Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGISI FORMULIR MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING SISWA KELAS VI SDN NO.1 OTI Halija, Gazali, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan mengisi formulir melalui metode latihan terbimbing siswa kelas VI SDN No.1 Oti. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan subyek penelitian kelas VI yang berjumlah 20 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki juga 8 orang siswa permpuan. Menggunakan instrumen berupa tes evaluasi hasil belajar. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap siklus melalui empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sinergis dalam dua siklus. Melalui prosedur penelitian diketahui bahwa pada siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai 55,00%, daya serap individual 72,78%. Dengan keaktifan siswa berada pada kategori cukup, dan aktivitas guru berada pada kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan keberhasilan dengan ketuntasan klasikal 80,00%, dan daya serap individual 82,22%. Demikian halnya keaktifan siswa serta aktivitas guru mengalami peningkatan secara signifikan yakni pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan peningkatan keaktifan berbanding positif dengan peningkatan kemampuan mengisi formulir, siswa secara keseluruhan dan sekali gus menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan mengisi formuir. Kata Kunci : Metode Latihan Terbimbing, Kemampuan Mengisi Formulir
I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok masyarakat. Upaya pendidikan yang mempunyai sasaran manusia merupakan sebuah sistem yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sejauh mana upaya tersebut tersedia dan mampu memperhitungkan kemampuan untuk menyempurnakan diri dengan membuat gambaran tentang suatu yang baik, indah, sempurna sebagai tujuan hidupnya.
1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru harus mampu melaksanakan tugas menyampaikan sesuatu terhadap anak didik dan sebagai unsur pendidik guru harus mampu melaksanakan tugas profesionalnya dalam memahami bagaimana anak didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik serta memahami tentang bagaimana siswa belajar. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep belajar yang diharapkan kepada guru dan kemampuannya dalam menerapkan kegiatan pembelajaran karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri anak didik. Implikasi dari pembelajaran tersebut yakni bagaimana siswa setelah belajar dan diberi tugas mampu mengerjakannya serta dapat mempertanggung jawabkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi yang akan diajarkan hal ini menjadi fokus perhatian guru, apakah nantinya siswa tersebut setelah mempelajari materi mampu mengaplikasikannya dalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakatnya. Jawabannya semua tergantung pada guru sebagai pengajar yang dituntut untuk berperan aktif dalam memberikan motivasi, penguatan serta mampu menanamkan rasa kenyakinan pada diri siwa terhadap apa yang diberikan atau di tugaskan kepadanya dalam hal ini bagaimana siswa mampu mempertanggung jawabkan tugas yang akan diberikan. Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia. Sehubungan dengan itu guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya dalam pendidikan. Sebagai penanggung jawab dalam proses belajar mengajar didalam kelas guru harus memberikan kemungkinan besar bagi siswa agar terjadi proses belajar yang efektif. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman siswa, salah satunya adalah pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat oleh guru. Metode yang digunakan lebih berorentasi pada pendekatan yang berpusat pada guru. Salah satu metode yang
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X mendukung terciptanya suatu interaksi belajar yang baik antara guru dan siswa, dengan menerapkan metode latihan terbimbing. Menurut Darsono (2000: 24) bahwa metode latihan terbimbing adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, sebagai sarana memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan juga untuk memperoleh suatu ketangkasan, kesempatan dan keterampilan dengan proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai keterampilan untuk dapat memahami dirinya, keterampilan untuk menerima dirinya, keterampilan untuk mengarahkan dirinya, dan keterampilan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan keterampilannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, insidental, sewaktu-waktu tidak sengaja, atau asal saja, melainkan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sistematis, sengaja, berencana, terus-menerus dan terarah pada tujuan. Setiap kegiatan bimbingan merupakan kegiatan yang berkelanjutan senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana individu telah berhasil mencapai tujuan dan penyesuaian diri.
II. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rangkaian kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada pedoman PTK dari model Kemmis dan Mc. Taggart sangat erat hubungannya dengan praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengapliklasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 1 Oti Kecamatan Sindue Tobata. Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas VI yang mengikuti mata pelajaran bahasa indonesia pada tahun
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X ajaran 2014/2015 dengan jumlah 20 siswa, 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yang meliputi: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengisi formulir melalui metode latihan terbimbing siswa kelas VI SDN No. 1 Oti Kecamatan Sindue Tobata. Dalam memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian seperti lembar observasi dan foto-foto. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VI SDN No. 1 Oti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu 1) Tes untuk mengetahui hasil belajar murid, berupa tes hasil belajar yang diberikan setiap akhir tindakan. 2) Observasi, pelaksanaan observasi baik pada peneliti atau pada subyek dilakukan setiap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengisi format yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan perilaku peneliti pada saat kegiatan belajar (KBM). Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari 3 tahapan pembelajaran yaitu: a) tahap pendahuluan, b) tahap inti, c) tahap akhir. a) Kegiatan Awal; memberi salam, mempersiapkan materi ajar dan melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti; guru menjelaskan materi, guru memberikan contoh formulir, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat pengisian formulir yang tepat dengan melihat contoh yang ada dengan menggunakan metode latihan terbimbing, mempresentasekan hasil pekerjaannya di depan kelas, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya, memberi penghargaan atau pujian. c) Kegiatan akhir; guru memberi pertanyaan secara lisan mengenai materi, membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan memantapkan konsep yang telah dipelajari dan memberi penguatan sebagai evaluasi akhir pembelajaran. Ada dua jenis data yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa adalah menggunakan rumus berikut: Dalam PTK ini, untuk menghitung data kuantitatif digunakan perhitungan presentase daya serap individu dan ketuntasan belajar klasikal. Persentase ketuntasan individu biasanya dihitung sama dengan pertentase daya serap yang dinyatakan dengan: a) Daya serap individu Skor yang diperoleh siswa Persentase daya serap individual =
x 100% Skor maksimum soal
b) Ketuntasan belajar klasikal Banyak siswa yang tuntas individu Persentase ketuntasan klasikal
=
x100% Skor maksimum soal
Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase rata-rata hasil belajar yang dicapai adalah 65%. Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk katakata yang mengandung makna. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Iskandar (2009: 75) adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, dan 3) verifikasi data/penyimpulan. 1) Mereduksi Data, mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. 2) Penyajian Data, Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel dan diberi nama kualitatif, sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3) Verifikasi/Penyimpulan, langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
III. HASIL PENELITIAN
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 1. Hasil Penelitian Penelitian tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 September 2015. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus pertama dalam upaya guru meningkatkan kemampuan siswa mengisi formulir melalui metode latihan terbimbing. Sesuai hasil kesepakatan antara peneliti bersama teman sejawat maka pokok bahasan yang disajikan adalah ”Mengisi Formulir”, adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus pertama sebagai berikut: 1) Perencanaan Peneliti bersama teman sejawat membahas metode latihan terbimbing yang berhubungan dengan proposal penelitian. Menyeting materi pada setiap siklus penelitian beserta alokasi waktunya. Peneliti berkolaborasi bersama teman sejawat menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan terbimbing yang akan di ajarkan. Peneliti dan guru merumuskan tujuan pembelajaran. Peneliti berkolaborasi bersama teman sejawat merumuskan masalah yang akan diajarkan. Rumusan masalah yang akan diajarkan mengacuh pada tujuan pembelajaran yaitu: mengisi formulir data pribadi. 1. Tindakan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa yang akan dipelajari, dan lembar jawaban. Yang telah dilampirkan. 2) Penyajian materi (a) Melaksanakan pembelajaran (1) Kegiatan awal: - Kegiatan awal yang dilakukan pada tahap ini yaitu memberikan soal kuis pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. - Lalu memberikan motivasi pada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, menyampaikan inti tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk lebih mengetahui tentang metode latihan terbimbing.
6
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X (2) Kegiatan Inti meliputi: - Mengemukakan tentang pengisian formulir yang benar - Mengkonstruksikan pengetahuan awal siswa - Membimbing siswa dalam pembuatan formulir melalui metode latihan terbimbing - Membimbing siswa melalui metode latihan terbimbing mengenai hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan - Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya - Memberi penghargaan atau pujian kepada siswa (3) Kegiatan penutup, meliputi: - Menyampaikan kesimpulan materi - Mengevaluasi siswa dengan memberi pertanyaan lisan sesuai tujuan pembelajaran. 3. Observasi (pengumpulan data) Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode latihan terbimbing dipantau/diamati oleh kolaborator untuk memantau saat penelitian melalui lembar observasi siswa yang digunakan baik untuk kegiatan guru maupun kegiatan siswa dengan mengunakan panduan observasi yang sudah dilampirkan. 1) Aktivitas Siswa (1)
Pada kegiatan fase awal pembelajaran yang meliputi aspek kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mendengar, dan memperhatikan informasi atau penjelasan guru, duduk dengan tenang berada dalam kategori baik. Hasil sesuai dengan keadaan di kelas dimana pada awal pembelajaran sebagaian besar siswa memberikan respon yang baik pada saat guru memberikan motivasi maupun ketika menyampaikan beberapa informasi.
(2) Pada kegiatan fase inti mulai dari fase pengkajian tentang pembelajaran melalui metode latihan terbimbing, mendengarkan kembali informasi tentang penjelasan dari guru dalam pekerjaannya, melakukan kegiatan penyelidikan yang berkaitan dengan materi membuat pengisian formulir melalui metode
7
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X latihan terbimbing, menanyakan hal-hal yang belum dipahami melalui metode latihan terbimbing, menjawab pertanyaan guru yang berkaitan materi yang telah dipelajari, menyimpulkan materi yang telah diberikan, memberi kategori baik, karena selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa menampakan sikap belajar yang baik dan setiap tahap pembelajaran dijalani dengan serius. Secara keseluruhan dari hasil observasi kegiatan siswa menunjukan taraf aktivitas siswa rata-rata masih cukup. Jadi perlu dibenahi lagi terutama di dalam meningkatkan kemampuan siswa mengisi formulir untuk mengkaji tentang pembelajaran melalui metode latihan terbimbing. 2) Aktivitas Guru Berdasarkan data observasi pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru (peneliti) dalam melaksanakan dan mengola pembelajaran tergolong baik sedangkan hasil observasi pada siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperbaiki dan dilakukan dalam proses belajar mengajar adalah: 1. Memaksimalkan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, langkah-langkah yang ditempuh adalah memberikan motivasi selama proses belajar mengajar berlangsung 2. Membimbing siswa dalam mengkaji pembelajaran melalui metode latihan terbimbing pada materi pengisian formulir yang dilakukan siswa dengan baik. 3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengemukakan pendapat karena masih ada beberapa siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengeluarkan pendapatnya 4. Adanya perbedaan daya serap dan tingkat pemahaman materi pembelajaran. 5. Variasi guru mengajar perlu ditingkatkan dalam pemberian tugas 6. Berdasarkan hasil pencapaian persentase ketuntasan belajar siswa dan daya serap secara klasikal yang diperoleh belum mencapai sasaran yang diinginkan sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan, maka dari itu peneliti berkesimpulan perlu dilaksanakan siklus II. 3). Hasil Evaluasi Mengisi Formulir Siklus I
8
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode latihan terbimbing dalam pembelajaran, kegiatan selanjutnya pemberian tes. Bentuk tes yang diberikan adalah essay tes dengan presentase ketuntasan sebagai berikut: - Banyak siswa yang tuntas 11 dari 20 siswa - Presentase ketuntasan klasikal sebesar 55,00%, Dari hasil tes akhir ini pula dapat diidentifikasi soal yang daya serapnya sangat kurang dalam mengisi formulir. Tabel tersebut dilihat/dinilai melalui lembar tes belajar siswa melalui rencana dan skenario pembelajaran dan tes siklus I yang sudah dilampirkan. Adapun analisis hasil tes siklus I ditunjukkan pada Tabel di bawah 4.3: Tabel 1. Analisis Hasil Evaluasi Mengisi Formulir Siklus I NO Aspek Perolehan 1 Skor Tertinggi 2 Skor Terendah 3 Banyaknya siswa yang belum tuntas 4 Banyaknya siswa yang tuntas 5 Presentase ketuntasan klasikal 6 Presentase daya serap klasikal Sumber: SDN No. 1 Oti Kelas VI
Hasil 8 (2 orang) 5 (2 orang) 9 orang 11 orang 55,00% 72,78%
Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan klasikal dibandingkan dengan tes awal hasil belajar yaitu 30,00% menjadi 45,00% setelah diberi tindakan pada siklus I. 4). Refleksi Tindakan Siklus I Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode latihan terbimbing dalam pembelajaran bahasa indonesia untuk hasil pengamatan bila dilihat dari sisi kemampuan siswa dalam belajar, hal ini disebabkan oleh buku paket yang dibagikan hanya diperuntukan satu buku untuk satu kelompok dan tidak ada buku penunjang, kurangnya keberanian siswa untuk bertanya tentang soal yang belum dimengerti. Secara umum hasil penelitian tindakan kelas selama siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Lebih dari 60,00% dari jumlah siswa yang ada
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X mencapai nilai minimal 65,00 keatas berdasarkan hasil tes akhir siklus dan 40,00% dari jumlah siswa yang lain telah mencapai nilai dari 65,00 kebawah. Untuk memantapkan pencapaian hasil penelitian maka peneliti merasa perlu untuk melanjutkan ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pemantauan selama pelaksanaan tindakan
dalam
siklus
I
ditemukan
kelemahan-kelemahan
yang
perlu
direncanakan kembali pada siklus berikutnya. Berikut disajikan kelemahan, analisis penyebab dan rekomendasi perbaikan pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Kelemahan siklus 1, analisis penyebab dan rekomendasi perbaikan NO
Kelemahan
Analisis Penyebab
Rekomendasi Perbaikan Menginformasikan kembali pada siswa tentang materi yang sudah diajarkan
1.
Tujuan pembelajaran yang dicapai oleh siswa belum optimal
Siswa belum terlalu paham tentang materi yang di ajarkan
2.
Pada saat siklus 1, pemberian umpan balik pada metode latihan terbimbing masih belum optimal.
Pengunaan waktu belum di lakukan secara efisien Peneliti mengunakan waktu seefisien mungkin dan di sesuaikan dengan skenario.
Siklus II Penelitian tindakan siklus II dilaksanakan dari tanggal 21 September 2015 dengan bahan kajian mengisi formulir daftar riwayat hidup. Sebagai tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, penelitian dilaksanakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus II meliputi : 1. Perencanaan Berdasarkan refleksi pada siklus I maka dibuat tindakan revisi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I sebagai berikut: 1. Merancang pelaksanaan pembelajaran untuk memaksimalkan kemampuan siswa
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 2. Mengadakan pendekatan dan memberikan motivasi pada siswa untuk lebih berani dalam menyatakan pendapat ataupun mengajukan pertanyaan. 3. Menekankan pada siswa untuk memperhatikan langkah-langkah penyelesaian soal 4. Lebih memperhatikan siswa yang kemampuannya kurang dalam setiap kelompok belajar, memungkinkan adanya keaktifan dan keberanian bertanya kepada guru (peneliti), guna memaksimalkan hasil belajar siswa. Dengan memperhatikan tindakan perbaikan di atas, kemudian disusun rencana tindakan selanjutnya sebagai berikut: 1. Membuat rencana pembelajaran yang sudah dilampirkan 2. Membuat skenario pembelajaran yang terlampir 3. Membuat lembar observasi kegiatan siswa dan guru 4. Mempersiapkan tes hasil belajar siklus II Dalam proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru dan murid dalam pembelajaran dengan metode latihan terbimbing dipantau/diamati oleh dengan mengunakan panduan observasi yang sudah disiapkan seperti pada siklus I. 1) Aktivitas Siswa Seperti halnya pada siklus I, observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh guru bidangstudi sebagai observasi/pengamat. Hasil observasi yang dilakukan pengamat terhadap aktivitas siswa. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa aktivitas siswa sudah tergolong baik dan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini disebabkan karena selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memberikan respon yang positif dan menampakkan perilaku belajar yang baik serta adanya keinginan untuk belajar. Siswa juga nampak lebih aktif dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran dan setiap kelompok siswa menjadi lebih berani didalam mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Pada aspek pengkajian metode latihan terbimbing, pengamat memberi kategori amat baik dengan melihat adanya peningkatan kemampuan dan aktivitas siswa sebagian besar siswa mulai dapat mengamati dan menemukan sendiri setiap unsur konsep dengan bimbingan guru. Hal ini dilatarbelakangi adanya kegiatan
11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X demonstrasi atau percobaan serta penggunaan model pembelajaran yang lebih baik untuk membantu siswa dalam pengkajian konsep pembelajaran. 2) Aktivitas Guru Secara keseluruhan taraf keberhasilan guru dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran dengan meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran pada metode latihan terbimbing dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan guru dalam menerapkan pembelajaran pada metode latihan terbimbing dari siklus I ke siklus II. Keberhasilan ini dampak positif bagi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran. Hasil temuan yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II adalah (1) ketika siswa menyelesaikan soal tes siklus II ditemukan bahwa S1 siswa yang tidak tuntas pada siklus I namun berhasil tuntas pada siklus II, memperoleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar. S1 tidak dapat memberikan jawaban yang lengkap, sedangkan S2 jawaban yang kurang lengkap dengan alasan terburu-buru karena kurang teliti sehingga penyelesaian jawaban soal kurang lengkap, (2) selama kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mengenai tes akhir tindakan menunjukkan bahwa pembelajaran metode latihan terbimbing untuk memaksimalkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa indonesia sudah maksimal. Hal ini dinyatakan dengan hasil wawancara peneliti dengan siswa sebagai informator. Dari hasil tes akhir dapat diidentifikasi soal yang daya serapnya sudah sangat berhasil. Tabel tersebut dilihat/dinilai melalui lembar tes belajar siswa melalui rencana dan skenario pembelajaran dan tes tindakan siklus II yang sudah dilampirkan. Adapun analisis hasil tes siklus I ditunjukkan pada Tabel di bawah: Tabel 3. Analisis Hasil Evaluasi Mengisi Formulir Siklus II NO Aspek Perolehan 1 Skor Tertinggi 2 Skor Terendah 3 Banyaknya siswa yang belum tuntas 4 Banyaknya siswa yang tuntas 5 Presentase ketuntasan klasikal 6 Presentase daya serap klasikal
12
Hasil 9 (2 orang) 6 (2 orang) 4 orang 16 orang 80,00% 82,22%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan klasikal dibandingkan dengan siklus I hasil belajar yaitu 55,00% menjadi 80,00% setelah diberi tindakan pada siklus II. 4). Refleksi Tindakan Siklus II Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II, diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode latihan terbimbing dalam pembelajaran bahasa indonesia dengan materi mengisi formulir sudah meningkat dilihat dari sisi kemampuan siswa dalam belajar, hal ini disebabkan dalam satu kelompok tentang pembelajaran yang dilakukan, dan sudah ada keberanian siswa untuk bertanya tentang soal yang belum dimengerti. Secara umum hasil penelitian tindakan kelas untuk siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan. Lebih dari 60,00% dari jumlah siswa yang ada mencapai nilai minimal 65,00 keatas berdasarkan hasil tes akhir siklus mencapai 80,00% dari jumlah siswa yang lain telah mencapai nilai dari 65,00 ke atas. IV. PEMBAHASAN Penerapan metode latihan terbimbing merupakan metode yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan materi pengisian formulir, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: secara keseluruhan, data hasil analisis observasi terhadap aktivitas siswa dan guru, serta tes untuk mengetahui hasil belajar siswa memahami dan menguasai materi dengan menyelesaikan soal yang ditugaskan tampak terjadi peningkatan pada setiap indikator semua tindakan baik pada siklus I dan siklus II. Persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil tersebut, pada siklus I menunjukkan 58,33% meningkat ke siklus II menjadi 91,67%. Hal ini berarti siswa termotivasi mengikuti pembelajaran. Bentuk motivasi yang diberikan peneliti/guru adalah pemberian tugas berupa latihan, serta latihan menyelesaikan soal pengisian formulir dan membimbing siswa yang kurang aktif untuk menyelesaikan tugas dengan benar. Meskipun pada siklus I 58,33% berarti kriteria yang diperoleh hasil
13
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X analisis aktivitas belum mencapai indikator yang ditetapkan, namun pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat dikatakan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran, rata-rata dalam kategori sangat baik dan sudah mencapai indikator kinerja. Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir. Adapun kekurangan pada siklus I adalah masih banyak siswa yang belum memahami materi yang disampaikan guru sehingga mengurangi hasil belajar. Siswa masih cenderung mengharapkan jawaban dari temannya. Hal ini dapat dilihat pada analisis tes kemampuan siswa, dimana masih terdapat siswa yang memiliki skor penilaian yaitu 50 (lima puluh) atau terdapat 11 orang siswa yang belum tuntas secara individu, serta ketuntasan klasikal belum mencapai indikator. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka rekomendasi yang dilakukan adalah membimbing siswa tentang cara menyelesaikan tugas dengan benar dan meminta siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru. Pelaksanaan KBM menurut observer dalam kategori baik dan sangat baik. Hasil persentase peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran untuk siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 8 dan lampiran 17. Hasil persentase tersebut, pada siklus I 67,86 mengalami peningkatan ke siklus II yaitu 92,86%. Hal ini berarti bahwa guru memberikan yang terbaik untuk peserta didik dan berusaha meningkatkan hasil belajar yang optimal sekaligus meningkatkan kualitas dan prestasi siswa dalam proses belajar. Hasil
ketuntasan
klasikal
yang
dicapai
pada
tes
kemampuan
menyelesaikan soal siklus I sebesar 55% atau terdapat 11 orang siswa yang tuntas dari 20 jumlah siswa. persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ini menunjukkan belum mencapai indikator keberhasilan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 75%. Sehingga dilanjutkan penelitian pada tahap selanjutnya (siklus II) dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai yang sangat rendah. Hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada siklus I. peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir. Maka terjadi peningkatan hasil yang signifikan, dimana ketuntasan belajar klasikal mencapai 80% atau terdapat
14
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 16 orang siswa yang tuntas dari 20 orang siswa yang mengikuti tes. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kemampuan siswa menyelesaikan soal rata-rata dalam kategori sangat baik. Penerapan metode latihan dalam pembelajaran bahasa indonesia, siswa dilatih untuk memahami materi, menyelesaikan soal, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain bermanfaat bagi siswa, juga dapat meningkatkan kompetensi guru, mengembangkan keterampilan, memberikan motivasi untuk menampilkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan mengisi formulir di kelas VI SDN No. 1 Oti. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I menunjukkan aktivitas guru memperoleh skor nilai 19 dan persentase nilai rata-rata 67,86% dikategorikan cukup baik. Pada aktivitas siswa diperoleh jumlah skor 21 dengan persentase nilai rata-rata 58,33%. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu aktivitas guru mencapai skor 33 dan persentase nilai rata-rata 91,67% dengan dikategorikan sangat baik. Ini disebabkan bahwa siswa termotivasi mengikuti pembelajaran, bentuk motivasi yang diberikan peneliti/guru berupa pemberian tugas, latihan menyelesaikan soal dalam mengisi formulir dan membimbing siswa yang kurang aktif untuk menyelesaikan tugas dengan benar. Pada aktivitas siswa diperoleh jumlah skor 33 dengan persentase nilai rata-rata 91,67%. Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan presentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 55% kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80%, dan ketuntasan daya serap individual untuk siklus I sebesar 72,78% juga mengalami peningkatan kesiklus II menjadi 82,22%. Saran bagi pembaca Peneliti menyarankan agar Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan maka peneliti menyarankan yaitu 1) memilih materi yang sesuai untuk pembelajaran dengan metode latihan terbimbing, karena tidak semua materi cocok menggunakan metode pembelajaran.
15
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X 2) memperbanyak latihan dalam mengisi formulir yang ada. 3) menciptakan suasana yang menyenangkan, demokratis semangat belajar di kelas..
DAFTAR PUSTAKA Asrori, Muhammad. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Depdiknas, 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Djamarah 2002. Metode Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Edi Warsidi. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Kasbolah, S. 1990. Model Pembelajaran, Bahan Ajar, dan Penilaian. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Badan Peneliti dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Krestini, 2005. Metode Latihan Pembelajaran Malang : PT Musi Perkasa. Mugiarso. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sumiati. (2008). Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Halija
NIM
: A 471 10 960
Program Studi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
16
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 9 ISSN 2354-614X Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa artikel ilmiah yang saya tulis ini benar-benar adalah hasil karya saya sendiri, bukan karena pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan artikel ilmiah ini hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan sendiri.
Palu,
November 2015
Yang membuat pernyataan
HALIJA
17