e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)
PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PT. PEGADAIAN
1
1
M Dwi Arisandi Arta, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2 Anantawikrama Tungga Atmadja Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Dalam mengadakan interprestasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Salah satu perusahan yang menggunakan ukuran rasio dalam analisis keuangan adalah PT. Pegadaian merupakan Badan Usama Milik Negara (BUMN) milik Departemen Keuangan RI. PT. Pegadaian merupakan salah satu lembaga perkreditan yang khas, karena hanya bergerak dalam bidang penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda milik pribadi. Laporan keuangan PT Pegadaian dapat dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang dapat menunjukan posisi, kondisi maupun hasil kerja yang telah di capai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kinerja keuangan dari PT. Pegadaian; dan (2) PT Pegadaian, telah menunjukan perkembangan apabila ditinjau dari rentabilitas ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu (1) evaluasi kinerja keuangan; dan (2) analisis perkembangan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerja Keuangan PT. Pegadaian pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 rata-rata kondisi kurang sehat dengan kategori BB ini dibuktikan dengan rata-rata penilaian kinerja keuangan diproleh nilai 45,6. Nilai tersebut jauh dibawah batas maksimal sehat yakni sebesar 65; dan (2) Pencapaian rentabilitas ekonomis dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 cenderung mengalami penurunan, hal ini ditunjukan dari hasil analisis trend yang diperoleh berkoefisien negatif, yaitu sebesar – 1,818X. Kata kunci: Interprestasi Laporan Keuangan, Rasio, PT Pegadaian
Abstract A particular measure or standard is needed to interpret and analyze the financial statement of a company. The measure frequently used to analyze finance is ratio. One of the companies which employs the rational ratio to analyze finance is PT. Pegadaian, a stateowned company „Badan Usaha Milik Negara (BUMN), of the Republic of Indonesia. It is a
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) specific credit union which only gives loans to society based on the lien law with personal property as the collateral. Its financial statement can be analyzed using the financial ratios which indicate the position, condition and performance which have been achieved. This present study was intended (1) to identify the financial performance of PT. Pegadaian; and (2) it can be stated to have developed viewed from the economic rentability. The study used the quantitative descriptive method. The data were collected using the documentation method. The data were analyzed using (1) the evaluation of the financial performance; and (2) the analysis of the business progress. The result of the study shows that (1) the company‟s financial performance from 2011 to 2015 averaged less sound and can be categorized under BB; the fact that its financial performance averaged 45.6 proved this. The score was much lower than the maximum limit of being sound, namely 65; and (2) the economic rentability achieved from 2011 to 2015 tended to decrease as shown by the result of the analysis of the trend achieved, namely -1.818X or negative coefficient. Keywords: Interpretation of Financial Statement, Ratio, PT Pegadaian
PENDAHULUAN Perkembangan keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu akan diketahui melalui analisis laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. dengan adanya laporan keuangan dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut. Dengan menganalisis laporan keuangan maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu yang sedang berjalan, selain itu dengan menganalisis data keuangan tahun-tahun yang lalu maka dapat diketahui kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Selain manajemen, kreditur dan investor juga berkepentingan atas laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit dan penanaman modal. Kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui besarnya aktiva yang digunakan sebagai jaminan dalam pemberian kredit. Kredit jangka pendek berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan dana yang bersumber dari aktiva lancarnya. Investor berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan keputusan penanaman modal. Dalam mengadakan interprestasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, di perlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antar suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dari hasil kecendrungan atau trend dan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan: memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya (Djarwonto 2011). Sedangkan analisis rasio keuangan sangat diperlukan untuk bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Perusahaan Umum Pegadaian merupakan Badan Usama Milik Negara (BUMN) milik Departemen Keuangan RI merupakan salah satu lembaga perkreditan yang khas, karena hanya bergerak dalam bidang penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) gadai dengan jaminan benda milik pribadi. PT Pegadaian merupakan salah satu alternative dalam memenuhi kebutuhan kredit masyarakat. Sebagai lembaga keuangan penyalur kredit PT Pegadaian harus mengelola keuangannya dengan sebaik-baiknya. Kesehatan keuangan harus tetap dijaga, untuk mengetahui keadaan keuangan dapat dilakukan dengan melihat dan mengevaluasi laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang dapat menunjukan posisi, kondisi maupun hasil kerja yang telah di capai. Dengan demikian selain digunakan untuk sumber informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat pertanggungjawaban. Berkaitan dengan hal tersebut, maka beberapa permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana kinerja keuangan PT Pegadaian; dan (2) apakah usaha PT Pegadaian telah menunjukan perkembangan apabila ditinjau dari rentabilitas ekonomi. METODE Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, lebih tepatnya kuantitatif deskriptif. Menurut Arikunto (1993,363) menyatakan bahwa mengenai data statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi setralnya yaitu mode, median, dan mean. Dalam metode deskriptif, peneliti bias saja membandingkan fenomena – fenomena tertentu sehingga sering disebut dengan survei normatif. Penelitian dilakukan pada PT Pegadaian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data melalui proses mempelajari dokumen-
dokumen perusahaan terkait yang berhubungan dengan permasalahan. Serta buku-buku literature yang berhubungan dengan masalah-masalah yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian ini cara pengumpulan datanya dengan melihat dan meneliti catatan serta dokumen yang ada. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui publikasi perusahaan. Data sekunder yang digunakan: a. Neraca tahun 2011-2015 b. Laporan Rugi Laba tahun 2011-2015 Ada dua metode analisis data dalam penelitian ini yaitu (1) evaluasi kinerja keuangan; dan (2) analisis perkembangan usaha. Dalam pengevaluasian kinerja keuangan pada PT Pegadaian, digunakan analisis ratio yang meliputi (1) imbalan kepada pemegang saham/return on equity; (2) imbalan investasi/return on investment; (3) rasio kas/cash ratio; 4) rasio lancar/current ratio; (5) collection periods; (6) perputaran persediaan; (7) perputaran total aset/total asset turn over; dan (8) rasio total modal sendiri terhadap total asset. Dalam menilai kinerja PT Pegadaian, diperlukan suatu standar yang baku yang dapat diterima secara umum, karena PT. Pegadaian merupakan suatu badan usaha yang berbeda dengan badan usaha yang lain. Penilaian kinerja keuangan berdasarkan keputusan menteri Badan Usaha milik Negara Nomor KEP100/MBU/2002, adalah hasil penjumlahan nilai setiap indikator. Kinerja Keuangan = Return On Equity + Return On Investment + Cash Ratio + Current Ratio + Collection Periods + Perputaran Persediaan + Total Assets Turn over + Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan termasuk klasifikasi baik atau tidak, maka jumlah nilai yang dicapai dalam penelitian kinerja keuangan PT. Pegadaian disesuaikan ke dalam klasifikasi kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP100/MBU/2002. Tingkat keuangan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) perusahaan digolongkan ke dalam tiga kategori, sesuai dengan BAB II Pasal 3 yakni : A. Sehat, yang terdiri atas : Predikat AAA apabila TS > 95 Predikat AA apabila 80 < TS ≤ 95 Predikat A apabila 65 < TS ≤ 80 B. Kurang sehat, yang terdiri dari : Predikat BBB apabila 50 < TS ≤ 65 Predikat BB apabila 40 < TS ≤ 50 Predikat B apabila 30 < TS ≤ 40 C. Tidak Sehat, yang terdiri dari : Predikat CCC apabila 20 < TS ≤ 30 Predikat CC apabila 10 < TS ≤ 20 Predikat C apabila TS ≤ 10
Analisis perkembangan usaha PT Pegadaian ditinjau dari rentabilitas ekonomis selama periode yang diteliti dianalisis dengan cara menghitung besarnya rentabilitas ekonomis dan analisis trend linier dengan metode least square. Kriteria penilaian terhadap perkembangan usaha PT. Pegadaian berdasarkan analisis trend linier dengan menggunakan metode last squeare: 1. Perkembangan usaha PT Pegadaian meningkat apabila koefisien garis trend (b) ber-skor positif (+), 2. perkembangan usaha PT Pegadaian cenderung menurun atau konstan apabila garis trend (b) ber-skor negatif (-). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kinerja Keuangan 1. Imbalan kepada Pemegang Saham/Return On Equity (ROE) Return on equity merupakan tingkat pengembalian investasi dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Return on
equity diperoleh dari hasil pembagian antara laba setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Return On Equity dari PT Pegadaian adalah berkisar antara 15,24% sampai dengan 36,21% dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. komponen modal sendiri terdiri dari modal awal, penyertaan modal, selisih revaluasi dan laba tahun lalu.ini mebuktikan bahwa dengan modal Rp. 1,00 mengahsilkan laba berkisar 0,1524 sampai 0,3621. Dengan nilai ratarata sebesar 22,45%. Nilai Return On Equity pada tahun 2011 sampai 2015 bernilai 20, karena berada pada skor diatas 15%. 2. Imbalan Investasi/Return On Investment (ROI) Return on Investment merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam kegiatan perusahaan. Return on Invenstment juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian juga sebaliknya. Perhitungan return on investment yang diperoleh dari tahun 2011-2015 menunjukan pengembalian investasi berkisar antara 8,06% sampai 9,26% dengan rata-rata mencapai 8,22%. Ini menunjukan dengan Rp. 1,00 untuk investasi akan menghasilkan laba berkisar antara 0,0806 samapi 0.0926. Nilai yang di proleh atas hasil dari return on investment dari tahun 2011,2012,2014 dan 2015 adalah 6 karena berada pada persentase 7% sampai 9%, sedangkan pada tahun 2013 adalah 7,5 karena berada pada kisaran 9% samapai 10,5%. 3. Rasio Kas/Cash Ratio Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utangnya. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukan dari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) tersedianya dana kas atau setara kas seperti tabungan di bank atau surat berharga jangka pendek. Dapat dikatakan rasio ini menujukan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya. Kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya berkisar antara 1,82% sampai 3,46%. Ini menjukan bahwa dengan Rp 1,00 mampu membayar utang jangka pendeknya berkisar Rp. 0,0182 sampai Rp. 0,0346. Pada tahun 2011 sampai 2015 memproleh nilai 0 karen berada antara 0% sampai 5%. Kondisi ini kurang baik jika dilihat pada rasio kas/cash ratio. 4. Rasio Lancar/Current Ratio Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemapuan perusahaan untuk memenuhi kewajiaban lancar atau utang jangka pendeknya dengan aset lancarnya. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Rasio lancar atau current ratio berkisar antara 152,69% sampai 180,65%, dengan nilai rata-rata sebesar 161,54%. Ini menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 untang lancar dijamin oleh Rp 1,6 harta lancar atau 1,6 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Pada tahun 2011 sampai 2015 memproleh skor atau nilai 5 karena current ratio yang di proleh lebih besar atau sama dengan 125%. 5. Collection Period Collection period merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam meminta piutang Semakin tinggi collection period menunjukan waktu pengumpulan piutang yang lama, dan semakin rendah collection period menunkakn waktu yang mengumpulan piutang yang cepat. Collection period memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan
kesuksesan dalam penagihan piutang. usahanya ke pada nasabahnya. Collection period berkisar antara 1.223,12 hari sampai dengan 1.651,17 hari, dengan rata-rata sebesar 1.349,78 hari. Hal ini menunjukan pengumpulan piutang yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini juga menunjukkan jangka waktu pinjaman pada nasabah dapat dilunasi dalam waktu yang lama juga. Nilai yang diperoleh dari tahun 2011 sampai tahun 2015 adalah nol. 6. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan disini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pengelolaan persediaan dan dapat digunakan untuk memperlihatkan seberapa baik manajemen mengontrol modal yang ada. Perputaran persediaan yang terjadi berkisaran antara 0,53 hari sampai 3,90 hari dengan rata rata berkisar 2,39 hari. Ini menunjukan bahwa perputaran persediaan untuk memproleh sangat baik. Nilai atau skor yang yang di proleh dari tahun 2011 sampai 2015 adalah 5 ini disebabkan karena peputaran persediaan di bwah 60 hari. 7. Perputaran Total Aset Perputaran total asset merupakan rasio yang mengukur tingkat efesiensi dan efektivitas dari perputaran maupun manfaat total asset dalam menhasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini semakin baik bagi perusahaan, karena perusahaan mampu memanfaatkan asetnya untuk memperoleh laba. Perputaran total asset berkisar antara 20,43% sampai dengan 27,46%, dengan rata-rata 25,20%. Hal ini menunjukan perusahaan berhasil memperoleh 25,20% dari setiap rupiah yang dimiliki pada aktiva yang digunakan untuk menjalankan usahanya. Nilai yang di proleh dari tahun 2011 sampai 2015 adalah 2 karena berkisar antara 20% sampai 40%. 8. Perputaran Modal Sendiri Terhadap Total Aset Rasio total modal sendiri terhadap total asset digunakan untuk mengetahui proposi modal sendiri yang dimiliki
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) dibanding dengan total aktiva yang dimiliki. Merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan total assets yang digunakan dalam kegiatan usaha. Rasio total modal seniri terhadap total hasil berkiar antara 19,90% sampai 25,18% dengann rata-rata mencapai 22,64%. Itu menunjukan setiap
Rp 1,00 aktiva akan dibiayai oleh modal sendiri sebesar Rp. 0,2264. Nilai yang di proleh dalam rasio ini pada tahun 2011, 2013, 2014, 2015 adalah 7,25 karena berkisar 20% sampai 30% dan pada tahun 2012 nilai yang diproleh sebesar 6 karena berkisar antara 10% sampai 20%.
Tabel: 4.9 Nilai dari kinerja keuangan PT. Pegadaian
Tahun ROE
Rasio Rasio ROI Kas Lancar
Collecti on Period
Perputar an Persedi aan
Perputara n Total Aset
Perputar an MSTTA
TOTAL
2011
20
6
0
5
0
5
2
7,25
45,25
2012
20
6
0
5
0
5
2
6
44
2013
20
7,5
0
5
0
5
2
7,25
46,75
2014
20
6
0
5
0
5
2
7,25
45,25
5
0
5
2
7,25
45,25
2015 20 6 0 Sumber data: Sudah Diolah
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai kinerja keuangan dari PT. Pegadaian selama 5 periode yaitu dari tahun 2011 sampai 2015. Dimana dari ke delapan rasio yang digunakan untuk mengukur kinarja keuangan PT. Pegadaian, diantara kedelapan rasio yang digunakan yang mengalami fluktuasi adalah ROI dan perputaran modal sendiri terhadap total aset. Dimana fluktuasi ROI mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan perputaran modal sendiri terhadap total aset terjadi pada tahun 2012.. Total dari analisi yang dilakukan menaglami penerununan pada tahun 2012, 2014 dimana pada tahun 2014 mengalami
penerunan sebesar 1,25 yaitu dari 45,25 menjadi 44 dan pada tahun 2014 turun 1,50 yaitu dari 46,75 menjadi 45,25. PT. Pegadaian harus meningkatkan hasil analisis kinerjanya dengan cara meningkatkan nilai dari rasio keuangan agar bisa perusahaan diantaranya dengan memaksimalkan ROI (Retun On Investment), Rasio Kas (Cash Ratio), Collection Period, Perputaran Total Aset, dan Perputaran Modal Sendiri Terhadap Total Aset serta mempertahankan hasil yang bagus dari ROE (Return On Equity), Rasio Lancar (Current Ratio), dan Perputaran Persediaan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Tabel 4.10 Total Nilai Kinerja Keuangan PT. Pegadaian Tahun
Total Nilai
2011
45,25
Kurang Sehat Predikat BB
2012
44
Kurang Sehat Predikat BB
2013
46,75
Kurang Sehat Predikat BB
2014
45,25
Kurang Sehat Predikat BB
2015
45,25
Kurang Sehat Predikat BB
Jumlah
228
Rata-rata 45,6 Sumber data: Sudah Diolah
Keterangan
Kurang Sehat Predikat BB
Total nilai kinerja keuangan diperoleh dari penjumlahan semua nilai yang diperoleh pada hasil analisis rasio return on equity, return on investement, cash ratio, current ratio, collection period, perputaran persediaan, perputaran total asset dan rasio total modal sendiri terhadap total asset. Dari tahun 2011 sampai 2015 kinerja keuangan PT. Pegadaian belum maksimal ini dilihat dari hasil analisis rasio dimana kinerja keuangan PT. Pegadaian menunjukan Kurang Sehat dengan Predikat BB, karena rata-rata kinerja keungannya dari tahun 2011 sampai 2015 berada pada 45,6 ini menunjuka kinerja PT. Pegadaian belum maksimal dalam mengelola keuangan perusahaan. Dengan kondisi keuangan yang kurang sehat dengan predikat BB perusahaan harus lebih meningkatkan kinerja keuangan agar berada pada kondisi sehat. Dalam kondisi kinerja keuangan yang kurang baik, PT. Pegadaian harus meningkatkan kinerjanya agar berda pada posisi yang sehat dengan cara meningkatkan nilai dari rasio keuangan agar bisa perusahaan PT. Pegadaian berada pada kondisi sehat diantaranya dengan memaksimalkan ROI (Retun On Investment), Rasio Kas (Cash Ratio), Collection Period, Perputaran Total Aset, dan Perputaran Modal Sendiri Terhadap Total Aset serta mempertahankan hasil yang bagus dari ROE (Return On Equity), Rasio Lancar (Current Ratio), dan Perputaran Persediaan.
Analisis kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Equity dan Return On Investment. Return On Equity memiliki nilai yang bagus akan tetapi terjadi penurunan nilai dari tahun ke tahun. Tahun 2011 berada pada 36,21% dan Pada tahun 2015 berada pada 15,47%. Untuk Return On Investment mengalami pluktuasi setiap tahunnya, tetapi dari tahun 2011 sampai 2015, persentasi paling rendah pada ROI terjadi pada tahun 2012 yaiu dengan 7,10%. Meningkatnya modal usaha pada PT. Pegadaian tidak diikuti dengan meningkatnya laba yang dihasilkan. Nilai Cash Ratio atau rasio kas dilihat dari tahun 2011 sampai 2015 tidak begitu baik, ini dikarenakan nilai rasio kas yang diproleh dari tahun 2011 sampai 2015 adalah nol ini membuktikan bahwa PT. Pegadaian kurang mampu melunasi hutang jangka pendeknya dengan aktiva yang paling likuid. Dibandingkan dengan current ratio, rasio ini lebih bagus dan mampu menutupi hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar, itu bisa dilihat dari hasil yang di dapatkan dari tahun 2011 sampai 2015 yaitu 5 dengan persentasi diatas 125%. Untuk penilaian kinerja keuangan digunakan juga rasio collection period yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya. Pada tahun 2011 sampai 2015 rata-rata waktu pengumpulan piutang yang dilakukan oleh PT. Pegadaian 1.3450 hari. Ini membuktikan bahwa PT. Pegadaian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) belum cukup baik dalam mengumpulkan dana yang berasal dari piutang nasabahnya. Perputaran persediaan merupakan rasio yang diguakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam pengelolaan persediaan, perputaran persediaan dalam PT. pegadaian sangat baik itu dilihat dari tahun 2011 sampai 2015 nilai yang di proleh 5 karena hasil yang diproleh lebih kecil dari 60 hari. Perputaran total assets juga mengalami penurunan terutama pada tahun 2012 dan 2014. Pada tahun 2012 tingkat persentase berada pada 20,43, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 25,7 3persen. Penurunan perputaran total assets ini disebabkan oleh peningkatan modal kerja. Meskipun pendapatan mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2012. Peningkatan pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan modal kerja (capital employed), sehingga secara keseluruhan mengakibatkan nilai perputaran total assets kecil.
Perputaran Modal Sendiri Terhadap Total Aset merupakan rasio yang digunakan untuk memandingkan antara proposi modal sendiri dengan total asset. Dilihat dari hasil yang diproleh dari rasio ini menunjukan bahwa PT. Pegadaian masih kurang efektif dalam menggunkan asetnya dalam kegiatan usahanya. Karena rata-rata komposisinya berada pada 22,64%.
Analisis Perkembangan Usaha Analisis perkembangan usaha PT. Pegadaian dilakukan dengan menghitung rentabilitas ekonomi dengan menggunakan dua rasio yakni Profit Margin dan Operating Asset Turn Over (tingkat perputaran aktiva usaha). Untuk mengetahui perkembangan usaha dari PT. Pegadaian dengan cara mengalikan hasil yang di proleh dari Profit Margin dengan Operating Asset Turn Over.
Tabel 4.13 Rentabilitas Ekonomi PT. Pegadaian Tahun (1)
Profit Margin (2)
Operating Assets Turn Over (3)
Rentabilitas Ekonomi (4)=(2)x(3)
2011
23,36%
1
23,36
2012
24,77%
0,69
17,09
2013
24,25%
0,83
20,13
2014
21,90%
0,75
16,43
2015
21,79%
0,67
14,60
Jumlah
116,07%
0,77
89,37
Rata-rata 22,91% Sumber Data: Sudah Diolah
0,77
17,64
Rentabilitas ekonomi PT Pegadaian berkisar antara 14,60% sampai dengan 23,36%. Rata-rata Rentabilitas Ekonomis sebesar 17,64%, artinya ratarata perusahaan berhasil menjalankan usahanya secara efisien, sehingga mampu memperoleh keuntungan.
Perusahaan dikatakan efisien bila rentabilitas ekonomis yang diperoleh lebih besar dari biaya modal. Rentabilitas ekonomis mengalami penurunan dari tahun ketahun sebesar 1.818 persen. Itu di buktikan pada tahun 2012 berada pada
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) 17.09% , 2014 sebesar 16.43% dan pada
2015 berada pada 14.6%.
Tabel 4.14 Analisis Trend PT. Pegadaian
Tahun
Rentabilitas Ekonomi (Y)
X1
X2
XY
2011
23,36
-2
4
-46,72
2012
17,09
-1
1
-17,09
2013
20,13
0
0
0
2014
16,43
1
1
16,43
2015
14,6
2
4
29,2
10
-18,18
Jumlah 91,61 Sumber data: Sudah Diolah Analisis trend yang digunakan adalah trend least square. Berdasarkan perhitungan trend least square pada lampiran diperoleh persamaan trend sebagai berikut: Y = a + bX Dimana nilai dari a adalah 91,16/5 = 18,232. Sedangkan untuk nilai b adalah 18,18/ 10 = 1,818. Jadi persamaan Y = a + bX adalah Y = 18,232 – 1,818X. Berdasarkan analisis trend rentabilitas ekonomis diperoleh adanya trend negatif. Hal ini menunjukkan rentabilitas ekonomis PT. Pegadaian cenderung mengalami penurunan. Penurunan rentabilitas ekonomis ini juga menunjukan bahwa perusahaan semakin tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang terlalu besar. Oleh karena itu untuk meningkatkan rentabilitas ekonomis dapat dilakukan dengan cara efisiensi biaya operasional dan memaksimalkan pendapatan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Analisis rasio keuangan sangat diperlukan untuk bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dengan dilakukannya analisis laporan keuangan ini, diharapkan
dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern perusahaan pada umumnya dan kondisi keuangan pada khususnya. PT. Pegadaian mampu melayani kebutuhan akan uang pinjaman dalam waktu yang relatif singkat, sehingga sangat diminati masyarakat, hal ini dapat diketahui dengan layanan pemberian kredit yang telah disalurkan baik untuk kebutuhan produksi, semi produksi maupun komsumtif. Sebagai lembaga keuangan penyalur kredit, PT Pegadaian harus mengelola keuangannya dengan sebaik-baiknya. Kesehatan keuangan harus tetap dijaga, untuk mengetahui keadaan keuangan dapat dilakukan dengan melihat dan mengevaluasi laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan rasiorasio keuangan yang dapat menunjukan posisi, kondisi maupun hasil kerja yang telah di capai. Kinerja Keuangan PT. Pegadaian pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 rata-rata kondisi kurang sehat dengan kategori BB ini dibuktikan dengan rata-rata penilaian kinerja keuangan diproleh nilai 45,6. Nilai tersebut jauh dibawah batas maksimal sehat yakni sebesar 65.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Pencapaian rentabilitas ekonomis dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 cenderung mengalami penurunan, hal ini ditunjukan dari hasil analisis trend yang diperoleh berkoefisien negatif, yaitu sebesar –1,818X.
Ilham Nugroho Hanung Nawan, 2011. Analisis Kinerja Keuangan PT. Pos. Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100. Universitas Bengkulu.
SARAN Untuk mempertahankan kinerja keuangan perusahaan perlu memperbaiki indikator kinerja keuangan PT. Pegadaian dengan meningkatkan nilai yang belum maksimal seperti ROI (Retun On Investment), Rasio Kas (Cash Ratio), Collection Period, Perputaran Total Aset, dan Perputaran Modal Sendiri Terhadap Total Aset. PT. Pegadaian hendaknya berusaha untuk meningkatkan rentabilitas ekonomisnya. Dengan semakin tinggi rentabilitas ekonomisnya maka perusahaan tersebut akan semakin efisien. Peningkatan rentabilitas ekonomis dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan perusahaan dan dapat menggunakan biaya operasional secara efisien.
Kasmir.
2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Kasmir
2008. ANALISIS KEUANGAN, RajaGrafindo Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Desy Natalia. (2012). “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda”. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Djarwanto
Ps, 2001, Statistik Sosial Ekonomi Edisi Ketiga, BPFE Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No. 1: Penyajian Laporan Keuangan, Jakarta: Selemba Empat.
LAPORAN PT Persada,
Pratiwi Gita, Analisis Pengukuran Kinerja Berdasarkan KEP100/MBU/2002 pada PG. Djombang Baru. Universitas Negeri Surabaya.
Republik
Indonesia,
2002, Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002 Tentang Kesehatan BUMN, Jakarta
Senhati, 2008. Analisis Rasui Likuiditas dan Prifitabilitas pada PT. Graha. Sarana Duta di Makasar (2005-2007). Silvana inanda 2007. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat penilaian KinerjaKeuangan Pada PT. Pertamina EP. Area Rantau-Aceh Tamiang. Universitas Sumatra Utara. S.
Munawir,
2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta.
Supranto J, 2001, Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta. Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi, Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)