perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL (Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh Zusyah Porja Daryanto A121108043
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL (Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak) LEMBAR PERSETUJUAN TESIS Oleh Zusyah Porja Daryanto A121108043
Komisi Pembimbing Pembimbing I
Nama
Dr. Agus Kristiyanto, M. Pd NIP. 196511281990031001
Pembimbing II Prof. Dr Muchsin Doewes, dr, AIFO NIP. 194805311976031001
Tanda tangan
Tanggal
....................
......................
...................
.......................
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal ...........................2013
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan Program Pascasarjana UNS
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 196511281990031001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Zusyah Porja Daryanto
NIM
: A121108043
Program/Jurusan
: Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengembangan Model Latihan Srtategi Serangan dalam Permainan Futsal” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Maret 2013 Yang membuat pernyataan
Zusyah Porja Daryanto
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Berangkat degan penuh keyakinan, Bejalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan. (TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan untuk semua yang berarti bagi saya, terima kasih atas semua doa dan dukungan dari semua pihak. Dalam pencapaian ini tentunya banyak dukungan yang saya dapatkan, ada pun hasil karya saya yang jauh dari kesempurnaan ini saya sembahkan terutama kepada:
1. Allah SWT yang telah menemani di setiap nafas dan detik disetiap proses dalam penyelesaian tesis ini. 2. Orang tua saya yang slalu memberikan dukungan setiap susah maupun senang. 3. Istri dan anak saya tercinta yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi akan terselesaikannya tesisi ini. 4. STKIP-PGRI Pontianak dimana tempat saya mengabdi dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi. 5. Kepada dosen-dosen UNS Prodi Ilmu keolahraga PPs UNS yang telah membimbing dan memberikan masukan akan terselesaikannya tesis ini. 6. Kepada dosen-dosen STKIP-PGRI Pontianak yang telah membimbing dan memberikan masukan akan terselesaikannya tesis ini. 7. Kepada teman-teman angkatan 2011 Prodi Ilmu Keolahragaan PPs UNS yang
telah
banyak
memberikan
masukan
terselesaikannya tesis ini.
commit to user
vi
dan
motivasi
akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zusyah Porja Daryanto. 2013. A121108043. Pengembangan Model Latihan Strategi Serangan dalam Permainan Futsal. TESIS. Pembimbing I: Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, II: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah belum adanya model-model latihan strategi serangan secara khusus yang diberikan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. Penelitian dititik beratkan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana pembinaan latihan difokuskan secara penuh. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menyusun model latihan serangan yang baik, (2) pelaksanaan uji coba model latihan untuk meningkatkan kemampuan serangan pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien serta (3) mengetahui hasil uji keefektifan model latihan peningkatan kemampuan serangan pemain futsal putra tingkat intermediate. Metode penelitian ini termasuk “metode penelitian pengembangan, (Research and Development)”. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu, (1) tahap analisis kebutuhan (studi pendahuluan), (2) tahap pengembangan produk yang dalam hal ini model latihan strategi serangan futsal, (3) tahap uji coba produk untuk mengetahui keberterimaan dari produk yang dikembangkan, dan (4) tahap melakukan uji efektifitas terhadap produk hasil pengembangan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, angket, Tes, dan observasi. Data hasil evaluasi para ahli yang telah dilakukan didapatkan skor rata-rata akhir 71,31%. Data hasil uji coba terbatas yang dilakukan didapatkan skor ratarata akhir 68,32%. Data hasil uji coba luas yang dilakukan didapatkan skor ratarata akhir 82,04% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan serangan untuk futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas. Data hasil uji efektifitas produk dengan membandingkan dua kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok lain diberi perlakuan secara konfensional dengan penggunaan pre test dan post test desain. Nilai rata-rata untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah: efektifitas kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Rata-rata efektifitas kelompok kontrol sebesar 68.7% dan kelompok eksperimen sebesar 84.4%. Rotasi pemain pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pergerakan tanpa bola pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Penguasaan bola pada kelompok kontrol sebesar 75% dan kelompok eksperimen 87.5%. Kerjasama tim kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen 75%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa latihan dengan menggunakan model latihan strategi serangan dalam permainan futsal dapat meningkatkan rotasi pemain dari 62.5% menjadi 87.5%, pergerakan bola dari 62.5% menjadi 87.5%, penguasaan bola dari 75% menjadi 87.5% dan kerja sama tim dari 62.5% menjadi 75%. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata tes tersebut peningkatan hasil tes commit to user untuk kelompok eksperimen lebih menunjukkan kenaikan yang signifikan
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah dilakukan penerapan program latihan pada masing-masing kelompok. Sebagai simpulan akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain. Kata kunci: Futsal, Pengembangan, Model, Latihan, Strategi Serangan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zusyah Porja Daryanto. 2013. A121108043 Pengembangan Model Latihan Strategi Serangan dalam Permainan Futsal. Thesis. Supervisor I: Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, II: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. Sport Sience Program Study, Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta. ABSTRACT The background of this study is the absence of the models of training on special attacking strategy given to intermediate level men’s futsal players in Pontianak. The research emphasizes on men’s futsal players in intermediate level on which coaching is fully focused. The purposes of this research are; (1) to organize a training program of a good attack training, (2) the implementation of try out practice model to improve the attack ability of male futsal player in intermediate level in Pontianak effectively and efficiently, (3) to find out the result of effectiveness test training model in improving the ability of attacking to male futsal player in intermediate level. The method of this research is Research and Development. The research was conducted in 4 stages; (1) the need analysis stage (preliminary study). (2) Product development stage, in this case the strategy of training model of futsal attacking strategy, (3) Product try out stage to investigate the acceptance of developed product, and (4) performing of effectiveness test stage to the product of development result. The technique of data collecting was using interview, questionnaires, test and observation. The result finding of evaluation data from the experts is 71.31%. The result finding of limited try out is 68.32%. The result finding of expansive try out is 82.04% and it was interpreted that the product design of attacking training model development to intermediate level can be tested to the effectiveness test stage. The result of effectiveness test product by comparing two groups; treatment group which using development product, and control group which using pretest and posttest design. Mean score of each group based on the test is the effectiveness of experiment group is higher than the control group. The effectiveness score of control group is 68.7% and experiment group is 84.4%. The player rotation in control group is 62.5% and experiment group is 87.5%. The movement without ball in control group is 62.5% and in experimental group is 87.5%. The ball control in control group is 75% and experiment group is 87.5%. Team work in control group is 62.5% and experiment group is 75%. Based on the data above it can be seen that the training by using attacking strategy training model in playing futsal can increase the player rotation from 62.5% into 87.5%, the ball control from 75% into 87.5% and team work from 62.5% into 75%. Based on the comparison of those test results, the improvement of test result for the experiment group is increasing significantly than in the control group. The last test was obtained after the training program was implemented to each group. In conclusion, the product is profoundly effective in improving the player ability in attacking strategy. user Key words: Futsal, Development,commit Model,toTraining, Attacking Strategy
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim, Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan, waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. sebagai pembimbing II yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selasai. 5. Ilham Surya fallo, M.Pd. sebagai ahli futsal yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian serta dukunganya hingga terselesaikanya studi ini. 6. Iskandar, M.Pd. sebagai ahli futsal yang telah memberikan masukan dan arahan demi
kesempurnaan
produk hasil
penelitian serta
dukunganya
hingga
terselesaikanya studi ini.. 7. Rahmad, S.Pd. sebagai ahli futsal dan pelatih tim yang telah memberikan masukan, arahan dan dukungan demi kesempurnaan produk hasil penelitian ini. 8. Para pemain Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan Tim Futsal Penjaskes Untan yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini. 9. Rekan-rekan program studi IOR angkatan 2011 yang telah membantu dalam proses penyelesaian penulisan tesis ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau materil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Penulis
commit to user xii
Maret 2013
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL TESIS ......................................................................... . .
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ..
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... ..
iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ..
iv
MOTTO ......................................................................................................... ..
v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... ..
vi
ABSTRAK ..................................................................................................... ..
vii
ABSTRACT .................................................................................................... ..
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. ..
x
DAFTAR ISI ................................................................................................. ..
xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ..
xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ..
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ..
xx
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
6
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
6
D. Rumusan Masalah ........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
8
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
digilib.uns.ac.id
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
9
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ....................................
11
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ……………………………………………………..
13
1. Permainan Futsal…………………………………………….
13
a. Peraturan Permainan Futsal……………………………...
15
b. Strategi Serangan………………………………………...
18
c. Komponen Strategi Serangan Futsal……………………..
22
d. Prinsip Dasar Strategi Serangan………………………....
31
e. Kondisi Fisik Futsal……………………………………...
33
2. Latihan…………………………………………………….....
36
a. Definisi Latihan……………………………………….....
36
b. Prinsip Latihan…………………………………………...
36
c. Model Latihan Strategi Serangan………………………...
42
3. Tinjauan Aspek Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak ….
43
a. Konsep Kemampuan Gerak……………………………...
44
b. Komponen Gerak yang Efisien………………………….
50
c. Proses Belajar Gerak…………………………………….
51
d. Perkembangan Gerak……………………………………
52
B. Kerangka Berpikir ………………………………………………
59
C. Penelitian yang Relevan ………………………………………...
62
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian ….. 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
65
B. Jenis Penelitian .............................................................................
67
C. Sumber Data ..................................................................................
77
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
79
E. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................
79
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Jenis Data ......................................................................................
86
G. Teknik Analisis Data .....................................................................
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Data Ringkasan Hasil Penelitian ………………………………..
95
B. Studi Pendahuluan ........................................................................
100
C. Pengembangan Produk ..................................................................
104
D. Uji Coba Produk............................................................................
106
E. Uji Efektivitas Produk Pengembangan .........................................
113
F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................
125
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………..
136
B. Implikasi .......................................................................................
140
C. Saran ..............................................................................................
141
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
143
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbedaan antara Sepak Bola dan Futsal ...................................... 17 Tabel 2.2 Perbedaan antara Strategi dan Taktik............................................. 33 Tabel 2.3 Berbagai Cabang Olahraga dan Sistem Energi Utama .................. 38 Tabel 2.4 Patokan untuk Memperkirakan Intensitas ...................................... 40 Tabel 2.5 Kegiatan Penelitian Pengembangan ............................................... 63 Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 65 Tabel 3.2 Rancangan Uji Efektifitas Produk ................................................. 75 Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba ................................. 94 Tabel 4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian .................................... 95 Tabel 4.2 Data Kuantitatif dari Evaluasi Ahli Futsal .................................... 107 Tabel 4.3 Persentase Hasil Evaluasi .............................................................. 107 Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dan Besar .................................. 111 Tabel 4.5 Persentase Hasil Evaluasi .............................................................. 112 Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen ............ 113 Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Hasil Pre Tes Kelompok Kontrol .................... 114 Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Post Test Kelompok Eksperimen ........... 114 Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Post Test Kelompok Kontrol ................. 115 Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Pre Test ... 115 Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Post Test .. 116 Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi ................... 116 commit to user Tabel 4.13 Data Hasil Pre Test dan Post Test .................................................. 117 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.14 Penilaian Efektivitas Kelompok Kontrol ....................................... 119 Tabel 4.15 Penilaian Efektifitas Kelompok Eksperimen ................................. 120 Tabel 4.16 Perbandingan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..... 121
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal ...............................................................
14
Gambar 2.2 Operan Give and Go ..................................................................
20
Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan ........................................................
20
Gambar 2.4 Tembakan Spekulasi ..................................................................
21
Gambar 2.5 Umpan Trobosan ........................................................................
21
Gambar 2.6 Cara Menerima dengan Kaki Bagian dalam ..............................
24
Gambar 2.7 Cara Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki .....................
24
Gambar 2.8 Cara Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ........................
25
Gambar 2.9 Cara Menghentikan Bola dengan Paha ......................................
26
Gambar 2.10 Cara Menghentikan Bola dengan Dada ......................................
26
Gambar 2.11 Cara Menggiring Bola “Kura-Kura” ..........................................
27
Gambar 2.12 Cara Menendang dengan Kaki Bagian dalam ............................
27
Gambar 2.13 Cara Menendang dengan Punggung Bagian dalam ...................
28
Gambar 2.14 Cara Menendang dengan Punggung Kaki ..................................
29
Gambar 2.15 Cara Menyundul Bola ................................................................
30
Gambar 2.16 Formasi 2-2 ................................................................................
30
Gambar 2.17 Formasi 3-1 ................................................................................
31
Gambar 2.18 Formasi 4-0 ................................................................................
31
Gambar 2.19 Komponen-Komponen dari Gerak yang Efisien ........................
50
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan .................................................
70
Gambar 3.2 Bagan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... commit to user
80
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data ...........................................
91
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pre-Test dan Post Test Kelompok Eksperimen 118 Gambar 4.2 Histogram Hasil Pre-Test dan Post Test Kelompok Kontrol ...... 118 Gambar 4.3 Histogram Nilai Perbandingan antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol............................................................
commit to user xix
122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Hasil Wawancara ........................................................................ 147 Lampiran 2. Kisi-Kisi dan Kuesioner ............................................................. 150 Lampiran 3. Hasil Evaluasi dan Uji Coba........................................................ 193 Lampiran 4. Produk Model Latihan Serangan dalam Permainan Futsal ........ 210 Lampiran 5. Catatan Lapangan ....................................................................... 301 Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................... 314 Lampiran 7. Uji Prasyarat Analisis ................................................................. 317 Lampiran 8. Uji Signifikansi ........................................................................... 337
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan populer di dunia. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kelompok yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan ini sering disebut sebagai kesebelasan karena setiap kelompoknya beranggotakan sebelas pemain. Sejalan dengan perkembangan zaman, sepak bola tidak selalu dimainkan dilapangan terbuka. Faktor utama adalah lapangan/lahan yang semakin sedikit, terutama di kota-kota besar. Terbatasnya lapangan terbuka itulah mendorong futsal sebagai alternatif untuk menyalurkan hobi berolahraga. Futsal merupakan salah satu olahraga modifikasi dari permainan sepak bola yang berkembang menjadi permainan indoor. Menurut Jaya. A (2008: 1) futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia digelar di Uruguay. Futsal adalah olahraga beregu. Yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan permainan yang sangat cepat dan dinamis. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam to user ruangan lainnya, lapangan futsalcommit dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
adalah singkatan dari futbal (sepak bola) dan sala (ruangan) dari bahasa Spanyol atau futebol (Portugal/Brasil) dan Salon (Prancis). Olahraga ini membentuk seorang pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat dalam tekanan pemain lawan. Dengan lapangan yang sempit, permainan ini menuntut teknik penguasaan bola tinggi, kerja sama antar pemain, dan kekompakan tim. Tenang, J. D (2008: 15). Pada masa sekarang cabang olahraga futsal sangat digemari di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan kegiatan pertandingan antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan wadah atau tempat yang dimiliki oleh pelajar, khususnya dalam cabang olahraga futsal. Tujuan lain diadakan pertandingan futsal antar pelajar dan mahasiswa, yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara sesama, memperoleh pengalaman yang berharaga menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari tindakan yang tidak baik, sehingga diharapkan dengan adanya ajang pertandingan tersebut, siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat. Untuk pembinaan yang mengarah ke pengembangan prestasi diarahkan kepada siswa yang berminat pada satu atau beberapa cabang olahraga tertentu dan dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada mahasiswa maupun pada klub pembinaan olahraga futsal tingkat intermediate. Prestasi pemain futsal khususnya pada tingkat intermediate tidak terlepas dari peranan seorang pelatih. Pelatih harus jeli dalam menentukan strategi permainan, seperti halnya pemain yang berada di lapangan. Salah satu syarat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
untuk dapat membaca jalannya suatu pertandingan adalah saat pelatih harus mampu melihat “situasi futsal” dengan segala masalah yang ada pada situasi tersebut. Futsal identik dengan permainan total soccer. Jumlah pemain yang sedikit dalam sebuah tim futsal menjadi sangat krusial bagi seluruh pemain dalam bertahan dan menyerang menurut Tenang, J. D (2008: 20). Sesuai dengan tujuan futsal yaitu mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, maka strategi penyerangan yang efektif akan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah gol. Segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruangan untuk membuat kesalahan, maka strategi penyerangan harus benar-benar dikuasai saat latihan, sehingga ketika bertanding, sebuah tim sangat membutuhkan strategi penyerangan yang baik dan bervariasi sehingga tim lawan tidak bisa membaca permainan dari strategi yang telah diterapkan pelatih. Permainan futsal cenderung lebih dinamis dengan gerakan yang cepat, karena dalam futsal dibatasi ruang gerak yang sempit, dan bola akan bergulir dengan cepat dari kaki ke kaki pemain, maka pemain harus benar-benar bisa menjalankan strategi yang telah dikuasai/dipelajari selama latihan, baik dari aspek perencanaan pola formasi, gerakan rotasi pemain, penempatan pemain/pergerakan tanpa bola, penguasaan bola maupun kerjasama tim yang sesuai untuk menerapkan strategi tersebut. Strategi yang kurang baik, akan berdampak buruk pada kondisi psikologis pemain dimana pemain akan merasa frustasi dan tidak akan menghasilkan gol apabila tidak memiliki perencanaan yang matang. Pertahanan yang baik adalah menyerang, diamana dengan kondisi lapangan futsal yang sempit, maka commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemungkinan terjadi gol akan semakin besar, sehingga jika tim ingin memegang kendali selama pertandingan, sebuah tim harus mempunyai perencanaan strategi serangan futsal yang terkoordinasi saat latihan, sesuai dengan kondisi saat di lapangan/saat bertanding dan tentunya sudah disiapkan jauh sebelum bertanding. Berdasarkan hasil wawancara atau interviu bebas terpimpin dengan pelatih-pelatih futsal di klub-klub futsal, yang membina atlet-atlet pada level pemula hingga intermediate yang ada di Kota Pontianak, rata-rata menjelaskan bahwa belum menerapkan model-model latihan strategi serangan dalam suatu program latihan. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tim futsal di Kota Pontianak terkait dengan kemampuan strategi serangan ditemukan beberapa masalah membutuhkan pemahaman dari segi tingkat penguasaan variasi serangan futsal tersebut. Peneliti dititik beratkan pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkat dimana pembinaan latihan difokuskan secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan para pelatih futsal pada tim futsal di Kota Pontianak yang membina pemain futsal tingkat intermediate. Pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak mempunyai kemampuan yang cukup dalam bermain futsal. Mereka mempunyai teknik dasar seperti passing, dribbling, crossing dan shooting yang baik. Ini karena kebanyakan dari mereka sudah pernah berlatih di club-club futsal di daerahnya masing-masing. Namun ada sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki dari cara bermain mereka yaitu kemampuan menyerang dalam bermain futsal. Mereka commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kurang terlatih dalam pengorganisasian penyerangan dan kebanyakan dari mereka belum paham dengan variasi serangan futsal. Selama ini pelatih lebih menekankan pada latihan teknik, fisik dan mental sedangkan latihan strategi jarang diajarkan terutama pada strategi serangan dalam permainan futsal. Hal ini akan berakibat kurang pahamnya pemain terhadap strategi serangan. Formasi yang sering digunakan adalah pola serangan 2-2 dan 40 dengan tanpa memperhatikan situasi tertentu dari pola serangan tersebut. Hasil
temuan
melalui
kegiatan
wawancara
tersebut,
ditemukan
permasalahan yaitu model Berdasarkan latihan strategi serangan futsal yang diterima oleh pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak masih kurang relevan dengan permainan saat di lapangan atau masih kurang sesuai dengan kondisi saat bertanding, sehingga peneliti ingin mengembangkan model latihan strategi serangan futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. Dengan adanya model-model latihan strategi serangan futsal, harapannya pemain bisa antusias menjalani latihan, tidak bosan dan mampu menerapkan strategi serangan
futsal
yang
terorganisir
dengan
baik/efektif,
sehingga
dapat
memperbesar peluang untuk menghasilkan gol dalam setiap strategi serangan. Untuk itu peneliti akan mengangkat judul “Pengembangan Model Latihan Strategi Serangan Dalam Permainan Futsal” (Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak).
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan maasalah sebagai berikut: 1. Prestasi futsal di Kota Pontianak pada pemain putra tingkat intermediate belum maksimal. 2. Prinsip menyerang belum betul yang sering dilakukan pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. 3. Belum adanya model latihan strategi serangan yang diterapkan pelatih futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak.
C. Pembatasan Masalah Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai pengembangan model-model latihan strategi serangan futsal. Kemampuan serangan futsal merupakan hal yang sangat penting dalam setaip pertandingan futsal dalam mencetak gol sehingga perlu penguasaan yang baik. Pengembangan model latihan hanya difokuskan pada variasi strategi serangan futsal. Mekanisme pelaksanaan penelitian akan ditinjau mengenai: 1. Pengumpulan informasi awal sebagai latar belakang permasalahan 2. Pembuatan produk yang dijadikan hasil dari pengembangan model latihan yang dalam hal ini adalah strategi serangan futsal. 3. Uji coba terhadap produk yaitu model latihan strategi serangan futsal kepada subyek uji coba. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Peninjauan kembali produk yang dihasilkan yang dalam hal ini adalah pelaksanaan eksperimen tehadap subyek yang diperbandingkan. 5. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal yang berada pada tingkat intermediate.
D. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Produk model latihan strategi serangan futsal seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien? a. Produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat meningkatkan kemampuan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak? b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak? c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal
putra
tingkat
intermediate
peningkatannya?
commit to user
di
Kota
Pontianak
untuk
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Seberapa besar efektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan dalam meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak? a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan strategi serangan futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara konvensional? b. Bagaimanakah perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi serangan secara konvensional?
E. Tujuan Pengembangan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Menyusun model latihan strategi serangan futsal dan pelaksanaan uji coba model latihan seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien? a. Menyusun pembuatan produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak? commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak? c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk peningkatannya? 2. Mengetahui hasil uji keefektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan dalam meningkatkan strategi serangan pemain futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak? a. Mengetahui signifikansi perbedaan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan serangan futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara konvensional? b. Memperoleh perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat
intermediate
berdasarkan
perbedaan
skor
posttest-pretest
kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi serangan secara konvensional?
F. Manfaat Penelitian Model-model latihan variasi strategi serangan yang dalam hal ini merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam olahraga futsal karena merupakan usaha yang paling utama untuk melakukan serangan yang variatif commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam mencetak gol ke gawang lawan. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian pengembangan model latihan strategi serangan ini dilakukan untuk
memberikan
model
latihan
yang
baru
atau
untuk
menambah
perbendaharaan model-model latihan-latihan yang sudah ada sebelumnya. Variasi-variasi model baru sangat diperlukan untuk peningkatan hasil penguasaan keterampilan serangan futsal. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru tentang model-model latihan strategi serangan futsal, agar dapat digunakan secara maksimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk pemberian latihan-latihan berikutnya pada tim-tim futsal yang membina atlet di Kalimantan Barat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Penerapan teori yang didapat selama menempuh kuliah, penelitian ini juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga futsal sacara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan baik. b. Bagi Klub atau Lembaga Sebagai bahan pustaka dan tambahan model latihan yang bisa diterapkan dan tambahan referensi belajar utuk peningkatan prestasi futsal. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Bagi Pelatih Futsal Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model latihan strategi variasi serangan futsal selanjutnya. d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model latihan variasi startegi serangan futsal. Serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang.
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Asumsi penelitian adalah suatu pemikiran awal tentang penelitian yang akan disusun dan merupakan acuan untuk melaksanakan penelitian. Menurut Winarno (2007: 11) “Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian.” Asumsi penelitian terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Asumsi substantive Asumsi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari masalah penelitian yang akan diungkap perlu diberikan suatu asumsi yang terkait masalah tersebut yang merupakan simpulan awal dari hasil atau tujuan dari penelitian yang dilakukan. Asumsi substantive ini juga akan terkait pentingnya penelitian ini dilakukan di suatu tempat tersebut. Pentingnya penelitian dilakukan tergantung pada studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya.
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Asumsi metodologis Asumsi yang berhubungan dengan metodologi penelitian. Dari metodologi yang digunakan dalam penelitian dapat diberikan suatu rancangan metodologi awal guna membatasi atau menentukan rancangan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Prosedur yang dilakukan dapat dijelaskan terlebih dahulu untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Penelitian pengembangan perlu adanya keterbatasan pengembangan, untuk membatasi segala sesuatu hal yang nantinya berada diluar jalur penelitian atau yang akan menimbulkan suatu bias dalam penelitian. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal pada pemain futsal putra di Kota Pontianak yang berada pada level intermediate karena penelitian yang dilaksanakan adalah sebatas kemampuan variasi serangan futsal yang dalam hal ini adalah startegi serangan futsal. Perlunya keterbatasan dalam pengembangan ini juga pada nantinya akan terkait dengan efisiensi waktu yang digunakan untuk proses penelitian sehingga penelitian yang dilakukan tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk prosesnya serta efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Permainan Futsal Permianan
futsal
pada
dasarnya
merupakan
permainan
yang
menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi diwaktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Olah raga ini tidak hanya populer dikalangan pelajar atau mahasiswa, bagi para eksekutif muda olah raga ini juga sudah menjadi ajang melepas beban pikiran dan kejenuhan seusai kerja. Di Indonesia sendiri futsal sebenarnya sudah ada sejak tahun 1998. Namun, kepopulerannya menanjak memasuki tahun 2005. Menurut Halim S (2009: 6), mengungkapkan bahwa futsal adalah permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran lebih kecil. Sebagai penguat pengertian tentang futsal, Tenang, J. D (2008: 17) mengungkapkan juga bahwa futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik. Sedangkan menurut wikipedia tahun 2007 menjelaskan pengertian futsal sebagai berikut. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Menurut JC Barbero-Albarez (2012) menyatakan bahwa futsal adalah sebuah olahraga yang dilakukan jangka waktu tertentu yang menuntut para commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
pemainnya agar memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang tinggi. Travassos et.al (2011) menyatakan bahwa futsal adalah permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan lima lawan lima yang diatur oleh FIFA yang dimainkam diatas lapangan yang memilki permukaan keras 40 X 20 m atau daerah yang diberi garis yang memiliki ukuran tertentu atau yang biasa di sebut pitch. Sama halnya dengan olahraga lainnya, pemain futsal bekerjasama dengan anggota timnya dalam mencapai tujuan yang sama, yang terpenting adalah untuk mencetak gol pada saat menendang bola, dan untuk mencegah terjadinya gol bagi tim lawan pada saat tim lawan melakukan tendangan. Menjelang akhir pertandingan, strategi permainan yang biasa untuk tim yang sedang bertanding ketika sedang melakukan tendangan untuk menggantikan penjaga gawang pada seorang pemian tambahan, tahap pemain yang akan dituju adalah lima lawan empat ditambah penjaga gawang.
Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal (Sumber: http//www.ibsa.es/eng/deportes/football/IBSA_Futsal_Rulebook_20092013.pdf; 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
Dari pengertian yang telah dijabarkan maka yang dimaksud dengan futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang, dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25-42 meter dan lebar 15-25 meter, memiliki aturan tegas tentang kontak fisik dan mempunyai tujuan yaitu memasukkan bola ke gawang lawan dengan memanipulasi bola dengan kaki.
a. Peraturan Permainan Futsal Sama halnya dengan permainan sepak bola pada umumnya, permainan futsal juga memiliki peraturan-peraturan baku mengenai luas lapangan, ukuran bola, tentang pemain, atau permainan yang sudah di atur oleh asosiasi persepak bolaan internasional atau yang disebut FIFA. Secara garis besar peraturan tersebut dapat di jabar kan sebagai berikut: 1) Lapangan Futsal a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan c) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos d) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang e) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang f)
Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m h) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive 2) Bola a) Ukuran: 4 b) Keliling: 62-64 cm c) Berat: 390-430 gram d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya) 3) Jumlah Pemain a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7 d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas e) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit) 4) Perlengkapan Pemian Kaos bernomor, celana pendak, kaus kaki, pelindung lutut, dan alas kaki bersolkan karet. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Lama Permianan Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola berhenti dimainkan. Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan penalti. a) Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu tambahan b) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit (Sumber: http://www.thefa.com/Competitions. 2004) Futsal merupakan cabang olahraga sepakbola. Teknik dasar yang digunakan baik dalam sepakbola ataupun futsal ialah sama. Perbedaan antara sepakbola dengan futsal kurang lebih dapat dijabarkan dalam tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Tabel Pengembangan Perbedaan Antara Sepakbola dan Futsal Sumber: Jurnal Iptek Olahraga, menurut Agus (2009: 144-156).
1. 2.
3.
4.
Sepakbola Bola: Lingkaran bola 68-70 cm Pemain: 11 pemain 3x pergantian pemain Bola Mati: Throw in (lemparan ke dalam) Tendangan gawang Wasit: Wasit & 2 asisten (linesman)
5.
Waktu: Waktu berjalan (running clock) 2 x 45 menit
6.
Time Out: Tidak ada time out Tidak ada batas waktu untuk memulai kembali pertandingan Peraturan umum: Berlaku aturan offside commit to Kipper diberi waktu 6 detik
7.
Futsal Bola: Lingkaran bola 62-68 cm 2. Pemain: 5 pemain Tidak dibatasi 3. Bola Mati: Kick in (tendangan ke dalam) Lemparan gawang 4. Wasit: Wasit dan 2 asisten ditambah pencatat waktu dan wasit 3. 5. Waktu: Stoppedlock (dioperasikan oleh pencatat waktu 2 x 20 menit 6. Time Out: Sekali time out tiap babak 4 menit untuk memulai lagi pertandingan 7. Peraturan umum: Tidak berlaku offside user Kipper diberi waktu 4 detik 1.
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan tendangan gawang. Tak ada batasan untuk melakukan back pass ke penjaga gawang Sepak pojok di area corner 8.
Pelanggaran: Tidak ada batasan pelanggaran Pemain yang diganjar kartu merah tidak bisa diganti pemain lain Kontak fisik diperbolehkan
8.
untuk melakukan lemparan gawang. Sepak pojok di sudut corner Hanya sekali melakukan backpass ke penjaga gawang Pelanggaran: Ada batasan lima kali pelanggaran Pemain yang diganjar kartu merah bisa diganti pemain lain setelah 2 menit atau tim lawan mencetak gol Kontak fisik dilarang
b. Strategi Serangan Strategi serangan memerlukan latihan-latihan khusus yang telah terkoordinir secara matang saat menjalani latihan. Serangan yang baik tidak selamanya pasti menghasilkan gol, tetapi serangan yang baik akan menekan mental lawan dan mengakibatkan sistem pertahanan lawan akan semakin melemah dan dengan sendirinya akan mudah ditembus oleh lawan. Dalam permainan olahraga apapun, kerjasama atau teamwork sangatlah dibutuhkan untuk memenangkan suatu pertandingan. Menurut Jaya. A (2008: 59) kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola serta kerjasama antar pemain dalam setiap tim merupakan element yang sangat penting dalam penyerangan. Pergerakan tanpa bola juga merupakan element penting lainnya. Sedangkan, menurut Tenang, J. D (2008: 87) mengemukakan bahwa dalam permainan olahraga apapun, kerja sama tim atau teamwork sangat penting sehingga selalu diutamakan. Jadi, ketika sebuah tim ingin bermain dengan baik atau ingin strategi serangannya berhasil diterapkan saat di lapangan/pertandingan, maka selain teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua pemain, teamwork atau commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kerjasama tim juga harus dilatih. Latihan kerjasama tim bisa dimaksimalkan saat menjalani latihan dengan penerapan strategi serangan itu sendiri. Menurut Jaya. A (2008: 72) dalam bukunya yang berjudul “futsal” mengungkapkan perbedaan antara sepakbola dengan futsal dilihat dari segi pola permainan dan pengaturan serangan sebagai berikut. Perbedaaan yang mendasar antara sepakbola dengan futsal yakni dalam hal pola permainan dan pengaturan serangan. Pola permainan sepakbola cenderung didominasi dribling dan passing, sedangkan untuk pola permainan futsal banyak didominasi permainan dari kaki ke kaki (lebih banyak passing), maksudnya ialah, pengaturan dalam bertahan dan menyerang lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek. Dengan pola seperti ini skill dan kekompakan tim terutama dalam mengolah bola, mengumpan, dan menyerang ke daerah lawan sangat diperlukan. Di dalam permainan futsal jarang sekali diterapkan umpan-umpan panjang, mengingat lapangan yang kecil dan ruang gerak yang sempit, disamping itu tidak akan mencerminkan permainan yang baik. Tentunya suatu tim futsal akan lebih memilih bermain dengan cara taktis, efisien dan efektif daripada menerapkan pola permainan yang menyita energi. Selain itu Luxbacher (1998: 102), menyatakan bahwa dua strategi serangan yang penting adalah operan give and go dan dukungan. Give and go sering kita dengar dengan istilah lain yaitu ”wallpass” atau ”one-two”. Sedangkan dukungan merupakan upaya rekan se-tim menempatkan diri mereka untuk membentuk sudut yang lebar terhadap teman yang membawa bola diantara penjagaan lawan, tujuannya adalah untuk memudahkan teman yang membawa bola passing ke pemain dukungan atau menyulitkan upaya penjagaan lawan terhadap serangan kita. Dukungan juga merupakan upaya membuka ruang untuk melakukan tembakkan ke arah gawang.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Operan Give and Go (One-two/Wallpass)
X’
X
Ket:
= Lari = Umpan
X
Y
Gambar 2.2 Operan Give and Go. (Sumber: Luxbacher, 1998: 104) Situasi serangan yang menguntungkan terjadi saat dua penyerang melawan satu pemain bertahan (2 Vs 1), maka strategi operan give and go merupakan strategi utama yang efektif untuk digunakan. 2) Dukungan Dalam Serangan Y Ket:
= Lari/menggiring = Umpan
X
Z Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan (Sumber: Luxbacher, 1998: 104) Merupakan hal yang penting bagi penyerang pertama untuk memiliki beberapa pilihan, pertama mengoper kepada teman yang posisinya tidak terjaga, kedua, mendapatkan ruang tembak untuk shooting ke arah gawang. Untuk memberikan dukungan yang memadai kepada teman yang membawa bola atau dalam hal ini penyerang, maka tergantung pada beberapa faktor: (a) jumlah pemain pendukung; (b) sudut dukungan (c) jarak dukungan. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain itu terdapat lagi strategi untuk melakukan serangan yakni, tembakan spekulasi, umpan terobosan dan pergerakan posisi pemain 3) Tembakan Spekulasi x X
Ket:
gawang
= menggiring = tembakan
x
Gambar 2.4 Tembakan spekulasi (Sumber: Luxbacher, 1998: 104) Dalam melakukan tembakan spekulasi, penyerang yang akan melakukan tembakan harus mengetahui adanya celah/ruang tembakan. Karena lapangan permainan futsal yang sempit, maka ada beberapa faktor yang memungkinkan untuk membuka daerah pertahanan, antara lain yaitu: (a) pemain dukungan harus membuka di sisi lebar lapangan; (b) pemain dukungan bergerak silang untuk mengacaukan penjagaan dari pemain bertahan lawan. 4) Umpan Terobosan X X X’ Gambar 2.5. Umpan Terobosan (Sumber: Luxbacher, 1998: 105) Futsal tidak mengenal istilah offside. Offside adalah suatu keadaan ketika bola di umpan ke pemain yang melakukan serangan, tetapi dia berada di belakang pemain bertahan lawan. Jadi, umpan terobosan dalam futsal merupakan commit to user strategi yang efisien saat melakukan penyerangan.
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
5) Pergerakan Posisi Pemain Semua pemain futsal harus bisa bertahan sekaligus menyerang, jadi ketika permainan berlangsung tidak menuntut kemungkinan pemain bertahan akan banyak mencetak gol sedangkan pemain depan sering berada di daerah pertahanan. Hal ini merupakan bentuk strategi/strategi serangan dan hal ini bisa disiasati dengan pergerakan posisi pemain. Luxbacher (1998: 102) menyatakan bahwa permainan individual yang luar biasa terkadang menghasilkan gol yang spektakuler, namun strategi serangan yang sukses adalah hasil dari koordinasi usaha dari dua pemain atau lebih.
c. Komponen Strategi Serangan Futsal Ada beberapa aspek dasar yang menjadi element atau komponen dari pola penyerangan, menurut Jaya. A (2008: 72) diantaranya adalah Penguasaan terhadap bola, komposisi pemain, dan pola formasi permainan futsal. Penguasaan terhadap bola meliputi latihan dribbling dan kontrol. Penguasaan bola/kontrol bisa dilatih dengan memfokuskan pada kekuatan dan kelincahan dalam pergerakan kaki. Komposisi pemain dalam permainan futsal harus diperhatikan oleh seorang pelatih. Pelatih tersebut harus bisa mencermati skill tiap-tiap pemainnya dalam hal pengusaan bola, pengaturan serangan dan menyerang. Jaya. A (2008: 72) mengungkapkan bahwa lebih efisien dan efektif jika menempatkan pemain yang memiliki model pergerakan kaki yang rapat sebagai pemain bertahan dan sebaliknya tipe pergerakan kaki yang panjang lebih bisa dimanfaatkan sebagai penyerang. Komposisi pemain juga termasuk skill dan teknik yang harus dimiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
oleh seorang pemain. Ada beberapa macam skill dan teknik dasar yang harus dimiliki seorang pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, menurut Jaya. A (2008: 62-67), yaitu: (1) Menendang (kicking), yang meliputi; (a) Menendang dengan kaki bagian dalam; (b) Menendang dengan punggung bagian dalam; (c) Menendang dengan punggung kaki. (2) Menerima/menghentikan bola/control, yang meliputi; (a) kontrol bola dengan kaki bagian dalam, (b) kontrol bola dengan punggung kaki, (c) kontrol bola dengan telapak kaki, (d) kontrol bola dengan paha, (e) kontrol bola dengan dada. (3) Menggiring Bola (dribbling), meliputi (a) menggiring dengan kaki bagian dalam, (b) menggiring dengan kaki bagian luar, (c) menggiring dengan punggung kaki. (4) Menyundul Bola (heading). (5) Tendangan ke Dalam (kick in. (6) Merampas bola (tackling). (7) Penjagaan gawang (goal keeper). Sedangkan menurut Tenang, J. D (2008: 69-85) juga memaparkan skill dan teknik yang harus dimiliki oleh pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, yaitu: (1) Mengontrol dan menggiring bola, (2) Menendang (kicking), (3) Mengoper bola (passing), (4) shooting, dan (5) menyundul (heading). Secara umum, semua skill dan teknik yang telah dijabarkan sebelumnya baik dari Jaya. A maupun Tenang, J. D kurang lebih sama, hanya saja Jaya. A menambahkan teknik penjagaan gawang. Semua skill dan tenik tersebut menjadi bahan latihan pemain untuk dapat bermain futsal dengan lebih baik, akan tetapi tidak semuanya harus dikuasai, karena akan membutuhkan latihan yang cukup lama. Dalam melakukan strategi serangan futsal, maka pemain harus terlebih dahulu bisa menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan futsal. Teknik yang bagus dan benar akan menunjang keberhasilan strategi yang diterapkan. Berikut akan dijabarkan tentang komponen-komponen yang ada dalam strategi serangan futsal, bagian pertama tentang penguasan terhadap bola (kontrol dan dribbling) dan diikuti oleh teknik commit to user dasar lainnya seperti shooting dan heading (menyundul).
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.
, Gambar 2.6
Cara menerima dengan kaki bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 95)
Menerima
bola
bertujuan
untuk
mengatur
tempo
permainan,
mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing. Analisis geraknya sebagai berikut: (a) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (b) Kaki tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian dalam kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam, (e) Kaki penghenti bersama bola berhenti di bawah badan (terkuasai). (Jaya. A, 2008: 65) 2) Menghentikan bola dengan punggung kaki.
Gambar 2.7 Cara menghentikan bola dengan punggung kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 11) Cara menghentikan bola dengan punggung kaki biasanya digunakan untuk mempermudah membelokkan arah bola (open control). Berikut analisis gerakannya:
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit ke depan menjemput datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki persis di punggung kaki (Jaya. A, 2008: 65). 3) Menghentikan bola dengan telapak kaki.
Gambar 2.8 Cara menghentikan bola dengan telapak kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 10)
Menghentikan bola dengan telapak kaki dilakukan jika pemain ingin menguasai bola secara utuh/sepenuhnya, karena hasil dari control dengan telapak kaki ini bola akan diam. Berikut analisis gerakannya: (a) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak kaki dijulurkan menghadap ke sasaran, (d) Pada saat bola masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di depan badan (Jaya. A, 2008: 65).
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Menghentikan bola dengan paha.
Gambar 2.9 Cara menghentikan bola dengan paha (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 9) Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di udara, dan ketinggian bola kurang lebih di sekitar pinggul pemain. Berikut analisi gerakannya: (a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c) Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus dengan paha, (d) Bola mengenai paha tepat pad tengah-tengah paha antara lutut dan pangkal paha (Jaya. A, 2008:65). 5) Menghentikan bola dengan dada.
Gambar 2.10 Cara menghentikan bola dengan dada (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 12) Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di udara, namun ketinggian bola mencapai di atas kepala pemain. Berikut analisi gerakannya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kedua kaki dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (c) Dada sedikit dibusungkan ke depan menghadap arah datangnya bola, (d) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada (Jaya. A, 2008: 65). 6) Menggiring Bola (dribbling) Jaya. A (2008: 66) Menggiring bola adalah menendang bola terputusputus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mengatur alur bola, dan melewati lawan. Sedangkan untuk mengatur alur serangan, menggiring yang paling efektif adalah menggiring dengan kaki bagian luar atau punggung kaki atau istilah lain dalam sepakbola adalah menggiring dengan cara ”kura-kura”.
Gambar 2.11 Cara menggiring bola ”kura-kura” (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 29) 7) Menendang dengan kaki bagian dalam/sisi dalam sepatu
Gambar 2.12 Cara menendang kaki bagian dalam commit to dengan user (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 92)
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada umumnya menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai berikut: (a) Badan menghadap sasaran di belakang bola, kaki tumpu berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang ditarik kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola, (c) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah-tengah bola, (d) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 62). 8) Menendang dengan punggung bagian dalam.
Gambar 2.13 Cara menendang dengan punggung bagian dalam (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 90) Teknik menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengoper jarak jauh (long pass). Analisis gerakkannya sebagai berikut: (a) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki tumpu diletakkan di samping bola, (b) Kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan, (c) Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 63).
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9) Menendang dengan punggung kaki.
Gambar 2.14 Cara menendang dengan punggung kaki (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 89) Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke gawang (shooting at the goal). Bola berada saat di uadara. Analisis gerakkannya adalah sebagai berikut. (a) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan disampung bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke sasaran, (c) Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan. Perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah tengah bola. Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008:63). 10) Menyundul Bola (heading) Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola sama dengan tujuan dalam futsal yaitu untuk mengoper, mencetak gol dan mematahkan serangan lawan/membuang bola. Secara teknis, menyundul bola dapat dilakukan dengan berdiri maupun meloncat.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.15 Cara menyundul bola (Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 42-43) Selanjutnya akan dijabarkan mengenai komponen yang ketiga yakni pola formasi permainan futsal versi Tenang, J. D (2008: 88) yang dapat dijabarkan sebagai berikut. Formasi (Sistem 2-2) Sistem ini memiliki ciri dengan dua pemain di area pertahanan dan dua pemain di area penyerangan. Sistem ini sangat sederhana dan pemain tidak perlu lagi banyak bergerak. Dua pemain belakang bertugas mengamankan area pertahanan, sementara dua pemain di depan bertugas menyerang.
Gambar 2. 16 Formasi 2-2 (Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87) Formasi (Sistem 3-1) Sistem 3-1 memudahkan melakukan serangan dengan lebih vaiatif. di depan penjaga gawang ada tiga orang pemain bertahan, dua pemain kanan dan kiri menempati posisi sayap sedangkan satu di tengah fokus di area pertahanan. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sistem ini menuntut banyak pergerakan dari pemain dalam penguasaan bola. Terutama saat melakukan variasi serangan.
Gambar 2. 17 Formasi 3-1 (Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87) Formasi (Sistem 4-0) Sistem ini memungkinkan permainan menjadi sangat rapat dan ketat sehingga sulit bagi lawan untuk bergerak dengan leluasa saat menyerang atau bertahan.
Gambar 2. 18 Formasi 4-0 (Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87) d. Prinsip Dasar Strategi Serangan Jaya. A, (2008: 62) dalam bukunya yang berjudul ”futsal” mengungkapkan sebagai berikut. ”Untuk dapat bermain futsal dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam menguasai atau mengontrol bola”. Kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola diikuti dengan kerjasama tim yang bagus merupakan hal yang terpenting dalam strategi serangan. Pergerakan tanpa bola juga memegang peranan saat commit to user yang cenderung bervariasi akan strategi dijalankan di lapangan. Variasi umpan
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menunjang penerapan strategi serangan, karena akan tidak mudah membaca arah serangan yang akan diterapkan. Mengutip saran dari Jaya. A, (2008: 59) yang ada hubungannya dengan prinsip dasar strategi serangan yang menyatakan ”janganlah bermain terlalu kaku, gunakan imajinasi, spontanitas, skill, dan kreativitas”. Kutipan tersebut merupakan usaha tim dalam taktik serangan saat dalam situasi permainan, bukan pada strategi serangannya. Strategi dan taktik sepintas terlihat sama, namun strategi dan taktik itu berbeda. Menurut Harsono (2004: 72) menyatakan bahwa strategi mengacu kepada konsep umum dalam mengorganisasi latihan atau pertandingan bagi atlet atau tim dalam persiapan menghadapi suatu pertandingan akbar, sedangkan taktik merupakan bagian intrinsik dari kerangka umum suatu strategi (saat action). Pengertian strategi menurut Depdiknas (2005: 1092) menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan taktik menurut Depdiknas (2005: 1125) adalah rencana atau tindakan yang bersistem untuk mencapai tujuan; pelaksanaan strategi; siasat. Pengertian strategi menurut wikipedia (2009) yang menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Jika diambil sebuah sintesis maka pengertian strategi adalah rencana kegiatan dalam mengorganisasi latihan (perencanaan) untuk mencapai sasaran khusus atau persiapan untuk menghadapi pertandingan akbar dalam kurun waktu tertentu, sedangkan taktik adalah rencana bersistem untuk mencapai pelaksanaan strategi atau siasat.
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Strategi dan Taktik Konsep Pembeda
Strategi
Taktik
1. Ruang lingkup 2. Waktu pelaksanaan
Hal-hal yang luas (umum). Jauh sebelum bertanding (lama), saat latihan.
Hal yang lebih sempit (khusus). Saat bertanding (singkat)
3. Bahasan
Lebih dari satu topik dalam mengidentifikasi faktor pendukung. Perencanaan ada di awal.
Fokus pada satu topik yang akan dirubah dari strategi. Perencanaan lanjutan, setelah melihat kondisi di lapangan.
4. Perencanaan
Jadi, model latihan serangan yang dikembangkan oleh peneliti masuk dalam kategori strategi, karena beberapa alasan pertimbangannya sebagai berikut: (1) Model-model latihan serangan yang dikembangkan akan diaplikasikan melalui kegiatan latihan yang tidak hanya sekali latihan kemudian tim bisa menerapkan di lapangan (butuh waktu lama, tergantung intensitas dan kualitas latihan), (2) bahasan model serangan yang dikembangkan meliputi perencanaan awal pola formasi permainan tim (skema) dan pemilihan komposisi pemain (menurut skill dan teknik), (3) Pola serangan yang dikembangkan merupakan perencanaan awal tim dalam menyiasati suatu pertandingan.
e. Kondisi Fisik Futsal Permainan futsal tidak hanya menguasai teknik dasar saja tetapi juga diperlukan kondisi fisik yang baik dalam melakukannya. Olahraga futsal merupakan olahraga yang mengerahkan kemampuan fisik yang tinggi dikarenakan gerakan-gerakannya sangat kompleks, sehingga menuntut kerja dari berbagai sistem yang terkait dengan fisik akan lebih berat. Ditinjau dari karakteristik geraknya yang membutuhkan koordinasi antara berbagai komponen fisik, maka tuntutan kondisi fisik yang baik akan sangat mendukung. Harsono commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
(1988: 153) “Jadi, sebelum diterjunkan ke dalam gelanggang pertandingan, seorang atlet harus sudah berada dalam suatu kondisi fisik dan tingkatan fitnes yang baik untuk menghadapi intesitas kerja dan segala macam stress yang bakal dihadapinya dalam petandingan.” Komponen kondisi fisik dalam futsal terdiri dari daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelenturan, kelincahan, daya ledak, ketepatan, koordinasi, keseimbangan dan reaksi (Lhaksana. J 2012: 17). Dari sepuluh komponen fisik tersebut tidak seluruhnya harus dimiliki secara baik. Ada komponen yang menjadi pelengkap dari komponen yang lain. Melihat dari karakteristik cabang olahraga futsal dapat disimpulkan bahwa komponen yang harus lebih dominan dimiliki pemain futsal adalah daya tahan, kekuatan, kecepatan, dan tentunya tanpa minggalkan komponen fisik lain, yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1) Daya tahan (endurance) Daya tahan ini diperlukan untuk memberikan kemampuan dalam melakukan aktivitas yang relatif lama tanpa merasa lelah yang berlebihan baik itu dalam kinerja otot (daya tahan lokal) maupun kinerja jantung (daya tahan umum). Seperti yang diungkapkan Harsono (1988: 155) mengenai pengertian daya tahan adalah kemampuan bekerja (atau berlatih) dalam waktu yang lama. 2) Kekuatan (strength) Kekuatan ini komponen fisik yang sangat diperlukan untuk kita bekerja (beraktivitas) ataupun berolahraga baik itu dalam waktu yang lama atau dalam waktu yang singkat, dan juga dengan kekutan otot ini kita dapat melakukan serangkaian gerakan dalam menghadapi beban yang sedikit commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun yang berat, dengan kata lain kekuatan otot menurut Hidayat. I (1997: 62) adalah kemampuan otot untuk melawan beban (load) atau tahanan (resistence). 3) Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah: “kemampuan untuk menempuh jarak tertentu terutama jarak pendek, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya” (Sajoto, 1988: 54). Kecepatan dipengaruhi oleh waktu reaksi, yaitu waktu mulai mendengarkan aba-aba sampai gerakan pertama dilakukan, maupun waktu gerak, yaitu waktu dipakai untuk menempuh jarak. Waktu reaksi tergantung pada rangsangan syaraf pendengaran dan syaraf perintah. Dengan demikian seluruh aspek fisik dalam olahraga sangat dibutuhkan dalam olahraga futsal. Namun pemanfaatan dari berbagai aspek fisik tersebutakan berbeda dengan cabang olahraga yang lain. Pemakaian kondisi fisik baik intensitas maupun frekuensinya akan bergantung pada karakteristik kecabangan olahraga yang terkait. Sehingga pemberian latihan kondisi fisik berbagai cabang olahraga dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya. Landasan dasar pembinaan prestasi akan selalu mengarah pada pembinaan kedua aspek tersebut, yaitu aspek teknik maupun aspek fisik. Kedua aspek tersebut merupakan bagian fundamental dalam pembinaan prestasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
2. Latihan a. Definisi Latihan Harsono (1988: 32), Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya. Pate, dkk (1993: 317), menyatakan bahwa latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Latihan menuntun timbulnya perubahan dalam jaringan dan sistem, perubahan yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam berolahraga. Setelah beberapa pendapat yang diungkapkan, dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang arti dan pengertian dari latihan yaitu suatu proses kerja yang dilakukan secara terus-menerus, berkesinambungan, dan dalam waktu yang cukup panjang, dilakukan secara tepat dan berulang-ulang dengan tujuan meningkatkan kesegaran dan kebugaran jasmani. Oleh karena itu, latihan bukanlah upaya untuk menjadikan sempurna akan tetapi latihan adalah usaha untuk menjadikan permanen. b. Prinsip latihan Prinsip-prinsip latihan yang diumgkapkan oleh Bompa (dalam Budiwanto 2004: 13) adalah sebagai berikut: Prinsip beban bertambah (overload), prinsip spesialisasi (specialization), prinsip perorangan (individualization), prinsip variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of load), prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip pulih asal (recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), menghindari beban latihan commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of training), prinsip aktif partisipasi dalam latihan, prinsip proses latihan menggunakan model. Latihan olahraga merupakan suatu latihan dalam upaya untuk meningkatkan fungsi sistem organ tubuh agar mampu memenuhi kebutuhan tubuh secara optimal ketika berolahraga. Agar latihan olahraga mencapai hasil yang maksimal, harus memiliki prinsip latihan. Menurut Fox, Bowers & Foss 1993: 288 , prinsip dasar dalam program latihan adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk melakukan suatu aktivitas dan melalui prinsip beban berlebih (overload) untuk menyusun satu program latihan yang akan mengembangkan sistem energi yang bersifat khusus pada cabang olahraga. Adapun prinsip-prinsip latihan yang secara umum diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Prinsip Kekhususan (Specificty) Untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan latihan harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan kemampuan tubuh sesuai dengan tuntutan dalam cabang olahraga yang akan dikembangkan. Kekhususan dalam hal ini adalah spesifik terhadap sistem energi utama, spesifik terhadap kelompok otot yang dilatih, pola gerakan, sudut sendi dan jenis kontraksi otot. Menurut Bompa (1994: 34) bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip kekhususan yaitu: (1) melakukan latihan-latihan khusus sesuai dengan karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan latihan untuk mengembangkan kemampuan biomotorik khusus dalam olahraga. Program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam cabang olahraga. Berikut ini dapat dilihat tabel-2.3 berbagai cabang olahraga, aktivitas dan sistem energi utama (predominant energy system). Tabel 2.3 Berbagai Cabang Olahraga dan Sistem Energi Utama (Fox, Bower & Foss, 1993: 290) Sports or Sports Activity
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
10. 11.
12.
13.
14. 15.
16. 17.
Baseball Basketball Fencing Field hockey Football Golf Gymnastics Ice hockey A. Forward, defense B. Goalie La Crosse A. Goalie defense, attacker B. Midfielders, man-down Rowing Skiing A. Slalom, jumping B. Downhill C. Cross-country D. Recreational Soccer A. Goalie, wings, strikers B. Halfbacks or link men Swimming and diving A. Diving B. 50 m C. 100 m D. 200 m E. 400 m F. 1500 m, 1650 yd Tennis Track and field A. 100, 200 m B. Field events C. 400 m D. 800 m E. 1500 m (mile) F. 3000 m (2 mile) G. 5000 m (3 mile) H. 10.000 m (6 mile) I. Marathon Volleyball Wrestling
% Emphasis by Energi System ATP-PC
and
Lactic
Acid-
Oxygen
Lactic Acid
Oxygen
80 60 90 50 90 95 80
15 20 10 20 10 5 15
5 20
60 90
20 5
20 5
50 60 20
20 20 30
30 20 50
80 50 5 20
15 30 10 40
5 20 85 40
60 60
30 20
10 20
98 90 80 30 20 10 70
2 5 15 65 40 20 20
5 5 5 40 70 10
95-98 95-98 80 30 20-30 10 10 5 negligible 80 90
2-5 2-5 15 65 20-30 20 20 15 5 5 5
5 5 40-60 70 70 80 95 15 5
commit to user
30
5
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Prinsip Beban-Lebih (The Overload Priciples) Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat daripada yang mampu dilakukan oleh atlet (Hadisasmita & Syarifuddin, 1996: 131) Atlet harus selalu berusaha berlatih dengan beban yang lebih berat daripada yang mampu dilakukan saat itu, artinya berlatih dengan beban yang berada diatas ambang rangsang. Kalau beban latihan terlalu ringan (dibawah ambang rangsang), walaupun latihan sampai lelah, berulang-ulang dan dengan waktu yang lama, peningkatan prestasi tidak mungkin tercapai. Meskipun beban latihan harus berat, beban tersebut harus masih berada dalam batas-batas kemampuan atlet untuk mengatasinya. Kalau bebannya terlalu berat, maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat tersebut. Hal ini juga bisa mengakibatkan cedera. Pemberian beban dimaksud agar tubuh beradaptasi dengan beban yang diberikan tersebut, jika itu sudah terjadi maka beban harus terus ditambah sedikit demi sedikit untuk meningkatkan kemungkinan perkembangan kemampuan tubuh. Penggunaan beban secara overload akan merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh, sehingga peningkatan prestasi terus-menerus hanya dapat dicapai dengan peningkatan beban latihan (Bompa,1994: 44). Untuk mendapatkan efek latihan yang baik organ tubuh harus diberi beban melebihi beban dari aktivitas sehari-hari. Beban yang diberikan mendekati maksimal hingga maksimal (Brook & Fahey, 1984: 84). commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fox, Bower & Foss (1993: 296) menyatakan bahwa, patokan untuk faktorfaktor yang terlibat dalam prinsip overload yang diterapkan dalam program latihan anaerob (sprint) untuk nomor-nomor lari disajikan dalam table 2.4, sebagai berikut: Tabel 2.4 Patokan Untuk Memperkirakan Intensitas, Frekuensi, Tenggang Waktu dan Jarak Bagi Program Latihan Lari Aerobic dan Anaerobic (Fox, Bower & Foss, 1993: 296) Training factor
Aerobic training
Anaerobic training
Intensity
Heart rate = 80 to 90 % of HRR 4-5 days per week One 12-16 weeks 3-5 miles
Heart rate = 180 beats per minute to greater 3 day per week One 8-10 weeks 1 1/2 – 2 miles
Frequency Sessions per day Duration Distance/workout
3) Prinsip Beban Bertambah (The Prinsiples of Progresive) Beban latihan adalah sejumlah intensitas, volume, durasi dan frekuensi dari suatu aktivitas yang harus dijalani oleh atlet dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari sistem organ tubuhnya agar mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan latihan (Nala, 1998: 34). Peningkatan pemberian beban hendaknya dilakukan secara progresif dan bertahap. Progresif artinya beban latihan selalu meningkat, dari awal sampai akhir latihan. Peningkatan berat beban dilakukan tidak sekaligus, tetapi bertahap. Diawali dengan beban rendah dan dilanjutkan ke beban yang semakin tinggi, bukan sebaliknya pada awal latihan diberikan beban berat, kemudian makin lama beban latihanya semakin ringan. Menurut Nala (1998: 34) bahwa yang dimaksudkan dengan beban latihan tidaklah selalu pengertiannya kuantitatif, tetapi mencakup kuantitatif dan kualitatif. Beban commit latihan to yang userbersifat kuantitatif ini, beban lati-
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
hannya dapat berupa berat beban yang harus diangkat, banyaknya repetisi, set, lama istirahat per set, kecepatan, frekuensi perminggu dan sebagainya. Bagi atlet cabang olahraga yang lain tentu beban latihannya akan berbeda, sebab tujuan latihannya berbeda. 4) Prinsip Individualitas (The Prinsiples of Individuality) Pada prinsipnya masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain. Dalam latihan setiap individu juga berbeda kemampuannya, manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Oleh karena itu faktor-faktor karakteristik individu atlet harus dipertimbangkan untuk menyusun program latihan. Berkaitan dengan hal ini Harsono (1988: 112-113) mengemukakan bahwa: faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmaninya, ciri-ciri psikologisnya, semua itu harus ikut dipertimbangkan dalam menyusun program latihan. Latihan yang dilakukan harus direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Program latihan yang disusun dan pembebanan yang diberikan dalam latihan harus sesuai dengan kondisi tiap-tiap individu. 5) Prinsip Reversibelitas (The Prinsiples of Reversibility) Kemampuan fisik yang dimiliki seseorang tidak menetap, tetapi dapat berubah sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Keaktifan seseorang melakukan latihan atau kegiatan fisik dapat meningkatkan kemampuan fisik, sebaliknya ketidakaktifan atau tanpa latihan akan menimbulkan kemunduran kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
fisik. Menurut Soekarman (1987: 60) bahwa, setiap hasil latihan kalau tidak dipelihara akan kembali keadaan semula. Berdasarkan prinsip ini, latihan fisik harus secara teratur dan kontinyu. Prinsip ini harus dipegang oleh pelatih maupun atlet. Latihan yang teratur dan kontinyu akan membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri pada situasi latihan. Adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini, maka kemampuan tubuh dapat meningkat sesuai dengan rangsangan yang diberikan.
c. Model Latihan Strategi Serangan Sesuai dengan prinsip dasar strategi serangan futsal, maka untuk membuat subuah model latihan strategi serangan futsal, diperlukan aspek-aspek teknik dasar, yaitu antara lain menerima dan menghentikan bola (controling), mengumpan (passing), membawa bola (dribbling), dan menendang (shooting), wallpass, dukungan, umpan terobosan, dan pergerakan posisi pemain. Model latihan harus dibuat semirip mugkin dengan kondisi saat di lapangan atau dibuat semirip mungkin dengan kondisi permainan. Model latihan harus mempunyai dasar sistem pola permainan (formasi), hal ini sesuai dengan pernyataan Tenang, J. D (2008: 87) ”ada beberapa strategi yang digunakan untuk memenangi suatu pertandingan, tetapi tetap mengacu pada tiga pola/sistem permainan, yakni sistem (2-2), (4-0), atau (3-1). Model latihan strategi serangan futsal harus disesuaikan dengan kondisi/keadaan pemain dalam sebuah tim, dan harus benar-benar variatif dan tidak monoton, karena makin banyak model latihan yang dikuasai oleh tim tersebut maka akan semakin besar peluang tim untuk menghasilkan sebuah gol. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Tinjauan Aspek Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak Teori tentang belajar gerak akan sangat dibutuhkan dalam pembinaan prestasi cabang olahraga. “Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu belajar tentang ketrampilan gerak dan factor-faktor yang mempengaruhi penampilan fisik, yang dapat memberikan informasi penting terhadap guru pendidikan jasmani, pelatih, dan perancang kurikulum, (Drowatzky 1981: 1).” Seperti yang telah disebutkan bahwa diharapkan kepada para pelaku olahraga hendaknya memahami tentang konsep belajar gerak. Dalam pelaksanaan latihan seorang pelatih harus menyesuaikan dengan subyek yang dilatih, seorang guru pendidikan jasmani juga harus menyesuaikan dengan yang diajar pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting menjadikan teori belajar gerak sebagai landasan utama dalam penerapan kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas fisik. Pembinaan prestasi futsal akan juga dipengaruhi oleh teori belajar gerak. Dalam olahraga futsal memerlukan aktifitas fisik yang cukup kompleks sehingga teori penguasaan gerak membutuhkan perhatian yang cukup serius. Belajar gerak merupakan langkah awal dalam pengusaan keterampilan yang berhubungan dengan gerak tubuh. “Belajar gerak merupakan proses adaptasi dalam bentuk gerak dan respon muscular yang dikembangkan, (Drowatzky 1981: 16).” Jadi dapat disimpulkan bahwa adaptasi bentuk gerak dan respon muscular terhadap karakteristik olahraga futsal akan sangat mendukung dalam pencapaian penguasaan berbagai keterampilan dalam olahraga futsal. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Konsep kemampuan gerak (motor ability) Kajian tentang konsep kemampuan gerak yang relevan dengan aspek gerak permainan futsal yaitu: respon gerak (motor response), pola gerak (motor pattern), dan keterampilan gerak (motor skill). Implementasi dalam permainan futsal adalah sebagai berikut: 1) Respon gerak (motor response) Drowatzky (1981:16) menyimpulkan: Tanggapan/respon gerak dapat ditempatkan ke dalam tiga kategori: (a) pergerakan postural, untuk mengatur posisi badan berkenaan dengan gravitasi; (b) lokomotor atau gerak perpindahan memungkinkan seseorang untuk memindah/menggerakkan tubuh/badan atau bagian-bagiannya melalui ruang dan (c) manipulasi, memungkinkan seseorang untuk belajar dan mengendalikan objek. Pola kontak (manipulasi dari objek yang diam) telah dibedakan dari penerimaan dan dorongan (manipulasi dari objek yang bergerak). Dalam permainan futsal tentu akan memanfaatkan 3 jenis respon gerak yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri seperti tersebut di atas. Keterampilan gerak dalam futsal tentu akan mengakomodasi dari tiga bentuk respon gerak tersebut. Aktifitas fisik yang terdapat dalam futsal sudah menuntut ke arah respon gerak yang lebih kompleks. Dari kesimpulan respon gerak di atas terdiri-dari 3 respon gerakan yang disimpulkan peneliti, yaitu: (1). Gerakan postural adalah gerakan yang merupakan penyesuaian dari tubuh menyeluruh untuk mengatur tubuh dalam merespon grafitasi dan akselerasi, misalnya: posisi siap pemain saat akan menerima passcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
ing dan posisi awal pemain saat akan melakukan shooting maupun heading. (2). Gerakan transport atau lokomotor gerakan yang dapat menjadikan seseorang untuk menjelajah ruang, misalnya: gerakan pemain melakukan dribbling. (3). Gerakan manipulatif adalah respon gerak yang melibatkan benda tertentu sebagai obyek yang dimanipulasi, misalnya: gerakan melakukan shooting, dribling, passing dan heading. 2) Pola gerak (motor pattern) Pola gerak adalah tanggapan umum dengan jenis dan penerapan pada bidang aktivitas berbeda, yang digunakan untuk tujuan yang luas di dalam gerak tubuh. ”Ketrampilan gerak adalah tanggapan gerak spesifik, yang terbatas dalam variabilitas dan applicabilitas, yang mana dikembangkan untuk menghasilkan pergerakan spesifik di dalam aktivitas tertentu, (Drowatzky 1981: 16).” Jadi dapat disimpulkan bahwa pola gerak dari masing-masing individu akan sangat mempengaruhi dalam penguasaan keterampilan bermain futsal karena penerapan pola tersendiri harus dapat diterapkan pada aktifitas yang berbeda yang nantinya akan menghasilkan keterampilan gerak yang dalam hal ini keterampilan bermain futsal. 3) Keterampilan gerak (motor skill) Keterampilan gerak dapat diklasifikasi dari berbagai sudut pandang yaitu berdasarkan kecermatan gerakan, berdasarkan titik dan awal gerakan, berdasarkan stabilitas lingkungan dan berdasarkan kompleksitas gerakan. a) Klasifikasi gerak berdasarkan kecermatan gerakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
Ketrampilan gerak kasar (Gross Motor Skills)
”Gerak yang memerlukan interaksi dari banyak otot dengan aktivitas badan/tubuh pada umumnya, seperti lari, menangkap, melemparkan dan ketrampilan menggunakan raket, (Drowatzky 1981: 16).” Unsur-unsur keterampilan gerak kasar yang juga terdapat dalam olahraga futsal yang terdapat dalam teknik-teknik dasar maupun strategi permainan futsal seperti passing, heading shooting, dribbling, dan the goalkeeper catching and deflecting.
Keterampilan gerak halus (Fine Motor Skills)
”Ketrampilan gerak yang baik melibatkan otot yang kecil baik lengan maupun kaki dan digunakan di dalam latihan terbatas, (Drowatzky 1981:16).” Keterampilan gerak halus ini lebih cenderung melibatkan anggota ekstremitas gerak pada tubuh. Dalam olahraga futsal, peranan ekstremitas anggota gerak tubuh sangat dominan sehingga membutuhkan keterampilan gerak halus dalam penunjang keterampilan gerakanya. b) Klasifikasi gerak berdasarkan titik dan awal gerakan Drowatzky (1981: 16) menyimpulkan: Gerak diskrit adalah peristiwa tunggal dengan suatu permulaan dan akhir yang digambarkan secara jelas. Gerak serial mempunyai suatu permulaan dan akhir yang terbatas tetapi berkombinasi dengan beberapa gerakan individu yang mengikuti satu sama lain dalam urutan yg cepat. Gerak dengan peristiwa stimulus berlanjut (seperti menggiring bola) dan perulangan, mendekati respon serupa yang berlanjut. Dari sudut pandang bisa ditandai pada bagian mana merupakan awal gerakan dan pada bagian mana merupakan akhir dari pada gerakan. Hal ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu: commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1). Keterampilan diskrit adalah keterampilan gerak yang dengan mudah ditandai awal dan akhir dari gerakan, contohnya: gerakan passing bola, haeding bola dan shooting bola. (2). Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan berulang-ulang, contohnya: menggiring bola. (3). Keterampilan kontinyu adalah keterampilan gerak yang merupakan rangkaian gerakan yang dilakukan secara berlanjut, contoh pada gerakan berenang. Pada cabang olahraga futsal, gerakannya termasuk klasifikasi gerak diskrit dan serial sedangkan kontinyu tidak ada. c) Klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas lingkungan
Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak yang dilakukan pada lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi, dilakukan karena stimulus dari diri perilaku tanpa dipengaruhi stimulus dari luar. Misalnya berjalan, berlari, melempar, melompat.
Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah, dilakukan selain karena dari dalam juga dipengaruhi oleh stimulus dari luar. Permainan futsal ditinjau dari klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas
lingkungan termasuk keterampilan gerak terbuka (open skill) karena gerakan yang ada pada futal ditimbulkan adanya stimulus dari dalam dan juga dipengaruhi stimulus dari luar, misalnya pemain melakukan kick off maupun tendangan bebas yang dipengaruhi stimulus dari luar yaitu peluit wasit dan posisi lawan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
d) Klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas gerakan
Keterampilan gerak sederhana, adalah keterampilan gerak yang hanya terdiri atas 1 atau 2 elemen gerak saja. Misanya menangkap bola, melempar bola dan menendang bola.
Keterampilan gerak kompleks, adalah keterampilan gerak yang terdiri atas elemen gerak yang dikoordinasikan menjadi satu rangkaian gerakan. Misalnya menyemes bolavoli, menyundul bola, menembak ke ring basket dan rangkaian gerak senam lantai Permainan futsal ditinjau dari klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas
rangkaian gerakan termasuk keterampilan gerak kompleks karena gerakan dalam futsal terdiri dari beberapa elemen gerakan. Misalnya pemain saat melakukan heading, teknik dasar heading terdiri dari elemen gerak awalan, tolakan, sundulan, dan pendaratan. 4) Respon fisik ”Suatu respon fisik mempunyai dua tahap, yaitu tahap persiapan/awalan dan tahap penyelesaian, (Drowatzky 1981: 16).” Tahap-tahap dalam respon fisik dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Tahap persiapan/awalan Seorang atlet akan mempersiapkan dirinya (posisi tubuhnya) apabila akan melaksanakan suatu gerakan. Dalam hal ini adalah tahapan awalan dari suatu pelaksanaan keterampilan. Dapat dicontohkan secara nyata dalam futsal yaitu pada saat pemain futsal akan melakukan heading dan shooting. Sikap ataupun gerakan awalan dari gerakan tersebut merupakan tahapan persiapan dari respon fisik. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Tahap penyelesaian Dapat dikategorikan masuk ke dalam tahap ini apabila seluruh rangkaian gerakan dari suatu keterampilan olahraga telah dilakukan. Dalam olahraga futsal dapat dicontohkan, yaitu pada saat pemain setelah melakukan awalan loncatan melakukan sundulan terhadap bola ke gawang lawan dan setelah itu melakukan gerakan pendaratan. Sikap ataupun gerakan pelaksanaan dan akhir dari gerakan tersebut merupakan tahap penyelesain dari respon fisik. Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta pemberian latihan untuk pengusaan keterampilan bermain futsal harus berlandaskan pada teori tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa setiap individu akan melalui tahapan-tahapan belajar gerak dalam jenjang kehidupannya. Tahapan ini akan dilewati untuk menuju pada pembentukan gerakan yang akan semakin lebih baik pada masing-masing individu disetiap urutan jenjang hidup. Oleh karena itu penerapannya sangat dibutuhkan untuk pembelajaran maupun pembinaan khususnya pada usia dini. Selanjutnya aplikasi dari teori untuk mengetahui penguasaan beberapa komponen belajar gerak tersebut dalam pembinaan, baik pembinaan prestasi maupun penguasaan keterampilan, pada tahap awal dapat dilakukan dengan identifikasi keberbakatan (talent scouting). Hal ini sangat penting dilakukan karena dapat digunakan untuk pengelompokan individu berdasarkan keberbakatan yang dimiliki dalam dunia olahraga. Demikian pula manfaatnya terhadap pembinaan prestasi olahraga futsal. Apabila seorang individu telah diketahui commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa memiliki tingkat dominansi keberbakatan dalam futsal maka akan sangat memudahkan dalam upaya pembinaan prestasi.
b. Komponen Gerak yang Efisien Drowatzky (1981) mengemukakan suatu skema yang menggambarkan komponen-komponen penting yang membentuk gerakan yang efisien yaitu terdiri dari komponen fitness dan kemampuan gerak (fitness and motor abilities), kemampuan mengindera (sensori abilities), dan proses-proses perceptual (perceptual processes). Dalam permainan futsal komponen-komponen tersebut digambarkan dalam 3 lingkaran seperti dibawah ini.
KEBUGARAN DAN KEMAMPUAN GERAK Kekuatan Ketahanan Waktu Reaksi Koordinasi Keseimbangan Kecepatan Kelincahan Fleksibilitas Fleksibilitas
KEMAPUAN SENSORI GERAKAN EFISIEN
Penglihatan Kinestetis Pendengaran Sentuhan Propriosepsi
PROSES PERSEPTUAL Kesadaran tubuh Persepsi Kedalaman Konstansi Rencana Gerak Kesadaran spasial Pemorosesan informasi Kesadaran temporal
Gambar 2. 19. Komponen-komponen dari gerakan yang efisien
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
c. Proses Belajar Gerak Fase Belajar Gerak Menurut Fits dan Posner 1) Fase kognitif atau fase awal Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan. Pada fase kognitif pelajar berusaha memahami ide atau konsep gerakan melalui mendengarkan penjelasan atau melihat contoh gerakan. Agar pelajar benar-benar memahami tentang konsep gerakan yang diberikan guru atau pelatih dalam memberikan contoh gerakan harus jelas dan intruksi verbal juga harus jelas pula. 2) Fase asosiatif atau fase menengah Dalam fase ini konsep gerak keterampilan yang difahami pada fase kognitif kemudian dicoba untuk dilaksanakan dalam praktik. Konsep gerak yang kemudian menjadi rencana gerak, yang ada di dalam fikiran dicoba untuk dipraktikkan dalam wujud gerakan tubuh. 3) Fase otonom atau fase akhir Fase ini merupakan puncak keterampilan gerak dimana pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara otonom dan otomatis. Fase otonom ini dalam permainan futsal dicontohkan pada saat menggiring bola. Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta pemberian latihan untuk pengusaan keterampilan bermain futsal harus berlandaskan pada teori tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa setiap individu akan melalui tahapan-tahapan belajar motorik dalam jenjang kehidupannya. Tahapan ini akan dilewati untuk menuju pada pembentukan gerakan yang akan semakin lebih baik pada mascommit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ing-masing individu disetiap urutan jenjang hidup. Oleh karena itu penerapannya sangat dibutuhkan untuk pembelajaran maupun pembinaan khususnya pada usia dini.
d. Perkembangan Gerak Perkembangan gerak manusia adalah komponen penting dalam pemberian latihan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pertumbuhan serta perkembangan individu dapat di dasarkan pada pola-pola gerak yang harus dilakukan oleh individu pada setiap rentang usia. Sehingga di dapatkan suatu relevansi antara program yang dilaksanakan dengan tujuan yang ingin di capai. pembinaan prestasi cabang olahraga futsal ditinjau dari karakteristik pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan hal yang sangat fundamental sehingga wajib diperhatikan oleh para praktisi olahraga, baik tenaga pengajar, penyusun program, maupun pelatih. Kemudian untuk menyesuaikan pemberian latihan maka dikelompokkan berdasarkan rentang usia yang didasarkan pada aktifitas-aktifitas fisik yang diperlukan. Peningkatan
kemampuan
dan
keterampilan
bermain
futsal
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan prestasi olahraga diantarnyan meliputi: 1) Aspek fisik 2) Aspek teknik 3) Aspek taktik 4) Aspek mental. (Harsono, 1988). Sedangkan Kushandoko (2002: 91-93) mengelompokkan latihan commit to user menjadi tiga macam yaitu latihan fisik, latihan teknik, dan latihan taktik.
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sneyers (1998: 21) mengatakan ” latihan yang diberikan haruslah berbobot, bermutu, sistematis dan bertujuan”. Jadi latihan yang diberikan untuk pemain haruslah teratur, terus-menerus, dan sistimatis.
1) Tingkatan Penguasaan Berdasarkan Usia Kronologis a) Atlet Futsal Pemula Usia 9-12 tahun merupakan awal mula program pembinaan prestasi dapat diberikan karena fungsi-fungsi tubuh dari individu mulai berjalan dengan baik. Ditinjau dari usia pemula 10-12 tahun menurut teori perkembangan dan pertumbuhan adalah fase anak besar. Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai 12 tahun. Perkembangan fisik pada anak besar
cenderung
berbeda
dengan
masa
sebelum
dan
sesudahnya.
Pertumbuhan tangan dan kaki lebih cepat dibandingkan pertumbuhan togok. Pada anak besar mengalami perkembangan kemampuan gerak yaitu berupa perkembangan koordinasi gerak, dan perkembangan penguasaan gerak dasar. Perkembangan koordinasi gerak pada anak besar mulai tampak, terlihat dari keterampilan pelaksanaan gerak tertentu, misalnya keterampilan memegang, memukul, melempar, menangkap, memantul-mantulkan bola, berjengket, dan berbagai gerakan mengubah posisi tubuh secara cepat. Di dalam melakukan berbagai gerak keterampilan tersebut, pada umumnya anakanak mengalami peningkatan secara berangsur-angsur. Perkembangan koordinasi gerak tubuh merupakan kunci perkembangan penguasaan berbagai macam gerak keterampilan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
54 digilib.uns.ac.id
Pemusatan latihan fisik tidak dilakukan pada masa pemula yang notabennya adalah anak-anak karena faktor pertumbuhan yang masih rentan. Russel (1992) menyatakan, ”pertimbangan tesebut berasal dari kenyataan bahwa rangka si anak belum matang dan sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Selama periode ini rangka tersebut rawan terhadap cidera yang jika tidak didiagnosis dan tidak diperlakukan dengan tepat dapat menyebabkan kerusakan yang tetap”. Pertimbangan ini hendaknya menjadi acuan, agar lebih hati-hati dalam memberikan program latihan untuk para usia pemula. b) Atlet Futsal Tahap Spesialisasi Ditinjau dari usia pemula 11-13 tahun, menurut teori perkembangan dan pertumbuhan adalah fase adolesensi. Masa adolesensi merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Menurut Sugiyanto (1998: 9) “masa adolesensi untuk perempuan yaitu usia 10 sampai 18 tahun, laki-laki usia 12 samapi 20 tahun”. Usia latihan berdasarkan teori perkembangan dan pertumbuhan tersebut, sama halnya yang disebutkan oleh Harsono (1988: 111), “tahap spesialisasi dimulai pada umur 11-13 tahun dan tahap prestasi top dimulai pada usia 18-24 tahun”. Ukuran dan proporsi tubuh pada anak laki-laki adolesensi meningkat ke arah berotot terutama pada anggota badan, peningkatan tersebut untuk anak laki-laki berlangsung dengan cepat terutama menjelang dewasa. Pada masa adolesensi sistem reproduksi mencapai taraf kematangan. Sugiyanto (1998: 177), menyatakan “di daerah panas (khatulistiwa) cenderung lebih cepat terjadinya kematangan reproduksi pertama dibanding dengan daerah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
dingin (utara atau selatan)”. Espenchade and Heler (1980: 56), menyatakan “Iklim merupakan salah satu faktor lingkuangan jangka panjang yang menyumbang terjadinya perbedaan rasial. Usia rata-rata menarse (pubertas awal) Afro-Amerika pada usia 12,5 tahun, Eropa pada usia 12,8 tahun. Asia cenderung tempo pertumbuhan sama dengan Afrika terutama pada anak besar. Tempo pertumbuhan lebih cepat untuk Afrika dibanding Eropa dalam kematangan skeletal dan perkembangan gerak”. c) Atlet Futsal Top Performance Ditinjau dari usia top performance 18-24 tahun, menurut teori perkembangan dan pertumbuhan adalah fase dewasa muda. Menurut Gunarsa (1995), “usia 18-21 tahun merupakan tahap remaja lanjut”. Masa dewasa merupakan periode dimana tidak terjadi lagi perubahan karena faktor pertumbuhan setelah masa adolesensi yang mengalami pertumbuhan cepat. Peningkatan kemampuan fisik masa dewasa bukan lagi merupakan peningkatan yang dihasilkan proses oleh pertumbuhan yang menyertai bertambahnya usia, tetapi merupakan hasil dari pengalaman dan latihan yang dilakukan secara teratur mulai dari anak-anak hingga menginjak akhir adolesensi. Sugiyanto (1998: 210), “pada masa muda merupakan puncak dari kemampuan fisik, seperti kecepatan, kekuatan, tenaga, dan kegiatan yang memerlukan kelenturan. Umur puncak kecepatan terjadi pada umur 20 tahun, kekuatan pada umur 30 tahun, dan daya tahan berlangsung pada umur sekitar 40 tahun. Normalnya pria di usia ini memiliki badan yang lebih panjang dengan rongga dada lebih besar menjadikan kapasitas vital lebih besar pula. commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kapasitas vital yang lebih besar meningkatkan kemampuan fungsi pernafasan yang berarti meningkatkan kemampuan fungsi pernafasan yang berarti meningkatkan kemampuan fungsi kardiovaskuler. Mulai usia anak-anak sampai umur 20 tahun daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai maksimal sampai umur 30 tahun. Anggota badan bagian atas maupun bawah pria biasanya juga lebih panjang sehingga menghasilkan daya ungkir yang lebih besar. Akan tetapi terjadi pembesaran badan karena perimbangan volume jaringan otot dan lemak tubuh yang dapat meningkat karena faktor latihan fisik dan gizi yang dikonsumsi. Sebelum usia 25 tahun terjadi kenaikan daya tahan otot secara teratur. Daya ungkit yang besar dapat memberikan kekuatan yang lebih besar dan dapat melakukan gerakan lebih cepat. Apalagi didukung oleh pundak (bahu) yang lebih besar dengan otot-otot yang kokoh. Sugiyanto (1998: 212) menyatakan, “kekuatan maksimal untuk pria maupun wanita umumnya dicapai pada usia 25 tahun samapai 30 tahun, tetapi pada pria ada yang sudah mencapai kekuatan maksimal pada usia 21 tahun”.
2) Tingkatan Penguasaan Berdasarkan Struktur Latihan Selain pengelompokkan berdasarkan pada usia kronologis dan fase pertumbuhan serta perkembangan, penguasaan keterampilan atau pembinaan prestasi futsal dapat dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan struktur latihannya. Dalam periode yang panjang ini akan dibagi menjadi:
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Atlet Tahap Latihan Dasar atau Pemula Dalam tahap ini penentuan awal usia dan tipe latihan sangat penting. Hal ini bertujuan untuk menentukan kelompok untuk anak-anak dapat dimasukkan. Namun cenderung lebih rumit dalam penentuannya. Pada fenomena yang terjadi di lapangan banyak sekali ditemukan anak yang dilatih mulai usia 5 tahun dan sebelum memasuki awal mula usia untuk pembinaan prestasi, anak tersebut sudah mulai menjadi juara anak-anak. Namun yang paling penting dalam tahapan ini adalah dimana pengembangan kapasitas fisik dari masing-masing individu. Seperti disimpulkan Nossek (dalam Furqon 1995: 129) menyatakan bahwa, ”tahap ini dapat mengembangkan kapasitas fisik yang lainnya seperti: keterampilan dasar, pola, pengalaman gerak yang berbeda-beda.” Keterampilan gerak yang diberikan masih dala bentuk
kasar sehingga penting untuk melatih
konsentrasi, kemauan serta identifikasi afektif. b) Atlet Tahap Pembinaan atau Intermediate Tahap ini berlangsung dua tahun setelah latihan dasar. Penguasaan keterampilan, pada tahap ini sudah setingkat lebih baik dari tahap pemula. Nossek (dalam Furqon 1995: 129-130) menyimpulkan: (1) Melanjutkan pengkondisian umum, tetapi lebih diarahkan pada pengkondisian khusus untuk event tertentu, (2) perbaikan kemampuan koordinasi, contohnya koordinasi halus dari gerakan-gerakan yang berkaitan dengan keterampilan gerak yang lebih sulit dan perbedaan-perbedaannya, (3) Taktik dan juga pengembangan komponen kognitif yang lebih penting yang harus ditransfer ke dalam latihan dan kompetisi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
Penekanan utamanya diarakan pada pengembangan yang diarahkan pada tujuan. Kegiatan-kegiatan latihannya mengarah pada pengkondisian terhadap penguasaan keterampilan. Gerakan-gerakan yang diberikan sudah lebih halus dibandingkan dengan tingkatan pemula. Penguatan tingkat koordinasi lebih diutamakan terkait dengan gerakan-gerakan yang diberikan. Pemberian materi latihan masih mengarah pada teknik dan fisik. Namun taktik juga dapat diberikan tetapi hanya pada pengkondisian pengembangan komponen kognitif. c) Atlet Tahap Penampilan Puncak atau Lanjut Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencapai penampilan prestasi yang setinggi mungkin dan mempertahankan tingkatan kemampuannya selama mungkin. Nossek (dalam Furqon 1995: 130) menyimpulkan: (1) Kelanjutan penguasaan keterampilan gerak yang diperlukan, kestabilannya di bawah kondisi pertandingan yang berbeda-beda dan pengembangan gaya perorangan, (2) perbaikan kondisi tubuh yang paling tinggi, (3) pengalaman berkompetisi yang beragam, (4) keluwesan taktik dan kemandirian dalam mengatasi atau menghadapi situasi kompetisi yang beragam, (5) kebutuhan standar tekad dan semangat yang etinggi mungkin agar dapat mencapai penampilan puncak. Pada tahap ini atlet akan dituntut berprestasi setinggi mungkin. Pemberian materi latihan akan menjadi yang paling berat pada tahapan ini. Penguasaan keterampilan sudah berada pada tingkatan yang sangat kompleks. Kondisi tubuh sudah terjaga dengan baik dan pengalaman yang banyak serta kapasitas psikologis yang sudah cukup terlatih dengan baik. Kompleksitas commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
materi latihan menjadi sangat diutamakan karena tuntutan akan pencapaian prestasi serta tingkatan kemampuan yang berada pada tingkatan paling tinggi. Pada penelitian ini, peneliti akan membahas tentang pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal tingkat intermediate. Sehingga
penyusunan
program
latihannya
akan
disesuaikan
dengan
karakteristik pemain pada tahap intermediate. Penyusunan model latihannya didasarkan pada kemampuan serangan dikarenakan pada cabang olahraga futsal memerlukan kondisi fisik dan keterampilan penuh. Penyusunan model latihan juga mempertimbangkan usia fase pertumbuhan dan perkembangan dimana subyek penelitian berada pada fase adolesensi akhir. Tinjauan mengenai perkembangan sangat penting dalam menunjang pemberian latihan. Berbagai karakter individu yang bersifat homogen tentu membutuhkan
perhatian
yang
khusus.
Tingkatan
pertumbuhan
dan
perkembangan juga sangat penting diperhatikan untuk tercapainya sasaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.
B. Kerangka Berpikir 1. Penelitian Pengembangan Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu penelitian dasar, terapan, evaluasi, pengembagan dan mendesak. Pembagian penelitian terutama didasarkan pada seberapa jauh hasil perluasan bisa berlaku. Salah satu penelitian yang sangat bagus adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan bukan penelitian yang digunakan untuk menguji teori, tapi apa yang dihasilkan diuji di lapangan kemudian direvisi sampai hasilnya memuaskan. commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002: 1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model,
konsep,
atau
prinsip,
dan
menggunakan
hasil
telaah
untuk
mengembangkan suatu produk”. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan (Sukmadinata, 2005: 164). Dapat disebutkan lagi bahwa teori-teori, model, serta konsep ilmiah yang telah ditemukan atau dikemukakan sebelumnya dapat dikaji kembali untuk kemudian dilakukan suatu pengembangan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari hal tersebut sehingga akan menjadi sempurna baik substansi maupun tujuan yang dihadirkan. Pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual (UM, 2003: 2). Sedangkan menurut Ardhana (2002: 7), “Pengembangan adalah pemakaian secara sistematik pengetahuan ilmiah yang diarahkan pada produksi bahan, sistem, atau metode termasuk perancangan prototipe-prototipe”. Adapun menurut Asim (2002: 1), “Penelitian pengembangan (research and Development) dalam pembelajaran adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran”. penelitian pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu produk baru yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan cara yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
berbeda dari sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan diberbagai bidang yang tentunya tidak hanya pada bidang-bidang umum saja. Dengan demikian, penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada. Kegiatan penelitian ini dimulai dari adanya suatu kebutuhan yang kemudian dipecahkan dengan pembuatan produk akhir penelitian. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan kaidah ilmiah, setiap tahap penelitian harus dilakukan secara cermat, dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang baik dan benar-benar dibutuhkan dalam bidang olahraga. Pada penelitian pengembangan ini, akan mengembangkan sebuah produk berupa model latihan strategi serangan pada pemain futsal tingkat intermediate di Kot Pontianak. Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dimulai dari adanya suatu kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan produk tersebut.
2. Model Menurut Bompa (dalam Budiwanto 2004: 27) model adalah suatu tiruan, suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ideal, dan meskipun keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit, itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang akan dapat diperoleh. Suatu model mempunyai kekhususan untuk setiap perorangan atau tim. Suatu model latihan akan memperhatikan beberapa faktor lain, potensi dan fisiologis atlet, fasilitas, dan lingkungan sosial. Dalam penelitian ini akan membuat tentang model latihan startegi serangan, dimana model latihan tersebut akan memuat tentng fenomena yang akan diselidiki. Diharapkan dari model latihan startegi serangan tersebut akan memperoleh bentuk latihan yang ideal untuk penguasaan strategi serangan, yang nantinya dapat diterapkan ke dalam kondisi yang nyata yang dalam hal ini adalah situasi pertandingan.
C. Penelitian yang Relevan Secara umum penelitian yang dilakukan strategi dengan pembuatan model latihan strategi serangan dalam permainan futsal memang belum dilakukan. Penelitian dalam bidang olahraga belum mengarah pada kemampuan prinsip starategi serangan dalam permainan futsal. Penelitian dalam futsal yang sering dilakukan berkaitan dengan latihan teknik dan latihan fisik. Apalagi penelitian model strategi permainan futsal yang dilakukan pada tingkat intermediate belum ada yang melakukan khususnya strategi serangan dalam permainan futsal.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian Penelitian akan mengembangkan model latihan strategi serangan futsal dengan memperhatikan tahapan pelaksanaan latihan, yang dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari jarak dekat ke yang jauh, dan dari tingkat kesulitan yang rendah yang tinggi (Depdiknas, 2005: 9). Kemudian akan menjelaskan yaitu macam-macam serangan dalam permainan futsal. Produk yang dihasilkan berisi tentang
model-model latihan dalam
permainnan futsal. Penyusunan model latihan strategi serangan ini subyek penelitian adalah mahasiswa dari dua Perguruan Tinggi di Kota Pontianak yang memiliki mata kuliah futsal sebagai mata kuliah pilihan yang berada pada tingkat intermediate, dimana penekanan utamanya diarahkan pada pengembangan yang diarahkan pada tujuan. Model latihan strategi serangan futsal dalam penelitian ini didasarkan pada pola formasi permainan futsal, unsur-unsur strategi permainan futsal dan alat-alat penunjang latihan strategi serangan futsal. Alat penunjang yang digunakan adalah bola futsal, gawang kecil, pancang, peluit, cone, dan rompi. Adapun yang dihasilkan dari kegiatan penelitian pengembangan ini yaitu berupa model latihan strategi serangan dalam permainan futsal dan teknik lanjutan sebagai berikut: Tabel 2.5 Kegiatan Penelitian Pengembangan. Kons Varia ep bel Futsal Strate gi
Sub variabel Serangan futsal
Indikator Latihan pendahuluan yaitu latihan fisik sebagai pemanasan dan pendukung commit to user latihan srangan
Sub indicator
Ket .
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Latihan inti yaitu latihan strategi serangan futsal
Latihan penutup
a) b) c) d)
Latihan serangan 2-2 Latihan serangan 4-0 Latihan seranagn 3-1 Latihan situasi bola mati tendangan bebas e) Latihan serangan situasi bola mati tendangan ke dalam f) Latihan serangan situasi bola mati tendangan sudut g) Latihan serangan pengaturan bermain membangun serangan h) Latihan serangan pengaturan bermain peralihan perubahan i) Latihan serangan pengaturan bermain serangan cepat j) Latihan serangan pengaturan bermain serangan peralihan Latihan fleksibelitas dengan peregangan statis pasif
Berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran, pelaksanaan uji coba produk, dan eksperimen produk maka model latihan strategi serangan futsal yang dihasilkan dapat meningkatkan penguasaan startegi serangan dari para pemain futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian pengembangan model latihan strategi serangan futsal dimulai dari awal. Pengambilan data ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi awal terkait masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Berikut akan dijabarkan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Tabel 3.1 Tempat dan Waktu penelitian Kegiatan Penelitian Wawancara dengan Futsal di pontianak
Tempat
Waktu
pelatih Lapangan Safani Januari 2012 Pontianak
Pembuatan Produk awal pengembangan model latihan
Pontianak
Juli-Agustus 2012
Evaluasi ahli Futsal :
Pontianak
Juli-Agustus 2012
Uji Kelompok Kecil
Lapangan Safani Pontianak
Agustus 2012
Uji Kelompok Besar
Lapangan Safani Pontianak
September 2012
Eksperimen Produk
Lapangan safani pontianak
Oktober sampai Desember 2012
Analisis dokumen penelitian
Pontianak
NovemberDesember2012
a. Iskandar, M.Pd b. Ilham Surya Fallo, M. Pd c. Rahmad, S.Pd
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian akan dipertimbangkan dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi, yang mendukung terlaksananya penelitian dengan baik. Dengan memperhatikan hal tersebut maka penelitian ini akan dilaksanakan di Lapangan Futsal Safani Pontianak. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap yang pertama adalah analisis kebutuhan, dalam hal ini adalah melakukan wawancara dengan pelatih futsal untuk mengetahui masalah memampuan strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate. Tahap kedua adalah membuat produk serta pelaksanaan uji coba produk yang dilaksanakan mulai bulan Agustus-September 2012. Pelaksanaan uji coba berlangsung selama dua bulan dikarenakan untuk penyedian waktu uji coba dan revisi dari produk yang setelah di uji coba. Setelah pelaksanaan uji coba dan revisi produk selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu eksperimen dari hasil produk yang telah dibuat. Tahap ketiga dari pelaksanaan penelitian ini adalah ekperimen produk yang telah dihasilkan. Pelaksanaan eksperimen ini akan berlangsung selama dua bulan, mulai bulan Oktober 2012 sampai bulan Desember 2012. Pelaksanaan perlakuan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Hal ini didasarkan pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik sehingga akan mencapai tujuan yang diinginkan. Latihan dilakukan pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 17.30 WIB. Secara keseluruhan latihan dilakukan selama 8 minggu dengan commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
24 kali pertemuan, ditambah pelaksanaan pre test dan post test sebanyak 2 pertemuan.
B. Jenis Penelitian Jenis penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan ini menggunakan metode pengembangan research and development Borg & Gall (1983:
775).
Metode
pengembangan
hendaknya
memuat;
(1)
model
pengembangan, (2) prosedur pengembangan, (3) variabel penelitian dan definisi operasional. 1. Model Pengembangan Model
pengembangan
yang
digunakan
peneliti
adalah
model
pengembangan prosedural. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan prosedural
Borg & Gall. Adapun langkah-langkah model pengembangan
prosedural yaitu: a. Meneliti dan mengumpulkan informasi tentang materi penelitian termasuk mengkaji semua literatur yang terkait, observasi kelas, dan menyiapkan laporan yang terkait dengan kondisi objek penelitian. b. Merencanakan penelitian serta langkah awal yang akan diambil serta sasaran yang akan dicapai. c. Mempersiapkan langkah-langkah awal dan mempersiapkan langkahlangkah instruksional, buku acuan, dan pedoman evaluasi. d. Mempersiapkan penelitian lapangan pada1-3 sekolah dengan 6-12 subjek, dengan melakukan langkah wawancara, observasi dengan kuesioner untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis. commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Mengusulkan revisi awal atas produk yang dihasilkan berdasarkan sejumlah hasil penelitian awal yang dilakukan di lapangan. f. Mengumpulkan data yang berasal dari 5-15 sekolah dengan jumlah subjek 30-100, hasilnya dievaluasi untuk menghasikan data yang sesuai. g. Mengusulkan revisi atas produk yang sudah ada berdasarkan hasil percobaan atau pengamatan yang telah dilakukan. h. Mengadakan uji coba produk, mengadakan wawancara atas hasil produk dan membuat analisis terhadapnya berdasarkan daftar pertanyaan dan data yang dihasilkan dari wawancara. i. Mengusulkan revisi akhir atas produk yang dihasilkan berdasarkan sejumlah hasil penelitian yang dilakukan di lapangan. j. Implementasi dan penyajian laporan atas produk yang dihasilkan secara ilmiah Dari sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall (1983), peneliti hanya memakai 8 langkah yang disesuaikan dengan karakteristik yang akan diteliti dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, serta biaya. Merujuk dari Ardhana (2002: 9) bahwa setiap pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses pengembangan. Pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak, langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Kegiatan pengumpulan informasi yakni penyebaran kuesioner sampai kajian teoritik. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Mengembangkan produk awal (peneliti mengembangkan model latihan latihan startegi serangan futsal) 3) Kegiatan penilaian ahli (dua ahli futsal yang terdiri dari 1 ahli akademisi futsaldan 2 ahli praktisi futsal). 4) Kegiatan uji coba tahap I (kelompok kecil) dilakukan dengan melibatkan 10 subyek. 5) Revisi produk awal, revisi berdasarkan evaluasi para ahli dan kegiatan uji coba tahap 1 (kelompok kecil) 6) Kegiatan uji coba tahap II (kelompok besar) dengan melibatkan 20 subyek. 7) Revisi produk akhir berdasarkan uji coba tahap II (kelompok besar). 8) Uji eksperimen produk pada tim futsal putra pada tingkat intermediate di Kota Pontianak yang dijadikan kelompok sampel dan kelompok pembanding dengan melibatkan 8 subyek.. 9) Hasil serta laporan produk akhir.
2. Prosedur Penelitian Pengembangan Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan dalam pelaksanaannya. Tahapan-tahapan dalam penelitian merupakan aspek-aspek terpenting dalam penelitian. Urutan tahapan penelitian ini terbagi menjadi beberapa prosedur pelaksanaan yaitu dari mulai tahap awal, pembuatan, pelaksanaan, hingga tahap akhir yang juga merupakan tahap penerapan dan penyelesaian.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TAHAP PENDAHULUAN ANALISIS KEBUTUHAN Wawancara dengan pelatih Futsal
Observasi Lapangan Oleh Peneliti
KAJIAN TEORITIK
PEMBUATAN PRODUK Bentuk latihan serangan futsal
Program latihan bulanan
Rancangan Program latihan serangan futsal
Program latihan harian
Program latihan mingguan
TAHAP UJI COBA PRODUK UJI AHLI FUTSAL Ahli akademik
Ahli praktisi
UJI KELOMPOK
Uji kelompok kecil
Revisi I
Uji kelompok besar
UJI EFEKTIFITAS PRODUK dengan EKSPERIMEN
Produk Pengembangan Model Latihan Strategi Serangan Futsal commit to user Gambar 3.1Bagan prosedur pengembangan
Revisi II
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
Evaluasi dari tiap tahapan penelitian diperlukan untuk mengetahui sejauh mana mekanisme pada setiap tahapan tersebut dilakukan dan mengetahui kesesuaian antara rancangan penelitian dengan instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran. “Evaluasi dapat di definisikan sebagai proses yang sistematis untuk menetukan luas dari tujuan sasaran hasil yang ingin dicapai, Verducci (1980: 4).” Sedangkan definisi menurut Isaac dan Michael (1981: 6) adalah “suatu proses yang menggambarkan, memperoleh serta menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk alternatif penentuan keputusan.” Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari sesuatu yang dapat diukur dengan sistematis maka dapat dilakukan dengan cara evaluasi. Adapun langkah-langkah yang dipakai oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Tahap Pertama (Studi pendahuluan) 1) Analisis kebutuhan (Studi pustaka) Studi pendahuluan dalam penelitian ini merupakan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara bebas terhadap pelatih futsal di Kota Pontianak yang pemain tingkat intermediate. Analisis kebutuhan merupakan suatu langkah awal dalam penelitian praktis yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi awal tentang masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Informasi yang dikumpulkan merupakan temuan-temuan kondisi nyata tentang permasalahan yang ada di lapangan 2) Analisis data hasil analisis kebutuhan Analisis data hasil analisis kebutuhan merupakan tindak lanjut dari kegiatan analisis kebutuhan yang dilakukan sebelumnya. Analisis terhadap commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
data hasil analisis kebutuhan ini merupakan simpulan dari hasil wawancara yang dilakukan dimana dihasilkan suatu rasionalisasi pemikiran terhadap masalah yang ditemukan dan diteliti. b. Tahap Kedua (Pengembangan Produk) 1) Kajian teoritis Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teoriteori empiris yang ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan. 2) Penyusunan Produk Awal Berdasarkan
kegiatan
studi
pendahuluan
yang
dilakukan
sebelumnya serta pengkajian terhadap teori-teori empiris yang dijadikan landasan berfikir untuk menentukan materi yang akan dikembangkan, maka dilanjutkan dengan pembuatan draft produk awal yang dalam hal ini adalah menentukan dan merancang model-model latihan serta program latihan yang akan diterapkan dalam penelitian. Model latihan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah model latihan strategi serangan dalam permainan futsal serta program latihan yang akan dirancang adalah program latihan futsal. c. Tahap ketiga (Pelaksanaan uji coba) 1) Uji coba dengan evaluasi ahli (experts judgement) Tahap selanjutnya adalah uji coba dengan evaluasi ahli.Uji coba ini dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan strategi serangan dalam futsal.Kriteria ahli yang digunakan adalah dari tataran akademisi dan praktisi futsal yang sudah memperoleh pengakuan dari kualifikasi keahlian pada bidang tersebut. Dari uji coba tersebut diharapkan masukan serta persetujuan dari para ahli untuk kelayakan produk yang akan diterapkan. 2) Uji Coba Terbatas Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah uji coba terbatas dengan melibatkan subyek penelitian.Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan. Subyek penelitian merupakan pemaian futsal tingkat intermediate yang ada di Kota Pontianak. Jumlah subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 pemain. Uji coba terbatasmerupakan tahapan yang dimaksudkan untuk mencari saran dan tanggapan dari pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak berkaitan dengan isi model latihan yang dikembangkan yang selanjutnya akan dilakukan perbaikan berdasarkan masukan dari subyek. 3) Revisi Produk I Setelah pelaksanaan uji coba terbatas, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hal ini bertujuan untuk perbaikan produk yang akan di uji cobakan kembali dengan subyek dalam jumlah lebih banyak. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Uji Coba Meluas Uji coba meluas dimaksudkan untuk mencari saran dan penilaian dari pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak berkaitan dengan isi model latihan.Dalam pelaksanaan uji coba ini subyek yang dilibatkan dalam jumlah yang lebih besar yaitu dengan 20 pemain. Hal ini bertujuan untuk mengukur keberterimaan dari produk yang dikembangkan sehingga diperoleh tingkat obyektifitas dari produk yang lebih tinggi. 5) Revisi Produk II Setelah pelaksanaan uji coba meluas, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hal ini bertujuan untuk perbaikan yang selanjutnya akan di uji tingkat efektivitas dari produk tersebut. d. Tahap Keempat (Uji efektivitas produk dengan eksperimen) 1) Uji Efektivitas Uji efektivitas produk ini dilakukan pada pemain Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan Tim Futsal Penjaskes Universitas Tanjunpura dengan tujuan mengetahui tingkat efektivitas produk pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan lebih lanjut untuk penerapan latihan di masa mendatang. Untuk rancangan desain eksperimen menggunakan rancangan desain pre test dan post test dengan pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pretest and Post Test) commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2 Rancangan uji efektivitas produk Subjek Pretest Perlakuan Kelompok Subjek Tes Kemampuan Model serangan futsal Pengembangan Kelompok Tes Kemampuan Konvensional Pembanding serangan futsal Ibnu. S. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang.
Posttest Tes Kemampuan serangan futsal Tes Kemampuan serangan futsal
Mekanisme pelaksanaan eksperimen hasil produk ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian diambil hasilnya. Metode pengambilan hasil dari uji eksperimen produk adalah dengan menggunakan instrumen tes keterampilan, yang dalam hal ini adalah kemampuan
strategi
serangan
futsal.
Rancangan
eksperimenya
menggunakan rancangan pretest dan postest dengan pemilihan kelompok yang di acak. 2) Laporan Hasil Produk Pengembangan Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari uji coba kelompok kecil, uji kelompok besar, expert judgement, dan hasil eksperimen produk berupa model Latihan serangan untuk meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain futsal.
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Rinciannnya sebagai berikut: 1) Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah model latihan strategi serangan dalam permainan futsal. commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah strategi serangan pemain futsal b. Definisi Operasional Variabel Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabelvariabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi variabelvariabel penelitian yang ada sebagai berikut: 1) Model latihan adalah suatu bentuk perencanaan yang mengacu kepada prosedur yang terorganisasi dengan baik (well organized) yang metodis, dan ilmiah agar dengan demikian program tersebut bisa membantu atlet untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Model latihan juga merupakan bentuk sarana untuk membantu dalam penguasaan keterampilan dan kemampuan dalam olahraga guna menyempurnakan hasil yang dicapai. 2) Strategi serangan adalah suatu rencana dalam mengorganisasi permainan yang bertujuan untuk menyerang pertahanan lawan dan berusaha menghasilkan gol. Serangan dapat dilakukan dari segala formasi dan situasi. 3) Tingkat intermediate adalah merupakan tingkatan dimana pembinaan latihan yang difokuskan secara penuh dan masuk pada masa adolesensi akhir fase pertumbuhan dan perkembangan atlet.
commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Sumber Data Sumber data penelitian ini meliputi: peneliti, pelatih futsal di Kota Pontianak, ahli futsal dan pemaian futsal penjelsan sebagai berikut: 1. Peneliti Peneliti dalam penelitian berperan sebagai pengamat dalam pengumpulan informasi untuk mengetahui permasalahan penelitian yang akan diangkat menjadi topik penelitian. 2. Pelatih Futsal di Kota Pontianak Pelatih sebagai sumber data tentang kondisi awal dan proses latihan di Kota pontianak 3. Ahli Futsal a. Ahli Akademisi Iskandar, M. Pd (Dosen Penjaskes STKIP-PGRI Pontinak) b. Ahli Praktisis Ilham Surya Fallo, M. Pd (Dosen Penjaskes STKIP-PGRI Pontianak) Rahmad, S. Pd ( Pelatih Futsal Armada) 4. Pemain Futsal a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal putra tingkat intermediatedi Kota Pontianak, terdiri dari 2 Perguruan Tinggi yang memiliki jurusan penjaskes yang masing-masing memiliki 30 sampai 40 pemian. Untuk pemain yang berada pada tingkat intermediate rata-rata memiliki 15-20 pemain.
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Sampel Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena sudah diketahui ciri-cirinya. Menurut Maksum (2009: 44) “purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karateristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” Kemudian selanjutnya dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara acak. Maksum (2009: 41) menyatakan “random sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Dalam penelitian ini pengambilan sampelnya adalah pemin futsal putra tingkat intermediate dan kemudian diambil secara acak tanpa memilih sesuai dengan tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun usia. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diambil 20 pemain yang masuk pada kategori intermediate dari jumlah keseluruhan 40 pemain dari 2 team futsal Perguruan Tinggi yang sama-sama memiliki jurusan oloahraga. Adapun sampel dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai beriku: Uji kelompok kecil: 10 sampel Uji kelompok besar: 20 sampel Uji efektifitas produk: kelompok eksperimen menggunakan 4 sampel dan kelompok kontrol menggunakan 4 sampel.
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi datakondisi awal, data penilaian ahli futsal, data uji coba kelompok, dan data hasil uji efektivitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Teknik
wawancara
dipergunakan
untuk
mengumpulkan
data
studi
pendahuluan tentang kemampuan strategi pemain dalam hal ini seranagan dari pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. 2. Teknik questionair digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan produk dari para ahli, serta pendapat dari pemain (pengguna produk) 3. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan strategi serangan futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. 4. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model latihan).
E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya, (Arikunto, 2009: 101). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan antara lain:
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wawancara
Pelatih futsal ervie
Kuesioner
g Ahli dan pemain
Tes
de Serangan futsal
Observasi
Catatan lapangan
Instrumen
engumpul Data
Gambar 3.2 Bagan instrumen pengumpul data 1. Intervieu guide Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau interviu. “Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer), Winarno (2007: 64).” Metode wawancara dengan menggunakan teknik interviu bebas digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari Pelatih Tim Futsal. Interviu bebas adalah interviu yang dilakukan oleh pewawancara tanpa menggunakan
pedoman
wawancara,
tetapi
mengingat
apa
saja
yang
dipertanyakan. 2. Questionair campuran Instrumen
selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket atau kuesioner. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti, Winarno (2007: 62).” Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari anggota Tim futsal, uji coba kelompok kecil dan besar serta untuk memperoleh informasi dari para ahli. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan cara menjawabnya kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup karena jawaban dari pertanyaan sudah tersedia dan responden hanya tinggal memilih. Kemudian berdasarkan jawaban yang diberikan maka kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya dan kuesioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang orang lain. Untuk bentuk dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah kuesioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk Skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hinga kurang sekali. Dalam penelitian ini ada dua jenis kuesioner, yaitu: a. Kuesioner untuk ahli futsal Aspek kelayakan produk pengembangan Latihan strategi serangan untuk masingmasing indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aspek Kesesuaian 2) Aspek Kemanfaatan 3) Aspek Keamanan 4) Aspek Keterlaksanaan b. Kuesioner untuk pemain futsal Aspek kelayakan produk pengembangan Latihan strategi serangan untuk masingmasing indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aspek Kemudahan
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Aspek Kemenarikan 3) Aspek Kesesuaian 4) Aspek Kemanfaatan 5) Kepercayaan Diri 3. Catatan lapangan Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan hasil dari observasi yang dilakukan sebagai pengamatan keterlaksanaan penelitian. Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan pada saat uji coba terbatas uji coba lebih luas serta uji efektivitas produk untuk memantau obyektifitas dari pelaksanaan uji coba produk dan meantau keterlaksanaan latihan pada saat eksperimen produk. Catatan lapangan ini berisi tentang gambaran pelaksanaan uji coba dan hasil pengamatan pelaksanaan program latihan strategi serang pada saat tahap perlakuan, sehingga seluruh kegiatan tersebut bisa terekam dengan baik. 4. Tes kemampuan strategi serangan futsal Dalam penelitian ini juga digunakan metode tes. Menurut Hasan. N (2001: 213) “Suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dibandingkan dengan nilai yang di capai oleh anak lain dengan nilai standar yang ditetapkan”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
Kirkendal dalam Winarno (2007: 61) menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.” Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui pencapain dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007: 61) menyatakan “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes kemampuan serangan futsal sehingga instrumen ini masuk kategori achievement test. Sugiyono (2012: 173), menyatakan bahwa, “instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel”. Namun lebih jelas akan dijelaskan mengenai tes yang digunakan sebagai berikut: Tes Kemampuan Serangan Dengan Skala Penilaian (Rating Scales) Selanjutnya dalam pelaksanaan eksperimen dari produk yang dihasilkan yaitu berupa model latihan strategi serangan dalam futsal maka digunakan teknik analisis data dengan metode skala rating (rating scales). Dalam penelitian ini konsentrasi penelitian yang dilakukan adalah kemampuan serangan cabang olahraga yang dalam hal ini adalah futsal. Dalam mengukur tingkat kemampuan serangan belum ada cabang olahraga memiliki instrumen pengukuran secara pasti. Oleh karena itu pengamatan terhadap kemampuan serangan akan didasarkan pada proses pelaksanaannya dan tidak melihat hasil akhir dari strategi tersebut. Untuk kesesuaian instrumen dengan penelitian yang dilakukan maka pemilihan skala penilaian adalah yang paling mendekati dari segi hasil. Menurut Verducci (1980: 185) “skala penilaian dapat digunakan sebagai alat ukur yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
84 digilib.uns.ac.id
cukup valid untuk mengukur berbagai macam jenis bentuk tujuan dalam pendidikan jasmani, khususnya pada saat sasaran hasil tersebut mengutamakan terminologi dari proses dibandingkan produk.” Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu penelitian yang menitik beratkan pada proses pelaksanaannya dapat menggunakan skala penilaian sebagai instrumen pengukurannya. Dalam pendidikan jasmani dan olahraga, penelitian yang dilakukan dapat mengamati proses dari pelaksaanaan aktifitas gerak. Karena subyek utama penelitian dalam dunia olahraga adalah gerak dari manusia. Penelitian ini akan menelti tentang kemampuan strategi serangan pada futsal yang dalam hal ini adalah strategi serangan. Untuk pemilihan jenis skala penilaian yang digunakan, disesuaikan dengan metode pengambilan data serta tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini bentuk skala penilaian yang digunakan adalah absolute rating scales (skala penilaian absolute). Pemilihan bentuk ini didasarkan pada kriteria jenis skala penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan penelitian serta subyek yang akan diperbandingkan. Menurut Verducci (1980: 188) “skala penilaian absolut memiliki keuntungan dimana satu grup dari siswa atau subyek dapat diperbandingkan dengan grup subyek yang lain karena subyek tersebut sudah memilki kemampuan dengan antisipasi standar yang sama.” Jadi untuk membandingkan dua kelompok dapat menggunakan bentuk skala penilaian absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok tersebut memilki standar awal yang sama. Untuk tipe skala penilaian absolut yang digunakan sendiri adalah checklist (ceklis) yaitu penandaan terhadap kegiatan yang muncul. Dalam skala penilaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
absolut sendiri terdiri dari 4 macam tipe skala penilaian. Namun yang paling sesuai untuk pelaksanaan eksperimen hasil produk model latihan strategi seragan adalah checklist. Hal ini didasarkan pada penilaian indicator keterampilan yang dipilah-pilah menjadi beberapa sub indicator yang nantinya menjadi bahan pengamatan. Checklist juga disebut dengan keputusan “ya” atau “tidak”. Menurut Verducci (1980: 191) “checklist dapat digunakan untu mengukur prosedur dari perilaku.” Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur proses pelaksanaan akifitas motorik akan didapatkan relevansi yang cukup baik dan tepat. Mekanisme evaluasi dengan menggunakan metode skala rating absolut tipe checklist ini dilaksanakan dengan mengamati setiap indikator yang telah ditetapkan dan dibagi menadi beberapa sub indicator. Apabila dari sub indicator tersebut muncul maka diberikan tanda berupa check (√) yang merupakan mekanisme pemberian checklist. Pengamatan dilaksanakan oleh pengamat yang sudah ditunjuk sebelumnya. Setelah pelaksanaan pengamatan maka data yang terkumpul dismpulkan untuk hasil dari perbandingan. Adapun aspek pengamatan dalam tes strategi serangan dalam permainan futsal adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan melakukan rotasi 2. Kemampuan melakukan pergerakan tanpa bola 3. Kemampuan penguasaan bola 4. Kerja sama tim Beberapa aspek yang diberikan tes tersebut merupakan tinjauan terhadap strategi serangan dalam permaian futsal. Pemilihan aspek yang diberikan tes merupakan aspek yang dominan dalam pelaksanaan permaian futsal. Pemilihan commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
butir tes tersebut merupakan pendukung dari kemampuan strategi serangan dalam permainan futsal sehingga relevan dengan hasil yang diharapkan.
F. Jenis Data Jenis data penelitian pengembangan model latihan strategi serangan dalam permaian futsal adalah data kuantitatif dan kualitatif, penjabaranya sebagai berikut: 1. Data kuantitatif a. Data dari quisioner evaluasi. b. Data dari quisioner pemain pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok besar. c. Data dari hasil penilaian pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok besar. d. Data dari hasil pree test dan post test. 2. Data kualitatif a. Hasil observasi kondisi awal latihan tim futsal Kota Pontianak dan proses uji tahap I (kelompok kecil) dan uji tahap II (kelompok besar). b. Hasil wawancara dari pelatih futsal pada studi pendahuluan. c. Penilaian dari ahli futsal. d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk. 3. Mekanisme pengambilan data Pengambilan data dilakukan beberapa tahap yang dimulai dari studi pendahuluan hingga akhir pelaksanaan uji efektivitas dari produk yang dihasilkan. Adapun mekanisme pengambilan datanya adalah sebagai berikut commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Pengumpulan data studi pendahuluan sebagai langkah awal dalam penentuan masalah penelitian yang melibatakan pelatih, pemain, dan peneliti sebagai sumber data. b. Pengambilan data untuk proses pembuatan produk yang melibatkan para ahli untuk pengambilan informasi berupa saran dan masukan untuk kelayakan produk c. Pengambilan data pelaksanaan uji coba terbatas yang melibatkan pemain dan peneliti sebagai sumber data untuk menguji kelayakan produk berdasarkan tanggapan pemain yang melaksanakan kegiatan dan interpretasi dari peneliti sebagai pengamat pelaksanaan kegiatan untuk kemudian di evaluasi. d. Pengambilan data pelaksanaan uji coba luas yang melibatkan pemain dan peneliti sebagai sumber data sebagai tindak lanjut dari hasil uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan produk sebelum di uji efektivitas dari produk akhir yang dihasilkan e. Pengambilan data tahap akhir yaitu uji efektivitas dari produk akhir yang melibatakan pemain dari kelompok uji coba dan kelompok pembanding dan peneliti serta pelatih sebagai sumber data. Pelaksanaan eksperimen adalah dengan membandingan kemampuan strategi serangan pemain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dari jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data dalam penelitian ini: 1. Pendekatan kualitatif a. Analisis data Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (dalam Moleong, 2005: 248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan. Menurut Moleong (2005: 247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan. 1) Tahap reduksi data Adalah proses penyederhanaan yangtodilakukan melalui seleksi, pemfokusan commit user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan dimungkinkan masih belum dapat memberikan informais yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh dari wawancara, observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2) Tahap penyajian data Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif. (Sugiyono, 2005: 95). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan dengan apa yang telah diberikan. 3) Tahap penarikan kesimpulan Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Temuan lain penelitian dilakukan pengecekan
keabsahan
temuan,
sehingga
diperoleh
hasil
penelitian.
Selanjutnya hasil penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
b. Pemeriksaan keabsahan data Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang diumpulkan. Dalam penelitian ini pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode: 1) Pengecekan sejawat Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil akhir dengan rekan-rekan sejawat. Menurut Moleong (2005: 333), diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersolakan, terutama tentang isi dan metodologinya.Teknik pereriksaan sejawat ini menurut Moleong (2005: 333) mengandung beberapa maksud: a) Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. b) Memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti. Tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya adalah: a) Menyediakan pandangan kritis. b) Mengetes temuan kerja. c) Membantu mengembangkan langkah selanjutnya. d) Melayani sebagai pembanding. (Moleong, 2005: 333) 2) Triangulasi Moleong (2012: 332) menyimpulkan, triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan berbagai pandangan. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh peneliti.
Pemeriksaan Keabsahan data
Triangulasi teori
Teori latihan strategi serangan futsal
Triangulasi metode
1. Wawancara 2. Catatan lapangan 3. Kuesioner
Uji Ahli
1. Ahli Akademisi 2. Ahli Praktisi
Gambar 3.3 Bagan pemeriksaan keabsahan data Pemeriksaan keabsahan melalui teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti, pelatih serta pemain. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda. Kebenaran dari data telah diuji dari berbagai sumber data yang berbeda. Mekanisme pemerikasaan ini merupakan triangulasi metode dan teori karena menggunakan lebih dari satu instrument pengumpul data. Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu instrument sebagai pengumpul data tetapi menggunakan dua instrumen yaitu kuesioner dan wawancara tak terstruktur. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuesioner baik dari pemain maupun ahli dengan hasil wawancara. Triangulasi teori dilakukan commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan cara mencocokan kesesuaian produk dengan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai latihan strategi serangan futsal untuk futsal. 3) Perpanjangan keikutsertaan Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen itu sendiri, keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan ini menurut moleong (2005: 327) akan membatasi: a) Gangguan dari dampak peneliti pada konteks. b) Membatasi kekeliruan (biases) peneliti. c) Mengkonpensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. 2. Pendekatan kuantitatif Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini melihat dari jenis data yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dari kuesioner ahli futsal, kuesioner pemain, dan data pre tes - post test pada saat uji eksperimen produk. a. Pengujian data 1) Uji Normalitas distribusi frekuensi Menurut
Budiyono
(2009:
170)
uji
normalitas
dengan
menggunakan metode liliefors difunakan apaila datanya tidak dalam distribusi frekuensi data bergolong, pada metode liliefors setiap data diubah menjadi bilangan baku
dengan transformasi:
Statistik uji untuk metode ini ialah: commit to user dengan
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
proporsi cacah
terhadap seluruh
Sebagai daerah kritis untuk uji ini ialah: dengan Jika
adalah ukuran sampel.
maka sampel populasi berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas variansi populasi Menurut Walpole (dalam Budiyono, 2009: 174)Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini menggunakan uji Bartlett dengan rumus:
Jika
maka, variansi populasi homogen
3) Uji signifikan variansi populasi Untuk melakukan pengujian siginifikansi data digunakan rumus populasi normal dan independen dengan rumus:
dengan DK Jika
maka
diterima, maka terjadi peningkatan yang
signifikan. b. Analisis data Analisis data questionair ahli futsal dan questionair pemaian futsal. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model Latihan strategi serangan adalah teknik analisis deskriptif persentase. Analisa commit user data sesuai dengan pendekatan inito dimaksudkan bahwa, setiap analisa
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan, hanya sampai mengetahui persentase (%) (Sudjana, 1990: 45) Rumus untuk mengolah data kuantitatif subyek uji coba.
P
X x100% Xi
Keterangan: P = Persentase hasil subyek uji coba x = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba xi = Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba 100%= Konstanta Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria seperti pada tabel berikut: Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba Persentase Keterangan 80% - 100 % Valid/digunakan 60% - 79% Cukup valid/digunakan 50% - 59 % Kurang valid/diganti <50% Tidak valid/diganti (Sumber: Maksum, 2009:57)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil dari pengembangan serta pembahasan dari model latihan strategi serangan futsal pada pemain tingkat intermediate dimulai dari studi pendahuluan, proses pengembangan, uji coba produk, dan hasil uji efektivitas dari produk pengembangan yang akan dijabarkan sebagai berikut:
A. DATA RINGKASAN HASIL PENELITIAN Pada tabel 4.1 berikut akan disajikan data ringkasan dari isi hasil penelitian pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak. Tabel 4.1 Gambaran umum pelaksanaan penelitian No Komponen Temuan 1. Tahap Pertama (Studi 1. Analisis Kebutuhan a. Peneliti menentukan tempat pendahuluan). Studi pendahuluan terdiri dari penelitian yaitu di Kota analisis kebutuhan dan Pontianak dengan subyek wawancara kepada para pelatih pemain futsal tingkat futsal yang membina pemain intermediate di Kota tingkat intermediate di Kota Pontianak Pontianak b. Wawancara bebas dengan pelatih futsal dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan tentang penguasaan kemampuan variasi strategi serangan dari para pemain futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak 2. Analisis data hasil analisis kebutuhan commit to user a. Hasil dari penentuan masalah 95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
No
2
Komponen
Temuan yang akan diteliti adalah kemampuan strategi serangan bermain futsal. b. Subyek penelitian yang sesuai untuk diteliti adalah pemain futsal pada tingkat intermediate. c. Tempat penelitian ditetapkan dengan 2 tim futsal di Kota Pontianak yang membina pemain tingkat intermediate, yaitu Tim STKIP-PGRI Pontianak dan Tim Penjaskes Universitas Tanjungpura. d. Hasil wawancara bebas dengan para pelatih didapatkan informasi mengenai kondisi penguasaan kemampuan variasi strategi serangan masih kurang, hanya terpaku pada pola serangan 22, 4-0 serta dipengaruhi oleh pemberian latihan yang kurang baik dan tidak memperhatikan serangan dari situasi tertentu dalam permainan futsal. e. Masalah utama yang ditemukan sebagai hasil rasionalisasi adalah variasi penguasaan kemampuan strategi seranganbermain futsal oleh pemain yang menjadi poin terlemah 1. Kajian teoritis Tahap kedua (Tahap Kajian teori merupakan tahapan pengembangan produk) Tahap pengembangan produk untuk mengkaji dan menelaah terdiri dari pengkajian terhadap secara ilmiah materi yang akan teori-teori pendukung tentang digunakan dengan berlandaskan futsal serta tahap penyusunan pada teori-teori empiris yang ada. draft awal produk Teori-teori yang mendasari pengembangan. adalah: a) Futsal b) Latihan c) Latihan strategi serangan commit to user futsal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
No
3
Komponen
Temuan d) Tinjauan aspek belajar gerak e) Tinjauan perkembangan gerak f) Model 2. Pengembangan produk awal Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan strategi serangan futsal didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai berikut: a) Latihan serangan 2-2 b) Latihan serangan 4-0 c) Latihan seranagn 3-1 d) Latihan serangan situasi bola mati tendangan bebas e) Latihan serangan situasi bola mati tendangan ke dalam f) Latihan serangan situasi bola mati tendangan sudut g) Latihan serangan pengaturan bermain membangun serangan h) Latihan serangan pengaturan bermain peralihan perubahan i) Latihan serangan pengaturan bermain serangan cepat j) Latihan serangan pengaturan bermain serangan peralihan k) Penyusunan program latihan harian, mingguan, dan bulanan. 1. Uji coba dengan evaluasi ahli Tahap Ketiga (Uji coba (experts judgement) produk) Tahap uji coba produk terdiri dari a. Uji coba untuk memperoleh evaluasi ahli (experts tanggapan dan masukan dari judgements) terhadap rancangan para ahli untuk kesempurnaan produk variasi model latihan pembuatan produk yang strategi serangan dan uji coba dalam hal ini adalah model luas dengan subyek penelitian. latihan strategi serangan futsal. b. Instrumen yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan menggunakan kuisioner campuran. commit to user c. Dari hasil uji ahli didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
No
Komponen
Temuan hasil bahwa produk layak untuk diuji cobakan. 2. Uji Coba Terbatas a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan. b. Tujuan dilakukan uji coba terbatas adalah untuk mengetahui keberterimaan produk terhadap subyek dengan jumlah terbatas c. Subyek yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 10 orang. d. Instrument yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner tertutup. 3. Revisi Produk Hasil Uji Coba Terbatas a. Hasil dari penerapan uji coba terbatas didapatkan skor 68,32% b. Kesimpulan cukup valid dan bisa digunakan. 4. Uji Coba Meluas a. Tahapan ini sebagai tindak lanjut dari uji coba terbatas b. Tujuan dilakukan uji coba terbatas adalah untuk mengetahui keberterimaan produk terhadap subyek dengan jumlah yang lebih luas c. Subyek yang digunakan dalam uji coba ini berjumlah 20 orang. d. Instrument yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner tertutup. 5. Revisi Produk II a. Hasil dari penerapan uji coba meluas didapatkan skor 82,04% commit to user b. Kesimpulan akhir terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
No
Komponen
4
Tahap uji efektivitas Tahap uji efektivitas merupakan tahap lanjutan dengan tujuan mengetahui tingkat efektivitas produk pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan lebih lanjut untuk penerapan latihan di masa mendatang.
5
Hasil dan Laporan Produk Akhir
Temuan produk adalah valid dan bisa digunakan. a. Uji efektivitas produk ini dilakukan dengan Menggunakan 2 Tim yaitu Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak sebagai kelompok eksperimen dan Tim Futsal Penjaskes Universitas Tanjungpura sebagai kelompok kntrol. b. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan perlakuan dengan produk yang dikembangkan sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok dengan perlakuan konvensional. c. Dilakukan dengan desain pretest dan post test dengan pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pret est and Post test). d. Menggunakan teknik Tes dengan Skala penilaian sebagai instrument tes. e. Hasil yang didapatkan dari uji efektivitas bahwa produk model latihan strategi serangan dalam permainan futsal yang dikembangkan dapat meningkatkan variasi strategi serangan futsal pemain tingkat intermediate di Kota Pontianak. Produk model latihan strategi serangan dalam dalam permainan futsal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
B. STUDI PENDAHULUAN Dalam penelitian pengembangan tahap pelaksanaannya dimulai studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009: 26) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui.” Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam penelitian.
Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pada tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu studi pustaka dan Analisis data hasil studi pendahuluan, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisis kebutuhan (Studi pustaka) Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah penelitian yang yang akan diangkat serta pemahaman terhadap metodologi penelitian yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian serta menyusun pola pikir yang lebih terstruktur dan efisien. Analisis kebutuhan merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Studi pustaka juga dimaksudkan untuk mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal penentuan masalah penelitian. Studi pustaka juga mempunyai tujuan untuk mempelajari teori-teori commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
serta konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian. Penentuan masalah penelitian oleh peneliti didahului dengan tahap analisis kebutuhan. Dalam analisis kebutuhan ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga dapat menjelaskan dan menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Analisis kebutuhan dimulai dari peneliti mulai menentukan masalah yang akan diteliti. Penentuan masalah ini dimulai dari menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang dalam hal ini adalah olahraga futsal. Dalam olahraga futsal terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya terdiri dari komponen fisik, komponen teknik, komponen taktik dan strategi. Dari empat komponen tersebut peneliti menentukan salah satu untuk dijadikan fokus utama penelitian. Peneliti memilih materi strategi dan sebagai fokus utama yang akan di angkat sebagai masalah penelitian adalah strategi serangan dalam permainan futsal. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut kepada penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan diangkat maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang akan diteliti. Peneliti memilih pemain futsal tingkat intermediate sebagai subyek penelitian dengan asumsi bahwa strategi serangan merupakan hal yang sangat penting terutama pada pemain yang sudah benar-benar menguasi teknik futsal dasar dan juga akan berpengaruh terhadap performa pemain di lapangan terutama pada serangan futsal yang semestinya sudah dipahami oleh pemain yang berada pada tingkat intermediate. Dalam olahaga futsal banyak aspek yang mempengaruhi di dalamnya. Ditinjau dari karakteristik olahraga futsal maka tidak akan terlepas dari aspek commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
fisik, teknik, taktik, strategi, dan mental ketika pada saat situasi petandingan. Aspek tersebut merupakan bagian terpenting dalam suatu olahraga termasuk olahraga futsal. keseluruhan dari aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang apabila salah satu dari aspek tersebut tidak terkuasai dengan baik maka tidak akan terlaksana dengan baik pula. Keseluruhan aspek tersebut merupakan hal utuama dalam suatu cabang olahraga pada umumnya dan olahraga futsal khususnya. Salah satu yang menjadi aspek terpenting dalam olahraga adalah strategi pertandingan. Pemahaman strategi olahahraga tidak akan pernah terlepaskan dari suatu pertandingan secara langsung apalagi di setiap permainan dalam satu tim pastilah membutuhkan kemenangan, dalam olahraga futsal salah satunya strategi serangan yang digunakan cukup bervariatif. Oleh karena itu variasi serangan dalam futsal perlu pemahaman yang sangat baik untuk tercapainya tujuan pada saat pertandingan. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Tim Futsal di Kota Pontianak terkait dengan kemampuan strategi serangan dalam permainan futsal ditemukan beberapa masalah dimana pemain cenderung lebih suka bermain individu dan strategi serangan tim tidak bervariatif. Penelitian dititik beratkan pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana pembinaan kemampuan maupun strategi serangan difokuskan secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan para pelatih di Tim Futsal Kota Pontianak yang membina pemain futsal tingkat intermediate. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Menindak lanjuti dari hasil temuan masalah awal maka peneliti menentukan tempat yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Peneliti memilih Kota pontianak sebagai tempat pelaksanaan penelitian dimana di Kota Pontianak ada 2 perguruan tinggi tim Futsal yang membina pemain tingkat intermediate. Tim yang dipilih adalah tim yang pada masa penelitian akan memasuki masa off season atau masa bukan mendekati pertandingan. Tim futsal yang akan dijadikan subyek penelitian adalah Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan Penjaskes Universitas Tanjungpura. Peneliti melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari kedua tim untuk memperoleh data yang diinginkan. Peneliti melakukan wawancara untuk mencari informasi mengenai kebutuahan yang diharapkan oleh tim tersebut. 2. Analisis data hasil studi pendahuluan Peneliti melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari kedua tim sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil wawancara awal dengan pelatih tim futsal di Kota Pontianak, belum adanya pemberian model-model latihan strategi serangan futsal secara terstruktur dan dimasukkan dalam satu pengaturan program latihan khususnya untuk tim futsal putra. Peneliti mengambil subyek pemain futsal putra dikarenakan untuk pembinaan pemain tingkat intermediate di Kota Pontianak lebih terstruktur dan terprogram dengan baik dibandingkan dengan pemain futsal putri yang hanya pada saat mendekati adanya kejuaraan baru dilakukan pembinaan. Hanya satu tim futsal saja yang membina pemain futsal putri dengan terstruktur dan terprogram dengan baik sehingga tidak cukup representatif untuk dilakukan penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
pengembangan karena pada nantinya tidak ada kelompok pembanding sebagai tolak ukur. Beberapa pelatih ada yang belum memberikan model-model latihan strategi serangan secara variatif pada pemain karena cenderung lebih mengutamakan pemberian latihan pertahanan sebagai salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk mempertahan gawang dari serangan tim lawan. Para pelatih futsal di Kota Pontianak yang membina pemain putra tingkat intermediate lebih menitik beratkan pada latihan pola serangan 2-2 dan 4-0. Hal ini dikarenakan para pelatih melihat bahwa serangan pola 2-2 dan 4-0 adalah pola serangan yang paling efektif dalam suatu pertandingan. Pada kenyataannya pada saat situasi pertandingan, terlihat kebutuhan terhadap variasi serangan sangatlah penting. Dengan adanya serangan yang bervariatif maka tim lawan tidak akan mudah untuk membaca strategi permainan yang digunakan oleh penyerang dari sebuah tim.
C. PENGEMBANGAN PRODUK 1. Pengkajian Teori Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori pendukung tentang futsal
serta
tahap
penyusunan
draft awal
produk
pengembangan. Pengkajian teori diperlukan untuk mendasari penyusunan produk yang dalam hal ini adalah produk model latihan futsal. Teori-teori yang digunakan adalah teori umum tentang olahraga, khususnya olahraga futsal serta teori-teori umum yang menyangkut permasalahan latihan dan aspek-aspek pendukung dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk. Teori-teori pendukung lain yang digunakan untuk mengembangkan produk ini adalah tinjaun aspek belajar gerak dan perkembangan gerak yang digunakan untuk menyusun modelmodel latihan strategi serangan futsal.
2. Perancangan Produk Awal Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan strategi serangan didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai berikut: a. Latihan serangan 2-2 b. Latihan serangan 4-0 c. Latihan serangan 3-1 d. Latihan serangan situasi bola mati tendangan bebas e. Latihan serangan situasi bola mati tendangan ke dalam f. Latihan serangan situasi bola mati tendangan sudut g. Latihan serangan pengaturan bermain membangaun serangan h. Latihan serangan pengaturan bermain peralihan perubahan i. Latihan serangan pengaturan bermain serangan cepat j. Latihan serangan pengaturan bermain serangan peralihan k. Penyusunan program latihan harian, mingguan, dan bulanan. Rancangan produk model latihan ini disusun sesuai urutan pelaksanaan sistematika latihan yaitu dari tahap yang paling mudah hingga ke tahap yang paling kompleks. Sehingga pemahaman terhadap materi latihan diharapkan bisa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
tersampaikan dengan baik. Dalam produk model latihan strategi serangan ini juga dilampirkan mengenai program latihan futsal, dimana lebih memberikan porsi latihan yang lebih besar untuk latihan strategi serangan dalam permaian futsal. Latihan variasi serangan futsal ini dilaksanakan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam satu minggu. Rancangan produk model latihan strategi serangan dalam permainan futsal ini selanjutnya akan dlakukan validasi serta evaluasi oleh ahli untuk mengetahui tingkat kelayakan produk untuk di uji cobakan.
D. UJI COBA PRODUK Pada uji coba produk ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan dalam uji coba produk ini terdiri dari tahap evaluasi ahli (experts judgements) terhadap rancangan produk model latihan strategi serangan, dan tahap uji coba terbatas serta uji coba luas dengan subyek penelitian. Adapun pelaksanaan tahapannya sebagai berikut: 1. Hasil pengolahan data ahli Akademisi dan Praktisi futsal untuk data Kuantitatif Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan strategi serangan dalam futsal. Dalam pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrument sebagai alat evaluasi terhadap produk pengembangan. Instrument yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan menggunakan kuisioner campuran dimana terdiri dari pertanyaan dengan jawaban commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
tertutup (ditentukan sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban langsung dari narasumber). Hasil pengolahan data dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk hasil evaluasi dengan pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan strategi serangan adalah teknik analisis deskriptif persentase. Adapun hasil pengolahan data dari ahli untuk data kuantitatif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Kuantitatif Hasil Dari Evaluasi Ahli Futsal (n=3), Jumlah Instrimen 66 Butir Pertanyaan No Ahli Skor Skor Skor Persentase Minimal
Maksimal
Hasil
1.
Ahli Futsal 1
66
330
231
70,00%
2.
Ahli Futsal 2
66
330
243
73,63%
3.
Ahli Futsal 3
66
330
232
70,30%
X
71,31%
Dari table 4.2 diatas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli adalah 71,31% dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009: 57) Tabel 4.3 Persentase Hasil Evaluasi Persentase Keterangan 80% - 100 % Valid/digunakan 60% - 79% Cukup valid/digunakan 50% - 59 % Kurang valid/diganti <50% Tidak valid/diganti Sumber : Maksum (2009: 57) Metodologi Penelitian. Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan commit toproduk, user maka dilakukan analisis untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksudkan untuk melakukan simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan produk. Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai kelayakan produk. Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa produk model latihan strategi serangan futsal ini sudah cukup jelas dan cukup valid untuk digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai berikut: a. Ahli Futsal I 1. Model latihanyang dibuat tidak perlu terlalu banyak, walaupun sedikit taetapi tepat pada sasaran terutama keefektifan dalam serangan. 2. Jarak passing dan shooting lebih baik disesuaikan dulu dengan kondisi besar kecilnya lapangan. 3. Gambarnya harus jelas 4. Arah gerak pemain yang melakukan serangan diperjelas untuk menghindari benturan antara pemain 5. Latihan serangan tidak hanya terpaku pada formasi serangan 2-2, 4-0, maupun 3-1 tapi harus dikondisikan juga dengan keadaan bola mati. 6. Prosedur pelaksanaannya jangan telalu rumit 7. Program latihannya dibuat sesuai dengan pola serangan, agar latihan selama 2 bulan bisa maksimal. 8. Buatlah program latihan dengan menarik, terutama pada saat pemanasan bisa dilakukan dengan beragam permainan baik itu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
pemanasan dengan menggunakan bola maupun tanpa bola, agar pemain tidak merasa jenuh dengan pola yang ada. b. Ahli Futsal II 1. Buat Model Latihan yang dinamis, bukan yang statis. 2. Latihan model serangan yang dibuat harus terarah dan mudah dipahami. 3. Jarak finisning jangan terlalu jauh dengan jarak shooting ke gawang. 4. Pergerakan pemian antara satu dengan yang lainnya dibikin secara sederhana, jangan terlalu rumit yang pentng efektif. 5. Perlu diperjelas pergerkan pemain antara yang membawa bola dan pergerakan pemain tanpa bola. 6. Program waktu latihan disesuaikan dengan jadwal subjek yang di teliti. 7. Pelaksanaan uji efektifitas produk harus dikondisikan layaknya pertandingan agar bisa dilihat sejauh mana keberhasilan model yang telah dibuat. 8. Lebih baik gunakan wasit agar pelaksanaan uji efektifitas produk saat pelaksanaan pre test maupun post test bisa berjalan dengan lancar dan adanya keseriusan dari setiap pemain futsal. c. Ahli Futsal III 1. Model latihan harus mengacu pada pola formasi yang sesuai dengan keadaan dan situasi tertentu. 2. Model latihan harus dikonsep dengan menarik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
3. Perlu diperjelas prosedur pelaksanaannya. 4. Hal yang sangat utama dalam permainan futsal mulai dari aspek rotasi pemain, pergerakan tanpa bola, penguasaan bola sampai lah kerja sama tim dalam permainan futsal harus benar-benar di pahami oleh setiap pemain. 5. Program latihannya harus jelas Rekomendasi untuk perbaikan dari para ahli tersebut dapat dijadikan acuan untuk penyempurnaan produk sebelum dihasilkan produk akhir yang akan di uji tingkat efektivitas hasilnya.
2. Pengolahan Keseluruhan Data Kelompok Uji Coba Tahap I (Kelompok Kecil) Dan Uji Coba Tahap II (Kelompok Besar) Pada tabel 4.3 disajikan pengolahan keseluruhan data hasil evaluasi kelompok uji coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok besar) terhadap rancangan produk pengembangan yang berupa model latihan strategi serangan futsal di Kota Pontianak dengan jumlah instrumen untuk uji coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok besar) sebanyak 50 pertanyaan, dengan jumlah 10 pemain, 5 pemain dari tim Futsal STKIPPGRI Pontianak dan 5 Pemain dari tim futsal Penjaskes Universitas Tanjungpura Pontianak pada uji coba tahap I (kelompok kecil) dan 20 pemain, 10 pemain dari tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan 10 pemain dari tim Penjaskes Universitas Tanjungpura Pontianak. Pelaksanaan uji kelompok besar dan kecil dihadiri oleh kedua pelatih dari masing-masing tim. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
Kegiatan uji coba kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2012, jam 15.00-17.30 WIB di Lapangan futsal safani Pontianak. Hal ini sesuai dengan catatan lapangan nomor 04/CL /25082012, sedangkan uji coba kelompok besar dilaksanakan pada tanggal 08 September 2012, jam 15.00-17.30 WIB di Lapangan futsal Safani Pontianak, Hal ini sesuai dengan catatan lapangan nomor 05/CL /08092012. Tabel 4.4 Data Hasil Keseluruhan Kelompok Uji Coba Tahap I (Kelompok Kecil) dan Uji Coba Tahap II (Kelompok Besar) No Aspek Skor min Skor max Skor hasil Persentase 1
Uji kelompok tahap I (n
500
2500
1708
68,32%
1000
5000
4102
82,04%
=10) dengan jumlah 2
instrumen 50 butir Uji kelompok tahap II (n=20) dengan jumlah instrumen 50 butir
Setelah pelaksanaan uji coba terbatas, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hal ini bertujuan untuk perbaikan produk yang akan di uji cobakan kembali dengan subyek dalam jumlah lebih banyak. Hasil revisi yang dilakukan oleh peneliti tidak terlalu signifikan karena model latihan yang dikenalkan sudah cukup dikuasai dengan baik. Sehingga pada saat pelaksanaan uji coba yang lebih luas hanya cukup memberikan penjelasan yang lebih lanjut mengenai model-model latihan yang diuji cobakan serta panduan yang lebih terperinci mengenai pengisian kuisioner. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Berdasarkan data hasil dari tabel 4.3 diketahui jumlah hasil evaluasi uji tahap I (uji kelompok kecil) adalah 68,32 % dan uji tahap II (uji kelompok besar) adalah 82,04%, sehingga rancangan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada permaianan futsal putra tingkat intermadiate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektivitas produk (uji eksperimen produk), mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009: 57). Tabel 4.5 Persentase Hasil Evaluasi Persentase Keterangan 80% - 100 % Valid/digunakan 60% - 79% Cukup valid/digunakan 50% - 59 % Kurang valid/diganti <50% Tidak valid/diganti Sumber : Maksum (2009: 57) Metodologi Penelitian.
3. Hasil Pengembangan Model Hasil pengembangan dari model latihan strategi serangan futsal dapat disimpulkan bahwa produk layak untuk di uji tingkat efektivitasnya. Hal ini terlihat dari keseluruhan tahapan evaluasi dan analisis yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang melibatkan ahli untuk pengujian tingkat kelayakan dan melibatkan pemain futsal tingkat intermediate untuk mengetahui tingkat keberterimaan dari produk yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa produk cukup valid dan layak untuk di uji tingkat efektivitasnya. Didukung dengan hasil analisis pada tiap tahapan dan interpretasi akhir oleh para ahli, subyek, maupun peneliti. Produk model latihan strategi serangan futsal pada pemain tingkat intermediate ini selanjutnya akan diuji tingkat efektivitasnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
E. UJI EFEKTIVITAS PRODUK PENGEMBANGAN Uji efektivitas produk dalam penelitian pengembangan model latihan strategi serangan untuk meningkatkan varisi strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh kemampuan strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate antara kelompok yang diberikan program latihan strategi serangan dari hasil pengembangan yang dikemas dalam setting latihan futsal dan kelompok yang diberikan latihan secara konfensional. Uji efektivitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan di Lapangan Futsal Safani Kota Pontianak mulai tanggal 1 Oktober 2012 sampai 1 Desember 2012, pelaksanaan program latihan dilaksanakan pada sore hari pukul 15.00 WIB dengan frekuensi latihan 3 kali dalam satu minggu. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan kemampuan strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate, dilakukan Pre-test dan Post-test kemampuan strategi serangan futsal, berikut disajikan data kuantitatif hasil Pre-test dan Posttest kemampuan strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate di Kota pontianak. 1. Deskripsi data pre-test Pada tabel 4.6 berikut akan disajikan kesimpulan data dari pre-test kemampuan serangan pemain kelompok eksperimen tingkat intermediate di Kota Pontianak yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk kelompok eksperimen (n=4). Tabel 4.6 Rekapitulasi data hasil pre-test kelompok eksperimen Aspek Penilaian No Nama Rotasi Pergerakan Penguasaan Kerjasama commit to user Pemain Tanpa Bola Bola tim
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
1 2 3 4
Hadiman Fitra Ferdi Harry
1 2 3 4
4 1 2 3
4 3 3 2
2 2 3 3
Pada tabel 4.7 berikut akan disajikan kesimpulan data dari post-test kemampuan serangan pemain kelompok kontrol tingkat intermediate di Kota Pontianak yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk kelompok kontrol (n=4). Tabel 4.7 Rekapitulasi data hasil pre-test kelompok kontrol Aspek Penilaian No Nama Rotasi Pergerakan Penguasaan 1 2 3 4
Pemain
Tanpa Bola
Bola
Kerjasama tim
2 2 3 3
3 2 3 2
2 3 3 2
1 3 1 3
Heru Daud Eris Yarga
2. Deskripsi data post-test Pada tabel 4.8 berikut akan disajikan kesimpulan data dari post-test kemampuan serangan pemain kelompok eksperimen tingkat intermediate di Kota Pontianak yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (n=4). Tabel 4.8 Rekapitulasi data hasil post-test kelompok eksperimen Aspek Penilaian No Nama Rotasi Pergerakan Penguasaan Kerjasama 1 2 3 4
Hadiman Fitra Ferdi Harry
Pemain
Tanpa Bola
Bola
tim
3 3 4 4
3 4 3 4
3 3 4 4
4 2 4 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
Pada tabel 4.9 berikut akan disajikan kesimpulan data dari post-test kemampuan serangan pemain kelompok kontrol tingkat intermediate di Kota Pontianak yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (n=4). Tabel 4.9 Rekapitulasi data hasil post-test kelompok kontrol Aspek Penilaian No 1 2 3 4
Nama Heru Daud Eris Yarga
Rotasi Pemain
Pergerakan Tanpa Bola
Penguasaan Bola
Kerjasama tim
3 2 3 2
2 3 3 2
4 2 4 2
2 3 3 2
3. Pengujian data kuantitatif a. Pengujian Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi Sebelum
dilakukan
analisis
data
perlu
diuji
distribusi
kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut; Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Pre-test Tes Perlakuan L hitung L tabel Keputusan Kesimpulan diterima Eksperimen 0,1517 0,381 Normal 1 diterima Kontrol 0,3078 0,381 Normal Eksperimen
0,3078
0,381
diterima
Normal
Kontrol
0,3078
0,381
diterima
Normal
Eksperimen
0,3078
0,381
diterima
Normal
Kontrol
0,3078
0,381
diterima
Normal
Eksperimen
0,3078
0,381
diterima
Normal
Kontrol
0,3078 commit0,381 to user
diterima
Normal
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Post-test Tes Perlakuan L hitung L tabel Keputusan Kesimpulan diterima Eksperimen 0,1517 0,381 Normal 1 diterima Kontrol 0,3078 0,381 Normal 2
3
4
Eksperimen
0,3078
0,381
diterima
Normal
Kontrol
0,3078
0,381
diterima
Normal
Eksperimen
0,3078
0,381
diterima
Normal
Kontrol
0,3078
0,381
diterima
Normal
Eksperimen
0,3078
0,381
diterima
Normal
Kontrol
0,3078
0,381
diterima
Normal
Jika
maka data berdistribusi normal
2) Uji HomogenitasVariansi Populasi Berdasarkan data pre-test Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett: Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Tes 1
2
3
4
Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Dengan
DK
Keputusan
Kesimpulan
0,717
0,478
diterima
Homogen
0,717
0,478
diterima
Homogen
0,793
0,478
diterima
Homogen
0,793
0,478
diterima
Homogen
maka variansi data populasi homogen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
3) Uji Signifikasi Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi) dengan menggunakan rumus;
dengan
DK
Jika
maka
diterima, maka terjadi peningkatan yang signifikan.
Dalam tabel 4.13 berikut akan disajikan data hasil pre-test dan akhir uji efektifitas produk pengembangan: Tabel 4.13 Data hasil pre-test dan post test Hasil tes Perlakuan
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jenis Awal Akhir tes 1 10 14
Nilai Beda
t hitung
4
1,414
t tabel
Sum signifikan
2
10
14
4
1,414
±2,776 ±2,776
3
12
14
2
1, 232
±4,303
signifikan
4
10
12
2
0,776
±2,776
signifikan
1
10
10
0
0
±2,776
signifikan
2
10
10
0
0
±2,776
signifikan
3
10
12
2
0,776
±4,303
signifikan
4
8
10
2
0,776
±2,776
signifikan
Jika
maka
signifikan
diterima, maka terjadi peningkatan yang signifikan
Dari hasil rekapitulasi skor yang diraih pada tabel 4.13 disajikan peningkatan hasil tes kelompok terikat dapat diketahui lebih jelas melalui gambar histogram 4.1 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
Gambar 4.1 histogram hasil pre-test dan post -test kelompok eksperimen Berdasarkan tabel 4.13 dan gambar histogram 4.1 di atas, terdapat peningkatan yang signifikan antara hasil pre-test dan post test kelompok eksperimen. Dan dalam gambar histogram 4.2 berikut akan disajikan data peningkatan hasil pre-test dan akhir kelompok kontrol.
Gambar 4.2 histogram hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Dari kedua gambar histogram di atas, dapat diketahui perbedaan tingkat peningkatan kemampuan serangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk menghitung rata-rata efektivitas serangan futsal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harus ditentukan skor kriterium/ideal untuk aspek-aspek penilaian tersebut. Skor ideal = 4 x 4 x 4 = 64. ( 4 skor jawaban tertinggi, 4 = empat butir instrumen; 4 jumlah sampel ). Selanjutnya skor ideal untuk setiap butir aspek = 4 x 4 = 16 ( 4 skor tinggi ; 4 jumlah sampel ). Tabel 4.14 Penilaian Efektivitas Kelompok Kontrol Nama pemain
Skor untuk butir pemain Rotasi Pemain
Pergerakan tanpa bola
Penguasaan bola
Kerja sama tim
Jumlah
Heru
3
2
4
2
11
Daud
2
3
2
3
10
Eris
3
3
4
3
13
Yarga
2
2
2
2
8
Jumlah
10
10
12
12
42
Berdasarkan Tabel 4. 14 diperoleh jumlah data = 42. Dengan demikian, efektivitas kelompok kontrol secara keseluruhan = 42 : 64 = 0.656 atau 65.6% dari kriteria yang diharapkan. a.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek rotasi pemain adalah10 : 16 = 0.625 atau 62.5%.
b.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek pergerakan tanpa bola adalah 10 : 16 = 0.625 atau 62.5%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
c.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek penguasaan bola adalah 12 : 16 = 0.75 atau 75%.
d.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek kerjasama tim adlaah 10 : 16 = 0.625 atau 62.5%. Jadi, efektivitas kelompok kontrol terendah pada aspek penilaian strategi
serangan futsal adalah 62,5%. Selanjutnya untuk menghitung efektivitas kelompok eksperimen cara menghitung seperti menghitung efektivitas kelompok kontrol. Skor ideal untuk seluruh aspek = 4 x 4 x 4 = 64. Skor ideal setiap butir aspek penilaian adalah 4 x 4 = 16. Tabel 4. 15 Penialain Efektivitas Kelompok Eksperimen Skor untuk butir pemain Nama pemain Rotasi Pergerakan Penguasaan Kerja sama Pemain tanpa bola bola tim
Jumlah
Hadiman
3
3
3
4
13
Fitra
3
4
3
2
12
Ferdi
4
3
4
4
15
Harry
4
4
4
2
14
Jumlah
14
14
14
12
54
Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh data = 54. Dengan demikian, efektivitas kelompok eksperimen keseluruhan aspek adalah 54 : 64 = 0.84 atau 84% dari kriteria yang diharapkan. a.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek rotasi pemain adalah 14 : 16 = 0.875 atau 87.5%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
b.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek pergerakan tanpa bola adalah 14 : 16 = 0.875 atau 87.5%.
c.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek penguasaan bola adalah 14 : 16 = 0.875 atau 87.5%.
d.
Efektivitas kelompok kontrol pada aspek kerjasama tim adalah 12 : 16 = 0.75 atau 75%. Jadi, efektivitas kelompok eksperimen terendah pada aspek penilaian
strategi serangan futsal adalah 75%.. Perbandingan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditunjukkan pada Tabel 4.16 Tabel 4.16 Perbandingan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Aspek-aspek indikator Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen penilaian 62.5%
Rotasi pemain
87.5%
62.5%
Pergerakan tanpa bola
87.5%
75%
Penguasaan bola
87.5%
62.5%
Kerjasama tim
75%
65.6%
Rata-rata
84.4%
Berdasarkan Tabel 4. 16 efektifitas kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Rata-rata efektivitas kelompok kontrol adalah 65.6% dan kelompok eksperimen adalah 84.4%. Pada aspek rotasi pemain pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pada aspek pergerakan tanpa bola pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pada aspek penguasaan bola pada kelompok kontrol commit to user sebesar 75% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pada aspek kerjasama tim
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 75%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa, latihan dengan menggunakan model latihan strategi serangan dalam permainan futsal dapat meningkatkan aspek rotasi pemain dari 62.5% menjadi 87.5%, aspek pergerakan tanpa bola dari 62.5% menjadi 87.5%, aspek penguasaan bola dari 75% menjadi 87.5%, dan aspek kerja sama tim dari 62.5% menjadi 75%. Kesimpulannya adalah kelompok eksperimen dengan menggunakan model latihan strategi serangan dalam permainan futsal lebih efektif dari kelompok kontrol dengan menggunakan latihan konvensional. Dalam gambar histogram 4.3 dibahawa akan digambarkan nilai perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 4.3 Histogram nilai perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 4) Pemeriksaan Keabsahan data Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Adapun tahapan pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini commit to user adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
a. Pemeriksaan rekan sejawat Pemeriksaan rekan sejawat merupakan salah satu langkah pemeriksaan keabsahan data. Langkah ini untuk data yang berbasis paparan naratif. Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi terhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keterbukaan dan kejujuran serta menghasilkan suatu klarifikasi terhadap penafsiran dari hasil-hasil temuan dalam penelitian. Temuantemuan yang didapat dalam penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk didapatkan suatu simpulan dari temuan tersebut. Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan terhadap materi yang diangkat yaitu meningkatkan penguasaan kemampuan strategi serangan futsal
pemain
putra tingkat intermediate dan kesesuaian metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian pengembangan. Dari diskusi yang dilakukan didapatkan bahwa materi yang diangkat sangat penting untuk diteliti dan diberikan sesuatu yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang. Dari sisi metodologis didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan merupakan cara yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai referensi pemberian solusi. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapat dari penelitian bahwa model latihan strategi serangan yang dikembangkan dapat meningkatkan penguasaan kemampuan strategi serangan dari para pemain secara efektif dan efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
b. Perpanjangan keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu instrument penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan peneliti sendiri. Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang karena peneliti terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah seorang pengamat. Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentuk-bentuk kejadian yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh keakuratan informasi dan meminimalisir terjadinya bias dalam penelitian. Dalam hal ini perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan terhadap keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam bentuk catatan lapangan. c. Triangulasi Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan keabsahan data adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk triangulasi ini adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian dengan hasil teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan. 2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek menggunakan pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan pelatih tim sebagai pengamat untuk memperoleh derajat kepercayaan terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil temuan lapangan dirangkum dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan simpulan dari dua pengamatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
3. Triangulasi sumber (experts judgements) dimana peneliti melakukan wawancara serta untuk memperoleh temuan awal permasalahan penelitian kepada salah satu ahli yang merupakan pelatih tim yang diteliti dan membandingkan hasil temuan teori yang dirancang dalam produk awal untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber. Dengan dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat dalam
penelitian
maka
diharapkan
hasil
dari
penelitian
dapat
dipertanggungjawabkan dan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan peneilitian. Hasil data dapat diketahui sebagai hasil data yang nyata dari hasil perolehan di lapangan
F. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan prosedur penelitian pengembangan manghasilkan empat kelompok kesimpulan analisis dan dibagi menjadi beberapa tahap yang diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Pertama (Studi Pendahuluan) Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002: 1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau
prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk
mengembangkan suatu produk”.Dalam penelitian pengembangan tidak selalu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Tahap pelaksanaannya dimulai studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009: 26) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui.” Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pada tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu studi pustaka dan Analisis data hasil studi pendahuluan, yang akan dijelaskan sebagai berikut: a. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan meruapakan suatu langkah awal dalam suatu penelitian yang memiliki karakteristik berbasis masalah dan memunculkan solusi untuk mengatasi
suatu
masalah
tersebut.
Borg
dan
Gall
(1983:
753)
“menyimpulkanbahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang diinginkan, untuk kebutuhan pemcahan masalah yang ada.” Informasi awal yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengumpulan informasi awal ini tentunya akan memunculkan beberapa implikasi terkait hasil perolehan informasi kondisi nyata yang ada di lapangan. Informasi ini akan bisa memunculkan suatu keadaan dimana terungkap keunggulan dari poin utama yang diamati, namun bisa juga muncul suatu permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan sehingga menjadi lebih baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang menjadi bahan pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan harapan yang dimiliki, namun ketika muncul ketidaksesuaian dengan harapan yang dimilki maka akan timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara harapan antara kenyataan yang ada. Menurut Winarno (2007: 9) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan.” Kemunculan suatu masalah di lapangan jelas membutuhkan suau solusi untuk pemcahan dari masalah tersebut, sehingga tidak ada suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan.Adapun cara pengumpulan informasi awal untuk analisis kebutuhan adalah dengan menggunakan instrumen penelitian. Beberpa instrumen yang dapat digunakan antara lain wawancara, kuisioner, tes dan observasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada Futsal di Kota Pontianak terkait dengan penguasaan kemampuan strategi serangan futsal ditemukan beberapa masalah membutuhkan perbaikan dari segi tingkat penguasaan dari kemampuan strategi tersebut. Penelitian dititik beratkan pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana pembinaan keterampilan difokuskan secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan para pelatih futsal di Tim Futsal di Kota Pontianak yang membina pemian futsal tingkat intermediate. b. Analisis data hasil analisis kebutuhan Peneliti melakukan pengumpulan informasi awal dengan melakukan wawancara terhadap para pelatih timfutsal yang membina pemain tingkat intermedieate. “Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer), Winarno (2007: 64).”Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dimana tidak menggunakan pedoman pertanyaan secara khusus.Fokus utama penggalian informasi adalah penguasaan strategi segrangan bermain futsal dari para pemain. Dari
hasil
pengumpulan
informasi
awal
didapatkan
penguasaan
kemampuan strategi serangan futsal dari para pemain futsal tingkat intermediate kurang baik yang dpengaruhi oleh beberapa faktor yang terungkap hasil penelitian.Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti juga relevan dengan kebutuhan dari penelitian sehingga dapat memunculkan data-data pendukung mengenai masalah yang ditemukan dan akan ditemukan solusi dari masalah tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
2. Pengembangan Produk Tahap kedua dalam proses penelitian pengembangan ini adalah tahap pengembangan produk. Di dalam tahap pengembangan produk ini terdiri dari dua langkah yang dilakukan untuk menyusun draft produk pengmbangan awal. Pada penelitian ini produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti adalah model latihan strategi seranganpada pemain futsal tingkat intermediate. Adapun langkahlangkah pengembangan produk yang telah dikembangkan dijelaskan sebagai berikut: a. Pengkajian teori (literature review) Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan kajian terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Borg dan gall (1983: 777) menyimpulkan, “kajian teori adalah pengumpulan informasi pendukung penelitian yang berhubungan dengan perencanaan pengembangan.” Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan. Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan.Penelitian ini membahas tentang pengembangan model latihan strategi serangan futsal untuk pemain tingkat intermediate.Peneliti mengungkap teori-teori yang relevan dan mendukung terhadap produk penelitian yang dikembangkan.Teori-teori yang mendasari adalah: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
1) Futsal 2) Latihan 3) Latihan strategi serangan 4) Tinjauan aspek belajar gerak 5) Tinjaun perkembangan gerak 6) Model Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada logika berfikir empiris.Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentukbentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis.Salah satu contoh
untuk
menjabarkan
penyusunan
dalam
penulisan
kajian
teori
menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007: 2) “penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Penyusunan
ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi
landasan dan dapat menunjukkan alur berpikir dari peneliti yang logis. b. Penyusunan produk awal Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa model latihan kemampuan strategi serangan
pemain
futsal.Berdasarkan kegiatan studi
pendahuluan yang dilakukan sebelumnya serta pengkajian terhadap teori-teori empiris yang dijadikan landasan berfikir untuk menentukan materi yang akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
dikembangkan, maka dilanjutkan dengan pembuatan draft produk awal yang dalam hal ini adalah menentukan dan merancang model-model latihan serta program latihan yang akan diterapkan dalam penelitian. Model latihan yang akandikembangkan dalam penelitian ini adalah model latihan serangan dalam futsal serta program latihan yang akan dirancang adalah program latihan futsal.Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu: 1) Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bentuk-bentuk latihan dan penyusunan program latihan strategi serangan futsal. 2) Bentuk-bentuk latihan srrategi serangan futsal yang sesuai dengan karakteristik subyek untuk penguasaan strategi serangan futsal dalam futsal. 3) Program latihan strategi serangan futsal, program bulanan, dan program harian. 4) Evaluasi terhadap produk pengembangan, yaitu evaluasi kemampuan serangan futsal. 3. Uji Coba Produk Uji coba produk merupakan tahapan dimana untuk mengetahui kelayakan dari produk pengembangan yang dirancang sebelumnya.Adapun tahapan-tahapan dalam uji coba produk akan dijelaskan sebagai berikut: a. Evaluasi ahli (experts judgement) Evaluasi ahli dalam penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan dan saran terkait dengan pengembangan produk. Ahli futsal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
dalam penelitian pengembangan ini ada dua kriteria, yaitu ahli akademisi futsal dan ahli praktisi futsal .Hasil dari evaluasi futsal dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran. Hasil evaluasi ahli futsal untuk data kuantitatif berupa hasil persentase yaitu 71.31 %, dari hasil tersebut bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model latihan strategi serangan futsal bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan memperhatikan saran dari ahli. b. Uji coba kelompok kecil Tahap uji coba kelompok kecil merupakan tahap untuk mengetahui pendapat pemain futsal terkait dengan produk model latihan serangan yang dikembangkan. Uji coba kelompok kecil dalam penelitian ini menggunakan 10 subjek uji coba yang berasal dari dua perguruan tinggi di Kota Pontianak. Uji coba kelompok kecil dilaksanakan pada 25 Agustus 2012 di Lapangan Futsal Safani Pontianak. Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok kecil sebesar 68.32%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model latihan serangan diterima oleh pemain futsal dan siap diuji coba pada kelompok yang lebih luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
c. Uji coba kelompok besar Tahap uji coba kelompok besar merupakan tahap untuk mengetahui pendapat pemain futsal terkait dengan produk model latihan serangan yang dikembangkan dengan subjek lebih banyak dari uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok besar dalam penelitian ini menggunakan 20 subjek uji coba yang berasal dari dua perguruan tinggi di Kota Pontianak.Uji coba kelompok besar dilaksanakan pada 8 September 2012 di Lapangan Futsal Safani Pontianak. Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok besar sebesar 82.04%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model latihan serangan diterima oleh pemain futsal dan siap untuk dilakukan uji efektifitas. d. Revisi produk Setelah pelaksanaan uji coba meluas, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek.Revisi produk dilakukan untuk memperoleh hasil pengembangan yang bisa diterima. Revisi produk dilakukan secara terus menerus mulai dari setelah pengembangan produk awal sampai sebelum pelaksanaan uji efektifitas produk. Hasil revisi menunjukkan bahwa produk pengembangan model latihan serangan untuk pemain futsal putra tingkat intermediate dapat diuji tingkat efektifitasnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
4. Uji Efektivitas Produk Uji efektifitas produk ini dilakukan pada pemain futsal STKIP-PGRI Pontianak dan pemain futsal Penjaskes Untan, dengan tujuan mengetahui tingkat efektifitas produk pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan lebih lanjut untuk penerapan latihan di masa mendatang. Untuk rancangan desain eksperimen menggunakan rancangan desain tes awal dan akhirdengan pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pretest and Post Test), atau dengan kata lain rancangan desain eksperimen ini menggunakan rancangan eksperimen dengan satu macam perlakuan. Arikunto (2009) menyimpulkan, “rancangan ekperimen dengan satu macam perlakuan (pretestposttest control group design) dilakukan dengan cara kedua kelompok diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal, kemudian pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan sedangkan pada kelompok pembanding tidak diberi.” Dapat diartikan juga bahwa kelompok pembanding menggunakan tipe konvensional yang telah diterapkan sebelumnya. Berdasarkan perbandingan persentase tersebut peningkatan hasil tes untuk kelompok eksperimen lebih menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah dilakukan penerapan program latihan pada masing-masing kelompok. Program latihan pada masingmasing kelompok ini berbeda dari sisi materi latihan yang dilakukan. Untuk kelompok eksperimen menggunakan program latihan yang di dalamnya berisi produk model latihan yang dikembangkan oleh peneliti, sedangkan kelompok kontrol menggunakan program latihan secara konvensional. Untuk hasil akhir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
dapat disimpulkan bahwa produk model latihan dapat meningkatkan hasil kemampuan serangan pemain futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut; 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan wawancara terhadap pelatih futsal di Kota Pontianak. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa sebagian besar belum memberikan model-model latihan strategi serangan secara terstruktur dan dimasukkan dalam satu pengaturan program latihan khususnya untuk tim futsal putra. Pemberian latihan penguasaan strategi seranga hanya diberikan pada saat latihan permainanan (game). Beberapa pelatih ada yang belum memberikan model-model latihan strategi serangan pada pemain karena cenderung lebih mengutamakan pemberian latihan dengan pola serangan 2-2 dan 4-0 sebagai salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk serangan dalam permainan futsal. Para pelatih futsal di Kota Pontianak
yang membina pemain putra tingkat
intermediate lebih
menitikberatkan pada latihan bertahan dan pola serangan 2-2 dan 4-0 dengan tanpa memperhatikan serangan lain maupun serangan dari situasi tertentu dalam permainan futsal.
commit to user 136
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
2. Pengembangan Produk Penyusunan Draft Produk Pengembangan Dalam penelitian pengembangan ini menghasilkan produk secara teoritikkonseptual,
prosedural-metodologis,
maupun
praktik-empirik
yang
dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa model latihan kemampuan strategi serangan
pemain futsal. Model
pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu: 1) Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bentuk-bentuk latihan dan penyusunan program latihan strategi serangan futsal. 2) Bentuk-bentuk latihan strategi serangan futsal yang sesuai dengan karakteristik subyek untuk penguasaan strategi serangan futsal. 3) Program latihan strategi serangan futsal, program bulanan, dan program harian. Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan strategi serangan futsal didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai berikut: 1) Latihan serangan 2-2 2) Latihan serangan 4-0 3) Latihan serangan 3-1 4) Latihan serangan situsasi bola mati tendangan bebas 5) Latihan serangan situasi bola mati tendangan ke dalam 6) Latihan serangan situasi bola mati tendangan sudut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138
7) Latihan serangan pengaturan bermain membangun serangan 8) Latihan serangan pengaturan bermain peralihan perubahan 9) Latihan serangan pengaturan bermain serangan cepat 10) Latihan serangan pengaturan bermain serangan peralihan 11) Penyusunan program latihan harian, mingguan, dan bulanan.
3. Tahap Uji Coba Produk a. Evaluasi Ahli Futsal Hasil dari evaluasi futsal dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran. Hasil evaluasi ahli futsal untuk data kuantitatif berupa didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli adalah 71,31%, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah bahwa Diupayakan proses pelaksanaan lebih ditekankan pada kebutuhan dan fungsi-fungsi dari bentuk latihan yang diberikan dan proses pelaksanaan lebih ditekankan pada kebutuhan dan fungsi-fungsi dari bentuk latihan yang diberikan. b. Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas produk pengembangan model latihan strategi serangan untuk peningkatan
penguasaan
keterampilan
pemain
futsal
tingkat
intermediate
dilaksanakan pada 25 Agustus 2012 dengan jumlah subjek uji coba 10 pemain, 5 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139
pemain dari Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan 5 pemain dari Tim Futsal Universitas Tanjung Pura Pontianak. Uji coba terbatas dilakukan di Lapangan Futsal Safanai Pontianak. Informasi yang berupa pendapat pemain dalam uji kelompok kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji coba terbatas didapatkan hasil persentase 68,32% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji coba luas. c. Uji Coba Luas Uji coba luas produk pengembangan model latihan strategi serangan untuk peningkatan
penguasaan
kkemampuan
pemain
futsal
tingkat
intermediate
dilaksanakan pada 08 September 2012 dan dilaksanakan di lapangan Futsal Safani Pontianak. Informasi yang berupa pendapat pemain dalam uji kelompok kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrument angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji coba luas didapatkan hasil
persentase
82,04%
dan
diinterpretasikan
bahwa
rancangan
produk
pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada tahap uji efektivitas produk (uji eksperimen produk),
4. Uji Efektivitas Produk Dari hasil perlakuan program latihan terhadap subyek penelitian diperoleh hasil skor peningkatan lebih baik dalam peningkatan kemampuan strategi serangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
pemain tingkat intermediate dari kelompok eksperimen (Kelompok program latihan) dibandingkan dengan kelompok kontrol (Kelompok Konvensional) yang ditinjau dari beberapa aspek antara lain: 1) Rotasi pemain 2) Pergerakan tanpa bola 3) Penguasaan bola 4) Kerjasama tim Dapat disimpulkan bahwa produk model latihan strategi serangan futsal yang dikembangkan oleh peneliti dapat meningkatkan kemampuan strategi serangan dari pemain putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien.
B. Implikasi Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas dan terperinci, jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan setelah penelitian diselesaikan. Pertama, model latihan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih metode latihan untuk meningkatkan penguasaan kemampuan strategi serangan pemain futsal. Peningkatan prestasi futsal tidak akan terlepas dari strategi permainan, karena hal itu adalah faktor utama dalam berprestasi. Pelatih dituntut untuk memahami secara keseluruhan tentang teori umum latihan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai penting meliputi faktor, prinsip dan karakteristik terkandung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141
Disamping itu juga pelatih harus mamahami karakter dan kebutuhan dari masing-masing posisi dalam futsal, dalam hal ini penguasaan strategi bermain, sehingga pelatih dituntut untuk memahami secara menyeluruh dan terspesialisasi tentang latihan berdasarkan kajian disiplin ilmu melatih seperti Fisiologi-Anatomi, Psikologi, Pedagogi, Biomekanika, Statistika, Nutrisi, serta pendekatan-pendekatan dalam melatih utamanya melatih strategi. Kedua, pemberian model latihan yang baru yang dalam hal ini adalah latihan kemampuan strategi serangan futsal dapat digunakan sebagai pemberian variasi latihan untuk menghadirkan model latihan yang berbeda serta menghindarkan efek kejenuhan pemain terhadap model-model latihan yang lama yang pernah diterapkan sebelumnya. Ketiga, seting latihan yang dirancang dalam model latihan strategi serangan dapat dijadikan salah satu pilihan untuk seting latihan pada kesempatan yang lain, karena disusun dengan mempertimbangkan semua prosedur penyusunan program latihan penguasaan strategi bermain futsal.
C. Saran Berdasarkan
kajian teori, pembahasan hipotesis, hasil penelitian dan
kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pemain futsal; program latihan strategi serangan ini merupakan program latihan dengan variasi latihan yang baru. Diharapkan pemain memperhatikan secara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142
sekasama isi serta pemberian materi latihan, sehingga materi latihan yang dalam hal ini adalah kemampuan strategi serangan sebagai fokus utama dapat dikuasai dengan baik dan bisa diaplikasikan di setiap pertandingan. 2. Pelatih, pengaturan latihan hendaknya diperhatikan secara serius karena mempertimbangkan kondisi pemain dan tingkat penerimaan pemain terhadap materi latihan yang diberikan sehingga pemain dapat secara maksimal menguasai materi latihan yang diberikan pada setiap pertemuan. 3. Untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan model latihan kemampuan strategi serangan sebaiknya memperhatikan tentang pendekatan latihan agar menarik serta kombinasi jenis-jenis latihan strategi serangan untuk menghindari kebosanan pemain saat melakukan latihan. Serta dilakukan desiminasi produk untuk pemanfaatan produk secara luas.
commit to user