PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN BOX JUMP SINGLE LEG DENGAN DOUBLE LEG TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI (studi eksperimen pada anggota ekstrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya 2014/2015)
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (
[email protected] Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perbandingan pengaruh antara latihan box jump single leg dengan double leg terhadap power otot tungkai pada ekstrakurikuler bolavoli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian adalah anggota ekstrakurikuler bolavoli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 20 orang, dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Kata Kunci Tungkai
: Box Jump Single Leg, Box Jump Double Leg dan Power Otot
ABSTRACT The aim of this research is to acquire information about the comparative influence between box jump single leg and double leg practices toward muscle leg power on MAN Cipasung volleyball extracurricular Region Tasikmalaya. The research method that used was experiment method. The research population were the member of volleyball extracurricular in MAN Cipasung Region Tasikmalaya academic year 2014/2015 as much as 20 (twenty) people, with using proportional random sampling technique. Kata Kunci : Box Jump Single Leg, Box Jump Double Leg and muscle leg power
PENDAHULUAN
Pentingnya power otot tungkai hampir dalam semua cabang olahraga, Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang perlu dan sangat penting bagi semua cabang olaharaga, apalagi olahraga tersebut adalah olahraga prestasi yang identik dengan pengarahan tenaga secara ekplosive. Seperti yang dikatakan Harsono (1988: 199) bahwa “power lebih diperlukan dalam boleh dikatakan semua cabang olahraga, oleh karena dalam power kecuali ada strength terdapat pula kecepatan”.dan power juga berperan penting untuk cabang-cabang olahraga yang mengerahkan tenaga dengan kuat dan juga cepat seperti nomornomor lompat dalam atletik, menendang, melempar dan sebagainya. Dalam peningkatan kondisi fisik terhadap olahragawan merupakan tugas yang rumit karena banyak hal yang harus diperhatikan agar memperoleh hasil yang memuaskan terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani pada latihan box jump single leg dan double leg tehadap power otot tungkai.untuk itu butuh keahlian serta landasan teori yang benar mengenai kondisi fisik. Apabila kondisi fisik kita tidak baik maka kita tidak akan bisa membuat prestasi yang baik. Kondisi fisik ini terdiri dari berbagai macam komonen yang dapat memenuhi kondisi fisik itu sendiri dan sangat berkaitan satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen kondisi fisik itu sendiri antara lain power, strength, daya tahan, dll. Dalam latihan box jump single leg dan double leg sangat berperan penting karena dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Maka dalam latihan box jump single leg dan double leg dapat dilkukan latihan kondisi fisik memegang
peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan kesegaran jasmani dan kebugaran jasmani. Pentingnya kondisi fisik yang baik menurut Harsono (1988:4) sebagai peningkatan dalam kemampuan dalam sirkulasi dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, satmina, kecepatan dan kondisi fisik. Pemulihan yang lebih cepat organ-organ tubuh setelah latihan, respon yang cepat dari organisasi tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan. Komponen kondisi fisik tersebut hanya bisa dibina dan ditingkatkan dengan suatu program latihan. Program latihan fisik harus disusun sedemikian rupa dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan supaya atlet mengalami kelahan tapi masih ada dalam zona latihan (training zone). Rangsang yang cukup kuat dan menimbulkan kelelahan justru baik untuk memperoleh hasil latihan yang diinginkakan karena tubuh mempunyai kemampuan adaptasi terhadap suatu beban latihan. Bentuk latihan single leg dilakukan dengan cara berdiri dengan satu kaki, posisi badan setengah jongkok, lalu melompat ke box dengan satu kaki dan kembali keposisi semula. Sedangkan bentuk latihan dounble leg dilakukan dengan cara berdiri dengan dua kaki, posisi badan setengah jongkok, menekankan loncatan untuk mencapai hasil yang maksimal ke arah box yang dilakukan dengan dua kaki secara bersama-sama. Power adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan semaksimal mungkin dalam waktu yang singkat (Harsono, 2001:24). Power otot tungkai
merupaka bentuk-bentuk latihan untuk mengembangkan kekuatan otot bisa dipakai untuk mengembangkan power. Penulis memilih bentuk latihan single leg dengan double leg. Gerakan dasar dalam kedua bentuk latihan tersebut mempunyai perbedaan yaitu melompat dengan satu kali dan melompat dengan dua kaki. Akan tetapi seberapa signifikan pengaruhnya terhadap power otot tungkai belum diketahui secara ilmiah. Penulis tertarik untuk meneliti dengan membandingkan dua model tersebut. Adapun yang menjadi bahan penelitian secara khusus adalah perbandingan antara latihan single leg dengan double leg terhadap peningkatan power otot tungkai. Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian eksperimen mengenai pernasalahan tersebut dengan mengambil judul: “ Perbandingan Pengauh antara Latihan Box Jump Single Leg dengan Double Leg terhadap Power Otot tungkai.” Subjek penelitian anggota ekstrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN Metode
yang
penulis
gunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
metodeekperimen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas kesatu (X1) adalah single leg jump, variabel bebas kedua (X2) adalah double leg jump, dan variabel terikat (Y) adalah power otot tungkai Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi lapangan (field research) dengan cara melaksanakan latihan dan tes vertikal jump serta studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa tes power otot tungkai. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota ekstrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya 2014/2015 sebanyak 20 orang. Penulis mengambil sampel sebanyak 20 orang dengan cara total sampling.
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan
sampel,
mempersiapkan
instrumen
penelitian,
mengadakan
pengambilan data melalui pelaksanaan menentukan populasi dan menetapkan sempel penelitian,menyusun instrumen penelitian, Mengadakan tes awal vertikal jump, melaksanakan proses latihan untuk melatih power otot tungkai (latihan box jump single leg dan double leg ), melakukan tes akhir vertikal jump, mengolah data dan menganalisis data, melakukan pengujian hipotesis, mengambil kesimpulan, pelaporan hasil penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumus-rumus statistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes 2. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku 3. Menghitung varians dari masing-masing tes 4. Menguji normalitas data dari setiap tes 5. Menguji homogenitas dari data setiap tes melalui penghitungan statistik F 6. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (uji t') Sehubungan metode yang digunakan yaitu metode eksperimen, maka pengambilan data dilakukan dengan cara tes awal,treatmen dan tes akhir Pengambilan data ini dilaksanakan sejak tanggal 5 Januari 2015 sampai dengan tanggal 27 februari 2015 bertempat dilapangan bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya.
PEMBAHASAN Deskripsi Data Sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini, penulis kemukakan hasil tes awal dan tes akhir berupa nilai hasil tes vertikal jump yang diberikan latihan box jump single leg dan double leg pada ekstrakurikuler
bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015. Untuk lebih jelasnya data tersebut penulis deskripsikan pada Tabel 4.1 Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Penelitian (dalam Meter) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok A Enus Dzikri Muis Irfan Ilham Fitriansyah Jihan Restu Anggit Apip
Hasil Tes Awal 2,40 2,44 2,52 2,57 2,61 2,62 2,45 2,68 2,58 2,58
Hasil Tes Akhir 2,48 2,50 2,64 2,65 2,70 2,73 2,56 2,75 2,65 2,67
Kelompok B Andi Ari Rendi Hilman Asep Rifki Gilan Dikri Febri Jejen
Hasil Tes Awal 2,56 2,63 2,49 2,61 2,51 2,46 2,80 2,73 2,54 2,53
Hasil Tes Akhir 2,80 2,80 2,74 2,78 2,75 2,65 3,05 2,90 2,77 2,75
Pengujian Persyaratan Analisis Setelah data penelitian diperoleh sebagaimana disajikan pada tabel 4.1 diatas.
Selanjutnya
adalah
melakukan
pengujian
persyaratan
analisis
menggunakan rumus-rumus stataistik. Pengujian persyaratan analisis tersebut terdiri dari perhitungan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, dan varians, pengujian normalitas data, dan pengujian homogenitas data. Perhitungan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians Data yang diperoleh dari hasil tes vertikal jump pada tes awal dan tes akhir yang diberikan pada latihan box jump single leg dan double leg kemudian dicari nilai rata-rata (mean), stadar deviasi, dan variansnya. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 2 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata, Standar Deviasi Dan Varians Kelompok A Box Single leg Jump
Variabel Tes
Rata-rata
Standar Deviasi
Varians
Tes Awal
40,0
7,2
51,84
Tes Akhir
49,0
8,2
67,24
Tabel 3 Hasil Perhitungan Skor Rata-rata, Standar Deviasi Dan Varians Kelompok B Box Double leg Jump Variabel Tes
Rata-rata
Standar Deviasi
Varians
Tes Awal
39,0
6,2
38,44
Tes Akhir
60,5
6,3
39,69
Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data menggunakan uji normalitas leliefors (
Hasil
pengujian tersebut akan menentukan pendekatan mana yang akan dipergunakan dalam analisis data, jika data berdistribusi normal maka digunakan analisis parametrik. Sedangkan pendekatan non-parametrik diguakan apabila hasil tes tersebut tidak normal. Setelah dilakaukan perhitungan, maka diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.4 di bawah ini : Tabel 4 Hasil Pengujiain Normalitas Data kelompok A Box Single Leg Jump Variabel Tes
Tes awal
Nilai lelliefors
Nilai lelliefors
Hitung
tabel (α = 0,05)
1,1557
0,258
Kesimpulan
Normal
Tes akhir
0,1635
0,258
Normal
Tabel 5 Hasil Pengujiain Normalitas Data kelompok B Box double Leg Jump Variabel Tes
Nilai lelliefors
Nilai lelliefors
Hitung
tabel (α = 0,05)
Tes awal
0,1844
0,258
Normal
Tes akhir
0,2000
0,258
Normal
Tabel diatas menunjukan bahwa ternyata nilai
Kesimpulan
(
lebih kecil
( ) pada taraf (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
daripada
n. Dengan demikian, data dari setiap tes seluruhnya berdistribusi normal. 1.
Pengujian Homogenitas Data Pengujian hommogenitas data menggunakan rumus (uji F). Setelah
melakukan perhitungan homogenitas untuk masing-masing data sampel yang diteliti. Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian homogenitas data dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini : Tabel 6 Hasil Uji Homogenitas Kelompok A Box Single Leg Jump Variabel Tes
Nilai F hitung
Nilai F tabel
Kesimpulan
(α=0,05) (9:9) 1.
1. Tes awal
2.
2. Tes akhir
1,30
3,18
Homogen
Tabel 7 Hasil Uji Homogenitas Kelompok B Box Double Leg Jump Variabel Tes
Nilai F hitung
Nilai F tabel
Kesimpulan
(α=0,05) (9:9) 1. Tes awal 1,03
2. Tes akhir
Berdasarkan tabel diatas nilai
3,18
Homogen
lebih kecil dari pada
dengan
demikian, data dari tes tersebut berasal dari distribusi yang homogen.
A. Pengujian Hipotesis Berdasarkan data dalam penelitian ini berdisribusi normal dan homogen, maka statistik yang digunakan adalah parametrik. Dengan demikian, untuk keperluan hipotesis ditempuh analisis dengan mengunakan uji t yaitu uji perbedaan uji rata-rata dua pihak. 1.
Pengaruh Latihan Box Jump Single Leg terhadap Power Otot Tungkai Hipotesis statistik yang di uji adalah :μ : Latiihan box jump single leg tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakuriluler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. : Latihan box jump single leg memberikan pengaruh yang berarti terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakuriluler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah :
Terima
jika
<
<
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 8 Hasil Pengujian Hipotesis Latihan Box Single Leg Jump Variabel Tes 3.
1. Tes awal
4.
2. Tes akhir
Nilai
2,62
(α = 0,975)
Nilai
2,10
Signifikan
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis ( dan tolak hipotesis jika dilihat bahwa nilai
Kesimpulan
) apabila
Berdasrkan tabel diatas, dapat
(2,62) lebih besar dari
(2,10). Dengan tolak
artinya latihan single leg memberikan pengaruh yang signifikan terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu menunjukan bahwa laihan box jump single leg dapat meningkatkan power otot tungkai. Pengaruh Latihan Box Jump Double Leg terhadap Power Otot Tungkai Hipotesis statistik yang di uji adalah : : latihan box jump double leg tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakuriluler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya.
: latihan box jump double leg memberikan pengaruh yang signifikan terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakuriluler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah : Terima
jika
<
<
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini : Tabel 9 Hasil Pengujian Hipotesis Latihan Box Double Leg Jump Variabel Tes 5.
1. Tes awal
6.
2. Tes akhir
Nilai
Nilai
7,50
(α = 0,975)
2,10
Kriteria pengujia hipotesis adalah terima hipotesis ( dan tolak hipotesis jika dilihat bahwa nilai
Kesimpulan
Signifikan
) apabila
Berdasarkan tabel diatas, dapat
(7,50) lebih besar dari (2,10). Dengan tolak
artinya
latihan double leg memberikan pengaruh pengaruh yang signifikan terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu menunjukan bahwa laihan box jump double leg dapat meningkatkan power otot tungkai. Perbandingan Pengaruh Antara Latihan Box Jump Single Leg dengan Double Leg terhadap Power Otot Tungkai Hipotesis yang diuji adalah :
tidak terdapat perbedaan pengaruh latihan box jump single leg dengan double leg terhadap power otot tungkai pada anggota ektakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya . terdapat pengaruh latihan box jump single leg dengan double leg terhadap power otot tungkai pada anggota ektakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah : Terima
jika
Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 10 Perbandingan Pengaruh Antara Latihan Box Single Leg Jump dengan Double Leg Jump terhadap Power Otot Tungkai Variabel Tes
Nilai
(α = 0,975)
Nilai
Kesimpulan
dk=18 7.
1. Box jump single leg
8.
2. Box jump
2,10
10,67
Signifikan
single leg
Dengan kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis ( < diatas,
dan tolak hipotesis dapat
dlihata
bahwa
(2,10).dengan demikian
nilai
>
) apabila
Maka berdasarkan tabel (10,67)
lebih
besar
dari
, yang berarti terdapat pengaruh latihan box
sigle leg jump dengan box jump double leg terhadap power otot tungkai pada
anggota ektrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Hal itu menunjukan bahwa latihan box jump single leg dengan double leg kedua kelompok tersebut sama efektifnya atau tidak berbeda. Pembahasan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut : 1.
penulis ajukan latihan box jump single leg memberikan pengaruh yang
berarti terhadap power otot tungkai hipotesis tersebut diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan latiahan box jump single leg memberikan pengaruh terhadap power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji t, dengan hasil
sebesar 2,61 lebih besar dari
2,10 dan berada di luar daerah penerimaan hipotesis. Dengan demikian hipotesis nol ditolak pada tarap nyata (α) = 0,05 dan dk =
2 . Ini berarti
terdapat pengaruh yang berarti dari hasil latihan tersebut. Hal ini berdasarakan perbandingan hasil tes awal dan tes akhir vertikal jump. 2.
penulis ajukan latihan box jump double leg memberikan pengaruh yang
berarti terhadap power otot tungkai. hipotesis tersebut diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan latiahan box jump double leg
memberikan pengaruh terhadap power otot tungkai pada anggota ekstrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji t, dengan hasil
sebesar 7,50 lebih besar dari
2,10 dan berada di luar daerah
penerimaan hipotesis. Dengan demikian hipotesis nol ditolak pada tarap nyata (α) = 0,05 dan dk =
2 . Ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari hasil
latihan tersebut. Hal ini berdasarakan perbandingan hasil tes awal dan tes akhir vertikal jump. 3.
penulis ajukan latihan box jump double leg berpengaruh secara berarti
daripada latihan box jump sngle leg terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hasil pegujian peredaan peningkatan hasil latihan, hipotesis ketiga penulis ajukan box jump double leg berpengaruh secara berarti dari pada latihan box jump single leg terhadap power otot tungkai pada anggota ektrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. terbukti atau diterima. Hal ini menunjukan bahwa latihan box jump single leg dengan double leg sama-sama memberikan peningkatan terhadap power otot tungkai kedua kelompok tersebut sama efektifnya.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian dan pembahasanya, penelitian dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Lathan box jump single leg memberikan pengaruh yang berarti terhadap power otot tungkai pada anggota eksrakurikler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan perbandingan hasil tes awal dan tes akhir pada vertikal jump.
2.
Lathan box jump double leg memberikan pengaruh yang signifikan terhadap power otot tungkai pada anggota eksrakurikuler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan perbandingan hasil tes awal dan tes akhir pada vertikal jump.
3. Latihan box jump double leg lebih berpengaruh secara berarti dari pada latihan box jump single leg terhadap power otot tungkai pada eksrakurikler bola voli MAN Cipasung Kabupaten Tasikmalaya. Namun dari kedua bentuk latihan tersebut sama-sama efektifnya dan ada perbedaannya .
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagi guru/dosen pendidikan jasmani, pelatih maupun pembina olahraga, bahwa latihan box jump single leg dengan double leg dapat meningkatkan power otot tungkai. Latihan tersebut dapat membuat situasi kondisi latihan agar dapat lebih memotivasi siswa/atlet dalam mengikuti proses latihan dan hal ini dapat mengoptimalkan hasil latihan.
2.
Bagi para peneliti lain yang beminat pada masalah yang sama, dapat melakukan penelitaian yang lebih lanjut dengan ruang lingkup yang lebih
luas, dengan jumlah sempel yang lebih banyak, pada sempel yang berjenis laki-laki, atau pada atlet profesiaonal. DAFTAR PUSTAKA Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung. Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.