PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V MI TA’LIM MUBTADI I KOTA TANGERANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
BETI SETIOWATI NIM : 1811018300083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V MI TA'LIM MUBTADI I KOTA TANGERANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi syarat Mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Beti Setiowati NIM: 1811018300083
Pembimbing
Drs. H.Nurrochim, M.M NIP: 19590715198403
JURUSAN PROGRAM STUDI PGMI DUAL MODE FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (DIN) SYARIF illDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Beti Setiowati, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas V MI Ta’limMubtadi I Cipondoh Kota Tangerang. Berdasarkan masalah mengenai rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, mendorong penulis untuk melakukan penelitian bagaimana upaya guru dalam meningkatkan motivasi dan gairah belajar IPS siswa di MI Talim Mubtadi I. Adapun penelitian ini bertujuan untuk : 1). Menumbuhkan motivasi belajar IPS siswa, 2). Untuk mengadakan perubahan pembelajaran dengan metode yang bervariasi, 3). Metode diskusi diduga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas(PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilaksanakan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran diskusi sebagai praktik dari ketrampilan berbicara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus/pertemuan yang telah dilakukan. Meningkatnya motivasi dan gairah belajar siswa mengiringi peningkatan hasil belajar IPS siswa, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata hasil tes di akhir setiap siklus, yaitudari 60,74 padasiklus I, menjadi 77,00 padasiklus II, dan 100% seluruh siswa telah mencapai KKM.
Penulis
iv
KATA PENGANTAR Tiada Kata dan bahasa yang pantas terucapkan selain rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan untuk-Mu, karena Engkau telah memberikan hambaMu ini nikmat sehat, kemudahan pemahaman, dan rasa sabar yang tiada terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Di KelasV MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang”. Sholawat dan salam semoga tercurahkan pada seorang yang telah membawa kedamaian di dunia, penerang umat di suluruh alam, yang selalu menunjukkan jalan yang benar, nabi besar Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabat setianya, dan taklupa kepada seluruh umatnya semoga kelak dihari yang telah ditentukan semua mendapat syafaatnya. Dengan terselesainya skripsi yang sederhana ini, semoga dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan skripsi tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami, baik dalam pengaturan waktu, pengumpulan bahan, dan sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati, doa, kerja keras dan ketekunan serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, maka segala kesulitan dapat teratasi dengan baik, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu seyogyanya penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Dr. Nurlena M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulloh. 2. DR. Fauzan. M.A. selaku Ka Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 3. Dindin Ridwanudin M.Md selaku Ka Pengelola Program Dual Mode System. 4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah, khususnya dosen–dosen PGMI yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingannya selama mengikuti perkuliahan. v
5. Drs. Komaruddin selaku Kepala MI Ta’limMubtadi, terim akasih atas dukungannya 6. Suamiku tercinta yang selalu mendukung dan mengantarku kuliah, terima kasih atas perhatiannya padaku. 7. Anakku (BayuArdiansyah), terima kasih atas pengertiannya karena selama ini tidak ada waktu untuk berlibur. 8. Kedua orang tuaku yang takhenti-hentinya mendoakanku demi meraih sukses ini, terima kasih atas doa dan perhatiannya padaku. 9. Teman-teman seperjuangan PG MI Dual Mode System, terima kasih atas bantuan, saran, dan segalanya dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada sanggup rasanya penulis membalas budi dan jasa mereka, hanya doa yang terpanjatkan semoga segala perhatian, motivasi, inspirasi, dan semua bantuannya dibalas oleh Allah SWT sebagai amal kebaikan amin. Akhirnya dengan kepala tertunduk, penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah SWT Yang Maha Sempurna dan Maha Segala-Nya. Karena itulah saran dan kritik dari semua pihak, penulis harapkan agar terciptanya suatu energi yang nantinya akan membuat pemikiran ini dapat lebih disempurnakan di masa yang akan datang, amin. Wassalam
Tangerang, September 2014
Penulis
vi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
JadwalPelaksanaanPenelitian …………………………………
22
Tabel 3.2
BaganSiklusPenelitianTindakanKelas ………………………..
23
Tabel 3.3
Kisi-kisiObservasiDiskusiKelompoksiswa …………………..
27
Tabel 3.4
Kisi-kisiObservasiAktivitas Guru ……………………………..
27
Tabel 4.1
RekapHasilDiskusiKelompokSiklus I pertemuanke I ……….
35
Tabel 4.2
RekapHasilDiskusiKelompokSiklus I Pertemuanke 2 ……….
36
Tabel 4.3
AktivitasGuru Siklus I ...............................................................
37
Tabel 4.4
RekapHasilBelajarSebelumdanSesudahtindakanSiklus I ……..
39
Tabel 4.5
RekapHasilDiskusiKelompokSiklus II Pertemuanke 3 ………
44
Tabel 4.6
RekapHasilDiskusiKelompokSiklus II Pertemuanke 4 ………
45
Tabel 4.7
Aktivitas Guru SiklusII ………………………………………
46
Tabel 4.8
NilaiPeningkatanAktivitasGuru ……………………………..
47
Tabel 4.9
RekapHasilBelajarSiswaSiklus II……………………………..
48
Tabel 4.10 PerbandinganHasilBelajarSiswaSiklus I danSiklus II ………..
50
Tabel 4.11 NilaiPeningkatanDiskusiKelompoksetiapSiklus ………………
52
Tabel 4.12 Perbandingan Post tesSiklus IdanPost testSiklus II …………..
53
Tabel 4.13 Data NilaiSiswasetiapSiklus …………………………………...
58
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I RencanaPelaksanaanPembelajaran ………………………….
66
Lampiran 2 PedomanWawancara .………………………………………
87
Lampiran 3 Soal Pre TesdanPosTesSiklus I ……………………………
89
Lampiran 4 Soal Pre tes dan Post Tes Siklus II ............................................
91
Lampiran 5 Lembar Tes Formatif Akhir Siklus ............................................
93
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Suasana Kegiatan Pembelajaran Siklus I Gambar 2. Suasana diskusi kelompok Pada Siklus I Gambar 3. Seorang siswa sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Gambar 4. Suasana Pembelajaran. Gambar 5. Suasana Pembelajaran Pada Siklus II. Gambar 6. Suasana kegiatan pembelajaran Gambar 7. Suasana diskusi Kelompok. Gambar 8. Salah seorang siswa/siswi mempresentasikan hasil diskusinya Gambar 9. Siswa memasang kalimat yang sesuai. Gambar 10. Siswa memilih kalimat yang sesuai dengan petunjuk di papantulis.
ix
DAFTAR ISI Lembar Persetujuan Pembimbing ………………………………………………
i
Lembar Pengesahan Pembimbig ……………………………………………….
ii
Lembar Pernyataan karya Ilmiah ……………………………………………… iii Abstrak ………………………………………………………………………… iv Kata Pengantar …………………………………………………………………
v
Daftar Tabel …………………………………………………………………… vii Daftar Lampiran ………………………………………………………………. viii Daftar Gambar ………………………………………………………………… ix Daftar Isi ……………………………………………………………………….
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………
2
C. Pembatasan Masalah …………………………………………………… 3 D. Perumusan Masalah ……………………………………………………. 3 E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 3 F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………..
3
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teori dan Fokus yang diteliti 1. Hasil Belajar
2
a. Pengertian Hasil Belajar ……………………………………….
4
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …………….
4
c. Tipe Belajar Peserta Didik ……………………………………
6
d. Tujuan Belajar …………………………………………………
9
Metode Diskusi a. Pengertian Metode Diskusi …………………………………… 10 b. Kelebihan atau Kebaikan Metode Diskusi ……………………. 12 c. Kelemahan atau kekurangan Metode Diskusi ………………… 13 d. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi ………………………… 14
x
3
e. Jenis-Jenis Diskusi …………………………………………..
14
f. Langkah-Langkah Melaksanakan Diskusi …………………..
15
Pendidikan IPS a. Pengertian Pendidikan IPS
………………………………
b. Tujuan Pembelajaran IPS …………………………………….
17 18
c. Karakteristik Pembelajaran IPS ……………………………… 18 B. Penelitian Terdahulu………………………………………………….. 19 C. Pengajuan Hipotesis ………………………………………………....... 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………
22
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ……………….
23
C. Subyek Penelitian …………………………………………………...
24
D. Perandan Posisi Peneliti dalam Penelitian ………………………....
24
E. Tahapan Intervensi Tindakan ……………………………………….
24
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ………………………...
25
G. Data dan Sumber Data ………………………………………………
25
H. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………….
26
I. Tekhnik Pengumpulan Data …………………………………………
26
J. Tekhnik analisis Data dan Intervensi Data ………………………….
29
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ……………………………………………………….
31
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I …………………………………..
32
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II …………………………………
41
B. Analisis Data ………………………………………………………..
52
1. Hasil Pengamatan (Observasi) …………………………………..
52
2. Wawancara ……………………………………………………….
56
3. Dokumentasi …………………………………………………….
57
C. Pembahasan dan Hasil Temuan Data ………………………………..
57
1. Intervensi Hasil Analisis ………………………………………...
57
2. Kekurangan pada Metode Diskusi ……………………………....
58
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………………….
59
B. Saran ………………………………………………………………...
59
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR UJI REFERENSI LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP SURAT IZIN PENELITIAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena tingkat kemajuan suatu bangsa adalah dalam bidang pendidikan. Di Indonesia sendiri yang sekarang masih dalam taraf pembangunan, bidang pendidikan merupakan salah satu tujuan utama pemerintah, karena melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia meningkat. Apabila sumber daya manusia meningkat maka diharapkan dapat turut menyumbangkan tenaga dan pikiran ditanah air tercinta ini. Pemerintah sudah berusaha untuk mewujudkan dunia pendidikan di Indonesia dengan
memberikan perhatian
khusus. Hal ini dilakukan karena pendidikan merupakan ujung tombak untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas disegala bidang kehidupan yang membawa kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pendidikan juga merupakan sarana utama dalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik melalui pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan informal di rumah. Tanpa adanya pendidikan formal dan informal akan sulit untuk mancetak kualitas sumber daya manusia yang baik, yang dapat menentukan masa depan bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas atau mutu sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan anak selain lingkungan sekolah adalah lingkungan masyarakat dan keluarga. Tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam- macam, ada yang cepat, ada yang sedang, ada juga yang lambat. Faktor intelegensi juga mempengaruhi daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap materi pelajaran yang
1
2
diberikan menghendaki
adanya pembelajaran
yang bervariasi,
sehingga
penguasaan materi dapat terpenuhi. Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode metode dari sekian banyak metode yang telah diketahui sebelum ia menyampaikan meteri pengajaran. Memberi bekal kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang
lebih
tinggi.
Pola
pembelajaran
IPS
menekankan
pembelajarannya bukan sebatas pada upaya menjejali siswa dengan konsep yang
bersifat
mampu
hafalan
belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka
menjadikan apa yang telah dipelajarinya
memahami dan ikut serta dalam
menjalani kehidupan
sebagai
bekal dalam
masyarakatnya, serta
sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki/mengadakan inovasi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Dengan harapan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa dapat lebih tekun, giat dan konsentrasi lagi dalam pembelajaran. Apalagi dalam metode diskusi ini banyak macamnya yang bisa digunakan secara bergantian disesuaikan dengan materi pembelajaran IPS
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditemukan beberapa masalah diantaranya 1. Rendahnya nilai mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang yaitu di bawah KKM (65). 2. Metode yang digunakan berpusat pada guru 3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang
3
C. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam skripsi ini tidak terlalu meluas, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas didalamnya yaitu : Bagaimana peningkatan hasil belajar melalui metode diskusi jenis diskusi kelompok kecil yaitu pada Standar Kompetensi Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh KotaTangerang
D. Perumusam Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah: Bagaimana motivasi belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajran IPS di MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang ?
E. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh motivasi belajar dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran IPS dalam kaitannya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tentang peningkatan motivasi belajar melalui metode diskusi dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V adalah: 1. Bagi siswa metode diskusi ini diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, bermakna dan menyenangkan. 2. Sebagai masukan bagi guru agar dapat memilih cara yang tepat dalam memotivasi siswa belajar, sehingga mereka dapat mencapai prestasi yang diharapkan. 3. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam rangka memecahkan kesulitan belajar yang dialami siswa.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori dan Fokus yang diteliti 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Sebagaimana yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik bahwa, ”hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan”. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.1 Agus Supriyono mengungkapkan bahwa, ”hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian-pengertian,
sikap-sikap,
apresiasi
dan
keterampilan”. Gagne menjelaskan hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengalaman dalam bahasa baik lisan maupun tulisan. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif. 4) Keterampilan motorik yaitu melakukan serangkaian gerak jasmani. 5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menoleh objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.2 Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. 1
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), Cet.7, h.155. 2 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009), Cet. II, h. 6
4
5
a) Ranah kognitif Meliputi: C1 mengingat, C2 memahami, C3 mengaplikasi, C4 menganalisa, C5 mengevaluasi dan C6 mencipta. b) Ranah afektif Meliputi:
A1
menerima,
A2
merespon,
A3
menghargai,
A4
mengorganisasikan, dan A5 karakteristik menurut nilai. c) Ranah psikomotor Meliputi: P1 meniru, P2 manipulasi, P3 presisi, P4 artikulasi, dan P5 naturalisasi.3 Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk penilaian proses dan hasil belajar.4 Sebelum melakukan penilaian guru harus mengevaluasi terlebih dahulu dari setiap proses pembelajaran, karena evaluasi merupakan suatu proses yang sistimatis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. 5 Dari beberapa pendapat para ahli, penulis mengambil kesimpulan mengenai hasil belajar. Hasil belajar adalah suatu tujuan dalam pembelajaran dimana di dalamnya terdapat beberapa aspek yang terkandung atau dinilai didalamnya. Aspek-aspek tersebut adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek ini sifatnya komprehensif dan tidak secara pragmentis atau terpisah.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung kepada
3
Ibid, h. 7 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.1, h. 1 5 Ibid, h. 5 4
6
apa yang telah diketahui tentang pembelajaran konsep–konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.6 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar tersebut adalah : 1. Faktor Endogen (Faktor yang datang dari dalam diri) 2. Faktor Eksogen (Faktor yang datang dari luar diri)7 1.
Faktor Endogen yang mempengaruhinya antara lain : minat belajar, kesehatan
perhatian, dan ketenangan jiwa diwaktu belajar, motivasi, kegairahan diri, citacita, kebugaran jasmani, dan kepekaan panca indra dalam belajar. 2. Faktor Eksogen yang mempengaruhinya antara lain : keadaan lingkungan be lajar (suasana kelas), cuaca, lokasi sekolah, interaksi sosial dengan teman sebangku, dan interaksi sosial siswa dengan guru. Semua faktor endogen dan eksogen itu memerlukan perhatian dari pendidik dan guru yang sedang meletakkan sendi-sendi pendidikan secara mendasar. Bila ada permasalahan yang perlu dicarikan pemecahannya, guru tidak boleh membiarkan atau tidak peduli menghadapi permasalahn mereka.8
c. Tipe Belajar Peserta Didik Mengetahui berbagai tipe belajar siswa adalah hal yang sangat penting bagi setiap guru, sehingga dapat digunakan sebagai modal dasar untuk membimbing mereka, dan dalam memilih metode mengajar yang tepat, termasuk penggunaan media pengajarannya. Karakteristik atau tipe belajar peserta didik yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : (1) Tipe peserta didik yang visual (2) Tipe peserta didik yang auditif (3) Tipe peserta didik yang taktil (4) Tipe peserta didik yang olfaktoris (5) Tipe peserta didik yang gustatif 6
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.1,h 127 7 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet.4, h. 99 8 Ibid.
7
(6) Tipe peserta didik yang campuran (kombinatif)9 1. Tipe peserta didik yang visual Tipe belajar peserta didik yang visual ini adalah mereka yang mengandalkan aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang dilihatnya. Di sini yang memegang peranan penting dalam cara belajarnya adalah mata atau penglihatan (visual). Bila pendidik kurang mengaktifkan alat indra matanya, maka siswa yang demikian ini tidak akan berhasil dalam proses belajar. Oleh karena itu media dan alat peragalah yang sangat penting untuk membantunya dalam proses belajar10.
2. Tipe peserta didik yang auditif Siswa yang bertipe ini mengandalkan kesuksesan belajarnya kepada alat pendengarannya yaitu telinga. Ucapan guru yang jelas dan terang dengan intonasi yang tepat akan segera diserapnya dan materi tersebut akan menjadi bagian dari dirinya. Oleh karena itu kepada pendidik dituntut untuk dapat memeriksa alat pendengaran siswa secara berkala. Agar jangan sampai ada seorang siswa yang pendengarannya kurang berfungsi. Bagi guru yang arif dapat melihat siswa yang bersangkutan lewat reaksinya ketika mendengar ucapan gurunya. Kalau ada siswa yang menggunakan telapak tagannya ke telinga untuk membantu jelasnya penerimaan suara. Hal ini merupakan pertanda bahwa ia perlu mendapat perhatian gurunya. Atau yang bersngkutan akan menampakkan kepalanya secara khusus ketika mendengar sajian lisan dari gurunya. 3. Tipe peserta didik yang taktil Taktil berarti rabaan atau sentuhan. Peserta didik yang bertipe taktil adalah siswa yang mengandalkan pendididkan melalui alat peraba yaitu tangan dan kulit atau bagian luar tubuh. Melalui alat rabanya ini ia sangat cekatan mempraktekkan hasil pendidikan yang diterimanya. Misalnya bila ia diinta mengatur ruang ibadah (membentangkan tikar sholat), menentukan buah9
Ibid, h.101 Ibid,h. 101-103
10
8
buahan yang busuk atau rusak, walaupun ia tak melihatnya secara baik. Tapi dengan sentuhan tangannya ia segera dapat mengetahui benda yang dirabanya.
4. Tipe peserta didik yang olfaktoris Tipe peserta didik yang satu ini adalah siswa yang mudah mengikuti pelajaran dengan menggunakan alat indra penciuman.Bila ada materi pelajaran yang menggunakan penciuman seperti bau cair/cairan, ia akan cepat sekali bereaksi dibandingkan dengan temannya yang tidak bertipe seperti ini. Tipe peserta didik yang ini juga akan cepat menyesuaikan diri dengan suasana bau lingkungan. Peserta didik yang demikian akan baik sekali apabila bekerja dilingkungan laboratorium yang menggunakan materi bau-bauan.
5. Tipe peserta didik yang gustative Peserta didik yang bertipe ini adalah mereka yang mencirikan belajarnya lebih
mengandalakn
kecapan
lidah.
Karena
gustative/gestation
artinya
kemampuan mencicipi. Mereka akan lebih cepat memahami apa yang dipelajarinya melalui indra kecapnya untuk mengetahui berbagai macam rasa (asam, manis, pahit, dan lain-lain).
6. Tipe peserta didik yang campuran (kombinatif). Peserta didik yang bertipe ini dalam hal kefungsionalan alat indranya adalah yang terbanyak di dalam kelas. Artinya seorang peserta didik dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat indranya. Ia dapat nenggunakan mata dan telinganya sekaligus dalam belajar. Maka peserta didik yang demikian ini akan memudahkan bagi pendidik dalam menyampaikan pelajarannya. Diantara keenam tipe belajar tersebut, ada pula tipe lainnya yaitu peserta didik yang bertipe senang belajar sendiri dan belajar berkelompok. Mereka yang tergolong tipe belajar kelompok, lebih berhasil belajar bila dibantu dengan suasana berkelompok dengan sejumlah temannya. Sedangkan mereka yang tergolong tipe belajar sendiri, adalah mereka yang sukses dalam belajar bila
9
pelajaran yang telah diperolehnya di sekolah ditelaah kembali di rumah atau di ruang khusus. Mereka yang bertipe ini lebih menyenangi tempat belajar yang jauh dari keributan.
d. Tujuan Belajar Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar itu sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan
saling
mempengaruhi.
Komponen-komponen
itu
misalnya:
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Dengan demikian, secara umum tujuan belajar ada tiga jenis yaitu:”(1) Untuk mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan keterampilan, (3) pembentukan sikap”.11 1. Untuk mendapatkan pengetahuan Kepemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidaka dapat mengembangkan kemampuan bepikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih utama. 2. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan, yaitu keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati, sehingga akan
menitik beratkan pada keterampilan gerak/penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah keterampilan yang 11
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press 2011), Cet. 19, h. 26-28.
10
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, dan keterampilan berpkir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3. Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir siswa dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, dan ditiru semua perilakunya oleh peserta didik. Dari proses observasi siswa mugkin juga akan meniru perilaku gurunya, sehingga diharapkan terjadi proses yang dapat menumbuhkan penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan. Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan penanaman sikap mental/nlai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
2. Metode Diskusi a. Pengertian Metode Diskusi Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metodemetode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli, sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hal ini bukanlah suatu yang aneh, tapi nyata, dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
11
Metode adalah” cara-cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.”12 Hal ini berlaku bagi guru dan maupun siswa. Makin baik metode mengajar, makin baik pula pencapaian tujuan. Diskusi adalah”percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide, serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari kebenaran”13. Jadi metode diskusi dalam proses belajar dan mengajar adalah” metode mengemukakan pendapat dalam musyawarah untuk mufakat”14. Metode secara harfiah adalah“cara”, sedangkan secara umum adalah” cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistimatis”.15 Sedangkan metode diskusi adalah” metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving)”16. Metode ini lazim disebut juga sebagai metode diskusi kelompok dan resitase (keputusan) bersama. Aplikasi metode diskusi biasanya melibatkan seluruh siswa atau sejumlah siswa tertentu yang diatur dalam bentuk kelompok-kelompok. Tujuan penggunaan metode diskusi ialah untuk memotivasi (mendorong) dan memberi stimulasi (memberi rangsangan) kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam (reflective thinking). Metode diskusi merupakan” interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali informasi, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Berbagai pendekatan yang dipergunakan
dalam
pembelajaran
harus
dijabarkan
ke
dalam
metode
17
pembelajaran yang bersifat prosedural” . Metode diskusi juga merupakan” salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing12
Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : depag RI dan UT, 1997), Cet. 6,h. 145 Ibid, h. 150 14 Ibid, h. 151 15 Muhibbin Syah, op.cit. h.198 16 Ibid, h.202 17 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), cet. 7, h.69 13
12
masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing menghilangkan perasaan subjektivitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikir dan pertimbangan akal yang semestinya”.18 Ada juga yang berpendapat bahwa,” metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama”.19 Namun demikian diskusi tidak sama dengan debat,” diskusi adalah suatu kegiatan
kelompok
dalam
memecahkan
masalah
untuk
mengambil
kesimpulan”.20Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat ditrima oleh anggota dalam kelompoknya. Metode diskusi adalah satu dari sekian cara yang paling berharga dalam daftar strategi yang dimiliki seorang pengajar. Sering kali guru merasa bahwa ia harus menggunakan metode ceramah karena diskusi tidak mungkin dilakukan. Metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatiakan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prisip-prinsip KBM.
b. Kelebihan atau Kebaikan Metode Diskusi Seperti juga metode-metode yang lain, metode diskusi juga mempunyai kebaikan-kebaikan, antara lain adalah: 1. Suasana kelas menjadi lebih hidup, sebab murid-murid mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Sehingga partisipasi murid dalam metode ini lebih baik.
18
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : Rosdakarya, 2012), Cet.9, h. 141 19 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet.1, h.99 20 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. 2, h.57
13
2. Murid-murid dilatih berpikir kritis untuk mempertimbangkan pendapat teman-temannya. Kemudian menentukan sikap, menerima, menolak, atau tidak berpendapat sama sekali. 3. Dapat menaikan prestasi kepribadian individual, seperti toleransi, demokratis, kritis, dan berpkir sistimatis. 4. Berguna untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam alam demokrasi sekarang ini. 5. Merumakan latihan untuk mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam musyawarah.21 c. Kelemahan atau kekurangan Metode Diskusi Di samping kebaikan-kebaikan yang telah dikemukakan diatas, metode diskusi juga tidak lepas dari kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah: 1. Diskusi biasanya dikuasai oleh murid yang gemar bicara. 2. Bagi murid yang tidak aktif ada kecenderungan untuk melepaskan tanggung jawab. 3. Banyak waktu terpakai, tapi hasilnya kadang-kadang tidak seperti yang diharapkan. 4. Sukar digunakan ditingkat rendah pada sekolah dasar, tetapi bukannya tidak mungkin bisa.22 Ada beberapa cara yang dapat diupayakan untuk mengatasi kelemahan metode diskusi, antara lain: 1. Dalam menggunakan metode diskusi perhatikan juga taraf kemampuan siswa dan tingkat kesukaran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dipimpin langsung oleh guru. 2. Kalau kepemimpinan diskusi diberikan langsung kepada murid, hendaklah diatur secara bergiliran 3. Guru tidak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada murid, perlu bimbingan dan control 4. Guru mengusahakan seluruh siswa ikut berpartisipaasi dalam diskusi 5. Diusahakan supaya siswa mendapat giliran berbicara dan siswa yang lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya. 23
21
Mansyur, op.cit., h.151 Ibid. 23 Ibid, h. 152 22
14
d. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi Tujuan dari penggunaan metode diskusi adalah untuk memotivasi (mendorong) dan memberi stimulasi (rangsangan) kepada siswa agar berpikir dan meng-ekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri. Sedangkan tujuan utama metode diskusi adalah” untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan”.24
e. Jenis-Jenis Diskusi Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah:25 1. Diskusi Kelas Diskusi kelas atau diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah :(1) guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis dan lain-lain, (2) sumber masalah ( guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit, (3) siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator, (4) Sumber masalah memberi tanggapan, (5) moderator menyimpulkan hasil diskusi. 2. Diskusi Kelompok Kecil Diskusi ini dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelompokkelompok, jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaanya dimulai dengan guru menyampaikan permasalahan secara umum, kemudian masalah itu dibagi-bagi ke dalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2011), Cet.8, h.154 25 Ibid, h.157
15
3. Simposium Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahliannya. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Diskusi Panel Diskusi panel adalah pemhasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dri 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh karena itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa ditugaskan untuk merumuskan hasil pembahsan dalam diskusi.
f. Langkah-Langkah Melaksanakan Diskusi Agar pelaksanaan diskusi berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:26 1. Langkah Persiapan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya adalah: a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum, maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti difahami oleh setiap siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan diskusi. b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang pas.
26
Ibid, h 158
16
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditemukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang aktual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran yang sesuai bidang studi yang diajarkan. d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tekhis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan. 2. Pelaksanan Diskusi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah: a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi. b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusiyang akan dilaksanakan. c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tdak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain-lain. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya. e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus. 3. Menutup Diskusi Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal berikut: a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi. b) Me-review jalanya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.27 Dalam melaksanakan diskusi sebagai metode mengajar perlu diketahui bahwa diskusi itu akan menimbulkan nilai-niali positif yang berbeda-beda.Diskusi yang diselenggarakan di sekolah dasar berbeda dengan diskusi yang dilaksanakan di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Yang penting adalah apakah setiap
27
Ibid, h. 159
17
anak sudah dapat dan mau mengemukakan pendapatnya, apakah setiap anak sudah dapat menjaga dan mematuhi etika dalam berbicara dan sebagainya.
3. Pendidikan IPS a. Pengertian Pendidikan IPS Pembelajaran IPS sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting karena diharapkan akan mampu membentuk siswa memiliki kemampuan berfikir matang, melatih sikap dan ketrampilan sosial sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat, untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan sosial serta dapat mewarisi budaya bangsanya. Karena banyak asfek kehidupan sosial yang harus dihadapi, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan prinsisp belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pikiran dan perasaan), dan sosial. Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komonitas akademik, dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar (SD) dan menengah (SMP). Mata pelajaran IPS merupakan
sebuah
mata pelajaran integrasi (terpadu)
dari mata pelajaran
Sejarah, Geografi, Ekonomi, serta mata pelajaran sosial lainnya, dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.”28 Pengertian IPS di tingkat SD, SMP, dan SMA mempunyai perbedaan makna. Pengertian IPS di persekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini dapat pula didefinisikan dari perbedaan pendekatan
yang
diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut”29. 28
Sapriya, Pendidikan IPS, ( Bandung : Laboratorium PKn UPI, 2008), h.6 Sapriya, Susilawati, dan Sadjaruddin, Konsep Dasar IPS,(Bandung : UPI Pres, 2006), Cet.1,h.7
29
18
b. Tujuan Pembelajaran IPS Tujuan dari utama dari pembelajaran IPS adalah” untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang
terjadi
dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap maslah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-progam IPS di sekolah diorganisasikan dengan baik”.30
c. Karakteristik Pembelajaran IPS Karakteristik mata pelajran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. IPS merupakan integritasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya Rumusan IPS berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalaui pendekatan interdisipliner. Mata pelajaran IPS memiliki karakterstik antara lain: 1) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama. 2) SK dan KD IPS berasal dari sruktur keilmuan geografi, sejarah, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu. 3) SK dan KD IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidispiliner. 4) SK dan KD IPS juga dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolaha lingkungan, sturktur, proses, dan
masalah sosial serta
upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan”31. 30 31
Trianto, Model Pembelajran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), Cet. 2, h. 176 Ibid, h.175
19
B. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa, metode diskusi dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, meningkatkan
prestasi
belajar,
meningkatkan
hubungan
antar
teman,
meningkatkan pemahaman materi pelajaran dan menjadi penentu keefektifan pembelajaran. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah: 1. Ratna Dewi Rahman dalam penelitian: “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN I Prambon Sidoarjo.”Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran agama islam di SMPN I Prambon ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya siswa kelas VIIA. Respon siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan metode diskusi sangat antusias dan bersemangat. Adapun bentuk motivasi yang digunakan oleh guru PAI untuk mempertahankan minat para peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan adalah dengan cara memberi angka atau pujian”32. 2. Marzuki dalam penelitian:” Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok.”Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Dari sekian banyak metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa lebih baik digunakan metode diskusi kelompok, khususnya untuk materi yang membutuhkan pengetahuan konsep, sehingga sesama siswa mampu memecahkan masalah33. 3. Nur Alina Rakhmawati dalam penelitian:”Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Metode Diskusi Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bentuk Pangkat dan Akar Kelas X Semester I SMAN I Karang Anyar Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjakkan bahwa
32 Ratna Dewi Rahman, “Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN I Prambon Sidoarjo.” 33 Marzuki, Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok”.
20
meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar yang semula pada siklus I didapat prosentase sebesar 61,88%, dengan kualifikasi penilaian sedang dan pada siklus II meningkat menjadi 75,13% dengan kualifikasi penilaian tinggi34. Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya motivasi belajar menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan belajar dan gairah belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta kerampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupnnya di masyarakat.
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dalam kegiatan pembelajaran
diperlukan
adanya
keterpaduan
antara
komponen
dalam
pembelajaran. Untuk itu penulis mengajukan hipotesis tindakan, bahwa “Akan ada peningkatan motivasi belajar jika menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang.
34
Nur Alina Rahmawati,”Penerapan Model Pembelajaran Quantum Theaching Dengan Metode Diskusi Berbantuan Lembar Kerja Siswa(LKS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada ateri Bentuk Pangkat dan Akar Kelas X Semester I SMAN I Karanganyar Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
Dalam istilah aslinya, Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor penyebabnya adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan kompetensi profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa1. Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari asfek interaksinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukannya menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif2. Dalam tataran ilmiah, penelitian tindakan kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena, setelah meneliti kegiatannya sendiri di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri, guru dapat memperoleh umpan balik yamg sistimatik mengenai kegiatan yang selama ini dilakukan dalam proses pembelajaran. Barangkali selama ini guru hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara rutin saja tanpa tahu apakah kegiatan yang dilakukannya itu berkualitas dan efektif atau tidak. Dimana letak kelemahan-kelemahan kegiatan yang selama ini dilakukan juga tidak diketahui dengan jelas. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, guru secara perlahan dapat membuktikan dan mengevaluasi apakah suatu teori pembelajaran atau suatu metode pembelajaran yang secara teoritis dikatakan bagus, juga dapat diterapkan dengan baik di kelas, dan apakah dapat meningkatkan efektifitas hasil 1 2
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Wacana Prima,2009), Cet.1,h.4 Ibid.
21
22
belajar siswa. Jika suatu teori pembelajaran atau metode pembelajaran tenyata tidak cocok dengan kondisi kelasnya, maka melalui penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengadaptasi teori tersebut sesuai dengan kondisi kelas yang dikelolanya dalm proses pembelajaran. Dengan cara demikian, kepentingan proses dan atau roduk pembelajaran yang lebih efektifik, optimal, dan fungsional akan semakin dapat diciptakan dan di capai3.
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2013-2014. 2. Waktu Penelitian Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah mulai bulan April sampai dengan Mei 2014, yang secara keseluruhan dimulai dari mengamati permasalahan, kemudian mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah, mengutip pendapat para ahli yang relevan dengan permasalahan di atas serta mengembangkan teori-teori tersebut. Berikut adalah rincian jadwal penelitian secara keseluruhan. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian N O 1 2 3 4 5
3
Kegiatan Proposal Skripsi Persiapan Penelitian Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data
Ibid.
Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x x x x x x x x x x x x x x x x x
23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research, menurut Didik Komaidi dan Wahyu Wijayanti,” PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran”.4 Dengan menggunakan PTK diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran semakin meningkat kwalitasya. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan beberapa siklus. Yang dimaksud dengan siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula, dimana tiap-tiap siklus tediri dari 4 tahapan, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan Reflaksi Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis & Mc. Taggart, seperti pada gambar di bawah ini5. Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Permasalahan siklus I
Perencanaan tindakan 1
.
Pelaksanaan tindakan I Siklus 1
Permasalahan baru hasil refleksi siklus I
Refleksi 1
Pengamatan/ Pengumpulan data 1
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II Siklus II
Refleksi II
4
Pengamatan/ Pengumpulan data II
Didik Komaidi dan Wahyu Wijayanti, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : Sabda Media, 2011), Cet. 1, h. 46 5 Ibid, h. 56
24
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang, yang berjumlah 27 orang, terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 17 orang, dan siswa perempuan 10 orang, dengan latar belakang kemampuan akademik dan sosial ekonomi yang berbeda-beda. Tepatnya dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan pokok bahasan Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti disini bukan hanya sebagai peneliti, namun terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sekaligus memperbaiki kondisi belajar, menangani permasalahan yang muncul dalam pembelajaran serta mencari alternatif permasalahan. Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana utama. Maksud dari pelaksana utama adalah tingkat keikutsertaan peneliti dikatagorikan pada peran aktif peneliti sebagai pelaksana tunggal proses pembelajaran atau tindakan. Peneliti langsung melakukan kegiatan pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sesuai fokus penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Ciri utama yang membedakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian jenis lainnya adalah adanya tindakan.Tindakan yang dilakukan tentu saja berdasarkan atas kesadaran adanya masalah yang dirasa mengganggu proses pembelajaran, yang kemudian hendak diselesaikan melalui hipotesa yang diajukan. Pelaksanaan penelitian direncanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus mengikuti tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut ini adalah rincian tindakan setiap siklus: 1. Perencanaan: a. Melakukan analisis untuk menentukan SK-KD yang akan disampaikan kepada siswa.
25
b. Membuat rencana pembelajaran dengan metode diskusi c. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian /alat bantu yang diperlukan. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran dengan metode diskusi yang telah direncanakan. 3. Pengamatan/obsevasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan
tindakan
dengan
menggunakan
pedoman
lembar
pengamatan/observasi yang telah disediakan. 4. Refleksi Hasil yang didapat dari tahap pengamatan dianalisis, guru dapar merefleksi berdasarkan hasil pengamatan/observasi, untuk mengkaji apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kegairahan belajar siswa tehadap pembelajarran IPS. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran IPS dilihat dari ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar yang diharapkan mencapai 100% dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih besar dari 65.
G. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan motivasi belajar IPS melalui metode diskusi ada dua jenis, yaitu: (1) data tindakan(Acting) yang diperoleh untuk mengontrol kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. (2)
26
data penelitian (Research) merupakan data yang diperoleh melalui hasil tindakan yang dilakukan, yaitu berupa peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS 2. Sumber Data a. Data pertama diperoleh dari guru saat guru melaksanakan proses pembelajaran observasi. b. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V MI Ta’lim Mubadi Cipondoh Kota Tangerang pada semester genap tahun Ajaran 2013/2014.
H. Instrumen Pengumpulan Data Insrtrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pedoman observasi berupa lembar pengamatan aktivitas dan interaksi siswa dalam kegiatan kelompok. 2. Pedoman
wawancara
mengenai
motivasi
belajar
siswa
terhadap
pembelajaran IPS.
I. Teknik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang diperlukan untuk menjaring data yang berkaitan dengan motivasi terhadap pembelajaran IPS adalah: 1. Observasi Observasi sebenarya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, karena observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Pada langkah ini, guru sebagai peneliti melakukan observasi terhadap tindakannya sendiri, mencatat hal-hal yang dianggap penting, dan hambatan yang dialami selama melakukan tindakan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui observasi dapat berupa kuantitatif, seperti: hasil pertanyaan kuis, hasil presentasi, PR, dan hasil tes. Selain itu dapat juga berupa data kualitatif, seperti: motivasi belajar siswa di kelas, keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, kemampuan siswa bekerjasama dalam
27
kelompok, kualitas pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban siswa ketika menjawab pertanyaan guru, dan kualitas proses diskusi kelompok.6 Tabe 3.3 Kisi-Kisi Diskusi Kelompok Siswa No 1
Aspek yang diobservasi
1
Skor 2 3
4
1
Skor 2 3
4
Keaktipan Siswa
2
Kerjasama/kekompakan Siswa
3
Mempresentasikan Diskusi Jumlah Katagori
Keterangan Tidak Baik
:1
Kurang Baik : 2 Cukup Baik
:3
Baik
:4 Tabel 3.4 Kisi-kisi Aktivitas Guru
No I 1
2 3 II 4 5 6
Aspek yang diobservasi Pendahuluan Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Appersepsi Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) Kegiatan Inti Fase Pembelajaran Menyampaikan tujuan/ indikator yang ingin dicapai Penggunaan media pembelajaran yang
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas,( Bandung: Wacana Prima, 2009), Cet.I, h.105
28
6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 III 17
disesuaikan dengan materi Menjelaskan metode diskusi yang ingin digunakan Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Teknik menjelaskan materi Pengelolaan pembelajaran dengan metode diskusi Fase Penugasan Membagi kelompok dengan cara berhitung 1-5 Membagikan LKS pada setiap siswa Fase pelaksanaan tugas Membimbing/mengarahkan siswa Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir Mengamati kesulitan dan kemajuan siswa Fase Mempertanggungjawabkan Menilai siswa dalam mempertanggungjawabkan nilai yang didapat Memberikan evaluasi sesuai indikator yang ingin dicapai Penutup Memberikan kesimpulan materi yang sudah didapat Jumlah Katagori
Keterangan Tidak baik
:1
Kurang Baik : 2 Cukup Baik : 3 Baik
: 4
2. Wawancara Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yang mirip dengan percakapan informasi yang berbentuk dialog guna memperoleh informasi yang mendalam tentang ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS, serta tanggapan siswa mengenai metode
29
diskusi yang digunakan, dengan tetap berpedoman pada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti.7
3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan sumber yang cukup bermanfaat karena telah tersedia
sehingga
akan
relatif
murah
pengeluaran
biaya
untuk
memperolehnya, dan merupakan sumber yang akurat dan stabil sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan8. Jenis dokumentasi yang dipergunakan disini berupa foto-foto yang diabadikan tentang kegiatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Data yang diperoleh penulis di lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi tersebut dikelompokkan sesuai pertanyaan peneliti, kemudian dilakukan penyesuaian data. Data dari ketiga metode tresebut tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling melengkapi.
J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini penulis menggunakan tekhnik analisis data desktriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar pengamatan atau observasi, dan wawancara ini kemudian dianalisa untuk mengetahui kejelasan tentang tinggi rendahnya motivasi siswa terhadap pembelajran IPS, dan pendapat siswa mengenai metode diskusi yang dilaksanakan, untuk dikaji apakah penelitian yang telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. 7 8
UIN, Pedoman Penulisan Skripsi, (FITK: UIN, 2011), h.57 Ibid.
30
1. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan dua kali yaitu pada awal pembelajaran siklus I mengenai ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS, dan akhir siklus II mengenai pendapat siswa terhadap metode diskusi yang dilaksnakan. Adapun perolehan data dari hasil wawancara digunakan untuk melengkapi atau memperkuat hasil perolehan dari lembar observasi guna memperoleh data tentang peningkatan motivasi belajar IPS siswa setelah menggunakan metode diskusi. 2. Untuk Peningkatan Hasil Belajar Guru melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh dari nilai siswa secara individu melalui pre test diawal siklus dan post test diakhir siklus.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian tentang peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui metode diskusi, telah dilaksanakan di MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS. Hal ini mengingat pentingnya pembelajaran dan telah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak untuk segera dilakukan agar pembelajran IPS menjadi lebih menarik, penuh tantangan, dan bergairah dalam mempelajarinya. Data penelitian yang diperoleh adalah data observasi, berupa pengamatan langsung terhadap aktivitas dan gairah belajar siswa pada proses pembelajaran dalam kelompok. Data wawancara yang diperoleh digunakan untuk melengkapi atau memperkuat hasil perolehan data observasi, guna memperoleh data tentang peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan metode diskusi. Data tes formatif di akhir siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Data dokumentasi merupakan sumber non manusia yang cukup bermanfaat, sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah pengeluaran biayanya, dan merupakan sumber yang akurat dan stabil sebagai cermin/kondisi yang sebenarnya . Proses pelaksanaan penelitian ini berjalan seperti yang telah direncanakan yaitu terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan, dan refleksi.
31
32
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan (Planning). Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti membuat rancangan yang dibuat untuk penelitian pada siklus I berupa RPP sebagai panduan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berfungsi untuk latihan soal buat siswa untuk didiskusikan, dipresentasikan, dan dipertanggungjawabkan. Langkah selanjutnya membuat kisi-kisi soal digunakan untuk mengetahui ruang lingkup dalam penulisan soal atau untuk mengetahui indikator soal yang ingin dicapai. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui kegiatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar aktivitas guru untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, menyediakan alat dan media yang mendukung agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan menyiapkan soal untuk tes (postes) di akhir pertemuan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mempelajari materi yang diajarkan oleh guru.
b. Pelaksanaan /Tindakan (Action). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I secara berkesinambungan antara pertemuan I dan pertemuan ke 2. Pertemuan ke I dilaksanakan pada hari Senin, 07 April 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 27 orang, dan materi yang dibahas adalah Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara, dengan metode diskusi menggunakan tekhnik Town Meeting (Rapat kota). Dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya,
serta
memberikan
gambaran
tentang
cara
pembelajaran dengan metode diskusi, materi pada siklus I adalah Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara. 2) Guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan kerja kelompok dan menghindari siswa yang ngobrol dan bercanda. Anggota
33
kelompok terdiri dari beragam kemampuan (pintar, sedang, dan kurang), serta jenis kelamin. 3) Guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok untuk dipahami dan didiskusikan oleh masing-masing kelompok. 4) Guru berkeliling, mengamati, memotivasi, dan membimbing siswa dalam kelompok. 5) Selesai berdiskusi dalam kelompok masing-masing, guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil kerjanya di depan kelas, dan kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi pendapat siswa yang presentasi tersebut. 6) Guru memberikan tanggapan dan penegasan atau penguatan atas pendapat dari siswa-siswa serta menyimpulkan materi. 7) Selanjutnya
guru
mengakhiri
pembelajaran
dengan
memberikan
penghargaan /reward kepada siswa/kelompok yang memberikan pendapat dengan tepat. 8) Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Pertemuan ke 2 dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014, dengan kegiatan awal menyanyikan lagu wajib yaitu ”Hari Merdeka” yang bertujuan untuk memotivasi agar mereka lebih bersemangat lagi dan menghargai jasa-jasa dari para pejuang bangsa yang telah berjuang dengan segenap jiwa raga demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan terdahulu dengan mengadakan tanya jawab sebagai appersepsi, mengingat alokasi waktu pada pertemuan 2 ini hanya satu jam pelajaran (35 menit). Karena alokasi waktu untuk mata pelajaran IPS hanya tiga jam pelajaran dalam satu minggu. Guru memberikan teknik ”Berkirim Soal” pada kelompok lain, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka. Sehingga mereka akan merasa lebih terdorong untuk belajar menjawab pertanyaan dan membuat pertanyaan. Langkah-langkah Berkirim Soal adalah sebagai berikut:
34
1) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dengan cara berhitung 1 sampai 5, sehingga masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. 2) Setiap kelompok memberikan pertanyaan kepada kelompok yang dituju, kemudian kelompok yang minta segera memberikan jawabannya. 3) Kelompok yang lain juga diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut, karena kemungkinan kelompok yang lain memiliki pendapat yang berbeda dengan jawaban yang pertama. 4) Begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari temannya. 5) Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah membuat pertanyaan dengan baik dan menjawab pertanyaan temannya dengan benar. Kemudian guru mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dan jawabanjawaban tersebut untuk dijadikan acuan penilaian hasil belajar pada siklus berikutnya. Pelajaran diakhiri dengan pelaksanaan post test selama 10 menit, dan menyimpulkan secara bersama-sama materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini.
c. Pengamatan (Observasi). 1) Hasil Nilai Diskusi Berdasarkan hasil perencanaan untuk setiap kali pertemuan guru menilai pada fase mempertanggungjawabkan tugas yaitu berupa laporan siswa dalam bentuk tulisan dari apa yang telah dikerjakannya, diantaranya keaktifan siswa dalam diskusi, kerjasama/kekompakan, dan mempresentasikan dari hasil jawabannya. Pada siklus I pertemuan pertama nilai mempertanggungjawabkan tugas yang dilaksanakan pada hari Senin, 07 April 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 27 orang, dan materi yang dibahas adalah Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara, dengan metode diskusi menggunakan teknik Town Meeting (Rapat kota), didapat nilai hasil diskusi kelompok sebagai berikut:
35
Tabel 4.1 Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus I Pertemuan Pertama N o
Nama Kelompok
Aspek yang dinilai Keaktipan Siswa
1 2 3 4 5
A B C D E Jumlah Nilai Rata-rata
Keterangan Tidak Baik
2 2 3 3 2 12 2,4
Kerjasama/ke kompakan Siswa 2 2 2 2 2 10 2,0
Total Nilai
Mempresentasikan Diskusi 2 3 2 3 2 12 2,4
6 7 7 8 6 34 6,8
Katagori Penilaian Total :1
Kurang Baik
:5-8
Kurang Baik : 2
Cukup Baik
: 9 - 12
Cukup Baik
:3
Baik
: 13 - 16
Baik
:4
Berdasarkan tabel 4.1 hasil diskusi kelompok pada siklus I pertemuan pertama di atas menunjukkan bahwa, siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang. Nilai yang diperoleh pada pertemuan pertama siklus I pada fase mempertanggungjawabkan diperoleh nilai 2 (kurang baik) pada semua aspek penilaian, baik itu dalam aspek keaktipannya, kerjasama /kekompakan, maupun dalam mempresentasikan diskusinya. Sebab sebagian kelompok masih kurang aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Hasil ini juga serupa dengan nilai kerjasama dalam kelompok juga masih kurang kompak, siswa masih mengerjakan secara individual, dan belum terbentuk adanya kerjasama yang bagus. Padahal tujuan dibentuknya suatu kelompok agar ada kerjasama dalam setiap kelompok tersebut, dengan tujuan siswa yang pemahamanya rendah dapat bertanya ke siswa yang pemahamannya tinggi, dan sebaliknya siswa yang merasa memiliki kemampuan lebih dapat berbagi ilmu atau
36
membimbing siswa yang kemampuannya rendah, namun hal ini belum bejalan lancar. Dampak dari kekurang kompakan atau kerjasama yang kurang, sehingga mengakibatkn pada saat mempresentasikannyapun masih kurang yakin. Hal ini terlihat dari penyelesaian tugas lembar kerja siswa (LKS), yang mengerjakan hanya didominasi oleh siswa yamg memiliki kemampuan tinggi dan memahami materi serta mampu mengerjakannya, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah dan tidak memahami materi, serta kurangnya memperhatikan penjelasan dari guru sangat terlihat jelas siswa tersebut kebingungan untuk menjawab soal dan menyelesaikannya, mereka hanya bergantung pada siswa yang lain yang memiliki kemampuan tinggi. Data yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah tentang penilaian pengamatan/observasi, yaitu aktivitas dan interaksi siswa dalam kelompok yang masih bingung, serta keberanian ketika membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas yang juga masih perlu bimbingan dari guru. Tabel 4.2 Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus I Pertemuan ke dua N o
Nama Kelompok
Aspek yang dinilai Keaktipan Siswa
1 2 3 4 5
A B C D E Jumlah Nilai Rata-rata
Keterangan Tidak Baik
3 3 3 4 3 16 3,2
Kerjasama/ke kompakan Siswa 3 3 3 3 3 15 3,0
Mempresentasikan Hasil Diskusi 3 4 3 3 3 16 3,2
Katagori Penilaian Total :1
Total Nilai
Kurang Baik
: 5-8
Kurang Baik : 2
Cukup Baik
: 9 - 12
Cukup Baik
:3
Baik
: 13 - 16
Baik
:4
9 10 9 11 9 47 9,4
37
Berdasarkan tabel 4.2 hasil diskusi kelompok pada siklus I pertemuan kedua di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan sedikit dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Nilai pada fase mempertanggungjawabkan yang diperoleh siswa baik dilihat dari sisi keaktifannya, kerjasamanya, dan cara mempresentasikannya masing-masing memperoleh nilai 3 (cukup baik). Hanya ada beberapa saja yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi untuk pertemuan selanjutnya di siklus II. Data yang diperoleh dari pertemuan ke 2 adalah tentang ketrampilan siswa dalam membuat pertanyaan/soal, yang mana masih memerlukan bimbingan dan arahan dari guru dalam pembuatannya.
2) Lembar aktivitas Guru Tabel 4.3 Tabel aktivitas Guru Siklus I No I 1
2 3 II 4 5 6 7 8 9
10
Aspek yang diobservasi Pendahuluan Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Appersepsi Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) Kegiatan Inti Fase Pembelajaran Menyampaikan tujuan/ indikator yang ingin dicapai Penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi Menjelaskan metode diskusi yang ingin digunakan Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Teknik menjelaskan materi Pengelolaan pembelajaran dengan metode diskusi Fase Penugasan Membagi kelompok dengan cara
Pertemuan ke I 4 3 2 1
Pertemuan ke 2 4 3 2 1
38
11
12 13 14
15
16 III 17
berhitung 1-5 Membagikan LKS pada setiap siswa Fase pelaksanaan tugas Membimbing/mengarahkan siswa Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir Mengamati kesulitan dan kemajuan siswa Fase Mempertanggungjawabkan Menilai siswa dalam mempertanggungjawabkan nilai yang didapat Memberikan evaluasi sesuai indikator yang ingin dicapai Penutup Memberikan kesimpulan materi yang sudah didapat Jumlah Total Nilai Rata-rata Kualifikasi
Skor Maksimal
: 68
Skor Minimal
: 1
-
24
18
42 2,4 Cukup Baik
-
8
39
4
-
51 3,0 Cukup Baik
Keterangan Tidak baik
:1
Katagori Penilaian Total
Kurang Baik : 2
Kurang Baik
: 21 - 36
Cukup Baik : 3
Cukup Baik
: 37 - 52
Baik
Baik
: 53 - 68
: 4
Dari tabel 4.3 aktivitas guru pada Siklus I di atas masih tergolong rendah atau dikatagorikan cukup, dengan perolehan nilai 42 (cukup) dan 51 (cukup), sedangkan nilai idealnya adalah 68. Hasil yang diperoleh dari aktivitas guru pada siklus I ini akan dijadikan bahan rujukan/acuan untuk memperbaiki kualitas pengajaran pada siklus II.
39
3) Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dilakukan tes kemampuam siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sebelum dan Sesudah Tindakan
No
Nama Siswa
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Ade Adiyanto Ali Husen Delia Nur’aini Dika Sapta Dewi Evita Amanda Faturrohmah Ibrahim Ilham Badrussalam Linawati Dewi Lulu Salsabila Lutfie Dhias M. Ikhsan Fathin M. Rafli M. Rahuli Akbar M. Rifai Muchtar Jubaidi Muis Hadi Prayoga Nopiyanti Fathir Ramadhan Soraya Nada Siti Khoirotunnisa Siti Rohmah Tri Rekso Angga Pudiansyah Abdul Latief M. Faruq Jumlah Rata-Rata
Sebelum Tindakan/Pre Tes 50 55 60 55 50 55 55 50 55 65 68 68 50 50 55 50 50 70 50 60 67 50 50 67 50 55 55 1515 56,11
Nilai Siklus I N-Gain Pos Tes 55 60 65 60 55 60 60 55 60 68 70 70 55 55 60 55 55 75 55 65 70 55 55 70 57 60 60 1640 60,74
0,1 0,11 0,12 0,11 0,1 0,11 0,11 0,1 0,11 0,08 0,06 0,06 0,1 0,1 0,11 0,1 0,1 0,16 0,1 0,12 0,09 0,1 0,1 0,09 0,14 0,11 0,11 2,74 0,10
Ket
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
40
Perhitungan Skor N-Gain N-Gain : Skor Post Test – Skor Pre Test Skor Ideal – Skor Pre Test
Contoh n- gain siswa no. I pada siklus I N- Gain :
55 - 50 100 - 50
= 5 = 0,1 50
Maka nilai N Gain yang diperoleh siswa tersebut adalah 0,1. Dari tabel 4.4 di atas hasil belajar siswa pada siklus I dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar siswa pada siklus I masih harus ditingkatkan lagi karena masih banyak siswa yang nilainya di bawah nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65. Adapun nilai yang diperoleh siswa adalah 10 orang mendapat nilai 55, 1 orang mendapat nilai 57, 8 orang mendapat nilai 60, 2 orang mendapat nilai 65, 1 orang mendapat nilai 68, 4 orang mendapat nilai 70, dan 1 orang mendapat nilai 75. Selain itu dapat pula dijelaskan nilai rata-rata pretes yaitu 56,11, tetapi setelah mengalami proses pembelajaran dengan metode diskusi nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan sedikit, yaitu nilai postes menjadi 60,74. Dengan demikian proses pembelajaran dengan metode diskusi akan dilanjutkan pada siklus ke II, dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
d. Refleksi Tindakan Pada Siklus I Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I dan 2 diperoleh informasi hasil dari pengamatan sebagai berikut: 1) Ketika guru membagikan siswa dalam kelompok, awalnya terlihat siswa masih bingung, tetapi kemudian mulai dapat menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahunya. Mereka ada yang bertanya apa yang akan di lakukan oleh gurunya. 2) Guru mempersilahkan siswa untuk membuka buku tentang materi yang akan dibahas bersama.
41
3) Tampak pada awal diskusi, mereka lebih banyak diam dengan pikiran masing-masing, hanya siswa yang pintar saja yang terlihat mulai membaca materi yang diberikan, bahkan ada siswa (pintar) yang enggan berbagi dengan teman sekelompoknya dan memilih mengerjakan sendiri. 4) Seiring dengan berjalannya waktu dan tentu saja dengan bimbingan dan arahan dari guru tampak mereka mulai berusaha berinteraksi dengan teman sekelompoknya. 5) Sebagian siswa belum terampil dalam membuat dan menjawab pertanyaan sendiri, sehingga masih perlu bimbingan dan arahan dari guru. 6) Secara umum motivasi siswa belum terlihat, hanya sebagian kecil saja siswa yang menunjukkan rasa ketertarikannya terhadap pembelajaran.
Pada pelaksanaan siklus I berdasarkan hasil tes kemampuan siswa yang telah dilakukan selama proses pembelajaran diputuskan bahwa, hasil belajar siswa belum memenuhi standar nilai indikator yang diharapkan. Adapun nilai yang diharapkan adalah 100% seluruh siswa mencapai nilai KKM sekolah yang telah ditetapkan yaitu 65. Tetapi pada siklus I ini hanya 8 siswa yang mencapai nilai KKM (29,63%) saja, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitan tindakan kelas ini pada siklus ke II.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan tindakan yang telah dilakukan pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran dan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan, serta diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mengacu pada hasil belajar siswa pada siklus I, yang telah dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu tanggal 14 April 2014 dan 17 April 2014. a. Perencanaan (Planning). Tahap perencanaan siklus II berdasarkan dari hasil refleksi pada tindakan pelaksaan siklus I. Pada tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembelajaran
42
yang terdiri dari RPP pertemuan ke 3 dan pertemuan ke 4, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi, serta alat dan media yang mendukung agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti juga harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa lebih jelas lagi, dan menciptakan atau menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang, dan tidak terburu-buru. Mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, baik keaktifan dalam bertanya maupun dalam memberikan bimbingan kepada teman yang kurang jelas, serta mampu mempertanggungjawabkan hasil tugasnya dengan benar.
b. Tindakan/Pelaksanaan (Action). Siklus II dilaksanakan secara berkesinambungan antara pertemuan ke 3 dan pertemuan ke 4, dengan materi pembelajaran yaitu”Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)”. Pertemuan ke 3 dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014, dengan menggunakan tekhnik Saling Beradu Pendapat (Point Counterpoint). Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia“Maju Tak Gentar”. Dengan tujuan memotivasi siswa agar mereka bersemangat mengikuti pembelajaran serta mencintai tanah air. Kemudian dilanjutkan dengan appersepsi atau tanya jawab seputar materi yang lalu yaitu pada pertemuan I dan 2. Adapun langkah-langkah Saling Beradu Pendapat (Point Counterpoint) adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan cara menghitung 1-5, sehingga terbentuklah beberapa kelompok diskusi yang terdiri dari 56 orang. 2) Guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan, dipahami, dan dikerjakan. 3) Selesai berdiskusi dalam kelompok masing-masing, guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil kerjanya di depan kelas, dan kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi pendapat siswa yang presentasi tersebut.
43
4) Guru memberikan tanggapan dan penegasan atau penguatan atas pendapat dari siswa-siswa serta menyimpulkan materi. 5) Selanjutnya
guru
mengakhiri
pembelajaran
dengan
memberikan
penghargaan /rewards kepada siswa/kelompok yang memberikan pendapat dengan tepat. 6) Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 7) Kegiatan pada pertemuan ke 3 ini diakhiri dengan pemberian tugas PR. Pertemuan ke 4 dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014, karena alokasi waktu yang hanya I jam pelajaran, maka hanya digunakan untuk memeriksa hasil pekerjaan rumah PR, dilanjutkan dengan permainan Tebak Kartu. Kelompok yang dapat menjawab dengan benar mendapat permen sebagai hadiah. Langkahlangkahnya adalah: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau kalimat. 2) Guru memasang sebuah kalimat atau kata di depan, dan siswa mencari pasangannya dengan cara mengacak kartu. 3) Guru
mempersilahkan
masing-masing
kelompok
untuk
mencari
pasangannya dan memasangkannya pada kata yang sudah ada di depan. 4) Kelompok yang lebih dulu menyelesaikan tugas dan betul serta sesuai dengan pernyataan dialah yang dianggap benar. 5) Di akhir pembelajaran guru memberikan penegasan dan kesimpulan materi yang telah diajarkan, kemudian memberikan tes formatif di akhir siklus untuk mengukur/mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus ke II. c. Pengamatan/Observasi 1) Hasil Nilai Diskusi Berdasarkan perencanaan pada siklus II pertemuan ke 3 yang dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014, dengan materi pembelajaran yaitu”Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)”, didapat nilai hasil diskusi kelompok sebagai berikut:
44
Tabel 4.5 Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus II Pertemuan Ke 3 N o
Nama Kelompok
Aspek yang dinilai Keaktipan Siswa
1 2 3 4 5
A B C D E Jumlah Nilai Rata-rata
Keterangan Tidak Baik
3 4 3 4 4 18 3,6
Kerjasama/ke kompakan Siswa 4 4 4 3 4 19 3,8
Total Nilai
Mempresentasikan Hasil Diskusi 3 4 4 4 4 19 3,8
10 12 11 11 12 56 11,2
Katagori Penilaian Total :1
Kurang Baik
: 5-8
Kurang Baik : 2
Cukup Baik
: 9 - 12
Cukup Baik
:3
Baik
: 13 - 16
Baik
:4
Berdasarkan tabel 4.5 hasil diskusi kelompok pada siklus II pertemuan ke tiga di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan sedikit dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I. Nilai pada fase mempertanggungjawabkan yang diperoleh siswa baik dilihat dari sisi keaktifannya, kerjasamanya, dan cara mempresentasikannya masing-masing memperoleh nilai 3 (baik). Artinya sudah ada keaktifan dan kerjasama siswa dalam berdiskusi baik dilihat dari pertanyaan yang diajukan maupu dari jawaban yang diberikan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok tidak hanya mengandalkan pada satu orang saja, namun sudah ada kerjasama dalam mengerjakannya, dalam asfek hasil diskusi juga sudah ada peningkatan dari siklus I. Sedangkan pada aspek mempresentasikan diskusi nilai rata-rata yang diperoleh setiap kelompok yaitu nilai 4. Hanya ada beberapa saja yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi untuk pertemuan selanjutnya.
45
Tabel 4.6 Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus II Pertemuan Ke 4 N o
Nama Kelompok
Aspek yang dinilai Keaktipan Siswa
1 2 3 4 5
A B C D E Jumlah Nilai Rata-rata
4 4 4 4 4 20 4,0
Keterangan Tidak Baik
Kerjasama/ke kompakan Siswa 4 4 4 4 4 20 4,0
Total Nilai
Mempresentasikan Hasil Diskusi 4 4 4 4 4 20 4,0
12 12 12 12 12 60 12,0
Katagori Penilaian Total :1
Kurang Baik
: 5-8
Kurang Baik : 2
Cukup Baik
: 9 - 12
Cukup Baik
:3
Baik
: 13 - 16
Baik
:4
Berdasarkan tabel 4.6 hasil diskusi kelompok pada siklus II pertemuan ke empat di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan dari pertemuan ke tiga pada siklus II. Nilai pada fase mempertanggungjawabkan yang diperoleh siswa baik dilihat dari sisi keaktifannya, kerjasamanya, dan cara mempresentasikannya masing-masing memperoleh nilai 4 (baik). Artinya sudah ada keaktifan dan kerjasama siswa dalam berdiskusi baik dilihat dari pertanyaan yang diajukan maupun dari jawaban yang diberikan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok tidak hanya mengandalkan pada satu orang saja, namun sudah ada kerjasama dalam mengerjakannya. Dalam aspek mempresentasikan hasil diskusi juga sudah ada
peningkatan
dari
siklus
I.
Mereka
tidak
lagi
malu-malu
untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, bahkan mereka rebutan ingin lebih dulu maju ke depan.
46
2) Lembar aktivitas Guru Tabel 4.7 Tabel Aktivitas Guru Sikus II No I 1
2 3 II 4 5 6 7 8 9
10 11
12 13 14
15
16 III
Asfek yang diobservasi Pendahuluan Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Appersepsi Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) Kegiatan Inti Fase Pembelajaran Menyampaikan tujuan/ indikator yang ingin dicapai Penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi Menjelaskan metode diskusi yang ingin digunakan Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Teknik menjelaskan materi Pengelolaan pembelajaran dengan metode diskusi Fase Penugasan Membagi kelompok dengan cara berhitung 1-5 Membagikan LKS pada setiap siswa Fase pelaksanaan tugas Membimbing/mengarahkan siswa Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir Mengamati kesulitan dan kemajuan siswa Fase Mempertanggungjawabkan Menilai siswa dalam mempertanggungjawabkan nilai yang didapat Memberikan evaluasi sesuai indikator yang ingin dicapai Penutup
Pertemuan ke 3 Pertemuan ke 4 4 3 2 1 4 3 2 1
47
17
Memberikan kesimpulan yang sudah didapat
20
Jumlah Total Nilai Rata-rata Kualifikasi Skor Maksimal
: 68
Skor Minimal
: 1
materi
36
-
-
56 3,2 Baik
44
18
62 3,6 Baik
-
Keterangan Tidak baik
:1
Katagori Penilaian Total
Kurang Baik : 2
Kurang Baik
: 21 - 36
Cukup Baik : 3
Cukup Baik
: 37 - 52
Baik
Baik
: 53 – 68
: 4
Dari tabel 4.7 aktivitas guru siklus II di atas tergolong nilai baik, hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus I ke siklus II. Dari nilai ideal 68 diperoleh nilai 56 dan 62 atau dikatagorikan baik. Peningkatan hasil aktivitas guru pada proses pembelajaran pada siklus II ini dikarenakan adanya perbaikan- perbaikan yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus ini. Peneliti banyak belajar dari kekurangan yang terjadi di dalam pelaksanaan siklus I. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Nilai Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I PI P2 42 51 Cukup Baik Cukup Baik
Keterangan Total Nilai Kualifikasi Skor Maksimal
: 68
Skor Minimal
: 1
Siklus II P 3 56 Baik
P4 62 Baik
48
Keterangan Tidak baik
:1
Katagori Penilaian Total
Kurang Baik : 2
Kurang Baik
: 21 - 36
Cukup Baik : 3
Cukup Baik
: 37 - 52
Baik
Baik
: 53 – 68
: 4
Berasarkan tabel 4.8 aktivitas guru di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti disetiap pengajarannya. Diawal pembelajarannya Senin, 07 April 2014 terdapat berbagai kekurangan yang dilakukan peneliti, nilai yang diperoleh dari kualitas pengajaran di siklus I pada pertemuan I dan 2 diperoleh nilai 42 dan 51 dengan kualifikasi nilai cukup dari nilai ideal yang seharusnya yaitu 68. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada, peneliti mencoba pada siklus II. Dimana pada pertemuan ke tiga dan ke empat diperoleh nilai 56 dan 62 dengan kualifikasi nilai baik dari nilai idealnya 68, sehingga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai dari setiap siklusnya.
3) Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dilakukan tes kemampuam siswa. Adapun hasil tes kemampuan siswa tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekap Hasil Belajar Siswa Kelas V Siklus II
No 01 02 03 04 05 06 07
Nama Siswa Ade Adiyanto Ali Husen Delia Nur’aini Dika Sapta Dewi Evita Amanda Faturrohmah Ibrahim
Sebelum Tindakan/Pre Tes 64 67 75 67 60 67 70
Nilai Siklus II N-Gain Pos Tes 75 78 85 75 70 75 80
0,30 0,33 0,4 0,24 0,25 0,24 0,33
Ket
Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang
49
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Ilham Badrussalam Linawati Dewi Lulu Salsabila Lutfie Dhias M. Ikhsan Fathin M. Rafli M. Rahuli Akbar M. Rifai Muchtar Jubaidi Muis Hadi Prayoga Nopiyanti Fathir Ramadhan Soraya Nada Siti Khoirotunnisa Siti Rohmah Tri Rekso Angga Pudiansyah Abdul Latief M. Faruq Jumlah Rata-Rata
65 65 70 75 75 60 60 68 64 60 78 60 70 75 60 60 75 65 65 62 1.802 66,74
75 75 80 85 85 75 70 75 75 75 85 70 80 88 70 70 88 75 75 70 2.079 77,00
0,28 0,28 0,33 0,4 0,4 0,37 0,25 0,21 0,30 0,37 0,31 0,25 0,33 0,52 0,25 0,25 0,52 0,28 0,28 0,21 8,48 0,31
Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah
Perhitungan Skor N-Gain N-Gain : Skor Post Test – Skor Pre Test Skor Ideal – Skor Pre Test
Contoh n- gain siswa no. I pada siklus II N- Gain :
75 - 64 100 - 64
= 11 = 0,30 36
Maka nilai N Gain yang diperoleh siswa tersebut adalah 0,30. Pada tabel 4.9 hasil belajar siswa pada siklus II nilai rata-rata pretest 66,74, tetapi setelah dilakukan tindakan proses pembelajaran nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 77,00. Jumlah siswa yang berhasil mencapai keberhasilan pada tes akhir ( postest) sebanyak 27 siswa. Hal ini berarti penelitian tindakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 100% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65.
50
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II No
Nama
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA Jumlah
Siklus I Pre Pos NTest Test gain 50 55 0,1 55 60 0,11 60 65 0,12 55 60 0,11 50 55 0,1 55 60 0,11 55 60 0,11 50 55 0,1 55 60 0,11 65 68 0,08 68 70 0,06 68 70 0,06 50 55 0,1 50 55 0,1 55 60 0,11 50 55 0,1 50 55 0,1 70 75 0,16 50 55 0,1 60 65 0,12 67 70 0,09 50 55 0,1 50 55 0,1 67 70 0,09 50 57 0,14 55 60 0,11 55 60 0,11 1515 1640 2,74
Rata-rata
56,11
60,74
Ket Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
0,10
Siklus II Pre Pos NTest Test gain 64 75 0,30 67 78 0,33 75 85 0,4 67 75 0,24 60 70 0,25 67 75 0,24 70 80 0,33 65 75 0,28 65 75 0,28 70 80 0,33 75 85 0,4 75 85 0,4 60 75 0,37 60 70 0,25 68 75 0,21 64 75 0,30 60 75 0,37 78 85 0,31 60 70 0,25 70 80 0,33 75 88 0,52 60 70 0,25 60 70 0,25 75 88 0,52 65 75 0,28 65 75 0,28 62 70 0,21 1802 2079 8,48 66,74
77,00
Ket Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah
0,31
d. Refleksi Tindakan Pada Siklus II Data yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi tentang aktivitas belajar siswa dalam kelompok pada siklus II yaitu pada pertemuan ke 3 adalah siswa sudah terlihat adanya kerjasama antara sesama anggota kelompok. Masingmasing bertanggung jawab terhadap tugas yaang diberikan, sebagian siswa berani membacakan/mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, namun begitu
51
masih ada juga kelompok yang lamban dan tidak serius dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh guru. Hasil pengamatan pada pertemuan ke 4, siswa sangat bergairah dan antusias dalam mengerjakan tugas. Hal ini terbukti dari sebagian mereka berkata kaya kemarin bu….. kaya kemarin lagi…….aja. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ke 3 dan ke 4 diperoleh informasi hasil dari pengamatan sebagai berikut: 1) Perhatian siswa membaik, seperti adanya keseriusan dalam mengerjakan soal dan keaktifan dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. 2) Sebagian kelompok siswa mulai melakukan pemahaman materi dengan selalu berdiskusi dengan teman sekelompoknya, namun masih ada kelompok yang kurang serius,
masih ada yang suka bercanda, dan
berbicara masalah lain. 3) Adanya peningkatan rasa percaya diri dalam diri siswa untuk mempertanggungjawabkan diskusinya. 4) Adanya rasa tanggung jawab pada diri siswa untuk mengerjakan setiap soal yang diberikan. 5) Secara keseluruhan/umum minat siswa untuk mempelajari materi cukup baik, hal ini terihat pada saat melakukan mencari kartu pasangannya, mereka berkompetensi untuk menjadi yang pertama. Dari hasil refleksi di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan diterapkannya metode diskusi dapat memberikan masukan yang baik terhadap setiap siswa. Karena dengan adanya metode diskusi dan latihan soal yang sering dikerjakan serta dipertanggungjawabkan, maka dapat merangsang siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Serta tertanamnya sikap disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab, sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat meningkat. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II diketahui bahwa hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa telah memenuhi standar indikator yang diharapkan. Adapun indikator yang diharapkan adalah bahwa seluruh siswa 100% telah
52
memiliki nilai postest (nilai akhir) diatas KKM sekolah yaitu 65. Dan ternyata, pemberian tindakan pada siklus II menunjukkan seluruh siswa mencapai KKM tersebut. Selain itu seluruh siswa juga sudah mampu melakukan kegiatan pembelajaran tersebut dengan lebih baik dan sudah tercipta suasana pembelajaran yang nyaman. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan pemberian tindakan karena seluruh siswa telah mencapai nilai KKM sekolah.
B. Analisis Data 1. Hasil Pengamatan (Observasi) a. Nilai Diskusi Berdasarkan hasil pengamatan/observasi terhadap siswa dalam diskusi kelompok yang dilakukan selama dua siklus dalam penelitian ini diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.11 Nilai Peningkatan Diskusi Kelompok Setiap Siklus No 1 2 3
Aspek yang dinilai Keaktipan Siswa Kerjasama/Kekompakan Siswa mempresentasikan diskusi Jumlah Nilai Rata-rata
Keterangan Tidak Baik
Siklus I P1 P2 12 16
Sikus II P3 P4 18 20
10
15
19
20
12 34 6,8
16 47 9,4
19 56 11,2
20 60 12,0
Katagori Penilaian Total :1
Kurang Baik
: 5-8
Kurang Baik : 2
Cukup Baik
: 9 - 12
Cukup Baik
:3
Baik
: 13 - 16
Baik
:4
Dari tabel 4.11 berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan bahwa, aktivitas siswa dalam diskusi kelompok mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rata-rata keaktifan siswa dari siklus I
53
sampai siklus ke II. Pengamatan menunjukkan aktivitas tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan juga meningkat. Hal ini dikarenakan pada siklus I mereka masih canggung dan hanya ketua kelompoknya saja yang mengerjakan tugas, sementara anggota yang lain masih terlihat bingung dan malu-malu untuk maju, mereka hanya diam dan melihat saja. Pada siklus II siswa sudah mulai paham dan mengerti apa yang harus dikerjakan, sehingga aktivitas serta rasa tanggung jawab terhadap tugas meningkat sangat baik. Aktivitas lain yang juga meningkat adalah kerjasama dalam kelompok, mengajukan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan, yang pada siklus I masih didominasi oleh siswa yang pintar dan berani saja, tetapi pada siklus II semua anggota sudah aktif. Aktivitas presentasi juga mengalami peningkatan, yang pada mulanya siswa masih belum berani dan hanya beberapa siswa saja yang maju ke depan untuk membacakan hasil kerja kelompok, pada siklus II siswa sudah mulai berani untuk maju tanpa harus dipaksa atau didorong-dorong, bahkan ada yang minta maju meskipun bukan tugasnya.
b.
Hasil Belajar Siswa
Tahap analisis data juga membaca keseluruhan data hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I hanya 8 siswa yang nilainya mencapai KKM yaitu antara 65 – 70, dan 19 siswa yang masih berada di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang nilainya di atas KKM yaitu menjadi 100%, seluruh siswa nilainya mencapai KKM dan di atas nilai KKM. Data nilai tes hasil belajar siswa (post test) siklus I dan siklus II pada pelajaran IPS adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Rekap dan Perbandingan Post test Siklus I dan Post Test Siklus II No 1 2
Nama Siswa Ade.A Ali.H
Post test Siklus I 55 60
Post test Siklus II 75 78
N-Gain
Ket
0,8 0,81
Tinggi Tinggi
54
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Delia Dika.S.D Evita Fatur Ibrahim Ilham Linawati Lulu.S Lutfie.D Ikhsan.F Rafli Rahuli Rifai Muchtar.J Muis.H Nopiyanti Fathir.R Soraya.N St.Nisa St.Rohma Tri Rekso Angga Pudiansya A. Latief M. Faruq Jumlah Rata-Rata Rendah Sedang Tinggi
65 60 55 60 60 55 60 68 70 70 55 55 60 55 55 75 55 65 70 55 55 70 57 60 60 1640 60,74 0% 44,45 % 55,55 %
85 75 70 75 80 75 75 80 85 85 75 70 75 75 75 85 70 80 88 70 70 88 75 75 70 2079 77,00
1,33 0,6 0,5 0,6 1 0,8 0,8 0,6 1 1 0,8 0,5 0,6 0,8 0,8 0,66 0,5 0,75 1,5 0,5 0,5 1,5 0.72 0,6 0,33 20,9 0,77
Perhitungan Skor N-Gain N-Gain : Skor Post Test II – Skor Post Test I Skor Ideal – Skor Post Test II
Contoh : N- gain siswa no. I N- Gain :
75 - 55 100 - 75
= 20 = 0,8 25
Maka nilai N Gain yang diperoleh siswa tersebut adalah 0,8.
Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
55
Dari tabel 4.12 rekapitulasi dan perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II di atas bahwa, proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbukti prestasi siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbandingan peningkatan, yaitu berkurangnya siswa yang nilainya rendah pada siklus I. Pada siklus I siswa yang nilainya di bawah KKM sekolah sebanyak 19 siswa, tetapi setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada siklus II seluruh siswa mencapai nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Begitu pula dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata- rata postest siswa yaitu 60,74. Tetapi setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada siklus II nilai rata- rata postest siswa mencapai nilai 77,00. Pada Siklus I perolehan nilai tes obyektif yang di atas KKM berjumlah 8 siswa atau 29,63%, sedangkan pada siklus II nilai tes obyektif yang di atas KKM berjumlah 27 siswa atau 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II yaitu dari 29,63% menjadi 100%.
Perhitungan N-Gain Siklus I
8 x 100% = 800% = 29,63% 27
Siklus II
27 x 100%
= 2.700% = 100% 27
Instrumen yang digunakan pada siklus I adalah 20 butir soal dan demikian pula pada siklus II berjumlah 20 butir soal. Temuan penelitian pada siklus II adanya perubahan hasil belajar, dimana adanya peningkatan pada rata-rata hasil belajar siswa dari 60,74 menjadi 77,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 70 sebanyak 6 siswa, dan nilai di atas 70 sebanyak 21 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari tindakan pada siklus I ke siklus II. Karena seluruh siswa nilainya sudah berada di atas KKM sekolah yaitu 65, dan dinyatakan telah memenuhi
56
standar indikator yang ingin dicapai, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian ini.
2.
Wawancara Wawancara dilakukan dua kali yaitu pada awal pembelajaran siklus I
mengenai ketertarikan siswa pada mata pelajaran IPS, dan terakhir pada siklus II mengenai pendapat siswa terhadap penbelajaran dengan metode diskusi. Hasil wawancara digunakan untuk memperkuat hasil perolehan dari observasi, guna mendapatkan kejelasan mengenai minat siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah: a) Siswa malas untuk membaca buku IPS yang muatan materinya cukup luas serta mengikuti perkembangan jaman, sehingga siswa dituntut untuk banyak membaca, tidak hanya buku ajar saja melainkan media lain seperti koran, majalah, berita TV, bahkan internet. b) Siswa merasa bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang sulit dan membosankan serta banyak hafalan, hal ini terjadi karena kurangnya ketrampilan guru dalam memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi, sehingga sebagian besar guru masih menggunakan metode yang lama. c) Dengan menggunakan metode diskusi, siswa mulai merasa senang dan bersemangat belajar IPS. Karena pembelajarannya menjadi tidak membosankan, tidak monoton mendengarkan ceramah dari guru saja. Melainkan bisa dilakukan dengan lebih santai, riang tapi serius, dan segala permasalahan bisa diselesaikan bersama. d) Nilai yang dicapai cukup memuaskan, karena diperoleh dari penilaian individu dan kelompok. e) Mereka berharap guru selalu menggunakan metode yang bervariasi, tidak hanya pada mata pelajaran IPS saja melainkan juga pada mata pelajaran lainnya untuk menghindari kebosanan.
57
3.
Dokumentasi. Data dokumentasi merupakan sumber non manusia yang cukup
bermanfaat, sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah pengeluaran biayanya, dan merupakan sumber yang akurat dan stabil sebagai cermin/kondisi yang sebenarnya. Adapun hasil dari dokumentasi adalah berupa foto-foto kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi.
C. Pembahasan dan Hasil Temuan Data 1. Interprestasi Hasil Analisis Berdasarkan analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa motivasi belajar dapat meningkat setelah menggunakan metode diskusi. Dari hasil wawancara tentang minat siswa terhadap pelajaran IPS yang dilakukan sebelum menggunakan metode diskusi berada dalam kategori cukup, karena mereka berpendapat bahwa pelajaran IPS sulit, banyak hafalan, dan membosankan. Setelah menggunakan metode diskusi minat mereka jadi meningkat, karena banyak tekhnik yang digunakan yang menjadikan mereka lebih bersemangat, dan tidak bosan dalam menerima pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan melalui observasi aktivitas siswa dalam kelompok meningkat dari setiap siklusnya. Mulai dari tanggung jawab terhadap tugas, bekerja bersama kelompoknya, mengajukan ide, presentasi, kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan, semua mengalami peningkatan yang sangat baik. Motivasi belajar siswa ternyata membawa pengaruh positif terhadap perolehan nilai hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik setelah menggunakan metode diskusi begitu pula kegiatan belajar menjadi lebih bergairah dan menyenangkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis selama pelaksanaan penelitian, dapat dipaparkan temuannya sebagai berikut: a. Motivasi siswa yang masih rendah dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Siswa mulanya terlihat bingung dan canggung untuk berinteraksi dengan teman dalam
58
kelompoknya, dan saling mengandalkan dalam mengerjakan lembar kerja, sehingga pada siklus I hasilnya belum memuaskan. Barulah pada siklus ke II setelah strategi dirancang ulang dengan menggunakan teknik saling beradu pendapat (Point Counterpoint) semua siswa mulai dapat mengerjakan tugasnya masing-masing, dan tidak hanya mengandalkan pada satu orang saja. b. Setiap akhir siklus diakhiri dengan tes berupa ulangan. Berikut ini adalah data yang menunjukkan nilai dan kenaikan rata-rata ulangan setiap siklus. Tabel 4.13 Data Nilai Siswa Setiap Siklus Data Nilai Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata
Nilai IPS Siklus I 55 75 60,74
Siklus II 70 88 77,00
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui nilai rata-rata IPS siswa meningkat setelah menggunakan metode diskusi. Hal ini menunjukan bahwa, metode diskusi dapat memberikan motivasi pada siswa sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Dan kegiatan belajarpun menjadi lebih bergairah dan menyenangkan.
2. Kekurangan Pada Metode Diskusi Selain kelebihan yang telah dipaparkan pada hasil temuan diatas, pada penelitian ini terdapat pula kekurangannya yaitu: a. Dalam prakteknya penggunaan metode diskusi membutuhkna waktu yang cukup lama. Mengingat alokasi untuk mata pelajaran IPS di tingkat dasar hanya 3 jam pelajaran. b. Tidak semua siswa dapat belajar baik, masih ada kesulitan terutama bagi siswa yang kemampuannya masih lemah dan hanya mengandalkan temannya yang pandai saja.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang pada pelajaran IPS dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dapat meningkatan hasil belajar siswa yang cukup signifikan, karena dengan metode diskusi dapat meningkatkan perhatian, memberikan motivasi dalam belajar, meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga dapat terbentuk karakter yang berani, aktif, tanggung jawab, keikut sertaan, keingintahuan dan toleransi. Pembelajaran dengan metode diskusi juga memiliki dampak positif terhadap hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata hasil tes akhir setiap siklus, yaitu siklus I (60,74), siklus II (77,00). Hal ini membuktikan bahwa, melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi.
B. Saran Dari hasi penelitian yang diperoleh dan sudah diuraikan sebelumnya, dan agar proses pembelajaran IPS lebih efektif serta lebih memberikan hasil yang optimal kepada siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Dalam menerapkan diskusi kelompok hendaknya dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan prestasi siswa saja, tetapi juga untuk meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran. 2. Melalui penerapan metode diskusi kelompok ini, hendaknya dimaknai sebagai metode yang efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran untuk membangkitkan pengetahuan siswa.
59
60
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka, Cet.2,2005. Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet 2, 2009. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswani Zain,Strategi Belajar Mengajar, jakarta: Riene ke Cipta, cet.1, 1996. Gulo W, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo, cet. 1, 2002. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakar ta: Bumi Aksara,cet.2,2003. Khaerani, Makmun, Psikologi Belajar, Yogyakarta: Aswaja,cet.1, 2013. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran dan Pengembangan Standar Kompetensi, Bandung: Rosda Karya, cet. 4, 2012. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jkt: Depag dan UT, cet.6, 1991. Marzuki, Meningkatkan Prestasi Belajar Dengan Menerapkan Metode Diskusi Kelompok, www. Geogle. Com Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, cet.5,1990. Rasyad, Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka,cet.4,2003. Rahyubi, Heri, Teori Belajar dan aplikasi Pembelajaran Motorik, Bandung: Nusa Media, cet. 1, 2012. Rahmawati, Nur Alina, Penerapan Model Pembelajaran Quantum Theaching De ngan Metode diskusi Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Mening katkan Hasil Belajar siswa Pada Materi Bentuk Pangkat dan Akar Kelas X SMAN I Karanganyar Demak, www.Geogle. Com.
Rahman, Ratna Dewi, Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMPN I Prambon Sidoarjo, www. Geogle.com.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, cet.15, 2010. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali, cet.19,2011. Sapriya, Pendidikan IPS, Bandung: Laboratorium PKn UPI, 2008. Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS, Bandung: UPI Pres, cet.I, 2006.
61
Sanjaya,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ja karta: Kencana, cet. 8, 2011. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, cet.2, 2010. Yamin, Martinius, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: gaung cet. 7, 2010.
66
Lampiran I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Pertemuan ke
: MI. Ta’lim Mubtadi I : Ilmu Pengetahuan Sosial : V/II : 2 x 35 menit :1
A. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyara
kat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar
: 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
C. lndikator
: 1. Menjelaskan Pembentukan BPUPKI. 2.Menyebutkan rumusan dasar negara yang disampai kan oleh Ir. Soekarno dan Mr. Muhammad Yamin. 3. Menyebutkan anggota panitia sembilan.
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan tentang pembentukan BPUPKI. 2. Menyebutkan rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dan Mr. Muhammad Yamin 3. Menyebutkan anggota panitia sembilan. E. Materi Pokok 1. Maksud dan tujuan dari pembentukan BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal–hal yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka. Sedangkan tugas pokoknya adalah menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintahan Jepang. 2. Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam rapat BPUPKI adalah: a. Kebangsaan b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan c. Mufakat atau Demokrasi d. Kesejahteraan Sosial e. Ketuhanan Yang Maha Esa
67
Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Muhammad Yamin dalam rapat BPUPKI adalah : a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan c. Peri Ketuhanan d. Peri Kerakyatan e. Kesejahteraan Rakyat 3. Anggota Panitia Sembilan adalah : a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Ahmad Subarjo d. Abdul Kahar Muzakir e. Abikusno Cokrosuyoso f. K.H. Wahid Hasyim g. Muhammad Yamin h. Mr. A.A. Maramis i. H. Agus Salim F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran: a. Pendekatan : Berpusat pada siswa (Student Centred Approaches) b. Metode : Rapat Kota (Town Meeting). G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar: a. Buku Paket IPS Terpadu untuk SD/MI (KTSP 2006/Erlangga) kelas V, hal 182. b. LKS Neodinastiku, untuk SD/MI Semester 2, hal. 36. H. Langkah-lamgkah Pembelajaran. 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan Guru Motivasi dan Appersepsi a. Menyapa siswa, mengecek kehadiran siswa, dan berdoa bersama. b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang diharapkan dari pembelajaran.
Kegiatan Siswa a. Menjawab setiap pertanyaan guru, dan berdoa bersama.
b. Memperhatikan penjelasan guru.
Nilai Karakter Disiplin dan Religius.
68
c. Mengingatkan kembali materi yang lalu tentang ”pendudukan Jepang di Indonesia” dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari.
c. Bersama guru melakukan Appersepsi.
d. Mengenalkan cara belajar dengan metode diskusi kelompok.
d. Memperhatikan penjelasan guru.
e. Membagi siswa dalam beberapa kelompok.
e. Membentuk kelompok berlima dengan cara berhitung 1-5.
Rasa ingin tahu
2. Kegiatan Inti (50 menit) Kegiatan Guru Eksplorasi f. Meminta siswa untuk membacakan materi hal 36. g. Membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok
Kegiatan Siswa f.
Siswa membaca materi hal 36.
Nilai Karakter Cinta Ilmu
g. Bersama kelompoknya membahas materi yang diberikan.
Kerjasama.
h. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi jawaban temannya, begitu seterusnya sampai semua kelompok
Perhatian dan Cinta Ilmu.
h. Berkeliling, mengamati, memotivasi dan membimbing siswa yang memerlukan bantuan. Elaborasi i. Meminta salah satu siswa yang mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil kerja kelompoknya.
69
mendapat giliran. j.
Menyempurnakan hasil diskusi dan memberikan reward kepada siswa atau kelompok yang unggul.
Konfirmasi k. Memberikan penegasan dilanjutkan dengan tanya jawab
l.
Memberikan umpan balik dengan cara meluruskan jawaban yang masih salah /kurang tepat.
i.
Memperhatikan penjelasan guru.
j.
Memperhatikan dan melakukan tanya jawab dengan guru.
Ketekunan.
k. Membetulkan jawaban yang masih salah/kurang tepat.
3. Kegiatan Penutup (5 menit) Kegiatan Guru m. Membuat kesimpulan materi pelajaran.
Kegiatan Siswa Nilai Karakter l. Bersama dengan Kerjasama guru membuat kesimpulan.
n. Menyampaikan materi untuk pembelajaran berikutnya.
m. Memperhatikan penjelasan guru.
o. Mengakhiri pembelajaran dengan membaca Hamdallah
n. Membaca Hamdallah bersama-sama
.
G. Penilaian
1. Jenis dan Tekhnik Penilaian : Tes Tertulis.
Religius
70
2. Bentuk Instrumen Soal Indikator Penapaian Tekhnik Kompetensi Penilaian 1. Menjelaskan Tes pembentukan Tertulis BPUPKI 2. Menyebutkan rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekar no dan Mr. Muhammad Yamin
Bentuk Instrumen Essay
3. Menyebutkan anggota Panitia Sembilan.
Instrumen /Soal 1. Apa maksud dan tujuan pembentukan BPUPKI ? 2. Apa saja rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI ? 3. Sebutkan yang termasuk Panitia Sembilan !
Jumlah
Skor Nilai 20
50
30
100
Kunci Jawaban 1. Maksud dan tujuan pembentukan BPUPKI adalah : untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka. 2. Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI adalah: a. Kebangsaan. b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan. c. Mufakat atau Demokrasi. d. Kesejahteraan Sosial. e. Ketuhanan Yang Maha Esa. 3.
Anggota Panitia Sembilan adalah : a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Ahmad Subarjo d. Abdul Kahar Muzakir e. Abikusno Cokrosuyoso f. K.H. Wahid Hasyim g. Muhammad Yamin
71
h. Mr. A.A. Maramis i. H. Agus Salim
Mengetahui Kepala sekolah
Drs. Komaruddin
Tangerang, April 2014 Guru Kelas V
Beti Setiowati
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas I Semester Alokasi Waktu Pertemuan ke
: MI. Ta’lim Mubtadi I : Ilmu Pengetahuan Sosial : V/II : 1 x 35 menit :2
A. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyara
kat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar
:2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
C. lndikator
:1. Menjelaskan Pembentukan BPUPKI. 2. Menyebutkan rumusan dasar negara yang disampai kan oleh Ir. Soekarno dan Mr. Muhammad Yamin. 3. Menyebutkan anggota panitia sembilan.
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan tentang pembentukan BPUPKI . 2. Menyebutkan rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dan Mr. Muhammad Yamin.. 3. Menyebutkan anggota panitia sembilan. E. Materi Pokok 1. Maksud dan tujuan dari pembentukan BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal–hal yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka. 2. Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno adalah: a. Kebangsaan b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan c. Mufakat atau Demokrasi d. Kesejahteraan Sosial e. Ketuhanan Yang Maha Esa Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Muhammad Yamin adalah : a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan c. Peri Ketuhanan d. Peri Kerakyatan e. Kesejahteraan Rakyat
73
3. Anggota Panitia Sembilan adalah : a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Ahmad Subarjo d. Abdul Kahar Muzakir e. Abikusno Cokrosuyoso f. K.H. Wahid Hasyim g. Muhammad Yamin h. Mr. A.A. Maramis i. H. Agus Salim F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran: a. Pendekatan : Berpusat pada siswa (Student Centred Approaches) b. Metode : Diskusi, Tanya Jawab (Berkirim Soal) pada kelompok lain. G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar: a. Buku Paket IPS Terpadu untuk SD/MI (KTSP 2006/Erlangga) kelas V, hal 182. b. LKS Neodinastiku, untuk SD/MI Semester 2, hal. 36. H. Langkah-lamgkah Pembelajaran. 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan Guru Motivasi dan Appersepsi a. Menyapa siswa, mengecek kehadiran siswa, dan berdoa bersama. b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang diharapkan dari pembelajaran.
c. Mengingatkan kembali materi yang lalu tentang ”Pembentukan BPUPKI dan PPKI” dan menghubungan dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Menjawab setiap pertanyaan guru, dan berdoa bersama.
Disiplin dan Religius.
b. Memperhatikan penjelasan guru.
c. Bersama guru melakukan Appersepsi.
74
d. Menyanyikan lagu wajib yang berjudul” Hari Merdeka.”
d. Bersama-sama menyanyikan lagu”Hari Merdeka.”
e. Meminta siswa untuk kembali pada kelompoknya minggu lalu..
e. Membentuk kelompok seperti minggu lalu.
f.
f.
Mengenalkan cara belajar dengan tekhnik berkirim soal dengan kelompok lain
Cinta Tanah air
Memperhatikan penjelasan guru.
2. Kegiatan Inti (50 menit) Kegiatan Guru Eksplorasi g. Meminta setiap kelompok untuk membuat satu pertanyaan, untuk diberikan pada kelompok lain. h. Berkeliling, mengamati, memotivasi dan membimbing siswa yang memerlukan bantuan. Elaborasi i. Meminta salah satu siswa yang mewakili kelompoknya untuk membacakan pertanyaannya dan menunjuk kelompok mana yang harus menjawab.
Kegiatan Siswa g. Setiap kelompok bekerja membuat satu pertanyaan untuk diberikan pada kelompok lain.
h. Kelompok yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang diberikan, sedangkan yang lain memperhatikan dan menanggapi jawaban temannya, begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran.
Nilai Karakter
Kerjasama.
Perhatian dan Cinta Ilmu.
75
j.
Menyempurnakan hasil diskusi dan memberikan reward kepada siswa atau kelompok yang membuat soal dengan baik dan menjawab soal dengan benar.
Konfirmasi k. Memberikan penegasan materi, dilanjutkan dengan tanya jawab secara lisan.
i.
Memperhatikan dan melakukan tanya jawab dengan guru secara lisan.
Ketekunan.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
l.
Kegiatan Guru Membuat kesimpulan materi pelajaran.
j.
Kegiatan Siswa Nilai Karakter Bersama dengan Kerjasama guru membuat kesimpulan.
m. Menyampaikan materi untuk pembelajaran berikutnya.
k. Memperhatikan penjelasan guru.
n. Mengakhiri pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
l.
Membaca Religius Hamdallah bersamasama
G. Penilaian 1. Jenis dan Tekhnik Penilaian : Tes Tertulis. 2.Bentuk Instrumen Soal Indikator Penapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pembentukan BPUPKI 2. Menyebutkan rumusan dasar
Tekhnik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essay
Instrumen /Soal 1. Apa tugas pokok BPUPKI ? 2. Sebutkan rumusan dasar negara yang
Skor Nilai 20
50
76
disampaikan oleh Mr. M. Yamin!
negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dan Mr. M. Yamin 3. Menyebutkan anggota Panitia Sembilan
3. Sebutkan 5 saja anggota dari Panitia Sembilan Jumlah
30
100
Kunci Jawaban 1. Tugas pokok BPUPKI adalah menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah jepang.
2. Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Muhammad Yamin adalah : a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan c. Peri Ketuhanan d. Peri Kerakyatan e. Kesejahteraan Rakyat 3. 5 anggota panitia sembilan adalah : a. Ir. Soekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Ahmad Subarjo d. Abdul Kahar Muzakir e. Abikusno Cokrosuyoso
Mengetahui Kepala sekolah
Drs. Komaruddin
Tangerang, April 2014 Guru Kelas V
Beti Setiowati
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MI. Ta’lim Mubtadi I Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas I Semester : V/II Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Pertemuan ke :3 __________________________________________________________________ A. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyara kat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar
: 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
C. lndikator
: 1. Menjelaskan Pembentukan PPKI. 2. Menyebutkan tugas utama dari PPKI
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 1. Menjelaskan tentang pembentukan PPKI 2. Menyebutkan tugas utama dari PPKI
E. Materi Pokok 1. PPKI dibentuk untuk memudahkan bagi para pemimpin bangsa pada waktu itu, agar pelaksanaan kemerdekaan dapat segera terwujud. 2.Tugas utama dari PPKI adalah : a. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan BPUPKI. b. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemer dekaan Indonesia pada saatnya nanti.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan : Berpusat pada siswa (Student Centred Approaches) 2. Metode : Adu Pendapat (Point Counterpoint)
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar: 1. Buku Paket IPS Terpadu untuk SD/MI (KTSP 2006/Erlangga) kelas V, hal 182.
78
2. LKS Neodinastiku, untuk SD/MI Semester 2, hal. 38. H. Langkah-lamgkah Pembelajaran. 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan Guru Motivasi dan Appersepsi a. Menyapa siswa, mengecek kehadiran siswa, dan berdoa bersama.
Kegiatan Siswa a. Menjawab setiap pertanyaan guru, dan berdoa bersama.
b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang diharapkan dari pembelajaran.
b. Memperhatikan penjelasan guru.
c. Mengingatkan kembali materi yang lalu tentang ”Pembentukan BPUPKI dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari.
c. Bersama guru melakukan Appersepsi.
d. Menyanyikan lagu wajib yang berjudul”Maju Tak Gentar.”
d. Bersama-sama menyanyikan lagu”Maju Tak Gentar.”
e. Meminta siswa untuk kembali pada kelompoknya minggu lalu..
e. Membentuk kelompok seperti minggu lalu.
f.
f.
Mengenalkan cara belajar dengan tekhnik saling beradu pendapat (Point Counterpoin)
Memperhatikan penjelasan guru.
Nilai Karakter Disiplin dan Religius.
Cinta Tanah air
79
2. Kegiatan Inti (50 menit) Kegiatan Guru Eksplorasi g. Meminta siswa untuk membaca materi hal. 38. h. Membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok.
i.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
g. Semua siswa membaca materi hal. 38 h. Bersama kelompoknya membahas materi yang diberikan.
Kerjasama.
i.
Kelompok yang lain memperhatikan jawaban tersebut dan memberikan tanggapannya.
Perhatian dan Cinta Ilmu.
j.
Memperhatikan dan melakukan tanya jawab dengan guru.
Berkeliling, mengamati, memotivasi dan membimbing siswa yang memerlukan bantuan
Elaborasi j. Meminta salah satu siswa yang mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil dari diskusi kelompoknya
k. Menyempurnakan hasil diskusi dan memberikan reward kepada siswa atau kelompok yang unggul.
Konfirmasi l. Memberikan penegasan materi, dilanjutkan dengan tanya jawab secara lisan.
80
m. Memberikan umpan balik dengan cara meluruskan jawaban yang masih salah/kurang tepat
k. Membetulkan jawaban yang masih salah/kurang betul.
3. Kegiatan Penutup (5 menit) Kegiatan Guru n. Membuat kesimpulan materi pelajaran.
l.
Kegiatan Siswa Nilai Karakter Bersama dengan guru Kerjasama membuat kesimpulan.
o. Menyampaikan materi untuk pembelajaran berikutnya.
m. Memperhatikan penjelasan guru.
p. Mengakhiri pembelajaran dengan membaca Hamdallah
n. Membaca Hamdallah Religius bersama-sama
.
G. Penilaian 1. Jenis dan Jehknik Penilaian: Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen soal Indikator Penapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pembentukan PPKI
Tekhnik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essay
2. Menyebutkan tugas utama dari PPKI.
Instrumen /Soal 1. Mengapa PPKI harus dibentuk?
2. Sebutkan salah satu tugas pokok PPKI ? Jumlah
Skor Nilai 50
50
100
81
Kunci Jawaban 1. Karena untuk memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia pada saatnya nanti.
2. Salah satu tugas utama PPKI adalah: a. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan BPUPKI.
Mengetahui Kepala sekolah
Drs. Komaruddin
Tangerang, April 2014 Guru Kelas V
Beti Setiowati
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : MI. Ta’lim Mubtadi I Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas I Semester : V/II Alokasi Waktu : 1 x 35 menit Pertemuan ke :4 __________________________________________________________________ A. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyara kat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar
: 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
C. lndikator
: 1. Menjelaskan Pembentukan PPKI. 2. Menyebutkan tugas utama dari PPKI
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat : 3. Menjelaskan tentang pembentukan PPKI 4. Menyebutkan tugas utama dari PPKI
E. Materi Pokok 1. PPKI dibentuk untuk memudahkan bagi para pemimpin bangsa pada waktu itu, agar pelaksanaan kemerdekaan dapat segera terwujud. 2.Tugas utama dari PPKI adalah : a. Menyelesaiakn dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan BPUPKI b. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemer dekaan Indonesia pada saatnya nanti.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan : Berpusat pada siswa (Student Centred Approaches) 2. Metode : Diskusi, Tebak Kartu
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar: 1. Buku Paket IPS Terpadu untuk SD/MI (KTSP 2006/Erlangga) kelas V, hal 182.
83
2. LKS Neodinastiku, untuk SD/MI Semester 2, hal. 38. H. Langkah-lamgkah Pembelajaran. 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan Guru Motivasi dan Appersepsi a. Menyapa siswa, mengecek kehadiran siswa, dan berdoa bersama.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Menjawab setiap pertanyaan guru, dan berdoa bersama.
Disiplin dan Religius.
b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang diharapkan dari pembelajaran.
b. Memperhatikan penjelasan guru.
c. Mengingatkan kembali materi yang lalu tentang ”Pembentukan BPUPKI dan PPKI” dan menghubungan dengan materi yang akan dipelajari.
c. Bersama guru melakukan Appersepsi.
d. Menyanyikan lagu wajib yang berjudul” Hari Merdeka.”
d. Bersama-sama menyanyikan lagu”Hari Merdeka.”
e. Meminta siswa untuk kembali pada kelompoknya minggu lalu..
e. Membentuk kelompok seperti minggu lalu.
f.
f.
Mengenalkan cara belajar dengan tekhnik tebak kartu.
Memperhatikan penjelasan guru.
Cinta Tanah air
84
2. Kegiatan Inti (50 menit) Kegiatan Guru Eksplorasi g. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep atau kata, kemudian memasang di papan tulis. h. Meminta siswa untuk mencari pasangannya dengan cara mengacak kartu, kemudian memasangkannya sesuai dengan kata yang ada di papan tulis.
Kegiatan Siswa k. Setiap kelompok berusaha untuk mencari pasangan dari kartu yang ada di papan tulis.
.
Elaborasi i.
Menyempurnakan hasil jawaban siswa dan memberikan reward kepada siswa /kelompok yang lebih dulu selesai serta menjawab dengan benar.
Konfirmasi j. Memberikan penegasan materi, dilanjutkan dengan tanya jawab secara lisan.
.
Nilai Karakter
Kerjasama.
85
3. Kegiatan Penutup (5 menit) Kegiatan Guru l. Membuat kesimpulan materi pelajaran.
Kegiatan Siswa Nilai Karakter o. Bersama dengan Kerjasama guru membuat kesimpulan.
m. Menyampaikan materi untuk pembelajaran berikutnya.
p. Memperhatikan penjelasan guru.
n. Mengakhiri pembelajaran dengan membaca Hamdallah.
q. Membaca Hamdallah bersama-sama
Religius
Penilaian 3. Jenis dan Jehknik Penilaian: Tes Tertulis 4. Bentuk Instrumen soal Indikator Penapaian Kompetensi
3. Menjelaskan pembentukan PPKI 4. Menyebutkan tugas utama dari PPKI.
Tekhnik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essay
Instrumen /Soal 3. Mengapa PPKI harus dibentuk?
Skor Nilai 50
4. Apa tugas pokok PPKI ? 50
Jumlah
20 100
Kunci Jawaban 3. Karena untuk memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia pada saatnya nanti.
4. Tugas utama PPKI adalah: a. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan BPUPKI.
86
b. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemer dekaan Indonesia pada saatnya nanti.
Mengetahui Kepala sekolah
Drs. Komaruddin
Tangerang, April 2014 Guru Kelas V
Beti Setiowati
87
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dilaksanakan dua kali yaitu diawal siklus petama tepatnya pada pertemuan I, Senin 07 April 2014 guna memperoleh informasi mengenai motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, yang kedua dilakukan pada pertemuan ke 4 atau di akhir siklus ke dua yaitu Rabu, 17 April 2014, guna memperoleh pendapat/tanggapan siswa mengenai metode diskusi. Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak testruktur, maksudnya adalah wawancara seperti dialog/mirip percakapan informasi dengan berpatokan pada pertanyaan dibawah ini:
A. Wawancara di awal siklus 1. Apakah kamu suka pelajaran IPS ? 2. Apakah kamu sering membaca buku IPS ? 3. Apakah kamu berani bertanya jika ada materi yang belum kamu pahami ? 4. Apakah nilai IPSmu bagus ? 5. Mengapa demikian ?
B. Wawancara di akhir siklus 1.
Apakah kamu suka dengan metode diskusi yang telah dilakukan ?
2. Apakah kamu senang belajar dengan metode diskusi kelompok ? 3. Apakah kamu merasa mudah dalam memahami materi pelajaran dengan belajar kelompok seperti ini ? 4. Apakah dengan adanya reward atau hadiah, kamu lebih giat belajar ?
Jawaban siswa mengenai wawancara A. Jawaban di awal siklus 1. Dari beberapa siswa yang berhasil diwawancarai ada yang menjawab tidak tahu, biasa-biasa saja, dan suka.
88
2. Untuk jawaban pertanyaan no 2 rata-rata siswa menjawab tidak pernah baca buku. 3. Jawaban mereka kebanyakan tidak pernah bertanya, walaupun tidak paham. 4. Jawaban mereka mengenai nilai tidak pernah bagus (selalu jelek). 5. Kebanyakan dari mereka menjawab susah/sulit, karena harus menghapal nama orang, tanggal peristiwa, dan lain-lain alasannya.
B. Jawaban siswa di akhir siklus 1. Jawaban siswa mengenai metode diskusi yang telah dipelajari adalah suka, bahkan ada yang menjawab sangat suka. 2. Mayoritas jawaban siswa mengenai belajar dengan metode diskusi kelompok adalah senang, karena belajarnya tidak tegang, dan lebih santai tapi serius. 3. Mengenai pemahaman dalam materi mereka menjawab lebih mudah memahaminya, karena permasalahan dan jawabannya dicari bersamasama, dan lebih ringan. 4. Jawaban siswa kebanyakan ya, karena termotivasi untuk belajar terutama membaca buku IPS
89
Lampiran 3 SOAL PRETES DAN POSTES SIKLUS I Nama Kls I.
: .......................................... Mata Pelajaran : IPS :V Hari/Tgl : .................................... Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Sebagai usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dibentuklah ....... 2. Ketua BPUPKI adalah ......................................................................................... 3. Dasar negara yang disampaikan Bung Karno dalam rapat BPUPKI adalah ....... 4. Sidang BPUPKI dilakukan sebanyak .................................................................. 5. Indonesia dijajah oleh Belanda selama .................................................... tahun 6. Lagu kebangsaan Jepang adalah ......................................................................... 7. Anggota BPUPKI berjumlah ............................................................................... 8. BPUPKI juga membentuk panitia yaitu .............................................................. 9. Upacara pembukaan BPUPKI pada tanggal ....................................................... 10. Rapat BPUPKI membicarakan tentang ...............................................................
II.Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan ! 1. 2. 3. 4. 5.
Apa saja yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI ? Sebutkan tugas pokok BPUPKI ! Apa kepanjangan dari BPUPKI ? Apa maksud dan tujuan pembentukan BPUPKI ? Bagaimana cara menghargai jasa pahlawan bangsa ?
Kunci Jawaban I. 1. BPUPKI 2. Ir. Soekarno 3. Pancasila 4. 4 kali 5. 350 tahun 6. Kimigayo 7. 63 orang 8. Panitia sembilan 9. 28 Mei 1945 10. Dasar negara yang akan merdeka
90
II. 1. Rumusan dasar negara Ir. Soekarno adalah : a. Kebangsaan b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan c. Mufakat atau Demokrasi d. Kesejahteraan Sosial e. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Tugas pokok BPUPKI adalah menyiapkan organisasi pemerintahan yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang. 3. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. 4. Maksud dan tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka. 5. Sebagai seorang siswa kita harus rajin belajar, supaya anak bangsa tidak ada lagi yang bodoh.
91
Lampiran 4 : SOAL PRETES DAN POSTES SIKLUS II Nama Kls I.
: .......................................... Mata Pelajaran : IPS :V Hari/Tgl : .................................... Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. PPKI dibentuk pada tanggal .............................................................................. 2. Selain Ir. Soekarno, tokoh yang menyampaikan pemikiran tentang rumusan dasar negara adalah ............................................................................................ 3. PPKI singkatan dari ............................................................................................. 4. Piagam Jakarta diumumkan pada tanggal .......................................................... 5. Ketua Panitia Sembilan adalah .......................................................................... 6. Hasil yang dicapai dalam rapat Panitia Sembilan adalah .................................. 7. Perumus Pancasila adalah .................................................................................. 8. Dalam Perang Pasifik, pihak sekutu dipimpin oleh ........................................... 9. Anggota PPKI berjumlah ................................................................................... 10. Salah satu tugas pokok PPKI adalah ...................................................................
II.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Siapakah dua tokoh kemerdekaan yang sangat berperan sekali dalam kemerdekaan Indonesia ? 2. Apa kepanjangan dari PPKI ? 3. Sebutkan 4 saja anggota Panitia Sembilan ? 4. Siapakah yang mengesahkan rumusan dasar negara Pancasila ? 5. Apa yang dihasilkan dalam rapat PPKI ?
Jawaban I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
22 Juni 1945 Mr. Mohammad Yamin dan Prof. Dr. Soepomo Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 22 Juni 1945 Ir. Soekarno Piagam Jakarta ( Jakarta Charter) Ir. Soekarno, Mr. Mohammad Yamin, dan Prof.Dr.Soepomo Amerika Serikat
92
9. 21 orang 10. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang telah disiapkan oleh BPUPKI II 1. Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta 2. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 3. a. Ir. Soeekarno b. Drs. Moh. Hatta c. Mr. Amad Subarjo d. Muhammad Yamin 4. PPKI 5. Piagam Jakarta ( Jakarta Charter)
93
Lampiran 5 LEMBAR TES FORMATIF DI AKHIR SIKLUS
Nama Kls I.
: …. :V
Mata Pelajaran : IPS Nilai : ….
Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat !
1. BPUKI singatan dari …………………………………………………………... 2. Hasil kerja BPUPKI adalah ……………………………………………………. 3. Piagam Jakarta diumumkan pada tanggal ……………………………………... 4. Ketua Panitia Sembilan adalah ………………………………………………… 5. Rapat BPUPKI diselenggarakan dari tanggal tgl 29 Mei 1945 sampai ……… 6. Jepang menjajah Indonesia selama berapa tahun ……………………………… 7. Selama Jepang berkuasa Indonesia dibagi berapa wilayah ……………………. 8. Kota mana saja di Jepang yang dijatuhi bom atom oleh Amerika …..dan ……. 9. Kapan PPKI mengadakan rapat untuk persiapan kemerdekaan ……………….. 10. Apa hasil dari rapat PPKI tersebut ……………………………………………..
II. 1. 2. 3. 4. 5.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !
Sebutkan kepanjangan dari BPUPKI dan PPKI ! Sebutkan rumusan dasar negara dari Muhamad Yamin ! Jelaskan tugas dari PPKI ! Apa maksud dan tujuan dari pembentukan BPUPKI ? Usaha apa yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan?
“Selamat Mengerjakan”
94
Kunci Jawaban IPS kls V II.
Isian
1. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. 2. Dasar negara Indonesia 3. 22 Juni 1945 4. Ir. Soekarno 5. Tgl 1 Juni 1945 6. 2,5 tahun 7. 2 wilayah 8. Nagasaki dan Hirosima 9. 22 Juni 1945 10. Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
III.
Essay
1. BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, PPKI adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. 2. Rumusan dasar negara dari Muhammad Yamin: a. Peri Kebangsaan b. Peri Kemanusiaan c. Peri Ketuhanan d. Peri Kerakyatan e. Kesejahteraan Rakyat 3. Tugas dari PPKI : a. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang telah disiapkan BPUPKI.. b. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan Indonesia pada saatnya nanti. 4. Maksud dan tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia merdeka.
95
5. Usaha yang dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan adalah berjuang dengan penuh semangat, pantang menyerah, berkorban jiwa raga, demi terwujudnya Indonesia merdeka.
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas I Semester Alokasi Waktu
: MI. Ta’lim Mubtadi I : Pendidikan Kewarganegaraan : V/II : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi : 4. Menghargai keputusan bersama.
B. Kompetensi Dasar
:4.2. Mematuhi keputusan bersama.
C. lndikator
:1.Mempraktikan tata cara mengambil keputusan bersama. 2. Memahami berbagai macam bentuk keputusan bersa ma baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat 3. Mematuhi hasil keputusan bersama.
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajarai materi berikut ini, diharapkan siswa dapat mempraktikan tata cara mengambil keputusan bersama, memahami berbagai macam bentuk keputusan bersama baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat, dan mampu mematuhi hasil keputusan bersama. E. Materi Pokok Menghargai keputusan bersama. F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran: a. Pendekatan : Saincetific. b. Metode : Diskusi, Tanya Jawab. G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar: a. Buku Paket PKn Terpadu untuk SD/MI (KTSP 2006/Erlangga) kelas V, hal b. LKS Neodinastiku, untuk SD/MI Semester 2, hal. 48. H. Langkah-lamgkah Pembelajaran. 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit). Kegiatan Guru Motivasi dan Appersepsi a. Menyapa siswa, mengabsen, dan berdoa bersama.
b. Menyampaikan
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Menjawab setiap pertanyaan guru, dan berdoa bersama.
Disiplin dan Religius.
b. Memperhatikan
97
kompetensi dan tujuan yang diharapkan dari pembelajaran.
penjelasan guru.
c. Mengingatkan kembali materi yang lalu tentang ”Mengenal bentukbentuk keputusan bersama” dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari.
c. Bersama guru melakukan Appersepsi.
d. Menyanyikan lagu wajib yang berjudul” satu Nusa Satu Bangsa.”
d. Bersama-sama menyanyikan lagu”Satu Nusa Satu Bangsa.”
e. Membagi siswa dalam beberapa kelompok.
e. Membentuk kelompok berlima dengan cara berhitung.
Cinta Tanah air
Kegiatan Inti (50 menit) Kegiatan Guru Eksplorasi f. Meminta siswa untuk membacakan materi hal 48. g. Membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok
h. Berkeliling, mengamati, memotivasi dan membimbing siswa yang memerlukan bantuan.
Kegiatan Siswa f.
Siswa membaca materi hal 48
g. Bersama kelompoknya membahas materi yang diberikan.
Nilai Karakter Cinta Ilmu
Kerjasama.
98
Elaborasi i. Meminta salah satu siswa yang mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil kerja kelompoknya.
j.
Menyempurnakan hasil diskusi dan memberikan reward kepada siswa atau kelompok yang unggul.
Konfirmasi k. Memberikan penegasan dilanjutkan dengan tanya jawab
l.
Memberikan umpan balik dengan cara meluruskan jawaban yang masih salah /kurang tepat.
h. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi jawaban temannya, begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapat giliran.
i.
Memperhatikan penjelasan guru.
j.
Memperhatikan dan melakukan tanya jawab dengan guru.
Perhatian dan Cinta Ilmu.
Ketekunan.
k. Membetulkan jawaban yang masih salah/kurang tepat.
3. Kegiatan Penutup (5 menit) Kegiatan Guru m. Membuat kesimpulan materi pelajaran.
Kegiatan Siswa l. Bersama dengan guru membuat kesimpulan.
n. Menyampaikan materi untuk pembelajaran berikutnya.
m. Memperhatikan penjelasan guru.
o. Mengakhiri pembelajaran dengan membaca Hamdallah
n. Membaca Hamdallah bersama-sama
Nilai Karakter
Religius
99
.
G. Penilaian 1. Jenis dan Tekhnik Penilaian : Tes Tertulis. 2. Bentuk Instrumen Soal Indikator Penapaian Tekhnik Kompetensi Penilaian 1. Mempraktikan Tes Tertulis tata cara
mengambil kepurusan bersama.
2. Memahami berbagai macam bentuk keputusan bersama baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.
3. Mematuhi hasil keputusan bersama.
Bentuk Instrumen Isian
Instrumen /Soal 1. Hasil keputusan bersama harus dilaksanakan dengan .... 2. Kita tidak boleh memaksakan kehendak pada .... 3. Musyawarah mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan ....atau ....
Skor Nilai 10
10
10
4. Cara yang tepat dalam memilih ketua kelas adalah dipilih oleh ....di kelas. 5. Mengadakan kerja bakti termasuk contoh bentuk keputusan bersama di lingkungan .... 6. Keputusan yang ada di rumah sebaiknya diputuskan oleh ....
10
7. Hasil keputusan bersama harus menguntungkan ....
10
8. Keputusan sebuah organisasi disebut keputusan ....
10
9. Hasil keputusan musyawarah tidak boleh hanya menguntungkan ....pihak.
10
10
10
100
10. Keputusan bersama harus menampikan rasa...
10
Kunci Jawaban
1. Tanggung jawab. 2. Orang lain 3. Pribadi atau golongan 4. Semua siswa. 5. Masyarakat. 6. Semua anggota keluarga. 7. Semua pihak atau orang. 8. Bersama. 9. Satu. 10. Keadilan.
Mengetahui Kepala sekolah
Drs. Komaruddin
Tangerang, 07 Mei 2014 Guru Kelas V
Beti Setiowati
101
I. Langkah-Langkah Pembelajaran (Pertemuan 4 - 6) 1. Pendahuluan - Mengajak siswa mengamati dan membandingkan gambar salah satu kota di Jepang - Memberi kesempatan bagi siswa mengemukakan pendapatnya tentang kedua gambar yang diamati 2. Kegiatan inti - Mengadakan tanya jawab seputar tokoh-tokoh Islam yang menentang kedatangan Belanda - Menjelaskari mengenai sebab-sebab meletusnya perang dunia II dan kedatangan Jepang ke Indonesia - Mengajak siswa memperhatikan peta pendaratan pasukan Jepang ke Indonesia - Mengadakan tanya jawab mengenal lembaga-lembaga bentukan Jepang - Memberi tugas menjawab pertanyaan tentang sebab akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang 3. Kegiatan penutup - Menganjurkan kepada siswa untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan dalam melawan penjajah - Mengadakan tes tertulis dari uji kompetensi II. Alat Dan Sumber Bahan 1. Alat Peraga : Gambar, Peta 2. Sumber : Pengetahuan Sosial hal. 97 – 100 (Aneka Ilmu) III. Penilaian 1. Tertulis 2. Porto Folio
Mengetahui, Kepala Sekolah
………………………. NIP………………………
Jakarta, …………………20…. Guru Kelas
………………………. NIP………………………
DAFTAR GAMBAR
Gambar. I.
Gambar. 2. Gambar I.
Suasana Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I.
Gambar 2.
Suasana diskusi kelompok Pada Siklus I
Gambar. 3.
Gambar. 4. Gambar. 3. Seorang siswa sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Gambar.4. Suasana Pembelajaran.
Gambar. 5.
Gambar. 6. Gambar 5. Suasana Pembelajaran Pada Siklus II. Gambar 6. Suasana kegiatan pembelajaran
Gambar.7.
Gambar 8 Gambar.7 Suasana diskusi Kelompok. Gambar.8. Salah seorang siswa/siswi mempresentasikan hasil diskusinya.
Gambar. 9
Gambar. 10 Gaambar. 9 Siswa memasang kalimat yang sesuai. Gambar. 10 Siswa memilih kalimat yang sesuai dengan petunjuk di papan tulis.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Beti Setiowati, dilahirkan di Jakarta, 18 Juli 1969. Anak dari pasangan bpk Kliwon dan ibu Sri Ngatun. Pengalaman pendidikan penulis:
-
SDN Perumnas I Tangerang, lulus tahun 1981
-
SMPN 6 Perumnas I Tangerang, lulus tahun 1984
-
MAN I Grogol Jakarta, lulus tahun 1988
-
DII IAIN Sunan Gunung Jati Bandung, lulus tahun 2000
Saat ini penulis aktif mengajar di MI Ta’lim Mubtadi I Cipondoh Kota Tangerang