TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
PENINGKATAN PENGETAHUAN POLA MAKAN SEHAT BAGI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG JEPARA Siti Fathonah, Dyah Nurani Setyaningsih, Pudji Astuti. PKK, Fakultas teknik, Universitas Negeri Semarang
Abstract: The purpose of activity elucidation healthy diet are 1) girls santri have knowledge healthy diet, and 2) girls santri have skill to construct balanced menu. Implementation of community service is elucidation healthy diet for girls santri in cottage boarding Balekambang Jepara. This activity was done by three phase, that are: 1) preparation with the activity of permit and compilation of items and practice, 2) implementation in twice meeting, by the elucidation healthy diet, and balanced menu for adolescent and practice, and 3) monitoring. The target people were girls santri in cottage boarding Roudlotul Mubtadiin as much as 25 people. The presence of participants in following the activities in the high category, with the number of attending participant 100 %, interesting and seriousness participant in following activity shown by the number of question and enthusiastic in following elucidation and practice to balanced menu. Girls santri have the knowledge about healthy diet. Mean value of pre-test and post-test increased sharply from 56.7 becomes 77.2, and the effectiveness 0,46 in medium category. Skills in constructing menu for himself quite well, with the structure menu 3 meals and 2 extra food. This activity need to follow-up with the continuation activity to consist of 1) development the other topic for girls santri, such as calculation nutritional menus as required and 2) giving skills to process food (vegetables, side dishes, snacks) for adolescents. Keyword : adolescent, diet, healthy, girls santri Abstrak: Tujuan dari kegiatan penyuluhan diet sehat adalah 1) santri putri memiliki pengetahuan diet sehat, dan 2) santri putri memiliki keahlian untuk membangun menu seimbang. Pelaksanaan pelayanan masyarakat adalah penjelasan diet sehat untuk anak perempuan santri di pondok pesantren Balekambang Jepara. Kegiatan ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: 1) persiapan dengan aktivitas izin dan penyusunan item dan praktek, 2) pelaksanaan dua kali pertemuan, dengan penjelasan diet sehat, dan seimbang menu untuk remaja dan praktek, dan 3) monitoring. Orang-orang Target gadis-gadis santri di pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin sebanyak 25 orang. Kehadiran peserta dalam mengikuti kegiatan dalam kategori tinggi, dengan jumlah peserta yang menghadiri 100%, peserta yang menarik dan keseriusan dalam kegiatan berikut yang ditunjukkan dengan jumlah pertanyaan dan antusias dalam mengikuti penyuluhan dan praktek untuk menu seimbang. Santri perempuan memiliki pengetahuan tentang diet sehat. Berarti nilai pre-test dan posttest meningkat tajam dari 56,7 menjadi 77,2, dan efektivitas 0,46 dalam kategori sedang. Keterampilan dalam membangun menu untuk dirinya sendiri cukup baik, dengan menu struktur 3 kali dan 2 makanan tambahan. Kegiatan ini perlu untuk menindaklanjuti dengan kegiatan kelanjutan terdiri dari 1) pengembangan topik lainnya untuk anak perempuan santri, seperti perhitungan menu gizi yang diperlukan dan 2) memberikan keterampilan untuk mengolah makanan (sayur, lauk, makanan ringan) untuk remaja. Kata kunci: remaja, diet, sehat, santri putri
26
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan waktu
Keberhasilan pembangunan suatu
transisi antara anak-anak dan dewasa,
bangsa ditentukan oleh ketersediaan
periode perubahan fisik dan psikologis,
sumber daya manusia (SDM). SDM
serta
yang berkualitas merupakan kunci bagi
mengalami pertumbuhan yang cepat,
produktivitas
disertai dengan pertumbuhan hormonal,
nasional
dan
bagi
masa
pubertas.
penguatan daya saing bangsa. Di dalam
kognitif,
Laporan Pembangunan Indonesia 2013
perkembangannya
dicantumkan bahwa IPM Indonesia naik
memerlukan zat gizi secara khusus,
dari 0,617 pada 2011 menjadi 0,629 di
informasi dan bimbingan yang benar
2012.
dari sekolah, orang tua, lingkungan,
Kenaikan
peringkat IPM
tersebut
membuat
naik dari 124 menjadi
121 dari 187, namun masih paling rendah
dibanding
negara
dan
Remaja
teman,
atau
emosional.
Dalam
tersebut,
remaja
media
(UNDP/UNFPA/
WHO, 2003).
ASEAN.
Pada
kenyataanya
kebiasaan
Faktor penentu IPM yakni pendidikan,
makan pada remaja sering kurang ideal
kesehatan dan ekonomi berkaitan erat
karena kesibukan, tekanan dari teman
dengan status gizi masyarakat. Hal
grup,
tersebut menunjukkan kondisi status gizi
identitas
masayarakat
menghilangkan nafsu makan sehingga
masih
belum
optimal,
termasuk pada remaja.
alam
bebas diri,
dan
pencarian
kadang-kadang
hanya makan snack, atau mengonsumsi
Data tentang status gizi remaja di
makanan siap saji, minuman ringan dan
Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar
atau
2010 (Balitbangkes Kemenkes, 2013)
berlebihan. Makan pagi secara teratur
menunjukkan
pendek
pada remaja dapat menurunkan resiko
sebesar 35,1 % (13,8 % sangat pendek
terhadap kelebihan berat badan dan
dan 21,3 % pendek). Prevalensi sangat
merupakan kontributor penting terhadap
pendek terndah di DI Yogyakarta (4,0
pola hidup sehat dan status kesehatan
%) dan tertinggi di Papua (27,1%).
(Yang et al, 2006). Berdasar uraian
prevalensi kurus sebesar 11,1 % (3,3 %
tersebut menunjukkan status gizi remaja
sangat kurus dan 7,8 % kurus). Jawa
cukup beragam, kurus, gemuk dan
Tengah
ideal, dengan pola makan yangtidak
sangat nasional.
prevalensi
termasuk kurus
di
Sebaliknya
provinsi atas
remaja
prevalensi
prevalensi
gizi
lebih (gemuk) hampir sama dengan sangat kurus, yakni 10,8 %, dengan
alkohol
teratur.
Oleh
dalam
karena
jumlah
itu
yang
diperlukan
pendidikan terkait dengan pola makan sehat. Pesantren
Roudlotul
Mubtadiin
rincian 8, 3 % gemuk dan 2, 5 sangat
memiliki santri putri sebanyak 1430
gemuk (obesitas).
yang berusia antara 7 – 17 tahun,
27
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
sebagian
tergolong
remaja.
Mereka
memerlukan pendidikan gizi terutama
MATERI DAN METODE PELAKSANAAN
pola makan sehat agar memiliki status Kegiatan pengabdian ini terkait
gizi yang lebih baik. Dengan pendekatan pada
santri
putri
pendidikan,
sebagai
fokus
diharapkan
dapat
memberdayakan santri putri tersebut mampu
mencegah
dan
mengatasi
masalah-masalah gizi secara mandiri, yang
akhirnya
dapat
meningkatkan
yang
dicapai
dengan
kegiatan pelatihan gizi adalah santri putri memiliki pengetahuan tentang pola makan seimbang dan dapat menyusun menu
seimbang
sehari.
Manfaat
kegiatan ini, yaitu : Santri putri dapat mengatur diet dan mampu mencegah serta mengatasi masalah-masalah gizi secara mandiri, serta menerapan pola makan seimbang
akan meningkatkan
derajat kesehatannya dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.
santri
merupakan
putri.
kegiatan
Kegiatan awal
ini
tentang
pendidikan gizi. Santri putri peserta pendidikan
akan
berperan
sebagai
fasilitator dan pengambil manfaat dari kegiatan ini karena santri putri tersebut akan
status kesehatannya. Tujuan
dengan
memperoleh
tambahan
pengetahuan dan ketrampilan mengenai pola makan sehat dan menu sehat. Diharapkan santri putri akan dapat mengatur konsumsi pangan sehari-hari sesuai dengan kecukupan gizi. Hal tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan santri putri dan akhirnya akan meningkatkan
produktivitas
kerja.
Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin akan memiliki anggota santri putri yang sehat fisik, mental dan sosial dan tetap berguna bagi masyarakat. Di samping itu santri putri yang telah mengikuti pendidikan dapat menyebarluaskan ke santri putri lainnya di lingkungannya masing-masing.
Usia remaja
Pola makan salah, stres, lingkungan, kurang olah raga Penurunan produktivitas, dan daya tahan tubuh
waktu
Santri putri kurang sehat
Pelatihan pola makan sehat
Mudah sakit Santri putri sehat
Gambar1. Kerangka pemecahan masalah
28
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
Pelaksanaan pengabdian kepada
dilakukan pada produk menu yang
masyarakat mengenai pola makan sehat
disusun.
bagi santri putri dilaksanakan melalui tiga
tahap
yaitu:
persiapan,
Khalayak
sasaran
kegiatan
pengabdian ini meliputi santri putri yang
pelaksanaan, dan evaluasi/pemantauan.
aktif mengikuti kegiatan
Adapun
Pesantren Roudlotul Mubtadiin Jepara,
rincian
kegiatan
yang
di
Pondok
dilaksanakan yaitu:
sebanyak 30 orang. Sasaran kegiatan
1. Tahap Persiapan, meliputi:
ini
a. Perizinan dan penentuan waktu
menyampaikan
dapat
pengetahuan,
ketrampilan, dan pengalaman kepada
Pondok Pesantren Roudlotul
santri putri lainnya di mana peserta
Mubtadiin Jepara.
pelatihan
bertempat
tinggal,
setelah
kegiatan ini selesai dilaksanakan.
petunjuk praktek menyusun
Berdasarkan
data
yang
telah
menu agar para peserta dapat
dikemukakan di depan, kegiatan ini
melalukan kegiatan dengan
ditempuh
mudah dan lancar.
praktek.
Pembuatan instrumen
ditempuh Tim Pengabdian yaitu:
pengetahuan pola makan sehat 2. Tahap pelaksanaan.
dengan
pendidikan
dan
Langkah-langkah
1. Penyuluhan
yang
pola
seimbang,
makan
meliputi
gizi
Pengadian kepada masyarakat ini
seimbang, kebutuhan gizi
dilaksanakan
santri
dalam
beberapa
tahapan dengan rincian, sbb :
penyuluhan pola makan sehat b. Pertemuan II : Penyusunan menu seimbang
dan
latihan
menyusun
Tahap Pemantauan dan evaluasi. kegiatan
dilaksanakan evaluasi dan
pengabdian
pemantauan
dan
mengenai pelaksanaan
tindak
Pemantauan
lanjut dilakukan
kegiatan. melalui
post-test pengetahuan pola makan sehat kegiatan
yang
dan
menu
2. Latihan menyusun menu, berupa
praktek
membuat
sesuai
dengan
menu
kebutuhan gizi. 3. Pemantauan dan evaluasi
menu seimbang.
Setelah
putri,
seimbang.
a. Pertemuan I : Pre-test, dan
3.
diharapkan
pelaksanaan dengan pimpinan
b. Persiapan makalah dan
c.
yang
diberikan
selesai
dan
setelah evaluasi
dilakukan makan
tentang
pola
sehat
dalam
menyusun
dan
menghidangkan sehari-hari. dilakukan
menu Evaluasi
sebelum
dan
sesudah
pendidikan
diberikan
dengan
menggunakan test tentang
29
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
pengetahuan tentang
pola
peserta
yang diajukan pada saat pemberian
makan
materi pengetahuan pola makan sehat
seimbang.
dan
4. Untuk mengetahui efektifitas penyuluhan analisis
dilakukan
N-gain
(Hake,
1998).
antusiasme
dan
kesungguhan
dalam
mengikuti
latihan
menu
seimbang.
Hal
menyusun
ini
didukung
dengan pemberian materi dan alat tulis yang diberikan kepada santri putri. Berdasarkan
hasil
pengamatan
selama pelaksanaan dan pemantauan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil : a.
Peserta
penyuluhan
telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkat
1. Hasil Kegiatan
pola makan sehat yang terlihat dari
pengetahuan
tentang
Sasaran yang dilibatkan dalam
hasil tes yang diperoleh sebelum
kegiatan ini adalah santri putri yang
pelaksanaan kegiatan dan setelah
tergabung
dalam
kegiatan.
Roudhotul
Mubtadiin
pondok
pesantren
pengetahuan
30
tersebut yang diperoleh sebelum
peserta. Pada pelaksanaan kegiatan
kegiatan pengabdian masyarakat
jumlah
sesuai
cukup baik dengan nilai rata-rata
rincian
56.7
dengan
peserta target,
yang
sebanyak
Nilai
hadir
dengan
dan
setelah
kegiatan
pertemuan I sebanyak 30 orang dan
meningkat menjadi 77.2 dari nilai
pertemuan ke dua 30 orang. Angka
maksimum 100. Efektifitas kegiatan
kehadiran peserta (AKP) sebesar 100
diperoleh nilai N-gain sebesar 0.46
%, dengan perhitungan sbb :
dengan
rata ratakehadiran AKP x 100% pesertayangseharusnya hadir (30 30) / 2 AKP x 100% 100% 30 Partisipasi
dan
kategori
sedang.
Data
lengkap disajikan pada Tabel 1.
kesungguhan
peserta dalam mengikuti penyuluhan pengetahuan pola makan sehat dan latihan menyusun menu seimbang dari Tim Pengabdian dapat dikatakan baik. Hal
ini
terlihat
dari
keaktifan
dan
kesungguhan peserta dalam mengikuti kegiatan yakni banyaknya pertanyaan
30
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
Tabel 1. Nilai pengetahuan pola makan sehat santri putri Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara
No Peserta 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Rerata b.
Nilai Pengetahuan Pre-tes Pos-tes 65 85 60 80 50 80 55 75 50 65 55 70 45 70 60 85 55 65 65 70 70 75 55 80 45 85 70 80 65 75 70 80 65 70 50 70 55 70 60 85 56.7 77.2
Latihan menyusun menu seimbang
selama
2
Menu yang disusun (dua)
memanfaatkan
c.
hari. fasilitas
0.57 0.5 0.6 0.44 0.3 0.33 0.45 0.63 0.22 0.14 0.17 0.56 0.73 0.33 0.29 0.33 0.14 0.4 0.33 0.63 0.46
2. Pembahasan
dilakukan dengan antusiame oleh santri putri.
N-gain
Pengetahuan pola makan sehat dan menu seimbang sesuai dengan
Mereka
kebutuhan yang sedang dialami oleh
buku
santri putri pondok pesantren Roudhotul
perpustakaan yang dimiliki oleh
Mubtadiin,
sehingga
mereka
pondok pesantren. Susunan menu
memperhatikan
sudah bervariasi, baik dari segi
pengetahuan
rasa, warna, bentuk dan asal bahan
diberikan. Dengan kegiatan penyuluhan
makanannya.
tersebut di atas mendorong para santri
Pada saat dilakukan pemantauan
putri
santri putri telah menerapkan pola
konsumsi
makan,
jenis-jenis
makan sehat dalam keseharian
makanan
maupun
olahan
saat pulang ke rumah masing-
yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
masing.
Hal
baik maupun
untuk
lebih
tersebut
mempertahankan
sangat materi
latihan
yang
memperhatikan
dilakukan dan
bahan
makanan
untuk
meningkatkan
derajat kesehatan santri putri, dimana
31
santri putri termasuk golongan umur
yang
pertumbuhan
sedang yang
(Adolensence
mengalami
sangat
growth
(p=0, 106) (Salimar, 2005). Penelitian lain pada masyarakat Indiana yang
cepat
diberikan pendidikan gizi dan makanan
spurt)
atau
Food Stamp Nutrition Education
(Sediaoetama, 2004). Walaupun menu
(FSNE)
dari pondok pesantren yang diberikan
ketidakterjaminan
telah ditentukan oleh pengelola pondok
ketidakcukupan pangan pada kelompok
pesantren,
eksperimen meningkat secara signifikan
namun
pengetahuan
ini
dapat dterapkan di keluarga.
mendapatkan
hasil
pangan
(p = 0,03, dan
dan
p = 0,04) bila
Pengetahuan gizi yang diberikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol
adalah pengetahuan pola makan sehat
(Miller, et.al, 2009). Pendidikan gizi
yang
dan
pada kelompok kecil memiliki pengaruh
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
yang positif pada pengelolaan diabetes
Hal tersebut terlihat dari nilai N-gain
secara mandiri dan kebiasaan makan,
sebesar 0.46 dengan kategori sedang.
seperti pada pengetahuan gizi secara
Akseptabilitas
dengan
umum dan perilaku konsumsi pangan
pemakaian metode yang tepat yakni
pada masyarakat Latin (Escamilla, et.al,
ceramah yang disertai dengan tanya
2008).
mudah
untuk
ini
diterima
didukung
jawab, contoh-contoh menu dan latihan
Penyuluhan
gizi
ini
sangat
menyusun menu yang dilakukan oleh
tepatguna bagi santri putri, mengingat
peserta. Berbagai penelitian tentang
materi yang disampaikan sesuai dengan
pendidikan
di
kondisi dan kebutuhan peserta. Santri
berbagai tempat dengan hasil yang
putri memiliki pertumbuhan yang sangat
positif
cepat, kondisi fisiologis yang rentan
gizi
telah
dalam
pengetahuan
dilakukan
meningkatkan
gizi
dan
merubah
terhadap penyakit, dan ingin memiliki
kebiasaan makan ke arah yang positif.
bentuk
Hasil penelitian di kecamatan Sukaraja
mereka harus lebih hati-hati dalam
dan kecamatan Bogor Selatan pada ibu
memilih dan mengkonsumsi makanan
balita tentang paket penyuluhan dengan
agar selalu dalam kondisi sehat. Bahan
leaflet yang diberikan selama 3 bulan
makanan untuk lauk yang ditekankan
menunjukkan bahwa dengan uji Kai
untuk
kuadrat
yang
kedelai, tempe dan pangan berbasis
signifikan (p=0,008) pada sikap ibu di
ikan, dengan berbagai keunggulan di
kelompok perlakuan sebelum dengan
antaranya
rendah
sesudah
mengandung
banyak
ditemukan
perbedaan
dilakukan
penyuluhan,
tubuh
banyak
yang
ideal
sehingga
dikonsumsi
adalah
kolesterol, asam
lemak
sedangkan pada kelompok kontrol tidak
esensiil seperti omega 3, kandungan
terdapat
mineral sangat tinggi diantaranya besi,
perbedaan
yang
signifikan
32
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
yodium dan kalsium, serta vitamin A
Pola
yang cukup tinggi pula. Hal tersebut
diterapkan
sangat tepat untuk kesehatan santri
berdampak positif bagi peserta sendiri
putri. Kota Jepara termasuk kota pantai
maupun
yang merupakan daerah sentra produksi
positifnya
ikan, pangan olahan yang berbasis ikan
menerapkan pola makan sehat dan
sangat tepatguna diterapkan, mudah
membuat menu sehat atau seimbang
diperoleh
Di
untuk diri sendiri dan keluarga. Menu
samping itu konsumsi sayur dan buah
sehat yang telah disusun dan diterapkan
sangat penting dilakukan oleh santri
sehari-hari akan menunjang kesehatan
putri dimana setiap bulan mengalami
yang baik pula. Hal tersebut sesuai
menstrusi yang mengeluarkan zat besi
dengan
yang harus
Pembangunan
dan
murah
harganya.
diganti dari makanan. Di
makan bagi
bagi
sehat
santri
putri
keluarganya.
adalah
yang akan
Dampak
mereka
Badan
dapat
Perencanaan
Nasional
samping itu sayur dan buah merupakan
menyatakan
makanan pembentuk basa. Menurut Tan
bertujuan
Shot
makanan
pengetahuan anggota keluarga tentang
pembentuk basa antara lain almond,
gizi seimbang, pengasuhan bayi dan
alpukat,
kacang-kacangan,
anak yang baik dan benar, air bersih
brokoli, kol, wortel, ketimun, jamur,
dan kebersihan diri serta lingkungan;
bawang, jeruk, bayam merah, tomat dan
dan pola hidup sehat lainnya seperti
storberi.
basa
berolah raga, tidak merokok, makan
sistem
sayur dan buah setiap hari. Secara
Yen
(2009)
pisang,
bahan
Keseimbangan
makanan
asam
menjadikan
pendidikan
(2006)
untuk
gizi
ini
meningkatkan
pencernaan
bekerja
secara
alami
ekonomi McGuire (1996) yang dikutip
sehingga
terjadi
keseimbangan
oleh Budianto, dkk (1998) membuktikan
metabolisme. Agar tetap sehat dan
bahwa dalam jangka panjang manfaat
berfungsi optimal, keseimbangan asam
ekonomi
basa jaringan tubuh dan darah manusia
(nutrition education) sebesar 32,3 US$
harus berada pada pH 7,3 – 7,5. Kondisi
jauh melebihi manfaat ekonomi dari
asam basa tubuh di atas pH 7,8 atau di
pemberian makanan tambahan
bawah
US$) dan subsidi pangan (0,9 US$).
pH
gangguan
6,8
akan
metabolisme,
menimbulkan yang
pada
program
pendidikan
gizi
(1,4
Berdasar pelaksanaan kegiatan
akhirnya dapat menimbulkan gangguan
dan
pada kesehatan. Oleh karenanya tubuh
makan
lebih
peserta baik secara individu di rumah
banyak
memerlukan
makanan
pemantauan, sehat
saat
telah
penerapan
pols
dilakukan
oleh
pembentuk basa daripada makanan
maupun
menyusun
menu
pembentuk asam.
seimbang, dengan hasil yang baik. Pada saat akhir pertemuan disampaikan untuk
33
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
menyusun menu seimbang selama 10 hari sehingga
bisa disusun lingkaran
menu. Peserta meminta tim pengabdian untuk
kegiatan
lanjutan
berupa
Faktor
pendukung
pelaksanaan
kegiatan
dalam
pengabdian
kepada masyarakat ini antara lain : a. Waktu
penyelenggaraan
pengolahan makanan terutama untuk
dilaksanaan pada saat pelajaran,
sayur, lauk dan makanan jajanan. Hal ini
sehingga kehadiran peserta sesai
menunjukkan bahwa materi ini telah
target.
dilaksanakan ulang oleh masyarakat
b. Sikap
peserta
yang
serius,
dan melanjutkan kegiatan pengabdian.
antusias
dankedisiplinan
Berdasarkan hal tersebut mendorong
mengikuti
selama
Tim pengabdian untuk melaksanakan
berlangsung
kegiatan serupa dan menerapkan di
kelancaran
daerah lain yang membutuhkan dan
pengabdian kepada masyarakat.
mengembangkan materi lainnya.
c.
Kehadiran peserta sesuai target yang
diharapkan
menunjukan
yakni
bahwa
100
%,
partisipasi
masyarakat sangat besar. Hal tersebut didukung oleh hadir,
yang
keaktifan peserta yang ditunjukkan
dengan
dalam kegiatan
membantu pelaksanaan
Tersedianya fasilitas ruangan yang lengkap
dan
kelancaran peserta
LCD
membantu
dan
keseriusan
dalam
kegiatan
penyuluhan pola makan sehat. d. Dukungan pengelola
yang
tinggi
pondok
dari
pesantren
keseriusan peserta dalam mengikuti
dalam pelaksanaan pengabdian
kegiatan, banyaknya pertanyaan yang
kepada masyarakat memperlancar
diajukan
kegiatan.
berkaitan
berbagai
jenis
pangan yang berkaitan dengan kondisi yang sering diderita santri putri, seperti
SIMPULAN DAN SARAN
sering kelelahan
1. Simpulan
Secara
keseluruhan
kegiatan
Kegiatan
pengabdian
kepada
pengabdian kepada masyarakat dapat
masyarakat yang berupa pola makan
dilaksanakan dengan lancar dan baik.
sehat bagi santri putri telah berhasil
Namun demikian ada hambatan dalam
dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan,
ruangan
dengan hasil baik. Kehadiran peserta
pelaksanaan yang terbatas sehingga
dalam kegiatan ini mencapai 100 % dan
kegiatan dilaksanakan dengan duduk di
dapat meningkatkan pengetahuan gizi
lantai. Kondisi tersebut mengakibatkan
dengan nilai rata-rata dari 56.7 menjadi
ketidaknyamanan bagi peserta.
77.2 dari nilai total 100.
yaitu
Efektifitas
kegiatan yang diukur dengan N-gain diperoleh nilai 0.46 dengan kriteria
34
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
sedang.
Santri
putri
telah
dapat
membuat rencana menu harian selama 2 hari.. Kegiatan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan pola makan sehat
bagi
santri
putri
dan
dapat
meningkatkan derajat kesehatannya
2. Saran Agar hasil pengabdian kepada masyarakat ini dapat lebih berdaya guna maka kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan
kegiatan
lanjutan
berupa
pengembangan materi lanjutan yang berkaitan dengan santri putri, seperti perhitungan gizi dalam menyusun menu sesuai
kebutuhan
dan
pemberian
Escamilla, R.P, A.H. Fiedler, S.V. López, A.B. Millán, and S. Pérez. 2008. Impact of Peer Nutrition Education on Dietary Behaviors and Health Outcomes among Latinos: A Systematic Literature Review. Journal of Nutrition Education and Behavior. 40 (4): 208-225. Gayle S, Abbie MF, Kylie B, Anthony W, David C. 2007. Snacking behaviours of adolescents and their association with skipping meals. Int J Behav Nutr Phys Act, 4: 36. Hake, R.R. 1998. “InteractiveEngagment vs Traditional Methods:A Six-ThousandStudent Survey oh Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses”. Am.J. Phys. 66: 64-67.
ketrampilan praktis berupa pengolahan makanan (sayur, lauk dan makanan jajanan) yang dapat dilaksanakan oleh santri putri untuk meningkatkan status gizinya.
DAFTAR PUSTAKA Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2006. Rencana Aksi Nasional Pangan dan gizi 2006 – 2010. http://ntt-academia.org/ Accessed 20-3-09. Beck, M.E. 1995. 1995. Ilmu Gizi dan Diet. Jakarta: Yayasan Essentia Medica. Budianto,J , Hardinsyah, A. Widodo dan D.H. Anwar. 1998. “Strategi menuju Perilaku Makan Sehat dan Implikasinya pada Perencanaan Ketersediaan Pangan”. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta : LIPI.
Lew K, P J Barlow. 2005. Dietary practices of adolescents in Singapore and Malaysia. Singapore Med J, 46 (6), 282. Miller, H.A.E, A.C. Mason, A.R. Abbott, G.P. McCabe and C.J. Boushey. 2009. The Effect of Food Stamp Nutrition Education on the Food Insecurity of Low-income Women Participants. Journal of Nutrition Education and Behavior. 41(3): 161-168. Salimar. 2005. Peranan Penyuluhan Dengan Menggunakan Alat Bantu Leafleat Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Gizi Kurang. Laporan Penelitian. http://www.p3gizi.litbang.depkes.g o.id/ Diakses16-10-2010 Sediaoetama, A.D. 1989. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid II. Jakarta : Dian rakyat. ---------------------. 2004. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Jakarta : Dian rakyat.
35
TEKNOBUGA Volume 2 No.2 – November 2015
UNDP/UNFPA/WHO. 2003. Preparing for Adult: Adolescent Sexual and Reproductive Health; Progress in Reproductive Health Research. Tan Shot Yen, 2009. Saya Pilih Sehat dan Sembuh. Jakarta: Dian Rakyat
36