah
sebagaimana ketentuan dalam Undang-undang Merek yang menjadi dasar hukum
Dengan demikian berarti dasar hukum untuk mengajukan gugatan sebagaimana diatur
ub
dalam Undang-undang Merek tidak Penggugat penuhi dengan kata lain Penggugat tidak memenuhi syarat untuk mengajukan gugatan ; -------------------Bahwa walaupun dalil nomor 2 halaman 2 pada surat gugatan, Penggugat
ep
5
menyatakan telah mengajukan permohonan pendaftaran merek “BODYCOLOGY”
R
No. Agenda D00.2011.013471 kepada Direktorat Jenderal HKI, hal ini tidak dapat
do In
A
gu
Hal 7 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
ne
ng
Pasal 68 ayat (2) Undang-undang Merek, sebab berdasarkan informasi yang kami
s
dijadikan dasar hukum telah terpenuhinya persyaratan sebagaimana diatur dalam
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 7
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia terima ternyata Direktorat Jenderal HKI, telah menerbitkan surat perihal penolakan merek BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 atas nama Penggugat
6
ng
tersebut ; ------------------------------------
Bahwa permohonan pendaftaran merek yang disebutkan dalam pasal 68 ayat (2)
A gu
do
Undang-undang Merek, maksudnya permohonan merek yang baru Penggugat ajukan sebelum Penggugat mengajukan gugatan a quo, bukan permohonan merek
In
yang ditolak. Jadi merupakan kekeliruan apabila Penggugat mendalilkan telah
mengajukan pendaftaran merek terlebih dahulu sebelum mengajukan gugatan a quo,
lik
bakal ditolak ; --------------------------------------------
Oleh karena tidak terpenuhinya persyaratan untuk mengajukan gugatan sebagaimana ketentuan Pasal 68 ayat (2) Undang-undang Merek, maka sudah sepatutnya gugatan
ub
m
ah
padahal merek yang dijadikan dasar gugatan tersebut sebenarnya Penggugat ketahui
ka
Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima ; ------------
Eksepsi – Gugatan Penggugat Prematur – Exceptio Dilatoris ; ----------Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (3) Undang-undang Merek, terhadap
R
ah
7
ep
B
si
permohonan pendaftaran merek yang akan ditolak seharusnya Penggugat pembatalan merek ; -------------------------------------------------
A gu
do
Dengan demikian berarti diajukannya gugatan aquo berkaitan dengan permohonan
ne
ng
mengajukan keberatan kepada Direktorat Jenderal, bukan mengajukan gugatan
pendaftaran merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 atas nama
Penggugat yang akan ditolak, adalah menyalahi ketentuan hukum yang berlaku ;
Penggugat) atas permohonan merek yang bakal ditolak tersebut tidak dapat diterima
lik
Bahwa selanjutnya apabila keberatan yang diajukan Pemohon merek (dalam hal ini maka akan terbit keputusan tentang Penolakan tersebut (Pasal 20 ayat 6 Undang-
ub
undang Merek). Terhadap penolakan ini, bila Pemohon merek (dalam hal ini Penggugat) tetap keberatan, langkah yang dapat diambil adalah mengajukan banding kepada Komisi Banding Merek dalam waktu 3 bulan terhitung sejak
ep
ah
8
ka m ah
In
---------------------------------------------------------------
tanggal terima pemberitahuan penolakan permohonan (Pasal 29 ayat 1 dan Pasal
In
A
gu
8
do
ng
permohonan Banding yang Pemohon merek (Penggugat) ajukan ternyata ditolak
s
Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 31 ayat 3 Undang-undang Merek, apabila
ne
M
9
R
30 ayat 1 Undang-undang Merek) ; --------------------------------
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia oleh Komisi Banding Merek, barulah Pemohon merek (Penggugat dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga dalam waktu 3 bulan terhitung sejak
ng
diterimanya putusan Komisi Banding Merek ; ---------------
10 Bahwa apabila status hukum permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda
A gu
do
D00.2011.013471 tetap ditolak, maka Penggugat baru dapat mengajukan gugatan a quo setelah mengajukan banding dan keluar Dewan Komisi Banding Merek ;
In
------------------------------------------------------------------------------------------------
11 Bahwa sebaliknya apabila Penggugat tetap ingin mengajukan gugatan pembatalan
lik
ah
terhadap merek milik Tergugat dengan tidak menunggu status (kepastian hukum) dari permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2111.013471, maka
ub
merek “BODYCOLOGY” yang baru kepada Direktorat jenderal supaya ada dasar hukum diajukannya gugatan aquo sesuai dengan ketentuan Pasal 68 ayat (2)
ep
Undang-undang Merek ; ----------------------
12 Bahwa oleh karena Penggugat bukan pemilik merek terdaftar di Indonesia dan Penggugat tidak mengajukan Permohonan pendaftaran merek kepada Direktorat
si
R
Jenderal sebelum gugatan a quo diajukan maka gugatan Penggugat tidak
ng
mempunyai dasar hukum karena persyaratan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 68 ayat (2) Undang-undang Merek tidak terpenuhi, oleh sebab itu gugatan
diterima (NO) ; ---------------------------------------------------------------------
do
A gu
Penggugat sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
ne
ah
ka
m
seharusnya sebelum gugatan diajukan Penggugat mengajukan kembali permohonan
In
13 Bahwa adapun apabila yang Penggugat jadikan dasar hukum adalah permohonan
lik
16 April 2011 dimana statusnya bakal ditolak, maka belum waktunya bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan a quo melainkan harus menunggu kepastian
ub
(status hukum) dari permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 ; ----------------------------------------------------------------
ep
14 Bahwa berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa gugatan a quo yang diajukan oleh Penggugat adalah langkah yang tidak tepat karena menyalahi ketentuan hukum
R
yang berlaku, dengan kata lain belum waktunya Penggugat mengajukan gugatan a
ne
ng
do In
gu
Hal 9 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
A
s
quo melainkan Penggugat harus menunggu kejelasan status hukum dari
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 yang diajukan tanggal
Halaman 9
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 yang diajukan Penggugat pada tanggal 6 April 2011 ; -----------------------------------------
ng
Bahwa hal ini terlihat jelas gugatan penggugat adalah prematur, karena belum waktunya diajukan melainkan Penggugat harus menunggu adanya putusan dari Komisi
do
A gu
Banding Merek. Dengan demikian gugatan Penggugat seharusnya ditolak atau
In
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (NO) ; ---------
Bahwa berdasarkan uraian eksepsi tersebut diatas, Tergugat mohon agar eksepsi tersebut
lik
ah
dikabulkan dan selanjutnya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima ;
POKOK
PERKARA
;
ub
DALAM
----------------------------------------------------------------------
ka
m
---------------------------------------------------------------------------------------------------
ep
15 Bahwa Tergugat mohon agar hal-hal yang telah dinyatakan pada bagian eksepsi,
ah
secara mutatis mutandis dianggap telah dimasukkan dan diulangi sebagai bagian
si
R
yang tidak terpisahkan dengan dalil jawaban pokok perkara, sehingga tidak perlu
ng
16 Bahwa terdaftarnya merek BODYCOLOGY daftar nomor IDM000289450 tertanggal 11 Januari 2011 atas nama Tergugat adalah telah melalui pemeriksaan
A gu
do
substantif oleh Direktorat Jenderal sebagaimana diatur dalam Undang-undang
ne
diulangi lagi ; ------------------------------------------------------------
Merek. Dengan diterima dan didaftarnya merek BODYCOLOGY atas nama
In
Tergugat tersebut oleh Direktorat Jenderal menunjukan merek milik Tergugat memang telah memenuhi ketentuan hukum untuk didaftar dan sesuai dengan
lik
ka m ah
Undang-undang Merek, sehingga tidak alasan untuk dibatalkan ; ---------
ub
dengan iktikad baik dengan tidak ada niat untuk meniru atau membonceng merek dari pihak manapun karena sebelum mengajukan permohonan merek ini Penggugat telah melakukan pemeriksaan pada Direktorat Jenderal terlebih dahulu dan tidak didapatkan merek yang sama. Oleh sebab itu Pemohon Merek yang mengajukan
ep
ah
17 Bahwa merek BODYCOLOGY daftar nomor IDM000289450 Tergugat ajukan
permohonan dengan iktikad baik sudah sepatutnya merek BODYCOLOGY milik
s
R
Tergugat mendapatkan perlindungan hukum ; -------------
In
A
gu
10
do
ng
merupakan merek terkenal, sebab dengan hanya menunjukan sertifikat pendaftaran
ne
M
18 Bahwa sementara itu merek BODYCOLOGY atas nama Penggugat juga bukan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia merek di Amerika Serikat dan Uni Eropa, hal ini tidak dapat membuat merek tersebut serta merta dikategorikan sebagai merek terkenal. Sebab berdasarkan
ng
penjelasan pasal 6 ayat 1b Undang-undang Merek, dapatlah disimpulkan bahwa
untuk menentukan apakah suatu merek termasuk krietria merek terkenal, haruslah
A gu
do
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : ----------------------
a. Pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang
In
bersangkutan ; -------------------------------------------------------------------------
b. Reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-
lik
c. Investasdi di beberapa Negara di dunia yang dilakukan oleh pemilik merek
ub
tersebut ; ---------------------------------------------------------------------------------------d. Bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa Negara ; ----------------------------
ep
e. Apabila hal-hal ini belum dianggap cukup, maka Pengadilan Niaga dapat memerintahkan lembaga mandiri untuk melakukan survey mengenai terkenalan
R
merek tersebut ; ---------------------------------------------------------------
si
19 Bahwa oleh karena hal-hal tersebut pada nomor. 18 huruf a sampai e di atas tidak merupakan merek terkenal. Dengan demikian pendaftaran merek BODYCOLOGY
A gu
do
nomor IDM00028450 atas nama Tergugat terbukti bukan meniru atau membonceng
ne
dipenuhi oleh Penggugat maka terbukti bahwa merek milik Penggugat bukanlah
ng
ah
ka
m
ah
besaran ; -------------------------------------------------------------------------------
keterkenalan merek milik pihak lain, sehingga sudah sewajarnya merek milik
In
Tergugat tersebut mendapatkan perlindungan hukum ; -
20 Bahwa dengan tidak terbuktinya seluruh dalil gugatan Penggugat dimana Penggugat
lik
pemilik merek terkenal, serta gugatan tidak dilandasi dengan dasar hukum yang tepat karena tidak terpenuhinya persyaratan sebagaimana ditentukan dalam pasal 68
ub
ayat (2) Undang-undang Merek, maka sudah sepatutnya majelis Hakim Pemeriksa Perkara a quo menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan
tidak
dapat
diterima
(NO)
;
ep
menyatakan
------------------------------------------------------------------------------
R
Berdasarkan uraian jawaban yang Tergugat kemukakan diatas maka Tergugat mohon
Mengadili :
ne
ng
s
kepada Majelis Hakim untuk memberi putusan sebagai berikut : ----------------
M
do In
A
gu
Hal 11 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
tidak dapat membuktikan iktikad tidak baik Tergugat dan Penggugat juga bukan
Halaman 11
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
DALAM
EKSEPSI
:
------------------------------------------------------------------------------------
ng
1. Mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ; -----------------------------2.
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Menyatakan gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau setidaknya
do
A gu
dinyatakan tidak dapat diterima ; -----------------------------------------------------
3. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat ; -----------------------------POKOK
PERKARA
lik
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; ----------------------------------
ub
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum ; -
Atau. Apabila Yang Terhormat Majelis Hakim berpendapat lain, Tergugat mohon putusan
ep
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ; ---------------------------------------------
R
Menimbang, bahwa atas jawaban pihak Tergugat, Penggugat mengajukan Replik
si
tertanggal 20 Nopember 2013, yang ditanggapi oleh Tergugat dengan Duplik tertanggal 27 perkara ini ; ------------------------------------------
do
A gu
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah
ne
Nopember 2013, untuk mempersingkat putusan ini selengkapnya terlampir dalam berkas
ng
ah
ka
m
ah
----------------------------------------------------------------------
;
In
DALAM
mengajukan bukti surat berupa foto-copy yang telah diberi tanda dan telah pula diberi
materai dan dicocokkan dengan aslinya dipersidangan adalah sebagai berikut :
The United States Of Amerika To All To Whom These Prsesent Shall Come. United States Departement Of Commerce United States Patent and Trademark Office, November 02, 2012. T. LAWRENCE Certifying Officer. (Bukti P-1). Foto
Terjemahan
Resmi
AMERIKA
ub
copy sesuai dengan asli ; ---------------------------------------------------------------------SERIKAT
Kepada
yang
berkepentingan
Depertemen Perdagangan Amerika Serikat Kantor Paten dan Merek Dagang
ep
ah
2
lik
1
ka m ah
In
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Amerika Serikat. Tanggal 02 November 2012. (Bukti P-1A). Foto-copy sesuai
s ne In
A
gu
12
do
ng
M
R
dengan asli ; -------------------------------------------------------------------------------------
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
3
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 3. The United States Of Amerika To All To Whom These Prsent Shall Come.
United Stated Departement Of Commerce United States Paten and Trademark
4
ng
Office. November 01, 2012. (Bukti P-2). Foto-copy sesuai dengan asli ; --------
Terjemahan Resmi Amerika Serikat Kepada Yang Berkepentingan Departemen
A gu
do
Perdagangan Amerika Serikat Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat.
Tanggal 01 November 2012. (Bukti P-2A). Foto-copy sesuai dengan asli;
5
In
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ohim – Office For Harmonization In The Internal Market Trade Marks And
lik
6
Terjemahan Resmi Dicatatkan pada 03/04/2009 No. 006995617 Ohim – Kantor
ub
Harmonisasi Pasar Dalam Negeri Merek Dagang dan Desain Sertifikat Pendaftaran. Bodycology. (Bukti P-3A). Foto-copy sesuai dengan asli ; --------JAPAN PATENT OFFICE. (Bukti P-4). Foto-copy sesuai dengan asli ; ----------
8
Terjemahan Resmi KANTOR PATEN JEPANG tertanggal 5 November 2012.
ep
7
Registro De Marcas Comerciales. Registro : 925391. (Bukti P-5). Foto-copy sesuai
si
9
R
(Bukti P-4). Foto-copy sesuai dengan asli ; ----------------------------------------------
10
Terjemahan Resmi KANTOR MEREK DAGANG No. Aplikasi 867421
A gu
do
Pendaftaran : 925391. (Bukti P-5A). Foto-copy sesuai dengan asli ; -------------
ne
dengan asli ; ----------------------------------------------------------------------------
ng
ah
ka
m
ah
Designs Certificate Of Registration. (Bukti P-3). Foto-copy sesuai dengan asli ;
11 Penelusuran Merek Terdaftar Indonesia. Bodycology. (Bukti P-6). Print out ;
Permintaan Pendaftaran Merek Tanggal Masuk 05 April 2011 No. Agenda :
In
12
D002011013471. BODYCOLOGY. (Bukti P-7). Foto-copy sesuai dengan asli ;
lik
Statement Of Mark Owner (Surat Pernyataan Kepemilikan Atas Merek) PRIMALUX. (Bukti P-8). Foto-copy sesuai dengan asli ; -----------------------------
ub
14 Presiden Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 23 Tahun 1993 Tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran Merek. (Bukti P-9). Foto-
ep
copy dari foto-copy ; --------------------------------------------------------------------
R
Menimbang, bahwa Penggugat tidak mengajukan saksi meskipun sudah diberi
ne
ng
s
kesempatan oleh Majelis Hakim untuk mengajukan saksi ; ----------------------
M
do In
A
gu
Hal 13 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
13
Halaman 13
R ep ub
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Tergugat mengajukan bukti surat berupa foto-copy yang telah
diberi tanda, diberi materai dan dicocokkan dengan asli dipersidangan sebagai berikut :
ng
-------------------------------------------------------------------------------------
do
A gu
1. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Sertifikat Merek nama
BODYCOLOGY Nomor. Pendaftaran. IDM000289450 Tanggal Pendaftaran Merek. 17 2011.
(Bukti
T-1).
Foto-copy
sesuai
dengan
asli;
In
Januari
-------------------------------------------------------------------------------------------------
lik
Kekayaan Intelektual Tanggal 22 Juni 2012 Nomor : HKL.4.01.15-2011013471-DS.
ub
Perihal : Pemberitahuan Usulan Penolakan Pendaftaran Merek. (Bukti T-2). Foto-copy
ep
sesuai dengan asli ; -------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat tidak mengajukan saksi meskipun sudah diberi
do
A gu
persidangan tanggal 18 Desember 2013 ; ---------------------------------------------------
ne
Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat mengajukan kesimpulan pada
si
R
kesempatan oleh Majelis Hakim untuk mengajukan saksi ; ---------------------
ng
ah
ka
m
ah
2. Surat dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak
Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat tidak mengajukan apa pun lagi dan
In
mohon putusan.; ------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, hal-hal yang terjadi di
termuat
dan
menjadi
bagian
tidak
lik
persidangan sebagaimana termuat di dalam Berita Acara Pemeriksaan perkara ini dianggap
ka m ah
terpisahkan
dari
putusan
ini;
ub
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
ep
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, pihak kuasa Tergugat
mengajukan Jawaban secara tertulis tertanggal 13 November 2013, sebagai berikut ;
s
R
-------------------------------------------------------------------------------------
In
A
gu
14
do
ng
ne
DALAM EKSEPSI : --------------------------------------------------------------------------------
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 14
R ep ub
1
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan Penggugat kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya ; ---------
ng
A Eksepsi – Penggugat tidak memenuhi syarat untuk mengajukan gugatan sehingga tidak mempunyai legal standing dan/atau kapasitas untuk
A gu
do
menggugat ; -----------------------------------------------------------------------2
Bahwa gugatan gugatan yang Penggugat ajukan tidak memenuhi syarat
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 68 ayat (2) Undang-undang No.15/2001
In
tentang Merek (untuk selanjutnya disebut Undang-undang Merek) yang
lik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah mengajukan Permohonan kepada Direktorat Jenderal” ; -------------------------
ub
Berdasarkan ketentuan Undang-undang Merek tersebut berarti
“mengajukan
permohonan pendaftaran merek kepada Direktorat Jenderal merupakan sarat
ep
mutlak bagi pihak yang akan mengajukan gugatan pembatalan apabila mereknya sendiri belum terdaftar di Indonesia” ; -----------------------Bahwa berhubung Penggugat tidak mempunyai pendaftaran merek di Indonesia,
si
R
3
seharusnya sebelum mengajukan gugatan a quo Penggugat terlebih dahulu mengajukan permohonan pendaftaran merek yang dianggapnya sama dengan merek Hukum
A gu
Kementrian
dan
HAM
RI
---------------------------------------------------------------------------------------
;
Bahwa ternyata Penggugat tidak mengajukan permohonan pendaftaran merek
In
4
do
yang akan digugat pembatalan kepada Direktorat Merek, Direktorat Jenderal HKI,
ne
maka sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Merek,
ng
ah
ka
m
ah
menyatakan : “Pemilik Merek yang tidak terdaftar dapat mengajukan gugatan
bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan a quo ; ----------
lik
ka m ah
sebagaimana ketentuan dalam Undang-undang Merek yang menjadi dasar hukum
Dengan demikian berarti dasar hukum untuk mengajukan gugatan sebagaimana
Penggugat
tidak
memenuhi
syarat
ub
diatur dalam Undang-undang Merek tidak Penggugat penuhi dengan kata lain untuk
mengajukan
gugatan
;
5
ep
------------------------------------------------------------------------------------------Bahwa walaupun dalil nomor 2 halaman 2 pada surat gugatan, Penggugat menyatakan telah mengajukan permohonan pendaftaran merek “BODYCOLOGY”
s
R
No. Agenda D00.2011.013471kepada Direktorat Jenderal HKI, hal ini tidak dapat Pasal 68 ayat (2) Undang-undang Merek, sebab berdasarkan informasi yang kami
do In
A
gu
Hal 15 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
ne
ng
diajdikan dasar hukum telah terpenuhinya persyaratan sebagaimana diatur dalam
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 15
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia terima ternyata Direktorat Jenderal HKI, telah menerbitan surat perihal penolakan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 atas nama Penggugat
6
ng
tersebut ; ---------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa permohonan pendaftaran merek yang disebutkan dalam pasal 68 ayat (2)
A gu
do
Undang-undang Merek, maksudnya permohonan merek yang baru Penggugat ajukan sebelum Penggugat mengajukan gugatan a quo, bukan permohonan merek
yang ditolak. Jadi merupakan kekeliruan apabila Penggugat mendalilkan telah
In
mengajukan pendaftaran merek terlebih dahulu sebelum mengajukan gugatan a quo,
lik
bakal ditolak ; ------
Oleh karena tidak terpenuhinya persyaratan untuk mengajukan gugatan sebagaimana ketentuan Pasal 68 ayat (2) Undang-undang Merek, maka sudah sepatutnya gugatan
ub
m
ah
padahal merek yang dijadikan dasar gugatan tersebut sebenarnya Penggugat ketahui
Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima ; -----------------
7
ep
ka
B Eksepsi Gugatan Penggugat Premateur – Exceptio Dilatoris ; -----------Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (3) Undang-undang Merek, terhadap
ah
permohonan pendaftaran merek yang akan ditolak seharusnya Penggugat
si
R
mengajukan keberatan kepada Direktorat Jenderal, bukan mengajukan
Dengan demikian berarti diajukannya gugatan a quo berkaitan dengan permohonan
do
pendaftaran merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 atas nama
ne
ng
gugatan pembatalan merek ; ----------------------------------------
A gu
Penggugat yang akan ditolak, adalah menyalahi ketentuan hukum yang berlaku ;
------------------------------------------
Bahwa selanjutnya apabila keberatan yang diajukan Pemohon merek (dalam hal ini
In
8
ah
9
lik
maka akan terbut keputusan tentang Penolakan tersebut (Pasal 20 ayat 6 Undangundang Merek). Terhadap penolakan ini bila Pemohon merek (dalam hal ini
ub
Penggugat) tetap keberatan, langkah yang dapat diambilo adalah mengajukan banding kepada Komisi Banding Merek dalam waktu 3 bulan terhitung sejak tanggal terima pemberitahuan penolakan permohonan )pasal 29 ayat 1 dan Pasal
ep
ka m ah
Penggugat) atas permohonan merek yang bakal ditolak tersebut tidak dapat diterima
30 ayat 1 Undang-undang Merek) ; ---------------------------------Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 31 ayat 3 Undang-undang Merek, apabila
s
R
permohonan Banding yang Pemohon merek (Penggugat ajukan ternyata ditolak
ne In
A
gu
16
do
ng
M
oleh Komisi Banding Merek, barulah Pemohon merek (Penggugat dapat
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga dalam waktu 3 bulan terhitung sejak diterimanya putusan Komsi Banding Merek ; -------
ng
10 Bahwa apabila status hukum permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda
D00.2011.013471 tetap ditolak, maka Penggugat baru dapat mengajukan gugtan a
A gu
do
quo setelah mengajukan banding dan keluar Dewan Komisi Banding Merek ; -------------------------------------------------------------------
11 Bahwa sebaliknya apabila Penggugat tetap ingin mengajukan gugatan pembatalan
In
terhadap merek milik Tergugat dengan tidak menunggu status (kepastian hukum)
dari permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2111.013471, maka
lik
merek “BODYCOLOGY” yang baru kepada Direktorat Jenderal supaya ada dasar
ub
hukum diajukan gugatan a quo sesuai dengan ketentuan Pasal 68 ayat (2) Undangundang Merek ; -
ep
12 Bahwa oleh karena Penggugat bukan pemilik merek terdaftar di Indonesia dan Penggugat tidak mengajukan Permohonan pendaftaran merek kepada Direktorat Jenderal sebelum gugatan a quo diajukan maka gugatan Penggugat tidak
ah
ka
m
ah
seharusnya sebelum gugatan diajukan Penggugat mengajukan kembali permohonan
si
R
mempunyai dasar hukum karena persyaratan sebagaimana ditentukan dalam
do
dapat diterima (NO) ; --
ne
ng
pasal 68 ayat (2) Undang-undang Merek tidak terpenuhi, oleh sebaba itu gugatan Penggugat sepatutnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
A gu
13 Bahwa adapun apabila yang Penggugat jadikan dasar hukum adalah permohonan
merek BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 yang diajukan tanggal
In
16 April 2011 dimana statusnya bakal ditolak, maka belum waktunya bagi
kepastian (status hukum) dari permohonan merek ODYCOLOGY” No.
lik
ka m ah
Penggugat untuk mengajukan gugatan a quo melainkan harus menunggu
Agenda D00.2011.013471 ; ----
ub
14 Bahwa berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa gugatan a quo yang diajukan oleh Penggugat adalah langkah yang tidak tepat karena menyalahi ketentuan hukum
ep
yang berlaku, dengan kata lain belum waktunya Penggugat mengajukan gugatan a quo melainkan Penggugat harus menunggu kejelasan status hukum dari
Penggugat
pada
tanggal
6
April
2011
;
ne
ng
----------------------------------------------
do In
gu
Hal 17 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
A
s
diajukan
R
permohonan merek “BODYCOLOGY” No. Agenda D00.2011.013471 yang
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 17
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Bahwa hal ini terlihat jelas gugatan Penggugat adalah prematur, karena belum waktunya diajukan melainkan Penggugat harus menunggu adanya putusan dari Komsii
ng
Banding Merek. Dengan demikian gugatan Penggugat seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya
dinyatakan
tidak
dapat
diterima
(NO)
;
A gu
do
------------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat tersebut, Penggugat telah
Bahwa Penggugat MEMENUHI SYARAT dan mempunyai legal standing
lik
BODYCOLOGY yang sudah terdaftar di berbagai Negara di dunia,dan secara hukum Gugatan Penggugat dalam perkara aquo telah memenuhi ketentuan pasal 68 ayat (2) UU no.15 tahun 2001 tentang Merek,mengin gat Penggugat telah mengajukan p[endaftaran
merek
BODYCOLOGY
ep
permohonan
ka
pada
Direktorat
jenderal
HAKI,kementrian hukum dan HAM RI tgl 16 april 2011 dengan nomor D002011013471;untuk
melindungi
jenis
barang
termasuk
dalam
kelas
3.;
Bahwa eksepsi Tergugat butir 6 haruslah ditolak karena sangat mengada ngada serta merupakan penafsiran yang keliru mengingat dalam ketentuan pasal 68 ayat 2 UU no.15 tahun 2001 secara jelas dan tegas disbeutkan “pemilik merek yang tidak terdaftar
A gu
do
dapat mengajukan Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah memngajukan
ne
2
si
R
-----------------------------------------------------
ng
ah
untuk
menggugat,karena Penggugat adalah pemegang hak serta pendaftar pertama atas merek
ub
m
ah
1
In
menanggapinya dengan mengemukakan pokok bantahan sebagai berikut : ---------
permohonan kepada Direktorat Jendral” dan tidak ada disebutkan harus permohonan
In
yang baru atau permohonan yang baru diajukan sebagaimana didalilkan oleh Tergugat, apalagi permohonan merek BODYCOLOGY yang diajukan Penggugat sampai saat ini
3
lik
ka m ah
masih dalam proses pada Dirjen HAKI ; ----------------------------------------
Bahwa Gugatan Penggugat dalam perkara aquo tidak premature ,karena Gugatan
Penggugat
ditujukan
kepada
pendaftaran
merek
BOdycology
terdaftar
ub
No.IDM000289450.atas nama Tergugat dan Gugatan Penggugat didasarkan serta memenuhi ketentuan pasal 68 ayat(1) dan ayat (2) UU no.15 tahun 2001 tentang
ah
4
ep
merek.; ---------------------------------------------------------------------------------Bahwa eksepsi Tergugat butir ,7-8-9-10haruslah ditolak atau dikesampingkan karena
R
dalam ketentuan pasal 68 ayat 1 dan 2 secara jelas diatur mengenai dasar pengajuan
ne In
A
gu
18
do
ng
M
---------------------------------------------------------
s
Gugatan pembatalan merek terdaftar bukan melalui sebagaimana didalilkan Tergugat .;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 18
R ep ub
5
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa pengajuan Gugatan Penggugat dalam perkara aquo telah tepat sesuai ketentuan hukum
yang
berlaku
sebagaimana
diatur
dalam
UU
no.15
tahun 2001.;
ng
----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa atas eksepsi Tergugat tersebut pertimbangan majelis sebagai
A gu
do
berikut ; ---------------------------------------------------------------------------------------
Ad.A;) Eksepsi tentang Penggugat tidak memenuhi syarat untuk mengajukan
In
Gugatan sehingga tidak mempunyai legal standing dan atau kapasitas untuk menggugat dipertimbangkan sebagai berikut ; -----------------
ah
Menimbang, bahwa menurut ketentuan pasal 68 ayat (2) UU nomor 15 tahun 2001
lik
Pemilik Merek yang tidak terdaftar dapat mengajukan Gugatan sebagaimana dimaksud ayat
ub
Menimbang bahwa menurut Tergugat, Penggugat tidak mempunyai pendaftaran
merek di Indonesia,seharusnya sebelum mengajukan Gugatan terlebih dahulu mengajukan pembatalan
kepada
ep
permohonan pendaftaran merek yang dianggapnya sama dengan merek yang akan digugat Direktorat
Merek
,direktorat
jendral
HKI.
;
R
---------------------------------------------------------------------------
si
Menimbang bahwa Penggugat dalam repliknya menyatakan telah memenui syarat pertama merek BODYCOLOGY yang telah terdaftar diberbagai Negara dan telah
do
m,engajukan permohonan mereknya di Kementrian Hukum dan HAM tgl 16 April 2011
ne
dan mempunyai kapasitas untuk menggugat ,karena Penggugat pemilik dan serta pendaftar
ng
ah
ka
m
(1) setelah mengajukan permohonan kepada Dirjen.;
A gu
nomor Agenda D002011013471-untuk melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 3 ; ---------------------------------------------------------
In
Menimbang bahwa setelah majelis mencermati bukti yang diajukan Penggugat
berupa bukti P-7 ternyata Penggugat telah mengajukan permohonan pendaftaran merek demikian maka syarat formal ketentuan pasal
lik
BODYCOLOGY di Depkum HAM tgl 16 april 2011,nomor D002011013471,dengan
ka m ah
68 ayat
(2)
telah terpenuhi.;
ub
---------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa sesuai ketentuan pasal 69 ayat(1) Gugatan pembatalan merek
dapat diajukan dalam waktu 5 tahun sejak tanggal pendaftaran,sedangkan pembatalan
ep
Merek atas dasar itikad tidak baik diajukan tanpa batas waktu (pasal 69 ayat(2); ----------------------------------------------------------------------------------------------
R
Menimbang bahwa dalam perkara ini pengajuan Gugatan Penggugat ternyata telah
ne
ng
memenuhi syarat formal pengajuan Gugatan .; ---------------
do In
gu
Hal 19 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
A
s
dilakukan dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang undang sehingga telah
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 19
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Menimbang bahwa oleh karena itu eksepsi Tergugat tersebut tidak beralasan Hukum dan tidak terbukti sehingga haruslah ditolak.; ------------------------
ng
Ad.B;Tentang Gugatan Penggugat yang premature; ----------------------
Menimbang bahwa menurut Tergugat terhadap permohonan merek yang akan
do
ditolak seharusnya mengajukan keberatan kepada direktorat,dan mengajukan Banding ke
A gu
komisi banding merek dalam waktu 3 bulan sejak diterima pemberitahuan penolakan permohonan.(pasal
29
ayat
1
dan
pasal
30
ayat
1
UU
no
15
In
--------------------------------------------------------------------------------------------
/2001.;
Bahwa oleh karena Penggugat bukan pemilik merek terdaftar di Indonesia dan
lik
ah
tidak mengajukan pendaftaran merek kepada Dirjen sebelum Gugatan aquo maka Gugatan Penggugat tidak mempunyai dasar Hukum karena persyaratan sebagaimana ditentukan
ub
permohonan merek BODYCOLOGY yang diajukan tgl 16 april 2011 dimana statusnya bakal ditolak,maka belum waktunya bagi Penggugat untuk mengajukan Gugatan Bodycology
(status Hukum) permohonan merek
ep
aquo,melainkan harus menunggu kepastian no
agenda
D002011.013471.
;
-----------------------------------------------------------------------------------
si
R
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Tergugat tersebut majelis berpendapat bahwa
ng
untuk mengajukan Gugatan pembatalan merek tidaklah diharuskan menunggu penolakan pendaftaran merek pemohon oleh Dirjen HKI,namun sebagai syarat untuk mengajukan
A gu
do
Gugatan pembatalan merek tersebut harus mengacu kepada ketentuan pasal 68 aya (2) UU
ne
ah
ka
m
pasal 68 ayat 2 tidak terpenuhi,dan apabila yang Penggugat jadikan dasar Hukum adalah
nomor 15 tahun 2001 yang menyatakan “ Pemilik merek yang tidak terdaftar dapat
In
mengajukan Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah pengajuan permohonan kepada Dirjektorat jenderal; ---------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa dengan demikian tidak ada keharusan permohonan pendaftaran
lik
mengajukan
pendaftaran
mereknya
pada
direktorat
HKI.
ub
telah
Menimbang bahwa dalam perkara ini sebagaimana bukti P-7 ternyata Penggugat Tgl
16
april
2011.-----------------------------------------------------------------------------------------------
ep
Menimbang, bahwa berdasarkan segala pertimbangan tersebut diatas, maka majelis
bekesimpulan semua eksepsi Tergugat dipandang tidak beralasan
hukum, sehingga
haruslah ditolak seluruhnya ; ----------------------------------------------
In
A
gu
20
do
ng
ne
s
R
DALAM POKOK PERKARA ; --------------------------------------------------------------------
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
merek tersebut telah ditolak terlebih dahulu oleh dirjen HKI/merek; --
Halaman 20
R ep ub
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti tersebut diatas ; -------------------------------------------------------------------------------------
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
Menimbang, bahwa dalam gugatannya tersebut, Penggugat pada pokoknya merasa
berkeberatan telah adanya -pendaftaran merek Tergugat BODYCOLOGY dengan
do
A gu
nomor :IDM000289450 pada tanggal 17 Januari 2011,untuk Losion,sabun mandi dan
wangi wangian” (untuk kelas 3) karena merek bodycology Tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek-merek BODYCOLOGY milik Penggugat yang terdaftar
lebih
dahulu
sebelum
Tergugat
ah
Indonesia.;---------------------------------------------------------
mendaftarkan
mereknya
di
lik
telah
In
sudah terdaftar di Amerika serikat sejak tahun 1992,maka secara jelas merek Penggugat
ub
terdaftar IDM000289450 sama dengan kelas barang yang dilindungi dalam pendaftaran
merek BODYCOLOGY milik Penggugat sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa membonceng
dan
ep
maksud dan tujuan Tergugat mengajukan pendaftaran mereknya adalah untuk menjiplak
merek
BODYCOLOGY
milik
Penggugat .-------------------------------------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa atas dalil pokok Gugatan Penggugat tersebut, oleh Tergugat
si
R
telah dibantah dengan menyatakan ;----------------------------------------------
ng
Bahwa Tergugat mendaftarkan merek BODYCOLOGY dengan nomor pendaftaran IDM 000289450 tersebut.dilakukan dengan iktikad baik dan tidak ada niat meniru atau
A gu
do
membonceng merek pihak manapun karena sebelum mengajukan permohonan merek nya
ne
ah
ka
m
Bahwa dilihat dari kelas barang yang dimintakan perlindunagannya merek Bodycology
telah melakukan pemeriksaan pada direktorat jendral merek dan tidak terdapat merek yang
In
sama,oleh sebab itu sepatutnya merek bodycology milik Tergugat mendapatkan perlindungan hukum.; ------------------------
lik
ka m ah
Bahwa merek Penggugat juga bukan merek terkenal,sebab dengan hanya menunjuukan sertifikat di Amerika serikat,Uni erofah tidak membuat merek tersebut serta merta dikategorikan merek terkenal,sebab berdasarkan pasal 6 atyat 1 (b) UU no.15 tahun 2001
ub
tentang merek ,suatu merek termasuk merek terkenal harus diperhatikan hal hal sbb;a)pengetahuan masyarakat mengenai merek tersebut dibidang usaha, b)-Reputasi merek Dunia.
d)-bukti
pendaftaran
ep
terkenal yang diperoleh dari promosi besar besaran,C.Investasi di beberapa Negara di merek
tersebut
di
beberapa
Negara
di
R
dunia.--------------------------------
do In
A
gu
Hal 21 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
ne
ng
gugatan Penggugat ini telah memenuhi ketentuan pasal 68 ayat (1) Undang-Undang No.15
s
Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan akan mempertimbangkan apakah
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 21
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Tahun 2001, yang menyatakan gugatan pembatalan pendaftaran merek dapat diajukan oleh
pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, 5
ng
atau pasal 6 ; --------------------------
Menimbang bahwa ketentuan tersebut menunjukkan bahwa alasan yang digunakan
do
bersifat alternatif, yang berarti tidak harus seluruh alasan itu terpenuhi namun cukup jika
A gu
salah satu dari alasan itu terpenuhi telah dapat dijadikan dasar untuk membatalkan merek yang telah terdaftar ; ---------------------------------------------
In
Menimbang, bahwa terlebih dahulu Pengadilan akan mempertimbangkan apakah
Penggugat mempunyai kepentingan hukum dalam perkara ini sehingga ia mengajukan
lik
ah
gugatan pembatalan merek ; ------------------------------------------------------
Menimbang bahwa untuk mebuktikan dalil Gugatan nya Penggugat telah
ub
dalil bantahannya telah mengajukan bukti bertanda .T-1 s/d T-2..; ---Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh Penggugat ternyata •
ep
: -------------------------------------------------------------------------------------------------
ah
ka
m
mengajukan bukti yang diberi tanda P-1 s/d P-9 .sedangkan Tergugat untuk menguatkan
Bahwa merek BODYCOLOGY atas nama Penggugat telah terdaftar dibawah
si
R
Registrasi 1,719,286, di Amerika Serikat tanggal 22 september 1992, untuk kls 3
Bahwa merek BODYCOLOGY atas nama Penggugat juga telah terdaftar dibawah
ng
•
dibeberapa Negara UNI EROFAH ,sejak tahun 2009, untuk melindungi jenis (bukti P-3a) ;
do
A gu
barang yang termasuk dalam kelas 3,25,28,44, vide
ne
(A.S.kls 1,4,6,50,51 dan 52). Vide (bukti P-1) ; ----------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa merek BODYCOLOGY atas nama Penggugat telah terdaftar di Negara
In
•
•
lik
Bahwa merek BODYCOLOGY atas nama Penggugat telah terdaftar di Negara CHILI
dibawah nomor 925391 tanggal 20 juli 2011 untuk melindungi jenis
ub
•
Vide (bukti P-4a) ; -------------------------------------------------------------------------
barang yang termasuk dalam kelas 3,25,28…….vide . (bukti P-5a) ; ------------Bahwa merek BODYCOLOGY atas nama Penggugat telah diajukan permohonan pendaftarannya di Ditjen Merek dengan nomor agenda D00-2011013471 tanggal
ep
ka m ah
JEPANG dibawah nomor.5.326 291.TGL 28 MEI 2010,untuk kelass 3, 25, dan 28.
ah
06 April 2011 untuk melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 03 …vide
Penggugat
mendalilkan
bahwa
setelah
Penggugat
In
A
gu
22
do
ng
mendaftarakan mereknya di Dirjen HKI Penggugat mengetahui merek BODYCOLOGY
s
bahwa
ne
Menimbang
R
(bukti P-7) ; ----------------------------------------------
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 22
R ep ub
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
terdaftar atas nama Tergugat SHERLY NYOLANDA untuk barang sejenis kelas yang sama
(kelas
3);untuk
lotion,sabun
mandi
dan
wangi
ng
wangian;-----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dari bukti T-1, dapat diketahui dan terbukti fakta bahwa atas nama Tergugat dibawah
do
Tergugat telah mendaftarkan merek-Bodycology
A gu
nomor ;IDM000289450 pada tanggal 17 januari 2011 untuk melindungi jenis barang yang
termasuk dalam kelas 03 (lotion,sabun mandi dan wangi wangian).
Hukum dalam mengajukan Gugatan nya dalam perkara aquo.----------
In
Menimbang bahwa dengan demikian maka Penggugat mempunyai kepentingan
lik
ah
Menimbang bahwa alas an Gugatan Penggugat adalah atas dasar adanya itikad
ub
Penggugat BODYCOLOGY dalam kelas yang sama kls 3 ; -------------------Menimbang bahwa pengajuan Gugatan atas dasar itikad tidak baik sesuai ketentuan
Menimbang
ep
pasal 69 ayat (2).tidak mengenal batas waktu ;---------------------------------bahwa
selanjutnya
dipertimbangkan
apakah
merek
Tergugat
si
R
mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek Penggugat ; -------------------
tentang merek;, yang dimaksud dengan persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu dan merek
do
A gu
yang lain yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai bentuk, cara
ne
Menimbang, bahwa menurut penjelasan pasal 6 Undang-Undang No.15 Tahun 2001
ng
ah
ka
m
tidak baik dari Tergugat dalam mendaftarakan mereknya yang sama dengan merek
penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur-unsur ataupun persamaan bunyi ucapan
yang
terdapat
dalam
merek-merek
;
Menimbang bahwa dari depenisi diatas ,bila dihubungkan dengan pengertian merek
lik
ka m ah
---------------------------------------------------------
tersebut
In
maupun
dapat ditafsirkan ,bahwa yang dimaksud unsure yang menonjol disini adalah keseluruhan unsure
yang
tertera
pada
merek
itu
sendiri
,seperti
Gambar,unsure
ub
dari
nama,kata,Huruf,Unsur angka, Susunan warna, atau Kombinasi ;
Menimbang, bahwa setelah majelis mencermati bukti Penggugat dan Tergugat
ep
berupa bukti P-1 sampai dengan bukti P-5 dan T-1 jika diperbandingkan merek
BODYCOLOGY Penggugat dan bodycology milik Tergugat dengan tulisan bodycology miring),ternyata
terdapat
persamaan
R
(dicetak
pada
pokoknya
antara
merek
do In
A
gu
Hal 23 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
ne
ng
dengan huruf miring terdaftar di Direktorat Merek Ditjen HAKI baik didalam hal bunyi
s
BODYCOLOGY milik Penggugat dengan merek-bodycology milik Tergugat yang ditulis
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 23
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ucapan ,huruf, cara penulisan , huruf dan kata yaitu B O D Y C O L O G Y. ;Untuk jenis barang kelas yang sama kelas 3- --------------------------------
ng
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah pendaftaran merek-merek bodycology milik Tergugat didasari adanya iktikad tidak baik ; ---------
A gu
do
Menimbang, bahwa menurut penjelasan pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001, Pemohon yang beriktikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apapun untuk membonceng, meniru atau menjiplak
In
ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada
pihak lain atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau menyesatkan
lik
Menimbang bahwa menurut yurisprudensi mahkamah agung dalam putusannya no
ub
279.PK/PDT/1992 tanggal 6 januari 1998 menyatakan”merek yang digunakan sama secara
keseluruhannya atau mempunyai persamaan pada pokoknya dapat didiskrpsikan; --------------------------------------------------------------------
Sama bentuk (similiarity of form). ; ---------------------------------------------------
•
Sama komposisi (similiarity of composition).; --------------------------------------
•
Sama kombinasi (similiarity of combination).; -------------------------------------
•
Sama unsur elemen (similiarity Of elemennst).; ---------------------------------
•
Persamaan bunyi(sound similiarity).; -----------------------------------------------
•
Persamaan ucapan (phonetic similiarity) atau ; ----------------------------------
•
Persamaan penampilan (similiarity in appreance).--------------------------------
si ne
do
ng
R
ep
•
A gu
ah
ka
m
ah
konsumen ; -----------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pemahaman tersebut maka majelis
In
berpendapat bahwa cara untuk menentukan suatu merek mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek lain atau tidak adalah dengan cara memperbandingkan kedua
lik
merek tersebut dengan memperhatikan cirri cirri penting dan kesan kemiripan atau
ka m ah
perbedaannya sehingga apabila merek tersebut dipastikan sama berarti telah terjadi Menimbang,
bahwa
setelah
ub
pelanggaran merek ; ------------------------------memperhatikan
bukti
P-1.P-3-P4.P-5.ternyata
Penggugat menggunakan merek dengan kata BODYCOLOGY terdaftar sejak tahun 1992
ep
DI AMERIKA SERIKAT dan telah terdaftar dibeberapa negara didunia,antara lain AMERIKA SERIKAT,di negara UNI EROFAH, dan CHILI serta
JEPANG ;
R
-------------------------------------------------------------------------------------------
do In
A
gu
24
ne
atas namanya sendiri (SHERLY NYOLANDA) di
ng
mendaftarkan merek bodycology
s
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T-1,ternyata benar Tergugat telah
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 24
R ep ub
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
direktorat Merek tgl 17 januari 2011 dengan merek yang sama dengan merek Penggugat BODYCOLOGY yang terdaftar di Amereika serikat dan negara Uni erofah untuk kelas
ng
barang yang sama kelas 03 .-----------------------------------------
Menimbang bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas Majelis Hakim berkesimpulan
do
bahwa merek BODYCOLOGY Tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya dengan
A gu
merek BODYCOLOGY milik Penggugat yang terdaftar dalam kelas barang yang sama kelas 03 ; ----------------------------------------------------
In
Menimbang bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah pendaftaran merek
Tergugat BODYCOLOGY dilakukan atas dasar itikad tidak baik atau telah
lik
ah
membonceng ketenaran merek Penggugat haruslah dikaitkan dengan keterkenalan
ub
Menimbang bahwa menurut ketentuan pasal 4 ,undang undang nomor 15 tahun
2001;Merek tidak dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon
ep
yang beritikad tidak baik” ; ----------------------------------------------------------Pemohon yang beritikad baik adalah pemohon yang mendaftarkan mereknya
R
secara layak dan jujur tanpa ada niat apapun untuk membonceng,meniru atau menipu
si
ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada konsumen ; ---------------------------
Menimbang bahwa untuk itu perlu dibuktikan lebih dahulu apakah merek
do
A gu
Penggugat merupakan merek terkenal atau yang sudah dikenal masyarakat secara umum ;
ne
pihak lain itu atau menimbulkan kondisi persaingan curang,mengecoh atau menyesatkan
ng
ah
ka
m
merek Penggugat ; -----------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
In
Menimbang bahwa menurut ketentuan fasal 6 ayat 1 huruf (b) permohonan harus
ditolak oleh direktorat jenderal apabila merek tersebut mempunyai persamaan pada barang dan atau jasa sejenis ; ----------------------------
lik
pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah dikenal milik pihak lain untuk
ka m ah
ub
Menimbang bahwa menurut Penjelasan pasal 6 ayat 1 (b); Penolakan permohonan
yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenal untuk barang dan atau jasa sejenis dilakukan dengan memperhatikan pengetahuan umum
ep
masyarakat mengenai merek tersebut dibidang usaha yang bersangkutan,disamping itu
diperhatikan;Reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar gencar di
dunia
yang
dilakukan
pemiliknya;
ng
---------------------------------
Negara
do In
gu
Hal 25 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
A
s
dibeberapa
ne
pendaftaran
R
dan besar besaran ,investasi di beberapa Negara didunia oleh pemiliknya,disertai bukti
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 25
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1-P-2-P-3-P-4 dan bukti P-5, ternyata bahwa merek BODYCOLOGY telah terdaftar atas nama Penggugat di beberapa negara di
ng
Dunia yaitu Amerika serikat untuk melindungi jenis barang yang termasuk kelas 1, 4, 6,
50, 51, dan 52 (untuk kelas internasional 3 ) dan terdaftar di UNI Erofah untuk
do
A gu
melindungi jenis barang kelas 3, 25, 28, dan 44 dan juga terdaftar di Jepang untuk melindungi barang kelas 3, 25, dan 28 sedangkan CHILI terdaftar atas nama Penggugat daftar
No.925391
untuk
kelas
barang
3,25,
-------------------------------------------------------------------------------------
28
;
In
dengan
ah
Menimbang bahwa Penggugat dalam perkara ini tidak dapat mengajukan bukti
lik
tentang Reputasinya atau adanya promosi yang gencar gencaran oleh pemiliknya,dan tidak
ub
masih memproduksi merek tersebut ; ------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas,Majelis Hakim
ep
berpendapat bahwa Kriteria sebagai merek yang terkenal sebagaimana dimaksud dalam penjelasan pasal 6 ayat 1 (b) UU nomor 15 tahun 2001 tentang merek tidak terpenuhi dan belum
dapat
dikatakan
sebagai
merek
yang
sudah
si
tersebut
R
tidak dapat dibuktikan oleh Penggugat sehingga merek Penggugat BODYCOLOGY
Menimbang, bahwa oleh karena merek BODYCOLOGY
milik Penggugat
sekalipun sudah terdaftar di berbagai Negara di dunia sejak tahun 1992,sampai sekarang
A gu
do
namun tidak terbukti sebagai merek yang sudah terkenal ,dan tidak pula terdaftar
ne
Terkenal ;--------------------------------------------------------------------------------------
ng
ah
ka
m
pula diajukan contoh produk barang yang dimilikinya sebagai tanda bahwa Penggugat
sebelumnya di ditjen Merek Republic Indonesia, maka penggunaan merek “ bodycology “
In
milik Tergugat tersebut tidaklah dapat dikatakan memberi kesan seolah-olah barang-
barang/jasa-jasa yang menggunakan merek BODYCOLOGY milik Tergugat tersebut
lik
merek Penggugat yang
bisa mengecoh dan menyesatkan
kepada konsumennya ;
ub
--------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian pertimbangan tersebut diatas, maka
majelis hakim berkesimpulan bahwa pendaftaran merek-merek “bodycology “ oleh ,tidak terbukti
telah membonceng,atau meniru atau menjiplak ketenaran
ep
Tergugat
merek Penggugat , sehingga Tergugat tidak dapat dikatakan telah mendaftarkan
In
A
gu
26
do
ng
ne
s
R
mereknya dengan iktikad tidak baik ,----------------------------------
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
mempunyai hubungan atau berasal dari Penggugat, atau telah membonceng ketenaran
Halaman 26
R ep ub
ne si a
hk am
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang bahwa oleh karena itu maka tidak cukup alasan menurut hukum untuk
membatalkan pendaftaran merek-merek “Bodycology “ milik Tergugat tersebut ;
ng
----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang bahwa disamping itu ternyata Penggugat sebelumnya tidak
do
mendaftarkan mereknya di direktorat jendral merek republic Indonesia.sedangkan Tergugat
A gu
telah mendaftarkannya terlebih dahulu dari Penggugat pada Ditjen Merek Indonesia. ; ---------------------------------------------------------------------------------------------
In
Menimbang bahwa berdasarkan uraian fakta dan pertimbangan diatas, majelis
berpendapat dan berkesimpulan bahwa dalil pokok Gugatan Penggugat tentang adanya
lik
ah
Itikad tidak baik dari Tergugat dalam mendaftarkan merknya ,tidak dapat dibuktikan Penggugat, oleh karena itu maka petitum Gugatan Penggugat nomor 2-.3-4-5-dan 6,
ub
Menimbang, bahwa oleh karena dalil pokok Gugatan Penggugat tidak terbukti dan ditolak seluruhnya, maka biaya perkara haruslah dibebankan kepada Penggugat ;
ep
--------------------------------------------------------------------------------------------Mengingat ketentuan-ketentuan pasal 4-5-6 dan fasal lainnya dari Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang merek ,serta ketentuan-ketentuan hukum lain yang
si
R
bersangkutan dengan perkara ini ; -------------------------------------------------------
ng
MENGADILI
DALAM EKSEPSI ; -----------------------------------------------------------------------------------
do
Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya ; ---------------------------------------------------
A gu
•
ne
ah
ka
m
haruslah dinyatakan ditolak seluruhnya. ; ------------------------
DALAM POKOK PERKARA ; ------------------------------------------------------------------2
Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya. ; -------------------------------------
In
1
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 516.000,- (lima
lik
ratus enam belas ribu rupiah) ; -------------------------------------------------------
ka m ah
Demikianlah diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada
oleh
kami
;
ASWIJON,SH.MH.
selaku
ub
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada hari. JUMAT TANGGAL 10. JANUARI 2014, Hakim
Ketua
Majelis,
ARIEF
ep
WALUYO,SH.MH.dan DEDI FARDIMAN,SH.MH. masing masing selaku Hakim Anggota, dan putusan tersebut diucapkan Dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari. RABU TANGGAL
22 JANUARI 2014. oleh Ketua Majelis bersama Hakim
Penggugat
dan
Kuasa
Hukum
Tergugat
tersebut
;
ng
------------------------------------------------------------------------------------------------
do In
gu
Hal 27 dari 28 hal. Putusan No.69/PDT.SUS-MEREK/2013/PN.NIAGA.JKT.PST.
A
s
Hukum
ne
Kuasa
R
Anggota tersebut, didampingi oleh .SURYONO,SH. Panitera Pengganti dan dihadiri oleh
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 27
R ep ub
HAKIM HAKIM ANGGOTA, MAJELIS,
do
A gu
In
PANITERA PENGGANTI, SURYONO,SH.
•
P.N.B.P
: Rp
•
A.T.K
: Rp. 75.000,-
•
Panggilan
: Rp 400.000,-
•
Materai
: Rp
6.000,-
•
Rwdaksi
: Rp
5.000,-
•
Jumlah
: Rp 516.000,-
lik
Biaya-biaya :
ep
ub
30.000,-
s ne In
A
gu
28
do
ng
M
R
ah
ep
ub
lik
ka m ah
In
A gu
do
ng
ne
si
R
m
ah
DEDI FARDIMAN,SH.MH.
ka
HAKIM KETUA
ASWIJON,SH.MH.
ARIEF WALUYO,SH.MH.
ah
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 28