PERANCANGAN E-LEARNING HORTIKULTURA BERBASIS WEB UNTUK KOMODITAS TANAMAN BUAH DI BIDANG KERJA PEMBIBITAN PADA HKTI Regi Ilham Akbar Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Hermawan Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Ardhie Prabowo Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Prasetya Cahya Saputra Universitas Bina Nusantara, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,
[email protected]
ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ialah untuk dapat menganalisis dan mampu merancang sebuah E-learning Hortikultura yang berguna bagi penyuluh pertanian dan masyarakat umum melalui Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sehingga penyuluh pertanian dan masyarakat umum akan lebih mudah dalam mendapatkan informasi dan mempelajari hortikultura. METODE PENELITIAN dilakukan dengan metode wawancara, kuisioner dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dan juga studi literatur melalui buku ataupun referensi yang ada. HASIL YANG DICAPAI Rancangan e-learning hortikultura berupa situs web yang dibangun menggunakan PHP dan CodeIgniter dengan MySQL sebagai alat pengoperasian database. SIMPULAN Dengan adanya e-learning hortikultura ini dapat merubah perilaku penyuluh pertanian dan masyarakat umum mengenai tata cara pembibitan.
ABSTRACT RESEARCH The purpose of this writing is to analyze and design Horticulture E-learning which useful for agriculture counselor and common people through Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), so that agriculture counselor and common people get easier in getting information and learning about horticulture. METHODS The methodologies of analysis used by author are interview, questionnaire and gathering data needed and also study of literature. RESULTS ACHIEVED The design of horticulture e-learning is a web site using PHP and CodeIgniter with MySQL as database operation tools. CONCLUSION With horticulture e-learning, it can change behaviors about nursery.
1. PENDAHULUAN Dalam dunia pertanian Indonesia, petani berperan sangat penting dalam proses produksi pangan, yaitu sebagai penghasil dan pengembang sumber pangan bagi masyarakat Indonesia, dari pertanian terpadu (pertanian, perkebunan, perikanan dan perternakan) inilah masyarakat Indonesia dapat memenuhi syarat empat sehat lima sempurna dan juga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu sub bagian dari pertanian yang menjadi sumber pangan penting di Indonesia adalah hortikultura, yang terdiri dari tanaman buah, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Indonesia dikenal sebagai negara agraris, namun pada kenyataannya hortikultura di Indonesia masih didominasi produk asing khususnya tanaman buah. Melihat masalah
tersebut, dapat dianalisa beberapa faktor penyebab, yaitu, kualitas produk yang kurang bagus dan kurangnya dukungan pemerintah dalam pengembangan hortikultura komoditas tanaman buah di Indonesia. Departemen pertanian mempunyai peran dalam melatih dan mengajarkan para petani agar dapat memproduksi pangan yang berkualitas. Hal ini dapat diwujudkan melalui penyuluhan dan pelatihan di setiap desa. Penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarga beserta masyarakat melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar petani mampu memperbaiki berbagai aspek, baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dapat dicapai. Penyuluhan pertanian dilakukan oleh penyuluh pertanian yang mempunyai peran sebagai fasilitator dengan tugas memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada petani tentang pengetahuan dan perkembangan pertanian, membantu petani memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci tentang cara menyelesaikan masalah-masalah pertanian, meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihan yang dianggap paling tepat dan membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan kedepan. Penyuluh pertanian dibagi menjadi tiga, yang pertama, penyuluh pertanian pegawai nergeri sipil yang merupakan PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Kedua, penyuluh pertanian swasta yang berasal dari dunia usaha atau lembaga, yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluh pertanian. Ketiga, penyuluh pertanian swadaya, merupakan pelaku utama pertanian yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat yang dengan kesadaran sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Setiap penyuluh pertanian mendapatkan diklat pendidikan dan latihan keprofesian agar meningkatkan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan keahlian. Hambatannya adalah jadwal diklat pendidikan dan pelatihan yang tidak menentu sehingga penyuluh tidak dapat mengikuti pelatihan secara teratur, akses informasi yang kurang yang menyebabkan kurangnya kemampuan kerja penyuluh sementara ilmu pertanian berkembang dengan cepat, kurangnya penyebaran materi pelatihan yang membuat penyuluh kesulitan mencari materi yang dibutuhkan dan masyarakat yang ingin menjadi penyuluh pertanian mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang pertanian dan mencari wadah pelatihan. Melihat permasalahan tersebut, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai organisasi yang bertujuan memakmurkan petani-petani Indonesia, ingin membuat suatu wadah tempat belajar, latihan, diskusi dan uji pengetahuan dan kemampuan untuk penyuluh pertanian yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja, agar penyuluh pertanian mendapatkan informasi tentang hortikultura yang bermanfaat, dapat mempelajari materi yang sesuai dengan kurikulum, selalu update materi tentang varietas-varietas terbaru dan dapat melatih dan menguji kemampuan. Teknologi Informasi terus berkembang, media internet bukan lagi menjadi hal yang langka bagi manusia. Arus informasi yang semakin cepat membuat dunia seperti dalam satu genggaman tangan dan membuat kebutuhan informasi menjadi kebutuhan pokok. Teknologi informasi langkah demi langkah berjalan membantu segala bidang dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik itu sosial, bisnis, pendidikan dan pertanian. Sampai pada akhirnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi informasi terus berkembang hingga muncul strategi-strategi dalam menyelesaikan sesuatu problem yang ada, seperti komunikasi video call conference yang memungkinkan beberapa orang yang berbeda wilayah dapat berdiskusi tatap muka tanpa harus mengularkan biaya transportasi dan waktu transportasi. Penulis mengambil kesempatan untuk membuat wadah yang berguna sebagai tempat belajar, latihan, diskusi dan uji pengetahuan maupun kemampuan untuk penyuluh pertanian berupa e-learning. E-learning ini bertujuan untuk membantu penyuluh pertanian yang berperan sebagai mediator pengetahuan dan informasi dalam mendapatkan ilmu pertanian, khususnya ilmu hortikultura pada bidang kerja pembibitan, yang penulis rancang sesuai kebutuhan penyuluh pertanian.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan sarana pembelajaran dan pelatihan dalam ilmu teori dan praktek berbasis web tentang tanaman buah di bidang kerja pembibitan untuk penyuluh pertanian. 2. Memfasilitasi sarana diskusi berbasis web antar penyuluh pertanian untuk bertukar informasi tentang pembibitan tanaman buah. 3. Menyediakan sarana uji pengetahuan dan kemampuan berbasis web tentang tanaman buah di bidang kerja pembibitan untuk penyuluh pertanian. 4. Merancang portal berita dan artikel berbasis web tentang pertanian untuk penyuluh pertanian.
2. METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam penyusunan penulisan ini untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam penulisan ini adalah : 1. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung kepada pihak HKTI dan juga kepada penyuluh pertanian guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan. b. Kuisioner Penyebaran kuisioner kepada penyuluh pertanian untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 2. Metode Studi Literatur Melakukan studi melalui berbagai referensi yang diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian.
Kurikulum Hortikultura terbagi dalam 7 bidang kerja yaitu bidang kerja pembenihan , bidang kerja pembibitan, bidang kerja kultur jaringan, bidang kerja produksi tanaman, bidang kerja hama dan penyakit, bidang kerja panen tanaman dan yang terakhir adalah bidang kerja pengemasan dan distribusi. Selain bidang kerja hortikultura terbagi lagi menjadi beberapa komiditi tanaman yaitu tanaman buah , tanaman sayur, tanaman hias dan tanaman obat-obatan.
Dalam peta konsep diatas terlihat garis merah , itu menandakan bahwa cakupan kurikulum dalam perancangan e-learning Hortikultura adalah pada bidang kerja pembibitan dengan komoditi tanaman buah. Dalam biang kerja pembibitan dengan komoditi tanaman buah , course pembibitan dibagi menjadi pengenalan tanaman buah, perbanyakan bibit, pemilihan bibit dan penanaman bibit.
3. HASIL DAN BAHASAN 3.1 HASIL PENELITIAN Dalam melakukan pelatihan penyuluhan, penulis menemukan beberapa masalah antara lain: 1. Pelatihan cenderung kurang mampu menyediakan kurikulum yang sungguhsungguh berisikan kompetensi yang dibutuhkan penyuluh, tidak terlalu spesifik. 2. Kegiatan pelatihan yang diadakan selama ini di lapangan hanya kegiatan rutin tahunan bagi penyuluh, sehingga ketika penyuluh kembali ke lapangan, pengetahuan yang pelajari saat pelatihan hilang kembali dan harus mencari sumber informasi kembali. 3. Tidak adanya pemisahan kelas belajar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan atau terlalu bersifat umum, menyebabkan hasil pelatihan tidak memberikan dampak terhadap peserta pelatihan. 4. Menurunnya kompetensi dan kinerja penyuluh yang ada dilapangan karena kurangnya kegiatan evaluasi kompetensi yang dipunyai penyuluh. 5. Kurangnya wadah untuk melakukan pertukaran pikiran dalam pemecahan suatu masalah yang dihadapi oleh penyuluh ataupun teknik baru dan teknologi baru yang sedang berkembang.
3.2 JAWABAN ATAS PERMASALAHAN Berikut adalah usulan pemecahan atas masalah yang terjadi dalam pelatihan penyuluhan : 1. Merancang kurikulum secara spesifik yang dibagi melalui komoditas buah disertakan dengan menampilkan learning outcome sehingga penyuluh pertanain mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui materi yang tersedia serta isi didalam materi tersebut. 2. Melakukan perancangan pembelajaran online dengan berbasis website dengan menggunakan media internet yang memudahkan di akses di mana saja dan kapan saja , selain itu menyediakan fitur-fitur yang memudahkan mendapatkan informasi seperti artikel terkait pembibitan buah dan materi yang dapat di download. 3. Membuat pelatihan online yang dikhususkan pada bidang kerja pembibitan dengan mengupas tuntas bidang kerja tersebut sehingga penyuluh lebih fokus dalam melakukan pembelajaran dan disertakan video maupun gambar yang memberikan dampak pengubahan perilaku yang lebih baik. 4. Membuat sarana yang dapat mengukur dan mengevaluasi kompentensi penyuluh pertanian dengan fitur exam, diberikan soal-soal ujian secara online dan hasilnya bisa dilihat langsung berupa statistik, selain itu juga diberikan tugas-tugas yang bersifat mandiri oleh fasilitator. 5. Membuat suatu wadah berupa fitur forum yang dapat menampung berbagai hasil pertukaran pikiran , pembahasan masalah , pembahasan teknik baru ataupun teknologi baru seputar pembibitan tanaman buah.
Perancangan Website 1. Tampilan Layar Website Sign Up
2.
Tampilan Layar Website View News
3.
Tampilan Layar Website View Article
4.
Tampilan Layar Website View Thread
5.
Tampilan Layar Website Take Exam
4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1
SIMPULAN Setelah penulis menganalisis kebutuhan pembelajaran dan pelatihan yang dibutuhkan oleh penyuluh pertanian, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : a. Dengan adanya e-learning Hortikultura, penyuluh pertanian dan masyarakat umum akan lebih mudah dalam mendapatkan informasi terbaru seputar pertanian, khususnya di bidang hortikultura. b. E-learning Hortikultura akan menjadi wadah untuk bertukar pikiran bagi penyuluh pertanian dan masyarakat umum.
c.
d.
Melalui e-learning Hortikultura, baik penyuluh pertanian maupun masyarakat umum dapat meningkatkan kompetensi diri dan kinerja melalui perubahan perilaku setelah mempelajari materi yang diberikan. Dengan digunakannya e-learning Hortikultura, penyuluh pertanian dan masyarakat umum dapat melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat pengetahuan mengenai hortikultura di bidang pembibitan.
1.2 SARAN Sehubungan dengan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Melaksanakan kegiatan training untuk Administrator dan Facilitator dalam menggunakan e-learning yang telah dibuat. 2. Untuk mengurangi resiko hilangnya data, penulis menyarankan untuk melakukan backup data secara rutin. 3. Perkembangan dunia pertanian harus diikuti dengan perkembangan e-learning, hal tersebut dilakukan agar terjadi keselarasan antara e-learning yang digunakan dengan kebutuhan dunia pertanian.
5. REFERENSI Acquaah, George. (2009). Horticulture:Principles and Practices. (4th Edition). New Jearsey : Pearson Education, Inc. Afifi, Galal M.H. (2010). E-learning as alternative strategy for tourism higher education in Egypt. Quality Assurance in Education. 19 (4) : 357-374. Al Fatta, Hanif. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta : Penerbit Andi . Bielawski, Larry., and David Metcalf. (2003). Blended eLearning : Integerating Knowledge, Performance, Support, and Online Learning. Massachusetts : HRD Press Inc. Gelinas, Ulric J., Richard B. Dull, and Patrick R. Wheeler. (2008). Accounting Information System. Ohio : Cengage Learning. Holmes, Bryn., and John Gardner. (2006). E-Learning : Concepts and practice. London : Sage. Horton, William., and Katherine Horton. (2003). E-learning Tools and Technologies : A consumer’s guide for trainers, teachers, educators, and instructional designers. Indianapolis : Wiley Publishing, Inc. Horton, William. (2006). E-Learning by Design. San Fransisco : Preiffer . King, William R.(2009) . Knowledge Management and Organizational Learning. Pittsburgh : Spinger . Laudon, Keanneth C., and Jane P. Laudon. (2006). Management Information Systems. (9th Edition). New York: Pearson . Lee, Mark J.W., and Catherine McLoughlin.(2011). Web 2.0-Based E-Learning: Applying Social Informatics for Tertiary Teaching. Pennsylvania: IGI Global O'Brien, James. A. (2006). Introduction to Information Systems. New York : McGraw-Hill. Rainer Jr., Kelly R., and Casey G. Cegielski. (2011). Introduction to Information Systems. (3rd Edition ). Danver : John Wiley & Sons, Inc.
Romney, Marshall B., and Paul John Steinbart. (2009). Accounting Information System. (11th Edition). Louisiana: Pearson Education. Rosen, Anita. (2009). E-learning 2.0 : Proven Practices and Emerging Technologies to Achieve Results. New York : Amacom. Rubenstein, J.M. (2003). The Cultural Landscape: An Introduction to Human Geography. (7th Edition). New Jersey: Pearson Education, Inc. Santoso, Isap. (2009). Interaksi Manusia dan Komputer. (Edisi kedua). Yogyakarta : Penerbit Andi. Satzinger, John W. (2005). Object-Oriented Analysis & Design with the Unified Process. USA: Course Technology. Satzinger, John W., Robert Jackson and Stephen Burd. (2009). Systems Analysis and Design in a Changing World. USA : Course Technology, Cengage Learning. Shneiderman, Ben., and Catherine Plaisant. (2005).Designing the user interface: strategies for effective human-computer interaction. (4th Edition). Boston : Pearson Education . Stair , Ralph M., and George W. Reynolds. (2012). Principles of Information Systems.(10th Edition). Boston : Course Technology. Sunu, Pratignja., and Wartoyo. (2006). Buku Ajar : Dasar Hortikultura. Surakarta : UNS. Whitten, Jeffrey L., and Lonnie D. Bentley.(2007). Systems Analysis And Design Methods. (7th Edition). New York : McGraw-Hill , Inc.
6. RIWAYAT PENULIS Regi Ilham Akbar lahir di kota Jakarta pada 16 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam ilmu komputer pada tahun 2013, Hermawan di kota Pontianak 4 September 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam ilmu komputer pada tahun 2013 dan Ardhie Prabowo di kota Manado pada 31 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam ilmu komputer pada tahun 2013.