PENYERAPAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL GURINDAM XII DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DI TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU
Karya Tulis Ilmiah Pekan Ilmiah Olahraga Dan Seni (Pios) Ke V Kopertais Wilaya Xii Riau Kepulauan Riau Bagan Siapi-Api Rokan Hilir
DISUSUN OLEH NAMA : HAFIZHOTIL MAWADDAH NIM : 15.0503
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU 2015
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرمحن الرحيم Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan Rahmat, Taufik, dan Karunia-Nya, serta teriring salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulisan karya ilmiah keislaman yang berjudul : Penyerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Gurindam XII Dalam Kehidupan Masyarakat di Tanjungpinang Kepulauan Riau, dapat penulis selesaikan meskipun banyak hambatan selama dalam proses pengerjaan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini disusun guna untuk mengikuti kegiatan Pekan Ilmiah Olahraga dan Seni (PIOS) ke V diadakan di Bagan Siapiapi Kopertais XII Wilayah Riau Kepulauan Riau. Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penulisan karya ilmiah dapat terselesaikan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai 1. Para pustakawan di Perpustakaan Seolah Tinggi Agama Islam Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencari dan meminjamkan buku tentang kemelayuan dan keislaman. Akhirnya, ibarat kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan, namun penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. untuk itu penulis mengharapkan kepada pembaca saran dan kritik yang membangun kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Bintan, 02 November 2015 Penulis.
Hafizhotil Mawaddah
i
DAFTAR ISI SAMPUL HALAMAN ...................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
1
PENDAHULUAN ..........................................................................................
2
1. Latar Belakang ....................................................................................
2
2. Rumusan Masalah ...............................................................................
3
3. Tujuan Penulisan .................................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................
4
1. Tanjungpinang .....................................................................................
4
2. Kearifan Lokal ....................................................................................
4
3. Gurindam XII ......................................................................................
5
METODOLOGI ..............................................................................................
7
PEMBAHASAN .............................................................................................
8
Makna Gurindam XII Gubahan Raja Ali Haji ..........................................
8
Penyerapan Nilai-Nilai kearifan local yang terkandung pada gurindam XII 9 PENUTUP .......................................................................................................
21
Kesimpulan .....................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
X
iii
1
Penyerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Gurindam XII dalam Kehidupan Masyarakat di Tanjungpinang Kepulauan Riau
ABSTRAK Masyarakat Kepulauan Riau yang notabene memiliki akar budaya Melayu yang kuat dan memiliki khazanah sastra yang melekat dan sudah turun temurun. Khazanah sastra ini merupakan suatu kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai budaya suatu masyarakat dan juga mempersentasikan sebuah nilai budaya masyarakat yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah keyakinan. Kearifan lokal dapat diintegrasikan
dalam gerakan sosial dan kebudayaan
masyarakat. Kearifan lokal budaya Melayu Tanjungpinang dapat dilihat dari sebuah karya yang ditulis oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat yaitu Gurindam XII yang tidak terlepas dari empat aspek pokok ajaran Islam yaitu aspek akidah tauhid, aspek ibadat, aspek akhlak dan aspek mua'amalat duniawiat diungkapkan dalam konvensi sastra yang menyenangkan salah satunya Gurindam XII sebagai sumber nilai-nilai kehidupan masyarakat. Kata kunci: penyerapan nilai-nilai, kearifan lokal, Gurindam XII
2
PENDAHULUAN Kearifan lokal adalah suatu kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilainilai kebudayaan suatu masyarakat yang mempersentasikan sebuah nilai kebudayaan masyarakat, menaungi keseluruhan kompleksitas norma dan perilaku yang dijunjung tinggi serta menjadi sebuah belief bagi masyarakat. Kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, kesusasteraan dan naskah-naskah kuno yang melekat pada kehidupan sehari-hari. Sastra dijadikan sumber spirit yang menyatukan masyarakat dan sebagai media penyampai pesan-pesan agama, pesan-pesan penguasa, sarana kritik terhadap pnguasa serta media kedekatan antara rakyat dan penguasa. Sastra Melayu diantaranya Gurindam XII gubahan Raja Ali Haji yang digolongkan dalam syi’ir irsyadi atau puisi didaktik karena berisikan nasehat dan petunjuk untuk kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT dengan sandaran tersirat ilmu tasawuf. Penyerapan nilai-nilai Gurindam XII dapat dilihat dari perubahanperubahan kehidupan masyarakat.
A. Latar Belakang Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan adat istiadat Melayu. 1 Kekayaan Melayu yang sangat kuat adalah ekspresi tulis menulis dalam bentuk kalimat bersajak. Ribuan syair, pantun, gurindam, sonata, seloka yang berisi tunjuk ajar dan nasehat. 2 Gurindam XII secara sederhana memiliki arti sebagai sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di pulau Penyengat. Gurindam XII mempunyai dua belas baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap dimana setiap baris kebaris mempunyai makna dan saling berkesinambungan antara baris pertama dan berikutnya. Baris pertama disebut syarat(sebab) yang merupakan suatu pikiran atau peristiwa yang ingin disampaikan oleh Raja Ali Haji dalam 1
Markus Gunawan. 2007. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Hal. 140 Tenas Effendy. 2005. Syair Nasib Melayu. Yogyakarta : Balai Kajian Dan Pengembangan Budaya Melayu. Hal. 5 2
3
Gurindam XII. Sedangkan baris kedua adalah jawab atau keterangan pokok pikiran yang dinyatakan dari ayat pertama atau garis pertama(menyimpulkan akibat). 3 Kebijaksanaan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat
yang mempersentasikan sebuah nilai kebudayaan
masyarakat. Penyerapan Gurindam XII dapat dilihat dari perubahanperubahan lingkungan masyarakat berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Gurindam XII.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : 1.
Apa makna yang terkandung dalam Gurindam XII?
2. Bagaimana penyerapan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung pada Gurindam XII dalam konteks masyarakat Tanjungpinang ?
C. Tujuan Penulisan 1.
Untuk mengetahui nilai nilai makna kearifan lokal dalam konteks Melayu
2.
Menganalisis penyerapan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung pada Gurindam XII dalam konteks masyarakat Tanjungpinang.
3 Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. V-Vi. Lihat : Tusiran Suseno. 2011. Muatan Local Budaya Melayu. Depok : Yayasan Panggung Melayu. Hal. 139
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Tanjungpinang Kota Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan adat istiadat Melayu. Kondisi geografisnya yang terdiri dari beberapa pulau merupakan keistimewaan tersendiri bagi kota Tanjungpinang.
4
Tanjungpinang adalah kota tempat pelabuhan di pulau Bintan adalah tempat bertemunya pedagang dan kapal penumpang yang menyambungkan berbagai tempat di Indonesia dan Singapura.
5
Menjelang berdirinya Kerajaan
Riau(1722), kota Tanjungpinang telah menjadi kubu pertahanan Raja Kechik dalam perang saudara meerebutkan tahta Kerajaan Johor melawan Tengku Sulaiman dan sekutunya. Kedudukan Tanjungpinang sebagai pusat pertahanan semakin jelas setelah berdirinya Kerajaan Riau.6
B. Kearifan lokal Kearifan lokal adalah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat(Wurianto: 2010), sebagai sebuah komunitas nilai-nilai budaya yang menaungi kompleksitas keseluruhan norma dan perilaku yang ditegakkan serta menjadi keyakinan. Hal ini dapat ditemukan dalam bentuk pepatah, nasihat, puisi, slogan, sastra dan naskah kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Unsur kearifan lokal dalam merespon lingkungan adalah melalui penguatan masyarakat berbasis inisiatif-inisiatif lokal berbasis. Ciri dasar kearifan lokal adalah adanya kepedulian sesama manusia dan alam semesta. Dalam khazanah teologi islam, Ibnu Khaldun7 dikenal sebagai 4
Markus Gunawan. 2007. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Hal. 140 Tria Patrianti, 2008. Keramahtamahan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang : Bappeda Kota Tanjungpinang. Hal. 17 6 Ibid. Hal 141. 7 Ibnu Khaldun Melalui Karya Monumentalnya, Muqaddimah, Telah Memperkenalkan Sains Tentang Masyarakat Sejak Tahun 1377 M. Berkaitan Dengan Hal Itu Ibnu Khaldun Erhak Menyandang Gelar Sebagai Pendiri Ilmu Sosial(Bapak Sosiologi) Melebihi August Comte Yang Kahir Setelah Ibnu Khaldun. 5
5
peletak dasar teori solidaritas masyarakat atau dikenal dengan teori ‘ashabiyat. Teori ini merupakan pengejawantahan dari teori harmoni ka al-jasad al-wahid dalam ajaran islam yang merupakan kezaliman saling melindugi dan mengembangkan potensi serta saling mengisi dan membantu diantara sesama. Melalui teori harmoni ka al-jasad al-wahid dimisalkan kehidupan komunitas muslim itu dengan ka al-bunyan yasuddu ba’duha ba’dla bagaikan sebuah bangunan yang antara elemen bangunan yang satu dengan yang lainnya saling memperoleh dan memperkuat. 8 Teori ‘ashbiyat solidaritas kelompok dan konsep ta’awun al-ihsan didasarkan atas pemikiran ajaran islam didalamnya terkadung norma kaidah dan syari’at. 9 Kearifan lokal perlu diintegrasikan dalam gerakan sosial dan kebudayaan masyarakat. Ini akan dapat membawa kesadaran dalam nurani publik dalam menangani masalah pendidikan, pemberdayaan pengembangan potensi lokal, antara lain; pengembangan dan optimalisasi pendidikan karakter, pengembangan program pendidikan karakter pada potensi lokal dan kebutuhan untuk ahli dalam pengembangan penilaian lintas disiplin dalam pendidikan karakter. Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah model pendidikan yang memiliki relevansi yang tinggi untuk pengembangan keterampilan hidup dengan mengandalkan pemberdayaan keterampilan dan potensi budaya lokal di masing-masing daerah. Dalam model ini, pembelajaran memiliki makna yang lebih tinggi dan relevansi dengan pemberdayaan kehidupan nyata, berdasarkan realitas yang dihadapi. Ini adalah pendidikan yang mengajarkan kita untuk selalu melekat pada situasi konkret kebudayaan.
C. Gurindam XII Dalam sejarah Melayu khususnya di Riau-Lingga, nama Raja Ali Haji cukup banyak menghiasi runtutan peristiwa di daerah ini. Beliau dilahirkan di pulau Penyengat pada akhir tahun 1808. Ayahnya bernama Raja Ahmad ibn
8 Ibnu Khaldun. 1986. Muqaddimah Ibn Khaldun. Terjemahan Ahmadie Thoha. Jakarta : Pustaka Firdaus. 9 Muhammad Syaltut.1959. Akidah Wa Al-Syari’ah. Beirut : Dar Al-Fikri. Cet Ke-1.
6
Raja Haji Fi Sabilillah dan ibunya bernama Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor.
10
Dalam silsilah Kerajaan Riau-Lingga, beliau adalah
keturunan dari Yang Dipertuan Muda Riau II yaitu Oppu Daeng Cellak, yang menikah dengan Tengku Mandak saudara perempuan Raja Melayu, Sultan Badrul Alamsyah. Disini jelas bahwa dalam silsilah keluarganya, beliau memiliki darah campuran Bugis dan Melayu. Sebagai salah seorang anggota kerabat Kerajaan Riau-Lingga, Raja Ali Haji dididik dalam lingkungan tradisi Melayu dan mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik. Pendidikannya terutama didapatkan dari para ulama dan para sayid Arab yang berdatangan ke Penyengat, disamping dari ayahnya sendiri Raja Ahmad, seorang pujangga, 11 penasehat dan ulama Kerajaan sekaligus merangkap sebagai wakil resmi Yang Dipertuan Muda Riau VI Raja Ja’far(1805-1831) yang juga saudara kandungnya sendiri.12 Sejak masa mudanya Raja Ali Haji sering menyertai orang tuanya Raja Ahmad VI berbagai ekspedisi, termasuk misi ke batavia untuk urusan Kerajaan. Pada tahun 1828 M, Raja Ali Haji bersama ayahnya menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Setelah pulang dari tanah suci tahun 1830 M, Raja Ali Haji dinikahkan dengan Raja Halimah, anak pamannya Yang Dipertuan Muda Raja Ja’far.13 Gurindam memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: a.
Gurindam memiliki dua atau beberapa baris dalam satu bait.
b.
Setiap baris memiliki isi atau maksud dan bersambung dengan baris rangkap selanjutnya, sehingga membentuk satu makna yang lengkap. Baris pertama berisi syarat dan baris kedua berisi jawaban dari “syarat” baris pertama.
10
Virginia Matheson. 1982. Tuhfat Al-Nafis (Raja Ahmad Dan Raja Ali Haji). Kuala Lumpur : Penerbit Fajar Bakhti. Hal. Xxii-Xxiii. 11 Diantara Syair Karangan Raja Ahmad, Seperti Syair Perang Johor Dan Syair Engku Putrid. Abu Hasan Sham. 1984. Karya-Karya Yang Berlatarbelakangkan Islam Dari Pengarang Riau-Johor Sehingga Awal Abad Kedua Puluh. Makalah : Ttp. Hal. 1-2. 12 Hasan Junus. 1988. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri Press. Hal. 40. 13 Virginia Matheson. 1982. Tuhfat Al-Nafis (Raja Ahmad Dan Raja Ali Haji). Kuala Lumpur : Penerbit Fajar Bakhti. Hal. 304-309.
7
c.
Jumlah kata-kata tiap baris dan suku kata tidak terbatas.
d.
Rima akhir tidak tetap. Tetapi sering kita temukan(didalam Gurindam Dua Belas memiliki rima yang terdengar sama)
8
METODOLOGI Ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif daripada fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain yang holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam konteks tertentu dengan memanfaatkan metode alami dan ilmiah(Moleong, 2006).
9
PEMBAHASAN A. Makna Gurindam XII Masyarakat Kepulauan Riau yang notabene memiliki akar budaya melayu yang kuat memiliki khazanah sastra yang melekat dan sudah turun temurun. Masyarakat kepuluan Riau beranggapan bahwa sastra merupakan sumber spirit yang menyatukan masyarakat dan sebagai penyampai pesanpesan agama, pesan-pesan penguasa, sarana kritik terhadap penguasa serta media kedekatan antara rakyat dan penguasa. Bentuk-bentuk sastra tersebut ialah puisi, syair, gurindam, pantun dan lain-lain. Diantara sastra Melayu tersebut seperti Gurindam XII karya Raja Ali Haji. 14 Raja Ali Haji selaku seorang muslim yang taat, mengaktualisasikan empat aspek ajaran agama Islam yaitu akidah tauhid, ibadah, akhlak dan mu’amalat duniawi. Gurindam XII memiliki 12 pasal yang setiap pasal memiliki makna yang berbeda. Gurindam XII pasal yang pertama memiliki makna umat muslim menjalankan kehidupan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Manusia memiliki keistimewaan dan derajat yang tinggi dibanding makhluk lain. Manusia harus memiliki aturan dalam hidupnya karena dalam kehidupan manusia memiliki proses yang panjang. Makna yang terkandung pada pasal kedua tentang agama. Semakin manusia mengenal Allah maka semakin takut ia pada-Nya. Perintah-perintah-Nya wajib kita laksanakan, terutama yang tercantum dalam rukun Islam, shalat, puasa, zakat dan naik haji. Dalam pasal ketiga, Raja Ali Haji mengingatkan betapa pentingnya menjaga anggota tubuh dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Dalam pasal keempat, Raja Ali haji berbicara tentang budi pekerti. Hati adalah inti dari jiwa manusia. Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri. Berbicara harus dipikir supaya tidak 14
Muhamad Faisal. 2014. Jurnal Pendidikan Islam Arriyadhah. Batam : Stai Ibnu Sina Batam. Hal. 127-128
10
celaka karenanya. Amarah adalah perbuatan sia-sia. Rangkap pertama pada pasal kelima bermakna orang yang bersifat baik tampak dari perbuatannya. Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya. Melalui pasal keenam, Raja Ali Haji memberi tahu orang-orang seperti apa yang sebaiknya ada disekitar kita. Pasal ketujuh juga berisi tentang budi pekerti. Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta. Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan. Dalam pasal kedelapan, Raja Ali Haji berpesan kalau orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya. Pasal kesembilan membahas kondisi seperti apa yang membuat setan datang atau pergi. Manusia yang mengerjakan pekerjaan yang tidak baik diibaratkan sebagai setan. Dalam pasal kesepuluh bermakna kewajiban terhadap orang tua, anak, istri dan teman dibahas dalam pasal kesepuluh. Anak harus hormat dan berbakti pada ayah-ibunya. Dalam gurindam XII dalam pasal kesebelas menjelaskan kita hendaknya menolong sesama, terutama yang sebangsa. Kita harus membuang sifat-sifat buruk dan memegang amanat. Pasal yang kedua belas atau pasal yang terakhir membahas tentang kewajiban raja, orang yang berilmu dan hikmah kematian.
B. Penyerapan Nilai-nilai Kearifan Lokal yang Terkandung pada Gurindam XII Kearifan lokal yang dibangun dalam sastra Melayu Gurindam XII ini tidak terlepas dari ajaran agama Islam sebagai sumber niali dalam pembentukan perubahan-perubahan kehidupan masyarakat. Dalam Gurindam XII pasal yang pertama dinyatakan : Barang siapa tiada memegang agama, Segala-gala tiada boleh dibilangkan nama,
Barang siapa mengenal yang empat,
11
Maka ia itulah orang yang makrifat,
Barang siapa yang mengenal Allah SWT, Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah,
Barang siapa yang mengenal diri, Maka mengenal Tuhan dan bahri,
Barang siapa mengenal dunia, Tahulah ia barang yang terpedaya,
Barang siapa mengenal akhirat, Tahulah ia dunia mudharat15 Dalam menjalankan kehidupan di dunia umat Islam berpedoman kepada AlQur’an dan Al-Hadits Nabi serta fatwa dari ulama. Manusia memiliki keistimewaan dan derajat yang tinggi dibanding makhluk lain. Karena manusia dianugrahi akal dan pikiran yang bisa membedakan baik dan buruk suatu perbuatan. Manusia harus memiliki aturan dalam hidup. Agama menjadi pedoman bagi manusia dalam hubungan kepada Allah SWT dan hubungan kepada sesama manusia serta makhluk lainnya. Kesempurnaan hidup manusia melalui proses yang panjang. Apabila manusia berpegang teguh kepada agamanya ia mampu memahami dan menghayati yang empat. Menjadi orang yang makrifat adalah orang yag mengenal Allah SWT orang yang beriman. Orang yang beriman selalu menegakkan dan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi serta meninggalkan larangan-Nya dan mampu mengenali dirinya dari mengenali dirinya manusia pun mengenal Tuhannya. Manusia yang telah mengenal Tuhan dan dirinya akan sadar
15 Hasan Junus. 1988. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri Press. Hal. 40-52
12
bahwa dia diciptakan untuk menempati bumi dan mengembangkan hidup serta kehidupannya di dunia. Diantara unsur-unsur psikis yang terdapat dalam karya Raja Ali Haji adalah hati yang memiliki peran utama tempat berseminya ilmu pengetahuan dan tempat mengontrol setiap perbuatan moral. Hati memiliki peran ganda
dalam
mendatangkan pengetahuan lewat indera dan penalaran yang mengarah kepada alam empirik dan lewat hati yang terdalam dalam mengabdi kepada Tuhan. Raja Ali Haji memandang hati sebagai raja yang mampu mengontrol setiap perbuatan moral dan tingkah laku manusia dalam hal ini Raja Ali Haji mengatakan dalam Gurindam XII pasal yang keempat : Hati itu Kerajaan di dalam tubuh Jikalau zalim segala anggota pun rubuh Apabila dengki sudah bertanah Datanglah daripadanya beberapa anak panah Mengumpat dan memuji hendaklah piker Di situlah banyak orang yang tergelincir Pekerjaan marah jangan dibela Nanti hilang akal di kepala Jika sedikit pun berbuat bohong Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung Tanda orang yang amat celaka Aib dirinya tiada ia sangka Bakhil jangan diberi singgah Itulah perompak yang amat gagah Barang siapa yang sudah besar Janganlah kelakuannya membuat kasar Barang siapa perkataan kotor
13
Mulutnya itu umpama ketor Di mana tahu salah diri Jika tidak orang lain yang berperi Pekerjaan takbur jangan direpih Sebelum mati didapat juga sepih.16 Jika hati terpelihara dan dijaga dari sifat yang tercela, serakah, tamak dan khaloba, khianat dan dengki, niscaya kehidupan kehidupan kita akan aman. Sifat tercela akan dapat dihindari. Allah SWT tidak menyukai hati yang kotor, orang yang mempunyai hati kotor suka merugikan orang lain dan akhirnya juga bisa merugikan diri sendiri. Kedengkian hati hanya akan merugikan diri sendiri. Jika dilihat dari wajah orang yang suka dengki pasti wajahnya tidak ada sinar kebaikan, yang ada pancaran kedengkian. Allah SWT memberikan nikmat yang banyak kepada hambanya dalam berbagai hal. Orang yang mempunyai hati yang kotor ingin selalu mengumpat dan mencela orang lain. Orang yang lupa diri mudah tergelincir dan bahkan tersesat sehingga nikmat Tuhan hilang sia-sia. Pada kehidupan sehari-hari banyak hal yang bisa membangkitkan kemarahan, jika kita pandai mengelola amarah Allah SWT akan melapangkan pikiran manusia. Cara yang terbaik untuk meredam amarah adalah dengan berwudhu dan melaksanakan sholat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan yang patut kita contoh. Nabi Muhammad SAW orang yang sabar dan yang dapat dipercaya. Apabila manusia pernah berbohong maka untuk selanjutnya akan dikatakan tukang bohong. Sifat pembohong merupakan akhlak tercela. Orang yang memiliki sifat tercela akan merugikan dirinya sendiri. Manusia hendaknya mampu menjaga sifat dan etika dalam pergaulan. Tidak ada seorang manusia didunia
16
Press.
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
14
luput dari salah manusia hendaknya mempunyai sifat pemaaf dan berbesar hati untuk meminta maaf kepada orang lain.17 Pada aspek yang lebih konkrit dalam pembentukan karakter bagi kehidupan masyarakat, terlihat pada hubungan sesama manusia. Dalam Gurindam XII pasal yang kelima : Jika hendak mengenal orang berbangsa, Lihat kepada budi dan bahasa, Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, Sangat memeliharakan yang sia-sia, Jika hendak mengenal orang mulia, Lihatlah kepada kelakuan dia, Jika hendak mengenal orang yang berilmu, Bertanya dan belajarlah tiada jemu, Jika hendak mengenal orang yang berakal, Didalam dunia mengambil bekal, Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, Lihat pada ketika bercampur pada orang ramai.18 Orang yang mulia dan berbangsa dapat dilihat dari perilaku dan tutur katanya. Bangsa Indonesia dari keragaman suku bangsa memiliki keragaman bahasa yang disatukan dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” walau berbeda suku bangsa tetap satu falsafah yaitu dasar negara Indonesia Pancasila. Pendidikan budi pekerti yang luhur menjadi acuan dan dasar kesatuan yang melekat pada diri manusia. Dalam kehidupan dilingkungan keluarga, berbangsa, dan bernegara sangat diperlukan moral, adab dan sopan santun,
17 Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 40-52 18 Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri Press.
15
saling menghormati, tenggang rasa sebagai cerminan kepribadian rakyat Indonesia. Hidup anugrah yang harus disyukuri oleh setiap hamba Allah SWT. Nafas kehidupan dapat terasa melalui hati yang tertata. Jika manusia mampu menikmati hidup dengan kebahagiaan tentu hal yang sia-sia jauh dari kehidupan kita. Tatanan kehidupan yang kita lalui senantiasa mengikuti hukum agama dan adat istiadat yang memberi petunjuk untuk mewujudkan kehidupan yang bahagia sakinah mawaddah dan warahmah. Kebahagiaan tidak dapat diukur dengan materi berupa harta benda, alangkah bahagianya ketika hidup bisa seimbang punya harta dan jiwa bahagia. Harta dipergunakan untuk mencari keridhoan Allah SWT. Sehingga jiwa menjadi tenang dan tentram mampu menjaga keutuhan rumah tangga terhindar dari api neraka. Seseorang dapat dilihat mulia atau tidaknya dari sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari sikap terhadap keluarga, kepada orang tua, kaum kerabat tetangga, masyarakat dan ulil amri. Sikap anak terhadap orang tua hendaklah bersikap baik kepada ayah dan ibu karena merekalah yang melahirkan, mendidik dan membesarkan kita hingga dewasa dan akhirnya mempunyai tanggung jawab sendiri setelah berkeluarga. Setiap manusia hendaklah bersikap baik kepada sesama manusia seperti tetangga dan lingkungan masyarakat. Tetangga adalah orang yang terdekat dan yang paling tau tentang kita. Jika ada musibah dan kesusahan dengan bertetangga kita akan mudah mendapat pertolongan namun sebaliknya jika kita tidak bersikap baik ketika meminta pertolongan tetanggan pun enggan untuk menolong. Seseorang yang mempunyai suatu sikap yang baik, etika dan moral maka orang itu telah memiliki sebuah ilmu, manusia menuntut ilmu tidak ada batasan usia sampai kapan pun selagi hayat masih dikandung badan manusia dianjurkan untuk menuntut ilmu, memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan. Karena Allah SWT mengangkat derajat orang yang mempunyai ilmu
16
pengetahuan. 19 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadillah ayat 11 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah SWT akan memberi kelapangan untukmu, dan apbila dikatakan, “berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah SWT maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”20 Dalam menuntut ilmu manusia dianjurkan untuk brtanya tentang apa yang dipelajari, dalam pepatah Melayu menyebutkan “malu bertanya sesat di jalan” setelah manusia mendapatkan ilmu pengetahuan hendaknya ilmu yang didapatkan di amal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki ilmu manusia mampu memetik pelajaran dari kehidupan yang dilewati untuk mencapai keridhoan Allah SWT dalam menggapai kehidupan dunia akhirat. Dengan berilmu kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan mempersiapkan amal ma’ruf nahi mungkar. Seseorang yang berilmu dapat dilihat dari tingkah laku, cara bergaul bersama orang ramai, cara bersantun, sopan santun dengan teman sejawat. Dengan orang yang lebih tua, yang lebih muda ataupun dengan guru, alim ulama, tokoh masyarakat dan lingkungan sekitar. Cara berkomunikasi yang baik menunjukkan etika
19 Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 40-52 20 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. 2007. Alqur’anulkarim. Terjemah Perkata Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal 544.
17
seseorang, baik berbicara secara langsung maupun komunikasi lewat media, baik cetak, elektronik maupun media online.21 Dalam aspek akhlak terhadap orang tua tercantum pada Gurindam XII pasal yang kesepuluh : Dengan bapa jangan durhaka, Supaya Allah SWT tidak murka, Dengan ibu hendaklah hormat, Supaya badan dapat selamat, Dengan anak janganlah lalai, Supaya boleh naik ke tengah balai, Dengan istri dan gundik janganlah alpa, Supaya kemaluan jangan menerpa, Dengan kawan hendaklah adil, Supaya tangannya jadi kapil22 Berbuat baik kepada bapak tanda kita menghormati beliau sebagai pemimpin keluarga. Firman Allah SWT surat Al-An’am ayat 151 :
ِِ ٍ اًن وال تَ ْقتُلُوا أَوالَ ُكم ِمن إِم ِ ِ ِ الق ََْن ُن ْ ْ ْ ْ َ ً قُ ْل تَ َعالَ ْوا أَتْ ُل َما َحَّرَم َربُّ ُك ْم َعلَْي ُك ْم أَال تُ ْش ِرُكوا به َشْي ئًا َوِبلْ َوال َديْ ِن إ ْح َس ِ ِ اَّلُ إِال ِِب َِْْ ِّ ََلِ ُك ْم َّ س الَِِّت َحَّرَم َ نَْرُزقُ ُك ْم َوإِ ََّّي ُه ْم َوال تَ ْقَربُوا الْ َف َواح َ ش َما ظَ َهَر مْن َها َوَما بَطَ َن َوال تَ ْقتُلُوا النَّ ْف )١٥١( صا ُك ْم بِِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُو َن َّ َو Artinya :“Katakanlah : kemarilah aku bacakan kepada apa-apa yang telah rabb-mu haramkan kepada kalian yaitu janganlah kalian menyekutukanNya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua.”23
21
Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 40-52 22 Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri Press. 23 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. 2007. Alqur’anulkarim. Terjemah Perkata Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.
18
Seorang anak hendaknya tidak mendurhakai serta menyakiti orang tua agar Allah SWT selalu memberikan kemudahan kepada kita dalam menjalani kehidupan. Allah SWT memberikan perintah tegas kepada hamba-Nya untuk berbakti ibu bapak sebagai tanda taat kita kepada Allah SWT. Setiap anak mesti hormat dan patuh terhadap ibu dan bapak untuk mendapat ridho Allah SWT. Seorang anak merupakan amanah dari Allah SWT untuk ditanamkan akidah dan akhlak yang baik sesuai dengan syariat Islam. Seorang anak perlu mendapat jaminan masa depan dengan iman, ilmu dan akhlak mulia. Ketika seorang anak tidak mempunyai landasan iman banyak tipu muslihat yang menjejaskan masa depan. Ketika seorang anak mempunyai iman, ilmu dan akhlak di lingkungan masyarakat dapat diterima serta mendapat kehormatan dan kedudukan di lingkungan masyarakat, kantor dan sebagainya. Suami yang baik adalah yang memberi rasa aman kepada isteri, memberikan tanggungjawab dengan sepenuh hati baik jasmani ataupun rohani.24 Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 31 :
)١١( اَّلُ َغ ُفور َرِحيم َّ اَّلُ َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم َُنُوبَ ُك ْم َو َّ اَّلَ فَاتَّبِ ُع ِون ُُْيبِْب ُك ُم َّ قُ ْل إِ ْن ُكْن تُ ْم ُُِتبُّو َن Artinya :“Katakanlah wahai Muhammad SAW jika benar kamu mengasihi Allah SWT maka ikutilah daku, niscaya Allah SWT mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu dan Allah SWT maha pengampun lagi maha mengasihani.”25 Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi kholifah atau pemimpin dalam Gurindam XII dalam pasal keduabelas: Raja mufakat dengan menteri,
24 Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 205-234. 25 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. 2007. Alqur’anulkarim. Terjemah Perkata Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.
19
Seperti kebun berpagar duri, Betul hati kepada raja, Tanda jadi sebarang kerja, Hukum adil atas rakyat, Tanda rajka beroleh inayat, Kasihkan orang yang pandai, Tanda mengenai kasa dan cindai, Ingatkan dirinya mati, Itulah asal berbuat bakti, Akhirat itu terlalu nyata, Kepada hati yang tidak buta.26 Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi kholifah dimuka bumi. Siapa yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin, maka hendaknya mampu membuat kebijakan dan putusan dengan landasan musyawarah. Tujuan dari musyawarah yakni untuk mencapai keadilan sosial, suatu negara akan kokoh jika pemimpin memiliki sikap yang suka bermusyawarah.
Negara
mempunyai
wibawa
dimata
dunia
karena
keseimbangan dalam kepemimpinan. Pembangunan ekonomi, kesehatan masyarakat, pendidikan, kebudayaan, dan pertahanan perlu dipikirkan secara bersama. Dengan kebersamaan yang terbangun secara harmonis akan mampu mewujudkan negara yang kuat, kokoh dalam segala bidang. Pemimpin memiliki kewajiban dan fungsi yan lebih besar serta tanggung jawab yang lebih berat, seorang pemimpin harus menghayati dan mempertahankan nilai-nilai luhur ajaran agama. Pemimpin harus member suri teladan tingkah laku yang terpuji. Kewajiban dari seorang pemimpin ialah
26
Press.
Hasan Junus. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri
20
menciptakan iklim yang sehat untuk terlaksananya nilai-nilai luhur ajaran agama Islam.27 Firman Allah SWT dalam QS. As-Syuura ayat 38 yang artinya :
ِ ِ َّ )١٣( اه ْم يُنْ ِف ُقو َن َّ استَ َجابُوا لَِرِِبِ ْم َوأَقَ ُاموا ُ َالصالةَ َوأ َْمُرُه ْم ُش َورى بَْي نَ ُه ْم َوِمَّا َرَزقْ ن ْ ين َ َوالذ Artinya : “Dan(bagi) orang-orang yang menerima(mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka(diputuskan) dengan musywarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka”28 Seorang pemimpin yang didambakan adalah pemimpin yang jujur, cerdas, komunikatif dan siap menghadapi tantangan masa depan suatu negara untuk mewujudkan negeri baldatun toyyiban warobbun ghofur.
Seorang
pemimpin hendaklah mempunyai hati yang bersih, tidak sombong, tidak angkuh, mengedepankan kepentingan orang ramai, meningkatkan rasa solidaritas yang akhirnya tentu menjadi panutan. Jika hal demikian dapat diwujudkan tentu segala program dapat berjalan dengan semestinya. Dalam ajaran Islam diperintahkan untuk memilih pemimpin yang seiman agar Allah SWT menuntun pemimpin kejalan yang benar, Allah SWT akan memberi petunjuk kepada pemimpin yang beriman kepada Allah SWT.29 Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 28 :
َِّ ون الُِْْمنِن ومن ي ْفعل ََلَِ فَلَيس ِمن ِ َال ي ت ِ ِ ِ َِّ ِذ الُْ ِْْمنُو َن الْ َكافِ ِر اَّل ِِ َش ْء ٍَ إِال أَ ْن َ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َُ ين أ َْوليَاََ م ْن َ ِ ِ ِ ُْاَّل ال )٨٣( ص ُري َّ تَتَّ ُقوا ِمْن ُه ْم تُ َقاةً َوُُيَ ِذ ُرُك ُم َ َّ اَّلُ نَ ْف َسهُ َوإ ََل Artinya :“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali, dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa 27
Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 40-52 28 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. 2007. Alqur’anulkarim. Terjemah Perkata Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal. 29 Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 242-243
21
berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah SWT, kecuali karena(siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah SWT memperingatkan kamu terhadap diri(siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah SWT kembali(mu).”30 Umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk memilih pemimpin yang seiman, akan tetapi umat Islam juga diperintahkan untuk menghormati guru dan alim ulama. Adat istiadat Melayu mencerminkan bahwa pentingnya menghormati seorang guru agar memperoleh berkah dan mendapat rahmat dari Allah SWT. Jika seorang muslim pandai menghormati seorang terutama kepada orang yang berilmu menandakan ia telah mendapat rahmat dari Allah SWT dan ilmunya memperoleh berkah. Ia mampu membedakan baik dan buruk, mampu menjauhkan diri dari hal yang kasar, angkuh dan sebagainya. Umat Islam juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa dimana kita tidak dapat lagi menikmati kehidupan dunia, tak ada lagi orang disekeliling kita. Belum ada tanda-tanda kematian itu akan datang kita lalai dalam menjalankan perintah Allah SWT, namun bagi orang yang beriman tentu persiapan menuju kematian akan disiapkan melalui taat beribadah kepada Allah SWT agar pikiran dan hati tidak buta, batin sehat dan kehidupan yang kita jalani bermanfaat. Untuk menjadi jiwa yang istiqomah dengan iman hendaknya manusia memahami bahwa hidup yang dijalani harus berarti, bermakna, bermutu dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.31
30 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. 2007. Alqur’anulkarim. Terjemah Perkata Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal. 31 Rima Melati. I’tibar Gurindam 12 Karya Raja Ali Haji.Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Hal. 244-250
22
PENUTUP A. Kesimpulan Kota Tanjungpinang merupakan kota yang sarat akan sejarah, budaya dan adat istiadat Melayu.Kearifan lokal adalah kebijaksanaan hidup berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat(Wurianto: 2010), sebagai sebuah komunitas nilai-nilai budaya yang menaungi kompleksitas keseluruhan norma dan perilaku yang ditegakkan serta menjadi keyakinan. Gurindam Dua Belas merupakan Karya Ali Haji yang sangat terkenal. Kumpulan pasal dalam gurindam merupakan salah satu bentuk syi’ar Raja Ali Haji. Bertujuan untuk memberikan tuntunan moral yang berbasis agama Islam. Gurindam Dua Belas merupakan warisan budaya Melayu untuk Indonesia yang harus dilestarikan. Selain itu, irama yang sering disenandungkan untuk membaca gurindam bisa beragam asalkan memiliki alunan-alunan yang baik, serta intonasi yang kuat. Tidak perlu untuk terus menggunakan irama yang sama. Gurindam dapat terkenal hingga sekarang karena memiliki keindahan seni yang dihiasi dengan tuntunan moral, sehingga popular hingga sekarang. Selain itu, isinya yang lebih singkat, padat dapat dengan mudah diterima hingga masyarakat hingga sekarang.
***
DAFTAR PUSTAKA Gunawan, Markus. 2008. Provinsi Kepulauan Riau. Batam : Titik Cahaya Elka. Melati, Rima. I’tibar Gurindam XII Karya Raja Ali Haji. Tanjungpinang : Cv. Halis Jaya. Effendi, Tenas. 2005. Syair Nasib Melayu. Yogyakarta : Balai Kajian Dan Pengembangan Budaya Melayu. Suseno, Tusiran. 2011. Muatan Lokal Budaya Melayu. Depok : Yayasan Panggung Melayu. Faisal, Muhammad. 2014. Jurnal Pendidikan Arriyadhah. Batam : Stai Ibnu Sina Batam. Patrianti, Tria. 2008. Keramahtamahan Kota Tanjungpinang. Tanjungpinang : Bappeda Kota Tanjungpinang. Junus, Hasan. 1998. Raja Ali Haji : Budayawan Di Gerbang Abad Xx. Pekanbaru : Unri Press. Malik, Datuk Haji Abdul. 2013. Bahasa Melayu Kepulauan Riau Tumpah Darah Bahasa Indonesia. Kepulauan Riau : Lembaga Adat Melayu. Sofyan, Faisal. 2014. Sejarah Persemendan Melayu Dan Bugis (Perjalanan Panjang dari Sulawesi ke Riau Kepulauan dan Perhentian Akhir di Tanah Semenanjung. Tanjungpinang : Cv. Milas Grafika. Muchtar, Muhdi, 2009. Harmonisasi Agama dan Budaya 1. Jakarta Timur : Balai Penelitian Dan Pengembangan. Matheson, Virginia. 1982. Tuhfat Al-Nafis(Raja Ahmad dan Raja Ali Haji). Kuala Lumpur : Penerbit Fajar Bakti. Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an. 2007. Alqur’anulkarim. Terjemah Perkata Type Hijaz. Bandung : Syamil Cipta Madya. Hal.