PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SPASIAL EKOSISTEM PESISIR (STUDI KASUS : PULAU BALI)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh Aden Sihabudin NIM : 104093002919
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H i
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SPASIAL EKOSISTEM PESISIR (STUDI KASUS : PULAU BALI) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh Aden Sihabudin 104093002919
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Rizal Bahaweres, M.Kom
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252
ii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul ”PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SPASIAL EKOSISTEM PESISIR (STUDI KASUS : PULAU BALI)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada Program Studi Sistem Informasi. Menyetujui, Penguji I
Penguji II
DR. Zainul Arham, M.Si
Hildanus, M.Si
NIP. 19740730 200710 1 002
Pembimbing I
Pembimbing II
Rizal Bahaweres, M.Kom
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
A’ang Subiyakto, M.Kom
NIP. 19680117 200212 1 001
NIP. 150 411 252
iii
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 2010
Aden Sihabudin
iv
ABSTRAK
ADEN SIHABUDIN, Sistem Informasi Spasial Ekosistem Pesisir Indonesia dengan Menggunakan Framework Pmapper. (dibawah bimbingan Bapak RIZAL BAHAWERES, dan Bapak BAKRI LA KATJONG)
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia merupakan lembaga pemerintah yang menangani masalah lingkungan hidup. Satker (Satuan kerja) dalam bidang penanganan konservasi sumber daya alam dan kerusakan lingkungan adalah Deputi III. Dari hasil penelitian penulis, survei-survei yang dilakukan oleh Deputi III, terkumpul berbagai jenis data-data yang kemudian hanya tersimpan sebagai arsip dalam lemari dan data-data tersebut masih sulit diakses. Salah satu media yang memungkinkan hal itu adalah melalui website. Tetapi website yang dibutuhkan bukan hanya website yang memuat data dan informasi yang statis saja, tetapi juga memuat informasi keruangan yang ada di wilayah pesisir Indonesia. Salah satu bentuk data yang menyajikan informasi keruangan adalah data spasial. Data spasial yang disajikan adalah data spasial tentang ekosistem pesisir. Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis menggunakan metodologi pengumpulan data yaitu, Observasi, Studi Pustaka, Kuesioner dan Metode Pengembangan Sistem siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle-SDLC): perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, testing dan pemeliharaan. Hasil dari pembuatan skripsi ini adalah aplikasi berbasis web dengan menggunakan bahasan pemrograman php (Pre Processor Hypertext) serta Mapserver sebagai alat untuk menampilkan data spasial dengan menggunakan framework pmapper yang free. Cara pengoperasian dari program dengan cara menaruh aplikasi utama pada server, setelah itu user dapat mengakses sistem secara bersamaan pada komputer yang berbeda. Spesifikasi minimum yang digunakan adalah komputer Pentium 2, 400 MHz dan resolusi monitor 1024 x 768. Dengan adanya informasi dalam bentuk spasial, masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih jelas dan tervisualisasi. Sistem ini diharapkan dapat memaksimalkan fungsi pengendalian kerusakan lingkungan.
V Bab + 114 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran Kata kunci : Sistem Informasi Spasial, Ekosistem Pesisir, Framework Pmapper
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Sistem Informasi Spasial Kualitas Lingkungan Wilayah Pesisir Indonesia.”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi. 3. Bapak Rizal Bahaweres, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II. 4. Dosen-dosen Fakultas Sains dan Teknologi, yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas ilmu dan dedikasi yang diberikan kepada penulis. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Amin. 5. Segenap Staff dan Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
vi
6. Kepala Deputi III Menlh beserta jajarannya, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 7. Orang tua tercinta, Empah dan Emak (H. Syafrudin dan Hj. Fatimah) yang telah memberikan do’a untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Serta Kakak dan Adikku (Dian dan Siska). 8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Sistem Informasi angkatan 2004 kelas A yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan di Konsentrasi SIG (Sistem Informasi Geografi). 10. Teman-teman dekat, Especially for Haiatul Umam yang telah banyak mendukung, mendoakan dan memberikan motivasi kepada penuils, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik akan sangat membantu untuk proses perbaikan selanjutnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 2010
Aden Sihabudin
vii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................... i Lembar Persetujuan Pembimbing........................................................................... ii Lembar Pengesahan Ujian...................................................................................... iii Lembar Pernyataan................................................................................................. iv Abstrak..................................................................................................................... v Kata Pengantar........................................................................................................ vi Daftar Isi............................................................................................................... viii Daftar Gambar...................................................................................................... xiii Daftar Tabel.......................................................................................................... xvi Daftar Istilah....................................................................................................... xvii
BAB I
: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah...................................................................... 3 1.4 Tujuan dan Manfaat ................................................................ 3 1.5 Metodologi Penelitian.............................................................. 5 1.5.1 Metode Pengumpulan Data........................................... 5 1.5.2 Metode yang digunakan dalam Analisis dan Perancangan Sistem, yaitu dengan SDLC.................... 6 1.6 Sistematika Penulisan...............................................................8
viii
BAB II
: LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem............................................................. 10 2.1.1 Pengertian Sistem........................................................ 10 2.1.2 Karakteristik Sistem.................................................... 11 2.2 Konsep Dasar Informasi........................................................ 14 2.3 Pengertian Sistem Informasi..................................................15 2.4 Sistem Informasi Geografis (SIG)......................................... 15 2.4.1 Konsep Dasar SIG.......................................................15 2.4.2 Pengertian SIG............................................................ 17 2.4.3 Komponen SIG........................................................... 18 2.4.4 Subsistem SIG............................................................. 20 2.4.5 Basisdata..................................................................... 20 2.4.6 Kemampuan SIG......................................................... 21 2.4.7 Fungsi Analisis pada SIG............................................22 2.5 Perangkat Lunak SIG............................................................ 24 2.5.1 ArcView GIS 3.3........................................................ 24 2.5.2 Bahasa Pemograman PHP.......................................... 24 2.5.3 My-SQL..................................................................... 25 2.5.4 MapServer.................................................................. 26 2.5.5 Pmapper...................................................................... 27 2.5.6 File Template.............................................................. 28 2.6 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi...................... 28
ix
2.6.1 Tahap Perencanaan..................................................... 29 2.6.2 Tahap Analisis........................................................... 29 2.6.3 Tahap Perancangan.................................................... 30 2.6.4 Tahap Implementasi................................................... 30 2.6.5 Tahap Penggunaan...................................................... 30 2.7 Tools Analisis dan Design Sistem Informasi...................... 31 2.7.1 Flowchart (Bagan Alir)............................................. 31 2.7.2 DFD (Data Flow Diagram)........................................ 32 2.7.3 ERD (Entity Relationship Diagram).......................... 34 2.7.4 Normalisasi................................................................. 35 2.7.5 Kamus Data................................................................ 37 2.8 Sekilas tentang Wilayah Pesisir............................................ 38 2.9 Sekilas tentang Letak Geografis Indonesia........................... 39
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................. 41 3.1.1 Waktu Penelitian ....................................................... 41 3.1.2 Lokasi Penelitian ....................................................... 41 3.2 Bahan dan Perangkat Pendukung........................................ 41 3.3 Metode Pengumpulan Data.................................................. 43 3.4 Metode Pengembangan Sistem............................................. 43 3.4.1 Perencanaan Sistem......................................................45 3.4.2 Analisis Sistem............................................................ 45
x
3.4.3 Perancangan Sistem..................................................... 46 3.4.4 Implementasi Sistem.................................................... 48 3.4.5 Testing..........................................................................48 3.4.6 Pemeliharaan Sistem.................................................... 48
BAB IV
: HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Sistem...............................................................50 4.1.1 Identifikasi Kebutuhan ............................................. 51 4.1.2 Identifikasi Masalah.................................................. 52 4.1.3 Tujuan Pengembangan Sistem.................................. 52 4.2 Analisis Sistem......................................................................53 4.2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian........................54 4.2.2 Sistem yang Berjalan…............................................ 58 4.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Yang Berjalan.... 59 4.2.4 Sistem yang Diusulkan..............................................60 4.2.4.1 Peta................................................................ 61 4.2.4.2 Membuat Objek yang Diusulkan….............. 61 4.2.4.3 Keunggulan Sistem Usulan…….….............. 62 4.3 Desain/Perancangan SIG.......................................................62 4.3.1 Desain Arsitektur...................................................... 63 4.3.2 Perancangan State Transition Diagram..................... 67 4.3.3 Desain Kamus Data................................................. 70 4.3.4 Desain Basis Data................................................... 72
xi
4.3.5 Desain Struktur Menu Aplikasi............................... 88 4.3.6 Desain Interface........................................................ 88 4.4 Implementasi....................................................................... 92 4.4.1 Sarana Pendukung Aplikasi SISEKOSIR................. 93 4.4.2 Implementasi Sistem............................................... 93 4.4.2.1 Preview User Sistem................................... 94 4.4.2.2 Preview Surveyor Sistem............................ 104 4.4.2.3 Preview Staff Pengelola Sistem................. 106 4.4.2.4 Preview Peta Data Dasar............................ 108 4.4.2.5 Preview Peta Data Raster............................ 110 4.4.2.6 Preview Peta Ekosistem Pesisir.................. 110 4.5 Testing.................................................................................112 4.6 Pemeliharaan....................................................................... 112
BAB V
: PENUTUP 5.1 Kesimpulan......................................................................... 113 5.2 Saran....................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 114 LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Komponen SIG (Prahasta, 2005) ………….....................................
19
Tahapan Pengembangan Metode SDLC……………………..........
44
4.1
Struktur Organisasi Kementerian Negara Lingkungan Hidup……
54
4.2
Sistem yang Berjalan........................................................................ 59
4.3
Sistem yang di usulkan...................................................................
4.4
Diagram Konteks SISEKOSIR......................................................... 64
4.5
Diagram level 1 ………………….................................................... 65
4.6
Diagram rinci dari proses 1.0 ......................................................
66
4.7
Diagram rinci dari proses 2.0 …………….................................
67
4.8
Diagram rinci dari proses 3.0 .....................................................
67
4.9
STD Main Menu ...........................................................................
68
4.10
STD Menu Profil ............................................................................
68
4.11
STD Menu Agenda .......................................................................
68
4.12
STD Menu Berita ..........................................................................
69
4.13
STD Menu Download ………………..........................................
69
4.14
STD Menu Galeri Foto ..................................................................
69
4.15
STD Menu Hubungi Kami..............................................................
70
4.16
ERD yang tidak normal ................................................................
73
4.17
Normalisasi Pertama (1NF) ..........................................................
74
4.18
Normalisasi tahap ke dua (2NF) ...................................................
75
4.19
ERD Sesudah dinormalisasikan ...................................................... 76
4.20
Struktur Aplikasi SISEKOSIR .....................................................
4.21
Rancangan Menu Aplikasi SISEKOSIR ........................................... 89
4.22
Rancangan Menu Peta .................................................................... 90
Gambar 3.1 Gambar
61
88
xiii
4.23
Implementasi Pada Lingkungan Windows XP dengan Browser Mozilla Firefox version 3.0.15 .......................................................
94
4.24
Menu Home ………......................................................................... 95
4.25
Menu Profil .................................................................................
95
4.26
Menu Agenda ...............................................................................
96
4.27
Menu Berita ..…………………....................................................
96
4.28
Menu Download ...........................................................................
97
4.29
Menu Galeri Foto ……………....................................................
97
4.30
Menu Peta …………………….....................................................
98
4.31
Peta Dalam Tampilan Zoom in .....................................................
99
4.32
Layer yang diaktifkan ..................................................................... 100
4.33
Hasil Query …………….................................................................. 100
4.33
Penggunaan dan Menu Select........................................................... 101
4.34
Fungsi Menu Auto Identify ...........................................................
4.35
Hasil Menu Koordinat ...................................................................... 102
4.36
Skala Peta
4.37
Koordinat Peta
4.38
Menu Tools ………………….….................................................... 103
4.39
Tools Bantuan ………………………............................................ 103
4.40
Login Staff Pengelola/Surveyor …………..................................... 104
4.41
Menu Surveyor
4.42
Menu Coral .................................................................................... 105
4.43
Menu Tambah Coral
4.44
Menu Edit Coral ………………....................................................... 106
4.45
Menu Staff Pengelola ……….......................................................... 106
4.46
Menu Berita .................................................................................
107
4.47
Tambah Berita ...............................................................................
107
4.48
Edita Berita ..………………….................................................... 108
4.49
Peta Data Dasar Layer Provinsi ….................................................. 108
4.50
Peta Data Dasar Layer Batas Administrasi …................................... 109
4.51
Peta Data Dasar Layer Jalan …….................................................. 109
101
..………………….................................................... 102 ........................................................................... 102
............................................................................ 104
.................................................................... 105
xiv
4.52
Peta Data Dasar Layer Sungai .. ….................................................. 109
4.53
Peta Data Dasar Layer Kota …. ….................................................. 110
4.54
Peta Data Raster Layer Batimetri….................................................. 110
4.55
Peta Layer Batas Administrasi dengan Terumbu Karang (Coral) di pulau bali …………………..….................................................. 111
4.56
Peta Layer Batas Administrasi dengan Lamun di pulau bali .......... 111
4.57
Peta Layer Batas Administrasi dengan Mangrove di pulau bali ..... 112
xv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Tipe Data Menurut ANSI SQL.......................................................... 26
2.2
Simbol DFD…………....................................................................... 33
2.3
Simbol ERD....................................................................................... 34
2.4
Notasi Kamus Data............................................................................ 38
4.1
Kamus Data....................................................................................... 70
4.2
Berita................................................................................................. 77
4.3
Kategori……..................................................................................... 78
4.4
Komentar..........................................................................................
4.5
Gallery................................................................................................ 80
4.6
Album................................................................................................ 81
4.2
Users.................................................................................................. 82
4.3
Agenda…………….......................................................................... 83
4.4
Modul................................................................................................ 84
4.5
Coral................................................................................................... 85
4.6
Lamun................................................................................................ 86
4.5
Mangrove........................................................................................... 87
79
xvi
DAFTAR ISTILAH
No 1
Istilah Framework
Penjelasan kumpulan script (terutama class dan function) yang dapat membantu developer/programmer dalam menangani berbagai masalah-masalah dalam pemrograman seperti koneksi ke database, pemanggilan variabel, file,dll sehingga developer lebih fokus dan lebih cepat membangun aplikasi.
2.
Desktop
Komputer desktop atau desktop adalah jenis komputer pribadi nonportabel yang
antara
monitor,
CPU,
dan
keyboard yang digunakannya tidak terintegrasi (terpisah-pisah) dan relatif berukuran besar. Komputer jenis ini dirancang untuk diletakkan dan digunakan di atas meja di rumah atau kantor. 3.
Hardware
Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.
4.
Input
Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan
output,
misalnya
:
sumber daya manusia, dana, material,
xvii
waktu, teknologi, dan sebagainya. 5.
Interface
Tampilan yang menjadi perantara antar user dengan software/program aplikasi.
6.
Line
menggambarkan
suatu
objek
yang
memiliki panjang, seperti sungai, jalan dan lain-lain. 7.
Localhost
Fasilitas
untuk
melihat
halaman
web/situs secara local (tidak terhubung dengan internet) 8.
Local Area Network (LAN)
Suatu jaringan yang terbatas dalam jarak
atau
area
setempat
(local).
Misalnya jaringan dalam suatu gedung. 9.
Point
menyatakan
objek
kota,
reklame,
sekolah, dan lain-lain. 10.
Polygon
menggambarkan memiliki
suatu
luasan,
objek
seperti
yang
propinsi,
kelurahan, negara dan lain-lain 11.
Map Overlay
penggabungan dua atau lebih tema peta dari areal yang sama untuk membentuk sebuah peta baru.
12.
Software
Program
komputer
sebagai
sarana
interaksi
antara
dan
perangkat
keras.
pengguna
yang
berfungsi
Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. 13.
Standalone
Tidak terhubung dengan komputer lain melalui jaringan manapun.
xviii
14.
User
Pengguna
sistem
berhubungan
/
dengan
individu
yang
sistem,
baik
admin ataupun end user. 15.
Output
Berupa produk/jasa (fisik dan /atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan
suatu
kegiatan
dan
program berdasarkan masukan yang digunakan. 16.
Verbal
Menampilkan data dalam bentuk tulisan
17.
Visual
Penyajian data/informasi dalam bentuk gambar bukan tulisan.
18.
Web
Merupakan
sistem
informasi
terdistribusi berbasis hypertext.
xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berkembang semakin cepat dan pola berfikir manusia pun berkembang mengikuti zaman. Begitu pula dengan perkembangan komputer. Komputer merupakan salah satu alat yang biasa kita gunakan untuk mempermudah aktivitas kerja. Dengan teknologinya, komputer dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memecahkan masalah, antara lain menggunakan aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) dan sistem basis data spasial. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai sekitar 17.000 pulau besar dan kecil, dengan luas perairan yang besarnya kira-kira dua kali luas total daratannya. Dengan karakteristik wilayah yang demikian ini praktis banyak wilayah di Indonesia yang secara geografis dikategorikan sebagai kawasan pesisir. Disamping karakteristiknya sebagai Negara kepulauan, Indonesia secara geografis juga terletak pada daerah ekuator (katulistiwa), yang posisinya diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta diapit oleh dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Kondisi geografis Indonesia inilah yang menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia memiliki karakteristik pesisir yang berbeda-beda antara satu
dengan
lainnya,
dikarenakan
masing-masing
wilayah
memiliki
karakteristik iklim, tanah, dan geologi yang berbeda-beda, sehingga 1
permasalahan pesisir di Indonesia bersifat kompleks dan berbeda-beda pula antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Dari Survei-survei yang dilakukan oleh Satker Deputi Bidang Penanganan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, dalam hal ini adalah Deputi III Menlh, terkumpul berbagai jenis data-data yang kemudian hanya tersimpan sebagai arsip dalam lemari dan data-data tersebut masih sulit diakses. Pengumpulan data yang terpisah-pisah dan pencarian informasi secara manual akan sangat memakan waktu dan biaya. Untuk mengatasi permasalah tersebut, penulis tertarik mengambil tema yang berkaitan dengan sistem informasi geografis yang didukung dengan database spasial. Oleh karena itu, Penulis mengambil Judul “Perancangan Sistem Informasi Spasial Ekosistem Pesisir Indonesia dengan Menggunakan Framework Pmapper”.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penulisan ini adalah bagaimana menampilkan data hasil survei ekosistem pesisir yang selama ini hanya sebagai arsip dalam lemari dan bagaimana sistem yang dibuat menjadi wadah informasi yang mencakup berbagai data dan informasi yang berhubungan dengan Deputi III Menlh.
2
1.3 Batasan Masalah Dalam skripsi ini permasalahan dibatasi pada : 1. Sumber data yang digunakan adalah data yang berasal dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2. Informasi yang disajikan dalam bentuk aplikasi website. 3. Browser yang digunakan penulis hanya pada browser Mozilla Firefox versi 3.0.15 ke atas saja. Mengingat setiap aturan dan tampilan dari tiap browser berbeda satu dengan yang lainnya. 4. Karena data spasial yang ditampilkan cukup luas, dalam skripsi ini penulis mengambil contoh data wilayah Bali
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengimplementasikan teknologi SIG pada web yang penulis buat dengan menggunakan framework pmapper 2. Adanya fasilitas pihak survei yang dapat mengirim hasil survei. Dengan demikian, sistem tersebut dapat menjadi basis data yang nantinya hasil survei tersebut akan ditampilkan dalam web SIG. 3. Terbangunnya sebuah sistem informasi spasial ekosistem pesisir yang dapat di akses oleh semua kalangan.
3
4. Terjadinya sebuah sistem yang dapat berfungsi sebagai pusat informasi dan data acuan khususnya Deputi III Menlh. Manfaat 1. Bagi Institusi/perusahaan a. Sistem tersebut diharapkan menjadi wadah informasi bagi Deputi III Menlh tentang Penanganan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan b. Dengan dibuatnya sistem informasi spasial ini, dapat membantu memudahkan dalam memberikan informasi kepada masyarakat atas lingkungan. c. Memudahkan dalam melakukan pengawasan terhadap ekosistem pesisir. 2. Bagi Penulis a. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah. b. Menambah wawasan penulis tentang teknologi informasi, khususnya dalam membangun sebuah aplikasi web SIG dengan framework pmapper. c. Menambah pengalaman bagi penulis. 3. Bagi Universitas a. Diharapkan sebagai sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu khususnya dalam bidang teknologi informasi.
4
b. Berguna sebagai penambah hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi penulis lain yang berminat mengkaji permasalahan atau topik yang serupa. 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Geografi yaitu: 1.5.1 Metode Pengumpulan Data a. Library research Untuk memperoleh data yang di perlukan, metodologi yang digunakan dalam mengembangkan Sistem Informasi Geografis, penulis menggunakan metode kepustakaan (library research) dan penelitian di lapangan atau studi kasus. b. Metode Observasi (field research) Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data informasi dan mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan dengan cara pengamatan atau peninjauan dan menganalisa langsung terhadap obyek penelitian. c. Metode Interview Koentjaraningrat (1985:167) mengartikan interview sebagai sebuah tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula.
5
Dalam hal ini penulis mengadakan tanya jawab antara penulis dengan Instansi yang terkait/instansi Pemerintahan yang terkait. 1.5.2 Metode yang digunakan dalam Analisis dan Perancangan Sistem, yaitu dengan SDLC (System Development Life Cycle) yang memiliki tahapan sebagi berikut: a. Analisis dan definisi persyaratan. Pelayanan, batasan dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Persyaratan ini kemudian di definisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem. b. Perancangan sistem dan perangkat lunak. Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstrak sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. Pada tahap ini dilakukan desain untuk data-data atau informasi yang telah didapat dan dimodelkan dengan Entity Relationship Diagram (ERD), sedangkan proses dimodelkan dengan Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD) dan Flowchart.
• ERD (Entity Relationalship Diagram) adalah sebuah alat untuk menunjukkan data yang berisi komponen-komponen himpunan dengan entitas dan relasi yang digambarkan oleh data tersebut, masing-masing entitas memiliki atribut.
6
• DFD (Data Flow Diagram) adalah sebuah alat untuk menunjukan aliran data suatu model dengan entitas dan relasi yang terdapat dalam sistem dan pekerjaan dan menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan proses, aliran data (data flow), dan penyimpanan data. DFD ini merupakan sarana komunikasi antara pengembang dan user atau proses yang dilakukan oleh sistem tersebut.
• Context Diagram adalah Representasi aliran proses yang akan diterjemahkan dalam Data Flow Diagram (DFD).
• Flowchart adalah model untuk menggambarkan bagaimana sistem berjalan, dan desain atau formulir. c. Desain. Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan
verifikasi
bahwa
setiap
unit
telah
memenuhi
program
individual
spesifikasinya. d. Implementasi.
Unit
program
atau
diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. e. Operasi dan pemeliharaan. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan pengembangan
7
pelayanan
sistem,
sementara
persyaratan-persyaratan
baru
ditambahkan.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan secara singkat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan yang masingmasing dijelaskan dalam tiap sub bab. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan dan menguraikan tentang konsep-konsep dasar dasar mengenai Sistem Informasi, software, dan hardware yang digunakan dan juga teori-teori penunjang yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. BAB III : METODOLOGI Bab ini dipaparkan tentang metode yang penulis pakai dalam pengumpulan data maupun pengembangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan tentang aplikasi yang dibangun.
8
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab
ini
berisi
tentang
kesimpulan
dan
saran
mengenai
permasalahan yang dihadapi dari aplikasi pemantauan pergerakan kendaraan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Adapun pengertian sistem dari beberapa literatur dapat dijelaskan sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sustu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005). Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama (Prahasta, 2005). Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai kompenen-kompenen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objective) atau tujuan (goal).
10
2.1.2 Karakteristik Sistem 1. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponenkomponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari subsistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batas Sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat
merugikan
sistem
tersebut.
Lingkungan
luar
yang
menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang
11
merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. 4. Penghubung Sistem Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi satu masukan (input) bagi subsistem yang lain dan akan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5. Masukan Sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan peralatan (maintenence input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain
12
menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen. 7. Pengolah Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. 8. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali, masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebagai suatu kumpulan objek atau elemen-elemen
yang
terangkai
dalam
interaksi
dan
saling
ketergantungan yang teratur serta saling berinteraksi membentuk kesatuan dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas (Jogianto, 2005).
13
2.2 Konsep Dasar Informasi Jogianto (2005) menjelaskan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data merupakan bentuk yang masih mentah dan perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch (1986) disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau ada yang menyebutnya sebagai istilah siklus pengolahan data (data processing cycle). Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir. Robert N. Anthony dan John Dearden menyebut keadaan dari sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya dengan istilah entropy. Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entrophy yang disebut dengan negative entrophy atau negentrophy. Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal. Yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).
14
2.3 Pengertian Sistem Informasi Leitch dan Davis (1983) dalam Jogiyanto (2005) mendefinisikan Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan. Dari beberapa pengertian sistem informasi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem berbasis komputer yang berguna untuk menghasilkan suatu informasi yang berasal dari data yang tersedia yang digunakan untuk mendukung suatu kegiatan dan dalam pengambilan suatu keputusan.
2.4 Sistem Informasi Geografi (SIG) 2.4.1 Konsep Dasar SIG 1. Data SIG terdiri dari dua data yaitu data tabular (table) dan data grafis (image). Data tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya dari hasil survey dan dari bidang penginderaan jauh (remote sensing) sehingga akan didapatkan bentuk dan data dari objek, kejadian (fenomena), atau area yang diamati di permukaan bumi. 2. Tidak semua data SIG pada awalnya dalam bentuk digital, tetapi adapula yang berupa analog. Contoh data analog misalnya peta hasil penggambaran dan peta hasil cetakan (printed map). Data analog
15
tidak dapat langsung digunakan dalam analisis GIS secara komputerisasi sehingga harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Cara yang dapat digunakan untuk mengubah data analog tersebut misalnya dengan cara digitasi (digitazing) baik dengan cara digitasi on screen (setelah data analog melalui proses pemindahan melalui mesin pemindai/scanner) dan digitasi dengan menggunakan meja digitasi (digitizer table). 3. Sebelum memulai suatu analisis, terlebih dahulu menentukan jenis data dan parameter-parameter pengaruhnya. Contohnya dalam analisis mengenai perubahan penggunaan lahan. 4. Bila data yang dimiliki berupa data analog, maka perlu diubah menjadi digital terlebih dahulu. Hal yang wajib diketahui pada saat mempersiapkan data adalah mengenai koordinat peta. Data SIG merupakan data yang mewakili kenampakan atau objek yang ada di permukaan bumi dengan bentuk yang lebih sederhana. Oleh sebab itu, untuk lebih mendekati keadaan di bumi maka sistem koordinat menjadi hal yang sangat penting. 5. Hal yang membedakan objek gambar dengan objek pada data SIG adalah adanya koordinat. Dengan demikian, koordinat harus mutlak diikatkan terlebih dahulu kepada gambar scanned sebelum memulai proses digitasi. Digitasi merupakan proses pengubahan data menjadi digital sehingga mudah untuk dilakukan analisis. Baik buruknya data SIG sangat bergantung pada hasil digitasi. Digitasi yang kurang teliti
16
akan mengakibatkan data SIG menjadi kurang bermutu dan tidak layak untuk selanjutnya dilakukan analisis. Dengan demikian, diperlukan proses lanjutan yaitu proses editing pada hasil digitasi. Proses editing ini akan memberikan hasil digitasi yang lebih baik lagi sehingga layak menjadi data untuk analisis. Untuk keperluan cetakan, data dapat dilayout. 6. Pada asalnya, data geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, warna. Elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya. Misalnya, garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk jalan sekunder dan jalanjalan yang berikutnya. Selain itu, berbagai data juga dapat dioverlay-kan berdasarkan sistem koordinat yang sama. 2.4.2 Pengertian SIG Menurut (Aronoff, 1989) SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki emapat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran.
17
Sementara itu Gistut dalam Prahasta (2005) mendefinisikan SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokal dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi. 2.4.3 Komponen SIG SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG menurut Gistut dalam Prahasta (2005) terdiri dari beberapa kompenen, antara lain : 1. Perangkat Keras : Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner. 2. Perangkat Lunak
: Perangkat lunak SIG menyediakan fungsi
untuk masukan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan data dalam bentuk geografis. Perangkat lunak SIG yang umum digunakan adalah Arcview, Map Info, Erdas 3. Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun mengimpornya dari perangkat lunak SIG lainnya maupun secara langsung dengan cara dijitasi data spasial dari peta dan masukan data
18
atributnya dari tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. Data geografis juga dapat diperoleh dengan membelinya dari penyedia jasa peta seperti Bakosurtanal. 4. Manajemen (SDM) : Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. Dari komponen SIG yang telah disebutkan di atas, SIG dapat mempresentasikan real world (dunia nyata) di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Adapun proses untuk mempresentasikannya adalah :
Perangkat Keras (Hardware)
Manajemen (SDM, Brainware, User)
SIG
Data dan Informasi Geografi
Perangkat Lunak (Software)
Gambar 2.1 Komponen SIG (Prahasta, 2005)
19
2.4.4 Subsistem SIG SIG memiliki beberapa subsistem, diantaranya adalah : 1. Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output : Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. Data Management : Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit. 4. Data Manipulation & Analysis : Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 2.4.5 Basisdata Basisdata adalah kumpulan data-data (file) yang non-redudant yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut–atribut kunci dari tabel-tabelnya atau struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise) (Prahasta, 2005).
20
Kehadiran basisdata mengimplementasikan adanya pengertian keterpisahan antara penyimpanan (storage) fisik data yang digunakan dengan program-program aplikasi yang mengaksesnya untuk mencegah saling ketergantungan (dependence) antara data dan program-program yang mengaksesnya. Adapun keuntungan basisdata adalah : 1. Reduksi duplikasi data (minimum redudancy data yang pada gilirannya akan mencegah inkonsistensi dan isolasi data). 2. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data sharing dan availability) akses (pemanggilan) data. 3. Penjagaan integritas data. 4. Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive. 5. Mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak. 6. Meningkatkan faktor keamanan data (security) 2.4.6 Kemampuan SIG Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau definisinya. Berikut kemampuan-kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG yang telah dituliskan : 1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi. 2. Mengintegrasikan data geografi. 3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografi. 4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi.
21
5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografi. 6. Mengelola data geografi. 7. Memanipulasi data geografi. 8. Menganalisa data geografi. 9. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dala bentuk-bentuk : peta tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart), laporan (report), dan lainnya dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. 2.4.7 Fungsi Analisis pada SIG Menurut Prahasta (2005) kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis atribut (basisdata atribut). Fungsi analisis analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basisdata (DBMS) dan perluasannya : 1. Operasi dasar basis data mencakup : a) Membuat basisdata baru, b) Menghapus basisdata, c) Membuat tabel basisdata, d) menghapus tabel basisdata, e) Mengisi dan menyisipkan data ke dalam tabel, f) Membaca dan mencari data dari tabel basisdata, g) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basisdata, h) Menghapus data dari tabel basis data. 2. Perluasan operasi basisdata : a) Membaca dan menulis basisdata dalam sistem basisdata yang lain, b) Dapat berkomunikasi dengan
22
sistem basisdata yang lain, c) Dapat menggunakan bahasa basisdata standart SQL, d) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basisdata. Sedangkan fungsi analisis spasial terdiri dari : 1. Klasifikasi (reclassify) : Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. 2. Network (jaringan) : Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan. 3. Overlay : Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukkannnya. 4. Buffering : Fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya. 5. 3D analysis : Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi. 6. Digital Image Processing : Fungsi ini dimiliki oleh perangkat GIS yang berbasiskan raster.
23
2.5 Perangkat Lunak SIG 2.5.1 Arcview GIS 3.3 Pada 1991, ESRI (environmental system research institute) mengembangkan Arcview untuk digunakan di komputer desktop. Arcview memiliki tampilan yang lebih menarik, interaktif, memiliki tingkat kemudahan yang tinggi hingga lebih umum digunakan. Pengembangan Arcview lanjut ini banyak disediakan dalam bentuk modul-modul tambahan atau extention untuk kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi khusus. Modul-modul tersebut di antaranya adalah Image Analyst, 3D Analyst, Business Analyst, Network Analyst, Tracking Analyst, Internet Map Server dan modul-modul lainnya. 2.5.2 Bahasa Pemograman PHP Dalam proses pembuatan program pengembang sistem informasi berbasis web ini digunakan program PHP yang dikenal mampu membuat halam web yang dinamis. Dalam pengoperasiannya PHP, kita membutuhkan suatu server dalam mengeksekusi programnya. PHP merupakan bahasa pemograman yang berbasis web open source yang dijalankan pada sisi server dan didesain khusus untuk aplikasi web. Script PHP dapat ditulis menyatu (bersama) dengan tagtag HTML atau berdiri sendiri. Menurut Sutarman (2003) ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PHP, diantaranya adalah : a) PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.
24
b) PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows dan Macintosh. c) PHP diterbitkan secara gratis. d) PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, Xitami, dan sebagainya. e) PHP adalah termasuk bahasa yang embeded (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag HTML). f) PHP termasuk server-side programming. 2.5.3 My-SQL SQL adalah kependekan dari Structured Query Language. Dalam bahasa inggris, SQL biasa disebut SEQUEL. Bahasa ini merupakan standar yang digunakan untuk mengakses basisdata relasional. Secara prinsip, perintah-perintah SQL (biasa disebut pernyataan) dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Abdul Kadir, 2002), yaitu ; a) DDL (Data Definition Language) atau bahasa pendefinisian data, b) DML ( Data Manipulation Language) atau bahasa pemanipulasi data, dan c) DCL (Data Control Language) atau bahasa pengendali data.
25
Tabel 2.1 Tipe Data Menurut ANSI SQL No
Tipe Data
Keterangan
1.
CHAR atau CHARACTER
Menyatakan
deretan
karakter
atau string. 2.
NUMERIC
Menyatakan data numerik real.
3.
DECIMAL atau DEC
Idenik dengan numerik dan bisa mengandung pecahan.
4.
INTEGER
Menyatakan tipe data bilangan bulat.
5.
SMALL INT
Menyatakan tipe data bilangan yang jangkauannya lebih kecil daripada INTEGER
6.
FLOAT
Tipe data bilangan real
7.
DOUBLE
Tipe data bilangan real dengan presisis lebih tinggi daripada FLOAT.
2.5.4 MapServer MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat
lunak
open
source
yang
dapat
digunakan
untuk
26
mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial atau peta dijital. MS4W MS4W adalah suatu paket perangkat lunak yang sangat memudahkan para pengguna di dalam meng-install (atau melakukan set-up) MapServer (UMN atau Cheetah) pada platform sistem operasi Ms. Windows. Tujuan utama dalam pembuatan paket ini adalah untuk memudahkan semua pengguna, secepatnya terhindar dari segala detil yang rumit, dalam mempersiapkan lingkungan kerja yang diperlukan oleh MapServer di lingkungan Ms. Windows. Selain itu, paket ini juga merupakan suatu cara atau lingkungan yang sangan baik untuk memaketkan
dan
kemudian
mendistribusikan
aplikasi-aplikasi
MapServer kepada pihak manapun. 2.5.5 Pmapper Pmapper merupakan salah satu framework atau tool yang dapat digunakan
untuk
membangun
aplikasi
pemetaan
(SIG)
yang
berbasiskan layanan web. Framework ini telah dikambangkan oleh DM Solutions Group dengan tujuan untuk menghasilkan lingkungan kerja yang sangat customizable dan adaptabel dalam pendistribusian dan pengelolaan aplikasi-aplikasi web-mapping. Dapat di lihat di website resminya http://www.pmapper.net
27
2.5.6 File Template File template digunakan untuk mengatur tampilan dan user interface, atau untuk mengatur kenampakan legenda. File template biasanya digunakan terutama pada penggunaan Mapserver sebagai program CGI. Secara umum, file template berupa file HTML yang dapat digunakan untuk mengatur tampilan peta dan menambah fungsi-fungsi lain yang dibutuhkan, misalnya navigasi peta. File template mengandung kata kunci berupa karakter-karakter khusus, yang diapit oleh tanda kurung siku ([..]). Berbagai kata kunci tersebut akan diganti oleh program Mapserver setiap kali file template tersebut diproses (Nuryadin, 2005).
2.6 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsepkonsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedangkan metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedurprosedur, kensep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Dalam suatu pengembangan sistem diperlukan beberapa tahapan-tahapan mulai dari perencanaan sampai dengan penggunaan sistem. Tahapan-tahapan
28
tersebut dinamakan SDLC (System Development Life Cycle) Secara garis besar siklus hidup pengembagan sistem ini terdiri dari lima tahap, tujuh tahap itu adalah: 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Analisis 3. Tahap Perancangan 4. Tahap Implementasi 5. Tahap Testing 6. Tahap Pemeliharaan 2.6.1 Tahap Perencanaan Yaitu membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem informasi, misalnya alokasi waktu dan sumber daya, jadwal, proyek, dan cakupan (scope) proyek (Hartono, 2004). Perencanaan sistem ini menyangkut estimasi dari kebutuhankebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. 2.6.2 Tahap Analisis Yaitu membuat analisa workflow manajemen yang sedang berjalan dan mengidentifikasikan apakah workflow telah efisien dan sesuai dengan standar tertentu (Hartono, 2004). Semua hasil analisa akan didokumentasikan dan dipakai sebagai pedoman saat melakukan
29
desain proses bisnis. Analisa dilakukan oleh Business Process Analysis (BPA) yang berpengalaman atau memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisis. 2.6.3 Tahap Perancangan Yaitu membuat desain workflow manajemen dan desain pemograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi (Hartono, 2004). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC karena lagkah ini menentukan fondasi sistem yang akan dibuat. Kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan, sebaliknya bila desainnya baik akan membuat pengembangan (development), peningkatan ungsi (enhancement), dan pemeliharaan (maintenance) sistem menjadi lebih mudah dan efisien. 2.6.4 Tahap Implementasi Tahap implementasi yaitu menerapkan sistem informasi yang telah dibuat untuk digunakan user (Hartono, 2004). Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang sudah diperbaiki. Tujuan dari memperbaiki ini adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui. 2.6.7 Tahap Penggunaan Pada tahap penggunaan disarankan ada dua tahap review yang harus dilaksanakan. Review pertama dilaksanakan pada saat yang tidak terlalu lama setelah penerapan sistem, dimana proyek tim masih ada
30
dan masing-masing anggota masih segar untuk mengingat sistem yang mereka buat. Review berikutnya dapat dilakukan kira-kira setelah semester pertama sistem berjalan, tujuannya untuk meyakinkan apakah sistem tersebut sudah berjalan sesuai dengan tujuan semula atau masih adakah perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilakukan.
2.7 Tools Analysis and Design Sistem Informasi 2.7.1 Flowchart (Bagan Alir) Bagan alir (flowchart) menurut Jogianto adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Adapun pedoman-pedoman dalam membuat suatu flowchart yaitu : 1) Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan dimulai dari bagian kiri dari suatu halaman, 2) Kegiatan di dalam suatu bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas, 3) Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhir, 4) Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan, 5) Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang semestinya, 6) Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung, 7) Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.
31
2.7.2 DFD (Data Flow Diagram) Menurut Jogianto (1999) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat bantu pembuatan model sistem yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. DFD juga merupakan alat yang cukup populer karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur, jelas dan merupakan dokumentasi dari sistem yang baik. Untuk mempermudah pembacaan DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah. Adapun tingkatan dalam DFD diantaranya : 1. Diagram Konteks (context diagram level 0) Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu prose dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagra konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah terminator dan data store. 2. Diagram Zero (level 1) Merupakan diagram yang berada diantara diagra konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan entity, proses, alur data, dan data store.
32
3. Diagram Detail (Primitif) Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam diagram Zero. Diagram yang paling rendah yang tidak dapat diuraikan lagi. Simbol atau gambar yang digunakan dalam membuat DFD menurut Abdul Kadir (1998) ada 4, yaitu : Tabel 2.2 Simbol DFD Gambar
Keterangan Simbol ini untuk menggambarkan asal atau tujuan.
External entitiy Simbol ini untuk menggambarkan proses pengolahan atau transformasi.
Process Simbol ini untuk menggambarkan aliran data yang berjalan. Data Flow Simbol ini menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan. Data Store
33
Sumber : Abdul Kadir (1998). 2.7.3 ERD (Entity Relationship Diagram) Menurut Jogianto (1999) ERD adalah model konseptual untuk mendesain basis data. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data dengan mengabaikan proses yang dilakukan. Simbol-simbol dan notasi yang digunakan dalam pembuatan diagram ini adalah (Prahasta, 2005) : Tabel 2.3 Simbol ERD Gambar
Keterangan Mempresentasikan entity set.
Persegi panjang Mempresentasikan Relationship
set.
Belah Ketupat Mempresentasikan
hubungan
antara
entity set dengan atribut dan entity set dengan relationship set. Garis
34
Sumber : Prahasta (2005). Adapun hubungan antar entitas melalui relationship dikenal dengan istilah Cardinality Ratio Constraint atau kardinalitas relasi yang menunjukkan jumlah keterhubungan entitas dengan entitas lainnya. Terdapat tiga jenis Cardinality Ratio, yaitu : • 1 : 1 (one to one) Entitas hanya boleh berhubungan dengan satu entitas kedua dan sebaliknya. • 1 : M (one to many) atau M : 1 (many to one) Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas kedua, tetapi entitas kedua hanya boleh berhubungan dengan satu entitas atau sebaliknya. • M : M (many to many) Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas kedua dan sebaliknya. 2.7.4 Normalisasi Dalam perancangan basisdata, selain menggunakan ERD juga menggunakan teknik normalisasi. Menurut Kroeke dalam Abdul Kadir (1999 : 65), Normalisasi adalah proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud biasa disebut dengan anomali. Anomali adalah proses database yang
35
memberikan
efek
samping
yang
tidak
diharapkan
(misalkan
menyebakan ketidakkonsistenan data atau membuat data hilang ketika data lain dihapus). Tujuan normalisasi adalah untuk menghasilkan basisdata yang baik sehingga mempermudah melakukan operasi yang berkaitan dengan data. Sedangkan bentuk dan tahapan dalam normalisasi adalah sebagai berikut : 1. Bentuk Tidak Normal (unnormalized) Bentuk ini mirip kumpulan data yang direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan sesuai dengan kedatangannya. 2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/ First Normal Form) Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file-file (file data), data dibentuk dalam satu record dan nilai fieldnya berupa anatomic value atau tunggal. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya mengandung satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan dari beberapa kata. 3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form) Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci
36
haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama atau primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. 4. Bentuk Normal Ketiga Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primary key tidak punya hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut yang bukan kunci haruslah bergantung pada primary key secara kesaluruhan. 2.7.5 Kamus Data Kamus data (KD) atau data dictionary atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Jogianto, 2005). Dengan menggunakan KD, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. KD digunakan pada tahap analisis dan perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar sistem sedangkan pada tahap perancangan, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. KD digunakan untuk menunjukkan informasi-informasi tambahan yang menggunakan notasi-notasi sebagai berikut :
37
Tabel 2.4 Notasi Kamus Data No
Simbol
Keterangan
1.
=
Terdiri dari
2.
+
Dan
3.
()
Opsional
4.
{}
Pengulangan
5.
[]
Memilih salah satu dari sejumlah alternatif
6.
**
Komentar
7.
@
Identifikasi atribut kunci Sumber : Jogianto (2005)
2.8 Sekilas Tentang Ekosistem Pesisir Wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya. Kekayaan sumberdaya pesisir ini meliputi pulau-pulau besar dan kecil sekitar 17.000 pulau, yang dikelilingi ekosistem pesisir tropis, seperti hutan mangrove, terumbu karang (coral), padang lamun, berikut sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung di dalamnya.
38
Pada penulisan ini, Ekosistem Pesisir yang dibahas hanya pada: 1. Coral (Terumbu karang) Adalah kumpulan karang dan atau suatu ekosistem karang yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar laut lainnya serta biota lain yang hidup bebas di dalam perairan sekitarnya. 2. Seagrass (Lamun) Adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal, mempunyai akar, rimpang (rhizome), daun, bunga dan buah serta berkembang biak secara generatif (penyerbukan bunga) dan vegetatif (pertumbuhan tunas). 3. Mangrove Adalah
sekumpulan
tumbuh-tumbuhan
Dicotyledoneae
dan
atau
Monocotyledoneae terdiri atas jenis tumbuhan yang mempunyai hubungan taksonomi sampai dengan taksa kelas (unrelated families) tetapi mempunyai persamaan adaptasi morfologi dan fisiologi terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut.
2.9 Sekilas Tentang Letak Geografis Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni[30],
39
yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu :
Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km, Utara Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan Selatan
Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
Barat
Samudra Indonesia Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km[30],
Timur Timor Leste, dan Samudra Pasifik
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan November 2008 sampai dengan bulan April 2009 dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, antara lain: Web Programming dan Sistem Informasi Geografis. 3.1.2 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang beralamat di Jl. DI Panjaitan Kebon Nanas Kav. 42, Gedung A Lt. V
3.2 Bahan dan Perangkat Pendukung Adapun alat yang digunakan ialah 1 buah PC dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Perangkat Keras (Hardware) 1. Prosesor AMD Athlon 64X2 Dual Core Processor 3600+ 2,01 GHz. 2. Hardisk 160GB Seagate 3. Memory 2 GB Vgen 4. Monitor dengan resolusi 1024 x 768 pixels samsung 41
5. Keyboard dan mouse Logitech M-SBF96 6. VGA 512 MB NVDIA GeForce 9400 GT b. Perangkat Lunak (Software) 1. Windows XP Service Pack 2 Professional Version 2002 2. Arcview 3.3 3. MS4W 2.3.1 4. Framework Pmapper 3.1.4 5. PHP 5.3.0 sebagai bahasa pemrograman webnya 6. MySQL 5.1.37 sebagai databasenya 7. Edit Plus 2.10 sebagai Text Editor 8. Qgis dan Gix sebagai konverter dari Arcview ke MapServer. 9. Peta wilayah Indonesia dengan skala 1 : 24501131 yang sudah terintegrasi dan telah digunakan sebelumnya seperti, batas administrasi, jalan, kota, sungai dan lain-lain, yang bersumber dari Deputi III Menlh.
42
3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam rangka menyusun skripsi ini, diperlukan data-data informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Oleh karena itu sebelum menyusun skripsi ini, dalam persiapannya terlebih dahulu dilakukan riset atau penelitian untuk menjaring data-data atau bahan materi yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan data-data informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai ekosistem pesisir di indonesia, koordinat dari survey tersebut, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penulisan ini. b. Metode Kepustakaan Metode ini digunakan untuk mencari ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan pemerintah yang berhubungan dengan kualitas ekosistem pesisir.
3.4 Metode Pengembangan Sistem Metodologi yang digunakan untuk membangun pengembangan sistem perangkat lunak ini adalah konsep siklus hidup pengembangan sistem atau SDLC dikutip oleh Prahasta (2005: 223). Adapun tahapan-tahapan dalam SDLC yaitu: Perencanaan Sistem, Analisis Sistem, Perancangan Sistem,
43
Implementasi, Testing dan Pemeliharaan. Pada Gambar 3.2 merupakan gambar tahapan pengembangan metode SDLC: Perencanaan Analisis Perancangan Implementasi Testing Pemeliharaan
Gambar 3.1 Tahapan Pengembangan Metode SDLC Berikut ini merupakan beberapa alasan penulis menggunakan metode pengembangan SDLC: 1. Melihat aplikasi yang dikembangkan penulis, merupakan aplikasi yang membutuhkan perawatan dalam pembaharuan data. Pada metode SDLC terdapat tahap pemeliharaan, sehingga metode ini sangat cocok digunakan pada pengembangan aplikasi ini. 2. Dalam pengembangan sistem yang ada dengan metode SDLC dapat dilakukan perencanaan yang sistematis sehingga dapat memperkecil kesalahan dalam pembuatan program aplikasi. Karena sistem yang nantinya dibuat sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. 3. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang kompleks karena menggunakan sistem client server bukan standalone sehingga harus menggunakan model sekuensial linear (SDLC). 44
4. Metode SDLC merupakan metode yang digunakan secara umum dalam pengembangan aplikasi Sistem Informasi Geografis. Dalam berbagai aplikasi web SIG yang telah dikembangkan sebagian besar menggunakan metode SDLC karena mudah dimengerti. 3.4.1 Perencanaan Sistem Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam pengembangan
sistem
informasi
yang
bertujuan
mencari
inti
permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya aplikasi sistem informasi spasial ekosistem pesisir. Pada tahapan ini penulis melakukan identifikasi kebutuhan user tentang sistem yang akan dikembangkan, dengan cara melakukan wawancara serta pengamatan langsung pada instansi Deputi III serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada sistem sebelumnya. 3.4.2 Analisis Sistem Pada tahap analisis sistem kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis prosedur penyimpanan dan pengolahan data ekosistem pesisir. Tahap ini merupakan dasar bagi tahapan perancangan sistem baru yang dapat menghasilkan informasi ekosistem pesisir. Hasil dari analisis sistem diperoleh sistem yang ada pada Deputi III adalah belum ada basis data yang terpusat dan juga belum adanya informasi kegiatan tentang ekosistem pesisir.
45
Kegiatan analisis kebutuhan dan kondisi meliputi: 1. Gambaran umum daerah penelitian Tujuannya adalah memberikan gambaran tentang kondisi geografis ekosistem pesisir indonesia, yang bermanfaat sebagai informasi tambahan dalam pembangunan sistem
yang dengan
menggunakan pendekatan spasial. 2. Diagram Alir Data Sistem yang berjalan pada Deputi III Menlh. Tujuannya yaitu untuk mengetahui prosedur pendistribusian informasi mengenai data ekosistem pesisir yang sedang berjalan sehingga dapat lebih mudah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem yang ada. 3. Usulan Pemecahan Masalah Memberikan usulan pemecahan masalah pada instansi Deputi III dalam mengetahui informasi ekosistem pesisir, dengan sistem baru yang berbasis SIG, yang mampu memberikan informasi yang di butuhkan di Deputi III menggunakan pendekatan spasial. 3.4.3 Perancangan Sistem Bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem seperti yang telah ditetapkan pada tahap analisis kebutuhan dan kondisi.
46
Tahap perancangan adalah tahapan yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan
yang ada.
Dalam tahap
ini
penulis
menggunakan beberapa tools (alat) untuk membuat rancangan sistem, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Perancangan Proses Dalam melakukan perancangan sistem, penulis menggunakan alat Data Flow Diagram (DFD) atau diagram arus data untuk menggambarkan suatu sistem yang diusulkan berikut kamus datanya (Data Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada DFD. 2. Perancangan Basis Data Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis merancang basis datanya dengan menggunakan alat bantu Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan antar entitas yang ada pada DFD. Untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan serta menghindari data yang sama, dalam basisdata penulis juga melakukan normalisasi. 3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi Perancangan Struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan menu-menu yang diperlukan pada aplikasi yang akan dikembangkan. 4. Perancangan Antarmuka aplikasi
47
Perancangan antarmuka aplikasi bertujuan untuk menemukan bentuk yang optimal dari tampilan aplikasi, sehingga dapat mempermudah user/pengguna dalam berkomunikasi dengan sistem. 3.4.4 Implementasi Sistem Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari desain aplikasi sistem, yaitu menafsirkan atau menterjemahkan desain aplikasi sistem kedalam bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh sistem komputer. Dalam tahapan ini dijelaskan secara detail penggunaan sistem dari proses memperbaharui informasi yang ada hingga proses preview peta. Dalam pembuatan aplikasi ini, perangkat lunak dan bahasa pemrograman yang digunakan adalah ArcView 3.3 dan bahasa pemrograman php serta menggunakan framework pmapper 3.1.4 dalam inplementasi visual peta spasial tata ruang yang akan ditampilkan. 3.4.5 Testing Pada tahapan ini merupakan tahap pengetesan aplikasi oleh pengguna yaitu Deputi III Menlh. 3.4.6 Pemeliharaan Tahapan ini merupakan tahapan akhir jika sistem yang telah dibuat telah diimplementasikan dengan baik. Untuk itu sistem yang ada harus benar-benar diimplementasikan dengan baik dengan user yang nantinya akan memperbaharui data-data informasi ekosistem pesisir,
48
dalam hal ini yang bersangkutan untuk memperbaharui data tersebut adalah Deputi III Menlh.
49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan Sistem Deputi III Menlh merupakan salah satu instansi negara yang memiliki tanggung jawab dalam bidang peningkatan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan. Dalam rangka peningkatan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan, diperlukan informasi mengenai data-data konservasi sumber daya alam yang antara lain mengenai ekosistem pesisir. Informasi tersebut sebagai dasar dalam membuat sistem informasi ekosistem pesisir. Sampai saat ini data-data diperoleh secara berkala dan di perbaharui dengan melakukan survey lapangan dan kajian-kajian yang sesuai dengan perkembangan pesisir, data didokumentasikan secara manual. Kegiatan ini terkendala dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Informasi yang dihasilkan masih sangat terbatas pada informasi yang bersifat tekstual dan cara penyajiannya masih kurang informatif sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Data-data tersebut juga masih terpisah di daerahnya masing-masing. Untuk memudahkan Deputi III Menlh
menghasilkan informasi
ekosistem pesisir, maka sistem yang dibuat harus dapat berinteraksi dengan baik kepada user, baik user yang mengelola sistem maupun pihak yang hanya mengakses informasi dari sistem. Dalam membangun aplikasi ini terdapat 50
beberapa proses pembuatannya yaitu mengidentifikasi kebutuhan user (User Need Assesment), baik secara software, hardware maupun brainware yang menggunakan serta mengidentifikasi masalah yang terjadi pada pengelolaan sistem sebelumnya. Sehingga aplikasi yang dibangun dapat digunakan secara efisien dan efektif. Sistem yang dibangun tidak sepenuhnya menggantikan sistem yang telah berjalan sebelumnya. Sistem yang dibangun ditujukan untuk membantu sistem yang sebelumnya telah berjalan. 4.1.1 Identifikasi Kebutuhan (User Need Assesment) Agency Data Provide
Staff Pengelola
Surveyor
User
Ekosistem Pesisir Modul Comment Edit Read Only
Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan itu dapat diartikan juga suatu keinginan atau suatu hal. Untuk itu dibuat suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan Deputi III Menlh mengenai informasi ekosistem pesisir. Dari hasil penelitian dan melakukan observasi langsung ke Deputi III Menlh bidang peningkatan
51
konservasi sumberdaya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan dengan Bapak Djaka Dwiputra, M.Si.,MEM selaku Kepala Sub Bidang Pengelolaan, diperoleh berbagai kebutuhan yang diharapkan oleh Deputi III Menlh, antara lain: 1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat mengintegrasikan data ekosistem pesisir menjadi sebuah basis data yang terpusat. 2. Kebutuhan sistem informasi yang memberikan informasi secara visual sehingga dapat digunakan secara mudah. 4.1.2 Identifikasi Masalah Adapun permasalahan yang terjadi dalam sistem yang telah berjalan antara lain : 1. Sistem yang diterapkan masih manual. Data yang ada hanya di simpan di lemari. Belum adanya basis data yang menampung kegiatan survey yang dilakukan Deputi III Menlh. 2. Sulitnya untuk mengakses informasi yang ada Deputi III Menlh. 4.1.3 Tujuan Pengembangan Sistem Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dijabarkan diatas maka
dapat
dirumuskan
tujuan
dari
pengembangan
aplikasi
SISEKOSIR adalah sebagai berikut: 1. Memberikan sistem basis data yang terpusat mengenai kegiatan survey yang dilakukan Deputi III Menlh. 2. Dapat menginformasikan ekosistem pesisir.
52
3. Dapat memvisualisasikan lokasi survey dalam tampilan peta yang informatif dan mudah untuk digunakan. 4.2 Analisis Sistem Pada tahap analisis sistem ini berguna untuk menganalisa sistem yang sebelumnya berjalan di Deputi III Menlh dan mengidentifikasi masalahmasalah yang ada dalam
pengelolaan
informasi yang berkaitan dengan
ekosistem pesisir.
53
4.2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian a. Struktur Organisasi Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kementerian Negara Lingkungan Hidup
50
b. Profil Kementerian Negara Lingkungan Hidup Visi dan Misi Kementerian Negara Lingkungan Hidup (Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 04 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis Kementerian Negara Lingkungan Hidup Tahun 2004-2009) VISI Terwujudnya perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup sebagai institusi yang handal dan proaktif untuk mencapai pembangunan berkelanjutan melalui penerapan prinsip-prinsip Good Enviromental Governance, guna meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia". MISI 1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan; 2. Membangun koordinasi dan kemitraan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan Lingkungan Hidup secara efisien, adil dan berkelanjutan; 3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran SDA dan Lingkungan Hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
50
TUJUAN DAN SASARAN 1. Mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup Sasaran : a. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer, laut, dan tanah. Penurunan laju kerusakan lingkungan hidup yang meliputi sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi, atmosfir, serta ekosistem pesisir. b. Terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestarian fungsi
lingkungan
pembangunan
serta
dalam
perencanaan
pengawasan
dan
pemanfaatan
pelaksanaan ruang
dan
lingkungan c. Meningkatnya kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas fungsi lingkungan hidup 2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup (Good Environmental Governance) Sasaran : a. Terwujudnya
pengarusutamaan
prinsip-prinsip
tata
kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan daerah b. Meningkatkan kapasitas KLH yang handal dan proaktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
56
Sasaran : o
Terwujudnya peningkatan kapasitas KLH dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
STRATEGI A. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup Sasaran : 1. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer, laut, dan tanah 2. Penurunan laju kerusakan lingkungan (sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi, atmosfir, serta ekosistem pesisir dan laut) 3. Terintegrasinya dan diterapkannay pertimbangan pelestarian fungsi
lingkungan
pembangunan
serta
dalam
perencanaan
pengawasan
dan
pemanfaatan
pelaksanaan ruang
dan
lingkungan 4. Meningkatnya kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualiltas fungsi lingkungan B. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup (good environmental governance)
57
Sasaran : o
Terwujudnya
pengarusutamaan
prinsip-prinsip
tata
kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan daerah C. Strategi pencapaian tujuan meningkatkan kapasitas KLH yang handal dan proaktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Sasaran : o Terwujudnya peningkatan kapasitas KLH dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. 4.2.2 Sistem yang Berjalan Dalam menganalisa sistem hal pertama yang penting adalah mengetahui sistem yang berjalan. Berikut merupakan penjelasan tentang sistem yang berjalan : 1. Pihak User atau pengguna mendatangi kantor KLH untuk memperoleh data mengenai ekosistem pesisir. 2. User menemui pelayanan dengan mengajukan surat permohonan untuk mengetahui data ekosistem pesisir. 3. Bagian pelayanan tersebut menyerahkan permohonan tersebut kepada bagian pengelolaan. 4. Surveyor melakukan survei terhadap ekosistem pesisir di lapangan.
58
5. Bagian Pengelolaan melakukan pengecekan daerah yang di minta. Setelah data sesuai dengan yang di butuhkan oleh user selanjutnya data diberikan kepada user. 6. User mendapatkan informasi ekosistem pesisir. Data yang di dapat berupa data ekosistem pesisir. Pada Gambar 4.2 merupakan penjelasan sistem yang berjalan.
Gambar 4.2 Sistem yang Berjalan
4.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Yang Berjalan a. Kelebihan Sistem yang berjalan Kegiatan pelayanan ekosistem pesisir telah dilakukan dengan baik. Secara berkala data ekosistem pesisir di evaluasi. b. Kelemahan Sistem yang Berjalan 1) Belum adanya sistem yang dapat memberikan informasi secara langsung terhadap kualiatas lingkungan pesisir.
59
2) Pendistribusian informasi belum maksimal. Waktu pelayanan untuk mendapatkan informasi terbatas oleh waktu dan jarak. 3) Tidak terpusatnya informasi. 4.2.4 Sistem Yang Diusulkan Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis mengusulkan cara dengan membuat aplikasi Sistem Informasi Spasial Ekosistem Pesisir (SISEKOSIR). Pembangunan aplikasi ini ditujukan untuk membantu dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang data-data seputar ekosistem pesisir. Selain itu sistem ini bertujuan untuk memberikan informasi yang di jadikan sebagai bahan evaluasi bagi Deputi III Menlh Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan. Sistem informasi yang diusulkan, yaitu: a. Diusulkan perancangan sistem informasi ekosistem pesisir berbasis web yang juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi dari semua kegiatan yang ada di Deputi III Menlh. b. Sistem diusulkan berbasis web agar dapat dipergunakan oleh masyarakat luas agar dapat melihat ekosistem pesisir tersebut dengan cepat dan tak terbatas dengan waktu.
60
Pada Gambar 4.3 merupakan gambar sistem yang di usulkan:
Gambar 4.3 Sistem yang di usulkan 4.2.4.1 Peta Peta yang digunakan adalah peta berbasis vektor yang digunakan untuk menampilkan informasi mengenai ekosistem pesisir. Point, line dan polygon yang dimunculkan pada peta dimaksudkan
untuk
memudahkan
para
user
untuk
mendapatkan informasi mengenai data-data ekosistem pesisir (Coral, Lamun, Mangrove) yang dipilih dengan mengklik layer dan kemudian muncul informasi atribut yang dibutuhkan. 4.2.4.2 Membuat Objek Yang Diusulkan a. Data Spasial Yang Digunakan Penggunaan data spasial untuk menggambarkan daerah survey dalam bentuk point, line dan polygon. Objek ini diperoleh dari Deputi III Menlh dan diolah dengan software Arcview versi 3.3 yang menghasilkan proyeksi UTM.
61
b. Data Atribut Data atribut adalah data yang menjelaskan tentang detail spasial. Data yang akan ditampilkan berupa data rencana, eksiting, status. Atribut pada masing-masing data tersebut akan dijelaskan pada kamus data. User dapat melihat data atribut dari peta dengan mengklik point, line dan polygon tersebut, jika user mengklik point, line dan polygon maka akan
menghasilkan
informasi
field-field
data
yang
ditampilkan secara otomatis. 4.2.4.3 Keunggulan Sistem Usulan Adapun keunggulan dari sistem ini, yaitu: a. Memberikan
informasi
ekosistem
pesisir
(ekosistem
pesisir). b. Memberikan informasi lokasi survei yang dilakukan Deputi III Menlh dalam bentuk peta. c. Sistem yang diusulkan dapat diperbaharui secara berkala. d. Menjadi basis data terpusat. e. Dapat memvisualisasikan hasil survey dalam bentuk tampilan peta yang informatif.
4.3 Perancangan Sistem Menurut Taylor, dalam pustaka [Pressman97] perancangan merupakan proses penggunaan berbagai prinsip dan teknik untuk tujuan-tujuan
62
pendefinisian suatu perangkat, proses atau sistem hingga tingkat detail tertentu yang memungkinkan realisasi bentuk fisiknya. Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC karena lagkah ini menentukan fondasi sistem yang akan dibuat. Kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan, sebaliknya bila desainnya baik akan membuat pengembangan (development), peningkatan fungsi (enhancement), dan pemeliharaan (maintenance) sistem menjadi lebih mudah dan efisien. 4.3.1 Desain Arsitektur (Data Flow Diagram) Perancangan Data Flow Diagram dirancang untuk sebuah sistem usulan berdasarkan hasil analisa sistem usulan. Diagram ini merupakan sarana komunikasi antara user dengan pengembang sistem untuk mengetahui seperti apa, dimana sistem usulan tersebut akan berjalan. Diagram ini menggambarkan secara garis besar semua masukan atau keluaran yang ada pada sistem. Berikut adalah perancangan Context Diagram untuk sistem usulan. dapat dilihat pada Gambar 4.4. a. Aliran data berupa data ekosistem_pesisir, modul, komentar dan username_password yang akan dimasukan dalam Sistem Informasi Ekosistem Pesisir (SISEKOSIR). b. Entitas pada Sistem Informasi Ekosistem Pesisir (SISEKOSIR) adalah masyarakat, staff pengelola dan surveyor. c. Staff pengelola mengupdate modul SISEKOSIR. d. Surveyor menginput data SISEKOSIR. e. User memberikan komentar ke SISEKOSIR.
63
f. Sistem Informasi Ekosistem Pesisir (SISEKOSIR) menghasilkan informasi yang didistribusikan melalui jaringan internet.
Gambar 4.4 Diagram Konteks SISEKOSIR Setelah
merancang
Context
Diagram,
maka
selanjutnya
merancang Diagram level 1, diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data dari tahapan proses diagram sebelumnya. Diagram ini menggambarkan proses-proses yang terdapat dalam Sistem Informasi , perancangan interface, pengolahan data, pengolahan peta. Pengolahan peta dan pengumpulan data informasi yang kemudian diolah pada sistem lalu menghasilkan output berupa informasi spasial
64
ketataruangan yang diinformasikan kepada masyarakat. Pada Gambar 4.5 merupakan gambar diagram level 1.
!
"
!
!
!
Gambar 4.5 Diagram level 1 Berikut merupakan penjelasan dari diagram level 1: 1. Masyarakat melakukan login jika ingin menjadi staff pengelola atau surveyor dengan username dan password. 2. Surveyor menginput data ekosistem pesisir berupa coral, lamun, mangrove. Setelah itu data di simpan database 65
3. Staff pengelola melakukan pengolahan modul berupa modul profile, berita, agenda, user, dan download. 4. Masyarakat memberikan data berupa komentar untuk diolah oleh proses. Setelah itu data komentar dimasukan kedalam database komentar. Dalam diagram level 1 terdapat proses yang dapat dirinci, berikut merupakan penjelasan dari diagram rinci proses 1.0 dapat dilihat pada Gambar 4.6
!
!
!
!
!
"
!
!
Gambar 4.6 Diagram rinci dari proses 1.0 berikut merupakan penjelasan dari diagram rinci proses 2.0 dapat dilihat pada Gambar 4.7.
66
Gambar 4.7 Diagram rinci dari proses 2.0 berikut merupakan penjelasan dari diagram rinci proses 3.0 dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Diagram rinci dari proses 3.0 4.3.2 Perancangan State Trasition Diagram (STD) State Transition Diagram digunakan untuk menggambarkan perubahan sistem dari dari satu state ke state yang lain. Perancangan STD
digunakan
untuk
mempermudah
menggambarkan
segala
kemungkinan yang dapat terjadi dari suatu keadaan ke keadaan berikutnya.
67
Gambar 4.9 STD Main Menu
Gambar 4.10 STD Menu Profil
Gambar 4.11 STD Menu Agenda
68
Gambar 4.12 STD Menu Berita
Gambar 4.13 STD Menu Download
Gambar 4.14 STD Menu Galeri Foto
69
Gambar 4.15 STD Menu Hubungi Kami 4.3.3 Desain Kamus Data Perancangan kamus data berguna untuk mengetahui aliran data atau informasi apa saja yang terdapat pada analisis ataupun perancangan sistem. Kamus data (KD) atau data dictionary atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Jogianto, 2005). Dibawah ini adalah penjelasan kamus data, dapat dilihat pada Tabel 4.41 berikut: =*file berita.dbf* Berita
{@id_berita+id_kategori+username+judul+judul_seo+isi_berita+hari+ta nggal+jam+gambar+dibaca+tag} =*file kategori.dbf*
Kategori {@id_kategori+nama_kategori+kategori_seo+aktif} =*komentar.dbf* Komentar {@id_komentar+id_berita+nama_komentar+url+isi_komentar+tgl+jam_
70
komentar+aktif} =*file gallery.dbf* Gallery {Id_gallery+id_album+jdl_gallery+gallery_seo+ket+gbr_gallery} =*file album.dbf* Album {id_album+jdl_album+album_seo+gbr_album+aktif} =*file users.dbf* Users
{@username+password+nama_lengkap+email+no_telp+level+blokir+id _session} =*file agenda.dbf*
Agenda
{id_agenda+tema+tema_seo+isi_agenda+tempat+pengirim+tgl_mulai+tg l_selesai+tgl_posting+jam+username} =*file modul.dbf*
Modul
{@id_modul+nama_modul+link+static_content+gambar+publish+status +aktif+urutan+link_seo} =*file coral.dbf*
Coral
{@id_coral+kawasan+tahun+luas_km+penutupan+jenis+biota+metode_ durvey+sumber_data+koordinat_x+koordinat_y} =*file lamun.dbf*
Lamun
{@id_lamun+kawasan+tahun+luas_km+penutupan+jenis+biota+ sumber_data+koordinat_x+koordinat_y} =*file mangrove.dbf*
Mangrove {@id_mangrove+kawasan+tahun+luas_km+penutupan+kerapatan+jenis
71
+biota+ sumber_data+koordinat_x+koordinat_y} =*file kehati.dbf* kehati
{@id_kehati+kawasan+tahun+jenis_biota+status_lindung+metode_surve y+sumber_data+koordinat_x+koordinat_y}
Tabel 4.1 Kamus Data 4.3.4 Desain Basis Data Pada tahapan awal dalam
perancangan basis data ini adalah
membuat pemodelan data konseptual yang akan dijadikan landasan untuk basis data, setelah didapat model basis data, maka pemodelan data konseptual tersebut diwujudkan dalam hubungan antar tabel menggunakan asosiasi sehingga didapatkannya model data relational. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam rancangan basis data : 1. Rancangan Entity Relationship Diagram ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Pada tahap perancangan basis data dibutuhkan gambaran basis data yang ideal bagi sistem yang nantinya akan dibangun. 2. ERD tidak normal (Unormalized ) Pada Gambar 4.16 merupakan gambar ERD yang tidak normal:
72
id_modul nama_modul link static_content gambar publish status aktif urutan link_seo id_kategori nama_kategori kategori_seo aktif id_album jdl_album album_seo gbr_album aktif id_session username password nama_lengkap email no_telp level blokir id_mangrove kawasan tahun luas_km penutupan
id_berita id_kategori username judul judul_seo isi_berita hari tanggal jam gambar dibaca tag id_gallery id_album jdl_gallery gallery_seo keterangan gbr_gallery id_coral kawasan tahun luas_km penutupan jenis biota metode_survey sumber_data koordinat_x koordinat_y kerapatan jenis biota
id_agenda tema tema_seo isi_agenda tempat pengirim tgl_mulai tgl_selesai tgl_posting jam username id_komentar id_berita nama_komentar url isi_komentar tgl jam_komentar aktif id_lamun kawasan tahun luas_km penutupan jenis biota sumber_data koordinat_x koordinat_y sumber_data koordinat_x koordinat_y
Gambar 4.16 ERD yang tidak normal
73
3. Normalisasi 1 NF Normalisasi pertama bersifat atomik (tidak dapat dibagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil bersifat tunggal). Pada Gambar 4.17 merupakan gambar Normalisasi Pertama (1NF): id_modul nama_modul link static_content gambar publish status aktif urutan link_seo id_kategori nama_kategori kategori_seo aktif id_komentar nama_komentar url isi_komentar tgl jam_komentar id_coral kawasan tahun luas_km penutupan
id_agenda tema tema_seo isi_agenda tempat pengirim tgl_mulai tgl_selesai tgl_posting jam username id_album jdl_album album_seo gbr_album id_session username password nama_lengkap email id_lamun jenis biota metode_survey sumber_data
id_berita username judul judul_seo isi_berita hari tanggal jam gambar dibaca tag id_gallery jdl_gallery gallery_seo keterangan gbr_gallery no_telp level blokir aktif id_mangrove kerapatan koordinat_x koordinat_y
Gambar 4.17 Normalisasi Pertama (1NF)
74
4. Normalisasi 2 NF Pada Gambar 4.19 merupakan gambar Normalisasi tahap ke dua (2NF) users username password nama_lengkap email no_telp level blokir id_session
modul id_modul nama_modul Link static_content gambar publish status Aktif urutan link_seo
agenda id_agenda tema tema_seo isi_agenda tempat pengirim tgl_mulai tgl_selesai tgl_posting jam username
berita id_berita id_kategori username judul judul_seo isi_berita hari tanggal jam gambar dibaca tag
kategori id_kategori nama_kategori kategori_seo aktif
album id_album jdl_album album_seo gbr_album Aktif
gallery id_gallery id_album jdl_gallery gallery_seo keterangan gbr_gallery
komentar id_komentar id_berita nama_komentar url isi_komentar tgl jam_komentar aktif
coral lamun mangrove id_coral id_lamun id_mangrove kawasan kawasan kawasan tahun tahun tahun luas_km luas_km luas_km penutupan penutupan penutupan jenis Jenis kerapatan biota Biota jenis metode_survey sumber_data biota sumber_data koordinat_x sumber_data koordinat_x koordinat_y koordinat_x koordinat_y koordinat_y Gambar 4.18 Normalisasi tahap ke dua (2NF)
50
k o m e n ta r
m a n g ro v e
m odul
b e r ita
agenda
u s ers
la m u n
c o ra l
5. Normalisasi Tahap Akhir Normalisasi tahap akhir mensyaratkan semua atribut memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci
hanya tergantung pada atribut kuncinya (Full Functional Depedency).
k a te g o r i
a lb u m
g a le r y
Gambar 4.19 ERD Sesudah dinormalisasikan
50
6. Struktur Data Rancangan
basis
data
atribut
spasial
dalam
aplikasi
SISEKOSIR terdiri dari beberapa tabel. Tabel 4.2 merupakan Tabel Berita: a. Berita 1) Nama File
: Berita
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut Berita
4) Primary Key : Id_berita 5) Foreign Key : Id_kategori Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_berita
Int
5
0
Id berita
Id_kategori
Int
5
0
Id kategori
Username
Varchar
30
0
Nama user
Judul
Varchar
100
0
Judul berita
Judul_seo
Varchar
100
0
Judul seo
Isi_berita
Text
-
-
Isi berita
Hari
Varchar
20
0
Hari
Tanggal
Date
-
-
Tanggal
50
Jam
Time
-
-
Jam
Gambar
Varchar
100
0
Gambar berita
Dibaca
Int
5
0
Baca
Tag
Varchar
100
0
Tag
Tabel 4.2 Tabel Berita
b. Kategori 1) Nama File
: Kategori.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut Kategori
4) Primary Key : Id_kategori Tabel 4.3 merupakan Tabel Kategori: Panjang Decimal
Keterangan
Field
Tipe
Id_kategori
Int
5
0
Id Kategori
Nama_kategori
Varchar
50
0
Nama Kategori
Kategori_seo
Varchar
100
0
Kategori Seo
Aktif
enum
-
-
Status
Tabel 4.3 Tabel Kategori
78
c. Komentar 1) Nama File
: Komentar.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut Komentar
4) Primary Key : Id_komentar 5) Foreign Key : Id_berita Tabel 4.4 merupakan Tabel Komentar: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_komentar
Int
5
0
Id Komentar
Id_berita
Int
5
0
Id Berita
Nama_komentar
Varchar
100
0
Nama Komentar url
Varchar
100
0
url
Isi_komentar
Text
-
-
Isi Komentar
Tgl
Date
-
-
Tanggal
Jam_komentar
Time
-
-
Jam Komentar
Aktif
Enum
Y,N
-
Aktif
Tabel 4.4 Tabel Komentar
79
d. Gallery 1) Nama File
: Gallery.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut Gallery
4) Primary Key : Id_Gallery 5) Foreign Key : Id_Album Tabel 4.5 merupakan Tabel Gallery: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_gallery
Int
5
0
Id Gallery
Id_album
Int
5
0
Id Album
Jdl_gallery
Varchar
100
0
Judul Gallery
Gallery_seo
Varchar
100
0
Gallery seo
Ket
Text
-
-
Keterangan
Gbr_gallery
Varchar
100
0
Gambar Gallery
Tabel 4.5 Tabel Gallery
80
e. Album 1) Nama File
: Album.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut album
4) Primary Key : Id_album Tabel 4.6 merupakan Tabel album: Panjang Decimal
Keterangan
Field
Tipe
Id_ album
Int
5
0
Id Album
Jdl_album
Varchar
100
0
Judul Album
Album_seo
Varchar
100
0
Album seo
Gbr_album
Varchar
100
0
Gambar Album Aktif
Enum
-
-
Status
Tabel 4.6 Tabel album
81
f. Users 1) Nama File
: Users.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut Users
4) Primary Key : username Tabel 4.7 merupakan Tabel Users: Panjang Decimal
Keterangan
Field
Tipe
Username
Varchar
50
0
Nama user
Password
Varchar
500
0
Password
Nama_lengkap
Varchar
100
0
Nama lengkap
Email
Varchar
100
0
Alamat email
No_telp
Varchar
20
0
Nomor telepon
Level
Varchar
20
0
Level user
Blokir
Enum
-
-
Status
Id_session
Varchar
100
0
Id sesi
Tabel 4.7 Tabel Users
82
g. Agenda 1) Nama File
: Agenda.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut Agenda
4) Primary Key : id_agenda Tabel 4.8 merupakan Tabel Agenda: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_agenda
Int
5
0
Id agenda
Tema
Varchar
100
0
Tema
Tema_seo
Varchar
100
0
Tema seo
Isi_agenda
Text
-
-
Isi agenda
Tempat
Varchar
100
0
Tempat
Pengirim
Varchar
100
0
Pengirim
Tgl_mulai
Date
-
-
Tanggal mulai
Tgl_selesai
Date
-
-
Tanggal selesai
Tgl_posting
Date
-
-
Tanggal posting
Jam
Varchar
100
0
Jam
username
Varchar
100
0
Nama user
83
Tabel 4.8 Tabel Agenda h. Modul 1) Nama File
: modul.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut modul
4) Primary Key : id_modul Tabel 4.9 merupakan Tabel modul: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_modul
Int
5
0
Id modul
Nama_modul
Varchar
50
0
Nama modul
Link
Varchar
100
0
Link
Static_content
Text
-
-
Konten statik
100
0
Varchar Gambar
Gambar modul
Publish
Enum
-
-
Penerbitan
Status
Enum
-
-
Status
Aktif
Enum
-
-
Y,N
Urutan
Int
5
0
Urutan agenda
Link_seo
Varchar
50
0
Link_seo
Tabel 4.9 Tabel Modul 84
i. Coral 1) Nama File
: coral.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut coral
4) Primary Key : id_coral Tabel 4.10 merupakan Tabel coral: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_coral
Int
5
0
Id coral
Kawasan
Varchar
100
0
Kawasan
Tahun
Year
4
-
Tahun
Luas_km
Int
50
0
Luas (km)
Penutupan
Varchar
100
0
Penutupan
Jenis
Varchar
100
0
Jenis
Biota
Varchar
100
0
Biota
Metode_survey
Varchar
100
0
Metode survey
Sumber_data
Varchar
100
0
Sumber data
Koordinat_x
Double
-
-
Koordinat x
Koordinat_y
Double
-
-
Koordinat y
85
Tabel 4.10 Tabel Coral j. Lamun 1) Nama File
: lamun.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut lamun
4) Primary Key : id_lamun Tabel 4.11 merupakan Tabel lamun: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_lamun
Int
5
0
Id lamun
100
0
Kawasan
Year
4
-
Tahun
Luas_km
Int
50
0
Luas (km)
Penutupan
Varchar
100
0
Penutupan
Jenis
Varchar
100
0
Jenis
Biota
Varchar
100
0
Biota
Sumber_data
Varchar
100
0
Sumber data
Koordinat_x
Double
-
-
Koordinat x
Koordinat_y
Double
-
-
Koordinat y
Kawasan Tahun
Varchar
Tabel 4.11 Tabel Lamun 86
k. Mangrove 1) Nama File
: mangrove.dbf
2) Media
: Harddisk
3) Isi
: Data Atribut mangrove
4) Primary Key : id_mangrove Tabel 4.12 merupakan Tabel mangrove: Field
Tipe
Panjang
Decimal
Keterangan
Id_mangrove
Int
5
0
Id mangrove
Kawasan
Varchar
100
0
Kawasan
Tahun
Year
4
-
Tahun
Luas_km
Int
50
0
Luas (km)
Penutupan
Varchar
100
0
Penutupan
Kerapatan
Varchar
100
0
Kerapatan
Jenis
Varchar
100
0
Jenis
Biota
Varchar
100
0
Biota
Sumber_data
Varchar
100
0
Sumber data
Koordinat_x
Double
-
-
Koordinat x
Koordinat_y
Double
-
-
Koordinat y
87
Tabel 4.12 Tabel Mangrove 4.3.5 Desain Struktur Menu Aplikasi Dalam aplikasi SISEKOSIR terdapat beberapa menu yaitu, menu Home, Profil, Agenda, Berita, Download, Galeri Foto, Hubungi Kami dan Peta. Pada Gambar 4.20 merupakan Struktur Aplikasi SISEKOSIR :
Gambar 4.20 Struktur Aplikasi SISEKOSIR 4.3.6 Desain Interface Pada bagian ini akan dibahas mengenai tahapan perancangan antarmuka aplikasi. Antarmuka yang akan dibangun, dirancang sesederhana
mungkin
sehingga
memudahkan
pengguna
dalam
menggunakannya. Rancangan menu aplikasi SISEKOSIR ini adalah dapat di lihat pada Gambar 4.21 : a. Dibawah ini adalah Rancangan menu aplikasi SISEKOSIR :
88
Gambar 4.21 Rancangan Menu Aplikasi SISEKOSIR Berikut merupakan penjelasan tentang menu utama aplikasi SISEKOSIR: 1. Menu home yaitu menu yang akan menampilkan semua isi dari website. 2. Menu profil yaitu menu yang akan menunjukan profil Deputi III Menlh. 3. Menu Agenda yaitu menu yang berisi tentang kegiatankegiatan yang dilakukan Deputi III Menlh. 4. Menu berita yaitu menu yang akan menunjukan informasi seputar peningkatan konservasi sumber daya alam dan
89
"
!
"
#
$
%
pengendalian kerusakan lingkungan. Menu ini juga memuat informasi yang aktual. 5. Menu Download merupakan menu yang disediakan untuk mendownload program-program atau data dan informasi mengenai Deputi III Menlh. 6. Menu Hubungi Kami adalah menu untuk menyampaikan pesan, kritik dan saran ke staff pengelola/Deputi III. 7. Menu Peta merupakan menu yang menggambarkan data-data mengenai SISEKOSIR. Rancangan menu peta, dapat dilihat pada Gambar 4.22 di bawah ini:
Gambar 4.22 Rancangan Menu Peta
90
Berikut merupakan penjelasan tentang menu peta: 1. Logo Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2. Menu Search for, untuk mencari peta 3. Skala Peta 4. Menu Zoom in Zoom out berbentuk batang. 5. Titik koordinat Peta 6. Judul 7. Menu tools, terdiri dari dua sub, yaitu untuk mencetak peta dan bantuan. 8. Tampilan peta/ layer yang aktif. 9. Menu Home yaitu menu yang menunjukan tampilan peta diperbesar mencakup keseluruhan wilayah. 10. Back yaitu menu untuk mengembalikan tampilan peta sebelumnya. 11. Next yaitu menu untuk mengembalikan tampilan peta ke proses setelahnya. 12. Zoom in yaitu menu untuk memperbesar tampilan peta. 13. Zoom Out yaitu menu untuk memperkecil tampilan peta. 14. Pan yaitu menu yang memungkinkan user mengarahkan peta dengan menggeseser tampilan peta. 15. Identify yaitu menu yang digunakan untuk memberikan informasi tentang daerah yang user klik. Query yang
91
ditampilkan berbentuk query ganda, tergantung layer yang diaktifkan pada menu pengaktifan layer. 16. Select yaitu menu yang digunakan untuk memilih daerah yang diinginkan untuk mengetahui informasi. Informasi yang dihasilkan bergantung pada shapefile yang diaktifkan. 17. Auto Identify yaitu menu yang digunakan untuk memberikan informasi peta tetapi hanya satu wilayah saja. Fungsinya hampir sama dengan fungsi no.16. 18. Show Coordinate yaitu menu yang digunakan untuk menampilkan koordinat yang di klik. Menu ini memungkinkan user mengetahui nilai posisi x dan y dari koordinat yang diklik. 19. Refresh Map yaitu digunakan untuk me-refresh tampilan peta. 20. Homepage yaitu menu utnuk mengetahui addres/link tampilan peta yang sedang aktif. 21. Layer yaitu menu yang digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan layer pada tampilan peta. 22. Reference Map yaitu peta rujukan dari isi peta pada no.8. 23. Banner 4.4 Implementasi Pada tahap ini prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, meng-install dan memulai penggunaan sistem baru atau
92
sistem yang sudah diperbaiki, dimana tujuan dari memperbaiki ini adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui. 4.4.1 Sarana Pendukung Aplikasi SISEKOSIR Aplikasi SISEKOSIR ini dikembangkan dengan menggunakan hardware dan software yang akan dijelaskan di bawah ini: a. Perangkat Keras (Hardware) 1. Prosesor AMD Athlon 64X2 Dual Core Processor 3600+ 2,01 GHz. 2. Hardisk 160GB Seagate 3. Memory 2 GB Vgen 4. Monitor dengan resolusi 1024 x 768 pixels samsung 5. Keyboard dan mouse Logitech M-SBF96 6. VGA 512 MB NVDIA GeForce 9400 GT b. Perangkat Lunak (Software) 1. Windows XP Service Pack 2 Professional Version 2002 2. Microsoft Office 2007 3. Arcview 3.3 4. MS4W 2.3.1 5. Framework Pmapper 3.1.4 6. PHP 5.3.0 dan MySQL 5.1.37 4.4.2 Implementasi Sistem Dalam implementasinya, sistem ini dapat berjalan pada browser Mozilla Firefox. Dalam pengujian menggunakan jaringan, sistem ini
93
telah diujikan pada sistem operasi yaitu Microsoft Windows XP Service Pack 2. Pada Gambar 4.23 merupakan gambar implementasi pada sistem operasi Microsoft Windows XP dengan Browser Mozilla Firefox version 3.0.15 :
Gambar 4.23 Implementasi Pada Lingkungan Windows XP dengan Browser Mozilla Firefox version 3.0.15 4.4.2.1 Preview User Sistem Berikut merupakan menu-menu yang terdapat dalam aplikasi ini adalah: 1. Menu Home Menu ini merupakan tampilan awal. Pada Gambar 4.24 berikut merupakan gambar dari menu home.
94
Gambar 4.24 Menu Home 2. Menu profil merupakan menu yang berisi tentang profil Deputi III Menlh. Pada Gambar 4.25 merupakan gambar menu profil.
Gambar 4.25 Menu Profil
95
3.
Menu Agenda berisi tentang Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di Deputi III Menlh. Pada Gambar 4.26 merupakan gambar menu agenda:
Gambar 4.26 Menu Agenda 4.
Menu berita berisi tentang berita-berita tentang ekonomi, hiburan, lingkungan dan lain-lain. Pada Gambar 4.27 merupakan gambar menu berita:
Gambar 4.27 Menu Berita
96
5. Menu Download berisi tentang file-file yang bisa di download oleh user. Pada Gambar 4.28 merupakan gambar menu berita:
Gambar 4.28 Menu Download 6.
Menu Galeri Foto berisi tentang file-file kumpulan fotofoto. Pada Gambar 4.29 merupakan gambar menu galeri foto:
Gambar 4.29 Menu Galeri Foto
97
7.
Pada Gambar 4.30 merupakan gambar menu peta. Pada Gambar 4.30 merupakan gambar menu peta:
Gambar 4.30 Menu Peta Berikut merupakan penjelasan dari menu peta pada gambar 4.29: a) Tombol
home
digunakan untuk membuat map ke
tampilan awal saat map dibuka atau zoom to full extend. b) Tombol next digunakan untuk menuju ke proses yang telah kita lakukan c) Tombol back digunakan untuk menuju ke proses sebelumnya. Proses ini bisa dilakukan jika user telah melakukan proses-proses sebelumnya. Misalkan user telah melakukan event klik pada tombol zoom in. d) Tombol zoom in digunakan untuk memperbesar gambar peta yang ingin kita perbesar. Pada Gambar 4.31 berikut merupakan gambar peta dalam tampilan zoom in.
98
Gambar 4.31 Peta Dalam Tampilan Zoom in e) Tombol
zoom out
digunakan untuk mengembalikan
peta ke posisi awal setelah diperbesar. f) Tombol pan
digunakan untuk menggeser peta sesuai
keinginan user. Menu ini tidak dapat berfungsi jika peta yang di preview dalam posisi peta tampilan keseluruhan (full extent). g) Tombol
Identify
digunakan
untuk
memberikan
informasi atribut terhadap objek peta spasial yang user lakukan klik pada objek peta. Pada Gambar 4.32 berikut merupakan gambar layer yang diaktifkan:
99
Gambar 4.32 Layer yang diaktifkan Pada Gambar 4.32 merupakan gambar layer yang diaktifkan. Jika menu identify diaktifkan dan dilakukan event klik pada objek data spasial akan menghasilkan query sesuai layer yang diaktifkan. Query yang ditampikan merupakan query ganda jika layer yang diaktifkan lebih dari satu. Sebagai contoh: layer yang diaktifkan adalah layer Batas administrasi dan Kota. Setelah itu aktifkan tombol identify lalu lakukan proses klik kemudian akan menampilkan hasil pada gambar 4.33 query:
Gambar 4.33 Hasil Query
100
h) Tombol select merupakan menu yang dapat menampilkan hasil query, sama seperti menu identify. Bedanya menu ini hanya menampilkan query pada layer yang aktif. Berikut merupakan gambar penggunaan dari menu select. Gambar 4.33 Hasil Query yang terseleksi di beberapa point:
Gambar 4.33 Penggunaan dari menu select i) Tombol auto identify
merupakan menu yang untuk
melihat atribut secara otomatis, menu ini hampir sama pada menu identify dan menu select hanya menu ini tidak menampilkan hasil query di window baru akan
tetapi
pada posisinya ada pada sudut kiri peta. Gambar 4.34 adalah Fungsi Menu Auto Identify:
Gambar 4.34 Fungsi Menu Auto Identify
101
j) Menu koordinat digunakan untuk menunjukan koordinaat pada peta yang di klik oleh user. Gambar 4.35 berikut merupakan tampilan hasil klik dari menu koordinat.
Gambar 4.35 Hasil Menu Koordinat k) Tombol refresh map
digunakan untuk merefresh
peta jika peta mengalami perubahan dari bentuk awal. l) Tampilan skala ditampilkan pada pojok kiri atas tampilan peta. Gambar 4.36 merupakan gambar skala peta:
Gambar 4.36 Skala Peta m) Pada pojok kiri bawah ditampilkan koordinat peta yang bergerak secara dinamis mengikuti pergerakan kursor mouse. Gambar 4.37 merupakan gambar dari koordinat peta.
Gambar 4.37 Koordinat Peta
102
n) Di atas tampilan pada peta, terdapat menu tools. Terdapat tiga menu dalam
peta ini yaitu cetak peta dan menu
bantuan. Gambar 4.38 berikut merupakan Menu Tools:
Gambar 4.38 Menu Tools •
Cetak peta yaitu fungsi untuk melakukan pencetakan peta dalam format html atau format tif. Pada Gambar 4.39 merupakan gambar tools bantuan.
Gambar 4.39 Tools Bantuan
103
4.4.2.2 Preview Surveyor Sistem Dalam penginputan data pesisir, dibutuhkan adanya otoritas, oleh karena itu pada aplikasi SISEKOSIR terdapat users Surveyor untuk melakukan penginputan data pesisir. Berikut merupakan penjelasan langkah demi langkah urutannya : 1. Ketikkan di addres bar http://localhost/klh/adminweb, lalu enter. Pada Gambar 4.40 merupakan gambar Login Staff pengelola/Surveyor:
Gambar 4.40 Login Staff pengelola/Surveyor 2. Ketikkan nama surveyor beserta sandinya. Pada Gambar 4.41 merupakan gambar menu surveyor:
Gambar 4.41 Menu Surveyor
104
3. Klik salah satu menu, contohnya menu coral. Pada Gambar 4.42 merupakan gambar menu coral:
Gambar 4.42 Menu Coral Surveyor dapat menambah, mengedit dan menghapus data coral. Maka akan muncul gambar seperti berikut:
Gambar 4.43 Menu Tambah Coral
Gambar 4.44 Menu Edit Coral
105
4. Begitu pula dengan data yang lainnya seperti lamun, mangrove dan lain-lain. 4.4.2.3 Preview Staff pengelola Sistem Dalam meng-update data, baik konten penjelasan dari menu-menu di atas, dibutuhkan seseorang yang memiliki otorisasi, oleh karena itu pada aplikasi SISEKOSIR terdapat user staff pengelola untuk melakukan update data. Berikut merupakan penjelasan cara update masingmasing menu. Untuk masuk ke dalam mode staff pengelola masukan user name dan password dalam user login. Dalam aplikasi di atas user name “aden” dan password “aden”. Pada Gambar 4.42 merupakan gambar aplikasi web dalam jendela staff pengelola.
Gambar 4.45 Menu Staff pengelola
106
•
Update Menu Untuk meng-update isi menu, dapat dilakukan dengan mengklik salah satu menu. Misalnya menu manajemen berita, maka muncul tampilan Gambar 4.46 berikut.
Gambar 4.46 Menu Berita Pada menu berita ini, staff pengelola dapat menambah, mengedit dan menghapus berita.
Gambar 4.47 Tambah Berita
107
Gambar 4.48 Edit Berita 4.4.2.4 Preview Peta Dasar Berikut adalah tampilan peta dasar yang terdiri dari 5 layer, yaitu Provinsi, Batas administrasi, Jalan, Sungai dan Kota:
Gambar 4.49 Peta Dasar Layer Provinsi
108
Gambar 4.50 Peta Dasar, Batas Administrasi
Gambar 4.51 Peta Dasar Jalan
Gambar 4.52 Peta Dasar Sungai
109
Gambar 4.53 Peta Dasar Kota
4.4.2.5 Preview Peta Raster Berikut adalah tampilan peta raster, yaitu raster batimetri.
Gambar 4.54 Peta Raster Batimetri 4.4.2.6 Preview Peta Ekosistem Pesisir Berikut
adalah
tampilan
peta
ekosistem
pesisir
(terumbu_karang/Coral, Lamun, Mangrove) yang di overlay dengan layer Batas Administrasi di Pulau Bali.
110
Gambar 4.55 peta overlay Batas Administrasi dengan terumbu karang (coral) di Pulau Bali
Gambar 4.56 peta overlay Batas Administrasi dengan layer Lamun di Pulau Bali
111
Gambar 4.57 peta overlay Batas Administrasi dengan layer Mangrove di Pulau Bali 4.5 Testing SISEKOSIR di buat dengan berbasis web dan dapat di akses oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu, sebelum sistem ini di terapkan dibutuhkan pengetesan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah sistem ini berjalan dengan baik atau masih ada kekurangan yang dapat mengganggu proses pengolahan. Testing yang digunakan ialah dengan cara mencoba menjalankan SISEKOSIR di browser Mozzila Firefox v 3.0.15, dan Internet Explore v 6.0.
4.6 Pemeliharaan Proses dari SDLC yang terakhir merupakan proses maintenance yaitu perawatan dalam sistem. Proses perawatan meliputi update data, pengelolaan database dan perawatan komponen hardware. Proses ini dapat dilakukan jika dalam proses implementasi sistem user (staff pengelola) dapat mengoperasikan sistem dengan baik. 112
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan a. Dengan menggunakan Framework pmapper pada Aplikasi SISEKOSIR, data ekosistem pesisir yang telah di dapat oleh surveyor, nantinya bisa ditampilkan dalam website yang interaktif. b. Aplikasi SISEKOSIR menjadi wadah informasi bagi Deputi III untuk menyampaikan informasi mengenai penanganan konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan. c. Dengan adanya Aplikasi SISEKOSIR, mempermudah Deputi III dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 5.2 Saran Pengembangan aplikasi ini belumlah sempurna dan masih memiliki keterbatasan
dan
kekurangan
serta
memerlukan
perbaikan
untuk
meningkatkan manfaat dari aplikasi ini. Adapun saran yang kiranya dapat membantu untuk membuat aplikasi ini menjadi lebih baik adalah sebagai berikut: a. Untuk pengembangan selanjutnya, agar aplikasi ini dapat dilengkapi dengan bentuk grafik, sehingga memudahkan user untuk membandingkan ekosistem pesisir dari satu periode ke periode berikutnya. b. Diharapkan data yang ada dapat diupdate setiap Survei telah dilakukan, sehingga aplikasi ini dapat up to date dan bermanfaat dengan baik
113
c. Aplikasi yang dikembangkan belum di terapkan dan di uji coba pada sistem operasi berbasis linux. Oleh karena itu untuk pengembangan selanjutnya diharapkan di kembangkan dalam sistem operasi linux.
114
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Lukmanul dan Musalini, Uus. Cara Mudah Memadukan Web Design dan Web Programming. 2004. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hartono, Jogiyanto. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. 1999. ANDI. Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto. PENGENALAN KOMPUTER Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. 1995. ANDI OFFSET. Yogyakarta. Jogiyanto. Sistem Teknologi Informasi Edisi Ke II, Andi Yogyakarta, Yogyakarta 2005. Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. 2003. ANDI. Yogyakarta. Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E. Analisis dan Perancangan Sistem. 2006. PT INDEKS Kelompok Gramedia. Jakarta. Nuryadin, Ruslan. Panduan Menggunakan Mapserver. 2005. Informatika. Bandung. Prahasta, Eddy. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan Mapserver. 2006. Informatika. Bandung. Prahasta, Eddy. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. 2005. Informatika Bandung. Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis Tools and Plug-Ins. Oktober, 2004. Informatika Bandung. Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arcview. Informatika. Oktober, 2002. Bandung.
115
DAFTAR REFERENSI PENUNJANG
http://mapserver.gis.umn.edu/ 03-12-09, 9:43
http://www.pmapper.net/ 03-12-09, 9:49
http://www.menlh.go.id/archive.php?action=info&id=14 03-12-09, 9:57 http://www.menlh.go.id/archive.php?action=info&id=1 03-12-09, 10:15 http://www.menlh.go.id/archive.php?action=info&id=52 03-12-09, 10:23 http://www.menlh.go.id/archive.php?action=info&id=6 03-12-09, 10:33 http://www.menlh.go.id/archive.php?action=info&id=3 03-12-09, 10:36 http://www.menlh.go.id/organisasi.htm 03-12-09, 10:36 http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia#Geografi 18-06-10, 10:47
116