2003 ANNUAL REPORT L APORAN T AHUNAN 2 0 0 3 www.londonsumatra.com
HIGHLIGHTS OF 2003 PABRIK BARU NEW MILLS: Tiga pabrik kelapa sawit dibangun di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, meningkatkan total kapasitas pengolahan TBS menjadi 1,4 juta ton per tahun. Three palm oil mills were built in North and South Sumatera, increasing the total processing capacity of FFB to 1.4 million tonnes per annum.
PENINGKATAN PENJUALAN
RESTRUKTURISASI HUTANG
INCREASED SALES:
DEBT RESTRUCTURING:
Penjualan produk kelapa sawit meningkat dari Rp 900 miliar pada tahun 2002 menjadi Rp 996 miliar pada tahun 2003.
Proses negosiasi terus berlanjut sepanjang 2003, dan berakhir dengan persetujuan restrukturisasi yang ditandatangani pada bulan April 2004.
Revenue from the sales of palm products increased from Rp 900 billion in 2002 to Rp 996 billion in 2003.
Negotiations continued in earnest throughout 2003, reaching a restructuring agreement which was subsequently signed in April 2004. **
**
Memadukan & Memaksimalkan Kemampuan Produksi Primer Integrating & Maximising Primary Production Capabilities
M
elalui integrasi yang lebih baik
T
hrough better integration of the
dari berbagai faktor penentu kualitas
diverse factors that determine FFB
dan produktivitas TBS, Lonsum akan
quality and yield, we aim to leverage
dapat lebih mengoptimalkan sumber
our substantial oil palm resources to
daya kebun sawit yang dimiliki,
more optimum level, whilst also
sekaligus memaksimalkan fasilitas
maximising its primary production
produksi primer guna meningkatkan
facilities in order to improve yields
hasil dalam jangka pendek ke depan.
in the near-term future.
Global Reports LLC
PEMULIAAN BREEDING + Program Pemuliaan Lonsum berhasil menyilangkan tetua betina Deli Dura dengan tetua jantan AVROS Pisifera yang menghasilkan varietas unggul kelapa sawit yang dikenal dengan nama DP Bah Lias Lonsum’s breeding programme succeeded in cross-breeding the parents of Deli Dura female parent with AVROS Pisifera male parent to produce the high yield oil palm variety known as DP Bah Lias *
Daftar Isi
Contents
Sejak Tahun 1906 Since 1906
1
Memadukan Sumber Daya Integrating Our Resources
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
2
Bekerja Sama dengan Komunitas
Ikhtisar Operasional Operational Highlights
3
Working with Our Community
28
Prospek ke Depan Going Forward
32
Laporan Keuangan Financial Report
35
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
4
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
Global Reports LLC
Data Perseroan Corporate Data
8
14
111
L O N S U M
1
SEJAK TAHUN 1906 SINCE 1906 Sejarah PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk berawal dari hampir satu abad yang lalu di tahun 1906 dengan kiprah Harrisons & Crossfield Plc (H&C), perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama “Lonsum”, berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan sejarah yang panjang. Didalam perjalanannya, Lonsum tetap bertahan dengan melalui tahun-tahun yang penuh ketidakpastian diantaranya telah melewati Perang Dunia II, revolusi kemerdekaan Indonesia di tahun 40-an, serta gejolak di era pembentukan negara republik yang baru di dasawarsa 50-an, termasuk antara lain dalam nasionalisasi perusahaan milik asing di Indonesia pada tahun 60-an. Dan belum lama ini, Perseroan berhasil mengatasi krisis keuangan dan ekonomi terburuk yang pernah melanda kawasan dunia ini di akhir tahun 90-an.
The origin of PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk goes back almost a century to 1906 with the initiatives of the London-based Harrisons & Crossfield Plc (H&C), as a general trading and plantation management services firm. The LondonSumatra plantations, which later came to be known as “Lonsum”, evolved over time to become one of the world’s renowned plantation companies, steeped in history. Lonsum survived World War II and the Indonesian independence revolution in the forties. It went through the tumultuous era of the formative years of the newly independent nation during the fifties and early sixties which, among other things, included the nationalisation of foreign-owned companies in Indonesia. More recently, it survived the worst financial and economic crisis ever to hit this part of the world in the late nineties.
Lonsum mengelola perkebunan karet, kopi, kakao dan teh di era sebelum perang dunia. Dari tahun 50-an sampai 70-an, Lonsum memfokuskan pada tanaman karet sebagai komoditas utama, yang selanjutnya memasuki pertengahan tahun 80-an diversifikasi ke tanaman kelapa sawit mulai dilakukan yang menggantikan tanaman karet sebagai komoditas utama pada pergantian abad terakhir ini.
Largely managing rubber, coffee, cocoa and tea plantations before the war, Lonsum concentrated on rubber as a mainstay commodity of the Company in the fifties through the seventies, and diversified into oil palm in the mid eighties, replacing rubber as the primary commodity at the turn of the century.
Pada tahun 1994, Harrisons & Crossfield menjual seluruh saham Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantation (PPLS), yang membawa Lonsum go public melalui pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Sejak itu, Lonsum terus mengembangkan bisnis perkebunannya di Indonesia dengan mengandalkan pada kemampuan manajemen, kebun yang produktif, lahan yang luas serta struktur biaya yang relatif kompetitif, dengan fokus pada komoditas kelapa sawit, inti sawit dan karet.
In 1994, Harrisons & Crossfield sold its entire interest in Lonsum to PT Pan London Sumatra Plantation (PPLS), which took Lonsum public by listing its shares on the Jakarta and Surabaya stock exchanges in 1996. Since then, Lonsum has pursued a strategy of expansion of its plantation business in Indonesia, relying on its management expertise, high crop yields, abundant land and relatively competitive cost structure to focus pr imar ily on oil palm, palm seeds and rubber commodities.
Saat ini, Lonsum mengoperasikan 38 perkebunan di empat pulau di Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Today, Lonsum operates 38 plantations in four main islands of Indonesia: Sumatera, Java, Kalimantan and Sulawesi.
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
2
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS Dalam jutaan Rupiah (kecuali disebutkan lain)
2002
2001
2000
1999
1,256,785 389,390 313,103 310,909
1,098,056 387,037 326,367 500,489
590,501 169,274 110,702 (178,575)
542,350 218,831 165,732 (779,525)
517,710 278,435 261,305 72,188
Net Sales Gross Profit Operating Profit Net Income (Loss)
485,613
485,613
485,613
485,613
485,613
640
1,030
(367)
(1,605)
149
Outstanding Shares (thousand) Income (Loss) per Share (full Rp)
633,341 1,169,983 216,134 2,019,458
357,636 1,012,077 316,368 1,686,081
216,403 841,687 340,561 1,398,651
174,644 169,512 978,287 834,794 246,222 737,855 1,399,153 1,742,161
Current Assets Fixed Assets Other Assets Total Assets
1,746,918 1,760,916 2,007,256 1,863,818 1,459,664 168,604 136,368 103,171 68,586 36,227 1,915,522 1,897,284 2,110,427 1,932,404 1,495,891 103,936 (211,203) (711,850) (533,275) 246,249 (1,113,577) (1,403,280) (1,790,853) (1,689,174) (1,290,152)
Current Liabilities Non-Current Liabilities Total Debt Total Equity Net Working Capital
Penjualan Bersih Laba Kotor Laba Usaha Laba (Rugi) Bersih
Jumlah Saham Beredar (ribu) Laba (Rugi) per Saham (Rp penuh)
Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Total Aktiva
Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas Modal Kerja Bersih
In millions of Rupiah (unless stated otherwise)
2003
(Dalam persentase) Pertumbuhan Penjualan Marjin Laba Kotor Marjin Laba Usaha Marjin Laba Bersih Rasio Laba (Rugi) Bersih terhadap Total Aktiva Rasio Laba (Rugi) Bersih terhadap Jumlah Ekuitas Rasio Lancar Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas Rasio Kewajiban terhadap Aktiva
14.46 30.98 24.91 24.74
85.95 35.25 29.72 45.58
8.88 28.67 18.75 (30.24)
4.76 40.35 30.56 (143.73)
5.08 53.78 50.47 13.94
(In percentage) Sales Growth Gross Profit Margin Operating Profit Margin Net Profit Margin
15.40
29.68
(12.77)
(55.71)
4.14
Return on Assets
299.14 36.25 1,842.98 94.85
(236.97) 20.31 (898.32) 112.53
25.09 10.78 (296.47) 150.89
146.18 9.37 (362.37) 138.11
29.32 11.61 607.47 85.86
Return on Equity Current Ratio Debt to Equity Ratio Debt to Assets Ratio
Penjualan Bersih Net Sales
Laba (Rugi) Bersih Net Income (Loss)
Jumlah Aktiva Total Assets
(miliar Rp / billion Rp)
(miliar Rp / billion Rp)
(miliar Rp / billion Rp)
2,019 1,257
500 1,686
1,098
1,399 311
591
‘01 ‘01
‘02
‘02
‘03
(179)
Global Reports LLC
‘03
‘01
‘02
‘03
L O N S U M
3
IKHTISAR OPERASIONAL OPERATIONAL HIGHLIGHTS Dalam hektar (kecuali disebutkan lain)
In hectares (unless stated otherwise)
2003
2002
Perubahan / Changes
Lahan Tertanam - Inti Kelapa Sawit • Lahan Menghasilkan • Lahan Belum Menghasilkan
37,106 4,071
35,839 4,695
3.5% (13.3%)
Planted Area - Nucleus Oil Palm Mature Areas • Immature Areas •
Karet • Lahan Menghasilkan • Lahan Belum Menghasilkan
13,201 5,824
10,653 8,752
23.9% (33.5%)
Rubber Mature Areas • Immature Areas •
Lainnya • Lahan Menghasilkan • Lahan Belum Menghasilkan
5,376 467
5,516 349
(2.5%) 33.8%
Others Mature Areas • Immature Areas •
Kebun plasma yang telah diserahterimakan
35,287
31,476
12.1%
Plasma mature handed over
Profil Umur Tanaman Kelapa Sawit Tanaman Muda (3 - 8 tahun) Tanaman Utama (9 - 20 tahun) Tanaman Tua (>20 tahun)
21,721 13,095 2,290
22,242 10,563 3,033
(2.3%) 24.0% (24.5%)
Age Maturity of Oil Palm Trees Young (3 - 8 years) Prime (9 - 20 years) Old (>20 years)
Distribusi Lahan Tertanam - Inti Sumatera Utara Sumatera Selatan Kalimantan Timur Jawa Sulawesi Selatan
39,625 18,393 525 2,859 4,645
39,525 18,218 525 2,854 4,683
1,175,952 270,820 61,082 6,286 20,429 4,788 812 1,053
1,116,974 259,492 57,042 5,177 14,157 5,003 960 963
5.3% 4.4% 7.1% 21.4% 44.3% (4.3%) (15.4%) 9.3%
Production Volume (Tonnes) Processed Fresh Fruit Bunch (FFB) Crude Palm Oil (CPO) Palm Kernel Oil Palm Seed (thousands of seeds) Rubber Cocoa Coffee Tea
266,360 60,393 6,132 16,990 4,727 1,028 761
278,495 57,574 5,159 14,005 5,198 892 1,140
4.36% 4.9% 18.9% 21.3% (9.1%) 15.2% (33.2%)
Sales Volume (Tonnes) Crude Palm Oil (CPO) Palm Kernel Oil Palm Seed (thousands of seeds) Rubber Cocoa Coffee Tea
Volume Produksi (Ton) Tandan Buah Segar (TBS) yang diolah Minyak Sawit Inti Sawit Benih Sawit (ribu benih) Karet Kakao Kopi Teh
Volume Penjualan (Ton) Minyak Sawit Inti Sawit Benih Sawit (ribu benih) Karet Kakao Kopi Teh
Notasi angka pada seluruh tabel dan grafik di Laporan Tahunan ini menggunakan bahasa Inggeris. Numerical notations in all tables and charts presented in this Annual Report are in English.
Global Reports LLC
Distribution of Planted Areas - Nucleus 0.3% North Sumatera 1.0% South Sumatera 0.0% East Kalimantan 0.2% Java (0.8%) South Sulawesi
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
4
SAMBUTAN PRESIDEN KOMISARIS MESSAGE FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER
“Restrukturisasi hutang Perseroan merupakan langkah penting dalam upaya pemulihan kondisi keuangan Perseroan. Melalui restrukturisasi hutang ini, Lonsum berada pada posisi yang strategis guna meraih peluang pertumbuhan di masa depan.” “Lonsum’s restructuring represents a significant breakthrough in its efforts to regain financial sustainability. With our debt restructuring, Lonsum is strategically positioned to capitalise on future growth opportunities.” Ibrahim Risjad - Presiden Komisaris / President Commissioner
Global Reports LLC
L O N S U M
5
Stakeholders yang terhormat,
Dear Stakeholders,
Sejak mengakuisisi London Sumatra Plantations dari Harrisons & Crossfield (H&C) pada tahun 1994, pemegang saham mayoritas Lonsum telah membawa Perseroan menuju pertumbuhan usaha. Perkebunan karet - sebagai produk utama H&C - dikonversi menjadi kebun kelapa sawit. Pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit mulai dilakukan sejak tahun 1995, agar Perseroan dapat menjadi produsen utama kelapa sawit dan produk kelapa sawit di pergantian abad ke 20. Langkah go public dilakukan pada tahun 1996 untuk meningkatkan modal guna mendanai perluasan lahan kelapa sawit lebih lanjut. Ini berlanjut hingga tahun 2003 yang menjadikan kelapa sawit sebagai bisnis utama Lonsum dengan lahan-lahan produktif di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Sekitar 79% dari pendapatan Perseroan pada tahun 2003 diperoleh dari penjualan produk kelapa sawit, 13% dari penjualan karet, dan selebihnya dari penjualan kakao, kopi dan teh.
Since acquiring London Sumatra Plantations from Harrisons & Crossfield (H&C) in 1994, the majority shareholders of Lonsum have led the Company on a path to growth.We converted huge tracts of rubber crops - of which H&C was a leading producer - to palm estates. We acquired new lands starting from 1995 to expand our palm estates further, aiming to become a major producer of palm oil and related products by the turn of the millennium. We took the Company public in 1996 to raise capital to buy still more land for our palm estate expansion. This continued until 2003, which made Lonsum primarily a palm plantation with prime producing estates in North and South Sumatera, Java, Sulawesi and Kalimantan. Approximately 79% of the Company’s revenues in 2003 were derived from the sales of palm products, while 13% came from rubber, and the rest from other crops comprising of cocoa, coffee and tea.
Jika melihat pada harga CPO yang sangat baik saat ini, langkah konversi ke lahan kelapa sawit di tahun-tahun 80-an merupakan strategi jitu ke arah pertumbuhan Perseroan. Bila bukan karena adanya krisis keuangan di tahun 1998, Lonsum dapat menjadi perusahaan yang memiliki nilai investasi tinggi bagi investor.
With CPO prices today reaching high levels, it would seem that our palm conversion strategy in the eighties was an astute move by Lonsum, which placed us squarely on the path of growth. If not for the regional financial crisis in 1998, Lonsum would have been an attractive company with a potentially high return on its investments.
Kenyataannya, dengan Rupiah terdevaluasi sampai hanya seperempat dari nilainya sebelum krisis, Lonsum menanggung kredit bank bermasalah sebesar USD 262 juta.
Instead, the steep devaluation of the Rupiah to onefourth of its previous value during the crisis, had left Lonsum with a largely unserviceable total bank debt of USD 262 million.
Akibatnya, banyak waktu tersita dalam lima tahun terakhir ini untuk negosiasi restrukturisasi hutang dengan kreditor, dimana seharusnya Perseroan dapat lebih berkonsentrasi pada perluasan bisnis kelapa sawit menanam lebih banyak, membangun sejumlah pabrik CPO, membuat jalan-jalan perkebunan, dan menambah fasilitas tangki penyimpanan, serta secara bersama-sama memadukan berbagai faktor produksi tersebut.
As a result, Lonsum had spent a good part of the past five years trying to work out its debts with creditors, when in fact we could have pursued our oil palm expansion further - planting more trees, building more mills, constructing more roads, setting up more storage tanks and integrating the various components together.
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
6
Titik Balik
Turning Point
Antara tahun 1999 dan 2001, tidak banyak kemajuan berarti yang diperoleh dalam negosiasi dengan para kreditor Lonsum. Sementara itu pemulihan perekonomian Indonesia masih berjalan lambat, sedangkan harga CPO di pasar dunia juga berada pada titik terendah. Lonsum tidak memiliki ruang gerak untuk menawarkan penyelesaian hutang kepada para kreditor selain pelunasan penuh.
Between 1999 and 2001, Lonsum’s efforts to negotiate its debts with creditors made little progress.The pace of economic recovery in Indonesia was painstakingly slow. The price of CPO in world markets was at a historical low, and Lonsum had few incentives to offer creditors short of a total debt settlement.
Memasuki tahun 2002 kondisi mulai membaik. Seiring dengan kenaikan harga CPO akibat menguatnya permintaan di pasar global, investor mulai melirik Lonsum. Hal ini member ikan peluang untuk melanjutkan negosiasi dan mengupayakan tercapainya restrukturisasi hutang Perseroan. Proses negosiasi berlangsung sepanjang tahun 2003, dan mencapai terobosan ketika beberapa investor baru setuju untuk mengambil-alih seluruh hutang Lonsum dari para kreditor, dimana sebagian besar akan dikonversi menjadi kepemilikan saham di Perseroan. Perjanjian restrukturisasi hutang ditandatangani pada bulan April 2004, dan disahkan oleh pemegang saham Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 27 Mei 2004.
By 2002, however, those conditions had improved considerably. As the price of CPO rose on the strength of sustained global demand, investors began to show an interest in Lonsum. This created the opportunity for Lonsum to resume negotiations and move our debt restructuring forward. Negotiations proceeded in earnest throughout 2003, culminating in a breakthrough when new investors agreed to acquire the entire debts of Lonsum from creditors, and convert a substantial portion of these debts into equity. The restructuring agreement was signed in April 2004, which was subsequently approved by the extraordinary general meeting of shareholders on 27 May 2004.
Restrukturisasi hutang tersebut merupakan satu kemajuan besar dari sisi pemulihan kelayakan finansial Perseroan. Momentumnya juga tepat, pada saat dimana kondisi perekonomian Indonesia terus menguat berlandaskan pada kestabilan dan kebijakan ekonomi yang sehat. Sejak tahun 2003, tingkat suku bunga turun secara cukup substansial, sementara ekspor terus tumbuh sejalan dengan menguatnya perekonomian global. Mata uang Rupiah relatif stabil, dan yang lebih penting lagi, kepercayaan investor asing terhadap prospek Indonesia mulai pulih.
This debt restructur ing represents a significant breakthrough by Lonsum in its efforts to regain financial sustainability - the timing of which, in our opinion, could not have been better. Our new lease on life comes at a time when the Indonesian economy continues to strengthen on increased stability and sound economic policies. Since 2003, interest rates have declined significantly, exports have grown on a strengthening global economy, the Rupiah has remained moderately stable and, more importantly, foreign investors have regained some measure of confidence in Indonesia’s viability.
Perkembangan signifikan lainnya adalah harga CPO di pasar dunia yang saat ini mencapai tingkat tertingginya dalam beberapa dasawarsa belakangan ini. Kenaikan harga CPO tersebut dipicu oleh menguatnya permintaan dari pasar yang sedang tumbuh seperti Cina dan India, maupun di pasar Eropa dan lainnya.
Equally significant is the market price of CPO in world markets these days which have reached levels not seen in decades. Higher prices are being fuelled by strong demand from the growing markets of China and India, as well as from mature markets in Europe and elsewhere.
Global Reports LLC
L O N S U M
7
Siap Untuk Terus Tumbuh
Poised for Growth
Melalui restrukturisasi hutang, Lonsum berada pada posisi yang strategis untuk meraih peluang pertumbuhan masa mendatang. Saat ini, Lonsum juga sedang melaksanakan restruktur isasi inter n menyangkut kegiatan operasionalnya yang akan semakin memperkokoh posisinya dalam meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Hal ini untuk memperkuat struktur tata kelola Perseroan dengan pengembangan diantaranya Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite Manajemen Risiko.
With our debt restructuring, Lonsum is strategically positioned to capitalise on future growth opportunities. Currently, Lonsum is also undertaking an internal restructuring of its operations that would position it even stronger for sustainable long-term growth.This includes the strengthening of the Company’s governance structure with the establishment of, among other things, the Audit Committee, the Nomination and Remuneration Committee, and the Risk Management Committee.
Dewan Komisaris terus mengawasi dan memantau perkembangan Perseroan. Melihat pada perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini, Dewan Komisaris menaruh optimisme akan prospek Lonsum di masa mendatang, termasuk dalam cara pengelolaan Perseroan.
The Board of Commissioners continues to oversee and monitor closely the progress of the Company, and in light of recent developments, is extremely confident in the future prospects of Lonsum, and the way it is being led and managed.
Dewan Komisaris sepenuhnya mendukung jajaran Manajemen Perseroan, serta mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dan karyawan Perseroan atas dedikasi dan kerja keras yang diberikan dalam mengupayakan tujuan-tujuan kita bersama. Kami juga berterima kasih kepada para kreditor, pemegang saham, penasehat dan berbagai pihak lain yang telah membantu meningkatkan kelayakan Lonsum melalui proses restrukturisasi. Marilah kita semua membangun di atas landasan baru ini untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, karyawan, pelanggan dan komunitas kita.
We express our full support for the Management, and convey our appreciation to the employees of Lonsum for their efforts and dedication in pursuit of our common goals. Our gratitudes also go to our creditors, shareholders, advisors and all those who have helped turn Lonsum into a more viable company through its comprehensive restructuring. Let us make the most of this new foundation to create value for our shareholders, employees, customers and communities.
Ibrahim Risjad - Presiden Komisaris / President Commissioner
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
8
SAMBUTAN PRESIDEN DIREKTUR MESSAGE FROM THE PRESIDENT DIRECTOR
“Fokus Perseroan saat ini tertuju pada upaya memadukan sumber daya perkebunan di Indonesia, memaksimalkan kemampuan produksi utama, serta meningkatkan sumber daya manusia guna menjadi pelaku utama di bidang industri ini.” “Our near-term focus is to integrate Lonsum’s plantation resources in Indonesia, maximise our primary production capabilities, and enhance our human capital to become a leading force in our industry.” Glenn M.S. Yusuf - Presiden Direktur / President Director
Global Reports LLC
L O N S U M
9
Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
Restrukturisasi hutang Lonsum dapat dipandang sebagai mengambil satu langkah mundur untuk dapat maju dua langkah ke depan. Sekalipun terjadi dilusi kepemilikan pemegang saham, pengurangan beban hutang Perseroan berdampak pada kepastian kelangsungan usaha serta memberikan peluang lebih besar bagi pertumbuhan jangka panjang.
The restructuring of Lonsum’s financial liabilities can be seen as a step back in order to move two or more steps forward.While shareholders have had to dilute their shares in the Company as a result of our debt restructuring, we have in effect reduced our debts to more sustainable level in order to secure our business continuity and long-term growth.
Kami berterima kasih atas dukungan dan persetujuan pemegang saham Perseroan terhadap kesepakatan restrukturisasi hutang yang telah ditempuh Lonsum, dan kami berharap dukungan yang sama dari para pemegang saham untuk upaya restrukturisasi menyeluruh yang tengah dilakukan oleh Lonsum.
We are grateful for the support and approval of the Company’s shareholders for the debt restructuring agreement which Lonsum has entered into, and we look forward to the continuing support of our shareholders for the comprehensive restructuring that is currently ongoing at Lonsum.
Sebagaimana kita ketahui, aset utama Lonsum sebagai perusahaan perkebunan adalah lahan-lahan perkebunannya yang prima. Perkebunan kelapa sawit Perseroan di Sumatera Utara, khususnya, memiliki kualitas tanah yang sangat baik dan cocok untuk tanaman kelapa sawit yang menghasilkan CPO berkualitas tinggi. Lahan-lahan tersebut berlokasi di daerah dengan iklim yang ideal - curah hujan dan intensitas cahaya matahari yang optimal - bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Dengan dukungan riset dan pengembangan yang handal serta pengalaman puluhan tahun dalam pengelolaan perkebunan, Perseroan mampu terus memaksimalkan baik hasil panen maupun kualitas produk kelapa sawit.
As we all know, Lonsum is blessed with some of the best land resources that any plantation company could ever hope for. Our oil palm estates in North Sumatera, in particular, have one of the best quality soil that is perfectly suited for palm crops that yield premium-grade CPO. The region where these estates are located has the ideal climate - the optimum of rainfall and sunshine - that is just right for palm crops to thrive and produce highquality oil in large quantities.While strong R&D support and decades of experience in plantation management ensure that we continue to maximise both the yield and quality of our palm products.
Sekalipun perkebunan kelapa sawit Perseroan di berbagai lokasi di Indonesia tidak memiliki kondisi tanah maupun iklim yang nyaris sempurna seperti di Sumatera Utara, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Perseroan memiliki keahlian yang telah teruji dalam memproduksi minyak sawit berkualitas prima, yang telah dikenal di pasar di seluruh dunia. Para pembeli kami tidak keberatan membayar harga lebih tinggi untuk produk-produk CPO berkadar asam lemak bebas yang rendah yang dihasilkan Lonsum.
Although we may not be able to reproduce North Sumatera’s near-perfect soil and climate conditions to our other palm producing estates elsewhere in the country, we are nevertheless secured in the fact that we can rely on our proven expertise to produce high-quality palm oil. Because of this, Lonsum’s palm oil products are known worldwide for their premium quality. And our customers are perfectly willing to pay premium prices for our low free fatty acid (FFA), high-grade crude palm oil.
Global Reports LLC
10
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Sungguh akan sangat disayangkan apabila kita tidak dapat memanfaatkan sumber-sumber daya tersebut akibat kondisi keuangan yang tidak mendukung. Pada 31 Desember 2003, sebelum restrukturisasi hutang, Lonsum mencatat modal kerja negatif sebesar Rp 1,1 triliun. Rasio aktiva terhadap kewajiban semakin mendekati 1 banding 1. Perseroan telah mengalami ekuitas negatif selama tiga tahun sebelum tahun 2003, dengan kewajiban jangka pendek yang tidak dapat dipenuhi dan semakin membebani kelayakan maupun kelangsungan bisnis Perseroan.
It would be unfortunate if we were to lose all of these valuable resources because of our unsustainable financial condition. Prior to our debt restructuring, Lonsum had a negative net working capital of Rp 1.1 trillion on 31 December 2003 . Our assets over liabilities ratio was approaching 1.0 times. We had had negative equity in the three years prior to 2003, with largely unserviceable short-term liabilities which were exerting substantial pressure on our business viability and continuity.
Hal ini menyebabkan mengapa restrukturisasi hutang ini, termasuk konversi sebagian hutang menjadi saham, telah menjadi sangat penting bagi Perseroan. Tanpa melakukan restrukturisasi hutang, Perseroan tidak mungkin dapat melanjutkan bisnisnya.
Seen in this light, the restructuring of our debts, which included the partial conversion of such debts to equity, had become an urgent necessity of the utmost importance for the Company.Without it, we would not be able to sustain our business. It’s that simple.
Dengan adanya restrukturisasi hutang, Lonsum mendapatkan beberapa manfaat. Pertama, jumlah hutang Perseroan berkurang secara substansial ke tingkat yang memungkinkan Perseroan untuk membayar kembali hutangnya. Kedua, struktur modal Perseroan menjadi lebih kuat dengan adanya penerbitan saham baru sehubungan dengan eksekusi Mandatory Convertible Notes yang diterbitkan untuk kreditor-investor sebagai bagian dari skema restrukturisasi hutang. Serta tak kalah pentingnya adalah naiknya nilai pemegang saham berkaitan dengan meningkatnya ekuitas Perseroan.
With the debt restructuring, however, Lonsum benefits in several ways. First, the amount of the Company’s debts has been substantially reduced to sustainable level in terms of their servicing. Secondly, the Company has strengthened its equity base as a result of newly subscribed shares that have been issued in connection with the Mandatory Convertible Notes provided to the creditorinvestor as part of the debt restructuring scheme. Last but not least, the increased equity also increases overall shareholder value.
Mempertahankan Pertumbuhan Usaha
Sustaining Our Growth
Manajemen meyakini bahwa restrukturisasi hutang telah memberikan landasan baru untuk mendayagunakan sumber daya perkebunan Perseroan sebagaimana diuraikan di atas. Sekalipun selama lima tahun belakangan ini perhatian Manajemen banyak tersita oleh upaya penyelesaian masalah hutang Perseroan, namun dengan keahlian dan pengalaman bisnis perkebunan yang telah terbina selama hampir satu abad, operasional perkebunan Lonsum tetap berjalan sebagaimana mestinya, sebagaimana terlihat juga dari nilai penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun sejak 1999.
Management believes that our debt restructuring has given us a new platform to capitalise on our valuable plantation assets as referred to above. Although a substantial part of Management time during the past five years has been devoted to resolving the debt issues, it is perhaps a testimony of Lonsum’s long-standing expertise and experience in the plantation business for nearly a century that operations in our fields have continued unhindered in all this time. This is evident from the track record of our sales revenues which have continued to grow year-on-year since 1999.
Global Reports LLC
L O N S U M
11
Pada tahun 2003, Lonsum membukukan pendapatan sebesar Rp 1,25 triliun dari penjualan CPO, karet, kakao, kopi dan teh, naik dari Rp 1,09 triliun pada tahun 2002 dan Rp 590 miliar pada tahun 2001. Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan produktivitas lahan serta membaiknya harga jual CPO sebagai kontributor utama penjualan Perseroan. Namun, pertumbuhan kinerja perkebunan tidak diikuti oleh pertumbuhan laba bersih yang sebanding, akibat beratnya beban bunga dan biaya lain sehubungan dengan hutang macet Perseroan. Laba bersih tahun 2003 tercatat sebesar Rp 311 miliar, dibandingkan laba bersih sebesar Rp 500 miliar pada tahun 2002 dan rugi sebesar Rp 179 miliar pada tahun 2001.
In 2003, Lonsum generated revenues of Rp 1.25 trillion on the net sales of crude palm oil, rubber, cocoa, coffee and tea, up from Rp 1.09 trillion in 2002 and Rp 590 billion in 2001. These growth were primarily sustained by the consistently improving performance of our exploits in the fields, as well as by improving market prices of CPO and rubber which constitute the bulk of our sales. However, our consistent growth in the fields did not translate into equally consistent net profits due to interest and extraordinary charges attributable to the effects of exchange rates on our foreign currency debts. Lonsum’s net profit in 2003 was Rp 311 billion compared to Rp 500 billion in 2002 and a loss of Rp 179 billion in 2001.
Dengan beban hutang yang lebih ringan, Perseroan akan mampu membukukan laba bersih yang sebanding dan konsisten dengan penjualan yang terus tumbuh. Untuk itu, Lonsum tengah melakukan restrukturisasi organisasi mencakup seluruh aspek operasional termasuk tata kelola perusahaan, SDM, sistem dan prosedur operasional, teknologi informasi, penjualan dan logistik, serta pengawasan keuangan. Dengan bantuan beberapa konsultan bisnis terkemuka, Perseroan mengembangkan strategi bagi masing-masing aspek operasional tersebut, dimulai dengan pengendalian keuangan dan SDM. Upaya-upaya pengkajian, pengembangan dan penerapan kembali berbagai kebijakan dan prosedur menyangkut kedua aspek tersebut telah dimulai pada tahun 2003 dan diperkirakan akan memakan waktu dua sampai tiga tahun.
We believe that, with more sustainable debts today, Lonsum is in a better position to achieve net profits that are more in line and consistent with our growing sales. To achieve this, we have embarked on a comprehensive restructuring covering all key aspects of the Company’s operations. This includes corporate governance, human resources, operational systems and procedures, information technology, sales and logistics, and financial control. Lonsum has engaged several leading business consultants to help define the strategies in each of those area of operations starting with financial control and human resources.These efforts of reevaluating, redefining and reestablishing policies and guidelines on those issues have begun in 2003 and are expected to continue for a period of two to three years.
Melalui upaya-upaya tersebut, Lonsum akan mencapai integrasi dan koordinasi operasional yang lebih baik, sebagai landasan pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
These initiatives will lead to better integration and coordination of Lonsum’s operations, thus providing the required platform for sustainable long-term growth for Lonsum.
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Aspek tata kelola perusahaan memainkan peran kunci dalam restrukturisasi organisasi Lonsum. Kebijakan tata kelola perusahaan di lingkungan Perseroan berakar pada tiga bidang utama yaitu pengawasan, pengendalian dan pengelolaan risiko. Praktek tata kelola perusahaan yang
The issue of corporate governance plays a central role in the company-wide restructuring of Lonsum. Our corporate governance policies are rooted in the three key areas of management that define oversight, control and r isk mitigation. Therefore, good cor porate
Global Reports LLC
12
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
baik diawali dari visi serta strategi usaha yang jelas mengenai apa tujuan Perseroan dan bagaimana cara mencapainya, serta dilanjutkan dengan keberadaan struktur pengawasan dan manajemen yang memiliki keragaman keahlian untuk memberikan arahan dan kepemimpinan; tenaga kerja profesional yang memiliki integritas dan keterampilan; serta struktur pengelolaan risiko yang secara efektif memberikan perlindungan dan jaminan memadai terhadap risiko usaha dan operasional.
governance at Lonsum starts with a clear vision and business strategy of what and how we intend to achieve our goals, and extends onwards to a solid oversight and management boards whose members have adequately broad and diverse expertise to provide effective leadership and direction, a thoroughly professional workforce having the appropriate skills and integrity, and an effective risk management unit that provides reasonable coverage and assurances against potential business and operational risks.
Bersama dengan proses restrukturisasi, Lonsum juga mulai menerapkan struktur tata kelola perusahaan yang dikembangkan bersamaan dengan upaya-upaya yang kini sedang berlangsung di divisi SDM, sistem dan operasi, teknologi informasi serta pengendalian keuangan, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
In conjunction with our restructuring efforts, Lonsum has established an adequate corporate governance structure, the implementation of which will coincide with enhancement efforts currently underway in our human resources, systems and operations, information technology and financial control departments as referred to earlier.
Keahlian Berdasarkan Pengalaman Satu Abad
Expertise Built on a Centennial Experience
Tahun 2006 akan menandai satu abad usia Lonsum. Dalam lingkup global sekalipun, tidak banyak perusahaan yang berhasil tetap fokus pada aktivitas yang sama seperti yang dilakukan 100 tahun yang lalu. Lonsum adalah salah satunya, dengan aktivitas di bidang perkebunan dan penjualan tanaman komoditas sejak tahun 1906. Banyak dari karyawan perkebunan Perseroan adalah keturunan generasi kedua atau ketiga dari pendahulunya yang dimasa lalu juga adalah karyawan Lonsum, sehingga memberikan ciri khas pada Lonsum sebagai perusahaan yang memiliki sejarah dan tradisi yang membanggakan.
In 2006, Lonsum will celebrate its centennial anniversary. It is not everyday that we find a company that has remained focused on the same activities with which it had started some 100 years ago, even by world standards. Lonsum is one of them.We have been in the business of growing and selling commodities since 1906. Many of our employees today are second or third-generation descendants of their forefathers who had worked with Lonsum in previous eras. This truly makes us a unique company with a proud history and tradition going back close to a century.
Pengalaman panjang tersebut memberikan akumulasi keahlian yang sukar dicari tandingannya di kalangan industri perkebunan. Sebagai contoh, Lonsum memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan dengan standar internasional baik dalam prosedur kerja maupun output yang dihasilkan. Balai Riset kami memproduksi sekitar 6 juta benih sawit unggul yang telah memiliki hak paten internasional, yang sebagian besar dijual ke perkebunan kelapa sawit di dalam maupun luar negeri.
From our long experience, we are able to generate a wealth of knowledge almost unmatched among our peers in the industry. For instance, Lonsum runs one of the best Research-and-Development facilities of any plantation companies. Our world-class R&D unit produces around 6 million superior oil palm seeds, most of which are sold to other palm plantations at home and abroad under internationally-recognised patents.
Selama bertahun-tahun, Lonsum membangun reputasinya berdasarkan keahlian pengelolaan perkebunan
Over the years, Lonsum has been recognised not only for its broad and in-depth expertise in the management
Global Reports LLC
L O N S U M
13
yang komprehensif, serta penelitian dan pengembangan dasar yang mendukung kualitas produk komoditas Perseroan.
of plantations but also in basic research and development works that support the premium quality of our products.
Ke depan, Lonsum bertekad menggalang seluruh sumber dayanya serta memanfaatkan modal, guna lebih meningkatkan kinerjanya. Tujuan ini dipaparkan dalam visi jangka pendek dan jangka panjang Perseroan yang kedua-duanya menempatkan Lonsum sebagai salah satu perusahaan agroindustri terkemuka yang berbasiskan lahan di kawasan ini. Fokus Perseroan saat ini tertuju pada upaya memadukan sumber daya perkebunan di Indonesia, memaksimalkan kemampuan produksi utama, serta meningkatkan sumber daya manusia, guna menjadi pelaku utama di bidang industri ini. Selanjutnya visi jangka panjang kami adalah menjadi perusahaan terkemuka di bidang agro industri di Indonesia pada masa depan, dengan komitmen pada penciptaan nilai Perseroan serta pertumbuhan yang berkelanjutan bagi para stakeholder, dengan memadukan produksi diversifikasi tanaman perkebunan kami yang berkelas dunia dan dari kegiatan produk hilir kami yang selektif yang mempunyai nilai tambah.
In the near future, we intend to harness these resources and stretch our capital assets further to support our performance.This goal has been espoused in our shortand long-term vision, both of which seeks to position Lonsum as the leading land-based agroindustrial company in the region. Our near term focus is to integrate Lonsum’s plantation resources in Indonesia, maximise our primary production capabilities, and enhance our human capital to provide the building blocks to become a leading force in our industry. While our long-term vision is to become the leading land-based agro-industrial business in Indonesia and beyond, committed to sustainable value creation and growth for our stakeholders from a diversified range of perennial crops through world-class primary production and selective value-added downstream activities.
Visi yang baru ini serta usaha transformasi yang akan kami capai akan membuka era baru bagi Lonsum. Dengan apa yang telah berhasil dicapai selama kurun waktu satu abad, masih banyak ruang untuk peningkatan dan penyempurnaan, yang pada gilirannya akan membuka berbagai peluang yang sangat prospektif. Seluruh jajaran staf dan manajemen Lonsum telah membulatkan tekad untuk mensukseskan penyelesaian hutang Perseroan, dan memposisikan Lonsum pada jalur pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.
Our new vision, and the transformation with which we are pursuing this vision, is just the beginning of an exciting new era for Lonsum. Despite our centennial experience, there is much more that can still be improved at Lonsum. The opportunities that arise from these improvements are truly promising.The management and staff of Lonsum are determined to see our restructuring through to its successful completion, placing Lonsum squarely on the path to growth in the years to come.
Glenn M.S. Yusuf - Presiden Direktur / President Director
Global Reports LLC
14
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
MEMADUKAN SUMBER DAYA INTEGRATING OUR RESOURCES
Lonsum bergerak di bidang pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan dan penjualan produk kelapa sawit, karet, kakao, teh dan kopi; termasuk penjualan benih tanaman kelapa sawit dan kakao. Dewasa ini Lonsum mengelola 38 perkebunan baik inti maupun plasma, memiliki karyawan handal yang berpengalaman, yang mempunyai keahlian di bidang budidaya tanaman, serta memiliki teknologi riset dan penelitian yang mutakhir. Lonsum is in the business of breeding, planting, harvesting, milling, processing and selling of palm products, rubber, cocoa, tea and coffee; including the oil palm and cocoa seeds for these crops. Lonsum manages 38 plantations comprising both nucleus and plasma estates, relying on highly experienced field personnel, agro-management expertise and advanced R&D technology.
Global Reports LLC
L O N S U M
15
PEMULIAAN DAN PENANAMAN
BREEDING & CULTIVATING
Kebun-kebun Lonsum berlokasi di lahan-lahan perkebunan yang subur di Sumatera Utara dan Selatan, Jawa Barat dan Timur, Kalimantan serta Sulawesi. Perkebunan kelapa sawit terutama terdapat di Sumatera Utara, yang telah ada sejak lama, serta kebun yang ada di Sumatera Selatan dan Kalimantan yang relatif baru. Perkebunan karet terdapat di Sumatera Utara dan Selatan serta Sulawesi Selatan, kakao di Sumatera Utara dan Jawa Timur, sementara perkebunan kopi di Jawa Timur dan perkebunan teh di Jawa Barat.
Lonsum’s various estates are located in prime plantation lands stretching across North and South Sumatera,West and East Java, Kalimantan and Sulawesi. Oil palm estates are located primarily in North Sumatera, where the estates have long been established, and in South Sumatera and Kalimantan, where they are relatively new. Rubber estates are located in North and South Sumatera and South Sulawesi. Cocoa in North Sumatera and East Java. Coffee in East Java, and tea in West Java.
Luas lahan yang telah ditanami pada akhir tahun 2003 mencapai 66.046 ha, meningkat sedikit dari 65.805 ha pada tahun 2002. Dari total lahan tersebut pada tahun 2003, sekitar 84% atau 55.683 ha adalah perkebunan yang menghasilkan. Sementara 16% sisanya, atau 10.363 ha, adalah perkebunan yang belum menghasilkan. Dibandingkan tahun sebelumnya, luas lahan menghasilkan meningkat 7,1% atau 3.674 ha, mencerminkan upaya penambahan lahan tanaman baru yang terus dilakukan.
The total planted hectarage as at year-end 2003 totalled 66,046 hectares, increasing slightly from 65,805 hectares in 2002. Of the total size of planted hectarage in 2003, approximately 84%, or 55,683 hectares, were mature plantations.The remaining 16%, or 10,363 hectares, were immature plantations as of year-end 2003. Compared to the previous year, Lonsum’s mature hectarage grew by 7.1%, or 3,674 hectares, reflecting the continuity of our sustained cultivation of new hectarages over the years.
Lahan-lahan tersebut di atas merupakan lahan perkebunan inti yang dimiliki serta dikelola oleh Perseroan. Selain itu, terdapat juga kebun-kebun plasma petani kecil di bawah binaan Lonsum. Dalam skema IntiPlasma yang merupakan program Pemerintah untuk memberdayakan petani perkebunan kecil, perusahaan perkebunan, seperti Lonsum, dapat memperoleh hak atas tanah bagi pembukaan perkebunan baru apabila perusahaan juga membuka lahan untuk dikelola oleh petani kecil, disamping membuka lahan bagi perkebunannya sendiri. Dalam program ini, Lonsum berkewajiban membeli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan karet dari petani plasma pada harga pasar setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan Perseroan untuk mengoperasikan perkebunan plasma.TBS dan karet yang dibeli tersebut kemudian diolah oleh Lonsum menjadi produk kelapa sawit dan karet.
The above hectarages refer to Lonsum’s “nucleus” estates which are exclusively owned and managed by the Company. In addition to those, there are the “plasma” estates of smallholders under the care of Lonsum. In the government-sponsored Nucleus-Plasma Programme which seeks to promote the growth of local smallholder farmers, land rights to develop new plantations are granted if the developer, in this case Lonsum, agrees to develop areas to be operated by local smallholders in addition to developing the Company’s own plantations. Pursuant to the programme, Lonsum is committed to purchase the oil palm fresh fruit bunches (FFB) and rubber from the local smallholders at determined market prices less the costs incurred by the Company in operating the plasma estates. Lonsum then processes the FFB and rubber purchased under this programme into palm products and rubber products.
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
16
Lahan-lahan plasma terdapat di perkebunan kelapa sawit dan karet di Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan, seluas 35.287 ha hingga akhir tahun 2003, dimana 90,6% atau 31.969 ha merupakan perkebunan yang menghasilkan. Lonsum tidak memiliki petani plasma untuk perkebunan kakao, kopi dan teh, karena kebun-kebun tersebut telah beroperasi sebelum adanya program inti-plasma, dan tidak ada penambahan lahan baru. Demikian juga dengan perkebunan kelapa sawit dan karet Perseroan yang telah lama beroperasi di Sumatera Utara.
Plasma growers exist in our oil palm and rubber estates in South Sumatera and South Sulawesi, totalling 35,287 hectares as at year-end 2003, of which 90.6%, or 31,969 hectares, were mature plantations. Since all of Lonsum’s cocoa, coffee and tea plantations were established before the Plasma Programme took effect, and no new development of those plantations had taken place since, to this day Lonsum has no plasma growers for cocoa, coffee and tea.The same is true for our long-established oil palm and rubber estates in North Sumatera.
Lahan Kelapa Sawit yang Semakin Luas dan Produktif
Growing Oil Palm Maturity and Productivity
Di tahun-tahun terakhir ini, Lonsum lebih berkonsentrasi pada kelapa sawit dengan mengurangi ketiga tanaman komoditas lainnya. Ini terbukti efektif dalam menunjang kinerja keuangan Perseroan, terutama mengingat menguatnya pasar minyak sawit dan meningkatnya harga minyak sawit (CPO) di pasar dunia. Pada tahun 2003, luas lahan kelapa sawit mencapai 41.177 ha, atau 62,3% dari total lahan yang telah ditanami seluas sekitar 66.046 ha, tidak termasuk lahan petani plasma. Dibandingkan dengan 40.534 ha pada tahun 2002, peningkatan ini mencerminkan fokus pada budidaya kelapa sawit dan perluasan bertahap lahan perkebunan kelapa sawit Lonsum. Luas lahan kelapa sawit menghasilkan di perkebunan inti Lonsum meningkat 3,5%, atau 1.267 ha, menjadi 37.106 ha pada tahun 2003.
In recent years, Lonsum has emphasised on the cultivation of oil palm at the expense of the other three crops. This strategy has proven to be effective in terms of the Company’s financial results, more so in light of strong market demand for palm oil and rising prices for crude palm oil (CPO) in world markets. In 2003, Lonsum’s nucleus oil palm estates accounted for 62.3%, or 41,177 hectares, of the total planted hectarage of some 66,046 hectares which do not include plasma estates. This was an increase from the size of oil palm estates in 2002 which had stood at 40,534 hectares, reflecting our continuing focus on oil palm cultivation as we gradually increase the size of Lonsum’s oil palm estates.Total mature areas of our nucleus oil palm estates grew by 3.5%, or 1,267 hectares, in 2003 to 37,106 hectares.
Fokus pada pengembangan perkebunan kelapa sawit membuat Perseroan memiliki salah satu tanaman komoditas yang paling menguntungkan pada kondisi pasar dewasa ini. Juga karena pengembangan lahan kelapa sawit secara besar-besaran baru dimulai akhir-akhir ini, maka komposisi usia tanaman relatif masih muda. Sekitar
Our continuing focus on the cultivation of oil palm estates has provided us with one of the best yielding cash crops under current market conditions.This focus, combined with the fact that Lonsum has begun to cultivate oil palm trees in large numbers only recently, means that Lonsum still has relatively young and maturing
Profil Usia Tanaman Sawit - % Maturity Profile Of Palm Trees - %
9% 0 - 3 tahun/years
9 - 20 tahun/years
3 - 8 tahun/years
Lebih dari 20 tahun/ More than 20 years
Global Reports LLC
32%
6% 53%
L O N S U M
53% atau lebih dari 21.000 ha tanaman kelapa sawit Perseroan berusia di bawah 9 tahun. Lebih dari 31%, atau hampir 13.000 ha, merupakan tanaman menghasilkan di rentang usia paling produktif antara 9 sampai 20 tahun. Sedangkan 6% sisanya, atau sekitar 2.000 ha, adalah tanaman tua berumur 20 tahun atau lebih, yang pohonnya telah demikian tinggi sehingga tidak lagi praktis untuk dipanen. Dengan komposisi usia tersebut, masa produktif perkebunan kelapa sawit Perseroan masih terletak di depan. Dengan perkiraan terus kuatnya permintaan akan minyak sawit selama beberapa tahun mendatang, Lonsum akan dapat memetik keuntungan dari semakin banyak lahan tanaman sawit produktif yang menghasilkan semakin banyak TBS.
17
oil palm crops.Approximately 53% of our oil palm estates, accounting for slightly over 21,000 hectares, have palm trees below 9 years old. More than 31%, or close to 13,000 hectares, are in their prime producing years between 9 and 20 years old. The remaining 6%, or roughly 2,000 hectares, are oil palm trees in their waning age of 20 years or more which have grown to such excessive heights that harvesting becomes difficult and impractical. The age distribution of our oil palm estates implies that their most productive years still lie ahead. With the demand for palm oil expected to remain strong for several years to come, Lonsum is strategically positioned to reap the benefits of increasingly maturing oil palm trees, providing an increasingly growing number of FFB.
Pengembangan & Penelitian Research & Development PEMULIAAN TANAMAN Dalam pemuliaan tanaman, BLRS telah sejak lama berhasil mengembangkan benih unggul beserta turunannya dengan menggunakan plasma nutfah baru dalam kultur jaringan untuk menghasilkan spesies tanaman berproduktivitas tinggi, atau umumnya yang dikenal sebagai “klon dura”. Pada tahun 2003, Lonsum melanjutkan pengembangan 36 varietas klon dura kelapa sawit yang baru yang telah dimulai sejak tahun 2002. Sejumlah varietas kelapa sawit dengan tingkat produktivitas yang tinggi telah dihasilkan dari klon-klon dura tersebut yang juga sekaligus tahan terhadap beberapa penyakit tertentu. Produksi benih kelapa sawit pada tahun 2003 tercatat sekitar 6,0 juta benih, dimana kurang dari 10% dipergunakan untuk perkebunan Lonsum sementara selebihnya dijual sebagai benih ataupun bibit tanaman kepada perkebunan-perkebunan lain. Program pemuliaan kelapa sawit Lonsum sering melibatkan kerja sama internasional, salah satunya adalah kerja sama yang dimulai tahun 2002 dan selesai pada tahun 2003 dengan Universitas Reading di Inggris untuk pengembangan sistem penanda molekuler bagi identifikasi gen kelapa sawit, serta sistem kultur mikrospora guna menghasilkan galur murni. Sistem kultur mikrospora tersebut merupakan terobosan di bidang bio-teknologi kelapa sawit yang akan memungkinkan percepatan pengembangan klon-klon kelapa sawit unggulan dibandingkan bila menggunakan metoda pembibitan konvensional yang memakan waktu lama. Bersama dengan Universitas Reading, Lonsum tengah mengupayakan hak paten internasional atas proses tersebut.
PLANT BREEDING In plant breeding, BLRS has long been successful in developing superior seedlings and progenies with the introduction of new germplasm into the tissue culture with the aim of creating high-yielding plant species, or what is commonly referred to as the ‘dura clones’. In 2003, Lonsum followed up with the development of 36 new oil palm dura clones which was initiated in 2002. Of these dura clones, several strains had shown the potential to become high yielding oil palm, and some have also shown resistance to certain diseases as well.The total amount of germinated oil palm seed production in 2003 remained at around 6.0 million seeds, of which less than 10% were planted in Lonsum’s own estates, while the rest were sold to other plantations as seeds or seedlings. Lonsum’s oil palm breeding programmes involve international cooperation. In one such programme with the University of Reading, UK, which began in 2002 and completed in 2003, a new molecular marker system was developed for the identification of oil palm genes, as well as a microspore culture system to produce true parental breeding lines. The latter system is considered a breakthrough in oil palm biotechnology, enabling true parental lineage breeding of superior clonal palms to take place in just a few years instead of many years using conventional breeding methods. Together with the University of Reading, Lonsum is in the process of acquiring international patent rights to this process.
Global Reports LLC
18
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Produksi TBS mencapai (dari kebun inti) 783.051 ton pada tahun 2003, meningkat 9,1% dari 717.803 ton di tahun 2002. Peningkatan tersebut berasal dari tambahan lahan yang mulai menghasilkan pada tahun 2003, serta dari produktivitas panenan TBS yang lebih tinggi. Akibatnya, produktivitas rata-rata lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan meningkat dari 20,0 ton per hektar pada tahun 2002 menjadi 21,1 ton per hektar pada tahun 2003.
The harvesting of FFB (from nucleus estates only) amounted to 783,051 tonnes in 2003, a 9.1% increase from 717,803 tonnes in 2002.The increase reflected both the addition of newly maturing oil palm hectarage which had come into stream in 2003 as well as increased productivity in the collection of FFB. This led to an increase in Lonsum’s average yield per mature oil palm hectarage, which rose from 20.0 tonnes per hectare in 2002 to 21.1 tonnes in 2003.
Jumlah maupun kualitas minyak sawit (CPO) yang dihasilkan dari kelapa sawit ditentukan oleh pemanenan, pengumpulan serta pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan.TBS harus dipanen pada tingkat kematangan yang tepat.Apabila terlalu muda, minyak yang dihasilkan lebih sedikit, sedangkan apabila terlalu tua, kandungan asam lemak bebas (FFA) akan menjadi terlalu tinggi sehingga mengurangi kualitas CPO. Kandungan FFA juga dapat meningkat apabila TBS dibiarkan terlalu lama di kebun di bawah sinar matahari sebelum pengumpulan, atau terlalu lama di perjalanan menuju pabrik pengolahan, atau terlalu lama menunggu di pabrik sebelum diolah. Semuanya ini menuntut pengaturan just-in-time secara presisi dalam logistik, transportasi dan persediaan. Dibutuhkan juga adanya sarana transportasi, jalan dan infrastruktur lain yang memadai dan andal, disamping pencegahan terhadap pencurian ataupun penjualan TBS secara ilegal.
The manner in which FFB are harvested, collected and sent to the mills is crucial for both the quantity and quality of the crude palm oil (CPO) that is extracted from the fruit. FFB need to be picked at the right time of ripeness. If they are less than ripe, they will not produce as much oil as expected. If they are too ripe, the amount of free fatty acid (FFA) will have increased enough to spoil the quality of their oil. If they are left too long in the field under the sun before collection, if they fail to reach the mills in time, or if they do make it in time but have to wait in line in the face of bottleneck milling lines, FFA will increase. All this requires just-in-time management of logistics, transportation and inventory of the utmost precision. It also requires reliable and adequate transportation modes, roads and other infrastructures, not to mention security against theft and unauthorised selling of FFB.
Upaya-upaya tersebut saat ini sedang dilakukan sejalan dengan fokus pada aspek logistik perkebunan untuk memastikan pengiriman TBS secara aman dan tepat waktu ke pabrik-pabrik pengolahan. Melalui integrasi yang lebih baik dari berbagai faktor penentu kualitas dan produktivitas TBS, Lonsum akan dapat lebih mengoptimalkan sumber daya kebun sawit yang dimiliki, sekaligus memaksimalkan fasilitas produksi primer guna meningkatkan hasil dalam jangka pendek ke depan.
These are efforts that have been underway and will continue to be our focus in the management of field logistics to ensure safe and timely transportation of FFB from the fields to the mills. Through better integration of the diverse factors that determine FFB quality and yield, we aim to leverage our substantial oil palm resources to more optimum level, whilst also maximizing its primary production facilities in order to improve yields in the near-term future.
Mempertahankan Produksi Karet
Sustainable Rubber Production
Sejak tahun 1985, Lonsum melakukan program konversi untuk secara bertahap mengganti tanaman karet dengan kelapa sawit pada lahan-lahan yang dinilai lebih sesuai untuk budidaya kelapa sawit. Namun demikian, karet
Since 1985, Lonsum has embarked on a conversion programme involving the gradual replacement of rubber trees with oil palm in areas which are deemed more suitable for oil palm. Nonetheless, we continue to
Global Reports LLC
L O N S U M
19
alam masih memiliki nilai sebagai suatu komoditas utama. Untuk itu, di beberapa lahan yang cocok untuk perkebunan karet, Perseroan telah melakukan peremajaan dengan tanaman karet yang berusia lebih muda dan lebih produktif.
recognise the importance of natural rubber as a prime commodity. Therefore, in areas that are more suitable for rubber plantation, we have been replacing old rubber trees with younger and higher yielding rubber trees.
Luas perkebunan karet inti - di luar lahan karet plasma mencapai 19.025 ha, atau 28,8% dari total lahan yang ditanami pada tahun 2003. Sekalipun lahan karet yang ditanami sedikit menurun dari tahun sebelumnya seluas 19.405 ha, luas lahan karet menghasilkan meningkat pesat sebesar 23,9% dari 10.653 ha menjadi 13.201 ha pada tahun 2003, memberikan potensi peningkatan produksi lateks Perseroan untuk tahun 2004 dan selanjutnya.
Lonsum’s nucleus rubber estates - not counting the plasma growers - accounted for 28.8%, or 19,025 hectares, of our total planted hectarage in 2003.Although the total areas of planted rubber estates had decreased slightly from 19,405 hectares the previous year, our mature rubber hectarage increased significantly from 10,653 hectares to 13,201 hectares in 2003, a growth of 23.9%, and signifying increasing latex production for Lonsum in 2004 and beyond.
Lateks adalah bahan alami yang disadap dan dikumpulkan dari tanaman karet, untuk diolah menjadi karet remah ataupun karet lembaran (RSS). Pada tahun 2003, produktivitas rata-rata kebun karet Perseroan adalah 1,38 ton per ha, dibandingkan 1,26 ton per ha tahun sebelumnya. Perseroan memperkirakan produktivitas akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang, dimana semakin banyak tanaman karet muda yang lebih produktif dan akan memasuki usia menghasilkan yang optimum.
Latex is the natural rubber-substance that is tapped and collected from rubber trees, to be processed into either crumb rubber or ribbed smoke sheet rubber (RSS). In 2003, the average yield of our rubber estates amounted to 1.38 tonnes per hectare, compared to 1.26 tonnes per hectare the year before. We expect this yield to grow steadily over the next several years as more and more of our younger rubber trees of higher yields begin to enter their prime producing years.
Pengembangan & Penelitian Research & Development AGRONOMI Penelitian di bidang agronomi dan pemupukan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi pupuk serta mengurangi biaya produksi melalui praktek pengelolaan perkebunan yang baik. Berbagai percobaan mengenai pupuk untuk kelapa sawit, karet dan kakao terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik menyangkut volume maupun cara pemupukan yang optimum. Penelitian juga dilakukan untuk menyempurnakan praktek agro-manajemen yang terbaik yang sesuai untuk tiap jenis tanah yang berbeda di berbagai lokasi perkebunan Perseroan.
AGRONOMY Agronomy and fertilising research is undertaken continuously with the aim of improving fertiliser efficiency and reducing production cost through best management practices. Lonsum continues to conduct fertiliser trials on oil palm, rubber and cocoa, finding the best solutions in terms of optimum fertiliser rates and precise use. Research is also carried out on agromanagement enhancement practices in determining the right methods of farming for the different type of soils found throughout Lonsum’s plantations.
Global Reports LLC
20
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Mempertahankan Keragaman Tanaman
Maintaining Diversified Crops
Selain fokus pada kelapa sawit dan karet sebagai dua komoditas utama, Lonsum juga tetap mempertahankan diversifikasi tanaman dalam rangka mengurangi risiko dan memanfaatkan keahlian dan sumber daya di bidang pengelolaan perkebunan. Komoditas-komoditas tersebut adalah kakao, kopi dan teh, dengan beberapa perkebunan diantaranya telah beroperasi sejak tahun 1906.
In addition to focusing on oil palm and rubber as the two main commodities, Lonsum maintains and will continue to maintain a diversified range of perennial crops in the interest of mitigating risks as well as leveraging plantation skills and resources. Cocoa, coffee and tea constitute the other commodities of Lonsum, some of the plantations of which date back all the way to 1906.
Total luas lahan ketiga komoditas tersebut adalah 5.843 ha pada tahun 2003, atau kurang dari 10% dari total luas lahan yang ditanami milik Perseroan. Hampir seluruhnya, atau 5.376 ha, adalah lahan tanaman menghasilkan. Luas lahan kebun kakao, kopi dan teh sejak beberapa tahun ini tidak banyak berubah. Sekalipun pernah merupakan primadona produk Lonsum, dan saat inipun tetap merupakan komoditas berkualitas tinggi, namun Perseroan mengambil kebijakan pengembangan yang tidak terlalu agresif, baik untuk alasan praktis maupun melihat pada kondisi pasar. Kecuali untuk teh, pasar kakao dan kopi di tahun-tahun terakhir ini tidak begitu menguntungkan, dengan ketidakpastian komoditas kakao dan kelesuan harga komoditas kopi. Sementara itu, dengan tidak adanya aplikasi industri ataupun komersial selain sebagai bahan minuman, permintaan pasar bagi komoditas-komoditas tersebut, termasuk teh, tidak mungkin diharapkan dapat menyamai CPO ataupun karet. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Perseroan membatasi aktivitasnya di perkebunan kakao, kopi dan teh sebatas pada mempertahankan kondisi yang ada saat ini.
Total hectarage of this group of commodities amounted to 5,843 hectares in 2003, accounting for less than 10% of our total planted hectarage. Almost all of those hectarage, precisely 5,376 hectares, were mature areas. The areas of our cocoa, coffee and tea plantations have remained in their current sizes for some time. Although these commodities were once the pride of Lonsum, and remains today as premium quality commodities, we have decided not to pursue an aggressive growth strategy for them.The reasons are driven by both market and practical considerations. With the probable exception of tea, the market for cocoa and coffee in recent years have not been conducive for growers: highly unpredictable in the case of cocoa, and excessively depressed in the case of coffee. While market demand for these commodities, including tea, with neither industrial nor commercial applications other than being consumed as beverages, is not likely to match those of palm products or rubber. Based on these considerations, it is simply not practical to undertake any activities on our cocoa, coffee and tea plantations, other than to maintain their present states.
Penelitian dan Pengembangan
Research and Development
Dukungan penelitian dan pengembangan adalah kunci bagi kelangsungan operasional bisnis perkebunan. Lonsum telah sejak lama memiliki fasilitas penelitian canggih dengan metodologi dan teknologi yang berkelas dunia. Fasilitas penelitian Perseroan memberikan dukungan komprehensif pada operasional perkebunan mulai dar i pemuliaan tanaman, agronomi dan perlindungan tanaman, serta telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 untuk pemuliaan, produksi benih, kultur jaringan, analisa data, dan penjualan benih. (lihat pembahasan pada box).
R&D support is key to any sustainable plantation operations. Lonsum has long maintained cutting-edge research facilities, employing world-class technology and methodologies. Having acquired the ISO 9001:2000 certification for breeding, seed production, tissue culture, data analysis, as well as the sales and purchases of seedlings, our research facilities provide comprehensive support to field operations ranging from plant breeding to agronomy and crop protection (see accompanying stories in box).
Global Reports LLC
L O N S U M
21
Penyelia Lapangan
Field Superintendents.
Untuk lebih mendukung aspek pengelolaan perkebunan, Lonsum membentuk fungsi Penyelia Lapangan, yang bertugas untuk memastikan bahwa perkebunan telah dikelola dan dipelihara sebagaimana mestinya. Para penyelia tersebut melakukan kunjungan dari satu perkebunan ke lainnya secara terus-menerus sepanjang tahun, serta melaporkan kepada manager kebun apabila terdapat kekurangan atau masalah yang patut mendapatkan penanganan.
To provide even greater support for the management of estates, Lonsum has also assigned Field Superintendents whose job is to ensure that proper management and care are provided to the estates.The superintendents visit the estates, rotating from one estate to another continuously throughout the year, and bring to the attention of the field managers of any flaws or problems that need to be addressed.
Pengembangan & Penelitian Research & Development PERLINDUNGAN TANAMAN Perlindungan tanaman dari ancaman hama dan penyakit merupakan bagian dari tanggung jawab Stasiun Penelitian Bah Lias, baik untuk kepentingan perkebunan Perseroan sendiri maupun para petani plasma serta Koperasi Unit Desa (KUD) yang menggunakan jasa BLRS untuk penyuluhan perlindungan tanaman. Penelitian di bidang pengendalian hayati untuk hama dan penyakit tanaman tetap menjadi fokus aktivitas BLRS, seperti misalnya pemanfaatan semut hitam guna penanggulangan hama Helopeltis pada tanaman kakao. Perlindungan alami terhadap hama tanaman kelapa sawit telah dilakukan secara terpadu, dimana guna menanggulangi ulat pemakan daun kelapa sawit, digunakan parasit tanaman kembang yang menyerang telur ulat, sementara virus dimanfaatkan untuk membunuh larva dan fungi yang tumbuh secara alami diarahkan untuk menghancurkan kepompong. Cara-cara pengendalian hayati semacam ini tidak saja mampu melindungi tanaman dan ramah lingkungan, namun juga terbukti lebih tahan lama dan efisien dari sisi biaya dibandingkan penggunaan pestisida kimiawi. Lonsum terus mengkaji potensi dari berbagai bentuk baru dalam pengendalian hayati untuk mengurangi hama dan penyakit tanaman. Dalam hal penanggulangan Ganoderma sebagai penyakit perusak utama tanaman kelapa sawit di Indonesia, sejak tahun 2002 Lonsum telah bekerja sama dengan CABI Bioscience dan University of Bath, Inggeris, guna melakukan riset dasar atas Ganoderma, terutama menyangkut pencegahan penularan dari persemaian ke penanaman di lahan perkebunan. Penelitian mengenai Ganoderma juga dilakukan Lonsum bekerja sama dengan Socfin Indonesia dan Centre de Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Developpment (CIRAD), Perancis. Selain itu, BLRS memiliki laboratorium pathologi khusus untuk penelitian epidemiologi Ganoderma.
CROP PROTECTION The protection of crops from pests and diseases also falls under the responsibilities of our Bah Lias Research Stations which continue to work closely with our estates as well as ‘plasma’ growers and village cooperatives who use the services of BLRS in crop protection. Research in biological control of pests and diseases continues at pace with innovative applications such as the use of black ants to control Helopeltis bugs that feed on cocoa pods. The biological control of oil palm leaves from leave-eating nettle caterpillars is even more integrated, where flowering plants are used to produce wasp parasites that attack their eggs, while natural viruses are used to infect and kill the larvae and locally occurring fungi destroy the pupae.These biological control measures not only provide protection to crops as well as the environment, but are often more long-lasting and cost-effective than the use of chemical pesticides. As such, Lonsum constantly evaluates the potential of various new forms of biological control measures in reducing pests and diseases. In the protection from Ganoderma as the single most infectious agent of oil palm plant in Indonesia, Lonsum has since 2002 worked closely with CABI Bioscience and the University of Bath, both of the United Kingdom, to undertake basic research on Ganoderma, primarily with respect to preventing its transfer from the nurseries to replanting. Ganoderma studies are also being carried out by Lonsum, Socfin Indonesia and Centre de Cooperation Internationale en Recherche Agronomique pour le Developpment (CIRAD) of France. In addition, BLRS runs a special pathology laboratory fully dedicated to the epidemiological studies of Ganoderma.
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
22
PABRIK PENGOLAHAN
MILLING AND PROCESSING
Lonsum mengoperasikan total sebanyak 19 fasilitas pengolahan di dalam area perkebunan Perseroan. Hal ini meminimalkan biaya pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik, sekaligus menjaga kontinuitas pasokan bahan produksi untuk mendayagunakan seluruh kapasitas pengolahan yang dimiliki.
Lonsum operates 19 mills and processing plants altogether which are conveniently located within our estates. This minimises the cost of transporting harvested produce from the fields to the mills and processing plants while also ensuring a steady flow of supply for maximum utility rates by our mills and plants.
Pabrik Kelapa Sawit
Palm Oil Milling
Pada tahun 2003 Lonsum membangun tiga pabrik kelapa sawit baru dalam rangka pengembangan kebun kelapa sawit, yaitu satu di Sumatera Utara dan dua di Sumatera Selatan. Dengan demikian, Lonsum kini memiliki 8 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 1,4 juta ton per tahun.
In 2003, Lonsum constructed three additional palm oil mills, as part of the on-going development of our oil palm estates, one in North Sumatera and two in South Sumatera. This brought the number of Lonsum’s palm oil mills to 8, with a combined total production capacity of 1.4 million tonne per annum.
Pada tahun 2003, tandan buah segar (TBS) yang diolah mencapai 1,18 juta ton, sedikit meningkat dari 1,12 juta ton tahun sebelumnya. Dari sini diperoleh 270,8 ribu metrik ton CPO pada tahun 2003, dibandingkan 259,5 ribu metrik ton di tahun 2002, atau tingkat rendeman sebesar 23,03% dan 23,23% masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Dari tahun ke tahun, Lonsum mencatat kenaikan tingkat rendeman yang relatif tinggi hingga saat ini. Sebagai perbandingan, tingkat rata-rata rendeman industri kelapa sawit di Malaysia tahun 2003 dan 2002 adalah masing-masing 19,75% dan 19,93%. Dengan mulai berproduksinya pabrik yang baru pada tahun 2004, Lonsum memperkirakan akan dapat meningkatkan jumlah TBS yang diolah maupun tingkat rendeman. Perseroan juga merencanakan membangun empat sampai lima pabrik kelapa sawit baru selama lima tahun mendatang dalam mengantisipasi pertambahan lahan kelapa sawit menghasilkan pada tahun-tahun mendatang.
The processing of Fresh Fruit Bunch (FFB) totalled 1.18 million tonnes in 2003, a slight increase from 1.12 million tonnes a year before. This produced 270.8 thousand metric-tonne of crude palm oil in 2003 compared to 259.5 thousand metric-tonne in 2002, for an oil extraction rate (OER) of 23.03% and 23.23%, respectively. Lonsum’s OERs have been growing steadily over the years, reaching their current level. Our OER level compares favourably with those of the oil palm industry averages that prevailed in Malaysia in 2003 and 2002 which were 19.75% and 19.93%, respectively. As production from the new palm oil mills begin to come fully onstream in 2004, we expect to see a corresponding increase in our FFB milling and oil extraction volumes. Lonsum also plans to build four-to-five additional palm oil mills in the next five years to meet progressively maturing oil palm hectarages in the years to come.
Volume Produksi - ribu ton Production Volumes - thousand tonnes
20.4
4.8
61.1 270.8 Kakao Cocoa
Global Reports LLC
Karet Rubber
Inti Sawit Palm Kernel
CPO CPO
L O N S U M
23
Produksi inti sawit dalam pada itu meningkat dari 57,0 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 61,1 ribu ton pada tahun 2003. Pabrik inti sawit untuk mendapatkan minyak berkualitas tinggi merupakan prospek yang baik bagi Lonsum di masa mendatang, terutama melihat terus meningkatnya produksi inti sawit dari tahun ke tahun.
Meanwhile, production of palm kernel increased from 57.0 thousand tonnes in 2002 to 61.1 thousand tonnes in 2003. The milling of palm kernel for its high-quality oil content represents an excellent opportunity for Lonsum to develop in the future, especially in light of the higher margin of palm kernel oil and our progressively higher palm kernel tonnage production year to year.
Pabrik Pengolahan Karet
Rubber Processing Plant
Dalam pengolahan karet, Lonsum mengoperasikan dua pabrik karet lembaran (RSS) dan tiga pabrik karet remah di perkebunan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, dengan total kapasitas produksi sebesar 33.472 ton per tahun. Saat ini, pabrik-pabrik tersebut masih beroperasi di bawah kapasitas optimal, sampai lahan-lahan tanaman karet yang baru ditanam mulai secara bertahap menghasilkan lateks. Dengan lebih dari 2.500 ha lahan tanaman karet yang mulai menghasilkan pada tahun 2003, Perseroan memperkirakan dapat meningkatkan pemakaian kapasitas pabrik secara signifikan mulai tahun 2004.
In rubber processing, Lonsum operates two ribbed smoked sheet rubber and three crumb rubber processing plants in the North Sumatera and South Sulawesi estates with a total processing capacity of 33,472 tonnes per annum. However, the current utilisation rates of these plants have not reached optimum levels, and will not be fully utilised until newly replanted rubber trees become progressively available for harvesting. With more than 2,500 hectares of these rubber trees maturing in 2003, we expect utilisation rates of our rubber plants to increase significantly starting in 2004.
Pada tahun 2003, total produksi karet mencapai 20.429 ton, dibandingkan 14.157 ton pada tahun sebelumnya. Karet remah mendominasi produksi karet, memanfaatkan permintaan yang menguat serta harga yang lebih baik untuk produk tersebut pada tahun 2003. Adanya fasilitas pengolahan yang berbeda - untuk karet remah ataupun karet lembaran - memungkinkan Perseroan untuk lebih fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan pasar akan kedua produk tersebut, bergantung pada produk mana yang memberikan harga lebih baik.
In 2003, total rubber production reached 20,429 tonnes compared to 14,157 tonnes the previous year. Crumb rubber production accounted for the larger share of the above, capitalising on stronger demand and better price for the product during the year. Our dual processing facilities - for either crumb or sheet rubber processing enable us to respond quickly to changing market demand for those two rubber products, providing us with the flexibility to capitalise on which product offers the best price.
Lonsum memperoduksi beberapa jenis karet remah sesuai spesifikasi Standard Indonesian Rubber (SIR), termasuk SIR 3CV60, SIR 3L, SIR 10 dan SIR Peptised 10, serta produk karet lembaran berkualitas tinggi dengan spesifikasi RSS1.
Lonsum produces several grades of crumb rubber in accordance with the Standard Indonesian Rubber (SIR) specifications, including SIR 3CV60, SIR 3L, SIR 10 and SIR Peptised 10; and the high-end ribbed smoked sheet rubber specification, RSS1.
Komoditas Lain
Other Commodities
Perseroan juga mengoperasikan tiga fasilitas pengolahan kakao, dan masing-masing satu fasilitas pengolahan untuk kopra, kopi dan teh. Produksi keempat komoditas
For the other commodities, Lonsum operates three cocoa processing facilities and one each for copra, coffee and tea. Production of all four commodities has remained
Global Reports LLC
24
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
tersebut relatif tidak berubah selama beberapa tahun terakhir ini, yaitu sekitar 11.000.000 butir kelapa, 5.000 ton kakao, dan masing-masing 1.000 ton untuk teh dan kopi. Lonsum merencanakan akan mempertahankan tingkat produksi tersebut pada beberapa tahun ke depan ini.
steady over the years, approximating 11,000,000 coconuts, 5,000 tonnes of cocoa beans, and 1,000 tonnes each of both tea leaves and coffee beans. Lonsum plans to maintain current production levels of these commodities in the foreseeable future.
Karena sifat dari ke empat komoditas tersebut, produksi diititikberatkan pada kualitas hasil akhir, bukan pada volume produksi. Produk kakao dan teh Perseroan telah sejak lama dikenal sebagai biji kakao serta daun teh dengan kualitas kelas satu.
Because of the nature of these commodities, the emphasis of our production is not on volume, but on the quality of the end products as well. Both Lonsum’s cocoa and tea products have long been known for their numberone quality grade cocoa beans and tea leaves.
Teh hitam yang diproduksi oleh Perkebunan Kertasarie, misalnya, adalah satu-satunya produk teh dari Indonesia yang pernah diulas dalam katalog bergengsi Quality Teas and Coffee yang diterbitkan oleh Simpson & Vail, perusahaan penyalur teh berkualitas bagi penikmat teh di seluruh dunia sejak tahun 1929. Mengenai teh Kertasarie, disebutkan dalam katalog tersebut: “...The medium-brown leaves brew to a greenish-brown leaf, with a flowery aroma.The amber cup is medium-bodied, brisker tasting than a Ceylon and has a flavourful infusion with a delightful oak cask aftertaste.”
In the case of our black tea from the Kertasarie Estate, for instance, it has earned the distinction of being the only tea product from Indonesia to have been featured in the prestigious Catalogue on Quality Teas and Coffees of Simpson & Vail, purveyor of the finest teas to tea connoisseurs from around the world since 1929. Of our Kertasarie tea leaves, the Catalogue notes: “...The mediumbrown leaves brew to a greenish-brown leaf, with a flowery aroma. The amber cup is medium-bodied, brisker tasting than a Ceylon and has a flavourful infusion with a delightful oak cask aftertaste.”
Pemeliharaan Lingkungan Environmental Protection Lingkungan yang Bersih dan Terjaga Lonsum memiliki fasilitas produksi yang mandiri. Pabrik kelapa sawit misalnya, memanfaatkan sabut dan cangkang yang banyak tersedia di lokasi perkebunan sebagai bahan bakar pembangkit panas di tungku uap. Lonsum juga telah mematuhi seluruh ketentuan perundangan lingkungan menyangkut pembuangan limbah proses produksi. Di pabrik kelapa sawit dan karet Perseroan, limbah proses produksi diolah secara biologis sehingga produk akhirnya dapat didaur-ulang sebagai pupuk di perkebunan. Dengan demikian, tidak ada limbah yang masuk ke dalam peredaran air alami.
A Self-Contained and Clean Environment Lonsum’s production facilities are totally self-contained. For instance, our crude palm oil processing is entirely self-sufficient in fuel energy, using carbon-neutral form of fuels in readily available palm fibers and shells to generate the heat for our plant boilers. Lonsum also complies fully to environmental requirements for process-effluent discharge. In our palm oil mills and rubber processing plants, effluents are treated biologically such that the final discharge can be fully recycled to our estates as fertilisers. In this way, no of effluent is discharged into the natural water system.
Global Reports LLC
L O N S U M
25
PENJUALAN DAN LOGISTIK
SALES AND LOGISTICS
Penjualan dan logistik semakin menjadi aspek penting dalam operasional Lonsum, meskipun produk-produk Lonsum yang berkualitas prima banyak dicari oleh pembeli di seluruh dunia. Sekitar 60% sampai 80% dari total volume penjualan dialokasikan bagi pasar domestik, sementara selebihnya ke pasar ekspor di Asia, Eropa dan Amerika Utara. Kebanyakan pembeli produk Lonsum adalah pedagang komoditas atau industri hilir bahan komoditas yang telah lama menjalin hubungan erat dengan Perseroan. Berbeda dengan spekulan yang dari waktu ke waktu melakukan pesanan pembelian untuk kepentingan jangka pendek, para pelanggan Lonsum lebih menyukai untuk berbisnis berdasarkan kontrak pembelian jangka panjang.
Sales and logistics represent an increasingly important area of activity for Lonsum despite the fact that our premium commodities are highly sought by buyers from around the world. Between 60% and 80% of our sales volumes are shipped to local markets with the rest going to the export markets in Asia, Europe and North America. Most of our buyers are either traders or downstream manufacturers of our commodities who have built strong ties with Lonsum over the years. As such, they represent the cream of commodity buyers who prefer to make their purchases on the basis of long-term contracts, unlike speculative buyers who make intermittent buying decisions on short-term interests.
Penjualan Berdasarkan Komoditas - % Sales by Commodity - %
Produk Minyak Sawit / Oil Palm Product
2002 Total Penjualan / Total Sales Rp 1,09 triliun / trillion
6.6%
2.7%
8.6%
2003 Total Penjualan / Total Sales Rp 1,25 triliun / trillion
4.8% 13.3%
2.6%
Karet / Rubber Kakao / Cocoa Lain-lain / Others
82.0%
79.3%
Pada tahun 2003, penjualan lokal meningkat 44,2% menjadi Rp 958,6 miliar, sedangkan penjualan ekspor menurun sebesar 31.2% menjadi Rp 298,2 miliar. Nilai penjualan total naik dari Rp 1,1 triliun tahun 2002 menjadi Rp 1,25 triliun di tahun 2003. Harga beberapa komoditas, terutama minyak sawit, menunjukkan peningkatan cukup substansial pada tahun 2003 dibandingkan tahun 2002.
In 2003, local sales grew by 44.2% to Rp 958.6 billion, while international sales declined by 31.2% to Rp 298.2 billion.Total net sales, therefore, increased from Rp 1.10 trillion in 2002 to Rp 1.25 trillion in 2003.Whereas the price of certain commodities, particularly palm oil and rubber, had improved considerably in 2003 compared to the previous year.
Selain satu kantor perwakilan di Singapura untuk penjualan ekspor, Perseroan pada tahun 2003 berupaya memperkuat jaringan penjualan dan logistik lokal guna menangani pemasaran produk yang lebih agresif di masa mendatang. Termasuk dalam rencana tersebut adalah
In addition to having a marketing office in Singapore to handle our export sales, Lonsum has been strengthening its local sales and logistics organisation since 2003 with the aim of marketing our products more aggressively in future. The plan includes bringing our products closer
Global Reports LLC
26
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
pembangunan sarana penampungan di berbagai lokasi strategis untuk lebih mempercepat dan mempermudah akses pembeli kepada produk Perseroan.
to market by having more storage facilities built in strategically located areas where our buyers can access them more frequently and conveniently.
Lonsum telah merancang tiga langkah strategis guna lebih memperkuat jaringan penjualan dan logistik Perseroan.
Lonsum has devised three strategic steps with which we intend to strengthen our sales and logistics networks.
Pertama, Perseroan akan kembali menjalin hubungan dengan pedagang komoditas dan pembeli di pasar Eropa, yang dalam beberapa tahun terakhir ini tidak lagi merupakan fokus upaya pemasaran sehubungan dengan kehadiran pasar baru di Cina dan India serta pertumbuhan pasar domestik yang cukup signifikan. Menjalin hubungan kembali dengan pasar Eropa diyakini akan membawa beberapa manfaat. Pertama, pasar Eropa telah mengalami pertumbuhan pesat sejalan dengan perkembangan Uni Eropa. Manfaat lain adalah bahwa Perseroan akan berhubungan dengan pelaku lama di bisnis komoditas yang tidak saja dapat memberikan akses kepada pasar-pasar baru, namun seringkali juga dapat memberikan fasilitas pembiayaan perdagangan dengan persyaratan yang lebih menguntungkan dibandingkan fasilitas serupa dari bank.
First, we aim to reestablish our ties with long-time commodity traders and buyers from markets in Europe which, due to the phenomenal rise of new markets in China and India, and the considerable growth of Indonesia’s own market for oil palm products, has not been a major focus of our marketing efforts in recent years. However, we believe there are several benefits to be gained from reestablishing our links to the European market. For one thing, the market has g rown tremendously with the recent expansion of the European Union. Another advantage would be that we will be dealing with long-established traders and dealers in the commodity business who not only can provide access to new markets but can often provide trade financing facilities as well, at more favourable conditions than any commercial bank could ever match.
Kedua, Perseroan akan meningkatkan efisiensi logistik melalui penyempurnaan sistem transportasi dan pergudangan. Perseroan saat ini belum memiliki sistem logistik yang terpadu dan memadai. Produk jadi dari pabrik pengolahan disimpan di tangki penampungan di lokasi pabrik sementara menunggu pengangkutan ke salah satu dari dua stasiun pengumpulan utama yang berlokasi di sekitar pabrik. Dari stasiun pengumpulan, produk-produk tersebut kemudian dikapalkan kepada pembeli baik untuk konsumsi ekspor maupun lokal.
Secondly, we aim to increase the efficiency of our logistics system by improving our transportation and storage systems. Presently, Lonsum does not have adequate and integrated logistics systems. Finished products from our mills and processing plants are usually stored in nearby intermediate storage tanks where they await for transportation to two main collection stations located some distance away from our mills. From these two main collection stations, goods are then shipped to their buyers either for exports or local consumption.
Permasalahan yang dihadapi dalam struktur logistik Perseroan saat ini adalah tidak memadainya infrastruktur transportasi antara tangki penampungan dan stasiun pengumpulan utama. Kondisi jalan tidak terpelihara, dan di musim hujan sering tidak dapat dilalui akibat banjir. Pada saat-saat tersebut, satu-satunya alternatif adalah angkutan tongkang sungai, yang tentunya memakan waktu lebih lama, khususnya pada kebun-kebun di Sumatera Selatan dan Kalimantan.
The problem with our current logistics set-up is that the transportation infrastructure between our intermediate storage tanks and the main collection stations are inadequate. Roads are not well kept, and during the rainy seasons are flooded and virtually unusable. At such time, shipment of goods is available only through the river system via pontoons and barges, which obviously takes longer to complete, especially in the South Sumatera and Kalimantan estates.
Global Reports LLC
L O N S U M
27
Sebuah kajian awal biaya-manfaat yang dilakukan Lonsum telah memperlihatkan manfaat dar i pembangunan infrastruktur jalan yang lebih baik, pembangunan stasiun pengumpulan yang lebih besar dan lebih dekat dengan lokasi pabrik namun sekaligus mudah diakses oleh pembeli, atau kedua-duanya. Kajian tersebut telah memperlihatkan bahwa adanya indikasi penghematan waktu pengiriman produk, yang dengan demikian harga produk menjadi lebih tinggi di stasiun pengumpulan, sehingga dapat menjamin investasi bagi suatu sistem logistik dan transportasi yang lebih efektif dan efisien dari pada yang ada saat ini.
A preliminary cost-and-benefit study by Lonsum has pointed out the advantages of constructing better road infrastructure, building even larger collection stations nearer to our mills but also easily accessible to our buyers, or both. Our preliminary studies indicate that the amount of time that can be saved in transporting our goods, and the significantly higher price that these goods can fetch at the collection stations, clearly warrant the investment in a more effective and efficient logistics and transportation systems than those which we are equipped today.
Langkah ketiga dalam prakarsa pengembangan penjualan dan logistik adalah untuk mendayagunakan persediaan produk, menyusul dibangunnya fasilitas pengumpulan yang lebih besar. Dengan persediaan produk yang tersimpan aman dan baik dalam tangki-tangki penyimpanan khusus - dimana kualitas produk telah disertifikasi oleh penilai independen yang diakui secara internasional - Perseroan memiliki pilihan untuk memperoleh pembiayaan di muka atas kontrak pembelian produk tersebut.
The third step in our sales and logistics initiatives will be to leverage our sales inventory once we have established larger pooling and collecting stations. Once our goods are securely and safely stored in the controlled environment of our tanks - and the quality of these goods fully certified by independent and internationally recognised surveyors - we will have the option to acquire trade financing against these contracted goods for advance payment on our sales.
Langkah-langkah tersebut bukan saja akan memperkuat penjualan dan logistik dalam jangka pendek, namun juga meningkatkan daya saing Lonsum dalam periode jangka panjang.
We believe that these initiatives will not only strengthen our sales and logistics in the short term but also increase Lonsum’s competitiveness over the long term period.
Global Reports LLC
28
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
BEKERJA SAMA DENGAN KOMUNITAS WORKING WITH OUR COMMUNITY
Lonsum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dimana Lonsum menjalankan kegiatan usahanya. Hal ini karena setiap kali Lonsum membangun lahan perkebunan baru, kami pun membangun lingkungan masyarakat bersamanya, mengubah lahan yang tidak produktif menjadi industri, kompleks perumahan, sarana umum, sekolah, klinik kesehatan, fasilitas keagamaan, olah raga maupun rekreasi, dan banyak lagi. Lonsum is an integral part of the communities in which we operate.This is because, as we build our estates, we build whole communities within and around these estates, turning unproductive land to industries, housing complexes, public utilities, schools, health clinics, religious and sports and recreational facilities, and many more.
Global Reports LLC
L O N S U M
29
Bagi Lonsum, komunitas di sekitar perkebunan merupakan bagian tak terpisahkan dari operasional dan pengembangan perkebunan maupun kelangsungan bisnis Perseroan dalam jangka panjang. Sepanjang sejarah Perseroan, upaya pengembangan perkebunan juga senantiasa melibatkan aktivitas pengembangan komunitas.
Lonsum has always regarded its immediate communities as an integral part of the continuous cultivation and development of its estates, and the long-ter m sustainability of its business as a whole. In fact, for as long as we can remember, we built whole communities with each and every new development of our estates.
Dengan semakin berkembangnya perkebunan, tersedia peluang pekerjaan bagi ribuan tenaga kerja yang terlibat dalam siklus aktivitas perkebunan sepanjang tahun. Ribuan orang lainnya menghidupi keluarga dan komunitasnya sebagai petani plasma di lingkungan perkebunan Lonsum. Kemudian, bila dipertimbangkan juga aspek efek-berganda, untuk setiap orang yang bekerja di Lonsum baik langsung maupun tidak langsung, terdapat lima sampai sepuluh orang lainnya lagi yang juga memperoleh manfaat dari berbagai aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh keberadaan perkebunan Perseroan.
As these estates grow and thrive, they provide job opportunities to thousands of employees and workers who are engaged in the never-ending cycles of plantation estate activities all year-round. Many more thousands work as plasma growers within the Lonsum estates, providing livelihoods to their families and communities. Then, if we also include the multiplier-effect factor, for every person that is either directly or indirectly employed by Lonsum, there are anywhere from five to ten other people who also benefit economically from the various other industries that are generated by our presence.
Selama puluhan tahun, Lonsum memiliki hubungan yang har monis dengan karyawan dan komunitasnya. Seringkali, komunitas tersebut adalah para karyawan itu sendiri, dimana anggota keluarga turun-temurun sampai tiga atau empat generasi bekerja sebagai karyawan Lonsum. Bukan hal yang luar biasa bila seorang karyawan Lonsum saat ini memiliki kakek yang enam atau tujuh puluh tahun yang lalu juga menjadi karyawan Lonsum. Kesinambungan semacam itu menyebabkan timbulnya saling percaya serta keterikatan yang sukar dicari bandingannya. Setelah beberapa generasi, para karyawan tersebut bersama komunitasnya telah menjadi bagian dari Lonsum, seperti juga Lonsum telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Over the decades, Lonsum has existed peacefully and cooperatively with employees and the communities. In many cases, our employees are the communities themselves.We have employed family members of many generations down to the third and fourth-generation member.Today, it is not uncommon to find someone at Lonsum whose great grandfather had once served with the Company sixty or seventy years ago. Obviously, such continuity builds trust and attachment that are not easily found anywhere else. Over several generations, these employees, and the communities to which they belong, have become a part of Lonsum just as Lonsum has become an integral and interwoven part of their lives.
Sebagai layaknya warga yang bertanggung jawab dan tanggap, Perseroan senantiasa berinteraksi aktif dan memperhatikan kepentingan karyawan maupun komunitasnya. Perseroan membantu pembangunan gedung sekolah di daerah yang belum memiliki sekolah dan mendorong pencapaian prestasi baik di sekolah maupun di luar sekolah di kalangan kaum muda. Lonsum mendukung partisipasi aktif warga di dalam berbagai kegiatan olahraga, kesenian, budaya maupun keagamaan.
As such, we never fail to be both a responsible and responsive corporate citizen that interacts actively with and for the good of our employees and the community. We contribute to the construction of schools in areas where there are none and promote both scholastic excellence and extracurricular achievements among our aspiring youth. Lonsum encourages its community members to participate actively in sports, artistic, cultural and religious pursuits. For instance, Lonsum boasts of
Global Reports LLC
30
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Saat ini misalnya, Lonsum memiliki 11 klub sepakbola, salah satunya bahkan cukup ber prestasi untuk berkompetisi dalam berbagai pertandingan tingkat nasional. Lonsum mengirimkan para qori dan qoriah yang mampu mencapai prestasi dalam lomba baca Al Quran di tingkat nasional maupun internasional. Perseroan juga menjadi salah satu sponsor dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, dimana tuan rumah untuk PON 2004 adalah Propinsi Sumatera Selatan tempat berbagai perkebunan Perseroan berlokasi.
11 soccer teams, one of which is qualified to participate in various national competitions. Lonsum fields winning participants to the prestigious national competition on Quranic reading among leading ‘qori and qoriah’ from all over Indonesia and abroad. Lonsum is one of the sponsors of the National Games (PON) sporting event held once every four years for top Indonesian athletes to compete, which in 2004 will be hosted by the Province of South Sumatera where we have some of our largest estates to date.
Kegiatan Kemasyarakatan
Co-existing with Our Communities
Selain itu, program kegiatan kemasyarakatan Perseroan mengambil berbagai bentuk aktivitas yang dirancang untuk mempererat hubungan dengan komunitas sebagai sesama warga. Perseroan menyediakan dana serta bantuan bagi keperluan pendidikan. Perseroan membangun dan memelihara berbagai sarana umum seperti jalan-jalan dan jembatan yang menghubungkan perkebunan Perseroan dan wilayah sekitar, sehingga membuka akses kepada daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau. Perseroan mensponsori kegiatan olahraga, kesenian dan kebudayaan di lingkup lokal maupun nasional. Perseroan membangun mesjid, gereja dan tempat peribadatan lainnya dalam rangka memajukan kehidupan beragama. Pada saat-saat diperlukan, Perseroan juga memberikan bantuan bagi korban bencana alam maupun kemanusiaan.
In addition to the above, our community development programme takes various form of engagements that is designed to further cement our relationships with the communities with whom we co-exist. In broad terms, we provide educational funds and assistances. We carry out public works development and maintenance such as roads and bridges leading to and from our estates, and opening new access to previously inaccessible areas. We give sponsorship to various sports, arts and cultural events at both local and national levels. We encourage and support religious pursuits regardless of religion by contributing to the construction of mosques and churches and other places of worship. Last but not least, we also provide disaster relief funds and assistances when such occasion arises.
Di samping memelihara hubungan baik dengan komunitas, program kegiatan kemasyarakatan Perseroan dalam beberapa tahun terakhir ini khususnya juga menghadapi tantangan menyangkut sengketa hukum dengan beberapa anggota masyarakat. Kasus ini melibatkan Perkebunan Karet Bulukumba di Sulawesi Selatan, dimana sekelompok ahli waris eks pemilik tanah telah mengajukan gugatan hukum kepada Perseroan menyangkut kelayakan ganti rugi atas tanah mereka yang diambil-alih oleh perkebunan. Sekalipun menganggap gugatan tersebut tidak cukup berdasar, Perseroan mematuhi keputusan Mahkamah Agung untuk mengembalikan 200 ha tanah sengketa tersebut kepada para penggugat. Namun demikian, upaya kami untuk
In recent years, our close and longstanding relations with our communities have been tested with issues regarding unsubstantiated land claims on our estates by several members of our communities. The case involves our Bulukumba Rubber Estate in South Sulawesi where a class action suit was brought upon Lonsum by the heirs of the previous owners of the land who claimed that their forefathers had not been compensated adequately for the transfer of land to Lonsum. While we do not think the case has merit, we are abiding fully with the decision of the Supreme Court which decided that Lonsum should return 200 hectares of this land to the plaintiff. However, our efforts to honour the decision of the Court was not met with good will on the part of
Global Reports LLC
L O N S U M
31
menghor mati keputusan hukum tersebut tidak ditanggapi secara baik oleh pihak penggugat. Upaya kami untuk mencari perlindungan polisi, sekalipun syah secara hukum, juga ditanggapi secara negatif dengan mengkaitkannya dengan pelanggaran hak asasi manusia.
plaintiff. Our effort to seek police protection, as is fully warranted by law, was also viewed and presented in a somewhat negative light to the extent that it was associated with human rights abuses.
Kami menggarisbawahi posisi Perseoan, yaitu sebagai warga usaha yang taat hukum dan bertanggung jawab, kami akan memenuhi segala amar hukum, dan bahwa kami tidak akan melakukan tindakan apapun, dalam hal sengketa hukum atas hak kepemilikan tanah maupun hak lainnya, di luar hukum yang berlaku.
We reaffirm our position that, as a law abiding and responsible corporate citizen, we will adhere fully to decisions made by the courts of law, and that no action will be taken by Lonsum, in matters of legal dispute over the rights of land ownership or other rights, that is not within the jurisdiction of law.
Dalam kasus serupa yang terjadi di perkebunan sawit Pergulaan, Sumatera Utara, Perseroan tetap mengambil posisi sebagai warga usaha yang taat hukum dan bertanggung jawab kepada stakeholder termasuk para karyawan dan komunitasnya.
In a similar case that has materialised out of our oil palm estates in Pergulaan, North Sumatera, Lonsum is also pursuing the policy of the law-abiding and responsible corporate citizen that we have always been to our stakeholders including our employees and communities.
Dengan Itikad Baik
In Good Faith
Perseroan meyakini bahwa insiden di Bulukumba dan Pergulaan adalah suatu pengecualian apabila disejajarkan dengan catatan sejarah selama berpuluh tahun dimana Perseroan telah senantiasa memelihara hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan komunitas sekitar. Perseroan tetap memegang teguh keyakinannya dengan senantiasa mengambil kebijakan dan aktivitas yang berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku.
Lonsum believes that both the Bulukumba and Pergulaan affairs are isolated cases against the backdrop of our century-long record of good and peaceful relations with the communities with whom we have co-existed over many decades. Lonsum continues to exert every efforts to resolve issues and disputes that are close to the hearts and interests of our communities, in good faith and in the interests of all other stakeholders.
Global Reports LLC
32
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
PROSPEK KE DEPAN GOING FORWARD
Pada tahun 2003 Lonsum mengkaji ulang seluruh aspek operasional Perseroan, mulai dari visi dan strategi usaha, hingga pengembangan prosedur operasional, serta strategi pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh dalam rangka membentuk organisasi yang kompeten dan unggul dalam persaingan. In 2003, Lonsum undertook a thorough review of its operations, starting from our vision and business strategy, to the establishment of operational procedures, and the formulation of a comprehensive human resources strategy in order to transform our organisation into a highly capable and competitive force.
Global Reports LLC
L O N S U M
33
LANDASAN BARU BAGI PERTUMBUHAN BERKELANJUTAN
A NEW PLATFORM FOR GROWTH
Lonsum saat ini tengah melakukan program transformasi inter n yang mencakup perubahan manajemen, restrukturisasi organisasi, kajian operasional dan pengembangan SDM. Program tersebut dimulai pada bulan September 2003 dengan menunjuk Ernst &Young sebagai konsultan dalam pengembangan strategi usaha, restrukturisasi organisasi dan penyusunan kebijakan dan prosedur operasional. Selain itu, Lonsum menunjuk perusahaan Tass Consulting untuk membantu penyusunan strategi dan pengembangan SDM.
Lonsum is currently undergoing a strategic, internal restructuring programme that includes a management change, organisational restructuring, operational review and human resources development. The programme began in September 2003 with the appointment of Ernst & Young to assist in the business strategy development, organisational restructuring and the establishment of operational policies and procedures. In addition to this, Lonsum appointed Tass Consulting to assist in human resources strategy and development.
Agenda pertama adalah memperkuat jajaran Manajemen dengan merekrut anggota Direksi baru, serta perombakan struktur organisasi Perseroan. Sejalan dengan struktur organisasi yang baru tersebut, Direksi diperkuat dengan penambahan dua struktur Direktur eksekutif baru, bersama dengan pendefinisian-ulang fungsi dan tanggung jawab setiap Direktur.
First on the agenda was a high-level recruitment for new members to the Board of Directors to strengthen Management, and the restructuring of Lonsum’s organisation. Two additional executive directors were added to the Board in conjunction with the redefinition of the roles and responsibilities of each director, in line with the new organisational structure.
Dalam struktur yang baru, Presiden Direktur membawahi empat orang Direktur masing-masing untuk Keuangan, SDM dan Umum, Penjualan, serta Operasi. Salah satu ciri dari struktur yang baru tersebut adalah pemberdayaan direktorat pengelolaan perkebunan dan penjualan.
In our new structure, the President Director oversees four Managing Directors for Finance, Human Resource and General Services, Sales, and Operations. A new feature of our organisational structure is the strengthening of our estate and sales management.
Direktur Operasi, atau MDO, bertanggung jawab atas serangkaian aktivitas operasional mulai pemuliaan, pemeliharaan, pabrik dan pengolahan, dibantu oleh General Manager pengelolaan program, jasa rekayasa, penelitian, inspeksi lapangan dan penasehat, serta para General Manager wilayah. Para GM Wilayah, masingmasing bertanggung jawab untuk wilayah tertentu yang meliputi beberapa perkebunan sebagai suatu Unit Bisnis Strategis, akan berfungsi sebagai penanggung jawab operasional utama untuk perkebunan, untuk memenuhi target penanaman, pemanenan serta pengolahan.
The Managing Director of Operations, or MDO, who oversees a broad range of activities in breeding, cultivating, milling and processing operations, has the support of programme management, engineering services, research, field inspection and advisory, and area general managers. The Area GMs, each of whom is responsible for a designated area comprising of several estates as a strategic business unit (SBU), will serve as the main managers of operations in the estates, responsible for meeting estate targets of planting, harvesting and processing.
Direktur Penjualan merupakan struktur baru dimana untuk pertama kalinya Perseroan memiliki seorang Direktur yang khusus membawahi operasional penjualan.
The Sales Director is a new directorship at Lonsum, and represents the first time that Lonsum has a Director fully dedicated to overseeing sales operations. The Sales
Global Reports LLC
34
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Direktur Penjualan juga dilengkapi jalur pelaporan langsung dari Kepala Departemen Sistem Informasi, menggarisbawahi aspek vital dari fungsi operasional penjualan.
Director also has direct reporting line from the Head of Information System, underlining the increased emphasis that Lonsum has placed on sales operations.
Selain mengawasi ke empat aspek operasional utama Perseroan, Presiden Direktur juga bertanggung jawab atas Perencanaan dan Komunikasi Perusahaan, Hubungan Investor, Hubungan Pemerintahan dan Masyarakat, Sekretar is Per usahaan dan Pelayanan Hukum, Manajemen Risiko serta Audit Intern.
Meanwhile, in addition to overseeing the four main areas of operations, the President Director is also charged with overseeing Corporate Communications and Planning, Investor Relations, Government and Community Relations, Corporate Secretary and Legal Services, Risk Management and Internal Audit.
Agenda kedua dalam proses restrukturisasi perusahaan mencakup pengembangan strategi dan kebijakan usaha dengan fokus pada empat aspek yaitu penyusunan strategi, kajian tata kelola perusahaan, pengembangan petunjuk standar operasi serta sistem pelaporan Manajemen. Berbagai kemajuan telah dicapai sesuai rencana meliputi penyusunan visi jangka panjang dan strategi jangka pendek; kebijakan tata kelola yang mencakup fungsi audit internal, nominasi dan remunerasi, manajemen risiko; serta pengembangan petunjuk pelaksanaan menyangkut pengendalian keuangan, akuntansi dan prosedur standar operasi.
The second agenda in our restructuring process involves the company strategy and business policy development which focuses on four key issues covering strategy formulation, governance review, standard operations manual development, and Board reporting. This development has progressed as planned with the formulation of our long-term vision and short-term goals; the development of governance policies covering internal audit, nomination and remuneration, and risk management; development of policy and manual guidelines on financial control, accounting, and standard operating procedures.
Agenda kerja ketiga, yang akan dimulai pada tahun 2004 menyusul selesainya kajian dan evaluasi di tahun 2003, adalah proses transformasi dan pengembangan SDM. Aspek ini akan mencakup analisa kebutuhan pelatihan, perencanaan jenjang karir, sistem remunerasi dan insentif, serta suatu sistem evaluasi dan penilaian kinerja yang komprehensif bagi seluruh staf karyawan Lonsum.
The third agenda of our restructuring, to start in 2004 following a completed review and assessment in 2003, is the human resources enhancement and transformation process. This will include training need analyses, career planning, remuneration and incentive system, and a comprehensive performance evaluation and assessment system for all employees of Lonsum.
Agenda ke empat, sistem pelaporan Manajemen, akan memungkinkan arus informasi yang terus-menerus dan seketika kepada Manajemen mengenai berbagai perkembangan yang terjadi di lingkungan Perseroan, khususnya yang memerlukan perhatian segera. Sebuah rencana induk pengembangan sistem TI akan merupakan bagian dari sistem pelaporan Manajemen, dengan tujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi di perkebunan dan di kantor pusat, agar tercapai keterpaduan penuh di antara seluruh unit operasional Perseroan.
Finally, Board Reporting, the fourth agenda, will provide a holistic system for management to be constantly and instantly informed of all and every progress and situation developing within the Company, especially those that require the immediate attention of Management. A blueprint for a comprehensive IT system development for Lonsum will be provided as part of this requirement. The goal is to integrate our field information systems with those of management information at Head Office, in order to achieve full integration among all of our operating units.
Global Reports LLC
L O N S U M
35
LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL REPORT
• Analisis & Pembahasan Manajemen Management’s Discussion & Analysis
36
• Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Responsibility for Financial Reporting
48
• Laporan Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements
49
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
36
ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN
MANAGEMENT’S DISCUSSION & ANALYSIS
Tinjauan Umum PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (“Perseroan”) adalah perusahaan perkebunan terpadu dengan aktivitas utama di bidang pemuliaan dan penanaman, pengolahan dan pemrosesan, serta penjualan dan logistik. Segmen pemuliaan dan penanaman memproduksi benih dan bibit kelapa sawit, karet, kakao, kopi dan teh untuk ditanam dan dikelola di 38 area perkebunan di Sumatera Utara dan Selatan, Jawa Barat dan Timur, Sulawesi dan Kalimantan. Segmen pabrik pengolahan mengoperasikan 19 pabrik pengolahan yang memproduksi minyak sawit dari tandan buah segar (TBS), karet lembaran dan karet remah, biji kakao dan kopi, serta daun teh. Segmen penjualan dan logistik memasarkan dan mendistribusikan berbagai komoditas tersebut kepada pedagang komoditas atau pabrikan pengolah komoditas di pasar domestik maupun internasional.
Overview
Tujuan jangka panjang Perseroan adalah untuk menjadi perusahaan agro-industri berbasis perkebunan yang terkemuka di Indonesia dan sekitarnya, dengan mengembangkan usaha tanaman komoditas yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui (i) produksi primer berstandar internasional, dan (ii) aktivitas sekunder yang memiliki nilai-tambah. Untuk itu, Perseroan sejak tahun 2003 fokus pada integrasi sumber daya perkebunan di Indonesia, memaksimalkan kemampuan produksi primer, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
The Company’s long-term goal is to be the leading landbased agro-industrial business in Indonesia and beyond, committed to generating profitable and sustainable growth from a diversified range of perennial crops through (i) worldclass primary production and (ii) selected value-added downstream activities. As a primary step to achieve this goal, the Company has since 2003 focused its attention on integrating its estate resources in Indonesia, maximising the potential of its primary production capabilities, and enhancing its human resources.
Sekalipun lebih rendah dari tahun sebelumnya, pencapaian laba bersih pada tahun 2003 mencerminkan kelayakan usaha maupun profitabilitas Perseroan. Pertumbuhan penjualan bersih didukung peningkatan 76,6% dan 10,6% masing-masing pada penjualan karet dan produk kelapa sawit, yang bersama-sama merupakan 93% dari total penjualan 2003. Sementara total beban usaha meningkat sebesar 25,7%.
In 2003, the Company achieved a net profit which, although below that of the previous year, indicated an improving condition of its operations. Total combined net sales of all commodities grew on the strength of a 76.6% growth of rubber and 10.6% growth of palm products, both of which accounted for 93% of total sales in 2003.Whereas total operating expenses increased by 25.7%.
Selama dua tahun terakhir ini Perseroan berhasil memperkuat neraca keuangannya, terutama dengan peningkatan aktiva lancar
Over the past two years, the Company has succeeded in consolidating its balance sheet, particularly achieving significant
Global Reports LLC
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (or the “Company”) is an integrated plantation company that operates in three core activities, breeding and cultivating, milling and processing, and sales and logistics. The breeding and cultivating segment produces and cultivates seeds and seedlings into oil palm, rubber, cocoa, coffee and tea growth across 38 plantation estates in North and South Sumatera, West and East Java, Sulawesi and Kalimantan. The milling and processing segment operates 19 milling and processing plants that produce palm oil from fresh fruit bunches (FFB), dry sheet and crumb rubber, dry cocoa and coffee beans, and dry tea leaves.The sales and logistics segment sells and distributes these commodities to domestic and international buyers who are traders or downstream manufacturers of the commodities.
L O N S U M
37
dan peningkatan pendapatan dari penjualan selain juga mempertahankan nilai aktiva tetap. Hal ini berdampak pada peningkatan ekuitas yang menunjukkan saldo positif pada tahun 2003 setelah mengalami saldo negatif pada beberapa tahun sebelumnya. Dengan ekuitas yang lebih baik, Perseroan dapat melanjutkan proses negosiasi yang telah berlangsung lama dengan kreditor sehubungan dengan penyelesaian hutang Perseroan. Pada tahun 2003, Perseroan melakukan berbagai upaya untuk memperkuat likuiditas serta posisi keuangannya dengan mengurangi jumlah hutang melalui restrukturisasi hutang. Pada dasarnya, seluruh hutang Perseroan diambil-alih dari para kreditor semula dengan nilai yang tidak disebutkan, dilanjutkan dengan negosiasi persyaratan penyelesaian hutang dengan Perseroan. Hasilnya adalah perjanjian restrukturisasi hutang komprehensif yang telah ditandatangani dan disetujui oleh pemegang saham setelah tahun buku laporan ini.
growth in liquid assets as well as improving revenues while also preserving the value of its fixed assets. In addition, the balance of stockholder’s equity has turned positive in 2003 from negative balances in the past few years. The improving equity in turn provided the Company with a viable base to pursue longstanding negotiations with creditors with respect to the Company’s debts. In 2003, the Company devoted a substantial portion of management time and efforts to strengthen its liquidity and financial position by reducing the amount of its debts through a debt restructuring programme. The programme essentially involved the outright purchase of the Company’s entire debts from the Company’s original creditors at undisclosed prices, which are then negotiated with the Company - the outcome of which was a comprehensive debt restructuring agreement consummated and approved by shareholders subsequent to the year under review.
Dengan hasil usaha dan posisi keuangan pada tahun 2003 serta keberhasilan restrukturisasi hutang, Perseroan mampu memulihkan kelayakan finansialnya, sebagai landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan lebih lanjut.
The Company’s results of operations and financial condition in 2003, and subsequent debt restructuring, has enabled the Company to regain a measure of financial sustainability, providing it with a more solid base for future growth.
Kondisi Ekonomi yang Membaik
Improving Economic Conditions
Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini relatif stabil. PDB tumbuh sebesar 4,1% pada tahun 2003 dibandingkan 3,7% pada tahun 2002. Tingkat inflasi berkurang dari 11,9% tahun 2002 menjadi 5,1% di tahun 2003. Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat dari Rp 8.940 menjadi Rp 8.465 antara tahun 2002 dan tahun 2003.
Indonesia has shown relative political and economical stability over the past two years. GDP growth was 4.1% in 2003 compared to 3.7% in 2002. Inflation was significantly reduced to 5.1% throughout 2003, from 11.9% the year before. Meanwhile, the Indonesian Rupiah strengthened from Rp 8,940 to Rp 8,465 to the US dollar between 2002 and 2003.
Neraca pembayaran Indonesia terus membaik sejalan dengan meningkatnya ekspor yang didorong oleh stabilitas domestik dan pulihnya kepercayaan pasar internasional. Ekspor nonmigas tercatat sebesar US$ 46,6 miliar pada tahun 2003, dimana nilai ekspor minyak sawit dan karet - dua komoditas utama Perseroan - adalah masing-masing sebesar US$ 2,6 miliar dan US$ 1,4 miliar.
Indonesia’s balance of payment improved steadily as exports benefitted from the relative stability and growing confidence among foreign buyers.Total non oil and gas exports amounted to US$ 46.6 billion in 2003, of which crude palm oil and rubber, the two mainstay commodities of the Company, accounted for US$ 2.6 billion and US$ 1.4 billion, respectively.
Permintaan dan Penawaran CPO di Pasar Dunia
Supply and Demand of CPO in World Markets
CPO mewakili 22% dari total produksi minyak nabati di dunia saat ini, sementara minyak kedele sebagai saingan utama CPO
CPO contributes as much as 22% of total vegetable oil production in the world today, while soybean oil, CPO’s main
Global Reports LLC
38
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
adalah sebesar 30%. Namun, permintaan dan pasok CPO terus tumbuh lebih tinggi dari minyak dan lemak nabati maupun hewani lainnya. Dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya, CPO memberikan produksi per hektar yang lebih tinggi, disamping biaya pemeliharaan dan panen yang lebih rendah, terutama karena distribusi geografis tanaman kelapa sawit di daerah tropis yang memiliki iklim sedang sepanjang tahun.
competitor, accounts for 30%. However, growth in demand and supply of CPO continues to outstrip that of all other animal and vegetable oils and fats worldwide.The reason being simply that CPO offers the highest yields per hectare of any other vegetable oil, with the most cost efficient cultivation and harvesting too, mainly due to the geographical distribution of oil palms in the tropics with their temperate seasons all year round.
Konsumsi CPO dunia tumbuh rata-rata sekitar 9% per tahun antara tahun 1999 dan 2003, dengan India, Eropa dan Cina mengkonsumsi berturut-turut 14%, 12% dan 10% dari total konsumsi CPO dunia. Pada tahun 2003, Malaysia dan Indonesia masih merupakan negara produsen CPO terbesar dengan 85% dari total produksi dunia sebesar 27,2 juta metrik ton, yang setiap tahunnya meningkat dengan rata-rata sebesar 7%.
The average annual growth of global CPO consumption between 1999 and 2003 was approximately 9%, with India, Europe and China consuming 14%, 12% and 10% of total world consumption of CPO, respectively. As of 2003, Malaysia and Indonesia remained the world’s largest producers of CPO, accounting for some 85% of the total world production of 27.2 million metric-tonne of CPO, with an average annual growth rate of 7%.
Harga CPO berfluktuasi sesuai permintaan dan pasok, serta dipengaruhi juga oleh permintaan dan pasok minyak kedele di dunia. Setelah kelebihan pasok minyak kedele di pertengahan tahun 2001 dimana harga CPO sesuai CIF-Rotterdam hanya US$ 250 per metrik ton, harga CPO kemudian berangsur membaik pada tahun 2002 dan 2003, mencapai puncaknya sebesar US$ 510 per metrik ton pada Desember 2003 dengan menguatnya per mintaan dar i India dan Cina serta berkurangnya persediaan di negara-negara produsen.
The price of CPO fluctuates with supply and demand and is also influenced by the global supply and demand of soybean oil. Following the pressure from a soybean oil glut in mid 2001 which saw the decline of the CIF-Rotterdam CPO price to as low as US$ 250 per metric-tonne, the price for CPO had gradually improved in 2002 and 2003, reaching a peak of US$ 510 per metric-tonne in December 2003 with growing market demand from India and China as well as from dwindling inventory stock in producing countries.
CPO dipergunakan sebagai bahan baku minyak goreng, bumbu masakan, margarine, gula-gula serta berbagai jenis makanan olahan. Minyak olein yang dihasilkan dari pemrosesan sekunder dipergunakan dalam berbagai produk kosmetika, sabun, plastik dan farmasi. Dalam tahap penelitian dan pengembangan lanjutan saat ini adalah salah satu aplikasi minyak sawit yang potensial di masa mendatang sebagai bahan bakar terbaharui untuk mesin pembakaran internal. Di Indonesia, 70% dari konsumsi CPO adalah untuk bahan baku minyak makan.
CPO is used as material for cooking oil, in food shortenings, margarine, confectionery and a wide range of processed foods. Oleochemicals derived from secondary processing are used for a broad range of applications in cosmetics, soaps, plastics and pharmaceutical products.A promising application of palm oil in the future, currently in advanced stage of research and development, is its potential use as a renewable source of biodiesel fuel for the combustible engine. In Indonesia, over 70% of CPO consumption goes into the making of edible oil.
Minyak sawit (CPO) sebagai salah satu komoditas utama di pasar domestik maupun internasional, telah menjadi semakin penting akhir-akhir ini. Hal ini nampak antara lain dari kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengenakan tarif cukai ekspor bagi produk CPO untuk mengamankan pasok
The importance of crude palm oil (CPO), as a prime commodity in both the domestic and international markets, has grown tremendously in recent years.This is evident, among other things, in the step taken by the Government of Indonesia to ensure domestic supply of CPO by imposing an export
Global Reports LLC
L O N S U M
39
domestik. Tarif yang dikenakan saat ini adalah 3% dari harga dasar CPO yang ditetapkan oleh pemerintah.
tariff on CPO products. The present tariff is 3% of the benchmark price determined by the government.
Permintaan dan Penawaran Karet di Pasar Dunia
Supply and Demand of Rubber in World Markets
Karet alam merupakan komoditas utama di Thailand, Indonesia dan Malaysia sebagai tiga besar negara produsen karet alam di dunia dengan sebesar 70% dari total produksi dunia. Secara keseluruhan, sekitar 40% dari kebutuhan karet dunia yang tumbuh rata-rata 8% per tahun diperoleh dari karet alam murni, sementara 60% selebihnya dari produk karet sintetis.
Natural rubber is a mainstay commodity of Thailand, Indonesia and Malaysia which represent the world’s three largest producers of natural rubber, accounting for 70% of the total world supply. Aggregately, pure natural rubber accounts for some 40% of total rubber supply worldwide, with an average annual growth rate of 8%. The other 60% is accounted for by synthetic rubber.
Fluktuasi harga karet alam bergantung pada permintaan dan pasok, yang terutama dipengaruhi oleh industri otomotif, dimana hampir 90% dari konsumsi karet alam adalah untuk pembuatan ban otomotif. Sebagai produk pengganti, karet sintetis juga mempengaruhi permintaan akan karet alam. Bila harga karet sintetis naik, misalnya akibat kenaikan harga minyak bumi yang merupakan bahan baku karet sintetis, permintaan akan karet alam akan meningkat, dan kemudian diikuti oleh kenaikan harga karet alam akibat menguatnya permintaan.
The price of natural rubber fluctuates according to supply and demand which are primarily influenced by the automotive industry since almost 90% of natural rubber consumption goes into the production of tyres. Synthetic rubber, as a product substitute, also influences demand for natural rubber. When the price of synthetic rubber rises, as when the price of crude oil - from which synthetic rubber is derived - goes up, then natural rubber will be in great demand until the price adjusts itself upwards with the growing demand.
Konsumen terbesar karet alam adalah Cina, Amerika Serikat, Jepang dan India, masing-masing mengkonsumsi 18%, 14%, 10% dan 9% dari total pasok dunia, atau keseluruhannya sebesar 51%. Konsumsi karet alam dunia meningkat rata-rata sebesar 5% per tahun.
China, the USA, Japan and India represent the world’s largest consumers of natural rubber, consuming 18%, 14%, 10% and 9% of world supply, respectively, for an aggregate consumption of 51%. World consumption of natural rubber grows at an average pace of 5% annually.
Sejak titik terendahnya pada pertengahan tahun 2001, harga karet alam terus naik dan mencapai puncaknya pada bulan November 2003 sebesar US$ 133 sen per kg untuk karet RSS1 Malaysia kualitas prima. Kenaikan harga tersebut terutama dipacu oleh menguatnya permintaan dari pasar Cina, yang kini menggantikan posisi Amerika Serikat sebagai negara konsumen karet alam terbesar dunia.
Since falling to its lowest level in mid 2001, the price of natural rubber has steadily increased to its peak of US$ 133 cents per kilogram in November 2003 for the top grade RSS1 Malaysian rubber.This trend was primarily fuelled by the strong demand from China which had surpassed the USA as the world’s largest consuming nation of natural rubber.
Hasil-Hasil Operasional
Results of Operations
Hasil-hasil operasional Perseroan terutama bergantung pada penjualan dua komoditi utama, produk sawit dan karet, yang mengkontribusikan lebih dari 93% total penjualan tahun 2003, dibandingkan 91% pada tahun 2002. Beban pokok penjualan merupakan biaya langsung sehubungan dengan pengumpulan, pemanenan dan pemrosesan komoditas, sementara beban
The Company’s results of operations are primarily driven by the sale of its two prime commodities, palm products and rubber, which account for more than 93% of total sales revenues in 2003 compared to 91% in 2002. Cost of goods sold represent the direct cost incurred by the Company in the collection harvesting and processing of the various commodities.Whilst
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
40
operasional terutama terdiri dari beban pemeliharaan serta beban umum dan administrasi.
operating cost comprises mainly of upkeeping expenses and general and administrative expenses.
Penjualan Produk Sawit. Total penjualan bersih produk kelapa sawit Perseroan meningkat sebesar 10,6% dar i Rp 900,9 miliar pada tahun 2002 menjadi Rp 996,5 miliar di tahun 2003, terutama akibat kenaikan harga jual rata-rata CPO dari Rp 2.877 menjadi Rp 3.293 per kg, atau 14%. Peningkatan tersebut berhasil dicapai sekalipun total volume penjualan turun sebesar 1,1% dari 372.634 ton pada tahun 2002 menjadi 368.705 ton di tahun 2003. Penurunan ini terutama akibat tidak memadainya prasarana jalan di wilayah lokasi perkebunan Perseroan di Sumatera Selatan sehingga menghambat berlangsungnya aktivitas logistik dan transportasi yang efektif dan efisien.
Sales of Palm Products. The combined net sales revenue of palm products by the Company increased by 10.6% from Rp 900.9 billion in 2002 to Rp 996.5 billion in 2003, mainly as a result of the rise in average realised selling price of CPO from Rp 2,877 per kilogram to Rp 3,293, an increase of 14%. The increase in net sales revenue was achieved despite the decline in total sales volume by 1.1% from 372,634 tonnes in 2002 to 368,705 tonnes in 2003.This decline was mainly due to the insufficient road infrastructure in the Company’s South Sumatera estates which made it difficult for the Company to conduct an effective and efficient transportation and logistics.
Nilai dan Volume Penjualan Produk Sawit Sales Revenue and Volume of Palm Products Nilai / Value (juta Rp / million Rp)
Tandan Buah Segar Minyak Sawit Inti Sawit
2003
2002
2003
2002
25,548 877,213 93,711
18,321 801,363 81,189
41,952 266,360 60,393
36,565 278,495 57,574
Jumlah TBS yang diolah mencapai 1.175.952 ton pada tahun 2003, meningkat sedikit dari 1.116.974 ton di tahun 2002, sementara TBS yang dijual pada tahun-tahun tersebut adalah masing-masing 41.952 ton dan 36.565 ton. Jumlah TBS yang diolah relatif tidak bertambah, sementara Perseroan telah membangun tiga pabrik minyak sawit baru, dua di antaranya mulai beroperasi bulan Juli dan Nopember 2003 dan satu lagi pada bulan Januari 2004. Hal ini dapat mengindikasikan perlunya perbaikan pada proses pemanenan dan pengumpulan TBS untuk memanfaatkan tambahan kapasitas pengolahan, terutama pada dua pabrik baru yang berlokasi di perkebunan Perseroan di Sumatera Selatan. Dengan adanya pabrik-pabrik baru tersebut, total kapasitas pengolahan CPO oleh Perseroan meningkat dari 1.200.000 ton TBS per tahun menjadi 1.416.000 ton TBS per tahun.
Global Reports LLC
Volume / Volume (ton / tonnes)
Fresh Fruit Bunch Crude Palm Oil Palm Kernel
The Company processed a total of 1,175,952 tonnes of FFB in 2003, a slight increase from 1,116,974 tonnes in 2002; while it also sold 41,952 tonnes and 36,565 tonnes of FFB over the same two year periods. The relatively flat growth in FFB processing during the year belied the fact that the Company had built three additional palm oil mills, two of which commenced operations in July and November 2003, and the other in January 2004. This would suggest that significant improvements need to be carried out by the Company with respect to the harvesting and collection of FFB to keep up with additional processing capacity brought on by the new mills, particularly in the South Sumatera estates where two of those mills are located. The addition of mills brought the Company’s total CPO processing capacity from 1,200,000 tonnes of FFB annually to 1,416,000 tonnes of FFB.
L O N S U M
41
Biaya Produksi Produk Sawit. Biaya produksi dalam Rupiah per kg CPO mengalami kenaikan dari Rp 1.364 di tahun 2002 menjadi Rp 1.514 di tahun 2003, terutama akibat naiknya harga buah tandan yang dibeli dari pihak ketiga selain naiknya beban umum termasuk upah dan biaya transportasi. Hal yang sama juga terjadi pada biaya produksi inti sawit yang meningkat dari Rp 300 per kg di tahun 2002 menjadi Rp 341 per kg pada tahun 2003.
Oil Palm Production Cost. The production cost in Rupiah per kilogram of CPO increased from Rp 1,364 in 2002 to Rp 1,514 in 2003. This was primarily attributed to the significant increase in the price of crops purchased from third party and in general expenses which included wages and transportation.The same held true for the production cost per kilogram of palm kernel, which grew from Rp 300 in 2002 to Rp 341 in 2003.
Harga dan Marjin Laba Kotor CPO. Di lain pihak, dengan produk CPO yang telah lama dikenal memiliki kualitas prima, Perseroan masih dapat memperoleh premi harga penjualan di atas harga pasar yang berlaku. Tabel berikut menyajikan perbandingan harga jual CPO Perseroan dan harga pasar yang berlaku untuk tahun-tahun 2001, 2002 dan 2003.
CPO Price and Gross Margin Ratio. On the other hand, the Company still manages to sell its CPO at premium price above the prevailing market price which has long been one of the hallmarks of the Company’s prime quality CPO.The following chart shows the difference between the price of the Company’s CPO and the prevailing market prices for the years 2001, 2002 and 2003.
Harga Penjualan CPO Lonsum dibandingkan Harga Pasar Lonsum CPO Selling Price vs Market Price (Dalam US$ per metrik-ton / in US$ per metric-tonne)
Harga Rotterdam - (CIF) Harga Rotterdam dikurangi US$35 - (FOB) Harga Penjualan Lonsum
2003
2002
2001
385 350 392
355 320 322
286 251 258
Rotterdam Price - (CIF) Rotterdam price minus US$35 - (FOB) Lonsum Selling Price
Kenaikan harga produk kelapa sawit pada umumnya serta tingkat premi harga yang diperoleh Perseroan dapat mengkompensasi kenaikan pada biaya produksi. Walaupun demikian, masih terlihat marjin laba kotor untuk produk kelapa sawit sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 37,4% menjadi 35,8%. Hal ini dikarenakan pembelian TBS dari pihak ketiga serta meningkatnya beban umum Perseroan, upah dan biaya transportasi.
The improving price of palm products in general, plus the premium price commanded by the Company was able to compensate for the production cost increases. However, the gross margin for palm products was slightly less than that of the previous year, declining from 37.4% in 2002 to 35.8% in 2003.This resulted from the FFB purchase from third party as well as from increases in the general expenses of the Company, wages and transportation cost.
Penjualan Karet. Penjualan bersih karet meningkat 76,6% dari Rp 94,4 miliar pada tahun 2002 menjadi Rp 166,7 miliar pada tahun 2003, terutama akibat adanya kenaikan harga jual rata-rata karet olahan sebesar 45,6% dari Rp 6.740 per kg pada tahun 2002 menjadi Rp 9.813 per kg pada tahun 2003. Kenaikan ini terutama akibat meningkatnya permintaan dari pasar Cina, sementara pasok karet dari Malaysia cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.
Sales of Rubber. The net sales revenue of rubber increased by 76.6% from Rp 94.4 billion in 2002 to Rp 166.7 billion in 2003.This was mainly due to significant improvements in the average selling price of dried rubber which increased by 45.6% from Rp 6,740 per kilogram in 2002 to Rp 9,813 per kilogram in 2003.This increase was triggered in large part by the growing demand from China while rubber supply from Malaysia had actually declined in recent years.
Global Reports LLC
42
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Peningkatan penjualan karet juga disebabkan oleh adanya kenaikan volume penjualan pada tahun tersebut dari 14.005 ton menjadi 16.990 ton, sebagian besar berupa produk karet olahan.
The increase in rubber sales revenue was also brought about by an increase in sales volume from 14,005 tonnes to 16,990 tonnes during the year which was mostly derived from the sales of dried rubber sheets.
Biaya Produksi Karet. Seperti halnya CPO, biaya produksi karet juga meningkat seiring dengan kenaikan beban usaha umum. Biaya produksi naik dari Rp 6.651 per kg menjadi Rp 8.601 per kg, terutama akibat kenaikan pembelian latex dari pihak ketiga, serta kenaikan upah tenaga kerja dan biaya transportasi.
Rubber Production Cost. As in CPO, the cost of production of rubber also increased in line with increasing general expenses. Production cost increased from Rp 6,651 to Rp 8,601 per kilogram of rubber, primarily due to latex purchase from third party, and increases in labour wages as well as transportation expenses.
Harga dan Marjin Laba Kotor Karet. Harga karet telah membaik sejak tahun 2001. Pada tahun 2003, harga jual rata-rata karet Perseroan meningkat sebesar 45,6% dari Rp 6.740 per kg menjadi Rp 9.813 per kg. Pada saat yang sama, volume penjualan meningkat 21% menjadi 16.990 ton. Namun harga jual dan volume penjualan yang meningkat tersebut belum dapat meningkatkan marjin laba kotor pada tahun 2003, karena Perseroan membukukan marjin laba kotor negatif sebesar Rp 873 juta antara lain disebabkan oleh pabrik dan kebun Perseroan di Sumatera Selatan yang belum berproduksi secara optimal karena lokasi kebun yang terpencar-pencar dan kualitas tanah yang kurang mendukung sehingga memerlukan biaya pemeliharaan dan transportasi yang lebih tinggi.
Rubber Price and Gross Margin Ratio. The price of rubber has improved steadily since 2001. In 2003, the average selling price of rubber by the Company increased by 45.6% from Rp 6,740 per kilogram to Rp 9,813 per kilogram. At the same time the sales volume of rubber in 2003 also increased by 21% to 16,990 tonnes. However, those improvements failed to improve gross profit margin in 2003, since the Company incurred a loss of Rp 873 million due to, among other things, the Company’s plant and estates in South Sumatera which had not reached their optimum production capacity, and the scattered location of plantations coupled with less than conducive soil quality, all of which contributed to higher upkeeping and transportation costs.
Penjualan Produk Komoditas Lain. Penjualan produk komoditas lain meningkat rata-rata 31,0% pada tahun yang dilaporkan, kecuali untuk kakao dan teh yang turun sebesar masing-masing 17,16% dan 35,32%.Turunnya penjualan kakao terutama akibat harga di pasar dunia memasuki siklus menurun, setelah pada tahun 2002 mengalami lonjakan kenaikan harga akibat ketidakstabilan politik di Pantai Gading, negara produsen kakao utama. Langkanya pasok kakao pada waktu itu dimanfaatkan oleh negara-negara produsen kakao lainnya termasuk Indonesia, yang mampu meningkatkan penjualan kakao secara signifikan pada tahun 2002. Namun kondisi pasar mulai kembali pulih, walau belum sepenuhnya, mengakibatkan penurunan penjualan kakao pada tahun 2003.
Sales of Other Commodities. Sales revenue of the Company’s other commodities increased on average by 31.0% during the year under review, with the exception of the sales of cocoa and tea which declined by 17.16% and 35.32%, respectively. The decrease in the sales revenue of cocoa was due largely to the downward cyclical trend of world cocoa price as it reversed itself from the unusually high price increase in 2002 as a result of political instability in the Ivory Coast, a leading producer of cocoa.The ensuing market shortage was then picked up by other cocoa producing nations such as Indonesia, which enjoyed extraordinary strong sales in 2002. However, market conditions began to recover partially thereafter which accounted for the decline of cocoa sales in 2003.
Penjualan teh pada tahun 2003 masih dipengaruhi oleh panen yang buruk terutama akibat musim kering yang berlangsung lama di sebagian besar wilayah Pulau Jawa pada tahun tersebut.
In the case of tea, the Company continued to experience a bad-crop year in 2003, mainly due to adverse climate brought on by prolonged drought throughout most parts of Java during the year.
Global Reports LLC
L O N S U M
43
Total pendapatan penjualan kakao, kopi dan teh pada tahun 2003 adalah Rp 73,6 miliar, turun dari Rp 86,9 miliar tahun sebelumnya terutama akibat turunnya penjualan kakao dan teh.
Revenues from the combined sales of cocoa, coffee and tea in 2003 totalled Rp 73.6 billion, a decline from Rp 86.9 billion due to the declining sales of cocoa and tea.
Nilai dan Volume Penjualan Komoditi Lainnya Sales Revenue and Volume of Other Commodities Nilai / Value (juta Rp / million Rp)
Karet Kakao Teh Kopi
Volume / Volume (ton / tonnes)
2003
2002
2003
2002
166,725 60,346 5,830
94,394 72,850 9,014
16,990 4,727 761
14,005 5,198 1,140
Rubber Cocoa Tea
7,497
5,133
1,028
892
Coffee
Laba Kotor. Akibat peningkatan marjin laba kotor CPO sebagai produk utama Perseroan dengan lebih dari 80% dari total penjualan pada tahun 2003, laba kotor Perseroan meningkat sedikit sebesar 0,6% dari Rp 387.037 juta pada tahun 2002 menjadi Rp 389.390 juta di tahun 2003, sekalipun terdapat kenaikan beban pokok penjualan pada tahun tersebut. Kenaikan beban pokok penjualan disebabkan oleh kenaikan harga pembelian TBS dari luar Perseroan sebesar 19% dari Rp 461 menjadi Rp 550 per kg, kenaikan sebesar 12% menjadi Rp 35 miliar pada pembelian karet untuk mengisi tambahan kapasitas produksi pabrik di Sumatera Selatan, kenaikan upah tenaga kerja langsung sebesar 17%, serta kenaikan pada biaya produksi lain-lain seperti beban jalan dan infrastruktur yang jumlahnya mencapai Rp 30 miliar pada tahun 2003.
Gross Profit. With the increasing gross margin ratio on its primary commodity, CPO, which accounted for more than 80% of total sales revenue in 2003, the Company’s gross profit increased slightly by 0.6% from Rp 387,037 million in 2002 to Rp 389,390 million in 2003, despite a significant increase in the amount of cost of goods sold during the year. Cost of goods sold increased as a result of the higher purchase price of non-owned FFB which rose 19% from Rp 461 to Rp 550 per kilogram; the increase in the amount of purchase for rubber crop to meet the production capacity of the factory in South Sumatera, which rose 12% to Rp 35 billion; and increases in direct labour cost by 17% as well as other expenses directly related to the cost of production such as road and infrastructure charges which amounted to Rp 30 billion in 2003.
Beban Pokok Penjualan Dibandingkan Laba Kotor Cost of Goods Sold vs Gross Profit (Dalam miliar Rp / in billion Rp)
1500 1200
867.4 711.0
900 600
421.2
Laba Kotor / Gross Profit 387.0
300
389.4
Beban Pokok Penjualan / COGS
169.3
0 2001
Global Reports LLC
2002
2003
44
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
Beban Usaha. Beban usaha meningkat sebesar 25,74% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 76,3 miliar pada tahun 2003, terutama mencerminkan kenaikan pada komponen biaya administrasi sebesar 61% menjadi Rp 43,8 miliar. Pada saat bersamaan, Perseroan juga membukukan tambahan biaya imbal jasa konsultan manajemen dan hukum berkaitan dengan program restrukturisasi intern menyeluruh yang mulai dilaksanakan pada tahun 2003.
Operating Expenses. Operating expenses increased by 25.74% from the previous year to Rp 76.3 billion in 2003.The increase was mainly a result of higher administrative expenses, which had increased 61% during the year to Rp 43.8 billion. At the same time, the Company also incurred additional expenses in relation with consultant and legal fees with regards to the comprehensive internal restructuring of the Company which began in 2003.
Pajak Penghasilan. Perseroan membukukan beban pajak penghasilan kini sebesar Rp 2,9 miliar dan beban pajak tangguhan sebesar Rp 9,9 miliar pada tahun 2003, dibandingkan masing-masing nihil dan Rp 20,8 miliar pada tahun 2002. Kenaikan beban pajak tahun berjalan untuk tahun 2003 disebabkan karena Perseroan telah memanfaatkan seluruh akumulasi kerugian pajak tahun lalu.
Income Tax. The Company incurred a current-year income tax expense amounting to Rp 2.9 billion and a deferred income tax amounting to Rp 9.9 billion, compared to a nil current tax expense and Rp 20.8 billion in deferred tax expense in 2002. The current-year tax expense for 2003 arose because the Company has utilised all of the accumulated tax losses of previous years.
Laba Bersih. Sebagai akibatnya, laba bersih untuk tahun buku 2003 tercatat sebesar Rp 310,9 miliar, menurun sebesar 37,8% dari Rp 500,5 miliar di tahun sebelumnya, yang mana penurunan tersebut bukan disebabkan oleh faktor operasional.
Net Income. As a result of the above, the Company recorded a net income of Rp 310.9 billion for fiscal year 2003, a decline of 37.8% from Rp 500.5 billion a year ago. However, this decline was not attributed to operational factor.
Pada tahun 2002, Perseroan membukukan pendapatan selisih kurs sebesar Rp 250 miliar sehingga mendorong kenaikan laba bersih menjadi dua kali lipat dari laba usaha Perseroan. Pada tahun 2003, pendapatan selisih kurs tercatat sebesar Rp 68 miliar. Perbedaan sebesar Rp 182 miliar pada pendapatan selisih kurs dalam dua tahun tersebut menyebabkan selisih antara laba bersih tahun 2002 dibandingkan tahun 2003.
In 2002, the Company earned a foreign-exchange translation gain of Rp 250 billion which boosted the year’s net income to twice the amount the Company’s earnings from operations. In 2003, the foreign exchange gain was Rp 68 billion. The difference between the forex gains in the two years - a total of Rp 182 billion - explained the significant gap between the net income in 2002 versus 2003.
Kondisi Keuangan
Financial Condition.
Secara keseluruhan, kondisi keuangan Perseroan pada 31 Desember 2003 memperlihatkan peningkatan dari setahun sebelumnya. Hal ini nampak dari saldo ekuitas yang positif pada tahun 2003 dibandingkan tahun sebelumnya yang memiliki saldo negatif. Jumlah aktiva meningkat sebesar 19,7% menjadi Rp 2,0 triliun, terutama dari kenaikan investasi jangka pendek sebesar sekitar Rp 271 miliar dan kenaikan aktiva tetap sebesar sekitar Rp 133 miliar sehubungan dengan penambahan pabrik dan peralatan di tahun berjalan selain penambahan aktiva tetap sehubungan dengan pengembangan lahan perkebunan.
In general, the financial condition of the Company on 31 December 2003 showed an improvement from that of the previous year.This is evident from the positive equity balance of 2003 compared to the previous year which showed a negative balance. Total assets increased by 19.7% to Rp 2.0 trillion, primarily driven by additional short term investments of approximately Rp 271 billion, and the increase of fixed assets by approximately Rp 133 billion in line with additional processing plants and equipment during the year, in addition to capital expenditures related to plantation development .
Global Reports LLC
L O N S U M
45
Aktiva Lancar. Aktiva lancar Perseroan meningkat secara signifikan terutama karena meningkatnya investasi di suratsurat berharga dari US$ 913 ribu pada tahun 2001 menjadi US$ 12,3 juta dan Rp 5,6 miliar pada tahun 2002. Pada tahun 2003, jumlah ini kembali meningkat menjadi US$ 45,8 juta. Peningkatan tersebut berkaitan erat dengan pencadangan yang dilakukan Perseroan untuk merestrukturisasi hutang Perseroan.
Current Assets. The Company’s current assets increased significantly, primarily as a result of investments in marketable securities which increased from US$ 913 thousand in 2001 to US$ 12.3 million and Rp 5.6 billion in 2002. In 2003, the amount of investments in marketable securities increased further to US$ 45.8 million. This increase is in line with the Company’s growing reserves for the restructuring of its debts.
Kenaikan aktiva lancar juga tercermin pada peningkatan sebesar 36% pada persediaan dari Rp 65 miliar menjadi Rp 88 miliar yang diakibatkan oleh adanya kenaikan produksi di satu sisi sementara di sisi lain terjadi penurunan volume penjualan CPO. Kenaikan produksi kelapa sawit diakibatkan oleh membaiknya rasio antara lahan menghasilkan dan lahan belum menghasilkan yaitu 84:16 pada tahun 2003, dibandingkan 79:21 pada tahun sebelumnya.
The increase in current assets is also reflected by the 36% growth of inventory from Rp 65 billion to Rp 88 billion which was mainly due an increase in palm oil production. On the other hand, sales of CPO volume decreased, both conditions of which resulted in the palm oil inventory increase. In turn, the increase in palm oil production was due to the ratio between mature and immature plantation which stood at 84:16 in 2003, compared to 79:21 the previous year.
Aktiva Tidak Lancar. Mutasi pada aktiva tidak lancar terutama disebabkan oleh peningkatan investasi aktiva tetap berupa penambahan pabrik dan mesin, yaitu berturut-turut sebesar Rp 32,9 miliar, Rp 107,4 miliar dan Rp 133 miliar, untuk tahun 2001, 2002 dan 2003.
Non-current Assets. Changes in the amount of non-current assets were primarily attributed to investments in fixed assets, comprising mainly of mills and equipment, which amounted to Rp 32.9 billion, Rp 107.4 billion and Rp 133 billion for 2001, 2002, and 2003, respectively.
Perseroan memberikan pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa sebesar masing-masing Rp 19,9 miliar, Rp 79,6 miliar dan Rp 14 miliar pada tahun 2001, 2002 dan 2003. Pada tahun 2003, Perseroan menghapus-bukukan piutang sebesar Rp 25,4 miliar kepada dua pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang mana penghapusan ini telah disahkan oleh Pengadilan Negeri.
The Company provided loans to an affiliated party amounting to Rp 19.9 billion, Rp 79.6 billion and Rp 14 billion in 2001, 2002 and 2003, respectively. In 2003, the Company wrote off receivables pertaining to these loans from two affiliated parties amounting to Rp 25.4 billion.This write off has been endorsed by the State Court.
Selain itu, Perseroan telah menghentikan investasinya di proyek ‘Nanggroe Aceh Darusalam’ dan menghapus-bukukan aktiva senilai Rp 4,7 miliar sehubungan dengan penghentian proyek tersebut.
Aside from this, the Company has terminated its investment in the ‘Nanggroe Aceh Darusalam’ project, and written off assets worth a total of Rp 4.7 billion in connection with such termination.
Mutasi pada aktiva tidak lancar juga dipengaruhi oleh menurunnya piutang plasma dari Rp 151,2 miliar menjadi Rp 113,9 miliar dan Rp 77,8 miliar berturut-turut pada tahun 2001, 2002 dan 2003. Pada tahun 2002 dan 2003, Perseroan telah menerima pendanaan untuk piutang plasma tersebut dari
Changes in the Company’s non-current assets were also affected by the decline of plasma receivables from Rp 151.2 billion to Rp 113.9 billion and Rp 77.8 billion in 2001, 2002 and 2003, respectively. In 2002 and 2003, the Company had received financing for such plasma receivables from Bank Mandiri
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
46
Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp 90 miliar dan Rp 42 miliar. Perseroan juga telah menghapus-bukukan penyisihan piutang plasma sebesar masing-masing Rp 47,7 miliar dan Rp 46,0 miliar pada tahun 2002 dan tahun 2003.
amounting to Rp 90 billion and Rp 42 billion, respectively. The Company had also written off its provisioning on the plasma receivables amounting to Rp 47.7 billion and Rp 46.0 billion in 2002 and 2003, respectively.
Penyisihan. Sampai dengan tahun 2003, Perseroan telah mengkaji seluruh piutang ragu-ragu dan memutuskan untuk melakukan penyisihan dalam rangka membersihkan pembukuan Perseroan atas piutang ragu-ragu tersebut. Dalam rangka ini, sekitar Rp 750 miliar telah disisihkan oleh Perseroan guna menutup kemungkinan kerugian atas piutang tak tertagih. Langkah penyisihan ini merupakan bagian dari restrukturisasi keuangan Perseroan sekaligus sebagai langkah kehati-hatian untuk mencer minkan nilai aktiva Perseroan yang sesungguhnya.
Provisioning. Up to 2003, the Company undertook a thorough review of its doubtful receivables and decided that it is in the best interest of the Company to clean its book of these doubtful assets. As part of this goal, approximately Rp 750 billion was provisioned by the Company to cover potential losses of uncollectible receivables. This provisioning is part of the Company’s financial restructuring as well as prudent management in order to reflect the true value of its assets.
Kewajiban. Pada akhir tahun 2003, kewajiban jangka pendek adalah sebesar Rp 1.054,6 miliar, dibandingkan Rp 1.110,2 miliar pada tahun 2002. Kewajiban jangka panjang adalah sebesar masing-masing Rp 12,6 miliar dan Rp 1,1 miliar pada tahun 2003 dan 2002. Sekalipun tidak ada mutasi yang signifikan pada pos-pos kewajiban selama tiga tahun terakhir, Perseroan memperoleh manfaat dari menguatnya Rupiah terhadap Dolar AS dari Rp 10.400 menjadi Rp 8.940 dan Rp 8.465 berturut-turut pada tahun 2001, 2002 dan 2003.
Liabilities. As at year-end 2003, the Company carried shortterm liabilities amounting to Rp 1,054.6 billion versus Rp 1,110.2 billion in 2002. Its long-term liabilites were Rp 12.6 billion and Rp 1.1 billion for 2003 and 2002, respectively. While there have not been significant changes to the Company’s liabilities account during the past three years, the Company has benefitted from the strengthening Rupiah which rose from Rp 10,400 to Rp 8,940 to Rp 8,465 to the US dollar in 2001, 2002 and 2003, respectively.
Tabel berikut menyajikan kewajiban Perseroan per tanggal 31 Desember 2003.
The following table sets forth the liabilities of the Company as of 31 December 2003.
Kewajiban Liability (Dalam jutaan Rp / in millions of Rp)
Kewajiban Perusahaan
2003
2002
1,032,730 19,329 350 2,205 1,054,614
1,090,680 19,329 210 1,110,219
HSBC Investment Asia Ltd. Bank Panin Bank BNI Bank Syariah Mandiri
11,879 754 12,633
1,138 1,138
Bank Syariah Mandiri Bank BNI
Jangka Pendek HSBC Investment Asia Ltd Bank Panin Bank BNI Bank Syariah Mandiri
Short Term
Jangka Panjang Bank Syariah Mandiri Bank BNI
Global Reports LLC
Company’s Liabilities
Long Term
L O N S U M
47
Restrukturisasi Hutang. Setelah tanggal neraca, Perseroan menandatangani perjanjian restrukturisasi hutang yang mengubah secara signifikan profil kewajiban Perseroan per tanggal 31 Mei 2004. Hal ini merupakan puncak dari upaya restrukturisasi hutang yang telah dilakukan sejak tahun 1999, dan memberikan likuiditas maupun posisi keuangan yang lebih baik bagi Perseroan dalam mengupayakan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
Debt Restructuring. Subsequent to the year under review, the Company entered into a debt restructuring agreement which significantly changed the liabilities profile of the Company as of 31 May 2004. This agreement represents a culmination of the Company’s debt restructuring efforts which have been underway since 1999. It also provides the company with better liquidity and financial condition, placing it solidly for sustainable long-term growth.
Belanja Modal. Hasil-hasil operasional maupun kondisi keuangan Perseroan secara umum telah menunjukkan peningkatan selama dua tahun terakhir ini, memberikan optimisme baru terhadap masa depan Perseroan di kalangan manajemen maupun karyawan. Perseroan merencanakan pengembangan lahan yang belum digarap serta pembangunan pabrik pengolahan baru untuk meningkatkan produksi. Pada tahun 2003, Perseroan melakukan belanja modal sebesar lebih dari Rp 250 miliar, terutama untuk pembangunan pabrik dan mesin pengolahan sawit.
Capital Expenditure. The Company has generally shown improving results of operations and financial condition over the past two years.This has brought a new level of confidence among management and employees in the future prospects of the Company. With that, the Company plans to develop its existing land bank and will also build new mills to increase production capacity. In 2003, the Company’s capital expenditures amounted more than Rp 250 billion, most of which were allocated for the construction and purchase of new palm oil mills and equipment.
Ekuitas. Seiring dengan membaiknya hasil-hasil operasional Perseroan selama dua tahun terakhir, nilai ekuitas meningkat menjadi Rp 103,9 miliar di tahun 2003, membaik dari negatif Rp 211,3 miliar pada tahun 2002 dan negatif Rp 711,8 miliar pada tahun 2001.
Equity. In line with the Company’s improving results of operations over the past two years, shareholder’s equity rose to Rp 103.9 billion in 2003, improving from negative Rp 211.3 billion in 2002 and negative Rp 711.8 billion in 2001.
Global Reports LLC
48
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN
RESPONSIBILITY FOR FINANCIAL REPORTING
Laporan Keuangan dan semua informasi keuangan yang berkaitan dengan Laporan Keuangan Tahunan disiapkan oleh Manajemen Lonsum. Dalam pelaksanaannya, Manajemen menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan melakukan penilaian serta estimasi terhadap hal-hal yang dirasa perlu. Untuk memenuhi standar kebenaran dan kewajaran dari laporan dan segala informasi ini, Manajemen menerapkan sistem pengawasan intern untuk memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi Manajemen, semua aktiva yang dimiliki dilindungi dengan baik dan semua hal tersebut dicatat secara benar.
The financial statements and related financial information in this Annual Report were prepared by the Management of Lonsum. In doing so, the Management applied generally accepted accounting principles and also exercised its judgment and made estimates in those instances where they were deemed appropriate. In discharging its responsibility both for the integrity and fairness of these statements and information, the Management maintains a system of internal controls designed to provide reasonable assurance that transactions are executed in accordance with the Management’s authorisation, assets are safeguarded and proper records are maintained.
Unsur penting dari suatu penetapan kendali adalah dengan pemilihan, pelatihan dan pengembangan personilnya termasuk di dalamnya pengawasan intern. Manajemen percaya bahwa sistem pengawasan intern akan mendukung keandalan dan kebenaran dari Laporan Keuangan.
An important element in the establishment of control is the careful selection, training and development of professional personnel, including internal auditors. The Management believes that the system of internal control supports the integrity and reliability of the financial statements.
Glenn M.S. Yusuf - Presiden Direktur / President Director
Handana Halim Wanawijaya - Direktur / Director
Global Reports LLC
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT TO THE SHAREHOLDERS OF
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk dan anak perusahaan (“Grup”) tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta laporan laba rugi konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasian adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan konsolidasian berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan anak-anak perusahaan berikut ini:
We have audited the accompanying consolidated balance sheets of PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk and its subsidiaries (the “Group”) as at 31 December 2003 and 2002, and the related consolidated statements of income, consolidated changes in equity and consolidated cash flows for the years then ended. These consolidated financial statements are the responsibility of the Company’s management. Our responsibility is to express an opinion on these consolidated financial statements based on our audits. We did not audit the financial statements of the following subsidiaries:
a.
Lonsum Finance BV, anak perusahaan yang dimiliki penuh, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva sebesar 6,91% (Rp 140 miliar) dan 8,74% (Rp 147 miliar) dari total aktiva konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, rugi bersih sebesar Rp 163 juta dan laba bersih sebesar Rp 806 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen lain. Laporan auditor independen lain tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 bertanggal 9 Pebruari 2004 menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atas beban bunga termasuk denda bunga atas wesel bayar yang belum dicatat dan pendapatan bunga dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang belum dicatat sebesar Euro 477.306 (Rp 5,1 miliar) dan Euro 666.851 (Rp 6,2 miliar) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002.
a.
Lonsum Finance BV, a wholly-owned subsidiary, which statements reflect total assets constituting 6.91% (Rp 140 billion) and 8.74% (Rp 147 billion) of consolidated total assets as at 31 December 2003 and 2002, net loss of Rp 163 million and net income of Rp 806 million respectively for the years then ended. Those statements were audited by other independent auditors. The report of the other independent auditors for the year ended 31 December 2003 dated 9 February 2004 expressed a qualified opinion for the non-recording of interest expense including default interest on notes payable and the non-recording of interest income due from a related party amounting to Euro 477,306 (Rp 5.1 billion) and Euro 666,851(Rp 6.2 billion) for the years ended 31 December 2003 and 2002 respectively.
b.
PT Multi Agro Kencana Prima, anak perusahaan yang 80% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva sebesar 2,34% (Rp 47 miliar) dan 1,17% (Rp 20 miliar) dari total aktiva konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, rugi bersih sebesar Rp 3,07 miliar dan Rp 725 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen lain. Laporan auditor independen lain tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 bertanggal 9 Pebruari 2004 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian.
b.
PT Multi Agro Kencana Prima, a subsidiary with 80% of its shares owned by the Company, which statements reflect total assets constituting 2.34% (Rp 47 billion) and 1.17% (Rp 20 billion) of consolidated total assets as at 31 December 2003 and 2002, a net loss of Rp 3.07 billion and Rp 725 million respectively for the years then ended. Those statements were audited by other independent auditors. The report of the other independent auditors for the year ended 31 December 2003 dated 9 February 2004 expressed an unqualified opinion.
c.
PT Treekreasi Margamulia, anak perusahaan yang 99,75% sahamnya dimiliki secara tidak langsung oleh Perusahaan melalui PT Dwi Reksa Usaha Perkasa, yang laporan keuangannya mencerminkan jumlah aktiva sebesar 4,46% (Rp 90 miliar) dan 5,23% (Rp 88 miliar) dari total aktiva konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, rugi bersih sebesar Rp 10,63 miliar dan laba bersih sebesar Rp 1.698 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen lain. Laporan auditor independen lain tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 bertanggal 9 Pebruari 2004 menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atas beban bunga termasuk denda bunga atas hutang bank yang belum dicatat.
c.
PT Treekreasi Margamulia, a subsidiary with 99.75% of its shares indirectly owned by the Company through PT Dwi Reksa Usaha Perkasa, which statements reflect total assets constituting 4.46% (Rp 90 billion) and 5.23% (Rp 88 billion) of consolidated total assets as at 31 December 2003 and 2002, net loss of Rp 10.63 billion and net income of Rp 1,698 million for the years then ended. Those statements were audited by other independent auditors. The report of the other independent auditors for the year ended 31 December 2003 dated 9 February 2004 expressed a qualified opinion for the non-recording of interest expense including default interest on bank loans.
Global Reports LLC
Laporan-laporan auditor tersebut telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk Lonsum Finance BV, PT Multi Agro Kencana Prima dan PT Treekreasi Margamulia, didasarkan semata-mata atas laporan-laporan auditor independen lain tersebut.
The reports of those auditors have been furnished to us, and our opinion, insofar as it relates to the amounts included for Lonsum Finance BV, PT Multi Agro Kencana Prima and PT Treekreasi Margamulia, are based solely on the reports of such other auditors.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Accountants. These standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance that the financial statements are free of material misstatement. An audit includes examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall presentation of the financial statements. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.
Sebagaimana dibahas dalam Catatan 38 atas laporan keuangan konsolidasian, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk ("Perusahaan") belum membukukan klaim dari lembaga-lembaga keuangan tertentu sebagai akibat dari pemutusan dini kontrak valuta asing berjangka, kontrak swap extension dengan opsi pembatalan dan kontrak par forward komoditi sebesar USD 86.376.972 (2002: USD 86.376.972). Perusahaan masih merundingkan penyelesaian atas klaim tersebut sejak tahun 1998 dan belum mencapai suatu kesepakatan final sampai saat ini. Menurut pendapat kami, Perusahaan seharusnya mencatat kewajiban tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Bila kewajiban tersebut dicatat, kewajiban akan meningkat dan laba bersih akan berkurang sebesar Rp 731 miliar pada tanggal 31 Desember 2003 (2002: Rp 772 miliar).
As discussed in Note 38 to the consolidated financial statements, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (the "Company") has not recorded claims by certain financial institutions arising from the early termination of foreign currency forward contracts, swap extension contracts with cancellation options, and par forward commodity contracts amounting to USD 86,376,972 (2002: USD 86,376,972). The Company has been negotiating a settlement to these claims since 1998 but a final resolution has not been achieved to date. In our opinion, generally accepted accounting principles in Indonesia require that those claims should be recorded in the consolidated financial statements. If such claims were recorded, liabilities would be increased and net income would be decreased by Rp 731 billion as at 31 December 2003 (2002: Rp 772 billion).
Sebagaimana dibahas dalam Catatan 16, 17 dan 21 atas laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan belum membukukan beban bunga termasuk denda atas hutang bank dan wesel bayar untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 sebesar USD 7.579.668 dan USD 19.717.492. Menurut pendapat kami, Perusahaan seharusnya mencatat kewajiban tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Bila kewajiban tersebut dicatat, kewajiban akan meningkat dan laba bersih akan berkurang sebesar Rp 64 miliar pada tanggal 31 Desember 2003 (2002: Rp 176 miliar).
As discussed in Notes 16, 17 and 21 to the consolidated financial statements, the Company has not recorded interest expense including default interest on bank loans and notes payable for the years ended 31 December 2003 and 2002 amounting to USD 7,579,668 and USD 19,717,492 respectively. In our opinion, generally accepted accounting principles in Indonesia require that these liabilities should be recorded in the consolidated financial statements. If such liabilities were recorded, liabilities would be increased and net profit would be decreased by Rp 64 billion as at 31 December 2003 (2002: Rp 176 billion).
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan berdasarkan laporan-laporan dari auditor independen lain tersebut, kecuali untuk dampak dari hal-hal yang dibahas pada paragraf 3 dan paragraf 4, laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Grup tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta hasil usaha dan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
In our opinion, based on our audits and based on reports of the other independent auditors, except for the effects of the matters discussed in paragraph 3 and paragraph 4, the consolidated financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the consolidated financial position of the Group as at 31 December 2003 and 2002, and the consolidated results of their operations and their cash flows for the years then ended, in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.
Global Reports LLC
Laporan keuangan konsolidasian terlampir disusun dengan anggapan bahwa Grup akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Catatan 39 atas laporan keuangan konsolidasian berisi pengungkapan mengenai kondisi ekonomi Indonesia, dampaknya terhadap kondisi keuangan dan tindakan-tindakan manajemen untuk Grup mengatasinya. Kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada pemulihan perekonomian ke kondisi yang lebih sehat dan stabil dan keberhasilan manajemen dalam tindakan-tindakannya untuk mengatasi masalah kondisi keuangan Grup. Laporan keuangan konsolidasian tidak mencakup penyesuaianpenyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian tersebut.
The accompanying consolidated financial statements have been prepared assuming that the Group will continue to operate as a going concern. Note 39 to the consolidated financial statements includes a summary of the economic conditions in Indonesia, the effects to the financial condition of the Group and management’s efforts to overcome these matters. The continuation of the Group as a going concern is dependent upon the recovery of the economy to a more sound and stable condition and the results of the management’s efforts to overcome the Group’s financial condition. The consolidated financial statements do not include any adjustments that might result from the outcome of these uncertainties.
Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan (member of firm PricewaterhouseCoopers) JAKARTA 1 Maret/March 2004
Drs. Irhoan Tanudiredja BAP Surat Ijin Praktek Akuntan Publik/ Licence of Public Accountant No. 99.1.0683
The accompanying consolidated financial statements are not intended to present the consolidated financial position, results of operations and cash flows in accordance with accou principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. Accordingly the accompanying consolidated balance sheets and related consolidated statem of income, changes in equity and cash flows and their utilisation are not designed for those who are not informed about Indonesian accounting principles, procedures and practices. The standards, procedures and practices utilised in Indonesia to audit such consolidated financial statements may differ from those generally accepted in countries and jurisdictions than Indonesia.
Global Reports LLC
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 1/1 - Schedule CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2003 AND 2002
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
(In million Rupiah)
2003
Catatan/ Notes
2002
CURRENT ASSETS
AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha: - Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar nihil pada 31 Desember 2003 dan 2002) Piutang lain-lain: - Pihak ketiga Persediaan Uang muka Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
102,845 387,463
2c,4 2f,5
109,008 115,977
22,489
2d,6
36,200
9,228 88,439 11,319 7,578 3,980
2d 2e,7
6,526 65,231 12,177 5,956 6,561
Cash and cash equivalents Short term investments Trade receivables: Third parties (net of allowance for doubtful accounts of nil at 31 December 2003 and 2002) Other receivables: Third parties Inventories Advances Prepaid taxes Prepaid expenses
Jumlah aktiva lancar
633,341
357,636
Total current assets
AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 228.594 pada tahun 2003 dan Rp 244.261 pada tahun 2002) Piutang plasma (setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih sebesar nihil pada tahun 2003 dan Rp 72.383 pada tahun 2002) Tanaman perkebunan: - Tanaman telah menghasilkan - Tanaman belum menghasilkan Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 178.586 pada tahun 2003 dan Rp 163.804 pada tahun 2002) Biaya tangguhan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 13.438 pada tahun 2003 dan Rp 10.809 pada tahun 2002) Aktiva lain-lain
8 9
NON-CURRENT ASSETS
22,101
10
21,070
Amounts due from related parties (net of allowance for doubtful accounts of Rp 228,594 in 2003 and Rp 244,261 in 2002)
77,765
2j,11
113,878
437,949 295,126
2g,12 2g,12
312,964 375,054
436,908
2h,2l,13
324,059
106,172 10,096
2k,14 15
106,102 75,318
Plasma receivables (net of allowance for doubtful accounts of nil in 2003 and Rp 72,383 in 2002) Plantation assets: Mature plantations Immature plantations Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 178,586 in 2003 and Rp 163,804 in 2002) Deferred charges (net of accumulated amortisation of Rp 13,438 in 2003 and Rp 10,809 in 2002) Other assets
Jumlah aktiva tidak lancar
1,386,117
1,328,445
Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA
2,019,458
1,686,081
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Global Reports LLC
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 1/2 - Schedule CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2003 AND 2002
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
(In million Rupiah)
2003 KEWAJIBAN LANCAR Wesel bayar Hutang usaha Hutang lain-lain: - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Uang muka penjualan Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang bank Kewajiban manfaat pensiun
16,986 37,912 9,380 249,884 1,054,614 14,318
Jumlah kewajiban lancar
1,746,918
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang bank Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban manfaat pensiun Jumlah kewajiban tidak lancar
Catatan/ Notes
2002
CURRENT LIABILITIES
338,600 23,473
16 18
357,600 23,258
1,751
22
3,980
Notes payable Trade payables Other payables: Third parties -
24,147 14,486 3,127 214,040 1,110,219 10,059
Related parties Sales advances Taxes payable Accrued expenses Bank loans Provision for retirement benefits
1,760,916
Total current liabilities
12,633 89,841 66,130
22 19 20 21 17 2p,23
17 32 2p,23
168,604
1,138 79,855 55,375 136,368
NON-CURRENT LIABILITIES Bank loans Deferred tax liabilities Provision for retirement benefits
Total non-current liabilties
EQUITY
EKUITAS Modal saham Modal dasar 1.600.000.000 saham biasa, modal ditempatkan dan disetor penuh 485.613.293 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per saham (Rupiah penuh) Tambahan modal disetor Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya Saldo rugi
1,238 (150,090)
1,238 (460,999)
Share capital Authorised 1,600,000,000 ordinary shares, issued and paid-up capital 485,613,293 ordinary shares with par value of Rp 500 per share (full Rupiah) Additional paid-in capital Investment fair value revaluation reserve Appropriated retained earnings Accumulated losses
Jumlah ekuitas
103,936
(211,203)
Total equity
2,019,458
1,686,081
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
242,807 5,593
24 25
242,807 5,593
4,388
2f,5
158
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Global Reports LLC
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 2 - Schedule CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2003 AND 2002
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba per saham)
(In million Rupiah, except earnings per share)
Catatan/ Notes
2003
2002
1,256,785
2n,26
1,098,056
Net sales
Beban pokok penjualan
867,395
2n,27
711,019
Cost of goods sold
Laba kotor
389,390
387,037
Gross profit
Penjualan bersih
Beban usaha Beban penjualan
Operating expenses
6,148
2n,28
10,140
Beban umum dan administrasi
70,139
2n,28
50,530
Selling expenses General and administration expenses
Jumlah beban usaha
76,287
60,670
Total operating expenses
326,367
Operating income
Laba usaha Pendapatan/(beban) lain-lain Keuntungan/(kerugian) selisih kurs - bersih Keuntungan/(kerugian) penjualan aktiva tetap - bersih Pendapatan bunga Beban bunga dan keuangan Penyisihan dan penghapusan piutang tak tertagih atas pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa Penghapusan piutang plasma Pendapatan dari pendanaan plasma Penurunan nilai aktiva Lain-lain - bersih Jumlah pendapatan/(beban) lain-lain - bersih Laba sebelum pajak penghasilan
313,103
Other income/(expenses)
(105) 5,912 (3,093)
Gain/(loss) on foreign exchange - net Gain/(loss) on sale of fixed assets - net Interest income Interest and finance charges
(35,900) (5,615) 8,567 (30,940)
Write off and allowance for doubtful related parties receivables Plasma receivables written off Income from plasma funding Impairment of other assets Others - net
10,694
188,734
Total other income/(expenses) - net
323,797
515,101
Profit before income tax
20,774
Income tax expense
494,327
Profit from ordinary activities
67,636
2r
5,202 4,084 (4,603)
2h,12,13 29 30
(16,722) (7,633) 11 (19,097) (18,173)
Beban pajak penghasilan
12,888
Laba dari aktivitas normal
310,909
Pos luar biasa Keuntungan restrukturisasi sewa guna usaha pembiayaan Laba bersih
10 11 13 31
2o, 32
249,908
Extraordinary items -
33
310,909
Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh) 640 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Global Reports LLC
34b
2q
6,162
Gain on restructuring of finance leases
500,489
Net income Net income per basic share
1,030 (full Rupiah) The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 3 - Schedule CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2003 AND 2002
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Modal saham/ Share capital
Saldo 1 Januari 2002
(In million Rupiah)
242,807
Akumulasi penyesuian nilai wajar investasi/ Investment fair value revaluation reserve
5,593
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaany/ Appropriated retained earnings
-
1,238
Saldo rugi/ Accumulated losses
Jumlah/ Total
(961,488) (711,850)
Balance at 1 January 2002
Mutasi penyesuaian nilai wajar investasi
-
-
158
-
-
158
Movement in fair value of investments
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
500,489
500,489
Net income for the year
242,807
5,593
158
1,238
Saldo 31 Desember 2002
Balance at
(460,999) (211,203) 31 December 2002
Mutasi penyesuaian nilai wajar investasi
-
-
4,230
-
-
4,230
Movement in fair value of investments
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
310,909
310,909
Net income for the year
242,807
5,593
4,388
1,238
(150,090)
103,936 31 December 2003
Saldo 31 Desember 2003
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Global Reports LLC
Balance at
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 4/1 - Schedule CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2003 AND 2002
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kas kepada: - Pemasok - Karyawan dan buruh
(In million Rupiah)
2003
2002
1,292,609
1,020,912
Cash flows from operation activities
(496,951) (299,983)
(338,921) (256,002)
Kas yang dihasilkan dari operasi
495,675
425,989
Receipts from customers Payments to: Suppliers Employees and labourers Cash flows provided from operating activities
Penghasilan bunga Pengembalian pajak penghasilan badan Pembayaran pajak penghasilan badan Pembayaran lain-lain Penerimaan klaim asuransi Biaya tangguhan hak atas tanah Penerimaan lain-lain
4,048
5,931
Interest income
5,529
8,868
Refund of corporate tax
(1,141) (137,389) (2,817) 4,092
(420) (102,313) 631 (909) 6,795
Payments of corporate tax Other payments Cash received from insurance claim Deferred charges for landrights Other receipts
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
367,997
344,572
Net cash flows provided from operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Hasil penjualan aktiva tetap Arus kas keluar untuk akuisisi Pembelian aktiva tetap Pembelian sekuritas hutang Pembayaran untuk aktiva lain-lain
6,536 (133,010) (281,440) 35,019
3,128 (200) (107,352) (109,982) (5,088)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(372,895)
(219,494)
Arus kas dari aktivitas pendanaan Pembayaran pokok dan bunga hutang sewa guna usaha Pinjaman bank Pembayaran pokok pinjaman bank Pembayaran bunga pinjaman bank Pembayaran kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Cash flows from investing activities
Proceeds from sale of fixed assets Cash outflow on acquisition Purchase of fixed assets Purchase of debt securities Payments for other assets
Net cash flows used in investing activities Cash flows from financing activities
14,250 (165) (1,358)
(8,972) 1,348 -
(13,992)
(79,552)
Payments of lease principal and interest Bank loans Payment of bank loan principal Payment of bank loan interest Payments to related parties
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(1,265)
(87,176)
Net cash flows used in financing activities
(Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas
(6,163)
37,902
Net (decrease)/increase in cash and cash equivalent
Kas dan setara kas pada awal tahun
109,008
71,106
Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
102,845
109,008
Cash and cash equivalents at the end of the year
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Global Reports LLC
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 4/2 - Schedule LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
2003 Aktivitas yang tidak melibatkan arus kas: Reklasifikasi tanaman belum menghasilkan ke tanaman menghasilkan Reklasifikasi tanah dari aktiva lain-lain ke aktiva tetap
(In million Rupiah)
Catatan/ Notes
2002
Activities not involving cash flows: 147,807
12
41,741
40,903
13
-
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Global Reports LLC
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2003 AND 2002
Reclassification of immature plantations to mature plantations Reclassification of land from other assets to fixed assets
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/1 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 1.
Global Reports LLC
UMUM
( In million Rupiah)
1.
GENERAL
Pendirian Perusahaan
Incorporation of the Company
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris Raden Kadiman No. 93 tanggal 18 Desember 1962 yang diubah dengan akta No. 20 tanggal 9 September 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A5/121/20 tanggal 14 September 1963 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1963, Tambahan No. 531. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir adalah berdasarkan akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH No.74 tanggal 20 September 2000 mengenai Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek terlebih dahulu dan Peraturan Pemerintah No. 15 tanggal 25 Pebruari 1999 tentang bentuk-bentuk tagihan tertentu yang dapat dikompensasikan sebagai setoran saham, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan no. C-08432 HT.01.04.TH.2001 tanggal 14 September 2001 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 450 tanggal 2 Juli 2002, Tambahan No. 53.
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (the “Company”) was established based on notarial deed No. 93 of Raden Kadiman dated 18 December 1962 and amended by notarial deed No. 20 dated 9 September 1963. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in decision letter No.J.A5/121/20 dated 14 September 1963 and was published in State Gazette No. 81 dated 8 October 1963 Supplement No. 531. The Company’s articles of association have been amended several times with the most recent amendment by notarial deed No.74 of Dr. Irawan Soerodjo, SH dated 20 September 2000 concerning an Increase of Capital without Pre-emptive rights to acquire securities and Government Regulation No. 15 dated 25 February 1999 concerning Debt to Equity Swaps, which was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in decision letter no. C-08432 HT.01.04.TH.2001 dated 14 September 2001 and published in State Gazette No. 450 dated 2 July 2002, Supplement No. 53.
Berdasarkan Akta Notaris No. 21 Machrani Moertolo Soenarto, SH tanggal 8 Januari 2003, PT Multi Agro Kencana Prima telah meningkatkan modal dasar dari Rp 1.000 menjadi Rp 50.000, modal ditempatkan dan disetor dari Rp 250 menjadi Rp 16.000 dan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (Rupiah penuh) menjadi Rp 64.000 (Rupiah penuh). Aktva Notaris tersebut sedang dalam proses pengesahan oleh Menteri Kehakiman Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Based on the Notarial Deed No. 21 of Machrani Moertolo Soenarto, SH dated 8 January 2003, PT Multi Agro Kencana Prima, increased its authorised capital from Rp 1,000 to Rp 50,000, its issued and paid-up capital from Rp 250 to Rp 16,000 and par value from Rp 1,000 (full Rupiah) to Rp 64,000 (full Rupiah). The notarial deed is still in the process of approval from Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia.
Perusahaan bergerak di bidang industri perkebunan dengan menanam dan memelihara tanaman kelapa sawit, karet, kakao, kelapa serta teh dan kopi, mengolah hasil perkebunan tersebut dan menjual hasilnya di dalam maupun di luar negeri, dengan proporsi pemasaran lokal dan ekspor sebesar 76% dan 24% (2002: 61% dan 39%).
The Company is engaged in the plantation business by planting and developing palm oil, rubber, cocoa, coconut, tea and coffee, cultivating such plantations and selling the products in both the domestic and international markets. The proportion of local and export sales is 76% and 24% respectively (2002: 61% and 39%).
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha yang dimiliki oleh Pan London Sumatra Plantation.
The Company is one of the group of companies owned by Pan London Sumatra Plantation.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/2 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 1.
Global Reports LLC
UMUM (lanjutan)
( In million Rupiah)
1.
GENERAL (continued)
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantorkantor cabang operasional berlokasi di Medan dan Palembang.
The Company is domiciled in Jakarta with operational branch offices located in Medan and Palembang.
Perusahaan pada saat ini mengoperasikan perkebunan yang telah menghasilkan dan belum menghasilkan seluas masing-masing 55.683 hektar (2002: 52.009 hektar) dan 10.363 hektar (2002: 13.796 hektar) di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Produk utama adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta sebagian kecil kakao, teh, kopi dan bibit.
The Company currently operates mature and immature plantations with total areas of 55,683 hectares (2002: 52,009 hectares) and 10,363 hectares (2002: 13,796 hectares) respectively in North Sumatera, South Sumatera, Java, East Kalimantan and South Sulawesi. The main products are palm oil and rubber, with smaller quantities of cocoa, tea, coffee and seeds.
Disamping mengelola perkebunannya sendiri, Perusahaan juga mengelola perkebunan di atas tanah yang dimiliki petani kecil setempat (perkebunan plasma) sesuai dengan pola perkebunan “inti plasma” yang dipilih pada saat Perusahaan melakukan ekspansi perkebunan di Sumatera Selatan dan sebagian kecil di Sulawesi dan Kalimantan pada tahun 1994.
In addition to the development of its own plantations, the Company is developing plantations on behalf of local smallholders (plasma plantations) in line with the “inti plasma” plantation scheme selected when the Company expanded its plantations in South Sumatera and to a smaller extent in Sulawesi and Kalimantan in 1994.
Pengelolaan perkebunan plasma ini akan diserahterimakan kepada petani tersebut (petani plasma) pada saat perkebunan plasma siap menghasilkan.
Management of these plasma plantations will be handed over to the smallholders (plasma farmers) when the plantations are mature.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2003, luas areal perkebunan plasma yang telah diserahterimakan adalah 35.287 hektar (2002: 31.476 hektar) dan yang masih dalam pengembangan dan belum dikembangkan adalah masing-masing seluas 3.144 hektar dan 14.357 hektar (2002: 6.821 hektar dan 14.357 hektar).
Up to 31 December 2003, the total area of plasma plantations that have been handed over is 35,287 hectares (2002: 31,476 hectares), the total area still under development and not yet developed are 3,144 hectares and 14,357 hectares, respectively (2002: 6,821 hectares and 14,357 hectares).
Penawaran Umum Saham Perusahaan
Public Offering of Company’s Shares
Pada tanggal 7 Juni 1996, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melalui suratnya No. S912/PM/1996 untuk melakukan penawaran umum saham perdana atas 38.800.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 5 Juli 1996 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.
On 7 June 1996, the Company obtained Notice of Effectivity of Share Registration No. S-912/PM/1996 from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) for its initial public offering of 38,800,000 shares. On 5 July 1996, these shares were listed on the Jakarta Stock Exchange.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/3 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 1.
( In million Rupiah)
1.
UMUM (lanjutan)
GENERAL (continued)
Pada tanggal 16 Juni 1997 Perusahaan mengeluarkan saham bonus sebanyak 283.274.421 saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham hasil penawaran umum saham perdana. Pada tanggal 24 Juli 1997 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
On 16 June 1997, the Company issued 283,274,421 bonus shares from the capitalisation of additional paid-in capital from the initial public offering. On 24 July 1997, these shares were listed on the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges.
Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, seluruh saham Perusahaan sejumlah 485.613.293 telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
As of 31 December 2003 and 2002, all of the Company’s 485,613,293 shares have been listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges.
Karyawan, Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
Employees, Board of Directors and Board of Commissioners
Pada tanggal 31 Desember 2003, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2003, the composition of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors was as follows:
Presiden Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen
Ibrahim Risjad Rachmat Soebiapradja Tengku Alwin Aziz
Presiden Direktur Direktur Direktur
President Commissioner Independent Commissioner Independent Commissioner
Glenn Muhammad Surya Yusuf Handana Halim Wanawijaya Roger Anthony Gillbanks
President Director Director Director
Jumlah rata-rata karyawan tetap dan buruh perkebunan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah masing-masing sebanyak 12.370 dan 12.658.
The Company had an average total number of permanent employees and labourers of 12,370 and 12,658 for the years ended 31 December 2003 and 2002, respectively
Kepemilikan pada Anak-anak Perusahaan
Ownership in Subsidiaries
Perusahaan mempunyai kepemilikan secara langsung maupun tidak langsung pada anak-anak perusahaan berikut:
The Company has either direct or indirect ownership in the following subsidiaries:
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership Nama perusahaan/ Company’s name
Domisili/ Domicile
Kegiatan usaha/ Business activity
2003
2002
Tahun beroperasi komersial/ Year commercial operations commenced
Jumlah aktiva/ Total assets 2003
2002
Kepemilikan secara langsung/
Direct ownership
Global Reports LLC
PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (DRUP)
Palembang
Perdagangan dan perkebunan kelapa sawit/ Trading and palm oil plantation
Lonsum Finance BV (LBV)
Belanda/ Netherlands
Jasa pembiayaan/ Financial services
PT Multi Agro Kencana Prima (MAKP)
Jakarta
Perkebunan, pengolahan dan pemasaran/ Plantation, processing and trading
95%
95%
100%
100%
80%
80%
Belum beroperasi/ Not yet operating
95,154
92,818
1997
139,606
147,404
2002
47,344
19,661
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/4 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 1.
( In million Rupiah)
1.
UMUM (lanjutan)
GENERAL (continued) Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Nama perusahaan/ Company’s name
Domisili/ Domicile
Kegiatan usaha/ Business activity
2003
2002
94.76%
94.76%
Tahun beroperasi komersial/ Year commercial operations commenced
Jumlah aktiva/ Total assets 2003
2002
Kepemilikan secara tidak langsung melalui DRUP/
Indirect ownership through DRUP PT Treekreasi Palembang Margamulia (TMM)
2.
a.
Global Reports LLC
Perdagangan dan perkebunan kelapa sawit/ Trading and palm oil plantation
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2.
1997
90,233
88,065
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan anak perusahaan telah selesai disusun oleh Dewan Direksi pada tanggal 1 Maret 2004.
The consolidated financial statements of PT PP London Sumatra Indonesia Tbk and subsidiaries were completed by the Board of Directors on 1 March 2004.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dan anak perusahaan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Peraturan No. VIII.G.7. tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam lampiran keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements of PT PP London Sumatra Indonesia Tbk and subsidiaries which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia and regulation No. VIII.G.7. regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the Capital Market Supervisory Board No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000.
Dasar penyusunan konsolidasian
laporan
keuangan
a.
Basis of preparation of the consolidated financial statements
Dasar pengukuran laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali untuk investasi pada efek yang diklasifikasikan sebagai yang “tersedia untuk dijual” yang dinyatakan sebesar nilai wajar, dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku (lihat Catatan 2f dan 2h).
The basis of measurement of the consolidated financial statements is historical costs, except for investments in securities classified as “available for sale” which are valued at fair value, and certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with government regulations (refer to Notes 2f and 2h).
Laporan keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas.
The consolidated financial statements have also been prepared on the basis of the accruals concept except for the statements of cash flows.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/5 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
a.
Dasar penyusunan konsolidasian (lanjutan)
laporan
keuangan
a.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) Basis of preparation of the consolidated financial statements (continued) The consolidated statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.
Figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.
b.
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang berada di dalam dan di luar negeri dimana Perusahaan mempunyai penyertaan saham dengan hak suara lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung.
The consolidated financial statements include the accounts of the Company and domestic and foreign controlled subsidiaries in which the Company directly or indirectly has ownership of more than 50% of voting rights.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Grup telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
The effect of all transactions and balances between companies in the Group has been eliminated in preparing the consolidated financial statements.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah ditetapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali dinyatakan secara khusus.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the subsidiaries unless otherwise stated.
Akun-akun anak perusahaan di luar negeri yang merupakan bagian integral dari Perusahaan dijabarkan seolah-olah seluruh operasi di luar negeri tersebut telah dilaksanakan sendiri oleh Perusahaan.
The accounts of foreign subsidiaries that are integral to the Company are translated as if such foreign operations are the Company’s own transactions.
Kas dan setara kas Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan.
Global Reports LLC
2.
Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi
c.
( In million Rupiah)
c. Cash and cash equivalents For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and short-term investments with a maturity of three months or less, net of overdrafts.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/6 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
d. Piutang usaha
( In million Rupiah)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Trade receivables
Piutang usaha disajikan dalam jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan dalam periode dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. e.
f.
Global Reports LLC
Persediaan
Trade receivables are recorded net of an allowance for doubtful accounts, based on a review of the collectibility of outstanding amounts. Accounts are written-off as bad debts during the period in which they are determined to be not collectible.
e.
Inventories
Persediaan diakui pada nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan produk dalam proses dan produk jadi terdiri dari semua biaya yang terjadi di kebun dan alokasi biaya tak langsung menggunakan luas hektar sebagai dasar alokasi. Harga perolehan bahan penunjang dan suku cadang terdiri dari harga pembelian ditambah dengan biaya angkut dan asuransi. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realisable value. Cost of production in process and finished goods comprises all costs incurred at the estates and an allocation of indirect costs using hectares as the basis of allocation. Cost of supporting materials and spare parts comprises purchase cost of such materials and spare parts plus any freight cost and insurance. Cost is determined by the weighted average method. Net realisable value is the estimate of the selling price in the ordinary course of business, less the costs of completion and selling expenses.
Penyisihan untuk persediaan usang dan persediaan lama tak terpakai ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang.
A provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of individual inventory items.
Investasi
f.
Investment
Pada tanggal neraca, investasi dalam “sekuritas yang tersedia untuk dijual” dinyatakan dengan harga pasar pada tanggal neraca;
Investments in marketable securities classified as “available for sale securities” are stated at market value at the balance sheet date;
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat kenaikan atau penurunan harga pasar untuk “sekuritas berharga yang tersedia untuk dijual”, disajikan secara terpisah sebagai mutasi dari “Akumulasi Penyesuaian Nilai Wajar Investasi” pada komponen ekuitas.
Unrealised gains and losses arising on “available for sale securities” are recorded as movements within the “Investment Fair Value Revaluation Reserve” presented in the equity section.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/7 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Tanaman perkebunan
( In million Rupiah)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g. Plantation assets
Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan.
Plantation assets are classified as immature plantations and mature plantations.
Biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan alokasi biaya tidak langsung dikapitalisasi ke tanaman belum menghasilkan berdasarkan luas hektar. Biaya-biaya tersebut termasuk kapitalisasi biaya pinjaman dan rugi selisih kurs yang timbul dari pinjaman yang digunakan untuk mendanai tanaman belum menghasilkan selama periode-periode tertentu.
Expenses for nurseries, field preparation, planting, upkeep and cultivating and an allocation of indirect costs are capitalised to immature plantations using hectares as the basis of allocation. These expenses include borrowing costs and foreign exchange losses on borrowings obtained to fund the immature plantations for certain periods.
Tanaman belum menghasilkan dipindahkan ke tanaman menghasilkan pada saat tanaman menghasilkan dan mulai disusutkan sejak saat pemindahan. Tanaman kelapa sawit dianggap dapat menghasilkan bila sudah berumur dua sampai dengan tiga tahun, sedangkan untuk tanaman karet sekitar empat sampai dengan lima tahun. Jangka waktu tanaman dapat menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen.
Immature plantations are transferred to mature plantations on maturity and depreciated from the date of transfer. Palm oil plantations are considered mature in two to three years after planting, while rubber plantations are considered mature in four to five years after planting. Actual time of maturity is dependent upon vegetative growth and is assessed by management.
Tanaman telah menghasilkan dicatat sebesar biaya perolehan saat reklasifikasi dilakukan dan disusutkan sesuai dengan metode garis lurus dengan taksiran masa ekonomis selama 20 – 25 tahun.
The mature plantations are stated at cost from the date of transfer and depreciated using the straight line method over the expected useful lives of 20 – 25 years.
h. Aktiva tetap
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
h. Fixed assets
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan, kecuali aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah diakui sebesar nilai revaluasi, setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated at cost, except for certain fixed assets which are stated at a revalued amount in accordance with government regulation, less accumulated depreciation.
Selisih penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun “Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap” yang disajikan pada bagian ekuitas. Pada tahun 1995, selisih penilaian kembali aktiva tetap dikapitalisasi ke modal ditempatkan dan disetor penuh.
The difference resulting from the revaluation of such fixed assets is credited to the “Fixed Assets Revaluation Reserve” account presented in the equity section. In 1995, the fixed assets revaluation reserve was capitalised into issued and fully paid capital.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/8 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 2.
( In million Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
h. Fixed asset (continued)
h. Aktiva tetap (lanjutan) Semua aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan berdasarkan metode garis lurus terhadap harga perolehan, setelah dikurangi estimasi nilai sisa aktiva tetap yang bersangkutan, selama estimasi masa manfaatnya sebagai berikut : Bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat-alat berat Perabot dan perlengkapan
i.
Fixed assets, except land, are depreciated to their estimated residual value using the straight line method over their expected useful lives as follows :
Tahun / Years 20 – 25 10 – 20 5 7 – 10
Buildings Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment Furniture and fixtures
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku.
The cost of maintenance and repairs is charged as an expense as incurred. Expenditures which extend the future life of the assets or provide further economic benefits by increasing capacity or quality of production are capitalized and depreciated based on applicable depreciation rates.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements, and the resulting gains and losses on the disposal of fixed assets are recognised in the consolidated statement of income.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aktiva dalam penyelesaian.
The accumulated costs of the construction of buildings and plant and the installation of machinery are capitalised as construction in progress.
Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.
These costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from the date when assets are brought into use.
Aktiva sewa guna usaha Aktiva tetap yang diperoleh dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sejumlah nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) pada awal periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasi sebagai pelunasan hutang dan pembayaran beban bunga. Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan metode yang sama seperti aktiva yang dimiliki.
Global Reports LLC
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
i. Fixed assets under finance lease Fixed assets acquired by means of finance leases are presented at the present value of the minimum lease payments plus purchase option at the beginning of the lease term. A corresponding liability is also established and each lease payment is allocated between the liability and finance charges. The assets are depreciated similarly to owned assets.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/9 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
j.
Piutang plasma
j.
k.
l.
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Perusahaan menunggu pendanaan dari Bank.
Represents costs incurred for plasma plantation development which includes costs for plasma plantations funded by banks and temporary self funding by the Company awaiting bank funding.
Piutang plasma juga termasuk pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani. Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma. Akun ini disajikan dalam jumlah neto setelah dikurangi pembiayaan yang diterima dari bank dan jumlah yang disetujui yang telah diterima dari petani plasma dan penyisihan piutang tak tertagih.
Plasma receivables also include advances to plasma farmers on topping up of loan installments to banks, advances on fertilizers and other agriculture supplies. These costs will be reimbursed by plasma farmers. This account is presented net of funding received from the banks, agreed amounts collected from the plasma farmers and an allowance for doubtful accounts.
Penyisihan piutang tak tertagih dihitung dari kelebihan jumlah biaya pengembangan atas pembiayaan bank dan jumlah yang disetujui petani plasma. Piutang dan penyisihan piutang tak tertagih ini dihapuskan pada saat perkebunan plasma diserah-terimakan ke petani plasma.
An allowance for doubtful accounts is made based on the excess of accumulated development costs over bank funding or amounts agreed by the plasma farmers. The receivables and allowance for doubtful accounts are written off when the related plasma plantations are handed over to plasma farmers.
Kelebihan pembiayaan bank atas jumlah biaya pengembangan diakui sebagai pendapatan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Any excess of bank funding over the accumulated development costs is recognised as income in the current year’s consolidated statement of income.
Biaya tangguhan
k. Deferred charges
Biaya tangguhan terutama terdiri dari biaya pengurusan legal hak atas tanah dan biaya tangguhan lainnya.
Deferred charges represent legal costs associated with the acquisition of landrights and other deferred charges.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode hak atas tanah.
Legal costs associated with the acquisition of landrights are deferred and amortised using the straight-line method over the legal term of the landrights.
Penurunan nilai aktiva Pada tanggal neraca, Grup melakukan penelaahan untuk menentukan apakah taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi pada tahun terjadinya.
Global Reports LLC
Plasma receivables
l.
Impairment of asset value At the balance sheet date, the Group performs a review to determine whether the estimated recoverable amount of any of its assets is lower than the net carrying value and makes a provision for any impairment. Impairment losses and impairment recoveries recognised in the statement of income when incurred.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/10 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
m. Restrukturisasi hutang Keuntungan bersih atas restrukturisasi hutang setelah pajak penghasilan terkait diakui dalam laporan laba rugi pada terjadinya restrukturisasi dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa, setelah memperhitungkan hutang kontinjen yang timbul dari restrukturisasi. n. Pendapatan dan beban
o.
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
( In million Rupiah)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Debts restructuring Net gains on debts restructured net of income tax are recognised in the current year statement of income and classified as extraordinary items, net of any contingent liabilities arising from the restructuring.
n. Revenue and expenses
Penjualan bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk setelah dikurangi retur, pajak ekspor dan pajak pertambahan nilai.
Net sales represents revenue earned from the sale of the Company’s products, net of returns, export tax and value added tax.
Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (FOB Shipping Point).
Revenue from local sales is recognised when goods are delivered to customers, while revenue from export sales is recognised upon shipment of the goods to customers (FOB shipping point).
Beban diakui berdasarkan metode akrual.
Expenses are recognised on an accrual basis.
Perpajakan
o. Taxation
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability). Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan.
Deferred income tax is provided, using the liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes. Currently enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aktiva pajak tangguhan yang berasal dari saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang belum dipakai.
Deferred tax assets relating to the carry forward of unused tax losses are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the unused tax losses can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal are determined.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/11 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
p. Manfaat karyawan
( In million Rupiah)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Manfaat karyawan sehubungan dengan pensiun, uang pisah, uang jasa, uang kompensasi hak dan hak-hak lainnya diakui sesuai dengan masa kerja karyawan yang bersangkutan.
Employee benefits related to retirement, severance, service compensation payments and other benefits are recognised when they accrue to the employees.
Sehubungan dengan program pensiun manfaat pasti, biaya jasa kini diakui sebagai beban tahun berjalan. Biaya jasa lalu diamortisasi selama rata-rata sisa masa kerja dari karyawan. Metode penilaian aktuarial yang digunakan oleh aktuaris independen adalah metode projected benefit dan dilakukan minimal setiap tiga tahun sekali.
In respect of defined benefit retirement plans, current service cost is expensed in the prevailing period. Past service costs are amortised over the average expected remaining working lives of existing employees. The valuation method used by the independent actuaries is the projected benefit method and is performed at least once every three years.
q. Laba/rugi bersih per saham
q. Net earnings/loss per Share
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. r.
Global Reports LLC
Employee benefits
Penjabaran mata uang asing
Basic earnings per share is computed by dividing net income with the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
r.
Foreign currency translation
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca (lihat Catatan 35).
Transactions denominated in foreign currency are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date (see Note 35).
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency denominated monetary assets and liabilities are recognised in the statement of income.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/12 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
s.
Pengunaan estimasi
s.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. 3.
Global Reports LLC
AKUISISI
Use of estimates The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
3.
ACQUISITION
PT Treekreasi Margamulia
PT Treekreasi Margamulia
Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham pada tanggal 16 September 2002, PT Dwi Reksa Usaha Perkasa, anak perusahaan dari Perusahaan, mengakuisisi 99,75% dari modal saham PT Treekreasi Margamulia (“TMM”) sebesar Rp 200.
Based on a Shares Sale and Purchase Agreement dated 16 September 2002, PT Dwi Reksa Usaha Perkasa, a subsidiary of the Company, acquired 99.75% of the share capital for PT Treekreasi Margamulia (“TMM”) for Rp 200.
Aktiva dan kewajiban yang berasal dari akuisisi TMM terdiri dari aktiva lancar sebesar Rp 2.763, aktiva tidak lancar sebesar Rp 76.690 dan hutang lancar sebesar Rp 87.130, yang mencerminkan jumlah hutang bersih sebesar Rp 7.677.
The assets and liabilities arising from the acquisition of TMM consisted of current assets of Rp 2,763, non-current assets of Rp 76,690 and current liabilities of Rp 87,130, representing a net liability value of Rp 7,677.
Goodwill sebesar Rp 7.877 yang timbul dari transaksi akuisisi ini tidak diakui dan telah dibebankan pada laporan laba rugi di tahun 2002.
Goodwill of Rp,7,877 arising from this acquisition transaction was not recognised and was charged to the statement of income in 2002.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/13 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 4.
( In million Rupiah)
4.
KAS DAN SETARA KAS 2003 Kas
2002 503
Deposito berjangka Rupiah - Bank Mandiri - Bank Pembangunan Daerah Dolar AS - Bank Mandiri
32,127 14,883 837 1,221 21 27 57 -
60,387 11,219 1,520 1,154 22 9 9
30,823 -
29,550 743 92 28
1,015
1,046
81,011
105,779
19,460 500
802 500
1,371
1,448
21,331
2,750
102,845
109,008
Suku bunga deposito berjangka diatas adalah:
5.
5.75% - 13.59% 1.00% - 2.75%
5. 2003
Global Reports LLC
Time deposits
Rupiah Bank Mandiri Bank Pembangunan Daerah US Dollars Bank Mandiri -
11.00% - 17.88% 2.00% - 5.33%
Rupiah US Dollars
SHORT TERM INVESTMENTS 2002
Securities
Efek
Uang muka investasi
Rupiah accounts Bank Mandiri Bank Danamon BNI Bank Mega Bank Syariah Mandiri BII Bank Pembangunan Daerah Citibank US Dollars accounts Bank Mandiri BII Citibank Bank Danamon EUR account ABN Amro -
The interest rates on the above time deposits are as follows:
INVESTASI JANGKA PENDEK
Efek yang tersedia untuk dijual - nilai pasar Mutasi akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi
Cash on hand
479
Cash in banks
Bank Rekening Rupiah - Bank Mandiri - Bank Danamon - BNI - Bank Mega - Bank Syariah Mandiri - BII - Bank Pembangunan Daerah - Citibank Rekening Dolar AS - Bank Mandiri - BII - Citibank - Bank Danamon Rekening EUR - ABN Amro
Rupiah Dolar AS
CASH AND CASH EQUIVALENTS
383,075
76,669
4,388
158
Available for sale securities market value Movement in investment for fair value revaluation reserve
387,463 -
76,827 39,150
Investment advances
387,463
115,977
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/14 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 5.
6.
( In million Rupiah)
5.
INVESTASI JANGKA PENDEK (lanjutan)
SHORT TERM INVESTMENTS (continued)
Efek yang tersedia untuk dijual
Available for sale securities
Perusahaan telah menempatkan dana untuk dikelola oleh PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (“AAA”) sebesar USD 10.624.890 (2002: USD 8.572.789). Perjanjian pengelolaan ini berlaku sejak tanggal 29 Agustus 2002, dan dapat diakhiri berdasarkan kesepakatan para pihak yang bersangkutan.
The Company has placed funds to be managed with PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (“AAA”) amounting to USD 10,624,890 (2002: USD 8,572,789). This agreement commenced on 29 August 2002, and can be terminated as agreed by all parties.
Pada tahun 2003, Perusahaan memiliki wesel bayar dari Mansfield Group Limited, sebuah perusahaan yang berdomisili di British Virgin Island, sebesar USD 35.147.500 (2002: nihil). Seluruh wesel bayar tersebut jatuh tempo di tahun 2004.
In 2003, the Company hold promissory notes from Mansfield Group Limited, a company domiciled in British Virgin Island, amounting to USD 35,147,500 (2002: nil). All these promissory notes are due in 2004.
Uang muka investasi
Investment advances
Perusahaan telah menempatkan dana kepada PT Investindo Nusantara Sekuritas sebesar USD 3.750.000 dan Rp 5.625 untuk pembelian Republik Indonesia USD Yankee Bonds. Jangka waktu perjanjian ini adalah sejak tanggal 27 Nopember 2002 hingga tanggal 5 Pebruari 2003. PT Investindo Nusantara Sekuritas tidak berhasil memperoleh Indonesia (Republik) USD Yankee Bonds pada harga yang telah ditetapkan hingga perjanjian berakhir pada tanggal 5 Pebruari 2003 sehingga dana tersebut telah dialihkan kembali kepada perusahaan.
The Company has placed funds with PT Investindo Nusantara Sekuritas amounting to USD 3,750,000 and Rp 5,625 for the purchase of Republic of Indonesia USD Yankee Bonds. The term of this agreement was from 27 November 2002 to 5 February 2003. PT Investindo Nusantara Sekuritas failed to acquire Indonesia (Republic) USD Yankee Bonds at agreed prices before the agreement expired on 5 February 2003 and the funds have been transferred back to the company.
6.
PIUTANG USAHA 2003
Pihak ketiga Rupiah Dolar AS
TRADE RECEIVABLES 2002
13,622 8,867
7,994 28,206
22,489
36,200
Rincian piutang usaha yang lebih dari 5% jumlah piutang usaha adalah sebagai berikut:
PT Buluh Cawang Plantations Mac Robertson RCMA Americas Medisafe technologies PT Minaga Ogan Sri Trang International
Global Reports LLC
Rupiah US Dollars
Details of trade receivables which are more than 5% of the total trade receivables are as follows:
2003
Jumlah/ Total
Third parties
2002
Persentase piutang usaha/ Percentage of trade receivables
Jumlah/ Total
Persentase piutang usaha/ Percentage of trade receivables
4,432 4,038 2,754 2,718 2,117 1,927
19.71% 17.96% 12.25% 12.09% 9.41% 8.57%
4,292 1,899 4,344
11.86% 5.25% 12.00%
17,986
79.99%
10,535
29.11%
PT Buluh Cawang Plantations Mac Robertson RCMA Americas Medisafe Technologies PT Minaga Ogan Sri Trang International
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/15 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 6.
( In million Rupiah)
6.
PIUTANG USAHA (lanjutan) Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
The aging of trade receivables is as follows:
2003 Lancar Jatuh tempo 30 – 90 hari Jatuh tempo >90 hari
2002
20,510 1,566 413
34,833 740 627
22,489
36,200 Based on a review of the status of individual accounts receivable at the end of the year, management believes that all receivables will be fully collectible, therefore, no allowance for doubtful accounts is provided.
Piutang usaha ini telah dijadikan agunan pinjaman bank seperti dijelaskan dalam Catatan 17.
These receivables have been pledged as collateral for bank loans as described in Note 17.
7.
PERSEDIAAN 2003 Barang dalam proses dan barang jadi: Minyak dan biji sawit Karet Kakao Teh Kopi Bibit Kelapa Bahan baku pembantu dan suku cadang: Pupuk Bahan kimia Suku cadang Bahan bakar Bahan lainnya Dikurangi: Penyisihan persediaan usang
Global Reports LLC
Current Overdue 30 – 90 days Overdue >90 days
piutang tahun, piutang piutang
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun masing-masing pelanggan pada akhir manajemen berkeyakinan bahwa seluruh tersebut dapat tertagih sehingga penyisihan tak tertagih ditetapkan nihil.
7.
TRADE RECEIVABLES (continued)
INVENTORIES 2002
37,614 18,434 3,492 4,195
24,547 9,521 2,235 1,768
374 1,477 13
1,741 1,126 14
65,599
40,952
7,547 2,559 5,862 1,226 5,987
9,532 3,205 4,545 1,518 5,891
23,181
24,691
(341)
(412)
22,840
24,279
88,439
65,231
Production in process and finished goods: Palm oil and palm kernel Rubber Cocoa Tea Coffee Seeds Coconut Supporting materials and spare parts: Fertiliser Chemicals Spare parts Fuel Oil Other materials
Less:
Provision for obsolete stores
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/16 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 7.
8.
( In million Rupiah)
7.
PERSEDIAAN (lanjutan) Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan untuk bahan penunjang dan suku cadang telah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan usang.
Management believes that the provision for obsolete stores materials and spare parts is sufficient to cover possible losses from obsolete stores.
Semua persediaan telah dijadikan agunan pinjaman bank seperti dijelaskan pada Catatan 17.
All inventories have been pledged as collateral for bank loans as described in Note 17.
Pada tanggal 31 Desember 2003, persediaan perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, sabotase dan perusakan dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 4.215.000 (2002: USD 4.215.000). Manajemen berpendapat bahwa pertanggungan asuransi tersebut telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut.
As of 31 December 2003, the Company’s inventories were insured against the risk of loss due to natural disaster, fire, sabotage and vandalism with a total coverage of US$ 4,215,000 (2002: USD 4,215,000). Management believes the insurance coverage has been adequate to cover possible losses arising from such risks.
Persediaan milik anak perusahaan, MAKP, telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 3.600, sedangkan persediaan milik anak perusahaan, TMM, belum diasuransikan.
Inventories in subsidiary, MAKP, were insured with a total coverage of Rp 3,600, while inventories in subsidiary, TMM, were not insured.
8.
PAJAK DIBAYAR DIMUKA 2003 Pajak penghasilan badan: 2001 Pajak penghasilan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Bumi dan Bangunan Pajak pertambahan nilai
9.
-
5,536
Corporate income tax: 2001
60 298 102 7,118
301 33 86 -
Income taxes : Article 22 Article 23 Article 25 Tax on Land and Buildings Value added tax
7,578
5,956
9.
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Asuransi Sewa Beban agensi Lain-lain
PREPAID TAXES 2002
2003
Global Reports LLC
INVENTORIES (continued)
PREPAID EXPENSES 2002
3,055 803 6 116
6,108 59 382 12
3,980
6,561
Insurance Rental Agency fees Others
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/17 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
10. AMOUNTS DUE FROM RELATED PARTIES
10. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA 2003 Piutang antar perusahaan: PT Pan London Sumatra Plantation PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala PT London Sumatra International PT Lonsum Management Services PT Sumber Wangi Alam PT PP Nanggroe Aceh Darusalam Lain-lain Wesel tagih Piutang karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu
Intercompany accounts: PT Pan London Sumatra Plantation PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala PT London Sumatra International PT Lonsum Management Services PT Sumber Wangi Alam PT PP Nanggroe Aceh Darusalam Others
150,805 40,109 193 250 130
145,506 36,160 15,146 10,213 38 4,764 2,229 1,118
191,487
215,174
37,237 21,971
37,237 12,920
Notes receivable Employee receivables
250,695 (228,594)
265,331 (244,261)
Allowance for doubtful accounts
22,101
21,070
Mutasi penyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai berikut: 2003
Global Reports LLC
2002
The movement of allowance for doubtful accounts is as follows: 2002
Saldo awal Penambahan Penghapusan
244,261 9,691 (25,358)
208,361 35,900 -
Beginning balance Additions Write offs
Saldo akhir
228,594
244,261
Ending balance
Lihat Catatan No. 37 mengenai informasi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
See Note 37 for related party information.
Piutang antar perusahaan sebagian besar berasal dari biaya pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dibayarkan dahulu oleh Perusahaan.
The intercompany receivables represent mainly balances arising from payments of expenses made by the Company on behalf of related parties.
Wesel tagih merupakan surat promes yang diterbitkan oleh PLSP sebesar US$ 3.880.875 pada tanggal 31 Desember 1998 dan 1999. Pada 1 Januari 2001, Perusahaan dan PLSP menyepakati pengembalian wesel tagih tersebut dalam Rupiah sebesar Rp 37.237.
Notes receivable represents promissory notes issued by PLSP amounting to US$ 3,880,875 at both 31 December 1998 and 1999. On 1 January 2001, the Company and PLSP agreed that repayment of notes receivable of Rp 37,237 will be made in Rupiah.
Wesel tagih dan piutang antar perusahaan di atas tidak dikenakan bunga oleh Perusahaan.
The interest of the above promissory notes and intercompany accounts was not charged by the Company.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/18 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
10. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
10. AMOUNTS DUE FROM RELATED PARTIES (continued)
Pada tahun 2003, manajemen berkeyakinan bahwa piutang kepada PT Gelora Mahapala dan PT London Sumatra International tidak dapat tertagih dan memutuskan untuk melakukan penghapusan sebesar Rp 15.146 dan Rp 10.213. Penghapusan tersebut telah disahkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan putusan perkara perdata No. dengan 583/Pdt.G/2003/PN.Jak-Sel dan No.584/Pdt.G/ 2003/PN.Jak-Sel tertanggal 6 Nopember 2003.
In 2003, management believes that various amounts due from PT Gelora Mahapala and PT London Sumatra International were uncollectible and decided to write off an amount of Rp 15,146 and Rp 10,213, respectively. The write off was based on the Court decision No. 583/Pdt.G/2003/PN.JakSel and No. 584/Pdt.G/2003/PN.Jak-Sel dated 6 November 2003.
Pada tahun 2003, Perusahaan juga telah menghapuskan piutang kepada PT Lonsum Management Services, PT Sumber Wangi Alam, dan PT PP Nanggroe Aceh Darusalam sebesar Rp 7.031.
In 2003, the Company has also written off amounts due from PT Lonsum Management Services, PT Sumber Wangi Alam, and PT PP Nanggroe Aceh Darusalam amounting to Rp 7,031.
11. PLASMA RECEIVABLES
11. PIUTANG PLASMA Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi biaya-biaya untuk perkebunan plasma yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Grup menunggu pendanaan dari bank atau akan ditagihkan kembali ke petani plasma. Rincian akun ini adalah sebagai berikut :
This account represents costs incurred for plasma plantation development including costs for plasma plantations funded by banks and temporary self funding by the Group awaiting bank funding and reimbursement by plasma farmers. The details of this account are as follows :
31 Desember/December 2003 Pembiayaan oleh bank/ Pembiayaan Funded by Jumlah/ sendiri/ Total banks Self funded Saldo per 1 Januari 2003 Penambahan biaya pengembangan Reklasifikasi biaya plasma sehubungan dengan pembiayaan dari bank selama tahun berjalan Pembiayaan dari bank dan penerimaan dari petani plasma Penghapusan piutang plasma
186,261 15,255
186,261 18,080
87,733
(87,733)
-
(44,646) (45,912)
(1,914) (34,104)
(46,560) (80,016)
Additional development costs Reclassification of plasma costs relevant to bank funding during the year Funding from banks and collections from plasma farmers Plasma receivables written-off
-
77,765
77,765
Balance at 31 December 2003
-
72,383 7,633
72,383 7,633
45,912
(45,912)
-
(45,912)
(34,104)
(80,016)
Allowance for doubtful accounts Balance at 1 January 2003 Additions Reclassification of plasma costs relevant to bank funding during the year Write-off of allowance for doubtful accounts
Saldo per 31 Desember 2003
-
-
-
Balance at 31 December 2003
Piutang plasma – bersih
-
77,765
77,765
Plasma receivables – net
Saldo per 31 Desember 2003 Penyisihan piutang tak tertagih Saldo per 1 Januari 2003 Penambahan Reklasifikasi biaya plasma sehubungan dengan pembiayaan dari bank selama tahun berjalan Penghapusan penyisihan piutang tak tertagih
Global Reports LLC
Balance at 1 January 2003
2,825
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/19 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
11. PLASMA RECEIVABLES (continued)
11. PIUTANG PLASMA (lanjutan)
31 Desember/December 2002 Pembiayaan oleh bank/ Pembiayaan Jumlah/ Funded by sendiri/ Total Self funded banks Saldo per 1 Januari 2002 Penambahan biaya pengembangan Reklasifikasi biaya plasma sehubungan dengan pembiayaan dari bank selama tahun berjalan Penambahan baru dari akuisisi – bersih Pembiayaan dari bank dan penerimaan dari petani plasma Penghapusan piutang plasma
271,324 24,479
271,324 24,479
144,855 -
(144,855) 35,313
35,313
(97,135) (47,720)
-
(97,135) (47,720)
Additional development costs Reclassification of plasma costs relevant to bank funding during the year New addition from acquisition – net Funding from banks and collections from plasma farmers Plasma receivables written-off
-
186,261
186,261
Balance at 31 December 2002
-
120,103 -
120,103 -
47,720
(47,720)
-
(47,720)
-
(47,720)
Allowance for doubtful accounts Balance at 1 January 2002 Additions Reclassification of provision of plasma costs relevant to bank funding during the year Write-off of allowance for doubtful accounts
Saldo per 31 Desember 2002
-
72,383
72,383
Balance at 31 December 2002
Piutang plasma – bersih
-
113,878
113,878
Plasma receivables – net
Saldo per 31 Desember 2002 Penyisihan piutang tak tertagih Saldo per 1 Januari 2002 Penambahan Reklasifikasi penyisihan biaya plasma sehubungan dengan pembiayaan dari bank selama tahun berjalan Penghapusan penyisihan piutang tak tertagih
Lahan plasma yang telah dikembangkan Grup pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut : Pembiayaan oleh bank/ Funded by banks
Tahun 2003 Saldo 31 Desember 2002 Reklasifikasi hektar sehubungan dengan pembiayaan dari bank selama tahun berjalan Pengukuran ulang lahan Reklasifikasi ulang lahan Serah terima ke petani plasma
Global Reports LLC
Balance at 1 January 2002
-
Telah menghasilk/ Mature Hektar/ Hectares
The plasma areas which have been developed by the Group as at 31 December 2003 and 2002 are as follows:
Pembiayaan sendiri/ Self funded Telah menghasilka n dan dalam Dalam penanaman/ persiapan/ Mature and Under planted preparation Hektar/ Hektar/ Hectares Hectares
Jumlah/ Total Telah menghasilka n dan dalam Dalam penanaman/ persiapan/ Mature and Under planted preparation Hektar/ Hektar/ Hectares Hectares
-
6,821
14,357
6,821
14,357
3,841 (316) (3,128)
(3,841) 134 316 (683)
-
134 (3,811)
-
Year 2003
Balance 31 December 2002 Reclassification of hectares relevant to bank funding during the year Field remeasurement Field reclassification Handed over to plasma farmers
Saldo 31 Desember 2003 Akumulasi lahan yang telah diserah-terimakan
397
2,747
14,357
3,144
14,357
31,969
3,318
-
35,287
-
Balance 31 December 2003 Accumulated amount of land handed over
Jumlah lahan plasma yang dikembangkan
32,366
6,065
14,357
38,431
14,357
Total developed plasma land
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/20 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
11. PLASMA RECEIVABLES (continued)
11. PIUTANG PLASMA (lanjutan) Pembiayaan oleh bank/ Funded by banks
Tahun 2002 Saldo 31 Desember 2001 Reklasifikasi hektar sehubungan dengan pembiayaan dari bank selama tahun berjalan Pengukuran ulang lahan
Telah menghasilka / Mature Hektar/ Hectares
Pembiayaan sendiri/ Self funded Telah menghasilka n dan dalam Dalam penanaman/ persiapan/ Mature and Under planted preparation Hektar/ Hektar/ Hectares Hectares
Jumlah/ Total Telah menghasilka n dan dalam Dalam penanaman/ persiapan/ Mature and Under planted preparation Hektar/ Hektar/ Hectares Hectares
Year 2002
-
6,323
11,620
6,323
11,620
5,045 -
(5,045) 909
38
909
38
2,245 (7,290)
4,634 -
2,699 -
6,879 (7,290)
2,699 -
Balance 31 December 2001 Reclassification of hectares relevant to bank funding during the year Field remeasurement Addition from new acquisition Handed over to plasma farmers
-
6,821
14,357
6,821
14,357
Balance 31 December 2002
Akumulasi lahan yang telah diserah-terimakan
28,841
2,635
-
31,476
-
Accumulated amount of land handed over
Jumlah lahan plasma yang dikembangkan
28,841
9,456
14,357
38,297
14,357
Total developed plasma land
Penambahan dari akuisisi Serah terima ke petani plasma Saldo 31 Desember 2002
Global Reports LLC
( In million Rupiah)
Piutang plasma dibebani biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, biaya tidak langsung lainnya dan biaya pinjaman yang meliputi biaya bunga dan kerugian kurs mata uang asing hanya sampai dengan tahun 1997.
Plasma receivables are charged with expenditures for nurseries, field preparation, planting, fertilizers, maintenance and other overheads and borrowing costs which consist of interest and loss on foreign exchange only up to 1997.
Perkebunan plasma dengan pembiayaan bank
Plasma plantations funded by banks
Pembiayaan dari Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Internasional Indonesia di tahun 1995, 1996 dan 1997 untuk perkebunan plasma seluas 17.996 hektar adalah dalam bentuk pinjaman lunak yang ditandatangani antara petani plasma yang dikoordinasikan oleh beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) dan masing-masing bank dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin pengembalian hutang. Perjanjian-perjanjian ini mengatur pengembalian dana Bank sebesar Rp 83.637.
Funding from Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia and Bank International Indonesia in 1995, 1996 and 1997 for plasma plantations totalling 17,996 hectares was in the form of soft loans signed by plasma farmers coordinated under certain Koperasi Unit Desa (KUD) and the respective banks with the Company acting as the guarantor of the loan repayments. These agreements stipulate the terms of repayment of the Bank funding amounting to Rp 83,637.
Pada tahun 2003, Perusahaan telah menerima pembiayaan piutang plasma sebesar Rp 44.646 (2002: Rp 97.135) untuk perkebunan plasma seluas 3.841 (2002: 8.600) hektar dimana 3.128 hektar telah diserahterimakan di tahun 2003. Pembiayaan ini terdiri dari pembiayaan oleh Bank Mandiri dengan jumlah dana yang disetujui sebesar Rp 41.975 (2002: Rp 90.015) dan pengembalian oleh petani plasma sebesar Rp 2.671 (2002: Rp 7.120).
In 2003, the Company has obtained fundings for plasma receivables amounting to Rp 44,646 (2002: Rp 97,135) to cover 3,841 (2002: 8,600) hectares of plasma plantations which 3,128 hectares have been handed over in 2003. The funding represented funding from Bank Mandiri amounting to Rp 41,975 (2002: Rp 90,015) and repayments from plasma farmers amounting to Rp 2,671 (2002: Rp 7,120).
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/21 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 11. PIUTANG PLASMA (lanjutan)
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
( In million Rupiah)
11. PLASMA RECEIVABLES (continued)
Perkebunan plasma dengan pembiayaan bank (lanjutan)
Plasma plantations funded by banks (continued)
Sampai dengan 2002, PT Treekreasi Margamulia (TMM), anak perusahaan yang diakuisisi oleh PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (DRUP) di tahun 2002, telah menyerahterimakan perkebunan plasma seluas 2.245 hektar dengan jumlah biaya pengembangan sebesar Rp 8.671 dan pembiayaan oleh bank sebesar Rp 17.238. Kelebihan pembiayaan bank atas jumlah biaya pengembangan sebesar Rp 8.567 telah diakui sebagai pendapatan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun 2002.
Up to 2002, PT Treekreasi Margamulia (TMM), a subsidiary acquired by PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (DRUP) in 2002, has handed over plasma plantations of 2,245 hectares with total development costs amounting to Rp 8,671 and bank funding of Rp 17,238. The excess of the bank funding over the accumulated development costs of Rp 8,567 was recognised as income in the consolidated statement of income.
Sebagai penjamin pengembalian hutang bank, Grup akan memotong 30% dari jumlah penjualan tandan buah segar petani plasma kepada Grup selama 6-7 tahun setelah serah terima dan panen. Jumlah yang dipotong tersebut akan diteruskan oleh Grup ke bank sebagai pelunasan hutang petani plasma tersebut. Selisih kurang antara penyisihan hasil penjualan tersebut dengan pembayaran kembali hutang bank, wajib dibayarkan oleh Grup sebagai penjamin pengembalian hutang (lihat Catatan 39d).
As the guarantor of the bank loan repayments, the Group will withhold 30% of fresh fruit bunch sales amounts from plasma smallholders during 6-7 years after handing over and harvesting. The withheld amounts will be passed by the Group to the banks as loan repayments. Any shortfall between the amounts provided from the above sales and amounts to be paid to the banks must be paid by the Group as the guarantor of the loan repayments (see Note 39d).
Sampai 31 Desember 2003, Grup telah mengembangkan perkebunan plasma dengan pembiayaan dari bank seluas 32.366 (2002: 28.841) hektar dimana 31.969 (2002: 28.841) hektar telah diserahterimakan kepada petani plasma.
Up to 31 December 2003, the Group has developed plasma plantations with bank funding totalling 32,366 (2002: 28,841) hectares which 31,969 (2002: 28,841) hectares have been handed over to plasma smallholders.
Perkebunan plasma dengan biaya Grup
Plasma plantations funded by the Group
Pada tanggal 31 Desember 2003, Grup telah mengembangkan perkebunan plasma dengan pembiayaan sendiri seluas 6.065 hektar (2002: 9.456 hektar), dimana seluas 3.318 hektar (2002: 2.635 hektar) telah diserahterimakan kepada petani plasma. Lahan seluas 14.357 hektar belum dikembangkan (2002: 14.357 hektar). Sisa lahan dalam pengembangan dan lahan belum dikembangkan seluas total 17.501 hektar (2002: 21.178 hektar) akan diserahterimakan pada saat perkebunan plasma tersebut menghasilkan.
As at 31 December 2003, the Group has developed plasma plantations from self funding totalling 6,065 hectares (2002: 9,456 hectares) of which 3,318 hectares (2002: 2,635 hectares) have been handed over to plasma smallholders. A total area of 14,357 hectares has not yet been developed (2002: 14,357 hectares). The remaining area still under development and not yet developed totalling 17,501 hectares (2002: 21,178 hectares) will be handed over when the plasma plantations are mature.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/22 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 11. PIUTANG PLASMA (lanjutan)
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
( In million Rupiah)
11. PLASMA RECEIVABLES (continued)
Perkebunan plasma dengan biaya Grup (lanjutan)
Plasma plantations funded by the Group (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2003, atas perkebunan plasma yang telah dikembangkan seluas 6.065 hektar (2002: 9.456 hektar) dengan total biaya pengembangan bersih sebesar Rp 77.765 (2002: Rp 113.878), manajemen berkeyakinan bahwa biaya pengembangan tersebut dapat sepenuhnya dikembalikan melalui perjanjian-perjanjian pengembalian dana dengan petani-petani plasma.
As at 31 December 2003, for the developed plasma plantations of 6,065 hectares (2002: 9,456 hectares) with total net development costs of Rp 77,765 (2002: 113,878), management believes that the development costs will be fully repaid through repayment agreements with the plasma farmers.
Perusahaan telah mengadakan perjanjian-perjanjian dengan 348 (2002: 602) petani plasma untuk perkebunan plasma seluas 696 hektar (2002: 1.204 hektar). Perjanjian-perjanjian tersebut juga mengatur pengembalian dana Perusahaan yang telah dikeluarkan terlebih dahulu sebesar Rp 8.172 (2002: Rp 14.109) dengan tingkat bunga 16% per tahun selama 6-7 tahun setelah serah terima dan panen.
The Company has entered into agreements with 348 (2002: 602) plasma farmers for plasma plantations totalling 696 hectares (2002: 1,204 hectares). These agreements also stipulate the terms of repayment of the Company’s advance funding amounting to Rp 8,172 (2002: Rp 14,109) bearing an interest rate of 16% per annum for a period of 6-7 years after handling over and harvesting.
Saldo piutang plasma lainnya sebesar Rp 69.593 (2002: 99.769) merupakan taksiran jumlah yang disetujui petani plasma untuk dibayarkan kembali ke Grup di mana perjanjiannya masih dalam proses sampai dengan tanggal laporan keuangan ini dan akumulasi pembiayaan Grup untuk menutupi kekurangan pembayaran kembali hutang bank oleh petani plasma.
The remaining balance of plasma receivables of Rp 69,593 (2002: Rp 99,769) represents estimated amounts agreed by the plasma farmers for repayment to the Group, for which the agreement is still in progress at the date of these financial statements and the Group’s accumulated funding to cover the short fall of the loan repayments to the banks by plasma farmers.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang ada pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 cukup untuk menutupi kerugian yang akan terjadi karena kelebihan biaya pengembangan plasma atas pembiayaan dari bank atau jumlah pengembalian yang disetujui oleh petani plasma.
Management believes that the allowance for doubtful accounts at 31 December 2003 and 2002 is sufficient to cover losses arising from plasma development costs in excess of funding from banks or repayment amounts agreed by plasma farmers.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/23 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
12. TANAMAN PERKEBUNAN
12. PLANTATION ASSETS
a.
a.
Tanaman telah menghasilkan 1 Januari/ January 2003 Harga perolehan Kelapa sawit Karet Kakao Teh Kopi Kelapa
Akumulasi penyusutan Kelapa sawit Karet Kakao Teh Kopi Kelapa
Nilai buku bersih
Akumulasi penyusutan Kelapa sawit Karet Kakao Teh Kopi Kelapa
Nilai buku bersih
Global Reports LLC
Pengurangan/ Deductions
31 Desember/ December 2003
Cost
363,812 90,759 15,672 4,001 4,518 17
47,030 99,830 56 891 -
(1,574) (821) (154) (513) -
409,268 189,768 15,574 4,892 4,005 17
478,779
147,807
(3,062)
623,524
(119,907) (35,751) (8,740) (741) (675) (1)
(15,610) (4,505) (747) (85) (688) (1)
993 671 71 141 -
(134,524) (39,585) (9,416) (826) (1,222) (2)
(165,815)
(21,636)
1,876
(185,575)
312,964
Oil palm Rubber Cocoa Tea Coffee Coconut
Accumulated depreciation
437,949
Penambahan dari investasi/ Additions from new investment
Penambaha/ Additions
331,745 76,137 15,722 4,001 3,830 17
8,634 -
24,088 16,485 1,168 -
(655) (1,863) (50) (480) -
363,812 90,759 15,672 4,001 4,518 17
431,452
8,634
41,741
(3,048)
478,779
(105,575) (34,251) (7,998) (671) (665) (1)
(1,125) -
(13,826) (2,653) (763) (70) (131) -
619 1,153 21 121 -
(119,907) (35,751) (8,740) (741) (675) (1)
(149,161)
(1,125)
(17,443)
1,914
(165,815)
1 Januari/ January 2002 Harga perolehan Kelapa sawit Karet Kakao Teh Kopi Kelapa
Penambahan/ Additions
Mature plantations
282,291
Penguranga/ Deductions
Oil palm Rubber Cocoa Tea Coffee Coconut
Net book value
31 Desember/ December 2002
Cost
Oil palm Rubber Cocoa Tea Coffee Coconut
Accumulated depreciation
312,964
Oil palm Rubber Cocoa Tea Coffee Coconut
Net book value
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/24 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
12. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan)
12. PLANTATION ASSETS (continued)
b. Tanaman belum menghasilkan
b. Immature plantations 2003
2002
Saldo awal Pengalihan dari akuisisi Penambahan Reklasifikasi ke tanaman telah menghasilkan Reklasifikasi ke piutang plasma
375,054 67,879
345,334 4,783 73,910
(147,807) -
(41,741) (7,232)
Beginning balance Transfer from new acquisitions Additions Reclassification to mature plantations Reclassification to plasma receivables
Saldo akhir
295,126
375,054
Ending balance
Lokasi dan luas tanaman yang telah dikembangkan Grup pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut :
The locations and areas of plantations which have been developed by the Group as of 31 December 2003 and 2002 are as follows: 2003 Lahan dalam persiapan/ Land under preparation Hektar/Hectares
Tanaman telah menghasilkan/ Mature plantations Hektar/Hectares
Tanaman belum menghasilkan/ Immature plantations Hektar/Hectares
Sumatera Utara Sumatera Selatan Kalimantan Timur Jawa Sulawesi Selatan
35,502 13,272 525 2,390 3,994
4,123 5,121 468 651
11,111 1,331 -
39,625 29,504 1,856 2,858 4,645
North Sumatera South Sumatera East Kalimatan Java South Sulawesi
Jumlah
55,683
10,363
12,442
78,488
Total
Tanaman telah menghasilkan/ Mature plantations
Tanaman belum menghasilkan/ Immature plantations
Lahan dalam persiapan/ Land under preparation
Jumlah/Total
Hektar/Hectares
Hektar/Hectares
Hektar/Hectares
Hektar/Hectares
Jumlah/Total Hektar/Hectares
2002
Global Reports LLC
Sumatera Utara Sumatera Selatan Kalimantan Timur Jawa Sulawesi Selatan
34,283 10,561 525 2,510 4,130
5,242 7,657 344 553
11,207 1,331 -
39,525 29,425 1,856 2,854 4,683
North Sumatera South Sumatera East Kalimatan Java South Sulawesi
Jumlah
52,009
13,796
12,538
78,343
Total
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/25 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
12. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan)
12. PLANTATION ASSETS (continued)
b. Tanaman belum menghasilkan (lanjutan)
b. Immature plantations (continued)
Perusahaan telah memperoleh Hak Guna Usaha (HGU) untuk seluruh area di Sumatra Utara, Jawa dan Sulawesi Selatan untuk masa 25 tahun hingga tahun 2023, sedangkan untuk area di Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur hanya sebagian area telah diperoleh HGU untuk masa 30 tahun hingga tahun 2029-2030.
The Company has obtained legal rights in the form of Operating Use Rights (HGU) for all areas in North Sumatra, Java and South Sulawesi for a period of 25 years until 2023, but for areas in South Sumatra and East Kalimantan, HGU’s have only been obtained for part of the areas for a period of 30 years until 2029-2030.
Perusahaan belum mengasuransikan aktiva tanaman yang telah dan belum menghasilkan.
The Company has not insured the mature and immature planting assets.
13. FIXED ASSETS
13. AKTIVA TETAP 1 Januari/ January 2003
Harga perolehan/ Penilaian kembali Pemilikan langsung Tanah Bangunan Mesin dan peralatan
Penguranga/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassi-
fication
31 Desember/ December 2003
Cost/Revaluation
47,224 97,869 146,430
45,244 1,011 9,436
(104) (150)
19,158 3,502
92,468 117,934 159,218
Kendaraan dan alat-alat Perabot dan perlengkapan
82,175 20,471
9,144 4,188
(5,073) (52)
7
86,246 24,614
Direct acquisitions Land Buildings Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment Furniture and fixtures
Aktiva dalam proses Aktiva dalam pembangunan
93,694
63,987
-
(22,667)
135,014
Assets in progress Construction in progress
487,863
133,010
(5,379)
-
615,494
Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Mesin dan peralatan
(39,484) (41,993)
(5,087) (8,549)
48 107
-
(44,523) (50,435)
Kendaraan dan alat-alat Perabot dan perlengkapan
(70,922) (11,405)
(3,966) (2,411)
5,061 15
-
(69,827) (13,801)
(163,804)
(20,013)
5,231
-
(178,586)
Nilai buku bersih
Global Reports LLC
Penambaha/ Additions
324,059
436,908
Direct acquisitions Buildings Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment Furniture and fixtures
Net book value
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/26 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
13. FIXED ASSETS (continued)
13. AKTIVA TETAP (lanjutan)
1 Januari/ January 2002
Penambaha/ Additions
Penguranga/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifi-cation
31 Desember/ December 2002
Harga perolehan/ Penilaian kembali Pemilikan langsung Tanah Bangunan Mesin dan peralatan
22,673 92,272 92,525
19,308 628 153
1,610 1,727 10,177
(2,044) (836)
3,633 5,286 44,411
47,224 97,869 146,430
Kendaraan dan alat-alat Perabot dan perlengkapan
55,625 17,391
5,971 625
8,853 3,020
(5,495) (565)
17,221 -
82,175 20,471
Direct acquisitions Land Buildings Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment Furniture and fixtures
Aktiva dalam proses Aktiva dalam pembangunan
65,045
14
81,965
-
(53,330)
93,694
Assets in progress Construction in progress
Aktiva sewa guna usaha Mesin dan peralatan
415
-
-
-
(415)
-
Kendaraan dan alat-alat
16,806
-
-
-
(16,806)
-
362,752
26,699
107,352
(8,940)
-
487,863
Cost/Revaluation
Leased assets Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment
Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Mesin dan peralatan
(35,863) (37,164)
(125) (74)
(3,987) (5,136)
506 481
(15) (100)
(39,484) (41,993)
Kendaraan dan alat-alat Perabot dan perlengkapan
(50,181) (9,276)
(5,969) (344)
(4,451) (2,178)
5,465 389
(15,786) 4
(70,922) (11,405)
Aktiva sewa guna usaha Mesin dan peralatan
(204)
-
104
-
100
-
Kendaraan dan alat-alat
(16,002)
-
(660)
-
16,662
-
(16,308)
6,841
865
(163,804)
(148,690) Nilai buku bersih
Global Reports LLC
Penambahan dari investasi/ Additions from new investment
(6,512)
214,062
324,059
Direct acquisitions Buildings Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment Furniture and fixtures Leased assets Machinery and equipment Vehicles and heavy equipment
Net book value
Pada tahun 2003, perusahaan telah mereklasifikasi tanah sebesar Rp 60.000 dari akun aktiva lain-lain ke akun aktiva tetap karena telah berpindahnya hak atas tanah tersebut kepada Perusahaan (lihat Catatan 15).
In 2003, the Company reclassified land amounting to Rp 60,000 from other assets to fixed assets as the ownership title of the land has been transferred to the Company (see Note 15).
Perusahaan juga telah melakukan penyesuaian atas penurunan nilai tanah tersebut sebesar Rp 19.097 untuk mencerminkan harga pasar tanah tersebut pada tanggal 31 Desember 2003, menjadi sebesar Rp 40.903. Penyesuaian tersebut telah dibebankan dalam laporan laba rugi di tahun 2003.
The Company had also provided an allowance for the land impairment of Rp 19,097 to reflect the market value as at 31 December 2003 of Rp 40,903. The impairment has been charged to the statement of income in 2003.
Semua aktiva tetap Perusahaan telah dijadikan agunan untuk pinjaman bank seperti dijelaskan pada Catatan 17.
All fixed assets of the Company have been pledged as collateral for bank loans as disclosed in Notes 17.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/27 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
13. FIXED ASSETS (continued)
13. AKTIVA TETAP (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2003 aktiva tetap Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, kerusuhan, sabotase, perusakan dan gangguan lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 165 juta (2002: US$ 165 juta), yang menurut pendapat manajemen telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risikorisiko tersebut.
As of 31 December 2003, the Company’s fixed assets have been covered by insurance against the risk of loss due to natural disaster, fire, riots, sabotage, vandalism and business interuption with total coverage of approximately US$ 165 million (2002: US$ 165 million), which is considered adequate by management to cover possible losses arising from such risks.
Perhitungan keuntungan/(kerugian) dari penjualan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
The calculation of the gain/(loss) on the sale of fixed assets is as follows:
Harga perolehan Bangunan Mesin dan peralatan Motor kendaraan Perlengkapan kantor
2002
Acquisition costs
104 150 5,073 52
2,044 836 5,495 565
5,379
8,940
48 107 5,061 15
506 481 5,465 389
5,231
6,841
148
2,099
Carrying value of fixed assets sold
Penerimaan dari aktiva tetap yang dijual
6,536
3,128
Proceeds from fixed assets sold
Keuntungan/(kerugian) penjualan aktiva tetap – bersih
6,388
1,029 Gain/(loss) on sale of fixed assets – net
Akumulasi penyusutan Bangunan Mesin dan peralatan Motor kendaraan Perlengkapan kantor Nilai tercatat aktiva tetap yang dijual
Global Reports LLC
2003
Buildings Plant and machinery Vehicles Furnitures and fixtures
Accumulated depreciation Buildings Plant and machinery Vehicles Furnitures & fixtures
Beban penyusutan, termasuk penyusutan tanaman perkebunan pada tahun 2003 dan 2002, masingmasing sebesar Rp 41.649 dan Rp 33.751 dibebankan seluruhnya ke harga pokok penjualan.
Depreciation expenses, including depreciation of mature plantations in 2003 and 2002, amounting to Rp 41,649 and Rp 33,751 were all charged to costs of goods sold.
Aktiva dalam proses
Construction in progress
Pada tanggal 31 Desember 2003, sebagian besar aktiva dalam penyelesaian merupakan pembangunan pabrik kelapa sawit baru di kebun Begerpang, Sumatra Utara yang dimulai pada bulan Mei 2002 dengan persentase penyelesaian 90% (2002: 31%) dan Sumatra Selatan di kebun Semangus dan Eka Sari dengan persentase penyelesaian 95% (2002: 90%) dan di kebun Trawas dan Riam Indah dengan persentase penyelesaian masing-masing 31% dan 15%. Pemasangan dan uji coba akan selesai pada awal tahun 2005.
At 31 December 2003, construction in progress mostly represents construction of a new palm oil mill at Begerpang estate in North Sumatra that commenced in May 2002 which is approximately 90% (2002: 31%) complete and in South Sumatra in Semangus and Eka Sari which are 95% (2002: 90%) complete, and in Trawas and Riam Indah estates which are 31% and 15% complete. Installation and commissioning are scheduled to complete in early 2005.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/28 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
13. FIXED ASSETS (continued)
13. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Sumatera Tara: Mesin dan peralatan Bangunan Sumatera Selatan: Mesin dan peralatan Bangunan
2003 51,305 9,080
30,535 4,559
60,385
35,094
24,417 50,212
17,406 41,194
74,629
58,600
135,014
93,694
14. BIAYA TANGGUHAN HAK ATAS TANAH 2003 Hak guna usaha Saldo awal Penambahan
74,156
73,828
10,809 2,629
7,660 3,149
13,438
10,809
60,718
63,019
Izin lokasi Saldo awal Penambahan
43,083 2,371
42,775 308
Saldo akhir
45,454
43,083
106,172
106,102
Saldo akhir
Landrights (HGU) Beginning balance Additions Ending balance
Accumulated amortisation Beginning balance Additions Ending balance
Location permits Beginning balance Additions Ending balance
15. OTHER ASSETS
15. AKTIVA LAIN-LAIN 2003 Tanah Lain-lain
South Sumatera:
Machinery and equipment Building
2002 73,018 810
Akumulasi amortisasi Saldo awal Penambahan
North Sumatera:
Machinery and equipment Building
14. DEFERRED CHARGES FOR LANDRIGHTS
73,828 328
Saldo akhir
2002
10,096
60,000 15,318
10,096
75,318
Perusahaan telah mereklasifikasi akun tanah dari akun aktiva lain-lain ke akun aktiva tetap (lihat Catatan 13).
Global Reports LLC
2002
Land Others
The Company has reclassified land from other assets into fixed asset (see Note 13).
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/29 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
16. NOTES PAYABLE
16. WESEL BAYAR
2003 Tingkat bunga/ Interest rates
Jumlah/ Total USD ‘000
Ekuivalen/ Equivalent Rp
Citibank, N.A., New York Agnitio Finance Ltd. McAlister Investment Inc.
2.56% -
11.63% 2.89% 11.19%
10,000 5,000 10,000
84,650 42,325 84,650
Citibank, N.A., New York Agnitio Finance Ltd. McAlister Investment Inc.
Guaranteed Floating Rate Notes
3.79% -
4.30%
25,000 15,000
211,625 126,975
Guaranteed Floating Rate Notes
40,000
338,600
2002 Tingkat bunga/ Interest rates
Global Reports LLC
Jumlah/ Total USD ‘000
Ekuivalen/ Equivalent Rp
Citibank, N.A., New York Agnitio Finance Ltd. Indosuez Indonesia Bank, Jakarta
6.87% -
11.63% 6.94% 11.19%
10,000 5,000 10,000
89,400 44,700 89,400
Citibank, N.A., New York Agnitio Finance Ltd. Indosuez Indonesia Bank, Jakarta
Guaranteed Floating Rate Notes
4.30% -
4.77%
25,000 15,000
223,500 134,100
Guaranteed Floating Rate Notes
40,000
357,600
Pada tanggal 29 Oktober 1997, Perusahaan menerbitkan wesel bayar sebesar USD 25 juta dan menjamin penerbitan wesel bayar sebesar USD 15 juta dengan bunga tetap oleh anak perusahaan, LBV.
On 29 October 1997, the Company issued notes payable of USD 25 million and guaranteed the issuance of USD 15 million fixed rate notes by its subsidiary, LBV.
Wesel bayar tersebut jatuh tempo masing-masing pada tanggal 23 September 1999, 12 Desember 1998, 29 April 1998, dan 20 April 1998.
The notes payable have maturity dates of 23 September 1999, 12 December 1998, 29 April 1998, and 20 April 1998.
Pada tahun 2003, Indosuez Indonesia Bank, Jakarta telah mengalihkan wesel bayar sebesar USD 10.000.000 kepada UBS A.G., Singapura, selanjutnya UBS A.G., Singapura telah mengalihkan ke McAlister Investment Inc.
In 2003, Indosuez Indonesia Bank, Jakarta had been transferred the promisorry notes of USD 10,000,000 to UBS A.G., Singapore, then UBS A.G., Singapore had transferred to McAlister Investment Inc.
Grup telah menangguhkan pembayaran bunga yang telah jatuh tempo masing-masing sebesar USD 23.466.716 dan USD 19.893.820 pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 dan belum mencatat beban bunga untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 dan 2002 masing-masing sebesar USD 3.572.896 dan USD 4.494.527.
The Group has deferred the payment of interest due of USD 23,466,716 and USD 19,893,820 as at 31 December 2003 and 2002, respectively, and has not recorded the interest expense of USD 3,572,896 and USD 4,494,527 for the years ended 31 December 2003 and 2002 respectively.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/30 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
17. BANK LOANS
17. HUTANG BANK Posisi hutang bank Grup pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut: a.
The balance of the Group’s bank loans of 31 December 2003 and 2002 is as follows:
a. Short term
Jangka pendek 2003
2002
1,032,730 19,329 350 2,205
1,090,680 19,329 210 -
1,054,614
1,110,219
HSBC Investment Asia Ltd. Bank Panin Bank BNI Bank Syariah Mandiri
b. Long term
b. Jangka panjang 2003 Bank Syariah Mandiri Bank BNI
2002
11,879 754
1,138
12,633
1,138
Bank Syariah Mandiri Bank BNI
Pada tanggal 15 Mei 1996, Perusahaan memperoleh pinjaman sindikasi berjangka waktu 5 tahun yang dikoordinasikan oleh HSBC Investment Asia Ltd., dan Union Bank of Switzerland, Singapura sebesar USD 132 juta. Pinjaman ini dibebani bunga sebesar SIBOR ditambah 1,75% - 2,25% per tahun sesuai dengan perjanjian.
On 15 May 1996, the Company obtained a syndicated loan amounting to USD 132 million which was coordinated by HSBC Investment Asia Ltd. and Union Bank of Switzerland, Singapore, with a term of five years and interest rates at 1.75% - 2.25% per annum above SIBOR.
Pinjaman ini dijamin dengan hak guna usaha atas tanah seluas 52.851,80 hektar dan beberapa aktiva tetap di Sumatra serta piutang usaha dan persediaan.
The loan is secured by land operating use rights over 52,851.80 hectares and certain fixed assets in Sumatra, trade receivables and inventories.
Sehubungan dengan pinjaman ini Perusahaan harus memenuhi beberapa ketentuan yang tercantum dalam perjanjian pinjaman tersebut.
In relation to this loan, the Company is required to fulfill certain covenants as stated in the loan agreement.
Posisi jadual angsuran pembayaran pokok pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:
The loan as at 31 December 2003 and 2002 is repayable as follows:
Pembayaran pinjaman sindikasi/ Syndicated loan payment USD ‘000 15 Mei 1998 15 Nopember 1998 15 Mei 1999 15 Nopember 1999 15 Mei 2000 15 Nopember 2000 15 Nopember 2001
Global Reports LLC
HSBC Investment Asia Ltd. Bank Panin Bank BNI Bank Syariah Mandiri
2003 Ekuivalen/ Equivalent in Rp ‘000,000
2002 Ekuivalen/ Equivalent in Rp ‘000,000
10,000 10,000 20,000 20,000 20,000 20,000 22,000
84,650 84,650 169,300 169,300 169,300 169,300 186,230
89,400 89,400 178,800 178,800 178,800 178,800 196,680
122,000
1,032,730
1,090,680
15 May 1998 15 November 1998 15 May 1999 15 November 1999 15 May 2000 15 November 2000 15 November 2001
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/31 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 17. HUTANG BANK (lanjutan)
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
( In million Rupiah)
17. BANK LOANS (continued)
Pada tanggal 16 Nopember 1997 Perusahaan telah membayar angsuran pertama yang jatuh tempo sebesar US$ 10.000.000.
On 16 November 1997, the Company paid the first installment due of US$ 10,000,000.
Sejak tanggal 18 Mei 1998, pihak sindikasi bank mulai memperhitungkan tingkat bunga default yaitu tingkat bunga yang dikenakan atas penundaan pembayaran hutang bunga yang telah jatuh tempo. Perusahaan dibebani bunga per tahun berkisar 5,13% - 5,31% (2002: 8,81% - 9,31%).
Commencing 18 May 1998, the syndicated banks are charging penalty interest or interest on the deferred payment of interest due, at 5.13% - 5.31% per annum (2002: 8.81% - 9.31%).
Selanjutnya, sehubungan dengan penundaan pembayaran pinjaman pokok dan bunga yang telah jatuh tempo dan karena Perusahaan tidak dapat lagi memenuhi ketentuan rasio keuangan sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian, pada tanggal 12 Pebruari 1999 pihak sindikasi bank menyatakan seluruh pokok pinjaman dan bunga jatuh tempo pada saat itu juga.
Further, as a result of the deferral of payments of loan principal and interest due, and due to the Company failing to maintain certain financial ratios required by the agreement, the syndicated banks declared the total principal and interest as due on 12 February 1999.
Perusahaan telah menangguhkan pembayaran bunga berikut denda dengan saldo masing-masing sebesar USD 58.479.446 dan USD 54.472.674 pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, dan belum mencatat bunga dan denda masing-masing sebesar USD 4.006.772 dan USD 15.222.964 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 dan 2002.
The Company has deferred the payment of interest and penalties due of USD 58,479,446 and USD 54,472,674 as at 31 December 2003 and 2002, respectively, and has not recorded the interest and penalties due of USD 4,006,772 and USD 15,222,964 for the years ended 31 December 2003 and 2002 respectively.
Pada bulan Desember 1997, PT Treekreasi Margamulia (TMM), anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek dari Bank Panin sebesar Rp 20.000 dengan tingkat bunga per tahun sebesar 36% per tahun. Pinjaman ini harus dilunasi seluruhnya dalam jangka waktu enam bulan dan dijamin dengan jaminan pribadi Andry Pribadi dan Wilson Pribadi, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
In December 1997, PT Treekreasi Margamulia (TMM), the subsidiary, obtained a short term loan facility from Panin Bank amounting to Rp 20,000 with an interest rate per annum at 36%. The loan should be repaid in six months and secured by personal guarantees of Andry Pribadi and Wilson Pribadi, related parties.
Sampai dengan tahun 1999, TMM hanya dapat melunasi hutang sebesar Rp 671 dan sisanya masih belum dilunasi hingga saat ini.
Up to 1999, TMM has only repaid the loan amounting to Rp 671 and the balance has not been repaid up to now.
Sejak tahun 1998, TMM belum mencatat beban bunga yang telah jatuh tempo dan denda atas pinjaman ini sehubungan dengan belum adanya kesepakatan dengan Bank Panin dari proses restrukturisasi yang sedang diajukan oleh TMM mengenai jumlah bunga dan denda yang terhutang hingga akhir tahun 2003.
Since 1998, TMM has not recorded the interest and penalty due as there had not been any agreements with Panin Bank on the proposed restructuring process by TMM on the amounts of the interest and penalties due up to the end of 2003.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/32 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
17. BANK LOANS (continued)
17. HUTANG BANK (lanjutan) Fasilitas hutang jangka panjang dengan BNI diperoleh sehubungan dengan perjanjian kontrak pengelolaan perkebunan plasma. Pinjaman yang telah diterima oleh TMM sejak tahun 1996 adalah sebesar Rp 3.078 dengan tingkat bunga sebesar 11%-14% per tahun. Pinjaman ini diangsur sesuai dengan jadual angsuran yang ditetapkan oleh BNI dan akan berakhir pada bulan Desember 2007.
A long term loan facility with BNI was obtained related to the contractual agreement to develop the plasma plantations. The loan obtained by TMM in 1996 was Rp 3,078 with the interest rate of 11%-14% per annum. The loan is to be repaid in accordance with the repayment schedules set by BNI and will end in December 2007.
Fasilitas hutang dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) diperoleh MAKP untuk jangka waktu lima tahun terhitung dari tanggal 8 Mei 2003 dengan tingkat bunga sebesar 19% per tahun untuk enam bulan pertama. Tingkat bunga akan ditinjau setiap enam bulan dan pembayaran pokok pinjaman dan bunga diangsur setiap bulan. Pinjaman ini dijamin dengan seluruh HGB dan aktiva tetap dari MAKP.
The loan facility with Bank Syariah Mandiri (BSM) was obtained by MAKP for the term of five years commencing from 8 May 2003 with an interest rate of 19% per annum for the first semester. The interest rate will be reviewed every semester. The loan including interest is to be repaid on a monthly basis. The loan is secured by all landrights (HGB) and fixed assets owned by MAKP.
18. TRADE PAYABLES
18. HUTANG USAHA Hutang usaha berasal dari pembelian material dan jasa yang dipergunakan di perkebunan. 2003 Pihak ketiga Rupiah Dolar AS
The trade payables arose from purchase of materials and for the services used in relation to the plantations. 2002
23,473 -
21,023 2,235
23,473
23,258
Rincian hutang usaha yang lebih dari 5% jumlah hutang usaha adalah sebagai berikut:
Details of trade payable which are more than 5% of the total trade payable are as follows:
2003 Jumlah/ Total Surya Karya Luhur Musam Utjing Santani Sejahtera Meroke Tetap Jaya PT Duta Prima Takkimdo PT United Kingdom Indonesia Rolimex Kimia Nusamas
Global Reports LLC
Third parties Rupiah US Dollars
2002
Persentase piutang usaha/ Percentage of trade payables
Jumlah/ Total
Persentase piutang usaha/ Percentage of trade payables
4,090 3,931 3,088 -
17.42% 16.75% 13.16% -
3,265 2,622 1,707 1,344
14.04% 11.27% 7.34% 5.78%
11,109
47.33%
8,938
38.43%
Surya Karya Luhur Musam Utjing Santani Sejahtera Meroke Tetap Jaya PT Duta Prima Takkimdo PT United Kingdom Indonesia Rolimex Kimia Nusamas
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/33 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
19. SALES ADVANCES
19. UANG MUKA PENJUALAN 2003 PT Musim Mas PT Sinar Alam Permai PT Multimas Nabati Asahan PT Usaha Inti Padang PT Amantara K. PT Inti Benua Perkasatama Lain-lain – bersih
16,523 10,240 7,066 1,440 2,643
6,938 1,186 1,532 1,705 817 2,308
37,912
14,486
2003 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak bumi dan bangunan Pajak pertambahan nilai
2002
6,761 1,962 657 -
814 306 198 168 1,641
9,380
3,127
Income tax Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Tax on land and building Value added tax
21. ACCRUED EXPENSES
21. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2003
2002
119,938 52,048 48,979 8,893 6,903 2,266 1,348 440 9,069
126,668 45,546 28,102 7,157 33 72 358 6,104
249,884
214,040
Biaya bunga terdiri dari beban bunga yang sudah jatuh tempo dan denda bunga (Catatan 16 dan 17). Perusahaan tidak mencatat beban bunga sejak tahun 2000.
Global Reports LLC
PT Musim Mas PT Sinar Alam Permai PT Multimas Nabati Asahan PT Usaha Inti Padang PT Amantara K. PT Inti Benua Perkasatama Others – net
20. TAXES PAYABLE
20. HUTANG PAJAK
Bunga Bonus dan tunjangan Kontrol pembayaran plasma Denda pajak Pajak ekspor dan biaya ekspor Transportasi Pembelian buah sawit Jasa profesional Lain-lain
2002
Interest Bonuses and benefits Plasma payment control Fines on taxes Export tax and export expenses Transportation Crop purchases Professional fees Others
Interest includes interest and penalties due (Notes 16 and 17). The Company has not recorded any interest expense since 2000.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/34 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
22. OTHER CURRENT LIABILITIES
22. KEWAJIBAN LAIN-LAIN 2003 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Pan London Sumatra Plantation London Sumatra Singapore Pte.,Ltd. PT Gelora Mahapala PT Pancatirta Budiagung Lain-lain
2002
1,751
3,980
Third parties
16,617 72 174 123
21,626 1,615 147 174 585
Related parties: PT Pan London Sumatra Plantation London Sumatra Singapore Pte.,Ltd. PT Gelora Mahapala PT Pancatirta Budiagung Others
16,986
24,147
Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan rekening antar perusahaan untuk pinjaman modal kerja yang bersifat sementara.
23. PROVISION FOR RETIREMENT BENEFITS
23. KEWAJIBAN MANFAAT PENSIUN Perusahaan telah menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti tanpa iuran untuk seluruh karyawan tetap dan buruh perkebunannya, dimana manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun terakhir dan masa kerja karyawan, termasuk kompensasi sehubungan dengan dan yang dihitung sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
The Company has established non contributory defined benefit retirement plan covering all its employees and plantation workers. This plan provides pension benefits based on years of service and pensionable salaries of the employees and workers, including employee compensation in relation to Laws number 13 of the Republic Indonesia year 2003 regarding Manpower.
Pendanaan Program Pensiun berasal dari kontribusi pemberi kerja (unfunded pension scheme) dan disisihkan dalam akun provisi biaya manfaat pensiun, yang dihitung secara aktuaria berdasarkan metode projected benefit. Perhitungan terakhir aktuaris kewajiban manfaat pensiun dilakukan oleh PT Watson Wyatt Purbajaga untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001.
The retirement plan is funded by contributions from the employer (unfunded pension scheme). Provision is made for retirement benefits which are actuarially determined, based on the projected benefit method. The latest actuarial liabilities were calculated by PT Watson Wyatt Purbajaga for the year ended 31 December 2001.
Asumsi aktuarial berikut ini digunakan untuk menentukan nilai tunai dari manfaat pensiun:
The following principal actuarial assumptions were used to measure the present value of the promised retirement benefit:
Tingkat diskonto pertahun Tingkat kenaikan penghasilan dasar pensiun per tahun Tingkat pengunduran diri karyawan Usia pensiun normal Usia pensiun dipercepat Tingkat mortalita
Global Reports LLC
Related parties’s payables represent temporary intercompany accounts for working capital.
12% 10% 7,5% 55 45 The USA CSO Table of Mortality 1980
Annual discount rate Annual pension salary growth rate Employee turn over rate Normal pension age Early retirement age Rates of mortality
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/35 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
23. PROVISION FOR RETIREMENT BENEFITS
23. KEWAJIBAN MANFAAT PENSIUN (lanjutan)
(continued)
Biaya pensiun yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 sebagai berikut:
Pension costs charged to the consolidated statements of income for the periods ended 31 December 2003 and 2002 are as follows:
2003
2002
Biaya jasa kini Amortisasi biaya jasa lalu Biaya bunga pensiun
11,752 10,663 4,922
7,824 9,020 6,508
Current service cost Amortisation of past service costs Interest on pension cost
Jumlah
27,337
23,352
Total
Saldo biaya jasa masa lalu yang belum diamortisasi pada tanggal 31 Desember 2003 adalah Nihil (2002: Rp 7.210).
The balance of unamortised past service costs as at 31 December 2003 was Nil (2002: Rp 7,210).
Kewajiban manfaat pensiun terdiri dari :
The provision for retirement benefits comprises: 2003
Saldo awal Beban pensiun tahun berjalan Pensiun yang dibayar selama tahun berjalan Dikurangi: Kewajiban manfaat pensiun yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban manfaat pensiun jangka panjang
2002
65,434 27,337
54,235 23,352
(12,323) 80,448
(12,153) 65,434
14,318
10,059
66,130
55,375
Less: Current pension maturities Long term liability for retirement benefits
24. SHARE CAPITAL
24. MODAL SAHAM Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:
Global Reports LLC
Beginning balance Pension expense for current year Pension paid during the year
The composition of the Company’s shareholders as at 31 December 2003 dan 2002 is as follows:
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of shares
PT Pan London Sumatra Plantation Commerzbank (Sea) Ltd., Singapura Masyarakat (pemilikan dibawah 5%)
229,339,027 28,300,000 227,974,266
47.23 5.83 46.94
114,670 14,150 113,987
485,613,293
100.00
242,807
Kepemilikan/ Owner-ship %
Nilai/ Value Rp
Shareholders PT Pan London Sumatra Plantation Commerzbank (Sea) Ltd., Singapore Public (less than 5%)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/36 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
25. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
25. TAMBAHAN MODAL DISETOR Terdiri dari:
Consists of: 2003 dan/and 2002
Selisih kurs valuta asing dari modal ditempatkan dan disetor
1,549
Foreign exchange difference from the subscribed and paid-up capital
180,420
Premium on shares issued at Initial Public Offering Total received from the issue of 38,800,000 shares
(19,400) (15,339)
Amount converted to paid-up capital Share issuance costs
145,681 (141,637)
Distribution of bonus shares in 1997
Saldo agio saham
4,044
Balance of premium on shares issued
Saldo tambahan modal disetor per 31 Desember 2003 dan 2002
5,593
Balance of additional paid-in capital at 31 December 2003 and 2002
Agio saham Perusahaan pada penawaran umum perdana Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 38.800.000 saham Jumlah yang dikonversi sebagai modal ditempatkan dan disetor Biaya emisi saham Pembagian saham bonus pada tahun 1997
Global Reports LLC
Selisih kurs atas modal disetor
Foreign exchange difference on paid-in capital
Selisih kurs berasal dari selisih kurs valuta asing yang timbul dari modal dasar yang ditempatkan dan disetor ketika Perusahaan kembali ke Indonesia pada tahun 1968.
Foreign exchange incurred from difference on the subscribed and paid-up capital arose when the Company returned to Indonesia in 1968.
Agio saham
Share premium
Agio saham merupakan agio yang diperoleh dari 38.800.000 saham yang dikeluarkan pada penawaran perdana pada tanggal 5 Juli 1996.
Share premium represents the premium obtained on 38,800,000 shares issued in an Initial Public Offering on 5 July 1996.
Biaya emisi saham
Share issuance costs
Biaya emisi saham berasal dari penawaran perdana yang dilakukan pada tanggal 5 Juli 1996.
Share issuance costs incurred from the Initial Public Offering on 5 July 1996.
Saham bonus
Bonus shares
Saham bonus merupakan pembagian saham bonus pada tanggal 16 Juni 1997 sebanyak 283.274.421 saham.
Bonus shares represent a distribution of 283,274,421 bonus shares on 16 June 1997.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/37 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
26. NET SALES
26. PENJUALAN BERSIH 2003 Ekspor Lokal Pajak ekspor
2002
304,700 958,591 (6,506)
437,482 664,836 (4,262)
1,256,785
1,098,056
Rincian pelanggan dengan nilai jual bersih melebihi 10% pendapatan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Details of customers comprising more than 10% of Company’s net sales:
2003 Jumlah/Total
Musim Mas Multimas Nabati Asahan Sinar Alam Permai
Persentase total penjualan/ Percentage of total sales
2002 Jumlah/Total
Persentase total penjualan/ Percentage of total sales
302,413 197,327 166,538
24.06% 15.70% 13.25%
144,659 141,971 148,367
13.17% 12.93% 13.51%
666,278
53.01%
434,997
39.61%
2003 Biaya pemupukan dan pemeliharaan Biaya pemungutan hasil Biaya pembelian buah Alokasi biaya tak langsung Biaya pabrikasi Biaya penyusutan
Musim Mas Multimas Nabati Asahan Sinar Alam Permai
27. COST OF GOODS SOLD
27. BEBAN POKOK PENJUALAN
2002
94,529 103,638 287,008 305,149 60,910 41,649
85,690 90,079 210,750 223,170 47,285 33,701
892,883
690,675
6,133 (10,326)
3,186 (6,133)
Work in process At the beginning of period At the end of period
Beban pokok produksi
888,690
687,728
Cost of goods manufactured
Persediaan produk jadi Pada awal periode Pemakaian sendiri Pada akhir periode
34,819 (841) (55,273)
58,713 (603) (34,819)
Finished goods At the beginning of period Internal consumption At the end of period
Harga pokok penjualan
867,395
711,019
Cost of goods sold
Persediaan produk dalam proses Pada awal periode Pada akhir periode
Global Reports LLC
Export Local Export tax
Upkeep and cultivation costs Harvesting costs Crop purchases Allocation of indirect costs Manufacturing costs Depreciation expense
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/38 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
28. OPERATING EXPENSES
28. BEBAN USAHA 2003 Beban penjualan Komisi penjualan Komisi perantara Lain-lain
Beban umum dan administrasi Beban administrasi Beban profesional Amortisasi Beban retribusi Lain-lain
4,201 372 1,575
8,711 391 1,038
6,148
10,140
43,751 19,133 2,746 1,185 3,324
27,235 16,856 3,227 1,529 1,683
70,139
50,530
2003
3,137 2,775
4,084
5,912
2002
1,251 382 1,616 1,354
693 1,121 1,279
4,603
3,093
Bank charges Annual agency fees Plasma interest Interest on bank loan
31. OTHER EXPENSES - NET
31. BEBAN LAIN-LAIN – BERSIH 2003
Global Reports LLC
Current accounts Time deposits
30. INTEREST AND FINANCE CHARGES 2003
Beban restrukturisasi Beban penalti Penjualan bibit pokok sawit Lain-lain
General expenses and administration Administration costs Professional fees Amortisation Retribution fee Others
2002
3,351 733
30. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
Beban bank Beban tahunan agen Beban bunga plasma Beban bunga pinjaman
Selling expenses Selling commissions Brokerage Others
29. INTEREST INCOME
29. PENDAPATAN BUNGA
Jasa giro Deposito berjangka
2002
2002
9,633 10,350 (1,856) 46
15,666 10,469 (2,907) 7,712
18,173
30,940
Debt restructuring Penalties Sale of oil palm seedlings Others
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/39 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
32. INCOME TAX
32. PAJAK PENGHASILAN 2003 Kini Tangguhan
2,902 9,986
20,774
12,888
20,774
Rekonsiliasi antara taksiran pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba/(rugi) akuntansi sebelum pajak penghasilan, dengan taksiran pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut: 2003 Laba sebelum pajak penghasilan: Konsolidasian Pos luar biasa Rugi anak perusahaan Perusahaan Pajak dihitung pada tarif pajak progresif Penghasilan kena pajak final Amortisasi hak atas tanah Denda pajak Beban yang tidak dapat dikurangkan Penggunaan kerugian pajak dan perbedaan waktu lain yang sebelumnya tidak dicatat
Beban pajak penghasilan
Global Reports LLC
2002 Current Deferred
The reconciliation between estimated income tax expense by using the effective tax rate on the Company’s statement of income before income tax and estimated theoretical tax on the statement of income for the years ended 31 December 2003 and 2002 is as follows:
2002
Profit before income tax:
323,797 10,045
515,101 6,162 7,732
Consolidated Extraordinary item Loss of subsidiaries
333,842
528,995
100,153
158,698
Tax calculated at progressive rates
(1,145) 3,105 14,209
(1,727) 621 3,141 7,886
(103,434)
(147,845)
Income subject to final tax Amortisation of landrights Tax penalties Non deductible expenses Utilisation of previously unrecorded tax losses and other timing differences
(87,265)
(137,924)
12,888
20,774
The Company
Income tax expense
Pajak penghasilan kini
Current income tax
Perhitungan pajak penghasilan kini untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:
The current income tax for the years 31 December 2003 and 2002 is calculated as follows:
ended
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/40 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
32. INCOME TAX (continued)
32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
Current income tax (continued)
Pajak penghasilan kini (lanjutan) 2003 Laba perusahaan sebelum pajak penghasilan Perbedaan waktu Penyusutan Penyusutan dan beban sewa guna usaha Penyisihan piutang plasma tak tertagih Penyisihan penurunan nilai tanah Penyisihan piutang tak tertagih atas pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penghapusan penyisihan piutang plasma tak tertagih Penghapusan penyisihan piutang tak tertagih atas pihak yang mempunyai hubungan istimewa Laba/(rugi) atas penjualan aktiva tetap Amortisasi biaya tangguhan Bonus dan tunjangan Biaya manfaat pensiun Beban bunga kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penghapusan piutang plasma Penyisihan untuk barang usang Sewa Perbedaan tetap Penghasilan bunga kena pajak final Denda pajak Amortisasi hak atas tanah Beban yang tidak dapat dikurangkan Laba fiskal Rugi fiskal tahun sebelumnya Surat Ketetapan Pajak
Global Reports LLC
2002
The Company’s profit before income tax
333,842
528,995
(41,839) -
(71,452) (9,072)
(249) (209,506)
-
9,691
35,900
(119,295)
-
(25,358) (1,925) (4,675) 324 15,015
(4,363) 695 9,810 11,199
(72) (117)
(5,902) (87,416) (12) 7
(378,006)
(120,606)
(3,818) 10,350 47,363
(5,756) 10,468 2,071 26,287
53,895
33,070
9,731
441,459
Fiscal profit
-
(534,365) 85,474
Fiscal loss carried forward Adjustment from tax assessment
Temporary differences
Depreciation Depreciation and lease charges Allowance for doubtful plasma receivables Allowance for land impairment Allowance for doubtful related party receivables Write off of provision for plasma receivables Write off of provision for related party receivables Gain/(loss) on disposal of fixed assets Amortisation of deferred charges Bonuses and benefits Retirement benefits Interest on related party receivables Direct write off of plasma receivables Provision for obsolete stock Rent
Permanent differences
Interest income subject to final tax Tax penalties Amortisation of landrights Non-deductible expenses
Penghasilan kena pajak/ (akumulasi rugi fiskal)
-
(448,891)
9,731
(7,432)
Taxable income/ (accumulated fiscal losses)
Pajak penghasilan kini
2,902
-
Current income tax
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/41 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
32. INCOME TAX (continued)
32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
Current income tax (continued)
Pajak penghasilan kini (lanjutan) 2003 Pajak penghasilan kini Dikurangi: Uang muka pajak Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
Hutang pajak penghasilan
Global Reports LLC
2002
2,902
-
Current income tax
836 30 74
-
Prepaid taxes Article 22 Article 23 Article 25
940
-
1,962
-
Less:
Corporate tax payable
Pada tahun 2002, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak untuk tahun pajak 2000 yang menyatakan lebih bayar sebesar Rp 12.631 sesuai dengan yang diklaim oleh Perusahaan. Surat Ketetapan ini juga menyatakan koreksi untuk mengurangi kerugian pajak sebesar Rp 85.474 sehingga akumulasi rugi fiskal menjadi Rp 448.891.
In 2002, the Company received tax assessments for fiscal years 2000 confirming an overpayment of Rp 12,631 as claimed by the Company. This assessment also included a correction to reduce the fiscal loss by Rp 85,474 to an accumulated fiscal loss of Rp 448,891.
Pada tahun 2003, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak untuk tahun pajak 2001 dan 2002 yang menyatakan lebih bayar sebesar Rp 5.529 pada tahun pajak 2001 sesuai dengan yang diklaim oleh Perusahaan dan kurang bayar sebesar Rp 7.304 pada tahun pajak 2002. Surat-surat Ketetapan ini juga menyatakan koreksi untuk mengurangi kerugian pajak sebesar Rp 115.846 pada tahun pajak 2001 dan koreksi untuk menambah kerugian pajak sebesar Rp 31.840 pada tahun pajak 2002, sehingga akumulasi rugi fiskal menjadi nihil.
In 2003, the Company received tax assessments for fiscal years 2001 and 2002 confirming an overpayment of Rp 5,529 for fiscal year 2001 as claimed by the Company and underpayment of Rp 7,304 for fiscal year 2002. These assessments also included a correction to reduce the fiscal loss by Rp 115,846 in fiscal year 2001 and a correction to add the fiscal loss by Rp 31,840 in fiscal year 2002, as the result, the accumulated fiscal loss became nil.
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. Kantor Pelayanan Pajak dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within ten years from the date the tax became due.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/42 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
32. INCOME TAX (continued)
32. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
Deferred tax
Pajak tangguhan
1/1/2003 Aktiva pajak tangguhan Penyisihan persediaan Bonus dan tunjangan Kewajiban manfaat pensiun Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan aktiva tetap Amortisasi biaya tangguhan Sewa
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Kewajiban pajak tangguhan Penyusutan aktiva tetap Beban tangguhan lainnya Amortisasi hak atas tanah Sewa
Kewajiban pajak tangguhan – bersih
Global Reports LLC
Dibebankan ke laporan laba rugi/ Charge to statement of income
31/12/2003
124 12,057 19,630
(22) 97 4,505
102 12,154 24,135
31,811
4,580
36,391
111,076 589 1
13,129 1,402 35
124,205 1,991 36
111,666
14,566
126,232
(79,855)
(9,986)
(89,841)
1/1/2002 Aktiva pajak tangguhan Penyisihan persediaan Sewa guna usaha Provisi biaya bunga Bonus dan tunjangan Kewajiban manfaat pensiun
( In million Rupiah)
Dibebankan ke laporan laba rugi/ Charge to statement of income
Deferred tax assets
Provision for obsolete stocks Bonuses and benefits Provision for retirement benefits
Deferred tax liabilities
Depreciation of fixed assets Amortisation of deferred charges Rent
Deferred tax liabilities - net
31/12/2002
127 4,179 576 9,114 16,271
(3) (4,179) (576) 2,943 3,359
124 12,057 19,630
30,267
1,544
31,811
88,547 86 712 3
22,529 (86) (123) (2)
111,076 589 1
89,348
22,318
111,666
(59,081)
(20,774)
(79,855)
Deferred tax assets
Provision for obsolete stocks Leases Accrued interest Bonuses and benefits Provision for retirement benefits
Deferred tax liabilities
Depreciation of fixed assets Other deferred charges Amortisation of landrights Rent
Deferred tax liabilities – net
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/43 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
33. EXTRAORDINARY ITEM
33. POS LUAR BIASA Pos luar biasa berasal dari keuntungan dari restrukturisasi hutang sewa guna usaha sebesar USD 592.526 atau ekuivalen dengan Rp 6.162 pada tahun 2002.
The extraordinary item represents a gain on restructuring of lease payables amounting to USD 592,526 or equivalent to Rp 6,162 in 2002.
34. INFORMASI SEGMEN USAHA
34. BUSINESS SEGMENT INFORMATION
a.
a.
Informasi penjualan bersih per produk
Information on net sales by product
2003 Produk
Ekspor/Export
Minyak dan biji sawit Karet Kakao Kopi Teh Kelapa Bibit
Lokal/Local
Jumlah/Total
%
Products
118,309 117,455 56,992 5,438 -
878,163 49,270 3,354 7,497 392 3,115 16,800
996,472 166,725 60,346 7,497 5,830 3,115 16,800
79.29 13.27 4.80 0.59 0.46 0.26 1.33
298,194
958,591
1,256,785
100.00
Oil palm and palm kernel Rubber Cocoa Coffee Tea Coconut Seeds
2002 Produk
Ekspor/Export
Minyak dan biji sawit Karet Kakao Kopi Teh Kelapa Bibit
Lokal/Local
Jumlah/Total
617,831 20,491 3,821 5,133 1,767 2,927 12,866
900,873 94,393 72,850 5,133 9,014 2,927 12,866
82.04 8.60 6.63 0.47 0.82 0.27 1.17
433,220
664,836
1,098,056
100.00
Global Reports LLC
%
Oil palm and palm kernel Rubber Cocoa Coffee Tea Coconut Seeds
b. Information on operating income/(loss) by product
2003 Minyak dan biji sawit Karet Kakao Kopi Teh Kelapa Bibit
Products
283,042 73,902 69,029 7,247 -
b. Informasi laba/(rugi) usaha per produk
Produk
%
2002
Jumlah/Total
%
Jumlah/Total
94.51 (3.79) 6.19 (0.55) (1.03) 0.53 4.14
295,922 (11,855) 19,395 (1,729) (3,224) 1,649 12,945
87.98 (0.73) 10.57 (1.01) (0.34) 0.46 3.07
287,138 (2,382) 34,497 (3,296) (1,110) 1,501 10,019
100.00
313,103
100.00
326,367
Products Oil palm and palm kernel Rubber Cocoa Coffee Tea Coconut Seeds
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/44 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
34. BUSINESS SEGMENT INFORMATION
34. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
(continued)
Laba/(rugi) usaha per produk dihitung dengan mengasumsikan beban usaha dialokasikan berdasarkan persentase penjualan bersih per produk.
Operating income/(loss) by product is computed assuming that operating expenses are allocated based on the percentage of net sales by product.
35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
35. AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Grup mempunyai aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
At 31 December 2003 and 2002, the Group had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows:
2003 Mata uang asing/ Foreign currency Aktiva Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Pihak ketiga Uang muka Biaya dibayar dimuka
2002
Ekuivalen/ Equivalent in Rp
Mata uang asing/ Foreign currency
USD SGD EUR USD USD
3,803,189 28,892 95,363 45,772,390 1,047,490
32,194 144 1,015 387,463 8,867
3,563,870 1,875 111,756 12,970,284 3,155,032
31,861 10 1,047 115,954 28,206
USD USD USD
282,341 359,381
2,390 3,042
528,097 232,401 -
4,721 2,078 -
435,115 Kewajiban Wesel bayar Hutang usaha Hutang lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Uang muka penjualan Biaya yang masih harus dibayar Hutang Bank Hutang sewa guna usaha
Kewajiban moneter bersih
Global Reports LLC
Assets
Cash and cash equivalents
Short term investments Trade receivables Other receivables Related parties Advances Prepaid expenses
183,877
Liabilities
USD USD
40,000,000 -
338,600 -
40,000,000 250,000
357,600 2,235
Notes payable Trade payables Other payables
USD USD
13,462
114
178,282 115
1,594 1
Related parties Sales advances
USD USD USD
14,220,669 122,000,000 -
120,378 1,032,730 -
14,208,671 122,000,000 122,081
127,026 1,090,680 1,091
Accrued expenses Bank loans Lease liabilities
1,491,822
1,580,227
1,056,707
1,396,350
Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, kurs konversi yang digunakan Grup adalah sebagai berikut:
Mata Uang Asing 1 USD 1 SGD 1 EUR
Ekuivalen/ Equivalent in Rp
2003 Rp 8,465 4,977 10,643
Net monetary liabilities
The conversion rates used by the Group at 31 December 2003 and 2002 are as follows: 2002 Rp 8,940 5,154 9,370
Foreign Currency USD 1 SGD 1 EUR 1
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/45 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
35. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES
35. AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
Jumlah kewajiban moneter bersih belum termasuk tagihan pemutusan kontrak lebih dini atas kontrak berjangka valuta asing, kontrak swap extention dengan opsi pembatalan dan kontrak par forward komoditi sebesar USD 86.376.972 (2002: USD 86.376.972) (lihat Catatan 38) dan beban bunga serta denda atas pinjaman bank dan wesel bayar yang belum dicatat sebesar USD 68.062.503 (2002: USD 61.004.291) (Catatan 16, 17 dan 21).
36. SIGNIFICANT COMMITMENTS AND AGREEMENTS
36. KOMITMEN DAN PERJANJIANPERJANJIAN PENTING a.
The net monetary liabilities exclude claims due to early termination of foreign currency forward contracts, swap extension contracts with cancellation options and par forward commodity contracts amounting to USD 86,376,972 (2002: USD 86,376,972) (refer to Note 38) and interest expense and default interest on bank loans and notes payables which have not been recorded amounting to USD 68,062,503 (2002: USD 61,004,291) (refer to Notes 16, 17 and 21).
a. Forward commodity contracts
Kontrak komoditi berjangka Perusahaan melalui agen penjualan London Sumatra (Singapore) Pte., Ltd., pihak yang memiliki hubungan istimewa, melakukan kontrak komoditi berjangka dengan beberapa pelanggan. Transaksi tersebut mengharuskan penyerahan komoditi pada waktu tertentu dimasa yang akan datang dengan harga yang ditentukan sebelumnya dan atau harga pasar pada waktu tertentu. Perusahaan mempunyai opsi untuk membeli kembali kontrak tersebut dan keuntungan atau kerugian pembelian kontrak tersebut dikredit atau didebit pada akun penjualan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
The Company, through sales agent London Sumatra (Singapore) Pte., Ltd. a related party, enters into forward contracts with several customers. The transactions require the delivery of commodities at a certain time in the future at a predetermined price or market price at the time of delivery. The Company has options to buy back the contracts and any gain or loss resulting from the purchase is credited or charged to the sales account in the consolidated statements of income.
Perusahaan tidak mempunyai kontrak dengan opsi membeli kembali pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002.
The Company has no outstanding contracts with buy back options as at 31 December 2003 and 2002.
b. Sales commitments
b. Komitmen penjualan Pada tanggal 31 Desember 2003, pengiriman dari komitmen penjualan yang harus dilakukan pada tahun 2004 adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2003, the deliveries of the outstanding sales commitments which should be completed in 2004 are as follows:
2003 Ton/Tonnes
Karet Kakao Kelapa sawit: - Ekspor - Lokal Inti sawit
Global Reports LLC
2002
Harga rata-rata/ton/ Average price/ton USD
Ton/Tonnes
Harga rata-rata/ton/ Average price/ton USD
625 3,200
1,383 1,344
1,307 3,400
849 2,096
32,250 9,000 12,650
459 464 240
21,030 28,500 9,000
406 421 190
Rubber Cocoa Palm oil: Export Local Palm kernel
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/46 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 36. KOMITMEN DAN PERJANJIANPERJANJIAN PENTING (lanjutan) c.
Komitmen dalam pembelian barang modal Selama tahun 2003, Perusahaan telah menandatangani beberapa kontrak pengadaan/konstruksi barang modal dengan berbagai kontraktor dan pemasok sebesar Rp 112.493 (2002: Rp 70.903) dan dalam bentuk mata uang asing sebesar USD 12,25 juta dan EUR 380.575 (2002: USD 5,9 juta dan EUR 381.000). Pada tanggal 31 Desember 2003 jumlah kontrak yang masih dalam proses penyelesaian sebesar Rp 21.125 dan USD 6 juta dan EUR 33.279 (2002: Rp 53.709, USD 1,9 juta dan EUR 162.000).
d. Komitmen pembelian bahan pembantu dan suku cadang Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan mempunyai komitmen yang harus dilunasi dalam periode satu tahun, untuk pembelian bahan pembantu dan suku cadang dari berbagai pemasok sejumlah USD 322.261 dan Rp 24.104 (2002: USD 238.782 dan Rp 13.597). e.
Komitmen dengan PT Pelabuhan Indonesia II Pada tanggal 14 Oktober 1996, Perusahaan mengadakan perjanjian penggunaan tanah, hak pengelolaan perairan dan perjanjian bongkar muat sawit kasar (CPO) dan produk lainnya termasuk barang-barang modal dengan PT Pelabuhan Indonesia II dengan jangka waktu 20 tahun. Perusahaan akan menggunakan sebidang tanah seluas 100.000 meter persegi dan perairan seluas 5.000 meter persegi untuk pembangunan tangki penimbunan minyak kelapa sawit dan penyaluran fasilitas pelabuhan. Konstruksi pembangunan tersebut dimulai akhir tahun 1997 dan dihentikan sejak tahun 1999. Pembangunan tangki tersebut telah dimulai kembali pada semester pertama 2003 dan belum selesai hingga tanggal laporan keuangan ini.
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
( In million Rupiah)
36. SIGNIFICANT COMMITMENTS AND AGREEMENTS (continued) c. Capital commitments During 2003, the Company signed several contracts for the purchase/construction of capital goods with various third party contractors and suppliers amounting to Rp 112,493 (2002: Rp 70,903) and contracts in foreign currencies of USD 12.25 million and EUR 380,575 (2002: USD 5.9 million and EUR 381,000). Total outstanding contracts which are in the process of completion as at 31 December 2003 amount to Rp 21,125 and USD 6 million and EUR 33,279 (2002: Rp 53,709, USD 1.9 million and EUR 162,000).
d. Commitments for purchase of stores and spareparts As at 31 December 2003, the Company had purchase commitments with various suppliers for the purchases of stores and spare parts, amounting to USD 322,261 and Rp 24,104 (2002: USD 238,782 and Rp 13,597).
e. Commitments with PT Pelabuhan Indonesia II On 14 October 1996, the Company entered into an agreement to occupy land and waters, and an agreement for a period of 20 years for loading and unloading of palm oil (CPO) and other products including capital goods, with PT Pelabuhan Indonesia II. The Company will occupy land of 100,000 square meters and waters of 5,000 square meters for the construction of Crude Palm Oil bulking facility. The construction work was commenced towards the end of 1997 and was stopped in 1999. Work on this bulking installation recommenced in the first semester of 2003 and has not been completed to the date of this financial statement.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/47 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
37. RELATED PARTY TRANSACTION
37. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
Jumlah / Total 2003 2002 Wesel tagih PT Pan London Sumatra Plantation
Notes receivable
37,237
37,237
1.84%
2.20%
PT Pan London Sumatra Plantation
150,805 40,109 193 250 130 21,971 213,458
145,506 36,160 15,146 10,213 4,764 2,229 989 38 130 12,920 228,095
7.47% 1.99% 0.01% 0.01% 0.01% 1.09% 10.58%
8.59% 2.13% 0.89% 0.60% 0.28% 0.13% 0.00% 0.06% 0.01% 1.33% 14.02%
PT Pan London Sumatra Plantation PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala PT London Sumatra International PT Sumber Wangi Alam PT PP Nangroe Aceh Darusalam PT Pulau Hijau Asri PT Lonsum Management Services PT Multi Raya Ekatama employees
16,617 174 72 123 16,986
21,626 1,615 174 147 23,562
0.87% 0.01% 0.00% 0.01% 0.89%
1.11% 0.08% 0.01% 0.01% 0.00% 1.21%
PT Pan London Sumatra Plantation London Sumatra Singapore Pte., Ltd. PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala Others
Beban pokok penjualan London Sumatra Singapore Pte., Ltd.
17,160
27,482
1.98%
3.86%
London Sumatra Singapore Pte., Ltd.
Beban usaha London Sumatra Singapore Pte., Ltd.
11,387
19,038
14.93%
31.38%
London Sumatra Singapore Pte., Ltd.
Piutang hubungan istimewa PT Pan London Sumatra Plantation PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala PT London Sumatra International PT Sumber Wangi Alam PT PP Nangroe Aceh Darusalam PT Pulau Hijau Asri PT Lonsum Management Services PT Multi Raya Ekatama Karyawan Hutang hubungan istimewa PT Pan London Sumatra Plantation London Sumatra Singapore Pte., Ltd. PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala Lain-lain
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Related party receivables
Related party payables
Cost of goods sold
Operating expense
Details of relationships and the nature of material transactions with related parties are as follows:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related parties
Sifat hubungan istimewa dengan Perusahaan / Nature of related parties
Transaksi/ Transactions
1.
Karyawan/ employees
Hubungan kerja/ Employees relationship
Pemberian fasilitas karyawan/ Provision of employees facilities
2.
PT Pan London Sumatra Plantation (“PLSP”)
Pemegang saham utama Perusahaan/ Major shareholder of the Company
Pinjaman modal kerja dan pembelian wesel/ Advances for working capital and purchase of notes payable
No.
Global Reports LLC
Persentase terhadap total aktiva/kewajiban/ pendapatan/beban yang bersangkutan/ Percentage of total assets/ liabilities/sales/ related expenses 2003 2002
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/48 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 37. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
37. RELATED PARTY TRANSACTION (continued)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related parties
Sifat hubungan istimewa dengan Perusahaan / Nature of related parties
Transaksi/ Transactions
3.
PT Panca Tirta Budi Agung PT Gelora Mahapala PT London Sumatra International PT Sumber Wangi Alam PT Lonsum Management Services PT Multi Raya Ekatama PT PP Nangroe Aceh Darusalam
Kelompok usaha yang sama dan sebagian pengurus dan manajemennya sama dengan Grup/ Same business group and have partly the same management as the Group
Pinjaman modal kerja/ Advances for working capital
4.
London Sumatra Singapore Pte.Ltd.
Kelompok usaha yang sama dan sebagian pengurus dan manajemennya sama dengan Grup/Same business group and have partly the same management as the Group
Bantuan teknis,konsultasi dan agen penjualan ekspor/ Technical assistance, consultancy and export sales agent
5.
PT Multi Agro Kencana Prima
Anak perusahaan/ Subsidiary
Penyertaan saham/ Investment in shares
6.
PT Dwi Reksa Usaha Perkasa
Anak perusahaan/ Subsidiary
Penyertaan saham/ Investment in shares
7.
Lonsum Finance BV
Anak perusahaan/ Subsidiary
Penyertaan saham dan pembiayaan Perusahaan/ Investment in shares and finance services
No.
Sifat dari transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The nature of significant transactions with related parties are as follows:
a.
a.
Employee receivables relate to transportation facilities, pension advances and payment of retirement benefits (see Note 10). These receivables bear no interest.
b.
The Company holds notes issued by PLSP with interest rates of 8% - 10% per annum. Commencing in 1999, the interest income on these notes was not recorded by the Company.
b.
Global Reports LLC
( In million Rupiah)
Piutang karyawan berhubungan dengan fasilitas transportasi, uang muka pensiun dan pembayaran pensiun (lihat Catatan 10). Piutang ini tidak dibebani bunga. Wesel tagih yang diterbitkan oleh PLSP dibeli oleh Perusahaan dengan tingkat bunga 8% - 10%. Sejak 1999, penghasilan bunga dari wesel tagih ini tidak dicatat oleh Perusahaan.
c.
Hutang piutang antar perusahaan merupakan saldo rekening antar perusahaan yang berhubungan dengan pinjaman modal kerja.
c.
Related party payables and receivables are intercompany account balances which represent advances for working capital.
d.
London Sumatra Singapore (LSS) membantu semua aktivitas penjualan ekspor produk Perusahaan dan untuk jasa tersebut Perusahaan dibebani komisi sebesar 1,7% dari nilai penjualan ekspor sebesar USD 355.958 di tahun 2003 (2002: USD 783.318) (lihat Catatan 22).
d.
London Sumatra Singapore (LSS) assists all export sales of the Company’s products. For such services, the Company is charged a sales commission of 1.7% of the export sales value amounting to USD 355,958 (2002: USD 783,318) (see Notes 22).
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/49 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 37. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) e. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan LSS untuk bantuan teknis melalui penempatan anggota – anggota tertentu dari manajemen dan atas jasa tersebut Perusahaan dibebani USD 1.250.000 per tahun yang langsung dibebankan ke beban umum dan administrasi sebesar Rp 7.784 pada tanggal 31 Desember 2003 (2002: Rp 11.729). LSS juga membebankan biaya konsultasi kepada Perusahaan atas jasa konsultasi pengembangan perkebunan sebesar USD 1.952.809 (2002: USD 2.847.938). 38. KEWAJIBAN BERSYARAT a.
Kontrak Berjangka Valuta Asing
37. RELATED PARTY TRANSACTION (continued) e.
The Company has an agreement with LSS for technical support through the secondment of certain members of management for USD 1,250,000 per annum which was charged directly to general and administration expenses of Rp 7,784 as of 31 December 2003 (2002: Rp 11,729). LSS also charged consulting fees for plantation development to the Company amounting to USD 1,952,809 (2002: USD 2,847,938).
38. CONTINGENT LIABILITIES a.
Foreign Currency Forward Contracts
Pada tahun 1997, Perusahaan menandatangani beberapa kontrak valuta asing berjangka untuk menjual USD dengan nilai Rupiah tertentu. Terhadap dua kontrak berjangka valuta asing telah dilakukan penjadualan ulang pada bulan Desember 1997 dan Januari 1998.
In 1997, the Company entered into several foreign currency forward contracts to sell U.S. Dollar at fixed Rupiah rates. Two of the foreign currency forward contracts were rescheduled in December 1997 and January 1998.
Pada tahun 1998, Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya tersebut, sehingga pada tanggal 23 April 1998 dan 11 Nopember 1998 pihak Citicorp Financial Services Ltd. dan Union Bank of Switzerland AG melakukan pemutusan kontrak lebih dini dan mengajukan tagihan sebesar USD 84.423.980.
In 1998, the Company was not able to fulfill its obligations. Accordingly, on 23 April 1998 and 11 November 1998, Citicorp Financial Services Ltd. and Union Bank of Switzerland AG early terminated the contracts and claimed from the Company USD 84,423,980.
b. Kontrak swap extension dengan opsi pembatalan Pada tanggal 22 Nopember 1996, Perusahaan membuat kontrak dengan Citicorp Financial Services Ltd., Hong Kong (CFSL) yang belum ditandatangani Perusahaan. Namun selama periode 15 Nopember 1996 - 15 Nopember 1997, transaksi antara kedua belah pihak telah dilakukan sesuai dengan perjanjian tersebut. Kontrak ini efektif tanggal 7 Nopember 1996 dan berakhir tanggal 15 Mei 2001 dengan tingkat bunga tetap untuk Perusahaan dan tingkat bunga mengambang untuk CFSL.
Global Reports LLC
( In million Rupiah)
b. Swap extension contracts with cancellation options On 22 November 1996, the Company entered into Swap Extension Contracts with Citicorp Financial Services Limited., Hong Kong (CFSL) which has not been signed by the Company. However, for the period from 15 November 1996 to 15 November 1997, transactions between the two parties were executed in accordance with the agreement. This contract was effective from 7 November 1996 and expired on 15 May 2001, with fixed interest rates for the Company and floating interest rates for CFSL.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/50 - Schedule
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah)
( In million Rupiah)
38. CONTINGENT LIABILITIES (continued)
38. KEWAJIBAN BERSYARAT (lanjutan) b. Kontrak swap extension pembatalan (lanjutan)
dengan
opsi
b. Swap extension contracts with cancellation options (continued) Since the Company was not able to fulfill its obligations as stipulated on this contract, on 23 April 1998, CFSL terminated the contract early, and claimed from the Company USD 1,321,000 for the early termination of the contract.
Karena Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban yang tertera dalam kontrak tersebut, pada tanggal 23 April 1998, CFSL melakukan pemutusan kontrak lebih dini atas transaksi tersebut dan mengajukan tagihan pemutusan kontrak tersebut sebesar USD 1.321.000. c.
Global Reports LLC
Kontrak Par Forward Komoditi
c.
Par Forward Commodity Contract
Perusahaan mengadakan kontrak dengan Citibank N.A. untuk mengikat harga jual karet di masa yang akan datang. Transaksi ini tidak membutuhkan pengiriman produk secara fisik.
The Company entered into contracts with Citibank N.A. to fix future sales prices of rubber. The transactions do not require physical delivery of the product.
Jika harga pasar karet saat berakhirnya suatu kontrak lebih tinggi dari harga kontrak, Perusahaan membayar perbedaan harga tersebut kepada Citibank N.A. dan sebaliknya jika harga pasar lebih rendah, Perusahaan akan menerima perbedaan harga tersebut dari Citibank N.A.
If the actual market price of rubber at the expiration of the contract is higher than the contract price, the Company will pay the difference to Citibank N.A., and if the market price is lower, the Company will receive the difference from Citibank N.A
Karena Perusahaan tidak dapat melaksanakan kewajiban seperti yang tertera dalam kontrak tersebut, pada tanggal 29 Juni 1998, Citibank N.A. melakukan pemutusan kontrak lebih dini atas transaksi ini dan mengajukan klaim atas pemutusan kontrak tersebut sebesar USD 631.992.
Since the Company was not able to fulfill its obligations as stipulated in the contract, on 29 June 1998, Citibank N.A. terminated the above contracts early and claimed from the Company USD 631,992 for the early termination of the contract.
Sejak 1998, manajemen masih terus merundingkan penyelesaian atas klaim kontrak berjangka valuta asing, swap extension dan par forward komoditi tersebut.
Since 1998, management has been negotiating the claims on the above foreign currency forwards, swap extension and par forward commodity contracts.
Manajemen sedang melakukan review atas keabsahan klaim tersebut sebagai dasar untuk melakukan perundingan. Oleh karena itu, klaim sejumlah USD 86.376.972 dan USD 86.376.972 (tidak termasuk bunga dan denda lainnya) tidak dicatat dan tidak tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian tahun 2003 dan 2002.
Management is reviewing the legality of their claims as a basis for negotiation. Thus, the claims totalling USD 86,376,972 and USD 86,376,972 (excluding interest and penalty), respectively, have not been recorded nor reflected in the 2003 and 2002 consolidated financial statements.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/51 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 38. KEWAJIBAN BERSYARAT (lanjutan) d. Penjamin hutang plasma
( In million Rupiah)
38. CONTINGENT LIABILITIES (continued) d. Plasma loan guarantees
Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 11, petani plasma dibawah koordinasi beberapa KUD telah memperoleh fasilitas kredit dari Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank Internasional Indonesia. Dalam hal ini Perusahaan bertindak sebagai penjamin pengembalian hutang.
As discussed in Note 11, plasma farmers organised under several KUD have obtained credit facilities from Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia and Bank Internasional Indonesia with the Company acting as guarantor of the loan repayments
Pembayaran kembali fasilitas kredit yang telah ditarik, dilakukan melalui penyisihan 30% dari penjualan tandan buah segar petani plasma kepada Perusahaan setelah serah terima tanaman menghasilkan. Selisih kurang antara penyisihan hasil penjualan tersebut dengan pembayaran kembali hutang bank yang dijamin, wajib dibayar oleh Perusahaan.
Repayments are made by deducting 30% of fresh fruit bunch sales by the plasma farmers to the Company after the mature plasma plantations are handed over. Any shortfall between the sales deduction amount and the repayment of the guaranteed bank loan should be paid by the Company.
39. KONDISI EKONOMI
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
39. ECONOMIC CONDITIONS
Indonesia sedang mengupayakan pemulihan stabilitas ekonomi setelah mengalami kesulitan ekonomi berkepanjangan. Pemulihan stabilitas ekonomi di Indonesia pada umumnya dan stabilitas politik di Nanggroe Aceh Darussalam pada khususnya sangat tergantung pada hasil pemilihan parlemen di bulan April 2004 dan pemilihan presiden di bulan Juli 2004 serta efektivitas kebijakan yang diambil pemerintah terpilih yang baru.
Indonesia has been moving towards economic stability after experiencing a prolonged period of economic difficulty. Indonesia’s return to economic stability generally and political stability in Nanggroe Aceh Darussalam particularly are dependent to a large extent on the results of the parliamentary elections in April 2004 and the Presidential election in July 2004 and the effectiveness of measures taken by the newly elected government.
Keputusan lembaga pemberi pinjaman internasional, perubahan dalam kondisi ekonomi global dan faktorfaktor lain termasuk perkembangan peraturanperaturan di antaranya peraturan pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah, yang berada di luar kendali Grup juga ikut berpengaruh terhadap pemulihan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Decisions of international lending organisations, changes in global economic conditions and other factors including regulatory developments such as the implementation regulations of Regional Autonomy Law, which are beyond the Group’s control will also affect the economic stability in Indonesia.
Kondisi tersebut diatas memberikan dampak buruk terhadap kondisi keuangan Grup. Grup menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya yang berupa hutang bank dan wesel bayar, termasuk bunga dan denda bunga yang sudah jatuh tempo, dan tagihan yang timbul karena pemutusan lebih dini kontrak valuta berjangka dan komoditi sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 16, 17, 21 dan 38.
The above conditions have adversely affected the Group. The Group faced difficulties in settling their obligations in form of bank loans and notes payable, including the interest and default interest due, and the claims due to early termination of foreign currency and commodity forward contracts as described in Notes 16, 17, 21 and 38.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN/ AND SUBSIDIARIES Lampiran - 5/52 - Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 (Dalam jutaan Rupiah) 39. KONDISI EKONOMI (lanjutan)
( In million Rupiah)
39. ECONOMIC CONDITIONS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2003, posisi keuangan Grup telah menunjukkan saldo ekuitas positif (2002: Rp 211.203 ekuitas negatif) tetapi Grup masih memiliki kelebihan kewajiban lancar atas aktiva lancar sebesar Rp 1.113.577 (2002: Rp 1.403.280).
As at 31 December 2003, the Groups’ financial position has shown positive equity (2002: Rp 211,203 negative equity) but the Group still has an excess of current liabilities over current assets amounted to Rp 1,113,577 (2002: Rp 1,403,280).
Untuk mengatasinya, sejak tahun 1998, manajemen masih terus merundingkan restrukturisasi hutanghutang tersebut dengan pihak-pihak yang terkait. Manajemen berkeyakinan bahwa proses restrukturisasi hutang tersebut dapat diselesaikan dalam waktu dekat di tahun 2004.
In response to this, since 1998, management has been negotiating the restucturing of their debts with the respective parties. Management believes that the debt restructuring process will be settled in the near time in 2004.
Kelangsungan hidup Grup tergantung pada pemulihan perekonomian ke kondisi yang lebih sehat dan stabil dan keberhasilan manajemen untuk melakukan restrukturisasi hutang-hutangnya. Pemulihan perekonomian sangat tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang terus menerus diupayakan oleh Pemerintah, suatu tindakan yang berada di luar kendali Grup.
The continuation of the Group as a going concern is dependent upon the recovery of the economy to a more sound and stable condition and management’s ability to restucture their debts. The economy recovery is also dependent on the fiscal and monetary measures being taken by government, actions which are beyond the Group's control
Laporan keuangan konsolidasi terlampir belum mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari mengenai kemampuan Grup ketidakpastian mempertahankan kelangsungan hidupnya.
The consolidated financial statements do not include any adjustments that may result from the outcome of the uncertainty on the Group’s ability to continue as a going concern.
40. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA Berdasarkan perjanjian jual beli saham tanggal 4 Pebruari 2004, Grup telah menjual 99,75% saham PT Treekreasi Margamulia, anak perusahaan yang dimiliki secara tidak langsung melalui PT Dwi Reksa Usaha Perkasa, kepada pihak ketiga sebesar Rp 27.000.
Global Reports LLC
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2003 AND 2002
40. SUBSEQUENT EVENT Based on the conditional sale and purchase agreement dated 4 February 2004, the Group entered into an agreement to sell 99.75% shares of PT Treekreasi Margamulia, a subsidiary company, which is indirectly owned through PT Dwi Reksa Usaha Perkasa to a third party amounted to Rp 27,000.
L O N S U M
111
DATA PERSEROAN CORPORATE DATA
• Dewan Komisaris Board of Commissioners
114
• Direksi Board of Directors
115
• Pejabat Senior Senior Officers
116
• Informasi Pemegang Saham Shareholders’ Information
117
• Lokasi Kebun dan Pabrik Pengolahan Estates and Processing Factories Location
118
• Informasi Perseroan Company Information
120
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
112
DEWAN KOMISARIS
BOARD OF COMMISSIONERS
Warga Negara Indonesia, 70 tahun. Presiden Komisaris Lonsum sejak 1994. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Argha Karya Prima Industry, Direktur Utama PT Branta Mulia, Wakil Komisaris Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Komisaris PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Sebelumnya pernah menjabat Direktur PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (1973-2000).
Ibrahim Risjad Presiden Komisaris President Commissioner
Indonesian citizen, age 70. President Commissioner of Lonsum since 1994. Currently, he is Commissioner of PT Argha Karya Prima Industry, President Director of PT Branta Mulia, Vice President Commissioner of PT Indofood Sukses Makmur Tbk and Commissioner of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Previously, Director of PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (1973-2000).
Warga Negara Indonesia, 72 tahun. Memperoleh gelar Master’s of Science (1963) dan PhD (1965) dari Oklahoma State University, USA. Komisaris Lonsum sejak 1994. Saat ini juga menjabat Dekan dan Dosen Tetap Fakutas Pertanian Universitas Mercu Buana. Sebelumnya menjabat Komisaris Utama PT Perkebunan XIII, Komisaris Utama PT Socfindo (1987-1993) dan Komisaris Utama PTP XII, Bandung, Jawa Barat (1982-1988).
Rachmat Soebiapradja Komisaris Commissioner
Indonesian citizen, age 72. He holds a Master’s of Science degree (1963) and PhD (1965) from Oklahoma State University, USA. Commissioner of Lonsum since 1994. Currently Dean and Resident Lecturer of the Faculty of Agriculture, Universitas Mercu Buana. Previously, President Commissioner of PT Perkebunan XIII, President Commissioner of PT Socfindo (1987-1993) and President Commissioner of PTP XII, Bandung, West Java (1982-1988).
Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara, Medan (1968). Komisaris Lonsum sejak 2000. Sebelumnya pernah menjabat Direktur Utama Bank Umum Nasional (1998 - 1999), Komisaris Utama Staco Graha, Staco Mitra Sedaya, Staco Jasa Pratama, Salindo Perdana Finance (1993 - 1998) dan Direktur Bank Dagang Negara (1992 - 1997).
Tengku Alwin Aziz Komisaris Commissioner
Global Reports LLC
Indonesian citizen, age 58. He holds an Economics degree majoring in Accountancy from Universitas Sumatera Utara, Medan (1968). Commissioner of Lonsum since 2000. Previously, President Director of Bank Umum Nasional (1998 - 1999), President Commissioner of Staco Graha, Staco Mitra Sedaya, Staco Jasa Pratama, Salindo Perdana Finance (1993 - 1998) and Director of Bank Dagang Negara (1992 - 1997).
L O N S U M
113
DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS
Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari University of the Philippines, Manila (1979) dan Master di bidang Bisnis Manajemen dari Asian Institute of Management, Manila (1981). Presiden Direktur Lonsum sejak Juni 2003. Saat ini juga menjabat sebagai Anggota Komite Audit PT Surya Citra Media Tbk, Ketua Tim Asistensi Menteri Keuangan Republik Indonesia. Sebelumnya pernah menjabat Presiden Direktur PT (Persero) Danareksa (19952001), Ketua BPPN (1998-2000), Direktur Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan Republik Indonesia (1998), Direktur PT (Persero) Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, Direktur Keuangan PT Bank Niaga (19851994), bekerja di Citibank N.A. Jakarta (1981-1985)
Glenn M.S. Yusuf Presiden Direktur President Director
Indonesian citizen, age 49. He holds an BA degree in Economics from the University of the Philippines, Manila (1979) and a Master’s degree in Business Management from the Asian Institute of Management, Manila (1981). President Director of Lonsum since June 2003. Currently a member of the Audit Committee of PT Surya Citra Media Tbk, Chairman of the Assistance Team to the Minister of Finance of the Republic of Indonesia. Previously, President Director of PT (Persero) Danareksa (19952001), Chairman of IBRA (1998-2000), Director General of Financial Institutions, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia (1998), Managing Director of PT(Persero) Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (1994-1995). Finance Director of PT Bank Niaga (1985-1994), employed by Citibank N.A., Jakarta (1981-1985).
Warga Negara Australia, 69 tahun. Direktur Lonsum sejak 2003. Pendiri Gillbanks & Associates, konsultan independen dan bisnis investasi di Australia sejak 1994. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Kina Gillbanks & Co. (1986-1998), Direktur Pelaksana New Guinea Plantations Ltd. (19871997), Ketua dan Pendiri Agmark Pacific P/L dan Tropics Frond Oils P/L (1987-1998), bergabung dengan Harrisons & Crossfield Group (1955 - 1986).
Roger Anthony Gillbanks Direktur Director
Australian citizen, age 69. Director of Lonsum since 2003. Founder of Gillbanks & Associates, an independent consultancy and investment business based in Australia since 1994. Previously, Chairman of Kina Gillbanks & Co. (1986-1998), Managing Director of New Guinea Plantations Ltd. (1987-1997), Chairman and Co-founder of Agmark Pacific P/L and Tropics Frond Oils P/L (1987-1998), joined Harrisons & Crossfield Group (1955-1986).
Warga Negara Indonesia, 38 tahun. Lulusan dari University of California, Berkeley (1988) Direktur Lonsum sejak 2001. Sebelumnya pernah menjabat Deputi Direktur Lonsum (1998-2001), Manajer Senior Divisi Keuangan Napan Grup (1994 - 1998), bekerja di Grup Gajah Tunggal (1992-1994); dan mengawali karirnya di Amerika Serikat dari tahun 1988 sampai 1992. Handana Halim Wanawijaya Direktur Director
Global Reports LLC
Indonesian citizen, age 38. A graduate of University of California, Berkeley (1988). Director of Lonsum since 2001. Previously Deputy Director Lonsum (1998-2001), Senior Manager Financial Division, Napan Group (1994-1998), employed by Gajah Tunggal Group (1992-1994); and started his career in the United States from 1988 to 1992.
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
114
PEJABAT SENIOR SENIOR OFFICERS President Director
: Glenn M.S.Yusuf
• Corporate Secretary & Legal Services
: Beny Haryanto
• Investor Relations
: Agustino Sudjono
• Head of Government & Community Relations
: Rudy R. Sumopawiro
• Head of Risk Management
: Chandra Hamsa
• Head of Internal Audit
: Bambang Suhermadi
Managing Director, Finance
: Handana H. Wanawijaya
• Financial Controller
: Ray V. Kwoon
• Head of Treasury
: Agus Karjono
• Head of Tax Services
: Loe Soei Kim
• Head of Accounting
: Rere Alim
Managing Director, Human Resources & General Services : Wirawan Giriputra
*)
• Head of Human Resources & Industrial Relations
: Indrarto
• Purchasing
: Wihawaty
Managing Director, Operations
: Bryan J. Dyer
• Area General Managers
: • Andrew M.Vincent
**)
• Andrew Hamilton • Prabakaran Many • John Chester • Michael New • Sumarjono Saragih • Head of Engineering Services
: Gary Mulligan
• Head of Research
: Dr. Hugh L. Foster
• Head of Field Inspection & Advisory
: Anthony Gillbanks
Director of Sales
: Zafril Ansgar Hamzah
• Head of Export Sales
: Leonard Beschizza
• Local Sales Manager
: Emmir Pramudya
• Head of Information Systems
: Rafii Nyomin
Keterangan/Notes : *) Direktur baru yang diangkat sejak bulan Mei 2004 Newly appointed Directors since May 2004 **) Menggantikan Roger Anthony Gillbanks sebagai Direktur Operasi sejak Mei 2004 Replaced Roger Anthony Gillbanks as Director of Operations since May 2004
Global Reports LLC
*)
L O N S U M
115
INFORMASI PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS’ INFORMATION
Pemegang Saham Shareholders Jumlah Saham Number of Shares
%
PT PAN London Sumatra Plantation
229,339,027
47.23
Commerzbank (SEA) Ltd., Singapore
28,300,000
5.83
227,974,266
46.94
Masyarakat / Public
Harga Saham Share Prices 2003 Tertinggi / Highest
2002 Terendah / Lowest
Tertinggi / Highest
Terendah / Lowest
Jan - Mar
245
190
365
295
Apr - Jun
600
210
435
305
Jul - Sep
875
400
395
285
1,400
750
320
230
Oct - Dec
Pergerakan Harga Saham Share Price Movement Rupiah
Juta Lembar Saham Millions of Shares
1,800
180
1,200
120
900
90
600
60
300
30
0
0 Jan
Feb
Mar
Apr
Harga Saham - Share Price
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Volume Perdagangan - Trading Volumes
Pencatatan Saham Stock Listing Bursa Efek Jakarta dengan kode saham “LSIP” - Jakarta Stock Exchange with the ticker code “LSIP”
Global Reports LLC
Dec
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
116
LOKASI KEBUN DAN PABRIK PENGOLAHAN ESTATES AND PROCESSING FACTORIES LOCATION
No. Nama Kebun Estates Name
Kabupaten District
Propinsi Province
Keterangan Description
Inti / Nucleus Estates Bungara Turangie Pulo Rambong Sei Merah
Langkat Langkat Langkat Deli Serdang
Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera
5.
Begerpang
Deli Serdang
Sumatera Utara / North Sumatera
6.
Rambong Sialang
Deli Serdang
Sumatera Utara / North Sumatera
7.
Si Bulan
Deli Serdang
Sumatera Utara / North Sumatera
8.
Bah Bulian
Simalungun
Sumatera Utara / North Sumatera
9.
Bah Lias
Simalungun
Sumatera Utara / North Sumatera
10. 11. 12.
Dolok Gunung Malayu Sei Rumbiya
Asahan Asahan Labuhan Batu
Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera
13. 14.
Kertasarie Treblasala
Bandung Banyuwangi
Jawa Barat / West Java Jawa Timur / East Java
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Balombissie Palang Isang Sei Kepayang Bukit Hijau Ketapat Bening Belani Elok Sei Lakitan Sei Hitam Riam Indah Muara Bandar Mawar Merah Gunung Bais Terawas Indah Tulung Gelam Kubu Pakaran Pahu Permai
Bulukumba Bulukumba Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Ogan Komering Ilir Ogan Komering Ilir Kutai Barat
Sulawesi Selatan / South Sulawesi Sulawesi Selatan / South Sulawesi Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Kalimantan Timur / East Kalimantan
Kebun Sawit / Oil Palm Estates Kebun Sawit / Oil Palm Estates Kebun Sawit / Oil Palm Estates Kebun Sawit & Karet / Oil Palm & Rubber Estates Kebun Sawit & Karet / Oil Palm & Rubber Estates Kebun Sawit & Kakao / Oil Palm & Cocoa Estates Kebun Sawit & Karet / Oil Palm & Rubber Estates Kebun Sawit, Karet & Kakao / Oil Palm, Rubber & Cacao Estates Kebun Sawit, Kakao& Coconut / Oil Palm, Cacao & Coconut Estates Kebun Sawit / Oil Palm Estates Kebun Sawit / Oil Palm Estates Kebun Sawit & Karet / Oil Palm & Rubber Estates Kebun Teh / Tea Estates Kebun Kakao & Kopi / Cocoa & Coffee Estates Kebun Karet / Rubber Estates Kebun Karet / Rubber Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Karet / Rubber Estates Kebun Karet / Rubber Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates
Plasma / Plasma Estates Dwi Makmur Air Bening Marga Sido Pelita Jaya Muara Kelingi Ekasari Bebah Permata Tibona
Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Ogan Komering Ilir Bulukumba
Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sulawesi Selatan / South Sulawesi
Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit /Oil Palm Estates Kebun Sawit / Oil Palm Estates Kebun Karet / Rubber Estates Kebun Karet / Rubber Estates
Kebun 1. 2. 3. 4.
Kebun 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Global Reports LLC
L O N S U M
No. Nama Pabrik Factory Name
117
Kabupaten District
Propinsi Province
Keterangan Description
Turangie Begerpang Dolok Gunung Malayu Sei Lakitan Belani Elok Gunung Bais Ekasari Sei Rumbiya
Langkat Deli Serdang Asahan Asahan Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Musi Rawas Labuhan Batu
Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Selatan / South Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera
10.
Palang Isang
Bulukumba
Sulawesi Selatan / South Sulawesi
11.
Multi Agro Kencana Prima
Ogan Komering Ilir
Sumatera Selatan / South Sumatera
12. 13.
Rambong Sialang Bah Lias
Deli Serdang Simalungun
Sumatera Utara / North Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera
14.
Treblasala
Banyuwangi
Jawa Timur / East Java
15.
Kertasarie
Bandung
Jawa Barat / West Java
Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Sawit / Palm Oil Mill Pabrik Karet Remah & Lembaran / Sheet & Crumb Rubber Factories Pabrik Karet Remah & Lembaran / Sheet & Crumb Rubber Factories Pabrik Karet Remah / Crumb Rubber Factory Pabrik Kakao / Cocoa Factory Pabrik Kakao & Pengolahan Benih / Cocoa Factory & Seed Processing Pabrik Kakao & Kopi / Cocoa & Coffee Factories Pabrik Teh / Tea Factory
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Global Reports LLC
Laporan Tahunan 2003 Annual Report
118
INFORMASI PERSEROAN CORPORATE INFORMATION
Kantor Pusat - Head Office World Trade Center Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 - 31 Jakarta 12920, Indonesia Tel. (62-21) 520 6610 Fax. (62-21) 520 6611
[email protected]
Akuntan Publik - Public Accountant Drs. Hadi Sutanto & Rekan (member of firm PricewaterhouseCoopers) Gedung PricewaterhouseCoopers Jl. H.R. Rasuna Said, Kav C - 3 Jakarta 12920 - Indonesia Tel. (62-21) 521 2901 - 06 Fax. (62-21) 521 2911 - 12
Sekretaris Perusahaan - Corporate Secretary Beny Haryanto World Trade Center Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 - 31 Jakarta 12920, Indonesia Tel. (62-21) 520 6610 Fax. (62-21) 520 6611
[email protected]
Biro Administrasi Efek - Share Registrar PT Raya Saham Registrar Gedung Plaza Sentral Lt. 2 Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930 Tel. (62-21) 252 5666 Fax. (62-21) 252 5028
Hubungan Investor - Investor Relations Agustino Sudjono World Trade Center Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 - 31 Jakarta 12920, Indonesia Tel. (62-21) 520 6610 Fax. (62-21) 520 6611
[email protected]
Ketentuan Pelaporan Selain Laporan Tahunan 2003, Perseroan menerbitkan dokumen laporan keuangan secara terpisah yang memenuhi ketentuan pelaporan yang berlaku sesuai persyaratan Badan Pengawas Pasar Modal di Indonesia, Bapepam. Laporan tersebut, termasuk seluruh informasi yang disyaratkan, telah disampaikan kepada Bapepam sebelum penerbitan Laporan Tahunan 2003. Statutory Reporting In addition to the 2003 Annual Report, the Company publishes a separate financial report document that satisfies the statutory reporting requirements of the Indonesian Capital Market Supervisory Board, Bapepam. Such report, which includes all requisite information, has been filed with Bapepam prior to the publication of the 2003 Annual Report.
Global Reports LLC
PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk World Trade Centre 15th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 - 31, Jakarta 12920 - Indonesia Tel. (62-21) 520 6610 Fax. (62-21) 520 6611
[email protected]
Global Reports LLC