ISSN 0216-3128
50
Wisjaclludin F., dkk.
PERANAN PERTANGGALAN ABSOLUT UNTUK MENGETAHUI KOMUNITAS PADA ERA CANDI GEDONGSONGO
~
Wisjachudin F., Rosyidin PuslitbangTeknologiMaju, Batan,Yogyakarta
Sis,vanto Balai Arkeologi Yogyakarta
Darwin A. Siregar Pulitbang Geologi Kwarter,Bandung ABSTRAK
"
PERANAN PERTANGGALAN ABSOLUT UNTUK MENGETAHUI KOMUNITAS PADA ERA CANDI GEDONGSONGO, Telah dilakukan penelitian pada situs Candi Gedongsongo Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Jawa Tengah. Penelitian meliputi pertanggalan relatif maupun absolut. Secara arkeologis dan geologis telah dilakukan penggalian pada berbagai lokasi pada jarak tertentu yang dianggap relevan dengan umur candi sehingga diperoleh lokasi kalak gali sebagai lubang uji (LV) yaitu sebanyak 6lubang uji (LV). Yaitu LV. I, LV.3, dan LV. 4 di lingkungan Candi Gedong IV. Sedangkan LV. 2 di lingkungan Candi Gedong VI, LV.5 di lingkungan Candi Gedong III, dan LV.6 berada pada lingkungan Candi Gedong 11. Kandungan 14C dalam asetilen haSil proses pembakaran arang dicacah dengan gas proporsional counter. Hasil pencacahan selama 1000 menit sampel arang pada lubang uji yang mengandung arang yang memenuhi syarat yaitu hanya pada lokasi LV2.spit 4 dan pada lokasi LV3, spit3 masing-masing adalah 7,15:1:0,27 dan 13,55 :1:0,13cpm. Dari data pencacahan tersebut dapat dihitung umur (pertanggalan) masing-masing sampel yaitu 1179 :1:81 BP dan 720:1: /10 BP. Da~a tersebut hila dilakukan karek.~ilingkaran pohon (tree ring correction) akan diperoleh hasil kisaran darl IlL (abad 1ce-8)sId. 988 (abad ke-10) dan 1 181(abad ke-1 1) sId. /420 abad ke15). Pertanggalan secara relatifberdasarkan prasasti tertera abad ke 8. Dari kedua hasi1 tersebut disimpulkan bahwa budaya situs Gedongsongo ternyata sejak dibangun pada abad ke 8 berlanjut minimal sampai abad ke-15.
ABSTRACT TIlE ROLES OF ABSOLUTE DATING TO KNOW TIlE COMMUNITY ON TIlE ERA OF GEDONGSONGO TEMPLE. The absolute dating (radiocarbon. 14C dating) and relative dating of Gedongsongotemple sitesin Candi rural (village), Ambarawa county, Semarang regency(district) of Central Java Provincehave beencarried out. Thefield sampling had beendone with excavationmethod. Excavation archaeologicallyand geologicallyhas beendone in different location in certain distancewhich is consideredrelevantto the temple's age. The location ofthe excavationboxeswill be calledas the test holes(LV). In this researchwehave6 of LV: LVI. LV3. in the GedongTempleIII area, \lIhereasLV2 in the Gedong Temple VI. LV5 in the GedongTempleIII and LV6 in the GedongTempleII area. 14C contained in acetylenwhich is produced by charcoal burning process is counted by gas proportional counter.7'heresult of1000minutescounting ofthe charcoal sa/i,ples onlyLV2. spit 4 and LV3. spit 3 were 7.15:to.27 and 14.51 :to.52 cpm respectifely,whichis contained significantcharcoalsamples.Base on the relative dating of epigraphycontent on the GedongsongoTemple it is showedthe year of 8th century, whereasaccordingto theabsolutedating (RadiocarbonDating and tree ring corrections)the age basedon GedongsongoTempleLV-2, spit-4 andLV-3. spit-3 sampleswerebetween772(8 th century)until 988 (lOth century) and 1181 (I Ith century) until 1420 (15th century) respectifely.From the data,shows that the GedongsongoTemplecommunitystarted at 8 th centuryand continuedat least until 7 centuries.
rakatan teknologi nuklir ini merupakan kerjasama
PENDAHULUAN P
enelitian antara
ini P3TM
(Puslitbang
Badan Tenaga Nuklir Balai Arkeologi
yang berkesinambungan.
sebagai wujud
dari
kerjasama
Teknologi
Maju),
Nasional, Jogjakarta clan
Jogjakarta. Program pemasya-
Sebagai obyek penelitian pad a tahapan ini dilaksanakan pada situs kompleks Candi Gedongsongo. Kompleks percandian ini secara administratif berada di Dusun Darum. Desa Candi,
Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
51
ISSN 0216 -3128
Wisjachudin F., dkk.
Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang Jawa Tengah, berada pada lereng sisi selatan gunung Ungaran dengan ketinggian antara 1200 -1310 meter diatas permukaan air laut (skala altimeter Thomen -TX). Sedangkan secara astronomik situs Candi Gedongsongo menempati pada posisi 70 12 '
7. Glass wool, quartz wool (Heraeous) 8. HCl, H2SO4, KMnO4, NaOH, SrC12, (PA, Fisher)
Peralatan
16" LS. dan 3031 '50" BT. meridian Jakartal).
I. Quartz Combustion (Japan)
Kompleks candi yang ditemukan pada tahun 1740 sudah banyak diperhatikan melalui penyelamatan, penelitian maupun pemugaran, baik oleh pemerintah Kolonial maupun pemerintah Indonesia. Terakhir dipugar oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah pada tahun 1977 -
2. Gas Proportional Counter
1983. Memperhatikan ciri-ciri ya~g melekat pada bangunan candi misalnya pada\arca-arca yang menempati relung-relung candi, adanya lingga dan yoni, adanya arca nandi maka latar belakang keagamaan kompleks Candi Gedongsongo adalah agama Hindu!). Situs percandian Gedongsongo menem-pati area kurang lebih 5 hektar, keberadaan candicandinya tersebar pada punggung-punggung bukit. Berdasarkan riwayat bahwa dinamakan Gedongsongo karena terdapat adanya sembilan -kelompok candi. Gedong (Jawa) berarti rumah, songo (Jawa) berarti sembilan, sehingga Candi Gedongsongo berarti sembilan rumah dewa. Namun pada kenyataannya saat ini yang masih tampak utuh hanya lima kelompok candi (dalam arti telah dipugar). Lainnya masih berupa reruntuhan batu-batu candi. Lima kelompok candi tersebut meliputi kelompok Candi Gedong 1, Candi Gedong II, Candi Gedong III, Candi Gedong IV, clan Candi Gedong V. Sedangkan Candi Gedong VI berupa reruntuhan batu candi yang dikumpulkan, Candi Gedong VII dan Candi Gedong VIII berupa reruntuhan yang tidak
(O.Kogyo.Co.Ltd.Japan) 3. Peralatan ekskavasi (Balai Arkeologi)
Cara Kerja Pencuplikan dilakukan penggalian (ekskavasi). Adapun
dengan cara penentuan titik
sampling (kotak ekskavasi) dilakukan pertimbangan secara arkeologis dan geologis. Pada penelitian ini sam pel yang diamati adalah arang. Sedangkan sebagai artefak dan epigrafik. dilakukan Rad!akarbon
data pembanding Pertanggalan '.
di laboratorium P3TM, BA TAN
berupa absolut
Pertanggalan Yogyakarta dan
Laboratorium Pertanggalan Radiokarbon Pulitbang Geologi Kwarter, Bandung. Analisis data pembanding
dilakukan
di
laboratorium
Balai Arkeologi Pada penelitian Yogyakarta. ini
diawali
Analisis dengan
penggalian (ekskavasi). Kotak uji penggalian ada dua macam yaitu berukuran 150 cm X 150 cm, dan 200 cm x 200 cm dengan teknis penggalian per-spit, adapun interval atau jarak antar spit bervariasi yaitu setebal 10 cm dan 20 cm menyesuaikan Pelaksanaannya
kondisi dimulai
lapisan dengan
tanahnya. observasi
lingkungan sekitar guna mempertimbangkan untuk menentukan kotak gali (lubang uji) ekskavasi. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
tersebut dapat
menentukan
gambaran
umum letak lubang uji (selanjutnya disingkat LU) yaitu di bagian belakang, depan, sebelah kiri dan kanan bangunan candi di luar maupun di dalam
terkonsentrasil).
pagar dengan jarak tidak terlalu jauh dati bangunan
TATA KERJA
candiyangbersangkutan.
Bahan 1. Arang Candi Gedongsongo LU2, spit 4 LU3,spit 3 (Balai Arkeologi) 2. Asam Oksalat O'IRS4990 C) 3. Sugarbeet
H~OH, CaCI2,
(Tokyo)
-
4. CarraraMarble (Italy) 5. Es kering,gasCO2,gasO2 (AnekaGas) 6. NitrogenCair (P3TM)
Oalam pertanggalan absolut sebagai langkah pertama adalah perlakuan awal berupa pencucian sampel (arang) dengan air biasa, dibersihkan dari pengotor-pengotor terutama tanah, dibilas dengan akuades. Kemudian dilakukan perlakuan pencucian dengan metoda asam-basa-as am (A-B-Af), yaitu direndam dengan asam (HCl 0,2 N), kemudian dicuci dengan akuades, diikuti dengan basa (NaOH 0,2 N) dan dicuci dengan akuades, diakhiri dengan pencucuian asam sarna dengan yang tersebut di atas. Setelah dikeringkan pacta suhu 1250 C, cuplikan (arang) tersebut
Prosldlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
,U2,
ISSN 0216-3128
Wisjachudin F., dkk.
53
hasil pengujian pertanggalan pacta masing-masing kelompok candi. Secara umum hasil pencuplikan pacta kompleks candi Gedong III memadai untuk bahan analisis pertanggalan karena diperolehnya sampel arang. Kotak LU.6/GDG Sebagaimana pembukaan kotak LU.5, maksud pembukaan kotak LU.6 ialah untuk menjajagi kemungkinan perolehan data pacta kelompok candi-candi, sehingga kotak lubang uji LU.6 mengambil lokasi pacta kompleks candi Gedong II. Kotak uji berada dibagian selatan candi berjarak 885 cm. di luar pagar kawat pacta lahan kosong tanpa tanaman apapun, hanya ditumbuhi rumput. Pacta penggalian di lubang ini tidak diketemukan arang.
Pertanggalan Absolut Dari hasil penggalian temyata yang dapat untuk dianalisis hanya pada ?- lokasi lubang uji yaitu LV2, spit 4 daD LV3, spit 3. Hal ini didasarkan pada saat pretreatment sampel pada lokasi-lokasi lain arang yang diperoleh bercampur dcngan pengotor serra tanah lempung, setelah dibersihkan temyata. beratnya kurang si:gnitikan. Adapun hasil pencacahan sampel arang pada lokasi LV2, spit 4 dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan sampel arang pada lokasi LV3, spit 3 dapat dilihat pada Tabel 2. Dari harga rerata cacah latar = 1,1 :t 0,21 cpm (cacah perm enit) daD harga cacah standar =
Oari hasil pertanggalan tersebut di atas perlu dikoreksi dengan fluktuasi kandungan karbon -14 pada saat sampel masih hidup, dikenal dengan koreksi lingkaran pohon (tree ring correction) yang telah diprogramkan oleh PLlCI-rr, J.Y.oS>00n kawankaw.U1. Hasil .koreksi lingkaran pohon tersebut dapat dilihat pada Gambar I sampai dengan Gambar 4.
14,51 :t 0,52 cpm, maka umur (pertanggalan) cuplikan 1 (7,15:t 0,27 cpm) dan cuplikan 2 (13,55 :t 0,13 cpm ) dapat dihitung dengan rumus yang telah dijelaskan pada makalah terdahulu3). Setelah dihitung maka hasilnya adalah sebagai berikut : Arang cuplikan I (LU2, Spit 4)
1179 :f: 81 BP
Arang cuplikan 2 (LU3, Spit 3)
720:f:l10BP
Tabel No
HasiJ Pencacahan CupJikan sampeJ J(LU2.spit 4).
Waktu
Cacah
Arang-
Sigma
(menit) 2.
3 4 5 6.
100 100 100 100 100 100
710 716
709 718 721 708
26,65 26,76 26,63 26,8C 26,85 26,61
L
/
'--~
I
---J-.=---
"
M-
Gambar 2. Kurva terkoreksi sampel yangdiperbesar
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
spit4
ISSN0216-3128
Wisjachudin F., dkk. Candi
Dieng
di
Kabupaten Wonosobo
dan
3.
FAISAL, H. ARUMBINANG,
Kabupaten Banjamegara. Sehingga kemungkinan pada abad ke-8 M, atau pada masa pemerintahan dinasti Sanjaya (Anonim, ttY>. Seperti diketahui bahwa tinggalan candi Gedongsongo masih gelap
abad ke-8, kemudian berkembang mengalami kejayaan pada abad ke-8 s.d. abad ke-12 di poros
Kedu-Prambanansebelumkejayaanberpindah ke Jawa Timur (Majapahit).
A
TAFfAZANl,
SUMlYA1NO, SUHARDI, SISWANTO, DllONO., "Pelbandingan Pertanggalan Absolut (Radiokarlxm) Dan Pet1angga\anRe1atifCarIdi Plingapus Dan Candi Goncksili", Pertemuan dan Presentasi llmiah Penelitian Dasar Pengetahuan dan Teknologi
bahwa kompleks Candi Gedongsongodibangun
pertanggalannya, sedangkan pertanggalan yang digunakan selama ini dengan pertanggalan relatif yaitu dengan memperhatikan corak dan ragam hias serta arsitektur candi. Dengan ciri ragam hias serta arsitektur bangunan yang demikian tersebut merupakan corak paling kuna dibanding dengan candi-candi lainnya, yaitu suatu ragam hias dan arsitekt yang diduga sejaman dengan candi-candi di Dieng6>. Sehingga berdasarkan kajian pertanggalan relatif tersebut secara kronologis masuknya budaya Hindu-Buddha ke Jawa di mulai dari poros Dieng-Gedongsongo pada abad ke-6 s.d.
55
Nuklir, PPNY-BATAN, 4.
Yogyakarta (1998).
MUNEKI MITAMURA., "Radiocarbon Meauserement and 14C Ages of Holocene Deposits In The Eastern Margin Of The West Osaka Area, Southwest Japan", Journal of Geosciences, Osaka City University, Vol 34, Art.3. P 75-84 (1991).
5.
PUafr, J.VD., MOOK, W.G. "Calibrn1ion of Radiocalboo Dating Ages By Cornputel:", Centre for Isotope~
Univa'Sity of Groningen, Groningen,
Netherland,(1988). 6.
SUSANTO, RM., "Laporan Hasil Penelitian Arkeologi -Survei Epigrafi Daerah Temanggung Jawa Tengah", Balai Arkeologi Yogyakarta
(tidak diterbitkan)
(1990).
KESIMPULAN Hasil pertanggalan relatif candi-candi melalui beberapa penafsiran para ahli, daD dipadukan) dengan pertanggalan absolut pada hasil penelitian di atas dapat kesimpulan yaitu: I. Dari kedua hasil tersebut disimpulkan bahwa budaya situs Gedongsongo temyata sejak dibangun pacta abad ke 8 berlanjut minimal sampai abad ke-15. 2. Uji pertanggalan absolut melalui teknik radiokarbon (CI4) temyata tidak ragu lagi atau sangat mendukung untuk uji lingkungan budaya, terutama telah teruji daD diaplikasikan pada aktivitas budaya di lingkungan candi.
PUSTAKA I.
2.
ANONIM, Tf., "Kompleks Candi Gedongsongo", Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jawa Tengah, Prambanan, Klaten. WISJACHIJDIN F., ROSYIDIN , SUMIYATNO, SISWANTO, DARWIN A.SIREGAR.," PertanggaianRadiokarbon Pacta Situs Candi Jabung Salah Satu Candi Di Jawa Timur" Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, P3TM-BA TAN, Yogyakarta (2000).
TANYAJAWAB Damunir -Pada penentuan penanggalan karbon yang digunakan untuk menentukan batuan/ bahan yang telah terbenam/ tidak di permukaan bumi sejak zaman purbakala. Apakah harga absolut yang dihasilkan berdasarkan peraturan atau ukuran fisis mumi. Wisyachudin F. -Pencuplikan dilakukan berdasarkan pada aspek arkeologis don geologis. sehingga .rampel yang diambil adalah seumur dengan obyek yang di/eli/i dalam hat ini candi (lubang uji yang digali di/eli/i dengan cerma/). Jadi bukan prakiraan. /e/api didasarkan pada disiplin ilmu geologi maupun arkeologi.
Sunardjo -Oi
dalam analisis pemanggalan apakah pemah terjadi perbedaan antara hasil analisis dengan data kongkrit yang ditemukan di lapangan. Kalau pemah terjadi bagaimana cara mengatasinya. Mohon penjelasan
Prosidlng Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
56
ISSN 0216 -3128
Wisyachudin F. -Bila terjadi perbedaanmaka harus dilakukan penelitian lain yang mendukung.Misalnya : berdasarkan seni hias dan tulisan yang terdapat di dalam sampel menunjukkan umurnya pada abad kedelapan, sedangkan berdasarkan analisis radiocarbon terhadap
Wisjachudin F., dkk.
sampelhabitasi (orang) ternyata hasilnya abad duabelas.Dari penelitian lain misaln.yajejak daun menunjukkankomoditasyang ado pada layer yang sarna dinyatakan komoditas bukan pada abad kedelapan. sehingga disimpulkan bahwa sampelyang umurnya abad kedelapan disimpanpada abadkeduabelas.
Proslding Pertemuan dan Presentasi IImlah Peneiitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216-3128
54
Wisjachudin F., dkk.
Hasil koreksipertanggalanArang cuplikan I (LU2, Spit 4) : 1179:t81 BP Sigma 1 (tingkat keyakinan68.3 %) : 772 -958 Masehi Sigma2 (tingkat keyakinan95.4%) : 678- 988 Masehi
.i-
-
Hasil penelitian pertanggalan pacta tinggalan candi dengan metoda radiokarbon ini adalah berupa angka tahun, angka tersebut ditunjukkan dari basil pengolahan sampel bahan sisa organik pada masing-masing situs. Sebelumnya sampel yang akan di analisis di laboratorium dipilih sampel yang memenuhi syarat, meliputi jumlah minimal, jenis sampel, kualitas, daD yang paling penting adalah keletakan dalam stratigrafinya. Penempatan cuplikan secara tepat ini penting dilakukan karena penelitian pertanggalan radiokarbon ini sangat sensitif, akan tetapi tidak secara langsung mengukur pada obyeknya melainkan mengukur benda sertaan yang berada disekitar obyek. Sehingga agar tidak terjadi bias terlalu lebar maka perlu kecermatan dalam penentuan sampel pada posisi lapis. budayanya (vertikal) daD posisi jarak (horizontal) dengan obyeknya (candi).
Gambar 3. Kurva hasi! koreksi !ingkaranpohon pada sampe!arangLU3. spit 3
,,_.:
=
[ ._J~]~~-!Jl--,-
i\
Gambar 2. Kurva terkoreksisampel LV3, spit3 yang diperbesar Hasil koreksi pertanggalan Arang cuplikan I (LU3, Spit 3) : 720:t 110 BP Sigma I (tingkat keyakinan 68.3 %) : 1181 -1390
Masehi Sigma2 (tingkat keyakinan95.4%) : 1040-1420 Masehi Oari hasil koreksi pertanggalan diatas terlihat bahwa cuplikan 1 (LU2, Spit 4) yang umurnya sebelum terkoreksi adalah 1179:1: 81 BP (before present= sebelum 1950), pada tingkat keyakinan 68,3% adalah 772 -958 Masehi, sedangkan pada tingkat keyakinan 95,4% adalah 678- 988 Masehi. Pada cuplikan 2 (LU3, Spit 3) nampak hasilnya lebih muda yaitu 720 :I: 110 BP setelah dikoreksi lingkaran pohon pada tingkat keyakinan 68,3% = 1181 -1390 Masehi, sedangkan pada tingkat keyakinan 95,4% = 1040 -1420 Masehi.
Pertanggalan absolut pada situs Candi Gedongsongo adalah salah satu upaya untuk meyakinkan kronologi sejarah budaya di situs tersebut dikaikan dengan situs lain. Hasil analisis sampel pertama menunjukkan angka tahun 1181 sid. 1420 atau anta~ abad ke-12 s.d abad ke-IS, sedangkan sampel kedua diperoleh angka tahun 772 (abad ke-8) sid. 988 (abad ke-IO) Dari kedua basil tersebut disimpulkan bahwa budaya situs Gedongsongo ternyata berlanjut minimal sampai abad ke-l s. Tinggalan-tinggalan bangunan di kompleks Gedongsongo terns aktif digunakan besamaandengan berkembangnya budaya Hindu di wilayah lain. Hasil analisis kedua sampel tersebut sebagaimana ditunjukkan pada lapis budayanya pada jenjang strtigrafi tanah. Sampel pertama diambil pacta spit (3) atau kedalaman 60 cm dari permukaan tanah sekarang, sedangkan sampel kedua pacta spit (4) atau kedalaman 80 cm dari permukaan tanah sekarang. Walaupun kedua sampel diambil dari kotak uji yang berlainan, namun antara kedua kotak maupun dengan kotak lainnya secara stratigrafis tersusun dari materi yang hornogen rnaka seluruh kotak dianggap mempunyai proses penutupan atau pengendapan yang sarna. Pertanggalan Relatif Berdasarkan catalan belum diketahui secara pasti kapan dibuat dan siapa pembuat kompleks Candi Gedongsongo. Namun berdasarkan pengamatan arsitektur bangunan, terutama dilihat dari bentuk bingkai kaki candi, diperkirakan candi ini sejaman dengan kompleks
Proslding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001
ISSN 0216-3128 ditimbang % 10 gram, dan siap untuk dibakar dan diproses (disintesis) hingga menjadi asetilen (C2HJ. Counting (pencacahan) radioaktivitas I~C dengan menggunakan alat pencacah proporsional gas latar rendah (low level gas proportional counter)2). Dengan membandingkan aktivitas jenis I~Cdari cuplikan dengan standar (asam oksalat atau sugar beet) maka akan dapat dihitung pertanggalan (umur) cuplikan (2.3).
Wisjachudin F., dkk.
relatip berdekatan. Temuan arang terbanyak adalah pacta spit (2) dan merata pacta semua bagian kotak dan pacta spit (3) hingga spit (5) walaupun masih terdapat temuan arang namun mulai berkurang dibanding spit (2). Ekskavasi hanya pacta spit (5) atau kedalaman 100 cm, jenis tanahnya berupa abu vulkanik dengan wama bermacam-macam saling turnpang tindih dan rnenyisip wama lain, diantaranya adalah wama coklat-tua dan coklat tua, coklat tua, kuningkecoklatan, dan coklat-kekuningan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kotak LU.3/GDG Tahap Ekskavasi Langkah awal adalah observasi lingkungan candi untuk menentukan lokasi pencuplikan. Pelaksanaan observasi ditentukan pada lingkungan candi Gedong IV clan candi Gedong VI, kemudian dilanjutkan pada candi Gedong II dan Candi Gedong III. Penetapan lokasi pencuplikan tersebut selain-karena lingkungan atau lal1an sekitar memungkinkan unulk digali juga berdasarkan penelitian geologi bahwa pada lokasi tersebut belum banyak mengalami gangguan. Secara keseluruhan pada penelitian ini dilaksanakan membuka kotak ekskavasi (lubang uji) sebanyal.~6 lubang uji (LU). Yaitu LU.I, LU.3, clan LU. 4 di lingkunganCandi Gedong IV. SedangkanLU. 2 di lingkungan Candi Gedong VI, LU.S di lingkungan Candi Gedong III, dan LU.6 berada pada Clingkungan Candi Gedong II.
Kotak LU.l/GDG Kotak gali dibuat menempel pondasi candi perwara agar dapat mengetahui lapis tanah yang sejaman dengan candi. Ukuran kotak 100 cm X 300 cm memanjang utara-selatan. Pada spit (I) dan spit (2) tida1. diketemukan arang yang signifikan. Kotak LU.2/GDG Pembukaan
kotak
LU.2
bertujuan
mendapatkan sampel pada lingkungan kompleks Candi Gedong VI yaitu sal;Jh satu kompleks candi yang berdekatan dengan Candi Gedong IV berjarak 150 meter sebelah timur-laut. Lokasi kotak gali berada pada bagian tenggara tubuh candi , berjarak 380 cm dari dinding kaki candi. Kotak digali berukuran 150 X 1:50 cm, digali per-spit dengan interval spit 20 cm. Adapun hasil yang diperoleh pada kotak uji ini berupa arang, tanah bercampur arang, fragmen batu candi dari bahan batu putih yang ditemukan pada akhir spit (I). Temuan arang dan fragmen batu candi terebut pada lokasi yang
Kotak uji ini merupakan pengembangan dari hasil kotak uji LV.l yaitu untuk memperoleh sisa aktiyitas manusia masa lampau pada lingkungan kompleks Candi Gedong IV. Kotak uji LV.3 berada di sebeIah barat laut berjarak 10 meter dari kotak LV.l, digali dengan ukuran 150 cm X 150 cm. Hasil ekskavasi pacta spit (1) pada kedalaman 10 cm sudah mendapatkan banyak arang dan tatal batu kecil, jenis tanah debu yulkanik wama coklat tua. Pada spit (2) dimana tanah masih berjenis dan berwama sarna namun sema.,
Kotak L'~I.S/GDG Kotak LU.5 beLada pada halaman Candi Gedong III yaitu pada bagian tenggara candi induk. Maksud pembukaan kotak uji ini untuk menjajagi kemungkinan adanya tinggalan sisa aktivitas budaya
yang
tertinggal
disekitar
kompleks
kelompok Candi Gedong III. Disamping itu guna menambah bahan cuplikan untuk perbandingan
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 7 -8 Agustus 2001