PENGGUNAAN MULTIMEDIA PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI A SDN 2 JATISELA PADA MATA PELAJARAN IPA TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Ana Agustryana Guru SDNNo.2 Jatisela Gunungsari Lombok Barat
Abstrak: Salah satu penyebab masih rendahnya hasil belajar siswa kelas VIA SDN 2 Jatisela Lombok Barat adalah tidak adanya media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran yang tepat adalah yang menarik sekaligus efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Multimedia presentasi adalah multimedia berbasis komputerdiduga merupakan sarana yangefektif dan menarik. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SDN 2 Jatisela Lombok Barat ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penggunaan multimedia presentasi pada siswa kelas VI A SDN 2 JatiselaLombok Barat. Berdasarkan hasil penelitian selama 2 (dua) siklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia presentasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI A SDN 2 Jatisela Lombok Barat. Kata kunci: multimedia presentasi, hasil belajar IPA. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi mata pelajaran IPA untuk SD/MI, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan pembelajaran IPASD yang efektif, menarik dan menyenangkan serta didukung oleh sarana dan prasarana, keresediaan waktu, keahlian, sulit untuk dilaksanakan. Oleh sebab itu dalam pengembangan pembelajaran IPASD, guru dituntut memiliki kemampuan baik dibidang akademik, sosial, maupun pedagogi. Kemampuan pedagogik guru
yang dimak-sud adalah memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaaan dalam penggunaan media pembelajaran Menurut Hamalik (1999)media pembelajaran adalah sarana yang dapat dimanipulasikan dan dapat digunakan mem-pengaruhi pikiran, perasaan, perhatian dan sikap peserta didik, sehingga mempermudah terjadinya proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelakaran dikatakan efektif bila peserta didik mudah dalam menyerap mata pelajaran yang dipelajari, sehingga akan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Penggunaan media pembelajaran diyakini banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktifitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas,
48
Agustryana, Penggunaan Media Presentasi, 49
terutama membantu peningkatan proses belajar siswa. Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih cukup populer di kalangan guru dalam proses pembelajarannya Perkembangan teknologi multimedia memungkinkan masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi dengan mudah yang berdampak pada peningkatan pengetahuan masyarakat. Pembelajaran dapat dilaksanakan bila informasi tersebut menarik dan memotivasikan pelajar untuk terus belajar. Ini dapat dicapai jika materi atau informasi direkabentuk dengan baik menggunakan multimedia Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi.Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multi-media yang digunakan dalam proses pembelajaran (Istiyanto, 2012). Multimediasebagai alat bantu pembelajaran selainberpotensi mengubah cara belajar peserta didik juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Multimedia berbasis komputer merupakan suatu terobosan baru yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menggunakan multimedia berbasis komputer dalam proses pembelajaran bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran. Melalui teknologi multimedia berbasis komputer unsur-unsur gambar,teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu dengan tampilan yang lebih menarik. Selain itu, dalam teknologi multimedia berbasis komputer konsep permainan dalam pembelajaran digabung untuk menghasilkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan. Penggunaan komputer sebagai teknologiinformasi dalam menyampaikan bahan pengajaran memungkinkan untuk melibatkanpelajar secara aktif serta dapat memperoleh umpan balik secara cepat dan akurat.Komputer menjadi popular sebagai
media pengajaran karena komputer memilkikeistimewaan yang tidak dimilki oleh media pengajaran lain sebelum adanya komputer, yaitu (1) hubungan interaktif, (2)pengulangan, (3) umpan balik dan peneguhan, (4) simulasi dan uji coba(Munir,2005). Multimedia berbasis komputer dapat digunakan untuk bermacammacambidang pekerjaan, tergantung kreativitas untuk mengembangkannya. Aplikasi multimedia berbasis komputer dibagi menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah presentasi. Pemanfaatan multimedia dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni power point yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Pemanfaatan power point atau perangkat lunak lainnya dalam presentasi menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah,dinamis dan sangat menarik. Dengan berbagai perkembangan pada perangkat lunak dan sejumlah perangkat keras penunjangnya telah menyebabkan terjadinya perubahan besar pada trend metode saat ini. Keterbatasan media pembelajaran di satu pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut di pihak lain membuat penerapan metode ceramah makin menjamur. Pemanfaatan media terutama multimedia berbasis komputer dalam proses pembelajaran IPA dapat dikatakan belum optimal. Terbatasnya alat-alat teknologi pembelajaran yang dipakai di kelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu pendidikan pada umumnya. Hasil tes formatif siswa-siswi kelas VI SDN 2 Jatisela tahun pelajaran 20092010 diketahui bahwa 30 % siswa-siswi kelas VI SDN 2 Jatisela belum mencapai hasil belajar yang memuaskan atau masih dibawah KKM. Ditengarai salah satu penyebab masih rendahnya hasil belajar siswa adalah tidak adanya sarana pendukung yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang yang menarik sekaligus efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
50, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
pembelajaran IPA yaitu multimedia berbasis komputer. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penggunaan Multimedia Presentasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI A SDN 2 Jatisela pada Mata Pelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI A SDN2 Jatisela pada mata pelajaran IPAmelalui penerapan multimedia presentasi. Hipotesis tindakan yang dajukan pada penelitian ini adalah penggunaan multimedia presentasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIA SDN 2 Jatisela. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu merupakan rangkaian penelitian tindakan yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan.PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan mengacu kepada model Taggart (1991), yaitu setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Refleksi terhadap pemberian tindakan pada siklus I dijadikan acuan dalam merencanakan tindakan pada siklus II.Diagram alur rancangan penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Jatisela dan sebagai subjek penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas VIA semester 2 tahunpelaajaran 2009-2010. Instrumen penelitian ada dua jenis, yaitu instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakukan terdiri dari silabus, RPP, dan LKS.Instrumen pengukuran berupa tes hasil belajar.Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar siswa. Data hasil belajar dikumpulkan melalui postes pada akhir siklus. Data kualitatif berupa catatan lapangan yang berkaitan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Data kualitatif berupa catatan lapangan selama observasi.
Refleksi Observasi
Rencana Tindakan Pelaksana Tindakan
Refleksi Rencana Tindakan Observasi Pelaksana Tindakan
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (sumber: Taggart hal 32).
Agustryana, Penggunaan Media Presentasi, 51
Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode, yaitu membandingkan data yang terkumpul baik melalui tes, observasi, maupun catatan lapangan tentang hasil kegiatan siswa.Interpretasi/penafsiran data dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat guru. Analisis Data Analisis data dilakukan setiap kali pemberian tindakan berakhir. Data penelitian yang terkumpul yang berupa data kualitatif yaitu hasil observasi dan catatan lapangan dianalisis dengan model alir (flow). Model ini terdiri dari tiga komponen dilakukan secara berurutan yaitu kegiatan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis seperti ini berlangsung selama peneliti berada di lokasi penelitian hingga akhir pengumpulan data HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan observasi untuk mengetahui kondisi awal siswadilaksanakan pada hari kamis 19 Mei 2010. Pada pembelajaran ini peneliti mengamati siswa belajar secara rinci pada saat guru memaparkan materipembelajaran tentang tata surya. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa pengajaran yang dilakukan, guru belum menggunakan media pengajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan sungguhsunguh. Pada saat pembelajaran berlangsung terlihat beberapa siswa yang asyik bermain dengan temannya tidak memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan observasi awal tersebut maka perlu diadakan suatu tindakan untuk mening-
katkan minat dan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung agar keberhasilan belajar siswa meningkat. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Mei 2010. Pada saat pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi ini tak terlihat adanya siswa yang bermainmain ataupun asyik mengerjakan pekerjaan yang lain, semuanya fokus dalam memperhatikan presentasi yang disampaikan oleh guru/peneliti. Namun, belum nampak adanya siswa yang mengajukan pertanyaan sehingga pembelajaran terkesan dimonopoli oleh guru. Berdasarkan kondisi pembelajaran pada siklus I, maka pada siklus II perlu dirangsang adanya respons siswa untuk mencermati dan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan hal-hal yang belum dimengerti siswa pada saat proses presentasi berlangsung.Selain itu, perlu dibuat suatu catatan-catatan penting yang siswa sering salah dalam mengartikan untuk ditindak lanjuti pada tindakan berikutnya. Pelaksanaan tindakansiklus II pada hari sabtu tanggal 28 Mei 2010dengan materi menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari. Pada tindakan di siklus II ini diawali penjelasan kepada siswa tentang prosedur yang akan dilaksanakan pada pembelajaran yang akan berlangsung.Pada tindakan siklus dua ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing respon siswa untuk bertanya. Pada pelaksanaan siklus II ini tampak sekali bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran, hampir tidak ada siswa yang terlihat sibuk dengan kegiatan lain semua siswa menikmati jalannya presentasi dengan serius.Dengan diberikan sedikit rangsangan terlihat ada beberapa siswa yang berusaha mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum jelas.Motivasi guru agar siswa mengajukan pertanyaan merupakan hal yang harus dilakukan, karena siswa yang bertanya menunjuukan
52, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
bahwa siswa telah belajar. Aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan menurut Zubaidah, dkk. (2005) merupakan hal yang sangat penting karena bertanya merupakan strategi yang dapat digunakan secara aktif untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan-gagasan.
Hasil refleksi yang menunjukkan kelemahan baik pada pembelajaran sebelum tindakan, pembelajaran siklus I maupun siklus II serta langkah perbaikannya tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Refleksi Kelemahan Pembelajaran Siklus I Dan II Serta Langkah Perbaikan Kelemahan Langkah Perbaikan Sebelum tindakan Sebagian besar siswa tidak serius Meminta kepada siswa untuk lebih pada waktu mendengarkan serius mengikuti proses penjelasan guru pembelajaran Sebagian besar siswa masih malu Meminta kepada siswa untuk tidak untuk bertanya kepada guru malu dan takut bertanya karena itu akan merugikan diri siswa sendiri Ada siswa yang tidak betah mengikuti pelajaran karena tidak Menggunakan multimedia yang ada media yang menarik perhatian telah dirancang. dan minatnya Kurang partisipasi siswa dalam Meminta siswa untuk ikut menyimpulkan Keberhasilan berpartisipasi menyimpulkan belajar Keberhasilan pembelajaran Siklus 1 Dalam proses pembelajaran siswa Memberikan rangsangan agar siswa terlalu serius sehingga siswa terpancing untuk bertanya. terkesan pasif Siklus 2 Masih ada siswa yang bertanya Menumbuhkan semangat percaya atau melihat jawaban temannya diri siswa agar terbiasa mengerjakan ketika mengerjakan tes/ evaluasi soal sesuai dengan kemampuannya
Setiap akhir siklus baik pada siklus I maupun siklus II diadakan postes untuk dengan bentyuk soal pilihan ganda
mengukur hasil belajar siswa. Selanjutnya perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA pada Sebelum Pemberian Tindakan, Siklus I dan Siklus II SKOR Awal No Nama Siswa Siklus 1 Siklus 2 1 1 2 3 4
2 Khaerul Imam Sarifuddin Yudi Handika Ayunanda Eleski
3 6 6 8 7
4 8 8 8 7
5 9 9 9 9
Agustryana, Penggunaan Media Presentasi, 53
5 Firman Hadi 6 Nabila Rahmanisa 7 Yudiawan 8 Irsan Hadi 9 Elisa Safitri 10 Munawarah 11 Raodatul Hanaq 12 Rani Indrawati 13 Hardiyanti 14 Haerul Anwar 15 Ujang Harianto 16 Tina Yulianti 17 Sri Bauni 18 Linda Ayu Lestari 19 Hartika Mulyana 20 Asmi Riana 21 Hardana 22 Mardiyah 23 Rohdiah 24 Irawati 25 Nurdin Agustiman 26 Mashur 27 Zulaefi 28 Andriansyah 29 Ari Rangsa 30 Ayu Wan Azizah Jumlah Rata-rata Jumlah Tuntas % ketuntasan
8 6 7 6 8 6 7 7 7 8 6 7 7 7 6 7 7 8 8 7 7 7 7 6 7 7 208 6,9 22 73
Berdasarkan Tabel 2 tersebut tampak bahwa ada peningkatan skor rata hasil belajar siswa dari sebelum pemberian tindakan (6,9) ke silkus I (7,7), atau terjadi peningkatan sebesar 11,59%. Skor ratarata hasil belajar pada siklus I sebesar 7,7 mengalami peningkatan pada siklus II dengan skor rata-rata sebesar 8,5 atau meningkat sebesar 10,38%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desiyanto (2012) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan multimedia pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Bantul Manunggal, yaitu siswa yang difasilitasi multimedia
8 6 8 8 8 7 7 7 7 8 7 8 8 7 8 7 8 8 8 7 8 8 7 8 8 7 227 7,7 30 100
8 8 8 8 8 10 8 10 9 8 8 8 8 10 10 8 8 8 8 9 8 7 8 8 8 9 254 8,5 30 100
hasil belajarnya lebih tinggi daripada siswa yang tidak difasilitasi multimedia. Peningkatan hasil belajar dari sebelum pemberian tindakan ke silkus I dapat dijelaskan sebagi berikut. Pada pembelajaran sebelum diberi tindakan penggunaan multimedia presentasi kondisi sebagian besar siswa tidak serius pada waktu mendengarkan penjelasan guru, sebagian besar siswa masih malu untuk bertanya kepada guru, pembelajaran tidak menarik, siswa tidak dilibatkan untuk menarik kesimpulan. Pada siklus I dilakukan upaya-upaya perbaikan dengan menggunakan multimedia presentasi serta pemberian motivasi oleh guru.Menurut Hamalik, 1999 bahwa media adalah segala
54, J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber atau narasumber kepada peserta didik dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendapat yang senada diungkapkan oleh Supriatna, 2009 bahwa keuntungan penggunaan multimedia dalam pembelajaran diantaranya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, selain itu juga penggunaan media komputer dalam bentuk multimedia dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada pelajar, menghemat waktu dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Menutrut Munir (2005), penggunaan media pembelajaran berbasis komputer memungkinkan untuk melibatkan siswa secara aktif serta dapat memperoleh umpan balik secara cepat dan akurat. Hasil belajar dengan multimedia presentasi sebenarnya merupakan hasil belajar melalui indera pandang. Menurut Levie & Levie, Baugh, dan Dale yang disarikan oleh Haryanto (2010), hasil belajar melalui indera pandang (visual) lebih baik dibanding hasil belajar melalui media dengar (audio). Perbandingan
perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya, yaitu 75-90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang,antara 5%-13% diperoleh melalui indera dengar dan antara 5%-12% lagi dengan indera lainnya. Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka hipotesis tindakan yang diajukan yaitu pemberian tindakan berupa penggunaan multimedia presentasi pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIA SDN 2 Jatisela dapat diterima.
DAFTAR RUJUKAN Desiyanto, M. 2012. Pengaruh Penggunaan Multimedia PembelajaranTerhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas III SD Negeri Bantul ManunggalTahun Ajaran 2011/2012. (Online). (http://eprints.uny.ac.id/5732/1/Muc htarom %20Desiyanto.pdf, diakses tgl. 9 November 2012). Hamalik Oemar, 1999, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Haryanto. 2010. kajian konseptual media pembelajaran. (Online). (http://staff. uny. ac.id/sites/default/files/ 131656343/KAJIAN%20KONSEP TUAL%20MEDIA%20PEMBELA-
JARAN.pdf, diakses tgl 9 November). Istiyanto. 2011 pengertian dan manfaat multimedia pembelajaran. (online). (http://istiyanto.com/pengertiandan-manfaat-multimediapembelajaran/, diakses tgl 8 November 2012) Munir, 2005, Konsep dan Aplikasi Program Pembelajaran Berbasis Komputer(Computer Based Interaction), P3MP, UPI. Supriatna, Dadang. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak dan Pendidikan Luar Biasa. (Online).
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran multimedia presen-tasi dapat meningkatkanhasil belajar IPA siswa kelas VI A SDN 2 Ja Saran 1. Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan agar guru IPA khususnya dan guru matapelajaran lain lebih banyak menggunakan multimedia presentasi pada setiap proses pembelajaran. 2. Guru disarankan memotivasi siswa untuk bertanya karena siswa yang bertanya menunjukkan siswa tersebut telah belajar.
Agustryana, Penggunaan Media Presentasi, 55
(http://izaskia.files. wordpress. com/2010/03/pengenalan-mediapembelajaran.pdf. diakses tgl. 9 November 2012). Taggart, R. M. 1991. Action Research A Short Modern History. Victoria: Deakin University Press. Zubaidah, S., Mahanal,S., Suyanto. 2005. Penerapan Pola PBMP
(Pemberdayaan Berpikir kritis Melalui Pertanyaan) pada Mata pelajaran IPA untuk Meningkatkan Perkembangan Penalaran Siswa Kelas IV MIJS (Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman) Malang. Malang: Lembaga Penelitian Uviversitas negeri Malang.