PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D “ROBOBATTLE” DENGAN MENGOPTIMALKAN 3DS MAX DAN ADOBE AFTEREFFECT
Naskah Publikasi
diajukan oleh Rahmad Wahid Saleh Insani 08.11.2053
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D “ROBOBATTLE” DENGAN MENGOPTIMALKAN 3DS MAX DAN ADOBE AFTEREFFECT disusun oleh Rahmad Wahid Saleh Insani 08.11.2053 Dosen Pembimbing
Hanif Al Fatta, M.Kom NIK. 190302096 Tanggal, 17 Februari 2012 Ketua Jurusan Teknik Informatika
Sudarmawan, MT NIK. 190302035
DESIGNING AND CREATING "ROBOBATTLE" 3D ANIMATION MOVIE USING 3D STUDIO MAX AND ADOBE AFTEREFFECTS PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D “ROBOBATTLE” DENGAN MENGOPTIMALKAN 3DS MAX DAN ADOBE AFTEREFFECT Rahmad Wahid Saleh Insani Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Nowadays, unstoppable technology evolution has a fast animation movie quality growth. There's so much 3D animation movies impress the audience with the beauty of their character form. However, its just a few people who knows 3D animation movie understands that special effect from 3D animation movie is necessary. With my knowledge and idea, I would like to optimize the special effect elements inside 3D animation movie. I will create a 3D animation movie with a unique special effects by optimizing the Adobe AfterEffects, a special effect application. The advantage from creating this 3D animation movie is to show an animation effort which is have its own special effect point in order to make an amazing 3D animation movie. Keyword : Animation Movie, Three Dimension, Special Effect
1. Pendahuluan Dunia animasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi. Kualitas dan keindahan dari film – film layar lebar mampu membuat para penontonnya tidak menyadari bahwa setiap adegan yang tidak mungkin terjadi ataupun dilakukan di dalam film itu adalah hasil kreatifitas dari para pembuat film yang menggunakan teknologi animasi tiga dimensi. Setiap film animasi yang telah sukses di layar lebar memiliki cerita yang mengandung nilai moral bagi penontonnya. Nilai moral inilah yang merupakan bagian yang unik dan menjadi daya tarik tersendiri di dalam film animasi. Perkembangan teknologi dan komputer di dunia menjadikan animasi menjadi salah satu aspek penting di dalam masyarakat. Di dalam film animasi 3D ini penulis akan menambahkan beberapa nilai moral agar film ini menjadi sebuah film yang dapat memberikan kesan yang indah bagi penontonnya. Di dalam alur cerita, penulis akan menunjukkan sebuah nilai persahabatan dan perjuangan tanpa menyerah yang dilakukan oleh salah satu karakter. Penulis mengoptimalkan software Adobe After Effect yang mampu membuat film animasi 3D menjadi lebih menarik dan indah dengan menambahkan efek – efek animasi yang unik didalam setiap adegan. 2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Multimedia Multimedia merupakan perpaduan dari dua kata yaitu multi dan media. “Multi” berarti banyak atau lebih dari satu, sedangankan “media” berarti sarana atau piranti untuk berkomunikasi. Multimedia merupakan kombinasi dari beberapa elemen yaitu teks, gambar, suara, video dan animasi. 2.2 Pengertian Animasi Kata “animasi” itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata “animation” (dalam bahasa inggris), yang berasal dari kata dasar “to animate”, dalam kamus umum InggrisIndonesia berarti menghidupkan sesuatu. 2.3 Sejarah Animasi Sejak jaman dahulu kala, manusia telah mencoba untuk meng-animasikan gerak gambar binatang mereka seperti yang ditemukan ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara yang telah berumur dua ratus ribu tahun lebih. Mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang, seperti kuda, bison dan atau celeng yang mereka gambarkan 1
dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk.
1
John Hallas & Roger Manvell, 1973, The Technique of Film Animation, Hal. 23
2.4 Beberapa Jenis Teknik Animasi
2
2.4.1 Berdasarkan Materi Film Animasi Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum jenis teknik film animasi digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu film animasi dwimatra (flat animation) dan film animasi tri-matra (object animation). 2.4.1.1 Film Animasi Dwi-Matra (Flat Animation) Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan paper yang dapat digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film animasi gambar, sebab hampir semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan di atas bidang datar atau papar. 2.4.1.2 Film Animasi Tri-Matra (Object Animation) Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya dan ruang. 2.4.2 Berdasarkan Proses Produksi Film Animasi Berdasarkan proses produksinya, teknik film animasi dibagi dalam 3 kategori, yaitu : 2.4.2.1 Film Animasi Klasik (Classic Animation) Jenis film animasi ini menggunakan teknik film animasi gambar sel (cell animation). Teknik tertua yang digunakan dalam industri film animasi. 2.4.2.2 Film Animasi Stop-Motion (Stop-Motion Animation) Karena inti dari proses produksi film animasi ini adalah menganalisis langsung gerak animasi yang dihentikan sesaat pada saat merekam gambar suatu objek. 2.4.2.3 Film Animasi Komputer (Digital Animation) Film animasi digital 3D (3D animation/tri-matra), hampir seluruh bagian proses produksi animasi dikerjakan komputer. Seperti membuat model, memberikan material tubuh, menggerakkan/menganimasikan objek, dan membuat setting lingkungannya, rendering dan lain-lain. 2.5 Bentuk Film Animasi Bentuk film animasi didasarkan pada panjang pendeknya cerita yang tergantung pada penggunaan jenis filmnya. 2.5.1 Film Spot Film dengan masa putar 10-60 detik.
2
G.Djalle Zaharuddin, 2007, The Making of 3D Animation Movie Using 3DStudioMax, Hal.3
2.5.2 Film Pocket Cartoon Film masa putar sekitar 50 detik – 2 menit. 2.5.3 Film Pendek (short) Film dengan masa putar 2-20 menit. 2.5.4 Film setengah panjang (medium length film) Film cerita dengan masa putar sekitar 20-50 menit. 2.5.5 Film panjang (full-length) Film cerita panjang dengan masa putar minimal 50 menit. 2.6 Prinsip Film Animasi Prinsip film animasi merupakan aturan dasar yang memungkinkan karakter yang diciptakannya dapat bergerak dan hidup wajar, dalam arti dapat diterima oleh akal manusia. 2.7 Teknik Kamera Ada 3 informasi penting didalam pengambilan gambar atau shot, yaitu : 2.7.1 Pembingkaian Kamera (Camera Framing) 2.7.1.1 ECU (Extreme Close Up) ECU menampilkan gambar yang sangat detail. 2.7.1.2 VCU (Very Close Up) VCU menampilkan hampir seluruh permukaan wajah. 2.7.1.3 BCU (Big Close Up) BCU menampilkan seluruh permukaan wajah hingga keleher. 2.7.1.4 CU (Close Up) CU menampilkan seluruh permukaan wajah hingga sedikit bahu dan sedikit bagian dada. 2.7.1.5 MCU (Medium Close Up) MCU menampilkan seluruh permukaan wajah hingga pada bagian dada dengan patokan tangan pada bagian siku sedikit ke atas. 2.7.1.6 MS (Medium Shot) MS hampir sama dengan MCU tetapi didalam MS, siku tangan sudah kelihatan hingga sedikit ke bawah. 2.7.1.7 TQS (Three Quarter Shot) TQS menampilkan badan hingga bagian lutut ke atas. 2.7.1.8 MLS (Medium Long Shot) MLS menampilkan seluruh badan dan besarnya memenuhi layar screen (fit to screen).
2.7.1.9 LS (Long Shot) LS menampilkan seluruh badan. Besar obyek sekitar 1/3 sampai ¾ dari layar lebar. 2.7.2 Sudut Kamera (Kamera Angle) 2.7.2.1 High Angle High Angle yaitu penempatan kamera berada diatas obyek dan menyorot kebawah. 2.7.2.2 Low Angle Low Angle adalah penempatan kamera dibawah obyek yang memberikan kesan obyek seakan-akan menjadi superior, gagah, angkuh dan besar. 2.7.2.3 Eye-Level Shot Eye-Level Shot biasanya dipakai untuk mengganti sudut pandang seseorang yaitu menganggap bahwa mata atau pandangan orang tersebut adalah kamera. 2.7.2.4 Bird Eye View Bird Eye View memiliki jangkauan pandangan yang lebih luas untuk menampilkan landscape kota, seperti suasana stadion sepakbola dan lain-lain. 2.7.2.5 Over The Shoulder Shot Posisi pengambilan kamera ini terletak dibelakang salah satu karakter dan dipakai untuk membingkai adegan percakapan 2 orang yang bergantian. 2.7.3 Perpindahan kamera (Camera Movement) 2.7.3.1 Pan Perpindahan kamera yang bergerak dari kiri ke kanan namun terkunci pada porosnya. 2.7.3.2 Ped Pergerakan kamera ke atas dan ke bawah pada satu titik poros seperti naik turun tangga dengan tangga sebagai titik porosnya. 2.7.3.3 Tilt Merupakan pergerakan kamera menengadah ke atas dan kebawah dengan titik poros leher kita. 2.7.3.4 Dolly Dolly adalah pergerakan maju dan mundur pada keseluruhan kamera ibarat sedang melangkah maju (out) dan mundur (in). 2.7.3.5 Truck Pada dasarnya Truck adalah pergerakan Dolly yang bergesar kiri dan kanan. 2.7.3.6 Arc Arc adalah perpindahan yang membuat gerakan melingkar.
2.8 Tahapan Pembuatan Film Animasi 3D 2.8.1 Pra Produksi 2.8.1.1 Mencari ide cerita Ide cerita adalah inti dan awal mula kita menciptakan suatu cerita dalam bentuk apapun, baik narasi maupun drama. Ide cerita harus mengandung suatu konflik.
3
2.8.1.2. Menentukan tema cerita Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya. 2.8.1.3. Pembuatan logline Logline adalah sebuah kalimat yang berisi sinopsis dan sebuah "pancingan yang menarik" dari sebuah cerita. 2.8.1.4. Pembuatan sinopsis Sinopsis adalah suatu ringkasan cerita yang menceritakan garis besar cerita yang akan di tampilkan. 2.8.1.5. Pembuatan diagram scene Diagram scene akan membantu kita dalam merancang sebuah naskah. Dengan membuat diagram scene kita akan dengan mudah mengetahui struktur cerita dari awal sampai mengakhiri cerita dengan jelas dan cepat untuk menyelesaikan film. 2.8.1.6. Pembuatan scenario Skenario adalah desain penyampaian cerita atau gagasan dengan media film. 2.8.1.7. Pembuatan storyboard Storyboard adalah area berseri dari sebuah gambar sketsa yang digunakan sebagai alat perencanaan untuk menunjukkan secara visual bagaimana aksi dari sebuah 4
cerita berlangsung.
2.8.1.8. Pembuatan concept art/desain (character, environment, property) Concept Art adalah bentuk ilustrasi dimana tujuan utama adalah untuk menyampaikan representasi visual dari desain, ide, dan / atau mood untuk digunakan dalam film, video game, animasi, atau buku komik sebelum dimasukkan ke dalam produk akhir. 2.8.2 Produksi 2.8.2.1 Modelling Pembuatan model 3D di komputer dengan menggunakan dasar koordinat XYZ. 2.8.2.2 Texturing
3 4
MSV Animation, 2006, Modul Perancangan Film Kartun, Hal : 3 Sofyan F. Amir, 2005, Modul Multimedia STMIK AMIKOM. Hal : 23
Menempelkan image map pada model yang telah dibuat. Image dapat berupa photo atau hasil painting. 2.8.2.3 Rigging Pembuatan tulang pada character dan membuat pengaturannya agar tulang dapat bergerak dengan baik. 2.8.2.4 Skinning Menempelkan kulit pada tulang yang telah di-setup. 2.8.2.5 Animation Memulai proses animasi manual dengan menggerakkan object dan tulang frame by frame. 2.8.2.6 Rendering Memfinalisasi semua object wireframe dan partikel menjadi gambar yang dapat dinikmati. 2.8.2.7 Visual Effect Memasukkan elemen effect seperti api, asap, ledakan, menggunakan perticle system ke dalam hasil animasi. Di dalam pembuatan film animasi 3D “Robobattle”, proses visual effect dilakukan setelah proses rendering karena menggunakan software Adobe After Effect yang hanya dapat memproses hasil render dari software 3ds Max. 3. Perancangan 3.1 Pra Produksi Di dalam tahap ini, penulis menyiapkan bagian-bagian penting yang harus direncanakan terlebih dahulu di dalam pembuatan film animasi ini, mulai dari ide, tema, logline, sinopsis, diagram scene, skenario hingga storyboard. 3.1.1 Ide Cerita Ide cerita sebenarnya merupakan inti dari sebuah film. Ide merupakan hal yang mendasar untuk mengembangkan sebuah karya film animasi. Film animasi 3D yang berjudul Robobattle ini akan mengisahkan perjuangan Tyco dalam usahanya membawa kembali temannya Nio yang telah diculik bangsa Havoc. Di dalam perjuangannya Tyco dibantu oleh bangsa Robo yang merupakan bangsa Tyco sendiri, hal ini memicu peperangan antar 2 bangsa robot. 3.1.2 Tema Cerita Film animasi 3D “Robobattle” mengambil tema “Persahabatan”. 3.1.3 Logline Logline
dari film
animasi 3D
ini adalah
“Bagaimana
jika
Tyco
pergi
menyelamatkan Nio dan kemudian dia berhadapan dengan bangsa Havoc yang jahat dan kuat”.
3.1.4 Sinopsis Langkah selanjutnya adalah pembuatan sinopsis. Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari sebuah film. Terdapat 7 pertanyaan yang penulis cantumkan dalam pembuatan film animasi 3D “Robobattle”, sebagai berikut : 1. Siapakah tokoh utama? Jawab : Tokoh utamanya adalah Tyco 2. Apa yang diinginkan atau didambakan oleh tokoh utama? Jawab : Menyelamatkan Nio 3.
Siapa/apa
yang
menghalangi
tokoh
utama
untuk
mendapatkan
apa
yang
diinginkannya? Jawab : Bangsa Havoc yang memiliki pasukan yang banyak dan kuat. 4. Bagaimana pada akhirnya tokoh utama berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik? Jawab : Tyco berhasil menyelamatkan Nio dari tangan bangsa Havoc setelah dibantu oleh bangsa Robo. 5. Apa yang ingin anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti ini? Jawab : Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Dengan bersama-sama, masalah apapun dapat diselesaikan dengan baik. 6. Bagaimana anda mengisahkan cerita anda? Jawab : Dengan sudut pandang orang ketiga, tanpa flashback. 7. Bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung lain mengalami perubahan dalam cerita ini? Jawab : Tyco membawa Nio pulang ke rumah dan kembali menjalani hari-hari yang damai. Sinopsis “Robobattle” Di sebuah planet robot yang dulunya merupakan planet yang damai, kini telah menjadi planet yang penuh dengan peperangan dan kehancuran. Planet itu dinamakan planet Mekans. Terdapat dua kubu yang saling berperang, Thor yang merupakan pemimpin bangsa Robo, menginginkan kedamaian dan mengakhiri ambisi dari Tron yang memimpin bangsa Havoc serta menginginkan kekuasaan penuh atas planet Mekans. Dan suatu ketika, bangsa Havoc menculik Nio, sang penjaga kristal. Kristal ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan setiap jaringan sumber kekuatan robot. Tron sangat menginginkan kristal tersebut. Tyco pergi meninggalkan wilayah negara Robo untuk menyelamatkan Nio. Di dalam perjalanannya, Tyco menghadapi banyak musuh yang melindungi upacara pembangkitan robot ciptaan Tron. Tyco berjuang menyelamatkan Nio sekaligus
menghentikan usaha Tron untuk membangkitkan robot ciptaannya. Namun Tyco dibantu oleh kedua sahabatnya, Ninro dan Deva. Upacara pembangkitan robot itu pun berhasil dicegah Tyco dan teman-temannya. Namun Tron beserta pengikutnya berhasil kabur. Dan perang pun belum usai. 3.1.5 Diagram Scene
Robobattle Karya : Rahmad Wahid S I
2 bangsa yang saling bertikai, bangsa Robo dan bangsa Havoc
Judul Babak II Jangan Menyerah
Judul Babak I Penculikan Nio
Situasi yang damai di negara Robo
Nio mengirim pesan ke negara Robo
Unsur-unsur Pemadu Film
Tyco pergi menyel amatka n Nio
Ninro dan Deva mengikut i Tyco
Mengha dapi prajurit negara Havoc
Judul Babak III Ayo Kita Pulang
Menuju negara Havoc
Bertarun g dengan Tron
Menyela matkan Nio dan kristalnya
Nio diculik oleh bangsa Havoc
Tyco marah dan ingin menyelamatkan Nio
Kepahlawan an
Tyco menjadi semangat karena dibantu Ninro dan Deva
Tyco berjuang mencari Nio
Gambar 3.2 Diagram Scene film animasi 3D “Robobattle” Babak I Pada babak ini, alur cerita film animasi 3D “Robobattle” adalah sebagai berikut : •
Pengenalan tokoh utama
•
Pengenalan Setting
•
Pengenalan masalah
Babak II Pada babak ini, alur ceritanya adalah sebagai berikut : •
Pertemuan tokoh utama dengan teman-temannya
•
Pertemuan tokoh utama dengan musuh, yaitu prajurit Havoc
•
Di dalam babak ini, ciri khas masing-masing tokoh akan diperlihatkan
Tyco berhasil menyelamatkan Nio
Babak III Pada babak terakhir ini, alur ceritanya adalah sebagai berikut : •
Babak ini akan berlangsung dengan cepat dengan desakan yang spontan
menuju akhir cerita •
Setiap adegan di babak ini berisi klimaks yang diakhiri dengan ending yang
mengagumkan. •
Pada
akhirnya
persahabatan
dapat
mengalahkan
segala-galanya
dan
memecahkan berbagai masalah dengan baik 3.1.6 Skenario Pada skenario, sudah lebih detil dari mulai suasana lingkungan, durasi, dialog, pergerakan kamera, hingga sound FX (suara riuh angin, petir, dsb). Berikut adalah contoh skenario dari sebuah scene di dalam film animasi 3D “Robobattle”. Scene 5 Tyco Meninggalkan Markas Robo Cut to Bird Eye View memperlihatkan padang pasir wilayah luar negara Robo shot kamera Dolly dari depan mengikuti Tyco yang terbang menuju negara Havoc. 3.1.7 Storyboard Di dalam tahap ini adalah saat untuk membuat ide-ide di dalam skenario menjadi bentuk visual, sehingga lebih bisa dipahami apa yang dimaksudkan di dalam skenario. Scen
Cut
Board
Durasi
Naskah
10 detik
Medium Long Shot, disana
e 1
1
Nio sedang dikejar-kejar oleh para pasukan Havoc.
Gambar 3.2 contoh Storyboard film animasi “3D Robobattle” 3.1.8 Concept Art Adapun tokoh-tokoh dari film animasi 3D “Robobattle” ini adalah Tyco, Nio, Ninro, Deva, Thor dan Tron. Semua sketsa yang dibuat ini pada tahap produksi akan diproses dalam bentuk 3D.
3.2 Produksi Tahap produksi didalam proses pembuatan film animasi “Robobattle” adalah modeling, texturing, rigging, animation kemudian rendering. 3.2.1 Modeling Pada proses modeling, digunakan metode Polygon Modeling sebagai objek dasar karena metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan dan tergolong mudah dan efektif. Modeling dilakukan dengan membuat 3 bagian objek Soldier yaitu badan, tangan kiri dan tangan kanan.
Gambar 3.3 Modeling karakter Soldier 3.2.2 Texturing Di dalam proses ini, diambil contoh proses texturing objek padang pasir. Dengan Bitmap padang pasir yang telah disiapkan, sebuah objek padang pasir yang indah telah dibuat.
Gambar 3.4 Hasil teksturing objek Padang Pasir 3.2.3 Rigging Karakter Nio yang telah dibuat pada proses modeling akan diberi tulang (Bip) agar dapat bergerak.
Gambar 3.5 Rigging karakter Nio 3.2.4 Animation Animasi karekter Nio menggunakan sedikit gerakan pada lengan dan telapak tangan didalam satu adegan.
Gambar 3.6 Animasi karakter Nio 3.2.5 Rendering Proses rendering didalam pembuatan film “Robobattle” tidak terlalu kompleks.
Gambar 3.7 Jendela Composition Setting Adobe AfterEffect CS4
3.2.6 Special Effect Di tahap pemberian special effect, dilakukan penerapan Plug-In Optical Flares pada sebuah adegan didalam film “Robobattle”, plug-in tersebut dapat dibeli di website www.videocopilot.net.
Gambar 3.8 Special effect pada pedang Ninro 3.3 Pasca Produksi Proses pasca produksi meliputi tahap pengkomposisian sekaligus tahap editing. 3.3.1 Pengkomposisian dan Editing Setelah semua scene diberi special effect, scene-scene tersebut disusun sesuai skenario.
Gambar 3.9 Susunan Composition Setiap scene memiliki sound effect tersendiri, sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Di dalam pembuatan film animasi 3D “Robobattle” ini, proses pengambilan suara karakter dilakukan sendiri oleh penulis dengan menggunakan program GarageBand.
Gambar 3.10 Rekaman di area Tracks aplikasi GarageBand Kemudian langkah terakhir yaitu mengimport hasil rekaman ke dalam format .mp3. Import file .mp3 yang telah dihasilkan di Finder kemudian masukkan kedalam project di aplikasi Adobe AfterEffects.
Gambar 3.11 Time Slider hasil rekaman Setelah semua scene memiliki sound effect yang sesuai, barulah tahap akhir dapat dilakukan yaitu tahap final rendering. Tahap ini telah dijelaskan di subbab 4.1.5 Rendering. 4. Hasil Perancangan Setelah semua proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi selesai. Film animasi 3D "Robobattle" yang berdurasi 9 menit telah berhasil dibuat. 5. Kesimpulan Didalam pembuatan film animasi 3d dilakukan dalam 3 tahap utama yaitu pra produksi dengan mempersiapkan tema cerita, skenario dan storyboard kemudian produksi dengan membuat karakter berbentuk 3D, memberi tekstur, menganimasikannya kedalam adegan didalam storyboard kemudian memberikan special effect, lalu ditahap terakhir menambahkan audio kemudian menyusun adegan per adegan setelah itu film pun di-render.
DAFTAR PUSTAKA G.Djalle Zaharuddin. 2007. The Making of 3D Animation Movie Using 3DstudioMax. John Hallas & Roger Manvell. 1973. The Technique of Film Animation. Hastings House MSV Animation. 2006. Modul Perancangan Film Kartun. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. Sofyan F. Amir. 2005. Modul Multimedia STMIK AMIKOM. Yogyakarta: STMIK AMIKOM.