Kode/Rumpun Ilmu : 571/Manajemen
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
PENGEMBANGAN MODEL WISATA INDUSTRI BERBASIS EDU-ENTREPRENEURSHIP DI KOTA MALANG
Tim Pengusul : Dra. Erna Setijani, MM (0021085501) Drs. Sumartono, MM (0027065501)
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG MEI 2013 1
ii
iii
DAFTAR ISI
RINGKASAN BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang
1
1.2.Tujuan Khusus
1
1.3.Keutamaan Penelitian
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1. Teori yang Relevan
6
a. Wisatawan
6
b. Eko Wisata (Eco Tourism)
6
c. Entrepreneur
7
d. Konsep Pemasaran Pariwisata dan Strategi Pemasaran Jasa
7
2.2. Penelitian yang Relevan
9
BAB 3. METODE PENELITIAN
12
3.1. Metode Penelitian
12
3.2. Populasi Penelitian
12
3.3. Desain Penelitian
14
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
16
4.1. Anggaran Biaya
16
4.2. Jadwal Penelitian
16
Daftar Pustaka
17
iv Ringkasan Kota Malang merupakan daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk yang berada di antara Kota Batu dan Kabupaten Malang yang mempunyai banyak obyek wisata dan atraksi wisata yang banyak menarik wisatawan. Dibandingkan kedua daerah tersebut (Kota Batu dan Kabupaten Malang), Kota Malang memang terhitung kurang mempunyai obyek wisata tetapi Kota Malang mempunyai keunggulan dalam hal aksesbilitas dan amenitas (kelengkapan) pendukung sektor pariwisata seperti transportasi, hotel, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Sehingga wisatawan yang akan pergi ke daerah wisata di kota Batu atau Kabupaten Malang sebagian besar akan mengunjungi atau bahkan menginap di Kota Malang. Selain itu, perkembangan pariwisata di Kota Malang tidak lepas juga dari dukungan sektor industri seperti industri kerajinan dan industri makanan dan minuman. Berkaitan dengan hal tersebut, jika sektor industri yang menghasilkan produk unggulan di kota Malang dapat dikemas sebagai obyek wisata tentunya akan menjadi wisata alternatif yang dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pariwisata di Kota Malang. Apalagi jika pengembangan wisata industri tersebut sekaligus dihubungkan dengan peningkatan jiwa enterpreneurship bagi wisatawan tentunya akan sangat bermanfaat bagi wisatawan. Dimana wisatawan selain berekreasi mereka juga belajar secara umum tentang wirausaha ataupun belajar secara khusus tentang bagaimana membuat suatu produk. Pengembangan wisata industri dapat membantu mengembalikan mewujudkan cita-cita Kota Malang yang terangkum dalam ”Tri Bina Cita” yaitu kota pendidikan, kota industri dan kota wisata. Selain itu, wisata industri yang diterapkan pada kawasan industri tertentu juga akan membantu melestarikan keutuhan budaya masyarakat setempat yang secara turun temurun berwirausaha dengan menghasilkan produk yang kemudian menjadi ciri khas suatu daerah. Tujuan penelitian ini adalah membuat inovasi di bidang industri pariwisata dengan mengembangkan model wisata alternatif yaitu wisata industri yang memasukkan faktor enterpreneurship sebagai daya tarik wisatawan. Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian eksplorasi dan deskriptif yang dilakukan secara komprehensif. Hasil penelitian yang berupa konsep model pengembangan wisata industri dan guiding book, diharapkan akan dapat menjadi landasan dalam pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan pariwisata di Kota Malang.
BAB I . PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Malang yang
terletak di daerah pegunungan dengan pemandangan alam
yang indah dan udara yang sejuk merupakan daerah yang strategis untuk pengembangan pariwisata. Mengingat letak Kota Malang yang berada di antara Kota Batu dan Kabupaten Malang yang mempunyai banyak obyek wisata dan atraksi wisata yang banyak menarik wisatawan. Dibandingkan kedua daerah tersebut (Kota Batu dan Kabupaten Malang) Kota Malang memang kurang mempunyai obyek wisata tetapi Kota Malang mempunyai keunggulan dalam hal aksesbilitas dan amenitas (kelengkapan) pendukung sektor pariwisata seperti transporatsi, hotel, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Sehingga wisatawan yang akan pergi ke daerah wisata di kota Batu atau Kabupaten Malang sebagian besar akan mengunjungi atau bahkan menginap di Kota Malang. Selain obyek wisata yang ada si sekitar Kota Malang, perkembangan pariwisata di Kota Malang tidak lepas juga dari dukungan sektor industri seperti industri kerajinan (kerajinan keramik, gerabah dan rotan) dan industri makanan dan minuman ( kripik tempe dan emping jagung). Berkaitan dengan hal tersebut, jika sektor industri yang menghasilkan produk unggulan di Kota Malang dapat dikemas sebagai obyek wisata tentunya akan menjadi wisata alternatif yang dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pariwisata di Kota Malang. Apalagi jika pengembangan wisata industri tersebut sekaligus dihubungkan dengan peningkatan jiwa enterpreneurship bagi wisatawan tentunya akan sangat bermanfaat bagi wisatawan. Dimana wisatawan selain berekreasi mereka juga belajar secara umum tentang wirausaha ataupun belajar secara khusus tentang bagaimana membuat suatu produk. Selain itu dengan adanya pengembangan wisata industri dapat membantu mengembalikan mewujudkan cita-cita Kota Malang yang terangkum dalam ”Tri Bina Cita” yaitu kota pendidikan, kota industri dan kota wisata.
1.2.Tujuan Khusus Berdasar uraian di atas , tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adalah membuat inovasi di bidang industri pariwisata dengan mengembangkan model wisata alternatif yaitu wisata industri yang memasukkan faktor enterpreneurship sebagai daya tarik wisatawan. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan : 1
2 1. Melakukan eksplorasi secara menyeluruh untuk mendapatkan semua informasi mengenai sektor industri yang menghasilkan produk unggulan yaitu industri kerajinan rotan dan industri makanan kripik tempe yang berada pada kawasan khusus di Kota Malang lengkap dengan semua infrastruktur atau instansi pendukung yang melekat pada sektor tersebut 2. Mengidentifikasi respon dari pengrajin yang berada di sektor industri yang menghasilkan produk unggulan yaitu industri kerajinan rotan dan industri makanan kripik tempe yang berada pada kawasan khusus di Kota Malang 3. Mengidentifikasi respon dari stake holder (instansi terkait yaitu Dinas Pariwisata, pelaku pariwisata : pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata
dan
wisatawan) untuk mendapatkan masukan bagi pengembangan model pengembangan wisata industri 4. Menyusun
model pengembangan wisata industri dalam bentuk konsep model
pengembangan wisata industri dan guiding book
1.3.Keutamaan Penelitian Memasuki akhir abad 20, kepariwisataan secara universal telah menunjukkan perkembangan sekaligus menempatkan kegiatan kepariwisataan sebagai bagian yang penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi dunia. Mengingat dalam skala perekonomian makro kepariwisataan masuk dalam sektor perdagangan jasa. Pariwisata peranannya cukup besar dalam pembangunan ekonomi, terutama dalam meningkatkan pendapatan nasional maupun daerah, penciptaan lapangan kerja dan usaha, memperkenalkan seni budaya dan keindahan alam, membina kesatuan bangsa dan memupuk rasa cinta tanah air. Dalam dimensi ekonomi riil, pariwisata sebagai kinerja yang dapat diukur dengan nilai-nilai/parameter ekonomi, seperti devisa dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekaligus sebagai sarana pemerataan pendapatan dari daerah sumber wisatawan ke daerah tujuan wisata. Dalam GBHN 1998, dinyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pengembangan pariwisata sebagai sektor andalan dan unggulan. Dalam arti luas, mampu menjadi salah satu penghasil devisa, mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan
daerah,
memberdayakan
perekonomian
masyarakat,
memperluas lapangan kerja, dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
3 tetap memelihara kepribadian bangsa, nilai-nilai agama, serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Sejalan dengan ini, pemerintah dan masyarakat dituntut untuk tanggap terhadap pesan GBHN tersebut. Sebagai bentuk peran aktif dari Pemerintah dan masyarakat, bahwa dalam pembangunan kepariwisataan terutama untuk menghadapi arus wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang terus bertambah, maka perlu membangun dan menyediakan sarana dan prasarana pariwisata di-antaranya Obyek dan Daya Tarik Wisata biasanya disebut Tujuan Wisata yaitu segala sesuatu yang menjadikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, baik yang bersumber pada alam maupun budaya. Dalam rangka meningkatkan peran pariwisata sebagai sumber penghasil devisa bagi Negara maupun Pendapatan Asli Daerah bagi Pemerintah Kota maupun Kabupaten, maka harus terus diupayakan untuk meningkatkan daya saing sektor wisata yang mampu menghasilkan produk kepariwisataan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kota Malang yang terletak di daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk merupakan daerah yang strategis untuk pengembangan pariwisata. Mengingat letak Kota Malang yang berada di antara Kota Batu dan Kabupaten Malang yang mempunyai banyak obyek wisata dan atraksi wisata yang banyak menarik wisatawan. Dibandingkan kedua daerah tersebut (Kota Batu dan Kabupaten Malang) Kota Malang terhitung kurang mempunyai obyek wisata tetapi Kota Malang mempunyai keunggulan dalam hal aksesbilitas dan amenitas (kelengkapan) pendukung sektor pariwisata seperti transportasi, hotel, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Sehingga wisatawan yang akan pergi ke daerah wisata di Kota Batu atau Kabupaten Malang sebagian besar akan mengunjungi atau bahkan menginap di Kota Malang. Beberapa obyek wisata yang ada di Kota Malang dan sekitarnya (Kota Batu dan Kabupaten Malang) yang bisa diandalkan antara lain adalah wisata modern Jatim Park, Sengkaling dan Playground ; wisata alam seperti air terjun Coban Rondo, sumber air panas Cangar, pemandian alam Mendit, wisata sejarah seperti Candi Badut serta wisata pantai seperti pantai Ngliyep dan Balekambang. Meskipun dari aspek ketersediaan obyek wisata khususnya wisata alam cukup terbatas, namun Perkembangan wisata di Kota Malang beberapa terakhir mengalami peningkatan pesat karena berbagai terobosan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Malang. Bahkan Kota Malang meraih penghargaan sebagai Kota Pusaka Indonesia dari Indonesia Heritage Trust perwakilan Internasional National Trust Organisation (NTO)
4 yang berpusat di London. Penghargaan diberikan kepada Yayasan Inggil Kota Malang. Yayasan Inggil dinilai memiliki peran nyata mengembangkan dan melestarikan situs sejarah dan budaya di Malang yang menunjang kegiatan pariwisata seperti menyelenggarakan Festival Malang Kembali, mendokumentasikan dan merevitalisasi bangunan cagar budaya serta mendirikan Malang Tempo Doeloe. Setelah mendapat pengakuan sebagai kota pusaka Indonesia, kini Kota Malang didaftarkan sebagai kota pusaka dunia. Penetapan Malang sebagai kota pusaka akan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, akan digelar berbagai kegiatan budaya di Malang untuk menarik wisatawan. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan maka tidak mengherankan jika kunjungan wisatawan nusantara ke Kota Malang selama 2012 mencapai 135 ribu orang. Tahun ini ditarget sebanyak 160 ribu wisatawan. Untuk wisatawan mancanegara, pada tahun lalu, tercatat sebanyak 25 ribu orang berkunjung ke Malang. Mereka kebanyakan berasal dari Belanda dan negara Eropa lainnya. Tahun 2013 ini ditargetkan sebanyak 30 ribu wisatawan bakal bertandang. Selain obyek wisata yang ada di sekitar Kota Malang, perkembangan pariwisata di Kota Malang tidak terlepas dari dukungan sektor industri seperti industri kerajinan (kerajinan keramik, gerabah dan rotan) dan industri makanan dan minuman ( kripik tempe dan emping jagung). Berkaitan dengan hal tersebut, jika sektor industri yang menghasilkan produk unggulan di Kota Malang dapat dikemas sebagai obyek wisata, ditunjang dengan upaya pelestarian budaya tentunya akan menjadi wisata alternatif yang dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pariwisata di Kota Malang. Apalagi jika pengembangan wisata industri tersebut sekaligus dihubungkan dengan peningkatan jiwa enterpreneurship bagi wisatawan tentunya akan sangat bermanfaat bagi wisatawan. Dimana wisatawan selain berekreasi mereka juga belajar secara umum tentang wirausaha ataupun belajar secara khusus tentang bagaimana membuat suatu produk, membuat event-event budaya berikut pernak-perniknya. Selain itu dengan adanya pengembangan wisata industri dapat membantu mengembalikan mewujudkan cita-cita Kota Malang yang terangkum dalam ”Tri Bina Cita” yaitu kota
pendidikan,
kota industri dan kota wisata. Berdasar hal tersebut di atas serta dikaitkan dengan besarnya potensi kontribusi pariwisata terutama kaitannya dengan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, maka seharusnya pemerintah daerah mulai melakukan inovasi
5 pengembangan pariwisata yang salah satunya dapat dilakukan dengan mengemas sektor industri sebagai obyek wisata. Sejalan dengan adanya perkembangan bentuk wisata baru yang dikenal dengan istilah ekowisata yang terkait dengan konsep pelestarian area maupun keutuhan budaya masyarakat dengan tetap memberi manfaat secara ekonomi, maka konsep wisata industri yang diterapkan pada kawasan industri tertentu juga akan membantu melestarikan keutuhan budaya masyarakat setempat yang secara turun temurun berwirausaha dengan menghasilkan produk yang kemudian menjadi ciri khas . Kunci sukses dari bisnis yang dijalankan sangat tergantung kepada strategi yang dirumuskan oleh perusahaan yang hanya akan berjalan efektif jika strategi yang dirumuskan lebih dahulu berangkat dari suatu analisis lingkungan sehingga yang terjadi adalah strategi yang betul-betul mengena kepada konsumen. Oleh karena itu langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik sektor industri yang menghasilkan produk unggulan dan berada pada kawasan khusus di Kota Malang lengkap dengan semua infrastruktur atau instansi pendukung yang melekat pada sektor tersebut. Setelah itu dibuat model
pengembangan wisata industri yang bertujuan
meningkatkan jiwa enterpreneurship. Diharapkan dengan adanya model pengembangan wisata industri tersebut tersebut dapat membantu meningkatkan pendapatan sektor pariwisata Kota Malang yang
nantinya dapat ikut berperan dalam
meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Malang. Hasil-hasil penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat baik ditinjau dari sudut kepentingan akademik maupun dari sudut kepentingan praktis bagi para pengambil kebijakan di bidang pariwisata, khususnya pengembangan pariwisata di Kota Malang. Dari sudut kepentingan akademik, temuan baru dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dalam membuat pengembangan model pariwisata. Sedangkan dari sudut kepentingan praktis, terutama pengambil kebijakan di bidang pariwisata dapat dijadikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan pariwisata di Kota Malang. Dengan adanya wisata industri yang dilengkapi dengan guiding book yang di dalamnya berisi lokasi dan gambaran wilayah industri, apa yang bisa dipelajari dalam wisata industri (hasil industri, bahan baku, proses produksi, dan manajemen usaha), tarif serta lokasi obyek wisata terdekat yang bisa dikunjungi sekaligus dari kawasan industri tentunya akan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu konsep wisata industri juga dapat menjadi alternatif pilihan bagi pelajar sekolah atau mahasiswa
6 yang akan melakukan studi lapang. ‘Berekreasi sambil belajar berwirausaha’ dapat menjadi motto model pengembangan wisata industri ini.
BAB II . STUDI PUSTAKA 2.1.Landasan Teori a.
Wisatawan Menurut Lundberg et al. ( 1997), awal mula orang melakukan wisata adalah
karena perasaan manusia yang terpendam dalam-dalam di hati nuraninya, yang pada hakekatnya serba ingin mengetahui segala sesuatu baik didalam maupun diluar lingkungannya. Keingintahuan ini diwujudkan dalam bentuk melakukan perjalananperjalanan untuk mengetahui segala macam bentuk kehidupan yang ada di dunia. Orang yang melakukan perjalan untuk memuaskan rasa keingintahuannya itu disebut sebagai wisatawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang yang berwisata atau wisatawan itu adalah orang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat atau beberapa tempat, jauh dari komunitasnya untuk memuaskan rasa ingin tahu dan kemudian kembali lagi. Berdasar definisi tersebut maka keingintahuan tentang bagaimana membuat suatu produk juga dapat digunakan untuk memotivasi sesorang untuk pergi ke suatu daerah menjadi wisatawan. Sehingga konsep ditindaklanjuti.
Wisata
wisata industri dalam penelitian jelas relevan untuk
industri
dapat
diartikan sebagai
perjalanan ke suatu
komplek/daerah perindustrian dimana selain di sana dapat berbelanja hasil industri juga dapat mempelajari proses produksi dari industri tersebut.
b.
Ekowisata (Eco Tourism) Ekowisata didefinisikan oleh The Tourism Society (2002) sebagai perjalanan
wisata yang bertanggungjawab ke kawasan alami yang dilakukan
dengan tujuan
mengkonversi lingkungan dan melestarikan kehidupan kesejahteraan penduduk setempat memperlihatkan
kesatuan
konsep
yang
integratif
secara
konseptual
tentang
keseimbangan antara keindahan alam dan mempertahankannya. Sehingga ekowisata juga bisa diartikan sebagai konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Sejalan dengan pendapat di atas, Dhafid Fandeli (1994:1) menjelaskan bahwa ekowisata harus dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia, meningkatkan
7 kualitas hidup bermasyarakat setempat dan menjaga kualitas lingkungan.Selain itu dalam GBHN 1999 juga dinyatakan bahwa pemerintah mendukung ekowisata
yaitu
mengembangkan pariwisata melalui pendekatan sistem yang utuh dan terpadu yang bersifat interdisipliner dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomis, tehnis dan ergonomis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan. Secara harfiah, Eco Tourism berasal darikata Eco dan Tourism, dimana Eco berarti rumah yang dalam perkembangannya bisa diartikan sebagai ekologi atau ekonomi. Sedangkan Tourism berarti perjalanan/wisata. Dalam penelitian ini digunakan istilah Eco Tourism Education dengan pemikiran bahwa pengembangan wisata industri akan dapat memberikan kontribusi baik dari segi ekonomis maupun pelestarian budaya suatu daerah sekaligus melibatkan faktor pengembangan pendidikan bagi masyarakat. c.
Enterpreneur Dalam konteks manajemen, pengertian enterpreneur adalah seorang yang
memiliki kemampuan dalam menggunakan sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials) dan tenaga kerja (labor) untuk menghasilkan produk baru, bisnis baru, proses produksi atau pengembangan organisasi usaha (Marzuki Usman, 1997 : 3). Hal ini sesuai dengan pendapat Dun Steinhoff (1993 : 35) yang menyatakan wirausaha adalah orang yang mampu mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko unruk menciptakan usaha baru dan peluang usaha.” An Enterpreneur is a person who organizes, manage, and assume the risk of business or enterprise. Enterpreneur si an individual who risk financial, material and human resources a new way to create a new business concept or opportunities within existing firm. Enterpreneur adalah seorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur (elemenelemen) internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha. Menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38) dalam konteks bisnis wirausaha adalah pengusaha tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. d.
Konsep Pemasaran Pariwisata dan Strategi Pemasaran Jasa Pemasaran pariwisata meliputi dua lingkup yang berbeda yaitu secara makro dan
secara mikro. Definisi pemasaran pariwisata secara makro dapat digambarkan sebagai :
8 “upaya-upaya yang sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional dan atau badang-badan usaha pariwisata, pada taraf internasional, nasional dan lokal guna kepuasan wisatawan baik secara kelompok maupun perorangan dengan maksud menambah kedatangan wisatawan”. Adapun pemasaran pariwisata secara mikro menyangkut bagian dari pariwisata itu sendiri misalnya berusaha mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, menawarkan produk dan pelayanan
yang memuaskan dan harga yang ditawarkan
menghasilkan profit, serta mengkomunikasikan penawaran pada calon pembeli potensial sehingga termotivasi untuk membeli (Power, 1988). Pasar pariwisata merupakan pasar pelayanan dalam perjalanan orang yang bepergian atau berwisata yang lingkupnya lebih besar dan produknya lebih bervariasi. Produk secara makro misalnya destinasi pariwisata berupa daerah atau negara. Sedangkan produk secara mikro akomodasi, katering, hiburan, transportasi, cindera mata dan sebagainya. Seluruh proses pemasaran pariwisata pada dasarnya diarahkan untuk mencapai dua tujuan yang dapat dibagi atas dua tahap yang saling
berkaitan yaitu :
1) untuk menarik wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata baik local, regional ataupun nasional dengan tujuan lebih banyak wisatawan yang datang, lebih lama tinggal, dan lebih banyak membelanjakan uangnya ditempat atau wilayah yang dikunjungi. 2) menarik wisatawan yang datang untuk menggunakan semua pelayanan yang diberikan oleh perusahaa-perusahaan kelompok industri pariwisata yang ada dalam kawasan itu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan usaha masingmasing perusahaan karena laba selalu menjadi dorongan untuk melakukan kegiatan pemasaran (Yoeti, 1996) Sebelum kegiatan pemasaran pariwisata dilakukan, perlu ditetapkan terlebih dahulu pola pikir kepariwisataan. Pola pikir yang dianut umumnya adalah memusatkan perhatian bahwa pariwisata adalah berbagai produk wisata. Selanjutnya mempromosikan untuk dijual dengan sasaran mendapat penghasilan dari peningkatan jumlah wisatawan. Sebenarnya pola pemikiran yang lebih baru adalah memusatkan perhatian bahwa wisatawan sebagai pelanggan secara terpadu dengan sasaran mendapatkan penghasilan dari kepuasan wisatawan, sehingga yang diutamakan adalah kepuasan pelanggan. Kedua konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
9
Gambar 1 : Konsep Pemasaran Pariwisata
Pola pikir yang Biasa dianut
Produk Wisata Pusat perhatian Sasaran
Pola pikir baru (lebih sesuai)
Wisatawan sebagai pelanggan
Promosi & penjualan melalui berbagai saluran
Penghasilan melalui peningkatan wisatawan
Alatnya
Pemasaran terpadu
Penghasilan melalui kepuasan wisatawan
2.2.Penelitian Yang Relevan Menurut peneliti pariwisata, Mathieson & Wall (1982 dalam Swarbrooke & Horner, 1999) mengusulkan model perilaku pembelian wisata terdiri 5 (lima) tahap yaitu : 1) felt need/travel desire, 2) information collection and evaluation image, 3) travel decision (choice between alternative), 4) travel preparation and experiences, 5) travel satisfaction outcome and evaluation. Proses pengambilan keputusan membeli terutama ditentukan oleh dua variabel utama yaitu motivator dan determinan. Motivator ialah variabel-variabel yang mendorong seorang wisatawan membeli suatu produk yang diinginkan. Motivator dalam proses pengambilan keputusan membeli produk jasa pariwisata dibagi menjadi dua, yaitu: yang mendorong seseorang berlibur, dan yang mendorong seseorang memilih jenis wisata atau daerah tujuan wisata tertentu pada waktu tertentu. Motivator untuk seorang wisatawan adalah : 1) kepribadian, 2) gaya hidup, 3) pengalaman sebagai wisatawan, 4) sejarah atau jalan hidup sebelumnya (nostalgia), 5) persepsi dan 6) citra yaitu bagaimana seorang wisatawan ingin dipandang oleh orang lain. Determinan dikelompokkan menjadi dua yaitu : pertama variabel-variabel yang menentukan apakah seseorang mampu melaksanakan liburan dan kedua variabel-variabel yang menentukan jenis perjalanan bila variabel yang pertama memang berlangsung. Determinan tersebut dapat diperinci menjadi determinan internal (pribadi) dan determinan eksternal. Determinan internal terdiri dari : (1) kondisi individu yaitu :
10 kesehatan, pendapatan, waktu luang, budaya kerja, ikatan keluarga, kepemilikan alat transportasi; (2) sikap dan persepsi terhadap daerah tujuan wisata, organisasi pariwisata, pandangan politik, preferensi terhadap negara/daerah dan budaya tertentu, rasa takut terhadap jenis alat transportasi tertentu, perencanaan perjalanan, terhadap nilai uang dan sikap perilaku standar sebagai seorang wisatawan; (3) pengetahuan tentang daerah tujuan wisata, adanya pilihan produk wisata, perbedaan harga; dan (4) pengalaman dari berbagai jenis liburan, daerah tujuan wisata yang berbeda, produk yang ditawarkan oleh organisasi pariwisata, berlibur dengan orang atau kelompok yang berbeda, memperoleh potongan harga. Sejalan dengan pendapat di atas Firdiansjah, Umu dan
Irany (2004),
melakukan penelitian tentang persepsi wisatawan terhadap daerah tujuan wisata kota Batu dan dampaknya terhadap segmentasi pasar. Berdasar hasil analisis disimpulkan : 1) faktor utama penentu
persepsi wisatawan adalah belanja dan budaya kemudian
dilanjutkan dengan faktor kenyaman, keindahan alam, penduduk setempat relaksasi dan harga, 2) berdasarkan persepsi wisatawan terhadap daya tarik daerah wisata di Kota batu dapat dibentuk 4 segmen pasar wisata yaitu wisata budaya (Jatim Park), wana wisata (Coben Robdo dan Cangar), Wisata Alam (Songgoriti dan Selekta) dan Wisata Agro (Kusuma Agro Wisata) Selain itu Kotler (1998) juga menyatakan bahwa salah satu strategi pokok pemasaran jasa adalah
melakukan diferensiasi kompetitif yaitu perusahaan jasa perlu
melakukan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat Pre-emptive dalam jangka panjang. Artinya perlu ada implementasi suatu strategi baru bagi suatu bisnis tertentu, karena merupakan hal baru maka diharapkan dapai menghasilkan keterampilan atau aset yang dapat merintangi, mencegah atau menghalangi pesaing untuk melakukan duplikasi atau membuat tandingan. Dalam hal ini jika pemerintah daerah mampu membuat teroboson dalam industri pariwisata dengan memperkenalkan konsep wisata industri tentunya akan menjadi keunggulan kompetitif tersendiri bagi industri pariwisata Kota Malang. Menurut Robert Christie Mill and Alastair M Morrison (1985 : 248) ”Typical tourism goals are : a. Economic : To optimize the contribute of tourism and recreation to economic prosperity, full employment, regional economic development and improved international balance of payments
11 b. Consumer : To make the opportunity
for and benefits of travel and recreation universally
accessible to residents and visitors. To contribute to the personal growth and education of the population and encourage thier appreciation of the geography, history, and ethnic diversity of the nation To encourage the free and welcome entry of foreigners, while balancing the goal with the need to monitor persons and goods entering the country with laws protecting public health c. Environmental and natural resources : To protect and preserve the historical and cultural foundations of the nation as a living part of community live and development, and to insure future generations an opportunity to enjoy the rich heritage of the nation To insure the compatibiliy of tourism, recreational and activity policieswith other national interests in energy development and conservation, environmental protection and judicious public and use of natural resources. d. Goverment operations : To harmonize to the maximum extent possible all federal activities supporting tourism and recreation To support the needs of the general public and the private sectors of indutries involved with tourism and recreation To take a leaderrship role with all those concerned with tourism, recreation and national heritage conservation ” Berdasar uraian di atas, tujuan pariwisata di antaranya adalah mengembangkan pendidikan masyarakat serta melestarikan lingkungan dan budaya. Berdasar pendapat ini, maka pengembangan model wisata industri jelas akan dapat membantu mewujudkan tujuan pariwisata itu sendiri. Sedangkan Determinan eksternal terdiri dari : (1) alasan politik : peraturan dan kebijakan pemerintah, batasan imigrasi dan persyaratan visa, terorisme, sifat sistem politik, kebijakan perpajakan; (2) media : media perjalanan wisata dan non travel media; (3) pemasaran dari organisasi pariwisata : kampanye daerah tujuan wisata luar negeri, brosur dan promosi. Hal ini berarti untuk mendukung pengembangan pariwisata harus ada dukungan media pemasaran untuk promosi. Oleh karena itu, salah satu hasil yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah konsep buku panduan wisata indsutri. Dimana
12 konsep buku panduan wisata industri akan disusun sesuai dengan hasil penelitian Pengembangan Pariwista Terpadu Kota Malang yang dilakukan oleh Firdiansjah, Erna S (2008). Firdiansjah, Erna S dkk telah berhasil menyusun guiding book untuk 10 obyek wisata di Malang Raya, yang di dalamnya berisi bukan hanya gambaran dan peta obyek wisata tetapi sekaligus dilengkapi dengan data acara tradisi, cenderamata, makanan dan minuman yang ditawarkan di daerah tersebut beserta tarifnya sampai dengan hotel dan public transportation. Berdasar uraian tersebut jika konsep pengembangan pariwisata industri dapat dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan persepsi dan citra tertentu di benak masyarakat dengan mengedepankan konsep pelestarian budaya/tradisi sekaligus pembelajaran enterpreneurship maka tidak menutup kemungkinan akan banyak wisatawan yang tertarik untuk berperan serta dalam wisata industri.
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian eksplorasi dan deskriptif yang
dilakukan secara komprehensif untuk pengembangan model wisata industri di Kota Malang. 3.2.
Populasi Penelitian Target populasi penelitian adalah 2 industri penghasil produk unggulan yang
terdapat di kawasan tertentu di Kota Malang yaitu industri makanan kripik tempe serta industri kerajinan rotan. Dari masing-masing sektor industri tersebut akan diambil 15 pengrajin sebagai sampel, sehingga total responden sebanyak 30 pengrajin. Sedangkan untuk mengambil data mengenai respon stake holder
akan diambil
60 responden yaitu 30 pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata (pengusaha biro travel, restaurant dan hotel) dan 30 wisatawan secara random sampling. Jumlah ini berdasar pendapat Sudjana (1996 : 183) : “Jika suatu sampel tehnis dapat dipandang sebagai sample besar jika n ≥ 30, maka sample tersebut memenuhi syarat dalam suatu penelitian” .
13 Gambar 2 : Peta Jalan
WISATAWAN
Motivator : -kepribadian -gaya hidup -pengalaman -sejarah -citra
Determinan internal : - kondisi individu - sikap dan persepsi tujuan wisata - pengetahuan tentang tujuan wisata - pengalaman liburan Determinan ekternal: - alasan politik - media - pemasaran organisasi pariwisata
INDUSTRI UNGGULAN : - KERAJINAN - MAKANAN & MINUMAN
Diferensiasi Kompetitif TRI BINA CITA KOTA MALANG (INDUSTRI, WISATA, PENDIDIKAN)
Model Pengembangan Wisata Industri Berbasis Edu Entrepreneurship
14 3.3.
Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah: Gambar 3 : Bagan Alur Tahapan Penelitian Tahun 1
Pengambilan data primer dengan mengunjungi langsung 2 target sektor industri dan dokumentasi data sekunder serta informasi yang relavan
Pengambilan data primer dari Dinas Pariwisata dan Dinas Koperasi dan UMKM dan dokumentasi data sekunder serta informasi yang relevan
Pengambilan data primer dari responden pelaku pariwisata (pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata dan wisatawan)
Pengelolaan data
Pengolahan data
Menyusun prototype model wisata industri
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan tahapan program penelitian sebagai berikut : Penyusunan model wisata industri tahun 1 memerlukan beberapa langkah yaitu : 1.
Melakukan eksplorasi secara menyeluruh untuk mendapatkan semua informasi mengenai sektor industri yang menghasilkan produk unggulan yaitu industri kerajinan (rotan) dan industri makanan (kripik tempe) yang berada pada kawasan khusus
di Kota Malang lengkap dengan semua
infrastruktur atau instansi
pendukung yang melekat pada sektor tersebut. 2.
Mengidentifikasi respon dari pengrajin yang berada di
sektor industri yang
menghasilkan produk unggulan yaitu industri kerajinan (rotan) dan industri makanan (kripik tempe) yang berada pada kawasan khusus di Kota Malang 3.
Mengidentifikasi respon dari instansi terkait yaitu Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, pelaku pariwisata (pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata dan
wisatawan) untuk mendapatkan masukan bagi pengembangan model
pengembangan wisata industri
15 4.
Menyusun prototype model pengembangan wisata industri
Gambar 4 : Bagan Alur Tahapan Penelitian Tahun 2
Prototype Model Pariwisata Industri
FGD dengan Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM serta Pelaku Wisata Industri
Pengelolaan data
Penyempurnaan model wisata industri
Menyusun buku panduan wisata industri
Penyusunan model wisata industri tahun 2 memerlukan beberapa langkah yaitu : 1.
Prototype model wisata industri yang telah disusun di tahap 1, akan didiskusikan (FGD) dengan dinas terkait (Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM) serta pelaku wisata industri untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan model
2.
Penyempurnaan model berdasar masukan dari stakeholders
3.
Penyusunan buku panduan wisata industri
16 BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. ANGGARAN BIAYA 4.1. Anggaran Biaya Biaya yang Diusulkan (dalam Rp) Jenis Pengeluaran
Tahun 1
Tahun 2
Gaji Upah
19.080.000
19.080.000
Bahan habis pakai dan peralatan
22.305.000
24.805.000
Perjalanan
15.400.000
15.400.000
Lain-lain
9.500.000
9.500.000
66.285.000
68.785.000
Total
4.2. Jadwal Penelitian No Rencana Kegiatan Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Persiapan/perijinan Pengumpulan data awal Laporan pendahuluan Pengumpulan data lanjutan Laporan antara Pengelolaan data Penyusunan draft konsep model Penyusunan draft guiding book Laporan semifinal/seminar Penyempurnaan konsep model dan guiding book 11. Laporan akhir
Bulan ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
17 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1998, GBHN 1998, Jakarta Anonim, 1999, GBHN 1999, Jakarta Anonim. 2000. Pariwisata Jawa Timur Dalam Angka. Dinas Pariwisata Dati I Jawa Timur. Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Dun Steinhoff, John F Burges, 1993, Small Business Management Fundamentals, Sixth Edition , Mc Graw Hill Inc, New York Ecotorism Society, 2002, Proceeding International Year of Ecotourism Fandeli D, 1994, Definisi Ekowisata, Paper Firdiansjah, Umu, Irany, 2004, Persepsi Wisatawan Terhadap Daerah Tujuan Wisata Kota Batu dan Dampaknya Terhadap Segmentasi Pasar , Hasil Penelitian Dosen Muda, Jurnal Akreditasi FE Unmer Malang Firdiansjah, Umu, Irany dkk, 2008, Pengembangan Model Pariwisata Terpadu di Malang Raya, Hasi Penelitian Hibah Bersaing, Jurnal Akreditasi Tehnik Informatika Unmer Malang Gufran Darma D, Analisis Ekonomi Dalam Pengembangan Ekotourism pada Kawasan Suaka Margasatwa Maupie Lampoko, www. wisatamelayu.com Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi 8. Prentice Hall. Mill, Robert Christie and M Morrison Alastair, The Tourism System, Prentice Hall, Inc, New Jersey Power, Tom. 1988. Introduction to Management in The Hospitally Industry. John Willey & Sons Singapore. Swarbrooke, et al, 1999. Behavior in Tourism. Butterworth-Heineman, Ltd. Oxford Sudjana, 1996, Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi, Edisi Ketiga, Tarsita Bandung Yoeti, Oka. A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung.
18 Lampiran 1 : Justifikasi Anggaran Justifikasi Anggaran Tahun Ke 1 Biaya Gaji dan Upah No 1 2 3 4
Gaji dan Upah Ketua Peneliti Anggota Peneliti Surveyor Tenaga administrasi Jumlah
Jumlah Pelaksana
Jumlah Jam/Minggu 1 2 2 1
10 8 5 5
Honor/Jam 25000 20000 15000 15000
Biaya 6000000 7680000 3600000 1800000 19080000
Biaya Satuan 35000 250000 5000 7500 5000 2000 3000 5000000 25000 5000000 5000000
Biaya 175000 500000 50000 30000 100000 80000 120000 10000000 1250000 5000000 5000000 22305000
Biaya Bahan Habis Pakai dan Peralatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Bahan Habis Pakai dan Peralatan Kertas Tinta printer CD Spidol boardmarker Kertas karton Map untuk peserta FGD Ballpoint untuk peserta FGD Sewa tempat dan peralatan FGD Konsumsi FGD (peserta + panitia) Analisis data Penyusunan prototype model Jumlah
Volume 5 Rim 2 Buah 10 Keeping 4 Buah 20 lembar 40 lembar 40 Buah 2 Paket 50 Orang 1 Paket 1 Paket
Biaya Perjalanan No 1 2 3 4 5 6 7
Kota/Tempat Tujuan Transportasi pengurusan perijinan Transportasi Koordinasi Ke Dinas Koperasi dan UMKM Transportasi Koordinasi Ke Dinas Pariwisata Transportasi Koordinasi ke 2 industri Transportasi FGD (2 x 20 orang peserta) Transportasi surveyor Transportasi presentasi ke Jakarta (pp) Jumlah
Volume 2 kali 5 kali 5 kali 5 kali 40 orang 2 orang 2 orang
Biaya Satuan 200000 200000 200000 200000 100000 1500000 2500000
Biaya 400000 1000000 1000000 1000000 4000000 3000000 5000000 15400000
19 Biaya Lain-lain No 1 2 3 4 5
Uraian Kegiatan Penggandaan Laporan (Laporan pendahuluan, antara dan akhir) Publikasi ilmiah Diseminasi laporan Fotocopy kuesioner Fotocopy materi FGD Jumlah
Volume 3 1 1 60 40
paket paket paket paket paket
Biaya Satuan
Biaya
500000 2000000 5000000 10000 10000
1500000 2000000 5000000 600000 400000 9500000
Jumlah Jam/Minggu Honor/Jam 10 25000 8 20000 5 15000 5 15000
Biaya 6000000 7680000 3600000 1800000 19080000
Justifikasi Anggaran Tahun Ke-2 Biaya Gaji dan Upah No 1 2 3 4
Gaji dan Upah Ketua Peneliti Anggota Peneliti Surveyor Tenaga administrasi Jumlah
Jumlah Pelaksana 1 2 2 1
Biaya Bahan Habis Pakai dan Peralatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Bahan Habis Pakai dan Peralatan Kertas Tinta printer CD Spidol boardmarker Kertas karton Map untuk peserta FGD Ballpoint untuk peserta FGD Sewa tempat dan peralatan FGD Konsumsi FGD (peserta + panitia) Penyempurnaan model Penyusunan buku panduan wisata Jumlah
Volume 5 rim 2 buah 10 keping 4 buah 20 lembar 40 lembar 40 buah 2 paket 50 orang 1 paket 1 paket
Biaya Satuan 35000 250000 5000 7500 5000 2000 3000 5000000 25000 5000000 5000000
Biaya 175000 500000 50000 30000 100000 80000 120000 10000000 1250000 5000000 5000000 24805000
20 Biaya Perjalanan No 1 2 3 4 5 6 7
Kota/Tempat Tujuan Transportasi pengurusan perijinan Transportasi Koordinasi Ke Dinas Koperasi dan UMKM Transportasi Koordinasi Ke Dinas Pariwisata Transportasi Koordinasi ke 2 industri Transportasi FGD (2 x 20 orang peserta) Transportasi surveyor Transportasi presentasi ke Jakarta (pp) Jumlah
Volume 2 kali 5 kali 5 kali 5 kali 40 orang 2 orang 2 orang
Biaya Satuan 200000 200000 200000 200000 100000 1500000 2500000
Biaya 400000 1000000 1000000 1000000 4000000 3000000 5000000 15400000
Biaya Lain-lain No 1 2 3 4 5
Uraian Kegiatan Penggandaan Laporan (Laporan pendahuluan, antara dan akhir) Publikasi ilmiah Diseminasi laporan Fotocopy kuesioner Fotocopy materi FGD Jumlah
Volume 3 1 1 60 40
paket paket paket paket paket
Biaya Satuan 500000 2000000 5000000 10000 10000
Biaya 1500000 2000000 5000000 600000 400000 9500000
21 Lampiran 2 : Dukungan Sarana Prasarana Penelitian 1.
Kelembagaan Secara kelembagaan Rektor, LPPM dan Fakultas mendukung penuh pelaksanaan kegiatan penelitian baik yang didanai internal maupun eksternal
2.
Kerjasama LPPM selama ini telah melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah di Malang Raya serta pemda lainnya termasuk pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga dukungan untuk hubungan dengan pemerintah kota dan kabupaten dapat dilakukan dengan baik terkait dengan kebutuhan penelitian.
3.
Sarana Prasarana a.
Fasilitas laboratorium
b.
Inkubator Kewirausahaan Unmer Malang
c.
Ruanga rapat untuk melakukan koordinasi dengan fasilitas lengkap
d.
Kendaraan yang siap dioperasikan untuk keperluan penelitian
e.
Computer dan laptop untuk masing-masing ketua dan anggota
22 Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas NO
NAMA/NIDN
INSTANSI ASAL
BIDANG ILMU
1
Dra. Erna Setijani, MM (NIDN : 0021085501)
Unmer Malang
Manajemen
2
Drs. Sumartono, MM (NIDN : 0027065501)
Unmer Malang
Manajemen
ALOKASI WAKTU (Jam/Minggu) 12 Jam/ Minggu
10 Jam/ Minggu
URAIAN TUGAS
- Menyusun draft utama penelitian - Melakukan uji coba model - Menyusun rencana dan program kegiatan selama kurun waktu yang telah ditentukan - Melaksanakan rencana yang telah disusun untuk mencapai sasaran dan keluaran strategis yang telah ditentukan; - Menyusun model dan kegiatan di dalamnya - Melaksanakan monitoring dan evalusi serta merumuskan perbaikannya - Mengkoordinasikan dan pengurusan ijin penelitian - Membantu penggalian data lapangan - Bersama ketua merancang rencana kegiatan Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan - Merancang pelaksanaan FGD - Mengkoordinasikan berbagai kegiatan dalam pengembangan model - Membantu melakukan uji coba model
23 Lampiran 4 : Biodata Ketua dan Anggota BIODATA KETUA TIM PENELITI
A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Alamat Rumah No Telepon/HP Alamat Kantor No. Telepon/Faks Lulusan Yang Telah Dihasilkan
13
Mata Kuliah yang Diampu
Dra. Erna Setijani, MM P Lektor Kepala 19550821 198503 2001 0021085501 Mojokerto, 21 Agustus 1955
[email protected] Jl. Bukit Tanggul P 2 No 15 Malang 0341-568616/081334596948 Jl. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang 0341-568395/0341-564994 S-1= 5.350 orang; S-2= orang; S-3= 1Manajemen Keuangan 2 Analisis Laporan Keuangan 3 Manajemen Keuangan Internasional 4 Pengantar Bisnis
orang
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Tesis/ Disertasi
Nama Pembimbing/ Promotor
S-1 Universitas Merdeka Malang Manajemen 1976 - 1982 Pentingnya Peningkatan Efisiensi Penggunaan Dana Untuk Meningkatkan Rentabilitas pada Perusahaan Rokok Jagung Padi di Malang Drs. Soemarsono, MM.
S-2 Universitas Merdeka Malang Manajemen 1999 - 2001 Pengaruh Informasi Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta
Dr. Ir. Nurdin Kaimuddin, MS Dr. Harmono, MSi
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
1
2007
Judul Penelitian Pengembangan Model Pariwisata Terpadu di Malang Raya
Pendanaan Sumber Jumlah PHB Dikti 40 Juta
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 TahunTerakhir No
Tahun
1
2012
Pendanaan Sumber Jumlah Tenaga Pendamping Posdaya di Desa Undaan Yayasan Dana 150 juta Kecamatan Turen Kabupaten Malang Mandiri Sejahtera Jakarta Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada Masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.
24 D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 TahunTerakhir No 1
Judul Artikel Ilmiah Pengembangan Model Pariwisata Terpadu di Malang Raya
Volume/Nomor/Tahun 2008
NamaJurnal Jurnal Ilmiah Terakreditasi Manajemen Informatika Universitas Merdeka Malang
E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 TahunTerakhir No 1 dst
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
F. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 TahunTerakhir No 1 dst
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
G. PengalamanPerolehan HKI Dalam 5-10 TahunTerakhir No 1 Dst
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik. Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 TahunTerakhir No
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang telah Diterapkan
Tahun
Tempat Penerapan
Respons Masyarakat
1 2
I. Penghargaan yang Pernah Diraih Dalam 10 TahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No 1 Dst
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesusaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Hibah Bersaing. Malang, 30 Mei 2013 Pengusul, . Dra. Erna Setijani, MM
25 BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI
A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Alamat Rumah No Telepon/HP Alamat Kantor No. Telepon/Faks Lulusan Yang Telah Dihasilkan
13
Mata Kuliah yang Diampu
Drs. Sumartono, MM Laki-laki Lektor Kepala 19550627 198603 1002 0027065501 Malang, 27 Juni 1955
[email protected] Jl. Bukit Tanggul P 2 No 15 Malang 0341-568616/085234909755 Jl. Terusan Raya Dieng 62-64 Malang 0341-568395/0341-564994 S-1= 5.350 orang; S-2= orang; S-3= 1Manajemen operasional 2 Pengantar Manajemen
orang
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Tesis/ Disertasi
Nama Pembimbing/ Promotor
S-1 Universitas Merdeka Malang
S-2 Universitas Merdeka Malang
Manajemen 1976 - 1984 Pentingnya Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja (Man Power Planning) yang Efektif Pada Perusahaan Benang Cap Garuda Padi di Malang Drs. Soemarsono, MM.
Manajemen 1999 - 2001 Pengaruh Pemberian Motivasi pada Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi pada Perusahaan Tenun Nasional CV. Goeno di Ngunut Tulungagung Dr. Ir. Nurdin Kaimuddin, MS Dr. Nazief Nirwanto, MA
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
1
2007
Judul Penelitian Pengembangan Model Pariwisata Terpadu di Malang Raya
Pendanaan Sumber Jumlah PHB Dikti 40 juta
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya. D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 TahunTerakhir No
Tahun
1
2012
Pendanaan Sumber Jumlah Tenaga Pendamping Posdaya di Desa Sedayu Yayasan 150 juta Kecamatan Turen Kabupaten Malang Damandiri Jakarta Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada Masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.
26 D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 TahunTerakhir No 1
Judul Artikel Ilmiah Pengembangan Model Pariwisata Terpadu di Malang Raya
Volume/Nomor/Tahun 2008
NamaJurnal Jurnal Ilmiah Terakreditasi Manajemen Informatika Universitas Merdeka Malang
E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 TahunTerakhir No 1 dst
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
F. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 TahunTerakhir No 1 dst
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
G. PengalamanPerolehan HKI Dalam 5-10 TahunTerakhir No 1 Dst
Judul/Tema HKI
Tahun
Jenis
Nomor P/ID
H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik. Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 TahunTerakhir No
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang telah Diterapkan
Tahun
Tempat Penerapan
Respons Masyarakat
1 2
I. Penghargaan yang Pernah Diraih Dalam 10 TahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No 1 Dst
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesusaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Hibah Bersaing. Malang, 30 Mei 2013 Pengusul,
Drs. Sumartono, MM.
27 Lampiran 5 : Pernyataan ketua Peneliti