Penanaman Penyiapan bibit yang menggunakan kantong plastik Bibit siap tanam setelah berumur 6-8 bulan. Beberapa hari sebelum pemindahan bibit ke lapang, hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu : 1. Perbaiki kantong plastik yang robek atau pecah. Bungkus bagian yang robek lalu ikat dengan tali rafia. Dekat sumber air sehingga mudah dilakukan penyiraman benih yang telah dideder pada bedeng pesemaian. 2. Dua minggu sebelum penanaman, potong akar yang menembus kantong plastik, usahakan dasar kantong tidak robek. 3. Berikan tanda kedalaman penanaman dengan cat putih pada ketinggian 6 cm di atas permukaan tanah dalam kantong plastik untuk bibit umur 6 bulan. Jika umur bibit lebih dari 6 bulan, tambahkan 1 cm setiap satu bulan pertambahan umur bibit. 4. Perhatikan cara menangani bibit yang akan diangkat ke lapang. Pengangkutan menggunakan gerobak atau kendaraan. Keterangan : Sehari sebelum diangkut ke lapangan, siramlah bibit hingga jenuh air.
53
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(4) (3)
54
Penanaman
Teknik penanaman kelapa dalam kantong plastik-1 1-2.
Bibit, pupuk SP-36 dan penakar pupuk di sekitar lubang tanam. Dengan menggunakan penakar yang terbuat dari bekas botol aqua kapasitas 200 g campurkan pupuk SP-36 dengan tanah lapisan atas.
3-4. Ukur kedalaman penanaman dari dasar kantong plastik hingga tanda putih pada bibit. Selanjutnya ukur lobang tanam berdasarkan hasil pengangkutan tadi. Jika kurang dalam, gali hingga sesuai dengan ukuran bibit. Keterangan : a. b. c.
d.
Jika bibit berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 8 bulan, lakukan seleksi dengan seksama. Beritahukan jadwal penanaman kepada petani satu bulan sebelumnya agar petani mempersiapkan lahannya dengan baik. Penanaman dilakukan antara awal musim hujan hingga pertengahan musim hujan agar tanaman tidak mengalami cekaman air. Diperkirakan tanaman masih akan mendapat hujan. Hindarkan penanaman bibit yang tertunda setelah bibit disebar di kebun.
55
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(4)
(3)
56
Penanaman
Teknik penanaman kelapa dalam kantong plastik-2 1-2.
Irislah (buka) polybag secara melingkar dengan pisau tajam, mulai dari 5 cm di atas polybag. Keluarkan bagian irisan dasar polybag tersebut.
3-4. Peganglah bibit secara hati-hati dengan satu tangan memegang pangkal batang bibit dan telapak tangan lainnya menyangga bagian bawah bibit kemudian masukkan ke dalam lobang tanam. 5.
Sisa kantong polybag dikeluarkan agar akar bibit langsung menyentuh tanah yang dipadatkan. Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan lurus dalam segala arah.
6.
Sambil menahan bibit agar jangan rebah atau miring, isilah lobang dengan tanah bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk SP-36 kemudian padatkan tanah sekitar bibit dengan kaki.
57
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(4)
(3)
(5)
(6)
58
Penanaman
Penyiapan bibit tanpa kantong plastik 1. Berikan tanda kedalaman penanaman pada pangkal bibit beberapa hari sebelum dicabut dengan cat putih pada ketinggian 6 cm di atas permukaan sabut. 2. Pada saat penanaman, bibit segera dicabut dan akar dipotong sampai batas 2 cm dari permukaan sabut. 3. Perhatikan cara menangani bibit yang diangkut ke lapang. Pengangkutan menggunakan gerobak atau kendaraan. 4. Bila lokasi penanaman tidak bisa dijangkau dengan gerobak atau kendaraan, maka pengangkutan bibit dilanjutkan dengan cara memikul. Keterangan : Satu hari sebelum pencabutan bibit, siramlah bibit hingga sabut jenuh air.
59
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
60
Penanaman
Teknik penanaman kelapa tanpa kantong plastik 1.
Sebagian tanah atas yang sudah dicampur pupuk SP-36, masukkan kedalam lobang penanaman.
2.
Ukur kedalaman penanaman dari dasar bibit hingga tanda cat putih pada bibit. Selanjutnya ukur lobang tanam berdasarkan hasil tadi, jika kurang tinggi, tambahkan lagi tanah atas hingga sesuai ukuran bibit.
3.
Peganglah bibit pada pangkal batang dan masukkan ke dalam lobang tanam. Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan tampak lurus dari segala arah sesuai jarak dan sistem tanam.
4-5. Tutuplah lobang dan padatkan tanah sekitar bibit. Usahakan bidang tanah sekitar bibit permukaannya agak cembung agar tidak mudah tergenang air.
Keterangan : Setelah bibit dicabut dan disebar ke lapangan, langsung ditanam pada hari itu juga.
61
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(2a)
(1)
(4)
(2b)
(5)
(3)
62
Pengendalian Gulma Pengendalian gulma secara fisik Pengendalian gulma secara fisik disekitar tanaman dan blok pertanaman : 1-2. Gulma di sekitar pohon dapat dibobokor atau penyiangan piringan memakai alat cangkul dengan jari-jari 1-2 m dari pangkal batang. Selesai bobokor dapat dilakukan pemupukan sesuai takaran. Bobokor dilakukan 3 bulan sekali. 3-4. Pada tanaman mulai berproduksi selesai bobokor dapat diberi sabut atau daun kelapa secara teratur. Selain mencegah gulma juga dapat menyumbangkan unsur hara pada tanaman. 5.
Gulma dalam blok pertanaman dapat dikendalikan dengan membabat dengan parang.
63
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
64
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara mekanis 1-2. Gulma dalam blok dapat dilakukan pembabatan dengan traktor atau hand slasher. 3.
Selain pembabatan dapat juga dilakukan pembajakan tanah (pengolahan tanah) untuk menggemburkan tanah. Pengolahan tanah dapat dilakukan dua tahun sekali.
Pengendalian gulma secara kimia 4. Siapkan alat penyemprot seperti Sprayer Solo dan bahan kimia seperti Basmilang atau Round-up dan air. 5. Buatlah larutan semprot sesuai aturan pemakaian. Sebagai contoh, apabila menyemprot alang-alang menggunakan Sprayer Solo dengan kapasitas 14 liter air, gunakan 250 cc herbisida setiap kali mencampur. 6. Gulma disekitar Basmilang.
kelapa
disemprot
dengan
Round-Up
atau
7. Untuk menyemprot lahan yang luas perlu disiapkan air dalam drum agar mudah melakukan penyemprotan.
65
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
66
Pemupukan Takaran dan cara memupuk-1 Jumlah pupuk yang harus diberikan pada tanaman kelapa Dalam tergantung umur tanaman, ketersediaan hara dalam tanah dan tanaman melalui analisis. 1. Pertama siapkan wadah pengukur seperti botol plastik air mineral, yang sudah diberi tanda batas sebagai jumlah berat setiap jenis dan dosis pupuk yang diperlukan. 2. Setelah wadah pengukur, pupuk dan bobokor telah disiapkan, taburlah pupuk pada areal bobokor. Untuk tanaman yang baru ditanam, pemupukan dilakukan 3 bulan setelah penanaman. Pupuk ditabur di daerah bobokor dengan jari-jari 50 cm, kemudian ditutup dengan tanah. 3. Pada tanaman berumur 2 tahun, pupuk ditabur pada daerah bobokor dengan jari-jari 100 cm, kemudian ditutup dengan tanah. 4. Tanaman berumur 3-4 tahun, pupuk ditabur sesuai dosis di daerah bobokor dengan jari-jari 150 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Jadual dosis pemupukan di lapang. Jenis pupuk Urea SP-36 KCl Kieserite Borax Jumlah
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV ..........................................g/phn/thn................................... 250 250 500 700 175 175 350 500 350 350 700 1500 50 100 150 200 10 20 30 825 1660 2545 3480
Keterangan : Dosis pupuk setahun dapat dialokasikan dua kali setiap enam bulan.
67
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
68
Pemupukan
Cara dan takaran pupuk-2 1-2. Pada tanaman umur 5 tahun sampai tanaman dewasa, pupuk ditabur pada daerah bobokor dengan jari-jari 150 cm. 3-4. Setelah pupuk ditabur pada daerah bobokor, maka tutuplah atau campurlah pupuk tersebut dengan tanah menggunakan cangkul. Hal ini penting agar pupuk tidak menguap atau tererosi oleh air hujan. Pemupukan dilakukan pada awal musim penghujan.
69
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
70
Hama dan Penyakit Kelapa Hama Oryctes rhinoceros Biologi 1. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada tempat berkembangbiak (sarang) yang sesuai seperti batang kelapa yang sudah lapuk, kotoran hewan, tumpukan serbuk gergaji dan bahan organik lain. Stadium telur berlangsung selama 8 – 12 hari. 2. Larva hidup dalam sarang dan mengalami tiga instar larva. Periode larva instar pertama 10 – 21 hari, instar kedua 12 – 21 hari dan instar ketiga 160 – 165 hari. 3. Hama ini mengalami masa prepupa selama 8 – 13 hari dan pupa 17 – 28 hari. 4. Kumbang yang baru terbentuk beristirahat dalam sarang selama 3 minggu kemudian terbang mencari makan dan pasangan. Lama hidup kumbang jantan 6,4 bulan dan kumbang betina 9,1 bulan. Gejala serangan 5. Kumbang Oryctes memakan pelepah daun muda yang belum terbuka, bekas gigitan akan menyebabkan daun seperti tergunting dan jelas terlihat setelah pelepah daun terbuka. Pengendalian 6. Pengendalian dapat dilakukan melalui aplikasi Metarhizium (15 g media cendawan/m2 sarang) atau pelepasan kumbang terinfeksi Baculovirus (10 kumbang/ha). 7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan Oryctes adalah penanaman tanaman penutup tanah pada areal peremajaan, sanitasi kebun, pemanfaatan feromon, dan pada tanaman muda dapat digunakan mimba.
71
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4) (6)
Larva terinfeksi Baculovirus
Usus terinfeksi Baculovirus
(5)
72
Hama dan Penyakit Kelapa
Sexava Hama Sexava terdiri atas tiga spesies, yaitu Sexava nubila, Sexava coriacea dan Sexava karnyi. Biologi 1. Telur Sexava seperti gabah padi, panjangnya 12 mm dan lebar 2 mm. Lama stadia telur + 50 hari. 2. Nimfa yang baru menetas panjang badannya 12 mm, sedangkan nimfa tua 6 cm. Lama stadia nimfa 70 – 108 hari. 3. Imago betina panjang badannya 9.5 – 10.5 cm, ovipasitor 3 – 3.5 cm dan antenanya 16 cm. Imago jantan panjang badannya 6 – 9,5 cm dan antena 14 – 16 cm. Daur hidup + 5 bulan. Gejala serangan 4. Hama Sexava dapat menyebabkan dua tipe kerusakan, yaitu (a) langsung merusak buah muda, bila serangan ringan buah dapat berkembang menjadi matang tetapi bila serangan berat buah akan gugur, dan (b) merusak daun sehingga serangan berat hanya tinggal lidi dan lama kelamaan tanaman mati. Pada tanaman dewasa dapat mengurangi produksi dan tanaman muda pertumbuhan terhambat. Pengendalian Pengendalian dilakukan secara kultur teknis melalui penanaman tanaman sela dan sanitasi kebun. Selain itu, dapat dilakukan secara hayati dengan pelepasan parasitoid Leefmansia bicolor dan penggunaan bioinsektisida Metabron. Dapat juga digunakan lem serangga dan perangkap Sexava. Serangan berat, dapat digunakan insektisida sistemik Spontan 400 WSC dan Montaf 400 SL (b.a. Dimehipo atau Bisultap 400 g/l) 10 ml per pohon.
73
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(2)
(1) (3)
(4a)
Parasitoid Leefmansia bicolor
(5)
Nimfa terinfeksi Metabron
(6)
(4b) Imago terinfeksi Metabron
(7)
74
Hama dan Penyakit Kelapa
Ulat Api/Ulat Siput Banyak spesies yang sudah diketahui merusak tanaman kelapa di Indonesia. Hama itu umumnya termasuk dalam genus Parasa, Setora, Thosea, Darna, Chalcocelis dan Pectinarosa. Biologi 1. Bentuk telur lonjong dan ramping dengan panjang sekitar 1-2.5 mm. Stadia telur 3-10 hari. 2. Larva yang baru menetas biasanya makan kulit telur kemudian makan bagian atau permukaan daun. Larva terdiri atas 7-11 instar dan lamanya stadia larva 4-10 minggu. 3. Pupa biasanya berada pada tanaman inang, di tanah atau pada daun yang jatuh. Lama stadia pupa 1-7 minggu. 4. Imago ukuran kecil sampai sedang. Serangga betina biasanya lebih besar dari jantan. Gejala serangan 5. Larva muda hanya mampu makan epidermis daun sebelah bawah tetapi bagian atasnya juga akan mati sehingga kelihatan daun seperti terbakar. Instar lebih tua dapat memakan seluruh lamina daun kecuali bagian yang paling dekat dengan rachis, sehingga apabila serangan berat hanya tinggal lidi saja. Pengendalian Di alam banyak musuh alami yang menyerang ulat api/ulat siput baik parasitoid, predator dan patogen. Musuh alami tersebut antara lain Apanteles parasae, Chaetexorista javana, Chantheconidea, Sicanus, Beauveria, Cordyceps dan Nuclear Polyhedrasis Virus. Insektisida digunakan apabila pada setiap pelepah yang diamati (10 pohon per areal serangan) terdapat lebih dari 30 larva muda.
75
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
Pectinarosa
Thosea
(3) (2)
Imago Parasa balitkae Ulat Darna
(4)
(5) Larva Thosea terinfeksi virus (bawah) Gejala serangan ulat Darna
76
Hama dan Penyakit Kelapa
Arthona catoxantha Hama ini dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Biologi 1. Telur berbentuk oval, bening, berwarna kuning berukuran 0.6 mm x 0.5 mm, berkelompok 3-13 butir. Telur menetas 3-5 hari. 2. Larva hampir sama dengan Ulat Siput. Kepala larva muda berwarna kuning dan larva tua kuning merah. Panjang badan 11 mm-12 mm. Lama stadia larva 16-23 hari. 3. Pupa muda berwarna kekuning-kuningan, sedangkan pupa tua kelihatan bakal sayap dan mata berwarna hitam. Panjang pupa 12 mm-14 mm dan lebar 6 mm-7 mm. Lama stadia pupa 8-13 hari . 4. Imago berwarna coklat kehitaman pada bagian atas dan kuning pada bagian bawah. Perkembangan dari telur menjadi imago adalah 31-35 hari. Gejala serangan 5. Pada tingkat serangan berat, tanaman terserang tidak mati walaupun hampir seluruh daun kering. Setelah 2-3 bulan, buah muda mulai gugur kemudian diikuti oleh buah tua. Pengendalian Salah satu parasitoid utama adalah Apanteles artonae yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mencari inang walaupun populasi rendah. Parasitoid lain yang potensial adalah Bessa remota. Dianjurkan menggunakan insektisida sistemik apabila terdapat lebih dari 3 butir telur dan larva muda per anak daun yang diamati.
77
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(6) (4) Larva terparasit
(6)
(5) Parasitoid
78
Hama dan Penyakit Kelapa
Brontispa longissima Biologi 1. Telur berwarna coklat, berbentuk pipih, dan diletakkan pada daun muda yang belum terbuka. Lama stadia telur 4-7 hari. 2. Larva yang baru menetas dari telur berwarna putih, sedangkan larva dewasa berwarna kekuning-kuningan. Larva terdiri atas 5 instar, lama stadia larva 35-54 hari. 3. Pupa yang baru terbentuk berwarna putih kekuning-kuningan. Stadia pupa 4-6 hari. 4. Kumbang biasanya takut cahaya sehingga pada siang hari beristirahat di dalam janur kelapa. Tetapi pada malam hari kumbang aktif dan menyerang tanaman kelapa. Lama hidup kumbang 2.5 -3 bulan. Gejala serangan 5. Kumbang dan larva merusak pucuk (janur) sehingga daun mengering dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi produksi. Serangan berat dapat menyebabkan buah gugur dan lama kelamaan tanaman akan mati. Pengendalian 6. Cendawan Metarhizium anisopliae var. Anisopliae dan Beauveria dapat menginfeksi larva dan kumbang Brontispa. 7. Populasi hama Brontispa dapat dikendalikan dengan pelepasan parasitoid pupa Tetrastichus brontispae. 8. Penggunaan insektisida dapat digunakan apabila rata-rata kumbang 10 ekor per tanaman (diamati 10 pohon contoh).
79
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
80
Hama dan Penyakit Kelapa
Promocotheca Ada dua spesies yang menyerang tanaman kelapa, yaitu Promecotheca cumingii dan Promecotheca soror. P. cumingii berwarna coklat atau coklat kemerahan, sedangkan P. soror berwarna hitam pada bagian sayap depan. Biologi 1. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada bagian bawah anak daun kemudian ditutupi dengan kotoran. Lama stadia telur 9-12 hari. 2. Larva menggerek dan masuk di antara lamina daun, dan setiap gerekan dapat mencapai 20 cm atau ukuran 10 x 1 cm. Lama stadia larva 21-28 hari. 3. Pupa berlangsung di antara jaringan anak daun selama 8 – 12 hari. 4. Kumbang Promecotheca dapat hidup 2.5 bulan dan dapat meletakkan sebanyak 12 butir telur. Total perkembangan dari telur sampai imago 7-8.5 minggu. Gejala serangan 5. Daun yang diserang oleh hama ini jaringannya akan mati sehingga berubah warna menjadi coklat, dan apabila serangan berat, pertama kelihatan seperti terbakar dan buah akan gugur. Pengendalian Pengendalian pada tanaman muda, dapat dilakukan secara mekanik dengan mengumpul larva, pupa dan imago kemudian dimusnahkan. Hama ini mempunyai beberapa musuh alami yang potensial mengendalikan populasi di alam diantaranya adalah parasitoid telur Achrysocharis promecothecae, parasitoid larva Dimmochia javanicus, dan parasitoid larva/pupa Pediobius parvulus. Pengendalian kimia dianjurkan apabila terdapat rata-rata lebih dari 1 ekor larva per anak daun.
81
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
82
Hama dan Penyakit Kelapa
Kumbang Bibit Kelapa Plesispa reichei Plesispa reichei merupakan salah satu hama pada maupun tanaman muda di lapang.
bibit kelapa
Biologi 1. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada daun belum terbuka. Lamanya 5-9 hari. 2. Larva terdiri atas 4 instar dengan total periode 22-32 hari 3. Periode pre-pupa selama 2-8 hari dan pupa 5-12 hari. 4. Kumbang dapat hidup selama 101-202 hari. Total daur hidup antara 31-46 hari. Kumbang betina mulai meletakkan telur 17-37 hari seletah kopulasi. Gejala serangan 5. Kumbang dan larva merusak daun muda yang belum terbuka. Akibat serangannya akan terlihat garis memanjang berwarna coklat. Pada serangan berat, daun terlihat berwarna kecoklatan. Pengendalian 6.
Secara mekanik, larva dan kumbang dapat dikumpulkan dan dimusnahkan. Beberapa parasitoid yang dapat menekan populasi di lapang adalah parasitoid telur Ooencyrtus, Trichogrammatoidea dan parasitoid pupa Tetrastichus. Selain itu hama ini juga dapat dikendalikan dengan cendawan Metarhizium anisopliae var. anisopliae. Serangan berat, dapat digunakan insektisida.
83
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
(3)
84
Hama dan Penyakit Kelapa
PENYAKIT Penyakit Bercak Daun 1. Bercak kelabu Pestalotipsis palmarum Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pestalotiopsis palmarum, pada awalnya disebut sebagai Pestalotia (Pestalozzia) palmarum. Gejala serangan Mula-mula terjadi bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun, kemudian menjadi coklat kekuningan dan akhirnya menjadi kelabu. Bagian kelabu ini dikelilingi oleh tepi coklat tua. Lama kelamaan bercak-bercak dapat bersatu sehingga terjadi bercak yang lebih besar. Pada bercak terdapat bintik-bintik yang terdiri atas tubuh buah cendawan (Aservulus). Pada tingkat selanjutnya daun kelihatan seperti terbakar. Biasanya daun yang sakit akan lebih cepat mati. Pengendalian Usahakan pembibitan dan tanaman muda berada dalam kondisi yang baik, seperti pemberian air yang cukup dan pemupukan yang seimbang. Pupuk Kalium akan meningkatkan ketahanan tanaman. Gunakan fungisida apabila lebih dari 25% permukaan daun ditutupi bercak. Dapat digunakan fungisida Cobox 0.5%, Dithane M-45 0.3% dan Daconil 75 WP 0.2%. 2. Bercak coklat Bercak coklat disebabkan oleh dua jenis cendawan, yaitu Helminthosporium incurvatum dan Curvalaria maculans. Kedua cendawan ini sering terdapat pada satu tanaman. Helminthosporium incurvatum disebut juga sebagai Dreschlera incurvata. Gejala penyakit Mula-mula pada daun yang baru terbuka terjadi bercak kecil bulat, berwarna kuning. Bercak membesar dan berubah menjadi warna coklat tua. Bercak dapat bersatu dan membentuk bercak lebih besar yang bentuknya tidak teratur, dengan pusat nekrotik (mati) yang berwarna coklat tua atau coklat kelabu. Pengendalian Di pembibitan, daun sakit dipotong dan dibakar agar penyakit tidak meluas. Gunakan fungisida apabila lebih dari 25% luas permukaan daun ditutupi bercak. Pembibitan dapat dilindungi dengan fungisida Dithane M-45 dan Daconil 75 WP.
85
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(1)
(2)
86
Hama dan Penyakit Kelapa
3. Penyakit Bercak Kuning Penyakit ini pertama kali dilaporkan menyerang tanaman kelapa Dalam berumur + 20 tahun di Pedukuhan Simpang, Desa Samuda Kota, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah. Gejala Pohon yang terserang terlihat bercak-bercak kering suram pada daun tua sampai daun keempat dari pucuk. Bila diamati dari dekat, bercak tersebut berwarna agak kecoklatan mengkilap seperti terkena tetesan minyak. Gejala lanjut, bercak-bercak akan bersatu dan mengakibatkan daun menjadi kering. Pada tahap ini, pelepah daun akan terkulai pada pangkalnya dan lama kelamaan menggantung di sekitar batang. Buah menjadi tidak normal, kecil, memanjang dan kebanyakan tidak ada tempurungnya. Bunga diantaranya tidak normal, tangkai bunga tidak tegak tetapi membengkok dan terkulai ke bawah dan selanjutnya kering. 4. Penyakit Daun Menguning Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Sulawesi Tengah. Gejala Gejala khas adalah daun menguning dan merata pada semua daun. Gejala penyakit dimulai pada daun tua, yaitu pada pelepah bagian bawah dan dimulai dari ujung menuju ke bagian pangkal helai daun dan akhirnya seluruh daun berubah menjadi kuning. Ukuran daun pada pohon yang sudah lama terserang menjadi lebih kecil. Jumlah pelepah dan buah per tandan berkurang.
87
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
(3)
(4)
88
Hama dan Penyakit Kelapa
5. Pengendalian Penyakit Busuk Pucuk dan Gugur Buah Penyakit busuk pucuk (PBP) dan penyakit gugur buah (PGB) disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora (Butler). PBP dapat menimbulkan kerusakan yang sangat berat pada tanaman kelapa, terutama pada kultivar yang rentan seperti West African Tall (WAT), Nias Yellowing Dwarf (NYD) dan Malayan Yellowing Dwarf (MYD). Di Sulawesi Utara, PBP menyerang juga tanaman kelapa Dalam lokal yang ditanam disekitar lokasi serangan penyakit tersebut. PGB menyerang buah kelapa yang berumur 3-7 bulan dan mengakibatkan kehilangan hasil berkisar antara 50-75%. Gejala serangan Gejala awal PBP, terlihat adanya perubahan warna pada daun-daun yang belum terbuka maupun yang sudah terbuka penuh. Daun menjadi pucat dan tidak berkilau apabila kena sinar matahari. Bagian ujung yang baru terserang membengkok tidak normal dan layu walaupun masih agak hijau. Pada stadium lanjut gejala yang jelas adalah mulai mengeringnya daun-daun muda. Akibatnya daundaun yang terserang patah dekat bagian pangkal, membusuk pada jaringan di bawah rangkai daun (petiole) dan dipastikan bahwa tanaman mati karena terjadi proses pembusukkan titik tumbuh. Gejala awal PGB, adanya bercak-bercak tidak beraturan, berwarna coklat terang dan kebasah-basahan pada buah sebelum jatuh. Bercak ini berkembang dan berubah warna menjadi gelap, akhirnya menjadi cekung dan kering, bagian atas dari bercak agak basah. Pada stadia lebih lanjut bercak makin meluas pada permukaan buah. Gugur buah terjadi apabila bercak sudah mencapai perianth, dan biasanya perianth tetap menempel pada tangkai buah setelah buah gugur. Kadang-kadang bercak pada kulit buah belum mencapai perianth sudah terjadi keguguran buah. Waktu gejala nampak sampai buah gugur berkisar 3-4 minggu. Periode ini akan lebih pendek pada buah kelapa yang masih muda. Pengendalian Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah eradikasi/pemusnahan tanaman terserang, sanitasi, karantina tanaman dan pengendalian kimia dengan fungisida sistemik seperti Fosetyl-Al dosis 8 g bahan aktif per enam bulan dan injeksi akar dengan 8 g Aliette CA atau 5.6 g Phosphoric acid per pohon per tahun.
89
Petunjuk Teknis Budidaya Kelapa
Serangan PBP pada kelapa Hibrida PB-121
Serangan PBP pada kelapa Dalam
Buah terserang PGB
90