SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
Daftar Isi
PENGENDALIAN TINGKAT KONTAMINASI TRANSPORT CASK DALAM RANGKA RE-EKSPOR SUBIHARTO, ANTO SETIA WANTO, UNGGUL HARTOYO
Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Gedung No. 31 Serpong, Tangerang 15310, Banten, Indonesia Telp. +62-21-7560908, Fax. +62-21-7560573
E-mail:
[email protected] Abstrak PENGENDALIAN TINGKAT KONTAMINASI TRANSPORT CASK DALAM RANGKA REEKSPOR. Telah dilakukan pengendalian tingkat kontaminasi transport cask dalam rangka reekspor. Selama reaktor beroperasi memerlukan bahan bakar. Bahan bakar yang sudah terbakar ± 50% dinyatakan sebagai bahan bakar bekas. Bahan bakar bekas tersebut memancarkan radiasi gamma yang cukup besar oleh karena itu di simpan di dalam kolam penyimpanan bahan bakar bekas. Karena terbatasnya tempat penyimpanan bahan bakar bekas tersebut lama kelamaan akan penuh dan tentunya akan menimbulkan masalah. Untuk menghindari dampak dan resiko paparan radiasi dari bahan bakar bekas tersebut maka dilakukanlah Reekspor ke Amerika. Transport cask yang akan digunakan untuk reekspor harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh United State Departement of Energy ( US DOE). Salah satu dari ketentuan tersebut terdapat dalam appendix B(Transport Package acceptance criteria) point E yang menyebutkan bahwa Transport cask yang akan digunakan untuk reekspor harus diukur kontaminasinya yang meliputi : External contamination, Internal contamination dan radiological surveys. Dari hasil pengukuran tingkat kontaminasi dari ketiga transport cask ada satu yang tingkat kontaminasinya melebihi ketentuan US DOE (::;4 Bq/ cm2.) yaitu LWT #3 dengan tingkat kontaminasi tertinggi 100 Bq/ cm2• Kala-kata kunci : Transport Cask dan Reekspor
Abstract CONTROLLING CONTAMINATION LEVEL IN TRANSPORTING CASK FOR RE-EXPORT PURPOSE. Controlling the contamination level in cask transportation for re-export purposes has been done. During operationalof the reactor, fuel is needed, The fuel which has been burnt for approximately 50% is called waste fue. The waste fuel exposure high gamma radiation, therefore the waste fuel has to be stored in the waste fuel storage pool. Because the limitation of the waste fuel storage, once it reaches the maximum storage capacity, it will create problem. To avoid the effect and risk of radiation exposure from the waste fuel, therefore re-export program to America is conducted. Cask transportation which will be re-exported has to comply with criteria made by US DOE. One of the criteria is containedin appendix B point E which says " Cask Transportation Contamination has to be measured. The contamination measurement contains of, external contamination, internal contamination and radiological surveys. From the contamination level measurement of the 3 transport cask, there is one level which has contamination more than approved contamination levelfrom US DOE (::;4 Bq/cm2 )which is L WT #3 with contamination level of 100 Bq/ cm2 Keywords: Transport Cask and Reeksport PENDAHULUAN
semakin lama waktu operasi reaktor. Dengan semakin lamanya waktu operasi reaktor maka akan semakin banyak bahan bakar yang terbakar. Bahan bakar yang sudah terbakar
Dengan semakin optimalnya pemanfaatan Reaktor Serba Guna berarti akan
Subiharto dkk
141
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
sebanyak ± 50% tidak bisa digunakan lagi dan dinyatakan sebagai bahan bakar bekas (B3). selain beraktivitas tinggi B3 juga memancarkan paparan radiasi yang cukup besar, oleh karena itu dalam penyimpanannyapun harns di dalam kolam sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja atau petugas radiasi. Karena terbatasnya tempat penyimpanan bahan bakar, maka tempat penyimpanan tersebut cepat penuh. Untuk menghindari tidak tertampungnya B3 dalam kolam penyimpanan maka dilakukan Reekspor. Hal ini sesuai dengan kesempatan yang diberikan oleh US DOE pada semua Negara pemilik reaktor riset untuk mengirimkan B3 dan target Uranium yang berkategori US Origin ke Amerika Reekspor yang dilakukan pada bulan Maret 2004 adalah reekspor yang ke dua dengan kontrak antara P2TRR dengan US Departement of Energy No. DE-G 109-99SR18920 Modification No.1 Pada kegiatan reekspor tahap II beberapa B3 dipotong. Jumlah B3 yang dipotong ditentukan oleh pihak NAC international, sedangkan identitas B3 yang akan dipotong ditentukan berdasarkan kesepakatan pihak P2TRR dengan NAC international. B3 RSGGAS yang direekspor sebanyak 112 buah terdiri dari 89 Bahan bakar standar oksida (83 bahan bakar yang dipotong dan 6 bahan bakar yang tidakdipotong), 22 bahan bakar control oksida dan 1 pelat elemen bahan bakar dari RI-19. Kegiatan reekspor B3 meliputi penyediaan dokumen yang dibutuhkan oleh US DOE, pemindahan B3 dari RSG-GAS ke IPSB3, pemotongan B3, pemuatan B3 ke dalam transport cask, pematauan paparan radiasi, pengangkutan transport cask ke pelabuhan dan pemuatan transport cask ke dalam kapal yang akan mengangkut B3 ke Amerika Serikat. Izin yang diperlukan untuk kegiatan reeksport di antaranya :izin pemanfaatan bahan nuklir untuk tujuan reekspor, izin impor dan ekspor peralatan pemotong B3, izin pengangkutan B3 dan izin penggunaan transport cask. Pelaksanaan
Kegiatan Reekspor
Pelaksanaan kegiatan reekspor dilakukan oleh Tim pelaksana reekspor B3 P2TRRBATAN yang ditetapkan dengan keputusan Ka. P2TRR-BATAN No. 17/TRR/XI/2003, berdasarkan modifikasi kontrak reekspor No.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
142
DE-G 109-99SR18920 Modification No. 1 Kegiatan reekspor terdiri dari : pengajuan izin ke Bapeten, pemindahan, pemotongan, pemuatan, dan pengangkutan B3. Selama kegiatan reekspor dilakukan pemantauan paparan radiasi dengan mengacu pada prosedur Pengendalian Pengangkutan B3 dari RSG-GAS ke Pelabuhan Pemuatan B3
Kegiatan pemuatan B3 yang berada dalam kolam penyimpan dilakukan oleh personil NAC International dibantu oleh operator P2TRR dengan tahapan sebagai berikut : a. Tranport cask dikeluarkan dari ISO Container dan diletakkan dengan posisi tegak dengan menggunakan crane agar basket yang berisi bahan bakar dapat dimuat ke dalam transport cask b. Dengan menggunakan crane kapasitas 25 (dua puluh lima) ton yang ada di IPSB3, inner shielding yang berisi basket yang dapat memuat 7 (tujuh) buah B3 dimasukkan ke dalam kolam IPSB3 c. Di dalam kolam IPSB3, B3 dimasukkan ke dalam basket. d. Setelah basket terisi semua, inner shielding selanjutnya ditutup dan dilakukan dekontaminasi pada inner shielding dengan menyiramkan air bebas mineral pada permukaan inner shielding. Selama kegiatan berlangsung PPR selalu melakukan pemantauan laju paparan radiasi pada dinding inner shielding. e. Inner Shielding di masukkan ke dalam Intermediate Transfer system £ Intermediate Transfer system dipindah dengan menggunakan forklift dan diletakkan di bawah Dry Transfer system g. Basket yang berada dalam Intermediate Transfer system di muat ke dalam transport cask menggunakan Dry Transfer system yang diangkat dengan menggunakan crane. h. Setelah semua basket di muat ke dalam transport cask, selanjutnya mernbah posisi transport cask dari posisi tegak ke posisi mendatar untuk dilakukan uji usap kontaminasi.
Subiharto dkk
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, ISSN 1978-0176
21-22 DESEMBER
Pelaksanaan Pengendalian Kontaminasi
2006
cask tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ISO Container.
Tingkat
a. Uji usap kontaminasi dilakukan dengan menggunakan kertas rad-wipe smear yang mempunyai diameter 4,5 em. b. Kertas uji usap tersebut kemudian diukur tingkat kontaminasinya dengan menggunakan instrumen tipe IPAB 7-1 E 500 untuk kontaminasi II, dan instrumen tipe : LUDLUM Survey meter Model 2241 untuk kontaminasi ~-y c. Jika dari hasil pengukuran tingkat kontaminasinya melebihi ketentuan yang berlaku dilakukan dekontarninasi dengan menyiramkan air bebas mineral. d. Setelah tingkat kontaminasinya tidak melebihi ketentuan yang berlaku transport
~m1
@
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah transport cask yang digunakan untuk reekspor bahan bakar bekas RSG-GAS tahap 2 sebanyak 3 buah yaitu LWT#1 berisi 42 buah, LWT#2 berisi 41 B3 terpotong dan 1 buah pelat dari bahan bakar RI-19 dan LWT#3 berisi 28 buah B3 yang terdiri dari 2 buah bahan bakar kontrol bekas dan 6 buah bahan bakar bekas yang tidak dipotong (Gambar 1,2 dan 3). Hasil pengukuran tingkat kontarninasi transport cask disajikan pada Tabel 1, 2, dan 3 serta Gambar 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Hasil pengendalian tingkat kontaminasi transport cask disajikan pada Tabel 4.
~d
®
®
I."
f
®
® Gambar 1. Transport Cask
Subiharto dkk
143
Selwlah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006 lSSN 1978-0176
®,CD
t~!ron
Sh",tj
®
@J
®
@'@
Gambar 2. Transport Cask LWT 2
lW.IM("}
@)
&,!!!\j
"'
•....•
®
Gambar 3. Transport Cask LWT 3
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN
144
Subiharto dkk
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER ISSN 1978-0176 Tabel 1. Data Pengukuran Lokasi 49 3 67 1 11 10 16 12 13 5 15 17
Smear test
a
2006
Kontaminasi
~ dan Kontaminasi y terukur 0,55 0,3 0,7 0,2 0,4 0,6 0,5 0,8 1,5 1,0 0,1 0,1 0,2 Bq/Cm2
214 8
Tabel 2. Data Pengukuran
Kontaminasi
Pada L WT 2
" ~
c-
0.8
~~
0.6
.~ ~
0.4
to
" ~
0.2
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Titik Pengukuran
Gambar 5. Kontaminasi
Alpha L WT2
" ~
0.8
;E toU
0.6
c-
,,-
'E~O.4 to
" ~
0.2
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Titik Pengukuran
Gambar 6. Kontaminasi
Alpha LWT3
~ "
'"
.,- 1.5 ~
~N
.- e ~~
e!
.E
~
c o
1
tT
0.5
>::
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Titik Pengukuran Tltlk Pengukuran
Gambar 4. Kontaminasi
Subiharto dkk
Alpha LWTl
Gambar 7. Kontaminasi
145
Beta dan Gamma L WTl
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BA TAN
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176
.- E ~~
1
.- tI)
E-
0.5
JJJ
c:
o ::.:
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Titik Pengukuran
Gambar 8. Kontaminasi Beta dan Gamma LWT2
/
.-.-../
/
~
100
~ ::0
90 80
SN'
70
-----.--
I
\
..... ------
Y 1\
~-~-~ / \ _-~ ..............
.._ ..
.. 1. ..
-;;; E 60 ~~ II 50
.-.g
!ii-
40 30
~ ::.:
20 10 o
1
2 3
4 5
6 7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tltlk Pengukuran
Gambar 9. Kontaminasi Beta dan Gamma LWT3
Pada gambar transport cask 1, 2 dan 3 terlihat nomor-nomor dari 1 sampai dengan 17, nomor-nomor tersebut menunjukkan titik-titik lokasi pengambilan sampel uji usap, sedangkan hasil pencacahannya di tunjukkan pada Tabell, 2, 3 dan 4. Pada tabel tersebut kolom 1 menunjukkan lokasi uji usap, kolom 2 menunjukkan hasil pencacahan kontaminasi a, dan kolom 3 menunjukkan hasil pencacahan kontaminasi ~ & Y a. Pada Tabel 1 terlihat bahwa tingkat kontaminasi radiasi a untuk LWT 1 berkisar antara 0,1 Bq/Cm2 sampai dengan 0,2 Bq/Cm2, untuk tingkat kontarninasi ~ & y berkisar antara 0,3 Bq/Cm2 sampai dengan 1,5 Bq/Cm2, grafik untuk pengukuran kontaminasi alpha disajikan pada Gambar 4 sedangkan untuk kontaminasi beta gamma disajikan pada Gambar 7. b. Pada Tabel 2 terlihat bahwa tingkat kontaminasi radiasi a untuk LWT 2 berkisar antara 0,1 Bq/Cm2 sampai dengan 0,2 Bq/Cm2, untuk tingkat kontaminasi ~ & y berkisar antara 0,3 Bq/Cm2 sampai dengan 1,4 Bq/Cm2, grafik untuk pengukuran kontaminasi alpha disajikan pada Gambar 4. sedangkan untuk kontaminasi beta gamma disajikan pada Gambar 8.
c. Pada Tabel 3 terlihat bahwa tingkat kontaminasi radiasi a untuk LWT 3 berkisar antara 0,1 Bq/Cm2 sampai dengan 0,2 Bq/Cm2, sedangkan untuk tingkat kontaminasi ~ & y berkisar antara 0,5 Bq/Cm2 sampai dengan 100 Bq/Cm2 Berdasarkan Transport Pacage (cask) Acceptance Criteria, Attachement 1, Appendix B, menyebutkan bahwa tingkat kontaminasi transport Cask ~ 4 Bq/Cm2 . Dari data-data tersebut diatas, transport cask LWT3 melebihi tingkat kontaminasi yang ditentukan, oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian tingkat kontaminasinya. d. Pada Tabel 4 ditunjukkan tingkat kontaminasi LWT 3 setelah didekontaminasi, radiasi a untuk berkisar antara 0,1 Bq/Cm2 sampai dengan 0,2 Bq/Cm2, sedangkan untuk tingkat kontaminasi ~ & Y berkisar antara 0,5 Bq/Cm2 sampai dengan 3,8 Bq/Cm2. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh US DOE yang menyebutkan bahwa tingkat kontaminasi Transport Pacage (cask) Acceptance Criteria ~ 4 Bq/Cm2•
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengendalian tingkat kontaminasi transport cask dalam rangka reekspor dapat disimpulkan sebagai berikut : Dari Ketiga transport cask yang akan digunakan untuk reekspor ada satu yang telah terkontaminasi sebelumnya yaitu LWT3. 2 Kontaminasi berasal dari kegiatan sebelumnya. 3 Dengan kegiatan pengendalian tingkat kontarninasi ke tiga transport cask telah memenuhi ketentuan keselamatan sesuai dengan yang disyaratkan oleh US DOE 4 Kegiatan pengendalian tingkat kontaminasi transport cask dalam rangka reekspor telah berjalan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja DAFTAR PUSTAKA 1. APPENDIX B, Transport package acceptance criteria point E.
Daftar Isi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
146
Subiharto dkk