PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VC PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL SQ3R DI SDN 27 SAGO Ilham Miliza Firmana1), Yetty Morelent2), Hidayati Azkiya2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
Absract
The purpose of this research was to describe the improvement of the activity for asking and students learning outcomes in Indonesian learning through SQ3R models at SDN 27 Sago. The theory that made reference are Wardani (2010) to analyze the data, Sanjaya (2007) for the activity of asking, and models of SQ3R was used theory Taufik and Muhammadi (2011). The type of this research was a classroom action research (PTK). Subjects this research were students of SDN 27 Sago grade fifth C, Pesisir Selatan District totaling 28 students. Instruments of this research that used in this study were observation of student activity sheet, observation of teacher activity sheet, and student learning outcomes test. The results were become an increase in the average percentage of student activity cycle I 38.46% to 79.37%. The average percentage of the activity of teachers from 63.33% to 89.99% in the second cycle, while the average student learning outcomes in the first cycle of 66.5 to 84.39 on the second cycle. Based on the results of this research, it can be concluded that through SQ3R learning model can improve the activity of asking and student learning outcomes grade fifth CSDN 27 Sago, Pesisir SelatanDistrict.
Key Words : Activities, learning Outcomes, SQ3R Learning Model
karena menggunakan metode ceramah.
A. PENDAHULUAN Berdasarkan observasi yang telah
Hanya sedikit siswa yang berani bertanya
dilakukan oleh peneliti di kelas VC SDN
setelah
27 Sago, Kabupaten Pesisir Selatan pada
pelajaran. Dari semua siswa hanya 4
hari Selasa tanggal 06 Januari 2015 terlihat
(14%) orang saja yang berani bertanya
bahwa,
kurang
kepada guru, Kurang beraninya siswa
kondusif, belajar hanya terpaku pada guru
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
proses
belajar
siswa
1
guru
selesai
menerangkan
guru,
dan
guru
tidak
menggunakan
pembelajaran bahasa Indonesia melalui
pendekatan atau model untuk menunjang
model SQ3R (survey, quoestion, read,
proses
recite, andreview) di SDN 27 Sago,
pembelajaran,
sehingga
dalam
proses pembelajaran siswa hanya terarah
Kabupaten Pesisir Selatan.
pada guru saja, tidak ada terjadi umpan balik antara guru dan siswa. Sehingga
B. KERANGKA TEORETIS
ketika guru memberikan latihan, nilai
1. Pengertian Bahasa Indonesia
siswa tersebut rendah bahkan ada yang di
Pembelajaran
bawah KKM.
bahasa
Indonesia
bertujuan untuk meningkatkan cara anak
Untuk
meningkatkan
aktivitas
dalam
berbahasa
dan
mampu
bertanya dan hasil belajar siswa, peneliti
mengapresiasikannya
menggunakan model pembelajaran SQ3R.
Depdiknas (2006:279), menyatakan bahwa
Model SQ3R yaitu model yang dapat
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil
untuk meningkatkan kemampuan peserta
belajar
membaca.
didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa
peneliti
Indonesia dengan baik dan benar, baik
masalah
secara lisan maupun secara tulis, serta
melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
dengan
karya kesastraan manusia Indonesia.
melalui
Berdasarkan tertarik
aktivitas
uraian
untuk judul
Bertanya
tersebut,
memecahkan “Peningkatan
Siswa
Kelas
Aktivitas VC
dengan
baik.
pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
2. Model Pembelajaran SQ3R (survey,
model SQ3R (survey, quoestion, read,
quoestion, read, recite, and review)
recite, andreview) di SDN 27 Sago,
Model pembelajaran SQ3Radalah
Kabupaten Pesisir Selatan”.
model yang dapat membuat siswa berfikir
Secara umum penelitian ini bertujuan
aktif dalam belajar. Menurut Taufik dan
untuk:
Muhammadi
(2011:38),
“Model
1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas
pembelajaran
menggambarkan
tingkat
bertanya
siswa
pada
terluas dari praktek pembelajaran dan
pembelajaran bahasa Indonesia melalui
berisikan orientasi filosofi pembelajaran,
model SQ3R (survey, quoestion, read,
yang digunakan untuk menyeleksi dan
recite, andreview) di SDN 27 Sago,
menyusun strategi pengajaran, metode,
Kabupaten Pesisir Selatan.
keterampilan, dan aktivitas peserta didik
2. Mendeskripsikan belajar
siswa
kelas
VC
peningkatan
hasil
untuk memberikan tekanan pada salah satu
kelas
pada
bagian pembelajaran. Sedangkan menurut
VC
2
Huda (2014:245) "Model SQ3R (survey, quoestion,
read,
recite,
and
3. Aktivitas Bertanya
review)
Bertanya
bisa
meningkatkan
merupakan model untuk mengaktifkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,
pemikiran dan
bertanya dapat meningkatkan kemampuan
mereview
pemahaman
sepanjang bacaan yang diberikan”.
berpikir siswa, sebab berpikir pada hakikat
Dari penjelasan tersebut
dapat
bertanya. Menurut Sanjaya (2007:266),
disimpulkan bahwa: Model Pembelajaran
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya
SQ3R mampu melatih daya berpikir siswa
dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat
supaya mampu membuat pertanyaan dan
dipandang
aktif
keingintahuan setiap individu, sedangkan
pada
saat
proses
pembelajaran
sebagai
refleksi
berlangsung. Model Pembelajaran SQ3R
menjawab
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
kemampuan seseorang dalam berfikir“.
proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih
Bertanya
bersemangat dalam belajar dan lebih
digunakan
menjadi
bertanya.
pengetahuan anak dalam berfikir, seperti
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
anak bertanya terhadap apa yang belum
Taufik
diketahui atau betranya tentang yang
berani
dan
dalam
Muhammadi
(2011:38),
pertanyaan
dari
dalam
mencerminkan
proses
pembelajaran
lebih
memperluas
untuk
Langkah-langkah model SQ3R (survey,
belum
dimengerti.
Sehingga
quoestion, read, recite, and review) adalah
bertanya
sebagai berikut: "(1) Tahap persiapan:
bertambah dari tidak tahu menjadi tahu.
pengetahuan
dengan
anak
akan
(a)Guru meminta peserta didik membaca teks secara cepat (survey), (b)Meminta
C. METODOLOGI PENELITIAN
peserta didik membuat pertanyaan tentang
Jenis penelitian yang digunakan
bacaan (question). (2) Proses membaca:
peneliti adalah penelitian tindakan kelas
(a)Peserta
didik
(PTK).
membaca
(read)
melakukan
kegiatan
setelah
membuat
Menurut
Penelitian
Arikunto
Tindakan
(2010:1),
Kelas
(PTK)
pertanyaan, (b)Sambil membaca peserta
merupakan suatu pencermatan terhadap
didik membuat jawaban pertanyaan dan
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
membuat catatan ringkas yang relevan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi
(recite). (3) Paska membaca: (a)Peserta
dalam sebuah kelas secara bersama”.
didik membahas kesesuaian pertanyaan
Sedangkan menurut Suhardjono (2010:58
dengan isi bacaan (riview), (b)Peserta
),
didik membahas karakter tokoh yang ada
penelitian tindakan yang dilakukan di
dalam bacaan, dan lain-lain.
kelas 3
“Penelitian
dengan
tindakan
tujuan
kelas
adalah
memperbaiki/
meningkatkan
mutu
praktik
pembelajaran.” Penelitian
tindakan
kelas
Studi Pendahuluan
ini
1. 2. 3. 4.
dilakukan di kelas VC SDN 27 Sago Kabupaten
Pesisir
Selatan,
Subjek
penelitian yaitu siswa kelas VC yang
Siklus I
berjumlah 28 orang terdiri dari 15 orang siswa
laki-laki
dan
8
orang
siswa
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, tanggal 16 April-10
Refleksi
Mei tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu
pada
desain
PTK
yang
dikemukakan oleh Arikunto (2010:16),
Pelaksanaan 1. Tahap persiapan Guru meminta peserta didik membaca teks secara cepat (survey).Kemudian meminta peserta didik membuat pertanyaan tentang bacaan (question). 2. Proses membaca Peserta didik melakukan kegiatan membaca (read) setelah membuat pertanyaan. Sambil membaca peserta didik membuat jawaban pertanyaan dan membuat catatan ringkas yang relevan (recite). 3. Paska membaca Peserta didik membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan (riview). Peserta didik membahas karakter tokoh yang ada dalam bacaan, dan lain-lain.
Pengamatan 1. Aktivitas siswa 2. Aktivitas guru
“Ada empat tahap yang perlu dilakukan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan,
dan
Perencanaan I RPP Siklus I Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar Tes Akhir Siklus I
refleksi.”
Tidak Berhasil
Hubungan keempat komponen tersebut
1. 2. 3. 4.
Perencanaan II RPP Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar Tes Akhir Siklus I
merupakan suatu siklus yang digambarkan pada bagan berikut: Bagan 1. Alur Pelaksanaan Siklus II
PTK(Arikunto, 2008:16)
Refleksi
Pelaksanaan 1. Tahap persiapan Guru meminta peserta didik membaca teks secara cepat (survey).Meminta peserta didik membuat pertanyaan tentang bacaan (question). 2. Proses membaca Peserta didik melakukan kegiatan membaca (read) setelah membuat pertanyaan. Sambil membaca peserta didik membuat jawaban pertanyaan dan membuat catatan ringkas yang relevan (recite). 3. Paska membaca Peserta didik membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan (riview). Peserta didik membahas karakter tokoh yang ada dalam bacaan, dan lain-lain
Pengamatan 1. Aktivitas siswa 2. Aktivitas guru
Berhasil
4
Aktivitas Bertanya dan Hasil Belajar Siswa Kelas VC pada Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Model SQ3R di SDN 27 Sago Kabupaten Pesisir Selatan Meningkat sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan
Data penelitian ini dikumpulkan
D. HASIL
dengan menggunakan lembar observasi
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
aktivitas bertanya siswa, lembar observasi
1. Deskripsi
aktivitas guru, dan tes akhir belajar. Untuk
Siklus I
masing-masingnya akan diuraikan sebagai
Kegiatan
Perencanaan
Pembelajaran
dilakukan
berikut:
dengan
1. Lembar observasi Aktivitas bertanya
ditetapkan yang dimulai dari menyusun
siswa,
digunakan
untuk
melihat
observasi
telah
siklus.
Selanjutnya,
pelaksanaan
ini
guru,
dilakukan sesuai dengan rencana, yang
digunakan untuk melihat keberhasilan
mana satu siklus terdiri dari 2 kali
guru
dalam
aktivitas
yang
materi sampai menyusun soal tes akhir
kemampuan siswa dalam pembelajran. 2. Lembar
langkah-langkah
sesuai
menggunakan
model
pertemuan.
SQ3R.
Secara
dengan membangkitkan perhatian siswa
keseluruhan dilihat bagaimana guru
dan memberikan motivasi, memberikan
dalm menyampaikan materi pelajaran
melakukan
dimulai dari awal proses pembelajaran,
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
apakah sudah sesuai dengan rancangan
model SQ3R. Kegiatan inti dilakukan
yang sudah dibuat sampai pada akhir
sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran.
SQ3R. Kegiatan akhir adalah melakukan
pembelajaran
3. Tes digunakan untuk memperoleh data akurat
atas
kemampuan
Kegiatan
awal
apersepsi.
dilakukan
Kegiatan
inti
peninjauan kembali pemahaman siswa
siswa
terhadap
pembelajaran
yang
telah
memahami materi pelajaran bahasa
diberikan. Pengamatan dilakukan untuk
Indonesia
mengetahui aktivitas bertanya siswa dan
yang
telah
dijelaskan
terhadap siswa. Indikator proses
aktivitas guru di kelas. Selanjutnya refleksi keberhasilan
pembelajaran
menggunakan
diukur
persentase
dalam
dilakukan untuk melihat apakah hasil
dengan
pengamatan memerlukan tindak lanjut atau
kemampuan
tidak.
siswa dan kriteria ketuntasan siswa dan
a. Data
Hasil
kriteria ketuntasan minimal . KKM pada
Bertanya Siswa
mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70
Pengamatan
Observasi
Aktivita
aktivitas
bertanya
dan indikator pada hasil belajar siswa
siswa dilakukan oleh Padila Fani selaku
adalah 70 siswa mencapai KKM, serta
Observer II. Pengamatan dilakukan setiap
aktivitas siswa akan dicapai 75%.
kali pertemuan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas bertanya siswa 5
selama
pembelajaran
Indikator D P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 11 x 100% 28 = 39,28%
berlangsung.
Aktivitas bertanya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mengunakan model
pembelajaran SQ3R.
Aktivitas
Rata-rata persentase A Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 28,57% + 35,71% 2 = 34,14% Rata-rata persentase B Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 42,85% + 46,42% 2 = 44,63% Rata-rata persentase C Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 28,57% + 46,42% 2 = 37,49% Rata-rata persentase D Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 39,28% + 39,28% 2 = 39,28%
bertanya siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dapat
dihitung
dengan
mengunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2011:133) adalah sebagai berikut: P=
Jumlah siswa yang melakukan indikator Jumlah siswa
x 100%
I Indikator A P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 8 x 100% 28 = 28,57% Indikator B P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 12 x100% 28 = 42,85% Indikator C P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 8 x 100% 28 = 28,57% Indikator D P =Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 11 x 100% 28 = 39,28%
Berdasarkan aktivitas
bertanya
analisis
abservasi
siswa
dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada siklus I, maka dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Jumlah dan PersentaseObservasi Aktivitas SiswaKelas VC SDN 27 Sago pada Siklus I Pertemuan Ke Indikator
Pertemuan II Indikator A P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 10 x 100% 28 = 35,71% Indikator B P =Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 13 x100% 28 = 46,42% Indikator C P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 13 x100% 28 = 46,42%
1
2
Jumlah
%
Jumlah
%
A
8
10
B
12
C
8
D
11
28,57 % 42,85 % 28,57 % 39,28 %
35,71 % 46,42 % 46,42 % 39,28 %
Jumlah Siswa
28
13 13 11
Ratarata perse ntase 32,14 % 44,63 % 37,49 % 39,28 %
28
Keterangan: Indikator A: siswa membuat pertanyaan tentang bacaan. Indikator B: siswa melakukan kegiatan membaca setelah membuat pertanyaan. 6
Indikator C: siwa membuat jawaban pertanyaan dan membuat catatanringkas yang relevan. Indikator D: siswa membahas kesesuaian pertantaan dengan isi bacaan. (1) Persentase rata-rata siswa membuat
oleh Ibu Eva Yulvanita, S.Pd.SD selaku observer
pembelajaran
Sudjana
(2) Persentase rata-rata siswa melakukan kegiatan membaca setelah membuat
siswa sudah mulai bisa membaca dengan baik, tetapi belum mencapai target yang diinginkan yaitu 75%.
I
dapat
(2011:133)
adalah
sebagai
Rata rata = pertemuan I + pertemuan II 2 = 60% + 66,66% 2 = 63,3%
(3) Persentase rata-rata siswa membuat jawaban dan membuat catatan ringkas yang relevan adalah 37,49%, berarti siswa sudah mulai bisa menjawab dan
Berasarkan hasil analisis peneliti
tetapi belum
terhadap aktivita guru dalam pembelajaran
mencapai target yang diinginkan yaitu
dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
75%.
Tabel 2. Persentase Observasi Aktivitas Guru Kelas VC pada Siklus I
(4) Persentase rata-rata siswa membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi
Pertemuan
adalah 39,28%, siswa belum bisa
I II
terhadap
Jumlah skor 9 10
Rata-rata Target
pertanyaan yang dibuat dengan isi
Persentase 60% 66.67% 63,33% 70%
Dari tabel tersebut dapat dibuat
cerita, berarti belum mencapai target
analisis bahwa persentase guru dalam
yang diinginkan yaitu 75%.
mengelola pembelajaran memiliki rata-rata
b. Data Hasil Observasi Aktivits Guru lembar
siklus
Pertemuan II P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah skor maksimal jumlah skor maksimal 15 P = 10 x 100% 15 = 66,66%
pertanyaan adalah 44,63%, berarti
Berdasarkan
pada
Pertemuan I P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah skor maksimal jumlah skor maksimal 15 P = 9 x 100% 15 = 60%
75%.
penyesuaian
dan
P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah skor maksimal
mencapai target yang diinginkan yaitu
melakukan
skor
berikut:
siswa sudah mulai
ringkasan,
jumlah
digunakan rumus yang dikemukakan oleh
berani untuk bertanyaan, tetapi belum
membuat
maka
persentase kegiatan guru dalam mengelola
pertanyaan tentang bacaan adalah 32,14%, berarti
I,
persentase 63,33%, sehingga belum dapat
kegiatan
dikatakan baik. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran (dari aspek guru) yang diisi 7
guru belum terlalu menguasai dalam menyajikan
pembelajaran
Berdasarkan data pada tabel 3
dengan
tersebut,
dapat
diperoleh
persentase
menggunakan Model SQ3R.
ketuntasan belajar siswa siklus I dalam
c. Data Hasil Tes Akhir pada Siklus I
pembelajaran
Berdasarkan
hasil
tes
Bahasa
Indonesia
yang
ulangan
diamati dapat dijelaskan bahwa: rata-rata
harian siklus I persentase siswa yang
tes hasil belajar siswa pada siklus I adalah
tuntas belajar dan rata-rata skor tes dapat
66,5 berarti belum mencapai KKM yang
dilihat dengan menggunakan rumus yang
ditetapkan yaitu 70, siswa yang tuntas
dikemukakan oleh Jihad (2012 :130)
belajar 53,57%. Hal ini menunjukan
yaitu:
bahwa ketuntasan secara klasikal belum
Ketuntasan belajar = Jumlah siswa tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa
tercapai seperti yang ditargetkan yaitu 70%, sehingga peneliti
Hasil tes akhir siklus I
melajutkan ke
siklus II, peneliti ingin meningkatkan
Ketuntasan belajar = Jumlah siswa tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa = 15 x 100 28 = 53,5
kembali hasil belajar siswa yang belum memcapai KKM.
Rata-rata tes akhir siklus I Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung
2.
Deskriptor Pembelajaran Siklus II
dengan rumus oleh Sudjana (2011:109) yaitu:
Perencanaan
Rata-rata hasil belajar
siklus
II
disusun
sesuai dengan refleksi yang dilakukan pada siklus I, mulai dari membimbing dan
= = 1862 28 = 66,5
memperhatikan siswa saat pembelajaran berlangsung sampai mengorganisasikan
Berdasarkan siklus
I
pada
analisis
tes
pembelajaran
akhir
waktu dengan baik.
bahasa
Tindakan yang dilakukan sesuai
Indonesia, maka dapat dilihat pada tabel 3
dengan langkah-langkah yang ada pada
berikut ini:
RPP.
Tabel 3. Ketuntasan dan Rata-rataHasil Belajar Siswa Kelas VC pada Siklus I Uraian
Pengamatan
aktivitas guru di kelas. Selanjutnya refleksi
Target
Jumlah siswa yang mengikuti UH
28
-
Jumlah siswa yang tuntas UH
15
-
tidak.
Jumlah siswa yang tidak tuntas UH
13
-
a. Data
53,57%
70 %
Rata-rata nilai UH
untuk
mengetahui aktivitas bertanya siswa dan
Nilai
Persentase ketuntasan UH
dilakukan
dilakukan untuk melihat apakah hasil pengamatan memerlukan tindak lanjut atau
Hasil
Observasi
Aktivitas
Bertanya Siswa
66,5
Pengamatan 8
aktivitas
bertanya
Indikator C P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 23x 100% 28 = 82,14% Indikator D P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 28x 100% 28 = 100%
siswa dilakukan oleh Padila Fani sebagai Observer II. Pengamatan dilakukan setiap kali pertemuan untuk melihat proses dan perkembangan aktivitas bertanya siswa selama
pembelajaran
berlangsung.
Aktivitas bertanya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mengunakan model
pembelajaran SQ3R.
Rata-rata persentase A Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 71,42% + 89,28% 2 = 80,35% Rata-rata persentase B Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 71,42% + 78,57% 2 = 74,99% Rata-rata persentase C Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 75% + 82,14% 2 = 78,57% Rata-rata persentase D Rata-rata persentase = pertemuan I + pertemuan II 2 = 67,85% + 100% 2 = 83,92%
Aktivitas
bertanya siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dicari dengan mengunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2011:133) adalah sebagai berikut: P=
Jumlah siswa yang melakukan indikator jumlah siswa
Pertemuan I Indikator A P = Jumlah siswa yang melakukan indikator Jumlah siswa = 20x 100% 28 = 71,42% Indikator B P = Jumlah siswa yang melakukan indikator Jumlah siswa = 20x 100% 28 = 71,42% Indikator C P = Jumlah siswa yang melakukan indikator Jumlah siswa = 21x100% 28 = 75% Indikator D P = Jumlah siswa yang melakukan indikator Jumlah siswa = 19x 100% 28 = 67,85%
x 100%
x 100%
x 100%
Berdasarkan aktivitas
x 100%
bertanya
analisis
abservasi
siswa
dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada siklus II, maka dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
x 100%
Tabel 4.Jumlah dan Persentasi Observasi AktivitasSiswa Kelas VC pada Siklus II
Pertemuan II Indikator A P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 25x 100% 28 = 89,28%
Pertemuan Ke Indikator
Indikator B P = Jumlah siswa yang melakukan indikator x 100% Jumlah siswa = 22x 100% 28 = 78,57%
A B
20
C
21
D
19
Jumlah Siswa
9
1 Jumlah 20
28
2 % 71,42 % 71,42 % 75%
Jumlah 25
67,85 %
28
22 23
28
% 89,28 % 78,57 % 82,14 % 100%
Ratarata perse ntase 80,35 % 74,99 % 78,57 % 83,92
Keterangan: Indikator A: siswa membuat pertanyaan tentang bacaan. Indikator B: siswa melakukan kegiatan membaca setelah membuat pertanyaan. Indikator C: siwa membuat jawaban pertanyaan dan membuat catatan ringkasyang relevan. Indikator D: siswa membahas kesesuaian pertantaan dengan isi bacaan. Berdasarkan disimpulkan
Tabel
bahwa
4
(4) Persentase rata-rata siswa membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi adalah
b. Data Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan
selaku observer I, maka jumlah skor dan
dapat
persentase kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran
Sudjana
keberhasilan Adapun
(1) Persentase rata-rata siswa membuat
(2011:133)
adalah
sebagai
Pertemuan II P = Jumlah skor yang diperoleh guru x 100% Jumlah skor maksimal jumlah skor maksimal 15 P = 14 x 100% 15 = 93,33%
pertanyaan tentang bacaan adalah mencapai
target yang diinginkan yaitu 75%. (2) Persentase rata-rata siswa melakukan
Rata rata = pertemuan I + pertemuan II 2 = 86,66% + 93,33% 2 = 89,99%
kegiatan membaca setelah membuat pertanyaan adalah 74,64%. (3) Persentase rata-rata siswa membuat
Berasarkan hasil analisis peneliti
jawaban dan membuat catatan ringkas
terhadap aktivita guru dalam pembelajaran
yang relevan adalah 78,57%, berarti target
dapat
Pertemuan I P = Jumlah skor yang diperoleh guru x 100% Jumlah skor maksimal jumlah skor maksimal 15 P = 13 x 100% 15 = 86,66%
akan dikemukakan sebagai berikut:
mencapai
II
P = Jumlah skor yang diperoleh guru x 100% Jumlah skor maksimal
pelaksanaan proses pembelajaran siswa
sudah
siklus
berikut:
dari kenaikan Rata-rata persentase untuk
80,35%, berarti sudah
pada
digunakan rumus yang dikemukakan oleh
mengalami peningkatan. Hal ini terbukti
ditetapkan.
kegiatan
dinilai oleh Ibu Eva Yulvanita, S.Pd.SD
pertemuan kedua pada siklus II sudah
telah
lembar
pembelajaran (dari aspek guru) yang
Model SQ3R pada pertemuan pertama dan
yang
sudah
75%.
pelaksaaanan
indikator
berarti
mencapai target yang diinginkan yaitu
pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
masing-masing
83,92%,
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
yang
diinginkan yaitu 75%.
10
Tabel 5. Persentase Observasi Aktivitas Guru Kelas VC pada Siklus II
Rata-rata tes akhir siklus II Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Pertemuan
Jumlah Skor
Persentase
I
13
86,66%
dapat dihitung dengan rumus oleh Sudjana
II
14
93,33%
(2011:109) yaitu:
Rata-rata
89,99% Target
Rata-rata hasil belajar
70%
Berdasarkan tabel 5 dapat dibuat
= = 2363 28 = 84,39
analisis bahwa persentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata
Berdasarkan
persentase 89,99%, berarti pembelajaran
belajar dan rata-rata skor tes, semuanya
dikatakan baik. Hal ini disebabkan karena
dapat dilihat dari tabel 6 berikut ini:
guru belum terlalu menguasai dalam
menggunakan Model SQ3R. disebabkan
karena
Tabel 6. Ketuntasan dan Rata-rataHasil Belajar Siswa Kelas VC pada Siklus II
dengan Hal ini
guru
Uraian
sudah
Jumlah siswa yang mengikuti UH Jumlah siswa yang tuntas UH Jumlah siswa yang tidak tuntas UH Persentase ketuntasan UH
melaksanakan model pembelajaran SQ3R dangan benar. c. Data Hasil Tes Akhir pada Siklus II Berdasarkan
ulangan
belajar siswa, persentase siswa yang tuntas
kategori baik. sehingga belum dapat
pembelajaran
tes
harian siklus II dapat dilihat dari hasil
sudah optimal, dengan target 70% dengan
menyajikan
hasil
hasil tes siklus II
Rata-rata nilai UH
Nilai
Target
28
-
27
-
1
-
96,42%
70%
84,39
terkait ulangan harian (UH), persentase Dari tabel 6 tersebut terlihat pada
siswa yang tuntas UH dan rata-rata skor diperoleh
persentase ketuntasan belajar dan rata-rata
menggunakan rumus yang dikemukakan
skor tes. Dapat digambarkan pada masing-
oleh Jihat (2012 :130) yaitu:
masing data hasil belajar siswa yaitu: yang
tesnya
dapat
dapat
terendah dengan nilai 58 sejumlah 1 orang
Ketuntasan belajar = Jumlah siswa tuntas x 100 Jumlah seluruh siswa
siswa. Dapat dikatakan, jumlah siswa yang belum tuntas ulangan harian II sejumlah 1 orang siswa yang belum sesuai dengan
Hasil tes akhir siklus II Ketuntasan belajar = Jumlah siswa tuntas x 100 Jumlah seluruh siswa = 27 x 100 28 = 96,42
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Rata-rata hasil tes siswa 84,39 dengan persentase siswa yang tuntas belajar 96,42% 11
Hal
ini
menunjukan
bahwa
ketuntasan secara klasikal sudah mencapai
Dilihat
dari
nilai
rata-rata
yang
target yang diinginkan yaitu 70%.
diperoleh siswa pada tes akhir setiap
Dari penelitian yang telah dianalisis,
siklus penggunaan model SQ3R dalam
maka hipotesis penelitian ini dinyatakan
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
diterima, yaitu: ”Dengan menggunakan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Model
Pembelajaran
SQ3Rdapat
meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa Kabupaten
2. Saran
Kelas VC SDN 27 Sago Pesisir
Selatan
Berdasarkan kesimpulan di atas,
pada
maka penulis dapat memberikan saran-
pembelajaran bahasa Indonesia” dengan
saran sebagai berikut :
diterimanya hipotesis penelitian ini, maka
a. Bagi
peneliti,
diharapkan
sebagai
penelitian pembelajaran bahasa Indonesia
pengetahuan dan dapat menerapkannya
melalui Model Pembelajaran SQ3R yang
di sekolah khusunya di SD.
peneliti lakukan telah dapat diakhiri.
b. Bagi siswa, diharapkan berpartisipasi dalam proses pembelajaran, karena dapat meningkatkan aktivitas siswa.
E. PENUTUP 1.
c. Bagi guru, pelaksanaan pembelajaran
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan
melalui model SQ3R dapat dijadikan
pembahasan yang dikemukakan dapat
salah satu alternatif variasi dalam
diambil kesimpulan sebagai berikut :
pelaksanaan
a. Pelaksanaan
meningkatkan hasil belajar.
pembelajaran
menggunakan SQ3Rterjadipeningkatankan
dengan model
pembelajaran
untuk
d. Bagi Kepala sekolah, merupakan bahan
pada
masukan
dan
aktivitas siswa. Hal ini terlihat pada
pengembangan
rata-rata persentase aktivitas siswa,
bagi
siklus I yaitu 38,46% dan meningkat
Indonesia.
guru
sumbangan pendidikan
mata
pelajaran
bagi
terutama bahasa
pada siklus II menjadi 79,37%. b. Model SQ3Rtelah berdampak positif terhadap
DAFTAR PUSTAKA
hasil pembelajaran siswa
Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
dalampembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil
Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
belajar siswa siklus I yaitu 66,5 setelah diadakan perbaikan pada siklus II, maka rata-rata hasil belajar siswa yaitu 84,39. 12
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Sardiman. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. RajaGrafindo Persada.
Dimyati, Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Prosen Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ferdian, Nurulita. 2014. “Peningkatan Aktivitas Membaca dan Hasil Belajar Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran SQ3R(survey, question, read, recite, and reviev) di Kelas IV SDN 16 Koto Langang Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi: Universitas Bung Hatta.
Suhardjono. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamalik, Oemar. 2007. Jakarta: Bumi Aksara. Huda,
Taufik, Taufina dan Muhammadi. 2011. Mozaik Pembelajaran Inovatif. Padang: Sukabina Press. Wardhani, Igak. 2010. Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.
Pendidikan.
Penelitian Jakarta:
Winataputra, Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Istarani. 2012. 58 Model-model Inovatif. Medan: Media Persada. Jihad Asep. Haris, abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Majid, Abdul. 2014. Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pricilia, Giananti. 2014. “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran SQ3R(survey, question, read, recite, and reviev) di Kelas IV SD Negeri 34 Seberang Palinggam Kecamatan Padang Selatan”. Skripsi: Universitas Bung Hatta. Resmini, Novi. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa Sastra Indonesia. Bandung: Setiabudhi. Sanjaya,
Motivasi Jakarta:
Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. 13