Jurnal EduBio Tropika, Volume 2, Nomor 1, April 2014, hlm. 121-186
Ade Haerullah Dosen Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara Korespondensi:
[email protected]
PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII MTs LPM PASTINA KABUPATEN KEPULAUAN SULA ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan multimedia pada materi Ekosistem di kelas VII MTs LPM Pastina Kabupaten Kepulauan Sula. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment. Sampel penelitian siswa kelas VII-1 sebagai kelas perlakuan dan siswa kelas VII-2 sebagai kelas kontrol. Hasil analisis anakova diperoleh Fhit = 19,35 dan Ftab = 4,31 berarti Fhit > Ftab. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan multimedia (X1) dan pembelajaran konvensional (X2) pada konsep ekosistem. Simpulan penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan multimedia lebih berpotensi meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada konsep ekosistem. Kata Kunci: Multimedia dan Hasil Belajar
THE POTENTIAL OF USING MULTIMEDIA TO IMPROVE BIOLOGY LEARNING OUTCOMES AT STUDENTS IN MTs LPM PASTINA, KEPULAUAN SULA DISTRICT ABSTRACT: This study aims to know the increasing of the seventh grade students’ learning outcomes at MTs LPM Pastina Kepulauan Sula district by using multimedia on Ecosystem materials. This study were used quasi-experiment research method. The sample in this study are the students of class VII-1 (treatment class) and classe VII-2 (control class). These results of the study indicates that there are differences cognitive learning outcomes between the students of of multimedia class (X1) and a conventional class (X2). It can be seen from the Anacova analysis results. F-critc=19,35 and F-tab= 4,31. It means that F-crtc > F-tab. It can be concluded that learning by using multimedia potentially improves students’ learning outcomes when compared with conventional learning. Keywords: Multimedia and Learning Outcomes
PENDAHULUAN Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi lain dan sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan (Yudhi, 2010). Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberkan pelayanan agar peserta didik dapat belajar. Lebih lanjut menyatakan bahwa mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya
supaya menjadi dewasa berpikir dan mengembangkan potensi dirinya dan membantu peserta didik supaya cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri (Ahmadi dan Unbiyati, 2001). Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Banyak usaha yang dapat dikerjakan. Di samping memahami penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan ketrampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan efesien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Jundan, 2008).
146
Pengunaan Multimedia dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Siswa Kelas VII
Kehadiran media dalam proses belajar mengajar, mempunyai arti yang cukup penting. Sebab dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media (Djamarah dan Zain, 2010). Saparudin dan Winatapura yang dikutip oleh Djamarah dan Zain (2010), mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Ada beberapa alasan berkenaan dengan pemanfaatan media, di antaranya; pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Bahkan penggunaan media akan dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil pengajaran, dari berfikir kongkret ke berpikir abstrak (Sudjana dalam Henoki, 2008). Belajar secara mandiri akan mempercepat kemampuan belajar, dan hal ini dapat dijangkau melalui multimedia. Multimedia memberi kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar (yaitu guru), tetapi juga memberi kesempatan subjek untuk mengembangkan kognitif dengan lebih baik dan kreatif serta inovatif. Perhatian para siswa terhadap materi pelajaran ternyata dapat ditingkatkan dengan cara mendesain kondisi eksternal lingkungan belajarnya, (Mangindaan dan Livingstone,1988 dalam Fatimah, 2006). Menurut Hamalik (2006), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pembelajaran di Maluku Utara pada umumnya dan di Kabupaten Kepulauan Sula pada khususnya. Sejauh ini pembelajaran di Maluku Utara sudah mengalami kemajuan, karena di dukung oleh kompetensi guru yang semakin meningkat, fasilitas belajar yang cukup lengkap, kegiatan belajar mengajar sebagian besar sudah menggunakan media pembelajaran, dan tidak lepas juga dari dukungan dan bimbingan orang tua, sehingga output yang dihasilkan juga sangat membanggakan.
147
Khususnya pembelajaran IPA Biologi di Kabupaten Kepulauan Sula, sudah mulai mengalami kemajuan, walaupun dengan jumlah guru yang terbatas, fasilitas belajar yang masih terbatas, tapi itu bukanlah sebuah alasan yang dijadikan untuk tidak belajar baik itu guru maupun siswa. Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap 23orang guru di MTs LPM Pastina menunjukkan bahwa sebesar 97% guru masih melakukan proses pembelajaran secara manual (tidak memanfatkan fasilitas yang dimilikinya), sementara mereka telah memiliki Laboratorium komputer. Hal ini terjadi karenaguru yang bertugas di MTs LPM Pastina belum mampu mengaplikasikansarana tersebut dalam proses kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran secara manual yang dilakukan oleh guru tersebut diantara terdapat 4 orang guru IPA. Sementara hasil wawancara dengan para siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menginginkan pembelajaran harus menggunakan media karena bisa menyaksikan langsung dan diharapkan dapat mengaktifkan fungsi-fungsi psikologis siswa, dengan demikian hal ini juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, juga dapat mengimformasikan, memotivasi, sekaligus mengajarkan kepada para guru tentang bagaimana cara menggunakan berbagai media dalam pembelajaran. METODE Kegiatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment), yakni penelitian ini tidak memiliki keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya random kelompok biasanya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai kelompok perlakuan dan kontrol (Punaji, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang siswa yang terdiri atas 18 orang kelas VII-2 sebagai kelas kontrol, 18orang siswa kelas VII-1 sebagai kelas perlakuan di MTs LPM Pastina Kabupaten Kepulauan Sula. Data dalam penelitian dipeoleh dengan cara sebagai berikut: 1) Melakukan observasi kelas yang dijadikan kelompok subjek penelitian; 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP; 3) Memberikan tes kemampuan awal (pretes) tentang mata pelajaran Biologi dikedua kelas eksperimen dan kontrol; 4) Memberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada konsep ekosistem, dengan perlakuan menggunakan multimedia pada kelas
148
Haerullah
eksperimen dan tanpa media pada kelas kontrol masing-masing 3 kali pertemuan; 5) Memberikan tes kemampuan akhir (postes) pada materi ekosistem dikedua kelas eksperimen dan control; dan 6) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok tersebut, selanjutnya data dapat dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan. Pembelajaran yang berlangsung selama satu kali pertemuan membutuhkan waktu sesuai dengan waktu pembelajaran di sekolah yakni 2 x 40 menit. Setelah 3 kali pertemuan pada masing-masing kelas, selanjutnya itu dialakuakn posttest. Nilai hasil belajar berupa hasilpretes dan posttestdapat dianalisis dengan menggunakan Anakova. HASIL DAN PEMBAHASANAN Berdasarkan hasil analisis tentang potensi penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat selisih hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran (varial X1) dan selisih data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan konvensional (X2) yang diperoleh disajikan pada Tabel 1.
18,307. Sedangkan untuk data kelas X2 diperoleh nilai X2hit = 5,83 dengan dk = 11 dan pada taraf signifikansi 5% didapat nilai X2tab = 19,675. Kriteria pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus chi kuadrat (X1) dengan kaidah keputusan: Jika X1hit > X1tab maka distribusi tidak normal, dan X2hit < X2tab maka distribusi normal. Ternyata hasil uji normalitas data X1 diperoleh X1hit< X1tab atau 4,02< 18,307 dan X2 diperoleh X2hit < X2tab atau 5,82<19,675 menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Analisis Chi Kuadrat Kelas Kontrol Chi kuadrat (X2)hit 5,83 (X2)tab
19,675
Dk
11
Uji homogenitas diperoleh nilai Fhit kedua variabel adalah 1,11 dengan = 0,05. Hasil uji tersebut menunjukan bahwanilai Fhit < Ftab atau 1,11 < 2,26 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis yaitu Tabel 1. Hasil Pretet dan Postest Kelas Perlakuan dan uji normalitas dan homogenitas menunjukkan data tersebut berdistribusi normal dan homogen, sekelas Kontrol. hingga memenuhi syarat untuk di uji lanjut dengan Skor Total Kelas analisis anakova. Pretest Postest Kontrol (Konvensoinal)
81
207
Perlakuan (Multimedia)
89
388
Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem yang diajarkan dengan menggunakan multimedia dan pembelajaran konvensional, data kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kovarians (Anakova). Sebelum dilakukan analisis kovarians (Anakova), terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil uji normalitas data kelas perlakuan dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 2. dan Tabel 3.
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Hipotesis Kelas Fhit Perlakuan 19,35 Kontrol
Ftab 4,13
Data tabel diatas nilai-nilai yang diperoleh didistribusikan ke dalam rumus anakova dan diperoleh Fhit= 19,35 dan Ftab= 4,31 berarti Fhit> Ftab. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan multimedia (X1) dan pembelajaran konvensional (X2) pada konsep ekosistem. Oleh karena itu hipotesis H1 diterima, yang berarti bahwa adanya pengaruh penggunaan meltimedia terhadap hasil belajar Tabel 2. Hasil Analisis Chi Kuadrat Kelas Perlakuan siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Chi kuadrat (X1)hit 4,02 pembelajaran menggunakan multimedia lebih berpotensi meningkatkan hasil belajar dibandingkan (X1)tab 18,307 dengan pembelajaran konvensional. Dk 10 Hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Berdasarkan hasil uji normalitas data kelas hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas perlakuan diperoleh nilai X1hit = 4,02 dan dk = 10 perlakuan. Dengan demikian dapat dijelaskan pada taraf signifikansi 5% didapat nilai X1tab = bahwa Pembelajaran dengan menggunakan media
Pengunaan Multimedia dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Siswa Kelas VII
lebih berpotensi meningatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitiannya Henoki, (2008) yang menyebutkan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi minat dan motivasi belajar siswa dalam pengajaran, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Selanjutnya Hasan (2012) menyebutkan bahwa pembelajaran konvensional tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ada faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab mengapa metode pembalajaran konvensional kurang efektif dalam mendukung keberhasilan pembelajaran antara lain yaitu: 1) pengetahuan yang didapat siswa bersifat hafalan; 2) atmosfer belajar kurang harmonis; 3) sistem penghargaan bersifat individual, 4) adanya kompetisi diantara pebelajar. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan tidak menggunakan media atau pembelajaran konvensional tidak berpotensi meningkatkan hasil belajaran siswa. Hal ini munurut pendapatnya Khan (2008) yang dikutip oleh Haerullah (2012) bahwa pembelajaran konvensional atau pembelajaran dengan sistem ceramah, membuat siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat hafalan,dan karena metode hafalan ditekankan pada pembelajaran konvensional, menyebabkan pemahaman siswa pada kemampuan pemahaman materi pelajaran menjadi lemah. Lemahnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut berasosiasi dengan pencapaian hasil belajar akademiknya. Pada sistem ceramah atau konvensional, kondisi yang muncul adalah pembelajaran individual dan kompetisi. Atmosfer pembelajaran semacam ini tidak menguntungkan bagi siswa. Siswa sering kali merasa gelisah dan takut dibandingkan pada pembelajaran kooperatif. Rasa gelisah dan takut itulah yang menyebabkan motivasi belajar dan ketertarikan terhadap materi pelajaran menjadi berkurang. Kondisi tersebut menjadi penghambat pencapaian keberhasilan pembelajaran (Zou, 2011 dalam Hasan, 2012). Pernyataan tersebur senada dengan pendapat Chen (2008) dalam Hasan, (2012), siswa dengan perkembangan efektif yang negatif (motivasi belajar rendah dan merasa khawatir dalam lingkungan pembelajarannya), akan berdampak pada hasil belajar kognitifnya. Pembelajaran konvensional, juga menerapkan sistem intensif atau penghargaan. Akan tetapi,
149
penghargaan yang ditawarkan bersifat kompetitif yang memberi kesempatan kepada siswa yang beruntung untuk menunjukkan superioritasnya melebihi teman-teman lainnya. Sistem penghargaan semacam itu hanya meningkatkan hasil belajar akademik siswa perorangan (Chen, 2008 dalam Hasan 2012). Oleh karena itu, terkait dengan sistem insentif ini, adalah masuk akal pada penelitian ini diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif pada kelas konvensional lebih rendah dibandingkan rata-rata hasil belajar kelas kooperatif. Multimedia mengandung unsur komputer. Multimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar seperti guru, tetapi memberikan kesempatan kepada subjek mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti dalam bentuk gambar dan kata-kata, (Mayer dan Moreno,1998 dalam Fatimah, 2006) Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut berpartisipasi secara aktif sehinggga dapat meningkatkan hasil balajar. Pada proses kegiatan belajar mengajar menggunakan multimedia, ada fokus siswa dalam belajar dan tingkat keingintahuan siswa sehingga membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Hal ini ditunjukkan pada hasil penelitian pembelajaran menggunakan multimedia, guru dapat mengelola pembelajaran cukup baik, dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, guru mampu menarik perhatian siswa dalam memahami pelajaran dengan baik, mengubah pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered, serta dapat meningkatkan proporsi jawaban benar siswa. Belajar secara mandiri akan mempercepat kemampuan belajar, dan hal ini dapat dijangkau melalui multimedia. Multimedia memberi kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar (yaitu guru), tetapi juga memberi kesempatan subjek untuk mengembangkan kognitif dengan lebih baik dan kreatif serta inovatif. Perhatian para siswa terhadap materi pelajaran ternyata dapat ditingkatkan dengan cara mendesain kondisi eksternal lingkungan belajarnya, (Mangindaan dan Livingstone,1988 dalam Fatimah, 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif dapat ditingkatkan karena adanya dampak dari pengajaran yang oleh guru menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan karateristik materi atau konsep yang diajarkan. Selain itu penggunaan media yang tepat pula oleh guru dalam proses belajar mengajar.
150
Haerullah
Betapapun baiknya metode pengajaran, apabila tidak dibarengi dengan cara belajar yang benar, hasilnya tentu tidak akan seperti yang diharapkan. Jika metode pengajaran yang baik, cara belajar yang benar dan didukung degan media pengajaran maka baik pula hasilnya (Harjanto, 2008).
multimedia berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs LPM Pastina. Hal tersebut dapat dilihat dari skor hasil perhitungan dengan menggunakan analisis anakova, didapat Fhit = 19,35 dan Ftab = 4,13 (Fhit> Ftab). Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan multimedia (X1) dan pembelajaran konvensional SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disim- (X2) pada konsep ekosistem. pulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan DAFTAR RUJUKAN Ahmadi dan Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta. Djamarah, Sy. dan Zain. 2010. Strategi Belajarar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fatimah, Si. 2006. Prinsip-Prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality dan Contiguity terhadap Peningkatan Hasil Belajar. Fakultas Tarbiyah STAIN Palu. Artikel Pdf. (Online) Diakses tanggal 04 juni 2013. Haerullah, A., 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berpola pemberdayaan Berpikir melalui Pertanyaan (PBMP) dan Think Pair Share (TPS) pada Sekolah Multietnis dan Pengaruh Penerapannya terhadap Metakognisi, Berpikir Kritis dan Sikap Sosial Siswa. Disertasi. Universitas Malang Tidak Dipublikasikan. Hamalik, Oe. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Harjanto, 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Cipta. Hasan S, 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Koopertaif STAD, TGT, dan Integrasi STAD+TGT terhadap Keterampilan Metakognisi, Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar Kognitif IPA-Bioilogi SD Kelas V di Kota Ternate. Disertasi. Universitas Malang. Tidak Dipublikasikan.
Henoki W. 2008. Pengaruh Penggunaan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa.(Pdf Online) diakses tanggal 25 Nopember 2012. Jundan. 2008. Efektifitas Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Sirah Nabawiyah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sura-karta (http://etd.eprints.ums.ac.id/3548/1/G000060 015.pdf). (Online) Diakses tanggal 28 Agustus 2012. La tunda Tasman, 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TI (Technologies Information) pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Sikripsi. Universitas Khairun Tidak Dipublikasikan. Yudhi, Munadi 2010. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Punaji, S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Selong, K. 2012. Hubungan Antara Kreativitas Siswa dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD GMIH Jailolo. Sikripsi. Tidak Dipublikasi. Ternate: Universitas Khairun.