PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERHITUNGAN SKALAMELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh RISA AFRIA ULFA RUHANA NIM 11511019
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERHITUNGAN SKALA MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V MIN KEBONAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh RISA AFRIA ULFA RUHANA NIM 11511019
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman jadikan sabar dan sholatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar” (Al Baqoroh : 153) Jangan berhenti berusaha ketika menemui sebuah kegagalan, karena kegagalan adalah cara Alloh mengajari kita tentang arti kesungguhan.
PERSEMBAHAN
Keluarga besar tercinta, khususnya Bapak Abdul Karim, Ibu Nuryanti (alm), Mas Arif dan Mas Yuslam, you’re my everything. Sahabat-sahabat yang selalu ada, spesial untuk Tersina Apriyani, you’ll be my best friend ever after. Teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011. Calon imam yang telah disiapkan Robbuna untukku, I’ll always waiting you with all my love.
KATA PENGANTAR
Puji syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan segala tugas yang menjadi tanggung jawab penulis. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir jaman. Alhamdulillah atas nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perhitungan Skala melalui MetodeTwo Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN Kebonan
Kecamatan
Karanggede
Kabupaten Boyolali
Tahun
Pelajaran
2014/2015” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam aspek substansi maupun penulisannya, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun demikian, alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan dan fasilitasi dari berbagai pihak akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan ikhlas, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan InstitutAgama Islam Negeri Salatiga.
3.
Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan InstitutAgama Islam Negeri Salatiga.
4.
Ibu Eni Titikusumawati, M.Pd., selaku dosen matematika sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan wawasan keilmuwan kepada penulis sehingga menambah keyakinan untuk menggapai harapan masa depan yang lebih baik.
5.
Seluruh dosen dan staf tenaga administrasi Program SI Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan pelayanan dengan baik.
6.
Bapak
Chisbulloh,
S.Ag.,selakuKepala
MIN
Kebonan
Kecamatan
Karanggede yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 7.
Bapak Sutrisno, S.Pd.I., selaku Guru Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8.
Bapak Abdul Karim yang saya banggakan dan menjadi panutan penulis.
9.
Almarhumah Ibu Nur Yanti tercinta yang selalu menemani, mendoakan, dan memotivasi penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi ini hingga akhir hayatnya.
10. Kakak-kakak tercinta Nurul Arifin dan Yuslam Ashuri yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun finansial. 11. My priest candidates yang selalu memberikan nasehat, motivasi, semangat dan kasih sayangnya.
12. Saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan studi ini. 13. Semua kawan-kawan PendidikanGuru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011 yang selalu akan penulis rindukan, kekompakan, keceriaan, canda tawa, suka duka yang pernah kita lalui bersama. 14. Semua kawan-kawan yang belum sempat tersebutkan nama-namanya, namun telah memberi andil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas jasa mereka, semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat.Penulis juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 28 Agustus 2015
Risa Afria Ulfa Ruhana Penulis
ABSTRAK Ruhana, Risa Afria Ulfa. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perhitungan Skala melalui Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Eni Titikusumawati, M.Pd. Kata Kunci : peningkatan hasil belajar dan Metode Two Stay Two Stray. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yaitu rendahnya kemampuan matematis siswa pada mata pelajaran matematika tentang perhitungan skala. Rendahnya kemampuan matematis siswa disebabkan oleh proses belajar mengajar di kelas yang cenderung berpusat pada guru dan siswa hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai yang diajarkan oleh guru. Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang berbeda siswa akan kesulitan dalam memecahkan persoalan tersebut. Selain itu, kegiatan belajar yang dilakukan diwarnai dengan kegiatan individual, siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain, sehingga siswa yang pandai maupun kurang pandai akan tetap dalam kondisinya. Sehubungan dengan permasalahan di atas, melalui penelitian ini diharapkan memperoleh cara yang tepat untuk memperbaiki mutu pembelajaran matematika di MIN Kebonan dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa terutama pada pehitungan skala. Penerapan metode Two Stay Two Stray diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa pun menjadi meningkat.Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus penelitian dimana tiap siklus difokuskan pada materi tentang perhitungan skala dengan metode Two Stay Two Stray.penelitian ini dilaksanakan di MIN Kebonan dengan subjek penelitian kelas V. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama pada materi perhitungan skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan perhitungan skala.Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar siswa yang meningkat.Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 15 siswa dari 20 siswa, dengan persentase ketuntasan sebanyak 75%., padahal yang diharapkan adalah ≥85% siswa dapat mencapai nilai ≥70.Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas bertambah menjadi 19 siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 95%.Ini berarti bahwa dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mencapai KKM.Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka penulis menyarankan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti metode Two Stay Two Stray.
Daftar Isi Hal HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN BERLOGO
ii
JUDUL
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAM KELULUSAN
iv v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
ABSTRAK
xi
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
Bab I
Bab II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
6
E. Manfaat Penelitian
7
F.
9
Definisi Operasional
G. Metode Penelitian
10
H. Sistematika Penulisan
16
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Belajar
18 18
a. Pengertian Belajar
18
b. Ciri – Ciri Belajar
19
c. Tujuan Belajar
20
d. Prinsip – Prinsip Belajar
21
e. Faktor yang Mempengaruhi Belajar 2. Hasil Belajar
D.
26
a. Pengertian Hasil Belajar
26
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
28
c. Penilaian Hasil Belajar
30
d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
31
B. Metode Two Stay Two Stray
C.
25
32
1. Pengertian Metode Two Stay Two Stray
32
2. Langkah – langkah Penerapan Metode Two Stay Two Stray
32
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray
33
Matematika
35
1. Pengertian Matematika
35
2. Langkah – langkah Penerapan Matematika
36
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidiyah
38
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
39
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
39
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
39
3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
40
4. Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
41
E. Materi Skala yang Diaplikasikan dalam Penelitian
42
1. Pengertian Skala
42
2. Macam – macam Skala
42
3. Perhitungan Skala
44
F. Penerapan Metode Two Stay Two Stray pada Materi Perhitungan Skala
46
G. Hasil Penelitian yang Relevan
48
H. Kerangka Teori
52
Bab III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian
53
1. Lokasi Penelitian
53
2. Keadaan Guru MIN Kebonan
53
3. Keadaan Siswa
54
4. Deskripsi Kondisi Awal Peserta Didik
54
5. Karakteristik Siswa
56
6. Pelaksanaan Penelitian
58
B. Deskripsi Siklus I
58
1. Perencanaan
58
2. Tindakan
59
3. Observasi
61
4. Refleksi
62
C. Deskripsi Siklus II
63
1. Perencanaan
63
2. Tindakan
64
3. Observasi
66
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
68
1. Angket Siklus I
68
2. Angket Siklus II
70
B. Pembahasan 1. Siklus I
72 72
a. Perencanaan
72
b. Tindakan
72
c. Pengamatan
73
1) Lembar Pengamatan Guru
73
2) Lembar Pengamatan Siswa
75
3) Hasil Belajar Siswa
77
4) Refleksi
78
2. Siklus II
79
a. Perencanaan
79
b. Tindakan
80
c. Pengamatan
81
1) Lembar Pengamatan Guru
81
2) Lembar Pengamatan Siswa
83
3) Hasil Belajar Siklus II
84
Bab V PENUTUP A. Kesimpulan
88
B. Saran
89
1. Bagi Guru
89
2. Bagi Siswa
89
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
Daftar Tabel
Hal Tabel 1.1
Waktu Penelitian .............................................................................. 11
Tabel 3.1
Guru MIN Kebonan Kelas V .......................................................... 54
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Perkelas MIN Kebonan ............................................. 55
Tabel 3.3
Hasil Perolehan Nilai Rata – rata Harian Matematika sebelum dilaksanakan PTK ........................................................................... 55
Tabel 3.4
Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester I Pelajaran Matematika sebelum dilaksanakan PTK ............................................................. 56
Tabel 3.5
Daftar Nama Siswa Kelas V MIN Kebonan ................................... 57
Tabel 4.1
Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I .......................... 69
Tabel 4.2
Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II ......................... 70
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajara Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus I...................... 74
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus I...................... 75
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I .................................................... 77
Tabel 4.6
Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................... 77
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus II .................... 82
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Stray Siklus II .................... 83
Tabel 4.9
Hasil Belajar SIswa pada Siklus II ................................................... 85
Tabel 4.10
Presentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ................................ 85
Tabel 4.11
Hasil Belajar Siswa Persiklus ......................................................... 87
Daftar Gambar Hal Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 52 Gambar 4.1 Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus I .......................................... 78 Gambar 4.2Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................... 86 Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Persiklu ........................................................... 87
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 11 Angket Umpan Balik Siswa Lampiran 12 Lembar Angket Umpan Balik Siswa Siklus I Lampiran 13 Lembar Angket Umpan Balik Siswa Siklus II Lampiran 14 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I Lampiran 15 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II Lampiran 16 Lembar Tes Formatif Evaluasi siswa siklus I Lampiran 17 Lembar Tes Formatif Evaluasi siswa siklus II Lampiran 18 Foto Kegiatan Lampiran 19 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 20 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 21 Surat Balasan Ijin Penelitian Lampiran 22 Nilai SKK Mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilaku yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Hal ini berarti dengan belajar seseorang dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar pada diri seseorang, inilah yang disebut dengan hasil belajar (Hartini, 2010: 33). Snelbeker
(1974:
12)
mengatakan
bahwa
perubahan
atau
kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Perkembangan hasil belajar sangatlah penting bagi peserta didik, terutama pada materi pelajaran matematika. Pelajaran matematika di sekolah dasar dapat digunakan mereka sebagai modal awal untuk pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Selain itu kegiatan mereka seharihari pun sangat erat hubungannya dengan matematika. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika yang diterapkan membuat siswa kesulitan dalam memahaminya sehingga
hasil
belajar
matematika
siswa
rendah.
International
Education
Achievement (IAE) mengemukakan bahwa kemampuan dalam bidang Sciencecr and mathematics siswa Indonesia berada pada urutan ke 38 dari 39 negara yang disurvei. Sementara itu survey The Third International Mathematics and Science Study Repeat (TIMSS), bahwa Indonesia pada posisi di bawah rata-rata untuk matematika, yaitu berada di urutan ke 34 dari 38 negara (Hartini, 2010: 5). Adapun yang peneliti ketahui dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa kelas V MIN Kebonan ditemukan bahwa kemampuan matematika terutama pada perhitungan skala masih rendah. Proses belajar mengajar di kelas cenderung berpusat pada guru dan siswa hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai yang diajarkan oleh guru. Akibatnya ketika siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang berbeda siswa akan kesulitan dalam memecahkan persoalan tersebut. Selain itu, kegiatan belajar yang dilakukan diwarnai dengan kegiatan individual, siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain. Akibatnya siswa yang pandai maupun kurang pandai akan tetap dalam kondisinya. Pernyataan tersebut didukung dengan data dari pencapaian hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kec. Karanggede Kab. Boyolali yang peneliti dapatkan setelah melakukan wawancara dengan Bapak Sutrisno selaku guru kelas V pada tanggal 25 April 2015. Hasil belajar matematika siswa masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Rata-rata nilai matematika di kelas V adalah 55. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 55 % atau 11 siswa dari 20 siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar mencapai 45 % atau 9 siswa. Dan kebanyakan dari sebagian besar siswa mengalami kesalahan pada soal perhitungan skala. Hal ini sangatlah disayangkan, karena materi perhitungan skala merupakan materi pelajaran matematika yang sangat penting. Materi tersebut akan tetap ada sampai pendidikan di tingkat yang lebih lanjut. Selain itu, perhitungan skala juga dijadikan sebagai salah satu soal dalam Ujian Nasional Matematika di kelas VI nantinya. Jika di kelas V saja belum bisa menguasai perhitungan skala tersebut dikhawatirkan ketika siswa berada di kelas VI akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada materi matematika lainnya. Perhitungan skala juga sangat bermanfaat bagi kehidupan, seperti untuk menghitung jarak suatu tempat, menghitung luas wilayah, membuat desain alat modern, dan membuat desain bangunan. Berdasarkan permasalahan ini guru harus menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan serta mampu membuat siswa aktif dan kreatif dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik untuk memecahkan setiap permasalahan yang mereka hadapi. Perlu diketahui bahwa proses pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan seorang guru sangat bervariasi. Proses pembelajaran yang dilakukan secara sederhana hendaknya juga perlu dikembangkan,
dimodifikasi, dikombinasikan untuk membantu pencapaian tujuan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jika tujuan belajar tersebut tercapai dengan baik maka akan melahirkan generasi berilmu yang nantinya akan di angkat derajatnya kelak oleh Allah SWT. Seperti firman Allah dlam surat Al Mujadalah ayat 11:
Yang artinya “niscaya Allah akan meninggikan derajat orang diantara kamu yang berilmu pengetahuan dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Berdasarkan beberaapa hal tersebut, peneliti merasa perlu untuk mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi perkalian terutama pada pecahan decimal. Pembelajaran yang peneliti kembangkan dalam penelitian ini adalah metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dimana masing-masing siswa dapat berfikir kritis dalam pembelajaran yang menyenangkan dan mempunyai inisiatif dalam memecahkan setiap masalah dengan beberapa tahap yang dilaluinya. Model pembelajaran Two Stay Two Stray ini diterapkan pada pelajaran matematika materi perhitungan skala dengan pembagian kelompok, pendefinisian masalah, kerjasama kelompok, bertamu ke kelompok lain, pemberian informasi kepada tamu, pelaporan informasi dari tamu kepada masing-masing kelompok, dan pembahasan.
Kelebihan dari metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini adalah pembelajaran lebih bermakna karrena berorientasi pada keaktifan siswa, siswa berani mengungkapkan pendapatnya, siswa dapat saling bekerjasama, dan membantu meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sedangkan kelemahan dari metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini adalah dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih lama, padahal waktu pembelajaran siswa tingkat Sekolah Dasar hanyalah 2 x 35 menit. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengambil
judul
Peningkatan
Hasil
Belajar
Matematika
Materi
Perhitungan Skala melalui Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam penelitian ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Apakah penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika siswa
kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi perhitungan skala melalui metode Two Stay Two Stray pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan
Karanggede
Kabupaten
Boyolali
Tahun
Pelajaran
2014/2015. 2. Untuk mengetahui bahwa dengan penerapan metode Two Stay Two Stray dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka kesimpuln sementara adalah sebagai berikut: a. Penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
b. Penerapan metode Two Stay Two Stray dapat mencapai KKM kelas pada mata pelajaran matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Indikator Keberhasilan Penggunaan metode Two StayTwo Stray
dikatakan berhasil
apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah: a. Secara Individu Siswa diharapkan dapat mencapai skor
70 pada materi
perhitungan skala b. Secara Klasikal Presentase 85% sebanyak dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar matematika materi perhitungan skala. Selain itu juga diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar, mengajarkan siswa untuk bekerja sama, dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan suatu desain pembelajaran yang menarik dan mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. b. Bagi sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, khususnya mata pelajaran matematika. Selain itu juga memberikan sumbangan pengetahuan terhadap sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. c. Bagi guru Model diharapkan
dan
dapat
metode
pembelajaran
memberikan
wawasan
yang
diterapkan
pengetahuan
dan
pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru serta dijadikan sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah dilakukan. d. Bagi siswa Pembelajaran yang menarik diharapkan dapat memotivasi siswa, meningkatkan minat belajar siswa, menumbuhkan potensi
yang dimiliki siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika. F. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini. 1. Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Hartini, 2010: 33). Hasil belajar dalam penelitian ini yaitu hasil belajar yang berupa pengetahuan dan kemampuan dalam memecahkan masalah matematika terutama pada perhitungan skala. 2. Matematika Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran (dalam Hartini, 2010: 11) . 3. Perhitungan Skala
Salah satu pelajaran di MIN Kebonan kelas V adalah matematika tentang perhitungan skala. Perhitungan skala merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya. 4. Two Stay Two Stray Two Stay Two Stray merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil
dan
informasi
kepada
kelompok
lain
(http//www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-staytwo-stray.html.diakses pada hari selasa 28/04/2015). 5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala untuk meningkatkan hasil belajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2009 : 96).
2. Lokasi Penelitian Lokasi
penelitian
berada
di
MIN
Kebonan
Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali. 3. Waktu Penelitian Tabel 1.1 Waktu Penelitian No
Deskripsi
April Mei Juni Juli I-IV I-IV I-IV I-IV
1 Penyusunan Proposal
v
2 Penyusunan Landasan Teori 3 Persiapan Penelitian
v
v v
v
4 Pelaksanaan Penelitian 5 Input Data 6 Analisis Data
v v
v v
7 Penyusunan Skripsi
v
v v
v
4. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MIN Kebonan dengan jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 9 siswa lakilaki dan 11 siswa perempuan. 5. Langkah-langkah Penelitian Arikunto (2008: 20) mengemukakan bahwa dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi : planning (perencanaan),
action
(pelaksanaan
tindakan),
observation
(pengamatan) dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning)
1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode Two Stay Two Stray. 2) Mempersiapkan soal mengenai perhitungan skala untuk diselesaikan menggunakan metode Two Stay Two Stray. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) 1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah direncanakan
dalam
seperangkat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode Two Stay Two Stray sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup. 2) Memberikan motivasi. 3) Menyajikan materi pelajaran dengan metode Two Stay Two Stray. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 5) Memberikan penguatan dan kesimpulan. 6) Melakukan pengamatan. c. Pengamatan (observation) Pelaksanaan pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau dengan bantuan kolaborator. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan bantuan kolaborator. Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa,
keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses pembelajaran. d. Reflection (refleksi) Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil evaluasi apakah metode Two Stay Two Stray yang digunakan oleh peneliti menghasilkan perubahan yang signifikan. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator yang diharapkan, maka perlu siklus II, seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan. 6. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Observasi
dilaksanakan
untuk
mengetahui
seberapa
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Gejala ketidak berhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin melalui observasi sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut (Basrowi, 2008: 127). Kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah meliputi observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang bagaimana proses
belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan metode Two Stay Two Stray. Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi. Hal
ini
dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya. b. Test Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika materi perkalian pecahan desimal sebelum dan setelah melakukan penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis. c. Dokumentasi Dokumentasi
berupa
silabus,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya yang dianggap penting. 7. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Lembar Observasi Lembar observaasi digunakan untuk mengamati kegiatan langsung yang sedang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas V. hasil observasi ini berbentuk catatan
lapangan yang mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran meliputi antusias peserta didik dan kemampuan siswa setelah melakukan
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan
metode Two Stay Two Stray. b. Tes Tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi setelah melakukan proses belajar dengan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala. c. Angket Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode Two Stay Two Stray. Hasil angket di dapat dari angket yang diberikan kepada siswa dan di isi oleh siswa. 8.
Analisis data Penelitian ini menggunakan analisis data dengan rumus sebagai berikut: a. Penilaian rata-rata Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut: ∑
X= ∑
Dengan ∑
= jumlah nilai keseluruhan siswa
∑
= jumlah siswa =Nilai rata-rata
(Aqib, 2010: 204) b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar Dalam
menghitung
ketuntasan
belajar,
peneliti
menggunakan kriteria B sebagai batas ketuntasan menimum, kemudian menganalisis dengan rumus berikut: P=
∑ ∑
(Aqib, 2010: 41) H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun sistematika sebagai berikut: Bagian awal meliputi halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian inti meliputi bab I adalah pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II adalah kajian pustaka, menjelaskan tentang belajar dan hasil belajar, metode Two Stay Two Stray, matematika, materi skala yang diaplikasikan dalam penelitian, criteria ketuntasan minimal, penerapan metode Two Stay Two Stray pada materi perhitungan skala, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka teori. Bab III adalah pelaksanaan penelitian, terdiri dari subjek penelitian, lokasi penelitian, keadaan guru MIN Kebonan,
keadaan
siswa,
deskripsi
kondisi awal peserta didik, karakteristik siswa, dan pelaksanaan penelitian. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Sedangkan bab V adalah penutup, meliputi kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Belajar a. Pengertian belajar Menurut Morgan (dalam Suprijono, Agus. 2011: 3) “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience” (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Belajar menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 17) adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan menurut Chaplin (dalam Kastolani, 2014: 53) mengungkapkan definisi belajarmenjadi dua rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Belajar merupakan tahapan perubahan perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang diperkuatnya (Kastolani, 2014: 56). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (dalam
Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 31) belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu : 1) belajar mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku, 2) perubahan kemampuan atau perilaku bersifat relatif menetap, 3) perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan. b. Ciri – Ciri Belajar Aktivitas dalam belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Baharudin & Esa N.W (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 18) ciri-ciri belajar meliputi : 1)
Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
2)
Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
3)
Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.
4)
Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5)
Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 18-19) menjelaskan bahwa
perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri, yaitu :
1)
Perubahan intensional Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalamdiri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari. Maksudnya, perubahan sebagai hasil belajar bukanlah suatu kebetulan, akan tetapi perubahan itu disengaja dan disadari sebelum aktivitas belajar.
2)
Perubahan itu positif dan aktif Perubahan sebagai ciri belajar bersifat positif dan aktif.Bersifat positif maksudnya perubahan itu bersifat baik, bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan oleh individu. Perubahan bersifat aktif maksudnya perubahan terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari usahanya.
3)
Perubahan itu efektif dan fungsional Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu berhasil guna. Perubahan yang berhasil guna adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri individu. Perubahan bersifat fungsional artinya perbahan itu relatif permanen dan siap dibutuhkan setiap saat.
c. Tujuan Belajar Belajar itu sendiri memiliki tujuan yang hendak dicapai. Secara umum tujuan dari belajar adalah :
1)
Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan pemilikan pegetahuan dan kemampuan berpikir. Kemampuan pengembangan berpikir membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan.
2)
Penanaman konsep dan keterampilan Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan suatu keterampilan baik keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani
yang
menyangkut
persoalan
penghayatan
dan
ketrampilan berpikir serta kreativitas atau penyelesaian dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3)
Pembentukan sikap Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa. Guru harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai seorang uswah (Kastolani, 2014: 67).
d. Prinsip-Prinsip Belajar Tujuan dari belajar dapat tercapai secara maksimal apabila dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal itu dapat terwujud jika dalam pelaksanaannya
berpedoman pada prinsip-prinsip dari belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut : Pertama, prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri sebagai berikut : 1)
Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.
2)
Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3)
Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4)
Positif atau berkomulasi.
5)
Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6)
Permanen atau tetap
7)
Bertujuan dan terarah
8)
Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena
didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya (suprijono, Agus. 2011:4-5). Sedangkan menurut Made Pidarta (1997: 197) mengutip pendapat Gagne (dalam Kastolani, 2014: 69-70) mengatakan bahwa prinsip belajar meliputi:
1)
Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan
harapan
pendidik
tentang
respon
anak
yang
diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut. 2)
Pengulangan, situasi dan respon anak diulang-ulang atau dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3)
Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respon itu.
4)
Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5)
Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6)
Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk belajar seperti apresepsi dalam mengajar.
7)
Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
8)
Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor dalam pengajaran. Adapun menurut S. Nasution (dalam Kastolani, 2014: 71-
72) prinsip-prinsip belajar meliputi: 1)
Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka siswa harus mempunyai suatu tujuan.
2)
Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3)
Seseorang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4)
Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5)
Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil-hasil sampingan. Misalnya siswa tidak hanya bertambah terampil membuat soal ilmu pengetahuan alam akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi itu.
6)
Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan (learning by doing) .
7)
Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intekstual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis dan sebagainya.
8)
Seorang (siswa) memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain dalam belajar.
9)
Belajar memerlukan insight. Apa yang dipelajari harus benarbenar dipahami.
10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seorang (siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11) Belajar lebih berhasil apabila usaha untuk memberi sukses dan menyenangkan. 12) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar. e. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Muhibbin Syah (dalam Kastolani, 2014: 74) mengemukakan secara global tentang faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu : 1)
Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2)
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3)
Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang dipergunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Kastolani, 2014:
78), faktor yang mempengaruhi belajar dikategorikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi sikap siswa terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.Sedangkan faktor eksternalnya meliputi guru sebagai pembina siswa, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah. Beberapa penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi belajar yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar tidak hanya bersumber dari dalam diri siswa (faktor internal) tetapi juga bersumber dari luar (faktor eksternal). 2. Hasil belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Suprijono, Agus. 2011: 6), hasil belajarberupa : 1) Informasi
verbal,
yaitu
kapabitas
mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan
intelektual,
yaitu
kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambang. 3) Strategi
kognitif,
yaitu
kecakapan
menyalurkan
dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4) Keterampilan
motorik,
yaitu
kemampuan
melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan,
menentukan
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized (Suprijono, Agus. 2011: 7). Gagne dan Briggs (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 3334) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Adapun kemampuan
yang
diperoleh
sebagai
hasil
belajar
adalah
keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap. Keterampilan intelektual adalah suatu keterampilan yang membuat seseorang menjadi kompeten terhadap sesuatu sehingga ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendemonstrasikan, dan menggeneralisasikan suatu gejala. Startegi kognitif adalah kemampuan
seseorang
untuk
dapat
mengontrol
aktifitas
intelektualnya dalam mengatasi masalah.Informasi verbal adalah
kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa lisan dan tulisan dalam mengungkapkan suatu gagasan. Sikap adalah suatu kecenderungan pada diri seseorang dalam menerima atau menolak suatu sikap, sedangkan ketrampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk mengkoordinasi semua gerakan secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar. Berdasarkan beberapa definisi diatas hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 37). b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 23-25) keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor ekstenal dan internal. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1)
Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu atau siswa. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
a)
Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.
b)
Faktor sosial Faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa manusia.Faktor ini bisa meliputi keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
2)
Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu atau siswa yang sedang belajar. Faktor ini terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. a)
Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari : (1)
Keadaan jasmani pada umumnya Keadaan jasmani secara umum berupa tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan sehat dan bugar maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya,
jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar. (2)
Keadaan fungsi-fungsi alat tertentu Keadaan fungsi alat tertentu terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang pengetahuan dalam diri individu.
b)
Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.
c. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Syah, 2010: 197). Sedangkan menurut Sudijono (2011: 2) penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan atau proses penemuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa mencakup : 1)
Penilaian mengenai tigkat penguasaan siswa terhadap tujuantujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.
2)
Penilaian mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuantujuan umum pengajaran.
d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar dilakukan dengan tujuan untuk : 1)
Mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2)
Mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3)
Mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4)
Mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan belajar yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.
5)
Mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Pasal 58 (1) penilaian hasil belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan (Syah, 2010: 198-199).
B. Metode Two Stay Two Stray 1. Pengertian MetodeTwo Stay Two Stray Metode Two Stay Two Stray adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan bagi tiap kelompok untuk melihat bagaimana cara kelompok lain dalam menyelesaikan suatu masalah (Mastur Fauzi, 2013: 224). Menurut Samsul Ma’arif metode Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua tamu adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yeng memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan individu. 2. Langkah-Langkah Penerapan Metode Two Stay Two Stray Adapun langkah-langkah dalam metode Two Stay Two Stray menurut Mastur Fauzi (2013: 224) adalah sebagai berikut : a.
Guru membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang.
b.
Guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh masing-masing kelompok.
c.
Setelah selesai dalam waktu tertentu, dua anggota kelompok diminta bertamu ke dua kelompok lain yang berbeda.
d.
Informasi yang didapat dari hasil melihat ke kelompok lain dilaporkan ketika kembali ke kelompoknya dan digunakan untuk menyempurnakan jawaban kelompoknya sendiri.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Two Stay Two Stray a.
Kelebihan Metode Two Stay Two Stray Metode pembelajaran Two Stay Two Stray memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan metode tersebut adalah : 1) Dapat diterapkan pada semua kelas atau tingkatan. 2) Belajar siswa lebih bermakna. 3) Lebih berorientasi pada keaktifan berpikir siswa. 4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 5) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah. 6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya. 7) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman.
b.
Kelemahan MetodeTwo Stay Two Stray Selain memiliki kelebihan, metode Two Stay Two Stray ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari metode Two Stay Two Stray ini adalah :
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, terutama yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan sulit untuk berkerjasama. 3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan berupa materi, dana, dan tenaga. 4) Siswa yang pandai dapat menguasai jalannya diskusi, namun siswa yang kurang pandai memiliki kesempatan yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya. 5) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas. Kekurangan dalam metode Two Stay Two Stray dapat diatasi dengan mempersiapkan dan membentuk kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis.
Pembentukan
kelompok
heterogen
memberikan
kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang lain (Ma’arif, Samsul. http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajarantsts-two-stay-two.html, diakses pada jum’at 12 Juni 2015 pukul 20.35).
C. Matematika 1. Pengertian Matematika Matematika (dalam Susanto, 2013: 184) berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, sedang dalam bahasa belanda matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001: 7). Matematika menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2010: 1) adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian
secara
induktif,
ilmu
tentang
pola
keteraturan,dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan ke unsur yang terdefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Johnson dan Myklebust (dalam Hartini, 2010: 11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan pemikiran. Matematika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaiann masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar (Susanto, Ahmad, 2013: 184).
2. Langkah Pembelajaran Matematika Menurut Dimyati (dalam Susanto, 2013: 186) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara aktif dan bermakna. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Susanto, Ahmad, 2013: 187). Tujuan akhir dari pembelajaran matematika pada tingkat madrasah ibtidaiyah adalah agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkahlangkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Adapun langkah dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : a.
Penanaman konsep dasar (penanaman konsep) Penanaman konsep yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep
tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep
dasar
merupakan
jembatan
yang
harus
dapat
menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematikayang abstrak. Dalam kegiatan penanaman konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa. b.
Pemahaman konsep Pemahaman konsep merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
c.
Pembinaan keterampilan Pembinaan keterampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya dalam pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu
pertemuan.
Kedua,
pembelajaran
pembinaan
keterampilan
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep (Heruman, 2010: 3). 3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil dalam menerapkan matematika. Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas adalah sebagai berikut : a.
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c.
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyesuaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d.
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e.
Memiliki
sikap
menghargai
kegunaan
matematika
dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pemecahan masalah (Susanto, Ahmad, 2013: 190).
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan sebelum awal tahun ajaran dimulai berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hamper sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. KKM ini menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal a. Sebagai acuan pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran. c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidik dengan masyarakat. e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. 3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal Penetapan KKM perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut : a. Melalui metode kualitatif dan kuantitatif. b. Melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. c. KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar. d. KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam standar kompetensi. e. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik. f. Indikator merupakan acuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester. 4. Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal Penetapan KKM dilakuakn oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapun langkah-langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut : a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan
tiga
aspek
kriteria,
yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. b. Hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian. c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua peserta didik. 5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah. c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan. E. Materi Skala yang Diaplikasikan dalam Penelitian Materi matematika yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah materi tentang perhitungan skala. Adapun penjelasan mengenai skala adalah sebagai berikut : 1. Pengertian Skala Skala merupakan bentuk perbandingan yang ditulis 1 : p, dengan p adalah suatu bilangan asli. Adapun kegunaan dari skala antara lain adalah : a.
Membuat desain satu bangunan
b. Membuat desain alat-alat modern c. Menghitung luas suatu wilayah d. Menghitung jarak suatu tempat 2. Macam – Macam Skala a.
Skala numerik Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilagan pecahan sebagai pembanding
jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm. Rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numeric adalah sebagai berikut : S= Dengan : S = Skala JP = Jarak Peta JS = Jarak Sebenarnya b.
Skala grafik (tongkat) Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding. Contoh :
0
1
2
3
4
5 cm
0
10
20
30
40
50 km
Arti dari skala grafik di atas ialah setiap 1 cm di peta sama dengan 10 km pada jarak sebenarnya. Apabila skala grafik tersebut diubah menjadi skala angka maka didapatkan skala 1:1.000.000 c.
Skala verbal Skala verbal adalah skala peta yang dinatakan dalam bentuk kalimat. Contoh : Satu cm berbanding lima puluh km
Artinya bahwa 1 cm dip eta sama dengan 50 km pada jarak sebenarnya. (http://studyhardisthebest.blogspot.com/2011/04/pengertian-skaladan-macamnya.html diakses pada jumat, 12 Juni 2015 pada 20.30 WIB) 3. Perhitungan Skala a.
Perhitungan mencari Skala Rumus untuk mencari skala adalah sbagai berikut : S= Contoh : Jarak kota P ke Q pada peta adalah 48 cm, jarak dua kota sebenarnya adalah 240 km.Berapakah skala pada peta tersebut? Penyelesaian : Diketahui : JS = 240 km JP = 48 cm Ditanya : Skala jarak kota P ke Q pada peta Jawab : S= S= S=
S= Jadi, skala jarak kota P ke Q pada peta adalah 1 : 500.000 b.
Mencari Jarak Sebenarnya Rumus untuk mencari jarak sebenarnya adalah sebagai berikut : JS = S x JP Contoh : Jarak antara kota P ke Qpada peta berskala 1:500.000 adalah 48 cm. Berapa km jarak kota P ke Q sebenarya? Penyelesaian : Diketahui : S = 1:500.000 JP = 48 cm Ditanya : Jarak sebenarnya kota P ke Q Jawab : JS = S x JP JS = 500.000 x 48 cm JS = 24.000.000 cm JS = 240 km Jadi, jarak sebenarnya kota P ke Q adalah 240 km
c.
Mencari Jarak Pada Peta Rumus untuk mencari jarak pada peta adalah sebagai berikut : JP =
Contoh : Jarak kota A ke B adalah 75 km. jarak tersebut akan digambar pada sebuah peta yang berskala 1:500.000. berapa cm jarak dua kota tersebut pada gambar? Penyelesaian : Diketahui : JS = 75 km S = 1:500.000 Ditanya : Jarak kota A ke B pada peta Jawab : JP = JP = JP = JP = 15 cm Jadi, jarak kota A ke B pada peta adalah 15 cm (Y.D Sumanto, dkk, 2008 :77-78) F. Penerapan Metode Two Stay Two Straypada Materi Perhitungan Skala Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray dapat dimodifikasi oleh guru itu sendiri. Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan penulis tentang perhitungan skala dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai siswa pada materi perhitungan skala dengan metode Two Stay Two Stray. 2. Guru menjelaskan materi perhitungan skala, baik mengenai pengertian skala, kegunaan skala, cara mencari skala, cara mencari jarak sebenarnya, dan cara mencari jarak pada peta. 3. Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. 4. Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal tentang pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan perhitungan mencari jarak pada peta. 5. Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi dari penyelesaian soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang diberikan guru. 6. Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan informasi mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang telah mereka dapatkan dan didiskusikan. 7. Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta.
8. Guru membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala, perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta untuk dikerjakan secara individu . 9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan tentang pengertian skala, kegunaan skala, bagaimana mencari skala, mencari jarak sebenarnya dan mencari jarak pada peta. G. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang perhitungan skala dan metode pembelajaran Two Stay Two Stray yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Robi (2012), Erika (2013), Hasan (2015), dan Erma (2015). Robi (2012) menulis skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui MetodeTwo Stay Two Stray (TSTS) Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa yang sebelumnya hanya 31% meningkat pada siklus I menjadi 62% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 92%.Hanya satu atau 8% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sampai dengan siklus II. Relevansi penelitian Robi (2012) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray, Perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Robi mengajarkan
materi IPA dan penulis mengajarkan materi matematika tantang perhitungan skala. Erika (2013) menulis skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan Dan Skala Menggunakan Metode Numbered Heads Together Kelas V Semester 2 SD 1 Payaman Kecamatan
Mejobo
Kudus
Tahun
2012/2013.
Hasil
penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal initerbukti dengan adanya peningkatan rata-rata siswa yang awalnya 64,71 menjadi 69,57 pada siklus I. Hasil belajar pada siklus II pun menunjukkan peningkatan yaitu dengan rata-rata 77,08. Relevansi penelitian Erika (2013) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti tentang materi skala. Namun perbedaannya terletak pada metode yang digunakan, Erika menggunakan metode Numbered Heads Together sedangkan penulis menggunakan metode Two Stay Two Stray. Hasan (2015) menulis skripsi berjudul Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, hal itu terbukti dengan rata-rata nilai siswa pada siklus I yaitu 73 sebanyak 30 siswa atau 71%. Sedangkan pada siklus II rata-rata kelas meningkat
menjadi 84, sebanyak 38 siswa atau 93 % dan pada siklus III rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 89 sebanyak 44 siswa atau 100 %. Relevansi penelitian Hasan (2010) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray, perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Hasan mengajarkan materi mengenal uang pada pelajaran IPS dan penulis mengajarkan materi perhitungan skala pada pelajaran matematika. Erma (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Konsep Penaksiran Dalam Subtema Bersyukur Atas Keberagaman Melalui Metode Two Stay Two Stray Pada Siswa Kelas IV SDN Wonokerto Tahun 2014/2015 menjelaskan bahwa penggunaan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 76,2 dengan rincian siswa yang tuntas pada siklus I ada 7 siswa atau 58% siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II adalah 78,8 dengan siswa yang tuntas pada siklus ini ada 8 siswa atau 67% siswa. Relevansi penelitian Erma (2010) dengan penelitian penulis yaitu sama-sama meneliti menggunakan metode Two Stay Two Stray. Perbedaannya terletak pada materi yang diajarkan. Erma mengajarkan materi tentang konsep penaksiran sedangkan penulis mengajarkan materi tentang perhitungan skala. Hasil penelitian yang dilakukan Robi (2012), Erika (2013), Hasan (2015), Erma (2015) menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata
kelas dari tiap siklusnya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan penulis dalam melakukan penelitian dengan metode Two Stay Two Stray pada materi perhitungan skala untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Robi (2012), Erika (2013), Hasan (2015), Erma (2015) memiliki relevansi dengan judul penelitian penulis yaitu Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Perhitungan Skala Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Kesamaan tersebut terletak pada metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Two Stay Two Stray serta materi yang diajarkan yaitu tentang perhitungan skala.
H. Kerangka Teori Gambar 1. Kerangka Teori Permasalahan pembelajaran di kelas : Siswa pasif Monoton Kegiatan belajar individual
Penyebab munculnya masalah
Pembelajaran berpusat pada guru Penggunaan metode pembelajaran kurang tepat Proses pembelajaran membosankan Tidak adanya kerja kelompok Alternatif Penyelesaian Penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala
Diaplikasikan melalui PTK
Desain Pembelajaran Langkah-langkah metode Two Stay Two Stray: Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi Membentuk kelompok Memberikan permasalahan Bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi Melaporkan perolehan informasi ke kelopmpok sendiri Pembahasan permasalahan (evaluasi)
Hipotesis Penerapan metode Two Stay Two Stray pada perhitungan skala dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Subyek Penelitian 1.
Lokasi Penelitian: Alamat Penelitian : MIN Kebonan kelas V. Kec. Karanggede Kab. Boyolali
2.
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi Pokok
: Pecahan
Kelas/Semester
: V/II
Keadaan guru MIN Kebonan kelas V, Kec, Karanggede, Kab. Boyolali. Guru di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali berjumlah 16 orang yang terdiri dari 15 PNS dan 1 orang guru wiyata bakti. Berdasarkan kompetensi dari ke 16 guru tersebut 15 orang berijazah SI dan 1 orang berijazah DII. Berikut ini dapat diketahui data lengkap tentang guru di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Guru MIN Kebonan Kelas V No
Nama
Tempat Tanggal Lahir
L/P
Ijazah
Jabatan
1 Chisbulloh, S.Ag 2 Sulhan, S.Ag
16 September 1968 2 Maret 1970
L L
S1 S1
3 Siti Mahmudah, S.Ag 4 Umi Zakia, S.PdI 5 Rusno, S.Pd 6 Siti Abidah Amin, S.PdI 7 Muntamah, S.PdI 8 Muhkuri, S.Pd 9 Fahrudin, S.PdI 10 Musyawiroh, S.PdI 11 Supiyatun, S.PdI 12 Suratmi, A.Ma 13 Sutrisno, S.PdI 14 Mahfud, S.PdI 15 Sulistiyo, S.PdI 16 Ahmad Musta’in, S.Pd
20 Desmber 1972
P
S1
Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Guru Kelas
26 Februari 1976 17 Oktober 1971 13 Februari 1970
L L P
S1 S1 S1
Guru Kelas Guru Mapel Guru Kelas
9 September 1971 8 Februari 1967 3 Oktober 1978 19 Maret 1969
P L L P
S1 SI S1 S1
Guru Mapel Guru Kelas Guru Kelas Guru Mapel
10 November 1972 12 September 1978 9 Juni 1980 29 Juli 1967 28 Desember 1978 12 September 1987
P P L L P L
S1 DII SI SI SI SI
Guru Kelas Guru Mapel Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Olahraga
3.
Keadaan Siswa Siswa di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali dari kelas I sampai kelas VI Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 284 siswa yang terdiri dari 134 siswa laki-laki dan 160 siswa perempuan. Data siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Perkelas di MIN Kebonan SISWA NO 1 2 3 4 5 6
4.
KELAS
LakiLaki 25 30 20 27 18 14 134
I II III IV V VI JUMLAH
Perempuan
JUMLAH
23 23 24 22 33 25 160
48 53 44 49 51 39 284
Deskripsi Kondisi Awal Siswa Berikut ini adalah kondisi awal sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas yaitu pada kelas V MIN Kebonan Kecamatan Karangede Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 7 siswa laki – laki dan 13 siswa perempuan. Hasil belajar dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu tuntas dan belum tuntas yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Hasil Perolehan Nilai Rata – rata Harian Matematika Sebelum dilaksanakan PTK No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S. Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf
Nilai 78 70 65 48 50 52 50 70 72 75 60
Keteranga Tuntas Tuntas Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas
12 13 14 15 16 17 18 19 20
M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah
52 70 58 45 48 68 70 72 74
Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
KKM = 70 Tabel 3.4 Hasil Perolehan Nilai Ujian Semester 1 Pelajaran Matematika Sebelum dilaksanakan PTK No
Nama
1 Alya Widya Kusuma 2 Astiasmuti 3 Asna Takiya 4 Anas Soni E. 5 Cahyo Putro S. 6 Dwi Purwanti 7 Devi Setya Ningrum 8 Fatiyah Zahra S. 9 Hasti Nur Rahma 10 Irma Nur Hasanah 11 M. Abdur Rouf 12 M.Roid Naufal 13 Nafisa Nur Aini 14 Naufal P. Yulianto 15 Nur cholis 16 Oka Mahendra 17 Qothrunnada Safa 18 Windi Sabrina Dewi 19 S. Mar’atussolikhah 20 S. Arifah
Nilai 78 70 70 55 50 58 60 70 75 60 58 70 72 70 62 58 60 78 70 72
Keteranga Tuntas Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
KKM = 70 5.
Karakteristik Siswa Data keadaan siswa kelas V di MIN Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Daftar Nama Siswa Kelas V MIN Kebonan No
Nama L/P Siswa 1 Alya Widya P Kusuma 2 Astiasmuti
P
3 Asna Takiya 4 Anas Soni Eka A. 5 Cahyo Putro S. 6 Dwi Purwanti 7 Devi Setyaningru m 8 Fatiyah Zahra S. 9 Hasti Nur Rahma 10 Irma Nur K. 11 M. Abdur Rouf 12 M. Roid Naufal 13 Nafisa Nur Aini 14 Noval P Yulianto 15 Nurcholis 16 Oka Mahendra 17 Qothrunnada Safa 18 Windi Sabrina D. 19 S. Mar’atussoli kah 20 Siti Arifah
P L
Nama Ayah Eko Windo Haryanto Roni Kuncoro M. Qasim Marwoko
L
Suwondo
SMA
Wiraswasta
Karanggede
P
Mulyono
SMP
Wiraswasta
Suruh
P
Juhdi
SMA
Wiraswasta
Karanggede
P
SMA
Karanggede
SMP
Perangkat Desa Wiraswasta
P L
Joko Widodo Mustofa Hadan Kemat Musliman
SMP SMP
Wiraswasta Wiraswasta
Karanggede Karanggede
L
Sarto
SMP
Wiraswasta
Karanggede
P
SMA
Wiraswasta
Karanggede
SMA
Wiraswasta
Karanggede
L L
M. Simanto M. Eko Zulianto Muhsinin Sunarto
SMP SMA
Wiraswasta Wiraswasta
Karanggede Karanggede
P
M. Taufik
SMA
Wiraswasta
Karanggede
P
Joko Susilo M. Haryono
SMA
Wiraswasta
Karanggede
SMA
Wiraswasta
Karanggede
Muhri
SMP
Wiraswasta
Karanggede
P
L
P
P
Pendidika n Ayah SMA
Pekerjaan Ayah Wiraswasta
Alamat Karanggede
SMA
Wiraswasta
Karanggede
SMA SMA
Wiraswasta Wiraswasta
Karanggede Karanggede
Karanggede
6.
Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika semester II tahun ajaran 2014-2015. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran matematika sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas V MIN Kebonan. Waktu pelaksanaan sebagai berikut: 1) Kegiatan siklus I, tanggal 12 Mei 2014. 2) Kegiatan siklus II, tanggal 23 Mei 2014.
B.
Deskripsi Siklus I 1.
Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan: a.
Pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan pada 12 Mei 2015.
b.
Mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
menggunakan metode Two Stay Two Stray. Mempersiapkan
RPP
yang
disesuaikan
dengan
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Adapun Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pada siklus I adalah sebagai berikut : 1) Standar Kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
2) Kompetensi Dasar Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. 3) Indikator
c.
Mengetahui skala dan kegunaannya.
Menyelesaikan perhitungan mencari skala.
Menyiapkan perangkat Perangkat yang disiapkan pada siklus I meliputi absen siswa kelas V MIN Kebonan, lembar pengamatan guru pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Stay Two Stray
dan
lembar
pengamatan
siswa
pada
pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray, soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala dan perhitungan mencari skala serta lembar penilaian. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan guru dan siswa disusun untuk mengamati seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode Two Stay Two Stray. Soal digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Two Stay Two Stray yang kemudian dicantumkan dalam lembar penilaian. 2. Tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015. Penelitian siklus I ini sudah menggunakan metode Two Stay Two Stray dengan waktu 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah tentang pengertian skala, kegunaan, dan cara menyelesaikan perhitungan skala. Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut : a.
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama dengan siswa, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b.
Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan pengertian skala, kegunaan skala dan cara menyelesaikan perhitungan skala. 2) Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok heterogen. 3) Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal tentang pengertian skala, kegunaan skala, perhitungan mencari skala. 4) Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi dari penyelesaian soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala yang diberikan guru.
5) Siswa
kembali
ke
kelompoknya
untuk menyampaikan
informasi mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala yang telah mereka dapatkan dan didiskusikan. 6) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala. 7) Guru membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala untuk dikerjakan secara individu. 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan tentang
pengertian
skala,
kegunaan
skala,
dan
cara
menyelesaikan perhitungan skala. c.
Penutup 1) Guru mengomentari hal yang terjadi dalam pembelajaran yaitu mengomentari siswa yang bermain sendiri agar pada pertemuan berikutnya bisa lebih memperhatkan dan guru menyampaikan materi yang akan datang yaitu tentang perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. 2) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
3. Observasi
Tahap observasi dilakukan secara langsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk mengetahui
ketepatan
dalam
menerapkan
langkah
–
langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan peneliti, dapat diketahui bahwa sebagian siswa berperan aktif dalam kelompok. Hal ini dapat dilihat ketika siswa saling berkunjung ke kelompok lain untuk mendapatkan pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala. Selain itu, dalam diskusi sebagian siswa juga aktif bertanya tentang skala dan kegunaannya serta cara mengubah satuan dalam skala, dan siswa yang sudah mengerti tentang jawaban dari pertanyaan tersebut mau untuk memberi tahu jawabannya. Berdasarkan hasil perolehan nilai dapat diketahui bahwa rata – rata hasil belajar matematika dengan metode Two Stay Two Stray pada siklus I adalah 73,6. 4. Refleksi Pada siklus I ini baru 75% siswa yang mencapai nilai ≥70 atau 15 siswa. Selama observasi berlangsung masih ditemukan masalah – masalah
yaitu ketika guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh
masing-masing kelompok, masih ada beberapa siswa dari anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan, tetapi malah bermain sendiri. Sebagian siswa masih belum paham mengenai apa yang dilakuakn ketika bertamu ke kelompok lain, akibatnya ketika kembali ke kelompok
masing-masing mereka tidak memahami tentang apa yang mereka peroleh. Belum tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan penulis serta adanya masalah-masalah tersebut di atas maka penulis akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I. Langkah yang dilakukan untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya adalah memahamkan siswa tentang apa yang harus mereka lakukan pada tahapan demi tahapan dalam pembelajaran. C. Deskripsi Siklus II 1.
Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua dilaksanakan pada 23 Mei 2015. b. Mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
menggunakan metode Two Stay Two Stray. Mempersiapkan RPP yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Adapun Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Standar Kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
2) Kompetensi Dasar Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. 3) Indikator
Menyelesaikan perhitungan mencari jarak sebenarnya.
Menyelesaikan perhitungan mencari jarak peta.
4) Menyiapkan perangkat Perangkat yang disiapkan pada siklus II meliputi absen siswa kelas V MIN Kebonan, lembar pengamatan guru pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray dan lembar pengamatan siswa pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray, soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala dan perhitungan mencari skala serta lembar penilaian. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar pengamatan guru dan siswa disusun untuk mengamati seluruh
rangkaian
proses
kegiatan
pembelajaran
yang
menggunakan metode Two Stay Two Stray. Soal digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Two Stay Two Stray yang kemudian dicantumkan dalam lembar penilaian. 2.
Tindakan
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015. Penelitian siklus II ini menggunakan metode Two Stay Two Stray dengan waktu 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah tentang perhitungan mencari jarak pada peta dan jarak sebenarnya. Adapun langkah – langkah pembelajarannya sebagai berikut : a. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama dengan siswa, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan cara menyelesaikan perhitungan jarak sebenarnya dan jarak pada peta. 2) Guru mempersilahkan siswa bergabung dengan kelompok heterogen. 3) Guru membagikan lembar kerja kelompok yang berisi soal tentang perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. 4) Dua orang dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi dari penyelesaian soal mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang diberikan guru.
5) Siswa kembali ke kelompoknya untuk menyampaikan informasi mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta yang telah mereka dapatkan dan didiskusikan. 6) Guru bersama siswa membahas hasil kerja kelompok mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. 7) Guru membagikan soal mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta untuk dikerjakan secara individu. 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum diketahui dan guru menyimpulkan tentang bagaimana cara mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. c. Penutup 1) Guru mengomentari hal yang terjadi dalam pembelajaran yaitu mengomentari siswa yang belum berani untuk mengungkapkan pendapat agar berlatih untuk mengungkapkan pendapatnya. 2) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. 3. Observasi Pada siklus II ini keadaan kelas menjadi lebih ramai dari sebelumnya, karena semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran seperti ketika bertamu ke kelompok lain, ketika menyampaikan informasi mengenai perhitungan jarak sebenarnya dan jarak pada peta, maupun ketika melakukan tanya jawab dalam diskusi kelompok.
Siswa yang semula diam dan bermain sendiri akhirnya ikut berperan aktif. Siswa juga sudah melakukan tugas dalam kelompok dengan baik, baik ketika menjadi tamu maupun penerima tamu. Selain itu siswa
menjadi
berani
untuk
mengungkapkan
pendapat
untuk
memecahkan masalah mengenai perhitungan jarak sebenarnya dan jarak pada peta serta siswa juga lebih bersemangat ketika mengerjakan soal mengenai perhitungan jarak sebenarnya dan jarak pada peta karena mereka sudah lebih paham bagaimana cara menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terbukti dengan rata – rata hasil belajar siswa yaitu 85,35.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Angket Siklus I Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
pada
siklus
1
dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2014 di kelas V dengan jumlah 20 siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Setelah hasil dari siklus I peneliti melakukan penyebaran angket umpan balik siswa terhadap kegiatan belajar menggunakan metode Two Stay Two Stray pada mata pelajaran matematika. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari item yang masing – masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut:
Alternatif jawaban Ya, memiliki bobot nilai 1
Alternatif jawaban Tidak, memiliki bobot nilai 0
Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I No Nama siswa 1 Alya Widya Kusuma 2 Astiasmuti 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah Persentase Kriteria 7 70% Sangat Senang 6 60% Sangat Senang
Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
7 6 5 7 5 2 5 7 6 6 5 5 6 4 4 8 5 2 107
70% 60% 50% 70% 50% 20% 50% 70% 60% 60% 50% 50% 60% 40% 40% 80% 50% 20% 1070% 53%
Sangat Senang Senang Senang Sangat Senang Senang Tidak Senang Senang Sangat Senang Senang Senang Senang Senang Senang Senang Senang Sangat Senang Senang Tidak Senang Senang
Pedoman Penilaian : P= Keterangan :
Kriteria :
P = Persentase
Tidak senang
: < 32%
F = Frekuensi
Senang
: < 33% - 66%
N = Jumlah Butir Pertanyaan
Sangat Senang
: < 67% - 100%
Berdasarkan Tabel 20 mengenai angket umpan balik siswa terhadap penerapan metode Two Stay Two Stray dapat diketahui bahwa rata-rata siswa senang terhadap penerapan metode tersebut dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata angket siswa yaitu 53% yang termasuk kedalam kategori senang.
2.
Angket Siklus II Setelah hasil dari siklus I peneliti melakukan penyebaran angket umpan balik siswa terhadap kegiatan belajar menggunakan metode Two Stay Two Stray pada mata pelajaran matematika. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari item yang masing – masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut:
Alternatif jawaban Ya, memiliki bobot nilai 1
Alternatif jawaban Tidak, memiliki bobot nilai 0 Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama siswa Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
Jumlah Persentase Kriteria 10 100% Sangat Senang 9 90% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 7 70% Sangat Senang 9 90% Senang Sangat 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 8 80% Sangat Senang 8 80% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 8 80% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 9 90% Sangat Senang 10 100% Sangat Senang 188 1880% 94% Sangat Senang
Pedoman Penilaian : P= Keterangan :
Kriteria :
P = Persentase
Tidak senang
: < 32%
F = Frekuensi
Senang
: < 33% - 66%
N = Jumlah Butir Pertanyaan
Sangat Senang
: < 67% - 100%
Berdasarkan Tabel 21 mengenai angket umpan balik siswa terhadap penerapan metode Two Stay Two Stray pada siklus II dapat diketahui bahwa rata-rata siswa sangat senang terhadap penerapan metode tersebut dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata – rata angket siswa yaitu 94% yang termasuk kedalam kategori sangat senang. Pemberian mengumpulkan
angket informasi
kepada
siswa
mengenai
ini
pendapat
bertujuan siswa
untuk
terhadap
penerapan metode Two Stay Two Stray dalam pembelajaran matematika materi perhitungan skala. Selain itu angket juga digunakan untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh mengenai penerapan metode tersebut.
B. Pembahasan 1. Siklus 1 a. Perencanaan (planning) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilakukan pada tanggal 12 Mei 2015 di kelas V MIN Kebonan. Jumlah siswa adalah 20 anak dengan proses sebagai berikut : Setelah tanda bahwa pembelajaran akan dimulai, penulis masuk kelas V yang telah dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan
salam,
kemudian
berdo’a
selanjutnya
memperkenalkan diri dan mengabsen kehadiran siswa. Penulis mengajak siswa untuk menyanyi dan bertepuk tangan, selanjutnya menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran, yaitu untuk mengetahui perhitungan skala dan kegunaan skala. b. Tindakan (action) Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian skala, kegunaan skala dan cara menghitung dalam mencari skala. Selanjutnya guru meminta siswa untuk bergabung kedalam kelompok
heterogen
yang
telah
dibentuk,
masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diberi persoalan tentang pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan mencari skala untuk didiskusikan, namun soal untuk setiap kelompok berbeda. Setelah diskusi setiap kelompok mengirimkan dua orang
untuk bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil dan informasi tentang diskusi yang telah dilakukan ke tamu mereka. Selesai bertamu ke semua kelompok, tamu kembali ke kelompoknya masing-masing untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Siswa dan guru
membahas
hasil
kerja
kelompok.
Kemudian
guru
membagikan soal mengenai pengertian skala, kegunaan skala, dan perhitungan skala untuk diselesaikan secara idividu yang nantinya dikumpulkan di meja guru untuk dikoreksi. c. Pengamatan (Observasi) Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian penulis : 1) Lembar Pengamatan Guru Selama
proses
pembelajaran,
penulis
mengamati
keterampilan guru dalam mengajar pembelajaran matematika melalui metode Two Stay Two Stray. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan guru dalam pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus I No 1 2 3 4
5
6
Keterampilan/Kemampuan Guru dalam Mengajar Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar Membagi siswa dalam beberapa kelompok Presentasi materi skala dan kegunaan skala Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dan membahas hasil kerjakelompok Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan soal evaluasi Memberikan kesepatan kepada siswa untuk bertanya Jumlah Rata-Rata
Jumlah
Kriteria
12
RataRata 3
5
2,5
Baik
3
3
Baik
8
2
Cukup
5
2,5
Baik
2
2
Baik
35
15 2,5
Baik
dalam
proses
guru
dalam
Baik
Kategori rata-rata: 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali Berdasarkan
pembelajaran,
hasil
pengamatan
guru
keterampilan/kemampuan
pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray dapat dikategorikan baik, yaitu dengan rata – rata 2,5. Namun dalam pengkondisian siswa guru masih kurang, sehingga siswa masih banyak yang bermain sendiri. Kemampuan guru dalam melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran juga masih kurang. Sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
2) Lembar Pengamatan Siswa Selama proses pembelajaran, penulis juga mengamati kegiatan
pembelajaran
pada
kemampuan
siswa
dalam
mengikuti pembelajaran matematika melalui metode Two Stay Two Stray. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray : Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus I No
Keterampilan/Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran
Jumlah
RataRata
Kriteria
1 Memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk belajar
8
1,6
Kurang
2 Siswa berkelompok sesuai kelompoknya
4
2
Cukup
3 Memahami materi skala dan kegunaan skala
2
2
Cukup
4 Aktif dalam kegiatan kelompok
7
1,7
Cukup
5 Mengerjakan soal evalusi dan menerima penghargaan
6
3
Baik
6 Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui mengenai skala
2
2
Baik
Jumlah
29
12,3
Rata-Rata
Kategori rata-rata: 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali
2,05
Cukup
Berdasarkan pembelajaran,
hasil
pengamatan
siswa
keterampilan/kemampuan
dalam
proses
siswa
dalam
pembelajaran matematika dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat dikategorikan cukup, yaitu dengan ratarata 2,05. Masih ada siswa yang belum mengikuti tahapan demi tahapan dalam pembelajaran, masih ada siswa yang belum mau untuk bekerja kelompok tetapi mereka malah asik bermain sendiri saat kegiatan kelompok berlangsung. Siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran, baik ketika tanya jawab maupun diskusi kelompok. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan pada siklus berikutnya. 3) Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu tuntas dan tidak tuntas. Untuk mengetahui ketuntasan siswa digunakan nilai Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) kelas V materi perhitungan skala yaitu 70.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S. Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
85 72 80 68 74 80 60 84 76 72 78 65 85 70 70 70 68 80 65 70 1472 73,6
Keteranga Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas 15 5
KKM = 70 Tabel 4.6 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I No Kategori 1 Tuntas 2 Belum Tuntas Jumlah
Frekuensi 15 5 20
Jumlah Nilai 1146 326 1472
Persentase 75% 25% 100%
Tabel 4.6 dapat digambarkan dengan diagram berikut:
persentase hasil belajar siklus I
Gambar 4.1 Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I 300% 200% 100% 0% Tuntas
Tidak Tuntas Kategori
Persentase ketuntasan siswa yang mencapai nilai KKM 70 pada siklus I adalah 75% (15 siswa). Sedangkan yang belum tuntas 25% (5 siswa) yaitu dengan rata-rata 73,6. Sehingga perlu diadakan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan penulis, yaitu 85% siswa mendapakan nilai ≥70. 4) Refleksi Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
situasi
pembelajaran pada siklus I ini, penulis menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :
Masih ada siswa dalam kelompok yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Siswa yang bertugas bertamu ke kelompok lain belum menjalankan tugasnya dengan baik.
Informasi yang didapat dari kelompok lain belum maksimal sehingga belum bisa digunakan untuk menyempurnakan jawaban kelompok sendiri. Beberapa hal yang telah disebutkan di atas dapat dibuktikan
dengan adanya rata – rata hasil pengamatan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray. Rata – rata hasil pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray adalah 2,5 yang termasuk dalam kategori baik. Sedangkan rata-rata hasil pengamatan terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray adalah 2,05 yang termasuk dalam kategori cukup. Hasil belajar siswa pada siklus I ini juga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan penulis. Persentasi hasil belajar siswa yang mencapai nilai ≥70 adalah 75%, padahal indikator keberhasilan yang ditetapkan penulis adalah ≥85% siswa mendapat nilai ≥70. Sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan (planning) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015 di kelas V MIN Kebonan. Jumlah siswa adalah 20 anak dengan proses sebagai berikut :
Berdasarkan refleksi siklus I maka guru melakukan pembenahan dalam pengkondisian kelas dan guru lebih bersemangat dalam menyampaikan materi. Setelah tanda bahwa pembelajaran akan dimulai, penulis masuk kelas V yang telah dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, kemudian berdo’a selanjutnya memperkenalkan diri dan mengabsen kehadiran siswa. Penulis mengajak siswa untuk menyanyi dan memperagakan tentang “aku tahu sadar siap dan melakukan” selanjutnya menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran, yaitu untuk mengetahui perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. b. Tindakan (action) Guru menjelaskan kepada siswa tentang perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta. Selanjutnya guru meminta siswa untuk bergabung kedalam kelompok heterogen yang telah dibentuk, masing – masing kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diberi persoalan tentang perhitungan mencari
jarak sebenarnya
dan jarak pada
peta untuk
didiskusikan, namun soal untuk setiap kelompok berbeda. Setelah diskusi setiap kelompok mengirimkan dua orang untuk bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil dan informasi tentang diskusi yang telah dilakukan ke tamu mereka. Selesai bertamu
ke semua kelompok, tamu kembali ke kelompoknya masing – masing untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok. Kemudian guru membagikan soal mengenai perhitungan mencari jarak sebenarnya dan jarak pada peta untuk diselesaikan secara individu yang nantinya dikumpulkan di meja guru untuk dikoreksi. c. Pengamatan (Observasi) Berikut adalah instrument yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan penulis : 1) Lembar Pengamatan Guru Selama
proses
pembelajaran,
penulis
mengamati
kegiatan pembelajaran pada keterampilan guru dalam mengajar pembelajaran matematika melalui metode Two Stay Two Stray. Berikut persentase hasil pengamatan guru dalam pembelajaran matemaika dengan metode Two Stay Two Stray :
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus II No 1
2 3 4
5
6
Keterampilan/Kemampuan Guru dalam Mengajar Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar Membagi siswa dalam beberapa kelompok Presentasi materi jarak pada peta dan jarak sebenarnya Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dan membahas hasil kerjakelompok Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan soal evaluasi Memberikan kesepatan kepada siswa untuk bertanya Jumlah Rata-Rata
Jumlah
Kriteria
15
RataRata 3,7
3
3
Baik
3
3
Baik
15
3,7
Baik Sekali
7
3,5
Baik Sekali
3
3
Baik
46
19,9 3,3
Baik Sekali
Baik Sekali
Kategori rata-rata: 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4 = Baik sekali Berdasarkan refleksi dari siklus I maka diadakan tindakan perbaikan pada siklus II. Hasil pengamatan guru dalam proses pembelajaran siklus II pada pembelajaran matematika dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat dikategorikan baik sekali, yaitu dengan rata – rata 3,3. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih
baik dibandingkan dengan kemampuan guru pada siklus I. Maka dari itu tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. 2) Lembar Pengamatan Siswa Selama proses pembelajaran, penulis juga mengamati kegiatan pembelajaran pada kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika melalui metode Two Stay Two Stray. Berikut rekapitulasi hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode Two Stay Two Stray : Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Keterampilan/Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk belajar Siswa berkelompok sesuai kelompoknya Memahami materi jarak pada peta dan jarak sebenarnya Aktif dalam kegiatan kelompok Mengerjakan soal evalusi dan menerima penghargaan Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui mengenai jarak pada peta dan jarak sebenarnya Jumlah Rata-Rata
Jumlah 18
RataRata 3,6
Kriteria
4
4
3
3
Baik Sekali Baik Sekali Baik
13 7
3,2 3,5
Baik Baik
4
4
Baik Sekali
48
21,3 3,5
Baik Sekali
Kategori rata-rata: 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali Berdasarkan hasil pengamatan siswa dalam proses
pembelajaran dapat dikategorikan baik sekali dalam pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray pada pembelajaran matematika di kelas V, yaitu dengan rata-rata 3,5. Siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray secara baik. Siswa juga sudah bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kelas, sudah tidak ada lagi siswa yang bermain sendiri
karena
semua
siswa
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran. Selain itu siswa juga sudah aktif dan berani dalam menyampaikan pendapat maupun dalam bertanya jawab. Maka dari itu tidak perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. 3) Hasil Belajar Siklus II Setelah diadakannya perbaikan pada siklus II ini maka dapat diketahui hasil belajar siswa yang dikategorikan kedalam dua kategori, yaitu tuntas dan tidak tuntas. Untuk mengetahui ketuntasan siswa digunakan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V materi perhitungan skala yaitu 70. Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S. Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
100 78 100 88 80 78 93 94 82 78 78 82 76 96 82 94 68 100 78 82 1707 85,35
Keteranga Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 19
1
Tabel 4.10 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No Kategori Frekuensi Jumlah Nilai Persentase 1 Tuntas 19 1639 95% 2 Belum Tuntas 1 68 5% 20 1707 100% Jumlah
Tabel 4.10 dapat digambarkan dengan diagram berikut:
Persentase hasil belajar siklus II
Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Siklus II 100% 80% 60% 40% 20% 0% Tuntas
Tidak Tuntas Kategori
Persentase ketuntasan siswa yang mencapai nilai KKM 70 pada siklus II adalah 95% (19 siswa). Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah 5% (1 siswa). Rata – rata hasil belajar siswa pada siklus II ini adalah 85,35. Rata-rata tersebut sudah melampaui KKM nasional, yaitu 75. Selain itu hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan penulis, yaitu ≥ 85% siswa mencapai nilai ≥ 70. Sehingga sudah tidak perlu lagi untuk diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Persiklus No
Nama
Siklus I Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S. Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
85 72 80 68 74 80 60 84 76 72 78 65 85 70 70 70 68 80 65 70 1472 73,6
100 78 100 88 80 78 93 94 82 78 78 82 76 96 82 94 68 100 78 82 1707 85,35
Tabel 4.11 data perolehan hasil belajar siswa persiklus di atas dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini :
Hasil Belajar Siswa persiklus
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Persiklus 120 100 80 60
Siklus I
40
Siklus II
20 0 A B C D E F G H I J K L MN O P Q R S T Nama Siswa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V MIN Kebonan Kecamatan Kaanggede Kabupaten Boyolali Than Pelajaran 20152015. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 73,6, ini menunjukkan bahwa rata-rata tersebut telah melampaui KKM individu yaitu 70. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 85,35, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tersebut telah melampaui KKM nasional, yaitu 75. 2. Tercapainya target KKM kelas., pada siklus I KKM individu sebanyak 15 siswa (75%) dan KKM nasional sebanyak 8 siswa (40%). Sedangkan pada siklus II pencapaian KKM individu dan KKM nasional adalah sama, yaitu 19 siswa (95%). Pencapaian tersebut lebih dari indikator keberhasilan yang ditetapkan penulis. Jadi penelitian ini dinyatakan berhasil.
B. Saran-saran Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan saran, sebagai berikut: 1.
Bagi Guru a. Mampu memahami karakteristik peserta didik agar dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajaran. b. Selalu memberikan motivasi kepada siswa agar hasil belajar siswa dapat meningkat. c. Memberikan reward sebagai apresiasi terhadap hasil belajar yang telah diperoleh siswa. d. Meningkatkan kreatifitas dalam pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa.
2.
Bagi Siswa a. Lebih aktif dalam proses pembelajaran supaya lebih paham terhadap materi yang disampaikan guru. b. Belajar tidak secara individual tetapi secara berkelompok agar bisa saling bertukar pikiran dan membantu. c. Lebih percaya diri dalam berpendapat dan menanyakan apa yang belum diketahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di sekolah dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya http://sam-edogawa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-tststwo-stay two.html (diakses pada Jum’at, 12 Jun 2015 pukul 20.30 WIB) http://studyhardisthebest.blogspot.com/2011/04/pengertian-skala-danmacamnya.html (diakses pada Jum’at, 12 Juni 2015 pukul 20,30 WIB) Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Salatiga : Stain Salatiga Press. Mastur Fauzi. 2013. Ragam Mengajarkan Eksasta pada Murid. Yogyakarta : Diva Press. Rusman. 2011. Model – Model pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Sam’s, Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Teras. Sriyanti, Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Belajar.Salatiga : STAIN Salatiga Pres. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Y.D Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5 dan 6. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasionalindo Persada.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY SIKLUS II Sekolah
:MIN Kebonan
Matapelajaran
:Matematika
Kelas/Semester
: V/Genap
MateriPokok
:Pecahan
AlokasiWaktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala C. Indikator 1. Mengetahui pengertian skala dan kegunaannya 2. Menyelesaikan perhitungan mencari skala D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan guru siswa dapat mengetahui pengertian skala dan kegunaannya dengan baik. 2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyelesaikan perhitungan mencari skala dengan tepat. Karakteristik siswa yang diharapkan : rasa hormat dan perhatian, tanggung jawab, ketelitian, disiplin, dan tekun E. Materi Pembelajaran SKALA A. Pengertian Skala dan Kegunaannya Skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran sebenarnya. Skala 1 : 500.000 maksudnya bahwa setiap 1 cm pada peta mewakili 500.000 ukuran sebenarnya. Adapun kegunaan dari skala adalah :
-
Membuat desain suatu bengunan
-
Membuat desain alat-alat modern
-
Menghitung luas suatu wilayah
-
Menghitung jarak suatu tempat
-
Dll
B. Perhitungan Skala Rumus untuk menghitung skala adalah : Skala = jarak pada peta : jarak sebenarnya Contoh : Jarak kota P dan Q pada peta adalah 15 cm. Sedangkan jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah 6 km. Hitung skala yang peta tersebut! Penyelesaian : Diketahui : jarak sebenarnya kota P dan Q 6 km = 600.000 cm jarak pada peta 15 cm Ditanya
: skala
Jawab
:
Skala = jarak peta : jarak sebenarnya = 15 : 600.000 = 1 : 40.000 Jadi, skala pada peta tersebut adalah 1:40.000 F. Metode Pebelajaran 1. Two Stay Two Stray G. Media, Alat, danSumberPembelajaran 1. Media danAlat
Kertas karton berisi materi perhitungan skala
2. SumberBelajar
Buku Karisma Matematika 5 halaman 76-78 penerbit –
http//www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-twostray.html
H. Langkah-langkah Pembelajaran No
Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
PBL (1)
(2)
1
Pendahuluan
Alokasi Waktu
(3)
(4)
1) Guru memeriksa kerapian berpakaian,
(5) 5 menit
posisi tempat duduk dan menyuruh siswa menyiapkan alat tulis
2) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
3) Guru menyapa “selamat pagi.. bagaimana kabar kalian hari ini?
4) Guru mengabsen siswa dan meminta siswa yang dipanggil untuk berdiri
5) Guru memotivasi siswa melalui lagu dan tepuk-tepuk
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat melakukan perhitungan skala
2
Kegiatan inti
Eksplorasi
10 menit
Guru pengertian skala dan kegunaannya
Guru menjelaskan cara menyelasaikan perhitungan mencari skala pada peta gambar
Pembagian
Elaborasi
Kelompok
3 menit
Guru membagi siswa menjadi lima kelompokyang heterogen
Pendefinisian
Guru membagikan persoalan kepada
2 menit
masing-masing kelompok untuk
Masalah
diselesaikan Bekerjasama dalam
Guru memberikan waktu kepada kelompok selama 5 menit untuk
20 menit
menyelesaikan permasalahan
Kelompok Bertamu ke
kelompok
Dua orang dari masing-masing kelompok diminta untuk
lain
meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi mengenai penyelesaian permasalahan dari tiap kelompok,sedangkan dua orang lainnya tetap berada dalam kelompoknya untuk menerima tamu dari kelompok lain
Kelompok
Dua orang yang menerima tamu
memberikan
bertugas menyampaikan informasi
informasi ke
mengenai hasil kerja kelompoknya
tamu Tamu
kepada tamu tersebut selama 3 menit
Setelah selesai memberikan informasi
melaporkan
hasil kerja, dua orang tersebut kembali
temuan ke
ke kelompoknya untuk melaporkan apa
kelompok
yang telah mereka dapatkan dari
sendiri
kelompok lain.
Pembahasan
Siswa dan guru mencocokkan dan
10 menit
membahas hasil kerja kelompok
Guru membagikan soal untuk dikerjakan siswa secara individu
Setelah selesai jawaban dikumpulkan di meja guru
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belumdiketahuinya Guru memberikan kesimpulan bahwa skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran sebenarnya.
15 menit
Kegunaan skala adalah untuk membuat desain sebuah bangunan atau alat-alat modern, untuk menghitung luas suatu wilayah, dll. 3
Penutup
5 menit
Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini.
Guru menyampaikan materi yang akan datang
Guru menutup pelajaran dengan berdoa yang dipimpin salah satu siswa
Guru mengucapkan salam
Total Alokasi Waktu
70 menit
I. Penilaian Jenis/teknik penilaian
Tes tulis
Instrumen dan pedoman penskoran Soal dan kunji jawaban kelompok : No
Soal dan Pembahasan
Skor
(01)
(02)
(03)
1
Jelaskan pengertian dari skala dan maksud bahwa skala pada suatu peta adalah 1:200.000! Penyelesaian : Skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran
5
sebenarnya.
5
Maksud dari skala peta 1:200.000 adalah bahwa ukuran 1 cm pada peta mewakili 200.000 cm ukuran sebenarnya. Total Skor Soal Kelompok 1
10
2
Sebutkan apa sajakah yang merupakan kegunaan dari skala! Penyelesaian : Kegunaan dari skala adalah : Membuat desain bangunan,
10
membuat desain alat-alat modern, menghitung luas suatu wilayah dan menghitung jarak suatu tempat. Total Skor Soal Kelompok 2 (01) 3
(02)
10 (03)
Panjang sebuah sungai adalah 4.500 km. Panjang sungai pada peta adalah 90 cm. skala pada peta tersebut adalah…. Penyelesaian : Diketahui : panjang sebuah sungai 4.500 km = 450.000.000
2
cm Panjang sungai pada peta = 90 cm
1
Ditanya : skala Jawab
:
6
skala = jarak peta : jarak sebenarnya = 90 : 450.000.000 = 1 : 5.000.000
1
Jadi, skala pada peta adalah 1:5.000.000 Total Skor Soal Kelompok 3 4
10
Sebuah jalan raya dengan panjang 24 km digambar dengan ukuran 6 cm. erapakah skala yang digunakan pada gambar? Penyelesaian : Diketahui : panjang jalan raya sebenarnya 24 km = 2.400.000
2
cm Panjang jalan raya pada peta 6 cm
1
Ditanya : skala Jawab
: skala = panjang jalan pada peta: panjang jalan
6
sebenarnya = 6 : 2.400.000 = 1 : 400.000 cm
1
Jadi, jarak kedua kota pada peta adalah 19 cm Total Skor Soal Kelompok 4 5
10
Jarak antara dua kota sesungguhnya adalah 25 km. Sedangkan jarak pada peta adalah 10 cm. Hitunglah skala yang digunakan pada peta tesebut! Penyelesaian :
2
Diketahui : jarak dua kota sesungguhnya 25 km = 2.500.000 cm
1 jarak dua kota pada peta 10 cm
Ditanya : skala Jawab
6
: skala = jarak peta : jarak sebenarnya = 10 : 2.500.000
1
= 1 : 250.000 Jadi, skala yang digunakan pada peta adalah 1:250.000 Total Skor Soal Kelompok 5
10
Skor penilaian : Nilai = - Tes tulis - Soal dan kunji jawaban soal individu : No
Soal dan Pembahasan
Skor
(01)
(02)
(03)
1
Jarak rumah Darwant ke sekolah 360 meter. Jarak rumah tersebut pada denah adalah 24 cm. Hitung skala yang digunakan untuk menggambar denah tersebut! Penyelesaian : Diketahui : jarak rumah ke sekolah 360 m = 36.000 cm
2
jarak pada peta 24 cm Ditanya : skala Jawab
:
1
skala = jarak peta : jarak sebenarnya
6
= 24 : 36.000 = 1 : 1.500 Jadi, skala pada peta adalah 1: 1.500 Total Skor Soal 1 2
1 10
Tinggi sebuah gedung adalah 60 m. Sedangkan saat digambar tinggi gedung tersebut adalah 50 cm. Hitunglah skala yang digunakan untuk menggambar gedung tersebut! Penyelesaian : Diketahui : tinggi sebuah gedung 60 m = 6.000 cm
2
Tinggi gedung pada peta 50 cm Ditanya : skala Jawab
1
: skala = jarak peta : jarak sebenarnya = 50 : 6.000
6
= 1 : 120 Jadi, skala pada gambar adalah 1:120 Total Skor Soal 2 3
1 10
Jelaskan pengertian dari skala dan maksud bahwa skala pada suatu peta adalah 1:50.000! Penyelesaian : skala adalah perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran
5
sebenarnya.
5
Maksud bahwa skala pada suatu peta adalah 1:50.000 adalah bahwa setiap 1 cm pada peta mewakili 50.000 cm di lapangan. Total Skor Soal 3 (01) 4
(02) Jarak antara dua kota sesungguhnya adalah 25 km. sedangkan jarak kedua kota tersebut pada peta adalah 10 cm. Hitunglah skala yang digunakan untuk menggambar jarak tersebut pada peta!
10 (03)
Penyelesaian :
2
Diketahui : jarak sebenarnya dua kota 25 km = 2.500.000 cm jarak dua kota pada peta 10 cm
1
Ditanya : skala Jawab
:
6
skala = jarak dua kota pada peta: jarak sebenarnya dua kota = 10 : 2.500.000 = 1 : 250.000
1
Jadi, skala yang digunakan adalah 1: 250.000 cm Total Skor Soal 4 5
10
Tinggi seorang anak pada foto adalah 6 cm. Sedangkan tinggi sebenarnya anak tersebut adalah 1,68 m. Berapakah skala yang digunakan dalam foto tersebut? Penyelesaian : Diketahui : tinggi seorang anak pada foto 6 cm
2
tinggi sebenarnya 1,68 m = 168 cm Ditanya : skala Jawab
1
:
skala = tinggi anak pada foto : tinggi anak sebenarnya
6
= 6 : 168 = 1 : 28 Jadi, skala yang digunakan pada foto adalah 1:28
1
Total Skor Soal Kelompok 5
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY SIKLUS II
J.
Sekolah
:MIN Kebonan
Matapelajaran
:Matematika
Kelas/Semester
: V/Genap
MateriPokok
:Pecahan
AlokasiWaktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
K. Kompetensi Dasar Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala L. Indikator 1. Menyelesaikan perhitungan mencari jarak sebenarnya 2. Menyelesaikan perhitungan mencari jarak pada peta M. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyelesaikan perhitungan mencari jarak sebenarnya dengan tepat 2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyelesaikan perhitungan mencari jarak pada peta dengan tepat Karakteristik siswa yang diharapkan : rasa hormat dan perhatian, tanggung jawab, ketelitian, disiplin, dan tekun N. Materi Pembelajaran JARAK SEBENARNYA DAN JARAK PADA PETA 1. Jarak Sebenarnya Jarak sebenarnya = skala x jarak pada peta Contoh : Jarak antara kota P ke Q pada peta berskala 1:500.000 adalah 48 cm. berapa kilometer jarak kota P ke Q sebenarnya? Penyelesaian : Diketahu
: skalapeta 1:500.000 Jarak dua kota pada peta 48 cm
Ditanya
: jarak dua kota sebenarnya
Jawab : Jarak dua kota sebenarnya
= skala x jarak pada peta = 500.000 x 48 cm = 24.000.000 cm = 240 km
Jadi, jarak dua kota sebenarnya adalah 240 km 2. Jarak Pada Peta Jarak pada peta = Contoh : Jarak antara kota A ke Badalah 75 km. jarak tersebut akan digambar pada sebuah peta yang berskala 1 : 500000. Berapa cm jarak dua kota tersebut pada gambar? Penyelesaian : Diketahui
: skala peta 1:500.000 : jarak dua kota sebenarnya 75 km
Ditanya
: jarak dua kota pada gambar
Jawab : Jarak dua kota sebenarnya
= = = = 15 cm
Jadi, jarak dua kota pada gambar adalah 15 cm
O. Metode Pebelajaran 2. Two Stay Two Stray P. Media, Alat, danSumberPembelajaran 1. Media danAlat
Kertas karton berisi materi perhitungan skala
2. SumberBelajar
Buku Karisma Matematika 5 halaman 76-78 penerbit –
http//www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-two-stay-twostray.html
Q. Langkah-langkah Pembelajaran No
Pembelajaran
Tahapan PBL
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
(1)
(2)
1
Pendahuluan
(3)
(4)
7) Guru memeriksa kerapian berpakaian, posisi tempat duduk dan menyuruh siswa menyiapkan alat tulis
8) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a
9) Guru menyapa “selamat pagi.. bagaimana kabar kalian hari ini?
10) Guru mengabsen siswa dan meminta siswa yang dipanggil untuk berdiri
11) Guru memotivasi siswa melalui lagu dan tepuk-tepuk Aku tahu sadar siap dan melakukan 2x Aku tahu sadar siap siap sadar tahu Aku tahu sadar siap dan melakukan
12) Guru menyampaikan tujuan Pembagian
pembelajaran yaitu siswa
(5) 5 menit
dapat melakukan
Kelompok
perhitungan skala Eksplorasi 2
Kegiatan inti
10 menit
Guru menjelaskan cara menyelesaikan perhitungan mencari jarak sebenarnya
Guru menjelaskan cara menyelasaikan perhitungan mencari jarak pada gambar
Elaborasi
3 menit
Guru membagi siswa menjadi lima kelompokyang heterogen
Pendefinisian
Guru membagikan persoalan kepada masing-masing
Masalah
2 menit
kelompok untuk diselesaikan
Guru memberikan waktu
Bekerjasama
kepada kelompok selama 5
dalam
menit untuk menyelesaikan
Kelompok
permasalahan
Dua orang dari masing-
Bertamu ke
masing kelompok diminta
kelompok lain
untuk meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain untuk memperoleh informasi mengenai penyelesaian permasalahan dari tiap kelompok,sedangkan dua orang lainnya tetap berada dalam kelompoknya untuk menerima tamu dari
20 menit
kelompok lain Kelompok
Dua orang yang menerima
memberikan
tamu bertugas menyampaikan
informasi ke
informasi mengenai hasil
tamu
kerja kelompoknya kepada tamu tersebut selama 3 menit
Tamu
Setelah selesai memberikan
melaporkan
informasi hasilkerja, dua
temuan ke
orang tersebut kembali ke
kelompok
kelompoknya untuk
sendiri
melaporkan apa yang telah mereka dapatkan dari kelompok lain.
Pembahasan
Siswa dan guru mencocokkan
10 menit
dan membahas hasil kerja kelompok
Guru membagikan soal untuk
15 menit
dikerjakan siswa secara individu
Setelah selesai jawaban dikumpulkan di meja guru
Konfirmasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai halhal yang belumdiketahuinya
3
Penutup
Guru memberikan kesimpulan bahwa dalam perhitungan mencari jarak sebenarnya adalah dengan mengalikan skala dengan jarak pada peta. Kemudian satuannya disamakan ke
5 menit
satuan pada jarak sebenarnya. Sedangkan untuk mencari jarak pada peta adalah dengan membagi jarak seenarnya dengan skala. Kemudian satuannya disamakan ke satuan jarak pada peta
Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses kegiatan belajar hari ini. Misalnya komentar hal baik/buruk yang terjadi, mengomentari siswa yang pemalu untuk diberi motivasi guru
Guru menyampaikan materi yang akan datang
Guru menutup pelajaran dengan berdoa yang dipimpin salah satu siswa
Guru mengucapkan salam
Total Alokasi Waktu
R. Penilaian Jenis/teknik penilaian
Tes tulis
Instrumen dan pedoman penskoran
70 menit
Soal dan kunji jawaban kelompok : No
Soal dan Pembahasan
Skor
(01)
(02)
(03)
1
Jarak antara kota Pontianak dan kota sangau pada peta 13 cm. jika skala pada peta 1: 2.000.000, maka jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah…. Penyelesaian : Diketahui : jarak kedua kota pada peta 13 cm
2
Skala 1: 2.000.000 Ditanya : jarak sebenarnya
1
Jawab
6
:
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala = 13 x 2.000.000 = 26.000.000 cm = 260 km
1
Jadi, jarak sebenarnya adalah 260 km Total Skor Soal Kelompok 1 2
10
Pak Amir mempunyai tanah berbentuk pesegi dengan panjang sisi 12 cm. Hitung panjang tanah sebenarnya jika skala yang digunakan 1:300! Penyelesaian : Diketahui : panjang tanah pada peta 12 cm
2
Skala 1: 300 Ditanya : panjang tanah sebenarnya Jawab
1
:
Panjang tanah sebenarnya = panjang tanah pada peta x skala
6
= 12 x 300 = 3.600 cm = 36 m Jadi, panjang tanah sebenarnya adalah 36 m. Total Skor Soal Kelompok 2
1 10
3
Jarak antara kota P dan Q adalah 85 km. kedua kota digambar dengan skala 1:1.700.000. Jarak kota P dan Q pada peta adalah? Penyelesaian :
2
Diketahui : jarak sebenarnya kota P dan Q 85 km = 8500000 cm
1 Skala 1: 1.700.000
Ditanya : Jarak kedua kota pada peta Jawab
6
:
Panjang tanah pada peta = jarak: skala = 8.500.000 : 1.700.000
1
= 5 cm Jadi, panjang tanah pada peta adalah 5 cm Total Skor Soal Kelompok 3 4
10
Jarak dua kota 95 km akan digambar pada peta dengan skala 1:500.000. Berapa cm jarak kedua kota tersebut? Penyelesaian : Diketahui : jarak dua kota P dan Q 95 km = 9500000 cm
2
Skala 1: 500.000 Ditanya : Jarak kedua kota pada peta Jawab
1
:
Panjang tanah pada peta = jarak: skala
6
= 9.500.000 : 500.000 = 19 cm Jadi, jarak kedua kota pada peta adalah 19 cm Total Skor Soal Kelompok 4 5
1 10
Jarak kota A ke B pada peta 3 cm. Berapakah jarak sebenarnya jika skala 1:2.500.000? Penyelesaian : Diketahui : jarak dua kota 3 cm Skala 1: 2.500.000
2
Ditanya : Jarak sebenarnya Jawab
1
:
Jarak sebenarnya
= jarak peta x skala
6
= 3 x 2.500.000 = 7.500.000 cm = 75 km Jadi, jarak kota A dan B sebenarnya adalah 75 km 1
- Soal dan kunji jawaban soal individu : No
Soal dan Pembahasan
Skor
(01)
(02)
(03)
1
Jarak antara dua kota pada peta adalah 4 cm. skala yang digunakan 1:250.000. Berapakah jarak sebenarnya kedua kota tersebut? Penyelesaian : Diketahui : jarak kedua kota pada peta 4 cm
2
Skala 1: 250.000 Ditanya : jarak sebenarnya Jawab
1
:
Jarak sebenarnya = jarak peta x skala
6
= 4 x 250.000 = 1.000.000 cm = 10 km Jadi, jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah 10
1
km Total Skor Soal 1 2
10
Sebuah bangunan digambar pada peta dengan ketinggian 8 cm. Berapakah tinggi bangunan sebenarnya jika skala 1:2.250.000? Penyelesaian : Diketahui : tinggi bangunan 8 cm
2
Skala 1: 2.250.000 Ditanya : tinggi bangunan sebenarnya Jawab
1
:
Tinggi bangunan sebenarnya = tinggi pada peta x skala
6
= 8 x 2.250.000 = 18.000.000 cm = 180.000 m Jadi, panjang tanah sebenarnya adalah 36 m. Total Skor Soal 2 3
1 10
Jarak antara kota A dan B adalah 60 km.Kedua kota tersebut digambar dengan skala 1:1.000.000. Jarak kota A dan B pada peta adalah? Penyelesaian : Diketahui : jarak sebenarnya kota A dan B 60 km = 6.000.000
2
cm Skala 1: 1.000.000
1
Ditanya : Jarak kedua kota pada peta Jawab
:
6
Jarak kedua kota pada peta = jarak sebenarnya : skala = 6.000.000 : 1.000.000 = 6 cm Jadi, jarak kedua kota pada peta adalah 6 cm Total Skor Soal Kelompok 3 4
1 10
Lebar kolam Amir 20 m. Jika Amir ingin menggambar lebar kolam dengan skala 1:250. Berapakah lebar kolam pada gambar? Penyelesaian : Diketahui : lebar kolam sebenarnya 20 km = 2.000 cm
2
Skala 1: 250 Ditanya : lebar kolam pada peta Jawab
:
1
Lebar kolam pada peta = jarak sebenarnya : skala
6
= 2.000 : 250 = 8 cm Jadi, lebar kolam pada peta adalah 8 cm Total Skor Soal 4 5
1 10
Jarak kota A ke B pada peta berskala 1:500.000 adalah 72,8 cm. Berapakah jarak sebenarnya kedua kota tersebut? Penyelesaian : Diketahui : jarak dua kota pada peta 72,8 cm
2
Skala 1: 500.000 Ditanya : Jarak sebenarnya Jawab
1
:
Jarak sebenarnya
= jarak peta x skala
6
= 72,8 x 500.000 = 36.400.000 cm = 364 km Jadi, jarak kota A dan B sebenarnya adalah 364 km Total Skor Soal 5
1 10
Kebonan, 23 Mei 2015
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus I Pelaksanaan Penelitian Siklus I No 1 2 3 4 5 6
Keterampilan/Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk belajar Siswa berkelompok sesuai kelompoknya Memahami materi skala dan kegunaan skala Aktif dalam kegiatan kelompok Mengerjakan soal evalusi dan menerima penghargaan Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui mengenai skala Jumlah rata–rata
Jumlah
Rumus rata–rata tiap poin
=
Rumus rata–rata keseluruhan
=
Kriteria
8
RataRata 1,6
4
2
Cukup
2
2
Cukup
7 6
1,7 3
Cukup Baik
2
2
Baik
29
12,3 2,05
Cukup
= = 2,05 Kategori rata–rata : 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali
Kurang
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus II Pelaksanaan Penelitian Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Keterampilan/Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Memahami tujuan pembelajaran dan termotivasi untuk belajar Siswa berkelompok sesuai kelompoknya Memahami materi jarak pada peta dan jarak sebenarnya Aktif dalam kegiatan kelompok Mengerjakan soal evalusi dan menerima penghargaan Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui mengenai jarak pada peta dan jarak sebenarnya Jumlah rata–rata
Jumlah
Rumus rata–rata tiap poin
=
Rumus rata–rata keseluruhan
=
18
RataRata 3,6
4
4
3
3
Baik Sekali Baik Sekali Baik
13 7
3,2 3,5
Baik Baik
4
4
Baik Sekali
48
21,3 3,5
= = 3,5 Kategori rata–rata : 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali
Kriteria
Baik Sekali
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray Siklus I Pelaksanaan Penelitian Siklus I No 1 2 3 4
5
6
Keterampilan/Kemampuan Guru dalam Mengajar Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar Membagi siswa dalam beberapa kelompok Presentasi materi skala dan kegunaan skala Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dan membahas hasil kerjakelompok Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan soal evaluasi Memberikan kesepatan kepada siswa untuk bertanya Jumlah rata – rata
Rumus rata–rata tiap poin
=
Rumus rata–rata keseluruhan
= = = 2,5
Kategori rata–rata : 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali
Jumlah
Rata-Rata
Kriteria
12
3
Baik
5
2,5
Baik
3
3
Baik
8
2
Cukup
5
2,5
Baik
2
2
Baik
35
15 2,5
Baik
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Guru pada Pembelajaran Matematika melalui Two Stay Two Stray Siklus II Pelaksanaan Penelitian Siklus II No 1 2 3 4
5
6
Keterampilan/Kemampuan Guru dalam Mengajar Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar Membagi siswa dalam beberapa kelompok Presentasi materi jarak pada peta dan jarak sebenarnya Membimbing siswa dalam kegiatan kelompok dan membahas hasil kerjakelompok Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan soal evaluasi Memberikan kesepatan kepada siswa untuk bertanya Jumlah rata – rata
Rumus rata–rata tiap poin
=
Rumus rata–rata keseluruhan
= = = 3,3
Kategori rata–rata : 0,0 – 0,8 = Kurang sekali 0,9 – 1,6 = Kurang 1,7 – 2,4 = Cukup 2,5 – 3,2 = Baik 3,3 – 4
= Baik sekali
Lampiran 11
Jumlah
Rata-Rata
Kriteria
15
3,7
3
3
Baik Sekali Baik
3
3
Baik
15
3,7
Baik Sekali
7
3,5
Baik Sekali
3
3
Baik
46
19,9 3,3
Baik Sekali
Angket Mengenai Pembelajaran Matematika melalui Metode Two Stay Two Stray pada siswa kelas V MIN Kebonan Petunjuk pengisian angket : 1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti! 2. Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab setiap pernyataan di bawah ini! 3. Jawablah dengan jujur, karena tidak berpengaruh terhadap nilai! Identitas Responden
No
Nama
:
Kelas
:
Pernyataan
1 Saya merasa senang belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray 2 Belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray menarik bagi saya 3 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray saya dapat berdiskus dengan teman 4 Saya berani menanyakan apa yang belum saya ketahui 5 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray saya dapat belajar bersama dengan teman 6 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan rasa percaya diri saya di depan teman-teman 7 Saya dapat lebih aktif dala pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray 8 Saya dapat memahami bagaimana cara mencari skala, jarak sebenarnya, dan jarak pada peta 9 Saya dapat mengerjakan soal tentang skala, jarak sebenarnya, dan jarak pada peta 10 Dengan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray hasil belajar saya meningkat Jumlah
Jawaban Ya Tidak 1 0
Lampiran 14 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama siswa Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
Jumlah 7 6 7 6 5 7 5 2 5 7 6 6 5 5 6 4 4 8 5 2 107
Pedoman Penilaian : P= Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Butir Pertanyaan Rata-rata
=
Kriteria : Tidak senang : ≤ 32% Senang : ≤ 33% - 66% Sangat senang : ≤ 67% - 100%
=
Persentase 70% 60% 70% 60% 50% 70% 50% 20% 50% 70% 60% 60% 50% 50% 60% 40% 40% 80% 50% 20% 1070% 53%
Kriteria Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Senang Senang Sangat Senang Senang Tidak Senang Senang Sangat Senang Senang Senang Senang Senang Senang Senang Senang Sangat Senang Senang Tidak Senang Senang
Lampiran 15 Rekapitulasi Angket Umpan Balik Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama siswa Alya Widya Kusuma Astiasmuti Asna Takiya Anas Soni E. Cahyo Putro S. Dwi Purwanti Devi Setya Ningrum Fatiyah Zahra S Hasti Nur Rahma Irma Nur Hasanah M. Abdur Rouf M.Roid Naufal Nafisa Nur Aini Naufal P. Yulianto Nur cholis Oka Mahendra Qothrunnada Safa Windi Sabrina Dewi S. Mar’atussolikhah S. Arifah Jumlah Rata-Rata
Jumlah 10 9 10 7 9 10 10 10 10 10 8 8 10 10 10 8 10 10 9 10 188
Pedoman Penilaian : P= Keterangan : P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah Butir Pertanyaan Rata-rata
=
Kriteria : Tidak senang : ≤ 32% Senang : ≤ 33% - 66% Sangat senang : ≤ 67% - 100%
=
Persentase 100% 90% 100% 70% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 80% 80% 100% 100% 100% 80% 100% 100% 90% 100% 1880% 94%
Kriteria Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Senang Sangat Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang Sangat Senang
Lampiran 18 Foto Kegiatan
Gambar 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Gambar 2. Guru menjelaskan materi perhitungan skala
Gambar 3. Siswa aktif mencari anggota kelompoknya
Gambar 4. Siswa berkelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru
Gambar 5. Perwakilan kelompok bertamu ke kelompok lain untuk mendapat informasi
Gambar 6. Siswa kembali ke kelompok untuk menyampaikan informasi yang diperoleh
Gambar 7. Guru dan siswa mengoreksi soal yang telah diselesaikan
Gambar 8. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru secara individu
DAFTAR NILAI SKK Nama : Risa Afria Ulfa R. Nim : 11511019 S.Pd., M.Pd
No 1 2
3
4 5
6 7
8
9
10 11 12 13
Fakultas/Jurusan Dosen Pembimbing
Nama Kegiatan Piagam Penghargaan Opak STAIN Salatiga 2011 Sertifikat Achievement Motivation Training (AMT) “Membangun Mahasiswa Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual Melalui Achievement Motivation Training (AMT)” Piagam Penghargaan Orientasi Dasar Keislaman (ODK) STAIN Salatiga Sertifikat UPT Perpustakaan STAIN Salatiga Sertifikat Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka andega ke-21 (PLCPP XXI) Sertifikat Praktikum Pendidikan Kepramukaan Piagam Penghargaan STAIN ARABY “Bahasa Arab Sebagai Penunjang Perkuliahan Mahasiswa” Sertifikat Comparison Of English And Arabic “Aktualisasi Nilai Pendidikan Bahasa Arab dan Inggris Sebagai Upaya Memahami Khasanah Keilmuwan Mutakhir di Era Globalisasi” Piagam Penghargaan Seminar Regional “Peran Mahasiswa Dalam Mengawali BLSM (BLT) Tepat Sasaran” Sertifikat Pelatihan Mengatasi Kecemasan Tampil Di Depan Umum Sertifikat Training Pembuatan Makalah Sertifikat Seminar Kesehatan Wanita Bersama AVAIL Salatiga Sertifikat Workshop Bercerita Bersama Kak Adin
:Tarbiyah/PGMI : Eni Titikusumawati,
Pelaksanaan 20-22 Agustus 2011 23 Agustus 2011
Status Peserta
Skor 3
Peserta
2
24 Agustus 2011
Peserta
2
19 September 2011 30 September-3 Oktober 2011
Peserta
2
Peserta
2
7-8 Februari 2012
Peserta
2
17 Maret 2012
Peserta
2
13 April 2012
Peserta
2
3 Mei 2012
Peserta
4
9 Juni 2012
Peserta
2
13 Oktober 2012
Peserta
2
-
Peserta
2
-
Peserta
2
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 26
27
Piagam Penghargaan Seminar “Pencegahan Bahaya NAPZA (Narkotika, Psikotropoka, dan Zat Adiktif), HIV/AIDS Mewaspadai Pergaulan Bebas Untuk Membentuk Remaja yang Tangguh & Launching PIK SAHAJASA SSTAIN Salatiga” Sertifikat Seminar Nasional Entrepreneurship “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur Generasi Muda” Sertifikat Seminar Nasional & Dialog Publik “Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi” Sertifikat Seminar Nasional “Guru Kreatif Dalam Implementasi Kurikulum 2013” Piagam Penghargaan Seminar Nasional “Kepemimpinan dan Masa Depan Bangsa” Sertifikat “Strategi Penanganan Anak ABK dengan Terapi ABA (Applied Behavior Analysis)” Sertifikat Talk Show “How To Be a Successful Creative Preneur to Face ASEAN Economic Community 2015” Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Keprofesian “Mencerahkan Dunia Pendidikan Melalui Kreatifitas Guru” Sertifikat Public Hearing “STAIN Menuju IAIN Dari Mahasiswa Oleh Mahasiswa Untuk Mahasiswa” Sertifikat Seminar Nasional “Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Mikro Menghadapi Pasar Bebas ASEAN” Sertifikat Seminar Nasional “Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Profesionalitas Pendidikan” Sertifikat Seminar Nasional “Entrepreneurship” Piagam Penghargaan Workshop Nasional “Sukse Akademik, Sukses Bakat dan Hidup Bermartabat dengan Karya” Sertifikat Seminar Regional “Membumikan Peran dan
29 April 2013
Peserta
2
27 Mei 2013
Peserta
8
27 Juni 2013
Peserta
8
18 November 2013
Peserta
8
23 Februari 2014
Peserta
8
28 Maret 2014
Peserta
2
7 April 2014
Peserta
2
13-14 Mei 2014
Peserta
2
10 Juni 2014
Peserta
2
-
Peserta
8
13 November 2014
Peserta
8
16 November 2014 16 Desember 2014
Peserta
8
Peserta
8
22 April 2015
Peserta
4
28
Tantangan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN” Seminar Nasional “Mencegah Generasi Pemuda Islam dari Pengaruh Radiklisme ISIS” Jumlah Skor
6 Mei 2015
Peserta
8
115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut : Nama
: Risa Afria Ulfa Ruhana
NIM
: 11511019
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 03 April 1993 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Blumbang Krajan RT 07/ RW 01 Bantengan, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali
Riwayat Pendidikan
:
1.
TK Bustanul Atfal Gentan, lulus tahun 1999.
2.
SDN Gentan 01, lulus tahun 2005.
3.
MTsN Susukan, lulus tahun 2008.
4.
SMAN 1 Tengaran, lulus tahun 2011.
5.
Masih menyelesaikan pendidikan SI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Demikian riwayat hidup penulis yang penulis buat dengan sebenar – benarnya. Salatiga, 28 Agustus 2015 Penulis