PENGGUNAAN MODEL PEMBIASAAN MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN ANAK KELOMPOK B DI TK KARTIKA XIV-12 BANDA ACEH Isthifa Kemal1 dan Marlina2
Absrak
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan perilaku disiplin anak kelompok B di TK KARTIKA XIV - 12 Banda Aceh, Dimana masih rendahnya perilaku disiplin anak kelompok B menggunakan model pembiasaan modeling untuk meningkatkan perilaku disiplin anak kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk melihat sejauh mana penggunaan model pembiasaan modeling untuk meningkatkan perilaku disiplin anak kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh. Sedangkan subjek penelitian ini berjumlah 18 orang, yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini PTK (penelitian tindakan kelas) dengan deskriptif kuantitatif, pada tehnik pengumpulan data digunakan observasi, untuk indikator keberhasilan berdasarkan pendapat Nana Sudjana (2010:107) yaitu penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil yang diperoleh anak minimal setengah dari skor yaitu 50%. Adapun variabel dalam penelitian ini variabel bebas yaitu “penggunaan modeling” dan variabel terikat yaitu “perilaku disiplin” Dan pra siklus indikator pengamatan BSB 12,22%, BSH 72,24%, MB 77,7%, dan BB 0%, pada siklus I BSB 48,92%, BSH 42,2%, MB 8,96%, dan BB 0% pada siklus II untuk indikator pengamatan BSB mencapai 71, 06%, BSH 23,5%, MB 5,5%, dan BB 0%, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus II dikarenakan terjadi peningkatan secara signifikan terhadap perilaku disiplin dengan penggunaan model pembiasaan modeling anak kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh. Kata Kunci: Model, Pembiasaan, Disiplin
1 2
Isthifa Kemal, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email:
[email protected] Marlina, Mahasiswa PG-PAUD STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |12
PENDAHULUAN
dalam
A.
Latar Balakang Masalah
kecerdasannya
Dunia pendidikan dewasa ini menjadi
bakatnya. Amanat UU tersebut menyatakan
ukur
mencerdaskan
bahwa setiap anak harus diberikan pendidikan
kehidupan bangsa, sehingga Taman Kanak-
yang berkarakter menurut tingkat kemampuan
Kanak merupakan pembentukan awal dalam
yang dimilikinya seiring pertumbuha usia anak
kegiatan
serta
itu sendiri. Model pembiasaan yang dikenal
pembentukan perilaku terhadap anak. Sehingga
merupakan bagaian dari pendidikan karakter
Taman
Lembaga
dalam penerapan pendidikan anak usia dini.
pendidikan anak usia dini yang bersifat formal
Khususnya Taman Kanak-Kanak. Pembiasaan
yang melayani usia antara 4-6 tahun. Taman
ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku
Kanak-Kanak pendidikan yang mempersiapkan
anak kelompok B di TK Kartika XIV-12 Banda
anak kejenjang pendidikan dasar (SD). Taman
Aceh. Melalui penelitian ini diharapkan dapat
Kanak-Kanak juga sebagai tempat terjadinya
menjadi solusi dalam meningkatkan perilaku
proses tumbuh kembang anak, dimana kita
anak kelompok B di TK Kartika XIV dengan
ketahui
kata
model pembiasaan karena diyakini model
sementara
pembiasaan dapat diterapkan dalam proses
tolak
dalam
proses
belajar
dan
Kanak-Kanak
bahwa
bertambah perkembangan
merupakan
tumbuh
dalam
mengajar
dalam
ukuran
adalah
arti
perubahan
dalam
kompleksitas dan fungsinya. Berkaitan dengan
rangka
pengembangan sesuai
B.
Berdasarkan
latar
rumusan
masalahnya
Dini”
Model
Pembiasaan
mempersiapakan
minat
dan
Rumusan Masalah
SISDIKNAS tentang “Pendidikan Anak Usia untuk
dengan
tingkat
belajar dan mengajar setiap harinya.
hal ini UU No 20 tahun 2003 tentang bertujuan
dan
belakang
“Apakah
diatas
Penggunaan
Modeling
mampu
kejenjang pendidikan lebih lanjut”. UU No. 32
Meningkatkan Perilaku Displin Anak Kelompok
tahun
B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh?”.
2005
Pendidikan.
tentang Pendidikan
Standar Anak
Nasional Usia
Dini
C.
memiliki fungsi utama mengembangkan aspek
Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah
perkembangan meliputi aspek pengembangan
diatas
kognitif, bahasa, fisik dan sosial emosional
penelitian
dalam mempersiapkan anak masuk kejenjang
Penggunaan
pendidikan dasar (SD).
mampu Meningkatkan Perilaku Disiplin Anak
Apabila merujuk pada pasal 9 UU Nomor 23 tahun 2002, tentang perlindungan
dapat
kita
yaitu
simpulkan “Melihat
Model
tujuan sejauh
Pembiasaan
dari mana
Modeling
Kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh”.
anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |13
D.
3. Bagi Peneliti Lanjutan
Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas
bahwa
Penggunaan
Model
Penelitian ini dapat bermamfaat bagi
Pembiasaan
peneliti lanjutan sebagai bahan referensi
Modeling untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin
atau
Anak Kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12
perilaku
Banda Aceh.
kebaikan bersama.
E.
masukan
dalam
anak
meningkatkan
kelompok
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan
A. Model Pembiasaan Modeling
B
demi
memberikan mamfaat bagi Taman Kanak-Kanak
1. Pengertian Pembiasaan
sebagai Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Anak yang berada di Taman Kanak-
yang bersifat formal, bagi guru sebagai pendidik
Kanak rata-rata usia4-6 tahun. Usia ini sering
serta bermamfaat bagi peneliti lanjutan. Adapun
disebut dengan usia emas golden age. Yang
mamfaat dari penelitian ini dapat diuraikan
sangat
sebagai berikut:
kualitas manusia selanjutnya. Pada masa ini
1. Taman
Kanak-Kanak
(Lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini) Bagi
untuk
pengembangan
anak memiliki sikap meniru, yaitu setiap tindakan orang dewasa yang dianggap memiliki
atau
otoritas (orang tua, kakak, guru, orang dewasa
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
lainnya) akan menjadi rujukan perilakunya
dapat
(contohnya).
dalam
Taman
menentukan
Kanak-Kanak
bermanfaat rangka
sebagai
masukan
meningkatkan
Perilaku
dan
pengalaman
mutu
pengembangan karakter usia dewasa (Dinas
perilaku anak Taman Kanak-Kanak
Pendidikan Nasional, 2007:7). Oleh karena itu,
khususnya
pembiasaan perilaku beragam serta moral perlu
kelompok
B
dengan
menggunakan model pembiasaan.
diperkenalkan, dipupuk, dan dibiasakan sejak
2. Bagi guru
masa ini. Sehubungan dengan hal diatas,
Bagi guru TK penelitian ini dapat
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di TK
bermamfaat
meningkatkan
diarahkan untuk mengembangkan kecakapan
perilaku tidak baik dari peserta didik
yang bertujuan mengembangkan kemampuan
kepada
yang
menolong diri sendiri, berdisipllin bersosialisasi
merupakan dambaan setiap sekolah
serta memperoleh keterampilan dasar yang
ataupun orang tua untuk menjadi
berguna untuk kelangsungan hidupnya.
untuk
perilaku
yang
baik
pondasi dasar anak dalam kepribadian dimasa ia dewasa.
Sejalan dengan pembiasaan diatas John Dewey
dalam
(Kementerian
Pendidikan
Nasional, 2007:8) seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat yang hidup antara 1859-1952 ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |14
meyakini bahwa belajar akan memperoleh hasil
1.
yang baik apabila melakukannya, bukan hanya sekedar membaca atau mendengarkan sesuatu.
Guru yang menjadi teladan untuk perilaku yang dibiasakan
2.
Guru memberikan perhatian, pujian,
Atas dasar itu kehidupan Taman Kanak-Kanak
hadiah, terhadap tindakan anak dari
harus berhubungan langsung dengan kehidupan
perilaku pembiasaan
masyarakat.
3.
Menurut
Piegeat
Pendidikan
Nasional,
menyatakan
bahwa
dalam
2007:8) seorang
orang
memberikan
pendampingan agar dapat mencegah,
1896-1980
perilaku yang bertentangan dan norma
anak
akan
yang dibiasakan. 4.
seorang dewasa memiliki otoritas (orang tua, guru,
berusaha
(Dinas
menganggap bahwa tindakannya itu benar jika
kakak,
Guru
dewasa
lainnya)
dibiasakan ditiru oleh anak 5.
menyetujuinya. Anak TK dalam pandangan Piegeat berada dalam tahapan heteronom yaitu
Adanya kontinuitas dari perilaku yang
Tingkat kekonkritan perilaku sehingga mudah ditiru oleh anak.
6.
Perlu adanya suasana yang mendukung
tahapan dimana anak patuh, tergantung pada
agar perilaku tersebut kondusif untuk
orang dewasa, tanggap terhadap hadiah dan
dilakukan (seperti adanya dukungan
hukuman.
oreng tua, adanya metode pendekatan
Skinner
dalam
(Dinas
Pendidikan
belajar sambil bermain, ada simbol-
Nasional,2007:8) menyatakan hasil berlajar
simbol pendukung dari norma yang
berdasarkan:
dibiasakan,
1. Hadiah dan penguatan (reward and
(Kementrian
reinforcement)
sebagainya).
Pendidikan
Nasional
2010:8-9).
2. Ancaman, hukuman, atau tidak dapat
2.
hadiah jika hasil belajar dikuasai 3. Percontohan yang dilakukan oleh guru melalui demonstrasi 4. Latihan
dan
(Kementirian
Modeling adalah pencontohan yang akan kita ajarkan kepada anak sehingga anak lebih
Pendidikan
Modeling Atau Pencontohan
cepat
memberikan
memahaminya contoh
dengan
langsung.
cara
Menurut
Nasional 2010:7-8)
Depdiknas (2007:4) permodelan (modeling)
Dari uraian diatas maka pembiasaan
yaitu memberikan contoh perilaku apa yang
nilai moral serta nilai sosial di TK sangatlah
diharapkan atau perkataan lain belajar melalui
tepat dilakukan asalkan sesuai dengan tahapan
imitasi. Sedangkan menurut Albert Badura yang
perkembangan anak usia 4-6 tahun.
berkembang pada tahun 1977 dalam buku “
Keberhasilan pada: ISSN 2355-102X
pembiasaan
tergantung
Bagaimana membuat anak anda menjadi pribadi yang dahsyat dan bahagia” yang dikenal dengan Volume III Nomor 1. Maret 2016 |15
teori Bandura adalah Kognitif Social cukup
stimulus ekternal maupun stimulus internal.
fleksibel dan sanggup mempelajari beragam
(Walgito,1991)
kecapakan bersikap dan berperilaku, dan bahwa
Dari sudut biologis perilaku adalah
titik pembelajaran terbaik dari semua ini adalah
suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
pengalamannya
bersangkutan,
tak
Expeniences).
terduga
dapat
diamati
secara
langsung atau tidak langsung. Perilaku adalah
manusia tidak perlu mengalami atau melakukan
sautu kegiatan atau ativitas organisme (mahluk
terlebih dahulu sebelum ia mempelajari sesuatu.
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari
Manusia dapat belajar hanya dari pengamatan
sudut pandang biologis semua mahluk hidup
atau
mulai dari tananman, binatang, sampai dengan
2003:189).
menyatakan
yang
bahwa
meniru
Bandura
(Vicarious
perilaku orang (Corey
lain (Corey,
2003:189)
menyatakan
bahwa pendekatan Behaviour tidak mengurangi
manusia
itu
berperilaku,
karena
mereka
mempunyai aktivitas masing-masing.
asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia
Menurut
Notoatmodjo
(1993:55)
secara langsung. Setiap manusia di pandang
perilaku dapat diartikan sebagai suatu respons
memiliki kecendrungan-kecendrungan positif
organisme atau seseorang terhadap rangsangan
dan negatif yang sama. Manusia pada dasarnya
dari luar subjek tersebut.
dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan social budayanya
segenap
tingkah
lakunya
dipelajarinya.
Menurut Notoatmodjo (1997:58) dalam perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme terhadapt lingkungan. Perilaku baru
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
terjadi apabila ada suatu yang diperlukan untuk
bahwa modeling adalah suatu pola atau kegiatan
menimbulkan reaksi yakni disebut rangsangan.
manusia yang diamati baik secara langsung
Berarti rangsangan tersebut akan menghasilkan
maupun tidak langsung yang didapat dari
reaksi atau perilaku tertentu
pengalaman
yang
akhirnya
mampu
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas
mempengaruhi perilaku seseorang.
dari manusia itu sendiri yang mempunyai
B. Pengertian Perilaku Disiplin
bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
1. Pengertian Perilaku
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, menulis,
Perilaku
merupakan
cerminan
membaca dan sebagainya. Dari uraian tersebut
kepribadian seseorang yang tampak dalam
diatas dapat disimpulakan bahwa yang dimaksud
perbuatan dan interaksi terhadap orang lain
perilaku manusia adalah suatu kegiatan atau
dalam lingkungan sekitarnya. Perilaku yang
aktivitas manusia baik yang diamati langsung,
berlaku pada organisme tidak timbul dengan
maupun
sendirinya. Akan tetapi akibat dari stimulus yang
(Notoatmodjo, 2003:58).
tidak
langsung
oleh
pihak
luar
diterima organisme yang bersangkutan. Baik itu ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |16
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan
bahwa perilaku disiplin merupakan kemampuan
bahwa perilaku adalah sesuatu aktivitas atau
seseorang dalam menyeimbangkan pola tingkah
tindakan dari manusia yang dapat diamati baik
laku dan tindakan terdapat dilingkungannya
secara langsung maupun tidak langsung dari
untuk mencapai sesuatu tujuan yang sangat
orang
penting. Untuk itulah pentingnya perilakku
lain
yang
merupkan
bentuk
dari
kepribadian seseorang yang diaplikasikan pada
disiplin di tingkatkan sedari usia dini.
lingkungannya.
C. Metode Pembiasaan Perilaku Menurut
2. Perilaku Disiplin Kemampuan
seorang
anak
untuk
Cambell
Perilaku
dapat
dilakukan dengan metode sebagai berikut:
mengatur perilakunya sesuai dengan aturan yang
1. Memodifikasi
perilaku
(behavior
berlaku secara kosisten. Disiplin dimulai dengan
modification)
aturan terhadap diri sendiri seperti mentaati
Mengubah perilaku yang dimaksud
waktu belajar, sikat gigi, cuci tangan pakai
adalah mengubah, mengurangi perilaku yang
sabun, bangun tidur tepat waktu, serta mentaati
berlebihan/membentuk
aturan kelompok (seperti disekolah, masyarakat,
sebelumnya
bahkan bangsa dan negara).
Mengubah perilaku ini dapat dilakukan dengan
perilaku
belum
ada
baru
pada
yang
individu.
Perilaku disiplin adalah salah satu aspek
cara memberikan penguatan (reinforcement)
pengembangan dalam pembiasaan, menurut
positif berupa (pengakuan, pembenaran, hadiah)
Depdiknas (2007:11) Perilaku Disiplin adalah
pada
kemampuan
memberikan penguatan negatif (teguran) pada
seseorang
anak
untuk
perilaku
baru
menyeimbangkan antara pola pikir dan pola
perilaku berlebihan.
tindakan dikarenakan adanya situasi dan kondisi
2. Tehnik
yang
pembelajaran
tertentu dengan pembatasan peraturan yang
Technique)
diperlukan terhadap dirinya oleh lingkungan
Tehnik
nini
diharapkan,
(Instructional
dilakukan
dengan
dimana ia berada. Sementara menurut Hurlock
memberikan pengajaran khusus tentang perilaku
(2009:261) Kedisiplinan adalah bantuan yang
yang diharapkan serta perilaku yang harus
diberikan orang tua kepada anak agar mereka
dihindarkan. Oleh karena itu instruksi tersebut
bisa belajar bagaimana seharusnya bertingkah
berfungsi untuk mengkoreksi perilaku yang
laku dalam situasi yang berbeda, memberikan
keliru, serta mengajarkan perilaku baru.
petunjuk dan batasan tingkah laku – membatasi
3. Dasar-Dasar
berhubungan
dan melarang hal-hal tertentu, bukan semata
(Relationship-Based)
mata
Tehnik ini dilakukan untuk mendukung
karena
larangan
akan
tetapi
untuk
mencapai beberapa tujuan yang sangat penting. Dari uraian diatas dapat kita simpulkan ISSN 2355-102X
efektivitas
proses
memperlakukan
belajar
anak
secara
dengan
cara
manusiawi,
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |17
nyaman, dan merasa tidak tertekan. Agar
memerankan dokter kecil) Role playing
hubungan antara guru dengan anak terjalin
dapat membantu mengubah sikap dan
dengan baik maka guru harus:
perilaku yang selama ini dilakukan.
-
Berempati kepada anak, seperti mau mendengarkan kesulitan anak dengan
Kegiatan yang dilakukan kelompok anak
sabar, menghargai usaha anak, berupaya
untuk
memahami
perilaku sebenarnya (seperti stimulasi
kebutuhan
anak,
dan
sebagainya -
situasi
atau
4. Balikan
penampilan
(performance
kesulitan kognitif, beban psikologis,
feedback)
ganguan motorik dan lainnya
Penilaian anak terhadap kegiatan anak
Memberikan rasa aman dan nyaman
lain yang telah dilakukan dalam bermain
kepada anak, baik melalui kata-kata,
peran atau stimulasi. Seperti dalam
sentuha, sikap maupun bahasa tubuh
bentuk
(gestural)
penguatan, atau dorongan.
4. Penguatan
dengan
menggambarkan
menolong teman yang sedang sakit)
Mengidentifikasi kesulitan anak, baik
-
3. Stimulasi
Kelompok
(Group
pujian,
kritikan,
pemberian
5. Alih keterampilan
reinforcement)
Anak yang telah bisa melakukan sesuatu
Penguatan melalui kelompok dilakukan
dijadikan contoh dan anak lain disuruh
cara
menampilkan
perilaku
yang
meniru perilaku yang dicontohkankan
dikehendaki melalaui kelompoknya. Perilaku
temannya.
kelompok sering lebih diterima oleh anak karena
METODE PENELITIAN
mereka
A. Rancangan Penelitian
mempercayai
teman
sebayanya.
Penguatan kelompok kepada anak dapat melalui tindakan sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian Penelitian
1. Pemodelan (modelling)
yang
dilaksanakan
ini
merupakan penelitian tindakan kelas (classroom
Kelompok mencontohkan perilaku yang
action research). Adapun tujuan dari penelitian
diharapkan sehingga anak lain dalam
ini yaitu untuk meningkatkan kualitas perilaku
kelompoknya dapat melakukan peniruan
anak kelompok B dengan menggunakan model
terhadap perilaku temannya.
pembiasaan.
2. Bermain peran (role playing)
Penelitian tindakan sebagai penelitian
Kegiatan anak untuk memerankan peran
yang reflektif merupakan penelitian yang berupa
yang bukan peran dirinya, atau di tempat
siklus, dimana setiap siklus mempunyai tahapan-
yang tidak biasanya peran itu terjadi
tahapan.
(seperti
tindakan kelas menurut Sukardi (2009:212)
ISSN 2355-102X
kelompok
anak
disuruh
Adapun
tahapan-tahapan
dalam
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |18
terdiri empat tahapan, yaitu pengembangan plan
belajar pada kelompok B sebanyak 18 orang
(perencanaan),
anak terdiri dari laki-laki 8
act
(tindakan),
observe
(pengamatan), dan reflect (perenungan).
dan perempuan 10
pada tahun ajaran 2014/2015.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Setting Penelitian
Ebbut lebih memusatkan kegiatan padaa adanya
Penelitian ini dilaksanakan di TK
kesenjangan antara mengajar untuk pemahaman
KARTIKA
dan mengajar untuk kebutuhan. Ebbut menelaah
beralamatkan
adanya dilema yang timbul dalam kolaborasi
Gabungan,
antara penelitian yang berasal dari luar kelas
Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh tahun
dengan agenda penelitiannya dan guru-guru
ajaran 2014/2015 pada semester II dengan
yang
jadwal
lain
menyelidiki
dan
memperoleh
XIV-12
Banda
jalan Geuce
yang
Aceh
Fatahillah
Inem,
disesuaikan
yang Asrama
Keutapang
pada
Dua,
jadwal
gambaran atau pantulan dari apa yang telah
pembelajaran anak kelompok B (usia anak 5-6
mereka praktekan sendiri. Dalam PTK, Ebbut
tahun). Adapun jumlah siklus pada penelitian ini
(Sukardi, 2009:2015) mengedepankan dua hal,
akan tergantung pada saat analisis data. Dan
yakni: (1) sangat memperhatikan alur logika
pada penelitian ini menggunakan sebanyak 2
penelitian tindakan; dan (2) menjabarkan teori
siklus yaitu siklus I dan siklus II, masing-masing
sistem yang terdiri atas subsistem-subsistem atau
siklus terdiri dari 1 kali pertemuan.
konseptual
ke
dalam
bentuk
kegiatan
4. Prosedur penelitian
operasional.
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan
2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini yaitu murid-murid
sebagai
berikut:
di TK KARTIKA XIV-12 Banda Aceh, yang
Tabel 1. Tahapan Penelitian Tindakan Perencanan
Siklus I
Tindakan Pengamatan
ISSN 2355-102X
Merencanakan model pembiasaan dalam meningkatkan perilaku Menetapkan jadwal peneltian Mengembangkan rancangan kegiatan (RKM dan RKH) Melaksanakan pembelajaran dalam meningkatkan perilaku disiplin menggunakan model pembiasaan modeling Melakukan pengamatan dengan mencatat proses pelaksanaan pembelajaran untuk melihat proses keberhasilan dari pembelajaran model pembiasaan modeling perilaku disiplin Volume III Nomor 1. Maret 2016 |19
Refleksi
Melaksanakan evaluasi dan berdikusi hasil evaluasi dengan guru kelas kelompok B mengenai pembelajaran
Memperbaiki strategi pelaksanaan pembelajaran sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya
Siklus II dilakukan bila kompetensi yang diharapkan belum tercapai
Gambar 1 Penelitian Tindakan Kelas Model Suharsimi Arikunto.
Adapun data yang diperoleh dalam
5. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan
data
penelitian
yang
penelitian ini tentang meningkatkan perilaku,
digunakan dalam mengamati Penggunaan model
yang
pembiasaan untuk meningkatkan perilaku anak
deskriptif. Analisis data yang dilakukan secara
kelompok B adalah observasi, dimana data yang
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan data
didapat pada saat penelitian secara langsung
tentang aktivitas guru dan anak selama proses
diamati melalui kegiatan yang dilakukan oleh
pembelajaran dan data peningkatan perilaku
anak selama kegiatan tersebut berlangsung dan
disiplin
alat yang digunakan dalam mengumpulkan data
KARTIKA
yaitu lembaran observasi.
menentukan
6. Tehnik Analisis Data ISSN 2355-102X
diolah
menggunakan
pada
anak
XIV-12
tehnik
kelompok B Banda
persentase
pada
Aceh.
analisis
di
TK
Untuk
peningkatan
perilaku disiplin anak pada setiap indikator Volume III Nomor 1. Maret 2016 |20
dalam instrumen penelitian digunakan rumus sebagai berikut:
P
=
Angka
=
Frekwensi
N
=
Banyak anak
100%
=
Bilangan tetap
persentasi aktivitas F aktivitas P = F/NX100%
Dengan ketentuan sebagai berikut:
Sumber: Wirakdikromo (2006:13) 7.
Instrumen Penelitian
Tabel 2. Penggunaan Model Pembiasaan Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Kelompok B di TK KARTIKA XIV-12 Banda Aceh No. 1
Indikator pengembangan BSB BSH MB BB Anak mampu disiplin pergi kesekolah tepat wktu 2 Anak mampu disiplin merapikan mainan 3. Anak mampu disiplin memakai pakaian dan sepatu 4. Anak mampu waktu makan bersama 5. Anak mampu disiplin dalam berdoa disekolah Sumber: Pedoman pembelajaran bidang pengembangan pembiasaan di Taman Kanak-Kanak:12
Keterangan Penilaian BSB yaitu berkembang sangat baik
B
BSH yaitu berkembang sesuai harapan
Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan
MB yaitu mulai muncul
penelitian
BB yaitu belum berkembang
keputusan bahwa untuk perilaku disiplin anak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Banda Aceh masih adanya anak kelompok
Diskripsi Awal
yang
tinggkat
ini
maka
disiplinnya
peneliti
rendah.
mengambil
kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh dapat ditinggkatkan dengan menggunakan
Sebelum melaksanakan penelitian pada
model pembiasaan modeling. Dibawah ini
dasarnya peneliti merupakan pendidik atau guru
merupakan daftar murid TK KARTIKA XIV –
di TK KARTIKA XIV -12 Banda Aceh. Dalam
12 Banda Aceh yang merupakan subjek
proses belajar di TK KARTIKA XIV – 12
penelitian, yang akan diuraikan sebagai berikut:
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |21
Tabel 3 Daftar Murid TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Aira Luna Khuwairah Alfia Turrahmina Aulia Akbar Ikhsan Yudha Irsalina Izzi Al Faluthi Julio Akhu Soghir Khansa Athifa Khansa Luqyana Zulva Khansa Zhafirah M. Akhyar Badilla M. Azil Moula Shaki Nabila Sasqiya Putri Misnaiyah Rasya Halim Mustaqim Sidan Aceh Soeharto Sofia Ananda
Jenis kelamin Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki yang
XIV – 12 Banda Aceh yakni masih rendahnya
dilakukan berdasarkan pra siklus perilaku
tingkat disiplin yang dapat dilihat dari tabel 4
disiplin anak kelompok B di TK KARTIKA
sebagai berikut:
Berdasarkan
pengamatan
Tabel 4 Hasil Observasi Pra Siklus Murid No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Aira Luna Khuwairah Alfia Turrahmina Aulia Akbar Ikhsan Yudha Irsalina Izzi Al Faluthi Julio Akhu Soghir Khansa Athifa Khansa Luqyana Zulva Khansa Zhafirah M. Akhyar Badilla M. Azil Moula Shaki Nabila Sasqiya Putri Misnaiyah Rasya Halim Mustaqim Sidan Aceh Soeharto Sofia Ananda
ISSN 2355-102X
I BSH BSH BSH BSH BSH MB BSH BSH MB MB BSH BSH BSH BSH MB BSH BSH BSH
Aspek yang diamati II III IV BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSB BSH BSH BSH BSH BSH BSH MB BSH MB MB BSH BSH BSH BSH BSH MB BSH BSH BSH MB BSH MB BSH BSH MB BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSH BSH BSB BSB
Ket V BSH BSH BSH BSB BSH MB BSH BSH MB MB BSH BSH BSH BSH BSH BSB BSH BSB
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |22
Berdasarkan hasil observasi pra siklus
perilaku disiplin anak kelompok usia B di TK
perilaku disiplin anak kelompok usia B di TK
KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh pada tabel 5
KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh, maka berikut
berikut ini:
ini akan di paparkan rekapitulasi nilai dari
Tabel 5 Rekapitulasi perilaku disiplin pra siklus kelompok B No
1 2 3 4 5
Indikator pengamatan
Anak mampu disiplin pergi kesekolah Anak mampu disiplin merapikan mainan Anak mampu disiplin memakai pakaian Anak mampu disiplin waktu makan Anak mampu disiplin dalam berdoa Rata-rata
BSB F % -
Aspek yang diamati BSH MB f % f % 14 77,8 4 22,2
ket BB f % -
1
5,5
12
66,7
5
27,8
-
-
3
16,7
14
77,8
1
5,5
-
-
4
22,2
13
72,2
1
5,5
-
-
3
16,7
12
66,7
3
16,7
-
-
12,22
72,24
77,7
Berdasarkan rekapitulasi awal observasi
disiplin anak kelompok B di TK KARTIKA
pada pra siklus maka dapat dilihat tingkat
XIV – 12 Banda Aceh maka peneliti akan
perilaku disiplin kelompok B di TK KARTIKA
mendiskripsikan hasil angket yang diberikan
XIV – 12 masih rendah yaitu untuk indikator
kepada masing-masing murid kelompok B di
penilaian 12,22% untuk BSB, 72,2% untuk
TK KARTIKA XIV – 12 yang menjadi subjek
BSH, dan 77,7% untuk indikator MB. Setelah
penelitian, hasil angket tersebut akan di jabarkan
melihat hasil rekapitulasi tentang perilaku
pada tabel 6, sebagai berikut:
Tabel 6 Rekapitulasi Angket yang diberikan kepada orang tua murid kelompok B No Pernyataan Disiplin anak di Jawaban yang diberikan oleh orang tua Ket rumah SB B CB KB f % f % f % F % 1 Dirumah anak selalu bangun 3 16,7 11 61,1 2 11,2 2 11,2 pagi dan pergi kesekolah tepat waktu 2 Dirumah anak terbiasa 6 33,3 9 50 3 16,7 melakukan bersih-bersih misalnya cuci tangan sebelum makan 3 Dirumah anak senantiasa 3 16,7 9 50 5 27,7 melaksanakan kegiatan ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |23
dengan tepat waktu misalnya waktu makan, waktu istirahat dll Dirumah anak terbiasa 3 16,7 8 44,4 4 22,2 3 16,7 berdoa setiap kegiatan Dirumah anak senantiasa 3 16,7 9 50 5 27,7 1 5,5 meletakan barang milik orang lain atau barang miliknya pada tempatnya Rata-rata 20,8 51,1 21,1 6,68
4 5
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil
yang dimulai pada tanggal 25 sampai dengan 28
angket yang diberikan kepada orang tua murid
Maret 2015 berikut ini adalah hasil peningkatan
maka dapat disimpulkan bahwa 20,8% untuk
perilaku
jawaban SB, 51,1% untuk jawaban B, 21,1%
pembiasaan modeling di kelompok B TK
untuk CB, dan 6,68% untuk jawaban KB.
KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh, pada
B. Deskripsi Hasil Tindakan
pertemuan pertama, kedua dan ketiga selama
1
siklus I dilakukan dan diuraikan pada tabel 7
Diskripsi Analisis Hasil Data Kuantitatif
disiplin
menggunakan
model
sebagai berikut:
Siklus I Dari
hasil
penelitian
tindakan
pembelajaran yang dilakukan selama 14 hari
Tabel 7 Hasil Observasi pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Aira Luna Khuwairah Alfia Turrahmina Aulia Akbar Ikhsan Yudha Irsalina Izzi Al Faluthi Julio Akhu Soghir Khansa Athifa Khansa Luqyana Zulva Khansa Zhafirah M. Akhyar Badilla M. Azil Moula Shaki Nabila Sasqiya Putri Misnaiyah Rasya Halim Mustaqim Sidan Aceh Soeharto Sofia Ananda
ISSN 2355-102X
I BSB BSH BSB BSB BSH BSH BSH BSB MB MB BSH BSH BSB BSH BSH BSB BSH BSB
Aspek yang diamati II III IV V BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSB MB BSH MB MB BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSH BSH MB BSH BSH MB BSH MB BSH BSH BSH BSB BSH BSH BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSH BSH BSB BSB BSH
Ket
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |24
Berdasarkan tabel 7, maka nilai rata-rata
didiskripsikan pada rekapitulasinya pada tabel 8
siklus perilaku disiplin anak kelompok B di TK
sebagai berikut:
KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh, akan
Tabel 8 Rekapitulasi Penggunaan Model Pembiasaan Modeling Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin kelompok B TK KARTIKA Banda Aceh No
1
Indikator pengamatan
Aspek yang diamati BSB BSH MB F % f % f % 7 38,9 9 50 2 11,2
Anak mampu disiplin pergi kesekolah Anak mampu disiplin merapikan mainan Anak mampu disiplin memakai pakaian Anak mampu disiplin waktu makan Anak mampu disiplin dalam berdoa Rata-rata
2 3 4 5
Berdasarkan tabel
ket f -
BB % -
6
33,3
10
55,6
2
11,2
15
83,4
2
11,2
1
5,5
-
-
8
44,5
9
50
1
5,5
-
-
8
44,5
8
44,5
2
11,2
-
-
48,92
42,2
8,96
rekapitulasi pada
sebagaimana telah di paparkan pada BAB II.
siklus I diatas menunjukan bahwa perilaku
Dengan memodifikasi cara pembiasaan ini
disiplin anak kelompok B melalui model
diharapkan perilaku disiplin ini dapat meningkat
pembiasaan modeling di TK KARTIKA XIV –
lagi sehingga dapat memuaskan lagi.
12 Banda Aceh berangsur-angsur meningkat
2.
walaupun tidak secara signifikan. Dilihat dari
Kuantitatif Siklus II
Diskripsi
Analisis
Hasil
Data
persentase nilai rata-rata untuk BSB adalah
Dari hasil penelitian pada siklus I
48,92%, untuk BSH adalah 42,2%, dan untuk
peneliti melihat peningkatan perilaku disiplin
MB adalah 8,96 sementara untuk BB sudah
anak kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12
tidak ada lagi. Berdasarkan hasil pada siklus I ini
Banda Aceh maka peneliti mengambil keputusan
peneliti akan mengulangi penelitian ini dengan
untuk
berlanjut
merupakan hasil penggunaan model pembiasaan
pada
siklus
II
dengan
model
melakukan
II,
cara alih keterampilan atau teman yang sudah
kelompok B TK KARTIKA XIV – 12 Banda
dapat
Aceh, yang dilakukan pada pertemuan empat,
mencontohkan ISSN 2355-102X
kepada
teman
disiplin yang
lain
disiplin
ini
modeling
perilaku
perilaku
dibawah
pembiasaan modeling dengan menggunakan
melakukan
terhadap
siklus
anak
kelima dan keenam yang dilaksanakan pada Volume III Nomor 1. Maret 2016 |25
tanggal 6 April 2015. Adapun hasil tindakan
berikut:
pada siklus II dapat dilihat pada tabel 9 sebagai
Tabel 9 Hasil Observasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
siklus
Nama I BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSB MB BSH BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSB
Aira Luna Khuwairah Alfia Turrahmina Aulia Akbar Ikhsan Yudha Irsalina Izzi Al Faluthi Julio Akhu Soghir Khansa Athifa Khansa Luqyana Zulva Khansa Zhafirah M. Akhyar Badilla M. Azil Moula Shaki Nabila Sasqiya Putri Misnaiyah Rasya Halim Mustaqim Sidan Aceh Soeharto Sofia Ananda
Aspek yang diamati II III IV BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSB MB BSH BSH BSB MB BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSB BSB
Ket V BSB BSB BSB BSB BSB BSH BSH BSB MB BSH BSH BSH BSB BSB BSB BSB BSH BSH
Berdasarkan tabel 9 maka nilai rat-rata
TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh
II
didiskripsikan pada tabel 10 sebagai berikut:
penggunaan
model
pembiasaan
modeling perilaku disiplin anak kelompok B di
Tabel 10 Rekapitulasi Penggunaan Model Pembiasaan Modeling Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin kelompok B TK KARTIKA Banda Aceh No
Indikator pengamatan
Aspek yang diamati BSB
1
Anak
mampu
BSH
ket
MB
BB
F
%
f
%
f
%
f
disiplin
13
72,2
4
22,2
1
5,5
-
disiplin
12
66,6
5
27,8
1
5,5
-
disiplin
16
88,8
1
5,5
1
5,5
-
%
pergi kesekolah 2
Anak
mampu
merapikan mainan 3
Anak
ISSN 2355-102X
mampu
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |26
memakai pakaian 4
Anak
mampu
disiplin
13
72,2
4
22,2
1
5,5
-
disiplin
10
55,5
7
38,8
1
5,5
-
waktu makan 5
Anak
mampu
dalam berdoa Rata-rata
Berdasarkan penggunaan
model
tabel
71,06
10
Rekapitulasi
pembiasaan
modeling
23,3
5,5
menggambarkan bahwa adanya peningkatan perilaku
disiplin
menggunakan
model
terhadap peningkatan perilaku disiplin anak
pembiasaan modeling anak kelompok B di TK
kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda
KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh. Anak-anak
Aceh, pada saat melaksanakan penelitian pada
mampu melakukan perilaku disiplin walupun
siklus I yakni indikator pengamatan BSB
masih ada anak yang tingkat perilaku disiplinnya
“berkembang sangat baik” sebesar 48,92%,
masih memerlukan arahan lebih lanjut. Model
BSH “berkembang sesuai harapan” sebesar
pembiasaan
42,2%, MB “mulai berkembang” sebesar 8,98%,
perilaku disiplin anak kelompok B, sebaiknya
dan BB “belum berkembang” sebesar 0%.
pembiasaan ini dapat dilanjutkan agar anak-anak
Setelah melaksanakan penelitian pada siklus II
terbiasa
maka dapat diuraikan bahwa terjadi peningkatan
dimanapun dan kapanpun.
yang
signifikan
yaitu
indikator
BSB
modeling
melakukan
a.
dapat
perilaku
meningkatkan
disiplin
ini
Pembahasan
“berkembang sangat baik” meningkat menjadi
Berdasarkan berapa hasil penelitian
71,06%, BSH “berkembang sesuai harapan”
yang telah didiskripsikan melalui analisis data
mengalami penurunan menjadi 23,5%, untuk
diskripsi kuantitatif maka hasilnya menunjukan
indikator MB “mulai berkembang” menurun
bahwa
menjadi
BB “belum
melaksanakan model pembiasaan modeling
berkembang’ yakni 0%, pada siklus II ini
terhadap peningkatan perilaku disiplin anak
menggunakan cara alih keterampilan modeling
kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda
dimana anak yang dapat melakukan perilaku
Aceh adanya peningkatan frekwensi anak pada
disiplin menjadi contoh kepada anak yang belum
“berkembang sangat baik” dan “berkembangan
berhasil dengan baik dalam melakukan perilaku
sesuai harapan”, sedangakan pada frekwensi
disiplin sesuai dengan indikator pada perilaku
“mulai berkembang” terjadi penurunan dan pada
disiplin.
frekwensi “belum berkembang” terlihat jelas
5,5% dan indikator
Dari
keseluruhan
penelitian dilakukan ISSN 2355-102X
tabel
melalui
6
kali
pertemuan
dalam
rekapitulasi
tidak sama sekali. Di bawah ini akan diuraikan
dua siklus yang mana
persentase peningkatan melalui kegiatan pra Volume III Nomor 1. Maret 2016 |27
siklus, siklus I dan siklus II serta yang diambil
didiskripsikan melalui tabel 4.9 sebagai berikut:
dari rekapitulasi pada tabel 4.3, 4.5, 4.8 yang
Tabel 11 Persentase penggunaan model pembiasaan modeling terhadap peningkatan perilaku disiplin anak kelompok B di TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh, pra siklus, siklus I dan siklus II No 1 Pra siklus 2 Siklus I 3 Siklus II
Siklus
BSB 12,22 48,92 71,06
Dari hasil persentase tabel 11 ada pra
BSH 72,24 42,2 23,5
Berdasarkan
MB 77,7 8,96 5,5
pendapat
BB Sudjana
(2010:107)
siklus untuk BSB “berkembang sangat baik”
penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil
hanya
sesuai
yang diperoleh anak minimal setengah dari skor
“mulai
yaitu 50%, dalam penelitian ini anak berhsil
12,22%,
harapan”
BSH
72,24%,
“berkembang untuk
MB
berkembang” lebih tinggi persentasenya yaitu
mencapai
77,7%, sementara BB “belum berkembang” 0%,
71,06% maka siklus dihentikan pada siklus II
pada
SIMPULAN DAN SARAN
saat
melaksanakan
siklus
I
terjadi
peningkatan walaupun tidak secara signifikan baik”
menjadi
48,92%,
BSH
“berkembang sesuai harapan” yaitu menurun menjadi 42,2%, untuk MB “mulai berkembang”
pengamatan
mencapai
A. Kesimpulan
pada indikator pengamatan BSB “berkembang sangat
indikator
Berdasarkan proses dan hasil penelitian tindakan kelas, secara umum dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan
model
pembiasaan
terjadi peningkatan yaitu 8,96% dan BB “belum
modeling untuk meningkatkan perilaku
berkembang” hanya 0%, setelah melaksanakan
disiplin anak, khususnya yang berkaitan
siklus II pada indikator pengamatan BSB
dengan disiplin pergi kesekolah, disiplin
“berkembang sangat baik” menjadi 71,06%,
merapikan mainan, disiplin memakai
untuk BSH “berkembang sesuai harapan”
pakaian dan sepatu, disiplin makan
menjadi 23,5% dan MB “mulai berkembang”
sendiri, disiplin dalam berdoa.
menjadi
5,5%,
bahwa
2. Perilaku disiplin anak meningkat setelah
penggunaan model pembiasaan modeling untuk
melakukan model pembiasaan modeling
meningkatkan perilaku disiplin anak kelompok
sebagaimana tergambar pada pra siklus
B TK KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh sangat
yaitu 12,22% untuk BSB, 72,2% untuk
sesuai untuk digunakan pada perilaku disiplin
BSH, 77,7% untuk MB, sementara BB
anak kelompok B.
0%, pada siklus I untuk BSB naik
ISSN 2355-102X
fakta
menyatakan
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |28
menjadi 48,92%, untuk BSH menurun
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
menjadi 42,2%, dan MB turun menjadi
kesimpulan di atas maka peneliti memberikan
8,96% dan pada siklus II untuk BSB
saran sebagai berikut:
naik menjadi 71,06% dan untuk BSH
1. Para guru diharapkan selalu melakukan
turun mejadi 33,5% serta untuk MB
model
turun menjadi 6,6%.
perilaku disiplin anak sehingga anak
3. Dalam penelitian ini guru sebagai
pembiasaan
modeling
pada
terbiasa melakukannya.
observer sekaligus pendidik di TK
2. Para orang tua juga selalu menjaga
KARTIKA XIV – 12 Banda Aceh
perilaku disiplin anak dilingkungan
menjadi lebih kreatif dalam memilih
rumah agar apa yang telah diajarkan di
metode untuk meningkatkan perilaku
sekolah
disiplin anak kelompok B sehingga anak
kondisi perilaku anak dirumah,
akan
terbiasa
melakukan
perilaku
disiplin dalam kehidupan sehari-harinya. 4. Dalam penelitian
seimbang
dengan
3. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih konsisten
dalam
menjaga
perilaku
peneliti juga
disiplin dengan pembiasaan modeling
menjadi lebih tanggap terhadap perilaku
yang dimulai dengan mencontohkan
disiplin anak khususnya kelompok B
langsung dari unsur-unsur yang terkait
walaupun pada kenyataannya peneliti
di sekolah dari hal yang terkecil
tidak mengajar di kelas B.
misalnya guru datang kesekolah tepat
B. Saran
ISSN 2355-102X
ini
menjadi
waktu.
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |29
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rieneka Cipta Badudu, Yus, 1994.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Elisabeth. 2001. Metode Pengajaran Montessori Anak Pra Sekolah. Jakarta: Pustaka Delapratasa. Elisabeth. B. Hurlock. 2000. Perkembangan anak . Jakarta: Erlangga Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Jakarta 2007 Hibana. 2002. Konsep Dasar Pendidikan anak Usia Dini. Yogyakarta: Galah. Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia TK. Jakarta: Grasindo Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD. PedomanPembelajaran Bidang Pengembangan Pembentukan Perilaku di Taman Kanak- Kanak. 2010. Latif Mukhtar, Zukhairina, Rita Zubaidah, Muhammad Afandi. 2013. Orientasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Nurani Sujiono, Yuliani dan Bambang Sujiono, 2005. Menu pembelajaran Anak Usia Yayasan Citra Pendidikan Indonesia
Dini.
Jakarta:
Sabur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Sudjana, Nana, 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar. Jakarta: PT. Remaja Rosydakarya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Walgito, Bimo, 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Wahyudin, Uyu dan Mubiar Agustin.2011. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung:Refika Aditama Yamin, Martinis dan Jamilah Sabri Sanan. 2010. Panduan PAUD. Jakarta: Gaung Persada
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 1. Maret 2016 |30