Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih

LAPORAN TUGAS AKHIR

Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih

A14.27801 Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual Semester Ganjil 2016/2017

Vani Arma Ardianzah A14.2011.01188

PROGAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL – S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia yang dilimpahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Mengenai Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih”, yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan akademi guna menyelesaikan studi di Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Meskipun banyak hambatan yang di hadapi penulis saat proses pengerjaan karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis berhasil menyelesaikannya tepat waktu. Dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan serta doa dari berbagai pihak, maka dari itu

penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian laporan Tugas Akhir ini, yaitu Kepada: 1. Allah SWT, atas kesehatan, kekuatan serta kelancaran yang telah diberikan selama perancangan Tugas Akhir ini. 2. Orang Tua dan keluarga penulis yang tidak pernah berhenti memberikan doa, dan dukungan yang penuh baik moral maupun material dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini. 3. Bapak Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku rektor Universitas Dian Nuswantoro 4. Bapak Dr. Abdul Syukur selaku dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro 5. Ibu Ir. Siti Hadiati Nugraini, M.Kom., Ph.D selaku ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Dian Nuswantoro 6. Bapak Bernardus Andang Prasetya, S.T, M.Si selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan evaluasi, kritik maupun saran dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini 7. Bapak Dwi Puji Prabowo, S.Sn, M.Kom selaku Pembimbing 2 yang juga telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan opini, kritik dan saran dalam pembuatan Tugas Akhir ini

ii

8. Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang telah memberikan kesempata kepada penulis untuk merancang Iklan Layanan Masyarakat ini, serta memberikan kemudahan dalam pengumpulan data 9. Sahabat-sahabat penulis; Sugesti, Intan, Windha. Widya. Said, Tio, Ika, Dias, Tambas, Elly atas dukungan ide, waktu, cerita, sharing, motivasi, semangat, keseruan, serta selalu ada dan sudah menjadi sahabat terbaik. 10. Serta pihak-pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna Dengan karya ilmiah ini tentu ada hal yang penulis ingin memberikan kepada masyarakat, maka penulis berharap semoga karya ilmiah ini bisa menjadi sebuah acuan yang berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangatlah bermanfaat bagi penulis untuk menyempurnakan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 27 Oktober 2016

Penulis

iii

ABSTRAK Menahan buang air kecil dapat dialami oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, hal ini berkaitan dengan kebiasaan/gaya hidup yang tidak sehat dan kesibukan yang dialami oleh sebagian besar orang pekerja kantoran. Sayangnya hal ini kurang diperhatikan masyarakat luas, khususnya masyarakat Semarang tentang dampak yang ditimbulkan dari bahaya menahan buang air kecil. Maka Perancangan ILM sangat diperlukan untuk menghimbau dan memberikan informasi yang dapat merubah kebiasaan masyarakat yang tidak sehat tersebut. Penelitian yang mendasari ILM ini menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh dari sumber terpercaya seperti wawancara kepada beberapa pihak, observasi, dan kajian literatur. Analisis data menggunakan pendekatan kerangka 5W dan 1H . Desain dan cerita animasi yang dibuat disesuaikan dengan permasalahan/kasus yang dihadapai masyarakat Semarang sebagai acuan untuk membuat ILM berupa animasi infografis. Karakter dalam animasi infografis ini terinspirasi dari seorang Dokter dan seorang pekerja kantoran yang mengalami penyakit saluran kandung kemih. Menggunakan karakter seorang dokter karena seorang dokter identik dengan hal-hal kesehatan, maka dari itu diharapkan dapat mengingatkan masyarakat untuk selalu hidup sehat. Kata kunci: Perancangan, menahan air kecil, ILM, Animasi Infografis

iv

ABSTRACT Urinary incontinence can be experienced by everyone, from children to adult. It is related to people’s unhealthy habits, and bustle activity of office workers. Unfortunately this is less noticed by public, exspecialy Semarang public, about the impact of the danger by urinary incontinence. the PSA design is needed for appealing and give information which can change unhealty people habit. The research underlies this PSA using qualitative method. Data obtained from reliable sources by interviews with several parties, observation and review of the literatur, analysis of data using 5W and 1H. Design and animation story adapted by problems/cases of Semarang habits as reference to make this ILM as Infographic animated. Characters in this infographic animation inspired by a doctor and an office worker who experience bladder disease. Using a doctor as characters because a doctor is synonymous with health matters, and therefore is expected to remind the public to always live a healthy life. Keys

: Design, hold little water, ILM, Animation Infographics

.

v

DAFTAR ISI SAMPUL ................................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL TUGAS AKHIR .................................. ii KATAPENGANTAR ............................................................................................ iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv ABSTRACT ...............................................................................................................v DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x BAB I .......................................................................................................................1 1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................3 1.3 Tujuan Masalah ...........................................................................................4 1.4 Manfaat Perancangan ..................................................................................4 1.5 Batasan Masalah .........................................................................................4 1.6 Metodologi Penelitian .................................................................................5 1.6.1 Metodologi Penelitian .........................................................................5 1.6.2 Metode Pengumpulan data .................................................................5 1.6.3 Metode Analisis Data ..........................................................................6 1.6.4 Bagan Alir Penelitian ..........................................................................7 1.7 Teori Permasalahan .....................................................................................8 1.7.1 Teori Bahaya Menahan Urine ............................................................8 1.7.2 Teori Perancangan .............................................................................12 1.7.3 Desain Komunikasi Visual................................................................16 BAB II ...................................................................................................................22 2. IDENTIVIKASI DAN ANALISIS DATA ........................................................22 2.1 Identifikasi Data ........................................................................................22 2.1.1 Data Primer .......................................................................................22 2.1.2 Data Sekunder ...................................................................................26 2.1.3 Segmentasi Audiens ..........................................................................43

vi

2.2 Analisis Data .............................................................................................45 2.2.1 Asumsi ..............................................................................................45 2.2.2 Hipotesa ............................................................................................47 BAB III ..................................................................................................................48 3. KONSEP PERANCANAGAN ..........................................................................48 3.1 Konsep Perancanagn ILM ..........................................................................48 3.1.1 Tujuan ILM .......................................................................................48 3.1.2 Strategi ILM ......................................................................................48 3.2 Konsep Kreatif ...........................................................................................49 3.2.1 Konsep Pokok Pesan .........................................................................49 3.2.2 Logika Dan Strategi Kreatif ..............................................................52 3.2.3 Program Kreatif .................................................................................54 3.3 Konsep Media .............................................................................................55 3.3.1 Strategi Media ..................................................................................55 3.3.2 Program Media ..................................................................................57 3.4 Budgeting ....................................................................................................61 3.4.1 Biaya Perancangan ............................................................................61 3.4.2 Biaya Kreatif .....................................................................................62 3.5 Konsep Visual .............................................................................................63 3.5.1 Tema Visual ......................................................................................63 3.5.2 Teknik Visual ....................................................................................63 BAB IV ..................................................................................................................67 4. VISUALISASI ...................................................................................................67 4.1 Penjaringan Ide Visual ..................................................................................67 4.1.1 Sketsa Kasar dalam Media Utama ....................................................67 4.1.2 Sketsa Awal Karakter ........................................................................68 4.1.3 Storyboard .........................................................................................69 4.1.4 Sketsa Media Pendukung ..................................................................71 4.2 Proses Pengembangan Ide Visual .................................................................74 4.2.1 Gambar Vektor ..................................................................................74 4.3 Final Desain ..................................................................................................76 4.3.1 Pengaplikasian Media Utama ............................................................76

viii

ix

4.3.2 Pengaplikasian Media Pendukung ....................................................79 BAB V....................................................................................................................86 5.PENUTUP ...........................................................................................................86 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................86 5.2 Saran ..............................................................................................................86 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................87 LAMPIRAN ...........................................................................................................89

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Urine Perhari yang Dihasilkan Manusia....................................27 Tabel 3.1 Frekuensi Media januari – maret 2017 ..................................................59 Tabel 3.2 Biaya perancangan media utama............................................................61 Tabel 3.3 Biaya perancangan media Pendukung ...................................................61 Tabel 3.4 Biaya Kreatif media utama ....................................................................62 Tabel 3.5 Biaya Kreatif media Pendukung ............................................................62 Tabel 4.1 Storyboard ..............................................................................................69 Tabel 4.2 Digital Presentasi ...................................................................................76

ix

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Alir Penelitian ...........................................................................7 Gambar 1.2 Monochromatic Colour ......................................................................17 Gambar 1.3 Warna Analog ....................................................................................18 Gambar 1.4 Warna Pelengkap................................................................................18 Gambar 1.5 Warna Triad........................................................................................19 Gambar 2.1 LCD/TV Layar Plasma Sudut Kota Semarang ..................................25 Gambar 2.2 TV/LCD Sebagai Media Informasi ....................................................25 Gambar 2.3 Saluran Kandung Kemih ....................................................................27 Gambar 2.4 Grafik Rawat Inap Penderita Penyakit Urolithiasis Tahun 2013 .......29 Gambar 2.5 Grafik Rawat Inap Penderita Penyakit Urolithiasis Tahun 2014 .......30 Gambar 2.6 Grafik Rawat Inap Penderita Penyakit Urolithiasis Tahun 2015 .......30 Gambar 2.7 Grafik Rawat Inap Penderita Penyakit Sistitis Tahun 2013 ...............31 Gambar 2.8 Grafik Rawat Inap Penderita Penyakit Sistitis Tahun 2014 ...............32 Gambar 2.9 Grafik Rawat Inap Penderita Penyakit Sistitis Tahun 2015 ...............32 Gambar 2.10 Grafik Rawat Inap Penderita Sistem Kemih Lainnya 2013 .............33 Gambar 2.11 Grafik Rawat Inap Penderita Sistem Kemih Lainnya 2014 .............34 Gambar 2.12 Grafik Rawat Inap Penderita Sistem Kemih Lainnya 2015 .............34 Gambar 2.13 Grafik Rawat Jalan Penderita Penyakit Urolithiasis Tahun 2013 ....35 Gambar 2.14 Grafik Rawat Jalan Penderita Penyakit Urolithiasis Tahun 2014 ....36 Gambar 2.15 Grafik Rawat Jalan Penderita Penyakit Urolithiasis Tahun 2015 ....36 Gambar 2.16 Grafik Rawat Jalan Penderita Penyakit Sistitis Tahun 2013 ............37 Gambar 2.17 Grafik Rawat Jalan Penderita Penyakit Sistitis Tahun 2014 ............38 Gambar 2.18 Grafik Rawat Jalan Penderita Penyakit Sistitis Tahun 2015 ............38 Gambar 2.19 Grafik Rawat Jalan Penderita Sistem Kemih Lainnya 2013 ............39 Gambar 2.20 Grafik Rawat Jalan Penderita Sistem Kemih Lainnya 2014 ............40 Gambar 2.21 Grafik Rawat Jalan Penderita Sistem Kemih Lainnya 2015 ............40 Gambar 2.22 Logo Dinas Kesehatan Kota .............................................................41 Gambar 2.23 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota ......................................43 Gambar 3.1 Bagan Menjaga Kesehatan Kandung Kemih .....................................52 Gambar 3.2 Pemilihan Warna ................................................................................66

Gambar: 4.1 Sketsa kasar alur cerita untuk media utama ......................................67 Gambar: 4.2 Sketsa kasar karakter .........................................................................68 Gambar: 4.3 Sketsa kasar untuk media pendukung boneka ...................................71 Gambar: 4.4 Sketsa kasar Media Pendukung Mug ................................................72 Gambar: 4.5 Sketsa kasar Media Pendukung Stiker ..............................................72 Gambar: 4.6 Sketsa kasar Media Pendukung Poster ..............................................73 Gambar: 4.7 Sketsa kasar Media Pendukung X-banner.........................................73 Gambar : 4.8 Vektor untuk dokter sebagai tokoh utama .......................................74 Gambar: 4.9 Vektor untuk karakter orang dewasa................................................75 Gambar : 4.10 Pengaplikasian Media utama Pada LCD/Layar Plasma 01 ...........78 Gambar: 4.11 Pengaplikasian Media utama Pada LCD/Layar Plasma 02 ...........78 Gambar: 4.12 Finishing Desain Media Pendukung Pada Boneka ......................79 Gambar : 4.13 Pengaplikasian Media Pendukung Boneka ..................................79 Gambar: 4.14 Finishing Desain Media Pendukung Pada mug ...........................80 Gambar : 4.15 Pengaplikasian Media Pendukung Pada mug ...............................80 Gambar : 4.16 Finishing Desain Media Pendukung Pada Stiker .........................81 Gambar : 4.17 Pengaplikasian Media Pendukung Stiker ......................................81 Gambar: 4.18 Finishing Desain Media Pendukung Pada Poster.........................82 Gambar : 4.19 Pengaplikasian Media Pendukung Poster .....................................83 Gambar : 4.20 Finishing Desain Media Pendukung Pada X-banner ...................84 Gambar : 4.21 Pengaplikasian Media Pendukung X-banner ................................85

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Aktivitas yang sangat padat membuat manusia terkadang lupa dengan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang kurang sehat. Setiap harinya masyarakat di indonesia bekerja selama 8 jam, dengan aktivitas pekerjaan yang terlalu serius seseorang terkadang menunda untuk makan tepat waktu, minum, bahkan yang paling sepele adalah menahan buang air, entah buang air besar atau buang air kecil. Menurut situs haloSehat.com (2015), tubuh sebenarnya memberikan sebuah peringatan jika metabolisme normal dilanggar. Salah satu contohnya adalah rasa haus dengan kurangnya mengkonsumsi air putih. Hal ini juga dapat berbahaya bagi tubuh, selain dapat membuat dehidrasi. Kurangnya mengkonsumsi air putih dapat menyebabkan air urine menjadi kuning dan itu menandakan kurangnya cairan yang dibutuhkan oleh tubuh. Hendaknya manusia mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas atau setara dengan 2 liter air setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Setelah tubuh menerima asupan air putih dengan cukup, seseorang yang kondisi sistem pencernaan tubuhnya normal, pasti dapat membuang sisa – sisa pencernaan dengan baik. Dengan hal tersebut menurut doktersehat.com (2015), Dr. Siti Setiati, SpPD mengatakan normalnya

seseorang dapat

mengeluarkan air kencing dalam sehari 1 kali/ 4 jam. Namun terkadang kebanyakan orang lebih menahan air kecil karena dianggap masih bisa ditahan. Biasanya ini disebabkan karena terlalu sibuk berkerja atau aktivitas yang terlalu serius dan bahkan saat perjalanan jauh. Ketika sedang belajar dikelaspun terkadang juga cenderung lebih memilih menahan buang air kecil salah satunya karena sedang terburu – buru meyelesaikan tugas.

1

2

Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis kepada 50 responden, sebayak (60% responden) menyatakan bahwa mengalami anyang – anyangan setelah menahan air kecil. Menurut Dr. Soertomo Slamet Iman Santoso seorang ahli penyakit dalam yang dikutip dalam situs hilirmudik.com, jika kita menahan buang air sama halnya

membiarkan limbah, kotoran, dan racun yang seharusnya

keluar. Jika hal ini di lakukan berkali – kali akan berdampak buruk bagi tubuh. Kotoran atau racun dalam urine yang hendak keluar mengandung virus – virus dan bakteri yang berbahaya bagi tubuh. Virus dan bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi pada saluran perkemihan atau kandung kemih jika terlalu lama mengendap di kandung kemih. Informasi yang di sampaikan oleh dr. Daniel Witanto, MGBT dalam tayangan acara talk show DR.Oz Indonesia, di salah satu stasiun televisi swasta yang di unggah dalam youtube.com oleh indonesiatvshow tahun lalu (16 desember 2013) menyebutkan bahwa, salah satu penyebab gangguan saluran kandung kemih yaitu seringnya menahan buang air kecil. Hal tersebut terjadi karena saat menahan buang air kecil, sama dengan menahan atau menampung bakteri, dan kuman didalam kandung kemih sehingga hal tersebut dapat menginfeksi sistem perkemihan atau kandung kemih. Dalam situs halosehat.com (2015), dinyatakan bahwa dengan menahan buang air kecil, mempermudah tubuh terkena penyakit – penyakit yang berhubungan dengan organ pencernaan terkait sistem perkemihan. dikarenakan menumpuknya kotoran yang berasal dari urine yang seharusnya dikeluarkan, maka kandung kemih akan mengalami infeksi

apabila

menampung urine terlalu lama. Hal ini biasa disebut dengan istilah ISK (Infeksi Saluran Kemih). Menurut Rudi Haryono, S.Kep., Ns (2015), memberikan penjelasan bahwa Infeksi saluran kemih terjadi karena sisa urine dalam kandung kemih menjadi naik akibat pengosongan kandung kemih yang tidak berfungsi secara efektif, seperti yang dijelaskan diatas bahwa urine yang menumpuk dapat membentuk batu yang mengapur, selain itu juga terdapat bakteri yang dapat menginfeksi saluran kemih. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa, yang

3

berhubungan dengan penyakit kantung kemih terdiri dari Urolithiasis , dan infeksi saluran kemih. Penyakit kantung kemih yang di tilbulkan berkaitan dengan seringnya menahan buang air kecil yaitu Urolithiasis . Urolithiasis merupakan terbentuknya batu saluran kemih gangguan aliran urine, gangguan metabolik, dan

yang berkaitan dengan infeksi saluran kemih.

Urolithiasis merupakan batu yang terdapat pada saluran kemih yang bersifat indiopatik, yang mana hal ini bisa menimbulkan statis dan infeksi. Berdasarkan informasi dari dinas kesehatan kota Semarang tentang Penyakit sistem kemih, yang mana hal ini kurang diperhatikan oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Semarang. Sangat mengejutkan, bahwa masyarakat Semarang yang menderita penyakit sitem kemih atau urolithiasis terus ada setiap tahunnya, jika di jumlah keseluruhan dari tahun 2013 sampai tahun 2015 baik laki-laki maupun perempuan untuk penderita rawat inap urolithiasis yaitu 3.686 orang, sedangkan untuk pederita urolithiasis rawat jalan yaitu 1.965, data tersebut dapat dilihat pada halaman 28-39. Dari 3 tahun kebelakang, terhitung

tahun 2013 –

tahun 2015

penderita urolithiasis paling banyak dialami oleh orang dewasa dan lansia, dari usia 24 tahun sampai usia 64 tahun. Mengenai hal – hal tersebut masih banyak orang yang belum tahu tentang bahaya menahan buang air kecil, kemudian banyak orang yang mengabaikannya, dan tidak memperhatikan gaya hidupnya. Mungkin saat ini tenaga medis sudah semakin maju dalam penanganan mengenai hal tersebut, namun tidak ada salahnya jika hal itu di cegah. Dan untuk mengantisipasi atau melakuakan pencegahan agar penderita penyakit saluran kemih tidak bertambah di kota Semarang, maka dengan adanya iklan layanan masyarakat dapat selalu mengingatkan masyarakat Semarang tentang bahaya yang ditimbulkan saat sering menahan air kecil bagi kesehatan kandung kemih.

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana merancang

Iklan Layanan Masyarakat

yang tepat

tentang Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih di Wilayah Semarang yang menarik?

4

1.3 Tujuan Perancangan Menghasilkan rancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih di Wilayah Semarang yang menarik audience.

1.4 Manfaat Perancangan Dalam Perancangan iklan Layanan masyarakat ini di harapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis Penulis dapat mempelajari, meneliti dalam tahapan membuat laporan, serta mengaplikasikan ilmu desain komunikasi visual dengan merancang Iklan Layanan Masyarakat yang baik dan benar, sesuai permasalahan yang ada di masyarakat. 2. Masyarakat Masyarakat dapat menambah pengetahuan dan sadar tentang pentingnya membuang air kecil bagi kesehatan melalui iklan layanan masyarakat. Serta masyarakat Semarang diharapkan dapat hidup sehat dan bisa merubah kebiasaan yang berdampak negatif tersebut. 3. Lembaga Kesehatan Bagi Lembaga kesehatan dapat mengurangi angka penyakit yang di derita masyarakat dan memberikan pengetahuan mengenai dampak penyakit – penyakit yang ditimbulkan. 4. Universitas Dapat menjadi sebuah refrensi atau rujukan karya ilmiah untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Masalah Untuk

menghindari

permasalahan

yang

meluas,

serta

untuk

mengarahkan pembicaraan suatu masalah, maka permasalahan mengenai Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih hanya dibatasi sampai perancangan iklan

layanan masyarakat dan media yang akan

5

digunakan. Media yang digunakan yaitu berupa animasi infografis yang ditayangkan dalam Tv layar plasma, yang diterapkan di sudut – sudut jalan kota Semarang. Perancangan ini ditunjukan untuk orang dewasa dan lansia usia 24 tahun sampai 64 tahun, baik laki-laki maupun perempuan di kota Semarang.

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1

Metodologi Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan mengenai bahaya menahan buang air

kecil bagi kandung kemih, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Menggunakan metode kualitatif karena penulis ingin memahami masalah yang ada secara mendalam, mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara, studi literatur dan observasi untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam perancangan ini digguanakan analisis data dengan 5w + 1H, untuk mengetahui hal-hal pokok atas penelitian yang telah dilakukan. Dari hal-hal pokok yang sudah dikumpulkan, perancang konsep perancangan,

kemudian membuat

sketsa visual hingga mencapai final desain Iklan

Layanan Masyarakat mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih di wilayah Semarang.

1.6.2 1.

Metode Pengumpulan Data Metode Wawancara Metode Wawancara secara mendalam digunakan oleh perancang

karena perancang ingin memdapatkan data yang lebih luas dan lebih mendalam mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih diwilayah Semarang . Wawancara ini dilakukan kepada Dokter spesialis organ dalan (ginjal) dan beberapa pasien penderita infeksi saluran kemih karena menahan buang air kecil. sehingga data yang didapat sesuai dengan pokok permasalahan yang ada.

6

2.

Studi Literatur Studi literatur digunakan oleh perancang untuk mengumpulkan

data melalui buku, artikel dan berita yang sudah ada dari sumber – sumber data yang terpercaya mengenai penyakit infeksi saluran kandung kemih. Selain itu studi literatur juga digunakan untuk mengangkat teori-teori penting dalam pembuatan desain. sehingga data yang dikumpulkan sesuai dengan pokok permasalahan. 3.

Metode Observasi Metode observasi dilakukan oleh perancang untuk

mengetahui

perilaku audiens, menentukan target audiens, agar mengetahui media apa saja yang akan digunakan untuk penyampaian iklan layanan masyarakat, serta mengetahui durasi tayangan video yang akan tayang dalam LCD/ tv layar plasma di sudut - sudut kota Semarang.

1.6.3

Metode Analisis Data Perancang menggunakan analisis 5W + 1H untuk mengetahui jawaban

atas masalah dari perancangan Iklan Layanan Masyarakat yang akan di desain. Analisis 5W +1H tersebut terdiri dari: Apa/What, Kondisi ini menanyakan masalah-masalah apa yang ingin disampaikan dalam perancangan Iklan Layanan Masyarakat tentang Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih di Wilayah Semarang. Mengapa/Why, Kondisi ini menanyakan persoalan tentang infeksi saluran kemih yang disebabkan karena menahan buang air kecil terlalu lama didalam kandung kemih Siapa/Who, Kondisi ini menanyakan bahwa seringnya menahan buang air kecil, dan yang terkena dampaknya kebayakn dialami rentan usia orang dewasa dan lansia, yang sering menahan buang air kecil karena aktivitas yang padat. Kapan/When, Kondisi ini menanyakan seringnya orang menahan air kecil karena melihat toilet yang kotor, perjalanan jauh bahkan sibuk bekerja.

7

Dimana/Where, Kondisi ini menanyakan bahwa menahan buang air kecil dapat terjadi di mana saja saat seseorang lalai terhadap kerbersihan atau gaya hidupnya. Bagaimana/How, Kondisi ini dapat dialami ketika seseorang tidak memperhatikan atau tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan saat menahan buang air kecil.

1.6.4

Bagan Alir Penelitian Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Mengenai Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih. LATAR BELAKANG Mencakup tentang banyaknya penderita penyakit saluran kemih TUJUAN DAN MANFAAT PERANCANGAN Menentukan Tujuan dan manfaat Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Mengenai Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih. METODE PENELITIAN : Metode Kualitatif

METODE PENGUMPULAN DATA Data Primer : Wawancara dan Observasi Data Skunder : Literatur

DATA PERMASALAHAN Teori Tentang penyakit kandung kemih

DATA KLIEN Angka penderita penyakit kandung kemih

ANALISIS 5W + 1H Menentukan unsur-unsur Permasalahan dalam membentuk rancangan

DATA AUDIENCE hasil wawancara pasien dan dokter SEGMENTASI AUDIENCE Usia dewasa & lansia

KONSEP: menentukan tujuan, strategi, konsep kreatif, logika kreatif dan program kreatif STRATEGI DESAIN & MEDIA menggunakan media utama animasi infografis dan media pendukung dalam sosialisasi FINAL DESAIN : Animasi Infografis untuk media utama Gamabar: 1.1 Bagan Alir Penelitian Sumber: Perancang

8

1.7 Teori Permasalahan 1.7.1

Bahaya Menahan Urine bagi Kandung Kemih Rasa ingin membuang air kecil kadang datang secara tiba-tiba.

Dengan hal tersebut membuat seseorang menahannya dengan berbagai alasan entah karena malas, sibuk dan bahkan sudah asyik dengan aktivitas yang sudah di jalaninya. Tanpa di sadari hal sepele tersebut jika terus menerus di lakukan dapat menyebabkan masalah besar yang berdampak buruk bagi kesehatan Saluran kemih, dan penyumbatan saluran ureter (infospesial 17/Maret/2012) Menahan Urine sama halnya menahan racun dalam tubuh yang seharusnya dikeluarkan. Karena urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. urine adalah hasil zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh yang harus dibuang. Penggunaan multiple dipstick urine untuk 10 pemeriksaan, yaitu : 1.

Bilirubin, di dalam air seni menunjukkan adanya infeksi pada hati / liver yang disebut hepatitis.

2.

Blood / Darah, dalam urine menunjukkan adanya infeksi saluran kemih.

3.

Glucosa, di dalam urine menunjukkan penyakit kencing manis (diabetes melitus).

4.

Ketone, membantu dokter untuk menentukan tingkat / stadium dari beberapa penyakit dan gangguan kesehatan.

5.

Leucocytes/Sel darah putih, Keberadaan sel darah putih di dalam urine menunjukkan adanya infeksi di dalam ginjal, kandung kemih atau saluran air kemih.

6.

Nitrite, urine membantu dokter dalam menganalisa kesehatan.

7.

pH, Angka yang menunjukkan derajat keasaman urine. Penyimpangan dari angka normal menunjukkan adanya perubahan kondisi darah akibat pengaruh tertentu.

8.

Protein, dalam urine dapat disebabkan karena suatu infeksi kandung kemih atau saluran air kemih, tetapi kalau kehadiran protein dalam jumlah besar menunjukkan adanya penyakit ginjal.

9

9.

Specific

Gravity/BD,

Angka

yang

menunjukkan

BD

urine.

Penyimpangan dari angka normal menunjukkan adanya perubahan kondisi urin akibat pengaruh tertentu. BD urine juga dapat menunjukkan adanya penyakit diabetes insipidus. 10. Urobilinogen. Dalam keadaan normal zat ini ada di dalam urine (Dian Wahyuni) Dari penjabaran di atas bahwa saluran sistem kemih merupakan organ yang penting bagi sistem pencernaan tubuh, hal ini kurang mendapatkan pehatian oleh masyarakat umum tentang bahaya yang ditimbulkan saat sering menahan urine, tidak disadari bahwa urine yang ditahan terlalu lama dapat memberikan dampak negatif bagi saluran kemih atau sistem kemih, karena dalam urine banyak sekali zat – zat yang berbahaya. Dari penjelasan tersebut penyakit yang ditimbulkan yaitu penyakit Urolithiasis dan infeksi saluran kemih.(Rudi Haryono S. N., 2015)

a)

Urolithiasis Urolithiasis merupakan sebuah batu yang terdapat pada saluran kemih

yang bersifat indiopatik, yang mana batu tersebut dapat menyebabkan infeksi. Pengklasifikasian batu diantaranya, (Rudi Haryono S. N., 2015) 1. Batu

oksalat/kalsium

oksalat,

pembentukan

batu

ini

dari

pengendapan sisa pencernaan asam oksalat yang ada di dalam kandung kemih yang dihasilkan oleh metabolisme asam amino dan asam askorbat dalam kata lain kandungan yang terdapat pada vitamin C. Batu ini biasanya berada di ginjal/kandung kemih. 2. Batu Struvit, pembentukan batu ini terdiri dari magnesium ammonium fosfat dan kalsium karbonat. Hal ini terjadi akibat infeksi bakteri pemecah urea pada saluran urine. Enzime urease yang dihasilkan oleh bakteri tersebut mengurangi urine menjadi amonia dan karbonat. Kemudian amonia bergabung dengan air dan membentuk amonium sehingga pH urine semakin tinggi. Dan karbondioksida yang terbentuk dalam suatu pH basa akan menjadi ion karbonat yang membentuk kalsium karbonat.

10

3. Batu urat, terjadi pada penderita rematik dan diare kronis karena kehilangan cairan dan meningkatkan kosentrasi urine, pH urine menjadi asam sehingga terjadi pengendapan asam urat. 4. Batu sistina, merupakan asam amino yang kelarutannya paling kecil. Bila sistin tidak larut, maka akan mengendap dan beerbentuk kristal, ini terjadi di dalam saluran kemih dan semakin lama akan membentuk batu. 5. Batu Kalium fosfat, terjadi pada penderita hiperkalsiurik, dimana kadar kalsium dalam urine sangat tinggi. Ini terjadi karena asupan kalsium sangat tinggi. 6. Batu kalsium, dimana sebagian besar penderitanya mengalami hiperkalsiuria, hal ini terjadi karena kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. 7. Batu asam urat, dimana batu asam urat ini terjadi karena meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih. Jadi dari penjabaran diatas terbentuknya Urolithiasis

dari teori

nukleasi yaitu batu tersebut terbentuk di dalam urine disebabkan adanya inti batu. Partikel – partikel yang berada dalam larutan kelewat jauh akan mengedap di dalam nukleus sehingga terbentuklah batu. Inti batu ini dapat berupa kristal atau benda asing pada saluran kemih. Kemudian ditinjau dari teori matriks yaitu terdiri dari serum/protein urine sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal – kristal batu. Namun dari penjelasan mengenai Urolithiasis

diatas sebetulnya urine orang normal mengandung zat

penghambat pembentukan kristal yaitu magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu zat ini berkurang maka dengan mudah terbentuknya batu dalam saluran kemih. b)

Infeksi Saluran Kemih Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu keadaan dimana

adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih ini dapat menginfeksi laki – laki maupun perempuan, berikut ini adalah jenis – jenis

11

mikroorganisme yang menginfeksi kandung kemih, (Rudi Haryono S. N., 2015) 1. Escherichia Coli: penyebab ISK (simple) 2. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella: penyebab ISK complicated 3. Enterobacter, Staphylococcus epidemidis, enterococci dan lain – lain. Selain bakteri – bakteri yang menginfeksi kandung kemih yang sudah di jelaskan di atas, penyebab utama ISK Diantanta, 1. Sisa urine dalam kandung kemih atau penahanan urine terlalu lama didalam kandung kemih, sehingga pengosongan kandung kemih tidak berjalan secara efektif. 2. Mobilitas menurun 3. Nutrisi yang kurang baik 4. Sistem imunitas menurun, baik itu seluler atau humoral. 5. Adanya hambatan pada aliran urine. Sisa urine di dalam kandung kemih yang meningkat menyebabkan distensi yang berlebihan sehingga timbulah rasa nyeri. Keadaan sepertiini dapat menurunkan resistensi terhadap invasi bakteri sehingga kandung kemih menjadi bertumbuhnya bakteri. Dari penjelasan beberapa sumber diatas dapat di simpulkan bahwa, kandungan yang ada di dalam urine terdapat berbagai zat sisa yang berdampak buruk untuk tubuh, jika terlalu lama di tahan dalam kandung kemih. Selain itu, jika terlalu lama menahan urine, menjadikan bakteri bertumbuh di dalam kantung kemih, kemudian bakteri tersebut dapat menginfeksi kandungkemih. Dengan hal tersebut menyebabkan gangguan kesehatan kandung kemih atau sistem perkemihan, seperti infeksi saluran kemih, dan batu pada saluran kemih. Kemudian pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan kandung kemih, sebaiknya perlu di lakukan kepada semua lapisan masyarakat jika mengalami keluhan terhadap organ pencernaan, seperti kandung kemih, ureter dan ginjal. Hal ini perlu dilakukan agar mengetahui sejauh mana kesehatan organ dalam kita.

12

1.7.2

Teori Perancangan

1.

Iklan Iklan Merupakan bentuk komunikasi non personal mengenai suatu

organisasi, yang mana iklan memberikan sebuah informasi kepada audience atau masyarakat dengan jangkauan dan cakupan yang luas serta efisien dan efektif (Morissan, 2003) Iklan yang baik mencakup 3 hal, diantaranya, yaitu: a)

Mampu menimbulkan perhatian Perhatian ditujukan secara umum namun lebih baik lagi jika diarahkan secara khusus kepada audiens yang dituju.

b)

Mampu menarik Iklan dikatakan telah menarik perhatian jika dibaca, dilihat atau didengar dengan baik oleh audiens.

c)

Mampu menimbulkan keinginan Untuk menimbulkan keinginan audiens agar melakukan apa yang di sampaikan oleh iklan, harus mengetahui motif permasalahan yang dihadapi oleh audiens. (Bharata, 2010)

2.

Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan masyarakat sendiri merupakan iklan non komersil

dengan tujuan mengajak, mendidik, mengarahkan, atau memberikan sebuah himbau kepada masyarakat sebagai warga negara maupun warga dunia tentang suatu permasalahan atau persoalan yang sedang dihadapi (Supriadi, 2013) 3.

Aspek Yang Mendasari Sebuah Iklan Dari penyusunan sebuah iklan terdapat beberapa aspek yang

mendasari, berupa aspek rasional-fungsional, aspek seni dan kreatifitas yang terkonsep (Widyatama, 2011) 4.

Teknik Pendekatan visual pada Iklan Pendekatan pesan visual menurut Gilson dan Berkman yaitu

pendekatan atau type of appeal, adalah “..an appeal represent the creative attempt to motivate consumers toward some form of activity

13

service”. Dan pendekatan penyampaian pesan visual dalam desain iklan tersebut meliputi: a)

Pendekatan rasional – emosional (rational – emotional appeal)

b)

Pendekatan positif – negatif (a positive – negative appeal)

c)

Pendekatan humor (humour appeal)

d)

Pendekatan Rasa takut (fear appeal)

e)

Pendekatan seks (sex appeal)

Pesan yang disampaikan dan periklanan memanfaatkan dorongan alamiah yang dimiliki oleh manusia untuk dasar pendekatan (Iskandar, 2006) Dalam pendekatan penyampaian pesan visual dapat dijelaskan sebagai berikut, (Shimp, 2003) a.

Pendekatan rasional – emosional yaitu pendekatan yang mengungkapkan informasi – informasi nyata yang akan disampaikan dalam iklan tersebut untuk menimbulkan perasaan harapan, keinginan, kecintaan atau kasih sayang.

b.

Pendekatan positif – negatif yaitu pendekatan yang mengunakan gaya ekpresi yang mudah diingat atau memorable, agar menimbulkan efek emosi positif atau negatif dari audiens.

c.

Pendekatan humor yaitu pendekatan yang di berikan kesan humor atau lucu didalamnya, untuk menarik perhatian audiens.

d.

Pendekatan rasa takut yaitu pendekatan

yang biasanya

menampilkan aspek negatif dan bahaya, sehingga psikologis audiens tibul rasa takut, kemudian mudah di ingat oleh audiens.

14

e.

Pendekatan Seks yaitu Pendekatan yang menggunakan unsur seksual atau sindiran seksual yang kontroversional, sehingga pendekatan yang seperti ini mudah menarik audiens.

5.

Media Secara garis besar, media dalam sebuah iklan dibagi ke dalam dua

ragam yaitu Below The Line dan Above The Line. a.) Below The Line meliputi: media cetak berupa surat kabar, majalah, brosur, papan iklan atau billboard. b.) Above The Line meliputi: media elektronik berupa radio, televisi, film. Untuk memudahkan dalam pengelompokan, berdasarkan media penyampaiannya secara lebih spesifik iklan dibagi ke dalam 5 ragam iklan yaitu (1) iklan televisi, (2) iklan surat kabar dan majalah, (3) iklan radio, (4) iklan internet, dan (5) short message service ads atau iklan SMS (Supriadi, 2013) 6.

Video Video merupakan teknologi pemprosesan sinyal elektronik yang mewakilkan gambar bergerak. Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi. Saat ini ada 2 kategori video, yaitu video analog dan video digital (Binanto, 2010) a.) Video analog Mengodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan frekuensi sinyal. Video analog mempunyai dua format elektrik dan kaset. b.) Video digital Video digital dapat juga disebut 3 dimensi dari piksel yang berwarna. Kemudian untuk 2 dimensi melayani arah spasial dari gambar bergerak yaitu horizontal maupun vertikal, kemudian satu dimensi yang lainnya akan mempresentasikan domain waktu. Video digital juga terdiri dari serangkaian

15

gambar digital yang ditampilkan dengan cepat pada kecepatan yang konstan.

7. Animasi Animasi merupakan gerakan yang dihasilkan dari proses manipulasi visual dari sebuah gambar yang membuat objek seolah – olah hidup. Animasi juga merupakan perubahan gambar dalam setiap waktu yang ditentukan (Prabawati, 2009). Berikut dasar-dasar pembuatan animasi (Ardiyansah, 2010) a.)

Solid Drawing Menggambar sebagai dasar dalam pembuatan animasi, hal ini menetukan proses dan hasil yang akan didapat, yang paling utama animasi klasik. Dalam pembuatan animasi harus memperhatikan anatomi, komposisi, keseimbangan, berat maupun pencahayaannya.

b.)

Timing dan Spacing Untuk Timing yaitu penentuan waktu kapan hendaknya sebuah gerakan itu terjadi. Sedangkan untuk Spacing berkenaan dengan percepatan maupun perlambatan dari macam-macam jenis gerakan.

c.)

Squash dan Stretch Squash dan Stretch yaitu pemberian efek lentur dalam animasi atau figur supaya animasi tersebut terlihat lentur dan seolah-olah nampak terlihat hidup.

d.)

Anticipation Yaitu bisa dikatakan sebagai periapan atau ancang-ancang, seperti halnya objek yang bangkit dari duduknya. Objek tersebut harus membungkukkan badanya dahulu sebelum objek tersebut berdiri.

16

e.)

Slow in dan Slow Out Slow in dan Slow Out mempunyai devinisi menegaskan kembali bahwa setiap apapun gerakan itu memiliki kecepatan dan kelambatan yang berbeda.

f.)

Arcs Dalam hal ini sistem penggerakan tubuh makhluk hidup bergerak dengan pola/jalur yang dinamai arcs.

g.)

Secondary action Yaitu gerakan tambahan yang digunakan untuk memperkuat gerakan utama agar animasi nampak lebih realistik.

h.)

Follow Through dan Overlapping Action Follow Through yaitu tentang bagian tubuh tertentu yang senantiasa bergerak meskipun seseorang berhenti untuk bergerak. Sedangkan Overlapping Action yaitu gerakan yang saling silang dalam kata lain gerakan yang saling mendahului.

i.)

Straight Ahead Action dan Pose to Pose Straight Ahead Action yaitu pembuatan animasi dengan penggambaran satu per satu dari awal hingga selesai seorang diri. Sedangkan Pose to Pose yaitu penggambaran keyframe-keyframe

tertentu

saja

selanjutnya

akan

dilanjutkan oleh asistennya atau seorang animator yang lainnya. j.)

Staging Yaitu animasi yang meliputi bagian lingkungan dibuat untuk menciptakan suasana lain yang diinginkan sebagian atau menyeluruh.

1.7.3

Desain Komunikasi Visual Rancangan dari sebuah konsep atau ide, yang di komunikasikan secara

visual dari rangkaian proses penyampaian informasi atau pesan kepada pihak

17

lain atau audience, komunikasi tersebut terbaca secara visual oleh indera penglihatan atau mata (Anggraini, 2014) 1.

Gaya Visual Gaya visual berupa karakter, yaitu menentukan desain karakter

dengan mempunyai suatu cirikhas berbeda dari karya desain yang sudah ada, serta harus mempunyai ke unikan dalam sebuah karya desain tersebut, agar audiens dapat dengan mudah mengingatnya (Santoso, 2014)

2.

Warna Warna merupakan satu hal yang sangat penting dalam menentukan

respons dari audiens. Warna menjadi hal yang paling utama dilihat oleh seseorang. Setiap warna memeberikan kesan dan identitas tertentu, walaupun hal ini tergantung pada latar belakang pengamatannya juga (Nugroho, 2008) Ada 4 macam aturan dasar warna meliputi Monochromatic Color, Warna Analog, Warna pelengkap, dan Warna Triad (Nugroho, 2008) a) Monochromatic Colour merupakan perpaduan beberapa warna yang bersumber dari satu warna kemudian nilai dan intensitasnya berbeda - berbeda. Sehingga menimbulkan satu kesatuan yang harmonis dan utuh. Berikut adalah contoh perwakilan gambar dan warna:

Gambar: 1.2 Monochromatic Colour Sumber: Pengenalan teori warna

18

b) Warna analog merupakan perpaduan dari warna-warna terdekat, seperti warna merah akan serasi dengan warna orange, dan orange akan terlihat harmonis dengan warna kuning. Berikut adalah contoh perwakilan gambar dan warna:

Gambar: 1.3 Warna analog Sumber: Pengenalan teori warna

c) Warna Pelengkap merupakan warna kontras yang menarik perhatian

lebih

dari

pembaca

visual.

Saat

itulah

menggunakan kombinasi dari warna-warna pelengkap, seperti biru dan oranye, merah dan hijau, dan seterusnya. Berikut adalah contoh perwakilan gambar dan warna:

19

Gambar: 1.4 Warna Pelengkap Sumber: Pengenalan teori warna

d) Warna Triad yaitu bagaimana warna dasar yang dapat melahirkan berbagai warna baru disekitarnya. banyak kombinasi warna selain warna dasar untuk membuat sebuah desain tampak menarik dan berbeda dari biasanya, seperti peleburan warna kuning dan oranye, oranye dan merah, merah dan pink (merah muda), pink dan biru, dan seterusnya (Desain Studio, 2010) Berikut adalah contoh perwakilan gambar dan warna:

20

Gambar: 1.5 Warna Triad Sumber: Desain studio

3.

Tipografi Huruf (tipografi), merupakan bagian dari kehidupan manusia dari

zaman dulu hingga zaman modern sekarang ini. Adanya kebutuhan manusia dalam pengaplikasian huruf untuk beberapa desain, membuat insan kreatif selalu berusaha menampilkan seni “penataan huruf” semaksimal mungkin. Bahkan membuat desain huruf sendiri sesuai karakter desainnya. Hal itu bisa kita lihat pada tulisan-tulisan pendek iklan di pinggir jalan. Seperti pada baliho, poster, koran, majalah, website, dan televisi. Di sana sering kita temukan jenis-jenis tulisan dengan corak khusus yang memiliki nilai seni. Itulah hasil dari kegiatan para desainer yang menerapkan landasan ilmu tipografi (Anggraini, 2014) Kemudian untuk fisik Font diantaranya yaitu, yaitu (Yoga, 2005): a)

Serif atau istilah Roman yaitu font yang dapat dikenali dengan bentuk lengkungan (serif) pada ujung-ujunngnya. Fon ini biasanya digunakan untuk kepentingan cetak, karena sifatnya jelas saat dicetak.

b)

Sans Serif biasnya disebut dengan Lineale yaitu jenis font yang tidak mempunyai lengkungan, sehingga nampak tegas

21

dan sangat berkarakter. Dan font ini lebih cocok untuk halaman web atau dalam media elektronik. c)

Italic yaitu font ini digunakan untuk menegaskan perbedaan suatu teks dengan lainnya. Seperti bahasa asing dan lainlain.

d)

Slab Serif secara bentuk ujung-ujungnya kotak dan tegas dan cirikhasnya font ini nampak tebal dan saling berdekatan dengan huruf lain.

4.

Komposisi Komposisi merupakan suatu cara untuk meletakan gambaran atau

ilustrasi di dalam layar maupun layout desain, sehingga desain tersebut tampak lebih menarik, menonjol dan bisa mendukung alur cerita atau konsep yang di buat. Dengan komposisi yang baik, meliputi perpaduan warna, bentuk font, desain karakter dan layout yang baik, akan menghasilkan karya desain yang lebih “hidup” dan bisa mengarahkan perhatian audiens kepada karya desain tersebut. Sehingga audiens berminat untuk melihat, mengamati, dan membaca tentang pesan yang ingin disampaikan melalui desain tersebut (Semedhi, 2011)

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, karya desain iklan agar menarik minat audiens harus menggunakan perpaduan atau komposisi yang menarik. Selain itu desain iklan yang dihasilkan mempunyai cirikhas dan keunikan tersendiri dari karya desain yang sudah ada, sehingga audiens meminati dan mempunyai ketertarikan dengan karya desain tersebut. Kemudian pesan yang disampaikan harus jelas, maka dari itu pemilihan font juga sangat penting untuk mempermudah audiens yang membacanya.

BAB II IDENTIFIKASI DATA DAN ANALISIS DATA

2.1

Identifikasi Data Dalam

penelitian

ini

Penulis

mengumpulkan

data

dengan

menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari narasumber secara langsung. Dalam hal ini adalah dokter spesialis penyakit dalam dan pasien penderita penyakit kandung kemih. Sedangkan data sekunder didapat secara tidak langsung atau melalui study literatus. 2.1.1

Data Primer 1) Data Wawancara Menahan buang Air Kecil merupakan suatu hal yang sering di

alami semua orang, tanpa di sadari hal ini bisa menjadi suatu kebiasaan yang berakibat buruk bagi organ pencernaan. Menahan buang air kecil merupakan hal yang dianggap sepele bagi masyarakat, hingga di abaikan dan terulang setiap hari. Bahkan ketika menahan buang air kecil jika benar – benar bisa ditahan dan belum merasa penuh untuk dikeluarkan pasti seseorang akan berusaha menahannya, karena banyak faktor yang memepengaruhi hal tersebut atau bahkan sibuk dengan aktivitasnya. Membiasakan diri dengan pola hidup yang tidak sehat contohnya menahan buang air kecil, itulah yang membuat masyarakat mengabaikan hal – hal kecil namun bersifat penting seperti halnya menahan buang air kecil. Untuk itu penulis melakukan observasi, studi literatur dan wawancara sebagai bahan perumusan masalah serta sebagi acuan untuk mengatasi masalah yang timbul. Dengan pokok bahasan diatas tentang timbulnya permasalahan yang dihadapi masyarakat, mengenai seringnya menahan buang air kecil yang dapat berpengaruh bagi kesehatan kandung kemih, berikut ini merupakan hasil wawancara dengan dokter spesialis organ dalam dan ginjal Dr. dr. M Hussein Gasem, PhD,.Sp.PD-KPTI di RSUP DR. KARIADI Semarang. Dan wawancara dengan pasien penderita penyakit kandung

22

23

kemih yaitu Anis Rohmawati penderita penyakit kandung kemih yang sering menahan buang air kecil. 1)

Hasil wawancara dengan dokter spesial penyakit dalam dan ginjal Dr. dr. M Hussein Gasem, PhD,.Sp.PD-KPTI

Menurut dokter spesial penyakit dalam dan ginjal Dr. dr. M Hussein Gasem, PhD,.Sp.PD-KPTI memberikan penjelasan bahwa, menahan air kecil saat ingin kencing sama halnya menampung hasil zat sisa dari proses pencernaan yang dilakukan oleh tubuh yang seharusnya dikeluarkan. Zat sisa ini adalah air, empedu, garam, urea, obat – obatan, potasium, gula dan lain –lain. Jika seseorang sering menahan buang air kecil dalam jangka panjang dapat terkena infeksi saluran kemih atau gangguan pada kandung kemih. Dengan menahan air kecil dalam kurun waktu yang lama, dapat menyebabkan infeksi kandung kemih karena dalam urine tersebut terdapat kuman – kuman yang dapat menginfeksi kandung kemih. Tidak hannya itu, pengendapan zat sisa dari urine dapat mengkristal kemudian menjadi batu gumpalan batu pada saluran kemih, sehingga edapan tersebut dapat menyumbat ketika proses mengalirnya urine berlangsung. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui hal tersebut, jadi jika merasakan nyeri dibagian perut sisi bawah memang harus di waspadai, bahwa permasalahan mengenai kandung kemih itu banyak diderita oleh siapapun tanpa memandang status sosiala maupun jenis kelamin. Dan ketika merasakan keluhan yang tidak wajar dibagian kandung kemih, segeralah melakukan cek-up atau tes laboratorium sehingga mengetahui kesehatan kandung kemih tersebut. 2)

Hasil wawancara dengan Anis Rohmawati penderita penyakit Kandung Kemih karena sering menahan buang air kecil

24

Dari 50 pasien penderita saluran kemih yang diwawancarai, salah satunya Anis Rohmawati ,47 tahun yang tinggal di lemah gempal II Semarang, memberika penjelasan bahwa sering mengalami nyeri secara tiba – tiba di bagian kandung kemih perut bagian bawah, namun tidak dihiraukan dalam jangka panjang. Hingga merasakan nyeri yang tidak bisa ditahan lagi kemudian Anis Rohmawati melakukan cek-up. Ternyata hasil cek-up menunjukkan bahwa kandung kemihnya terdapat endapan batu. Hal ini baru disadarinya bahwa sering melakukan perjalanan jauh keluar kota karena suatu pekerjaan, dan saat ingin kencing, Anis Rohmawati lebih memilih menahannya, karena malas untuk berhenti terus menerus disetiap jalan saat ingin buang air kecil.

2) Observasi Setelah melakukan opservasi, di beberapa tempat yang sering dikunjungi masyarakat Semarang, untuk usia 24–40 tahun yaitu seperti idomaret point, taman KB dan simpang lima, banyak masyrakat yang kurang memperhatikan adanya sebuah himbauan informasi seperti, brosur dan sepanduk. Masyarakat ternyata lebih tertarik mendapatkan informasi melalui media yang berhubungan dengan digital atau elektronik. Sebab dengan adanya himbauan melalui media digital, menurut masyarakat usia 24 tahun sampai 40 tahun lebih mudah ditangkap, tanpa harus membaca panjang lebar, dan simple. Sedangkan untuk usia 50 tahun sampai 64 tahun seringnya lebih memperhatikan sebuah informasi melalui media cetak seperti koran harian atau majalah. Hal ini terlihat adanya papan informasi yang ada di jalan pemuda. Setelah melakukan pengamatan, banyak pejalan kaki lanjut usia membaca selembaran koran yang ditempel dipapan informasi tersebut untuk mendapatkan informasi. Untuk usia 50-64 tahun pun masih memperhatikan himbauan atau informasi melalui media digital atau elektronik yang terpampang di pinggiran jalan raya. Sehingga jika diamati lebih lanjut dari usia 24 tahun sampai 64 tahun, masyarakat Semarang dapat mengalihkan

25

pandangannya untuk memperhatikan informasi atau himbauan saat melihat adanya tayangan iklan atau sebuah adegan di LCD layar plasma yang ada di sudut pinggir - pingin jalanan kota. Dengan melakukan observasi tersebut, untuk mengetahui durasi tayangan iklan yang ada di LCD/layar plasma disudut-sudut jalan kota, penulis mengamati durasi tiap tayangan yang ditampilkan setiap iklan. Dalam LCD/ layar plasma tersebut durasi tiap iklan yaitu 60 detik sedangkan lampu rambu – rambu lalulintas yang bertanda warna merah saat pengemudi berhenti berdurasi 120 detik. Jadi disitulah para pengemudi dapat menyaksikan tayangan iklan.

Gambar: 2.1 LCD/ tv layar plasma disudut kota Semarang Sumber: Perancang

Gambar: 2.2 tv LCD/ sebagai media informasi Sumber: Perancang

26

2.1.2

Data Sekunder 1) Data Permasalahan Aktivitas yang sangat padat membuat orang lupa melakukan

kewajiban yang sudah dikeluhkan oleh tubuh, banyak orang mengalami hal itu. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang buruh, pekerja kantoran, bahkan seorang mahasiswa ketika sudah serius dalam aktivitasnya, terkadang melupakan kewajiban yang harus dipenuhi salah satunya yaitu membuang air kecil saat ingin kecing. Tidak hanya itu terkadang seseorang menahan air kecil karena sedang melakukan perjalanan jauh, bahkan saat ingin membuang air kecil melihat toilet yang kurang bersih, seseorang lebih memilih untuk menahannya. Setiap orang pasti pernah mengalami hal tersebut karena bagi orang yang tidak tahu hal ini merupakan hal yang sangat sepele. Namun jika kebiasan menahan air kecil tersebut terus menerus dilakukan dalam jangka panjang, akan berdapak buruk bagi sistem pencernaan khususnya bagi kesehatan kandung kemih. Dalam Permasalahan mengenai kasus ini penulis akan membahas lebih mendalam tentang bahaya menahan urine (air kecil) bagi kesehatan kandung kemih. Menahan urine ( air kecil) merupakan hal yang sering dialami oleh seluruh lapisan masyarakat. Banyak yang tidak mengetahui bahwa menahan buang air kecil merupkan salah satu gaya hidup yang kurang sehat. Karena menahan buang air kecil sama halnya menahan hasil sisa – sisa pencernaan seperti zat – zat kimia atau obat – obatan yang sudah dikonsumsi, bahkan zat sisa yang mengadung racun hasil pencernaan dari tubuh yang seharusnya dibuang. Hal ini dapat berdampak buruk bagi sistem pencernaan yang berkaitan dengan kandung kemih, dan salurannya (Nadesul, 2009) Kandung kemih merupakan organ dalam penampung urine. Sebelum urine masuk kedalam kandung kemih, urine akan diproses di ginjal. Ginjal merupakan dua organ yang keduanya masing – masing mempunyai lebih dari satu juta unit mini yaitu nefron, sehingga dapat membuang zat –zat lepas dari darah. Di dalam ginjal terdapat darah arteri jantung yang mengalir melewati kumpulan pembuluh darah halus yang ada

27

di ginjal sebagai unit penyaring ginjal yang disebut glomerulus. Kumpulan tersebut dikelilingi oleh organ yang berbentuk seperti cangkir, dalam kata lain kapsul bowman, yang berkaitan dengan tubule. Disitulah darah di saring, sekitar 1% cairan yang tidak lagi berguna bagi tubuh dikirim ke kandung kemih sebagai urine. Dalam urine tersebut terdapat zat – zat antara lain yaitu urea, natrium, kalium, magnesium, asam fosfat, dan asam karbonat. Zat yang tersaring itu berubah menjadi tetesan urine yg kemudian mengalir ke kandung kemih (Syamsir Alam, 2007)

Gambar: 2.3. Saluran kandung kemih Sumber: Buku Keperawatan medikal bedah sistem perkemihan

Kemudian untuk jumlah urine perhari yang dihasilkan berdasarkan usia (Rudi Haryono S. N., 2015)

No.

UMUR

JUMLAH URINE/HARI

1

0-2 hari

15-60 ml

2

3-10 hari

100-300 ml

28

3

10 hari-2 bulan

250-400 ml

4

2 bulan-1 tahun

400-500 ml

5

1-3 tahun

500-600 ml

6

3-5 tahun

600-700 ml

7

5-8 tahun

700-1000 ml

8

8-14 tahun

800-1400 ml

9

14 tahun-dewasa

kurang lebih 1500 ml

10

Dewasa/ tua

Lebih dari 1500 ml

Tabel: 2.1 jumlah urine perhari yang dihasilkan berdasarkan usia Sumber: Buku Keperawatan medikal bedah sistem perkemihan

Dari penjelasan mengenai urine yang dihasilkan berdasarkan usia setiap harinya, hasil sisa tersebut tentu tidak baik jika tidak segera dibuang saat kandung kemih sudah terisi penuh dengan urine. Karena selain dapat meginfeksi kandung kemih juga dapat membentuk batu yang memadat yang mana dapat mengakibatkan penyumbatan. Kemungkinan pula dapat mengalami radang kandung kemih (uretritis), hal ini akan terasa ketika ingin membuang air kecil. Dan di dorong dengan keinginan untuk kecing terus – menerus tanpa terkontrol. Dan yang paling parah jika urine yang keluar berwarna keruh dan mengandung darah (Syamsir Alam, 2007) Dari buku keperawatan medikal bedah seperti yang dijelaskan diatas juga menjelaskan bahwa gangguan yang terjadi saat menahan urine diantaranya, dapat menyebabkan Urolithiasis

dan ISK (Infeksi Saluran

Kemih). Urolithiasis merupakan sebuah batu yang terdapat pada saluran kemih yang bersifat indiopatik, yang mana batu tersebut dapat menyebabkan infeksi. Sedangkan ISK (Infeksi Saluran Kemih) merupakan suatu keadaan dimana adanya infeksi bakteri pada saluran kemih (Rudi Haryono S. N., 2015) Dengan

hal

tersebut

masih

banyak

orang

yang

tidak

memperhatikan Kesehatan organ dalam seperti kandung kemih melalui gaya hidup yg kurang sehat. ternyata banyak sekali penderita Infeksi saluran

29

kemih, khususnya diwilayah Semarang. Selain dari penjelasan di atas, ada faktor pendukung mengenai hal ini; 1) Aliran darah dalam ginjal berkurang. 2) Cairan atau elektrolit yang masuk kedalam tubuh menurun. 3) Sumbatan dalam saluran kemih itu sendiri karena zat sisa yang menggumpal. 4) Pembesaran prostat dan kangker prostat. 5) tumor kandung kemih akibat sering menahan kecing. 6) Gumpalan batu yang berbentuk kristal akibat dari endapan urine karena terlalu lama menahan urine (Nadesul, 2009)

3) Data Pasien Rawat Inap a) Penderita Urolithiasis

GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA UROLITHIASIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2013

279

300 250 200

173

150

188

123

100 48

50 0 0

1 1

0 0

0 0

2 4

12 18

0

Laki-Laki

Perempuan

Gambar: 2.4 Grafik Rawat inap Pederita Urolithiasis Tahun 2013 Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

23

30


700

635

600 500

412

389

400 300

220

200 100

0 0

0 0

0 0

2 1

3 2

95 72

28 22

0

Laki-Laki

Perempuan



350

310 275

300 235

250 200

139

150 100 50

3 1

0 0

0 0

2 1

2 0

11 12

0

Laki-Laki

Perempuan


31 39

31

Ketiga Grafik tersebut menjelaskah bahwa dari tahun 2013 - 2014 pasien rawat inap penderita Urolithiasis mengalami peningkatan bahkan sangat banyak. Baik laki - laki maupun perempuan, namun lebih dominan diderita oleh laki – laki. Sedangkan pada tahun 2015 penyakit Urolithiasis mengalami penurunan akan tetapi Urolithiasis

jumlah pasien penderita penyakit

juga masih banyak. Dan dalam tahun 2015 grafik diatas,

jumlah penderitanya lebih dominan dialami oleh perempuan. Dari keseluruhan penderita Urolithiasis kebanyakan di alami oleh orang dewasa dan lansia dari usia 24 tahun sampai 64 tahun. b) Penderita Siatitis

GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA SISTITIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2013

14 12

c) d)

12 10

10

9 8

8

7 6

6

5 4

4

3 3

2

3

1 0 0

0 0

0

0

Laki-Laki

Perempuan

Gambar: 2.7 Grafik Rawat inap Pederita Sistitis Tahun 2013 Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

32

GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA SISTITIS SELURUH RUMAH SAKIT DIIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 70 58

60 50 40 30

21 20

20 10

14 14 0 2

0 0

3

0

3 2

5

2

8

7

11

0

Laki-Laki

Perempuan


GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA SISTITIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2015 12 10 10

9

8 6 6 4 4

4

4

3

2

1 0

1 0 0

1 1 0

0 0

0

Laki-Laki

Perempuan


1

33

Pada grafik diatas penyakit Sistitis dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang tidak begitu banyak. Jika di bandingkan jumalah pasien rawat inap penyakit Urolithiasis , dengan pasien rawat inap Sistitis lebih banyak jumlah pasien penderita Urolithiasis . Grafik tersebut menjelaskah bahwa dari tahun 2013 - 2014 khusus pasien rawat inap penderita Sistitis tidak begitu banyak. Baik laki - laki maupun perempuan, namun lebih dominan diderita oleh Perempuan. Sedangkan pada tahun 2015 penyakit Sistitis mengalami penurunan, akan tetapi jumlah penderitanya lebih dominan dialami oleh laki – laki. Dan penderita Sistitis kebanyakan di alami oleh orang dewasa dan lansia dari usia 24 tahun sampai 64 tahun. .

c) Penderita penyakit sistem kemih lainnya

GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT SISTEM KEMIH LAINNYA SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2013 76

80 70

60

60 50

55 42

40

31

30

34 27

36 29

15 13

20 10

56

0 0

0 0

2 2

0

Laki-Laki

Perempuan

Gambar: 2.10 Grafik Rawat inap Pederita Penyakit Sistem Kemih lainnya Tahun 2013 Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

34

GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT SISTEM KEMIH LAINNYA SELURUH RUMAH SAKIT DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 250 205 200 133

150

161 149

108 100

80 89

71 65 43

41 42

50 1 0

1 0

4 9

0

Laki-Laki

Perempuan


GRAFIK RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT SISTEM KEMIH LAINNYA SELURUH RUMAH SAKIT DI KOTA SEMARANG TAHUN 2015 90

83

80 70

60 62

64

60 50 40 20 10

32

30

30

0 0

0 0

3

7

16 13

18 15

20

22

0

Laki-Laki

Perempuan


35

Pada grafik diatas penyakit sistem kemih karena berbagai faktor pertumbuhannya hampir sama dengan penyakit Urolithiasis . Jika di tinjau dari jumlah pasien rawat inap penyakit Urolithiasis , dengan pasien rawat inap penyakit sistem kemih karena berbagai faktor jumlahnya lebih banyak pasien penderita Urolithiasis . Grafik tersebut menjelaskah bahwa dari tahun 2013 - 2014 pasien rawat inap penderita penyakit sistem kemih karena berbagai faktor mengalami peningkatan. Baik laki -

laki maupun

perempuan, namun lebih dominan diderita oleh perempuan. Sedangkan pada tahun 2015 penyakit sistem kemih karena berbagai faktor mengalami penurunan, akan tetapi jumlah penderitanya lebih dominan dialami oleh Laki – laki. Dan jika ditinjau dari segi usia, peningkatan penderita penyakit sistem kemih karena berbagai faktor pada tahun 2015 di alami hampir semua usia, dari usia usia 1 tahun sampai 64 tahun. 4) Data Pasien Rawat Jalan a) Penderita Urolithiasis GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA UROLITHIASIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2013

42

>64th

89 255

>44-<=64th >24-<=44th

415

126

0 27 34

>14-<=24th 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0

>4-<=14-th >1-<=4th >28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

100

200 Perempuan

300

400

Laki-Laki

Gambar: 2.13 Grafik Rawat Jalan Pederita Penyakit Urolithiasis Tahun 2013 Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

500

36

GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA UROLITHIASIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2014

45 57

>64th

166

>44-<=64th

320

109

>24-<=44th 27 25

>14-<=24th >4-<=14-th

0 0

>1-<=4th

2 0 0 0 0 0 0

>28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

50

100

150

Perempuan

200

250

300

350

Laki-Laki


GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA UROLITHIASIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2015

>64th

8

15

>44-<=64th

124

69

125

>24-<=44th 12 11

>14-<=24th 2

>4-<=14-th

0 0 0 0 0 0 0 0

>1-<=4th >28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

20

40

60

Perempuan

80

100

120

Laki-Laki


140

37

Kemudian untuk Pasien rawat jalan penderita penyakit Urolithiasis dari tahun 2013 – 2014 pederitanya sangat banyak , baik laki - laki maupun perempuan, namun lebih dominan diderita oleh laki – laki. Sedangkan pada tahun 2015 penyakit Urolithiasis

mengalami penurunan. Dan jumlah

penderitanya lebih dominan dialami oleh perempuan. Dari keseluruhan pasien rawat jalan penderita Urolithiasis kebanyakan di alami oleh orang dewasa dan lansia dari usia 24 tahun sampai 64 tahun. b) Penderita Sistitis GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA SISTITIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2013

>64th

24

15

>44-<=64th

48

25 41

>24-<=44th >14-<=24th

20

3 3 3

>4-<=14-th 0 1 0 0 0 0 0 0

>1-<=4th >28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

10

20 Perempuan

30

40

50

Laki-Laki

Gambar: 2.16 Grafik Rawat Jalan Pederita Penyakit Sistitis Tahun 2013 Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

60

38

GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA SISTITIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2014

>64th

28

18

>44-<=64th

67

31 64

>24-<=44th >14-<=24th

25

3 1 2

>4-<=14-th >1-<=4th

1 0 0 0 0 0 0

>28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

10

20

30

40

Perempuan

50

60

70

80

Laki-Laki


GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA SISTITIS SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2015

>64th >44-<=64th

4

1 2

>24-<=44th 1

>14-<=24th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

>4-<=14-th >1-<=4th >28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

0,5

1

1,5 Perempuan

2

2,5

3

3,5

Laki-Laki


4

4,5

39

Sedangkan untuk Pasien rawat jalan penderita penyakit Sistitis dari tahun 2013 – 2014 pederitanya tidak begitu banayak, dibandingkan dengan penderita pasien rawat jalan penyakit Urolithiasis . Tapi jika ditinjau dari grafik diatas baik laki - laki maupun perempuan, penderita rawat jalan penyakit Sistitis

lebih banyak diderita oleh

perempuan. Sedangkan pada tahun 2015 juga mengalami penurunan, bahkan sangat sedikit. Dan jumlah penderitanya lebih dominan dialami oleh perempuan. Dari keseluruhan pasien rawat jalan penderita Sistitis kebanyakan di alami oleh orang dewasa dan lansia dari usia 24 tahun sampai 64 tahun. c) Penderita penyakit sistem kemih lainnya GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA PENYAKIT SISTEM KEMIH LAINNYA SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2013

>64th

97

128

>44-<=64th

316

227

316

>24-<=44th >14-<=24th

123

60 38 37

>4-<=14-th 12 23

>1-<=4th 0 0 0 0 0 0

>28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

50

100

150

Perempuan

200

250

300

Laki-Laki

Gambar: 2.19 Grafik Rawat Jalan Pederita Penyakit Sistem Kemih lainnya Tahun 2013 Sumber: Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang

350

40

GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA PENYAKIT SISTEM KEMIH LAINNYA SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2014

114 113

>64th >44-<=64th

294

224

317

>24-<=44th >14-<=24th

128

48 51 39

>4-<=14-th 16 21

>1-<=4th >28hr-<=1th

0 0

>6 -<=28hr

1 0 0

0 -<=6hr 0

50

100

150

Perempuan

200

250

300

350

Laki-Laki


GRAFIK RAWAT JALAN PENDERITA PENYAKIT SISTEM KEMIH LAINNYA SELURUH RUMAH SAKIT DIKOTA SEMARANG TAHUN 2015

6 5

>64th

27 25

>44-<=64th >24-<=44th

52

0 14 12

>14-<=24th 8

>4-<=14-th 1

>1-<=4th

10

7

0 0 0 0 0 0

>28hr-<=1th >6 -<=28hr 0 -<=6hr 0

10

20 Perempuan

30

40

50

Laki-Laki


60

41

Dan untuk Pasien rawat jalan penderita penyakit sistem kemih karena berbagai faktor dari tahun 2013 – 2014 pederitanya juga banyak. Tapi jika ditinjau dari grafik diatas baik laki - laki maupun perempuan, penderita rawat jalan penyakit sistem kemih karena berbagai faktor lebih banyak diderita oleh perempuan. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan. Dan jumlah penderitanya juga lebih dominan dialami oleh perempuan. Dari keseluruhan pasien rawat jalan penderitapenyakit sistem kemih karena berbagai faktor di alami oleh usia 1 tahun sampai 64 tahun. 5) Data Klien

Gambar: 2.22 Logo Dinas Kesehatan Kota Sumber: Dinas Kesehatan Kota Semarang

Undang – undang no 32

tahun 2004 Pemerintah Daerah dan

Peraturan Walikota Semarang nomor 26 tahun 2008, dinas kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kota Semarang, hal ini diselenggarakan dengan tujuan meningkatakan kesadaran, kemauan masyarakat serta kemampuan hidup sehat, agar terwujud kesehatan masyarakat yang tinggi. Tujuan pokok dan fungsi berdasarkan peraturan daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2001 c.q Surat Keputusan Walikota Nomor 061.1/172 tahun 2001 tentang penjabaran tugas dan fungsi Dinas Kota Seamrang, dimana Dinas Kesehatan Kota Samarang mempunyai tugas membantu walikota dalam melaksanakan otonomi daerah dibidang kesehatan.

42

Agar terwujudnya tujuan tersebut maka diperlukan visi dinas kesehatan yang lebih menekankan

uapaya memandirikan masyarakat

supaya lebih hidup sehat. Pembangunan kesehatan diawali dengan proses perencanaan untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan pemberhitungan sumber daya yang tersedia. Dinas kesehatan kota Semarang sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Semarang wajib menyusun rencana stratejik sebagai pelaksana dari Undang – undang no 17 tahun 2013 mengenai keuangan Negara dan Undang – undang no 25 tahun 2004 mengenai sistem perencanaan pembangunan nasional. Dan berikut ini adalah Visi maupun Misi dinas kesehatan kota Semarang untuk mencapai kesejahteraan kesehatan kota Semarang dimasa depan.

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Semarang Visi -

Terwujudnya masyarakat kota Semarang yang mandiri untuk hidup sehat

Misi -

Memberi perlindungan kesehatan dan memberi pelayanan kesehatan paripurna yang terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat, agar tercapai derajad kesehatan yang optimal.

-

Melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya di bidang kesehatan dengan cara efektif dan efisien.

43

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Seamarang

KEPALA DINAS Sekretariat

Kelompok Jabfung

Sub Bag. Perencanaan & Evaluasi

Sub Bag. Keuangan

Sub Bag. Kepegawaian

Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit

Bidang Kesehatan Keluarga

Bidang Promkes Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan

Seksi Yankes Dasar

Seksi Pencegahan Penyakit

Seksi Kesehatan Ibu dan Lansia

Seksi Promkes Infokes

Seksi Yankes Rujukan

Seksi P2B2

Seksi Anak dan Remaja

Seksi PAL

Seksi Farmamin & Perbekalan Rujukan

Seksi P2 Menular Langsung

Seksi Gizi

Seksi Pemberdayaan Pemberdayaan Kesh.

PUSKESMAS, LEBKES, IF

Gambar: 2.23 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Sumber: Dinas Kesehatan Kota Seamarang

2.1.3

Segmentasi Audience a) Primer

Demografis :

Segmentasi perancangan ini ditunjukkan kepada seluruh masyarakat Semarang baik pria maupun wanita, terutama bagi kalangan orang dewasa dan lansia dari usia 24 tahun samapi 64 tahun. Sebab pada usia

tersebut masyarakat produktif dalam

bekerja. Sehingga

terlalu sibuk berkerja atau

44

aktivitas yang terlalu serius masyarakat lalai untuk berkemih. Sekunder :

Segmentasi perancangan ini ditunjukkan kepada seluruh masyarakat Semarang baik pria maupun wanita dengan segala jenis latar belakang dan tingkat sosial.

b) Primer

Geografis :

Segmentasi geografis perancangan ini hanya mencakup wilayah kota Semarang.

Sekunder :

Target audience perancangan ini meliputi wilayah – wilayah di sekitar Semarang.

c) Primer

Psikografis :

Segmentasi Psikografis dari perancangan ini yaitu masyarakat usia 24 tahun sampai 64 tahun karena seringnya menahan air kecil menjadi sebuah kebiasaan, menjadi kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat.

Sekunder :

Target audience dari perancangan ini meliputi seluruh masyarakat yang sering menahan buang air kecil, dan menahan air kecil karena perjalanan jauh.

d) Primer

Behavioristis :

Asyik dan terlalu serius dengan aktivitas atau pekerjaan yang dijalani, kondisi toliet yang kotor membuat masyarakat memilih untuk menahan buang air kecil dan

ketika sedang melakukan

perjalanan jauh hingga harus menahan buang air kecil.

45

Sekunder :

Gaya hidup yang kurang sehat seperti menahan buang air kecil.

2.2

Analisis Data

2.2.1

Asumsi WHAT Banyak dari masyarakat di kota Semarang yang terkena infeksi

saluran kemih dan urolithiasis, hal ini terjadi karena dikota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, sehingga menjadi pusat perkantoran-perkantoran, hal ini pula yang menyebabkan banyaknya penderita saluran kemih dan urolithiasis. Sebab kebanyakan pekerja kantoran sering menahan buang air kecil disaat sibuk menyelesaikan pekerjaannya. WHY Hal ini terjadi karena masyarakat banyak yang belum mengetahui dampak dari menahan buang air kecil, serta kebanyakan masyarakat menganggap itu sebagai hal yang sepele, sehingga lama kelamaan terjadi kebiasaan buruk atau tidak sehat, yang menimbulkan bahaya yang tidak mereka sadari sebelumnya. WHO Menahan buang air kecil pasti pernah dialami oleh siapa saja terutama bagi orang dewasa dan lansia usia 24 tahun – 64 tahun, karena pada rentang usia tersebut masyarakat dalam usia produktif. Hal ini sering terjadi ketika sedang aktif dalam menjalani kegiatan pekerjaannya, tidak hanya itu menahan air kecil juga dirasakan ketika sedang perjalanan jauh, dan seseorang lebih memilih menahan kencing saat melihat toilet yang tidak bersih. WHEN Tanpa disadari seseorang menahan air kecil kapan saja saat melakukan aktivitas yang padat, melihat toilet yang kotor sekali dan perjalanan yang jauh. Pada hal menahan buang air kecil dapat berdampak buruk bagi kesehatan kandung kemih. Hal ini

terjadi apabila menahan

46

buang air kecil tersebut terus terulang dalam kehidupan sehari – hari dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan ISK (Infeksi Saluran Kemih). Sehingga perlu diwaspadai mengenai bahaya menahan buang air kecil tesebut. WHERE Menahan buang air kecil bisa terjadi dimana saja, khususnya untuk masyarakat Semarang yang sering menahan buang air kecil atau masyarakat yang lalai akan kebersihan, sehingga situasi yang seperti ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan kandung kemih apa bila urine yang ditahan dalam kandung kemih terlalu lama. Sebab zat yang terkandung dalam urine membawa dampak buruk bagi kandung kemih yang dapat merusak kemih, dan sistem saluran kandung kemih. HOW Oleh karena itu perlu memberikan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat khususnya dikota Semarang mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari menahan buang air kecil, yang akan disampaikan melalui iklan layanan masyarakat. Serta media lain berupa poster, x-banner kemudian media pendukung lainnya agar mencegah dan mengurangi penyakit saluran kemih maupun urolithiasis. Kesimpulan Jadi, dari Asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat Semarang yang belum mengetahui bahaya menahan buang air kecil yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan kandung kemihnya. Pada hal kandung kemih adalah organ pencernaan yang peting untuk tubuh, sebab kalau tidak dijaga kesehatannya bisa fatal bagi orang tersebut. Dengan adanya kasus tersebut diperlukan sebuah informasi atau himbauan mengenai, bahaya menahan buang air kecil yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan kandung kemih, melalui iklan layanan masyarakat untuk menyadarkan masyarakat Semarang. Hal ini dilakukan agar masyarakat Semarang tidak menahan buang air kecil dimana saja, apa lagi saat melakukan aktivitas yang padat, karena dapat menggangu kesehatan kandungan kemih dan saluran kandung kemih. Serta diharapkan mampu

47

mengubah pola hidup masyarakat Semarang yang tidak sehat menjadi lebih sehat.

2.2.2

Hipotesa Dengan asumsi yang ada tersebut, maka diperlukan Iklan Layanan

Masyarakat yang informatif dan efektif mengenai bahaya menahan buang air kecil yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan Kandung kemih dan saluran kandung kemih. Sehingga dapat menyadarkan masyarakat bahwa, menahan buang air kecil itu berbahaya bagi kesehatan Kandung kemih karena kandung kemih merupakan salah satu organ pencernaan yang sangat penting untuk tubuh. Agar Iklan Layanan Masyarakat ini tersampaikan dengan baik kemudian tepat pada sasaran, maka Iklan Layanan Masyarakat akan menggunakan media Above The Line (ATL) dan Through The Line (TTL). Dengan menggunakan media lini atas diharapkan dapat menjangkau target audience secara menyeluruh. Media lini atas tersebut, berkaitan dengan media elektronik. Dan dengan menggunakan media lini bawah karena, dapat menjangkau target audience yang sangat luas, seperti halnya menggunakan merchandise. Dengan menggunakan merchandise audiens dapat melihatnya dengan jelas serta dapat berinteraksi secara langsung.

BAB III KONSEP PERANCANGAN

3.1 Konsep Perancangan ILM 3.1.1

Tujuan ILM Pokok

permasalahan

yang

diangkat

dalam

iklan

layanan

masyarakat ini adalah mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. Karena target audience iklan layanan masyarakat ini adalah orang dewasa awal hingga lansia, perlu pemilihan media yang tepat sesuai dengan target, maka media yang tepat untuk digunakan yaitu animasi infografis. Media tersebut akan disesuaikan dengan lokasi, sehingga jangkauan yang di cakup lebih tepat kepada sasaran serta lebih efektif. Untuk itu lokasi yang dipilih yaitu disudut-sudut jalan utama kota Semarang. Tujuan iklan layanan masyarakat yang ingin dicapai adalah untuk mencegah masyarakat agar tidak menahan buang air kecil, sehingga dibutuhkan iklan layanan masyarakat yang informatif, serta mampu mengatasi permasalahan sesuai dengan isu yang diangkat, dapat merubah suatu perilaku yang tidak baik menjadi lebih baik dan meningkatkan kesadaran masyarakat kota Semarang sehingga menimbulkan dampak positif agar meninggalkan kebiasaan yang tidak sehat.

3.1.2

Strategi ILM Untuk menyampaikan pesan tersebut maka akan menggunakan

ilustasi berupa animasi infografis untuk mempermudah audiens dalam menangkap pesan. Sebab animasi infografis dapat menyampaikan informasi berupa gambar gerak serta diterapkan teks-teks berupa informasi didalamnya, sehingga lebih menarik dan lebih mudah disimak atau dipahami audiens. Menggunakan animasi infografis sebab, animasi infografis lebih murah dibandingkan menggunakan video yang harus membayar beberapa tallent. Selain itu efek yang ditimbulkan dari animasi infografis ini tidak

48

49

hanya pada orang dewasa dan lansia, namun anak-anak dan remaja juga ikut terhimbau dengan adanya animasi infografis tersebut. Kemudian media yang digunakan yaitu media lini atas seperti LCD/Layar plasma karena dapat menjangkau dan mencakup target audiens yang cukup luas dari usia Remaja, orang dewasa, lansia bahkan semua kalangan, namun dalam iklan ini ditunjukan untuk orang dewasa dan lansia dari usia 24-64 tahun. Kemudian menggunakan media lini bawah berupa marchandise sesuai dengan perancangan media.

3.2 Konsep Kreatif 3.2.1

Konsep Pokok Pesan Iklan Layanan Masyarakat mengenai dampak bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih, akan di Informasikan melalui media utama animasi infografis. Dalam animasi ini akan menceritakan mengenai seorang pria yang bekerja disalah satu perusaha ternama di Semarang. Dia memiliki kesibukan yang sangat padat, dengan aktivitas yang pada tersebut, ia sering menahan buang air kecil karena harus menyelesaikan laporan – laporan yang deadline, sehingga diapun harus mengejar waktu untuk menyelesaikan laporan – laporan tersebut. Karena hal tersebut dia selalu mengesampingkan untuk buang air kecil. Lama-kelamaan ia merasakan nyeri di perut bagian bawah tepatnya di sekitar pinggang, karena seringnya mengalami nyeri tersebut akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke dokter. Setelah melakukan cek-up ia difonis mengalami gangguang kesehatan kandung kemih, akibat sering menahan buang air kecil. Kemudian dokter menyarankan untuk menghentikan kebiasaannya itu, karena dapat menginfeksi kandung kemih, seperti infeksi saluran kemih, penyumbatan batu saluran kemih, dan batu ginjal, sebab kandung kemih adalah organ pencernaan yang penting untuk tubuh. Kemudian setelah adegan animasi tersebut muncul pesan yang memberikan himbauan kepada masyarakat tentang bahaya

50

menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. Dengan adanya informasi melalui animasi infografis ini. Diharapkan dapat memberikan himbauan dan informasi bagi masyarakat yang memiliki aktivitas padat. a)

Isi Pesan Dalam isi pesan ini akan dihasilkan pesan Emosional. Dimana

target

audiens

tersebut

ditunjukkan

sebuah

visualisasi berdasarkan kejadian yang dialami masyarakat, dalam pesan yang ingin disampaikan pada animasi ini akan ditambahkan proses terjadinya penggumpalan batu pada kandung kemih.

Isi pesan ini disampaikan dengan media utama Iklan layanan masyarakat berupa video animasi infografis. Serta terdapat headline yang mampu mendapat perhatian oleh masyarakat mengenai

kesehatan kandung kemih dan menghilangkan

kebiasaan buruk mengenai bahaya menahan buang air kecil. Penyajian isi pesan ini di maksudkan supaya target audiens khususnya bagi orang dewasa dan lansia yang aktif dalam kesibukan maupun pekerjaan yang di jalani selalu menjaga pola hidup sehat dari kebiasaan kecil yang secara tidak sadar akan menimbulkan dampak yang tidak baik, khususnya menahan buang air kecil yang mana hal tersebut jika dilakukan terus - menerus dapat berdampak buruk bagi kandung kemih dan menimbulkan Urolithiasis .

b)

Bentuk Pesan Bentuk pesan dalam perancangan iklan layanan masyarakat mengenai video animasi ini akan menggunakan visualisasi berdasarkan kejadian yang dialami masyarakat. Serta menggunakan prinsip animasi Pendekatan Rasa takut (fear appeal)

(Shimp,

2003)

yaitu

animasi

yang

bersifat

51

memberikan efek rasa takut kepada masyarakat mengenai bahaya menahan buang air kecil. c)

Tema Pesan Tema pesan ini disesuaikan dengan pokok permasalahan yang

dihadapi,

sehingga

perancangan

mengahasilkan media yang efektif serta

ini

dapat

menarik sesuai

target audiens. Tema pesan ini berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih. d)

Pendekatan Penyajian Pesan Pendekatan penyajian pesan ini akan menggunakan pesan yang

informatif,

kemudian

disampaikan

dengan

menggunakan metode pendekatan Rasional (Shimp, 2003). Pendekatan Rasional tersebut merupakan bentuk pesan berupa informasi sesuai dengan kejadian yang dialami masyarakat, sehingga masyarakat sadar dan tergerak untuk merubah kebiasaan yang tidak sehat melalui

pesan yang

disampaikan tersebut. Dengan pendekatan penyajian pesan tersebut, audiens diharapkan mampu menerima pokok bahasan yang dimaksud. “What to say?” Memberikan

informasi

berupa

animasi

yang

bersifat

memiliki rasa takut (fear appeal) tentang bahaya menahan buang air kecil yang dapat berdamapak buruk bagi kandung kemih yang akan ditunjukkan untuk orang dewasa dan lansia melalui media lini atas seperti video animasi infografis yang memberikan gambaran

bahwa menahan buang air kecil

dapat berdampak buruk bagi kandung kemih. Pesan yang akan disampaikan menggunakan pesan yang informatif dan menggunakan metode pendekatan Rasional, bahasa yang di

52

gunakan adalah bahasa yang mudah di mengerti sehingga audiens paham dan dapat menerapkan dalam kehidupannya. “How to say” Iklan layanan masyarakat ini akan di isi dengan sebuah visualisasi

yang

berdasarkan

kejadian

yang

dialami

masyarakat, dalam animasi infografis ini akan disampaikan pesan yang bersifat ajakan kepada masyarakat agar lebih menjaga pola hidup sehat, salah satunya dengan tidak menahan buang air kecil. Sebab menahan buang air kecil berdampak bagi kandung kemih, karena di dalam urine terdapat zat sisa yang apabila mengedap dapat menyebabkan, infeksi kandung kemih dan batu saluran kemih.

3.2.2

Logika dan Strategi Kreatif

a) Logika Kreatif Bagan menjaga kesehatan kandung kemih

1.) Buang air pada waktunya

2.) Jangan menahan buang air kecil

3.) Mencegah dan mengurangi penderita penyakit kandung kemih

Gambar : 3.1 Bagan menjaga kesehatan kandung kemih Sumber: Perancang

Logika kreatif terhadap perancangan Iklan Layanan masyarakat ini berisi pesan yang digambarkan seperti bagan diatas. Dimana pesan-pesan yang terdapat pada bagan diatas berisi informasi untuk membiasakan diri buang air kecil pada waktunya yaitu ketika ingin berkemih, kemudian membiasakan diri untuk tidak menahan buang air kecil saat ingin berkemih, dan Mencegah serta mengurangi penderita penyakit kandung kemih. Selain itu didalam iklan layanan masyarakat ini memberikan informasi pesan mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung

53

kemih, karena Kandung kemih merupakan organ pencernaan yang sangat penting untuk tubuh. Disamping itu mempunyai tujuan untuk menyadarkan atau mengubah kebiasaan yang tidak sehat yang sering dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan menahan buang air kecil. Dengan menggunakan animasi infografis, dan memasukkan ide yang kreatif diharapkan audiens cepat mengingat dan mudah menangkap pesan yang akan disampaikan. Lalu mampu mengubah perilaku dari kebiasaan tidak sehat menjadi kebiasaan yang lebih sehat.

b) Strategi kreatif Strategi kreatif untuk mencapai perancangan yang menarik dan mudah diingat oleh audiens khususnya untuk orang dewasa dan lansia yaitu perancangan yang didalamnya mempunyai pesan yang informatif serta menimbulkan action atau tindakan melalui media utama yaitu iklan layanan masyarakat dalam bentuk video animasi infografis. Di dalam video animasi ini akan menyampaikan bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih, serta penyakit yang ditimbulkan dari bahaya menahan buang air kecil tersebut, maka akan dijelaskan pula cara mencegah penyakit tersebut. Sehingga mampu merubah kebiasaan audiens dari kebiasan buruk menjadi lebih baik. Kemudian perancangan ini akan menerapkan perancangan yang mempunyai sifat original, menarik, dan mempunyai efek positif kepada audiens. Dengan menggunakan video animasi infografis sebagai media utama, pemilihan animasi infografis sebagai media dikarenakan media animasi infografis penyampaiannya menggunakan adegan-adegan serta teks-teks dialog didalamnya, sehingga lebih menarik dan lebih mudah disimak dari pada media lainnya. Selain menarik banyak masyarakat terutama orang dewasa hingga lansia, masyarakat lebih tertarik dengan iklan – iklan yang bersifat informatif dengan unsur hiburan didalamnya. Animasi ini akan di terapkan di LCD/layar plasma tv di jalan - jalan utama ibukota. Dan disitulah peluang untuk menarik audiens secara meluas. Kemudian untuk selalu mengingatkan masyarakat dimana saja, maka akan menggunakan

54

media pendukung berupa Boneka tempel, mug, dan stiker yang akan dibagikan saat kegitan penyuluhan berlangsung mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih.

3.2.3

Program Kreatif Karena dari pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang sudah memiliki

program penyuluhan yang dilaksanakan secara rutin setiap 1 bulan sekali. Maka program kreatif yang digunakan untuk iklan ini yaitu dengan mengadakannya sebuah penyuluhan berupa pengarahan tentang kesehatan kandung kemih. Ada pun langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan penyuluhan yaitu dengan Menentukan tempat-tempat yang strategis untuk pemasang iklan layanan masyarakat. Menentukan segmentasi audies. Menentukan media yang sesuai dengan lokasi serta audiens

yang

dituju.

Menggunakan

animasi

infografis

dengan

menambahkan headline serta penambahan sub headline untuk memberikan penjelasan.

Setelah itu pihak penyelenggara Dinas Kesehatan Kota

Semarang setiap 1 bulan sekali selama 3 bulan dari bulan januari sampai maret 2017 barulah melakukan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan itu akan diadakan di akhir bulan. Agar masyarakat mengetahui penyuluhan tersebut, akan dicantumkan waktu dan tanggal kegiatan berlangsungnya penyuluhan di iklan animasi infografis dalam media utama, media utama tersebut akan muncul di LCD/Layar plasma yang ada di sudut-sudut jalan utama kota Semarang. Sehingga dengan adanya penyuluhan tersebut masyarakat dapat dengan mudah menangkap, dan jelas terhadap pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan kesehatan kandung kemih. Penyuluhan tersebut akan membahas mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih yang di lakukan setiap hari serta pengarahan yang berkaitan dengan penyakit organ dalam khususnya pada saluran kandung kemih. Dengan adanya penyuluhan tersebut membuat masyarakat bisa mencegah menahan buang air kecil yang berdampak bagi kesehatan kandung kemihnya. Tidak hanya itu penyuluhan tersebut dapat

55

menjangkau masyarakat yang menderita gangguan saluran kemih. Kemudian agar informasi dapat meluas, maka perlu menggunakan media pendukung berupa marchandise yang di berikan kepada target audiens saat melakukan Penyuluhan yang berkaitan dengan kandung kemih dan penyakit yang berkaitan. Di atara marchandise tersebut terdapat maskot berupa boneka tempel yang berbentuk dokter, yang merupakan salah satu tokoh yang ada didalam animasi tersebut.

3.3 Konsep Media 3.3.1

Strategi Media Strategi media iklan layanan masyarakat ini akan menggunakan

video animasi infografis

untuk menyampaikan informasi mengenai

bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih. Pada iklan ini akan mengunakan karakter visual atau ilustrasi yang menarik, dan menggugah pemikiran sehingga apabila di aplikasikan dalam video animasi infografis, diharapkan mampu merubah kebiasaan audiens yang tidak sehat menjadi lebih sehat. a) Media Utama Media utama dalam perancangan iklan layanan masyarakat ini akan

menggunakan iklan berupa animasi infografis yang

diterapkan pada LCD/ Layar plasma yang terdapat pada jalan utama ibukota. Dalam iklan tersebut menggunakan ilustrasi yang bersifat melebih – lebihkan, kemudian dalam video animasi infografis iklan tersebut, terdapat iliustrasi mengenai dampak buruk seseorang yang sering menahan buang air kecil. Sehingga dalam iklan tersebut dapat menimbulkan efek jerah. Kemudian diharapkan audiens cepat menangkap pesan yang disampaikan mengenai bahaya menahan buang air kecil yang dapat menganggu kesehatan kandung kemih.

56

b) Media Pendukung Kemudian media pendukung lainya untuk meningkatkan daya tarik audiens berupa Boneka tempel, mug, dan stiker, poster dan x-banner. Beberapa Merchandise akan diberikan kepada peserta yang mengajukan pertanyaan dan ada Merchandise yang memang dibagikan semua yang datang mengikuti penyuluhan.

Boneka tempel Mengunakan boneka tempel untuk media pendukung, sebab boneka tempel mempunyai bentuk yang unik dan lucu. Boneka tempel tersebut akan menggunakan bentuk karakter dokter yang sesuai video animasi, kemudian agar boneka tempel tersebut dapat menempel di kaca mobil akan diberikan tempelan perekat khusus untuk kaca. Kemudian boneka karakter tersebut memegang poster yang bertuliskan pesan mengenai bahaya menahan buang air kecil, sehingga saat perjalanan jauh seseorang juga dapat terhimbau. Mug Menggunakan

media

pendukung

berupa

mug

dengan

mengaplikasikan headline mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih pada mug yang akan dibuat. Kemudian warna mug disesuaikan dengan ilustrasi iklan yang diterapkan pada video animasi. Stiker Menggunakan media pendukung berupa stiker yang menarik yang disesuaikan dengan media utama agar terlihat serasi. Dan kemudian disisipkan sebuah tulisan yang memberikan sebuah himbauan, mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. Poster Menggunakan

poster

sebagai

media

pendukung untuk

57

mengingatkan masyarakat tentang bahaya menahan buang air kecil yang akan di tempel dirumah sakit dan papan informasi dipinggir jalan raya. Yang kemudian disisipkan tulisan yang bersifat himbauan. X-banner Menggunakan x-banner sebagai media pendukung untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. selain itu x-banner juga bertujuan memberikan petunjuk kapan dan dimana penyuluhan berlangsung.

3.3.2

Program Media a) Jangkauan Media Media Utama Untuk menjangkau audiens secara meluas khususnya di wilayah Semarang, media utama yang digunakan yaitu iklan yang melalui video animasi infografis, dan akan di publikasi di wilayah Semarang. Selain penggunaan internet, dengan jangkauan orang dewasa dan lansia penempatan iklan di LCD/ Layar plasma yang terletak dijalan utama ibukota sangatlah efektif, karena jalanan merupakan akses utama untuk melakukan semua aktivitas.

Media Pendukung 1) Boneka tempel Media pendukung berupa boneka tempel diharapkan dapat menjangkau semua orang, dari orang dewasa hingga lansia. Selain Boneka tempel disukai dengan kelucuannya,

boneka tempel juga media yang

paling efektif yang dapat dibawa kemana – mana, baik ditempatkan di mobil atau meja untuk hiasan. Dan jika boneka tempel tersebut diletakan di kaca

58

mobil atau dashboar mobil

maka saat sesorang

melakukan perjalanan jauh dapat teringat mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. 2) Mug Mug diharapkan dapat menjangkau banyak audiens, dengan adanya mug, saat seseorang minum pasti akan teringat bahaya menahan buang air kecil. Sebab akan diterapkan headline yang bersifat menghimbauan pada mug tersebut. Sehingga saat menahan buang air kecil ditengah kesibukan mengerjakan laporan, sedang belajar, atau pun sibuk di kantor seseorang dapat selalu terhimbau. 3) Stiker Stiker,

pengunaan

stiker

diharapakan

dapat

menjangkau banyak audiens, karena stiker dapat ditempel

dimana

saja,

sehingga

saat

orang

melihatnya dapat teringat bahwa menahan buang air kecil itu berbahaya bagi bagi kandung kemih dan salurannya. 4) Poster Poster,

penggunaan

poster

diharapkan

dapat

menjangkau audiens, yang mana poster tersebut bertujuan memberikan informasi akan diadakannya penyuluhan mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih. 5) X-banner X- banner, penggunan x-banner diharapkan dapat menjangkau masyarakat serta memberikan sebuah informasi

diadakannya

penyuluhan

mengenai

bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih.

59

b)

No.

Frekuensi media

Media

Januari

Lokasi 1

2

3

Pebuari 4

1

2

3

Maret 4

1

2

3

4

Jalan 1

Iklan

utama

animasi

ibukota di Semarang

Boneka 2

tempel 3

Mug

4

Stiker

5

Poster

6

X-banner

Tabel: 3.1 Frekuensi Media Januari – Maret 2017 Sumber: Perancang

Media Utama Frekuensi media untuk iklan layanan masyarakat mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih menggunakan media utama iklan animasi. Informasi atau pesan yang disampaikan melalui iklan animasi ini, akan di publikasikan selama 3 bulan berturut - turut, terhitung dari awal bulan januari sampai bulan maret tahun 2017. Agar dapat menarik minat, dan menyadarkan audiens.

60

Media Pendukung 1) Boneka tempel Frekuensi penggunaan media pendukung boneka tempel, sebab boneka tempel tidak gampang rusak, dan mudah dibawa kemana – mana. Boneka ini akan dibuat dengan 1 variasi desain saja. Kemudian Boneka dashboar ini akan di bagikan saat sesi tanya jawab, pada waktu penyuluhan yang dilakukan 1 bulan sekali pada akhir bulan, minggu ke empat selama 3 bulan. 2) Mug Frekuensi untuk penggunaan media pendukung berupa Mug, akan dibuat dengan 1 variasi desain saja. Dan akan dibagikan pada waktu penyuluhan yang dilakukan 1 bulan sekali pada akhir bulan, minggu ke empat, selama 3 bulan. 3) Stiker Frekuensi untuk penggunaan media pendukung stiker dengan ukuran 6 x 8 cm, akan dibuat dengan 1variasi desain. Dan akan dibagikan pada waktu penyuluhan yang dilakukan 1 bulan sekali pada akhir bulan, minggu ke empat, selama 3 bulan. 4)

Poster Frekuensi untuk poster sebagai media pendukung dengan ukuran A3, akan dibuat 1 variasi desain saja.dan akn ditempel di wilayah rumah sakit selama 3 bulan berturut – turut.

5)

X-banner Frekuensi untuk X-banner sebagi pemberi informasi bahwa sedang diadakannya penyuluhan. Dengan ukuran 160 x 50 cm. Dan akan di tempatkan di depan

ruangan

penyuluhan

atau

di

depan

61

receptionis, selama penyuluhan berlangsung

3

bulan berturut – turut.

3.4 Budgeting 3.4.1

Biaya Perancangan a) Media Utama

Nama Media

Waktu

Harga Perbulan

Animasi di

3 bulan

Rp. 20.000.000, 00

Jumlah Harga

Rp.

60.000.000,00

Rp.

60.000.000,00

(LCD/Layar Plasma) Total Biaya

Tabel: 3.2 Biaya perancangan media utama Sumber: Perancang

b) Media Pendukung Nama

Bahan

Tekni

Media

(Ukuran)

Cetak

Busa dan kain

-

Boneka tempel Mug

Stiker

Poster

X-banner

Keramik

Digital Printing

Kertas stiker

Digital

(6x8 cm)

Printing

Kertas ivori

Digital

(A3)

Printing

MMT

Digital Printing

Perbarang

Jumlah Barang

Biaya Cetak

Rp. 30.000,00

80

Rp. 2.400.000,00

Rp.

5.000,00

100

Rp.

500.000,00

Rp.

1.000,00

200

Rp.

200.000,00

Rp. 3.000,00

100

Rp.

300.000,00

Rp. 90.000,00

4

Rp.

360.000,00

Total Biaya

Rp. 3.760.000,00

Tabel: 3.3 Biaya perancangan media Pendukung Sumber: Perancang

62

Jadi total biaya perancangan untuk media utama dan media pendukung yaitu : Rp. 60.000.000,00 + Rp. 3.760.000,00 = Rp. 63.760.000,00

3.4.2

Biaya Kreatif Biaya kreatif untuk media utama

Media Utama

Biaya kreatif

Jumlah Biaya kreatif

Desain video animasi

Rp. 6.000.000,00

Rp. 6.000.000,00

Total Biaya

Rp. 6.000.000,00

Tabel: 3.4 Biaya Kreatif media utama Sumber: Perancang

Biaya kreatif untuk media pendukung Media Pendukung

Biaya Kreatif

Jumlah Biaya kreatif

Boneka Tempel (80 buah)

Rp.

800.000,00

Rp. 800.000,00

Rp.

50.000,00

Rp.

50.000,00

Rp.

50.000,00

Rp.

50.000,00

Rp.

200.000,00

Rp.

200.000,00

Rp.

200.000,00

Rp.

200.000,00

Mug (100 buah) Stiker (200 buah) Poster (100 buah) X-banner (4 buah) Total Biaya

Rp. 1.300.000,00

Tabel: 3.5 Biaya Kreatif media Pendukung Sumber : Perancang

63

Jadi total biaya kreatif desain untuk media utama dan media pendukung yaitu : Rp. 6.000.000,00 + Rp. 1.300.000,00 = Rp. 7.300.000,00

Sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk Keseluruhan: Rp. 63.760.000,00 + Rp. 7.300.000,00 = Rp. 71.060.000,00

3.5 Konsep Visual 3.5.1

Tema Visual Dalam visualisasi ini, tema yang akan digunakan yaitu bahaya

menahan buang air kecil. Menggunakan tema bahaya menahan buang air kecil karena disesuaikan dengan permasalahan yang di hadapi masyarakat mengenai gaya hidup yang tidak sehat yang berdampak buruk bagi organ dalam, khususnya untuk kandung kemih dan saluran kandung kemih. Iklan Layanan masyarakat yang dirancang akan memberikan gambaran pada audiens mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. Sehingga audiens diharapkan dapat mengetahuinya dan kemudian menimbulkan efek untuk mulai merubah pola hidup yang tidak sehat. Dalam tema Iklan layanan masyarakat mengenai bahaya menahan buang air kecil akan dibuat dengan teknik visualisasi yang berbeda berupa video animasi.

3.5.2

Teknik Visual Setelah tema visual tentang bahaya menahan buang air kecil

ditentukan, untuk menghasilkan sebuah iklan layanan masyarakat yang menarik, kreatif, dan memberikan informasi kepada audiens, maka akan menggunakan teknik visual berupa ilustrasi yang kemudian dibuat cerita animasi sesuai topik permasalahan mengenai bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih. Visualisasi ini akan memberikan gambaran pada audiens tetang bahaya menahan buang air kecil bagi kesehatan kandung kemih secara jelas.

64

a)

Ilustrasi Teknik visual dalam pembuatan ilustrasi ini akan menggunakan

seketsa kasar. Kemudian di visualisasikan dengan gambar vektor. Dalam gambaran ilustrasi ini akan dibuat cerita tentang permasalahn mengenai bahaya menahan buang air kecil. Tidak hanya itu dalam ilustrasi yang akan divisualisasikan ini akan mempunyai kemiripan

antar media utama

dengan media pendukung, sehingga menimbulkan keserasian yang sama. b)

Penggunaan Font Adanya kebutuhan pengaplikasian huruf untuk beberapa desain,

penulis berusaha menampilkan seni “penataan huruf” semaksimal mungkin. Dalam menetukan huruf atau tipografi ini akan menerapkan huruf yang mudah di dimengerti dan mempunyai tingkat keterbacaan yang jelas (Anggraini, 2014). Sehingga audiens dapat dengan mudah memahami pesan yang akan di sampaikan. Pemilihan huruf yang digunakan harus tepat agar menimbulkan keserasian antara animasi dan huruf yang akan digunakan. Huruf yang digunakan untuk bagian Pesan di akhir iklan animasi ini yaitu huruf sans serif kemudian berikut adalah Headline yang akan muncul di akhir video animasi:

“PIPIS SAJA JIKA BERASA” Kemudian untuk memperjelas pesan tersebut akan ditambahkan Sub Headline sebagai berikut :

“Sayangi Kandung Kemihmu dengan tidak menahan Buang air kecil.” Keterangan: Menggunakan Sub Headeline Tersebut karena hasil hipotesa dan penjelasan menurut (Rudi Haryono S. N., 2015) Bahwa Menahan buang air kecil berbahaya bagi kesehatan kandung kemih, sebab kandung kemih merupakan salah satu organ dalam yang penting untuk

65

tubuh sehingga jika kandung kemih tersebut mengalami gangguan maka seseorang bisa terkena penyakit Urolithiasis dan ISK. Font yang digunakan diatas bernama Arial Rounded MT Bold Menggunakan font ini sebab, selain nampak santai font ini sangat jelas keterbacaanya. Berikut ini karakter Font Arial Rounded MT Bold:

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Ff Ww Xx Yy Zz c)

Penggunaan Warna Pemberian warna juga sangat penting untuk mencapai ketertarikan

audiens. Warna yang akan di gunakan dalam membuat animasi serta dalam membuat karakter ini yaitu warna Pelengkap, berikut adalah warna Pelengkap yang akan di gunakan:

66

CMYK

CMYK

C: 20%

C: 76%

M: 98%

M: 27%

Y: 94%

Y: 0%

K: 11%

K: 0%

CMYK

CMYK

C: 59%

C: 5%

M: 16%

M: 15%

Y: 100%

Y: 78%

K: 1%

K: 0% Gambar: 3.2 Pemilihan Warna Sumber: Perancang

BAB IV VISUALISASI

4.1

Penjaringan Ide visual Dalam pembuatan ide visual dimulai dari pembuatan seketsa kasar.

Penggambaran sketsa ini yaitu berupa alur perancangan divisualisasikan sesuai konsep perancangan media. 4.1.1 Sketsa kasar dalam media utama

Gambar: 4.1 Sketsa kasar alur cerita untuk media utama Sumber: Perancang

67

yang

68

Dalam gambaran abstrak ini

untuk mempermudah pembuatan

storyboard. Dalam cerita animasi ini ada seorang pemuda pekerja kantoran dengan segudang aktivitas yang padat. Ia berusia 24 tahun, dimasanya itu ia sangatlah produktif. Dengan aktivitas yang padat tersebut ia sering sekali menahan buang air kecil disela-sela kegiatannya. Seiring waktu yang berjalan ia mengalami keluhan dibagian perut bawah, Ia merasa sakit dan nyeri yang tidak nyaman. Kemudian suatu hari ia pergi ke dokter untuk melakukan cek-up, setelah diperiksa ia di diaknosa menderita Urolithiasis dimana ada penggumpalan atau penyumbatan batu akibat pengendapan urine. Apa bila tidak segera ditangani, saluran kandung kemih dapat terinfeksi, sehingga bertambah parah.

4.1.2 Sketsa Awal karakter Sketsa manual untuk menentukan karakter aplikasikan kedalam media.

Gambar: 4.2 Sketsa kasar karakter Sumber: Perancang

yang akan di

69

Dalam animasi ini karakter yang digunakan yaitu seorang dokter dan seorang dewasa pekerja kantoran usia 24 tahu. Pemilihan karakter seorang dokter dalam animasi ini nantinya juga akan digunakan sebagai maskot dalam beberapa media. Karena untuk mempermudah audiens dalam mengingatnya, jika menggunakan maskot atau karakter seorang dokter, tanpa harus diberitahu, diharapkan audiens cepat menagkap, bahwa seorang dokter bertugas untuk memberi solusi/informasi mengenai kesehatan sehingga hal tersebut dapat menarik minat audiens. Kemudian karakter

seorang anak muda dewasa pekerja

kantoran digunakan karena sebagian besar waktunya untuk bekerja dibalik meja dengan suasana yang nyaman, Ruang ber AC dan dihadapkan dengan pekerjaan yang intens membuat dia malas beranjak ke kamar kecil sehingga cenderung menahan pipis. Dalam animasi ini, untuk memberikan gambaran bahwa menahan buang air kecil itu dapat berdampak buruk apa bila ditahan saat kesibukan berlangsung.

4.1.3 Storyboard

Scene

Gambar

Keterangan

01

Durasi : 05 detik Transisi: Camera: Keterangan: Present (mempersembahkan) Audio: Backsound

02

Durasi : 04 detik Transisi: Peralihan scene 02 ke scene 03 Camera: Full shoot Keterangan: Seseorang yang menikmati kopi dipagi hari, kemudian meletakkan kopi di meja dan menuju ke kantor. Audio: Backsound

70

03

Durasi : 05 detik Transisi: zoom in Camera: Medium long shoot Keterangan: Sibuk mengerjakan laporan hingga lupa waktu untuk berkemih Audio: Backsound

04

Durasi : 05 detik Transisi: Peralihan scene 04 ke scene 05 Camera: Close up Keterangan: Sibuk mengerjakan laporan hingga lupa waktu untuk berkemih. Audio: Backsound

05

Durasi : 01 detik Transisi: Peralihan scene 05 ke scene 06 Camera: Long shoot Keterangan: Lari menuju kamar mandi untuk berkemih Audio: Backsound

06

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 06 ke scene 07 Camera: Close up Keterangan: Saat berkemih Audio: Backsound

07

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 07 ke scene 08 Camera: Knee shoot Keterangan: Setelah berkemih, ia merasakan sakit dan nyeri pada bagian perut bawah Audio: Backsound

08

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 08 ke scene 09 Camera: Knee shoot Keterangan: Kemudia ia pergi kerumah sakit untuk cek-up Audio: Backsound

09

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 09 ke scene 10 Camera: Medium long shoot Keterangan: Pemeriksaan untuk mengetahui penyakit yang di derita Audio: Backsound

10

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 10 ke scene 11 Camera: Medium close up Keterangan: muncul seorang dokter dan teks Infeksi saluran kemih Audio: Backsound

71

11

Durasi : 11 detik Transisi: Peralihan scene 11 ke scene 12 Camera: Close up Keterangan: Muncul gambar organ dalam, kuman serta batu Urolithiasis . Disertai teks penjelasannya Audio: Backsound

12

Durasi : 09 detik Transisi: Peralihan scene 12 ke scene 13 Camera: Medium shoot Keterangan: Muncul dokter beserta Teks Headline dan sub Headline Audio: Backsound

13

Durasi : 05 detik Transisi: Camera: Keterangan: Penjelasan atau muncul teks mengenai diadakannya penyuluhan.. Audio: Backsound

Tabel: 4.1 Digital presentasi cerita untuk media uatama Sumber: Perancang

4.1.4 Seketsa media pendukung

a) Boneka

Gambar: 4.3 Sketsa kasar untuk media pendukung boneka Sumber: Perancang

72

b) Mug

Gambar: 4.4 Sketsa kasar Media Pendukung Mug Sumber: Perancang

c) Stiker

Gambar: 4.5 Sketsa kasar Media Pendukung Stiker Sumber: Perancang

73

d) Poster

Gambar: 4.6 Sketsa kasar Media Pendukung Poster Sumber: Perancang

e) X-banner

Gambar: 4.7 Sketsa kasar Media Pendukung X-banner Sumber: Perancang

74

4.2

Proses pengembangan ide visual 4.2.1 Gambaran Vektor a) Gambaran vektor untuk tokoh dokter

Gambar : 4.8 Vektor untuk dokter sebagai tokoh utama Sumber: Perancang

Gambar Vektor untuk Tokoh seorang dokter, sebelum mengalami proses pewarnaan.

75

b.

Gambaran Vektor Pekerja kantoran

Gambar: 4.9 Vektor untuk karakter orang dewasa Sumber: Perancang

Gambar Vektor untuk Tokoh seorang pekerja kantoran usia 24 tahun, sebelum mengalami proses pewarnaan.

76

4.3

Final Desain 4.3.1 Pengaplikasian media utama a) Digital Presentasi

Scene

Gamabar

Keterangan

01

Durasi : 05 detik Transisi: Camera: Keterangan: Present (mempersembahkan) Audio: Backsound

02

Durasi : 04 detik Transisi: Peralihan scene 02 ke scene 03 Camera: Full shoot Keterangan: Seseorang yang menikmati kopi dipagi hari, kemudian meletakkan kopi di meja dan menuju ke kantor. Audio: Backsound

03

Durasi : 05 detik Transisi: zoom in Camera: Medium long shoot Keterangan: Sibuk mengerjakan laporan hingga lupa waktu untuk berkemih Audio: Backsound

04

Durasi : 05 detik Transisi: Peralihan scene 04 ke scene 05 Camera: Close up Keterangan: Sibuk mengerjakan laporan hingga lupa waktu untuk berkemih. Audio: Backsound

05

Durasi : 01 detik Transisi: Peralihan scene 05 ke scene 06 Camera: Long shoot Keterangan: Lari menuju kamar mandi untuk berkemih Audio: Backsound

06

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 06 ke scene 07 Camera: Close up Keterangan: Saat berkemih Audio: Backsound

07

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 07 ke scene 08 Camera: Knee shoot Keterangan: Setelah berkemih, ia merasakan sakit dan nyeri pada bagian perut bawah Audio: Backsound

77

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 08 ke scene 09 Camera: Knee shoot Keterangan: Kemudia ia pergi kerumah sakit untuk cek-up Audio: Backsound

08

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 09 ke scene 10 Camera: Medium long shoot Keterangan: Pemeriksaan untuk mengetahui penyakit yang di derita Audio: Backsound

09

Durasi : 03 detik Transisi: Peralihan scene 10 ke scene 11 Camera: Medium close up Keterangan: muncul seorang dokter dan teks Infeksi saluran kemih Audio: Backsound Durasi : 11 detik Transisi: Peralihan scene 11 ke scene 12 Camera: Close up Keterangan: Muncul gambar organ dalam, kuman serta batu Urolithiasis . Disertai teks penjelasannya Audio: Backsound Durasi : 09 detik Transisi: Peralihan scene 12 ke scene 13 Camera: Medium shoot Keterangan: Muncul dokter beserta Teks Headline dan sub Headline Audio: Backsound

10

11

12

Durasi : 05 detik Transisi: Camera: Keterangan: Penjelasan atau muncul teks mengenai diadakannya penyuluhan.. Audio: Backsound

13

Tabel: 4.2 Digital presentasi Sumber: Perancang

Spesifikasi Media: Ukuran : HD 1280x720 px Bahan

: LCD/Layar Plasma

Program : Penayangan media utama video animasi infografis ini, akan ditayangkan di sudut-sudut kota Semarang, selama 3 bulan

78

berturut-turut. Dan dalam video animasi tersebut terdapat informasi kapan diadakannya penyuluhan.

b)

Pengaplikasian Media utama Pada LCD/Layar Plasma

Gambar : 4.10 Pengaplikasian Media utama Pada LCD/Layar Plasma 01 Sumber: Perancang

Gambar: 4.11 Pengaplikasian Media utama Pada LCD/Layar Plasma 02 Sumber: Perancang

79

4.3.2 Pengaplikasi media pendukung a)

Pengaplikasian Media Pendukung

Gambar: 4.12 Finishing Desain Media Pendukung Pada Boneka Sumber: Perancang

Gambar : 4.13 Pengaplikasian Media Pendukung Boneka Sumber: Perancang

80

b)

Pengaplikasian media pendukung pada Mug

Gambar: 4.14 Finishing Desain Media Pendukung Pada mug Sumber: Perancang

Spesifikasi Media: Ukuran : Disesuaikan dengan ukuran Mug Bahan

: Keramik

Program : Mug ini akan dibagikan saat penyuluhan berlangsung yang akan dilaksanakan pada akhir bulan.

Gambar : 4.15 Pengaplikasian Media Pendukung Pada mug Sumber: Perancang

81

c)

Pengaplikasian Media Pendukung Stiker

Gambar : 4.16 Finishing Desain Media Pendukung Pada Stiker Sumber: Perancang

Spesifikasi Media: Ukuran : 8 x 6 cm Bahan

: Kertas Stiker

Program : Stiker ini akan dibagikan saat penyuluhan berlangsung yang akan dilaksanakan pada akhir bulan.

Gambar : 4.17 Pengaplikasian Media Pendukung Stiker Sumber: Perancang

82

d)

Pengaplikasian media pendukung Poster

Gambar: 4.18 Finishing Desain Media Pendukung Pada Poster Sumber: Perancang

Spesifikasi Media: Ukuran : A3 Bahan

: Kertas Ivory

Program : Poster ini akan ditempel di wilayah Dinas Kesehatan Kota Semarang dan beberapa tempat umum, Selama 3 bulan.

83

Gambar : 4.19 Pengaplikasian Media Pendukung Poster Sumber: Perancang

84

e)

Pengaplikasian Media Pendukung X-banner

Gambar : 4.20 Finishing Desain Media Pendukung Pada X-banner Sumber: Perancang

Spesifikasi Media: Ukuran : 160x50 cm Bahan

: MMT

85

Program : X-benner ini akan diaplikasikan di wilayah Dinas Kesehatan Kota Semarang dan saat penyuluhan berlangsung, Selama 3 bulan.

Gambar : 4.21 Pengaplikasian Media Pendukung X-banner Sumber: Perancang

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Menahan buang air kecil Sering dialami oleh setiap orang, dan kebanyakan orang tidak mempedulikan hal tersebut. Tanpa disadari bahwa menahan buang air kecil dapat menyebabkan beberapa penyakit kandung kemih. Dan hal ini banyak diderita oleh masyarakat Semarang khususnya orang dewasa hingga lansia, dimana rentan usia tersebut tubuh sangat aktif dalam bekerja dan terkadang tidak menghiraukan jika tubuh mendapat keluhan seperti halnya jika merasa ingin membuang air kecil. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Semarang kurang memperhatikan hal kecil yang berakibat fatal. Pada hal dari data Dinas Kota Semarang setiapa tahunnya selalu ada orang yang menderita penyakit kandung kemih karena menahan urine, dan jumlahnyapun tidak sedikit. Maka dengan hal tersebut untuk menyadarkan masyarakat kota Semarang, perlu menggunakan media yang informatif berkaitan dengan bahaya menahan buang air kecil bagi kandung kemih. Media yang bersifat informatif tersebut akan dibuat berupa Iklan Layanan masyarakat yang divisualisasikan berupa animasi Info Grafis. Selain animasi Inforgafis akan menggunakan media pendukung agar masayarakat dapat sealalu teringat bahaya yang ditimbulkan dari menahan buang air kecil.

5.2 Saran Menahan buang air kecil kurang diperhatikan masyarakat secara luas. Jika

diadakannya

menggunakan

sebuah

Ikalan

penyuluhan,

layanan

sangatlah

masyarakat.

Seabab

efektif lkalan

apabila layanan

masyarakat selain memberikan informasi mengenai permasalahan yang dihadapi masyarakat kota Semarang, juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi kapan diadakannya penyuluhan tersebut. Sehingga Informasi tersebut dapat tersebar luas.

86

87

Daftar Pustaka Anggraini, L. N. (2014). Desain Komunikasi Visual; Dasar - dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia. Dian Wahyuni, H. A. Identifikasi Fungsi Ginjal dan Upaya Peningkatan Kesadaran Untuk Pemenuhan Cairan Tubuh Pada Sopir-Kondektur Bus Mahasiswa UNSRI. Palembang. Diane C. Baughman, J. C. (1996). Keperawatan Medikal - Bedah : Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Health, L. W. (2009). Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: Buku Ke Dokter EGC. Iskandar, S. (2006). Aplikasi Periklanan Menggunakan CorelDRAW X3. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Mary Baradero, S. M. (2009). Klien Gngguan Ginjal: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Morissan, M. (2003). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group. Nadesul, D. H. (2009). Resep Mudah Tetap Sehat: Cerdas Menaklukkan Penyakit Orang Sekarang. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Nugroho, E. (2008). Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: Andi Offset. P. S, D. H. (2015). Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan Pencegahan. Yogyakarta: CV. Solusi Distribusi. Santoso, B. G. (2014). Karakter Untuk Animasi. Jakarta: Binus Media & Publishing. Semedhi, B. (2011). Sinematografi-Videografi; Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. Shimp, T. A. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga. Supriadi, Y. (2013). Periklanan, Perspektif Ekonomi Politik. Bandung: Rosdakarya Offset.

88

Syamsir Alam, .. I. (2007). Gagal Ginjal: Informasi Lengkap Untuk Penderita& Keluarga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Widyatama, R. (2011). Teknik Menulis Naskah Iklan. Yogyakarta: Cakrawala.

Sumber lain: http: //www.desainstudio.com/2010/05/5-hal-penting-terkait-warna-padadesain.html (dikutip pada: 28 Mei 2010) http://hilirmudik.com/tips-wisata/bahaya-menahan-kencing-lama-lama-saatperjalanan/#more-1039 (dikutip pada: 21 Juli 2014) http://halosehat.com/gaya-hidup/gaya-hidup-buruk/10-bahaya-menahan-kencingterlalu-lama (dikutip pada: 03 September 2015) http://www.republika.co.id/berita/regional/nusantara/11/11/11/luh3rf-cuci-darahdibatasi-penderita-gagal-ginjal-ngambek (11 September 2011) http://www.infospesial.net/6369/3-bahaya-menahan-buang-air-kecil/ (17 Maret 2012)

89

LAMPIRAN

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

DOKUMENTASI PAMERAN

100

101

Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Bahaya Menahan Buang Air Kecil Bagi Kandung Kemih

Recommend Documents