Pepingkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Pancasila di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Maman'Rachman
Abstract: This action research was conducted in two cycles within 12 montls. The'phase in each rycle cortains planning, action, observation and reflection The result indicates that for enhancing the quality sf psffidikan Pancasil,a instnrction, some actions have to be done. Insruaional design should be idonnative and communicative; methods and media should vary; the leaming-teachiag process should be atactive; maf€dals prese,ntation should be imegrated confexfual and controversial; exercises should be challenging; and evaludion shorld be comprehensive. The recommenddion suggested by researcher is that the lectmels have to possess the firm insight of leaming-teaching strategy a4d the ability to dwelop leaming-teaching plan .
Kata-kata tunci: Pendidikan Pancasil4 kualitas pernbelajaran, etos belajar, kemampuan utuh mahasiswa.
Pendidikan Pancasilia sebagai salah sdu komponen mata kuliah umum (MKU) memegang penlrran penting dalam membeduk kepribadian ma hasiswa di perguruan tinggi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, diharapka mereka tidak sekadar berkembang daya inteleknralitamya saja namun juge sikap daa perilakunya. Sikap dan perilakunya itu diharapkan menjadi dasu keilmuan yang dimilikinya agar bermanfaat pada diri, keluarga, dm masya
Mrrrr-R""t"r" tdrlrh d*.r, P*drd, FPIPS Universitas Negei Semarory. Artikel ini dinngkat dai lusil pmelitian findakn didanai oleh Proyek PGSM SPr( Na. 01785/1197/SPK-Rab/PGSM tangal 5 Nwember 1997.
yng
324
Rachman, Peningl
Pancaila
325
rakat. Pendidikan Pimcasila di Perguruan Tinggi secara khusus bertujuan memaharni, menghayati danmelaksanakan Pancasila dan uuD 1945 dalam hehidupannya sebagai warga negam Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, mengUasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah
di*asi denganpenerapan pemikiran 1945, dan memupuk sikap dan UUD dan berlandaskan Pancasila ilrgrf" yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila @epdikbud,
dasar kehidrpan bemegara yang hendak
r995). Mengacu kepada tujuan itu, diperlukan penyelenggaraan perkuliahan efemif dan berkualitas (McNeil dkk., 1990). Terjadinya perkuliahan efektif dan berkualitas dapat'ditunjang oleh rancangan perkuliahan infomiatif dan komunikatif; penggunaan metode dan media secala riasi; strategi pembelajar:m yang menggunakan berbagai pendekaan model sajian materi yang kontekstual, aktual, utuh, bulat dart terpadu; adanya format evaluasi yang dapat mengukur ranah kognitif, afoktif, psikomotor secara komprehensif. Berdasarkaor pengalaman prasurvey dilapangan dan isu-isu yang rnunterhadap perkuliahan Pendidikan Pancasila, ditemukan bahwa rencana pembelalaran yang informatif dan komunikatif klrang dipersiapkan, PenE' metode dan media kurang bervariasi, pendekatan pernbelajaran kognittf dm i"rrg Aig*utan be*ec,endenmgan hanya menyentr:tr aspek sajian materi dan yang terjadi, k rrfrrg irengkartkm dengan fenomena sosial utuh' tidak terkesin t rpitun-pitutt, kurang komprehensif dan tvtempertrmkan hal-hal tersebut diatas kiranyap3r\Sl*$ T re aran pengembmgan kualitas perkuliahan Pendidikan Pancasila. safir upaya aumr pengembangan pertuliahan Pendidikm Pancasila dalah melalui penetapau strategi belajar- mengajar yang mantap, pengembangan pefercanarm penrbelajaran informatif, dan penilaian perkuliahan
g,-"*
q*
Pendidikan Pancasila menYeluruh' Perkuliahan Pendidikan Pancasila dilaksanakan pada semester I setelah mahasiswa melaksanakan Penataran P-4 Pola 45 jam Terpadu (mulai tahun aJaran I 998 penataran P.4 ditiadakan). Para pengaj ar atau d91e1 Pendidikan Pancasila melaksanakan pembelajarannya sesuai dengan silabi berdasarkan Surat Keputusan Dirjen-Dikti tentang Kurikulum Pendidikan Pancasila. Dari kenyataau dan pingalaman dalam praktik pembelaja=nteqad_1 berikut. Terdapd kicenderungan terjadi kesamaan mateli yang dibenkan
*t
ti neytaran.P4'Pan dalam perluliahan Pendidikan Pancaslllden-qT merasa Pancasilamasih Pendidikan kuliah mata mengambil mahasiswi -vang
326 IURNAL ILMU PENDNIKAN, NOVEWER
1999,
JIUD
6, NOMOR 4
lelah dalam mengikuti kuliah Pendidikan Pancasila tersebut. Dalam proses i pembelajaran Pendidikan Pancasila para pengampu (doserr) kurang me- I ngembangkan dan meng;kaitkan mderi sajian dengan fenomena sosial yang I te{adi di masyarakat. Penggrrnazur variasi metode dan media yang digunakan I sangat terbatas. Pendekatan atzu model sajian monoton sehingga mem- | bosarkan para mahasiswa. Pelmihan dan pemberian tugas (mandiri dan I terstruktur) dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kurang dikembangkan. Penilaian hasil pembelajaran tidak menyentuh ranah afektif dan Pembelajaran, seperti halnya setiap teknologi, dibangun di atas dasar teori/prinsip tertentu. Teknologi pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-
|
psikomotor
I
I I I prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama psikologi belajar dan I hasil-hasil penelitian dalam kegidan instuksional. Prinsip-prinsip yang I digurakan dalam pengembangan intruksional dapat dikelompokkan menjadi I 12 masarn (Filbeck dalam Suparman, 1993), yaitu: (1) respons-respons I bam diulang sebagai akiba dari respons itr sendiri, (2) perilaku fiduk I hanya dikontrol oleh akibat dari respons,tntapijuga di bawah pengaruh I kondisi/tanda-tanda yang terdapat dalam lingkrmgan mahasiswa;.(3) peri- ! laku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang dau berkurang I frekuensinya jika tidak diperkuat dengan pemberian akibat yang menye- | nangkan; (4) belajar yang berbentrk respoos terhadap tarda-tanda yang I terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula; (5) belajar I penggeneralisasikan r{an membedakan adalah dasar untuk belajar sesu& I yang kompleks seperti pemecahan masalah; (6) status mental mahasiswa I untuk menghadapi perkuliahan akan mempengaruhi perhdian dan ketekun- | an selama proses peftuliahan; (7) kegiatan be$ar yang dirinci dan disertai I balikan untuk penyelesaian setiap langkah akan membantu mahasiswa m+ ! nangkap konsep materi peftuliahan; (8) kebuhrhan merinci balranperkuliab I an yang kompleks menjadi kegiatan kecil dan tfiusus akan dapat dikumngi I atautidak menjadi begitu perlu jika bahari perkuliahan yang kompleks iu t dapat diperagakan dalam zuatu model; (9) keterarrpilantingkattinggi seperti ! keterampilan memecahkan masalah adalah perilaku kompleks yang teF I ben[rk dari komposisi keterampilan dasarya.ng lebih sederhana; (10) belajr I cendenurg menla{ cepat dan efisien serta menyenangkan jika mahasiswa I diberitahu bahwa mereka akan lebih memiliki kemampuan&eterampilan I [*Tffihffi *"3iffi ##"fffi .,ffi ?.ffi
"$ffi,,*l
327 Rachmdn, Peninglcatan Kualitas Pembelaiaran Pendidilun Pancasila
persiapan yang matang, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan sendki dan sebagai balikan -""go.g*iruJit* kegidan perkuliaharmya hagi dirinya rmtuk merespons secara benar' Etos adalah pandangan hidup: sifaq nilai, dan adat rstiadal yang khas
"
satugolonganl.nnz,lgs5).Etosbelajardarrsemangatbelajaradalah
lanjut dlkatakan bahwa prinsip-prinsip yang menyemangati *os belaja, adalah: memiliki orientasi ke masa depaq bekerja k93s, teliti, dan au, -"rgh*gai waktu; senantiasa berupaya untuk dapd me,melihara hemd dan ;g"u5Ii afim fi"gk;gannya disiplin dan bortanggungiawab, jujur-_dan sehat. secara berkompetisi memiliki semangat sedeirana -- U"*p"rh*ikan bdasan dan ciri-ciri etos belajar. indik{o1 etos belajar penelitian ini adalatt sebagai prgroguo yang akan dijadrkan landasan dalam elsiensi waktultenag4 pengembangan materi, kesungguhan, tang-otii*| dalam gung jawab, semangd berpreitasi, kerjasama, prakarsa dan kegiatan
iggil 6b6
perkutiahan.
uoark meningkattan kualitas pembelajaran perlu dikembangkan renmodel percana pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, mahasiswa n fiuii*, pembelajaran terpadu, pengorganisasian kelas dan a* p."*.*an Asiptln diri (Flers, 1980;-Cohen,1992; Fogarty' 1991)' --'f*"* Pendidikan Pancasila antara laill adalah memupuk sikap dan (Debdikbud, perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila iels1. SeUe.apu jauh tujuan itu tercapai hanya dapat diketahui melalui
p*laian. oleh karena itq penilaian hasil perkuliahan Pendidikan Pancasila *..oput un rangkaian kesatuan dengan progam perkuliahan_ Pendidikan
PanPancasila. f,ebih lanjut penilaian yang dilakukan datam Pendidikan dan pertuatan. casila harus meliputi penitaian ranah pengetatruan, sikap, yang nilai-nilai dan pengetahuan Penilaian mnah fogpltif selain menilai Nasidalam iancasila" UUD 1945, GBHN, dan Kewaspadaan juga ;ahkan terutama menilai kemampuan un-hf menganalisis tingkah onal dengan ajaran tut o utiop* ungkapan kata-kata yang- sesuai/tidak sesuai kepada perditujukan moral Pancasia. P.enilaiaq rulah afektif, sorotaxnya nilai moral kembangan kepribadian (termasuk etika), dalam hal ini adalah pancasila. Sedangkan penilaian ranah psikomotor adalah penilaian terhadap mlai-nilai Pancasila dalam kehidupan seharimelalui hari, butan keterampilan (perilaku) mengerjakan sesuatu setelah
L*-a*g
;;;;il
*i*.*utan
proses latihan.
328 JURNAL ILMU PENDIDIKAN, NOVEMBER 1999, JILID 6, NOMOR 4
Mengacu kepadatinjauan pustaka dan identifikasi masarah yang mun-cul dari pelaksanaan perkuliahan pendidikan pancasilu *atu lah yang dimunculkan daram penelitian ini sebagai berikut
d* diketahuinya t'1 ldihan/tugas,
ro-;-;;; d;i.rt d;;;;
ililcfi
silabi perkuliahan (t metode, penilaian) mahasiswamemiliki etos L"ru;* arrr"i, mengikuti perkuliahan pendidikan pancasila? Apar
trir,
y*t ti"fr
oil.t**rt"r.*
rnurr*ir*uJI;
-*:
mahasiswa.
r"t"irnii I *.*g;p;rk le; *""i"gLtfu k".lr* I pertuliahanl;didid;; I a;;;. I
ffijTffI::}:l
ini
p*.*ilu o*?J t ditibatkl;; I
dilaksanakan pada mahasiswa jurusan penaditan Negara (PP[N) IKIP semarang. pihak-pihak yang
I*ga* Iffi
,,-JffiTl?i*#iHffi::Hr."Tffi
. Penelitian ini merupakan setiap putarannya
Sflr#f#J"ffi
*I
,rrrioiifffinl t I ",."gq;:;il I .p.JJ*;; I r,rail I ;;;;;; I kuliahan vang bermutu. Kedu4 perenciuriuxl o*u* yiito r.giuiuir-_*l;I pertimbangkan dan memilih upaya-upaya yang peneritian tidakan (action dirancang meralui fase-fase berik,t. p.rru*r" ledrd awalyaitu berupa renungan terhadap pengalaman belajar ini untukmenemukan kekuatan dankeiemah:umya. Dari refleksl;#;r*oleh gagasan umum sehingga kemudian ditemukan te,nu t hadap perkuliahan pendidikan pan casi r a vaitu perlunya peni"grlru" perkuliahan Pendidikan pancasila metaiui p..rg.-b*g* dapat
dilakukt
t*rtl
Rachman, Pminglatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Pancasila 329
mecahan masalah. Pertimbarrgan dan pemilihan itu kemudian dituangkan dalam perencana:m. Berkar'tan' dengan penelitian ini maka perencaffun yang dilakukan meliputi pembuatan pedoman rzmcangan perlruliahaq penyelenggaraan manajemen perkuliahan dan kelas, pelaksanaan penilaian, monitoring perubahan-perubahan yang teryadi, analisis data yang terkumpul, serta refleksi.dafa dan pengalaman. Ketiga, tindakan, yaitu pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan. Dalarn fase ini juga dilakukan observasi terhadap proses yang terjadi akibat dari.tindakur yang dilakukan itu. Selain itu dilalekan pula pencatatan dat4 gagasan, dan kesan-kesar yang muncul dalam penelitian. Tindakm yang dilakukan adalah penyampaian informasi perkuliahan sebagai yrug tercantum dalam pedomam perkuliahan, penyelenggaraan manajemen perkuliahan dan manajemen kelas, dan penyelenggaraim penilaian secara unrh (kognitif, afektif, psikomotor) terhadap kemampuiul mahasiswa. Variabel yang diteliti adalah: (1) etos belajar mahasiswa yang mengrkuti indikator motivasi, efisiensi wakhrltenag4 pengembangan materi, kesungguhan, tmggungiawab, semangat berprestasi, kerjasam4 prakars4 dan kegiatan dalam perkuliahan; (2) mutu perkuliahan dan perubahan sikap mahasiswa yang meliputi indikator proses perkuli-ahan, perubahan kadar pengetatruan, sikap, dan perilaku; (3) respons mahasiswa tertradap penilaian utuh yang meliputi tespotrs terhadap penilaian (pengetahuan, sikap, perilaku), dan manfaat penilaian utuh. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawaacara, dan tes (pengetatruarq sikap, perilaku). Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secaril reduktif fenomenologis dan editik selarna pengumpulan data berlangsung. Kegiatannya adalah mereduksi data menyajikan data, menarik kesimpulan dan melalcsanakan verifikasi. Reduksi data adalah mereduksi data laporan dari lapangan kemudian msrangkum dan memilih yang penting dan dominan sesuai durgan masalah penelitian. Dalam mereduksi daa penelitian melakukan upaya untuk "kembali" kepada yang telah ada lebih dahulu menuju kepada esensi penelitian. Lebih lanjut datayary&rkumpul i'hadir" dalarn pengdiinterpretasikan berdasa*ar data yang betul-betul hayatan pencliti yang merupakan penghayatan gubyek penelitian yang digunakan dalam menganalisis data dan menyimpulkan hasil penelitian. Berdasarkan deskripsi dan interpretasi data di atas, dilakukan analisis teutang makna-makna yang mendasari qpaya peneliti dalam me,ningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil analisis ini dapat mengungkap shukhlr dasar dalam meningkatkan kualitas pembelaj aran Pendidikan Pancasila yang diharapkan.
33O J'RNAL ILMU PENDIDIKAN, NOVEWER 1999, JILID 6, NOMOR 4
Penelitian meliputi dua siklus. Pada setiap siklus dilakukan kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kedua siklus iu dilaksanakan dalam wakhr 12 bulan. Secara khusus kegiatan pada fase tindakan, baik pada siklus ke-l dan ke-2 adalah tahap orientasi materi, perkuliahan, 1atihan/penugasan, dan penilaian. Untuk lebih memberikan keabsahan data dan keabsahan metodologis hasil penelitian telah dilakukan: ( 1) perpanjangan keterlibatan yaitu peneliti melakukan dan mengadakan observasi partisipatif dan wawancara mendalam yang cukup lama dan terus-nnenenrs; (2) perkuliahan, observasi, dan wawancara didukung oleh pendokumentasian elektronik (rekaman video, tape recorder, dan catatan khusus); (3) triangulasi dilakukan untuk merneriksa kebenaran d*a tertentu dengan mengguaakan srmrber lain; (a) drskusi dengan para mggota peneliti dan pakar laiq (5) bahan referensi yang aktual, terpadu, mengai&an bahan dengan fenomena sosial yang te{adi nErmlm tetap kontekshral; dan (6) memberikan uraian cukup rinci, sistematis, dan mudah dipahami.
HASIL Telah terjaring data pelaksanaan penelitian Kualitas Pembelajaran Pen-
didikan Pancasila di LPTK. Data tersebut meliputi data yang bertaitan dengan: etos belajar mahasiswa yang mencakupi indikatormotivasi, efisiensi waktu dan tenag4 pengembangan materi, kesungguhar" tanggung jawab, semangat berprestasi, kerjasama, dan prakarsa; kualitas pembelajaran Pendidikan Pancasila yang mencakup pelaksanaan pembelajaran dan prestasi
mahasiswa; respons mahasiswa terhadap penilaian kemampuan utuh mahasiswa yang mencakupi dasar filosofi dan manfaat penelitian utuh mahasiswa.
Hasil pengumpulan dara adalah sebagai berikut. Secara umum stos mahasiswa dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila adalah tinggi. Secara umum hasil penelitiantentang kualitas pembelajaran cenderung baik. Secara umum penelitian yang berkaitan dengan respons mahasiswaterhadap penilaian kemampuan utuh mahasiswa ditanggapi oleh mahasiswa sangat perluKeberhasilan tersebut akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan selama penelitian pada siklus 1 ataupun siklus 2. Tindakan-tindakan yang dilakukm pada siklus tersebut adalah: menyiapkan mncangan perkuliahan (RP), memilih riretode, memilih medi4 menyusun pola kegiatan beluja, mengajar, mengorganisasikan maten, memberikan tugasAatihan, mengorganiss5ikan kelas, dan penilaian.
Raehman, Peningkaun Kualitas Pembelajaran Pendidikan
Pancasila 331
PEMBAHASA}{ Memperhatikan catartan Lapangan pada Tatrap Refleksi Awal ditemukan masalah bahwa peretrcana:m pembelajaran kurang disiapkm.secara baik, pembelajarar cenderung monoton, pembeldaran cenderung hanya menyentuh ranah kognitif dan kurang mengembangkao ranah afektif dan perilakra sajian maGri terkesan terpisah-pisah, etos belajar mahasiswa cena""-g lemah dan penilaian cenderung mengungkap ranatr kognitif Berdasarkan temuad itu maka perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas pembelqiaran Pendidikan Pancasila. Peningkdan dilakukan dengan mene,upt* it*t"gi belajar mengajar dan rnangembangkan rencana pernbelajaran. Dalam upaya meningkatkan etos belajar, kualitas pembelajaran; dan penilaian utuh kemampum mahasiswa pada awal perkuliahan, para maiasiswa sudatr diajak berdiskusitenAng pembelajaran yang akam dihadapi. Dalam diskusi sebagai orie'ntasi perkuliahar dibicarakantujuanmatakuliah, pokok bahasan dan subpokok bahasan, b,ahan yang harus dipelajarq latihmltugas yang harus dikerjakan, metode/media dan model yang akan diterapkan dan evaluasi sertapembobotannilai. Diskusi itumelahirkan Pedoman Perbliahan Pendidikan Pancasila. Pedoman tersebut merupakan kontak perkuliahan yang disepakati dan mengikat mahasiswa dan dosen dalam
-
pembelajaran
PJa orientasi
awal. perkuliahan sudah Umpak tanda-tanda motivasi
dan kesungguhan pam mahasiswa seb4gai bqian dari etos belajar untuk mengikuti perkuliahan. Selain itr, tanggung jawab, semangat berprestasi, f.ri*u*a, dan prakarsa sgmakin berkembang pada saat perkuliahan berlelgr*e. fehendak paramahasiswa mengembangkan materi perkuliahan, tampak tidak hanya dari buku wajib melainkan juga dari literattr fui, yang terkait. Tanggung jawab dan kerja sama terlihd pula dari hasil pekeriaan tueas individual dan kelompok. Mereka menyelesaikan hrgas irut *ut* aL arc4ufan secarabersama. Prakarsamahasiswajugatampak
I I I I *iforI" I I I hasil pekerjaan. Lia, - saat mereka melaporkan Upaya-upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dikembangkan meI I h|lli dua pendekatan yaitu manajemen pembelajaran dan manajemendankelas. PeI Trndakanpada manajemen kelas mencakupi Rencana Perkuliahan pedoman yang I laksanaan'pembelajaran. Rencana Pembelajaran sebagaiperkuliahan' Pemutu meningkatkan pertuliahan mampu telah I meneikat dimilikinya dan ada Dengan mahasiswa. II d"; # ai*ititi oleh semua I
II I
xI I I
In I
332 JURNAL ILMU PENDIDIKAN, NOVEALBER 1999, JILD 6, NAMOR 4 pedoman tersebut maka motivasi, efisiensi, kesungguhan belajar para ma-
hasiswa semakin meningkat. Manajemen kelas dalam arti pengelolaan pembelajaratr dalam peneli-. ini mencakupi pengembangan pendekatan pembelajaran, metode pem-' tian
merlia pembelaj aran, dan evaluasi pembelajaran. Pendekatan pembelajalan dilakukan dengan eara induktif-deduktif atau dedutfif-iqduktif dengan pola sajian orientasi materi, pemberian contohlkasus, ldihano:, batikan dan lanjutan atau sebaliknya secara bervariasi. Kaitan dengan pen.' dekatan pembelaf aran telah dikembangkan model-model pembelqiaran moral. Model yang dikembangkan yaitu teknik pengungkapan nilai dengaa= cara meny{ikan Perisai Kepribadian. Teknik ini membantr para matrasiswa menemukan nilai yang telah merekamiliki. Teknik analisis dikembangkan dengan cara menyampaikan isi kebijaksanaan yang kompleks, kemudian: belaj aran,
paramahasiswa diajak secara bertahap mengambil kepuhrsan secda sistema: tis, Selain itu dikembangkan teknik pengembangan kognitif moral. Teknik, ini berhrjuan meningkatkan keefektifan para mahasiswa mengungkap, me-. neliti, dan memecahkan masalah sosial sehingga hrmbuh kesadaran dankepeilulian pada diri mereka. Variasi pengguuun metode pembelajaran yang telah dikembangka*1 juga dapat meningkatkan kualitas belajar. Metode-metode tersebut ceramah, diskusi, kerja individual dan kelompok, penugasan, curah gagasaq' metode debriefing dan BursaNilai. Secarakhusus metode debriefing a'lalah metode untuk mengungkap hasil kerja mahasiswa dengan cara Sedangkan metode Bursa Nilai dilaksanakan pada saat kelompot membuat variasi ahematif pemecahan persoalan melalui hasil diskusi kelompok kecil (yang berpepn sebagai penjual gagasan) dengan mahasiswa yang ditunjuk (yang berperan sebagai agen pembeli atau model) Peningkatan kuditas belaj ar dilakukanjugamelalui penggunaan v media. OFIVOHP dimanfaad
Tape reeorder digunakan untrk menyarnpaikan pemyataan-pem otentik dari nara sumbei pelaku sejarah. Manajemen kelas dalam kaitan dengan perungkalan kualitas laja:an dilaksanakan dengan pengorganisasian kelas atau tempat dan pemeliharaan disiplin kelas. Pengaturan tempat duduk disesuaikan
Rachman, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidilwn Pancasila 333
yang ditemngan tujuan pengoryanisasian mahasiswa. Pola ternpat duduk persegi empat, lingkaralr, setengah b"rgk"; uaarn potu berderet/berbaris, dikemmahasiswa podtao-pok kecil dan perorangan. Pengorganisasian tangkan mulai dari kelas, kemudian kelompok kecil dan/atau perseor€mgan,
Aat
peiilaku para mahasiswa sehari-hari'
'
R.rpurrs mahasiswaterhadap penilaian kemanipuanutuh dijaring melalui wawancara mendalam. Dua hal yang menjadi indikator dari respons penilaian mahasiswa tentang penilaian adalah terhadap filosofi perlunya seseorang utuh mahasi.*u. Ois"toiui oleh para mahasiswa bahwa sosok utuh yang uhlh Sosok perilaku dan sikoP, pengetalruan, dilihat dari keutuhan yang sikap yang drmiliki, pengetatruan antaru adalah adanya kebulatan yang sosok ada dalam hati, serta dengan perilaku yang ditamprlkan. orang bukan perilakunya p.re""hq*n baik tetapi sikap ldtk {duh " sikapnya baik, Ioro'f. v-g ,tuh. Begitu juga sosok yang penggtahualnya dan #k;k, teiapi perilafu tiaat< tait tidak dikatakan sosok yaug.ut*h Penpenilaian uilc cjret r.arena 1tu, pala mahasiswa sangat setuju apabila De; didikan Pancasila meliput penilaian pengetahuan, sikap da1 ngrilaku seperti mahasiswa seorang tampltan Atttutti utuh itu dapit yang "gin-penifaan Sering terjadi Ai setotatr atau di kampus b4lu mahasiswa perilakunya tltap gT *"*iUn nildpendiditan Pancasila tnggi terryata baik. Di lain pihak ada mahasis*, v*g nilai Pendidikan Pancasila ko.*E baik temyata srkap dan perilakunya baik. Dengan adanya penilaian uhrh sosot mahasiswa akan terjaring sosok utuh atag tidaknya
fn
bq
ffiy"
k"*.t
t -rirpU* mahasiswa. seorang
KESIMPULAI\I DAI{ SARAN
**t;oJ;; penetapan srategi belajar-mengajar vtq T*tuP, dengan pepelakngembanlan perencanaan p.rkuliuttuo yang memadai, dan dengan
334 JURNAL ILMU PENDIDIKAN, NOYEMBER 1999, JTAD 6, NOMOR 4 sarurur perkuliahan yary efektif dan efisien maka etos belajar mahasism cenderung tinggi, kualitas pembelajaran cenderung baik, dan respons mF
Tr
hasiswa terhadap penilaan rfirh sosok mahasiswa cendenurg positif. dakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh para pengampu perkuliahan PL didikan Pancasila adalah: (1) menyiapkan rancangan pembelajarm informdif dan komunikatif, (2) menggunakan metode yang variatif ceramah, tmya jawab, curah gagasan, diskusi, sosio drarnq debriefing bursa nilai; (3) menggunakan media yang sesuai seperti OIXT/OHP, chart,babwr cetakan, tape recorder, dan video; (4) melakukan pola
efettif dan efisien seperti deduktif-induktif aau induktif secara variatif; (5) meagorganisasikan dan menyajikan mderi secara ter
yang
padu, dialogis, isu kontroversial, dan koateksaral; (6) membe-rikan
ldihan yang menantang seperti makalah, kliping, isian inaospeksi diri isian perilaku sehari-hari; (7) pengorganisasikan kelas dengan baik
kelas kelompok
kecil
danlarran perorailgao; dan
(8) melakukan'penilaia
secam komprehensif sosok utuh kemarupuan para mahasiswa.
Saran Dalam upaya mengurangi kekurangielasan firrcaogan perkuliahm, rang bervariasinya penggunaan metodefinedi4 monotonnya pedekatm lnrliahan, kurang aktual, konsteklual, terpadunya s4jian mderi, etos belajar, rendahnya muhr pembelajaran, dan ketidahrtuhan pem sosok mahasiswa hal-hal yang direkomeridasikan adalah: (1) perlu upaya peningkatan motivasi (kemauan, kemampuan, dan keterampilan) par dosen pengampu mata kuliah p6didikan Pancasila dalam rancangan perkuliahan, penggunaan metode/mediq pendekatan pembeli jaran, pengembargm mderi yang aknral, konstekstral, terpadu, dan laian uhrh kemampuan mahasisw4 (2) pertemuan rutinpara dosen Pendidi an Pancasila untuk menyeragamkan misi dan langkah pembelajaran didikan Pancasila; (3) pendayagunaan UPT MKU dalam kan kegiatan perkuliahan Pendidikan Pancasila.
DAFTAR RUJUKAN BP7. 1985. Pola Dasar Kebijaluanaan Pemasyarakatan P4. lakafia: BP7 to TeachingPractice.Lotdon:Routledge.
CoherL L., danManion,L.I9y2.AGuide
Rachma4PeningkatanKualitasPembelajaranPendidilranPancasila335
Depdikbud.|gg5.KurihtlumMataKutiah(JmurnPendidikanPancasila'Jakarta: Dirjen Dikti. How to Integrate the Curriculum' Illinois: Foetrty. R. 1991- The kfindful School: lnc' fiWstvUgnt Publishing Sytlrry: ltceiaw'tfiU:eook eompanv' Gale, E. 1974. Group uiaercfugrat Edrlcgti on:. An Appqai;al.L{ew Yorkllongman
-
ilIri, *.ri.'ir ti
ii#t's*'a:
Inc.
E;r' Man:agement'"of Org*rization' Iakartar
Herssy, P., dan Blancttaxd, rct1982' langga Keria' Serrrrrrrtg: KORPRI Jawa Tengah Srnraryo. 1995' Agama dan Etos ruitoionot Jakarta-: Pusat Antar Universitas. Suparma4 A. 1993. Dirjen Dikti'
D;;;
Wida W.
i
1983. EvatuXi'
n*it a4qiq
PMP' Iak la: