PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik (
[email protected]) H. Nandang Hendriawan (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT The background of this research is that the fact that most of the villagers Jayasari prefer looking for a job outside the village Jayasari than in their own homelands.The research method used is a quantitative method. Samples taken in this study were residents of the village of circular mobility Jayasari that as many as 62 people.The results showed that based on the drivers, most of the respondents of the Village Jayasari Subdistrict of Langkaplancar District of Pangandaran circular mobility due to factor natural resources dwindle. On the other hand most of the respondents who do have a circular mobility of subsistence farmers in the region of origin. While based on the pull factors, the majority of the population of respondents argued that the reason they were doing mobility circular is to meet the need, where respondents can earn a chance to earn better to meet the needs of everyday family life. In addition, the circular mobility most respondents had a higher education opportunity, because this is where educational facilities are very complete migration. In addition, respondents were also able to enjoy the environment and pleasant life, because in place of migration, community and leisure facilities available are very complete. Keywords: circular, mobility I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan penyediaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja yang demikian mendorong meningkatnya mobilisasi di kalangan penduduk. Mereka meninggalkan daerah asalnya yang dirasakan kurang memberikan sumber penghidupan yang layak, menuju tempat
lain yang dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit, karena migrasi merupakan proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu. Kondisi sosial ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendorong mobilisasi penduduk dengan tujuan mempunyai nilai dengan kefaedahan yang lebih tinggi di daerah tujuan. Salah satu cara yang baik dilakukan untuk mengatasi kesenjangan kesempatan ekonomi adalah dengan migrasi dari desa ke kota. Pertumbuhan penduduk besar diikuti persebaran yang tidak merata antar daerah dan perekonomian yang cenderung terkonsentrasi
di
perkotaan
mendorong
masyarakat
untuk
bermigrasi.
Pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi di daerah perdesaan adalah cukup lambat. Sehingga terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan. Proses migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh semakin kurang menariknya kehidupan di pedesaan, kawasan pedesaan yang kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara drastis. Fakta di atas terjadi pula pada penduduk di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Desa Jayasari berada di daerah pegunungan dengan luas wilayah 557.646 Ha yang terdiri dari sawah dan ladang 428.733 Ha, lahan pekarangan 18.125 Ha dan lahan tegalan 230.081 Ha (Data Monografi Desa Jayasari Tahun 2010). Akan tetapi dengan luas lahan tersebut, pertanian di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran bisa dikatakan kurang berkembang karena dengan lahan pertanian yang cukup luas tersebut, sektor pertanian tidak menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena hasil dari pertanian yang ada di desa ini sangat rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Ketinggian tempat yang variatif, didominasi oleh pegunungan dan perbukitan yang kemiringan lerengnya hampir mencapai 450, Desa Jayasari menjadi salah satu desa yang sebagian besar penduduknya sering melakukan
mobilitas, lebih memilih mencari kesibukan atau kegiatan di luar wilayah Desa Jayasari, kemudian membawa hasilnya ke desa. Tingkat mobilitas sirkuler atau perpindahan peduduk dengan tujuan tidak menetap di Desa Jayasari sangat tinggi, hal ini disebabkan sektor pertanian yang terdapat di desa ini kurang berkembang, karena banyak masyarakat yang meninggalkan lahan pertanian yang mereka miliki dan lebih tertarik bekerja di sektor lain, karena sebagian dari masyarakat beranggapan bahwa pertanian tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya melainkan hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Apabila masyarakat menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian maka kebutuhan hidupnya tidak akan terpenuhi karena hasil dari pertanian relatif kecil. Pada saat yang lainnya penduduk yang melakukan mobilitas tersebut menganjurkan penduduk lainnya untuk melakukan hal yang sama, sehingga arus migrasi pun terjadi. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga di desa dengan mencari pekerjaan baru di kota, mencari pengalaman baru dengan bekerja di kota, meneruskan pendidikan, dan karena lahan-lahan yang landai sudah banyak didirikan pemukiman penduduk yang baru, sehingga lahan pertanian sedikitnya telah berubah fungsi lahan, dan para petani banyak yang beralih menjadi buruh tani atau bekerja di sektor nonpertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun karena sektor nonpertanian di Desa Jayasari masih terbatas, maka penduduk pun melakukan mobilitas ke luar wilayah Desa Jayasari. Salah satu tujuan yang biasa menjadi tempat singgahnya para mobilisan adalah daerah perkotaan yang banyak tersedia lapangan kerja dalam berbagai jenis bidang. Berdasarkan data primer sementara yang diterima dari hasil wawancara dengan pihak desa bahwa sebagian besar penduduk Jayasari selalu mengadakan mobilitas baik dalam jangka waktu yang panjang maupun dalam jangka watu yang pendek. Jika melihat kondisi fisik wilayah Jayasari sendiri sebenarnya masih terdapat banyak lahan pertanian yang harus dikelola oleh penduduk Jayasari. Tapi, pada kenyataannya bahwa sebagian besar penduduk Jayasari lebih memilih mencari pekerjaan di luar Jayasari daripada di dalam wilayah Jayasari sendiri,
sehingga menimbulkan pertanyaan, faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya mobilitas pada penduduk Jayasari? Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian yang dituangkan dalam sebuah judul: “Perilaku Mobilitas Penduduk Sirkuler di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran”.
B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis faktor-faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar melakukan mobilitas sirkuler ke wilayah lain.
2.
Menganalisis faktor penarik yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar melakukan mobilitas sirkuler ke wilayah lain.
II.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Menurut Suharsimi (2010: 27), sesuai dengan namanya, penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Menurut Papundu (1996: 35), secara umum tahap-tahap dengan metode kuantitatif dalam penelitian ini adalah: 1.
Merumuskan latar belakang masalah yang berisikan dengan kondisi yang ada di daerah penelitian, kondisi yang seharusnya, masalah, pentingnya masalah dan perlunya dilakukan penelitian.
2.
Memberikan rumusan masalah agar masalah yang dibahas lebih terfokus dan tidak terlalu luas. Kemudian dari rumusan masalah tersebut dituliskan juga tujuan dari penelitian serta manfaat yang akan didapat dari penelitian tersebut.
3.
Melakukan dan menuliskan kajian teoritis. Kajian teoritis dapat berasal dari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel atau karya ilmiah lain yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas.
4.
Merumuskan metode penelitian yang akan dilakukan di lapangan secara rinci dan sistematis. Kemudian melakukan penelitian dan pengumpulan data serta menganalisis dengan teknik analisis yang sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang
perilaku mobilitas penduduk sirkuler di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman observasi dan kuesioner. Dalam penelitian ini, diambil sampel penelitian sebanyak 62 orang responden yang melakukan mobilitas sirkuler.
III. PEMBAHASAN Dengan mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka didapatkan pembahasan sebagai berikut. 1.
Desa
Jayasari
Kecamatan
Langkaplancar
Kabupaten
Pangandaran
merupakan salah satu desa yang penduduknya banyak melakukan mobilitas, terutama mobilitas sirkuler. Banyak faktor yang menyebabkan penduduk Desa
Jayasari
Kecamatan
Langkaplancar
Kabupaten
Pangandaran
melakukan mobilitas sirkuler, yaitu adanya faktor pendorong dan faktor penarik. Menurut Sembiring (1985: 61), faktor pendorong kegiatan mobilitas sebenarnya timbul karena dirasakan bahwa daerah di mana penduduk tinggal dirasakan kurang menguntungkan sehingga penduduk dengan kesadaran sendiri atau pengarahan dari luar meninggalkan daerahnya. Berdasarkan hasil penelitian, akan dibahas sebagai berikut. a.
Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler berjenis kelamin laki-laki. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar kepala keluargalah yang memiliki minat atau keinginan untuk mencari mata pencaharian yang layak di luar daerah asalnya, sementara
perempuan lebih banyak yang bertugas sebagai ibu rumah tangga ataupun mengurus lahan yang dimiliki suaminya di daerah asalnya. b.
Berdasarkan umur responden, sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler adalah merupakan usia produktif (20 – 50 tahun). Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis (Mantra, 2012: 225). Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif.
c.
Sementara berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden yang melakukan mobilitas sirkuler adalah penduduk Desa Jayasari Kecamatan
Langkaplancar
Kabupaten
Pangandaran
tamatan
SMP/sederajat. Menurut Gardiner (Mantra, 2012: 230), ada anggapan bahwa pembahasan yang terlalu menekankan pada tingkat pendidikan yang rendah dilakukan dalam rangka untuk menarik investasi asing karena mutu angkatan kerja yang rendah berkaitan dengan upah buruh yang rendah, padahal angkatan kerja yang berpendidikan rendah mempunyai tingkat kompetisi rendah, yang terlihat dari beberapa ciri yang kurang menguntungkan. d.
Untuk status perkawinan, sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler adalah yang sudah menikah. Hal ini mengindikasikan bahwa melakukan mobilitas sirkuler bagi penduduk Desa Jayasari adalah suatu kebutuhan untuk mencari sumber mata pencaharian yang layak demi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan keluarganya.
e.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki mata pencaharian sebagai petani di daerah asalnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa responden lebih memilih untuk mencari mata pencaharian lain di luar daerah asalnya daripada harus menjadi petani. f.
Berdasarkan pendapatan responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler, sebagian besar memiliki pendapatan antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 setiap bulannya. Pendapatan sebesar itu dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Oleh karena itu, mereka melakukan mobilitas sirkuler, karena ada keinginan untuk meningkatkan pendapatan mereka, sehingga dapat lebih meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga mereka.
g.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler
tidak
memiliki
lahan
di
daerah
asalnya.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa dengan tidak memiliki lahan di daerah asal, maka tidak ada sumber penghasilan yang bisa diperoleh, oleh karena itulah mereka lebih memilih untuk melakukan mobilitas sirkuler. h.
Berdasarkan luas lahan yang dimiliki dan penggunaan lahan, sebagian responden
penduduk
Desa
Jayasari
Kecamatan
Langkaplancar
Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki lahan seluas kurang dari 1 Ha. Adapun untuk penggunaannya, sebagian besar adalah digunakan untuk sawah/ladang. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka tidak bisa mengandalkan lahan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, sementara biaya untuk kebutuhan hidup sehari-hari keluarga setiap hari semakin meningkat. i.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki alat transportasi yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Adapun jenis alat transportasi yang banyak digunakan adalah motor.
j.
Berdasarkan
hasil
penelitian,
di
Desa
Jayasari
Kecamatan
Langkaplancar Kabupaten Pangandaran ketersediaan sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat kurang memadai. Seperti kurangnya sarana pendidikan jenjang pendidikan SMA. 2.
Selain adanya faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, faktor penarik juga menjadi alasan utama terjadinya mobilitas sirkuler. Menurut Mantra (2012: 178), ada beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil keputusan melakukan mobilitas, di antaranya adalah teori kebutuhan dan stres (need and stress). Setiap individu mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, politik dan psikologi. Apabila kebutuhan itu tidak dapat dipenuhi, terjadilah stres. Tinggi rendahnya stres yang dialami oleh individu berbanding terbalik dengan proporsi pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian, akan dibahas hasil penelitian sebagai berikut. a.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran mengemukakan bahwa alasan mereka melakukan mobilitas sirkuler adalah untuk mencukupi kebutuhan. Menurut Mantra (2012: 180), seseorang mengalami tekanan (stress), baik ekonomi, sosial maupun psikologi di tempat ia berada. Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga suatu wilayah oleh seseorang dinyatakan sebagai wilayah yang dapat memenuhi kebutuhannya, sedangkan orang lain mengatakan tidak. Lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah.
b.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pekerjaan di tempat migrasi sebagai buruh pabrik/bangunan. Adapun mengenai besar pendapatan yang diperoleh di
tempat migrasi, sebagian besar responden yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pendapatan di atas Rp 1.000.000. Hal ini mengindikasikan
bahwa ada
peningkatan
yang diperoleh oleh
responden dibandingkan dengan menetap di daerah asal. c.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran menggunakan jasa Kantor Pos untuk mengirimkan uang kepada keluarganya apabila tidak pulang. Menurut Mantra (2012: 182), penduduk migran adalah penduduk yang bersifat bi local population. Di manapun mereka bertempat tinggal, pasti mengadakan hubungan dengan daerah asal. Hubungan migran dengan daerah asal di negara-negara berkembang dikenal sangat erat dan menjadi salah satu ciri fenomena migrasi di negara-negara sedang berkembang. Hubungan tersebut antara lain diwujudkan dengan pengiriman uang.
d.
Menurut sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler menyatakan bahwa kondisi sarana pendidikan di daerah migrasi sangat lengkap, sehingga kebutuhan akan pendidikan sangat terpenuhi.
e.
Sementara mengenai kondisi sarana hiburan di daerah migrasi, menurut sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler, menyatakan bahwa kebutuhan mereka akan hiburan sangat terpenuhi karena ditunjang oleh keberadaan sarana hiburan yang sangat lengkap.
f.
Sebagian besar responden penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran menyatakan bahwa mereka lebih memilih untuk melakukan mobilitas dalam jangka waktu yang tidak lama, artinya mereka memilih untuk tidak menetap di daerah migrasi. Data mobilitas sirkuler sukar didapat. Hal ini disebabkan para pelaku mobilitas sirkuler tidak memberitahu kepergian mereka kepada
kantor desa di daerah asal, begitu juga dengan kedatangan mereka di daerah tujuan.
IV.
SIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
mengenai perilaku mobilitas penduduk sirkuler di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, di antaranya adalah: a. Kurang tersedianya lapangan pekerjaan di daerah asal. Penduduk lebih memilih untuk mencari mata pencaharian lain di luar daerah asalnya daripada harus menjadi petani. b. Pendapatan responden penduduk yang tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, di mana sebagian besar penduduk yang melakukan mobilisasi memiliki pendapatan antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 setiap bulannya. Pendapatan sebesar itu dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga. Oleh karena itu, mereka melakukan mobilitas sirkuler, karena ada keinginan untuk meningkatkan pendapatan
mereka,
sehingga
dapat
lebih
meningkatkan
taraf
kesejahteraan keluarga mereka. c. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler tidak memiliki lahan di daerah asalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan tidak memiliki lahan di daerah asal, maka tidak ada sumber penghasilan yang bisa diperoleh, oleh karena itulah mereka lebih memilih untuk melakukan mobilitas sirkuler. d. Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran ketersediaan sarana pendidikan yang dibutuhkan
oleh masyarakat kurang memadai. Seperti kurangnya sarana pendidikan jenjang pendidikan SMA. 2.
Faktor penarik yang menyebabkan penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran melakukan mobilitas sirkuler, di antaranya adalah: a. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten
Pangandaran
mengemukakan
bahwa
alasan
mereka
melakukan mobilitas sirkuler adalah untuk mencukupi kebutuhan. b. Sebagian besar penduduk Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pekerjaan di tempat migrasi sebagai buruh pabrik/bangunan. Adapun mengenai besar pendapatan yang diperoleh di tempat migrasi, sebagian besar responden yang melakukan mobilitas sirkuler memiliki pendapatan di atas Rp 1.000.000. Hal ini mengindikasikan bahwa ada peningkatan yang diperoleh oleh responden dibandingkan dengan menetap di daerah asal. c. Menurut
sebagian
besar
penduduk
Desa
Jayasari
Kecamatan
Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler menyatakan bahwa kondisi sarana pendidikan di daerah migrasi sangat lengkap, sehingga kebutuhan akan pendidikan sangat terpenuhi. Sementara mengenai kondisi sarana hiburan di daerah migrasi, menurut sebagian
besar
responden
penduduk
Desa
Jayasari
Kecamatan
Langkaplancar Kabupaten Pangandaran yang melakukan mobilitas sirkuler, menyatakan bahwa kebutuhan mereka akan hiburan sangat terpenuhi karena ditunjang oleh keberadaan sarana hiburan yang sangat lengkap. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mantra, IB. (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta. Tika, P. (1996). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.