Peran Inovasi Teknologi Material Dalam MeningkaJkan Daya Saing Industri Nasional (D. N. Adnyana)
PERAN INOVASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL D.N. Adnyana UPT - Laboratorium Uji Konstruksi BPP Teknologi
-
PUSPIPTEK, Serpong.
ABSTRAK PERAN INOVASI TEKNOLOGI MATERIAL DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONALTeknologi material merupakan salah satu bidang yang memiliki pecan yang sangat penting dalam mendukung perkembanganindustri nasional, khususnyasektor industrienjiniring dan manufaktur. Oleh karena itu kemampuandaDdaya saing industrienjiniring dan manufakturakan sangat tergantung pada berbagai inovasiyang dihasilkandalam bidang teknologimaterial. Dalam makalah ini akan ditinjau beberapa usaha dan pendekatanyang diperlukan untuk meningkatkan inovasi teknologi melalui perbaikan infrastruktur dalam bentuk perluasan serta pendalaman kegiatan litbang daDpendidikan yang bercorak lebih inovatif dan berorientasi pasar.
ABSTRACT Materials technology is considered to be one of the important field in supporting industrial development, particularly in engineering and manufacturing sector. The ability and competitiveness of this engineering and manufacturing industry will be much relied on various innovation developed in the field of materials technology. In this paper, some effort and approach will be considered in improving technological innovation by establishing a well developed infrastructure in R&D and education which is based on innovation and market oriented.
Kata kunci: Teknologi material, Industri enjiniring daDmanufaktur, Daya saing, Inovasi teknologi, Infrastruktur, Litbang
PENDAHULUAN Salah satu sektor industri yang sangat menentukan proses industrialisasi adalah sektor industri enjinering daD manufaktur. Sektor industri tersebut merupakan sektor industri pembuat barang daD mesin bagi sektor ekonomi lainnya. Dalam proses produksinya banyak menggunakan berbagai macam material atau bahan baku untuk membuat produk setengah jadi atau komponen daD suku cadang daD selanjutnya membuat barang daDmesin. Oleh karena itu industriini mempunyai peranan yang strategis dalam kegiatan industri secara keseluruhan karena sektor industri ini mempunyai kemampuan mendorong serta menentukan perkembangan industri lainnya. Walaupun posisi daD kemajuan yang dicapai sektor industri enjinering daD manufaktur selama ini cukup bait, namun peranannya dirasakan masih sangat tecH. Hal ini terlihat dari sumbangan yang diberikannya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam bentuk produksi, nilai tambah, ekspor (sumber devisa) daD penyerapan tenaga kerja umumnyamasih rendah. Banyaksuku cadang/komponen daDbarang modal yang masih harus diimpor. Masalah utama yang dihadapi oleh produksi
Indonesiaselama ini adaIah lemahnya daya saing bait di pasaran dalam negeri maupun di pasaran luar negeri terutama dalam hal quality, cost and delivery. Jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang berlangsung sejak tahun 1997 temyata tidak mampu mendongkrak daya saing produk ekspor. Kondisi ini terutama dialami oleh industri yang proses produksinya sangat tergantung pactabahan baku daDbahan penolong impor sehingga harga jual basil produksinya menjadi kurang kompetitif. Disamping itu kebanyakan industri enjinering dan manufaktur dalam kenyataannya belum siap untuk melakukan ekspor terutama dalam hal memenuhi persyaratan mutu produk ekspor yang relatif ketal. Kendalalainnya adalahbahwa kebanyakanindustri enjinering daD manufaktur terlambat melakukan diversifikasiproduk sebagaiakibat lemahnyakemampuan inovasinya. Hal ini tentu sang at terkait dengan kemampuan teknologi material yang belum sepenuhnya dapat mendukung industri enjinering daD manufaktur. Masih banyak mala rantai industri pengolahan material yang terputus, disamping industri yang ada masih menggantungkan teknologinya kepada pihak luar
sehingga menimbulkan high-cost technology. Ini
Prosiding PeTtemuan Rmioh lima Pengetahuan dan Teknologi Bahan '99
-
Serpong, 19 20 Oktober
1999
ISSN 1411-2213
menoojukkan bahwa walaupoo cadangan somber daya alam ootuk berbagai jenis material cukup banyak, tetapi kemampuan memproduksibasil olahan material tersebut masih rendah. Oleh karena itu kekayaan alam bukanlah satu-satunya potensi untuk pengembangan industri. Penguasaan teknologi dengan berbagai usaha inovatif
ternyatalebihdominan.
.
Lemahnyadaya saing Indonesiajuga ditunjukkan pada data "The 1999 Global Competitiveness Report" yang dipublikasikan oleh World Economic Forum di Genewa pada tanggal13 JuIi 1999 [1], dimana peringkat daya saing Indonesia taboo 1999 turun tajam keurutan 37 dibandingkantaboo 1998yang mencapaiurutan ke 31 dari 59 negara yang diteliti, sedangkan Malaysia berada di peringkat 16 (17 pada taboo 1998), Thailand 30 (21 taboo 1998),Cina32 dan Filipina33. Peringkatitudisusun berdasarkan penilaian terhadap delapan kriteria yaitu : keterbukaan terhadap perdagangan daD investasi (huboogan internasional), pecan negara (pemerintah), keuangan, infrastruktur, gains daD teknologi (iptek), manajemen, tenaga kerja (SDM) dan kelembagaan. Anjloknyaperingkat daya saing Indonesiadalam beberapa tahun terakhir ini tidak terlepas dari pengaruh krisis ekonomiyang berkepanjanganyang menyebabkan sebagaian besar industri enjinering daD manufaktur mengalami kesulitan keuangan daD permodalan, sementara utilisasi kapasitas produksinya hanya tinggal sekitar20-30 % [2]. Disamping itu rendahnya daya saing Indonesia juga disebabkanoleh pola pemerintahan yang selama ini tersentralisasi daD top down sehingga mematikan kreativitas daD semangat untuk melakukan inovasi teknologi [3,4]. Pola sentralisasi tersebut juga telah menimbulkan kesenjangan antara industri besar (konglomerat) daD industri kecil-menengah (IKM). Industri besar walau menguasai hampir sebagian besar perekonomiannasional, tetapi teknologiyang diterapkan semuanya didasarkan pada lisensi sehingga industri besar tersebut hampir tidak melakukan kegiatan litbang untuk menghasilkan inovasi teknologi. Oleh karena itu tantangan selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan motu produk daD proses produksi, produktivitas daD efisiensi melalui pemanfaatan, pengembangan daD penguasaan iptek yang dapat mendorong kegiatan inovasi. Perkembangan iptek untuk menghasilkanberbagai produk industri yang kompetitif sangat tergantung pada kegiatan litbang yang dilaksanakan baik di dalam industri sendiri maupoo di lembaga litbang daDperguruan tinggi. Untuk itu dalam makalah ini akan ditinjau mengenaiberbagai usaha yang dilakukan ootuk meningkatkan kegiatan litbang sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan inovasi. Disamping itudalam makalah inijuga dibahas mengenai pecan pendidikan dalam meningkatkan pecan somber daya iptek ootuk menunjang pengembangan kegiatan litbang yang bercorak inovatif. Yang terakhir, dalam makalah ini juga ditinjau tentang pecan litbang dalam
meningkatkankegiatan inovasi berupa penemuanpenemuan barn yang dapat di "paten" kan.
PENlNGKA TAN DAY A SAING MELALUI PENGUATAN DAN PENDALAMAN STRUKTUR INDUSTRI NASIONAL Untuk mendukung terwujudnya industri yang kuat, maju daD seimbang perlu penguatan daD pendalaman struktur industri nasional yang berorientasi pada upaya ootuk meningkatkan produktivitas industri. Penguatan daD pendalaman struktur tersebut dilaksanakan secara simultan untuk mendorong pola keterkaitan yang kukuh daDefisien, baik antara industri dasar (huIu),antara dan bilir maupooantara industribesar, menengah daDkecil, serta pengembangan industri yang berdaya jangkau luas daDstrategis yaitu yang tergolong dalam jenis industri permesinan daD penghasil barang modal yang umumnya merupakan industri padat teknologi daDsomber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka mendukung peningkatan ekspor basil industri, peningkatan daya saing daD perluasan pasar merupakan program yang penting. Pengembangan jenis industri yang berorientasi ekspor ditempuh dengan penganekaragaman produk industri dari industri yang tengah berdiri, maupoo dengan mendorong berdirinya industri baru. Selain itu perlu dikembangkanpula produk unggulan industri yang meliputi jenis industri yang mempooyai nilai tambah tinggi, menyerap tenaga kerja yang padat keterampilan,mempunyaistiuktur keterkaitan yang kuat dengan industri dalam negeri lainnya daD mampu beradaptasi dengan permintaan pasar yang dinamis. Untuk mendukung pengembangan usaha-usaha tersebut diatas maka kuncinya adalah terletak pada usaha penguasaan daD pendalaman iptek, terutama yang berkaitan dengan teknologi produk daD manufakturl teknologimaterialserta peningkatankualitasSDM. Untuk meningkatkan kualitas, komposisi dan kuantitas SDM yang mampu memanfaatkan, mengembangkan daD menguasai iptek, sangat penting dilaksanakan usaha untuk memadukanantara kebijaksanaanpembinaan iptek daDkebijaksanaandalam pengembangan SDM di sektor pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yaitu antara lain melalui penerapan kurikulum yang berorientasi industri; meningkatkan kemampuan litbang iptek untuk mengembangkan berbagai komposisi disiplin ilmu pengetahuan terapan daDilmu pengetahuan dasar yang diperhitungkan akan memiliki nilai yang strategis daD dapat diooggulkan dimasa mendatang (3). Dewasa ini kalangan industri di Indonesia nampaknya sudah mulai menyadari pentingnya penguasaan daD pengembangan teknologi agar bisa "survive" daDkompetitif, tetapi pada umumnya mereka masih enggan untuk melakukan kegiatan litbang. Di negara-negara maju, sebagian besar industri disana sang at tergantung pada basil penemuan teknologi
Pe1'tl1lInovasi Teknologi Material Dalam Meningkatkan
Daya Saine Industri Nasional (D. N. Adnyana)
industri memproduksi dengan lisensi. Dengan demikian kualitas SDM yang diperlukan masih terbatas pada operating and maintenance engineer. Oleh karena itu lulusan S-I pada umumnya belum banyak menunjang program litbang, sehingga pengembangan produk dan manufaktur/material di industri berjalan sangat lambat dan lebih umum lagi pengembangan iptek tidak berjalan lancar. Jika ingin mengembangkan iptek, tampaknya program pendidikan padajenjang S-I perlu memasukan PEMBANGUNAN IPTEK MELALUI unsur-unsur litbang walupun tidak sedalam seperti pada PERLUASAN DAN PENDALAMAN jenjang pendidikan S-2 dan S-3, daDdiharapkan dapat menghasilkan lulusan dengan kemampuan BIDANG STUDI PENDIDlKAN TEKNIK mengembangkan iptek melalui kegiatan enjinering dan Dalam mempersiapkan diri memasuki era litbang yang inovatif. Hal ini tentu akan sangat globalisasi daD perdagangan bebas, maka dirasakan mendukung usaha transformasi industri pada tahapan sangat mendesak untuk dilakukan penguasaan ketiga berikutnya yaitu suatu tahapan dimana industri mampu bidangpentingdalam industrienjineringdan manufaktur, memproduksidenganmelakukanintegrasiteknologiyang yaitu : I) Teknologi produk, 2) Teknologi manufakturl ada atau memproduksi dengan basil pengembangan Teknologi Material daD 3) Manajemen teknologil teknologi barn. produksi, yaitu melalui penyelenggaraan pendidikan Sistim pendidikan dengan muatan unsur-unsur dengan bidang studi yang lebih diperluas pada jalur tersebut diatas akan diperdalam daDdipertajam melalui sarjana strata S-I dan bidang sturnyang lebih diperdalam kegiatan litbang pada tahapan tugas skripsi yaitu melalui yaitu pada tingkat pascasarjana S-2/S-3. pengembangan modellprototipe produk/proses yang Dewasa ini program pendidikan di Indonesia bersifat generik ataupun dalam bentuk kegiatan untuk bidang teknologiproduk daDmanufaktur/material peningkatan nilai tambah produksi industri (teknik masih sangat terbatas. Dengan demikian jumlah tenaga produksi) daD perekayasaan. Topik-topik tugas skripsi tulusan yang menguasai teknologi prod uk daD tersebut harus memiliki keterkaitan daD kesepadanan manufaktur/material dengan kemampuan melakukan dengan kegiatanlaplikasi industri yang mencakup halperan sebagai design/development engineer Berta hal seperti : research engineer masih sangat terbatas daD belum a.Peningkatanlperbaikan terhadap produk/proses yang memadai. Akibatnya industrienjinering dan manufakturl ada sehingga dapat meningkatkan efisiensi daD material di Indonesia masih kurang kreatif daDinovatif, produktivitas. Dengan demikian akan dapat sehinggabasil produksinyapada umumnya masih kurang meningkatkan kemampuan daya Baing produk/proses unggul daD kurang kompetitif dibandingkan produktersebut terutama dalam hat : quality, cost and delivery. produk dari loaf negeri. Pada dasarnya keunggulan Kegiatan litbang ini sesungguhnya didasarkan pada industri disamping ditentukan oleh jumlah dan kualitas prinsip "reverse engineering", yaitu melalui usahapabrik atau mesin daDperalatan yang digunakan, juga usaha antara lain seperti : modifikasidesain, modifikasi ditentukan oleh kemampuan SDM daD teknologi penampilanlergonomik, subtitusi material, modifikasi (litbang). Makin pesatnya kemajuanteknologidan makin proses manufaktur/fabrikasi, memperluas daD cepatnya perubahan berbagai jenis produk industri menambah ruang lingkup pemakaian (service), menyebabkan makin tingginya kualitas SDM yang memperpanjang umur pemakaian, dan lainnya. dibutuhkan oleh berbagai Bettor industri. Inovasi yang b.Pengembangan produk/proses barn yang memiliki nilai harus dikejar setiap saat membutuhkantenaga kerja yang tambah tinggi. Pengembangan ini dapat dilakukan baik tidak Baja terampil, tetapi juga memiliki kemampuan dengan mengitegrasikan teknologi yang sudah ada inovasi yang tinggi. Dengan corak SDM yang inovatif maupun dengan mengembangkan teknologi baru. itu maka industri akan mudah menghasilkan inovasi Program-program penelitian untuk tugas skripsi teknologi sehingga dapat membuat produk/proses diharapkan supaya mengacu kepada pola kebijaksanaan unggulan yang mempunyai daya Baingtinggi yang dapat pengembangan industri yang didasarkan pada dicapai bait melalui perbaikan dan modiftkasi terhadap kemampuan untuk : produk/proses yang telah ada atau melalui proses l.Menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak pembuatan produk/proses barn yang bernilai teknomungkin agar mampu memberikan nilai tambah yang ekonomi yang lebih tinggi. tinggi. Di Indonesia sistem penyelenggaraanpendidikan 2.Sejauh mung kin menghasilkan barang-barang teknik masih banyak terfokus pada jenjang strata satu konsumtif yang diimpor daDsekaligus menghasilkan (S-l). Hal ini disebabkan karena pada awalnya produk ekspor yang unggul. kebanyakan industri di Indonesia masih berada pada 3.Menyediakan lapangan kerja. tahap pertama transformasi yaitu suatu tahapan dimana 4.Menunjang industri yang memanfaatkan teknologi (inovasi) yang dihasilkan dati kegiatan litbang. Tidak ada industri yang dapat maju dan berkembang tanpa mampu membuat penemuan-penemuan barn dalam usaha memenuhi kebutuhan pasar. Kemajuan teknologi dengan penemuan-penemuan tersebut dapat merubah pola hidup masyarakat dengan cepat dalam memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi.
~'"
Prosiding Pertemuan I'mioh Ilmu Pengetahuan don Teknologi Bahan '99 Setpong,
-
19 20 Oktober 1999
maju, serta 5.Tetap memeliharakelestarian lingkungan. Dengan topik-topiklitbang ootuk kegiatanskripsi seperti tersebut diatas, diharapkan akan dapat menumbuhkan minat daD motivasi untuk melakukan penemuanpenemuan barn (invention) yang kemudian dapat dikembangkan dalam bentuk paten sehingga pada akhirnya akan dapat menghasilkan lulusan dengan watak dan corak inovatif. Dengan memasukkan kegiatan litbang pada kegiatan togas skripsi ini maka diharapkan akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi star pengajar (dosen) , baik menyangkut peningkatan kemampuan kualifikasi daD manajemen litbangnya maupun terhadap us aha memperkaya ilmu pengetahuannya yang tentu akan sangat bermanfaat terhadap motu daD komposisi. materi pengajarannya. Lebih jauh basil penelitian dari togas skripsi tersebut dapat diangkat untuk makalah iliniah yang dapat dipublikasikan dalam seminar atau jurnal ilmiah atau bahkan sampai kepada aplikasi paten. Dengan usaha seperti itu maka diharapkan secara bertahap akan dihasilkanpeningkatankemampuanSDM litbangsebagai salah satu semberdaya iptek yang sangat penting.
ISSN 14lJ-2213 paten yang cukup besar dalam teknologi mikroelektronik sejak 10-20 taboo terakhir ini. Pada dasarnya, setiap penemuan biasanya diawali dari ide yang sederhana dan bahkan seringkali merupakan
substitusi dari produk/proses yang telah ada, tetapi produklproses basil penemuan itu hams dapat memberi fungsi yang lebib OOggul,baik secara teknis maupoo secara ekonomi. Kecenderungan terjad.inya substitusi dalam penemuanitujuga dirasakandinegara-negaramaju: Keadaan ini disebabkan karena kemoogkinaan untuk menghasilkan penemuan yang seluruhnya barn adalah sangat kecil mengingat tingkat variasi produklproses yang ada dipasaran sudah sangat banyak. Walaupoo basil penemuan yang dipatenkan itu tidak halos gelato diperoleh dari kegiataillitbang tetapi kegiatan litbang itu akan diperlukan bilamana penemuan itu berkembang menjadi inovasi. Berikut ini diuraikan siklusdari so8tulitbangyang, mengarah pada penemuan dan sekaligus inovasi. THE RESEARCH
CYCLE
LITBANG DAN HASIL PENEMUAN Sejak oodang-undang paten dioodangkan pada tanggall November 1989dan diberlakukanefektifmulai I Agustus 1991, Kantor Paten tercatat telah menerima sejumlahpermintaanpaten. Sekitar97% lebihdiantaranya meruPakanpermintaan eks paten luar negeri, sedangkan sisanya sekitar 3% merupakan permintaan eks paten dalamnegeri. Dari indikatortersebutmenoojukkanbahwa kemampuaninovasimasyarakatkita masih sangatrendah [5]. Padahal menurut ketentuan WTO, produkekspor Indonesia terancam kena sanksi TRIP'S (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right's) hila jumlah paten domestiknyadibawah 10%, karena dianggaptidak memenuhi hak alas kekayaan intelektual (HAKI) yang berlaku di dooia [6]. Negara maju sebagai penghasil paten terbesar adalah Amerika Serikat, kemudian di tempat kedua Jepang dan di tempat ke tiga Jerman. Pembuat paten terbesar dinegara maju tersebut umumnya berasal dari kalangan industri, kemudian individu, kalangan pemerintah/lembaga litbang, perguruan tinggi dan yang terakhir adalah pihak asing. Jumlah danjenis penemuan atau paten yang dibuat sangat ditentukan oleh kegiatan litbang yang sekaligus mencirikan keunggulan teknologinya. Sebagai contoh, Amerika Serikat merupakan penghasil paten terbesar ootuk teknologi dirgantara atau teknologi produksi daD pengolahan migas sehingga negara tersebut unggul dalam industriindustri tersebut. Jepang sekarang ooggul dalam industri elektronika karena negara tersebut merupakan penghasil
Prall
Dalam gambar diatas ditunjukkan 8 (delapan) tahapan siklus penelitian yang diperlukan mulai dari penentuan jenis kebutuhan hingga menghasilkan produk/proses ootuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu.: I. Tahap Pertama : Penentuanjenis kebutuhan menurut tingkat prioritas. Kebutuhan yang dimaksud dapat berupa produk, proses atau jasa, baik berupa produkl proses barn maupoo berupa perbaikan dari produk
yang telah ada.
.
2. Setelah kebutuhan yang sangat penting daD mendesak itu ditetapkan, maka kemudian dibuat rumusan permasalahannya. Untuk itu para peneliti daD para pakar dikumpulkan untuk membantu menterjemahkan kebutuhan tersebut kedalam.bentuk prinsip-prinsip dasar. Dari sini selanjutnya dibuat defmisi terhadap spesif1kasi awal daD parameter-
Peran [novas; Teknologi Material Dalom Meningkatkan Daya Saing [ndustri Nasional (D. N. Adnyana)
parameter untuk kemungkinannya diperlukan kegiatan litbang.
3. Setelah program daft target serta metode yang diperlukan selesai disusun secara keseluruhan, maka
kepada para peneliti/inventor dimintakanuntuk mengajukan pemecahan-pemecahan teoritis terhadap pennasalahan, disamping kemungkinan altematif lain.
4. Kemudian dilanjutkan dengan mencari daft mengumpulkansumber-sumberpenunjangseperti bahan-bahan, komponen-komponen, termasuk informasi/data melalui penelusuran literatur. Semua kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan suatu produk baru. Pada tahapan ini semua "byproducts" berupa hasil-hasil penelitian baik yang diperolehdari luar maupundari dalam (intern)diteliti
diproses itu dapat memberikan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga dapat mencegah kemungkinan pendaftaran paten barn yang terkait oleh pihak luar. Dengan usaha proteksi melalui paten tersebut diharapkan investasi lebih lanjut untuk pengembangan produk (product R&D) dapat dilaksanakan. Walaupun pada umumnya banyak kalanganterutamapihak industriberusahamelakukan
proteksi terhadap hasil-hasil temuan litbangnya dengan membuat paten, tetapi banyak pula.diantara mereka memilih untuk tidak membuat paten. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari "disclosure" menyangkut keberhasilan dari produk/proses yang sedang dikembangkannya. Disamping itu banyak kalangan industri cenderung tidak menggunakan sistim patenkarena perubahan teknologi yang cepat untuk kemungkinan digunakan memecahkan sedangkan proses untuk mendapatkan paten dari permasalahan. Seringkali"by-products"berupa basilkantor paten memerlukan waktu yang cukup lama basil penelitian yang belurn pernah dimanfaatkan sehingga kemungkinan pada waktu paten mendapat dapat digunakan. pengesahan, kegunaan (fungsi) nya sudah harus 5. Tahapan berikutnya yaitu melaksanakan.kegiatan dirubah atau dimodiflkasikan. litbang yang tentunya sangat bervariasi menurut kompleksnya permasalahan, waktu daDbiaya yang 8. Akhirnya, produk barn berhasil dibuat. Pada tahap penyelesaian ini diharapkan keuntungan yang diperlukan. Dalam suatu kegiatan litbang seringkali ditargetkan dari penjualan produk baru dapat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk direalisasikan. Keberhasilan pengembangan produk penyelesaiannya serta membutuhkan tim dengan barn ini sekaligus berarti suatu keberbasilan dalam jumlah anggotayang besar terdiri dari para ahIi/pakar penanaman modal (investasi) atau peletakan dasar dari berbagai disiplin. Pada tahapan ini seringkali pengetabuan clan keablian yang memperkuat diperlukan ketajaman dari peneliti/inventor untuk landasan teknologi untuk melakukan litbang pada melihatkemungkinanadanya "product spin-off" dari masa-masa yang akan datang. Disamping itu dari rencana pengembangan produk semula, yaitu hasil-basil pengembangan tersebut dapat dibuat kemungkinan pemakaian basil litbang untuk makalahatau tulisan ilmiahuntuk dipublikasikanatau pengembangan produk yang lain. Disamping itu dipresentasikandalam majalahilmiahatau konferensi. selama kegiatan litbang dilaksanakan, agar tetap Ini berarti dapat meningkatkan reputasi pribadi dari mengumpulkan,mengolahdan menyimpandata atau orang-orang yang terlibat dalam kegiatan litbang. penenlUan-penemuanyang walaupun mungkintidak Reputasi tersebut berarti pula akan dapat membuka langsung dapat dimanfaatkan pada saat itu, tetapi kODiakbusiness barn, atau kemungkinan membuat besar kemungkinanakandapat dimanfaatkandimasa kontrak barn dengan kalangan industri. yang akan datang Seringkali terjadi bahwa "spin-off by-products" lebih menguntungkan bagi perusahaan/lembaga dibandingkan rencana pengembangan produk semula. PENUTUP 6. Hasil-hasillitbang berupa data, model, prototipe, clan Permasalahan rendabnya clara saing negara lainnya kemudian dianalisa secara teliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan apakah basil litbang berkembang seperti Indonesiadalam hal pendayagunaan teknologi material untuk menunjang perkembangan terse but memenuhi kebutuhan yang ditetapkan sebelumnya. Bila diperlukan, seringkali dilakukan sektor industri enjinering clan manufaktur adalab modifikasi untuk memperbaiki produk yang dibuat, bahwa [7] : tetapi setiap usaha modifikasi hams diteliti dengan 1. Cadangan surnber daya alam untuk berbagai jenis material cukup baByak, tetapi kemampuan seksama agar setiap perubahan yang diambil ada memproduksi clanmengkonsumsinya masih rendah. manfaatnya. Hal ini antara lain disebabkan oleb banyaknya mala 7. Bila data litbang yang dihasilkan ternyata rantai industri yang masih terputus. Disamping itu, mendukung hipotesis, maka selekasnya diperlukan industri yang ada masih menggantungkan usaha untuk memberikan perlindungan (proteksi) teknologinya kepada pihak luar. Keadaan seperti ini terhadap basil penemuan tersebut. Usaha proteksi dapat diartikan bahwa kegiatan industri clanekonomi tersebut pada umumnya dilakukan dengan masih rendah. mendaftarkan penemuannya pada Kantor Drugan Paten (di Patenkan). Diusahakan agar paten yang 2. Adanya semacam skenario yang memperkirakan
Prodding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan '99 Serpong, 19 20 Ok/ober 1999
-
perpindahan
..
sunset industries"
dari negara maju ke
ISSN 1411-2213
DAFT AR ACUAN
negara berkembang termasuk pula untuk industri pengolahan material. Industri-industri seperti itu 1. Peringkat Daya Saing Anjlok Tajam, Kompas, Rabu, 14 Juli, hal. 2 memiliki ciri-ciri : teknologi konvensional dengan 2. 50% Perusahaan ILMEA Tak Siap Hadapi AFT A, menggunakan banyak tenaga kerja, membutuhkan Bisnis Indonesia, Rabu, 28 April 1999, hal. 23 banyakenergi serta berpotensimencemarilingkungan
hidup. 3. Teknologi tinggi, termasuk puladalam bidang material cenderung dipertahankan oleh negara industri maju. Dan penggunaan material barn atau proses barn terbukti mampu meningkatkan daya saing serta nilai tambah yang cukup besar dari suatu produk industri karena sifat/performance yang lebih unggul atau pula karena lebih ringan, murah atau lebih mudah dalam perakitannya, clan lain-lain. Beberapa contoh untuk logam clan paduan yang termasuk dalam kategori tekt1o.1ogUinggiadalah antara lain: baja per1cakas (tool steels), extra low carbon steel untuk otomotif, nickel based superalloys, baja karbon tinggi, baja stainless, paduan cupro nikel, paduan shape memlJry, metal matrix composites (MMC), clan lain-lain.
3.
4. 5. 6.
Teknologi Lompat Katak Hancurkan Perekonomian, Kompas, Rabu, 21 April 1999, hal. 2
SentralisasiMatikan Inovasi, Kompas, Senin, 19Juli . 1999, halo28 Jumlah Paten RI Rendah, Bisnis Indonesia, Kamis, 15 Juli 1999, halo 6 Kecemasan goal Paten, Bisnis Indonesia, Kamis, 29 Juli 1999, bal. 9
7. I. TAUFIK, Peran Material Dalam Menghadapi Persaingan Global, Seminar Prospek Bisnis Material DaIam Milenium Ill, Jakarta, 28 September 1999.""
Ke Daftar Isi