Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
ISSN: 2581-0685
Vol. 1 | No. 1
Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA Muhammad Setiawan Kusmulyono Sekolah Bisnis dan Ekonomi, Universitas Prasetiya Mulya Jl. R.A. Kartini (TB. Simatupang), Cilandak Barat, Jakarta 12430
ARTICLE INFO
ABSTRACT
Keywords: intention, high school students, entrepreneurship, parents support, education
Entrepreneurs are cultivated by various factors during their lifetime to determine their decision to be entrepreneurs. It was believed to lead the intention of person to choose their career as an entrepreneur. In Indonesia, the government have challenges to raise the number of entrepreneurs to improve living standards. One of the government strategy is to introduce entrepreneurship education since high school level. High school has an obligation to teach entrepreneurship to students, but the school has authorization to manage the content, methods, and delivery process. But, in the real condition, students in high school level are still being influenced by their parents decision. So, the challenges will not be easier for school to increase the student’s intention to be entrepreneurs. By using quantitative approach, this research combined the entrepreneurship education and parents support factors to identify the impact in students decision making to become startup entrepreneur. The results viewed that school roles is more influential than parents support in determining the students decision. It can be occured because in high school students life, school exposure is more systemmatic than parents involvement.
Kata Kunci: Niat berwirausaha, siswa SMA, kewirausahaan, dukungan orangtua, dan pendidikan
SARI PATI
Corresponding author:
[email protected]
Seorang wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ketika mengambil keputusan untuk terjun ke dunia kewirausahaan. Faktorfaktor tersebut diyakini sebagai salah satu motivasi utama seseorang untuk memilih karir menjadi seorang wirausaha. Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar untuk meningkatkan jumlah wirausaha yang dapat mendorong peningkatan standar hidup. Salah satu strateginya, pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan kewirausahaan sejak di level Sekolah Menengah Atas. Sekolah Menengah Atas pun menerapkan kebijakan tersebut, namun dengan penyesuaian mulai dari konten, metode pengajaran hingga cara penyampaiannya. Namun, dalam dunia nyata, siswa SMA cenderung sangat dipengaruhi oleh orang tuanya dalam mengambil keputusan. Jadi, hal tersebut tidak akan mudah bagi sekolah untuk meyakinkan niat siswa untuk menjadi seorang wirausaha. Melalui pendekatan kuantitatif, pendelitian ini mencoba mengidentifikasi kombinasi antara pendidikan kewirausahaan di sekolah dengan
- 25 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
peran orang tua dalam membentuk minat berwirausaha dari siswa SMA. Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata pembelajaran di sekolah lebih memiliki pengaruh dibandingkan peran orang tua. Hal ini dapat terjadi karena eksposur sekolah berjalan lebih sistematis dibandingkan upaya orang tua dalam memberikan pengaruhnya di rumah. © 2017 AJEFB, All rights reserved.
PENDAHULUAN Sejak
tahun
Indonesia
kualitas pendidikan kewirausahaan antar
2009,
telah
Pemerintah
Republik
sekolah
meluncurkan
Program
komitmen sekolahnya.
di
Indonesia
tergantung
dari
Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). Gerakan
ini
Perbedaan yang terlihat antara lain upaya
dilaksanakan secara serentak oleh seluruh
Kewirausahaan
sekolah dalam meletakkan mata pelajaran
kementerian dengan Kementerian Koordinator
kewirausahaan
Perekonomian sebagai motor penggeraknya.
Walaupun
Kementerian Pendidikan Nasional menjadi
kurikulum nasional, sekolah masih memiliki
salah
keleluasaan
satu
yang
Nasional
memberikan
respon
di
dalam
sudah
kurikulum.
diamanatkan
untuk
dalam
memprioritaskan
terhadap Gerakan Kewirausahaan Nasional.
kewirausahaan atau tidak. Pada akhirnya,
Pada tahun 2013, Kementerian Pendidikan
komitmen ini terlihat pada upaya sekolah
Nasional mengujicobakan kurikulum 2013
dalam mempersiapkan fasilitas pendukung,
di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah
kesiapan tenaga pengajar, dan peletakan
pertama, dan sekolah menengah atas dengan
materi kewirausahaan dalam kurikulum.
menyertakan kewirausahaan dalam paket mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa
di level sekolah menengah atas. Harapannya,
tenaga
proses
menengah
pendidikan
kewirausahaan
yang
pengajar atas,
di
beberapa
sekolah
ditemukan
beberapa
bermanfaat.
Beberapa
berjenjang dapat bermuara pada munculnya
informasi
wirausaha-wirausaha baru yang tangguh.
sekolah memiliki pilihan dalam meletakkan
yang
materi kewirausahaan di dalam kurikulum. Situasi
ini
pendidikan
nasional,
menengah untuk
menunjukan bahwa arah atas
tidak
mulai
dapat
di
level
bagian
dari
materi
pelajaran
ekonomi
berkomitmen
dan diajarkan oleh guru ekonomi. Kedua,
pendidikan
kewirausahaan dilaksanakan sebagai mata
komitmen
pelajaran tersendiri dan diajarkan oleh guru
mengembangkan
kewirausahaan. ini
terutama
Pertama, kewirausahaan disisipkan sebagai
Namun,
dikembangkan
dengan
yang ditunjuk sekolah. Guru ini bisa saja
mudah, dikarenakan area pengembangan
berasal dari guru ekonomi, namun tidak
pendidikan kewirausahaan masih sangat
jarang ditemukan guru-guru dengan latar
terbatas.
observasi
belakang biologi, fisika, kimia, bahkan agama,
lapangan, komitmen pemerintah ini perlu
diminta untuk menjadi pengajarnya. Ketiga,
disinergikan dengan komitmen sekolah untuk
kewirausahaan
menjalankan
kewirausahaan.
dari ekstrakurikuler dengan membentuk
Hal ini dikarenakan terjadinya perbedaan
komunitas atau organisasi informal seperti
Berdasarkan
pendidikan
hasil
- 26 -
dijadikan
sebagai
bagian
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
klub wirausaha. Keempat, sekolah tidak
karya
kreatif
menyediakan
mata
pelajaran
wirausaha,
bagian
namun
khusus
tentang
menyediakan
wadah
ini
dari
siswa
yang
kewirausahaan.
menyelenggarakan
mata
belajar Sekolah
pelajaran
rutin seperti pameran usaha bagi siswanya
kewirausahaan bagi siswa kelas X, XI, dan XII,
yang ingin memamerkan hasil kreativitasnya
namun fokus lebih tinggi dilaksanakan pada
untuk diperjualbelikan.
saat siswa studi di kelas XII.
Pada sisi sekolah, keragaman komitmen
Kerangka Teoritis dan Hipotesis
ini
Peran Pendidikan Kewirausahaan
menjadikan
perwujudan
pendidikan
kewirausahaan di level sekolah menengah
Pendidikan
atas
arus baru dalam keilmuan di manajemen.
menjadi
menantang.
Tantangannya
kewirausahaan
termasuk
adalah apakah komitmen tersebut mampu
Namun,
mendorong siswa untuk memiliki minat
memberikan indikasi kontribusi pendidikan
berwirausaha
kewirausahaan terhadap penciptaan bisnis-
yang
lebih
tinggi
selepas
menamatkan pendidikannya.
beberapa
penelitian
telah
bisnis baru. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Wijaya (2012) di sebuah perguruan
Pada sisi lain, minat berwirausaha pada
tinggi menunjukkan bahwa pilihan karir
siswa sekolah tidak hanya didominasi oleh
berwirausaha dapat terwujud dengan adanya
peran sekolah, namun juga terdapat peran
pendidikan kewirausahaan yang membantu
orangtua. Peran orangtua sangat relevan
siswa dalam memiliki pola pikir, sikap, dan
karena keputusan mengenai sekolah yang
perilaku wirausaha. Sebuah penelitian dalam
akan diambil oleh siswa pada level pendidikan
konteks studi longitudinal yang dilakukan
menengah atas, masih merupakan domain
oleh
dari orangtua. Latar belakang orangtua
menunjukkan bahwa level kewirausahaan
yang beragam, baik pengusaha maupun
tertinggi diperoleh oleh universitas yang
profesional, juga turut berkontribusi terhadap
menginvestasikan pendidikan kewirausahaan
upaya orangtua untuk mendorong minat
bagi mahasiswanya dibandingkan universitas
dan cita-cita anaknya selepas menamatkan
yang tidak melakukannya.
Varela
dan
Jimenez
(2001)
juga
pendidikannya. Disertasi yang dilakukan oleh Lorz (2011) Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan
menunjukkan
untuk mengetahui peran sekolah dan orangtua
pendidikan
dalam mendorong minat berwirausaha dari
1984
siswa di level pendidikan menengah atas
artikel tentang pendidikan kewirausahaan
di Indonesia. Penelitian ini penting untuk
sebanyak 41 buah. Dari jumlah tersebut, 33
dilakukan agar dapat diketahui faktor apa
artikel
yang paling berpengaruh kepada minat siswa
kewirausahaan
untuk memiliki usaha di masa depan.
positif 2
Penelitian
ini
mengambil
konteks
pada
bahwa
penelitian
kewirausahaan
hingga
2010
telah
menunjukkan terhadap
artikel
sejak
pendidikan
memberikan
menunjukkan
tahun
menghasilkan
bahwa
minat
tentang
dampak
berwirausaha, dampak
negatif
terhadap minat berwirausaha, dan 6 artikel
sekolah yang memiliki komitmen untuk
sisanya
menyelenggarakan
yaitu tidak signifikan memberikan dampak
kewirausahaan menyediakan salah
satu
mata
secara pameran
ajang
pelajaran
khusus bisnis
untuk
dan
juga
sebagai
implementasi
positif
menunjukkan maupun
negatif
hasil
campuran,
terhadap
minat
berwirausaha. Salah satu penelitian yang membahas tentang
- 27 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
dampak positif pendidikan kewirausahaan
dan memenuhi kualifikasi untuk menjadi
terhadap
adalah
pengusaha tanpa harus bermuara menjadi
Bakotic dan Kruzic (2010). Penelitiannya
seorang pengusaha. Namun, dalam konteks
menunjukkan bahwa pendidikan menjadi
Isaacs dkk (2007), pendidikan kewirausahaan
salah satu faktor dalam variabel dukungan
lebih dikaitkan pada peran sebuah usaha
lingkungan yang mempengaruhi sikap dan
dalam melakukan utilisasi sumber daya untuk
minat kewirausahaan. Penelitian Wu dan
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
Wu (2008) menunjukkan bahwa dampak
komunitas.
minat
potensial
yang
pemberian
berwirausaha
dapat
ditimbulkan
pendidikan
dari
kewirausahaan
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh
pada level pendidikan tinggi adalah adanya
Linan (2004) menunjukan bahwa terdapat
perubahan
4 pendekatan berbeda dalam menjalankan
dalam
pengembangan
aspek
personal seperti nilai dan sikap, perubahan
program
dalam kemampuan, dan perubahan yang
Pendekatan pertama adalah pendidikan untuk
dapat memberikan dampak sosial.
meningkatkan
pendidikan
kewirausahaan.
kesadaran
berwirausaha.
Pendekatan kedua adalah pendidikan untuk Pendidikan kewirausahaan sendiri memiliki
usaha pemula. Ketiga adalah pendidikan
perdebatan
untuk dinamika berwirausaha, dan keempat
dalam
definisinya.
Menurut
Fayolle dkk (2006), pendidikan kewirausahaan
adalah
merupakan
wirausaha.
proses
mempersiapkan
pendidikan
keterampilan
dan
untuk
pembelajaran
berkelanjutan
bagi
sikap
berwirausaha dengan upaya mengembangkan
Penelitian Linan (2004) ini tentunya dapat
kualitas-kualitas
unggul.
menjembatani konsep dan konteks yang
Fayolle dkk (2006) juga menambahkan bahwa
personal
yang
berbeda dalam penelitian antara Fayolle
pendidikan kewirausahaan, terutama pada
(2006) dan Isaacs (2007). Penelitian Linan
level pendidikan dasar dan menengah tidak
(2004)
harus berfokus pada penciptaan bisnis-bisnis
kewirausahaan
baru.
berbeda tergantung dengan sasaran yang ingin
menunjukan
bahwa
dapat
dipengaruhi.
pendidikan
diterapkan
Menurut
Cho
secara (1998)
Pendidikan kewirausahaan menurut Isaacs
salah satu hal yang terpenting dalam proses
dkk (2007) adalah suatu struktur formal
pendidikan kewirausahaan adalah mampu
yang dipergunakan untuk menyampaikan
mendukung
pengetahuan
kompetensi
keterampilan siswa dalam mempersiapkan
berwirausaha yang diterjemahkan dalam
sebuah usaha baru. Penelitian Linan (2004)
konsep, keterampilan, dan kesadaran mental
ini juga diperkuat oleh temuan yang dirilis
yang dilakukan oleh individu dalam memulai
oleh OECD (2005) yang menunjukkan belum
dan menjalankan usahanya. Konteks yang
terdapatnya
diterangkan dalam penelitian Isaacs dkk
dijadikan panduan utama dalam pendidikan
(2007) cukup bertentangan dengan konsep
dan pelatihan kewirausahaan dan bagaimana
yang dijelaskan oleh Fayolle dkk (2006) dalam
kewirausahaan tersebut sebaiknya diajarkan.
tentang
motivasi,
model
pengetahuan,
tunggal
yang
dan
dapat
penelitiannya. Peran Dukungan Orangtua Fayolle
dkk
pendidikan
(2006)
lebih
kewirausahaan
mengarahkan
Menurut
pada
secara
upaya
peningkatan kualitas individu yang unggul
Prabhu tradisional,
dan
Thomas
kewirausahaan
(2014), yang
berkembang di masyarakat difasilitasi oleh
- 28 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
adanya ekosistem berwirausaha dan jejaring bisnis
yang
memiliki
hubungan
layaknya menjalankan bisnis keluarga.
saling
ketergantungan. Konsep ini menunjukkan
METODE PENELITIAN
kesesuaian dengan teori yang dikemukakan
Pengumpulan Data
oleh Ajzen (1991) yang menunjukkan intensi
Analisis dalam kajian literatur menunjukkan
sangat mempengaruhi pola perilaku yang
peran
akan dilakukan oleh seseorang.
pendidikan
sekolah
dalam
mengembangkan
kewirausahaan
dapat
dikaji
dari tiga aspek, yaitu kurikulum, tenaga Penelitian yang dilakukan oleh Malebana,
pengajar, dan fasilitas yang tersedia. Ketiga
dkk
(2015)
orang
menunjukkan
yang
berada
di
bahwa
orang-
aspek tersebut dirangkum menjadi aspek
sekitar
dapat
peran sekolah. Konsep kurikulum dan tenaga
memberi dukungan dan keyakinan untuk
pengajar merupakan hal umum yang terdapat
melaksanakan
kewirausahaan.
dalam suatu sistem pendidikan sekolah.
Fatoki (2014) dalam penelitiannya tentang
Namun, dalam penelitian Haruman, Hendri,
pendidikan kewirausahaan di Afrika Selatan
dan Hermawan (2009), menunjukkan adanya
menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua
pengaruh positif pengajar dan kurikulum
yang cukup tinggi dapat mempengaruhi
dalam kualitas lulusan. Oleh karena itu,
keterampilan berwirausaha dari anak-anak.
merujuk pada penelitian tersebut, disusunlah
kegiatan
instrumen Penelitian
dari
Marhaini
dkk
(2014)
yang
kemudian
disesuaikan
dengan kondisi sekolah menengah atas.
menyampaikan bahwa agar anak dapat
Pada
memiliki karir sebagai seorang wirausaha,
merujuk peneilitian Haruman, Hendri, dan
maka orangtua harus membuka kesempatan
Hermawan (2009) yang lebih berfokus pada
untuk
anak-anak
aspek fasilitas di perguruan tinggi. Oleh
terkait masa depan mereka terutama dalam
karena itu, dilakukan sedikit pengembangan
bidang kewirausahaan. Marhaini dkk (2014)
konten instrumen untuk disesuaikan dengan
juga
kebutuhan di sekolah menengah atas.
berkomunikasi
dengan
menambahkan
bahwa
dukungan
aspek
fasilitas,
disesuaikan
juga
positif dan konsisten dapat meningkatkan kemungkinan anak untuk memilih karir
Pada kajian keluarga, aspek yang digunakan
dalam bidang wirausaha di masa depan.
lebih
beragam
mengidentifikasi
dengan peran
tujuan
untuk
keluarga
dalam
Dukungan keluarga ini dirasakan cukup
mendorong minta berwirausaha anaknya
signifikan
di level pendidikan sekolah menengah atas.
karena
keluarga
dianggap
memiliki peran sebagai bagian dari kelompok
Instrumen
berwirausaha (Ruef, 2010). Nordqvist dan
tinjauan literatur yang sudah dilakukan.
dikembangkan
sesuai
dengan
Melin (2010) juga mengindikasikan bahwa untuk
H1: Pihak sekolah dan orangtua memiliki
mulai berwirausaha dapat ditemukan di
pengaruh terhadap minat siswa SMA
dalam
untuk berwirausaha
potensi
terbesar keluarga.
bagai Dalam
seseorang penelitian
Pant
(2015) terdapat 3 hal yang menjadikan keluarga sebagai salah satu unsur penting
Variabel peran sekolah merupakan variabel
dalam munculnya semangat berwirausaha,
bebas
yaitu keluarga dianggap sebagai kelompok
sebagai aspek-aspek dalam konteks sekolah
pendukung, keluarga menyediakan sumber
yang mendukung berjalannya pendidikan
daya,
kewirausahaan. Pada variabel bebas pertama,
dan
keluarga
mendukung
seperti
- 29 -
pertama
(XI)
yang
didefinisikan
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
Peran Pengajaran Peran sekolah
Peran Pengajar
Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Atas
Peran Fasilitas Peran Keluarga
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian
peneliti mengklasifikasikan adanya peran
Bulan
dari pengajaran, pengajar, dan fasilitas.
menggunakan skala Likert dalam kuesioner
Maret
hingga
April
2017
dan
yang dipergunakan. Skor untuk tiap-tiap Variabel peran keluarga (X2) merupakan
item bergerak dari 1 hingga 5 dengan
variabel bebas kedua yang didefinisikan
memperhatikan
sebagai aspek-aspek dalam keluarga yang
setuju hingga sangat setuju. Sebelum menuju
mendukung siswa untuk memiliki minat
kesimpulan dan analisis terhadap variabel
berwirausaha. Variabel terikat pertama (Y1)
yang diuji, setiap pertanyaan di dalam variabel
adalah variabel terkait minat berwirausaha
kuesioner yang diujikan terlebih dahulu
anak SMA yang menunjukkan gambaran
diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil dari
mengenai aspek minat untuk berwirausaha
uji validitas dan reliabilitas menghasilkan
bagi anak SMA.
variabel yang relevan untuk diuji dengan
sifat
item
sangat
tidak
menggunakan analisis regresi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XII
sekolah
menengah
atas
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
di dalam sekolahnya telah mengajarkan
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian
kewirausahaan
pelajaran
di atas menunjukkan beberapa informasi.
kewirausahaan
Pada variabel peran sekolah yang terdiri dari
sebagai salah satu keunggulan sekolahnya
3 variabel bebas, yaitu peran pengajaran,
dengan rutin menyelenggarakan pameran
peran pengajar, dan peran fasilitas, ketiga
bisnis sebagai ajang untuk menunjukkan hasil
aspek
kinerja dari siswanya. Sekolah Menengah Atas
erat
ini demi kepentingan penelitian disamarkan
yang ditanyakan dalam kuesioner dapat
namanya dengan nama SMA XYZ.
dipergunakan. Hal ini menunjukkan alat
sekaligus
sebagai
mata
menempatkan
tersebut
menyajikan
keterkaitannya
dan
data
yang
seluruh
aspek
ukur yang dipergunakan tergolong tepat Limitasi yang terdapat dalam penelitian ini
dalam mengukur apa yang ingin diukur
adalah tidak dibedakannya antara siswa
dalam penelitian ini karena seluruh hasil uji
yang mengambil jurusan IPA dengan IPS
validitas menunjukkan angka muatan faktor
dikarenakan dalam kurikulum yang diajarkan
diatas 0,5.
oleh sekolah ini, kedua jurusan tersebut memperoleh bobot pelajaran kewirausahaan
Namun, pada uji reliabilitas aspek peran
yang sama dengan pengajar yang sama.
fasilitas, terdapat nilai cronbach alpha yang
Data
lebih rendah (0,427) dari nilai cronbach alpha
dikumpulkan
dalam
kurun
waktu
- 30 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
Tabel 1. Profil Respondens Jumlah Responden
:
170 siswa
Jumlah Responden Pria
:
79 siswa [46,5%]
Jumlah Responden Wanita
:
91 siswa [53,5%]
Rata-rata Usia Responden
:
17 tahun
Jumlah Responden dengan Orangtua Memiliki Usaha :
94 siswa [55,3%]
Jumlah Responden dengan Orangtua Tidak Memiliki Usaha
76 siswa [44,7%]
:
Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas No
Muatan Faktor
Variabel
Cronbach Alpha
Peran Sekolah [All]
0,728
Peran Sekolah [Kurikulum]
0,613
SE 1
Saya memperoleh pengetahuan berwirausaha dari pengajaran di sekolah
0,804
SE 2
Saya senang mengikuti seminar wirausaha, baik dari sekolah maupun di luar sekolah
0,610
SE 3
Saya memahami dengan baik tentang mata pelajaran kewirausahaan di sekolah
0,828
SE 4
Guru sekolah memiliki pengetahuan yang baik tentang kewirausahaan
0,791
SE 5
Guru saya memberikan motivasi dalam peningkatan minat berwirausaha saya
0,864
SE 6
Saya memahami dengan baik materi kewirausahaan yang diajarkan oleh guru
0,807
SE 7
Sekolah saya memiliki fasilitas yang memadai untuk meningkatkan minat berwirausaha saya
0,694
SE 8
Perpustakaan menyediakan buku-buku bacaan yang cukup tentang kewirausahaan
0,762
SE 9
Saya senang membaca artikel internet tentang bisnis dan kewirausahaan
0,650
Peran Sekolah [Pengajar]
0,756
Peran Sekolah [Fasilitas]
No
0,471
Muatan Faktor
Variabel Peran Keluarga
Cronbach Alpha 0,827
OT 1
Orang tua saya selalu memberikan perhatian kepada saya
0,740
OT 2
Keluarga saya mengajarkan nilai moral yang baik
0,875
OT 3
Orang tua mengajarkan saya norma-norma yang baik di lingkungan keluarga
0,864
OT 5
Orang tua selalu memberikan motivasi agar kelak saya menjadi orang yang sukses
0,514
- 31 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
OT 7
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam keluarga
0,698
OT 8
Komunikasi yang baik mampu menciptakan harmonisasi dalam keluarga
0,740
Minat Berwirausaha Siswa SMA
0,881
MB 1
Saya ingin menjadi wirausaha muda yang sukses
0,811
MB 2
Saya akan memulai berwirausaha setelah lulus sekolah
0,724
MB 3
Saya mau bekerja keras demi menjadi wirausaha muda sukses
0,800
MB 4
Saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi dengan jurusan bisnis
0,665
MB 5
Saya ingin membantu menurunkan angka pengangguran melalui wirausaha
0,843
MB 6
Saya ingin membantu meningkatkan ekonomi lokal di sekitar saya
0,744
MB 7
Saya akan memberdayakan orang-orang di sekitar saya dengan usaha yang saya dirikan
0,704
MB 9
Saya berani menghadapi risiko berwirausaha
0,681
yang dapat diterima, yaitu 0,6. Namun, jika
pembahasan
seluruh aspek disatukan dalam variabel peran
implikasi manajerial. Pada sisi uji reliabilitas,
sekolah, nilai cronbach alpha yang diperoleh
nilai cronbach alpha yang dimiliki sebesar
sebesar 0,728 dapat diterima. Informasi ini
0,827 tergolong baik. Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa alat ukur dalam aspek
bahwa alat ukur ini dapat diandalkan untuk
pengajaran dan pengajar termasuk handal
mengukur aspek peran keluarga.
akan
disajikan
dibagian
untuk dipergunakan, sedangkan alat ukur untuk aspek fasilitas perlu dikembangkan
Pada
aspek
lebih lanjut agar lebih handal dan memiliki
SMA,
peneliti
hasil yang lebih konsisten.
sebagai faktor yang dipergunakan untuk
minat
berwirausaha
mengajukan
10
siswa
variabel
mengidentifikasi minat berwirausaha siswa Pada
aspek
peran
peneliti
SMA. Namun, terdapat 2 variabel yang
mengajukan 8 variabel sebagai faktor yang
memiliki nilai muatan faktor kurang dari
dipergunakan
mengidentifikasi
yang dipersyaratkan. Kedua variabel tersebut
peran keluarga dalam mendukung minat
adalah saya yakin terhadap kemampuan saya
berwirausaha untuk siswa SMA. Namun,
bahwa saya akan sukses dan saya mampu
dari 8 variabel yang ditanyakan, terdapat 2
menangani masalah yang saya hadapi. Oleh
variabel yang tidak valid untuk digunakan
karena itu, dalam aspek ini, hanya terdapat
sebagai alat ukur, yaitu variabel orang tua
8 variabel yang memiliki nilai muatan faktor
mendukung saya untuk menjadi wirausaha
yang dipersyaratkan. Pada sisi uji reliabilitas,
dan variabel orang tua mau membantu saya
nilai cronbach alpha yang dimiliki oleh aspek
berwirausaha dari segi finansial. Jika ditinjau
ini sebesar 0,881 termasuk baik dan mampu
dari pembahasan kajian literatur, terdapat
menunjukkan bahwa alat ukur ini dapat
kontradiksi antara hasil awal dengan kajian
diandalkan untuk mengukur aspek minat
yang dibahas. Namun, secara lebih lengkap,
berwirausaha.
untuk
keluarga,
- 32 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Hubungan Antar Variabel Minat Berwirausaha Siswa SMA
Peran Sekolah
Minat Berwirausaha Siswa SMA
Peran Keluarga
Beta
t-value
0,302
4,131
0,190
2,601
R
0,392
R2
0,154
F value
15,183
Sig
0,000 0,144
Adjusted R
2
Hasil analisis regresi linear yang disajikan
Dalam perhitungan analisis regresi terpisah,
dalam tabel diatas menunjukkan hubungan
aspek
antara peran sekolah dan peran keluarga
berkontribusi terhadap minat berwirausaha
dengan minat berwirausaha siswa SMA.
siswa SMA adalah peran pengajaran (0,402)
Perhatian pertama diarahkan pada nilai
dibandingkan dengan peran guru (-0,311),
koefisien
dan peran fasilitas (0,298).
determinasi
menunjukkan
angka
mengindikasikan
ganda
(R2)
0,154.
Angka
bahwa
variabel
yang
dari
peran
sekolah
yang
lebih
ini
terikat
Jika ditinjau dari hipotesis yang diajukan di
yang dapat dijelaskan oleh kedua variabel
kerangka awal penelitian, maka hipotesis
bebas hanya sebesar 15,4%. Informasi ini
awal yang diajukan dapat diterima karena
menunjukkan bahwa hampir 84,6% sisanya
variabel peran sekolah dan peran keluarga
dijelaskan oleh variabel lain.
memiliki pengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha siswa SMA.
Pada
sisi
nilai
menunjukkan
signifikansi, bahwa
nilai
variabel
0,000 peran
Temuan
sekolah dan peran orang keluarga secara
Hasil analisis regresi linear menunjukkan
bersama-sama
variabel
bahwa kombinasi antara peran sekolah dan
minat berwirausaha siswa SMA dengan
peran orang tua dalam meningkatkan minat
tingkat keyakinan 95%. Hal ini dapat dilihat
berwirausaha siswa SMA memberi kontribusi
dengan nilai signifikansi (0,000) yang lebih
sekitar 15,4%. Namun, aras peran sekolah
kecil dari nilai alpha (95%). Pada nilai t
memberi
dalam perhitungan analisis regresi diatas
hubungan persamaan dalam menentukan
menunjukkan bahwa nilai kedua variabel
minat
memiliki
sekitar 30,4% dengan kontribusi lebih besar
mempengaruhi
pengaruh
signifikan
dalam
menjelaskan hubungan karena nilai t hitung
kontribusi
berwirausaha
lebih siswa
besar SMA,
dalam yaitu
diberikan oleh aspek pengajaran.
(4,131 dan 2,601) lebih besar dari nilai t uji sebesar 1,96.
Hasil dari analisis regresi ini tentunya sesuai dengan hasil dari penelitian Lestari dan
Hasil
regresi
diatas
menunjukkan
Wijaya (2012) yang menunjukkan bahwa
bahwa variabel peran sekolah (0,302) lebih
pilihan karir berwirausaha dapat terwujud
berkontribusi dalam mempengaruhi minat
dengan adanya pendidikan kewirausahaan
berwirausaha
dibandingkan
yang membantu siswa dalam memiliki pola
dengan variabel peran keluarga (0,190).
pikir, sikap dan perilaku wirausaha. Di dalam
siswa
juga
SMA
- 33 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
konteks penelitian ini, siswa yang dijadikan
Pertama, dapat dijadikan sebagai bahan
responden penelitian adalah siswa yang telah
argumentasi adalah orang tua siswa yang
duduk di kelas XII. Hal ini menunjukkan
menjadi pengusaha tidak menjadi pengusaha
bahwa responden telah memiliki eksposur
melalui jalur pendidikan formal, atau tidak
atas
yang
menempuh pendidikan kewirausahaan dalam
dilakukan pada SMA tersebut selama hampir
proses belajarnya. Sebagian besar jenis usaha
2,5 tahun. Oleh karena itu, hal ini menjadi
yang disampaikan oleh responden dalam
sangat wajar karena eksposur yang diterima
diskusi diluar penelitian kuantitatif adalah
sudah cukup besar.
usaha-usaha yang lebih banyak dilakukan di
pendidikan
kewirausahaan
bidang perdagangan, seperti pemasok bahan Salah satu unsur penguat dari SMA yang
baku, atau memiliki toko. Temuan lebih lanjut
dijadikan
adalah
memang diperoleh bahwa beberapa bidang
sudah diajarkannya kewirausahaan sebagai
usaha yang ditekuni oleh orang tua siswa
salah satu mata pelajaran dalam kerangka
lebih banyak berkaitan dengan pengalaman
kurikulum 2013. Selain itu, SMA XYZ ini
orang tua siswa maupun bidang kompetensi
merupakan bagian dari sebuah yayasan
yang dimiliki sejak sekolah.
konteks
penelitian
ini
pendidikan besar yang memiliki SMA yang tersebar hampir di seluruh wilayah Pulau Jawa
Dalam
dan memiliki perhatian yang sangat besar di
namun tidak sesuai dengan bidang ilmu
dalam bidang pendidikan. Yayasan dari SMA
atau
XYZ pun telah membuat suatu panduan dalam
membangun usaha secara otodidak, orang tua
pengajaran kewirausahaan di sekolah-sekolah
cenderung mengabaikan proses pendidikan
yang berafiliasi di bawahnya. Merujuk hasil
kewirausahaan sebagai faktor penting dalam
penelitian Isaacs dkk (2007) adanya kurikulum
menentukan minat berwirausaha siswa. Hal
ini
telah
ini terjadi karena orang tua akan melakukan
memiliki struktur formal yang dipergunakan
refleksi terhadap pengalaman pendidikan
untuk menyampaikan pengetahuan tentang
yang dialaminya. Mereka mengangap bahwa
kompetensi berwirausaha.
proses yang dulu dialami dulu tidak memiliki
menunjukkan
bahwa
sekolah
situasi dapat
kontribusi
orang
dikatakan
terhadap
tua
berwirausaha
mereka
mampu
kesuksesan
usaha
Pada sisi keluarga, kontribusi yang diberikan
yang saat ini diperolehnya, sehingga hal ini
dalam
mendorong mereka untuk berpikir bahwa
minat
berwirausaha
siswa
SMA
cenderung lebih minimum jika dibandingkan
pendidikan
dengan kontribusi dari sisi sekolah. Walaupun,
tidak akan berkontribusi untuk kesuksesan
dari sisi jumlah responden, 55,3% siswa
usahanya. Hal ini tidak sejalan dengan usulan
yang menjadi responden memiliki orang tua
dalam penelitian Marhaini dkk (2011) yang
dengan latar belakang pengusaha. Beberapa
menyampaikan bahwa agar anak dapat
temuan
bahan
memiliki karir sebagai seorang wirausaha,
argumentasi dalam menjelaskan hasil yang
maka orang tua harus membuka komunikasi
cukup bertolak-belakang ini, salah satunya
dengan anak-anak mereka terkait karir di
adalah penelitian Malebana dkk (2015) yang
masa depan.
dapat
menunjukkan
dijadikan
bahwa
sebagai
orang-orang
yang
dialami
anaknya
juga
yang
berada di sekitar dapat memberi dukungan
Kontribusi Literatur
dan keyakinan untuk melaksanakan kegiatan
Salah satu kontribusi terhadap kajian literatur
kewirausahaan.
dalam penelitian ini adalah rendahnya aspek fasilitas dalam mendukung minat siswa untuk
- 34 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
berwirausaha. Hal ini dapat dimungkinkan
alamiah, disiplin ilmu bidang studi pengajar
karena SMA XYZ ini merupakan sekolah
akan juga diterapkan dalam pendidikan
dengan
kewirausahaan. Hal ini cenderung menjadi
kualitas
standar
nasional
dan
memiliki segmen siswa menengah atas.
salah
Tentunya, bagi siswa yang bersekolah di SMA
pendidikan kewirausahaan diajarkan dengan
XYZ, fasilitas yang bagus sudah tergolong
lebih luwes.
satu
tantangan
karena
umumnya
dalam hygiene factors. Pada sisi lain, apa yang dilakukan di SMA XYZ Diluar ketidakhandalan faktor fasilitas dalam
tersebut juga memberikan dampak positif
mendukung minat berwirausaha siswa, peran
bagi
orang tua juga tidak terlalu signifikan dalam
siswa SMA XYZ dengan kontribusi yang cukup
hal ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya
signifikan dalam penelitian ini. Pertama, guru
suatu kajian penelitian lebih mendalam
bidang studi dengan disiplin ilmu berbeda
terkait peran orang tua yang lebih spesifik agar
memberikan wawasan yang lebih beragam
dapat berdampingan dengan peran sekolah
kepada siswa. Dalam salah satu contoh
untuk mendukung minat berwirausaha bagi
kasus yang terjadi di SMA XYZ adalah guru
siswa di sekolah menengah atas.
kewirausahaan yang mengajar adalah guru
perkembangan
minat
berwirausaha
fisika. Guru tersebut walaupun memiliki IMPLIKASI PRAKTIS
disiplin berbeda dan membuat keluwesan
Namun, merujuk pada wawancara awal yang
pendidikan
dilakukan oleh peneliti kepada pengajar
menantang, namun dalam beberapa konsep
kewirausahaan beberapa
di
SMA
tantangan
kewirausahaan
menjadi
XYZ,
terdapat
yang diajarkan mampu menjadi asosiasi yang
meskipun
panduan
baik bagi siswanya, salah satunya dengan
pengajaran kewirausahaan telah diberikan.
contoh pelajaran membuat rangkaian listrik
Pertama, guru yang ditunjuk untuk menjadi
untuk lampu.
pengajar kewirausahaan bukan merupakan guru khusus mata pelajaran kewirausahaan,
Selain itu, SMA XYZ ini memiliki perhatian
melainkan guru bidang studi lain yang
yang sangat besar terhadap kewirausahaan
diberikan tugas tambahan untuk menjadi guru
sehingga melakukan hal-hal yang melebihi
kewirausahaan. Kedua, tidak ada pelatihan
indikator yang ditetapkan oleh yayasan
dan monitoring rutin yang dilakukan oleh
sekolah
pihak
utama
selalu rutin menyelenggarakan seminar dan
bagi guru-guru ini untuk mengembangkan
pelatihan kewirausahaan yang kemudian
pengajaran kewirausahaan.
dilanjutkan dengan kompetisi kewirausahaan
yayasan
selaku
pengarah
tersebut.
Salah
satunya
adalah
yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas Jika dilihat dari temuan kualitatif di atas yang
XII. SMA XYZ pun mengalokasikan dana
dilakukan
kuantitatif
kegiatan kewirausahaan yang tidak sedikit
tantangan
dengan mengalokasikan dana untuk tiap
yang cukup serius dalam hal pemberi materi
kelompok siswa yang mengikuti kompetisi
pelajaran. Hal ini dikarenakan, sebagian
kewirausahaan internal. Selain itu, SMA
besar guru bidang studi yang diberikan
XYZ
tugas tambahan tentunya sudah memiliki
masa
disiplin ilmu dalam bidang
kewirausahaan sehingga siswa dapat lebih
sebelum
dilaksanakan,
penelitian
terlihat
adanya
studi yang
mereka tekuni. Ketika mengajar, maka secara
juga
meniadakan
seminar,
pelajaran
pelatihan
fokus mengikuti aktivitasnya.
- 35 -
dan
ketika
kompetisi
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
Pada
aspek
keluarga,
dalam
sebuah
memiliki panduan pendidikan kewirausahaan
wawancara lain yang dilakukan secara acak
yang jelas sehingga dapat diperbandingkan.
dengan responden lainnya mengungkapkan
Pada riset kedepannya, penelitian tentang
bahwa ada orang tua yang secara eksplisit
kajian
telah meminta sang anak untuk meneruskan
aspek yang berpengaruh terhadap siswa
usahanya selepas menamatkan pendidikan
sekolah menengah atas sangat dibutuhkan
tingginya.
untuk menggali faktor-faktor penting yang
Bahkan
orangtuanya
telah
menyediakan dana agar sang anak mampu
teori
mendalam
tentang
aspek-
berkontribusi terhadap minat berwirausaha.
menuntut ilmu di luar negeri di bidang bisnis agar lebih siap ketika menjalankan
KESIMPULAN
usahanya kelak. Namun, ada pula orang
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari aktivitas
tua yang secara implisit menyampaikan
penelitian ini adalah sekolah memiliki peran
kepada anaknya terkait cita-cita sang anak.
yang signifikan dengan pertumbuhan minat
Hal ini yang kemudian menurut responden
berwirausaha siswa SMA, khususnya dalam
dapat ditafsirkan berbeda, apakah harus
konteks penelitian di SMA XYZ ini. Hal ini
melanjutkan usahanya atau boleh memiliki
memberi bukti kontribusi nyata dari Gerakan
cita-cita dan karir personal.
Kewirausahaan Nasional yang didengungkan oleh pemerintah. Jika dapat dikelola lebih
Situasi tersebut memberikan informasi yang
baik lagi, maka pendidikan kewirausahaan
penting dalam menanggapi hasil penelitian
dapat memiliki kontribusi yang signifikan
kuantitatif terkait kontribusi keluarga yang
dalam pertumbuhan jumlah wirausaha di
lebih
Indonesia.
sedikit
dalam
mendukung
minat
berwirausaha siswa SMA. Sayangnya, di dalam penelitian ini belum menyertakan
Secara lebih teknis, sekolah yang aktif
variabel yang menanyakan perihal dukungan
dalam
eksplisit orang tua terhadap karir wirausaha
kewirausahaan dan memiliki komitmen untuk
selepas sekolah bagi para responden.
menjalankannya menjadi hal yang paling
mengembangkan
pendidikan
penting dibandingkan sekolah yang hanya Batasan dan Penelitian Lanjut
bertujuan untuk menggugurkan kewajiban.
Salah satu batasan dalam penelitian ini adalah
SMA XYZ pun berani mengalokasikan dana
bahwa kontribusi kedua faktor ini tidak
kegiatan kewirausahaan dan waktu khusus
terlalu besar dalam menentukan keputusan
untuk menjalankan aktivitas kewirausahaan
mereka untuk berwirausaha. Oleh karena
di sekolahnya.
itu, dibutuhkan suatu penelitian literatur lagi untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain
Pada sisi lain, peran keluarga dalam hal
yang memberi pengaruh terhadap keputusan
ini orang tua masih memiliki kontribusi
siswa untuk berwirausaha.
yang kurang signifikan dalam mendukung minat berwirausaha siswa, walaupun dalam
Diluar hal tersebut, salah satu limitasinya lagi
konteks penelitian ini, jumlah orang tua yang
adalah bahwa penelitian ini dilaksanakan
memilik usaha lebih dari 50% responden. Hal
pada sekolah yang memiliki arah pendidikan
ini dapat terjadi salah satunya adalah refleksi
kewirausahaan yang lebih jelas. Tentunya,
orang tua pada pendidikannya saat zaman
hasil yang diperoleh dari konteks penelitian
sekolah yang tidak berkontribusi terhadap
ini
bidang wirausaha yang ditekuninya saat ini.
perlu
dibandingkan
dengan
sekolah
menengah atas lain yang mungkin belum
Untuk kedepannya, masukan yang dapat
- 36 -
Muhammad Setiawan Kusmulyono / Peran Pendidikan Kewirausahaan dan Dukungan Orangtua pada Siswa SMA / 25 - 38
diberikan oleh peneliti untuk meningkatkan
5) Melakukan refleksi yang lebih mendalam
kontribusi yang signifikan baik bagi sekolah
dengan menyertakan informasi-informasi
dan keluarga adalah sebagai berikut:
terbaru
1) Semakin
meningkatkan
variasi
keberagaman kegiatan kewirausahaan di sekolah untuk memberikan pengalaman
sehingga
orang
tua
tidak
menggunakan persepsi tunggal dalam menilai hal yang baik bagi siswanya. 6) Memberikan gambaran secara eksplisit
yang lebih baik bagi siswa-siswa.
keinginan orang tua kepada anakanya
2) Meningkatkan kualitas pengajar dengan
dengan tetap membuka pintu diskusi
bekerjasama dengan perguruan tinggi
dan dialog dengan anak agar dapat
yang
mendukung kegiatan yang ingin ditekuni
memiliki
kewirausahaan memperkuat
program agar
struktur
pendidikan
dapat dan
lebih
oleh anaknya di masa depan.
konten
pengajaran yang diajarkan ke siswa.
Menurut
3) Meningkatkan kualitas program yang
peneliti,
dalam
penelitian
selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang
bersifat tindakan nyata atau praktik,
lebih
sehingga
dalam mendukung minat berwirausaha dan
dapat
lebih
memperkaya
wawasan yang dimiliki oleh siswa. pendidikan
kewirausahaan
kepada
peran
keluarga
hubungan pekerjaan orang tua dengan minat
4) Meningkatkan peran aktif orang tua dalam
mengarah
berwirausaha yang dimiliki oleh sang anak.
di
Namun, jika penelitian ini ingin direplikasi,
sekolah dengan menjalin komunikasi
ada baiknya ditambahkan pertanyaan tentang
yang baik antara pihak sekolah dan orang
apakah orang tua pernah secara eksplisit
tua terkait kegiatan kewirausahaan yang
menyampaikan keinginannya kepada sang
dilakukan oleh siswa.
anak.
DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I., (1991). “The Theory of Planned Behavior.” Organizational and Human Decision Processes, 50, pp. 179211. Bakotic,D., & Kruzic,D., (2010). ”Students’ Perceptions and Intentions Towards Entrepreneurship: The Empirical Findings From Croatia”, The Business Review, Cambridge, Vol. 14, Num. 2, Summer , 2010 Cho, B. 1998. Study of the effective entrepreneurship education method and its process. Business Education Research, 2(1):27–47 Fatoki, Olawale. (2014). Parental and Gender Effects on the Entrepreneurial Intention of University Students in South Africa. Mediterranean Journal of Social Sciences, MCSER Publishing, Rome-Italy. 5(7). Fayolle, Alain; Gailly, Benoit; and Lassas-Clerc, Narjisse. 2006. Assessing the Impact of Entrepreneurship Education Programmes: A New Methodology. Journal of European Industrial Training. 30 (9) 701-720. Haruman,T., Hendri,M.,& Hendrawan, R., (2009). ”The Influence of Curriculum and Lecturers toward Quality of Entrepreneurial Graduates in Bandung”, in proceding of Indonesian International Conference on Innovation, Entrepreneurship and Sustainability, CIEL, SBM, ITB. Isaacs, E., Visser, K., J Friedrich C. & Brijlal, P. 2007. Entrepreneurship education and training at the further education and training (FET) level in South Africa. South African Journal of Education , 27, 613 - 629. Lestari, B.R dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI. Forum Bisnis dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIEMDP. Vol. 1 No. 02, pp: 112-119.
- 37 -
AJEFB - Asian Journal of Entrepreneurship and Family Business | Vol. I No. 01 (2017 - 2018)
Linan, F. 2004. Intention-based Model of Entrepreneurship Education. Piccola Impressa / Small Business. 3. 11 – 35 Lorz, Michael. 2011. Dissertation: The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention. University of St. Gallen Malebana, M.J. & E. Swanepoel. 2015. Graduate Entrepreneurial Intentions In The Rural Provinces Of South Africa. Department Of Management And Entrepreneurship. Volume 19 Number 1, pp: 89-111. Marhaini; Dalimunthe, Ritha F; and Qamariah, Inneke. 2014. Role of Parents in Childrens’ Career Selection as an Entrepreneur. International Journal of Economics, Commerce, and Management. II (12). 1 – 11 Nordqvist, M., & Melin, L. (2010). Entrepreneurial families and family firms. Entrepreneurship and Regional Development, 22(3-4), 211-239. Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). OECD SME and Entrepreneurship Outlook 2005. OECD Pant, Sushil Kumar. 2015. Role of the Family in Entrepreneurship Development in Nepali Society. The Journal of Nepalese Business Studies. IX (1). 37 – 47 Prabhu, Ajit and Thomas, Anisha. 2014. Influence of Parental Factors on the Entrepreneurial Attitude of B School Students. International Journal of Research and Development – A Management Review. 3 (1). 35 – 38 Ruef, M. (2010). The entrepreneurial group: Social identities, relations, and collective action. Princeton and Oxford: Princeton University Press. Syden, Mishi and Gordon K, Shaw. 2014. Entrepreneurial Awareness among High School Learners: Case Study of Buffalo City Metropolitan Municipality. Mediterranean Journal of Social Sciences. 5 (8). 146 – 159 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Varela, R. & Jimenez, J. E. (2001). The effect of entrepreneurship education in the Universities of Cali. Frontiers of entrepreneurship research, Babson Conference proceedings. Wu, S & Wu, L., (2008), ” The impact of higher education on entrepreneurial intentions of university students in China”, Journal of Small Business and Enterprise Development. ,Vol. 15 No. 4, 2008 pp. 752-774 retrieved from www.emeraldinsight.com/1462-6004.htm
- 38 -