PERANCANGAN SISTEM VIDEO TELECONFERENCE PADA UNIT RADIOLOGI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Pandapotan SIAGIAN, ST, M.Eng Dosen STIKOM DB Jambi Jalan Sudirman Thehok Jambi Abstrak Makalah ini membahas Perancangan sistem video teleconference pada unit Radiologi sebagai sumber pengambilan data Rongsen dan Rekam Medik yang dapat gambar analisa pada tiga gedung yang mempunyai jarak 18 meter jarak antara gedung yang harus terhubung. gambar untuk tampilan utama video, pengambilan gambar video menggunakan peralatan medis, arsitektur konferensi sentralisasi dengan type endpoint high-end room system, mode lecture terkontrol. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito adalah salah satu Rumah Sakit Pendidikan yang menjadi salah satu tempat pendidikan dan penelitian untuk mahasiswa kedokteran Universitas Gadjah Mada atau lembaga pendidikan lainnya. Sehingga fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan dan penelitian secara optimal sesuai dengan teknologi yang telah tersedia. Sebagai pusat pendidikan dan pelayanan kesehatan seringkali kamar operasi menyelenggarakan seminar/ workshop mengenai salah satu tindakan operasi sehingga pelaksanaan operasi harus ditampilkan secara visual dan real time di ruang konferensi atau sebagai media pembelajaran bagi fakultas kedokteran UGM. RSUP Dr. Sardjito mempunyai 12 kamar operasi dengan spesifikasi bedah dan peralatan yang berbeda. Kata kunci : video teleconference, , peralatan medis, arsitektur sentralisasi, type endpoint high-end room system, mode lecture terkontrol.
1.
Pendahuluan Pada era globalisasi tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan akan semakin tinggi dan kritis, sejalan dengan hal tersebut rumah sakit dituntut untuk selalu meningkatkan semua aspek pelayanan. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta merupakan pusat layanan kesehatan, disamping itu menjadi pusat pendidikan dan penelitian kesehatan. Kemajuan teknologi sangat berguna terutama pada aplikasi di bidang kedokteran dan pelayanan kesehatan. Peralatan medis khusus yang mendukung seperti microscope, video endoscopy, ultrasonografi, X-Ray dapat digunakan sebagai media pengiriman data. Sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan Penelitian maka dengan fasilitas Video Teleconference dapat diharapkan sebagai media pembelajaran yang cukup penting. Hal ini dikarenakan Video Teleconference menyajikan presentasi ataupun pembelajaran secara visual, dan real time. RSUP Dr. Sardjito mempunyai 12 buah kamar operasi dengan spesifikasi bedah masing-masing dan peralatan yang berbeda. Kamar operasi merupakan bagian dari rumah sakit yang berfungsi menyelenggarakan anesthesi dan pembedahan pasien. Kamar operasi
Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
1
1 s/d 6 terletak di lantai 4 dan kamar operasi 1 s/d 6 terletak di lantai 5 Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST). Video teleconference yang disajikan dari kamar operasi mempunyai masukan yang berasal dari peralatan medis seperti : a. CCTV / Handycam yang dipasang di lampu operasi kamar bedah, untuk melihat kondisi persiapan operasi pasien. b. Endoscopy merupakan alat bedah invasive dengan catheter yang dimasukkan ke dalam rongga tubuh dimana didalamnya terdapat cutter dan video camera melalui sebuah peralatan fiber optic yang memonitor pergerakan untuk tindakan operasi. c. C-Arm X-Ray merupakan alat medis imaging untuk menampilkan gambar hasil foto sinar-X dalam sebuah video monitor. Video adalah data gambar atau data multimedia (video dan suara/audio) yang bersifat kontinyu yang diperoleh dari kamera video. Mempunyai karakteristik sebagai antara lain, Voluminous, Real time dan interactive Kualitas video dipengaruhi oleh beberapa faktor : frame rate, image quality, brightness, frame loss, dan warna. Video teleconference yaitu teknologi komunikasi yang memberikan layanan komunikasi multimedia secara multipoint (conferencing) audio, video dan data yang real time. Dalam aplikasinya menggabungkan infrastruktur jaringan peserta conference dan aplikasi data, suara dan video, dengan teknologi teleconference yang memanfaatkan infrastruktur IP ( Internet Protocol ) ataupun ISDN ( Integrated Service Digital Network yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Sedangkan ISDN melewatkan trafik data dengan basis circuit-switched. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun system video teleconference : a. Sistem yang diharapkan b. Pemilihan system ini akan menentukan jenis jaringan dan peralatan yang akan digunakan sehingga tercapai tujuan dari system yang akan dibuat. c. Bandwidth;Bandwidth merupakan sumber daya jaringan yaitu kemampuan untuk mentransfer data. Ketersediaan bandwidth dalam video teleconference sangat mutlak dipenuhi untuk menghindari bottle neck atau antrian data dikarenakan jumlah data yang cukup besar seperti pada gambar 1 berikut ini. Untuk mengurangi jumlah data yang ditransmisikan, maka digunakan system yang mendukung kompresi, baik kompresi audio maupun video.
d. e. Gbr.1-Ketersediaan Bandwidth f. Kualitas system; Kualitas system sangat erat kaitannya dengan metode kompressi yang digunakan. Hal ini akan mempengaruhi besarnya bandwidth yang digunakan. Metode kompressi yang digunakan harus memiliki kemampuan
Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
2
g. h.
i.
j.
interoperabilitas dalam system yang digunakan dalam system video teleconference. Jumlah dan lokasi Peserta; Jumlah dan jarak peserta yang akan ikut serta dalam conferencing sangat menentukan desain system Video teleconference. Sistem manajemen; Sistem manajemen akan mengatur bagaimana komunikasi suara dan video diatur melalui jaringan IP. Bagaimana bentuk partisipasi yang akan dibentuk diantara para peserta video teleconference. Bentuk video yang akan ditampilkan di layar monitor untuk dilihat oleh peserta conference serta penjadwalan untuk melakukan request oleh masing-masing peserta. Konsep yang digunakan; Konsep dalam video teleconference sangat erat kaitannya dengan tujuan diadakannya video teleconference. Pengaturan ruangan untuk pengkondisian suara dan gambar video, termasuk pencahayaan dan sudut pandang camera. Sistem konferensi endpoint dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu : a. b.
Low-end desktop system Sistem ini dapat dilihat dari kemampuan maksimum bit rate encoder pada sisi pengirim. c. High-end room system k. Sistem konferensi untuk ruangan dengan sistem camera yang berkualitas dan codecs yang real time, dengan bit rate diatas 1.922 kbps. Dapat ditampilkan pada monitor computer dengan resolusi diatas 1.024x768. l. Ultra high end telepresence system; Sistem ini menggunakan studio dengan kamera resolusi tinggi dengan kualitas High Definition, pencahayaan ruangan yang khusus untuk pengambilan gambar. Sistem speaker dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan audio codec yang mendukung. Berikut ini gambar Blok diagram komponen secara hirarki yang mendukung dalam terselenggaranya video teleconference.
Gbr.2- Hirarki sistem conference a. User Interface : User Interface ini terdiri dari : ∼ Schedulling, penjadwalan atau pengaturan pada traffic conference ∼ Conference web portal, peserta melakukan akses konferensi dilakukan melalui browser ∼ VUI ( Voice User Interface), pengaturan konferensi dilakukan oleh peserta Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
3
∼ Meet me Button, Suatu button yang berisikan nomor identitas peserta konferensi yang lain untuk memanggil peserta konferensi ∼ IVR TUI Voice Recognition( Interactive Voice Response, Telephony User Interface),Interaksi antara peserta konferensi menggunakan IVR atau TUI. b. Conference Control System Kendali conference dimaksudkan untuk melaksanakan alokasi sumber daya, manajemen konferensi, dan penjadwalan kesempatan bagi para peserta konferensi untuk tampil. c. Control plane Plane kontrol terdiri dari standar yang dgunakan seperti H.323 atau SIP. Plane kontrol berfungsi untuk mengontrol koneksi masuk dan keluar pada media server. d. Media Plane / Visual Display Media Plane terdiri dari media output baik video dan mixer audio, video transrater yang memproses masukan dan memberikan keluaran sebagai input untuk media tampilan. Dapat juga ditambahkan seperti recorder untuk merekam aktivitas selama konferensi. Arsitektur Teleconference dapat diklasifikasikan dalam dua model yaitu : Model sentralisasi dan Model terdistribusi. Model sentralisasi :Sistem sentralisasi memungkinkan beberapa layanan untuk video conferencing bagi endpoint, arsitektur tersentral atau terpusat untuk layanan manajemen dan administrasi. Berikut ini gambar sistem conferencing sentralisasi dengan modul software.
Gbr.3 – Sistem konferensi dengan modul software Modul sistem kontrol (call control) memproses pesan sinyal disamping mengijinkan atau menerima request untuk ikut serta dalam sebuah conference, juga mengatur request diantara komponen-komponen internal. Media control ini termasuk didalamnya media service seperti audio video mixing, pengirim dan penerima audio video packet adalah berupa modul software yang berupa DSP card yang ditempatkan pada server. Pada desain sistem konferensi menyediakan beberapa fitur yang tergabung dalam suatu kolaborasi layanan. Ada beberapa tipe untuk scenario conferencing, yaitu : a. Point-to-point-to- Multipoint call :Point to point call berarti konferensi antara dua peserta partisipan. Misalkan Partisipan A point to point call dengan partisipan B, kemudian A ingin mengajak partisipan C untuk ikut serta dalam konferensi maka ini
Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
4
dapat dilakukan dengan memanggil melalui server untuk mengundang C. Konferensi antara A, B dan C ini disebut Point-to-point-to- Multipoint call. b. Lecture Mode Conferences :Konferensi Mode lecture adalah konferensi antara salah satu partisipan atau penyaji mempresentasikan sebuah topic dan partisipan lainnya atau bisa disebut dengan audience dapat mengajukan pertanyaan. Ada dua macam untuk mode konferensi bentuk lecture yaitu : ∼ Open atau terbuka, yaitu peserta setiap saat bisa melakukan request atau berbicara kepada penyaji. ∼ Controlled atau terkontrol, administrator konferensi akan mengatur atau melakukan kontrol kapan ada request dan sebaliknya. Kontrol dilakukan dengan mengatur instruksi pada mixer. Jika penyaji yang mendapatkan kesempatan maka audio dan video penyaji masuk dalam mixer, dan untuk audience tidak masuk dalam mixer, demikian juga sebaliknya. Panel mode conference :Model konferensi ini pada dasarnya sama dengan lecture mode conference. Model ini mempunyai beberapa penyaji dan beberapa partisipan. Floor Control :Mode floor control. Dalam konferensi ini moderator memastikan bahwa semua partisipan hanya mendengar atau melihat kepada salah satu partisipan. Video dengan kualitas gambar yang baik dikirim dengan kecepatan frame per second (fps) sekitar 30 fps yang kira-kira akan memerlukan bandwidth kira-kira 9 Mbps, ukuran ini sangat besar untuk komunikasi data. Untuk itu perlu dilakukan penghematan bandwidth dengan melakukan kompresi. Berikut ini tabel 1 menunjukkan perbandingan kompresi : Tabel 1 – Kompresi Video Bitrate Perbandingan Keterangan Ratarata (Kbit/s) Kompresi PSNR (dB) Orisinil, 30 9124 1:1 fps 10fps, 38.51 22.81 133:1 20Kbps 10fps, 41.75 56.70 54:1 50Kbps 10fps, 43.98 112.09 27.1 100Kbps 10fps, 48.38 505.61 6:1 500Kbps Standar H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan pada saat menghubungkan komunikasi multimedia pada jaringan baik point to point maupun point to multipoint, yaitu : 1. Terminal 2. Gateway 3. Gatekeeper Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
5
4. Multipoint Control Unit (MCU) Berikut ini blok diagram teminal dengan standar H.323 pada gambar 4, berikut ini :
Gbr.4 – Terminal H.323 1. Blok Diagram Perancangan Sistem Video Teleconference Berikut ini gambar 5 adalah blok diagram secara garis besar perancangan video teleconference. Dari kamar operasi masing-masing terminal ditarik ke Ruang Konferensi di lantai 2 sebagai tempat untuk operator Video teleconference. Di ruang konferensi akan dilakukan pengaturan atau kontrol berlangsungnya video teleconference dan sebagian peserta dapat menyaksikan di ruang ini.
Gbr. 5 – Blok diagram sistem video teleconference 2.1 Perancangan Sistem Video Teleconference Berikut ini gambar 6 adalah desain ruangan untuk penyelenggaraan system video teleconference di Ruang Konferensi :
Gbr. 6 - Konfigurasi peralatan pada perancangan Video Teleconference di Ruang Konferensi
Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
6
Ruang Konferensi dengan luas 14,2 x 7,2 m2 terletak di lantai II GBST dengan komponen-komponen teleconference antara lain penataan ruangan, pengaturan microphone, loudspeaker dan kamera. Gambar 7 adalah blok diagram desain system Video Teleconference di Ruang Konferensi, adalah sebagai berikut :
Gbr.7 - Blok diagram desain video conference 2.2 Blok Diagram Desain System Audio dan Video di Kamar Operasi Blok diagram desain system Video Teleconference di kamar operasi ditunjukkan pada gambar 8, meliputi audio dan video, dengan keluaran berasal dari multiplexer, untuk memilih video out yang akan ditampilkan.
Gbr.8 - Konfigurasi perancangan peralatan Video Teleconference di Kamar Operasi 2.3. Perancangan peralatan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan video teleconference : Peralatan yang dibutuhkan dalam perancangan ini adalah : 1. Audio mixer (PolycomVortex EF2280) : Alat untuk mixing microphone, acoustic echo and noise cancellation, room zoning. Vortex EF2280 menyediakan output untuk 8 buah microphone. 2. Modul interface untuk menghubungkan dengan jaringan menggunakan sebuah line telpon. 3. Microphone meja sebanyak 6 buah, sehingga dapat secara maksimal untuk digunakan sebagai media Tanya jawab untuk peserta konferensi. 4. Satu buah microphone wireless dan receivernya (moderator) 5. Satu buah microphone podium ( penyaji ) 6. Penguat audio untuk loudspeaker minimal untuk 5 channel. 7. Video Codec (Polycom VSX 8000) 8. Satu buah kamera (powercams VSX 8000) untuk ruangan yang akan dikendalikan oleh audio. Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
7
9. Projector / Infocus untuk tampilan utama video 10. Monitor LCD untuk tampilan kedua. 11. VCR atau DVD sebagai media penyimpanan gambar atau sebagai media presentasi untuk ditampilkan. 12. Laptop/Personal Computer sebagai media data untuk mengkolaborasikan presentasi oleh penyaji dan gambar video. 2. Persiapan dan Skenario Pelaksanaan Video Teleconference Sistem Video teleconference yang dipakai adalah model adhoc ( khusus untuk suatu maksud tertentu ) atau bisa disebut video teleconference end-point dan high-end room system, dengan arsitektur sentralisasi. Kontrol dilakukan secara terpusat dengan menggunakan software control yaitu alat vicon. Koneksi jaringan menggunakan IP namun tidak menutup kemungkinan untuk memakai jaringan ISDN untuk mengirim data keluar lokasi rumah sakit. 2.1 Persiapan
Sumber Daya Manusia Dalam perancangan ini perlu disiapkan sumber daya manusia terdiri dari dua tim yaitu tim operator peralatan ( teknisi ) dan tim dokter (sebagai penyaji) dan operator di kamar operasi. 2.2 Persiapan
Peralatan Video Teleconference Pada saat sebelum pelaksanaan video teleconference, maka peralatan perlu diinstalasi, adapun dalam rangka persiapan video teleconference perlu dilakukan sebagai berikut : 1. Instalasi peralatan / Hardware dan Software video teleconference. 2. Setting scenario materi video teleconference. 3. Pengaturan system konfigurasi untuk proses panggilan.
2.3 Pelaksanaan
dan scenario Video Teleconference Ketika tahap persiapan baik scenario dan materi, instalasi hardware, jaringan telah terkoneksi dengan baik, maka pada saat pelaksanaan perlu diperhatikan hal-hal antara lain, etika telekonferensi yang baik, perlunya seorang moderator untuk melakukan control untuk mengatur siapa yang berhak untuk berbicara untuk menghindari system error. 3. Kesimpulan Perancangan system video teleconference di kamar operasi yang telah disajikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Video teleconference dibutuhkan ketika live conversation dan topik presentasi video teleconference yang memerlukan informasi visual dan real time 2. Sistem video teleconference yang kompleks, membutuhkan team khusus antara tim dokter dan tim teknis untuk merancang skenario pada saat berlangsungnya video teleconference. 3. Manajemen yang handal dengan mempertimbangkan kualitas system yang diinginkan (peralatan), jumlah dan lokasi peserta, scenario konferensi serta konsep video teleconference. 4. Persiapan SDM yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk melakukan video teleconference.
Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
8
5. Sistem video teleconference yang relatif mahal, peralatan hardware/software, desain ruang video teleconference, media display sampai dengan sistem jaringan. 6. Interoperabilitas dan kualitas peralatan perlu diperhatikan dengan spesfikasi khusus sehingga dapat menghasilkan layanan video teleconference yang berkualitas. Referensi Michael Gough, “Video Conferencing Over IP, Configure, Secure and Troubleshoot”, Syngrees, O’Reilly Media, USA, 2006 Scott Firestone, Thiya Ramalingam, Steve Fry ”Voice and Video Conferencing Fundamentals”, Ciscopress, USA, 2007. Polycom, ”Video Conference Training Polycom VSX7400s Series”, Polycom Inc., 2004 Tandberg, ”Video Conferencing Standards”, Applications Notes D10740, Rev 2.3 Polycom, ”Getting Started Guide for the VSX Series Version 8.7”, July 2007 Edition Polycom, ”Administrator’s Guide for the VSX Series Version 8.7”, July 2007 Edition Polycom, ”Solution Architecture, Typical Applications for Vortex Products with ther Installed A/V Equipment”, Application Note Polycom Installed Voice Business, April 2005 www.cisco.com www.polycom.com www.Tandberg.com
Jurnal MEDIA SISFO Vol. 5, No.2, Agustus 2011 - STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi
9