perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN TES FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GANJIL
Skripsi
Oleh: Wulan Yunita K2307054
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
i
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Wulan Yunita
NIM
: K2307054
Jurusan/Program Studi
: P.MIPA/P.Fisika
Menyatakan bahwa Skripsi saya berjudul “PENGEMBANGAN TES FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GANJIL” ini benar-benar merupakan hasil kar ya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tela h dicantumka n dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 11 November 2012 Yang menbuat pernyataan
Wulan Yunita
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN TES FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GANJIL
Oleh: Wulan Yunita K2307054
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari
: Selasa
Tanggal : 4 Desember 2012
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Fisika Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika n Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Rabu
Tanggal : 19 Desember 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dyah Fitriana Masithoh, M .Sc
Sekretaris
: Dra. Rini Budiharti, M.Pd
Anggota I
: Dr. Sarwanto, S.Pd, M .Si
Anggota II
: Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M .Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof.Dr.H.M.Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Wulan Yunita. K2307054. PENGEM BANGAN TES FISIKA SM A KELAS X SEMESTER GANJIL. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes Fisika dan menganalisis hasil pengembangan tes Fisika SM A kelas X semester ganjil. Pengembangan pada penelitian ini menggunakan model 4D yaitu define, design, develop dan disseminate. Namun pada penelitian ini pengembangan hanya dilakukan hingga tahap develop. Subjek coba dalam penelitian yaitu siswa kelas XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012. W aktu penelitian adalah Juli sampai Desember 2011 bertempat di SM A Negeri 1 Kartasura. Data yang dihimpun berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, lembar penelaahan item tes dan tes kognitif siswa. Teknik analisis data menggunakan telaah kualitatif dan kuantitatif. Telaa h kualitatif berupa expert judgment. Telaah kuantitatif yaitu dengan menghitung reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan efektivitas pengecoh item tes. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1) Pengembangan tes pilihan ganda menggunakan model 4D meliputi tahap define, design dan develop. Tahap define meliputi: a) analisis kebutuhan; b) analisis sta ndar kompetensi; c) analisis kompetensi dasar. Tahap design meliputi: a) menentukan tujuan tes; b) menentukan bentuk tes; c) menentukan panjang tes; d) pengembangan indikator tes; e) penyusunan kisi-kisi; f) penulisan item tes. Tahap develop meliputi: a) uji ahli; b) uji coba kelompok kecil; c) uji coba kelompok besar. 2) Produk akhir berupa tes sumatif Fisika kelas X SMA semester ganjil berbentuk tes objektif pilihan ganda denga n lima pilihan jawaban. Materi tes meliputi Besaran dan Satuan, Vektor, Gerak Lurus, Gerak Melingkar, Dan Dinamika Gerak. Pengembangan 47 indikator tes dari kelima materi tersebut telah menghasilkan 83 item tes dengan parameter yang diterima. Dari 83 item tes tersebut kemudian disusun paket soal UAS yang terdiri dari 50 item tes. Parameter tes paket soal UAS tersebut adalah: a) reliabilitas 0,88; b) 48 item tes termasuk kategori sedang dan 2 item tes termasuk kategori sukar; c) 50 item tes daya pembedanya diterima; d) 50 item tes pengecohnya berfungsi. Kelebihan item tes yang dikembangkan antara lain item tes mudah dipahami, pokok soal jelas dan hanya ada satu jawaban benar. Kelemahan penelitian ini yaitu pengembangan item tes dilakukan berdasarkan teori tes klasik sehingga hasilnya tergantung karakteristik peserta tes.
Kata Kunci: tes, Fisika, SMA, kelas X, semester ganjil, penelitian, pengembangan
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Wulan Yunita. K2307054. THE PHYSICS TEST DEVELOPMENT OF FIRST SEMESTER OF THE TENTH GRADE SENIOR HIGH SCHOOL. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. 2012 October. The aims of research are to describe the procedurs and products of Physics test development of 1 st semester of the tenth grade senior high school. This research is using 4D model of development define, design, develop and disseminate. Although in this research the test development only up to develop step. The try out subject in this research are students of the XE and XF classes of SMA Negeri 1 Kartasura 2011/2012. The research’s periode are July up to December 2011, taking place in SM A Negeri 1 Kartasura. The data are organized as qualitative and quantitative data. The data are collected from interview, qualitative analysis sheet and student’s cognitive worksheets. The technique of data analysis are using qualitative and quantitative analysis. The qualitative analysis organized as expert judgment. The quantitative analysis by calculating the reliability index, discrimination index, level of difficulty and distracters efectivity. Based on the data research analysis and discussion results, it can be concluded that: 1) The multiple choice development using 4D model included define, design and develop. The define’s involved: a) needs analysis; b) standard competenc y analysis; c) based competency analysis. The design’s involved: a) determine test’s purpose; b) determine test’s type; c) determine test’s length; d) test indicaters development; e) blue print test arrangement; f) test arrangement. The develop’s involved: a) expert judgment; b) limited group test try out; c) field test try out. 2) The final products are a set of 1 st semester of 10th grade Physics summative objective multiple choice test with five options. The test topics included Quantity and Unit, Vector, Linear Motion, Rotation M otion And Dynamic M otion. The development of 47 test indicaters from the five topics successes to arrange 83 test items of 1 st semester of the 10 th grade which have a good parameter. From the 83 test items then were arranged into a set of summative test which consist of 50 items. The parameter of summative test are: 1) reliability index 0,88; 2) 48 items are medium and 2 items are difficult; 3) 50 items have good discrimination index; 4) 50 items have good distracters. The excess of research are the easy understanding test, the stem unequivocal and there is only one key. The weakness of research is the test item depends on testee’s character since the research using classic test theory.
Key word: test, Physics, senior high school, tenth grade, first semester, research, development
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmula h engkau berharap (QS. Al-Insyiroh: 6-8).
Yang membuat kita kaya dalam dunia ini bukanlah apa yang kita ambil, tapi apa yang kita berikan ( Henry Ward Beecher).
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini khusus dipersembahkan kepada: Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa dan dukungannya. Kakakku Dedy, Anto, Fajar dan adikku Bagus Sahabat-sahabatku Nurfa, Icha, Aya, Vivi, Arum, Anis, Rina dan Tria terima kasih selalu bersama dan menyemangatiku.
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SW T yang telah memberikan
rahmat,
taufik
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan Skripsi ini. Penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Sukarmin, S.Pd, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakulta s Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd. Selaku Koordinator Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Bapak Dr. Sarwanto, S.Pd, M.Si. Selaku Pembimbing I atas kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan yang luar biasa sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Ibu Elvin Yusliana Ekawati, S.Pd, M .Pd. Selaku Pembimbing II atas kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan yang luar biasa sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Bapak Drs. Widodo, MM. Selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kartasura yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian. 8. Bapak Hari Suprianto, S.Pd, M.Eng. Selaku guru mata pelajaran Fisika SM A Negeri 1 Kartasura yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Siswa-siswi kelas XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2011/2012 atas bantuan dan kerjasamanya. x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Bapak dan Ibu serta keluarga di rumah yang senantiasa mendoakan dan mendukung. 11. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu bersama dan menyemangatiku. 12. Teman-teman P. Fisika yang selalu mendukung dalam doa dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Surakarta,
November 2012
Penulis
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................
I
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN.........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK...............................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT............................................................................
vii
HALAMAN MOTTO...................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................
ix
KATA PENGANTAR..................................................................................
xi
DAFTAR ISI.................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xvii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN.........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah.................................................................
4
C. Pembatasan M asalah................................................................
4
D. Rumusan Masalah ...................................................................
4
E. Tujuan Penelitian.....................................................................
5
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan.................................
5
G. Manfaat Penelitian...................................................................
5
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan...............................
6
LANDASAN TEORI....................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka.....................................................................
7
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar......................................
7
2. Hakikat Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi....................
11
3. Jenis dan Teknik Evaluasi..................................................
15
4. Tes Objektif Pilihan Ganda................................................
22
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pengembangan Tes Pilihan Ganda.....................................
24
B. Penelitian yang Relevan..........................................................
35
C. Kerangka Berpikir...................................................................
36
D. Pertanyaa n Penelitian..............................................................
37
BAB III METODE PENELITIAN............................................................
38
A. Model Pengembangan.............................................................
38
B. Prosedur Pengembangan.........................................................
38
C. Uji Coba Produk..................................................................... .
40
D. Desain Uji Coba......................................................................
41
E. Subjek Coba, W aktu, dan Tempat Penelitian….....………….
42
F.
Jenis Data................................................................................
42
G. Instrumen Pengumpulan Data.................................................
43
H. Teknik Analisis Data...............................................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................
47
A. Deskripsi Data.........................................................................
47
1. Tahap Define.......................................................................
47
2. Tahap Design......................................................................
52
3. Tahap Develop....................................................................
54
B. Deskripsi Hasil........................................................................
71
1. Analisis Hasil Wawancara………………………………..
71
2. Kajian Produk Akhir...........................................................
72
3. Temuan Penelitian dan Konfirmasi dengan Penelitian Sebelumnya........................................................................
78
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................
82
A. Kesimpulan..............................................................................
82
B. Implikasi..................................................................................
83
C. Saran........................................................................................
83
D. Keterbatasan Penelitian...........................................................
83
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
84
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................
87
BAB V
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Kategori Hasil Analisis Kualitatif Item Tes Buatan Guru..............
51
Tabel 4.2
Jumlah Indikator Tes Tiap Kompetensi Dasar...................……….
53
Tabel 4.3
Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Besaran dan Satuan................................................................................…..........
55
Tabel 4.4
Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Vektor.........…..........
55
Tabel 4.5
Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Lurus..............
56
Tabel 4.6
Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Melingkar......
56
Tabel 4.7
Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Dinam ika Gerak.......
57
Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Besaran dan Satuan...………………………………………………………....
58
Tabel 4.9
Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Vektor………....
58
Tabel 4.10
Hasil Analisis
Uji Kelompok
Kecil
Paket Soal Gerak
Lurus...............................................................................……….... Tabel 4.11
Hasil Analisis
Uji Kelompok
Kecil
Paket Soal Gerak
Melingkar........................................................................……….... Tabel 4.12
60
Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Besaran dan Satuan..............................................................................................
Tabel 4.15
60
Kategori Hasil Analisis Efe ktivitas Pengecoh Paket Soal Besaran dan Satuan.....................................................................................
Tabel 4.16
59
Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Besaran dan Satuan.......................................................................................
Tabel 4.14
58
Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Dinam ika Gerak...............................................................................................
Tabel 4.13
58
Kategori
Hasil
Analisis
Taraf
Kesukaran
Paket
61
Soal
Vektor.............................................................................................
62
Tabel 4.17
Kategori Hasil Analisis Da ya Pembeda Paket Soal Vektor............
62
Tabel 4.18
Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Vektor..
63
Tabel 4.19
Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lurus............................................................................................... Tabel 4.20
Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak Lurus..............................................................................................
Tabel 4.21
68
Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Dinam ika Gerak..............................................................................................
Tabel 4.27
67
Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Dinamika Gerak...............................................................................................
Tabel 4.26
66
Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Gerak Melingkar.....................................................................................
Tabel 4.25
66
Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak Melingkar.......................................................................................
Tabel 4.24
65
Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak Melingkar........................................................................................
Tabel 4.23
64
Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pe ngecoh Paket Soal Gerak Lurus...........................................................................................
Tabel 4.22
64
68
Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Dinam ika Gerak..............................................................................
69
Tabel 4.28
Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal UAS……....
70
Tabel 4.29
Kategori Hasil Analisis Da ya Pembeda Paket Soal UAS……….
70
Tabel 4.30
Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal UAS…
71
Tabel 4.31
Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Besaran dan Satuan..............................................................................................
73
Tabel 4.32
Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Vektor..........
74
Tabel 4.33
Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak Lurus...............................................................................................
Tabel 4.34
Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak Melingkar........................................................................................
Tabel 4.35
75
76
Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Dinam ika Gerak..............................................................................................
xv
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir……………………………… ……
37
Gambar 3.1
Skema Desain Uji Coba Pengembangan Tes..........................
42
xvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Pedoman W awancara Guru....………………….................
87
Lampiran 2
Hasil Wawancara................................…………………....
88
Lampiran 3
Analisis Item Tes Buatan Guru.…………………..............
96
Lampiran 4
Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.........
105
Lampiran 5
Pengembangan Indikator.......................................………..
109
Lampiran 6
Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Besaran dan Satuan.................................................................................
113
Lampiran 7
Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Vektor.....……….....
119
Lampiran 8
Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Lurus…….....
122
Lampiran 9
Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Melingkar......
131
Lampiran 10
Lembar Telaah Kualitatif Paket Soal Dinamika Gerak.......
134
Lampiran 11
Revisi Uji Ahli......................................……......................
137
Lampiran 12
Revisi Uji Coba Kelompok Kecil………….......................
248
Lampiran 13
Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Besaran dan Satuan..
272
Lampiran 14
Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Besaran dan Satuan……………………………………….
274
Lampiran 15
Kunci Jawaban Paket Soal Besaran dan Satuan..................
284
Lampiran 16
Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Vektor……………..
285
Lampiran 17
Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Vektor……………………………………………………..
286
Lampiran 18
Kunci Jawaban Paket Soal Vektor......................................
293
Lampiran 19
Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Gerak Lurus……….
294
Lampiran 20
Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Gerak Lurus……………………………………………………...
296
Lampiran 21
Kunci Jawaban Paket Soal Gerak Lurus.............................
323
Lampiran 22
Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Gerak Melingkar…..
324
Lampiran 23
Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Gerak
Lampiran 24
Melingkar…………………………………………………
326
Kunci Jawaban Paket Soal Gerak Melingkar......................
330
xvii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 25
Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Dinamika Gerak…...
Lampiran 26
Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal
331
Dinamika Gerak…………………………………………..
332
Lampiran 27
Kunci Jawaban Paket Soal Dinam ika Gerak.......................
338
Lampiran 28
Kisi-Kisi Item Tes Fisika Paket Soal Ujian Akhir Semester…………………………………………………..
Lampiran 29
Lembar Soal Uji Coba Kelompok Besar Paket Soal Ujian Akhir Semester..…………………………………………..
Lampiran 30
Kunci
Jawaban
Paket
Soal
Ujian
361
Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Besaran dan Satuan..................................................................................
Lampiran 33
360
Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Paket Soal Besaran dan Satuan.......................................
Lampiran 32
343
Akhir
Semester............................................................................ Lampiran 31
339
377
Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Paket Soal Vektor............................................................
379
Lampiran 34
Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Vektor..................
387
Lampiran 35
Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Paket Gerak Lurus............................................................
388
Lampiran 36
Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Gerak Lurus.........
408
Lampiran 37
Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Paket Soal Gerak Melingkar...............................
411
Lampiran 38
Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Gerak Melingkar..
415
Lampiran 39
Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Paket Soal Dinam ika Gerak................................
416
Lampiran 40
Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Dinamika Gerak...
424
Lampiran 41
Analisis Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Paket Soal Ujian Akhir Semester........................
Lampiran 42
425
Analisis Distribusi Jawaban Paket Soal Ujian Akhir Semester.............................................................................. xviii
commit to user
440
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang mem iliki keragama n budaya, latar belakang dan karakteristik peserta didik. Ole h karena itu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Salah satu standar yang harus dikembangkan dalam pendidikan adalah standar proses seperti diatur dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaia n hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Berdasarkan Permendiknas No.41 Tahun 2007 penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian digunakan pula sebagai bahan penyusunan laporan kema juan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar haruslah dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu alat evaluasi yang dapat mempermudah penilaian. Evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non tes. Tes merupakan salah satu alat evaluasi yang umum digunakan dan hampir semua evaluasi menggunakan tes. Mulai dari ujian sekolah hingga ujian masuk perguruan tinggi menggunakan tes dalam penilaiannya. Dengan demikian peranan tes dalam penilaian sangatlah penting. Pemilihan bentuk tes yang digunakan sebaiknya disesuaikan tujuan, materi dan waktu pengerjaan. Ditinjau dari bentuknya, tes dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes uraian dan tes objektif. Tes objektif masih dapat digolongkan menjadi lima macam
yakni tes benar-salah, menjodohkan,
melengkapi, isian, dan pilihan ganda. Kelima bentuk tes objektif tersebut memiliki 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tes pilihan ganda misalnya cocok digunakan apabila materi tes yang diujikan banyak dengan alokasi waktu pengerjaan yang sempit. Tes sebagai alat e valuasi haruslah mem iliki parameter item tes yang teruji sehingga keterandalannya tidak diragukan lagi. Tes yang baik adalah tes yang mampu mengungkapkan kemampuan peserta tes yang sebenarnya. Ole h karena itu, perlu adanya pengembangan tes demi mencapai parameter yang dikehendaki. Parameter item tes dapat diketahui melalui telaah item tes baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Telaah kualitatif merupakan telaah item tes yang dilakukan oleh para pakar. Hasil dari telaah kualitatif berupa judgment berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dari pakar. Sedangkan telaah kuantitatif merupakan telaah terhadap data empiris hasil uji coba kepada sejumlah peserta tes. Telaah kuantitatif meliputi reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh. Dengan adanya kedua penelaahan tersebut akan diperoleh data berupa judgment dan angka yang menunjukkan baik buruknya item tes. Sayangnya tahap penelaahan ini seringkali terabaikan, sehingga parameter item tesnya belum diketahui. Hasil wawancara denga n tiga guru Fisika dari beberapa sekolah di Wilayah eks-Karesidenan Surakarta menunjukkan ketiga nara sumber tersebut tidak melakukan telaah item tes yang dibuatnya. Secara teori ketiga guru tersebut mengetahui perlunya suatu telaah untuk mengetahui keterandalan item tes. Namun beban kerja yang tinggi dan penuhnya waktu mengajar menyebabkan pendidik tidak memiliki waktu luang untuk melakukan telaah. Selain itu, pendidik dituntut membuat item tes baru tiap semester untuk mencegah kebocoran soal. Item tes yang pernah digunakan memiliki kemungkinan kecil untuk diujikan kembali. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kurangnya motivasi pendidik untuk mengembangkan tes. Penyusunan item tes harus dilakukan dengan teliti dan cermat. Hal ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan adanya item tes yang cacat. Seringkali kesalahan pada item tes begitu kecil sehingga terabaikan. Kesalahan kecil seperti salah tulis, salah eja, maupun gambar yang kurang jelas merupakan kesalahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 yang sering terjadi. Namun terkadang masih ditemukan item tes yang salah konsep maupun tidak memiliki kunci jawaban. Selain itu, pendidik juga mempunyai kecenderungan membuat item tes yang terlalu mudah, terlalu sulit, dominan mudah, atau dominan sulit. Inayatur Rofiqoh (2011: 1) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa 100% item tes ujian madrasah Fisika kelas XII M A Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong mudah. Item tes yang dominan mudah seperti itu tentu saja tidak ideal karena kemampuan peserta tes yang sebenarnya tidak terlihat. Fakta ini tentu saja memprihatinkan bagi dunia pendidikan mengingat pentingnya tes bagi evaluasi hasil belajar. Apabila item tes yang cacat terlanjur dipakai dalam ujian, maka salah satu cara ya ng dapat dilakukan ya itu dengan meralat item tes tersebut. Jika ralat dilakukan saat tes berlangsung ma ka akan menga nggu konsentrasi peserta tes, terutama apabila peserta tes merupakan siswa baru seperti siswa kelas X SM A yang masih menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Pengawas juga akan disibukkan mengkondisikan peserta sehingga mengganggu konsentrasinya dalam pengawasan. Situasi seperti ini tentunya menyebabkan pelaksanaan ujian menjadi kurang nyaman. Selain itu, keadaan ini memperbesar kemungkinan timbulnya kecurangan saat tes be rlangsung. Pengembangan tes merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas tes. Dengan adanya pengembanga n maka kualitas tes akan meningkat dan semakin tinggi pula kualitas pendidikan. Ole h karena itu, pendidik sebagai pelaksana pendidikan harus berperan aktif dalam mengembangkan tes. Karena pada dasarnya pendidiklah yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan proses pengembangan. Pendidik juga berperan dalam mendokumentasikan hasil pengembangannya. Tes yang terdokumentasi dengan baik akan memudahka n dalam penggunaan kembali tes tersebut. Fisika yang merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam sering menggunakan tes dalam penilaiannya. Tentu saja pengembangan tes Fisika juga harus dilakukan dengan benar agar diperoleh tes yang mampu mengukur tujuan pembelajaran Fisika. Berdasarkan pemikiran di atas akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Tes Fisika SMA Kelas X Semester Ganjil”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1.
Ditemukannya item tes yang salah eja, gambar kurang jelas dan tidak memiliki kunci jawaban menyebabkan pelaksanaan tes menjadi kurang efisien.
2.
Tidak semua pendidik menelaah tiap item tes yang dibuatnya sehingga belum diketahui keterandalan soal tersebut. Item tes seperti ini m asih diragukan keakuratannya dalam mengukur tujuan pembelajaran.
3.
Penuhnya waktu mengajar dan tuntutan untuk selalu membuat item tes baru mengakibatkan kurang termotivasinya pendidik dalam mengembangkan item tes secara maksimal.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu diadakan pembatasan masalah agar dalam penelitian ini lebih efektif dan efisien serta terarah, maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut: 1.
Penyusunan item tes berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
2.
Item tes yang dikembangkan merupakan item tes kelas X Sekolah M enengah Atas semester ganjil mata pelajaran Fisika.
3.
Item tes yang dikembangkan hanya mencakup ranah kognitif.
D. Perumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana prosedur mengembangkan tes Fisika SMA kelas X semester ganjil pada penelitian ini?
2.
Bagaimana hasil analisis produk akhir tes Fisika SMA kelas X semester ganjil pada penelitian ini?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah
yang telah
dikemukakan di depan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
M engembangkan tes Fisika SM A kelas X semester ganjil dengan prosedur yang sesuai standar.
2.
M enganalisis produk akhir tes Fisika SM A kelas X semester ganjil.
E. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan Penelitian ini mengembangkan produk berupa item tes yang digunakan untuk evaluasi akhir semester ganjil kelas X SM A. Produk yang dikembangkan berupa tes sumatif berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Item tes terdiri atas kalimat pokok yang berupa pernyataan yang belum le ngkap diikuti oleh lima alternatif jawaban yang dapat melengkapi pernyataan tersebut. Materi yang diujikan terdiri dari lima materi pokok yaitu satuan dan besaran, vektor, gerak lurus, gerak melingkar dan dinamika gerak. Kemudian item tes dari kelima materi pokok tersebut disusun menjadi satu paket soal latihan ujia n akhir semester ganjil kelas X SMA.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
M enghasilkan perangkat instrumen tes yang baik, khususnya tes Fisika SM A kelas X semester ganjil.
2.
M emberikan informasi dalam pengembangan tes Fisika hingga menghasilkan tes yang mampu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
3.
Dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran Fisika terutama pada kelas X semester ganjil, sehingga dapat dijadikan masukan bagi kegiatan pembelajaran selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Adapun asumsi dari pengemba ngan perangkat evaluasi ini adalah aka n dihasilkan seperangkat paket soal Fisika kelas X SM A semester ganjil dengan parameter item tes yang baik. Sedangkan keterbatasan dari pengembangan tes ini adalah tahap pengembangan 4D yang diterapkan kurang maksimal karena pada tingkat S1 tahapan pengembangan yang dilakukan hanya tiga tahap yaitu define, design dan develop.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Manusia merupakan makhluk pebelajar di mana sepanjang hidupnya manusia akan selalu belajar. Belajar bukan hanya terjadi di sekolah karena belajar mencakup pula aspek-aspek kehidupan manusia lainnya. Istilah belajar sendiri merupakan usaha sadar manusia dengan tujuan tertentu melakukan interaksi dengan lingkungan sehingga menyebabkan adanya perubahan tingkah laku pada manusia tersebut. Dapat dikatakan manusia akan selalu belajar seiring pertumbuhannya. Definisi belajar berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ya itu berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian. W inkel mengartikan belajar sebaga i, “Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap”
(Purwanto, 2009: 39). Berdasarkan pendapat tersebut tampak jelas bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami seseorang dalam rangka mengubah pengetahuan maupun perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi selama proses belajar bersifat relatif konstan dan berbekas. Witting mengelompokkan tahapan belajar ke dalam tiga tahapan yaitu acquisition, storage, dan retrieval. Tahap acquisition merupakan tahap dasar di mana pebelajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberika n respon sehingga terbentuk pemahaman atau perilaku baru. Tahap storage merupakan tahap saat memori otak telah melakukan proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang diberikan pada tahap acquisition. Tahap ketiga yaitu tahap recall, pada tahap ini pebelajar mampu mengungkapkan kembali pemahaman dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori otaknya (Sulistyorini, 2009: 6). 7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 Gagne membagi belajar menjadi tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Kondisi eksternal tercemin pada kondisi dari lingkungan belajar. Kondisi internal menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa. Sedangkan hasil belajar menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan psikomotorik, sikap dan siasat kognitif. Ketiga komponen belajar tersebut saling terkait satu sama lain, di mana kondisi internal belajar berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar dan interaksi keduanya tampak pada hasil belajar (Sulistyorini, 2009: 13). Oemar Hamalik (2003: 30) menyatakan, ”Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah la ku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Sehingga dapat dikatakan salah satu ciri belajar adalah timbulnya perubahan tingkah laku. Tingkah la ku yang dimaksud merupakan suatu hal yang kompleks dan tidak berdiri sendiri. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek di mana hasil belajar tampak pada perubahan aspek-aspek tersebut. Oemar Hamalik (2003: 30) menyebutkan aspek-aspek tingkah
laku
meliputi, ”(1) pengetahuan; (2)
pengertian; (3) kebiasaan; (4) keterampilan; (5) apresiasi; (6) emosional; (7) hubungan sosial; (8) jasmani; (9) etis atau budi pekerti; dan (10) sikap”. Perubahan tingkah laku erat kaitannya dengan perilaku kejiwaan manusia. Untuk mempermudah memaham i perilaku kejiwaan manusia, maka diperlukan adanya suatu pengelompokan yang disebut taksonomi. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa jenis taksonomi, diantaranya yaitu taksonomi Guilford, taksonomi Bloom, dan taksonomi Kopfer. Bloom mengelompokkan perilaku kejiwaan manusia menjadi tiga domain atau ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan denga n kemampuan berpikir. Rana h afektif mencakup watak perilaku manusia seperti sifat, konsep diri, minat dan moral. Sedangkan ranah psikomotorik berka itan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan kemampuan fisik. Secara eksplisit ketiga ranah tersebut tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya. Tiap mata pelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 diharuskan mencakup ketiga ranah tersebut meski denga n penekanan yang berbeda (M imin Har yati, 2007: 22). Purwanto (2009: 50) menyatakan, ”Hasil belajar kognitif bukanlah suatu kemampuan tunggal”. Pada umumnya ranah kognitif memiliki beberapa jenjang atau tingkatan. Anderson dan Krathwohl (2001: 66) membagi ranah kognitif menjadi enam tingkatan yaitu mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan menciptakan (create). Taksonomi Anderson-Krathwohl merupakan perbaikan dari taksonomi Bloom. Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan taksonomi yang semula merupakan proses berpikir tingkat rendah (low order thinking) menjadi proses berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Perbaikan taksonomi Bloom ini didasari oleh pendapat Anderson dan Krathwohl (2001: 63) sebagai berikut: Two of the most important educational goals are to promote retention and to promote transfer (which when it occurs, indicates meaningful learning ). Retention is the ability to remember material at some later time in much the same way as it was presented during instruction. Transfer is ability to use what was learned to solve new problems, to answer new questions or to facilitate learning new subject matter. Anderson dan Krathwohl (2001: 66) menyimpulkan, ”One most closely related to retention (Remember) and the other five increasingly related to transfer (Understand, Apply, Analyze, Evalute and Create)”. Berdasarkan tujuan pendidikan yang diungkapkan oleh Anderson dan Krathwohl, tingkatan mengingat berkaitan erat dengan retention, sedangkan tingkatan memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan menciptakan berhubungan dengan transfer. Penilaian ranah kognitif merupakan penilaian yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Baik tes formatif maupun tes sumatif selalu menggunakan tes kognitif untuk mengukur hasil belajar peserta didik. M imin Haryati (2007: 25) mengelompokkan bentuk tes kognitif menjadi, ”(1) tes atau pertanyaan lisan di kelas; (2) pilihan ganda; (3) uraian objektif; (4) uraian non
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 objektif atau uraian bebas; (5) jawaban atau isian singkat; (6) menjodohkan; (7) portofolio; dan (8) performansi”. Djemari Mardapi (2008: 101) menyatakan, ”Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau nilai”. Ranah kognitif dan afektif memiliki keterkaitan yang erat. Apabila ditelusuri pada semua tujuan kognitif maka di dalamnya pasti terdapat komponen a fektif. M isalnya, dalam pembelajaran sains terdapat komponen sikap ilmiah yang merupakan komponen ranah afektif. Krathwohl membagi tahapan ranah afektif menjadi lima yaitu receiving, responding, valuing, organization, dan characterization. Receiving atau disebut juga attending merupakan tahap di mana peserta didik memiliki keinginan untuk memperhatikan suatu stimulus atau fenomena. Responding merupakan tahap di mana peserta didik ikut berpartisipasi a ktif, bereaksi dan memberikan respon sebagai bagian dari perilakunya. Valuing merupakan tahap di mana hasil belajar telah konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas dengan berbasis pada internalisasi seperangkat nilai yang spesifik. Organization merupakan tahapan di mana nilai yang satu dikaitkan dengan nilai yang lain sehingga terbangun konseptualisasi nila i atau sistem nilai. Characterization merupakan tahap di mana peserta didik telah mem iliki sistem nilai yang a kan m engendalikan perilakunya berkaitan dengan personal, emosi dan sosial (Djemari Mardapi, 2008: 104). Secara umum ranah psikomotorik berkaitan dengan gerak. Anas Sudijono (2008: 57) menyatakan, ”Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu”. Hasil belajar ranah psikomotorik sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Sax dalam Djemari Mardapi (2008: 100) mengelompokkan ranah psikomotorik dalam lima tahapan yaitu gerakan reflek, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan terampil dan komunikasi nondiskursip. Gerakan reflek merupakan gerakan tanpa sadar yang dimiliki sejak bayi. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan kompleks khusus yang memenuhi suatu kriteria. Kemampuan perseptual adalah kombinasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 antara kemampuan kognitif dan motorik. Kemampuan fisik adalah kemampuan tubuh untuk mendukung gerakan yang paling terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang harus dipelajari secara sistematik melalui langkah-la ngkah tertentu sehingga menghasilkan produk yang optimal dan tersimpan lama. Komunikasi nondiskurpsi adalah kemampuan berkomunikasi menggunakan geraka n yang mencakup gerakan lidah, penempatan lidah, dan tekanan suara sehingga dihasilkan pengucapan berbagai kata dengan benar (Djemari M ardapi, 2008: 100). Pengetahuan
tentang ranah
perilaku
kejiwaan
diperlukan
dalam
pengembangan alat ukur kemampuan peserta didik. M isalnya, dalam ranah kognitif khususnya mata pelajaran Fisika banyak dijumpai item tes yang ha nya menuntut kemampuan kognitif mengingat dan memeca hkan masalah secara matematis. Item tes demikian tentunya tidak efektif dalam mengukur pemahaman konseptual dan kemampuan berpikir peserta didik. Perlu adanya penekanan item tes yang bersifat analitis yang tidak hanya mengandalkan hafalan (I Komang Werdhiana, 2008: 2). Oleh karena itu, pendidik harus memaham i ranah kejiwaan peserta didik sebelum membuat alat ukur yang dibutuhkan. Pemahaman tentang ranah yang ingin diukur akan menentukan tepat atau tidaknya alat ukur yang dikembangkan sehingga hasil pengukuran akurat.
2. Hakikat Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi Pengukuran, asesmen dan evaluasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Griffin dan Nick menyatakan, ”Pengukuran, asesmen dan evaluasi merupakan suatu hirarki” (Djem ari M ardapi, 2008: 1).
Pengukuran
merupakan kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, asesmen adalah kegiatan menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi adalah kegiatan penetapan nilai suatu perilaku. Keadaan hirarki ini menunjukkan bahwa pengukuran dan asesmen memiliki andil dalam evaluasi (Djemari M ardapi, 2008: 1). a.
Hakikat Pengukuran Semua kegiatan di dunia ini tidak bisa lepas dari kegiatan pengukuran. ”Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu” (M imin Haryati, 2007: 16). Airasian dan Russel (2008: 9) mendefinisikan, ”Measurement is the process of quantifying or assigning a number to a performance or trait”. Sedangkan Cangelosi (1990: 21) mengartikan, ”Pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris”. Linn dan Groundlund (2000: 31) menyatakan bahwa, ”Measurement is the assgning of numbers to the results of a test or other type of essessment according to specific rule”. Angka-angka pada pengukuran hasil tes diperoleh berdasarkan aturan yang spesifik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengukuran merupakan proses pemberian angka pada suatu objek berdasarkan data pengamatan empiris dengan memperhatikan aturan yang spesifik. Pada dasarnya pengukuran berkaitan erat dengan proses penentuan nilai kuantitatif. Noll (1965: 7) mengatakan, ”Since measurement is quantitative process, the results of measurement are always express in numbers”. Produk pengukuran yaitu berupa angka-angka yang menunjukkan karakteristik objek yang diukur. Oleh karena itu, hasil pengukuran harus memiliki kesalahan yang sekecil mungkin. Tingkat kehandalan tersebut berkaitan dengan alat ukur yang digunakan. Alat ukur yang baik akan memberikan hasil yang konstan apabila digunakan secara berulang, dengan ketentuan kemampuan yang diukur tidak berubah (Djemari M ardapi, 2008: 3). Alat ukur yang sering digunakan dalam pengukuran yaitu berbentuk tes dan non tes. b. Hakikat Asesmen Menurut TGAT (Task Group on Assessment and Testing), “Asesmen meliputi semua hal yang berkaitan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok” (Djemari Mardapi, 2008: 1). Airasian dan Russell (2008: 9) mendefinisikan asesmen sebagai, “Proses mengumpulkan, mensintesis dan menafsirkan data dengan tujuan untuk mengambil keputusan”. Hal senada diungkapkan oleh Cruickshank (1999: 254), “The process of collecting, synthesizing and interpreting information to aid decision making is called
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 assessment”. Sehingga dapat disimpulkan dalam asesmen terdapat empat kegiatan utama yaitu pengumpulan data, sintesis data, penafsiran data dan pengambilan keputusan. Pembuatan suatu keputusan memerlukan informasi yang dapat berasal dari testing dan pengukuran. Hasil pengukuran yang berupa angka kemudian ditafsirkan menjadi suatu keputusan bersifat kualitatif. Meski demikian, tidak semua pengambilan keputusan asesmen berdasarkan pada hasil tes maupun pengukuran. Seperti dijelaskan oleh Airasian dan Russell (2008: 10), “It is important to recognize that not all assessment require the use of test or measurement”. Tampak jelas bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan asesmen dapat diambil dari berbagai jenis informasi, misalnya melalui pengamatan atau laporan diri. Asesmen merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Arends (1998: 189) menjelaskan, “The terms assessment usually refers to the full range of informational gathered and synthesized by teachers about their students and their classroom”. Sedangkan Cole dan Lorna Chan (1994: 445) mengungkapkan, “Such information obtained during the assessment process will help the teacher to identify the specific problems the student is having before making decisions about what can be done to help the student overcome these difficulties”. Dengan adanya asesmen, kesulitan belajar siswa dapat teridentifikasi untuk kemudian diputuskan solusi pemecahannya Terlebih asesmen yang efektif dapat membantu siswa memahami segala hal yang dibutuhkan
saat melaksanakan tugas dan menyadari kriteria karya yang
berkualitas tinggi (Milne, 2008: 491). Sehingga hasil asesmen dapat dijadikan umpan balik bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. c.
Hakikat Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga. Remmers (1960: 8) mendefinisikan evaluasi sebagai, “Evaluation, therefore, presupposes a definition of goals to be reachobjectives that have been set forth”. Sedangkan Arends (1998: 189)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 menyatakan, “Whereas assessment focuses on gathering and synthesizing information, the term evaluation usually refers to the process of making judgments, assigning values or deciding on worth”. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, evaluasi merupakan kegiatan pemberian keputusan tercapai atau tidaknya suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dikuatkan oleh Remmers (1960: 8), “We evaluate because we must always be concerned with whether we are reaching the goals of our teaching efforts”. Asesmen merupakan proses pengumpulan informasi sedangkan evaluasi merupakan proses pemberian keputusan tentang bernilai atau tidaknya suatu objek berdasar informasi asesmen. Sehingga dapat dikatakan evaluasi merupakan produk dari asesmen. Bloom menyatakan, “Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine wether in fact certain changes are taking place in the learns as well as to determine the amount or degree of change in individual students” (Slameto, 2001: 5). Pengertian ini menyebutkan bahwa evaluasi memiliki tiga ciri utama. Ciri pertama evaluasi ialah mengukur perubahan yang diinginkan yaitu peningkatan kemampuan, baik kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik. Ciri kedua adalah adanya bukti-bukti yang dideskripsikan secara jelas yang dikumpulkan sebagai dasar penilaian. Ciri ketiga yaitu pengukuran kua ntitatif terhadap bukti-bukti yang telah dideskripsikan tersebut (Slameto, 2001: 5). Harjanto
(2006:
277)
menyatakan,
“Secara
umum
evaluasi
pengajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pe ndidikan Nasional pasal 57 ayat 1 yang berbunyi, “Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara
pendidikan
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan,
diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidika n”. Dapat dikatakan evaluasi digunakan untuk mengeta hui keberhasilan pendidikan. Dengan demikian evaluasi menempati posisi yang penting dalam pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Ruang lingkup dari evaluasi pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) evaluasi program pengajaran; (2) evaluasi proses pelaksanaan penga jaran; (3) evaluasi hasil belajar. Komponen-komponen evaluasi pendidikan tersebut saling terkait satu sama lain. Sehingga evaluasi yang dilakukan pada salah satu komponen akan berdampak pada komponen lainnya. Misalnya, hasil evaluasi pada hasil belajar siswa akan menentukan pelaksanaan pengajaran selanjutnya. Jika hasil belajar siswa kurang baik maka guru harus mengevaluasi efektivitas proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya (Anas Sudijono, 2005: 30).
3. Jenis dan Teknik Evaluasi a. Jenis Evaluasi Aunurrahman (2009: 221) membedakan jenis evaluasi hasil belajar menjadi tiga yaitu evaluasi formatif, sumatif dan diagnostik. 1) Evaluasi Formatif Evaluasi formatif adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir tiap pokok bahasan, satuan pelajaran maupun kompetensi. Evaluasi formatif biasanya dilaksanakan pada pertengahan program pembelajaran. Cangelosi (1995:2) menyatakan bahwa, ”Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang mempengaruhi rencana pelajaran guru”. Hal ini dikarenakan evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tenta ng tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Evaluasi formatif biasanya digunakan sebagai umpan balik bagi guru dan siswa. Seperti dijelaskan Linn dan Groundlund (2000: 41), ”Formative assessment is used to monitor learning progress during instruction. Its purpose is to provide continuous feedback to both student and teacher concerning learning successes and failure”. Umpan balik siswa dapat berupa penguatan bagi siswa yang berhasil dan remidiasi bagi yang gagal. Sedangkan umpan balik bagi guru berupa masukan untuk perbaikan dalam strategi mengajarnya. Jadi evaluasi formatif bukan untuk menentukan keberhasilan hasil belajar semata, tetapi juga untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 2) Evaluasi Sumatif Aunurrahman (2009: 222) menyatakan, “Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalam nya tercakup lebih dari satu pokok bahasan dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya”. Pendapat senada dikemukakan oleh Linn dan Gronlund (2000: 41), “Summative evaluation typically comes at the end of the course (or unit) of instruction”. Jadi evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan tiap akhir pembelajaran atau
semester. Evaluasi sumatif dirancang untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai. Linn dan Groundlund (2000: 41) menyatakan,“It is designed to determine the extent to which the instructional goals have been achieved and is used primarily for assigning course grades or for certifying student mastery of the intended learning outcomes”. Pendapat senada diungkapkan Saiffudin Azwar (2002: 11) yang menyatakan, “Fungsi sumatif adalah penggunaan tes prestasi untuk memperoleh
informasi
mengenai
penguasaan
pelajaran
yang
telah
direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran”. M ateri pada evaluasi sumatif harus mewakili semua bahan yang telah diajarkan agar semua tujuan pembelajaran dapat terukur. Tingkat keberhasilan evaluasi sumatif dapat dinyatakan dengan nilai, sertifikat, piagam dan sebagainya. 3) Evaluasi diagnostik Evaluasi diagnostik merupakan sala h satu cara untuk mengetahui kesulitan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru. Tes diagnostik bertujuan untuk mengetahui kesulitan atau bagian-bagian materi yang belum dikuasai siswa terhadap suatu pelajaran. Aunurrahman (2009: 222) menyatakan, “Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat”. M ateri evaluasi diagnostik umumnya ditekankan pada bahan tertentu yang biasanya sulit dipahami peserta didik. Hasil evaluasi ini memberikan informasi tentang kesulitan yang dialami peserta didik untuk kemudian dicarikan solusi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 tepat. Hasil evaluasi diagnostik dapat digunakan oleh guru untuk melakukan tindakan selanjutnya terhadap siswa. Siswa yang gagal dalam evaluasi diagnostik akan diberikan remidiasi, sementara yang lainnya dapat melakukan pendalaman atau penga yaan. b. Teknik Evaluasi Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat, jadi yang dimaksud denga n teknik e valuasi yaitu alat yang digunakan untuk evaluasi. Peserta didik merupakan individu yang memiliki karakter, latar belakang dan kemampuan beragam. Menyikapi perbedaan tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat mengukur kemampuan tiap individu secara akurat. Secara umum teknik evaluasi digolongkan menjadi dua yaitu teknik non tes dan tes. 1) Teknik Non Tes Hasil belajar mencakup sejumlah aspek, di mana setiap aspek tersebut memerlukan alat ukur yang berbeda. Teknik non tes merupakan alat evaluasi untuk mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan psikologi (Zainal Arifin, 2012: 152). Teknik non tes memiliki kedudukan yang penting dalam evaluasi, terutama dalam mengukur perubahan psikologi. Data yang dikumpulkan dari teknik tes saja belumlah lengkap dan tidak akan bermakna karena belum mencakup semua aspek hasil belajar. Pengukuran teknik non tes dapat menggunakan alat ukur yang beragam. Zainal Arifin (2012: 152) menyebutkan teknik non tes dapat berupa observasi, wawancara, skala sikap, daftar cek, skala penilaian, angket, studi kasus, catatan insidental, sosiometri dan inventori kepribadian. Anas Sudijono (2008: 76) menyatakan, Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan dengan melakuka n pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire) dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). Observasi merupakan cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis suatu objek yang akan diukur. Observasi sering digunakan sebagai alat ukur tingkah laku individu atau proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 terjadinya suatu kegiatan. Observasi dibedakan menjadi observasi parsipatif, non parsitipatif, eksperimental dan non eksperimental. Observasi parsitipatif yaitu observasi di mana observer melakukan penilaian dengan melibatkan diri secara langsung dengan orang atau kelompok yang sedang diamati. Observasi non parsitipatif yaitu observasi di mana observer hanya menjadi penonton yang tidak terlibat langsung dengan orang atau kelompok yang sedang diamati. Observasi ekperimental yaitu observasi yang dilakukan dalam situasi buatan atau rekayasa. Sedangkan observasi non eksperimental yaitu observasi yang dilakukan dalam situasi yang normal atau wajar (Anas Sudijono, 2008: 76). Wawancara merupakan cara pengambilan data dengan melakukan tanya jawab lisan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada dua je nis wawancara yaitu wawancara terpimpin dan tidak terpimpin. Wawancara terpimpin yaitu wawancara di mana evaluator berpegang pada panduan wawancara yang item pertanyaannya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan wawancara tidak terpimipin merupakan wawancara di mana evaluator menanyakan pertanyaan dengan bebas tanpa panduan wawancara (Anas Sudijono, 2008: 82). Angket merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis yang biasanya berhubungan dengan kepribadian dari responden. Oleh karena itu, angket sering digunakan untuk menilai hasil belajar afektif. Angket dapat berbentuk pilihan ganda dan skala sikap. Angket berbentuk pilihan ganda terdiri dari pernyataan tidak lengkap yang diikuti beberapa alternatif jawaban yang dapat melengkapi pernyataan tersebut. Angket berbentuk skala sikap terdiri dari pernyataan yang diikuti dengan skala kepribadian (Anas Sudijono, 2008: 84). Pemeriksaan dokumen merupakan cara menghimpun data melalui pemeriksaan dokumen-dokumen siswa yang berisi riwayat hidup, riwayat orang tua maupun lingkungan tempat tinggalnya. Informasi-informasi tersebut dapat direkam melalui dokumen berbentuk formulir yang telah diisi sebelumnya oleh siswa. Dengan demikian, kapan pun informasi-informasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 tersebut dapat digunakan sebagai bahan pele ngkap penilaian hasil belajar (Anas Sudijono, 2008: 90). 2) Teknik Tes Tes merupakan hal pertama yang diingat ketika membahas tentang penilaian hasil belajar. Tes sering digunakan dalam proses penilaian sehingga lambat laun tes menjadi identik dengan penilaian. Tes merupakan alat pengukuran terencana yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan bagi siswa memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan (Cangelosi, 1995:23). Airasian dan Russel (2008: 9) menyatakan,”A test is a formal, systematic procedure used to gather information about students achievement or other cognitive skills”. Anas Sudijono (2005: 66) mengungkapkan, ”Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan
dalam
rangka
pengukuran
dan
penilaian”.
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan tes merupakan prosedur untuk mengukur kemampuan siswa dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa istilah yang sering dijumpai dalam tes yaitu testing, testee, dan tester. Testing adalah waktu pelaksa naan tes. Testee adalah orang yang mengerjakan tes yang akan diukur baik dalam hal kemampuan, minat, bakat atau pencapaiannya. Sedangkan tester adalah pelaksana tes yang bertugas menyiapkan ruangan dan keperluan yang dibutuhkan, membagikan lembaran tes, menerangkan cara mengerjakan tes, mengawasi jalannya tes, memberikan tanda-tanda waktu, mengumpulkan pekerjaan testee dan mengisi berita acara yang diperlukan. Collins (2011: 32), menyatakan, ”Different assessment practices leads to different types of attitudes toward student learning, which can be traced back to theoritical perspectives”. Praktek asesmen yang berbeda menyebabkan berbagai jenis sikap belajar siswa yang berbeda pula. Perbedaan ini tampak dalam tujuan diadakannya tes, tujuan yang tidak jelas akan mengaburkan hasil pengukuran. Djemari Mardapi (2008: 72) menyebutkan ada delapan tujuan tes yang penting. Terkadang satu item tes dapat digunakan untuk beberapa tujuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Meski demikian tidak semua tes a kan memiliki efektivitas yang sama untuk semua tujuan.Tujuan tersebut antara lain (Djemari Mardapi, 2008: 72) (1) mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, (3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, (4) mengetahui hasil pengajaran, (5) mengetahui hasil belajar, (6) mengetahui pencapaian kurikulum, (7) mendorong peserta didik belajar, dan (8) mendorong pendidik mengajar yamg lebih baik dan peserta didik bela jar lebih baik Berdasarkan bentuk pertanyaannya tes dibagi menjadi dua kelompok yaitu tes esai dan tes objektif. Tes esai merupakan tes yang menuntut kreativitas, di mana peserta didik diharuskan mampu menyusun sendiri katakata dan kalimat-kalimat untuk merumuskan jawaban yang benar. Tes esai berupa pertanyaan tertulis yang membutuhkan uraian jawaban yang relatif panjang. Dalam pengerjaannya, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan menje laskan, membandingkan dan mengiterpretasikan materi yang dipelajari. Sehingga tes bentuk ini cocok digunakan untuk mengukur hasil belajar yang tingkat kognitifnya kompleks (Purwanto, 2009: 70). Tes esai meski mampu mengukur tingkat kognitif yang kompleks, namun memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tes esai yang pertama adalah tingkat subjektivitasnya tinggi. Penilai yang berbeda dapat memberika n penilaian yang berbeda pula meski jawaban yang dinilai sam a. Kelemahan kedua, tes esai membutuhkan jawaban yang panjang sehingga tidak memungkinkan menuliskan butir tes dalam jumlah yang banyak. Hal ini menyebabkan tes esai tidak representatif dalam mengukur kemampuan peserta didik. Kelemahan ketiga yaitu waktu pengoreksian yang lama. Guru harus mengoreksi jawaban peserta didik dengan hati-hati untuk menghindari adanya subjektivitas (Purwanto, 2009: 72). Purwanto (2009: 72) menyatakan, ”Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi ya ng diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia”. Artinya dalam tes objektif pokok soal telah mengandung kemungkina n jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta didik. Sedangkan Harjanto (2006: 279) menyatakan, ”Tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara objektif, dinilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama”. Jadi tes objektif mengandung dua unsur yaitu adanya informasi untuk menjawab tes dan dapat dinilai secara objektif. Tes objektif memiliki beberapa keunggulan dibanding jenis tes esai. Pertama, tes objektif memiliki tingkat objektivitas yang tinggi. Sebuah jawaban dalam tes objektif hanya memiliki satu kemungkinan yaitu benar atau salah. Dengan kata lain tingkat kebenaran tes objektif bersifat mutlak. Sehingga penilai yang berbeda akan memberikan nilai yang sama pada jawaban yang sama. Kedua, tes objektif didesain untuk waktu pengerjaan yang relatif singkat sehingga memungkinkan penulisan item tes dalam jumlah banyak. Hal ini berarti tes objektif bersifat lebih representatif mewakili materi pelajaran (Purwanto, 2009: 72). Kelemahan tes objektif yaitu tes jenis ini jarang digunakan untuk mengukur tingkat kognitif yang kompleks. Selama ini tes objektif lebih sering digunakan untuk mengukur tingkat kognitif rendah seperti mengingat, memahami dan menerapkan. Selain itu tes objektif memungkinkan adanya peluang
melakukan tebakan
(guessing)
yang
tinggi.
Unsur
guessing
menyebabkan hasil tes yang diperoleh kurang akurat dalam mengukur kemampuan peserta didik (Purwanto, 2009: 73). Namun demikian, penyusuna n tes objektif secara hati-hati dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada tes objektif itu sendiri. Anas Sudijono (2005: 107) membedakan tes objektif menjadi lima yaitu ”(1) tes objektif benar salah (true-false test); (2) tes objektif menjodohkan (matching test); (3) tes objektif melengkapi (completion test); (4) tes objektif isian (fill in test); (5) tes objektif pilihan ganda (multiple choice item test)”. Kelima bentuk tes objektif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Biasanya untuk pemilihan bentuk tes yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran dan waktu pengerjaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 4. Tes Objektif Pilihan Ganda Tes pilihan ganda merupakan salah satu jenis tes objektif. Tes pilihan ganda adalah tes yang jawabannya diperoleh dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediaka n (Djemari M ardapi, 2008: 71). Tes pilihan ganda menghadapkan kepada siswa antara empat sampai lima alternatif jawaban untuk setiap soal. Siswa diharuskan memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban tersebut yang dianggap benar berdasarkan dasar pemikiran tertentu. Anas Sudijono (2008: 119) mengelompokkan tes pilihan ganda menjadi delapan yaitu: “(1) model melengkapi lima pilihan; (2) model asosiasi dengan lima atau empat pilihan; (3) model melengkapi berganda; (4) model analisis hubungan antar hal; (5) model ana lisis ka sus; (6) model hal kecuali; (7) model hubungan dinam ik; (8) model pemakaian diagram, grafik, peta atau diagram”. Ada beberapa istilah yang terdapat dalam tes pilihan ganda antara lain stem, options, key, dan distraktor. Annie dan Alan H.S Chan (2009: 1) menyebutkan komponen tes pilihan ganda sebagai berikut: A multiple choice item usually consist of a stem which presents a problem situation and several alternatives which provide possible solutions to the problem. The stem may be a question or an incomplete statement. The alternatives include the correct answer and severa l plausible answers called distracters. Stem adalah bagia n pokok dari item tes yang merumuskan isi item tes. Stem bisa berbentuk pertanyaan, perintah maupun kalimat tidak sempurna. Pilihan-pilihan jawaban yang menyertai stem dinamakan options. Pilihan jawaban yang benar dinamakan key atau kunci jawaban. Sedangkan pilihan jawaban yang bertujuan mengecoh siswa dalam memilih ja waban yang benar dinama kan distraktor atau pengecoh. Jumlah pilihan jawaban dalam tes pilihan ganda bervariasi dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Jumlah pilihan jawaban untuk soal SD dan SMP adalah empat pilihan sedangkan untuk SMA dan sederajat yaitu lima pilihan (Balitbang, 2007: 14). Tes pilihan ganda banyak dipakai dan dikembangkan untuk ujian sekolah terutama pada ujian akhir semester dan ujian akhir sekolah. Tes pilihan ganda dipilih karena tes je nis ini cocok digunakan dalam situasi di mana jumlah peserta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 tes banyak, waktu pengerjaaan singkat dan cakupan materi yang diujikan banyak. Tes pilihan ganda juga mudah dalam hal koreksi sehingga mampu menunjukkan hasil penilaian dengan cepat. Nicol (2007: 53) menyatakan, “MCQ’s are seen as a way of enhancing opportunities for rapid feedback to students as well as a way of saving staff time in marking”.Tes pilihan ganda memberikan umpan balik yang cepat bagi guru sehingga menghemat waktu dalam analisis kemampuan peserta didik. Tes objektif pilihan ganda memiliki beberapa kebaikan yang tidak dimiliki tes jenis lainnya. Keunggulan-keunggula n tes objektif pilihan ganda adalah, (1) bentuknya lebih representatif dalam hal mencakup dan mewakili materi pembelajaran; (2) memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih objektif, baik dalam mengoreksi lembar jawaban soal, menentukan bobot skor, maupun dalam mene ntukan nilai akhirnya; (3) dari segi efisiensi waktu, mengoreksi tes objektif pilihan ganda jauh lebih c epat; (4) koreksi item tes dapat dilakukan oleh siapapun; (5) item tes jauh lebih mudah dianalisis, baik analisis dari segi tingkat kesukaran, daya pembeda, maupun reliabilitasnya (Anas Sudijono, 2008: 134). Penggunaan tes pilihan ganda dalam dunia pendidikan saat ini masih kurang optimal. Tes pilihan ganda seringkali dianggap hanya dapat digunakan untuk mengukur tingkat berpikir yang re ndah. Pada kenyataannya tes ini dapat pula digunaka n untuk mengukur tingkat berpikir tinggi. Arends (1998: 202) menyatakan, Multiple choice items are considered by most evaluation specialists to be the best kind of objective test item. Multiple choice items are rather robust in their use, and if ca refully constructed, they minimize guessing. Also, if appropriately written, multiple choice items can tap some types of higherlevel thinking and analytical skills. Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang paling baik. Penulisan item item pilihan ganda lebih sulit dibandingkan jenis tes lainnya. Namun apabila disusun dengan hati-hati, tes pilihan ganda selain dapat meminimalisasi tebakan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kognitif yang lebih tinggi dan kemampuan menganalisis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 5. Pengembangan Tes Pilihan Ganda Evaluasi teknik tes lebih dominan digunakan oleh guru untuk mengukur hasil belajar siswa dalam evaluasi hasil belajar di sekolah. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Di sekolah seringkali tes buatan guru yang disebut teacher made test digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Tes yang dibuat oleh guru terutama menilai kemajuan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam indikator pencapaian kompetensi. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran (Cartono, 2006: 155). Secara umum ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan, setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu (Anas Sudijono, 2005: 97). (1) tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional; (2) butir-butir soal tes harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan; (3) bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi; (4) tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan; (5) tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk memperoleh informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri. Dalam penilaian, untuk mendapatkan informasi yang akurat dibutuhkan tes yang handal. Tes tersebut harus memiliki bukti-bukti validitas, reliabilitas dan unsur-unsur tes yang berkualitas baik. Sehingga diperlukan suatu pengembangan yang m ampu menghasilkan tes yang memenuhi semua kriteria tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Djemari Mardapi (2008: 88) merumuskan pegembangan suatu tes harus melalui langkah-langkah sebagai berikut, “(1) menyusun spesifikasi tes; (2) menulis soal tes; (3) menelaah soal tes; (4) melakukan uji coba tes; (5) menganalisis butir soal; (6) memperbaiki tes; (7) merakit tes; (8) melaksanakan tes; (9) menafsirkan hasil tes”. Kedelapan langkah pengembangan tes tersebut merupakan suatu langkah hirarki yang harus dilakukan secara berurutan. Ole h karenanya dibutuhkan kesabaran dan kecermatan dalam mengembangkan tes. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup, “(1) menetapkan tujuan; (2) menyusun kisi-kisi; (3) memilih bentuk instrumen; dan (4) menentukan panjang instrumen” (Cartono, 2006: 158). Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak digunakan di sekolah yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif. Pengujian berbasis kemampuan dasar pada umumnya menggunakan tes diagnostik, formatif dan sumatif (Djemari Mardapi, 2008: 68). Kisi-kisi merupakan tabel matrik berisi spesifikasi item tes yang akan dibuat sebagai acuan bagi penulis. Dengan adanya kisi-kisi maka siapapun yang menulis item tes akan menghasilkan item yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes yaitu: “(1) menulis tujuan umum pelajaran; (2) membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan; (3) menentukan indikator; (4) menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan subpokok bahasan” (Djemari Mardapi, 2008: 91). Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumla h peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan (Djemari M ardapi, 2008: 91). Apabila jumlah peserta tes banyak, waktu singkat dan cakupan materi yang diujikan banyak maka tes objektif pilihan ganda sangat tepat digunakan. Kelebihan tes objektif pilihan adalah objektivitas penskoran tinggi karena sistem penskorannya jelas. Panjang tes ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatika n bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Ujian tertulis biasanya menggunakan waktu ujian 90 hingga 150 menit. Khusus untuk tes baku penentuan waktu ujian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 ditentukan berdasarkan hasil uji coba. Sedangkan tes untuk ulangan di kelas penentuan waktunya berdasarkan pengalaman guru mata pelajaran (Cartono, 2006: 159). Penulisan item tes merupakan la ngkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat.
Langkah penulisan item tes ini harus dilakukan secara hati-hati
karena akan mempengaruhi kualitas item tes. Kualitas tes keseluruhan sangat terpengaruh oleh tingkat kebaikan masing-masing item tes yang menyusunnya. Pertanyaa n ditulis sejelas mungkin sehingga jawaban yang diharapkan jelas pula (Djemari Mardapi, 2008: 93). Menelaah item tes merupakan tahapan yang dilakukan setelah item selesai disusun. Penelaahan diperlukan dengan asumsi mungkin saja terdapat kesalahan pada item tes, baik dari segi materi, konstruk maupun bahasanya. Telaah item tes sebaiknya dilakukan oleh orang lain karena seringka li kekurangan dari segi tata bahasa dan substansi tidak terlihat oleh pembuat tes. Akan lebih baik la gi jika telaah dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri dari para ahli yang secara bersama dalam tim menelaah atau mengoreksi item tes. Telaah seperti ini disebut juga telaah kualitatif (Djemari Mardapi, 2008: 95). Uji coba tes dilakukan sebelum item tes digunakan dalam tes sesungguhnya. Tes yang secara teori sudah baik harus diuji pula secara empirik agar didapatkan kepastian baik atau tidaknya tes tersebut. Uji coba ini dapat digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang tingkat kebaikan item tes yang telah disusun. Data hasil uji coba akan dipakai pada tahap selanjutnya dalam pengembanga n tes yaitu menganalisis item tes. Berdasarkan hasil analisis item tes akan diperoleh data empirik yang menunjukkan tingkat kebaikan item tes yaitu dengan melihat tingkat reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan sebagainya. Telaah pada tahap ini dilakukan secara empirik sehingga disebut juga telaah kuantitatif (Djemari Mardapi, 2008: 95). Item tes yang belum memenuhi standar yang ditetapkan akan direvisi pada tahap memperbaiki tes. Sedangkan item tes yang telah memenuhi standar akan langsung digunakan pada tahap selanjutnya. Item tes yang lolos pada tahap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 memperbaiki tes disusun untuk diteskan pada testee pada tahap merakit tes. Item tes yang telah dirakit menjadi kesatuan yang utuh digunakan dalam tes yang sesungguhnya. Pelaksanaan tes dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak ada siswa yang melakukan kecurangan agar hasil tes yang diperoleh akurat. Tahap menafsirkan hasil tes merupakan tahap di mana hasil tes ditafsirkan menjadi data kuantitatif yang berupa nilai (Djemari Mardapi, 2008: 97). Berdasarkan uraian tahapan pengembangan tes di atas diketahui bahwa item tes akan ditelaah dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. a. Telaah kualitatif Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro (2010: 182) menyatakan, “telaah kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh beberapa orang ahli (expert) seperti dosen pembimbing sebelum tes diujicobakan atau digunakan”. Dengan demikian telaah kualitatif dilakukan dengan mem inta pertimbanga n para pakar. Hasil telaah secara kualitatif sudah mewakili validitas isi suatu item soal (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 187). Telaah kualitatif dilakukan berdasarkan pemikiran yang rasional. Walaupun subjektif, namun yang terlibat merupakan seorang ahli pada bidang yang diukur dan dilakukan dalam suatu forum diskusi sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan (Djem ari M ardapi, 2008: 18). Popham (2008: 52) mengatakan,“Even though there are different ways of determining whether test based inferences are apt to be valid, the overriding focus is on the accuracy of an assessment based inference”. Hal yang terpenting dalam menentukan valid tidaknya item tes yang didasarkan pada pendapat ahli adalah keakuratan kesimpulan yang diambil oleh ahli tersebut.Telaah kualitatif yang dilakuka n oleh ahli, meliputi telaah terhadap aspek konstruksi, materi dan bahasa. 1) Aspek Materi Aspek
materi
berkaitan
dengan
substansi
keilmuan
yang
ditanyakan serta tingkat berpikir yang terlibat. Aspek materi yang ditelaah antara lain: “(1) soal sesuai indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda); (2) materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian se hari-hari tinggi); (3) pilihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 jawaban homogen dan logis; (4) hanya ada satu kunci jawaban” (Depdiknas, 2009: 5). 2) Aspek Konstruksi Aspek konstruksi berkaitan dengan penulisan soal. Depdiknas (2009: 5), dari segi konstruksi penulisan soal pilihan ganda harus memperhatikan beberapa hal berikut ini: (1) pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas; (2) rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja; (3) pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban; (4) pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda; (5) pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi; (6) gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi; (7) panjang pilihan jawaban harus relatif sama; (8) pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua jawaban di atas benar/salah” dan sejenisnya; (9) pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologisnya; (10) butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 3) Aspek Bahasa Aspek bahasa berkaitan dengan hal yang ditanyakan. Penulisan soal pilihan ganda harus memperhatikan aspek bahasa sebagai berikut: “(1) menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia; (2) menggunakan bahasa yang komunikatif; (3) tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat; (4) pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama kecuali merupakan satu kesatuan pengertia n” (Depdiknas, 2009: 6). b. Telaah Kuantitatif Telaah kuantitatif dapat dilakukan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan secara klasik dan modern. “Analisis butir soal secara klasik adalah
proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban
peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik” (Depdiknas, 2008: 11). Analisis secara klasik dila kukan dengan asumsi, “(1) tidak ada korelasi antara skor yang sebenarnya dan skor kesalahan; (2) sepanja ng tidak terjadi kesalahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 sistematik, maka tidak ada korelasi antara kesalahan acak pada suatu pengukuran dengan kesalahan acak pada ulangan pengukuran; (3) besarnya rerata kesalahan acak sama dengan nol” (Djemari M ardapi, 2008: 144). Menurut Millman dan Greene, “Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, dapat dilaksanakan sehari hari dengan cepat menggunakan komputer, murah, sederhana, familier dan dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel kecil” (Depdiknas, 2008: 11). Secara klasik analisis item tes meliputi reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh. a) Reliabilitas Reliabilitas secara umum dikenal sebagai ke handalan. Reliabilitas berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Linn dan Grounlund (2000: 107) menyatakan, “Reliability refers to the consistency of measurement; that is, how consistent tests scores or other assessment result are from one measurement to another”. Thorndike dan Hagen
menyatakan,
“Reliabilitas berhubungan dengan akurasi
instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang” (Purwanto, 2009: 154). Arends (1998: 199) menyatakan, “A test is considered reliable when it produces dependable, consistent scores for person who take it more than once over period of time”. Suatu tes jika memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap secara konsisten meski digunakan secara berulang maka dikatakan tes tersebut reliable. Sebagai alat ukur, tes harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Tes yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan belajar peserta didik karena tidak mengumpulkan informasi apapun. Cruickshank (1999: 257) menyatakan, “A test that lacks reliability produces scores that do not accurately reflect students understanding or ability due to some error in the test itself”. Apabila alat ukur yang digunakan tidak reliabel maka data hasil pengukurannya tidak dapat dipercaya karena adanya kemungkinan kesalahan pada tes itu sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Reliabilitas suatu item tes dapat ditentukan dengan berbagai metode. Purwanto (2009: 156) menyebutkan terdapat lima metode untuk mencari reliabilitas suatu tes yaitu metode Flanagan, Rulon, Kuder Richardson, Hoyt dan Alpha Cronbach. Metode yang biasa nya digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah yang dikemukakan ole h Kuder dan Richardson (rumus KR-20) sebagai berikut: KR
n
20
S2 S2
n 1
………………………………….. 3.1
dengan KR-20 : reliabilitas tes secara keseluruhan p
: proporsi subjek yang menjawab benar
q
: proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1- p) : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
: banyaknya item
S
: standar deviasi dari tes Keputusan suatu tes dinyatakan reliabel atau tidak didasarkan pada
koefisien reliabilitas tes tersebut. Koefisien reliabilitas harus diusahakan setinggi mungkin. Namun koefisien yang tidak tinggi dapat pula dinyatakan cukup reliabel dalam pengukuran tertentu asalkan tidak digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang bersifat individual. b) Taraf Kesukaran Taraf kesukaran adalah “angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab betul suatu soal” (Slameto, 2001: 218). Saiffudin Azwar (2002: 134) menyatakan, “Indeks kesukaran adalah ratio penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawab item”. Untuk menentukan taraf ke sukaran dari tiap item tes dapat digunakan rumus sebagai berikut: TK
n1 N
………………………………………………. 3.2
dengan TK : taraf kesukaran n1 : banyaknya peserta tes yang menjawab benar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 N
: jumlah peserta tes yang menjawab Lewis R. Aiken menyatakan, “Tingkat kesukaran soal adalah
peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang bia sanya dinyatakan dalam indeks” (Depdiknas, 2008: 11). Indeks taraf kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0,00 hingga 1,00. Semakin besar indeks taraf kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal tersebut. Item tes hasil belajar dinyatakan sebagai item yang baik apabila item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain taraf kesukaran item tersebut adalah sedang (Anas Sudijono, 2005: 370). Item tes yang cenderung mudah lebih tepat digunakan sebagai tes diagnostik. Item tes yang cenderung sulit lebih sesuai digunakan pada tes seleksi. Sedangkan item tes yang termasuk dalam interval sedang cocok digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 185). c) Daya Pembeda Daya pembeda item tes adalah kemampuan suatu item tes dapat membedakan antara siswa yang tidak atau kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan (Depdiknas, 2008: 13). Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro (2010: 185) mengartikan daya pembeda sebagai berikut, “Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah”. Berdasarkan pengertian tersebut daya pembeda dapat digunakan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dan pemahamannya terhadap materi. Penentuan daya pembeda item tes dapat dilakukan dengan indeks korelasi, diskriminasi, dan keselarasan item. Ada empat macam teknik korelasi ya ng biasa digunakan untuk menghitung daya pembeda, yaitu (1) teknik point biserial; (2) teknik biserial; (3) teknik phi; dan (4) teknik tetrachorik (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010:185). Teknik yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 sering dipakai utuk menentukan daya pembeda item tes adalah korelasi point biserial. Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro (2010: 185) menjelaskan, “Korelasi poin biserial (rpbis) adalah korelasi product moment yang diterapkan pada data di mana variabel-variabel yang dikorelasikan yang satu bersifat dikotomi dan yang lain bersifat nondikotomi”. Variabel bersifat dikotomi jika skor didalamnya hanya ada satu. Artinya item tes yang benar diberi skor satu sedangkan item tes yang salah diberi skor nol. Sedangkan Variabel non dikotomi adalah jumlah dari jawaban yang benar. Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumus point biserial sebagai berikut: rpbis
Mp
MT ST
p q
………....……………………………. 3.3
dengan M P : rata-rata skor kriteria yang menjawab benar M T : rata-rata skor kriteria yang menjawab salah S T : simpagan baku skor kriteria total p
: proporsi subjek yang menjawab benar terhadap semua subjek
q
:1–p Besarnya daya pembeda berkisar antara -1 sampai 1. Item tes yang
daya bedanya negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta tes. Tanda negatif menunjukkan bahwa item tes tersebut menyesatkan karena kelompok bawah menjawab benar sedangkan kelompok
atas menjawab
salah (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010:186). d) Efektivita s Pengecoh Purwanto (2009: 108) menyatakan, “Pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban”. Pengecoh diberika n dengan tujuan untuk menyesatkan peserta didik agar tidak memilih jawaban yang benar. Kualitas suatu item tes dapat dilihat dari efektivitas pengecohnya. Efektivitas pengecoh diartikan sebagai seberapa baik pilihan yang salah dapat mengecoh peserta tes yang memang tidak mengetahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 kunci jawaban yang tersedia. Oleh karenanya pengecoh sebaiknya dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban a gar dapat menjalankan fungsinya dengan baik (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 186). Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak dipilih oleh sejumlah peserta tes. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti pengecoh tersebut tidak berfungsi karena terlalu mencolok. Pengecoh yang demikian tidak akan efektif digunakan (Purwanto, 2009: 108). Saiffudin Azwar (2007: 143) menambahkan, “Distraktor yang tidak ada pemilihnya mungkin sekali disebabkan karena isinya yang tidak relevan atau kalimat yang tidak tersusun dengan baik sehingga tampak jelas sebagai pilihan yang salah”. Apabila pengecoh dipilih secara merata maka termasuk pengecoh yang sangat baik. Sedangkan apabila pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok atas dibanding kelompok bawah maka pengecoh tersebut menyesatkan.
Suharsimi Arikunto (2010: 206) menyatakan, “Suatu
distraktor dapat dikata kan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes”. Artinya jika pengecoh dipilih kurang dari 5% peserta tes maka pengecoh tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk memperoleh informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri. Dalam penilaian, untuk mendapatkan informasi yang akurat dibutuhkan tes yang handal, di mana tes tersebut harus memenuhi unsur-unsur tes yang berkualitas baik. Zaman (2010: 61) menyatakan, ”Tests play important role in giving feedback stakeholders in education on various aspects therefore quality of tests has always been hot issue since long; consequently literature is full of comprehensive discussion on validity, reliability and characteristics of quality assessment programs, so that to bring improvement in feedback”. Tes dengan kualitas yang baik akan menghasilkan umpan balik ya ng akurat sehingga dapat membawa perubahan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Unsur-unsur tes ya ng baik meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan efektivitas pengecoh. Sayangnya tidak semua guru merupakan spesialis dalam bidang penilaian sehingga tidak banyak dari mereka melakukan analisis terhadap instrumen penilaian yang digunakannya. Guru lebih sering menggunakan pengalam annya dalam menyusun tes daripada mengaplikasikan penilaian standar. Crisp dan Palmer (2007: 89) mengatakan: Academics are generally not specialists in the research discipline of assessment, and they do not routinely analyze their assessments using the accepted standards associated with validity and reliability. Academics tend to rely on the accumulated discipline-based history about what constitutes an acceptable assessment standard, rather than attempt to apply quantitative principles from another discipline, especially if there is uncertainty about how to apply these principles appropriately. Analisis item tes merupakan hal yang jarang dilakukan di Indonesia. Penyebab tidak dilakukannya analisis item tes oleh para pendidik dilatarbelakangi berbagai macam hal. Beban mengajar 24 jam serta adanya tugas tambahan dira sa terlalu berat bagi pendidik. “Ketentuan mengajar guru yang ditetapkan minimal 24 jam tatap muka justru mendorong berkembangnya guru yang tidak profesional” (Kompas, 2012: 12). Widodo (2010: 59) mengungkapkan lima hal yang melatarbelakangi tidak dilakukannya ana lisis item tes di Indonesia. Kelima hal tersebut adalah, Pertama, tidak ada tuntutan sehingga dapat diabaikan; kedua, tidak memiliki waktu luang karena jam mengajarnya penuh, sebab menganalisis butir soal memerlukan waktu ekstra yang banyak; ketiga, belum mengetahui manfaat dari menganalisis butir soal-soal tes, karena soal yang hampir sama untuk siswa tahun lalu hasilnya bagus tetapi untuk siswa tahun sekarang kurang memuaskan; keempat, tidak mengetahui cara-cara meganalisis butir soalsoal tes; dan kelima, bila soal yang telah dianalisis dan digunakan kembali untuk tes tidak bermanfaat karena sudah menjadi kebiasaan bahwa soal tes dibagikan kepada siswa dan siswa belajar dari soal tersebut. Zakaria menyatakan, “Salah satu penyebab peringkat anak Indonesia rendah adalah kemampuan guru dalam membuat tes masih rendah, sehingga pengukuran tidak akurat” (Suwarto, 2009: 42). Kemampuan pendidik dalam membuat item tes sangat diperlukan, dengan demikian item tes tersebut dapat digunakan mengukur kemampuan peserta didik dengan akurat. Namun hingga saat ini item tes yang ada di sekolah masih merupakan item pool, yaitu item tes
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 yang belum diketahui karakteristiknya, baik daya pembeda, taraf kesukaran maupun efektivitas pengecoh. Item tes demikian akan memberikan informasi kemampuan peserta didik yang bias sehingga informasi yang diperoleh masih diragukan kebenarannya (Suwarto, 2009: 43).
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian ini me ngambil bentuk soal pilihan ganda. Pemilihan bentuk soal pilihan ganda dikarenakan bentuk tes ini terbukti efektif digunakan dalam penilaian hasil belajar siswa. Isti Nafah (2010: 65) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Perbedaan Bentuk Tes Dalam Evaluasi Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Kemampuan Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan bentuk tes esai dan pilihan ganda terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Gerak Lurus. Uji lanjut anava menunjukkan bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan bentuk tes pilihan ganda memiliki kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan bentuk tes esai. Dari uji komparasi ganda diperoleh hasil bahwa penggunaan bentuk tes pilihan ganda dalam evaluasi hasil belajar Fisika siswa lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan bentuk tes esai terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak Lurus. Isti Nafah (2010: 65) menjelaskan perbedaan antara tes pilihan ganda dan tes esai dikarenakan siswa lebih sering diberikan diberikan tes-tes yang berbentuk pilihan ganda dalam evaluasi belajar mereka. Selain itu dalam bentuk tes pilihan ganda siswa diberikan beberapa pilihan jawaban yang dapat mengingatkan konsep-konsep yang pernah diajarkan guru dan memudahkan siswa menjawab soal-soal yang diberikan tersebut. Sedangkan penggunaan bentuk tes esai dalam evaluasi belajar menuntut jawaban yang lebih tepat dari siswa. Pengembangan tes kini mulai banyak dikembangkan oleh para praktisi pendidikan I Komang W erdhiana (2008: 5) dalam jurnal berjudul Pengembangan Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA yang bertujuan mengembangkan tes pemahaman konsep yang bermanfaat menguji pemahaman konsep siswa SM A tentang listrik arus searah telah mengembangkan tes pemahaman konsep (TPK)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 dan tes hitungan (TH). Berdasarkan penelitiannya diperoleh indeks kesukaran rata-rata P TPK hasil uji tahap I > 0,30, ini berarti TPK masuk kategori sedang. Sedangkan P TPK hasil uji tahap II < 0,30, ini berarti TPK masuk kategori sukar. Indeks pembeda rata-rata TPK versi terakhir < 0,40, masuk kategori cukup. Jadi kinerja daripada TPK masih kurang baik. Akan tetapi tes ini memenuhi validitas isi dan juga memenuhi kreteria koefisein biserial, yakni > 0,20 meski dapat dikatakan koefisien relibilitas TPK rendah.
C. Kerangka Berpikir Penilaian merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang sering digunakan dalam menilai kemampuan kognitif peserta didik yaitu dengan menggunakan tes. Untuk penilaia n sumatif, tes pilihan ganda merupakan tes yang tepat digunakan mengingat materi yang diujikan banyak dengan waktu pengerjaan yang sempit. Sayangnya selama ini masih ditemukan tes pilihan ganda yang tidak memenuhi kriteria dan layak dipakai mengukur kemampuan siswa. Dalam prakteknya ditemukan tes yang tidak memenuhi standar dan cacat. Kecacatan tes dapat dilihat dari tidak adanya pilihan jawaban yang benar serta pokok soal yang kurang jelas. M asih ditemukannya berbagai kesalahan menunjukkan bahwa tes tersebut tidak dikembangkan secara cermat dan hati-hati. Salah satu penyebab kecacatan item tes dikarenakan tidak adanya tahap ujicoba dan telaah sebelum tes digunakan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru tidak mempunyai waktu luang untuk melakukan telaah item tes secara mendalam. Akibatnya terkadang masih ada kesa lahan item tes yang lolos dari pengamatan guru. Ujicoba dan telaah item tes merupakan tahapan yang penting dalam pengembangan tes. Berdasarkan kedua tahapan inilah didapatkan informasi kelayakan suatu item tes mengukur kemampuan peserta didik. Dalam tahap telaah akan diperoleh kriteria tes yang diterima dan ditolak, hanya tes dengan kriteria diterima sajalah yang dapat digunakan dalam ujian yang sebenarnya. Menyikapi hal tersebut, maka peneliti akan mengembangkan tes pilihan kelas X SMA semester ganjil. Tes yang dikembangkan merupakan tes sumatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 yang akan diujikan pada akhir semester. Produk akhir pengembangan berupa perangkat tes yang memenuhi unsur-unsur tes yang baik sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat melalui kerangka berpikir pada Gambar 2.1 berikut: MASALAH - Ditemukan tes Fisika
yang
tidak memenuhi kriteria tes
SOLUSI
yang baik - Belum
banyak
pengembangan
dilakukan tes
yang Pengembangan Tes
memenuhi standar
Penyeleksian Tes
Tes Berkualitas Baik
Bank Soal Sekolah Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan Tes Fisika Pilihan Ganda Kelas X SMA Semester Ganjil sebagai berikut: 1. Bagaimanakah langkah-langkah mengembangkan tes pilihan ganda kelas X SM A Semester Ganjil? 2. Bagaimanakah hasil pengembangan tes pilihan ganda kelas X SM A Semester Ganjil?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan Penelitian
yang
dilaksanakan
merupakan
bentuk
penelitian
dan
pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk
pembelajaran
sehingga
diperoleh
suatu
perangkat
baru
atau
menyempurnakan perangkat yang telah ada. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan 4D oleh Thiagarajan, Sammell dan Sammell.
B. Prosedur Pengembangan Prosedur penelitian dan pengembangan memaparkan prosedur yang ditempuh untuk membuat produk. Model pengembangan 4D terdiri dari empat tahap yaitu tahap define, design, develop, dan disseminate. 1. Tahap Define Pada tahap
define atau pendefinisian dilakukan pengumpulan
informasi melalui analisis kebutuhan, analisis Standar Kompetensi dan analisis Kompetensi Dasar. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan data hasil wawancara dan telaah kualitatif tes buatan guru. Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dilakukan berdasarkan pertimbangan ahli. 2. Tahap Design Pada tahap design atau perancanga n disusun sejumlah item tes sehingga diperoleh paket rancangan soal. Tahap design meliputi: a.
Menentukan Tujuan Tes Ditinjau dari tujuannya, tes dibedakan menjadi tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.
b.
Menentukan Bentuk Tes Pemilihan bentuk tes berdasarkan pertimbangan jumlah peserta tes, waktu pengerjaan, dan cakupan materi yang diujikan. 38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 c.
Menentukan Panjang Tes Panjang tes ditentukan oleh waktu pengerjaan dengan memperhatikan cakupan materi tes dan tingkat kelelahan peserta tes.
d.
Penulisan Kisi-Kisi Kisi-kisi merupakan tabel matrik berisi spesifikasi item tes yang akan dibuat sebagai acuan bagi penulis. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis tes, sehingga siapapun yang menulisnya akan menghasilkan item tes yang isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Tedapat empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes yaitu: 1) Menulis tujuan umum pelajaran 2) Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan 3) Menentukan indikator 4) Menentukan jumlah item tes tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan
e.
Penulisan Item Tes Penulisan item tes merupakan langkah menjabarkan indikator tes menjadi item tes yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. Penulisan item berpedoman pada kaidah penulisan tes sesuai standar yang telah ditetapkan.
3. Tahap Develop Pada tahap ini item tes pada paket rancangan soal ditelaah oleh para ahli. Telaah item tes berdasarkan tiga aspek yaitu aspek materi, konstruksi dan bahasa. Item tes yang sudah direvisi berdasarkan masukan ahli kemudian diujicoba dalam kelompok kecil untuk melihat tingkat keterbacaan item tes tersebut. Tahap selanjutnya yaitu item tes diujicoba pada subjek yang jumlahnya lebih banyak dengan melakukan uji coba kelompok besar. Data yang diperoleh pada uji coba kelompok besar akan dianalisis secara kuantitatif. Pada akhir tahap develop item tes yang dinyatakan diterima dirakit menjadi perangkat tes Fisika kelas X SM A semester ganjil. Langkah selanjutnya produk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 akhir berupa tes Ujian Akhir Semester Fisika Kelas X SMA Semester Ganjil diujicoba kembali untuk mengetahui parameter tesnya. 4. Tahap Disseminate Tahap disseminate merupakan tahap di mana hasil pengembanga n berupa produk akhir didistribusikan secara luas. Pendistribusian dapat berupa seminar, workshop maupun melalui bank soal. Namun pada penelitian untuk mahasiswa setingkat S1 tahap disseminate tidak dilakukan karena memerlukan biaya besar dan waktu yang lama.
C. Uji Coba Produk Uji coba dilakukan setelah rancangan soal selesai. Uji coba rancangan soal memiliki dua tujuan yaitu mengetahui kelayakan item tes yang dibuat dan mengetahui sejauh mana item tes dapat mencapai tujuan. Pada penelitian dan pengembangan ini dilakuka n uji coba rancangan soal sebagai berikut: 1. Uji Ahli Uji ahli dilakukan ole h tiga ahli yang berbeda yaitu ahli materi, konstruksi dan bahasa. Tiap ahli menelaah dan melakukan analisis kualitatif terhadap rancangan soal. Ahli dipilih berdasarkan kriteria keahlian yang dimiliki sebagai berikut: a. Ahli M ateri Ahli materi minimal merupakan lulusan S2 dalam bidang sains dan pernah melakukan penelitian tentang hal yang bersangkutan. b. Ahli Konstruksi Ahli konstruksi minimal merupakan lulusan S2 dalam bidang evaluasi pembelajaran Fisika dan telah melakukan penelitian tentang hal yang bersangkutan. c. Ahli Bahasa Ahli bahasa minimal merupakan lulusan S2 evaluasi pembelajaran dan memiliki pengalaman dalam hal penyuntingan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 2. Uji Coba Kelompok Kecil Pada tahap ini uji coba rancangan soal dilakukan dengan mengambil subjek coba yang terdiri dari 5 teman sejawat yang juga mela kukan pengembangan tes. Subjek coba merupakan seseorang yang pernah mendapatkan dan menguasai materi Fisika dasar serta teknik evaluasi. 3. Uji Coba Kelompok Besar Uji coba pada tahap ini dilakukan kepada sejumla h peserta didik. Uji coba kelompok besar dilaksanakan di SM A Negeri 1 Kartasura.. Subjek coba merupakan siswa kelas XE dan XF yang telah menyelesaikan materi yang diujikan.
D. Desain Uji Coba Uji coba dilaksanakan secara bertahap melalui tiga tahapan. Tahap pertama yaitu item tes ditelaah oleh ahli dalam hal kesesuaian dengan aspek materi, konstruksi dan bahasa. Item tes yang belum memenuhi criteria baik oleh para ahli selanjutnya akan direvisi. Tahap kedua item tes yang telah direvisi diujicobakan pada kelompok kecil. Apabila hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa terdapat item tes yang kurang sempurna maka item tes tersebut direvisi kembali. Tahap ketiga item tes diujicobakan pada kelompok besar yaitu siswa kelas X SM A Negeri 1 Kartasura. Pada tahap ini item te s dianalisis secara kuantitatif dan diputuskan ke dalam kategori item tes yang diterima, direvisi atau ditolak. Hasil akhir dari proses ujicoba ini berupa perangkat tes Fisika kelas X SMA semester ganjil. Skema desain uji coba pengembangan tes dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Rancangan soal
Uji ahli
Revisi I
Uji coba kelompok kecil
Revisi II
Uji coba kelompok besar
Revisi III
Produk akhir Gambar 3.1 Skema Desain Uji Coba Pengembangan Tes
E. Subjek Coba, Waktu dan Tempat Penelitian Subjek coba dalam penelitian dan pengembangan ini adalah siswa kelas XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura. Kelas yang dipakai sebagai subjek coba merupakan kelas rataan tengah. Waktu penelitian adalah Juli sampai Desember 2011. Tempat penelitian pada uji coba kelompok besar yaitu di SM A Negeri 1 Kartasura. Pemilihan tempat pemilihan berdasarkan observasi awal yang menunjukkan bahwa SMA Negeri 1 Kartasura merupakan salah satu sekolah Tingkat Menengah Atas yang menjadi tolok ukur pendidikan di Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 F. Jenis Data Dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa kategori-kategori dan data kuantitatif berupa angka-angka. 1.
Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil penelaahan item tes oleh ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli konstruksi, dan ahli bahasa.
2.
Data kuantitatif Data yang dikumpulkan berupa hasil tes untuk kemudian dianalisis tingkat reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh.
G. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian dan pengembangan ini digunakan beberapa jenis instrumen pengumpulan data, yaitu : 1.
W awancara W awancara merupakan cara menghimpun data dengan melakukan tanya jawab lisan dengan narasumber. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang dilakukan menggunakan wawancara terpimpin. Evaluator telah menyiapkan bahan wawancara secara matang dengan berpedoman pada pedoman wawancara yang digunakan untuk mengetahui fakta di lapangan. Subjek wawancara yaitu guru Fisika Sekolah Menengah Atas.
2.
Lembar penelaahan item tes Lembar penelaahan item tes ini digunakan untuk menelaah item tes secara kualitatif. Lembar penelaahan berisi pernyataan mengenai aspek materi, konstruksi dan bahasa. Pene laah ahli cukup memberi tanda ( ) pada nomor item tes yang sesuai dengan pernyataan yang diberikan.
3.
Tes kognitif siswa Hasil tes kognitif siswa dapat dilihat berdasarkan lembar jawab yang dikerjakan siswa. Hasil tersebut memberikan informasi berupa angka-angka yang selanjutnya ditelaah secara kuantitatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 H. Teknik Analisis Data Setela h rancangan soal selesai dibuat kemudian rancangan tersebut akan diujicobakan untuk kemudian dianalisis tiap itemnya. Telaah data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu telaah kualitatif dan kuantitatif. 1.
Telaah Kualitatif Telaah kualitatif dilakukan dengan mem inta pertimbangan para ahli. Telaah kualitatif dilakukan oleh ahli, meliputi telaah aspek materi, konstruksi dan bahasa. Penelahan dilakukan menggunakan lembar telaah yang berisi kriteria-kriteria tertentu. Setelah lembar telaah diisi dengan cara menelaah tiap item tes, kemudian dilanjutkan dengan menetapkan item tes tersebut diterima, direvisi atau ditolak dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Item tes diterima yaitu item tes yang karakteristiknya memenuhi semua kriteria yang ada
b.
Item tes direvisi yaitu item tes yang karakteristiknya tidak memenuhi kriteria minimal pada aspek materi selain poin nomor 1 dan 4, pada aspek konstruksi maksimal tiga kriteria, sedangkan pada aspek bahasa tidak sesuai hanya satu kriteria saja.
c.
Item tes ditolak yaitu item tes yang karakteristiknya tidak memenuhi semua kriteria penilaian pada aspek materi poin nomor 1 dan 3, pada aspek konstruksi lebih dari tiga kriteria, sedangkan pada aspek bahasa tidak sesuai lebih dari satu kriteria yang ditentukan.
2.
Telaah Kuantitatif Pada pengembangan ini digunakan telaah kuantitatif secara klasik. Telaah kuantitatif dilakukan menggunakan program Micrososft Excell. Karakteristik item tes yang ditelaah secara kuantitatif yaitu reliablitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Analisis reliabilitas merupakan analisis untuk keseluruhan item tes, bukan untuk reliabilitas tiap item. Sedangkan analisis taraf kesukaran, daya pembeda dan e fektivitas pengecoh merupakan analisis untuk tiap item tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 a. Reliabilitas Reliabilitas suatu tes adalah kemampuan suatu tes untuk memberikan hasil yang relatif ajeg atau tetap bila digunakan pada waktu atau tempat yang berlainan. Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (rumus K-R 20). Hasil perhitungan kemudian dianalisis untuk menetukan tingkat reliabilitas item tes dengan beberapa kriteria sebagai berikut: -1
KR - 20
0,20
: reliabilitas tes sangat rendah
0,21
KR - 20 0,40
: reliabilitas tes rendah
0,41
KR - 20 0,70
: reliabilitas tes sedang
0,71
KR - 20 0,90
: reliabilitas tes tinggi
0,91
KR - 20 1,00
: reliabilitas tes sangat tinggi (Masidjo, 2006: 209)
b. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran adalah angka yang menunjukan proporsi siswa yang menjawab betul suatu item tes. Taraf kesukaran item tes dapat ditentukan berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran dengan ketentuan sebagai berikut: 0,0
TK < 0,3
: item tes sukar
0,3
TK
0,7
: item tes sedang
0,7
TK
1
: item tes mudah (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 185)
c. Daya Pembeda Daya pembeda item adalah kemampuan suatu item tes untuk dapat membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan yang kemampuannya rendah. Penentuan daya pembeda item tes dihitung menggunakan rumus point biserial. Indeks daya pembeda item tes diklasifikasikan sebagai berikut: -1
r pbis
0,1
: item tes tidak diterima
0,1 < r pbis
0,3
: item tes direvisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 0,3
rpbis
1
: item tes diterima (Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro, 2010: 186)
d. Efektivita s Pengecoh Suatu pengecoh berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali berarti pengecoh tersebut tidak berfungsi. Sedangkan bila pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok atas dibanding kelompok bawah maka pengecoh tersebut menyesatkan. e. Penggolongan Kriteria Item Tes Berdasarkan hasil telaah kuantitatif akan diputuskan item tes yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik. Kategori item tes diterima, direvisi, atau ditolak dapat diputuskan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Item tes diterima Item tes diterima apabila karakteristik item tes memenuhi semua kriteria. Item tes yang yang terlalu sukar atau terlalu mudah, tetapi memiliki daya beda dan distribusi pengecoh yang memenuhi kriteria maka item tes tersebut dapat diterima. 2) Item tes direvisi Item tes direvisi apabila sa lah satu atau lebih dari ketiga kriteria karakteristik item tes tersebut tidak memenuhi kriteria 3) Item tes ditolak Item tes ditolak jika item tes tersebut memiliki karakteristik yang tidak memenuhi semua kriteria.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan 4D yang telah disesuaikan. Namun demikian, pada penelitian ini hanya dilakukan tiga tahap pengembangan yaitu define, design dan develop. Ketiga tahapan tersebut diperinci lagi menjadi langkah-langkah yang lebih spesifik. 1. Tahap Define Tahap define merupakan tahap di mana dilakukan pendefinisian terhadap masalah yang dihadapi. Pada tahap inilah masalah-masalah yang muncul dirumuskan dan dic ari solusinya. Pada penelitian ini tahap define meliputi analisis kebutuhan, analisis standar kompetensi dan analisis kompetensi dasar. a. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui dan menetapkan masala h dasar
yang
dihadapi
dalam
evaluasi
sehingga
diperlukan
suatu
pengembangan tes. Dalam penelitian ini analisis kebutuhan meliputi hasil wawancara dan hasil analisis tes buatan guru. 1) Hasil Wawancara a) Waktu evaluasi Wawancara merupakan salah satu cara untuk menggali informasi mengenai masalah yang mungkin muncul dalam pendidikan. Pada penelitian ini wawanc ara dilakukan dengan tiga nara sumber yang mengajar sekolah menegah atas di Wilayah eks-Karesidenan Surakarta. Nara sumber pada penelitian ini yaitu guru SM A Negeri 2 Sukoharjo, guru SMA Negeri 4 Surakarta dan guru SMA Negeri 3 Surakarta. Berdasarkan ketiga nara sumber evaluasi sekolah diadakan pada akhir tiap kompetensi dasar dan periode tertentu. Evaluasi pada akhir tiap kompetensi dasar dilaksanakan selama selang waktu satu semester. 47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Pada pertengaha n semester diadakan evaluasi berupa Ujian Tengah Semester (UTS) dan pada akhir semester diadakan Ujian Akhir Semester (UAS). Pada SMA Negeri 3 Surakarta selain ulangan harian, UTS dan UAS terdapat juga ulangan pagi yang diadakan sebelum jam pelajaran dimulai. Ulangan pagi dilakukan tiga kali dalam satu semester yaitu ulangan pagi 1, ulangan pagi 2 dan ulangan pagi 3 b) Teknik evaluasi Teknik evaluasi yang dipakai oleh ketiga nara sumber yaitu tes. Tes yang digunakan dalam ujian berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes yang diujikan merupakan tes buatan guru baik dibuat secara individu maupun tim. Pada SMA Negeri 2 Sukoharjo soal tes ulangan harian merupakan item tes yang dibuat oleh guru mata pelajaran, sedangkan soal UTS dan UAS dibuat oleh tim M GM P Sukoharjo. Pada SM A Negeri 3 Surakarta dan SM A Negeri 4 Surakarta soal ulanga n harian dibuat oleh guru mata pelajaran, sedangkan soal UTS dan UAS merupakan hasil kerja tim sekolah yang melibatkan dua atau tiga guru yang mengajar pada tingkat yang sama c) Waktu penyusunan tes Pembuatan item tes dapat berdasarkan materi (content base) maupun kompetensi (competency base). SM A Negeri 3 Surakarta dan SM A Negeri 4
Surakarta mendasarkan
pembuatan soal pada
kompetensi yang akan diukur berdasarkan indikator tes. Kedua guru tersebut membuat indikator tes sebelum kegiatan belajar mengajar, namun demikian indikator tes berbeda dengan indikator RPP. Lebih la njut guru SM A Negeri 3 Surakarta biasanya menambahkan beberapa indikator RPP ke dalam indikator tes sehingga ada beberapa item tes yang juga tercantum dalam RPP. Sedangkan guru SM A Negeri 2 Sukoharjo dalam pembuatan item tes menitikberatkan pada materi yang telah diajarkan. Hal ini dikarenakan indikator tes dibuat setelah mengajar sehingga indikator disesuaikan dengan kompetensi dan materi yang sudah diajarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 d) Bentuk dan panjang tes Bentuk item tes yang digunakan dalam evaluasi ketiga sekola h tersebut adalah pilihan ganda dan uraian. Pada ulangan harian, item tes uraian lebih banyak dipakai karena mampu menunjukkan tingkat pemahaman siswa. Pada SMA Negeri 2 Sukoharjo soal ulangan harian dapat berbentuk pilihan ganda atau uraian. Jika soal ulangan haria n berbentuk pilihan ganda maka jumlah item tesnya 20 hingga 30. Sedangkan jika berbentuk uraian jumlah item tesnya 5 hingga 10. Dengan waktu pengerjaan 90 menit, baik untuk item tes pilihan ganda maupun uraian. Soal UTS di SMA Negeri 2 Sukoharjo terdiri dari 10 item tes isian singkat dan 5 uraian dengan waktu pengerjaan 120 menit. Sedangkan soal UAS di SMA Negeri 2 Sukoharjo terdiri dari 40 hingga 45 item tes pilihan ganda dengan waktu pengerjaan 120 menit. SM A Negeri 3 Surakarta dan SM A Negeri 4 Surakarta menggunakan bentuk item tes pilihan ganda dan uraian pada soal UTS dan UAS. Soal UTS pada SMA Negeri 3 Surakarta terdiri dari 30 item tes pilihan ganda dan 5 uraian dengan lama pengerjaan 120 menit. Sedangkan soal UAS terdiri dari 40 item tes pilihan ganda dan 5 uraian dengan lam a pengerjaan 120 menit. Soal UTS dan UAS di SMA Negeri 4 Surakarta terdiri dari 35 item tes pilihan ganda dan 5 uraian dengan lam a pengerjaan 120 menit. e) Proporsi ranah kognitif Soal evaluasi pada mata pelajaran Fisika biasanya terdiri dari dari soal konsep dan hitungan dengan proporsi yang disesuaikan dengan kompetensi yang diukur. Pada SMA Negeri 2 Sukoharjo, dalam satu paket soal ulangan terdiri dari 50% soal konsep dan 50% soal hitungan. Paket soal ulangan SMA Negeri 3 Surakarta terdiri dari 40% soal konsep dan 60% soal hitungan. Sedangkan pake t soal ulangan SM A Negeri 4 Surakarta terdiri dari 30% soal konsep dan 70% soal hitungan. Persentase ranah kognitif yang digunakan pada ketiga sekolah tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 sama besar yaitu 25% soal tipe C1 dan C2; 50% soal C3 dan C4; 25% soal C5 dan C6. f) Tindak lanjut terhadap tes yang dibuat guru Hasil wawancara menunjukkan bahwa ketiga nara sumber tersebut tidak melakukan tindak lanjut terhadap tes yang telah dibuatnya. Ketiga nara sumber tidak melakukan analisis terhadap item tes yang telah diujikan. Ketiga nara sumber hanya melakukan penilaian akhir terhadap lembar jawab siswa. Analisis item tes tidak dilakukan dengan alasan ketiga nara sumber tidak memiliki waktu. Selain itu, setiap tahun ketiga nara sumber selalu membuat item tes yang baru karena khawatir adanya kebocoran soal. Ketiga sekolah tersebut memiliki kebijakan memberikan lembar soal kepada peserta tes untuk dipelajari kembali. Jadi meski soal ulangan selalu didokumentasikan namun kemungkinan mengujikannya kembali sangat kecil sehingga tidak dibutuhkan analisis item tes. 2) Hasil Analisis Tes Buatan Guru Pada tahap define dilakukan analisis terhadap item tes buatan guru. Analisis dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui parameter kualitatif tes tersebut. Paket soal yang dianalisis adalah paket soal Ujian Akhir Semester Gasal SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 40 item tes sebanyak 82,5% item tes direvisi dan sisanya 17,5% item tes tergolong baik. Revisi yaitu dalam hal tata letak, tata tulis, bahasa dan kejelasan gambar. Kesalahan yang sering muncul adalah tata letak item tes yang tidak tidak rapi. Pada paket soal tersebut, pillihan jawaban disusun secara mendatar bukannya vertikal ke bawah. Tata letak yang demikian memungkinkan peserta tes keliru dalam memilih jawaban. Pada pokok soal juga terdapat gambar yang kurang jelas dan keterangannya kurang le ngkap sehingga dapat membingungka peserta tes. Tabel 4.1 berikut menunjukkan kategori item tes berdasarkan hasil analisis kualitatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Sedangkan hasil analisis kualitatif secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3 Halaman 96. Tabel 4.1 Kategori Hasil Analisis Kualitatif Item Tes Buatan Guru Jumlah No Kategori No Soal Soal 1. Diterima 16, 29, 31, 34, 35, 36, 37 7 2. Direvisi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 33 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 38, 39, 40 3. Ditolak 0 Jumlah 40 b. Analisis Standar Kompetensi Analisis standar kompetensi bertujuan untuk mengetahui isi dari standar kompetensi tersebut. Dengan mengetahui isinya maka dapat drumuskan kompetensi standar yang harus dimiliki peserta didik. Pada tahap define terdapat dua standar kompetensi yang dianalisis. Kedua standar kompetensi ini merupakan acuan dalam menyusun soal Fisika SM A kelas X semester ganjil, yaitu: 1) menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya; 2) menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika. Hasil analisis terhadap kedua standar kompetensi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4 Halaman 105. c. Analisis Kompetensi Dasar Standar
kompetensi
“menerapka n
konsep
besaran
Fisika
dan
pengukurannya” dibagi menjadi dua kompetensi dasar yaitu 1) mengukur besaran Fisika; 2) melakukan penjumlahan vektor. Sedangkan standar kompetensi “menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika” dibagi menjadi tiga kompetensi dasar yaitu: 1) menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan; 2) menganalisis besaran Fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan; 3) menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinam ika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan. Kelima kompetensi dasar ini mewakili materi dalam mata pelajaran Fisika kelas X SMA. Kelima materi tersebut yaitu Besaran dan Satuan, Vektor, Gerak Lurus, Gerak Melingkar dan Dinamika Gerak. Pada ta hap define kelima kompetensi dasar tersebut kemudian dianalisis sebagai bahan pengembangan indikator tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Hasil analisis terhadap kelima kompetensi dasar tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4 Halaman 105.
2. Tahap Design Tahap design merupakan tahap di mana rancangan soal dibuat. Rancangan soal yaitu item tes yang tidak diketahui parameter tesnya sehingga belum teruji keandala nnya. Item tes yang belum teruji secara kualitatif dan kuantitatif tidak akurat digunakan sebagai alat ukur kemampuan peserta tes. Oleh karenanya pada tahap ini item tes yang disusun masih merupakan bahan mentah. Tahap design meliputi menentukan tujuan tes, menentukan bentuk tes, menetukan panja ng tes, pengembangan indikator tes, penyusunan kisi-kisi dan penulisan item tes. a. Menentukan Tujuan Tes Pada penelitian ini, tes yang dibuat adalah tes sumatif yang bertujuan untuk menentukan keberha silan belajar peserta didik untuk mata pelajaran Fisika. Tes sumatif diberikan pada akhir semester atau akhir program pembelajaran. b. Menentukan Be ntuk Tes Penelitian ini menggunakan bentuk tes objektif pilihan ganda dengan lima piliha n jawaban. Pemilihan bentuk tes pilihan ganda berdasarkan pertimbangan jumlah peserta tes banyak, waktu pengerjaan sempit, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Dalam penelitian ini cakupan materi yang diujikan melingkupi materi yang diajarkan di kelas X Sekolah M enengah Atas pada semester ganjil. c. Menentukan Panjang Tes Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjaka n te s bentuk pilihan ganda adalah 2-3 menit untuk tiap item tes. Dengan pertimbangan tersebut pada penelitian ini dibuat berkisar item tes sebanya k 12 hingga 60 item dengan waktu pengerjaan 30 hingga 120 menit. Lamanya waktu pengerjaan disesuaikan dengan banyaknya item soal yang diujika n pada tiap materi pelajaran. Paket soal Besaran dan Satuan banyaknya item
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 tes yaitu 42 item dengan waktu pengerjaan 100 menit. Paket soal Vektor banyaknya item tes yaitu 15 item dengan waktu pengerjaan 30 menit. Paket soal Gerak Lurus banyaknya item tes yaitu 60 item dengan waktu pengerjaan 120 menit. Paket soal Gerak Melingkar banyaknya item tes yaitu 12 item dengan waktu pengerjaan 30 menit. Paket soal Dinamika Gerak banyaknya item tes yaitu 14 item dengan waktu pengerjaan 30 menit. d. Pengembangan Indikator Tes Indikator tes dikembangkan berdasarkan hasil analisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Indikator tes merupakan dasar
penyusunan item tes yang akan diujikan. Pada penelitian ini telah disusun 47 indikator tes dari lima kompetensi dasar. Tabel 4.2 menunjukkan jumlah indikator
tes
yang
dikembangkan
tiap
kompetensi
dasar.
Hasil
pengembangan indikator tes dapat dilihat pada Lampiran 5 Halaman 109. Tabel 4.2 Jumlah Indikator Tes Tiap Kompetensi Dasar No
Kompetensi Dasar
1. 2. 3.
Mengukur besaran Fisika. Melakukan penjumlahan vektor. Menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan. Menganalisis besaran Fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan. Jumlah
4. 5.
Jumlah Indikator Tes 16 5 12 6 7 47
e. Penyusunan Kisi-Kisi Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi item te s yang disusun. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis item tes, sehingga siapapun yang menulis item tes akan menghasilkan item yang isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Kisi-kisi item tes pada penelitian ini dibuat tiap paket soal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 f. Penulisan Item tes Penulisan item tes didasarkan pada indikator dan kisi-kisi yang telah dibuat. Penulisan item tes merupakan langkah penjabaran indikator menjadi item tes yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisikisi. Penulisan item tes didasarkan pada pedoman penulisan item tes pilihan ganda yang memuat tiga a spek yaitu aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Secara keseluruhan pada tahap ini telah disusun 144 item tes. Item tes dibuat tiap bab yaitu 43 item tes bab Besaran Dan Satuan, 15 item tes bab Vektor, 60 item tes bab Gerak Lurus, 12 item tes bab Gerak M elingkar dan 14 item tes bab Dinamika Gerak. Item tes tiap bab tersebut kemudian akan disusun menjadi satu perangkat tes Ujian Akhir Semester Fisika kelas X SMA Semester Ganjil yang terdiri dari 50 soal dengan alokasi waktu pengerjaan 120 menit.
3. Tahap Develop Tahap
develop
merupakan
tahap
dilakukannya uji kelayaka n
rancangan soal yang telah dibuat. Pada tahap ini uji coba dilakukan sebanyak tiga kali yaitu uji ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil uji coba dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui parameter item tesnya. a. Uji Ahli Uji ahli merupakan tahap validasi terhadap isi item tes secara kualitatif atau disebut juga validitas isi. Uji ahli disebut pula sebagai telaa h kualitatif. Hal ini dikarenakan pada tahap ini dilakukan pene laahan secara kualitatif oleh para ahli berdasarkan pengetahuan dan pengalaman ahli tersebut. Telaah kualitatif penelitian ini menggunakan lembar penelaahan berupa daftar cek di mana tiap ahli akan memberi tanda cek ( ) pada item
tes yang telah memenuhi kriteria. Hasil revisi telaah kualitatif ahli tiap item tes dapat dilihat di Lampiran 11 Halaman 137.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Tabel 4.3 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Besaran dan Satuan No
Kategori
No Soal
1. 2.
Diterima Direvisi
3.
Ditolak
9, 41 1, 2. 3. 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42 Jumlah
Jumlah Soal 2 40
0 42
Pada tahap uji ahli dilakukan telaah oleh tiga ahli dalam bidang pendidikan yaitu ahli materi, konstruksi dan bahasa. Hasil telaah dari ketiga ahli tersebut berupa judgment yang akan menentukan lolos tidaknya suatu item tes secara kualitatif. Judgment para ahli dijadikan referensi dalam merevisi item tes. Kemudian item tes yang telah direvisi dikonsultasika n kembali kepada ahli. Hasil revisi item tes dapat dilihat pada Lampiran 11 Halaman 137. Hampir semua item tes pada tahap uji ahli mengalami revisi. Sebanyak 125 item tes dari 144 item tes pada rancangan soal harus direvisi. Artinya soal yang m engalam i revisi sebesar 86,8%. Sedangkan item tes yang ditolak ada satu item atau 0,7%. Item tes yang diterima yaitu sebanyak 19 item atau 12,5%. Hal ini menunjukkan bahwa penulisan rancangan soal kurang cermat sehingga banyak item tes yang direvisi. Tabel 4.4 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Vektor No
Kategori
1. 2.
Diterima Direvisi
3.
Ditolak
No Soal 9 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15 Jumlah
Jumlah Soal 3 12 0 15
Hasil telaah kualitatif paket soal Besaran dan Satuan menunjukkan bahwa 4,8% item tesnya diterima. Sisanya sebanyak 95,2% item tes pada paket soal tersebut direvisi. Pada paket soal Vektor sebanyak 6,7% item tesnya diterima dan 93,3% lainnya mengalami revisi. Pengkategorian telaah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 kualitatif paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada 4.3. Sedangka n kategori telaah kualitatif paket soal Vektor dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.5 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Lurus No
Kategori
1. 2.
Diterima Direvisi
3.
Ditolak
No Soal 25, 27, 31, 32, 56, 57, 58, 59, 60, 61 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55 3 Jumlah
Jumlah Soal 10 50
1 61
Hasil telaah kualitatif paket soal Gerak Lurus menunjukkan bahwa 16,4% item tesnya diterima. Sebanyak satu item tes atau 1,6% ditolak. Item tes nomor tiga ditolak karena pokok soalnya hapir sama dengan pokok soal dari item nomor 2. Sisanya sebanyak 82% item te s pada paket soal tersebut direvisi. Pada paket soal Gerak Melingkar sebanyak 16,7% item tesnya diterima dan 83,3% lainnya mengalami revisi. Pengkategorian telaah kualitatif paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada 4.5. Sedangkan kategori telaah kualitatif paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Gerak Melingkar No 1. 2. 3.
Kategori Diterima Direvisi Ditolak
No soal 4, 6 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12 Jumlah
Jumlah Soal 2 10 0 12
Pada paket soal Dinamika Gerak terdapat 7,1% item tes yang diterima. Sisanya sebanyak 92,9% item tes pada paket soal Dinamika Gerak mengalami direvisi. Kategori hasil telaah kualitatif paket soal Dinamika Gerak dapat dilihat pada Tabel 4.7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 Tabel 4.7 Kategori Hasil Telaah Kualitatif Paket Soal Dinamika Gerak No
Kategori
1. 2.
Diterima Direvisi
3.
Ditolak
No soal 2 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12, 14 Jumlah
Jumlah Soal 1 13 0 14
b. Uji Coba Kelompok Kecil Pada tahap uji coba kelompok kecil dilakukan pengujian kualitatif item tes yang telah lolos uji pakar. Pengujian dilakukan oleh 5 mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret. Kelima mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa yang pernah mengembangkan item tes Fisika. Uji coba kelompok kecil dilakukan dua kali bertempat di Gedung D FKIP UNS. Pada tahap ini peserta tes diminta mengerjakan item tes dan memberika n masukan terhadap item tes tersebut. Hasil dari uji coba kelompok kecil aka n dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki item tes. Kesalaha n secara umum yaitu pada tahap uji coba kelompok kecil lembar soal digandakan menggunakan kertas buram sehingga hasil cetakannya kurang bagus dan gambar pada pokok soal tidak terlihat jelas. Peserta tes menyarankan agar soal digandakan menggunakan kertas berwarna putih. lembar soal tidak mencantumkan instruksi pengerjaan item tes sehingga tidak semua peserta tes menjawab dengan cara yang benar. Tiga peserta menjawab dengan memberi silang pada pilihan jawaban, sedangkan dua peserta lainnya menjawab dengan mencoretkan satu garis miring pada lembar jawaban. Oleh karena itu, pada lembar soal perlu dicantumkan instruksi pengerjaan tes. Pada tahap ini perbaikan dilakukan pada jenis kertas yang digunakan serta pencantuman instruksi pengerjaan pada lembar soal. Secara khusus hasil analisis kelompok kecil pada tiap paket soal dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Besaran dan Satuan No 1. 2. 3. 4.
No Soal 21 22 27 28
M asukan Gambar kurang Gambar kurang Gambar kurang Gambar kurang
jelas jelas jelas jelas
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Vektor No 1.
No Soal 3
2.
4
3.
5
4.
6
5.
7
Penulisan vektor A dan B diganti A dan B Keterangan gambar diganti menggunakan jenis font times new roman agar sama dengan pokok soal Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
6.
8
Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
7.
9
Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
8.
12 14
Penulisan vektor P, Q dan R diganti P , Q dan R
9. 10.
15
M asukan Penulisan vektor A dan B diganti A dan B Penulisan vektor F1 dan F2 diganti F1 dan F2
Penulisan vektor A, B dan C diganti A , B dan C Penulisan vektor A dan B diganti A dan B
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Gerak Lurus No 1.
No Soal 4
2. 3. 3. 4.
7 8 14 17
5. 6. 7.
23 41 42
M asukan Keterangan gambar diganti menggunaka n jenis font times new roman agar sama dengan pokok soal Skala pada gambar tidak sesuai Skala pada gambar tidak sesuai Skala gambar pada pokok soal tidak sesuai Pada pilihan jawaban e, keterangan gambar pada sumbu y letaknya kurang tepat Keterangan gambar kurang jelas karena terlalu kecil Kualita s gambar kurang bagus Kualita s gambar kurang bagus
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Gerak Melingkar No 1.
No Soal 11
M asukan Keterangan gambar kurang jelas karena terlalu kecil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil Paket Soal Dinamika Gerak No 1.
No Soal 3
M asukan Keterangan pada gambar kurang lengkap
c. Uji Coba Kelompok Besar Uji coba kelompok besar merupakan tahap pengujian item tes dengan jumlah peserta tes yang lebih banyak. Pada penelitian ini uji coba kelompok besar dilaukan di SMA Negeri 1 Kartasura. Subjek coba pada penelitian ini adalah 78 siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura. Subjek coba yaitu 39 siswa kelas XE dan 39 siswa kelas XF SM A Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012. Uji coba dilaksanakan sebanyak lima kali bertempat di SMA Negeri 1 Kartasura. Uji coba dilakukan tiap akhir kompetensi sehingga peserta tes sudah mempunyai pengetahuan materi yang akan diujikan. Pada
uji coba
kelompok
besar
lembar
jawab
peserta
tes
didokumentasikan satu persatu. Data yang diperoleh dari lembar jawab siswa kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan program Micrisoft Excel. Oleh karena itu, tahap ini disebut juga tahap telaah kuantitatif. Pada tahap ini telaah dilakukan tiap paket soal yaitu paket soal Besaran dan Satuan, Vektor, Gerak Lurus, Gerak M elingkar dan Dinamika Gerak.
Telaah kuantitatif
meliputi analisis reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh. 1) Paket Soal Besaran dan Satuan a) Hasil Analisis Reliabilitas Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Besaran dan Satuan sebesar 0,77. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori tinggi. b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 42 item soal di mana berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan Microsoft Excel diketahui bahwa terdapat 16,6% item tes termasuk ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 dalam kategori mudah; 78,6% item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 4,8% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Nomor item tes yang termasuk ke dalam kategori mudah, sedang dan sukar pada paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Tabel 4.13. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Lampiran 31 Halaman 361. Tabel 4.13 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Besaran dan Satuan Jumlah No Kategori No Soal Soal 1. Mudah 1, 4, 9, 14, 15, 18, 40 7 2. Sedang 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 33 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42 3. Sukar 25, 32 2 Jumlah 42 c) Hasil Analisis Daya Pembeda Pada paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 42 item tes. Daya pembeda paket soal Besaran dan Satuan dikelompokkan m enjadi tiga kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 66,7% item tes termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanya k 19,1% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Sedangkan sisanya sebanyak 14,2% item tes termasuk ke dalam kategori ditolak. Pengkategorian hasil analisis daya pembeda paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Tabel 4.14. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Lampiran 31 Halama n 361. Tabel 4.14 Kategori Hasil Daya Pembeda Paket Soal Besaran dan Satuan Jumlah No Kategori No Soal Soal 1. Diterima 1, 2, 3, 6, 7, 9, 11, 12, 13,17, 19, 20, 28 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42 2. Direvisi 4, 5, 10, 16, 28, 34, 37, 40 8 3. Ditolak 8, 14, 15, 18, 25, 35 6 Jumlah 42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa dari 42 item tes yang telah dibuat hanya 28 item tes mem iliki daya pembeda yang baik. Sebanyak 8 item tes harus mengalam i revisi dan pengujian ulang hingga item tes tersebut diterima. Sedangkan 6 item tes harus dibuang karena tidak memiliki daya pembeda yang baik. d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Pada paket soal Besaran dan Satuan terdapat 26,2% item tes yang pilihan jawabannya dipilih kurang dari 5% peserta tes. Denga n demikian sebelas item tes tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tes. Item tes yang memiliki efektivitas pengecoh yang baik pada paket soal ini ada 73,8%. Sedangkan 26,2% item tes mem iliki pengecoh yang tidak berfungsi. Tabel 4.15 menunjukkan kategori hasil analisis efektivitas pengecoh Besaran dan Satuan. Hasil analisis kuantitatif efektivitas pengecoh paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Lampiran 32 Halaman 377. Tabel 4.15 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Besaran dan Satuan No
Kategori
No Soal
1.
Pengecoh berfungsi
2.
Pengecoh tidak berfungsi
2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 38, 39, 41 1, 4, 5, 14, 15, 18, 28, 35, 37, 40, 42 Jumlah
Jumlah Soal 31
11 42
2) Paket Soal Vektor a) Hasil Analisis Reliabilitas Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Vektor sebesar 0,705. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori tinggi. b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket soal Vektor terdiri dari 15 item tes di mana berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan Microsoft Excel diketa hui bahwa 6,7% item tes termasuk ke dalam kategori mudah, 80% item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 13,3% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.16 menunjukka n kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal Vektor. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal Vektor dapat dilihat pada Lampiran 33 Halaman 379. Tabel 4.16 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Vektor Jumlah No Kategori No Soal Soal 1. Mudah 1 1 2. Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 15 12 3. Sukar 11, 14 2 Jumlah 15 c) Hasil Analisis Daya Pembeda Pada paket soal Vektor terdapat 15 item tes yang lolos uji ahli. Daya pembeda paket soal Vektor dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 93,3% item tes yang termasuk ke dalam kategori diterima. Sisanya sebanya k 6,7% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Tabel 4.17 menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal Vektor. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Vektor dapat dilihat pada Lampiran 33 Halaman 379. Tabel 4.17 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Vektor No
Kategori
No Soal
1. 2. 3.
Diterima Direvisi Ditolak
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 5 Jumlah
Jumlah Soal 14 1 0 15
Berdasarkan Tabel 4.17 terlihat bahwa dari 15 item tes yang telah dibuat terdapat 14 item tes memiliki daya pembeda yang baik. Sedangkan sebanyak satu item tes harus mengalami revisi. Dan tidak ada item tes yang ditolak pada paket soal Vektor ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Pada paket soal Vektor 85,8% item tesnya memiliki pengecoh yang berfungsi baik. Jadi hanya 14,2% item tes yang pengecohnya tidak berfungsi. Hasil analisis kuantitatif terhadap efektivitas pengecoh paket soal Vektor dapat dilihat pada Lampiran 34 Halaman 387. Tabel 4.18 menunjukkan kategori hasil analisis efektivitas pengecoh paket soal Vektor. Tabel 4.18 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Vektor No
Kategori
No Soal
1.
Pengecoh berfungsi Pengecoh tidak berfungsi
2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 1, 4
2.
Jumlah
Jumlah Soal 14 2 15
3) Paket Soal Gerak Lurus a) Hasil Analisis Reliabilitas Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Gerak Lurus sebesar 0,806. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori tinggi. b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket soal Gerak Lurus terdiri dari 60 item tes, di mana berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikankan menjadi mudah, sedang
dan
sukar.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
kuantitatif
menggunakan Microsoft Excel diketahui bahwa 35% item tes termasuk ke dalam kategori mudah, 55% item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 10% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.19 menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal Gerak Lurus. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada Lampiran 35 Halaman 388.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Tabel 4.19 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak Lurus No
Kategori
1.
Mudah
2.
Sedang
3.
Sukar
No Soal 3, 4, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 21, 22, 23, 25, 30, 31, 37, 38, 46, 49, 50, 55 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42 16, 26, 33, 35, 43, 45 Jumlah
Jumlah Soal 21 33
6 60
c) Hasil Analisis Daya Pembeda Pada paket soal Gerak Lurus terdapat 60 item tes. Daya pembeda paket soal Gerak Lurus dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 51,7% item tes termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanyak 38,3% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Sedangkan sisanya yaitu sebanya k 10% item tes termasuk ke dalam kategori ditolak. Tabel 4.20 menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal Gerak Lurus. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada Lampiran 35 Halaman 388. Tabel 4.20 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak Lurus Jumlah No Kategori No Soal Soal 1. Diterima 1, 4, 5, 7, 9, 10, 11,14, 17, 18, 20, 31 22, 23, 24, 25, 27, 28, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45, 47, 51, 52, 53, 55, 56, 58, 59, 60 2. Direvisi 2, 3, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 19, 21, 26, 23 29, 30, 31, 33, 36, 41, 46, 48, 49, 50, 54, 57 3. Ditolak 23, 27, 37, 38, 42, 44 6 Jumlah 60 Berdasarkan Tabel 4.20 terlihat bahwa dari 60 item tes yang telah dibuat hanya 31 item tes memiliki daya pembeda yang baik. Sebanyak 23 item tes perlu direvisi karena daya pembedanya kurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 baik. Da n 6 item tes pada paket soal Gerak Lurus harus dibuang karena tidak memiliki daya pembeda yang baik. d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Pada paket soal Gerak Lurus terdapat 33,3% item tes yang pilihan jawabannya dipilih kurang dari 5% jumlah peserta tes keseluruhan. Dengan demikian 20 item tes tersebut tidak dapat digunakan dalam mengukur kemampuan siswa. Jumlah item tes yang memiliki tingkat efektivitas pengecoh yang baik pada paket soal ini sebanyak 66,7%. Tabel 4.21 menunjukkan kategori hasil analisis efektivitas pengecoh paket soal Gerak Lurus. Hasil perhitungan efektivitas pengecoh paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada Lampiran 36 Halaman 408. Tabel 4.21 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Gerak Lurus No
Kategori
1.
Pengecoh berfungsi
2.
Pengecoh tidak berfungsi
No Soal 1, 5, 6, 7, 9, 12, 16, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 51, 52, 53, 54, 56, 57, 59, 60 2, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 21, 22, 25, 31, 38, 46, 49, 50, 55, 58 Jumlah
Jumlah Soal 40
20
60
4) Paket Soal Gerak M elingkar a) Hasil Analisis Reliabilitas Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Gerak Melingkar sebesar 0,71. Koefisien reliabilita s pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori tinggi. b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket soal Gerak Melingkar terdiri dari 12 item tes di mana berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif diketahui bahwa 8,3% item tes paket soal ini termasuk ke dalam kategori mudah, 75%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 16,7% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.22 menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal Gerak Melingkar. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Lampiran 37 Halaman 411. Tabel 4.22 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Gerak M elingkar No Kategori 1. Mudah 2. Sedang 3. Sukar
No Soal 1 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11 10, 12 Jumlah
Jumlah Soal 1 9 2 12
c) Hasil Analisis Daya Pembeda Pada paket soal Gerak Melingkar terdapat 12 item tes. Daya pembeda paket soal bab Gerak Melingkar dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 83,3% item tes yang termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanya k 16,7% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Pengkategorian daya pembeda paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Tabel 4.23. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Lampiran 37 Halaman 411. Tabel 4.23 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Gerak M elingkar No Kategori 1. Diterima 2. Direvisi 3. Ditolak
No Soal 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11 8, 12 Jumlah
Jumlah Soal 10 2 0 12
Berdasarkan Tabel 4.23 terlihat bahwa dari 12 item tes yang telah dibuat terdapat 10 item tes yang memiliki daya pembeda yang baik. Sedangkan sebanyak 2 item tes harus mengalam i revisi. Pada paket soal ini tidak terdapat item tes yang ditolak daya pembedanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Pada paket soal Gerak Melingkar terdapat 16,7% item tes yang pilihan jawabannya dipilih kurang dari 5% jumlah peserta tes keseluruhan. Dengan demikian kedua item tes tersebut tidak dapat digunakan dalam mengukur kemampuan siswa. Jumlah item tes yang memiliki tingkat efektivitas pengecoh yang baik pada paket soal ini ada 83,3%. Item tes yang termasuk kategori memiliki pengecoh yang berfungsi atau tidak berfungsi dapat dilihat pada Tabel 4.24. Hasil analisis kuantitatif terhadap efektivitas pengecoh paket soal Gerak M elingkar dapat dilihat pada Lampiran 38 Halaman 415. Tabel 4.24 Hasil Efektivitas Pengecoh Paket Soal Gerak Melingkar No Kategori 1. Pengecoh berfungsi 2.
Pengecoh tidak berfungsi
No Soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12 1, 9
Jumlah
Jumlah Soal 10 2 12
5) Paket Soal Dinamika Gerak a) Hasil Analisis Reliabilitas Koefisien reliabilitas tes pada paket soal Dinamika Gerak yaitu sebesar 0,67. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori sedang. b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket soal Dinamika Gerak terdiri dari 14 item tes di mana berdasarkan taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan Microsoft Excel diketahui bahwa terdapat 7,1% item tes termasuk ke dalam kategori mudah, 78,5% item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 21,4% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.25 menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal Dinam ika Gerak. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal Dinam ika Gerak dapat dilihat pada Lampiran 39 Halaman 416.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Tabel 4.25 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal Dinam ika Gerak No Kategori 1. Mudah 2. Sedang 3. Sukar
No Soal 1 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 12, 14 Jumlah
Jumlah Soal 1 11 3 14
c) Hasil Analisis Daya Pembeda Pada paket soal Dinamika Gerak terdapat 14 item tes. Daya pembeda paket soal Dinamika Gerak dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu diterima, direvisi dan ditolak. Pada paket soal ini terdapat 85,7% item tes yang termasuk ke dalam kategori diterima. Sebanya k 14,3% item tes termasuk ke dalam kategori direvisi. Pada paket soal Dinam ika Gerak tidak ada item tes yang termasuk ke dalam kategori ditolak. Tabel 4.26 menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal Dinamika Gerak. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal Dinam ika Gerak dapat dilihat pada Lampiran 39 Halaman 416. Tabel 4.26 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal Dinamika Gerak No Kategori 1. Diterima 2. 3.
Direvisi Ditolak
No Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 13, 14 12, 14 Jumlah
Jumlah Soal 12 2 0 14
Berdasarkan Tabel 4.26 terlihat bahwa dari 14 item tes yang telah dibuat terdapat 12 item tes yang langsung bisa digunakan untuk menguji kemampuan siswa. Sebanyak 2 item tes la innya harus mengalam i revisi. Serta tidak ada item tes yang dibuang karena daya pembedanya ditolak. d) Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Pada paket soal Dinamika Gerak, item tes yang piliha n jawabannya dipilih kurang dari 5% jumlah peserta tes ada sebanya k 14,3%. Dengan demikian kedua item tes tersebut tidak dapat digunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 dalam mengukur kemampuan siswa. Sebanyak 85,7% item tes memiliki pengecoh yang berfungsi baik. Tabel 4.27 menunjukkan kategori hasil analisis efektivitas pengecoh paket soal Dinamika Gerak. Hasil perhitungan efektivitas pengecoh paket soal Dinamika Gerak dapat dilihat pada Lampiran 40 Halaman 424. Tabel 4.27 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal Dinam ika Gerak No Kategori 1. Pengecoh berfungsi 2. Pengecoh tidak berfungsi
No Soal 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 1, 6 Jumlah
Jumlah Soal 12 2 14
6) Paket Soal UAS a) Hasil Analisis Reliabilitas Koefisien reliabilitas tes pada paket soal UAS yaitu sebesar 0,88. Koefisien reliabilitas pada paket soal ini termasuk ke dalam kategori sedang. b) Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket soal UAS terdiri dari 50 item tes di mana berdasarka n taraf kesukarannya dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar. Berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif menggunakan Microsoft Excel diketahui bahwa terdapat 4% item tes termasuk ke dalam kategori sedang dan 96% item tes termasuk ke dalam kategori sukar. Tabel 4.28 menunjukkan kategori hasil analisis taraf kesukaran paket soal UAS. Hasil perhitungan taraf kesukaran paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 41 Halaman 425.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Tabel 4.28 Kategori Hasil Analisis Taraf Kesukaran Paket Soal UAS No Kategori 1. Mudah 2. Sedang
No Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 47, 48, 49, 50 3. Sukar 45, 46 Jumlah c) Hasil Analisis Daya Pembeda
Jumlah Soal 0 12, 21, 30, 39,
48
2 50
Berdasarkan daya pembedanya, semua item tes pada paket soal UAS termasuk ke dalam kategori diterima. Artinya 100% item pada paket soal UAS memiliki daya pembeda yang baik. Tabel 4.29 menunjukkan kategori hasil analisis daya pembeda paket soal UAS. Hasil perhitungan daya pembeda paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 41 Halaman 425. Tabel 4.29 Kategori Hasil Analisis Daya Pembeda Paket Soal UAS No Kategori 1. Diterima
No Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 2. Direvisi 3. Ditolak Jumlah d. Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh
Jumlah Soal 50
0 0 50
Pada paket soal semua item tesnya memiliki pengecoh yang berfungsi. Artinya sebanyak 100% pengecoh pada paket soal tersebut dipilih oleh lebih dari 5% jumlah peserta tes dan lebih banyak dipilih oleh kelompok bawah. Tabel 4.230 menunjukka n kategori hasil analisis efektivitas pengecoh paket soal UAS. Hasil perhitungan efektivitas pengecoh paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 42 Halaman 440.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Tabel 4.30 Kategori Hasil Analisis Efektivitas Pengecoh Paket Soal UAS No Kategori No Soal Jumlah Soal 1. Pengecoh 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 50 berfungsi 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 2. Pengecoh tidak 0 berfungsi Jumlah 50 B. Deskripsi Hasil 1. Analisis Hasil Wawancara W awancara dengan nara sumber menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesalahan persepsi yang terjadi pada guru. Persepsi yang pertama yaitu adanya kesalahan pemahaman antara tingkatan ranah kogintif dan taraf kesukaran. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa nara sumber menganggap C1 dan C2 merupakan item tes mudah, C3 an C4 merupakan item tes sedang serta C5 an C6 merupakan item te s sukar. C1, C2, C3 C4, C5, C6 merupakan tingkatan ranah kognitif bukan taraf kesukaran item tes. C1 belum tentu merupakan item tes yang memiliki taraf kesukaran mudah, soal C1 bisa saja merupakan item tes sedang atau sukar tergantung pada kompetensi yang diukur. Pada kurikulum lama proporsi item tes didasarkan pada taraf kesukaran item yaitu mudah, sedang dan sukar. Namun pada KTSP penyusunan item tes didasarkan pada tingkatan ranah kognitif yang ingin diukur. Persepsi yang kedua ya itu analisis item tes tidaklah diperlukan dalam evaluasi. Guru tidak menganalisis item tes secara kuantitatif karena item tes yang telah diujikan tidak akan diujikan kembali. Artinya evaluasi hanya dilakukan pada siswa bukan pada alat evaluasinya. Apabila hasil evaluasi siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan maka siswalah yang menanggung semua konsekuensinya.
Padahal
terdapat
kemungkina n
alat
evaluasi
yang
digunaka nlah yang tidak akurat. Sehingga alat evaluasi tersebut tidak dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 mengukur kemampuan siswa ya ng sebenarnya. Dengan demikian akar permasalahan evaluasi tidak akan terselesaikan karena tidak adanya data yang mendukung. Persepsi yang ketiga yaitu bank soal merupakan kumpulan item te s yang telah dibuat dan disimpan. Pada umumnya setelah diujikan guru akan menyimpan semua item tes. Padahal sebagian besar item tes yang disimpan tersebut belum tentu diketa hui parameternya. Konsep yang benar adalah bank soal hanya memuat item tes yang mem iliki parameter item tes baik. Tidak semua item tes dapat didokumentasikan dalam bank soal sehingga aka n mempermudah dalam penyusunan tes.
2. Kajian Produk Akhir Spesifikasi item tes pada penelitian ini berupa tes sumatif berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Penelitian ini tela h menghasilkan 83 item tes berkriteria baik yang terdiri dari 47 indikator tes. Kedelapan puluh tiga item tes tersebut merupakan item tes yang telah lolos telaah kualitatif dan kuantitatif pada tahap develop. Telaah kualitatif dilakukan oleh para ahli yaitu ahli materi, konstruksi dan bahasa. Sedangkan telaah kuantitatif yaitu dengan menghitung reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh item tes. Telaah kuantitatif dilakukan dengan teori tes klasik menggunakan program Microsoft Excel. Item tes berkriteria baik terbagi dalam 5 paket soal yaitu paket soal Besaran dan Satuan, paket soal Vektor, paket soal Gerak Lurus, paket soal Gerak M elingkar, dan paket soal Dinam ika Gerak. Secara spesifik item tes kriteria baik tiap item tes yaitu Paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 25 item, paket soal Vektor terdiri dari 12 item, paket soal Gerak Lurus terdiri dari 34 item, paket soal Gerak Melingkar terdiri dari 8 item, dan paket soal Dinamika Gerak terdiri dari 9 item. Secara keseluruhan dari 143 item tes yang telah diujicoba diperoleh 83 item tes kelas X semester ganjil berkriteria baik. Pada penelitian ini sebanyak 60 item tes yang belum memenuhi kriteria baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 tidak akan dipakai karena tidak dilakukan revisi lebih lanjut terhadap item tersebut. Tabel 4.31 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Besaran dan Satuan Nomor Soal Nomor No. Indikator yang Menyusun Soal Paket Soal UAS 1 M enyebutkan macam-macam besaran 2, 3 3 dalam Fisika 2 M engidentifikasi satuan pokok 6, 7 6 masing-masing besaran Fisika 3 M enentukan dimensi satuan masing9, 11, 12 masing besaran Fisika 12 4 M embandingkan besaran pokok dan 13 13 besaran turunan 5 M engidentifikasi besaran dengan 17, 19 19 alat ukurnya 6 M erancang percobaan mengukur 21 21 massa menggunakan alat ukur yang sesuai 7 M entabulasi data hasil pengukuran 22 22 massa 8 M enganalisis tabulasi data hasil 23 23 pengukuran massa dengan baik 9 M enyimpulkan hasil analisis data 24 24 pengukuran massa 10 M erancang percobaan mengukur 26 26 panjang menggunakan alat ukur yang sesuai 11 M entabulasi data hasil pengukuran 27 27 panjang 12 M enganalisis tabulasi data hasil 29 29 pengukuran panjang dengan baik 13 M enyimpulkan hasil analisis data 30 30 pengukuran panjang 14 M enjelaskan faktor-faktor penyebab 31, 32, 31 kesalahan pengukuran 33 15 M engidentifikasi definisi angka 36, 38 38 penting 16 M enerapkan definisi angka penting 39, 41 39 dalam memecahkan masalah Jumlah 25 16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Paket soal Besaran dan Satuan terdiri dari 16 indikator tes. Dari 42 item tes yang telah dibuat terdapat 25 item berkriteria baik. Artinya sebanyak 52,9% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator beserta item tes kriteria baik paket soal Besaran dan Satuan dapat dilihat pada Tabel 4.31. Paket soal Vektor terdiri dari 5 indikator tes. Dari 15 item tes yang telah dibuat terdapat 12 item berkriteria baik. Artinya sebanyak 80% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator beserta item tes kriteria baik paket soal Vektor dapat dilihat pada Tabel 4.32. Paket soal Gerak Lurus terdiri dari 12 indikator tes. Dari 60 item tes yang telah dibuat terdapat 34 item yang berkriteria baik. Artinya sebanya k 56,7% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator beserta item tes kriteria baik paket soal Gerak Lurus dapat dilihat pada Tabel 4.33. Paket soal Gerak M elingkar terdiri dari 6 indikator tes. Dari 12 item tes yang telah dibuat terdapat 8 item yang berkriteria baik. Artinya sebanyak 66,7% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator beserta item tes kriteria baik paket soal Gerak Melingkar dapat dilihat pada Tabel 4.34. Tabel 4.32 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Vektor Nomor Soal yang Nomor No. Indikator Menyusun Paket Soal Soal UAS 1 Mengidentifikasi perbedaan besaran 2 2 vektor dan scalar 2 Menggambar operasi besaran-besaran 3 3 vector 3 Melakukan penjumlahan dua vektor 6, 7, 8, 9, 7 atau lebih 10 4 Melakukan perkalian titik vektor 11, 12, 12 5 Melakukan perkalian silang vektor 13, 14, 15 15 Jumlah 12 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Tabel 4.33 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak Lurus Nomor Soal yang Nomor No. Indikator Menyusun Paket Soal Soal UAS 1 M endefinisikan pengertian 1 1 gerak lurus 2 M engidentifikasi besaran5, 7, 9, 5, 17, 22, 25, 28, besaran pada gerak lurus 12 34, 40, 42, 47, 52, 58 3 M enggambar grafik (v-t) dan (s17, 18 17 t) pada gerak lurus beraturan 4 M enganalisis grafik (v-t) dan (s20, 22 22 t) pada gerak lurus beraturan 5 M enyimpulkan karakteristik 24, 25 25 gerak lurus beraturan (GLB) melalui percobaan 6 M enganalisis besaran-besaran 28 28 Fisika pada GLB dalam bentuk persamaan 7 M enerapkan persamaan GLB 32, 34, 34 dalam memecahkan masalah 35 8 M enggambar grafik (v-t), (s-t) 39, 40 40 dan (a-t) pada gerak lurus berubah beraturan 9 M enganalisis grafik (v-t), (s-t) 42, 45 42 dan (a-t) pada gerak lurus berubah beraturan 10 M enyimpulkan karakteristik 47 47 gerak lurus berubah beraturan (GLBB) melalui percobaan 11 M enganalisis besaran-besaran 51, 52 52 Fisika pada GLBB dalam bentuk persamaan 12 M enerapkan persamaan GLBB 53, 56, 58 dalam memecahkan masalah 58, 59, 60 Jumlah 27 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Tabel 4.34 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Gerak Melingkar Nomor Soal Nomor No. Indikator yang Menyusun Soal Paket Soal UAS 1 M endefinisikan pengertian gerak 2 2 melingkar beraturan (GMB) 2 M engidentifikasi besaran-besaran 3, 4 3, 4 gerak melingkar beraturan 3 M enerapkan persamaan gerak 5, 6 6 melingkar beraturan dalam memecahkan masalah 4 M enganalisis besaran yang 7 7 berhubungan antara gerak linear dan gerak melingkar 5 M enggambar gaya-gaya yang bekerja 10 10 pada gerak melingkar 6 M enerapkan prinsip roda-roda yang 11 11 saling berhubungan dalam menyelesaikan masalah Jumlah 8 7 Paket soal Dinamika Gerak terdiri dari 7 indikator tes. Dari 14 item tes yang telah dibuat terdapat 9 item yang berkriteria baik. Artinya sebanyak 64,3% item tes yang telah dibuat merupakan item tes kriteria baik. Indikator beserta item tes kriteria baik paket soal Dinamika Gerak dapat dilihat pada Tabel 4.35. Tabel 4.35 Indikator Beserta Item Tes Kriteria Baik Paket Soal Dinamika Gerak Nomor Soal yang Nomor No. Indikator Menyusun Paket Soal Soal UAS 1. Menjelaskan Hukum I Newton 2 2 2. Menjelaskan Hukum II Newton 3, 4 3, 4 3. Menjelaskan Hukum III Newton 5 5 4. Menggambarkan diagram gaya-gaya 7, 8 7, 8 yang bekerja pada suatu benda 5. Menjelaskan konsep gaya sentripetal 9, 10 9, 10 pada gerak melingkar beraturan 6. Menerapkan Hukum Newton dalam 11 11 memecahkan soal dinamika gerak 7. Mencontohkan penerapan hukum13 13 hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari Jumlah 10 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Item tes tiap paket soal yang telah ditelaah kuantitatif lalu dikate gorikan menjadi item tes kriteria baik dan kurang baik. Item tes kriteria baik merupakan item yang telah lolos semua tahap uji coba. Item tes kriteria baik pada tiap paket soal kemudian disusun menjadi satu paket soal ujian akhir semester (UAS) untuk kelas X Sekolah Menengah Atas semester ganjil. Paket soal UAS ini terdiri dari 50 item tes yang mewakili 47 indikator. Indikator tes pada paket soal UAS diambil dari indikator tes tiap paket soal yang telah diujikan sebelumnya. Dalam penyusunan paket soal UAS satu indikator tes minimal diwakili oleh satu item tes. Banyaknya item tes yang menyusun paket soal UAS disesuaikan dengan waktu pengerjaan. W aktu untuk mengerjakan tes bentuk pilihan ganda adalah 2-3 menit untuk tiap item tes. Dengan pertimbangan tersebut untuk lama pengerjaan 120 menit disusun paket soal UAS yang terdiri atas 50 item tes. Secara spesifik paket soal UAS terdiri dari 16 item tes paket soal Besaran dan Satuan, 5 item tes paket soal Vektor, 12 item tes paket soal Gerak Lurus, 7 item tes paket soal Gerak Melingkar, dan 10 item tes paket soal Dinamika Gerak. Indikator beserta nomor item tes yang menyusun paket soal UAS dapat dilihat pada Tabel 4.28; Tabel 4.29; Tabel 4.30; Tabel 4.31; dan Tabel 4.32 Item tes yang digunakan untuk menyusun paket soal UAS memiliki tiga kriteria yaitu: (1) taraf kesukaran sedang; (2) koefisien daya pembeda > 0,3; (3) pengecoh berfungsi baik. Item tes hasil belajar dinyata kan sebagai item yang baik apabila taraf kesukaran item tersebut adalah sedang, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Item tes yang koefisien daya pembedanya lebih besar dari 0,3 artinya item tersebut memiliki kemampuan untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Suatu pengecoh berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes dan lebih banyak dipilih oleh kelompok bawah dibanding kelompok atas. Paket soal UAS diujucoba kepada siswa kelas X8 SMA Negeri 2 Sukoharjo
sebanyak
34
peserta
tes.
Lembar
jawab
peserta
tes
didokumentasikan satu persatu. Data yang diperoleh dari lembar jawab peserta tes kemudian dianalisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif pada paket soal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 UAS bertujuan untuk mengetahui parameter tiap item tesnya. Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan teori tes klasik dengan menggunakan program Microsoft Excel. Analisis kuantitatif meliputi analisis reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh. Pada tahap ini hanya dilakukan analisis kuantitatif karena pada tahap develop telah dilakukan analisis kualitatif tiap item tes. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa reliabilitas paket soal UAS tergolong tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus KR-20, didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,88. Koefisien reliabilita s paket soal ini tergolong tinggi sehingga paket soal UAS ini bersifat reliabel. Hasil analisis reliabilitas paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 41 Halaman 425. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pada paket soal UAS terdapat 48 item tes tergolong sedang dan 2 item tes
tergolong sukar.
Koefisien daya pembeda menunjukkan bahwa semua item tes pada paket soal UAS diterima. Artinya semua item tes pada paket soal UAS dapat membedakan kemampuan peserta tes dengan baik. Sedangkan berdasarkan hasil analisis kuantitatif diketahui bahwa pengecoh tiap item tes pada paket soal UAS berfungsi dengan baik. Semua pilihan jawaban dari paket soal ini dipilih oleh lebih dari 5% keseluruhan peserta tes. Hasil analisis taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh paket soal UAS dapat dilihat pada Lampiran 41 Halaman 425 dan Lampiran 42 Halaman 440. Jadi penelitian ini telah berhasil menghasilkan produk akhir berupa paket soal UAS fisika kelas X SMA semester ganjil yang terdiri atas 50 item tes objektif berbentuk pilihan ganda disertai lima pilihan jawaban dengan waktu pengerjaan 120 menit yang berkualitas baik. 3. Temuan Penelitian dan Konfirmasi dengan Penelitian Sebelumnya Pada proses penelitian berlangsung ditemukan beberapa temuan yang berhubungan dengan penelitian. Temuan pertama yaitu penggunaan soal ujian yang tidak melalui tahap uji coba sebelumnya. Item tes yang se lesai dibuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 biasanya langsung digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tanpa tahap uji coba sebelumnya. Sebagai akibatnya terdapat beberapa item tes yang cacat. Pada tahap define dila kukan analisis kualitatif terhadap paket soal ujian akhir semester gasal kelas X Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 3 Surakarta dan menemukan kesalahan pada beberapa item tesnya. Kesalahan terletak pada tata letak, penulisan, dan gambar yang kurang jelas. Berdasarkan hasil analisis Ina yatur Rofiqoh (2011: 1) terhadap item tes Fisika kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 disimpulkan bahwa 40% atau 16 item tes valid dan 60% atau 34 item tes tersebut tidak valid; koefisie n reliabilitas tes yaitu 0,69; taraf kesukaran yaitu 40 soal (100%) tergolong mudah; daya pembeda yaitu 25 item tes (62,5%) berkriteria je lek, 10 item tes (25%) berkriteria sedang, 4 item tes (10%) berkriteria baik dan 1 item tes (2,5%) berkriteria sangat jelek. Temuan kedua yaitu tidak semua guru melakukan analisis terhadap item tes yang telah dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga guru di Surakarta diperoleh informasi bahwa ketiga guru tersebut tidak melakukan analisis item tes. Dua orang guru menyatakan tidak perlu dilakukan analisis item tes karena tiap tahun mereka membuat soal yang baru sehingga soal yang lama tidak terpakai lagi. Sedangkan satu guru mengatakan tidak sempat melakukan analisis item tes dikarenakan jadwal mengajar yang padat. Penyusunan tes tanpa analisis item tes juga terjadi pada guru di daerah Tasikmala ya. Widodo (2010: 59) mengatakan bahwa pada Tahun Pelajaran 2008/2009 seluruh guru SD, SM P, SMA BPK PENABUR Tasikmalaya tidak melakukan analisis item tes formatif. Hanya sebagian kecil guru (SD dua orang, SMP satu orang, dan SMA dua orang) yang melaksanakan analisis butir soal-soal evaluasi akhir semester. Data tersebut diperoleh dari hasil penilaia n tim Kepangkatan dan Kenaikan Pangkat Pegawai (KKPP) BPK PENABUR Tasikmala ya yang dilakukan pada bulan Juni 2009. Padahal analisis item tes tidak dapat dipisahkan dengan penyusunan tes. Analisis item tes sama pentingnya dengan penyusunan tes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 Temuan ketiga adalah adanya perbedaan koefisien daya pembeda, taraf kesukaran dan efektivitas pengecoh item tes pada kondisi peserta tes yang berbeda. Misalnya soal nomor 7 paket soal Dinamika Gerak memiliki daya pembeda 0,55 dengan taraf kesukaran tergolong sedang, ketika soal ini digunaka n kembali pada paket soal UAS nomor 48 daya pembedanya menjadi 0,33 dengan taraf kesukaran tergolong sukar. Begitu pula dengan efektivitas pengecoh item tes yang berbeda tingkat keefektifannya dibandingkan pada saat uji coba. Keadaan ini seperti dipaparkan oleh Junaidi Lababa (2008) dikarenakan pendekatan teori tes klasik sangat tergantung kepada karaktersistik kelompok peserta tes. Semakin rendah kemampuan kelompok peserta tes maka semakin banyak juga golongan item tes yang sukar dan begitu pula sebaliknya. Adapun daya pembeda tergantung pada homogenitas peserta tes. Temuan keempat, pada saat penelitian berlangsung peserta tes mengerjaan soal ujian dengan tenang. Item tes ya ng telah dipersiapkan dengan matang mempunyai berbagai keunggulan antara lain item tes mudah dipaham i, pokok soal jelas dan hanya ada satu jawaban benar. Oleh karena itu, pada saat tes berlangsung tidak ada peserta tes yang kesulitan dalam memahami item tes. Hal ini terlihat ketika tidak ada paeserta tes yang mengajukan pertanyaan pada saat tes berlangsung. Sehingga tes dapat berjalan dengan lancar dan peserta tes dapat memaksimalkan waktu pengerjaannya. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang positif, meskipun penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan. Subjek uji coba kelompok besar dalam penelitian ini terbatas pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura khususnya kelas XE dan kelas XF. Keterbatasan ini mengakibatkan heterogenitas subjek coba tidak terlalu besar. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya mengambil subjek coba sebanyak mungkin sehingga subjek coba jauh lebih heterogen dan bervariasi. Penelitian ini menggunakan teori tes klasik di mana kondisi peserta tes akan mempengaruhi hasil penelitian. Kondisi yang dimaksud yaitu faktor internal dan eksternal peserta tes. Faktor internal meliputi tingkat kecerdasan, motivasi, kesehatan dan sebagainya. Sedangkan kondusivitas ruang ujian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 merupakan salah satu faktor eksternal yang juga mempengaruhi kondisi peserta tes. Semakin kondusif ruang ujian maka hasilnya akan semakin baik pula. Keterbatasan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan hasil jika penelitia n ini digunakan pada kelompok peserta tes dengan karakteristik yang berbeda dengan subjek coba. Berbagai kekurangan yang terdapat pada penelitian ini menunjukka n bahwa penelitian ini belumlah sempurna. M eski demikian hasil penelitian ini baik digunakan untuk menguji kemampuan siswa dengan menyesuaikan karakteristiknya. Item soal pada penelitian dapat digunakan sebagai soal latihan maupun soal Ujian Akhir Semester (UAS) siswa kelas X Sekola h Menengah Atas pada semester ganjil. Hasil penelitian ini dapat pula berguna sebagai referensi dalam membuat item tes Fisika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan tes Fisika dengan model 4D pada penelitian ini meliputi tahap define, design dan develop. Tahap define meliputi: a) analisis kebutuhan; b) analisis standar kompetensi; c) analisis kompetensi dasar. Tahap design meliputi: a) menentukan tujuan tes; b) menentukan bentuk tes; c) menentuka n panjang tes; d) pengembangan indikator tes; e) penyusunan kisi-kisi; f) penulisan item tes. Tahap develop meliputi: a) uji ahli; b) uji coba kelompok kecil; c) uji coba kelompok besar. 2.
Item tes yang dihasilka n berupa tes sumatif Fisika kelas X SMA semester ganjil berbentuk tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. M ateri tes meliputi besaran dan satuan, vektor, gerak lurus, gerak melingkar, dan dinamika gerak. Berdasarkan pengembangan 47 indikator tes dari kelima materi tersebut telah dihasilkan 83 item tes dengan parameter yang diterima. Dari 88 item tes tersebut kemudian disusun paket soal UAS yang terdiri dari 50 item tes. Parameter tes paket soal UAS tersebut yaitu: a) reliabilitas 0,88; b) 48 item tes termasuk kategori sedang dan 2 item tes termasuk kategori sukar; c) 50 item tes daya pembedanya diterima; d) 50 item tes pengecohnya berfungsi. Kelebihan item tes yang dikembangkan antara lain item tes mudah dipahami, pokok soal jelas dan hanya ada satu jawaban benar. Kelemahan penelitian ini yaitu pengembangan item tes dilakukan berdasarkan teori tes klasik sehingga hasilnya tergantung karakteristik peserta tes.
82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: 1.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan tes Fisika.
2.
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadaka n upaya bersama antara guru dan pihak sekolah dalam meningkatkan mutu alat evaluasi hasil bela jar siswa terutama dalam bidang Fisika.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat mungkin mengambil subjek coba yang lebih banyak sehingga menghasilkan data yang lebih bervariasi.
2.
Hendaknya pengembangan se la njutnya dapat menggunakan teori tes modern sehingga data penelitian tidak tergantung terhadap kondisi peserta didik.
D. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil análisis data penelitian dan pembahasan dapat diketahui keterbatasan penelitian sebagai berikut: 1.
Subjek uji coba kelompok besar terbatas pada siswa kelas XE dan XF SM A Negeri 1 Kartasura.
2.
Analisis parameter item tes menggunakan teori tes klasik di mana kondisi peserta tes akan mempengaruhi hasil penelitian.
commit to user