JURNAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK
1.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga penelitian dapat dilakukan dengan benar dan terarah serta mudah dalam menganalisa dan memecahkan permasalahan yang ada. Berikut ini merupakan gambar diagram alir penelitian.
Mulai
Studi pustaka
Pengumpulan data (alamat sekolah, jumlah, murid, jumlah guru, ruang kelas, persentase kelulusan, akreditasi) Analisis dan pengolahan data ( digitalisasi peta + informasi )
Kesimpulan
Selesai
Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian
1.2 Tempat dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pendidikan Nasional kota Depok di Jalan Urea 1 Kavling E No. 10, Beji Timur, Depok dan Kantor Departemen Agama kota Depok di Jalan Boulevard Raya Kota Kembang, Tirta Jaya, Sukmajaya, Depok. Objek yang diteliti adalah sekolah formal yaitu SMP, MTS, SMA, MA, SMK dan Perguruan atau Sekolah Tinggi yang statusnya negeri maupun swasta.
1.3 Analisis dan Pengolahan Data Sebelum membuat aplikasi SIG ini, peta kota Depok harus didigitalisasikan dulu dengan menggunakan scanner mesin KIP 7095 dari dataskrip dan disimpan dengan ekstensi TIFF. Setelah itu data yang didapat di kantor Dinas Pendidikan dan kantor Departemen Agama diolah dan dimasukkan ke dalam suatu basis data yang ada di Arcview 3.3. Sebelum memasukkan data ke dalam basis data Arcview, data mentah yang telah didapat perlu diolah terlebih dahulu dalam tahap pengolahan data dengan tujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi untuk kemudian dianalisis. Proses selanjutnya setelah pengolahan data adalah analisis data yang bertujuan untuk menyederhanakan data sehingga mudah ditafsirkan. Metode analisis yang dilakukan yaitu dengan cara analisa deskriptif.
1.4 Basis Data Kota Depok Model data dalam SIG terdiri dari dua macam, yaitu data spasial dan data non spasial. Berdasarkan model data inilah basis data SIG dapat dibuat. Data spasial yang
terdapat di dalam aplikasi ini adalah lapisan bangunan yang terdiri dari bangunan sekolah yang
dipisah
dalam
empat
jenjang
yaitu
SMP/MTS,
SMA/MA,
SMK
dan
Perguruan/Sekolah Tinggi dan lapisan jalan yang terdiri dari wilayah kecamatan. Data non spasial merupakan atribut yang dimiliki oleh data spasial. Untuk lapisan bangunan
sekolah
SMP/MTS
memiliki
atribut
IDSMP/MTS,
Bentuk_Dijitasi,
Nama_Sekolah, Alamat_Sekolah, Jumlah_Murid, Jumlah_Guru, Jml_Murid_Kls_I, Jml_Murid_Kls_II,
Jml_Murid_Kls_III,
Ruang_Kelas,
+/-_Ruang_Kelas,
PersentaseKelulusan, Status_Sekolah dan Akreditasi. Untuk lapisan bangunan sekolah SMA/MA
memiliki
atribut
yang
sama
yaitu
IDSMA/MA,
Bentuk_Dijitasi,
Nama_Sekolah, Alamat_Sekolah, Jumlah_Murid, Jumlah_Guru, Jml_Murid_Kls_I, Jml_Murid_Kls_II,
Jml_Murid_Kls_III,
Ruang_Kelas,
+/-_Ruang_Kelas,
PersentaseKelulusan, Status_Sekolah dan Akreditasi. Sedangkan untuk lapisan bangunan sekolah SMK memiliki atribut yang sama juga yaitu IDSMK, Bentuk_Dijitasi, Nama_Sekolah, Alamat_Sekolah, Jumlah_Murid, Jml_Murid_Kls_II, PersentaseKelulusan,
Jml_Murid_Kls_III, Status_Sekolah
dan
Jumlah_Guru, Jml_Murid_Kls_I,
Ruang_Kelas, Akreditasi.
+/-_Ruang_Ke las,
Untuk
lapisan
bangunan
Perguruan/Sekolah Tinggi memiliki atribut yaitu ID_PT/ST, Bentuk_Dijitasi, Nama_PT, Alamat_PT, Jml_Mhs_Mendaftar, Jml_Mhs_Baru, Jml_Lulusan, Jml_Dosen. Untuk lapisan jalan yang menerangkan wilayah kecamatan memiliki atribut IDKecamatan, Bentuk_Dijitasi, Nama_Kecamatan, Jml_Sekolah_SMP/MTS, Jml_Sekolah_SMA/MA, Jml_Sekolah_SMK,
Jml_PT/ST,
Jml_Murid_SMP/MTS,
Jml_Guru_SMP/MTS,
Jml_Murid_SMA/MA, Jml_Guru_SMA/MA, Jml_Murid_SMK, Jml_Guru_SMK dan Hotlinks.
1.5 Penentuan Kunci Utama Tabel-tabel di dalam basis data digunakan untuk merepresentasikan hal-hal yang merupakan bagian dari dunia nyata. Setiap tabel harus merepresentasikan satu hal atau satu tema saja. Setiap tabel terbentuk dari baris dan kolom. Model data juga mengharuskan data pada setiap barisnya bersifat unik. Untuk menjamin keunikan setiap baris data tabel, ditentukan dan dibuatlah kunci utama yang berfungsi sebagai pengenal. Atribut kunci utama tidak boleh kosong dan harus bersifat unik. Hasil penentuan kunci utama dapat disajikan sebagai kerangka tabel-tabel berikut: 1. Sekolah
SMP/MTS
(IDSMP/MTS,
Alamat_Sekolah,
Jumlah_Murid,
Jml_Murid_Kls_II,
Jml_Murid_Kls_III,
Bentuk_Dijitasi, Jumlah_Guru,
Nama_Sekolah, Jml_Murid_Kls_I,
Ruang_Kelas,
+/-_Ruang_Kelas,
PersentaseKelulusan, Status_Sekolah dan Akreditasi) 2. Sekolah
SMA/MA
(IDSMA/MA,
Alamat_Sekolah,
Jumlah_Murid,
Jml_Murid_Kls_II,
Jml_Murid_Kls_III,
Bentuk_Dijitasi, Jumlah_Guru, Ruang_Kelas,
Nama_Sekolah, Jml_Murid_Kls_I, +/-_Ruang_Kelas,
PersentaseKelulusan, Status_Sekolah dan Akreditasi) 3. Sekolah SMK (IDSMK, Bentuk_Dijitasi, Nama_Sekolah, Alamat_Sekolah, Jumlah_Murid, Jml_Murid_Kls_III,
Jumlah_Guru, Ruang_Kelas,
Jml_Murid_Kls_I,
Jml_Murid_Kls_II,
+/-_Ruang_Kelas,
PersentaseKelulusan,
Status_Sekolah dan Akreditasi) 4. Perguruan/Sekolah Tinggi (ID_PT/ST, Bentuk_Dijitasi, Nama_PT, Alamat_PT, Jml_Mhs_Mendaftar, Jml_Mhs_Baru, Jml_Lulusan, Jml_Dosen)
5. Wilayah Kecamatan
(IDKecamatan, Bentuk Dijitasi, Nama_Kecamatan,
Jml_Sekolah_SMP/MTS, Jml_PT/ST,
Jml_Sekolah_SMA.MA,
Jml_Murid_SMP/MTS,
Jml_Murid_SMA/MA,
Jml_Guru_SMA/MA,
Jml_Sekolah_SMK, Jml_Guru_SMP/MTS, Jml_Murid_SMK,
Jml_Guru_SMK, Hotlinks). Dalam membangun program aplikasi SIG diperlukan dua tahap pengerjaan. Tahap pertama yaitu pembuatan lapisan peta berupa titik/poligon/garis dari tempat yang ada dalam aplikasi ini beserta keterangan dari setiap titik/poligon/garis tersebut yang dibangun dalam perangkat lunak ArcView 3.3. Kemudian pada tahap kedua adalah perancangan program yaitu membuat rancangan tampilan utama yang dibangun dalam Borland Delphi 7.0, kodefikasi program dan jalannya program.
1.6 Pembuatan Lapisan Peta Langkah pertama sebelum membuat lapisan-lapisan dari bentuk dunia nyata kota Depok adalah menscan peta kota Depok dengan skala 1 : 22.500 dengan menggunakan scanner mesin KIP 7095 keluaran dataskrip dan disimpan dengan ekstensi TIFF lalu mempersiapkan semua titik beserta data informasi dari setiap titik atau tempat tersebut yang telah diperoleh sebelumnya dari kantor dinas pendidikan dan kantor departemen agama kota Depok. Langkah kedua pembuatan lapisan tersebut dengan cara menjalankan ArcView 3.3 hingga muncul suatu lembar kerja baru. Kemudian dibutuhkan suatu gambar peta yang diambil dari pilihan Image Data Source. Setelah gambar peta yang hendak dibuat lapisan muncul, barulah dapat dibuat suatu kategori baru untuk lokasi-lokasi tertentu.
Pemilihan bentuk dijitasi yang akan digunakan disesuaikan dengan lapisan yang telah dibuat dan hasilnya disimpan dengan menggunakan ekstensi .shp. Setelah didapatkan ekstensi .shp, maka dapat ditentukan apakah ingin berupa titik atau polygon atau garis untuk suatu obyek pada sebuah lapisan. Begitu pula dengan obyek yang lainnya. Di setiap titik/poligon/garis yang telah dibuat memiliki informasi atau atribut yang membedakan dari semua titik/poligon/garis yang ada. Atribut-atribut inilah yang nantinya akan memperjelas informasi tentang lokasi dari suatu obyek. Contoh pengisian atribut ditunjukkan oleh Gambar 4.2. Gambar 4.1 merupakan gambar untuk lapisan wilayah kecamatan yang dibuat berupa poligon. Tiap kecamatan dibedakan dengan warna yang berbeda. Warna merah untuk kecamatan Sawangan, coklat muda untuk kecamatan Limo, hijau untuk kecamatan Pancoran Mas, biru untuk kecamatan Beji, ungu untuk kecamatan Sukmajaya dan coklat tua untuk kecamatan Cimanggis.
Gambar 4.1. Lapisan untuk Wilayah Kecamatan
Apabila salah satu wilayah kecamatan misalnya kecamatan Sawangan ditekan, maka wilayah tersebut akan berubah warna menjadi warna kuning seperti yang terlihat pada Gambar 4.1. Wilayah tersebut memiliki informasi atau atribut seperti yang disajikan oleh Gambar 4.3. Perubahan warna yang terjadi pada wilayah ini disebabkan oleh penekanan pada kotak dialog atribut yang dipilih guna mengetahui letak wilayah yang dimaksud. Perubahan warna menjadi kuning merupakan warna default dari perangkat lunak ArcView.
Gambar 4.2. Contoh Pengisian Atribut untuk Wilayah Kecamatan
Apabila salah satu wilayah kecamatan ditekan setelah menekan tombol identifier, maka akan keluar informasi yang terkait dengan wilayah kecamatan tersebut. Misalnya kita menekan kecamatan Sawangan, maka akan keluar sebuah kotak dialog Identify Results.
Gambar 4.3. Identify Results untuk Wilayah Kecamatan Sawangan
Pada lapisan ini, di dalam tabelnya terdapat field Hotlinks yang berfungsi sebagai penghubung antara unsur spasial yang ada di theme dengan data eksternal. Data eksternal yang digunakan dalam aplikasi ini berupa file teks yang memberikan informasi tentang kondisi sekolah-sekolah dan analisa penyebaran sekolah tiap jenjang pendidikan dari tiap-tiap kecamatan. Seperti contoh, apabila kita menekan tombol Hot Link yang terdapat pada Tool Bar, lalu mengarahkannya ke salah satu kecamatan yang ada seperti kecamatan Cimanggis dan menekannya, maka akan keluar suatu file teks yang berisi informasiinformasi seperti yang terlihat pada gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4.4. Hotlink untuk Wilayah Kecamatan Cimanggis
Lapisan selanjutnya adalah lapisan bangunan sekolah SMP/MTS. Lapisan ini dibuat berupa titik -titik. Pada kota Depok terdapat 168 sekolah SMP/MTS yang tersebar di enam wilayah kecamatan seperti yang terlihat pada Gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5. Lapisan untuk Sekolah SMP/MTS
Simbol untuk menunjukkan letak sekolah SMP/MTS yang ada di kota Depok adalah sebuah lingkaran berwarna biru tua untuk sekolah swasta dan biru muda untuk sekolah negeri. Hal yang mendasari pemilihan warna ini adalah jenjang pendidikan SMP/MTS identik dengan warna biru. Lapisan bangunan sekolah SMP/MTS mengandung atribut seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Atribut untuk Sekolah SMP/MTS
Apabila salah satu symbol sekolah misalnya symbol yang berwarna kuning ditekan setelah menekan tombol identifier, maka akan keluar informasi yang terkait dengan sekolah SMP/MTS tersebut dalam bentuk kotak dialog Identify Results yang ditunjukkan oleh Gambar 4.7.
Gambar 4.7. Identify Results untuk SMP Muhammadiyah 29
Lapisan bangunan selanjutnya adalah bangunan sekolah SMA/MA. Lapisan ini dibuat berupa titik-titik. Pada kota Depok terdapat 60 sekolah SMA/MA yang tersebar di enam wilayah kecamatan. Lokasi ke-60 sekolah tersebut disajikan oleh Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Lapisan untuk Sekolah SMA/MA
Simbol yang menunjukkan obyek sekolah SMA/MA adalah sebuah lingkaran berwarna abu-abu tua untuk sekolah swasta dan abu-abu muda untuk sekolah negeri dimana warna ini identik dengan jenjang pendidikan SMA/MA. Setiap sekolah memiliki atribut atau informasi yang berbeda-beda. Atribut-atribut atau informasi-informasi pada lapisan bangunan sekolah SMA/MA tersebut ditunjukkan oleh gambar 4.9.
Gambar 4.9. Atribut untuk Sekolah SMA/MA
Seperti yang terlihat pada Gambar 4.8, terdapat salah satu simbol sekolah yang berwarna kuning. Simbol tersebut memiliki atribut atau informasi yang akan keluar dalam bentuk kotak dialog Identify Results jika sebelumnya menekan tombol identifier dan menekan symbol kuning tersebut. Kotak dialog tersebut ditunjukkan oleh gambar 4.10.
Gambar 4.10. Identify Results untuk SMA Bintara
Lapisan bangunan selanjutnya adalah bangunan sekolah SMK. Lapisan ini dibuat berupa titik-titik. Pada kota Depok terdapat 45 sekolah SMK yang tersebar di enam wilayah kecamatan. Lokasi ke-45 sekolah tersebut disajikan oleh Gambar 4.11.
Gambar 4.11. Lapisan untuk Sekolah SMK
Simbol untuk menunjukkan letak sekolah SMK yang ada di kota Depok adalah sebuah lingkaran berwarna ungu tua untuk sekolah swasta dan ungu muda untuk sekolah negeri. Hal yang mendasari pemilihan warna ini adalah untuk membedakan dengan warna jenjang pendidikan SMA/MA. Di bawah ini merupakan gambar yang menunjukkan atribut dari lapisan bangunan sekolah SMK.
Gambar 4.12. Atribut untuk Sekolah SMK
Sedangkan apabila symbol yang berwarna kuning yang terlihat pada gambar 4.10 ditekan setelah menekan tombol identifier, maka akan keluar kotak dialog Identify Results yang berisikan informasi-informasi yang terkait dengan symbol yang dimaksud seperti terlihat pada gambar 4.13.
Gambar 4.13. Identify Results untuk SMK YAPEMRI
Lapisan bangunan selanjutnya adalah bangunan Perguruan/Sekolah Tinggi. Lapisan ini dibuat berupa titik-titik. Pada kota Depok sebenarnya terdapat lebih dari 8 Perguruan/Sekolah Tinggi yang tersebar di enam wilayah kecamatan, tetapi karena kurangnya informasi yang penulis dapatkan hanya 8 Perguruan/Sekolah Tinggi. Lokasi ke-8 Perguruan/Sekolah Tinggi tersebut disajikan oleh Gambar 4.14.
Gambar 4.14. Lapisan untuk Perguruan/Sekolah Tinggi
Simbol untuk menunjukkan letak Perguruan/Sekolah Tinggi yang ada di kota Depok adalah sebuah lingkaran berwarna hitam untuk sekolah swasta dan putih untuk sekolah negeri. Hal yang mendasari pemilihan warna ini adalah untuk membedakan dengan warna jenjang pendidikan sebelumnya dan agar lebih jelas. Di bawah ini merupakan gambar yang menunjukkan atribut dari lapisan bangunan Perguruan/Sekolah Tinggi.
Gambar 4.15. Atribut untuk Perguruan/Sekolah Tinggi
Apabila salah satu symbol sekolah misalnya symbol yang berwarna kuning ditekan setelah menekan tombol identifier, maka akan keluar informasi yang terkait dengan Perguruan/Sekolah Tinggi tersebut dalam bentuk kotak dialog Identify Results yang ditunjukkan oleh Gambar 4.16.
Gambar 4.16. Identify Results untuk STIM Arif Rahman Hakim
1.7 Perancangan program 1.7.1 Rancangan Tampilan Utama Tahap ini merupakan tahap persiapan pembuatan aplikasi yang terdiri dari rancangan tampilan aplikasi dan obyek-obyek yang digunakan. Tampilan utama ini terdiri dari satu buah ComboBox untuk memilih data (ditunjukkan oleh kotak A), satu buah TextBox untuk menampilkan hasil dari pilihan (ditunjukkan oleh kotak B), satu buah Button untuk mengirimkan perintah dari ComboBox (ditunjukkan oleh kotak C), satu buah DdeClientConv (ditunjukkan oleh kotak D), dan satu buah DdeClientItem (ditunjukkan oleh kotak E).
Bentuk rancangan tampilan utama disajikan oleh Gambar 4.17.
A
C
D
E B
Gambar 4.17. Rancangan Tampilan Utama
Rancangan tampilan utama seperti yang terlihat pada Gambar 4.17 memiliki setting properties yang berbeda untuk setiap sub-komponennya. Setting properties sangat diperlukan untuk memudahkan pengaturan kodefikasi program pada editor kode dan pengaturan tampilan hasil dari program yang dijalankan. Tabel 4.1 menunjukan setting properties dari tampilan tersebut. Tabel 4.6 Properti Tampilan Utama Objek Form
Text Box
Button
Properti
Setting Propertiy
Name
frmDeClient
Caption
DeClient
Name
txtDDE
Text
Kosongkan
Name
btnRequest
Caption
Send Request
DdeClientConv Name
DdeClientConv
Tabel 4.6 Properti Tampilan Utama (Lanjutan) DdeClientItem
Name
DdeClientItem
ComboBox
Name
cmbTipeRequest
Text
Kosongkan
4.3.2 Implementasi Program Pada saat pertama kali menjalankan file Declient.exe, akan keluar sebuah kotak pesan yang betuliskan Aplikasi sudah terkoneksi dengan Arcview. Lalu setelah menekan tombol OK secara otomatis program Arcview dan tampilan utama dari Declient akan keluar. Prosedur yang akan dijalankan adalah procedure TfrmDeClient.InisialisasiDDE dan procedure TfrmDeClient.FormCreate yang dapat dilihat di lampiran listing program. Berikut ini merupakan gambar output dari kotak pesan tersebut.
Gambar 4.18. Kotak Pesan
Apabila memilih Menampilkan View yang ada pada kotak Combo Box dan menekan tombol Send Request, maka akan muncul teks yang mewakili View tersebut yaitu GIS Pendidikan Kota Depok seperti yang terlihat pada gambar 4.19. Prosedur yang
akan dijalankan adalah procedure TfrmDeClient.cmbTipeRequestClick yang dapat dilihat di lampiran listing program.
Gambar 4.19. Tampilan Menampilkan View
Apabila memilih Menampilkan Tabel yang ada pada kotak Combo Box dan menekan tombol Send Request, maka akan muncul teks yang mewakili tabel tersebut yaitu Attributes of Ma.shp seperti yang terlihat pada gambar 4.20 berikut ini. Prosedur yang akan dijalankan adalah procedure TfrmDeClient.cmbTipeRequestClick yang dapat dilihat di lampiran listing program
Gambar 4.20 Tampilan Menampilkan Tabel