PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII
JURNAL
Oleh : Dewi Astuti 10315244010
Pembimbing I Dr.Paidi, M.Si NIP.19670404 199303 1 003
Pembimbing II Sabar Nurohman, M.Pd NIP.19810621 200501 1 001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2014
SURAT PERSETUJUA}I
Jurnal dengan judul "Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(tKS) IPA Model
Discovery Learning unfuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Kelas
VII',
yang disusun oleh:
Nama
Dewi Astrfii
NIM
10315244010
Progran Studi
Pendidikan IPA
Fakultas
MIPA
Telah disetujui oleh Penguji Utama dan Pembimbing Utarna.
Yogyakarta, Penguji I,
NrP.19s30901 19860r r 001
Juli 2014
Pembimbing I,
Dr.Paidi, M.Si NrP.19670404 199303
I
003
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti) 1
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII DEVELOPING SCIENCE STUDENT WORKSHEETS BASED ON DISCOVERY LEARNING’S MODEL TO ENHANCE STUDENT’S SCIENTIFIC PROCESS SKILLS IN JUNIOR HIGH SCHOOL GRADE VII Oleh: 1)Dewi Astuti 2)Paidi 2)Sabar Nurohman FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKS IPA model discovery learning, mengetahui respon (keterbacaan) siswa terhadap LKS dan berapa peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan LKS. Penelitian ini menghasilkan produk LKS IPA untuk ketiga tujuan tersebut. Penelitian ini menerapkan metode Research and Development (R & D) menggunkan model 4-D yang terdiri dari empat tahapan yaitu define, design, develop, dan disseminate, namun dalam penelitian ini yang dilakukan hanya sampai tahap develop. Instrumen penelitian berupa instrumen penilaian LKS, lembar respon (keterbacaan) siswa terhadap LKS dan instrumen penilaian keterampilan proses sains (lembar observasi dan soal pretest-posttest). Data hasil penilaian LKS dan lembar observasi keterampilan proses sains dianalisis secara deskriptif dengan kriteria penilaian ideal dan data hasil pretest-posttest dianalisis dengan membandingkan KKM IPA. Hasil penelitian menyatakan bahwa LKS IPA yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan kategori sangat baik menurut dosen ahli dan guru IPA. Respon siswa terhadap LKS mendapat kategori sangat baik untuk dua aspek dan kategori baik untuk dua aspek yang lain. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, tes tertulis keterampilan proses sains meningkat dari 12 orang siswa menjadi 28 orang siswa yang tuntas dengan KKM IPA 65 dan lembar observasi keterampilan proses sains sebesar 3,28 dengan kategori sangat baik. Kata kunci: LKS IPA, model discovery learning, keterampilan proses sains
Abstract
This study was to know advisability of science student worksheet based on discovery learning’s model, the student’s response (legibility) to student worksheets, and enhance student’s scientific process skills after using student worksheets. This study applies the method of Research and Development (R & D) use the 4-D model which consists of four stages: define, design, develop, disseminate, but in this study were conducted only to develop stage. The study instrument is an worksheets assessment instrument, students' response (legibility) sheets and science process skills instrument (observation sheet and about pretest-posttest). The result of worksheets assessment and observation sheets of science process skills were analyzed descriptively with criteria assessment and the result pretest-posttest were analyzed by comparing the science KKM. The study states that the science worksheets developed a proper is used as a learning media with excellent categories by expert lecturers and science teachers. Students' response to worksheet got excellent category for the two aspects and good categories for two aspects other. Based on the results of field trials, a written test of science process skills enhance from 12 students to 28 students who completed the KKM science is 65 and observation sheets of science process skills was 3.28 with excellent category. IPA salah satunya adalah pendekatan ilmiah.
PENDAHULUAN memberikan
Berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013
beberapa penekanan dalam pembelajaran
menyatakan bahwa Standar Kompetensi
Kurikulum
1)
2013
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti)
2
Lulusan (SKL) siswa mencakup sikap,
didukung dengan adanya kegiatan yang
pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan
mengarahkan pada keterampilan proses sains.
ilmiah merupakan cara pembelajaran yang
Menurut Rustaman (Kemendikbud, 2013:
berpotensi
246),
mewujudkan
Dengan
SKL
demikian,
tersebut.
guru
IPA
dikembangkan
proses
melalui
perlu
pengalaman-
direkomendasikan menggunakan pendekatan
pengalaman langsung sebagai pengalaman
ilmiah
pembelajaran”.
dalam
pembelajaran
IPA.
Melalui
pengalaman
Kenyataanya di beberapa sekolah terutama
langsung seseorang dapat lebih menghayati
yang masih menggunakan KTSP, pendekatan
kegiatan yang sedang dilakukan sehingga
ilmiah
dapat menunjang perkembangan kognitif
sukar
dipenuhi.
Pembelajaran
cenderung teacher centered dengan metode
siswa
ceramah dengan alasan keefektifan waktu
pemikiran masa remaja (12-15 tahun) telah
yang dibutuhkan dalam penyampaian materi
mencapai
pembelajaran.
penerapan
formal (formal operational thought). Pada
pendekatan ilmiah yaitu model pembelajaran
tahap ini anak sudah dapat berpikir secara
discovery learning.
abstrak
Tujuan
Salah
satu
discovery
learning
yaitu
SMP.
Berdasarkan
tahap
dan
berpikir
teori
pemikiran
hipotesis.
secara
Piaget,
operasional
Remaja
mampu
sistematik
dalam
peserta didik dapat menemukan konsep atau
memecahkan masalah. Selain itu, dengan
prinsip yang belum diketahui sebelumnya.
keterampilan proses ilmiah secara tidak
Penggunaan pendekatan pembelajaran ini
langsung
mengarahkan
siswa
mengaplikasikan
pembelajaran
karena
untuk
aktif
adanya
dalam
penemuan
konsep oleh siswa sendiri. Masnur Muslich (2011:
75)
menyatakan
guru
perlu
mengajarkan sikap
siswa ilmiah.
untuk Hal
ini
dibutuhkan karena beberapa siswa tidak mengetahui tentang sikap ilmiah. Berdasarkan
pengamatan
ditemukan
dan
yang
beberapa
sekolah
pengalaman
centered.
Pembelajaran
belajar. Berdasarkan kerucut pengalaman
membuat
siswa
belajar, apabila kita melakukan kegiatan
pembelajaran mengakibatkan pengetahuan
mengatakan dan melakukan maka kita akan
dan sikap ilmiah siswa kurang terlatih.
kemungkinan dalam
hasil kerucut
belajar
mengingat 90% dari yang kita katakan dan
kegiatan
peneliti,
memahami pola pengalaman belajar siswa
dicapainya
1)
“Keterampilan
Pembelajaran
pembelajaran
menekankan
kurang
IPA
ini
di
teacher cenderung
aktif
sudah
dalam
mulai
kita lakukan. Dengan demikian, ketika siswa
dicanangkan pada kurikulum tingkat satuan
melakukan atau aktif dalam pembelajaran
pendidikan (KTSP) tahun 2006, tetapi dalam
maka hal yang diingat pun besar yaitu 90%.
pembelajaran masih terpisah antara fisika,
Keaktifan siswa (student centered)
biologi, dan kimia. Salah satu penyebabnya
dalam kegiatan pembelajaran IPA dapat
banyak guru IPA di SMP yang berlatar
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti) 3
belakang bukan pendidikan IPA, namun
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
berlatar
aktif, mengakibatkan hasil pembelajaran
Pendidikan
Fisika,
Pendidikan
Biologi, atau Pendidikan Kimia. Selain itu, kurangnya
terlaksananya
Salah satu bahan ajar yang dapat
keterpaduan IPA terlihat dari SK KD pada
digunakan sebagai petunjuk siswa dalam
KTSP yang tidak terpadu. Pembelajaran IPA
kegiatan
bagi sekolah yang menerapkan KTSP dapat
percobaan atau praktikum adalah LKS
terlaksana dengan adanya kreativitas Guru
(Lembar Kegiatan Siswa). Adanya LKS
dalam memadukan SK KD fisika, kimia, dan
mempermudah siswa dalam pembelajaran
biologi, sehingga keterpaduan IPA dapat
dan
terwujud.
kegiatan dalam pembelajaran sesuai dengan
menyatakan
pendukung
Kemendiknas bahwa
(2011:
“Dalam
3) model
pembelajaran
menuntun
standard
terutama
siswa
aktif
kompetensi.
melakukan
Berdasarkan
permasalahan
(1991), terdapat empat model yang potensial
mengembangkan LKS IPA dengan judul
untuk diterapkan dalam pembelajarn IPA
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
yaitu
dan
(LKS) IPA Model Discovery Learning
integrated”. Model ini dipilih karena konsep-
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
konsep dalam KD IPA berbeda sehingga
Sains Siswa SMP Kelas VII. LKS IPA
diperlukan pendekatan yang sesuai agar
dirancang untuk mempermudah siswa dalam
memberikan hasil yang optimal. Model
kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat
keterpaduan mengarahkan guru IPA untuk
meningkatkan keterampilan proses sains
menciptakan keterpaduan IPA yang sesuai
siswa. LKS dapat memberikan pandangan
dengan pembelajaran IPA di SMP/ MTs.
penggunaan
connected,
webbed,
shared,
tersebut,
dalam
pembelajaran yang dikemukakan Forgarty
Pembelajaran IPA dapat terlaksana
1)
yang kurang optimal.
maka
pendekatan
peneliti
ilmiah
dan
pembelajaran IPA untuk sekolah yang masih
dengan baik dengan adanya sumber dan
menggunakan
KTSP.
LKS
juga
dapat
bahan belajar yang mendukung. Berdasarkan
dimanfaatkan
untuk
melengkapi
dan
pengamatan peneliti di kecamatan Patimuan
menambah kegiatan pada buku siswa karena
pada dua sekolah dengan KTSP, sumber
adanya kesesuaian LKS hasil pengembangan
belajar pada pembelajaran IPA sebagian
dengan
besar menggunakan LKS yang secara garis
discovery learning dan kegiatan keterampilan
besar berisi rangkuman-rangkuman materi
proses sains seperti mengamati, mengukur,
dan pertanyaan kognitif sesuai materi pada
memprediksi,
LKS. Bahan ajar LKS tersebut kurang
menyimpulkan. Adapun kelebihan LKS hasil
mendukung student centered karena kurang
pengembangan yaitu kegiatan keterampilan
adanya panduan dalam melakukan kegiatan
proses sains lebih tampak dengan panduan-
atau praktikum. Minimnya sumber dan media
panduan sesuai dengan pembelajaran model
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
kurikulum
2013
yaitu
mengklasifikasikan,
model
dan
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti)
4
discovery learning dan kekurangan buku
Data dalam penelitian ini berupa data
siswa yaitu ada kegiatan penemuan konsep
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
hanya dipandu dengan langkah kerja dan soal
dari tanggapan dosen ahli dan guru IPA tentang
diskusi menyebabkan tambahan waktu untuk
kualitas produk yang dihasilkan.
mempersiapkan alat dan bahan.
Data kuantitatif diperoleh dari skor hasil penilaian oleh dosen ahli, guru IPA, lembar
METODE PENELITIAN
respon (keterbacaan) siswa terhadap produk, hasil
Jenis Penelitian
pretest
Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian pengembangan Research and
posttest
dan
lembar
observasi
keterampilan proses sains siswa pada saat pengambilan data.
Development (R&D).
Instrumen
yang
digunakan
berupa
instrumen validasi produk dan instrumen uji coba yang terdiri dari soal tes dan lembar observasi.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
Teknik Analisis Data
1 Patimuan pada bulan Mei 2014.
Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif.
Target/ Subjek Penelitian Target atau subjek penelitian adalah LKS
1.
Secara Kualitatif Analisis data kualitatif berupa masukan,
IPA. Penilaian LKS IPA dilakukan oleh Dosen Ahli
Materi berjumlah 2 orang, Dosen Ahli
media berjumlah 2 orang dan Guru SMP mata pelajaran IPA yang berjumlah 2 orang. Respon
koreksi, dan saran yang diberikan oleh validator meliputi: dosen dan guru IPA. 2.
Secara Kuantitatif Analisis data secara kuantitatif meliputi:
siswa terhadap LKS oleh 8 responden. LKS
a. Analisis Kelayakan LKS
diujicobakan pada 37 orang siswa.
Teknik analisis data untuk kelayakan LKS dilakukan
Prosedur Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lembar penilaian LKS, soal tes, dan
lembar
observasi keterampilan proses sains (KPS) untuk mengumpulkan data. Soal tes dalam bentuk
keterampilan proses sains. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data 1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
langkah-langkah
sebagai
berikut: 1) Menghitung
komponen
rata-rata skor dari setiap aspek
penilaian
menggunakan rumus :
̅
pretest dan postest. Tes dan lembar observasi KPS bertujuan untuk mengetahui peningkatan
dengan
......................... (1)
Keterangan : ̅
= skor rata-rata tiap indikator = total jumlah tiap skor
n = jumlah penilai
dengan
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti) 5
2) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai
kriteria1=1x ∑butir kriteria x ∑ responden
dengan kategori ideal yang ditunjukkan
Nilai atau kategori yang diperoleh adalah
pada Tabel 1.
yang mendekati skor kriteria. Kategori
Tabel 1. Konversi Skor menjadi Nilai
penilaian dapat dilihat pada Gambar 1.
No 1
Interval Skor X ≥ ̅ + 1.SBx
Kategori Sangat Baik
Nilai A
2
̅ + 1.SBx >X ≥ ̅
Baik
B
3
̅ > X ≥ ̅ - 1.SBx
Kurang Baik
C
Sangat Kurang Baik
D
X < ̅ - 1.SBx
4
Kriteria 1
Sangat kurang baik
(Sumber : Djemari Mardapi, 2008: 123 dan Eko Putro W., 2009: 238)
Kriteria 3
Kurang baik
Kriteria 4
Baik
Sangat baik
Gambar 1. Kategori Skor Respon Siswa
Keterangan: ̅
Kriteria 2
Sumber: Sugiyono (2008: 144)
= rerata skor secara keseluruhan = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Data yang diperoleh melalui pretest dan
SBx = simpangan baku skor keseluruhan = X
c. Soal pretest-posttest
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
posttest dianalisis dengan cara membandingkan hasil
= skor yang diperoleh
Skor maksimal ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
pretest
dan
posttest
dengan
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) IPA.
Skor minimal ideal = ∑ butir kriteria x skor d. Analisis Lembar Observasi Keterampilan
terendah
Proses Sains Siswa Data yang diperoleh melalui lembar observasi
b. Analisis Respon Siswa Menurut
Sugiyono
(2008:
143-144)
analisis siswa responden sebagai berikut: 1. Menghitung jumlah skor setiap aspek Jumlah Skor =skor hasil x ∑butir kriteriax ∑ responden
ini dianalisis seperti pada analisis kelayakan LKS (persamaan 1 dan Tabel 1) dengan penambahan perhitungan persentase keterampilan proses sains siswa dengan rumus sebagai berikut: 1. Rata-rata (̅) =
2. Menghitung persentase (%) respon siswa
2. % siswa melakukan KPS =
(keterbacaan) % Respon siswa=
.…..(2)
….……...(3)
X 100%
3. % KPS = ̅
3. Mengubah nilai yang ditunjukkan oleh jumlah skor respon siswa kuantitatif
(4)
4. Rata-rata % KPS =
……………..(5)
menjadi kualitatif sesuai kriteria dengan membandingkan hasil jumlah skor dengan jumlah skor setiap kriteria (4, 3, 2, dan 1). kriteria 4 =4x∑butir kriteria x∑ responden kriteria3 =3x∑butir kriteria x ∑ responden kriteria2 =2x∑butir kriteria x ∑ responden 1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kelayakan LKS IPA Penilaian LKS IPA dilihat dari aspek kelayakan
isi,
kebahasaan,
penyajian
dan
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti)
6
kegrafisan. Hasil penilaian oleh dosen ahli dan
kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses sains
guru IPA ditinjau dari komponen kelayakan isi,
masing-masing kegiatan yaitu sebesar 2,91 pada
komponen kebahasaan, komponen sajian dan
kegiatan 1, 3,47 pada kegiatan 2, dan 3,59 pada
komponen kegrafisan diperoleh nilai sangat baik
kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses sains
(A). Dari hasil penilaian oleh validator, maka
berdasarkan persentase siswa yang melakukan
LKS IPA terpadu layak untuk digunakan.
keterampilan proses sains didapatkan 61,8% pada kegiatan 1, 83,9 % pada kegiatan 2, dan 84,8 % pada kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses
2. Respon (Keterbacaan) Siswa Respon (keterbacaan) LKS IPA dilihat
sains yang diperoleh dengan menggunakan LKS
dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian
yaitu 3,28 dengan kategori sangat baik. Hal ini
dan kegrafisan. Hasil respon oleh
menunjukkan
siswa
LKS
dapat
digunakan
untuk
diperoleh nilai sangat baik (A) pada dua aspek
meningkatkan keterampilan proses sains siswa
yaitu kelayakan isi dan penyajian dan nilai baik
karena LKS dapat mengarahkan siswa untuk
(B) pada dua aspek yang lain yaitu kebahasaan
melakukan keterampilan proses sains.
dan kegrafisan. Dari hasil respon siswa, maka LKS IPA layak untuk digunakan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. LKS IPA yang telah dikembangkan “layak”
3. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Data
hasil
pretest
dan
posttest
digunakan dilihat dari penilaian dosen ahli
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan
materi, dosen ahli media, dan dua guru IPA
proses sains siswa dari 12 orang siswa yang
menghasilkan
tuntas saat pretest menjadi 28 orang siswa yang
pengembangan pada kategori sangat baik.
tuntas saat posttest dengan KKM IPA sebesar 65.
2. LKS IPA yang telah dikembangkan “layak”
Data hasil observasi keterampilan proses
digunakan dilihat dari respon (keterbacaan)
sains siswa ditunjukkan pada Tabel 2. No
KPS
1 2 3 4 5 6
Observasi Pengukuran Klasifikasi Komunikasi Hipotesis Kesimpulan Interpretasi 7 data Rata-rata Rata-rata %
LKS
hasil
siswa terhadap LKS dengan menghasilkan
Keg 2
Keg 3
2,97 3,25 1,69 3,61 2,97
3,49 3,19 3,65 3,35 3,46 3,51
3,56 3,90 3,78 -
3
3,67
3,12
Rata- Skor rata maks Nilai 3,34 4 A 3,54 4 A 3,45 4 A 2,52 4 B 3,62 4 A 3,24 4 A A 3,26 4
2,91 61,08
3,47 83,9
3,59 84,8
3,28 76,59
Keg 1
kualitas
4 100
A
kualitas LKS hasil pengembangan pada kategori sangat baik pada dua aspek yaitu kelayakan isi dan penyajian dan kategori baik pada dua aspek lain yaitu kebahasaan dan kegrafisan. 3. LKS
IPA
meningkatkan
yang
dikembangkan
keterampilan
proses
dapat sains
dalam pembelajaran IPA dengan peningkatan Berdasarkan
hasil
observasi,
secara
keseluruhan keterampilan proses sains mengalami peningkatan dari kegiatan 1, kegiatan 2, dan 1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
dari 12 orang menjadi 28 orang siswa yang tuntas dengan KKM 65 dan lembar observasi
Pengembangan Lembar Kegiatan….... (Dewi Astuti) 7
keterampilan
proses
sains
sebesar
3,28
dengan kategori sangat baik.
4. Alat dan bahan dalam kegiatan pembelajaran dipersiapkan dengan matang, karena dalam setiap sekolah memiliki kelengkapan alat-alat
Saran
laboratorium
Mengingat memiliki
dalam
banyak
penelitian
ini
kekurangan,
masih peneliti
yang
berbeda-beda
dan
terkadang alat-alat tersebut kurang tertata karena tidak adanya laboran.
menyarankan beberapa hal untuk pengembangan LKS IPA terpadu kedepan, antara lain: 1. Bila memungkinkan tahap pengembangan LKS dilakukan sampai disseminate sehingga LKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar di beberapa sekolah tidak hanya pada sekolah tempat penelitian. 2. Pada penelitian R & D selanjutnya dalam penilaian LKS oleh Guru IPA sebaiknya minimal tiga orang untuk mengantisipasi jika dua orang menilai sangat berbeda (sangat baik dan buruk), maka penilaian satu orang guru yang lain dapat menjadi penengah perbedaan
DAFTAR PUSTAKA
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Secara Terpadu. Jakarta: Kemendiknas Masnur Muslich. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
nilai tersebut. 3. Setiap observer sebaiknya mengobservasi 6 – 8 siswa agar hasil observasi maksimal dan sebaiknya jumlah siswa dalam satu kelas maksiml 30 untuk keefektifan belajar siswa.
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.