Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
PENGEMBANGAN PROGRAM INSENTIF RISET Dr. Ir. Joko Sutrisno, MP. ABSTRAK Insentif merupakan Instrumen kebijakan yang diluncurkan Kementerian Riset dan Teknologi untuk menjalankan misi dalam memberikan kesempatan dan memotivasi institusi penelitian, pengembangan, dan penerapan, serta pelaku iptek dalam melakukan penelitian, mengatasi permasalahan yang secara sistematis menghambat pertumbuhan inovasi, dan mendorong adopsi hasil inovasi oleh pelaku bisnis/industri, masyarakat, dan pemerintah. Program insentif riset telah dilaksanakan mulai tahun 2007–2010. Agar program insentif riset dapat menunjang pencapaian tujuan ARN 2010-2014 dan memberikan kontribusi dalam pengembangan sistem inovasi nasional, maka perlu dirumuskan pengembangan program insentif riset yang telah ada. Melalui kegiatan survey ini diharapkan diperoleh informasi mengenai efektivitas insentif riset sebagai instrumen kebijakan melalui evaluasi peningkatan investasi R & D, produktivitas litbang, intermediasi bagi industri, produk inovasi, peningkatan kreativitas dan motivasi peneliti, peningkatan kompetensi lembaga penerima, evaluasi stimulus perekonomian, dan evaluasi peningkatan kinerja peneliti sehingga dapat tersusun rekomendasi untuk pengembangan program/kebijakan baru tentang insentif riset. Pengembangan Program Insentif Riset secara umum menunjukkan bahwa Peningkatan kinerja penelitian berada pada katagori rendah; Peningkatan Kerjasama antara penghasil dan pengguna berada katagori rendah; Peningkatan kerjasama antar peneliti dengan peneliti berada pada katagori sedang; Dan Peningkatan manfaat pada stimulus perekonomian berada pada nilai rendah. Kesesuaian aspek penelitian dengan semangat pembangunan Iptek menunjukkan bahwa: Aspek pengentasan kemiskinan 60%, Pembangunan Kemaritiman 16% dan Keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan 64%. Dukungan Lembaga Litbang/PT dalam insentif riset sangat tinggi (90%). Produktivitas lembaga litbang/PT sejak tahun 2007 hingga 2010 menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Namun nilai produktivitas masih berada pada kondisi yang rendah (63%). Kerjasama yang dilakukan oleh lembaga litbang/PT sejak tahun 2007 hingga 2008 juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun nilai kerjasama yang dilakukan masih berada pada kondisi yang rendah (51%). Manfaat pemberian insentif riset sebagai stimulus perekonomian yang dilakukan oleh lembaga litbang/PT menunjukkan nilai pada tingkat kemanfaatan yang relatif tinggi (67%). Sedangkan kesesuaian aspek penelitian dengan semangat pembangunan iptek yang dilakukan oleh lembaga litbang/PT menunjukkan bahwa aspek pengentasan kemiskinan bernilai tinggi (76%), pembangunan kemaritiman masih rendah (29%), dan keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan sudah cukup tinggi (71%). Kata kunci : Pengembangan, Insentif, Riset, Kemenristek
8
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
Percepatan Difusi dan Pemanfaatan
PENDAHULUAN Insentif
merupakan
kebijakan
yang
Instrumen
Iptek.
diluncurkan
Program
insentif
riset
telah
Kementerian Riset dan Teknologi untuk
dilaksanakan mulai tahun 2007–2010.
menjalankan misi dalam memberikan
Agar program insentif riset dapat
kesempatan dan memotivasi institusi
menunjang pencapaian tujuan ARN
penelitian,
dan
2010-2014 dan memberikan kontribusi
penerapan, serta pelaku iptek dalam
dalam pengembangan sistem inovasi
melakukan
nasional,
pengembangan,
penelitian,
mengatasi
maka
perlu
dirumuskan
permasalahan yang secara sistematis
pengembangan program insentif riset
menghambat pertumbuhan inovasi, dan
yang telah ada. Kegiatan ini dilakukan
mendorong adopsi hasil inovasi oleh
untuk mengetahui efektivitas insentif
pelaku bisnis/industri, masyarakat, dan
riset
pemerintah. Dalam ARN 2010-2014
melalui evaluasi peningkatan investasi
ditekankan agar implementasi ARN
R
dapat memberikan kontribusi terhadap
intermediasi
pengembangan
inovasi, peningkatan kreativitas dan
Sistem
Inovasi
sebagai
&
D,
instrumen
kebijakan
produktivitas bagi
industri,
produk
Nasional, khususnya pemanfaatan hasil
motivasi
riset bagi kepentingan pembangunan
kompetensi lembaga penerima, evaluasi
nasional.
yang
stimulus perekonomian, dan evaluasi
terkait dengan ARN tersebut, terutama
peningkatan kinerja peneliti sehingga
yang berhubungan dengan program
nantinya dapat tersusun rekomendasi
insentif,
untuk
Realisasi
diwujudkan
mengefektifkan
dan
kebijakan
dalam
upaya
mengefisienkan
pelaksanaan program-program insentif
peneliti,
litbang,
peningkatan
pengembangan
program/kebijakan baru tentang insentif riset.
yang telah ada di Kementerian Riset dan Teknologi menjadi 4 (empat) program insentif, yaitu: (1) Insentif
METODOLOGI Subyek kajian dalam kegiatan ini
Riset Dasar, (2) Insentif Riset Terapan,
terbagi
(3) Insentif Peningkatan Kapasitas Iptek
lembaga, peneliti, dan mitra kerjasama
Sistem
yang pernah mendapatkan program
Produksi, dan (4)
Insentif
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
menjadi
3
kategori,
yaitu
9
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
insentif riset tahun 2007-2010. Metode
kuantitas
kajian ini adalah dengan menggunakan
dari insentif riset dengan
jenis penelitian survei yang teknik
hasil penelitian yang paling
pengambilan datanya dilakukan melalui
banyak
pertanyaan tertulis yang termuat dalam
desiminasi
Instrumen
seminar
Evaluasi
terhadap
hasil
penelitian
berupa
jurnal,
dalam dan
bentuk
penerapan
Pengelolaan dan Pelaksanaan Program
Iptek.
Insentif Riset (IE-P3R).
Penyebaran
temuan baru (paten), HKI,
IE-P3R dilakukan melalui email kepada
buku terbitan nasional dan
setiap lembaga, peneliti, dan mitra
manajemen & standar masih
kerjasama sesuai dengan subyek kajian
sangat rendah. Demikian
yang telah ditetapkan.
juga
evaluasi
responden
kemudian statistik
terhadap
P3IR
dengan
teknik
dianalisis deskriptif.
menggunakan kuantitatif
Data hasil
Analisa
pendekatan
terhadap
109
Hasil yang berupa
hasil
yang
berupa
manfaat sosial ekonomi dan peningkatan
data
pendapatan,
kesejahteraan
dan
deskriptif
kemandirian belum dapat
responden
dicapai dengan baik.
peneliti dan 21 lembaga yang sudah
b.
Pengembangan
mengisi kuesioner.
pembelajaran/kurikulum,dll Pengembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran/kurikulum, dll
A. Peneliti
yang dilakukan oleh peneliti
1. Peningkatan kinerja penelitian a. Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil penelitian 12%
peneliti
termasuk
dalam
kategori
tinggi, 27% pada posisi sedang, dan 61% berada pada kategori rendah untuk
10
kualitas
tergolong
rendah,
yaitu
sebanyak
58%,
sedangkan
Sebanyak
peningkatan
masih
dan
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
menyatakan
31%
peneliti
sedang,
dan
sisanya 11% adalah tinggi. Hasil keluaran terbanyak berturut-turut modul/handout,
adalah perbaikan
kurikulum, buku ajar,buku
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
teks dan hasil lain seperti
(pemakalah) atau kegiatan
panduan praktikum.
ilmiah lain sebanyak 19% peneliti
berada
pada
kategori tinggi, 42% peneliti c.
Peningkatan
penulisan
berada pada posisi sedang,
artikel dalam jurnal
dan
Peningkatan artikel
penulisan
dalam
posisi
jurnal
peneliti
rendah.
pada Upaya
peningkatan
keterlibatan
menunjukkan bahwa 19%
dalam seminar (pemakalah)
peneliti berada pada posisi
atau
tinggi, 40% peneliti ada
didominasi seminar nasional
pada kategori sedang, dan
terakreditasi,
41% peneliti ada pada posisi
seminar internasional dan
rendah.
seminar
Peneliti
peningkatan
dalam
penulisan
kegiatan
lain
selanjutnya
nasional
tidak
terakreditasi dan 5 peneliti
artikel dalam jurnal paling
melakukan
banyak menulis di jurnal
dinas terkait dan jumpa
nasional
peres
terakreditasi,
sedangkan
posisi
kedua
sosialisasi
mengenai
e.
terakreditasi,
penggunaan/aplikasi
jurnal ada
pada
memilih
penelitian
pada buku referensi dan
tingggi
prosiding.
sebanyak
Peningkatan
keterlibatan
hasil
penelitian oleh pengguna Penggunaan/aplikasi
artikel
hasil
Peningkatan
posisi ketiga dan terakhir menulis
ke
penelitiannya.
adalah jurnal nasional tidak
internasional
d.
39%
sedang
nilai pada 58%, sebanyak
hasil paling sedang posisi 6%
dalam seminar atau kegiatan
peneliti berada pada posisi
ilmiah lain
tinggi dan 36% peneliti
Dalam
peningkatan
keterlibatan dalam seminar
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
berada pada posisi rendah. Nilai
ini
memberikan
11
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
penjelasan bahwa hasil-hasil
sedang, dan sebanyak 10%
penelitian insentif riset 60%
peneliti
lebih
kategori tinggi. Kerjasama
telah
lebih
dimanfaatkan
dari
institusi
antara
pada
penghasil
dan
pengguna. Kondisi ini sudah
pengguna hasil riset paling
menunjukkan
banyak
bahwa
kemanfaatan
program
adalah
industri,
UKM/UMKM,
dirasakan oleh masyarakat.
petani/perajin,
Namun
Pemerintah,
demikian
masih
upaya-upaya
agar pemanfaatan hasil-hasil penelitian insentif riset lebih meningkat
lagi
penggunanya.
jumlah Pengguna
institusi
pendidikan,
insentif riset sudah cukup
diperlukan
Daerah,
Instansi Pemerintah
dan
Balai
Penelitian. b. Bentuk kerjasama Dari hasil survei diketahui bahwa
untuk
bentuk
hasil penelitian terbanyak
kerjasama sebanyak 16%
berturut-turut
peneliti
adalah
institusi
pendidikan,
industri,
UKM/UMKM,
petani
dan
instansi
25%
tergolong peneliti
tinggi,
tergolong
sedang dan 59% peneliti tergolong rendah.
pemerintah dan pemerintah
kerjasama
daerah.
banyak
Bentuk
yang
paling
dilakukan
adalah
2. Kerjasama antara penghasil dan
penggunaan untuk produksi,
pengguna hasil riset
penggunaan
a. Pengguna
bersama
fasilitas (laboratorium/
Dari hasil survey, kerjasama
kebun
percobaan/
antara
perpustakaan,
dll)
pengguna
penghasil
dan
sebanyak
bentuk kerjasama sebagai nara sumber.
tergolong
pada
kategori
rendah,
51%
pada
dan
39%
peneliti
peneliti
12
berada
kategori
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
c. Tingkat pemanfaatan hasil riset
(persentase
jumlah
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
penggunaan hasil riset oleh
pada posisi tinggi.
pengguna)
kerjasama yang dilakukan
Mengenai
tingkat
oleh peneliti paling banyak
pemanfaatan hasil penelitian
adalah
oleh
(seminar).
pengguna
dari
kerjasama
yang
telah
dilakukan
berkisar
pada
Hasil
f.
diseminasi
Upaya
peningkatan
kerjasama
kategori sedang (60-79%)
Upaya
hingga tinggi (80-100%).
kerjasama yang dilakukan
d. Tujuan kerjasama Tujuan
peneliti dalam kerjasamanya
kerjasama
dilakukan
peningkatan
yang
dengan pengguna penelitian
peneliti
menunjukkan bahwa
tegolong
41%
51%,
sedang
sebesar
Sebanyak
42%
berada pada posisi rendah,
tergolong dalam kategori
39% pada posisi sedang,
rendah, dan 7% sisanya
dan 20% pada posisi tinggi.
tergolong tinggi.
Tujuan
survei menunjukkan bahwa
kerjasama
yang
dilakukan peneliti dengan
kerjasama
pengguna paling banyak ada
antara
pada
pengguna
peningkatan
ketrampilan/keahlian, sharing
fasilitas
peningkatan
dan
peneliti
dan cukup
tertinggi. diikuti
penyelenggaraan yang secara
oleh
kegiatan
ilmiah. 3. Kerjasama antar peneliti a. Bentuk kerjasama
yang rendah, yaitu sebesar
Bentuk
57%,
dilakukan
pada
riset
Kemudian
umum menunjukkan tingkat
32%
penghasil
peringkat
e. Hasil kerjasama
dilakukan
terjalin
Sharing fasilitas menduduki
mutu
kerjasama
yang
beragam. Riset bersama dan
pendidikan/pembelajaran.
Hasil
Hasil
posisi
sedang dan 11% berada
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
kerjasama
yang
peneliti
dalam
kerjasamanya
dengan
13
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
peneliti
lain
tergolong
pendidikan/
pembelajaran,
dalam
kategori
sedang,
peningkatan
kualitas
yaitu
sebesar
49%,
29%
lainnya
kemudian
peningkatan
ketrampilan/keahlian,
tergolong dalam kategori
Sharing
rendah, dan 22% sisanya
Peningkatan penyebarluasan
tergolong dalam kategori
hasil
tinggi.
Lainnya.
Bentuk kerjasama
antar peneliti bermacammacam
bentuknya
fasilitas,
penelitian,
dan
c. Hasil kerjasama Dari hasil survei, kinerja
diantaranya riset bersama,
hasil
penggunaan
peneliti menunjukkan nilai
fasilitas
kerjasama
antar
bersama
yang masih rendah. Terlihat
(laboratorium/kebun
pada
percobaan/
sebesar
perpustakaan,
dll),
pertukaran
informasi/artikel
ilmiah,
diagram
bahwa
59%
peneliti
tergolong dalam kategori rendah.
27%
tergolong
narasumber dalam kegiatan
dalam kategori sedang, dan
ilmiah dan penyelenggaraan
sisanya
kegiatan ilmiah bersama.
tergolong dalam kategori
b. Tujuan kerjasama Tujuan
tinggi.
kerjasama
yang
yang
sebanyak
14%
Hasil kerjasama paling
banyak
dilakukan oleh para peneliti
dilakukan peneliti adalah
insentif
riset
diseminasi (seminar) dan
dalam
kategori
tergolong sedang
jurnal
(38%) dan tinggi (38%).
nasional/internasional.
Terdapat 24% peneliti yang
Untuk
lain
rendah.
baru (paten), manajemen &
yang
satandar dan buku terbitan
tergolong
Tujuan dilakukan
kerjasama oleh
peneliti
adalah peningkatan mutu
14
penelitian,
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
nasional rendah.
HKI, Penemuan
masih
sangat
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
4. Manfaat pemberian insentif riset
kontribusi pada perekonomian
sebagai stimulus perekonomian
masyarakat.
Dari
hasil
survey,
5. Kesesuaian aspek penelitian
diketahui manfaat pemberian
dengan semangat pembangunan
insentif riset sebagai stimulus
ipteks
perekonomian,
berdasar
a. Pengentasan kemiskinan
indikasi yang dapat menjadi
Kesesuaian aspek penelitian
stimulus
dengan
perekonomian
semangat
menunjukkan sebagian besar
pembangunan
responden menyatakan bahwa
berdasar segi pengentasan
manfaat
kemiskinan
riset
pemberian sebagai
perekonomian
insentif
iptek
menyebutkan
stimulus
bahwa
60%
termasuk
menyatakan sesuai dengan
kategori rendah, sebesar 45%.
aspek
Sedangkan
kemiskinan.
respon
yang
peneliti
pengentasan Sedangkan
menyatakan termasuk kategori
40% yang lain tidak sesuai
tinggi
dengan aspek pengentasan
sebesar
28%
dan
kategori sedang sebesar 27%. Stimulus perekonomian yang
kemiskinan. b. Pembangunan kemaritiman
dijadikan parameter meliputi
Kesesuaian aspek penelitian
pertumbuhan
insentif
teknologi, bernilai
inovasi inovasi
yang
komersial
tinggi,
peningkatan
kerjasama
kemitraan
baik
riset
semangat iptek
dengan
pembangunan berdasar
segi
dan
pembangunan kemaritiman
antara
84% peneliti menyatakan
penghasil dan pengguna iptek
tidak
maupun antar para penghasil
pembanunan
teknologi, peningkatan daya
dan
saing teknologi dan industri
menyatakan sesuai.
dalam negeri, dan pemberian
sesuai
dengan
kemaritiman,
16%
lainnya
c. Keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
15
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
Kesesuaian aspek penelitian
penelitian insentif ristek oleh
insentif
Litbang
riset
semangat iptek
dengan
pembangunan berdasar
sosialisasi,
administrasi, monitoring, dan
segi
evaluasi.
Dari
hasil
analisis
keberlanjutan fungsi-fungsi
diketahui bahwa sebanyak 90%
lingkungan
memiliki
menunjukkan
kategori
tinggi,
64% peneliti menyatakan
sedangkan 10% lembaga berada
sesuai dengan keberlanjutan
pada kategori rendah.
fungsi-fungsi dan
lingkungan,
36%
3. Produktivitas Lembaga Litbang/ PT
lainnya
menyatakan tidak sesuai.
Produktivitas
Lembaga
Litbang/Perguruan Tinggi sejak tahun 2007 hingga tahun 2010
B. LEMBAGA 1. Jumlah
peneliti
dalam
litbang/perguruan tinggi (orang) Berdasarkan data yang
menunjukkan peningkatan yang nyata. Indikator yang digunakan meliputi
diperoleh dari 21 lembaga yang
jurnal/publikasi/kegiatan ilmiah,
menjadi
peningkatan keterlibatan dalam
responden
dapat
diketahui bahwa jumlah ketua
seminar
(pemakalah)
atau
peneliti yang berhasil meraih
kegiatan
ilmiah
lain,
program insentif riset dari tahun
peningkatan
hasil
2007 hingga 2011 mengalami
peningkatan penyebarluasan dan
fluktuasi. Sejak 2007 hingga
penerapan hasil penelitian serta
2009 cenderung menurun dan
peningkatan
meningkat pada tahun 2011. Di
ekonomi.
sisi
lain
jumlah
peneliti
penelitian,
manfat
sosial
Gambaran secara umum
mengalami peningkatan di sejak
produktivitas
tahun 2007 hingga 2011.
Litbang/PT yang terkait dengan
2. Skema Penelitian Insentif Ristek oleh Litbang Kategori yang digunakan untuk
16
adalah:
mengukur
skema
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
Lembaga
Program
Insentif
Ristek,
sebanyak
17%
lembaga
memiliki produktivitas tinggi, 20%
lembaga
memiliki
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
produktivitas sedang, dan 63%
ada manfaatnya.
yang
memberikan
lain
masih
memiliki
produktivitas yang rendah.
Sebesar 8%
dampak
tinggi,
42%
4. Kerjasama yang telah dilakukan
dampak
sedang
Litbang dari Program Insentif Riset
memberikan
Kerjasama
yang
dilakukan
telah
memberikan dan
dampak
pada perekonomian.
Lembaga
yang
50% rendah
Stimulus
perekonomian yang dijadikan
Litbang/Perguruan Tinggi sejak
indikator
tahun 2007 hingga tahun 2010
inovasi teknologi, inovasi yang
mengalami peningkatan yang
bernilai
sangat tajam
peningkatan
pada
jenis
yaitu
pertumbuhan
komersial
tinggi,
kerjasama
dan
instansi, bentuk, tujuan dan hasil
kemitraan baik antara penghasil
kerjasama.
Namun
tingkat
dan pengguna iptek maupun
dan
dampak
antar para penghasil teknologi,
pemanfaatan kerjasama
kenaikan
peningkatannya signifikan.
peningkatan
daya
saing
kurang
teknologi dan industri dalam
Dari hasil suvei
negeri dan pemberian kontribusi
diketahui bahwa 16% lembaga termasuk dalam kategori tinggi,
pada perekonomian masyarakat 6. Kesesuaian
aspek
penelitian
33% berada pada posisi sedang,
dengan semangat pembangunan
dan 51% berada pada posisi
ipteks
rendah.
a. Pengentasan Kemiskinan
5. Manfaat pemberian insentif riset
Dari
sebagai stimulus perekonomian
menjadi
Dari
hasil
survei
21
lembaga
responden,
sebanyak 76% menyatakan
diketahui bahwa sebanyak 67%
hasil
lembaga
lembaganya
menyatakan
bahwa
insentif
riset
memberikan manfaat
sebagai
pemberian
stimulus
perekonomian
dan
sebanyak 33% menyatakan tidak
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
yang
penelitian
di adalah
mengarah pada pengentasan kemiskinan.
Sedangkan
24% lembaga menyatakan tidak.
17
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
b. Pembangunan Kemaritiman
KESIMPULAN
Dari hasil survey diketahui bahwa
Pengembangan Program Insentif
pembangunan
Riset secara umum menunjukkan bahwa
yang
peningkatan kinerja penelitian berada
kemaritiman merupakan
semangat
pada
katagori
rendah
(47%),
pembangunan iptek yang
peningkatan kerjasama antara penghasil
tidak terwakili dalam setiap
dan pengguna berada katagori rendah
lembaga penerima insentif
(45%), peningkatan kerjasama antar
riset. Hal ini terlihat dari
peneliti dengan peneliti berada pada
71%
yang
katagori sedang (38%) dan peningkatan
menyatakan tidak terhadap
manfaat pada stimulus perekonomian
pernyataan
berada
lembaga
lembaga
ini.
29%
menyatakan
pada
Ya
pembangunan
kemaritiman.
pada
nilai
rendah
(45%).
Kesesuaian aspek penelitian dengan semangat
pembangunan
Iptek
menunjukkan bahwa aspek pengentasan
c. Keberlanjutan
fungsi-fungsi
lingkungan
kemiskinan
60%,
pembangunan
kemaritiman 16% dan keberlanjutan
Hampir
semua
menyatakan
lembaga pada
Dukungan Lembaga Litbang/PT
keberlanjutan fungsi-fungsi
dalam insentif riset sangat tinggi (90%).
lingkungan,
Produktivitas lembaga litbang/PT sejak
sebesar
Ya
fungsi-fungsi lingkungan 64%.
persentasenya
71%.
Sedangkan
tahun 2007 hingga 2010 menunjukkan
29% lembaga menyatakan
peningkatan yang sangat tajam. Namun
bahwa hasil-hasil penelitian
nilai produktivitas masih berada pada
di
tidak
kondisi yang rendah (63%). Kerjasama
pada
yang
lembaganya
mengarah
dilakukan
oleh
lembaga
keberlanjutan fungsi-fungsi
litbang/PT sejak tahun 2007 hingga
lingkungan.
2008 juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun nilai kerjasama yang dilakukan masih berada pada kondisi yang rendah (51%). Manfaat
18
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
pemberian
insentif
riset
sebagai
Litbang/PT, kepemilikan road map
stimulus perekonomian yang dilakukan
penelitian
oleh lembaga litbang/PT menunjukkan
kelompok-kelompok peneliti.
nilai pada tingkat kemanfaatan yang relatif
tinggi
(67%).
2.
sebagai
acuan
bagi
Peningkatan manfaat hasil dan
Sedangkan
dampak kerjasama oleh pengguna
kesesuaian aspek penelitian dengan
perlu ditingkatkan agar mampu
semangat pembangunan iptek yang
memberikan
dilakukan oleh lembaga litbang/PT
perekonomian
menunjukkan bahwa aspek pengentasan
lebih baik melalui revisi buku
kemiskinan
bernilai
pembangunan rendah
yang
(76%),
panduan insentif ristek dengan
kemaritiman
masih
mempertajam proses pelaksanaan
(29%),
penelitian
fungsi-fungsi lingkungan sudah cukup
penelitian.
dan
tinggi (71%).
dan
keluaran
hasil
3. Kinerja peneliti perlu dikembangkan dan
ditingkatkan
perencanaan
REKOMENDASI Perlu
masyarakat
tinggi
keberlanjutan
1.
stimulus
dorongan
peningkatan
proposal
melalui penelitian
yang matang yang disusun oleh
produktivitas lembaga litbang/PT
kelompok-kelompok
mengenai peningkatan publikasi
Penelitian dapat dilakukan secara
jurnal nasional terakreditasi dan
multi year yang dilengkapi road
jurnal internasional, peningkatan
map penelitian, sehingga hasilnya
keterlibatan seminar internasional,
tuntas dan dapat dimanfaatkan oleh
dan peningkatan hasil penelitian
pengguna secara optimal.
yang
dapat
dimanfaatkan
berbagai
pihak
UMKM,
maupun
penelitian.
oleh
4. Perlu dikembangkan insentif riset
(masyarakat,
multi years khususnya penelitian
industri).
Dorongan tersebut melalui berbagai
yang
mampu
menumbuhkan
perekonomi masyarakat.
langkah yang meliputi kepemilikan Rencana Induk Penelitian jangka pendek,
jangka
menengah
jangka
panjang
untuk
dan setiap
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
19
Joko Sutrisno, Pengembangan Program Insentif Riset ____________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA J.Supranto, 2007, Teknik Sampling untuk Survei & Eksperimen, Jakarta, Rineka Cipta. Kementerian Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional, 2010, Pedoman Insentif Riset Edisi-5, Jakarta, download (http://insentif.ristek.go.id/Main.php). Prasetyo, Bambang, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Bandung, Rajawali Press
JKB No. 09. Th. V. Juli 2011
20