PERAN KONSEP DIRI DAN KESIAPAN KERJA TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA
Disusun Oleh: Muhamad Riga Yoga Dinata (0911230012)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran konsep diri dan kesiapan kerja terhadap kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menghadapi dunia kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir khususnya angkatan 2009 yang berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang sebanyak 695 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa tingkat akhir. Perolehan jumlah subjek diperoleh melalui rumus Slovin. Penggalian data menggunakan skala Konsep Diri, Kesiapan Kerja dan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja dengan model Likert. Hasil uji normalitas pada variabel konsep diri adalah normal yang diketahui dari nilai Kolmogorov-Smirnovv 0,718 dengan signifikansi 0,602. Pada variabel kecemasan diketahui nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,834 dengan signifikansi 0,489, yang berarti data bersifat normal dan kesiapan kerja dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,709 dengan nilai signifikansi 0,696. Analisis data menggunakan metode analisis regresi berganda dengan nilai koefisien β -1.348 untuk variabel Konsep Diri dan Kecemasan yang berarti bahwa bahwa jika konsep diri mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel dianggap konstan, maka kecemasan dalam menghadapi dunia kerja akan mengalami penurunan sebesar -1.348 serta 1.055 untuk variabel Kesiapan Kerja dan Kecemasan yang memiliki arti jika kesiapan kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel dianggap konstan, maka kecemasan dalam menghadapi dunia kerja akan meningkat sebesar 1.055. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peran simultan yang signifikan antara konsep diri dan kesiapan kerja terhadap kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Kata Kunci
: Konsep Diri, Kesiapan Kerja, Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja, Mahasiswa Tingkat Akhir
THE ROLE OF SELF-CONCEPT AND JOB READINESS OF ANXIETY IN THE FACE OF THE WORLD OF WORK FOR FINAL YEAR STUDENTS Abstract This study aimed to know how the role of self-concept and job readiness of anxiety in face of the world of work for final years students. Population of this research are students in final year special for branch of 2009 in social and political science faculty in Brawijaya University as many as 695 students. The sampling technique used by this study was purposive sampling. The subjects who used in this research are 100 students in final years which count by Slovin’s formula. The result of normality test in self concept variable is normal which is known by Kolmogorov-Smirnov value 0.718 with significance 0.602. In anxiety variable known that Kolmogorov-Smirnov value 0.834 with significance 0.489 which mean that the data is normal and job readiness with Kolmogorov-Smirnov value 0.709 with significance 0.696. Data analysis using multiple regression analysis with β coefficient is -1.348 for self-concept and anxiety in the face of the world of work which means that if self-concept increase one unit with constant variable, then anxiety in the face of the world of work will be decrease in the amount of -1.348 as soon as 1.055 for job readiness and anxiety in the face of the world of work which it means if job readiness increasi one unit with constanr variable, then anxiety in the face of the world of work will be increase in the amount of 1.055. The result of this research are there is significant role of self-concept and job readiness of anxiety in the face of the world of work for final year studentsn social and political science faculty in Brawijaya University.
Keywords
: Self-Concept, Job Readiness, Anxiety In The Face Of The World Of Work and final year students
PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang keberadaannya tidak dapat dihindari oleh siapapun, mengakibatkan adanya perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan dalam kualifikasi pemintaan tenaga kerja di dunia kerja yang semakin tinggi karena mengikuti perkembangan yang ada, terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global (Pamungkas, 2007). Dunia kerja tidak hanya memilih calon pekerja yang cakap dalam kemampuan akademik saja (hard skills), tetapi juga sangat memperhatikan nilai-nilai kecakapan lainnya diantaranya nilai kejujuran, tanggung jawab, sopan santun, disiplin, komitmen, rasa percaya diri, etika, kerjasama, kreativitas, komunikasi, dan kepemimpinan (soft skills). Memiliki kemampuan hard skills yang tinggi tetapi tidak disertai dengan soft skills yang baik, akan menghasilkan sumber daya manusia dengan keterampilan kurang maksimal. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat, dunia kerja pun berusaha untuk dapat bersaing dengan lainnya salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu atau kualitas tidak hanya produknya saja tetapi juga dalam hal pelayanan konsumen (Pamungkas, 2007). Menurut data dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pada tahun 2012 angkatan kerja di Indonesia bertambah 2.02 juta orang sehingga menjadi 119.39 juta orang, sedangkan kesempatan kerja diharapkan bertambah 2.70 juta lowongan sehingga menjadi 112.9 juta kesempatan kerja. Menakertans juga memperkirakan bahwa pada tahun 2013 angkatan kerja di Indonesia akan bertambah sebanyak 2.04 juta orang sehingga menjadi 121.43 juta orang dan kesempatan kerja diharapkan bertambah sebanyak 2.93 juta lowongan, sehingga mampu menyerap 115.30 juta orang. Berdasarkan data dari Kemenakertrans, pada tahun 2012 jumlah pengangguran yang bergelar sarjana di Indonesia mencapai 7.8% dari total angkatan kerja. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan jumlah pengangguran secara nasional yaitu 6.8% (detik.com, 2013). Saat ini, lulusan perguruan tinggi semakin banyak, tetapi kurang diimbangi dengan munculnya lapangan kerja yang memadai, sehingga banyak dari para lulusan perguruan tinggi tersebut yang menganggur. Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas dan dalam tahap penyelesaian tugas akhir, secara tidak langsung akan merasa terbebani dan cemas jika setelah lulus kuliah mereka tidak mendapatkan pekerjaan. Terlebih bagi mereka yang menganggap mereka tidak memiliki kesiapan apapun dalam menghadapi dunia kerja seperti misalnya IPK yang kurang memadai. IPK biasanya mengindikasikan seperti apa peluang pekerjaan bagi mereka (Mahardika, 2008). Mahasiswa semester akhir merupakan calon lulusan yang kemudian akan melanjutkan ke dunia kerja. Mahasiswa merasa yakin bahwa dirinya siap untuk masuk dunia kerja walaupun nantinya belum mengetahui jenis pekerjaan yang akan di dapat. Hal ini dikarenakan mahasiswa merasa nantinya akan belajar pekerjaan itu setelah mengetahui jenis pekerjaan yang didapatnya. Mahasiswa juga ada yang belum yakin dengan kompetensi yang dimilikinya tetapi yakin dengan dirinya bahwa ia mampu dan siap untuk masuk dunia kerja. Hal ini dipertegas oleh data wawancara yang diperoleh Wijanti (20fqg08), salah satu mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi mengatakan bahwa dirinya merasa belum terlalu siap bekerja, mungkin harus belajar sedikit-sedikit karena tidak menegtahui bagaimana di lapangannya. Saya rasa dengan proses belajar itu akan bisa. Sebagai calon angkatan kerja, mahasiswa tingkat akhir mengalami perubahan terkait dengan fase perubahan status dari mahasiswa menjadi pegawai. Perubahan tersebut menimbulkan dampak, salah satunya adalah kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dapat diartikan sebagai bentuk respon
negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk mengubah keadaan hidup yang lebih baik (Waqiati, 2012). Berdasarkan paparan diatas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian untuk mengetahui peran konsep diri dan kesiapan kerja dalam menjelaskan kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menghadapi dunia kerja. Saat ini semakin banyak pelajar yang menempuh pendidikan tinggi dan sebagian dari mereka saat ini sedang bersiap menghadapi dunia kerja. Dengan adanya penelitian ini, akan dapat membantu para mahasiswa untuk mengetahui seperti apa konsep diridan keyakinan diri yang perlu dikembangkan dalam menghadapi dunia kerja. Kajian Pustaka Konsep Diri Konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (dalam Eliana, 2003) menjelaskan bahwa konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri. Mengingat konsep diri merupakan arah dari seseorang ketika harus bertingkah laku, maka perlu dijelaskan peran penting dari konsep diri. Dimensi Konsep Diri Konsep diri dapat dibagi menjadi empat bagian dasar, antara lain: actual versus ideal, and private versus social. Perbedaan actual – ideal mengacu pada persepsi individu tentang siapa dirinya sekarang (actual self concept) dan yang saya ingin menjadi (ideal self concept). Private self mengacu pada bagaimana saya atau ingin menjadi diri saya (private self concept), dan social self adalah bagaimana saya dilihat oleh orang lain atau bagaimana saya ingin dilihat oleh orang lain (social self concept) (Hawkins, 2007). Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Eliana, 2003) konsep diri memiliki tiga dimensi yaitu: pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan tentang diri sendiri dan penilaian tentang diri sendiri. a. Pengetahuan (Knowledge) Dimensi pertama dari konsep diri adalah mengenai apa yang kita ketahui mengenai diri kita, termasuk dalam hal ini jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, usia dsb. Kita memberikan julukan tertentu pada diri kita. b. Pengharapan (Expectation) Pandangan tentang diri kita tidak terlepas dari kemungkinan kita menjadi apa di masa mendatang. Pengharapan dapat dikatakan diri ideal. Setiap harapan dapat membangkitkan kekuatan yang mendorong untuk mencapai harapan tersebut di masa depan. c. Penilaian (Estimation) Penilaian menyangkut unsur evaluasi, seberapa besar kita menyukai diri kita sendiri. Semakin besar ketidak-sesuaian antara gambaran kita tentang diri kita yang ideal dan yang aktual maka akan semakin rendah harga diri kita. Sebaliknya orang yang punya harga diri yang tinggi akan menyukai siapa dirinya, apa yang dikerjakanya dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dimensi penilaian merupakan komponen pembentukan konsep diri yang cukup signifikan. Kesiapan Kerja Menurut Ndraha (Anggraeni, 2013) kesiapan kerja adalah penilaian perilaku dilakukan oleh peserta didik yang disimulasikan di sekolah untuk mempersiapkan diri di tempat kerja. Menurut Ndraha (dalam Anggraeni, 2013) kesiapan kerja akan terbentuk
jika telah tercapai perpaduan tingkat kematangan, pengalaman-pengalaman yang diperlukan serta keadaan mental dan emosi yang serasi. Dimensi Kesiapan Kerja Menurut Ndraha (Anggraeni 2013), dimensi dan indikator dari kesiapan kerja adalah: a. Mempunyai pertimbangan yang logis Menyangkut bagaimana cara individu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempunyai pertimbangan yang baik dalam kegiatan pembelajaran, mampu mengambil keputusan dengan baik dan mampu memahami prosedur terhadap tugas yang diberikan. b. Mempunyai kemampuan bekerjasama Menyangkut bagaimana individu tersebut bekerjasama dengan rekan satu tim, bekerja sama dengan pihak sekolah dan pihak industri. c. Mempunyai sikap kritis Menyangkut bagaimana cara ia berkomunikasi dengan baik, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, bagaimana ia berkontribusi terhadap kegiatan pembelajaran. d. Bertanggung jawab Menyangkut bagaimana ia mampu menyelesaikan tigas yang diberikan, memiliki insiatif dalam pengambilan keputusan, memiliki ketenangan berfikir dalam mengambil resiko, memiliki komitmen yang tinggi terhadap pihak sekolah, memiliki komitmen yang tinggi terhadap pihak perusahaan dan mampu berkomitmen dengan sehat di lingkungan belajar. e. Berambisi untuk maju Menyengkut kemampuan keras untuk menyelesaikan tigas dan pekerjaan, tidak cepat merasa puas dalam menyelesaikan tigas yang diberikan, dan berorientasi pada tujuan pembelajaran. Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Waqiati (2012) menyebutkan bahwa kecemasan merupakan suatu emosi negatif meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap berbagai bahaya objek yang tidak jelas, perasaan ini tampak pada sejumlah respon perilaku dan tubuh seperti denyut jantung meningkat dan otot yang menegang ketika seseorang mengalami frustasi dan pertentangan konflik. Kecemasan menghadapi dunia kerja dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon negatif yang meliputi perasaan ketakutan dan kekhawatiran terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang bertujuan untuk mengubah keadaan hidup yang lebih baik (Waqiatim 2012). Aspek-aspek kecemasan menghadapi dunia kerja mengacu pada aspek-aspek kecemasan dari Fortinash dan Worent dan Maher (dalam Waqiati, 2012) yaitu: a. Aspek Kognitif Seseorang yang mengalami kecemasan biasanya memikirkan bahaya secara berlebihan, menganggap dirinya tidak mampu mengatasi masalah, tidak menganggap penting bantuan yang ada dan khawatir serta berpikir tentang hal yang buruk. Seseorang yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja memiliki pemikiran negatif mengenai mampu tidaknya ia menghadapi dunia kerja dan biasanya pikiran ini menetap dalam waktu lama tanpa ada usaha dari individu tersebut untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih positif. Aspek kognitif ini dapat berupa perasaan tidak mampu, merasa tidak memiliki keahlian dan tidak siap.
b. Aspek Emosional Meliputi perasaan gugup, jengkel dan panik. Suasana hati dapat berubah dengan tiba-tiba jika dihadapkan pada kondisi yang memunculkan kecemasan tersebut. Perasaan gugup dan panik dapat memunculkan kesulitan dalam memutuskan sesuatu misalnya dalam hal keinginan atau minat. c. Aspek Aspek Fisiologis Reaksi fisik yang terjadi pada orang yang cemas menghadapi dunia kerja meliputi telapak tangan berkeringat, otot tegang, jantung berdebar-debar, pipi merona, pusing dan sulit bernafas. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang yang mengalami kecemasan menghadapi dunia kerja tersebut melihat televisi atau media masa mengenai problema menghadapi dunia kerja. Mahasiswa Tingkat Akhir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa menurut Rachmana (2003) adalah seseorang yang berusia mulai 18 sampai dengan 23 tahun. Jika dilihat dari batasan psikologi perkembangan yang dikonsepsikan oleh Hurlock (2003), mahasiswa dapat digolongkan memasuki tahap dewasa dini dengan batasan usia dimulai dari 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, dimana pada masa ini mahasiswa dihadapkan pada tugas perkembangan yang dipusatkan memenuhi harapan-harapan masyarakat dan mencakup mendapatkan pekerjaan yang bila berhasil diselesaikan dengan baik akan menentukan tingkat kebahagian maupun pengakuan sosial. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Mahasiswa khususnya yang berada pada tingkat akhir, sering mengalami kecemasan yang berkaitan dengan penyelesaian studi dan dunia kerja yang akan mereka hadapi setelah lulus kuliah. Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003). Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fauziah dan Widuri, 2007) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Kecemasan muncul biasanya berkaitan dengan konsep diri dari individu tersebut. Seseorang yang merasa cemas, biasanya akan mengakibatnya berkurangnya rasa percaya diri dari individu yang bersangkutan dan akan menimbulkan rendahnya penilaian individu tersebut terhadap dirinya (konsep diri negatif). Sedangkan orang yang memiliki konsep diri positif, biasanya akan mudah meminimalisir kecemasan yang dihadapinya. Hubungan Antara Kesiapan Kerja dan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Mahasiswa tingkat akhir memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Kecemasan yang dialami oleh mahasiswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kesiapan mereka dalam menghadapi dunia kerja. Saat ini, lulusan perguruan tinggi semakin banyak, tetapi kurang diimbangi dengan munculnya lapangan kerja yang memadai, sehingga banyak dari para lulusan perguruan tinggi tersebut yang menganggur. Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas dan dalam tahap penyelesaian tugas akhir, secara tidak langsung akan merasa terbebani dan cemas jika
setelah lulus kuliah mereka tidak mendapatkan pekerjaan. Terlebih bagi mereka yang menganggap mereka tidak memiliki kesiapan apapun dalam menghadapi dunia kerja. Kesiapan kerja yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini tidak hanya hard skills atau kemampuan akademis, tetapi juga soft skills. Firdaus (2012), mengatakan kesiapan kerja adalah seperangkat keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk bekerja dalam pekerjaan apa pun bentuknya. Kesiapan kerja hard skills yang dimaksud disini adalah nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mahasiswa memiliki pandangan bahwa jika IPK tinggi memiliki mereka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki IPK rendah. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK tinggi mereka tidak akan terlalu merasa cemas, akan tetapi bagi mahasiswa yang memiliki IPK rendah, tentu saja akan menambah kecemasan mereka. Hipotesa Ha1
Ha2
Ha3
:Terdapat peran simultan yang signifikan antara konsep diri dan kesiapan kerja terhadap kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya :Terdapat peran parsial yang signifikan pada konsep diri terhadap kecemasan dalam menghadapi dunia kerja :Terdapat peran parsial yang signifikan antara kesiapan kerja dan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja
METODE PENELITIAN Partisipan dan Desain Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya Malang angkatan 2009 yang berjumlah 695 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non-probability dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan tertentu, dimana sampel merupakan mahasiswa tingkat akhir yang ada di FISIP Universitas Brawijaya Malang. Sampel pada penelitiaan ini berjumlah 10 orang yang diperoleh melalui rumus Slovin. Peneliti memilih mahasiswa tingkat akhir sebagai subjek penelitian karena mahasiswa tingkat akhir memiliki tingkat kecemasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa baru atau mahasiswa tingkat kedua dan ketiga. Kecemasan tersebut terjadi karena mereka harus menyusun skripsi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja. Sedangkan pada mahasiswa awal kecemasan yang dialami berbeda, mahasiswa awal akan lebih cemas dalam menghadapi kurikulum baru di perkuliahan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian regresi. Penelitian ini memiliki dua variabel bebas yaitu Konsep Diri (X1) dan Kesiapan Kerja(X2). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja (Y). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesa. Uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas, uji heterokedastitas, uji multikorelasi, dan uji linieritas. Uji hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dan uji f. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Konsep Diri, Skala Kesiapan Kerja dan Skala Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha.
No
Alat Ukur
Skor
Reliabilitas
1.
Skala Konsep Diri
0,781
Tinggi
2.
Skala Kesiapan Kerja
0,824
Tinggi
3.
Skala Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja
0,773
Tinggi
Alat Ukur dan Prosedur Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsep diri, skala kesiapan kerja, dan skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Jumlah aitem yang valid pada skala konsep diri adalah 12 aitem. Skala kesiapan kerja memiliki aitem valid sebanyak 18 aitem, dan skala kecemasan dalam menghadapi dunia kerja sebanyak 9 aitem. Hasil Dalam melakukan penghitungan dengan menggunakan software SPSS versi 17, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov variabel Konsep diri sebesar 0,765 dengan asymptotic significance 0,602. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data menyebar secara normal. Hal ini dikarenakan nilai dari asymptotic significance, yaitu sebesar 0,602 lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas pada variabel kecemasan dalam menghadapi dunia kerja dapat dikatakan normal, yaitu dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,834 dengan signifikansi 0,489 > 0,05. Variabel kesiapan kerja memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,709 dengan signifikansi 0,696 > 0,05 yang berarti data menyebar secara normal. Berdasarkan penghitungan melalui software SPSS versi 17 diketahi bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas pada variabel bebas penelitian ini. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai tolerance masing-masing variabel, yaitu sebesar 0,306, dan 0,306 yang nilai tidak lebih besar dari satu, sedangkan nilai VIF pada masing-masing variabel, yaitu sebesar 3,270 dan 3,270 yang juga lebih kecil dari 10. Hasil uji linieritas menunjukkan nilai signifikansi variabel konsep diri adalah sebesarr 0,260. Artinya nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (0,260 > 0,05). dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel konsep diri dan variabel kecemasan dalam menghadapi dunia kerja adalah linear. Nilai signifkansi pada variabel kesiapan kerja juga lebih besar dari 0,05 (0,364 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan pula bahwa hubungan antara variabel kesiapan kerja dan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja adaah linear. Hasil Uji Hipotesis Simultan Berdasarkan penghitungan melalui software SPSS versi 17, diketahui bahwa terdapat peran simultan yang signifikan antara konsep diri dan kesiapan kerja terhadap kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha1 diterima dan H01 ditolak. Hipotesis Konsep Diri (X1) Secara Parsial Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 17 dapat diketahui nilai signifikansinya adalah 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05). Tanda negarif yang diperoleh dari thitung menandakan adanya hubungan negatif. Dengan demikian H02 diterima dan Ha2
diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peran parsial yang signifikan antara konsep diri dan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Hipotesis Kesiapan Kerja (X2) Secara Parsial Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 17 dapat diketahui nilai signifikansinya adalah 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05), meskipun demikian Ha3 ditolak karena arah hipotesa berbeda. Artinya tidak terdapat peran parsial yang signifikan antara kesiapan kerja dan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. DISKUSI 1. Peran Simultan Antara Konsep Diri, Kesiapan Kerja Terhadap Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Konsep diri dan kesiapan kerja secara bersama-sama dapat memprediksi kecemasan dikarenakan konsep diri memiliki peranan dalam menentukan perilaku ataupun sikap seseorang seseorang. Salah satunya adalah kesiapan kerja. Kesiapan kerja mempengaruhi seseorang dalam mengambil sikap dan memutuskan jenis pekerjaan yang akan diambil. Seseorang yang memiliki konsep diri tinggi belum tentu memiliki kecakapan atau kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang memadai, sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri rendah juga tidak berarti kesiapan kerja yang dimilikinya kurang. Kesiapan kerja yang dimiliki seseorang juga tidak menjamin orang yang bersangkutan memiliki konsep diri tinggi. Secara ideal, mahasiswa mempunyai prospek baik dalam menghadapi dunia kerja. Hal ini dikarenakan bahwa mahasiswa mempunyai berbagai media dan potensi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Akan tetapi pada kenyataanya, lapangan kerja yang tersedia tidak semudah apa yang dibayangkan ketika masih kuliah. Beberapa bukti di lapangan menunjukkan bahwa memperoleh pekerjaan merupakan hal yang sangat sulit, bahwa bagi lulusan perguruan tinggi sekalipun. Jumlah pengangguran makin banyak, karena tidak seimbangnya antara supply dan demand di dunia kerja dan beberapa faktor lain. (Mahardika, 2008). Faktor-faktor lain yang mungkin memprediksi terjadinya kecemasan dalam menghadapi dunia kerja antara lain: kematangan vokasional. Kematangan vokasional merupakan kemampuan individu dalam mengenali dan memahami berbagai aspek yang diperlukan dalam pemilihan pekerjaan, meliputi informasi tentang pekerjaan dan usaha untuk mencari informasi lebih lanjut, kemampuan penilaian berbagai aspek diri yang berguna untuk pemilihan pekerjaan, perencanaan pekerjaan di masa depan dan pengambilan keputusan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya (Hidayati, 2012). Aspek-aspek kematangan vokasional menurut Hidayati (2012) ada empat. Pertama eksplorasi terhadap masalah pekerjaan yang merupakan sejauh mana individu berusaha mencari dan mengetahui informasi mengenai pekerjaan yang diinginkan. Kedua, perencanaan masalah pekerjaan, yaitu kesadaran individu untuk membuat perencanaan dan sejauh mana individu membut rencana pekerjaan. Ketiga, penilaian diri yang dikaitkan dengan pemilihan pekerjaan, yaitu sejauhmana individu mampu mengevaluasi kemampuan dirinya dan mampu mengadakan penyesuaian antara kemampuan dengan pekerjaan yang dipilih. Keempat pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan, yaitu sejauh mana individu mampu membuat keputusan dalam memilih pekerjaan dan perencanaan, mampu membuat keputusan sendiri berdasar keinginan dan kemampuannya.
2. Peran Parsial Konsep Diri Terhadap Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja Konsep diri merupakan suatu konsep yang dimiliki oleh seorang individu Menurut Fuhrmann (dalam Pamungkas, 2010) konsep diri merupakan variabel yang akan ikut menentukan bagaimana individu menerima, merasakan dan merespon diri dan lingkungannya. Bila individu menilai dirinya kurang baik maka individu akan menganggap remeh dan membayangkan kegagalan dirinya, sedangkan bila individu menilai dirinya baik atau positif maka individu akan bersikap optims terhadap usahanya dalam mengatasi kesulitan dalam hal ini kesulitan menghadapi persaingan ketat ketika memasuki dunia kerja. Dalam hal ini individu dengan konsep diri positif akan meletakkan kegagalan mendapatkan pekerjaan bukan sebagai akhir suatu usaha (mencari pekerjaan) melainkan lebih menjadikannya sebagai pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan memiliki persepsi positif terhadap diri sendiri termasuk dalam hal kemandirian. Dengan adanya keyakinan diri individu merasa mampu untuk mengerjakan sesuatu tugas dan perasaan ini akan mendorong individu untuk mengupayakan mendapatkan pekerjaan (Pamungkas, 2010). Selain keyakinan diri, dukungan sosial juga mempengaruhi individu dalam mencari pekerjaan. Melalui adanya dukungan sosial dan orang-orang terdekat maupun orangorang disekitar maka ketakutan dan kekhawatiran yang dialami oleh seseorang akan mereda. Hal ini sesuai dengan penelitian Waqiati (2012) yang menunjukkan bahwa dukungan sosial memberikan efek yang besar terhadap perilaku seseorang yang sedang mencari pekerjaan. Apabila dukungan sosial yang diberikan kepada seorang pengagguran tinggi, maka usaha dalam mencari pekerjaan juga tinggi. Dukungan sosial disini dapat diperoleh dari orang tua dan lingkungan sosial. Khusus bagi dukungan orang tua, interaksi anak dan orang tua sejak dini hingga selesai sekolah seharusnya menjadi masa persiapan bagi anak-anak mencapai kematangan karier. Orang tua (keluarga) mendampingi anak-anak dalam aktivitas yang spontan, alamiah dan tidak terprogram. Individu mengenal konsep pekerjaan dalam interaksi mereka sejak masa kanak-kanak bersama orang tua yang kemudian membentuk konsepd diri karier. Anak mengenmabngkan konsep diri karier melalui observasi dan identifikasi berkelanjutan terhadap aktivitas kerja (karier) orang tua mereka (Agustin, 2012). Berdasarkan analisa deskiptif diketahui bahwa sebanyak 35% mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya memiliki konsep diri sedang, sedangkan 65% sisanya memiliki konsep diri tinggi dan tidak ada yang memiliki konsep diri rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya memiliki konsep diri positif. Berdasarkan hasil analisa deskriptif pula diketahui bahwa sebanyak 40% mahasiswa tingkat akhir FISIP Universitas Brawijaya mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja rendah dan sisanya sebanyak 60% mahasiswa tingkat akhir FISIP Universitas Brawijaya memiliki kecemasan dalam menghadapi dunia kerja tinggi. 3. Peran Parsial Antara Kesiapan Kerja dan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja Kesiapan kerja merupakan usaha mempersiapkan mahasiswa untuk siap kerja. Kesiapan kerja diperani dua faktor yaitu faktor internal meliputi: kecerdasan (kemampuan akademik), keterampilan dan kecakapan, bakat, motivasi, kemampuan dan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan pengetahuan lingkungan kerja. Waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan perkuliahan adalah sebanyak delapan semester. Delapan semester ini merupakan waktu atau jangka waktu normal yang mungkin ditempuh hingga memperoleh gelar. Pada waktu tersebut, mahasiswa sebaiknya sudah memiliki perencanaan karier kedepan sehingga akan memudahkan bagi mereka dalam pengambilan keputusan berkarier. Perencanaan karier
menurut Agustin (2012), adalah sebuah proses yang menunjukkan bagaimana seseorag mahasiswa merasa bahwa ia tahu tenntang aktivitas yang dimilikinya tidak hanya berkisar tentang aktivitas yang ia lakukan saat ini. Perencanaan karier membantu mahasiswa memutuskan karier apa yang akan ditekuni setelah lulus kuliah. Pengambilan keputusan tersebut membutuhkan kematangan vokasional. Kematangan vokasional merupakan kemampuan individu dalam mengenali dan memahami berbagai aspek yang diperlukan dalam pemilihan pekerjaan, meliputi informasi tentang pekerjaan dan usaha untuk mencari informasi lebih lanjut, kemampuan penilaian berbagai aspek diri yang berguna untuk pemilihan pekerjaan, perencanaan pekerjaan di masa depan dan pengambilan keputusan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya (Hidayati, 2012). Aspek-aspek kematangan vokasional menurut Hidayati (2012) ada empat. Pertama eksplorasi terhadap masalah pekerjaan yang merupakan sejauh mana individu berusaha mencari dan mengetahui informasi mengenai pekerjaan yang diinginkan. Kedua, perencanaan masalah pekerjaan, yaitu kesadaran individu untuk membuat perencanaan dan sejauh mana individu membut rencana pekerjaan. Ketiga, penilaian diri yang dikaitkan dengan pemilihan pekerjaan, yaitu sejauhmana individu mampu mengevaluasi kemampuan dirinya dan mampu mengadakan penyesuaian antara kemampuan dengan pekerjaan yang dipilih. Keempat pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan, yaitu sejauh mana individu mampu membuat keputusan dalam memilih pekerjaan dan perencanaan, mampu membuat keputusan sendiri berdasar keinginan dan kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA Agustin, V. (2012). Kompetensi Lulusan Sarjana Strata 1 (S1) Psikologi dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Perguruan Tinggi “X”. Diunduh dari
Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2013). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bungin, B. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Kencana, Jakarta.
Chaplin, J.P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Eliana, R. (2003). Konsep Diri Pensiunan. Jurnal. Diunduh dari http://library.ub.ac.id pada 10 Februari 2014
Firdaus, Z. (2013). Pengaruh Unit Produksi, Prakeren, dan Dukungan Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja di SMK. Jurnal. Diunduh pada 04 Januari 2014
Ghazali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gunarsa, S.D. (2004). Psikologi Keperawatan. Edisi I. Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Huda. N. (2008). Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja. Jurnal. Diunduh dari http://eprints.umm.ac.id. Diunduh pada 13 Januari 2014
Jajeli, R. (2013). 66 Ribu Fresh Graduate Menganggur Akibat Kurangnya Informasi Pekerjaan. Diunduh dari http://news.detik.com pada 26 Februari 2014 Mahardika, T. (2008). Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Ditinjau Dari Prestasi Akademik. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Marwiati. (2009). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Strategi Coping pada Keluarga dengan Anggota Keluarga yang Dirawat dengan Penyakit Jantung di RSUD Ambarawa 2005. Jurnal. Diunduh dari http://skripsiteks.wordpress.com pada 8 Januari 2014
Muharomi, L.S. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Komunikasi dan Konsep Diri dengan Kemampuan Beradaptasi Mahasiswa Baru. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Pamungkas, S. (2007). Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa Ditinjau Dari Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi. Skripsi(Tidak Diterbitkan).
Papalia, D. E (2009). Perkembangan Manusia (Human Development). Buku Kedua. Jakarta: Salemba Humanika
Prasetyo, A. (2013). Pengaruh Konsep Diri dan Kedisiplinan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Jurusan Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Prawoto, Y.B. (2010). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Sosial Pada Remaja Kelas Xi Sma Kristen 2 Surakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Rachmat, H.W. (2009). Kecemasan pada Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Skripsi Ditinjau dari Kepercayaan Diri
Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Varibel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Santrock, J.W. (2007). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Saputro, N.D. (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Employability Pada Mahasiswa. Jurnal. Diunduh dari http://psikohumanika.setiabudi.ac.id pada 13 Januari 2014 Sari, N. (2012). Kesesuaian Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Minat Terhadap Kreativitas, Kemandirian dan Kesiapan Kerja Siswa SMK 1 Pundong. Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Sarjono, H dan Winda J. (2011). SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar Aplikasi dan Untuk Riset. Jakarta. Salemba Empat.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukmawati, E. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Depresi pada Remaja. Jurnal. Diunduh dari http://setiabudi.ac.id pada 25 Januari 2014
Sumiatun. (2014). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelulusan Ujian Tahap Iii Pada Mahasiswa Program Khusus Diploma Iii Kebidanan. Jurnal. Diunduh pada 3 November 2014
Waqiati, H. dkk. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Efikasi Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Penyandang Tuna Daksa. Jurnal. Diunduh dari http://library.uns.ac.id pada 3 Januari 2014
Warsito, H. (2004). Penerapan Strategi Relaksasi Untuk Mengurangi Kecemasan Siswa Menjelang Ujian. Jurnal. Diunduh dari http://ejournal.unesa.ac.id pada 14 Februari 2014
Widayanti, R. (2010). Pengaruh Hard Skill dan Soft Skill Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Telkom Kandatel Malang). Jurnal. Diunduh dari http://lkppm.pradnya.ac.id pada 3 Februari 2014
Wijayanti, D. dkk. (2008). Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Keperawatan. Jurnal. Diunduh dari http://ejournal.-s1.undip.ac.id. Pada 18 Februari 2014
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (Edisi Revisi). Malang: UMM Press
Wirakristama, R. C. (2011). Analisis Pengaruh Konflik Peran Ganda (Work Family Conflict) Terhadap Kinerja Karyawan Wanita pada PT. Nyonya Meneer Semarang dengan Stress Kerja Sebagai Variabel Intervening. Skripsi (Tidak Diterbitkan).