PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS HUTAN KOTA PROPINSI DKI JAKARTA
Oleh : Faris Sofi G64101032
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS HUTAN KOTA PROPINSI DKI JAKARTA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
Oleh : Faris Sofi G64101032
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ABSTRAK FARIS SOFI. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta. Dibimbing oleh Ir. ARIF IMAM SUROSO, M.Sc dan HARI AGUNG, S.Kom. Teknologi Sistem Informasi Geografis tidak hanya sebatas sistem komputer untuk menggambar peta dan semata-mata menyimpan peta sebagai sebuah gambar atau tampilan suatu area geografis, tetapi menyimpan data yang dapat digunakan untuk menggambar atau menampilkan sesuatu informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Sistem Informasi Geografis tidak hanya mengolah peta atau gambar, tetapi sekaligus mengolah basis data. Sistem Informasi Geografis adalah sebuah alat analisis dengan manfaat utama untuk mengidentifikasi relasi spasial dari masing-masing karakteristik yang digambarkan pada peta. Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta diaplikasikan untuk memberikan suatu alternatif penyampaian informasi mengenai hutan kota kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan mengenai hutan kota, khususnya di Propinsi DKI Jakarta. Sistem ini berbasis web online yang menggunakan pengembangan basis data spasial, dengan penyajian yang mudah diakses oleh berbagai pihak tanpa batasan ruang dan waktu. Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta yang memberikan informasi tentang hutan kota yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Sistem ini akan terintegrasi dengan sistem berbasis web milik Distanhut DKI Jakarta yang akan melengkapi kajian tentang hutan kota Propinsi DKI Jakarta, sehingga sistem tersebut menjadi lebih baik. Sistem juga menyediakan beberapa tools yang diperlukan untuk pengolahan peta misalnya memperbesar atau memperkecil ukuran skala peta, mencari suatu lokasi, dan mengambil informasi yang berkaitan dengan lokasi tersebut. Pengembangan Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta dibangun dalam lingkungan sistem operasi Linux Mandrake 10.1 dan perangkat lunak PostgreSQL 7.4.5, PostGIS 1.1.3 dan MapServer 4.8.2.
Judul Nama NRP
: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS HUTAN KOTA PROPINSI DKI JAKARTA : Faris Sofi : G64101032
Menyetujui: Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc NIP 131578842
Hari Agung, S.Kom NIP 132311918
Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP 131473999
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Agusus 1982 sebagai anak ketiga dari Sofinal dan Fauziah. Tahun 2001 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum Negeri 61 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis memasuki pendidikan tinggi di Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada akhir masa perkuliahan, penulis melaksanakan kerja praktek di PT. Rekayasa Industri selama dua bulan dari tanggal 26 Januari 2005 sampai dengan 24 Maret 2005, dengan kegiatan utama membangun Sistem Informasi Pelatihan Karyawan Berbasis Web PT. Rekayasa Industri. Pengalaman kerja yang pernah dialami penulis adalah sebagai Database Specialist PT. Softwoks Solutions selama empat bulan dari tanggal 15 Agustus 2005 sampai 15 Desember 2005.
PRAKATA Alhamdulillah wa syukrulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat, kasih sayang, hidayah dan cinta-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam selalu buat Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wasallam beserta seluruh sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Penelitian kali ini memilih topik Pengembangan Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta. Penulis sampaikan terima kasih yang tiada berhingga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengalaman yang menyenangkan selama melakukan penelitian ini. Khususnya kepada Bapak Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc sebagai Pembimbing I dan Bapak Hari Agung, S.Kom sebagai Pembimbing II, yang telah memberikan begitu banyak masukan, bimbingan dan pelajaran yang begitu berharga. Juga kepada Bapak Wisnu Kusuma Ananta, ST., MT sebagai Penguji dalam penelitian ini. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Ibu, Bapak, dan Keluargaku tercinta atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan yang telah diberikan.
2.
Mas Budi yang telah memberikan bimbingan dan masukan.
3.
Divisi Perencanaan dan Sudin Kehutanan DKI Jakarta, Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta.
4.
“Sobat Mish-B” yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk kelulusan.
5.
“Sobat Kardus”: Wigit Triyadi, Hariadi Demang, Hilmi Tanjung, Alan, khususnya kepada Irwan Amed, Made Wira, dan Riski yang telah berbaik hati memberikan “tumpangan” untuk bermalam, dan Wigit yang telah banyak membantu penulis.
6.
Ilkom angkatan 38 yang telah memberikan pengalaman yang berharga.
7.
Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan skripsi ini maupun sebelumnya.
Dan semua pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi yang besar selama pengerjaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.
Bogor, Juli 2006
Faris Sofi
Karya ilmiah ini aku persembahkan untuk…. …Ayah dan Ibu tercinta, atas segala kasih dan sayangmu yang tak terbayarkan. (Bogor – Juli 2006)
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………….... ix DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………..... ix PENDAHULUAN Latar Belakang ……………………………………………………………………....... Tujuan ……………………………………………………………………………........ Ruang Lingkup ……………………………………………………………………......
1 1 1
TINJAUAN PUSTAKA Peta …………………………………………………………………………..……....... Sistem Informasi Geografis (SIG) …………………………………………..……........ Sistem Pemetaan Berbasis Web ……………………………………………..…........... Komponen Sistem Informasi Geografis …………………………………..…………… MapServer........................................................................................................................ MapFile ........................................................................................................................... PostgreSQL ……………………………………………………………………………. PostGIS ………………………………………………………………………………… MapScript ....................................................................................................................... Rekayasa Web (Web Engineering) .................................................................................
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
METODOLOGI Formulasi ........................................................................................................................ Perencanaan .................................................................................................................... Analisis ........................................................................................................................... Perancangan .................................................................................................................... Pembuatan Halaman dan Pengujian ................................................................................. Evaluasi ...........................................................................................................................
4 4 4 4 5 5
HASIL DAN PEMBAHASAN Formulasi ...................................... ................................................................................. 5 Perencanaan .................................................................................................................... 5 Analisis ........................................................................................................................... 6 Perancangan Isi ............................................................................................................... 6 Perancangan Basis Data ................................................................................................. 7 Perancangan Arsitektur .................................................................................................. 7 Perancangan Output ....................................................................................................... 7 Perancangan Navigasi .................................................................................................... 8 Perancangan Antarmuka ................................................................................................. 8 Penggunaan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras ...................................................... 9 Pembuatan Halaman ....................................................................................................... 9 Pengujian ........................................................................................................................ 10 Evaluasi .......................................................................................................................... 11 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................................................................................................................... 12 Saran ............................................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 12 LAMPIRAN .............................................................................................................................. 14
DAFTAR TABEL Halaman 1 Basis Data Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta ........................ 7 2 Hasil Kuesioner Usability …………………………………………………………........... 11 3 Hasil Kuesioner Functionality ……………………………………………….................... 11
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Halaman Tahapan Rekayasa Web ………………………………………………………….............. 4 Diagram Konteks Sistem …………………………………………………………............ 6 Struktur Network …………………………………………………………......................... 7 Desain Navigasi Sistem ………………….......................................................................... 8 Tampilan Proses Query ……………………………........................................................... 8 Hubungan antara Mapserver, PostGIS dan PostgreSQL ……………………………........ 9 Tampilan Utama Sistem …………………………….......................................................... 10 Tampilan Peta ……………………………......................................................................... 10 Grafik Hasil Kuesioner Faktor Usability............................................................................. 11 Grafik Hasil Kuesioner Faktor Functionality...................................................................... 11 Grafik Hasil Kuesioner Total ………….............................................................................. 12
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Halaman Arsitektur Aplikasi MapServer …………………………………………………............... 15 Diagram Alir Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta ……............ 16 DFD Level 1 Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta ………........ 17 DFD Level 2 Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta ………........ 17 DFD Level 3 Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta ………........ 18 Struktur Basis Data Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta …….. 20 Tampilan Halaman PROFIL ……………………………………………………............... 22 Tampilan Halaman CARI ……………………………………………………................... 23 Tampilan Halaman PETA …………………………………………………….................. 23 Kuesioner Evaluasi Sistem ……………………………………………………................. 24
1
PENDAHULUAN Latar Belakang DKI Jakarta sebagai ibukota negara, saat ini mengalami pembangunan yang pesat. Pembangunan ini meliputi pembangunan rumah, gedung, perkantoran, pusat perbelanjaan, pabrik, dan lain sebagainya, yang membuat DKI Jakarta semakin padat. Hal ini menyebabkan semakin berkurangnya lahan hijau di Propinsi DKI Jakarta, yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Salah satu bentuk lahan hijau adalah hutan kota. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta tahun 2005, tecatat bahwa di DKI Jakarta terdapat 47 area hutan yang tersebar di lima kotamadya dan masih produktif sebagai hutan kota. Keberadaan hutan kota ini jarang diketahui oleh masyarakat pada umumnya dan masyarakat Jakarta pada khususnya, sehingga pengetahuan masyarakat akan hutan kota menjadi sangat kurang. Disamping itu, saat ini belum ada sistem yang memberikan informasi tentang hutan kota di DKI Jakarta, sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan informasi tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, maka penyampaian informasi mengenai hutan kota Propinsi DKI Jakarta kepada masyarakat pada umumnya dan masyarakat DKI Jakarta pada khususnya menjadi penting. Untuk itu diperlukan suatu media yang dapat memberikan informasi mengenai segala aspek yang berhubungan dengan hutan kota dan lokasi-lokasi hutan kota yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Akan lebih baik lagi apabila media tersebut memungkinkan masyarakat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara mudah dan cepat. Sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, yang ditandai dengan munculnya internet, masyarakat melihat internet sebagai suatu media yang dapat dijadikan alternatif untuk memperoleh informasi mengenai hutan kota. Dengan adanya suatu sistem berbasis web online yang memberikan informasi tentang hutan kota, maka masyarakat diharapkan dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat. Agar sistem tersebut dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan dengan baik, maka diperlukan suatu lembaga yang menyediakan layanan, kontrol dan pemeliharaan sistem tersebut.
Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Propinsi DKI Jakarta merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk menyelenggarakan penyusunan, perencanaan, perumusan, kebijakan, pelaksanaan dan pengendalian di bidang pertanian dan kehutanan di Propinsi DKI Jakarta. Selain itu lembaga ini juga menyediakan layanan sistem informasi berbasis web mengenai bidang pertanian dan kehutanan khususnya di DKI Jakarta, yang memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta berbasis web online yang menggunakan pengembangan basis data spasial, dengan penyajian yang mudah diakses oleh berbagai pihak tanpa batasan ruang dan waktu. Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta yang memberikan informasi tentang hutan kota yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Sistem ini akan terintegrasi dengan sistem berbasis web milik Distanhut DKI Jakarta yang akan melengkapi kajian tentang hutan kota Propinsi DKI Jakarta, sehingga sistem tersebut menjadi lebih baik. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Informasi disajikan tekstual dan peta.
dalam
bentuk
2. Peta Propinsi DKI Jakarta secara global meliputi wilayah kotamadya, kecamatan, dan kelurahan. 3. Kawasan hutan kota Propinsi DKI Jakarta. 4. Data geografis akan disajikan dalam bentuk peta. 5. Penelitian akan menghasilkan sistem berbasis web. 6. Desain sistem mengacu pada sistem milik Distanhut DKI Jakarta.
2
TINJAUAN PUSTAKA Peta Peta adalah penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya (Barus, 2000). Sebuah peta dapat direpresentasikan dalam bentuk: 1. Titik, bentuk geografis berdimensi nol, yang merepresentasikan bentuk geometri dengan suatu posisi x,y dan dalam koordinat peta. 2. Garis, bentuk geometri yang dihasilkan dari kumpulan titik yang saling berhubungan. 3. Area, bentuk geografi berdimensi dua, biasanya digunakan untuk menggambarkan batas suatu daerah. 4. Permukaan tiga dimensi, bentuk geografi yang memiliki unsur panjang, lebar dan ketinggian. Sistem Informasi Geografi (SIG) Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu sistem berdasarkan komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang bereferensi geografi (Barus, 2000). Sistem ini mencakup: 1. Pemasukan, 2. Manajemen data, 3. Manipulasi dan analisis, 4. Pengembangan produk dan pencetakan. Sistem Pemetaan Berbasis Web Suatu sistem pemetaan berbasis web pada umumnya memiliki fungsi minimal sebagai berikut: 1. Sistem dapat menampilkan peta suatu wilayah dengan posisi geografi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. 2. Sistem dapat menampilkan peta dengan beberapa skala tertentu. 3. Sistem dapat memberikan informasi dari setiap lokasi yang dipilih oleh pengguna. Komponen Sistem Informasi Geografis Menurut Robinson et al. (1995), komponen Sistem Informasi Geografis dapat dibagi menjadi empat, yaitu: 1. Hardware/perangkat keras
SIG membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemrosesan data. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG membutuhkan spesifikasi komputer yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Untuk melakukan proses analisis data geografis, dibutuhkan processor yang cepat dan memory yang besar. Spesifikasi graphic card yang tinggi juga dibutuhkan untuk menghasilkan tampilan gambar yang baik. Penyimpanan data pada SIG, terutama data spasial membutuhkan ruang yang besar, karena itu dibutuhkan kapasitas harddisk yang besar pula. Selain itu, untuk mengubah peta kertas ke dalam bentuk digital diperlukan hardware yang disebut digitizer. 2. Software/perangkat lunak Elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG antara lain: − Tools untuk melakukan pengolahan data geografis.
input
dan
− Sistem Manajemen Basis Data (Database Management Systems atau DBMS). − Tools yang mendukung query, analisis, dan visualisasi data geografis. − Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan penggunaan SIG. 3. Data Data dalam SIG dibagi atas dua bentuk, yakni data spasial dan data atribut. Data spasial adalah data yang terdiri atas lokasi eksplisit suatu geografi yang diset ke dalam bentuk koordinat. Sumber-sumber data spasial antara lain peta kertas atau bentuk digitalnya yang diinputkan ke dalam sistem. Jenis data yang kedua adalah data atribut, yaitu gambaran data yang terdiri atas informasi yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti kedalaman, ketinggian, alamat, dan lain-lain. Dengan kata lain, data atribut merupakan identifikasi terhadap suatu data spasial yang berkaitan dengan lokasi tertentu. 4. Manusia Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai dengan kondisi nyata. Pengguna SIG yang mengelola dan membangun perencanaan sistem ini antara
3
lain adalah operator sistem, SIG supplier, private company, dan agen publik. Seorang operator sistem bertanggung jawab dari hari ke hari terhadap performance kerja suatu sistem. Di lain pihak, SIG supplier bertanggung jawab dalam penyediaan software pendukung dan update software terbaru; salah satu contohnya adalah Environmental Systems Research Institute, Inc. (ESRI), sebagai pengembang perangkat lunak ArcView GIS. Selain itu ada yang disebut Private Company, yang menyediakan data internal dari agen publik, seperti perusahaan swasta atau organisasi yang bergerak di bidang SIG. Di sisi lain, agen publik pada dasarnya adalah agen pemerintahan, yang menyediakan data suatu negara dalam porsi yang besar, contoh di Indonesia adalah Bakosurtanal. MapServer MapServer adalah suatu aplikasi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan peta dengan basis web (Peng & Ming, 2003). Hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi MapServer: 1. HTTP server, misalnya PSW, Apache atau IIS (Internet Information Service). 2. GIS (Geographic Information System) Dataset. 3. Suatu MapFile yang akan mengontrol MapSever dalam melakukan pengolahan data. 4. Template file yang mengatur bagaimana output MapServer akan tampil pada sebuah halaman HTML. 5. Script pemrograman PHPMapScript. Aplikasi MapServer dapat mengolah data GIS baik dalam format raster ataupun format vektor. Format raster bisa berupa file berekstensi TIFF, PNG, JPEG, dan GIF, sedangkan data dalam format vektor bisa berupa shapefile, PostGIS, ESRI SDE dan OracleSpatial (Nuryadin, 2005). Arsitektur MapServer dapat dilihat pada Lampiran 1. MapFile MapFile merupakan file yang menyimpan berbagai konfigurasi untuk menggambarkan data spasial dan atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web (Mitchell, 2005).
PostgreSQL PostgreSQL merupakan Relational Data Base Management System (RDBMS) yang membantu sebuah model data yang terdiri dari kumpulan named relation (hubungan nama) dan berisikan atribut dari sebuah tipe spesifik (Momjian, 2001). PostgreSQL/PostGIS merupakan salah satu alternatif perangkat lunak RDBMS yang telah mendukung OpenGIS Simple Feature Specification. PostgreSQL bersifat open source, yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS PostGIS adalah suatu format tipe data vektor dari sistem object relational database PostgreSQL yang mengijinkan objek SIG untuk disimpan dalam suatu basis data dan dapat menyimpan data berupa titik, garis, atau poligon (Ramsey, 2006). MapScript MapScript adalah program aplikasi yang dapat digunakan untuk mengadaptasikan kemampuan MapServer agar sesuai dengan keinginan pengembang sistem. MapScript menyediakan tools yang dapat memudahkan pengembang untuk menambahkan fungsi yang diperlukan pada sistem. MapScript juga dapat dikombinasaikan dengan berbagai bahasa pemograman web (Mitchell, 2005). Rekayasa Web (Web Engineering) Rekayasa web adalah proses yang digunakan untuk membuat aplikasi web yang berkualitas tinggi (Pressman, 2001). Rekayasa web bukan merupakan hasil penggandaan sempurna dari rekayasa perangkat lunak, melainkan lebih kepada mengambil beberapa fundamental dari konsep dan prinsip rekayasa perangkat lunak yang menekankan kepada teknik dan aktivitas manajemen yang sama. Beberapa karakteristik yang diperhatikan dan aplikasi web yaitu:
perlu
1. Kesiapan (Immediacy) Aplikasi web sering diluncurkan ke pasaran dalam hitungan hari, atau minggu. Bahkan dengan perlengkapan terkini, halaman web yang rumit dapat diciptakan dalam beberapa jam. Pengembang web harus memiliki metode
4
Gambar 1. Tahapan Rekayasa Web (Pressman, 2001). untuk perencanaan, analisis, desain, implementasi, dan pengujian yang telah disesuaikan dengan waktu singkat yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi web. 2. Keamanan (Security) Karena aplikasi web dapat diakses melalui jaringan, maka sulit, atau bahkan mustahil untuk membatasi jumlah pengguna yang mengakses aplikasi. Untuk melindungi data yang sensitif dan memberikan transmisi data yang aman, maka perlu diimplementasikan sistem keamanan yang kuat pada infrastruktur pendukung dan pada aplikasi web itu sendiri. 3. Estetika (Aesthetics) Bagian yang sangat penting bagi daya tarik sebuah aplikasi web adalah tampilannya. Bagi sebuah aplikasi yang ditargetkan untuk dipasarkan, estetika memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan desain teknisnya. Proses rekayasa web dapat dilihat pada Gambar 1.
Formulasi Tahap formulasi merupakan tahap untuk melakukan pengidentifikasian tujuan pembuatan aplikasi web dan batasan pengembangan sistem, penganalisaan model sesuai dengan spesifikasi kebutuhan sistem, serta penentuan sarana yang akan digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil keluaran yang baik. Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap untuk melakukan perkiraan biaya secara keseluruhan, mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi, dan mendefinisikan jadwal pengembangan aplikasi. Analisis Tahap analisis merupakan tahap untuk mengidentifikasikan isi yang akan ditampilkan dalam aplikasi dan menentukan kebutuhan untuk estetika pada desain. Proses analisis dilakukan dengan meneliti data hutan kota Propinsi DKI Jakarta. Data tersebut merupakan data yang dimiliki oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta. Perancangan
METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan mengacu pada tahapan proses dalam rekayasa web yang dikemukakan oleh Pressman (2001), yang terdiri dari tahap formulasi, perencanaan, analisis, perancangan, pembuatan halaman dan pengujian, serta evaluasi.
Pada proses rekayasa web, tahap perancangan terbagi atas dua aktivitas yang berjalan secara paralel. Aktivitas pertama adalah proses perancangan isi yang dilakukan oleh non technical member dan aktivitas lainnya dilakukan oleh technical member, yang terdiri dari: 1. Perancangan Basis Data
5
Basis data dirancang sesuai dengan data hutan kota yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta.
Evaluasi yang didasarkan pada kecepatan menampilkan peta dan membuka halaman baru. 5. Maintainability
2. Perancangan Arsitektur
Evaluasi yang didasarkan pada kernudahan untuk melakukan perbaikan aplikasi dan kemampuan beradaptasi.
Struktur arsitektur berkaitan erat dengan tujuan dari pengembangan sistem, isi yang disediakan, dan pengguna yang mengunjungi situs.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Perancangan Output Output yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi akan hutan kota dari pengguna. 4. Perancangan Antarmuka Perancangan antarmuka dilakukan dengan merancang tampilan halaman dengan kombinasi warna, teks dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan aplikasi web. 5. Pengunaan Perangkat Keras dan Lunak Pada tahapan ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem. Pembuatan Halaman dan Pengujian
Formulasi Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta diaplikasikan untuk memberikan suatu alternatif penyampaian informasi mengenai hutan kota kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan mengenai hutan kota, khususnya di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada sistem web milik Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta, maka diperoleh gambaran secara umum mengenai apa yang akan dimuat dalam Sitem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta berbasis web. Perencanaan Pada penelitian ini, studi kelayakan secara finansial tidak dilakukan. Di lain pihak, untuk studi kalayakan secara teknis dilakukan dengan menganalisis lingkungan operasi sisi client dan server akan kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras sistem. Dari analisis yang dilakukan diperolah hasil sebagai berikut:
Tahap pembuatan halaman (page generation) menghasilkan suatu halaman web yang dapat dieksekusi dalam bentuk HTML. Tahap pengujian (testing) dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kesalahan pada script agar kemudian dapat dilakukan perbaikan sehingga aplikasi dapat berjalan dengan baik dan benar.
Evaluasi
1. Perangkat Lunak:
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu aplikasi yang mengandung faktor-faktor sebagai berikut:
-
Windows, UNIX/Linux, Mac OS X, atau Solaris sebagai sistem operasi.
-
Apache atau IIS (Internet Information Server), sebagai web server.
-
MapServer, sebagai aplikasi pemetaan berbasis web.
-
ESRI Shapefile, PostGIS, ESRI SDE, atau Oracle spatial, sebagai input data vektor.
1. Usability Evaluasi yang didasarkan pada nilai estetis dan pemahaman isi situs. 2. Functionality Evaluasi yang didasarkan kemampuan proses pencarian navigasi, dan browsing.
pada data,
3. Reliability Evaluasi yang didasarkan pada ketepatan proses link dan validasi input. 4. Efficiency
Server
2. Perangkat Keras: -
Processor dengan clock speed 2 GHz.
-
Memori 512 MB.
-
Kapasitas Harddisk 80 GB.
-
VGA Card 64 MB.
6
Client
Perancangan Isi
1. Perangkat Lunak:
Informasi hutan kota yang disajikan dalam sistem dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
-
Windows, UNIX/Linux, Mac OS X, atau Solaris sebagai sistem operasi.
-
Intrenet Explorer, Opera, atau Mozilla, sebagai aplikasi web browser.
2. Perangkat Keras: -
Processor dengan clock speed 1GHz.
-
Memori 256 MB.
-
VGA Card 32 MB.
Profil Hutan Kota Pada bagian profil, informasi yang disajikan adalah: 1. Definisi hutan kota 2. Manfaat hutan kota, meliputi:
Analisis Sistem akan memberikan informasi mengenai hutan kota yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Informasi ini meliputi informasi tekstual dan informasi peta hutan kota Propinsi DKI Jakarta. Gambaran sistem secara umum tercermin dalam Diagram Konteks pada Gambar 2. akses informasi hutan kota DKI Jakarta pengguna
SIG Hutan Kota DKI Jakarta informasi peta dan tekstual hutan kota DKI Jakarta
Gambar 2. Diagram Konteks Sistem Desain proses Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta dapat digambarkan dalam diagram alir sistem pada Lampiran 2. Pemodelan arus data pada sistem tergambar pada Data Flow Diagram (DFD) level 1, level 2, dan level 3, yang dapat dilihat pada Lampiran 3, Lampiran 4, dan Lampiran 5. Dari data hutan kota yang diperoleh, ditentukan isi yang akan ditampilkan dalam sistem. Penyajian dari isi harus mempertimbangkan aspek-aspek estetika demi kenyamanan pengguna pada saat mengakses sistem. Penjelasan secara lengkap mengenai isi sistem dapat dilihat pada tahap perancangan isi.
-
Manfaat fisik
-
Manfaat teknik
-
Manfaat arsitektural
-
Manfaat estetika
3. Tipe hutan kota, meliputi; - Hutan kota konversi -
Hutan kota zona industri
T
T
- Hutan kota wilayah pemukiman - Hutan kota wisata 4. Kondisi hutan kota DKI Jakarta, meliputi: -
Luas dan penyebaran
-
Status hukum
-
Pengelola
5. Permasalahan hutan kota 6. Strategi pengembangan hutan kota, meliputi: -
Startegi perluasan hutan kota
-
Strategi penyebaran hutan kota
-
Strategi pencapaian target hutan kota
7. Arahan pembangunan hutan kota, meliputi: - Arahan desain hutan kota - Arahan pemilihan jenis pohon - Arahan teknik silvikultur Peta Spasial Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta Pada bagian peta, disajikan adalah:
informasi
1. Layer-layer spasial, meliputi: -
Layer hutan kota
yang
7
-
Layer kelurahan
-
Layer kecamatan
-
Layer kotamadya
Nama Tabel
2. Komponen-komponen peta, meliputi: -
Legenda
-
Navigasi peta
-
Direction
-
Skala
3. Query, berisi informasi dari tiap-tiap hutan kota, meliputi: -
Nama hutan kota
-
Luas
-
Lokasi
-
Fungsi hutan kota
-
Tipe hutan kota
-
Jenis pohon
-
Status hukum
-
Kepemilikan
-
Foto
Pencarian Hutan Kota Pencarian hutan kota memudahkan pengguna dalam mencari lokasi hutan kota, berdasarkan nama hutan kota, nama kelurahan, atau nama kecamatan. Perancangan Basis Data Basis data yang dibangun terdiri dari 9 tabel yang berisi data sesuai dengan kebutuhan sistem, sesuai dengan data yang dianalisis pada tahap analisis. Daftar namanama tabel yang terdapat dalam basis data Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel 1. Struktur basis data dapat dilihat pada Lampiran 6.
Kegunaan
tb_kelurahan
pencarian hutan kota berdasarkan nama kelurahan
tb_kecamatan
pencarian hutan kota berdasarkan nama kecamatan
tb_shp_hutan_kota
menampilkan peta hutan kota
tb_shp_kelurahan
menampilkan peta kelurahan
tb_shp_kecamatan
menampilkan peta kecamatan
tb_shp_kotamadya
menampilkan peta kotamadya
geometry_columns
identifikasi tabeltabel yang memiliki atribut spasial (kolom the_geom)
spatial_ref_sys
referensi spasial dari kolom geometri
Perancangan Arsitektur Struktur yang digunakan dalam pengembangan aplikasi web ini adalah struktur network, seperti pada Gambar 3. Struktur network digunakan apabila komponen arsitektur dirancang agar dapat melalui semua komponen sistem (Pressman, 2001). Hal ini dapat dilihat pada setiap halaman web memiliki navigasi untuk mengakses menu yang lain.
Tabel 1. Basis Data Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta Nama Tabel tb_hutan_kota
Kegunaan memberikan informasi hutan kota dan untuk pencarian hutan kota berdasarkan nama hutan kota
Gambar 3. Struktur Network Perancangan Output Output dari sistem berupa informasi tentang hutan kota Propinsi DKI Jakarta. Informasi ini ditampilkan dalam bentuk
8
informasi peta dan informasi tekstual. Informasi peta berisi peta Propinsi DKI Jakarta (meliputi wilayah kelurahan, kecamatan dan kotamadya) beserta peta hutan kotanya. Informasi tekstual berisi definisi hutan kota, manfaat hutan kota, tipe hutan kota, kondisi hutan kota DKI Jakarta, permasalahan hutan kota, strategi pengembangan hutan kota, dan arahan pembangunan hutan kota. Informasi tekstual juga berisi keterangan dari tiap-tiap hutan kota yang ada di Propinsi DKI Jakarta, meliputi: nama hutan kota, luas, lokasi, fungsi hutan kota, tipe hutan kota, jenis pohon, status hukum, kepemilikan, dan foto.
menampilkan peta sesuai dengan layer yang dipilih pengguna, menu navigasi yang akan menampilkan pergeseran peta pada posisi koordinat tertentu sesuai dengan posisi kursor mouse pada peta navigasi, menu resolusi peta yang mengubah ukuran peta sesuai dengan resolusi yang dipilih oleh pengguna, menu tools meliputi: zoom in dan zoom out yang akan memperbesar dan memperkecil skala peta, recenter yang akan menggeser posisi tengah peta, dan query yang akan memberikan informasi dari hutan kota yang dipilih pengguna pada peta. Contoh tampilan proses query dapat dilihat pada Gambar 5.
Perancangan Navigasi Navigasi sistem dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem. Navigasi dibuat dalam bentuk menu-menu yang memberikan informasi tentang hutan kota Propinsi DKI Jakarta. Desain navigasi sistem dapat dilihat pada Gambar 4. HOME PROFIL CARI PETA LINK
Gambar 4. Desain Navigasi Sistem Pada halaman HOME terdapat deskripsi singkat tentang isi sistem. Halaman PROFIL berisi submenu profil, yang terdiri dari definisi hutan kota, manfaat hutan kota, tipe hutan kota, kondisi hutan kota DKI Jakarta, permasalahan hutan kota, strategi pengembangan hutan kota, dan arahan pembangunan hutan kota. Halaman CARI berisi input pencarian hutan kota yang terdiri dari tiga pilihan, yaitu berdasarkan nama hutan kota, kelurahan, atau kecamatan. Pada halaman PETA terdapat peta spasial Propinsi DKI Jakarta beserta hutan kotanya dan menu-menu yang digunakan untuk memanipulasi peta. Menu-menu ini meliputi menu layer yang berfungsi
Gambar 5. Tampilan Proses Query Menu LINK merupakan link ke sistem web milik Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta, dengan url: http://www.distan.jakarta.go.id. Perancangan Antarmuka Desain antarmuka sistem disesuaikan dengan desain sistem web milik Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta yang didominasi oleh warna hijau. Teks navigasi pada bagian kiri berwarna
9
coklat. Teks informasi secara keseluruhan didominasi oleh warna biru. Penggunaan Perangkat Perangkat Keras
Lunak
MapServer
1. Load basis data spasial (kolom the_geom).
dan 2
Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta ini dibangun dengan menggunakan PC komputer, dengan spesifikasi sebagai berikut:
Linux Mandrake 10.1, sebagai sistem operasi.
-
PostgreSQL 7.4.5, sebagai perangkat lunak penyimpanan dan pengolahan data.
-
PostGIS 1.1.3, merupakan ekstensi PostgreSQL, yang mengijinkan PostgreSQL untuk menyimpan dan mengolah data spasial di dalam suatu basis data.
-
MapServer 4.8.2, sebagai aplikasi untuk implementasi peta berbasis web.
PostgreSQL/PostGIS merupakan salah satu alternatif perangkat lunak RDBMS open source yang telah mendukung OpenGIS Simple Feature Specification. PostgreSQL mengintegrasikan PostGIS di dalamnya, sehingga mampu menyimpan data spasial ke dalam suatu basis data relasional berupa tabel-tabel. MapServer merupakan aplikasi freeware dan open source, yang memungkinkan kita menampilkan data spasial (peta) di web. Hubungan antara Mapserver, PostgreSQL, dan PostGIS dapat dilihat pada Gambar 6 (Brovelli, 2004). Input data pada MapServer dapat berupa data shapefile atau basis data. Penulis menggunakan basis data PostgreSQL sebagai input dengan alasan: 1. PostgreSQL/PostGIS merupakan perangkat lunak yang bersifat open source. 2. Telah dilakukan penelitian menggunakan input shapefile. 3. Adanya penjelasan mengenai tipe data spasial. Apakah point, polygon, atau line. 4. Fleksibilitas query, yaitu pemanfaatan query spasial pada basis data PostgreSQL.
1
2. Return basis data spasial (input MapServer).
PostGIS
Perangkat Lunak -
Keterangan:
2
1
PostgreSQL
Gambar 6. Hubungan antara Mapserver, PostGIS dan PostgreSQL Perangkat Keras -
Processor AMD Athlon dengan clock speed 1.7 GHz.
-
Memori SDRAM 512 MB.
-
Harddisk dengan kapasitas 80 GB.
-
VGA Card 64 MB.
-
DVD ROM 16X.
-
Monitor dengan resolusi 1024x768.
Pembuatan Halaman Tahap pembuatan halaman merupakan hasil penggabungan secara keseluruhan dari proses perancangan. Tampilan halaman untuk setiap halaman web mempunyai bentuk yang sama, terdiri dari bagian kiri, tengah, atas dan bawah. Untuk tampilan utama sistem dapat dilihat pada Gambar 7. Bagian kiri sistem merupakan menu navigasi, yang terdiri dari menu HOME, PROFIL, CARI, PETA, dan LINK, yang telah dijelaskan pada tahap perancangan navigasi. Bagian tengah sistem merupakan tempat menampilkan informasi hutan kota, yang terdiri dari informasi tekstual dan peta. Pada bagian ini juga terdapat peta spasial Propinsi DKI Jakarta beserta hutan kotanya, dengan tampilan seperti pada Gambar 8. Pembuatan halaman peta ini dilakukan dengan menggunakan konfigurasi template HTML dan MapFile (*.map). Template HTML mengatur output peta dan fungsi-fungsi lainnya yang tampil pada halaman HTML. Fungsi-fungsi ini meliputi navigasi peta, legenda, resolusi peta, zoom in, zoom
10
Bagian Atas
Bagian Tengah Bagian Kiri
Bagian Bawah
Gambar 7. Tampilan Utama Sistem halaman sistem yang lain dapat dilihat pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 9. Pengujian Langkah-langkah pengujian yang digunakan berasal dari pendekatan yang mengadopsi prinsip dasar untuk semua pengujian perangkat lunak serta rnenerapkan strategi dan teknik yang direkomendasikan untuk sistem berorientasi objek (Pressman, 2001). Model isi untuk aplikasi berbasis web ditinjau ulang untuk menemukan error.
Gambar 8. Tampilan Peta out, recenter, dan query. MapFile merupakan file konfigurasi yang berisi komponen tampilan peta seperti definisi layer, definisi proyeksi peta, pengaturan legenda, skala, label, dan warna peta. Pada struktur MapFile juga terdapat koneksi antara MapServer dengan basis data PostgreSQL, yang berfungsi sebagai input pada MapServer. Bagian atas (header) barisi lambang dan judul sistem, sedangkan bagian bawah (footer) berisi informasi hak cipta. Tampilan
Hasil dari pengujian ini adalah ditemukannya beberapa kesalahan penulisan, lalu dilakukan perbaikan. Secara keseluruhan sistem telah menampilkan isi yang konsisten. Pada penyajian peta hasil yang ditampilkan pun telah sesuai dengan yang diharapkan. Model desain untuk aplikasi berbasis web ditinjau ulang untuk menemukan kesalahan navigasi. Seluruh navigasi pada sistem ini menampilkan halaman yang sesuai dengan menu navigasinya, sehingga
11
dapat dikatakan bahwa navigasi telah berfungsi dengan baik. Komponen pemrosesan dan halaman web tertentu diuji secara unit. Hasil dari pengujian ini adalah tidak ditemukannya kesalahan, baik dalam isi, pemrosesan data, ataupun link. Aplikasi berbasis web diuji fungsionalitas dan penyampaian isinya secara keseluruhan. Hasil dari pengujian ini adalah secara umum output yang dihasilkan oleh sistem telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Aplikasi berbasis web diuji oleh populasi pengguna yang terkontrol dan termonitor. Pengujian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner kepada sejumlah responden. Hasil pengujian ini akan dibahas pada tahap evaluasi.
Gambar 9. Grafik Hasil Kuesioner Faktor Usability Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat secara keseluruhan 72% responden berpendapat bahwa sistem sudah memenuhi faktor usability dengan baik, 23% responden menyatakan sistem sudah sangat baik, dan 5% responden menyatakan sistem masih memerlukan perbaikan. Functionality Tabel 3. Hasil Kuesioner Functionality Pertanyaan
Jumlah Buruk
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
1
--
1
17
2
2
--
--
18
2
3
--
2
16
2
Evaluasi Tahap evaluasi sistem dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 20 responden. Responden penelitian yang dipilih meliputi 70% dari pengguna umum untuk melihat apakah sistem yang dibuat cukup mudah untuk dipahami dan 30 % dari mahasiswa ilmu komputer untuk mengevaluasi hal-hal yang bersifat teknis. Pertanyaan yang diberikan pada kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 12. Berikut adalah hasil evaluasi yang dilakukan: Usability Tabel 2. Hasil Kuesioner Usability Pertanyaan
Jumlah Buruk
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
1
--
2
13
5
2
--
1
14
5
3
--
--
16
4
Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil kuesioner faktor usability, yaitu 65% responden berpendapat bahwa sistem mudah untuk dimengerti, 70% responden menyukai sistem, dan 80% responden berpendapat bahwa tampilan sistem sudah baik. Grafik hasil kuesioner pada faktor usability dapat dilihat pada Gambar 9.
Dari Tabel 3 dapat dilihat hasil kuesioner faktor functionality, yaitu 85% responden berpendapat bahwa fasilitas pencarian pada sistem membantu responden untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, 90% responden berpendapat bahwa navigasi pada sistem memberikan gambaran yang jelas mengenai halaman yang akan dituju dan 80% responden berpendapat bahwa fasilitas pada sistem cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi. Grafik hasil kuesioner pada faktor functionality dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Hasil Kuesioner Faktor Functionality Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat secara keseluruhan 85% responden berpendapat bahwa sistem sudah memenuhi
12
faktor functionality dengan baik, 10% responden menyatakan sistem sudah sangat baik dan 5% responden menyatakan sistem masih memerlukan perbaikan. Reliability Untuk tahap reliability, evaluasi belum dilakukan karena untuk sementara waktu sistem masih bersifat localhost. Efficiency dan Maintainability Karena banyak faktor yang mempengaruhi efficiency dan maintainability, maka aspek tersebut tidak diikutsertakan dalam evaluasi ini. Hasil kuesioner secara keseluruhan menunjukkan bahwa 75% responden berpendapat sistem telah memenuhi faktorfaktor yang menjadi syarat untuk menilai kualitas suatu sistem informasi berbasis web. Grafik hasil kuesioner total dapat dilihat pada Gambar 11.
atau memperkecil skala peta, menggeser posisi peta, melakukan pencarian lokasi hutan kota, dan yang lainnya. Input peta Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta menggunakan basis data PostgreSQL, karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan input shapefile. Saran Sistem yang dibangun ini merupakan Sistem Informasi Geografis yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi tentang hutan kota yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Namun sistem ini masih memiliki kelemahan yang dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya, yaitu panambahan layer-layer lain pada sistem, seperti jalan, sungai, atau bangunan, sehingga tampilan peta menjadi lebih baik. Pada penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan pengembangan lebih jelas tentang pemanfaatan query spasial dalam PostGIS.
DAFTAR PUSTAKA Barus B, Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografi: Sarana Manajemen Sumberdaya. Bogor: IPB.
Gambar 11. Grafik Hasil Kuesioner Total
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta merupakan suatu sistem yang diaplikasikan untuk memberikan alternatif penyampaian informasi tentang hutan kota di Propinsi DKI Jakarta kepada masyarakat. Informasi yang diberikan berupa informasi peta dan informasi tekstual mengenai hutan kota. Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta berbasis web online, sehingga pengguna dapat mengakses sistem dengan mudah, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Sistem ini terintegrasi pada sistem web milik Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta. Disamping itu sistem juga menyediakan tools yang memudahkan pengguna dalam mengontrol peta, misalnya memperbesar
Brovelli M. A. 2004. An Archaeological Web GIS Application Based On MapServer And PostGIS. Diego: The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Mitchell T. 2005. Web Mapping Illustrated. Sebastopol Canada: O'Reilly Media Inc. Momjian B. 2001. PostgreSQL Introduction and Concepts. Canada: Addison-Wesley. Nuryadin R. 2005. Panduan Menggunakan MapServer. Bandung: Informatika. Peng ZR, Ming HT. 2003. Internet GIS : Distributed Geographic Information Services for the Internet and Wireless Networks. New Jersey: John Wiley and Sons Inc. Pressman R. 2001. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. Ed ke-5. New York: McGraw-Hill. Ramsey P. Introduction to PostGIS. http://www.postgis.refractions.net/docs/p ostgis.pdf. [6 Januari 2006]. U
U
13
Robinson, Arthur, Morrison J, Muehrcke P, Kimerling J, Guptill S. 1995. Elements of Cartography. Ed ke-6. New York: John Wiley&Sons Inc.
14
LAMPIRAN
15
Lampiran 1. Arsitektur Aplikasi MapServer
HTTP/CGI Request (klik lokasi x,y) atau status layer (on/off )
HTTP Server (Apache)
MapServer
Client Browser MapFile
HTML Template Data GIF Web Server
GIS dataset (PostgreSQL+ PostGIS)
16
Lampiran 2. Diagram Alir Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta
17
Lampiran 3. DFD Level 1 Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta
Lampiran 4. DFD Level 2 Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta 1. DFD Level 2 Proses 3
18
Lampiran 4 (Lanjutan) 2. DFD Level 2 Proses 4
Lampiran 5. DFD Level 3 Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta 1. DFD Level 3 Proses 4.1 (Memilih layer)
2. DFD Level 3 Proses 4.2 (Mengubah koordinat navigator)
19
Lampiran 5 (Lanjutan) 3. DFD Level 3 Proses 4.3 (Memilih resolusi peta)
4. DFD Level 3 Proses 4.4 (Zoom in)
5. DFD Level 3 Proses 4.5 (Zoom out)
6. DFD Level 3 Proses 4.6 (Recenter)
7. DFD Level 3 Proses 4.7 (Query Point)
8. DFD Level 3 Proses 4.8 (Mencari lokasi hutan kota)
9. DFD Level 3 Proses 4.9 (Menampilkan peta)
20
Lampiran 6. Struktur Basis Data Sistem Informasi Geografis Hutan Kota Propinsi DKI Jakarta 1. tb_hutan_kota Nama Field id nama_hutan luas_hutan lokasi fungsi_hutan stts_hukum pemilik tipe_hutan jenis_pohon pic
Tipe Data (Ukuran) integer varchar(255) real varchar(255) text varchar(255) varchar(255) varchar(255) text varchar(255)
Keterangan Id lokasi hutan kota Nama hutan kota Luas hutan kota dalam hektar Lokasi kotamadya hutan kota Fungsi hutan kota Status hukum hutan kota (SK Gubernur) Pihak yang memiliki hutan kota tertentu Tipe hutan kota Jenis-jenis pohon hutan kota Foto hutan kota
Tipe Data (Ukuran) varchar(255) integer
Keterangan Nama kecamatan Bernilai “1” bila terdapat hutan kota dan bernilai “0” bila tidak terdapat hutan kota di kecamatan tertentu
Tipe Data (Ukuran) varchar(255) integer
Keterangan Nama kelurahan Bernilai “1” bila terdapat hutan kota dan bernilai “0” bila tidak terdapat hutan kota
2. tb_kecamatan Nama Field kecamatan status
3. tb_kelurahan Nama Field kelurahan status
4. tb_shp_hutan_kota Nama Field id the_geom
Tipe Data (Ukuran) serial geometry
Keterangan Id spasial hutan kota Berisi informasi spasial multipoligon layer hutan kota
5. tb_shp_kecamatan Nama Field gid kecamatan the_geom
Tipe Data (Ukuran) serial varchar geometry
Keterangan Id spasial kecamatan Nama kecamatan Berisi informasi spasial multipoligon layer kecamatan
Tipe Data (Ukuran) serial varchar geometry
Keterangan Id spasial kelurahan Nama kelurahan Berisi informasi spasial multipoligon layer kelurahan
6. tb_shp_kelurahan Nama Field gid kelurahan the_geom
21
Lampiran 6 (Lanjutan) 7. tb_shp_kotamadya Nama Field gid kotamadya the_geom
Tipe Data (Ukuran) serial varchar geometry
Keterangan Id spasial kotamadya Nama kotamadya Berisi informasi spasial multipoligon layer kotamadya
8. geometry_columns Nama Field f_table_catalog f_table_schema f_table_name f_geometry_column
Tipe Data (Ukuran) varchar(256) varchar(256) varchar(256) varchar(256)
coord_dimension srid type
integer integer varchar(30)
Keterangan Bernilai ‘ ” ‘ Hak akses tabel (publik) Nama tabel yang memiliki atribut spasial Nama kolom yang berisi informasi spasial (kolom the_geom) Dimensi informasi spasial (bernilai “2”) Bernilai “-1” Tipe informasi spasial (multipoligon)
9. spatial_ref_sys Nama Field srid auth_name auth_srid srtext
Tipe Data (Ukuran) integer varchar(256) integer varchar(2048)
proj4text
varchar(2048)
Keterangan Id Sistem Referensi Spasial Bernilai “EPSG” Id Sistem Referensi Spasial dari auth_name Representasi WKT (Well Known Text) dari Sistem Referensi Spasial Berisi definisi koordinat Proj4
10. Tampilan Fisik Tabel yang Memiliki Atribut Spasial (tb_shp_hutan_kota)
22
Lampiran 6 (Lanjutan) 11. Tampilan Fisik Tabel geometry_columns
Lampiran 7. Tampilan Halaman PROFIL
23
Lampiran 8. Tampilan Halaman CARI
Lampiran 9. Tampilan Halaman PETA
24
Lampiran 10. Kuesioner Evaluasi Sistem KUESIONER Kuesioner ini dibuat sebagai tahapan akhir dari penyelesaian Tugas Akhir (Skripsi), dengan tujuan untuk menilai kualitas sistem yang telah dibuat. Silahkan memberikan jawaban dengan membuat tanda silang (X) pada kotak yang telah disediakan.
Nama:
Pekerjaan:
I. Usability No
Pertanyaan
1
Apakah keseluruhan sistem ini mudah dimengerti ?
2
Apakah Anda menyukai tampilan sistem ini ?
3
Apakah menurut Anda tampilan sistem ini sudah baik ?
Buruk
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
Buruk
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
II. Functionality No
Pertanyaan
1
Pada fasilitas pencarian sistem, apakah hasil yang didapat sesuai dengan keinginan Anda ?
2
Apakah navigasi (link) yang disediakan memberikan gambaran yang jelas mengenai halaman yang akan dituju ?
3
Apakah fasilitas yang diberikan pada sistem ini cukup untuk memenuhi informasi yang Anda harapkan ?