SISTEM INFORMASI KEMASAN TRANSPORTASI KOMODITAS HORTIKULTURA BERBASIS WEB
OLEH: AGUNG ROCHMADI F01498057
2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
AGUNG ROCHMADI. F01498057. Sistem Informasi Kemasan Transportasi Komoditas Hortikultura Berbasis Web. Di bawah bimbingan :Emmy Darmawati. 2006 RINGKASAN Produk hortikultura akan melalui serangkaian proses yang panjang sebelum sampai ke tangan konsumen, diantaranya adalah proses distribusi. Dalam kegiatan distribusi, pengemasan merupakan salah satu penanganan pasca panen penting yang berpengaruh secara langsung terhadap mutu produk. Kemasan yang digunakan dalam proses distribusi/pengangkutan disebut kemasan transportasi. Secara umum fungsi dari kemasan transportasi adalah melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari produsen sampai ke tangan konsumen. Kemasan-kemasan transportasi yang beredar saat ini selalu mengalami perubahan dan perkembangan baik dari jenis kemasan, bahan kemasan, tipe kemasan, tipe flute dan ukurannya, dimensi, dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan di lapangan, sudah ditemukan suatu dokumentasi terhadap kemasan-kemasan transportasi yang ada tetapi masih berbasis PC. Hal ini merupakan alasan perlunya dibangun sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura bebasis web. Tujuan dari penelitian ini adalah : membangun sistem informasi kemasan transportasi untuk komoditas hortikultura berbasis web khususnya buah-buahan dan sayur-sayuran. Program pengolah basis data yang digunakan adalah Microsoft Acces XP sedangkan bahasa program yang digunakan untuk membangun user interface adalah ASP. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2006 sampai dengan bulan Mei 2006. Data kemasan buah-buahan dan sayuran menggunakan basis data yang dibangun Silvia (2006). Sedangkan pembangunan sistem dilakukan di Laboratorium Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pembangunan sistem informasi menggunakan pendekatan sistem yang dikenal sebagai Syistem Development Life Cycle (SDLC) atau daur hidup pengembangan sistem. Tahapan-tahapan dalam SDLC yaitu (1) investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4) implementasi, dan (5) pemeliharaan sistem. Dalam pembangunan sistem informasi tidak dilakukan tahapan pemeliharaan sistem. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan, kondisi sistem data dan informasi kemasan transportasi untuk komoditas hortikultura masih dihadapkan pada keadaan yang belum kondusif. Sistem manajemen basis data yang telah didokumentasikan oleh Silvia (2006) masih berbasis Personal Computer (PC) dan menggunakan media Compact Disk (CD). Karena berbasis PC, kebersamaan pemakaian data tidak bisa dilakukan, penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap dalam mendukung sistem dan usaha agribisnis belum tercapai. Hasil implementasi sistem diperoleh respon dari pengguna yang secara umum memiliki tanggapan yang baik terhadap sistem.
SISTEM INFORMASI KEMASAN TRANSPORTASI KOMODITAS HORTIKULTURA BERBASIS WEB
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : AGUNG ROCHMADI F01498057
2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
SISTEM INFORMASI KEMASAN TRANSPORTASI KOMODITAS HORTIKULTURA BERBASIS WEB
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : AGUNG ROCHMADI F01498057
Dilahirkan di Klaten, 23 Januari 1980 Tanggal lulus : 12 Juni 2006
Menyetujui, Bogor, 14 Juni 2006
Dr. Ir. Emmy Darmawati, M.Si Pembimbing Akademik Mengetahui
Dr. Ir. Wawan Hermawan M.S Ketua Departemen Teknik Pertanian
RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis dilahirkan di Klaten pada tanggal 23 Januari 1980 sebagai anak tunggal dari pasangan (Alm) Suyono dan Siswati. Pendidikan formal didapatkan dari SD Negeri 1 Cawas, Klaten dan lulus pada tahun 1992, SLTP Negeri 1 Cawas, Klaten lulus tahun 1995, dan SMU Negeri 1 Cawas, Klaten lulus tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif dibeberapa organisasi baik internal maupun eksternal kampus, diantaranya Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) pernah menjabat sebagai anggota Departemen INFOKOM
HIMATETA,
Ketua
Suksesi
HIMATETA
dan
Sekretaris
HIMATETA, serta menjabat sebagai ketua Keluarga Mahasiswa Klaten (KMK) di Bogor tahun 2000-2002 dan menjadi Relawan (University Network For Free and Fair Election (UNFREL) tahun 1999. Selain aktif di organisasi, Penulis pernah berprestasi sebagai finalis Lomba Karya Inovatif Produktif (LKIP) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XIV Tahun 2001. Saat ini, Penulis berwirausaha dibidang service, jual/beli dan rental komputer dari tahun 2001 sampai sekarang.
KATA PENGANTAR Bismillahhirrohmanirrohim, Segala puji hanya untuk Allah SWT semata, yang telah melimpahkan nikmat iman, nikmat islam, dan nimat kesehatan serta ilmu kepada penulis sehingga memperlancar penyelesaian skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, para sahabat, keluarganya dan Insya-Allah sampai kepada kita selaku umatnya yang tetap istiqomah di jalan-Nya. Skripsi
ini
berjudul
Sistem
Informasi
Kemasan
Transportasi
Komoditas Hortikultura Berbasis Web. Dengan selesainya penelitian dan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Emmy Darmawati, Msi. Yang telah membimbing dan banyak memberikan masukan kepada penulis. Penulis juga menghaturkan penghargaan yang setulusnya kepada Ibu Siswati.............’tiada sesuatupun yang pantas ananda haturkan kecuali seuntai do’a dan sungkem sebagai bentuk bakti ini, meskipun tidak akan bisa dan tidak akan pernah bisa membalasnya”.............atas semuanya yang tak akan dapat disebutkan satu demi satu. Tidak lupa pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih teruntuk: 1.
Betaria Dwisepti, my special friend many thanks for your attention and kindness.
2.
Bapak Suyanto dan Istri, terimakasih atas perhatian dan penyediaan tempat tinggal selama kuliah.
3.
Rekan-rekan Basiq Computer (Fani, Haryadi, JP, Agung, Jian, dan semua kru yang tidak dapat disebutkan satu persatu) terimakasih atas kerjasama, kebersamaan dan pengertiannya. Akhirnya Penulis berharap semoga tulisan ini apat bermanfaat bagi yang
memerlukan. Kebenaran itu datangnay dari Allah SWT sedang kekuragan itu dari manusia Bogor, Juni 2006 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
............................................................................. v
DAFTAR ISI
............................................................................ vi
DAFTAR TABEL
............................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR
............................................................................. ix
I. PENDAHULUAN
.............................................................................
1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................
1
B. IDENTIFIKASI MASALAH .....................................................................
2
C. PERUMUSAN MASALAH.......................................................................
3
D. TUJUAN
.............................................................................
3
E. KEGUNAAN PENELITIAN .....................................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
4
A. PENGANGKUTAN
.............................................................................
4
B. SUSUT (LOSS) SELAMA TRANSPORTASI ..........................................
4
C. PENGEMASAN KOMODITAS HORTIKULTURA................................
5
D. BASIS DATA
............................................................................. 10
E. BAHASA QUERY TERSTRUKTUR ....................................................... 12 F. JARINGAN KOMPUTER ......................................................................... 13 G. INTERNET
............................................................................. 13
H. WORLD WIDE WEB (WEB) DAN HYPER TEXT MARKUP LANGUAGE (HTML) ............................................................................. 13 I. ACTIVE SERVER PAGES (ASP)............................................................. 14 J. DAUR HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM/ SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) ................................................... 14 III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 19 B. WAKTU DAN TEMPAT........................................................................... 19 C. BAHAN DAN ALAT
............................................................................. 19
D. METODOLOGI
............................................................................. 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 22 A. INVESTIGASI SISTEM ............................................................................ 22
B. ANALISIS SISTEM................................................................................... 23 C. DESAIN SISTEM ...................................................................................... 24 D. IMPLEMENTASI SISTEM ....................................................................... 34 V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 37 A. KESIMPULAN .......................................................................................... 37 B. SARAN ...................................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA
............................................................................. 38
LAMPIRAN
............................................................................. 40
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian............................... 19 Tabel 2. Penilaian responden terhadap sistem informasi .................................. 35
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Tipe desain pada kemasan tipe kayu .............................................. 8 Gambar 2. Kemasan keranjang plastik (kiri) dan keranjang bambu (kanan) ......................................................... 8 Gambar 3. Tipe kemasan pada kemasan peti karton........................................ 9 Gambar 4. Tipe flute pada kemasan peti karton .............................................. 10 Gambar 5. Kemasan karung plastik (kiri) dan karung jala (kanan) ................. 10 Gambar 6. Sistem Development Life Cycle (McLeod, 1995) ......................... 15 Gambar 7. Layout halaman web ...................................................................... 25 Gambar 8. Tampilan frame atas ....................................................................... 26 Gambar 9. Tampilan awal situs........................................................................ 27 Gambar 10. Tampilan peta situs......................................................................... 28 Gambar 11. Tampilan data komoditi ................................................................. 29 Gambar 12. Tampilan penjelasan kemasan terkait dengan komoditas .............. 29 Gambar 13. Tampilan gambar detail kemasan................................................... 30 Gambar 14. Tampilan jenis kemasan ................................................................. 30 Gambar 15. Tampilan penjelasan kemasan........................................................ 31 Gambar 16. Tampilan produsen......................................................................... 31 Gambar 17. Tampilan kritik dan saran (input)................................................... 32 Gambar 18. Tampilan kritik dan saran (hasil) ................................................... 32 Gambar 19. Hirarki Pencarian data berdasarkan menu pilihan.......................... 33 Gambar 20. Pencarian data berdasarkan input................................................... 34 Gambar 21. Relationships dalam basis data kemasan transportasi ..................... 43 Gambar 22. Tampilan form kemasan komoditas ................................................ 44
I. PENDAHULULUAN
A. LATAR BELAKANG Sebagai bahan pangan, komoditas hortikultura bukanlah makanan pokok, melainkan hanya sebagai pelengkap. Meskipun demikian komoditas hortikultura tidak dapat diabaikan. Kebutuhan terhadap komoditas hortikultura yang kontinyu membuat nilai pasarnya cukup baik. Sifat komoditas hortikultura yang mudah rusak dan cepat membusuk menjadikan proses pemanenan dan pasca panen perlu mendapat perhatian khusus. Secara garis besar penanganan pasca panen komoditas hortikultura meliputi pembersihan/pencucian, perampasan (trimming), sortasi, pemutuan (grading), pengemasan (packing dan repacking), dan penyimpanan. Kerusakan pasca panen buah dan sayuran di Indonesia sebesar 15% - 25% sedangkan di Brasil sebesar 8% - 10%. Tujuan teknologi pasca panen produk hortikultura: 1. Mempertahankan kesegaran. 2. Mengurangi loss. 3. Meningkatkan mutu. 4. Mengupayakan penekanan biaya. Pengemasan dilakukan untuk menjaga mutu dan kesegaran produk. Pengemasan juga merupakan faktor penunjang dalam transportasi dan distribusi. Proses pengemasan yang kurang baik akan menyebabkan penurunan mutu dan susut (loss) yang cukup besar selama proses distribusi produk tersebut ke konsumen. Kemasan transpotasi/distribusi adalah kemasan yang ditujukan terutama untuk melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari produsen sampai ke konsumen. Kemasan transportasi yang umum digunakan adalah: peti kayu, peti karton, keranjang bambu, keranjang plastik, karung jala dan kantong plastik. Komoditas hortikultura pada umumnya ditransportasikan dalam bentuk segar, karenanya kerusakan akibat transportasi menjadi cukup tinggi (32% - 47%). Untuk dapat memenuhi fungsi sebagai wadah, bentuk kemasan dan kontruksinya perlu disesuaikan dengan ukuran bahan yang akan dikemas, dan untuk dapat berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanis,
kontruksinya harus dibuat berdasarkan hasil perhitungan gaya yang akan mempengaruhinya, sedangkan untuk memenuhi sebagai pelindung terhadap kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan terutama udara, kemasan harus mampu membatasi adanya kontak langsung secara bebas antara bahan yang dikemas dengan udara sekitar. Jenis
bahan
kemasan
khususnya
untuk
transportasi
(distribusi)
berkembang cukup pesat diantaranya adalah bahan kayu, plastik, karton dalam bentuk kotak (box) maupun jaring. Penggunaan jenis kemasan tersebut sangat beragam dikarenakan tidak adanya standar kemasan untuk transportasi suatu komoditas. Kebutuhan akan informasi mengenai jenis kemasan komoditas hortikultura yang digunakan selama transportasi menjadi hal yang penting. Bertitik tolak dari hal tersebut maka kebutuhan untuk mendapatkan informasi kemasan yang sering digunakan di pasaran secara umum diperlukan untuk membantu petani, pedagang, perusahaan kemasan dan transportasi mengadopsi kemasan yang akan digunakan sesuai dengan komoditas yang di distribusikan. Informasi jenis kemasan ini meliputi bahan kemasan, tipe bahan kemasan, dimensi dan ukuran kemasan, kemasan pengisi serta tujuan lokasi dari komoditas tersebut. Informasi merupakan data yang telah diorganisasikan kedalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dokumentasi data kemasan telah dilakukan dalam bentuk sistem manajemen basis data yang dikembangkan oleh Silvia (2006). Keberadaan basis data perlu ditingkatkan dalam bentuk sistem informasi dengan menggunakan media web agar desiminasi informasi lebih luas jangkauannya. Pembangunan informasi yang berbasis Web akan sangat membantu baik bagi para pelaku bisnis, pemerintah atau untuk keperluan penelitian. Dengan adanya informasi kemasan yang berbasis Web perolehan data yang dibutuhkan tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, sementara informasi akan tersedia dengan cepat, tepat, dan akurat.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Kondisi yang ada saat ini, informasi pengemasan komoditas hortikultura masih bersifat dakumentasi data berbasis PC yang penggunaannya masih terbatas
ruang dan waktu. Pengembangan dokumentasi data dalam bentuk sistem informasi berbasis web menjadikan data-data yang telah disimpan mudah untuk didesiminasikan kepada pengguna tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
C. PERUMUSAN MASALAH Informasi kemasan komoditas hortikultura akan sangat bermanfaat bila dapat diakses oleh pengguna dimana saja, kapan saja sesuai dengan kebutuhannya. Bentuk sistem informasi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah sistem informasi berbasis Web. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membangun sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura berbasis Web.
D. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : membangun sistem informasi kemasan transportasi untuk komoditas hortikultura berbasis web.
E. KEGUNAAN PENELITIAN Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura ini akan berguna bagi pelaku yang terkait dalam sistem distribusi seperti produsen, pengusaha perantara buah-buahan dan sayuran lokal dan lembaga pendukung lainnya seperti industri kemasan, jasa penanganan pasca panen/rumah kemasan. Sistem ini juga berguna bagi para penyuluh yang berkepentingan terhadap basis data kemasan transportasi komoditas hortikultura dan secara luas dapat mendukung kemajuan dibidang pertanian khususnya di bidang hortikultura. Sistem informasi berbasis web ini dapat memberikan informasi mengenai jenis kemasan yang sering digunakan di pasar secara umum, baik untuk komoditas lokal maupun impor. Informasi yang disediakan pada sistem ini meliputi nama produsen kemasan, alamat produsen, kontak person, nama kemasan, bahan kemasan, tipe kemasan (khusus kemasan peti kayu dan peti karton), tipe flute dan ukurannya (khusus kemasan peti karton), dimensi, berat bersih, kemasan pengisi, asal, dan tujuan pengiriman serta gambar-gambar dari kemasan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGANGKUTAN Masalah pengangkutan merupakan masalah yang sangat penting pada rantai pemasaran hasil hortikultura. Pengangkutan mempunyai peran yang penting pada setiap tingkatan distribusi sebab harga total komoditas hortikultura yang dipasarkan berhubungan erat dengan masalah pengangkutan (Sjaifullah, 1976). Sedangkan menurut Soedibyo (1992) selain terjadinya susut bobot dan kerusakan mekanis akibat adanya goncangan selama dalam perjalanan, biaya angkut yang cukup mahal juga termasuk kendala dalam pengangkutan. Pengangkutan dapat dilakukan lewat darat, laut, dan udara. Pengangkutan melalui darat merupakan pengangkutan yang paling penting dan akan tetap merupakan sarana utama pengangkutan di negara-negara berkembang di daerah tropika (Pantastico, 1986). Waktu yang diperlukan selama pengangkutan melalui jalan raya lebih pendek dibandingkan bila menggunakan kereta api, meskipun biaya pengangkutannya lebih tinggi (Pantastico, 1986).
B. SUSUT (LOSS) SELAMA TRANSPORTASI Hambali (1995) menyatakan bahwa selama distribusi produk-produk hortikultura biasanya mengalami memar akibat pukulan, tekanan, getaran, serta gesekan. Darmawati (1994), kerusakan mekanis dapat timbul bila terjadi kelebihan tumpukan sehingga mengakibatkan tekanan yang besar pada bahan di lapisan bawah yang pada akhirnya meningkatkan kerusakan. Selama pengangkutan, komoditas hortikultura akan mengalami kerusakan. Hasil penelitian yang dilakukan Waluyo (1990) menyatakan bahwa penggetaran selama delapan jam dengan frekuensi 2.4 Hz dan amplitudo 5 cm menyebabkan kerusakan buah sebesar 4.14% bila digunakan pengemas dari kotak kayu dan 6.94% bila digunakan pengemas dari keranjang bambu. Simulasi penggetaran tersebut setara dengan jarak tempuh sepanjang 1752.57 km di jalan baik (aspal) atau sama dengan jarak sepanjang 664.62 km di jalan buruk (berbatu). Hasil penelitian yang dilakukan Noer (1998) menyatakan bahwa presentase tingkat kerusakan mekanis selama pengangkutan komoditas tomat dari
Tongkoh-Brastagi menuju Tanjung Balai yang berjarak 230 km dan ditempuh selama 6 jam dengan kemasan keranjang bambu sebesar 1,77%, peti kayu sebesar 0.90%, dan dengan menggunakan karton gelombang sebesar 1.20%.
C. PENGEMASAN KOMODITAS HORTIKULTURA Kemasan adalah suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mengemas suatu produk, sedangkan pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan. Dalam pengertian khusus, kemasan adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu komoditas dan telah dilengkapi dengan tulisan atau label yang menjelaskan tentang isi, kegunaan dan lain-lain yang perlu atau diwajibkan. Tulisan atau label tersebut merupakan informasi yang perlu disampaikan kepada orang yang menanganinya atau konsumen. Menurut Sacharow dan griffin (1980), pengemasan merupakan upaya menempatkan produk pangan kedalam wadah yang memenuhi syarat, agar mutunya tetap atau hanya mengalami sedikit penurunan, dan pada saat diterima konsumen nilai pasarnya tetap tinggi. Komoditas hortikultura yang dikemas dapat terlindungi dari kerusakan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis, selama dalam pengangkutan, penyimpanan dan pemasarannya. Menurut Paine dan Paine (1983), agar kemasan transportasi dapat memberikan perlindungan yang cukup baik, kemasan tersebut harus memiliki sifat-sifat seperti berkut ini: -
Sesuai dengan produk yang dikemas
-
Memiliki kekuatan yang cukup agar dapat terhindar dari berbagai resiko selama pengangkutan dan penyimpanan,
-
Memiliki ventilasi yang cukup (bagi produk tertentu yang memang membutuhkan)
-
Memiliki informasi yang memungkinkan identifikasi produk yang dikemas, tempat produsen, dan tempat yang dituju
-
Mudah dibuka/dibongkar tanpa menggunakan buku petunjuk Bahan kemasan yang biasa digunakan untuk mengemas produk, diantaranya
adalah kertas, karton gelombang, kayu, plastik, serat goni dan sebagainya. Bahan-
bahan kemasan tersebut dapat digunakan secara tunggal atau bersama-sama untuk dapat memberikan perlindungan yang diinginkan. Menurut Poernomo (1978) bahan kemasan distribusi/transportasi untuk komoditas buah-buahan dan sayuran segar yang sering digunakan di Indonesia adalah karung goni, keranjang bambu, peti kayu dan peti karton gelombang. Pemilihan kemasan umumnya didasarkan pada kesesuaian dengan jenis komoditas yang dikemas dan jarak yang akan ditempuh. 1. Peti Kayu Peti kayu merupakan jenis kemasan yang paling kuat dan kokoh untuk transportasi diantara jenis kemasan yang lain, kekuatan peti kayu tergantung pada bahan dan ketebalan bahan yang digunakan untuk membuat peti kayu tersebut. Jenis kayu yang baik untuk digunakan sebagai kemasan komoditas hortikultura adalah kayu yang berwarna putih dan bersifat lentur, seperti kayu teki, kayu kenanga dan kayu jinjing. Peti kayu banyak digunakan untuk mengemas komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Selain dapat melindungi kerusakan komoditas akibat tekanan dari segala arah, kemasan kayu dapat disusun sampai ketinggian tertentu tanpa menjadi rusak dan menghemat ruangan penyimpanan. Dalam membuat peti kayu adalah papan yang dipakai harus dihaluskan, lebar papan harus disesuaikan dengan ukuran peti dan jenis komoditas yang dikemas, mempunyai lubang angin dan peti sebaiknya dilengkapi dengan dua papan yang tebal (Anonimous, 1988). Jenis kemasan kayu yang biasa digunakan untuk kemasan komoditas hortikultura meliputi peti-peti dan krat-krat kayu yang dipaku, peti-peti dan kratkrat kayu yang diikat dengan kawat dan peti-peti yang dibuat dari kayu lapis. Petipeti dan krat-krat diberi celah diantara bilah-bilah krat yang dipaku atau diikat dengan kawat agar memungkinkan terjadinya penetrasi udara (Hardenburg di dalam Pantastico, 1975). Peti kayu memiliki beberapa tipe desain yang berbeda. Perbedaan tipe–tipe ini terutama terletak pada desain konstruksi ujungnya. Japanese Standards Association atau JSA (1984) mengklasifikasikan tipe desain peti kayu normal menjadi 5 tipe, yaitu:
1. Tipe 1 “batten-free wooden box” 2. Tipe 2 “end vertical batten wooden box” 3. Tipe 3 “end horizontal baten wooden box” 4. Tipe 4 “inside batten wooden box” 5. Tipe 5 “butt-joint full cleat wooden box” Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada bentuk desain konstruksi dinding ujung dan batang pengikat untuk dinding ujung tesebut (end batten).
Tipe 1. batten-free wooden box
Tipe 2. end vertical batten wooden box
Tipe 3. end horizontal baten wooden box
Tipe 4. inside batten wooden box
Tipe 5. butt-joint full cleat wooden box Gambar 1. Tipe desain pada kemasan tipe kayu 2. Keranjang Kemasan komoditi berbentuk keranjang biasanya dibuat dari bambu, daun kelapa, daun pandan, rotan, dan plastik. Keranjang dari bambu merupakan alat pengemas yang banyak dipakai untuk komoditas segar. Bentuk keranjang bambu umumnya persegi atau bulat. Kelemahan dari keranjang bambu adalah kurang kuat, tidak mampu melindungi komoditas dari kerusakan mekanis, tetapi kemasan keranjang bambu mempunyai harga yang lebih murah daripada kemasan lainnya. Kelebihan keranjang bambu yaitu dapat diperbaiki dengan memberi unsur bahan penguat pada
sisi-sisinya
sehingga
dalam
proses
penyusunan,
pemuatan
dan
pembongkaran komoditas tidak banyak mengalami kerusakan. Kapasitas muat harus dipertimbangkan. Kemasan keranjang bambu umumnya berkapasitas antara 40-100 kg (Anonimous, 1988).
Gambar 2. Kemasan keranjang plastik (kiri) dan keranjang bambu (kanan)
3. Peti Karton Kemasan peti karton (corrugated box) dibuat dari karton bergelombang. Daya tahan yang dimiliki oleh peti karton sebagai pelindung komoditas di dalamnya adalah ketahanan jebol, daya tahan susun dan daya tahan air (basah). Ketahanan jebol dan daya tahan susun dari peti karton sangat tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Daya tahan terhadap air (basah) dapat dilakukan dengan menambah lapisan lilin pada permukaan peti karton, baik dibagian dalam maupun dibagian luar sesuai kebutuhan (Federasi Pengemasan Indonesia, 1983 di dalam Wijandi, 1989). Kemasan peti karton pada umumnya digunakan sebagai kemasan ekspor karena harganya relatif mahal. Kekuatan peti karton tidak sebaik peti kayu tetapi lebih kuat dari pada karung. Peti karton mempunyai bobot yang ringan sehingga akan mempermudah pembongkaran. Dinding petinya yang halus dibandingkan peti kayu menyebabkan gesekan antara komoditas dengan dinding peti tidak berakibat buruk (Anonimous, 1988). Kemasan peti karton memiliki beberapa tipe desain kemasan. Beberapa tipe desain kemasan peti karton dapat dilihat pada Gambar 3. Peti karton juga memiliki tipe flute yang berbeda (Gambar 4).
Regular Slotted Container (RSC)
Bliss Box
Half Telescopic Container (HTC)
Dual wood and corrugated structure
Full Telescopic Container (FTC)
Special construction
Gambar 3. Tipe kemasan pada kemasan peti karton
Gambar 4. Tipe flute pada kemasan peti karton 4. Karung Kemasan karung yang umum digunakan untuk mengemas komoditas segar hortikultura adalah karung goni, kantong kertas, karung kain, karung plastik dan karung rajut/jala. Ventilasi atau lubang-lubang udara pada kebanyakan karung umumnya kurang sempurna, sehingga panas hasil respirasi sukar keluar dan terkumpul di dalamnya, hal ini dapat merusak komoditi di dalamnya. Kemasan karung sering dipakai untuk pengangkutan jarak dekat dan komoditas yang dikemas biasanya mempunyai tekstur yang tebal (Anonimous, 1988).
Gambar 5. Kemasan karung plastik (kiri) dan karung jala (kanan) D. BASIS DATA Menurut Kristanto (2000), basis data adalah kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada.
Kumpulan file-file tersebut mempunyai kaitan antara satu file dengan file lainnya sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan suatu obyek dalam batasan tertentu. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif): 1. Kecepatan dan Kemudahan (speed) Pemanfaatan basis data memungkinkan operator untuk menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan secara manual (non elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spread sheet atau dokumen teks biasa). 2. Efisiensi ruang penyimpanan (space) Keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data, menyebabkan adanya redudansi. Banyaknya redundasi akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di memori utama maupun memori sekunder). Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena operator dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. 3. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, secara ketat diterapkan dalam sebuah basis data, dapat menekan ketidak akuratan pemasukan/penyimpanan data. 4. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data (baik dalam sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu digunakan/dibutuhkan. Karena itu operator dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan, dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang
aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan maupun dengan cara memindahkannya kemedia penyimpanan off-line (seperti removable disk, atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakain data, sebuah basis data dapat memiliki data yang tersebar di banyak lokasi geografis. 5. Kelengkapan (Completeness) Lengkap tidaknya data yang dikelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, operator tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field. 6. Keamanan (Security) Aspek keamanan dapat diterapkan dengan ketat, melalui penentu siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan. Salah satu cara yang umum digunakan adalah penggunaan password. 7. Kebersamaan pemakaian (Sharability) Pemakai basis data sering kali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) tersebut (Fathansyah, 1999). E. BAHASA QUERY TERSTRUKTUR Bahasa Query Terstruktur atau Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa basis data standar yang digunakan untuk query, update, dan mengatur basis data relasional (Szymansky el. Al., 1995). SQL mulai dikembangkan pada akhir tahun 70-an di laboratorium IBM, San Jose, California. Menurut Kadir (1998) penggunaan SQL pada SMBD cukup luas. SQL dapat dipakai oleh berbagai kalangan : a. SQL sebagai bahasa administrasi basis data b. SQL sebagai bahasa query interaktif c. SQL sebagai bahasa pemrograman basis data d. SQL sebagai bahasa klien/server
F. JARINGAN KOMPUTER Jariangan komputer merupakan sekumpulan komputer dan alat-alat lain (seperti printer, modem, dan plotter) yang dapat berhubungan melalui suatu medium. Hubungan tersebut bisa langsung (melalui kabel) atau tidak langsung (melalui modem). Jenis-jenis jaringan computer adalah : a. Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam gedung yang berukuran sampai beberapa kilometer. b. Metropolitan Area Network (MAN). Pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. c. Wide Area Network (WAN), mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah Negara atau benua. d. Jaringan tanpa kabel. e. Internetwork, merupakan kumpulan jaringan yang terinterkoneksi. G. INTERNET Internet
merupakan
sekumpulan
jaringan
terinterkoneksi
TCP/IP
(Transmission Control Protokol / Internet Protokol) memiliki alamat IP dan memiliki kemampuan untuk mengirim paket IP kesemua komputer yang saling terhubung (Tanenbaum, 1996) Sebuah mesin dikatakan berada di internet bila mesin itu mengoperasikan protocol TCP/IP, memiliki IP, dan memiliki kemampuan untuk mengirim paket IP kesemua mesin lainnya di internet. Secara tradisional, internet memiliki empat aplikasi utama, yakni E-mail, News, Remote Login, dan Transfer File. H. WORLD WIDE WEB (WEB) DAN HYPER TEXT MARKUP LANGUAGE (HTML) Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protocol HTTP, yang dapat diakses melalui interface sederhana dan mudah digunakan. Informasi ini biasanya disajikan dalam bentuk Hyper Text atau multimedia, dan informasi tersebut disediakan oleh server yang berlokasi di berbagai penjuru dunia (Kalbfleisch, 1996).
HTML merupakan bahasa yang digunakan untuk membuat halaman web dan merupakan perekat bagian-bagian sumberdaya yang ada pada web. HTML dapat menampilkan teks, citra, multimedia, dan menyediakan intruksi bagi browser untuk mengontrol bagaimana dokumen ditampilkan dan bagaimana dokumen tersebut berhubungan dengan dokumen lain (Arpajian & Mullen, 1996). I. ACTIVE SERVER PAGES (ASP) ASP merupakan suatu skrip yang bersifat server-side yang ditambahkan pada HTML untuk membuat Web menjadi lebih menarik, dinamis, dan interaktif. Teknologi server-side scripting berarti segala proses programnya dilakukan di server, maka client akan menerima hasil dalam berntuk HTML biasa. Dalam ASP kita dapat mengolah data yang diambil dengan sebuah form, membuat aplikasi-aplikasi tertentu dalam sebuah web, ataupun membuat sebuah basis data dalam bentuk web. Aplikasi yang banyak digunakan dengan menggunakan ASP adalah aplikasi ASP yang berhubungan dengan basis data, baik menggunakan Microsoft Access data base hingga SQL server atau ORACLE data base. Scripting yang banyak digunakan dalam menulis ASP adalah VBScribt. J. DAUR HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM/ SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) Sistem informasi berbasis komputer dikembangkan melalui beberapa fase yang disebut Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Sistem development life cycle, SDLC). SDLC adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer (McLeod, 1995). Semua aktivitas pembangunan sistem pada SDLC saling berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, beberapa aktivitas tersebut dapat terjadi secara bersamaan. SDLC yang merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem perangkat lunak, mencakup beberapa tahapan logik proses pembangunan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain : (1) investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4) implementasi, dan (5) pemeliharaan sistem, seperti terlihat pada Gambar 6. Seorang analis dapat mendaur siklus kembali kapanpun untuk mengulang beberapa aktivitas sebelumnya guna memodifikasi dan memperbaiki sistem yang mereka bangun.
SISTEM INVESTIGASI
Siklus Pemeliharaan
Memahami Masalah Dan Peluang
SISTEM ANALISIS
SISTEM DESAIN
Pengembangan Sistem Informasi
Siklus Percobaan SISTEM IMPLEMENTASI Penerapan Sistem Informasi SISTEM PEMELIHARAAN
Gamabar 6. Sistem Development Life Cycle (McLeod, 1995). 1. Tahapan Investigasi Sistem Tahap investigasi merupakan tahapan penentuan suatu permasalahan dan penyebab dari permasalahan tersebut serta apakah sistem yang akan dibangun maupun yang akan diperbaiki dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemudian dilakukan studi kelayakan (feasibility study) yang berfungsi untuk melihat kebutuhan pengguna, kebutuhan sumberdaya, kebutuhan biaya, manfaat, dan kelayakan dari suatu sistem. Studi kelayakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai obyek yang dikehendaki. Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi alternatif sistem yang ada dan untuk mengusulkan sistem yang paling nyata, menguntungkan, dan layak untuk pembangunan serta pengembangan sistem.
Kelayakan dalam sistem dapat dievaluasi kedalam empat kategori utama, yaitu: a. Kelayakan organisasional Kelayakan ini berfokus pada bagaimana sistem yang diusulkan dapat dengan baik mendukung tujuan dari organisasi dan rencana strategis untuk sistem tersebut b. Kelayakan ekonomi Kelayakan ini menjawab apakah penghematan biaya, peningkatan penghasilan dan keuntungan, pengurangan kebutuhan investasi, dan manfaat-manfaat lain yang diharapkan akan lebih besar dibandingkan biaya pembangunan dan pengoperasian dari sistem yang diusulkan. c. Kelayakan teknikal Kelayakan ini dapat didemonstrasikan jika hardware dan software yang dapat menghubungkan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan mampu dikembangkan oleh suatu organisasi dalam batas waktu tertentu. d. Kelayakan operasional Kelayakan ini berupa keinginan dan kemampuan dari pengguna untuk mengoperasikan, menggunakan, dan mendukung sistem yang diusulkan. 2. Tahap Analisis Sistem Tahap analisis yaitu menganalisis bagaimana sistem tersebut akan dikembangkan, dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan fungsional dari pengguna yang akan digunakan sebagai basis desain dari sistem yang akan dikembangkan. Aktivitas dasar dari analisis sistem diperlukan pada saat akan membangun suatu aplikasi baru dengan cepat. Umumnya, aktivitas-aktivitas pada tahapan ini merupakan pengembangan dari pelaksanaan studi kelayakan. Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan informasi end user yang menghasilkan kebutuhan-kebutuhan fungsional yang nantinya akan digunakan sebagai basis dalam perancangan sistem yang baru. Mempelajari sistem yang akan diperbaiki atau digantikan penting dilakukan sebelum mendesain suatu sistem baru. Analisis-analisis terhadap suatu sistem yang harus dilakukan antara lain tentang bagaimana suatu sistem menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan SDM (Sumber Daya Manusia)
untuk mengkonversi sumber-sumber data dan informasi. Kemudian dilakukan pembuatan dokumentasi tentang bagaimana aktivitas input, proses, output, penyimpanan, dan kontrol sistem disempurnakan. Sehingga dalam tahap desain sistem, dapat dilakukan spesifikasi terhadap sumber, hasil dan aktivitas apa yang seharusnya ada untuk mendukung user interface dalam suatu sistem yang akan didesain.
Analisis-analisis
tersebut
disebut
analisis
organisasional
yang
merupakan langkah awal dari pelaksanaan tahapan ini. Selain itu, dilakukan pula pembangunan terhadap kebutuhan fungsional (functional requirement) yang merupakan kebutuhan informasi end users yang tidak terikat pada perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, data, dan SDM yang saat ini digunakan oleh end users atau yang mungkin digunakan dalam sistem yang baru. 3. Tahap Desain Sistem Tahap desain adalah untuk menjelaskan sistem yang akan memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna. Tahap ini akan menjelaskan bagaimana dan kenapa sistem mampu memberikan informasi kepada pengguna. Desain sistem menetapkan bagaimana sistem akan menyempurnakan tujuan. Desain sistem terdiri atas aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan fungsional yang telah dikembangkan dalam tahap analisis sistem. Tahap desain sistem mencakup tiga kegiatan, yaitu : (1) desain user interface, (2) desain data, dan (3) desain proses. Ketiga proses desain tersebut menghasilkan beberapa spesifikasi yang digunakan dalam pelaksanaan metode user interface, struktur basis data, serta prosedur pada pemrosesan dan pengendalian sistem. Desain user interface berkonsentrasi pada metode input/output serta konversi data dan informasi yang menghasilkan beberapa produk informasi, seperti layar display, dialog interaktif antara pengguna dengan komputer, perespon suara (audio), form-form, dokumen-dokumen, dan laporanlaporan. Aktivitas desain data berfokus pada perancangan struktur basis data yang digunakan oleh sistem yang akan dibangun.
4. Tahap Implementasi Sistem Pada tahapan ini sistem akan diuji baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya yang mendukung jalannya sistem ini. Dari hasil uji tersebut, sistem akan dikembangkan
lebih
diimplementasikan.
lanjut. Pada
Sistem
tahapan
baru
yang
implementasi,
telah
didesain
dilakukan
harus
penerimaan,
penambahan, dan integrasi dari sumber-sumber yang konseptual dan fisikal yang menjadikan sistem tersebut bekerja. Tahap implementasi sistem melibatkan akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak, pengembangan perangkat lunak, pengujian program dan prosedur, pembangunan dokumentasi, dan berbagai aktivitas instalasi. Selain itu, tahap ini juga melibatkan pendidikan dan pelatihan kepada end isers dan spesialis yang akan mengoperaikan sistem baru. Implementasi sistem merupakan tahap yang sulit dan merupakan proses yang banyak menghabiskan waktu dalam pembangunan suatu sistem informasi. Selain itu, tahap ini juga merupakan tahap yang vital dalam penentuan kesuksesan dari pembangunan sistem baru, walaupun sistem didesain dengan baik, sistem akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan benar. 5. Tahap Pemeliharaan Sistem Tahap terakhir adalah tahap pemeliharaan. Pada tahap ini meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem. Selama sistem digunakan, modifikasi dibuat sehingga sistem dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna secara kontinyu. Modifikasi yang dibuat sesuai dengan perubahan internal atau perubahan eksternal dari lingkungan organisasi dari pengguna yang disebut sebagai pemeliharaan sistem. Tahapan ini meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau sesuai dengan yang dikehendaki. Alasan diadakannya pemeliharaan sistem antara lain untuk memperbaiki kesalahan (error), untuk menjaga agar sistem tetap berjalan, dan untuk memperbaiki sistem yang telah dibangun. Langkah-langkah yang dilalui sistem dalam tahapan SDLC tidak berbentuk linier namun lebih berbentuk iterasi. Evaluasi dari tiap tahap yang memungkinkan adanya kesempatan perbaikan sistem yang lebih baik sebelum ke tahapan selanjutnya (Turban, 1993).
II. METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada bulan Februari 2006 sampai pada bulan Mei 2006. tempat penelitian di Laboratorium Sistem Manajemen Mekanisai Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
B. BAHAN DAN ALAT Bahan: Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu: i.
Basis data yang telah dibangun Silvia (2006)
ii.
Data perusahaan kemasan yang diperoleh dari internet
iii.
Data sistus-situs yang terkait dengan hortikultura dan kemasan transportasi Basis data yang dibangun oleh Silvia (2006) merupakan hasil pengbilan langsung baik data dan gambar dari Pasar Induk kramat Jati dan Makro Pasar Rebo di Jakarta Timur. Alat: Alat yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat yang akan digunakan dalam penelitian No. 1.
2.
3. 4. 5.
Nama Alat dan Bahan Personal Computer, dengan spesifikasi: − Intel Pentium 4 − RAM 256 MB − Hard Disk 80 GB − Modem 56 kbps Sistem Operasi Windows 98
Fungsi Sarana untuk membangun dan menjalankan sistem informasi
Software (perangkat lunak) untuk membangun dan menjalankan sistem Microsoft Access XP Software untuk mendesain basis data Adope Photoshop 7.0, ACDSee 7.0 Software untuk mengedit gambar, foto dan mapping gambar Microsoft FrontPage XP, Personal Web Software untuk membuat user Server, Internet Explorer, AceHTML 5 interface Pro
C. METODOLOGI Metodologi dalam pembangunan sistem informasi berbasis web untuk informai kemasan transportasi komoditas hortikultura ini mencakup empat fase, yakni identifikasi, analisis, desain, ujicoba (implementasi), dan evaluasi yang tercakup dalam siklus hidup pengembangan sistem. 1. Tahap Investigasi Pada tahap ini akan ditentukan masalah dan peluang alternatif solusi pembangunan sistem dimana didalamnya terdapat kegiatan feasibility (studi kelayakan). Masalah yang dihadapi yaitu dokumentasi data kemasan untuk produk hortikultura khususnya buah-buahan dan sayuran yang telah dibangun Silvia (2006) masih berbasis Personal Computer (PC) dan menggunakan media Compact Disk (CD). Karena berbasis PC, kebersamaan pemakaian data tidak bisa dilakukan, penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap dalam mendukung sistem dan usaha agribisnis belum tercapai. 2. Tahap Analisis Tahap analisis sistem sangat penting dalam membangun sistem informasi yang memenuhi target pengguna. Tahap ini meliputi : a. Definisi masalah Dari kekurangan yang diperoleh pada tahap identifikasi didefinisikan ruang lingkup masalah untuk memperbaiki kekurangan dari sistem informasi yang ada sehingga diperoleh domain sistem yang dibangun. b. Analisis kebutuhan Dalam tahap ini ditentukan bagaimana kinerja sistem baru yang akan dibangun, dan kemampuan apa saja yang dimilikinya. Hal tersebut dilakukan dengan menganalisa kebutuhan pengguna untuk sistem yang dibangun. 3. Tahap Desain b. Desain situs Web Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain suatu situs Web adalah : − Menentukan storyboarding situs dari semua link yang terdapat didalamnya dan keterangan mengenai apa yang terdapat dalam link tersebut.
− Dapat diakses dengan menggunakan berbagai browser. − Tidak mengandung link yang berlebihan. − Tidak banyak menggunakan penampakan grafis, karena grafis dapat menyebabkan suatu situs memerlukan waktu lama untuk mengakses. − Menggunakan layout pada tiap halaman secara konsisten. Grafis diusahakan dalam ukuran kecil. c. Desain Basis Data Pada sistem informasi ini digunakan basis data yang ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel, gambar dan tulisan. Tabel yang akan ditampilkan dalam bentuk elemen data, record atau berkas (file) sesuai dengan kebutuhan pengguna. Basis data yang digunakan adalah basis data relasional. Dengan menampilkan data sesuai dengan kebutuhan pengguna maka akan mempercepat informasi yang dibutuhkan dan mempermudah pengambilan keputusan. d. Desain Input Input yang diperoleh merupakan data yang telah dibangun Ani Silvia kemudian akan diolah terlebih dahulu. e. Desain Output Informasi yang ditampilkan disajikan dalam bentuk teks, gambar, dan tabel. Teks, gambar atau tabel yang ditampilkan sesuai dengan searching yang dilakukan pengguna. 4. Tahap Implementasi Tahapan uji coba juga dilakukan untuk mengevaluasi bahwa bagianbagian dari sistem informasi yang telah dibangun berjalan dengan baik dengan tolok ukur program dapat dijalankan atau diakses oleh browser yang telah ditentukan. 5. Tahap Evaluasi dalam tahap ini dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada beberapa pengguna. Kuisioner yang diberikan tentang Usability, Functionality, dan Reability dari sistem yang dibangun.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. INVESTIGASI SISTEM Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan, kondisi sistem data dan informasi kemasan transportasi untuk komoditas hortikultura masih dihadapkan pada keadaan yang belum kondusif. Sistem manajemen basis data yang telah didokumentasikan oleh Silvia (2006) masih berbasis Personal Computer (PC) dan menggunakan media Compact Disk (CD). Karena berbasis PC, kebersamaan pemakaian data tidak bisa dilakukan, penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap dalam mendukung sistem dan usaha agribisnis belum tercapai. Sistem baru yang dapat meminimalisir kekurangan dari sistem yang sudah ada adalah sistem informasi yang berbasis web. Kelayakan dari sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura berbasis web ini dievaluasi ke dalam empat kategori dibandingkan dengan sistem yang sudah ada, yaitu: 1. Kelayakan organisasional Kelayakan organisasional tidak dapat di analisis karena sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura berbasis web ini tidak diperuntukkan bagi operasional suatu organisasi. Sistem ditujukan untuk pengguna umum baik pelaku bisnis yang terkait dengan distribusi hortikultura, pemerintah atau untuk keperluan penelitian. 2. Kelayakan Ekonomi Ditinjau dari segi biaya desiminasi informasi, sistem berbasis web diperkirakan lebih murah jika dibandingkan dengan sistem yang berbasis PC. Karena pada penelitian ini tidak dilakukan analisa kelayakan ekonomi dari kedua sistem yang ada (berbasis PC dan berbasis WEB). Alasan tidak dilakukannya analisis tersebut karena sifat dari sistem informasi yang dibangun tidak komersial. 3. Kelayakan teknikal Kelayakan teknikal dari sistem ini tidak dapat diketahui karena sistem ini tidak berada di bawah instansi tertentu sehingga pembangunan dan pengembangan sistem ini oleh suatu organisasi tertentu tidak bisa diukur dengan waktu.
Walaupun demikian dapat diinformasikan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini selama 2 bulan dengan asumsi basis data sudah tersedia. 4. Kelayakan Operasional Ditinjau dari kelayakan operasional sistem berbasis web ini pengoperasian dan penggunaan lebih mudah karena dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti dan pengguna bisa menggunakan fasilitas internet untuk mengakses sistem informasi ini melalui rental tidak harus ditunjang kepemilikan PC.
B. ANALISIS SISTEM Hasil investigasi di lapanganan menunjukkan bahwa sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura berbasis web perlu dibangun karena melihat kondisi kemasan-kemasan tersebut mengalami perkembangan baik dari segi jenis dan bentuk kemasan, bahan kemasan yang digunakan, dan pengguna yang tersebar. Dengan adanya sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura yang berbasis web diharapkan mereka yang berkepentingan terhadap data kemasan transportasi dapat memperoleh informasi setiap saat tidak terbatas ruang dan waktu. Sistem informasi berbasis web memungkinkan dilakukan perubahan data setiap saat. Jika suatu saat ada kemasan transportasi yang tidak digunakan dan telah hilang dari peredaran, maka kemasan tersebut dapat dihapus dari basis data. Sebaliknya jika ada penambahan data baru mengenai suatu kemasan, maka dapat dilakukan penambahan data kedalam basis data tersebut. Hal ini membuat sistem tersebut terjaga aktualitasnya. Informasi yang disajikan diperuntukkan bagi berbagai pengguna sesuai kebutuhannya. Sistem informasi berbasis web ini dipergunakan sebagai sarana diseminasi informasi untuk kemasan transportasi komoditas hotikultura. Sebagai bagian dari dukungan peningkatan komoditi hasil pertanian di Indonesia, sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura ini dapat digunakan oleh para pengguna dengan menggunakan perangkat keras (hardware) berupa satu set komputer yang terkoneksi dengan internet dan perangkat lunak (sofware) Internet Explorer. Dewasa ini komputer dan internet sudah luas pemakaiannya bahkan sampai tingkat pedesaaan.
C. DESAIN SISTEM 1. Desain Data Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura ini dibangun dengan menggunakan desain data yang telah dibangun oleh Silvia (2006) (Lampiran 1) ditambah dengan beberapa tabel pelengkap. Tabel pelengkap tersebut terdiri dari: 1. Tabel Perusahaan, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya adalah ID_Perusahaan, Alamat, Desa, Kecamatan, Propinsi, Fax, Telp, dan Kontak. Tabel ini berisi tentang nama perusahaan, lokasi/alamat, no. Fax dan telepon serta kontak person. 2. Tabel Saran, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya adalah ID, Nama, Email, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Pesan, dan Tanggal. Tabel ini berisi tentang nama dan alamat pengunjung situs ini serta pesan yang ingin disampaikannya kepada administrator. 3. Tabel User, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya adalah ID, Nama, Password, Tanggal. Tabel ini berisi informasi tentang nama user, password serta kapan user mengunjungi situs ini. Tabel ini digunakan untuk mengetahui jumlah pengunjung yang telah mengunjungi situs ini serta nama user yang terakhir kali mengunjungi situs ini, yang akan di tampilkan dalam menu membership yang ada dalam situs. Adanya kolom password bertujuan untuk kedepannya digunakan sebagai pengidentifikasi administrator. Admintrator ini yang berhak melakukan penambahan, pegeditan, dan pendeletan seluruh data yang terdapat dalam basis data secara online. 2. Pemeliharaan Data Desain pemeliharaan data untuk sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura belum bersifat online tetapi masih bersifat PC. Pemeliharaan data meliputi penyediaan fasilitas untuk memanipulasi data (merubah, menambah, dan menghapus data). Pemeliharaan data yang digunakan dalam sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura ini menggunakan desain yang telah dibangun Silvia (2006) (Lampiran 1).
Pertimbangan penggunaan desain yang telah dibangun tersebut adalah tidak adanya perbedaan data antara sistem informasi yang dibangun dengan sistem manajemen basis data yang dibuat oleh Silvia (2006). Hal ini karena tidak semua daerah yang menjadi target pengguna dapat menggunakan internet sehingga mereka hanya dapat menggunakan sistem yang masih berbasis PC. Proses administrator sistem informasi berbasis web jika ingin mengupdate data terlebih dahulu mengupdate data yang terdapat dalam sistem basis data yang berbasis PC, kemudian diupload melalui web hosting di http://www.brinkster.com dengan menggunakan username beserta password yang telah diberikan sewaktu mendaftarkan situs. 3. Desain User Interface Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP. ASP merupakan skrip yang sifatnya server_side yang ditambahkan pada HTML untuk membuat web menjadi lebih menarik. Pengolahan data, pembuatan aplikasi tertentu dalam sebuah web, dan membuat database dalam sebuah web lebih mudah dilakukan dengan menggunakan ASP. Setiap halaman pada sistem informasi komoditas hortikultura ini terdiri dari 2 frame. Frame pertama bersifat statis dan frame ke dua bersifat dinamis (Gambar 7). Frame Atas (statis) Frame Isi (dinamis)
Gambar 7. Layout halaman web a. Frame Atas Frame atas berisikan nama dari situs, fasilitas pencarian data, menu utama, dan login. Pada frame atas, pengguna hanya dapat meminta server untuk
menampilkan halaman tertentu dan kemudian server mengirim informasi tersebut melalui browser. Pada fasilitas pencarian data ditentukan 2 jenis kategori data yang dapat di tampilkan yaitu komoditas dan jenis kemasan (Gambar 8). Kategori komoditas akan menampilkan informasi tentang komoditas hortikultura tertentu dalam bentuk kemasan apapun sesuai input yang dimasukkan pengguna. Sedangkan kategori jenis kemasan akan menampilkan informasi tentang komoditas yang dikemas dalam kemasan tertentu sesuai dengan input yang dimasukkan pengguna. Menu utama pada frame atas fungsinya sama dengan menu utama yang terdapat pada frame isi (Gambar 8). Penempatan menu utama pada frame atas bertujuan untuk mempermudah pengguna menuju halaman lain jika halaman yang sedang ditampilkan panjang sehingga menyebabkan menu utama pada frame isi tidak kelihatan. Menu login berisi 2 input data yaitu nama dan password (Gambar 8). Input nama digunakan untuk mendata nama dan jumlah pengunjung yang telah mengunjungi situs ini. Input password digunakan untuk mengidentifikasi nama dan password yang sesuai dengan nama dan password administrator. Jika nama dan password sesuai dengan nama dan password administrator maka tampilan pada frame isi akan berbeda dengan tampilan pengguna secara umum. Tampilan frame isi untuk administrator digunakan untuk penambahan, pegeditan, dan pendeletan seluruh data yang terdapat dalam basis data. Fasilitas ini belum tersedia dalam situs ini
Login
Menu utama
Gambar 8. Tampilan frame atas
Pencarian data
b. Frame isi Frame isi merupakan halaman dinamis yang digunakan untuk menampilkan menu utama, membership, situs terkait dan informasi (Gambar 12). Informasi yang ditampilkan tergantung pilihan yang diberikan pengguna. b.1. Menu utama Menu utama menyediakan 6 pilihan folder informasi yaitu folder informasi home, peta situs, komoditas (buah dan sayuran), jenis kemasan, produsen, kritik dan saran. b.1.1. Folder informasi home Folder informasi home ini memuat informasi naratif secara umum tentang pengemasan, fungsi dan tujuan pengemasan, syarat kemasan yang baik, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan. Tampilan informasi dari folder home dapat dilihat pada Gambar 9.
Menu utama Informasi
membership
Situs terkait
Gambar 9. Tampilan awal situs b.1.2. Folder informasi peta situs Folder informasi peta situs memuat informasi naratif tentang isi dari informasi yang terdapat dalam menu utama. Tampilan informasi dari folder peta situs dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Tampilan peta situs b.1.3. Folder informasi komoditas Folder informasi komoditas terdiri dari 2 sub folder yaitu folder sayuran dan folder buah. Folder sayuran/buah berisi informasi tentang jenis-jenis sayuran/buah yang telah dilakukan pengemasan dalam berbagai bentuk kemasan. Setiap informasi komoditas yang ditampilkan berupa link yang menuju ke halaman penjelasan komoditas. Tampilan informasi baik buah maupun sayuran ditampilkan secara urut abjad untuk mempermudah pencarian oleh pengguna. Dalam tampilan melalui menu utama ini komoditas yang ditampilkan adalah semua data yang ada pada basis data, jika pengguna ingin menampilkan komoditas tertentu yang lebih spesifik maka pengguna dapat menggunakan fasilitas pencarian pada frame atas. Pada tampilan komoditas terlihat ada satu jenis komoditas dengan tipe kemasan yang sama ditampilkan dua kali, hal ini dikarenakan adanya perbedaan asal dari komoditas tersebut. Tampilan informasi dari subfolder komoditas dapat dilihat pada Gambar 11. Penjelasan komoditas berisi tentang nama komoditas, nama kemasan, bahan kemasan, tipe kemasan, tipe flute, ukuran flute, dimensi, berat bersih, kemasan pengisi, asal, tujuan pengiriman, dan gambar komoditas. Tipe flute dan ukuran flute hanya ditampilkan pada komoditas yang dikemas dari peti
karton. Tampilan informasi dari penjelasan tiap komoditas dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 11. Tampilan data komoditas
Gambar 12. Tampilan penjelasan kemasan terkait dengan komoditas
Gambar 13. Tampilan gambar detail kemasan b.1.4. Folder informasi jenis kemasan Folder informasi jenis jenis kemasan memuat informasi tentang bahan kemasan distribusi/transportasi untuk komoditas buah-buahan dan sayuran segar yang sering digunakan di Indonesia, yaitu: karung goni, keranjang bambu, peti kayu dan peti karton gelombang. Tampilan informasi dari jenis kemasan dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Tampilan jenis kemasan
Setiap jenis kemasan yang ditampilkan berupa link yang menuju halaman penjelasan tentang jenis kemasan tersebut. Tampilan penjelasan kemasan dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Tampilan penjelasan kemasan b.1.5. Folder informasi produsen Folder informasi produsen memuat informasi tentang nama-nama perusahaan produsen kemasan, alamat perusahaan, fax, kontak person, dan no. telepon. Tampilan informasi dari produsen dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Tampilan produsen
b.1.6. Folder informasi kritik dan saran Folder informasi kritik dan saran berfungsi sebagai evaluasi dari pengguna terhadap sistem informasi ini. Dengan adanya halaman ini diharapkan situs ini dapat berkembang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengguna. Halaman ini juga menunjang proses implementasi sistem yang dilakukan secara online. Tampilan kritik dan saran dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Tampilan kritik dan saran (input)
Gambar 18. Tampilan kritik dan saran (hasil)
b.2. Menu Membership Menu membership berisi informasi tentang jumlah pengunjung yang telah mengunjungi situs ini dan nama pengunjung terbaru. b.3. Situs Terkait Menu situs terkait berisi tentang informasi situs-situs yang dapat dijadikan referensi pengguna dalam mencari informasi tentang komoditas hortikultura, jenis kemasan, dan informasi mengenai perusahaan yang bergerak dibidang pengemasan yang tidak terdapat dalam situs ini. Situs-situs terkait yang disediakan adalah situs Institut Pertanian Bogor, situs Departemen Pertanian, situs Hijau, situs Pustaka Tani, dan situs Alibaba. 4. Desain Proses Sistem dibangun berdasarkan tiga proses utama yaitu: a. pencarian data berdasarkan menu pilihan Pencarian data berdasarkan menu pilihan terdapat pada menu utama yang berada di frame atas dan menu utama yang ada di frame isi. Hirarki pencarian data berdasarkan menu pilihan dapat dilihat pada Gambar 19. Home Peta Situs
Sayur
List Sayur
Keterangan
Gambar
Komoditas
Buah
List Buah
Keterangan
Gambar
Menu utama Jenis Kemasan
Peti kayu Peti karton
Produsen Kritik & Saran
Keranjang bambu Kantong plastik
Keterangan
Karung plastik Karung jala Peti stirofoam
Gambar 19. Hirarki pencarian data berdasarkan menu pilihan
b. pencarian data berdasarkan input Pencarian data berdasarkan input pengguna terdapat pada menu cari di frame atas. Tampilan informasi sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan dan berdasarkan jenis data yang dipilih melalui menu drop down. Sekilas tampilan informasi hampir sama dengan tampilan yang dihasilkan dari menu utama tetapi sebenarnya disini komoditas yang ditampilkan lebih spesifik dan ditambah informasi jumlah data yang sesuai dengan kata kunci, sedangkan pada menu utama menampilkan semua jenis komoditas. Contohnya jika pengguna ingin mencari jenis komoditi jeruk maka tampilan informasi yang dihasilkan adalah semua jenis jeruk dengan berbagai kemasannya yang terdapat dalam basis data baik jenis jeruk sayur maupun jeruk buah. (Gambar 20).
Gambar 20. Pencarian data berdasarkan input. c. updating data Proses updating data di basis data server terjadi pada saat pengguna melakukan login dan mengirim kritik dan saran kepada administrator. D. IMPLEMENTASI SISTEM 1. Pengujian Performansi pada Server Local Internet Sistem disimpan pada server local internet selanjutnya diuji coba dengan menggunakan browser engine Microsoft Internet Explorer (5.0 dan 6.0).
Tampilan menunjukkan bahwa menu dan sub menu beserta informasinya berjalan dengan baik dan tampilan web sesuai dengan rancangan. 2. Pengujian Performansi pada Internet Sistem informasi transportasi pengemasan komoditas hortikultura selanjutnya
diuji
coba
pada
internet
dengan
URL
http://www17.brinster.com/agta40404. Pengujian performansi pada internet mengunakan browser engine Microsoft Internet Explorer (5.0 dan 6.0) menunjukkan bahwa sistem informasi dapat bekerja dengan baik dan desain web sesuai dengan rancangan, seperti yang telah dilakukan pada server local internet. Sedangkan dengan menggunakan broser engine mozilla sistem informasi error pada bagian frame atasnya yaitu tampilannya terlalu lebar sehingga perlu adanya proses skroling. Waktu yang diperlukan untuk mengakses sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura ini tergantung dari kecepatan koneksi dari komputer user ke internet. 3. Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan terhadap 10 pengguna (3 pedagang dan 7 mahasiswa). Pengujian sistem dilakukan dengan cara pemberian akses sistem informasi secara langsung dalam bentuk sistem yang belum online. Setelah pengaksesan sistem informasi selesai pengguna diberikan kuisioner tentang Usability, Functionality, dan Reability dari sistem yang dibangun. Isi kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil penilaian yang didapat dari jawaban yang diberikan responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penilaian responden terhadap sistem informasi No.
Pertanyaan
Persentase (%) Ya Tidak
1
Apakah keseluruhan isi dari situs ini dapat anda mengerti dengan baik ? Apakah menurut anda tampilan situs ini sudah baik ? Apakah anda menyukai tampilan dari situs ini ? Functionality Setelah melakukan searching, apakah hasil yang didapat sesuai dengan keinginan anda ?
Usability 2 3 1
80%
20%
100% 90%
0% 10%
80%
20%
2 3
1 2
Apakah semua directori atau fasilitas yang ada pada situs ini cukup memenuhi informasi yang anda inginkan ? Apakah semua link yang ada memberikan gambaran yang jelas mengenai halaman yang dituju ? Reability
70%
30%
80%
20%
Apakah menurut anda setiap link yang ada menuju pada halaman yang sesuai ? Jika anda melakukan login apakah validasi yang dilakukan berjalan dengan baik ?
100%
0%
90%
10%
Dari penilaian responden yang terlihat pada Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa: 1. Penilaian dari segi usability sistem, 80% responden menyatakan isi dari sistem informasi ini dapat dimengerti dengan baik, 100% menyatakan penampilan situs ini baik dan 90% responden menyukai tampilan dari situs ini. Hal ini disebabkan karena semua responden telah mengenal dan mengerti tentang internet. 2. Penilaian dari segi functionality sistem, 80% responden menyatakan bahwa searching yang dilakukan sesuai dengan keinginan, 70% responden menyatakan informasi yang ditampilkan sesuai keinginan, 80% menyatakan semua link yang ada memberikan gambaran yang jelas mengenai halaman yang dituju. 3. Penilaian dari segi reability sistem, 100% menyatakan bahwa setiap link yang ada menuju halaman yang sesuai hal ini karena sistem dalam keadaan stabil sehingga tidak terjadi error program. 10% menyatakan login yang dilakukan tidak valid karena harus direfresh terlebih dahulu untuk melihat hasil login pada tampilan menu membership.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
F. KESIMPULAN Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura berbasis web ini dibuat dengan menggunakan data-data sekunder dari sistem manajemen basis data yang dibuat oleh Silvia (2006), wawancara, dan observasi lapang. Selain itu juga digunakan data dan informasi yang dikumpulkan dari berbagai buku mengenai pengemasan. Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP. Tampilan untuk halaman sistem informasi ini dibuat dengan menggunakan halaman statis dan dinamis. Pengguna dapat dengan mudah menggunakan karena hanya dengan menekan tombol menu dan submenu yang disediakan, informasi yang diinginkan dapat disajikan. Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura dapat diakses melalui internet menggunanakan browser engine Microsoft Internet Explorer (5.0 dan 6.0) dengan URL http://www17.brinster.com/agta40404. Untuk perawatan sistem, dilakukan oleh administrator baik pada PC stand alone maupun internet melalui web hosting di http://www.brinkster.com dengan menggunakan username beserta password yang telah diberikan sewaktu mendaftarkan situs. Sistem informasi ini dapat digunakan sebagai media alternatif bagi pengguna untuk mencari informasi tentang pengemasan transportasi komoditas hortikultura. Semua informasi yang disediakan dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun selama terakses dengan internet. G. SARAN Sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura masih perlu perbaikan dan penambahan untuk: 1. Perawatan sistem secara kontinyu agar informasinya selalu up to date 2. Penambahan data yang terdapat pada basis data
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1988. Penanganan Pasca Panen Buah-buahan. Departemen Pertanian Kanwil DKI, Jakarta. Arpajian, S. & R. Mullen. 1996. How to User HTML 3.2. Mac Millan Computer Publishing. New York. Chou, G. T. 1987. dBASE III Plus Handbook. Que Corporation, Indianan. Darmawati, E. 1994. Simulasi Komputer Untuk Perancangan Kemasan Karton Gelombang Dalam Pengangkutan Buah-buahan. Tesis. Program Studi Teknologi Pasca Panen IPB, Bogor. Tidak diterbitkan. Kadir, A. 1998. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Penerbit Andi, Yogyakarta. Kristanto, H. 2000. Konsep dan Perancangan Database. Penerbit Andi, Yogyakarta. MC Leod, R. 1995. Management Information System : A Study of Computer. Base Information System. 5th Ed. Mac Millan Publishing Company. New York. Noer, G. J. 1998. mempelajari Pengaruh Jenis Kemasan dan Cara Pengemasan Terhadap Mutu Tomat Segar Selama Pengangkutan di Daerah Sumatra Utara. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Paine, F. A. Dan Paine, H. Y. 1983. A Handbook of Food Packaging. Leonard Hill, London. Pantastico, E. B. (ed.). 1975. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Troika dan Subtropika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Pantastico, E. R. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Poernomo. 1978. Masalah Pengepakan dalam Pemasaran Hasil Hortikultura. Hortikultura, No. 5:107-111 Sacharow, S. Dan Griffin, R. C. 1980. Principles of Food Packaging. Wesfort:onnecticut, A VI Publising Company. Silvia, A. 2006. Perancangan Sistem Manajemen Basis Data untuk Kemasan Transportasi Komoditas Hortikultura (Buah-buahan dan Sayuran). Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sjaifullah. 1976. Perlakuan Segar Hortikultura. Hortikultura, No.2:33-41. Soedibyo, M. 1985. Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayur-sayuran. Puslitbang Hortikultura Pasar Minggu, Jakarta.
Szymanski, R, D. Szymanski, D. Pulschen. 1995. Computer and Information System with Hands. On Software Tutorials. Pretince Hall, New Jersey. Tanembaum, A. 1996. Jaringan Komputer Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Terjemahan Gurnita Priatna. Prenhallindo. Jakarta. Turban, E. 1993. Decision Support and Expert System; Management Support Systems. Macmillan Publishing Company, New York. Waluyo, Sumirat Bronto. 1990. Pengkajian Dampak Getaran Mekanik Pengangkutan Truk Terhadap Jeruk Dalam Kemasan. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. Wijandi, S. Dan Tim Peneliti. 1989. Studi Kemasan Buah-buahan, Sayur-sayuran dan Bunga-bungaan Segar Yang Bernilai Ekonomis Tinggi dalam Rangka Meningkatkan Ekspor Non Migas. Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Desain dan pemeliharaan data yang telah dibangun oleh Silvia (2006)
Berdasarkan data yang telah dibangun Silvia (2006) terdapat 12 tabel yang terdiri dari: 1. Tabel Data_Kemasan_Komoditi, merupakan tabel induk/utama yang berisikan kunci-kunci relasi dengan tabel anakan. Tabel ini digunakan untuk memasukkan data baru mengenai kemasan transportasi suatu komoditi tertentu. Tabel ini terdiri dari 8 kunci utama/primary key yaitu: ID_komoditi, ID_kemasan, ID_tipe_kemasan, ID_bahan, ID_flute, ID_ukuran_flute, ID_asal, ID_tujuan_Pengiriman. Atribut lainnya adalah dimensi, kemasan_pengisi dan berat bersih. Muka1, samping2, atas3, bentuk4, pengisis5, susunan_buah6, dan tumpukan_kemasan7 adalah kolom atau atribut berupa data teks yang berisi lokasi penyimpanan gambar. 2. Tabel Komoditi, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya adalah ID_komoditi
(primary
key),
nama_komoditi,
ID_kategori,
ID_tujuan_lokasi. Tabel ini berisi semua nama komoditi yang telah dikumpulkan. ID_kategori dan ID_tujuan_lokasi merupakan kunci tamu yang menghubungkan tabel ini dengan tabel Kategori dan Tujuan_lokasi. 3. Tabel Kategori, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya adalah ID_kategori (primary key), keterangan, dan ID_macam_komoditas. Di dalam basis data ini komoditi-komoditi yang ada dibedakan menjadi 63 kategori. Sebagai contoh buah mangga manalagi, mangga indramayu, mangga golek, mangga podang, dan mangga harumanis dikelompokkan dalam kategori buah mangga. Sayuran kol merah dan kol putih dikelompokkan dalam kategori sayuran kol. ID_macam_komoditas yang ditambahkan dalam tabel ini merupakan kunci tamu, digunakan untuk menghubungkan tabel Kategori dengan tabel Macam_komoditas. 4. Tabel Macam_komoditas, merupakan tabel referensi. Kolom_kolomnya adalah ID_macam_komoditi (primary key), dan keterangan. Terdapat dua komoditas hortikultura yang digunakan dalam basis data ini, yaitu komoditas buah-buahan dan komoditas sayuran.
5. Tabel Tujuan_lokasi, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya adalah ID_tujuan_lokasi (primary key), dan keterangan. Di dalam basis data ini terdapat 3 tujuan lokasi, yaitu tujuan lokal, tujuan impor, dan tujuan ekspor. 6. Tabel Asal, merupakan tabel referensi. Kolom-kolomnya terdiri dari ID_asal, Asal, dan ID_tujuan_lokasi. Atribut ID_tuuan_lokasi dalam tabel ini digunakan untuk menghubungkan tabel Asal dengan tabel Tujuan_lokasi. 7. Tabel Kemasan, merupakan tabel referensi yang menampung data nama kemasan transportasi yang ada. Tabel ini memiliki kolom-kolom yaitu ID_kemasan (primary key), dan nama kemasan. Terdapat 8 jenis kemasan yang telah dikumpulkan dalam basis data ini. Jenis kemasan tersebut adalah: peti kayu, peti karton, peti styrofoam, keranjang bambu, keranjang plastik, karung plastik, karung jala, dan kantong plastik. 8. Tabel Tipe_kemasan, merupakan tabel referensi yang menampung data mengenai tipe kemasan yang ada yaitu untuk kemasan peti kayu dan peti karton.
Tabel
ini
memiliki
kolom-kolom
yang
terdiri
dari:
ID_tipe_kemasan (primary key), dan keterangan. Data tipe kemasan yang ada dalam basis data merupakan gabungan dari tipe kemasan peti kayu dan kemasan peti karton. Tipe kemasan tersebut adalah: batten-free wooden box, end vertical batten wooden box, end horizontal baten wooden box, inside batten wooden box, butt-joint full cleat wooden box, Regular Slotted Container (RSC), Half Telescopic Container (HTC), Full Telescopic Container (FTC), Bliss Box, Dual wood and corrugated structure, Special construction. Untuk kemasan selain kemasan peti kayu dan peti karton tidak memilki tipe kemasan. 9. Tabel Bahan_kemasan, merupakan tabel referensi yang menampung data bahan kemasan yang ada. Kolom-kolomnya adalah ID_bahan (primary key), dan bahan. Bahan kemasan yang terdapat dalam basis data ini adalah kertas, bambu, kayu, styrofoam, plastik, dan lain-lain. 10. Tabel Flute, merupakan tabel referensi yang menampung data tipe flute dari kemasan tranportasi yang ada khususnya kemasan peti karton. Tabel
ini terdiri dari kolom-kolom ID_flute (primary key), dan tipe_flute. Tipe flute yang terdapat dalam basis data ini adalah single wall, doube wall, dan lain-lain. 11. Tabel Ukuran_flute, merupakan tabel referensi yang menampung data ukuran flute dari kemasan peti karton. Tabel ini terdiri dari kolom ID_ukuran_flute (primary key), dan ukuran. 12. Tabel Tujuan_pengriman, merupakan tabel referensi yang menampung data tujuan pengiriman komoditi. Tabel ini terdiri dari kolom ID_tujuan_pengiriman (primary key), dan keterangan. Hubungan antar tabel dilakukan dengan menggunakan kounci relasi yang telah dibuat pada setiap tabel. Hubungan dari basis data kemasan transportasi ini menggunakan tipe one to many. Jumlah form-form yang dibuat sama dengan jumlah tabel yaitu 12 form. Pembuatan form pada basis data ini menggunakan fasilitas form wizard, yaitu dengan menekan ”create form by using wizard” pada kotak dialog ”New Form”. Kemudian dibuat form-form dari masing-masing tabel.
Gambar 21. Relationships dalam basis data kemasan transportasi.
Lampiran 2. Desain editing data yang telah dibangun oleh Silvia (2006)
Desain pemeliharaan data untuk sistem informasi kemasan transportasi komoditas hortikultura ini belum bersifat online tetapi masih bersifat PC. Pemeliharaan data meliputi penyediaan fasilitas untuk memanipulasi data (merubah, menambah, dan menghapus data). Manipulasi dapat dilakukan secara langsung pada tabel-tabel atau pada form-form. Jumlah form-form yang dibuat sama dengan jumlah tabel yaitu 12 form. Pembuatan form pada basis data ini menggunakan fasilitas form wizard, yaitu dengan menekan ”create form by using wizard” pada kotak dialog ”New Form”. Kemudian dibuat form-form dari masing-masing tabel.
Gambar 22. Tampilan form kemasan komoditas
Lampiran 3. Format dan isi kuisioner untuk pengguna sistem Kuisioner Kuisioner ini dibuat sebagai bagian dari penyelesaian tugas akhir (Skripsi) dengan tujuan untuk menilai kualitas dari basis data berbasis Web yang telah dibangun. Silahkan anda memberikan tanda silang (x) pada kotak yang telah disediakan disebelah kanan Nama :
Pekerjaan :
I. Usability No. Pertanyaan 1 2 3
Apakah keseluruhan isi dari situs ini dapat anda mengerti dengan baik ? Apakah menurut anda tampilan situs ini sudah baik ? Apakah anda menyukai tampilan dari situs ini ?
II. Functionality No. Pertanyaan 1 2 3
2
Jawaban Ya Tidak
Setelah melakukan searching, apakah hasil yang didapat sesuai dengan keinginan anda ? Apakah semua directori atau fasilitas yang ada pada situs ini cukup memenuhi informasi yang anda inginkan ? Apakah semua link yang ada memberikan gambaran yang jelas mengenai halaman yang dituju ?
III. Reability No. Pertanyaan 1
Jawaban Ya Tidak
Apakah menurut anda setiap link yang ada menuju pada halaman yang sesuai ? Jika anda melakukan login apakah validasi yang dilakukan berjalan dengan baik ?
Jawaban Ya Tidak