Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PERANCANGAN PORTOFOLIO SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE DEA DAN SINGLE INDEX MODEL Rina Sri Wulandari, Ketut Gunarta, dan Sri Gunani Pratiwi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
[email protected] ABSTRAK Saat ini, pasar saham menjadi platform investasi yang populer bagi investor baik institusi maupun individual. Hal ini disebabkan karena adanya kemudahan yang diberikan oleh bursa efek baik kemudahan informasi maupun kemudahan syarat ketika akan melakukan investasi. Analisis fundamental digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan pemilihan saham yang diolah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA dapat menggabungkan beberapa input dan output dari suatu entitas ke dalam ukuran tunggal efisiensi organisasi secara keseluruhan. Hasil dari pemilihan saham tersebut yang akan digunakan dalam pembentukan portofolio. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 461 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk analisis rasio finansial digunakan data laporan keuangan tiap emiten saham. Analisis efisiensi yang dilakukan dengan DEA-BCC menghasilkan 192 saham efisien sebagai kandidat pembentukan portofolio. Dari 192 saham terpilih 3 saham optimal dengan proporsi dana yang harus diinvestasikan pada saham saham PTRO (Petrosea Tbk.) sebesar 0,11 atau sekitar 11%. TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk.) 0,34 atau sebesar 34%, dan RBMS (Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk.) 0,55 atau sebesar 55%. Sedangkan return yang akan diperoleh sebesar 0,37%. Kata kunci: Data Envelopment Analysis, Single Indeks Model
PENDAHULUAN Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang. Salah satu keputusan untuk di masa mendatang adalah dengan melakukan investasi. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saaat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Saat ini, pasar saham menjadi platform investasi yang populer bagi investor baik institusi maupun individual. Namun, jumlah saham yang tercatat di pasar saham meningkat. Tren ini telah meningkatkan tantangan memilih saham untuk menciptakan portofolio yang akan memiliki pengembalian yang tinggi (Hsin-Hung Chen, 2008). Situasi operasi mendasar dan efisiensi dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Konsep ini didasarkan pada studi Brigham dan Houston (2007), yang menunjukkan bahwa rasio dalam laporan keuangan akan mempengaruhi harga saham. Bahkan, angka-angka dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja dan efisiensi perusahaan. Penilaian terhadap sahamsaham perusahaan berdasarkan data-data keuangan perusahaan seperti pendapatan, penjualan, resiko disebut sebagai analisis fundamental. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Investasi dalam saham perusahaan dengan efisiensi yang lebih baik akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Meskipun mengevaluasi efisiensi perusahaan dengan input dan output yang berbeda sulit, model DEA yang dikembangkan oleh Charnes et al. (1978) dan Banker et al. (1984) dapat menggabungkan beberapa input dan output dari suatu entitas ke dalam ukuran tunggal efisiensi organisasi secara keseluruhan. Akibatnya, DEA harus menjadi metode yang berguna untuk memilih dan penyaringan saham bagi manajer investasi dalam industri jasa keuangan. Selain itu, studi penerapan model DEA untuk memilih saham untuk investasi belum ditemukan dalam literatur sebelumnya. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pemilihan saham pada perusahaan yang tercatat pada bursa efek dengan metode DEA ini adalah Merancang model portofolio saham dengan menggunakan metode DEA dan Single Indeks Model dan Melakukan implementasi pada saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia. METODE Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini: Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan merupakan tahap awal dari proses penelitian ini. Tahap pendahuluan meliputi studi kepustakaan, observasi pendahuluan, perumusan masalah, penentuan tujuan dan manfaat penelitian. Tahap Pengumpulan Data Objek penelitian yang dipilih adalah saham-saham perusahaan yang dilisting oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan aktif diperdagangkan periode Januari 2012 - Desember 2012. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data. Data yang diperlukan dalam penelitian berupa data sekunder yaitu: data harga saham bulanan pada saat closing price, dividen masing-masing emiten, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), obligasi, serta data Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit per 31 Desember 2012. Tahap Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode yang dipilih dalam penelitian ini yaitu metode DEA dan Single Index Model. Tahap Pengolahan Data dengan DEA Metode Data Envelopment Analysis digunakan untuk mendapatkan nilai efisiensi relatif dari setiap DMU untuk dimasukkan dalam pemilihan portofolio optimal. Yang Disebut DMU pada penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek Indonesia (emiten). Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai efisiensi relatif adalah: 1. Perhitungan Standar Deviasi, Return dan Koefisien Resiko. Standar deviasi merupakan alat statistik yang digunakan untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi antara expected return dengan actual return. Untuk menghitung nilai standard deviasi digunakan persamaan: ∑
: standar deviasi saham : return saham periode ( ) : expected return saham : periode pengamatan
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Beta mengukur sensitifitas saham terhadap pergerakan pasar. Saham dengan beta tinggi (rendah) dikatakan sebagai sekuritas yang berisiko tinggi (rendah). Untuk menghitung koefisien risiko beta digunakan persamaan:
,
: koefisien risiko saham ke: varian pasar : return pasar (diwakili Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG) dimana : return pasar periode . Return merupakan hasil dari dividend dan capital gain (loss). Untuk menghitung return digunakan persamaan: = + : harga saham periode : harga saham periode −1 : dividen (bonus) saham periode Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan, berikut ini rasio-rasio yang akan dihitung dalam penelitian ini antara lain: DER (Debt-Equty Ratio) menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur. Semakin tinggi nilai DER maka semakin besar pula dana yang diambil dari luar. Bila terjadi likuidasi maka hak kreditur akan dipenuhi terlebih dahulu baru kemudian hak pemegang saham. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumusan sebagai berikut: / EPS (Earning Per Share) menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Untuk menghitung Earning Per Share digunakan rumusan sebagai berikut: −1
2.
EPS
BV (Book Value Per Share) menggambarkan perbandingan total modal (ekuitas) terhadap jumlah saham. Untuk menghitung BV digunakan rumusan sebagai berikut:
PBV (Price Book Value Ratio) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. ROE (Return On Equity) merupakan indikasi tingkat pengembalian investasi yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan dengan modal yang diinvestasikan oleh investor. Untuk menghitung ROE digunakan rumusan sebagai berikut: 100% ROA (Return On Asset) menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan. Untuk menghitung ROA digunakan rumusan sebagai berikut: 100%
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PER (Price Earning Ratio) memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Untuk menghitung PER digunakan rumusan sebagai berikut: NPM (Net Profit Margin ) adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi keuntungan bersih dengan total penjualan. Untuk menghitung NPM digunakan rumusan sebagai berikut: 100%
3.
4.
5.
Penentuan Variabel Input dan Output DEA Menentukan tujuan dari investor untuk menentukan variabel output yang diinginkan, dan menentukan variabel input sebagai sumber daya untuk menghasilkan output yang diinginkan. Dari sebelas variabel tersebut yang termasuk variabel input adalah standar deviasi, beta, DER, dan PER. Sedangkan untuk variabel outputnya adalah return, EPS, BV, PBV, ROE, ROA, dan NPM. Mengkonversi Nilai Input dan Output Pada metode DEA terdapat salah satu syarat bahwa nilai input dan output haruslah lebih besar dari nol (positif). Untuk itu nilai yang benilai negatif terlebih dahulu harus dilakukan konversi. Berikut ini formula untuk melakukan konversi: = { }+1 Penentuan DMU yang efisien dan inefisien.
Tahap Pengolahan Data dengan Single Index Model Setelah didapatkan saham-saham yang efisien dengan menggunakan metode DEA, langkah selanjutnya adalah membentuk portofolio optimal dari saham-saham yang efisien. Berikut ini langkah-langkah dalam pembentukan portofolio opptimal: 1. Menghitung ERB (excess return to beta), yaitu selisih expected return dengan keuntungan bebas risiko yang didapatkan dari rata-rata obligasi selama periode pengamatan. ERB adalah kelebihan keuntungan relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Dengan persamaan: : expected return berdasarkan model indeks tunggal untuk saham ke-i : expected return aktiva bebas resiko : Beta saham ke-i 2. Menghitung Cut off rate (Ci), yaitu batasan untuk memisahkan saham-saham apa saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Dengan menggunakan persamaan: : Variansi pasar dari IHSG : nilai varian eror saham ke-i 3. Menghitung proporsi dana tiap-tiap saham, yaitu dengan menghitung besarnya presentase pada masing-masing saham yang terpilih didalam pembentukan portofolio optimal, dengan persamaan: ∑
∗
: besarnya presentase dana yang diinvestasikan pada saham ke-i ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
: proporsi saham ke-i : nilai yang paling besar 4. Menghitung return portofolio, dengan persamaan: ∑ *
HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Saham-saham sebagai Kandidat Portofolio dengan Pendekatan DEA Data Envelopment Analysis digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Tujuan pengukuran efisiensi adalah untuk mengetahui seberapa layak suatu emiten untuk menjadi pilihan investor dalam melakukan penanaman saham. Yang pertama kali dilakukan pada tahap pengolahan data dengan metode DEA adalah melakukan perhitungan terhadap berbagai variabel yang digunakan sebagai input dan output. Variabel yang pertama akan dilakukan perhitungan adalah standar deviasi, beta, return. Pada tabel 4.1 berikut ini akan ditunjukkan secara lengkap hasil dari perhitungan standard deviasi, beta, dan return tiap-tiap emiten. Tabel 1 Hasil Perhitungan Standar Deviasi, Beta dan Return KODE EMITEN STD. DEVIASI BETA RETURN BISI 0,028 1,31 ‐0,00058 CKRA 0,041 0,38 0 AALI 0,021 1,21 0,07 UNSP 0,030 1,53 ‐0,74 BWPT 0,019 0,91 ‐0,01 GZCO 0,029 1,06 0,01 JAWA 0,021 0,54 0,04 LSIP 0,024 1,01 0,07
Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitug rasio keuangan. Data yang digunakan untuk menghitung rasio berasal dari data laporan keuangan tahunan tiap-tiap emiten. Pada Tabel 2 berikut ini ditunjukkan sebagian hasil perhitungan rasio dan hasil perhitungan rasio lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran II. Tabel 2 Contoh Hasil Perhitungan Rasio KODE EMITEN BISI CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP
EPS 45 2 1.417 0,22 73 19 43 187
BV 450 233 5.452 657 398 311 323 896
PER 17,43 121,61 13,90 424,82 18,87 14,95 8,92 12,32
PBV 1,75 1,11 3,61 0,14 3,47 0,92 1,18 2,57
DER 0,09 0,03 0,40 1,18 1,79 0,89 0,74 0,19
ROE 0,08 0,00 0,19 0,00 0,14 0,05 0,10 0,16
ROA 0,07 0,00 0,14 0,00 0,05 0,03 0,06 0,13
NPM 0,17 0,10 0,20 0,00 0,29 0,28 0,23 0,28
Tahap selanjutnya dari pengolahan data dengan menggunakan Data Envelopment Analysis adalah melakukan konversi nilai input dan output. Pada tabel 4.3 berikut ditunjukkan beberapa hasil dari perhitungan konversi. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 3 Contoh Konversi Hasil Perhitungan Rasio KODE EMITEN BISI CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP
STD. DEVIASI 0,028 0,041 0,021 0,030 0,019 0,029 0,021 0,024
BETA 1,31 0,38 1,21 1,53 0,91 1,06 0,54 1,01
RETURN 0,999 0 0,07 0,26 0,99 0,01 0,04 0,07
Data yang telah dikonversi seperti pada tabel diatas selanjutnya diolah dengan metode DEA untuk menentukan DMU yang masuk dalam kategori emiten yang efisien. Pada Tabel 4 berikut ini adalah contoh hasil pengolahan data menggunakan model DEA-BCC. Tabel 4 Contoh Hasil Pengolahan Data Dengan Metode DEA-BCC KODE EMITEN BISI CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP
EFISIENSI 1,000343 1,000343 1,000097 1,000044 1,006851 1,013852 1,000000 1,000021
Menurut Joe Zhu (2009) nilai efisiensi yang akan diambil sebagai data pembentuk portofolio saham adalah efisiensi dengan nilai ≥ 1. Untuk emiten yang memiliki nilai efisiensi ≤ 1 dinyatakan tidak efisien. Hasil pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran V. Dari hasil pengolahan dengan menggunakan metode DEA dari 461 jumlah emiten hanya terdapat 192 emiten yang masuk dalam kategori efisien. Selanjutanya emiten-emiten yang masuk dalam kategori efisien tersebut akan dilakukan seleksi untuk pembentukan portofolio dengan menggunakan Single Index Model. Perancangan Portofolio dengan Single Index Model Setelah diperoleh saham-saham yang efisien dengan menggunakan metode DEA-BCC, tahap selanjutnya adalah perancangan portofolio. Perancangan portofolio dilakukan dengan menggunakan Single Index Model. Single Indeks Model merupakan model yang digunakan untuk menentukan besarnya proporsi saham. Pada pengolahan data dengan menggunakan single indeks model yang pertama kali dilakukan adalah menghitung nilai ERB. Saham dengan nilai ERB negatif berarti saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih di bawah tingkat pengembalian bebas risiko. Portofolio optimal akan terdiri dari saham-saham yang mempunyai nilai ERB yang tinggi. Pada tabel 4.5 berikut ini adalah contoh dari hasil perhitungan ERB.
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 5 Contoh Hasil Perhitungan ERB KODE EMITEN BISI CKRA AALI UNSP BWPT GZCO JAWA LSIP
ERB ‐0,16794 ‐0,57895 ‐0,12397 0,02614 0,84615 ‐0,19811 ‐0,33333 ‐0,14851
KODE EMITEN BEST CTRA CTRP CTRS SCBD DART KPIG GWSA
ERB ‐0,24286 ‐0,14679 ‐0,15574 ‐0,10938 ‐2,00000 ‐0,19277 ‐0,12295 0,01739
Selanjutnya dari perhitungan nilai ERB secara keseluruhan akan dicari emiten yang memiliki nilai ERB yang bernilai positif. Tabel 6 Nilai ERB yang Bernilai Positif KODE EMITEN ARII GTBO PTRO DKFT INCO TPIA AUTO SMSM MYTX PBRX
ERB 0,004416 0,003585 1,211471 0,122239 0,00879 0,592903 0,00475 0,03 0,087664 0,081111
KODE EMITEN SCBD GWSA JRPT LCGP LPCK LPKR RBMS JKON SSIA CASS
ERB 0,038 0,142435 0,0952 0,071733 0,041699 0,005278 1,146957 0,149444 0,035163 0,005352
Setelah di peroleh nilai ERB yang bernilai positif kemudian dicari nilai Cut off Rate (Ci). Cut Off Rate (Ci) adalah batasan yang digunakan untuk memisahkan saham-saham apa saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Pada tabel 4.7 ditunjukkan nilai Cut off Rate dari emiten yang memiliki nilai ERB bernilai positif. Tabel 7 Nilai Cut off Rate (Ci) KODE EMITEN ARII GTBO PTRO DKFT INCO TPIA AUTO
Ci 0,0016115 0,0000086 0,3901203 0,0001497 0,0000059 0,0008090 0,0000012
KODE EMITEN SCBD GWSA JRPT LCGP LPCK LPKR RBMS
Ci 0,0000531 0,0001458 0,0000380 0,0001451 0,0000511 0,0000015 0,0026160
Pada tabel di atas nilai Ci terbesar yaitu 1,389693. Nilai Ci terbesar tersebut menjadi C* (Cut Off Point ) yang akan digunakan sebagai batasan suatu saham masuk dalam portofolio. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 8 ERB dan Ci KODE EMITEN ARII GTBO PTRO DKFT INCO TPIA AUTO
ERB 0,0044156 0,0035849 1,2114706 0,1222388 0,0087898 0,5929032 0,00475
Ci 0,0016115 0,0000086 0,3901203 0,0001497 0,0000059 0,0008090 0,0000012
KODE EMITEN SCBD GWSA JRPT LCGP LPCK LPKR RBMS
ERB 0,038 0,142435 0,0952 0,071733 0,041699 0,005278 1,146957
Ci 0,0000531 0,0001458 0,0000380 0,0001451 0,0000511 0,0000015 0,0026160
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 3 saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal. Saham-saham tersebut adalah PTRO, TPIA dan RBMS. Untuk menghitung besarnya presentase besarnya dana tiap saham terlebih dahulu dihitung proporsi dana tiap-tiap saham. Tabel 9 Hasil Perhitungan Proporsi Saham EMITEN PTRO TPIA RBMS
BETA 0,68 0,31 0,23
σi2 ERB C* X 0,038 1,2114706 0,3901203 14,52961 0,001369 0,5929032 0,3901203 45,91871 0,002304 1,1469565 0,3901203 75,55223 136,0005
Setelah dihitung proporsi dana tiap-tiap saham selanjutnya dihitung besarnya dana tiap- tiap saham. Tabel 10 Presentase Proporsi Saham EMITEN PTRO TPIA RBMS
RETURN 0,9 0,26 0,34
PROPORSI 0,1068349 0,3376362 0,5555289
PRESENTASE RETURN PROPORSI PORTOFOLIO 11% 0,0961514 34% 0,0877854 55% 0,1888798 100% 0,3728167
Jadi besarnya presentase untuk saham PTRO (Petrosea Tbk.) sebesar 0,11 atau sekitar 11%. TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk.) 0,34 atau sebesar 34%, dan RBMS (Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk.) 0,55 atau sebesar 55%. Jadi besarnya return yang akan diterima oleh investor sebesar 0,37 atau 37% dari besarnya dana yang diinvestasikan. KESIMPULAN DAN SARAN 1. 2. 3.
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Penelitian ini telah menghasilkan model DEA dan Single Index Model yang tepat digunakan untuk perancangan portofolio saham. Implikasi model pada bursa efek Indonesia menghasilkan 192 saham yang efisien dari 461 jumlah emiten. Setelah dilakukan analisis terhadap ke-192 saham yang efisien didapatkan 3 saham pembentuk portofolio optimal. Portofolio yang optimal dan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham ditunjukkan pata Tabel 11 berikut:
ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 11 Proporsi Dana EMITEN PTRO TPIA RBMS
RETURN 0,9 0,26 0,34
BETA 0,68 0,31 0,23
σi2 0,038 0,001369 0,002304
PROPORSI 0,1068349 0,3376362 0,5555289
PRESENTASE PROPORSI 11% 34% 55% 100%
0,0961514 0,0877854 0,1888798 0,3728167
Portofolio dari ketiga saham tersebut memberikan tingkat pengembalian sebesar 0,37 atau 37%. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek makro keuangan untuk ditambahkan pada model. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamarudin. 1996. “Dasar-dasar Manajemen Investasi”. Jakarta: Rineka Cipta. Brown, Stephen. 2008. ” The return to value in Asian stock markets”. Journal Emerging Markets Review 194–205. Bulgurcu, Berna (Kiran). 2012. “Application of TOPSIS Technique for Financial Performance Evaluation of Technology Firms in Istanbul Stock Exchange Market”. Journal Procedia - Social and Behavioral Sciences 1033 – 1040. Charnes, A., Cooper, W.W. and Rhodes, E. (1978), “Measuring the efficiency of decision making units”, European Journal of Operational Research, Vol. 2 No. 6, pp. 429-44. Edirisinghe, X. Zhang. 2007. “Generalized DEA model of fundamental analysis and its application to portofolio optimization”. Journal of Banking & Finance 3311–3335. Gaunt, C. (2004), “Size and book to market effects and Fama French three factor asset pricing model: evidence from the Australian stock market”, Accounting and Finance Journal, Vol. 44 No. 1, pp. 27-44. Hsin, Hung Chen. 2008. “Stock selection using data envelopment analysis”. Journal Industrial Management & Data Systems Vol. 108 No. 9. Markowitz, H.M. 1952. “Portofolio Selection”. Journal of Finance 7(1), 77-91 Murhadi, Werner R. 2009. “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”. Jakarta : PT. Indeks. Tandelilin, Eduardus. 2010. “Portofolio dan investasi teori dan aplikasi”. Yogyakarta : Kanisius. Sato, Ken. 2011. “Simple Portfolio Strategies Utilizing Inflation Factor in Japanese Equity Market”. Journal of Procedia Computer Science, 1716–1725. Zhu, Joe. 2009. “Quantitative Models For Performance Evaluation and Benchmarking (Data Envelopment Analysis with Spreadsheets)”. Second Edition. Springer. www.bapepam-lk.co.id www.idx.co.id ISBN : 978-602-97491-7-5 A-34-9