PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KINERJA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
(Tesis)
Oleh
Maria Desi Kurniawaty
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KINERJA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh Maria Desi Kurniawaty
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan keefektivan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D) oleh Borg & Gall. Populasi pada penelitian ini siswa kelas IV sebanyak 228 orang di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling sebanyak 25 siswa kelas IVB SD Negeri Bumi Agung dan 32 siswa kelas IV SD Negeri Sumur Kumbang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket analisis kebutuhan, angket validasi ahli, lembar pengamatan kinerja siswa, dan angket respon guru. Data dianalisis menggunakan rumus Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap item pada instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar yang telah divalidasi oleh tim ahli dinyatakan layak digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik atau keterampilan siswa dan produk instrumen penilaian berbasis kinerja efektif memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Kata kunci: instrumen penilaian kinerja, pembelajaran tematik, sekolah dasar
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF AN INSTRUMENT ASSESSMENT BASED PERFORMANCE ON LEARNING THEMATIC STUDENTS CLASS 4 PRIMARY SCHOOL By Maria Desi Kurniawaty
The purpose of this research are knowing feasibility and the effectiveness of the assessment instrument based on performance on learning thematic students class 4 of primary school. This research method used the Research & Development (R & D) by Borg & Gall. Population in this study were 228 of primary school students class IV in Cengkih cluster of Kalianda subdistrict South Lampung district. Samples were taken by using cluster sampling technique as many as 25 of primary school students IVB grade of SD Negeri Bumi Agung and 28 of primary school students IV grade of SD Negeri Sumur Kumbang. Data collecting techniques used is test, the researcher used the needs analysis, expert validation, student performance observation sheets, teacher response and student response questionnaires. The data were analyzed by using t test formulas. The research results show that each item on an assessment instrument based on performance on learning thematic students class 4 of primary school that have been validated by a team of experts announced eligible used to measure aspects psychomotor or student skills, and products instruments based this assessment performance effective it is reliable has a very high. Keywords: instrument assesment performance, learning thematic, primary school
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KINERJA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
Maria Desi Kurniawaty Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN
Pada Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Keguruan Guru SD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
Iudul Tesis
Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Nama Matrasiswa
${gffia{}esi Qmtatrctl
No. PokokMahasiswa
1523053001
Pmgram Studi
Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar
Fakultas
Keguruqn,daii' tlritu.Ppadidikan
Pembimbing II,
--" :,, : .-, \
'r!-
ea-i46;
-
l-\-
',:,
\
" . ,.,..*.".--*-'-
Dr. Lilik Sabdaningtyasr, M.Pd. NrP 19s61005 198303 2002
.]
]
-_
Dr. Ar"win Surbaktin l}f,Si. NIP 19580424 t985A3 t O02
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Ketua Program Studi
I)r. Riswanti Biili, M.Si.
I)r. Alben Ambarita, M.Pd. NIP 19570711 198503 r 004
NIP 19600328
198603
2002
MENGESAHKAN
l-
Tim Penguji l
Dr. Lilik Sabdaningtya$, M.Pd.
Kehra
Sekretaris
Penguji Anggota
Pascasarjana
$udjarwo, M.S. 30528 198103 I 002
4.
Tanggal LulusUjian :20 Juli 2017
ST]RAT PERIYYATAAI\I
Sr5na
ymg b€rtanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan dengan sebenarnya
Hwa:
l.
Tesis dengan judul "Pengembangan Intrumen Penilaian Berbasis Kinerja
pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah l)asaf'adalah karya saya sendiri dan sayatidakmelakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya
penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiatisme.
2.
Hak intelektual atas karya ilmiah diserahkan sepuhnya kepada Universitas I^ampung.
Arrs pernyataan ini, apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya Hidakbenaran, syo bersedia menanggung akibat dan sangsi yang diberikan kepada ralla, saya berssedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung 17
NPM 1523053001
Juli20l7 t
RIWAYAT HIDUP
Maria Desi Kurniawaty lahir di Klaten Jawa Tengah pada 4 Desember 1990, sebagai putri pertama dari dua bersaudara buah hati Bapak Agustinus Lagino dan Ibu Katarina Titik Budiati serta memiliki
adik
yang
bernama
Elisabeth
Sari
Setyawati.
Pendidikan awal dimulai di TK Xaverius Kalianda pada tahun 1994. Pada tahun 1996- 1998 bersekolah di SD N 3 Way Urang Kalianda, dan melanjutkan sekolah di SD N 1 Way Urang Kalianda lulus pada tahun 2002. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalianda lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada tahun 2008, kemudian menempuh pendidikan S1 di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008. Melalui tes masuk program Pasca Sarjana Universitas Lampung pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan S2 pada Program Studi MKGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, dengan penuh rasa syukur saya persembahkan tulisan ini kepada : Orang tua ku Bapak Agustinus Lagino dan Ibu Katarina Titik Budiati yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungannya Suami ku Ignatius Andy Priya Puspito Anak ku Maximilian Airee Yoga Pangestu Adik yang ku sayangi Elisabeth Sari Setyawati Almamater tercinta Universitas Lampung
MOTTO
"UNTUK SEGALA SESUATU ADA MASANYA, UNTUK APAPUN YANG DI BAWAH LANGIT ADA WAKTUNYA."(PENGKOTBAH 3:1).
“MINTALAH MAKA AKAN DIBERIKAN KEPADAMU; CARILAH, MAKA KAMU
AKAN
MENDAPATKAN;
KETUKLAH
MAKA
PINTU
AKAN
DIBUKAKAN BAGIMU. KARENA SETIAP ORANG YANG MEMINTA, MENERIMA DAN SETIAP ORANG YANG MENCARI MENDAPAT DAN SETIAP ORANG YANG MENGETUK, BAGINYA PINTU DIBUKAKAN”. (MATIUS 7 : 7-8)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
tesis
yang
berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar magister pendidikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa, kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung, yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan secara akademik dalam menempuh pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan secara akademik dalam menempuh pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung 3. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., Direktur Pasca Sarjana Universitas Lampung, yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung. 4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memfasilitasi dan memberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan pasca sarjana Universitas Lampung. 5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Keguruan Guru SD selaku pembahas dan Tim Uji Ahli Materi yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. 6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembimbing I atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan tesis ini. 7. Bapak Dr. Arwin Surbakti, Msi., selaku pembimbing II atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan tesis ini. 8. Bapak Dr. Hi. Edi Purnomo, M.Pd selaku Tim Uji Ahli Evaluasi atas kesediaan dan keikhlasannya untuk meluangkan waktunya memberikan bimbingan tambahan dalam proses penyusunan tesis. 9. Ibu Dr. Siti Samhati, M.Pd selaku Tim Uji Ahli Bahasa atas kesediaan dan keikhlasannya untuk meluangkan waktunya memberikan bimbingan tambahan dalam proses penyusunan tesis. 10. Segenap dosen Magister Keguruan Guru SD Universitas Lampung yang senantiasa mendidik dan membimbing penulis selama menempuh perkuliahan. 11. Ibu Ernawati Saleh, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Bumi Agung dan Ibu Fitriani Syarif, S.Pd.SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Sumur Kumbang yang dengan kerendahan hati memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada penulis. 12. Segenap dewan guru di SD Negeri Bumi Agung dan SD Negeri Sumur Kumbang yang telah memberikan waktu, tenaga serta ijin guna membantu menyelesaikan penyusunan tesis ini. 13. Peserta didik kelas IV di SD Negeri Bumi Agung dan SD Negeri Sumur Kumbang, yang bersedia sebagai subjek penelitian. 14. Kedua orang tua, bapak Agustinus Lagino dan ibu Katarina Titik Budiati yang senantiasa mendoakan, mendukung, memberikan semangat dan menginspirasi dalam setiap langkah hidupku. 15. Bapak Stefanus Abi Kundadi dan Ibu Martha Ani Purwandari selaku mertua ku
yang setia dalam doa dan memberikan dukungannya kepada penulis. 16. Suami tercinta Ignatius Andy Priya Puspito yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan cintanya di setiap saat. 17. Putra ku terkasih Maximilian Airee Yoga pangestu yang selalu menjadi jiwa dan penerang hidupku. 18. Adik-adik dan keponakan ku Elisabeth, Nadia, Yones, Adi, Prastowo, Bimo, Ashleyn yang selalu menyemangati dalam pembuatan tesis ini. 19. Sahabat ku terkasih Chatarina Dyah Puspa yang senantiasa mendukung, memberikan semangat dan mendengarkan setiap keluh kesah dan kebahagiaan yang penulis rasakan selama ini. 20. Segenap teman-teman MKGSD yang telah bersama-sama dari awal perkuliahan, terkhusus Yulita Dwi lestari, Deviyanti Pangestu, Ysiyar Jayantri, Chelsi Yuliana Surbakti, Devi Andriyanti, dan Irmayati yang selalu setia menemani hari-hari ku selama menempuh pendidikan S2. 21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas tesis ini di masa mendatang sangat penulis harapkan.
Bandar Lampung, 17 Juli 2017 Penulis,
Maria Desi Kurniawaty NPM 1523053001
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. …1 B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4 D. Rumusan Masalah ............................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 7 H. Spesifikasi Produk yang Diharapkan.................................................... 7 II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 9 A. Kurikulum 2013 ................................................................................... 9 1. Pengertian Kurikulum 2013.............................................................. 9 2. Implementasi Kurikulum 2013 ....................................................... 11 3. Penilaian Kurikulum 2013 .............................................................. 15 B. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ............................................... 18 1. Pengertian Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja .......................... 18 2. Perbandingan Penilaian Kinerja dengan Tes Konvensional ........... 20 3. Langkah-langkah Penilaian Berbasis Kinerja ................................. 21 4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Berbasis Kinerja ................. 22 5. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ................... 23 C. Pembelajaran Tematik di SD .............................................................. 27 1. Pengertian Pembelajaran Tematik .................................................. 27 2. Manfaat Pembelajaran Tematik ...................................................... 29 3. Prinsip Pembelajaran Tematik ........................................................ 30 4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ....................... 32 5. Cara Menilai Pembelajaran Tematik dengan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja .............................................................. 33 6. Tema 8. Tempat Tinggalku............................................................. 35 D. Penelitian yang Relevan .................................................................... 35
E. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 42 F. Hipotesis ............................................................................................. 44 III. METODE PENELITIAN ................................................................... 45 A. Metode Penelitian .............................................................................. 45 B. Prosedur Pengembangan .................................................................... 46 C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 52 D. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 52 1. Populasi Penelitian.......................................................................... 52 2. Sampel Penelitian ........................................................................... 53 E. Definisi Konsep dan Operasional Variabel ........................................ 53 1. Definisi Konsep Variabel ............................................................... 53 2. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 54 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 55 G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 55 H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 56 1. Uji Validitas Instrumen................................................................... 56 2. Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................... 57 3. Uji Hipotesis ................................................................................... 58 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 60 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 60 1. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal)..................... 60 2. Hasil Perencanaan .......................................................................... 62 3. Hasil Pengembangan Draft Produk ............................................... 64 4. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ..................................................... 68 5. Hasil Uji Coba Lapangan Utama ................................................... 72 B. Pembahasan ....................................................................................... 76 1. Kelayakan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ......................... 76 2. Efektivitas Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ......................... 79 3. Kelebihan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja. 81 4. Keterbatasan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ........................................................................................... 82 5. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 83 V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 84 A. Kesimpulan ........................................................................................ 84 B. Implikasi ............................................................................................ 85 C. Saran .................................................................................................. 86 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 88 LAMPIRAN ............................................................................................... 94
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Perbandingan antara penilaian kinerja dengan tes konvensional ............... 21 3.1 Perhitungan Jumlah Populasi ..................................................................... 53 3.2 Tabel Indeks r11 .......................................................................................... 58 4.1 Rekapitulasi Angket Kebutuhan ................................................................ 61 4.2 Distribusi Materi Instrumen Penilaian ....................................................... 63 4.3 Distribusi Penugasan Kinerja ..................................................................... 64 4.4 Distribusi Kategori Guttman ...................................................................... 66 4.5 Hasil Validasi Ahli ..................................................................................... 66 4.6 Catatan Perbaikan/ Masukan Validasi Ahli ............................................... 67 4.7 Analisis Data Hasil Kelompok Uji Coba Lapangan Awal ......................... 69 4.8 Rekapitulasi Uji Validitas InstrumenUji Coba Lapangan Awal ................ 70 4.9 Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Lapangan Awal .............................. 71 4.10 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Uji Coba Lapangan Utama ........... 73 4.11 Hasil Uji Coba Lapangan Utama ............................................................. 75 4.12 Hasil Angket Respon Guru Uji Coba Lapangan Utama .......................... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................................... 43 3.1 Skema Tahapan Model Pengembangan Menurut Borg & Gall ................. 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Surat-Surat .............................................................................................. 94 1.1. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 95 1.2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................... 97 1.3. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................... 98 2. Kisi-kisi dan Angket Kebutuhan ............................................................. 99 2.1. Kisi-kisi Angket Kebutuhan ............................................................ 99 2.2. Angket Kebutuhan ........................................................................... 100 3. KD dan Indikator Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ........................ 102 4. Kisi-kisi dan Hasil Angket Validasi Ahli ................................................ 104 4.1 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi .............................................. 104 4.2 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Evaluasi........................................... 104 4.3 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa ............................................. 105 4.4 Hasil Validasi Ahli Materi ................................................................ 106 4.5 Hasil Validasi Ahli Evaluasi ............................................................. 106 4.6 Hasil Validasi Ahli Bahasa ............................................................... 108 5. RPP .......................................................................................................... 110 6. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ...................................... 156 7. Lembar Pengamatan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja ................... 160 8. Kisi-kisi dan Hasil Angket Respon Guru ................................................ 168 8.1 Kisi-kisi Angket Respon Guru ......................................................... 168 8.2 Hasil Angket Respon Guru ............................................................... 169 9. Tabulasi Data ........................................................................................... 171 9.1. Tabulasi Uji Coba Lapangan Awal.................................................. 171 9.2. Tabulasi Uji Coba Lapangan Utama Kelompok Siswa Berkemampuan Tinggi .................................................................... 173 9.3. Tabulasi Uji Coba Lapangan Utama Kelompok Siswa Berkemampuan Rendah .................................................................. 179 10. Validasi .................................................................................................. 186 10.1 Validasi Uji Coba Lapangan Awal ................................................. 186
10.2 Validasi Uji Coba Lapangan Utama ............................................... 188 11. Reliabilitas ............................................................................................. 193 12. Uji Hipotesis .......................................................................................... 198 13. Foto-foto ................................................................................................ 199
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, sebagaimana tertulis dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa perubahan kurikulum yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan yang saat ini digunakan adalah 2013 atau yang sering disebut dengan istilah Kurikulum 13. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Titik penekanan pokok pada kurikulum saat ini atau Kurikulum 2013 yaitu bertujuan untuk mendorong siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
2
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki keberhasilan pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan jauh lebih baik. Siswa di Sekolah Dasar pada dasarnya merupakan individu yang berkembang. Dalam hal ini pendidikan maupun pembelajaran sangat dominan memberikan kontribusi untuk membantu dan mengarahkan perkembangan siswa supaya menjadi positif dan optimal. Untuk mencapai keberhasilan pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keteram maka proses pembelajaran haruslah dirancang oleh guru baik dalam penyusunan bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Namun faktanya, keberhasilan pendidikan selama ini lebih banyak diukur dari penilaian yang berkaitan dengan kompetensi pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan mendominasinya pelaksanaan tes formatif, tes sumatif, bahkan Ujian Nasional dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil test) yang hanya mampu memberikan informasi mengenai pemahaman konsep siswa semata. Pelaksanaan penilaian yang hanya terfokus pada satu kompetensi tidak dapat menggambarkan kemampuan siswa secara objektif, akurat, dan menyeluruh. Penilaian yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan hendaknya memperhatikan karakteristik perkembangan siswa seperti pada siswa di kelas rendah yang berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa, sedangkan di kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip penerapannya.
3
Berdasarkan karakteristik perkembangan siswa tersebut dapat dikembangkan penilaian kompetensi keterampilan berpikir kreatif pada Kurikulum 2013 melalui penilaian kinerja yang merupakan penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kinerja yang ditunjukkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Penilaian kinerja sangat penting dalam pembelajaran karena dapat melihat kemampuan dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses pembelajaran berakhir. Instrumen penilaian kinerja terdiri atas kisi-kisi, lembar kegiatan siswa, rubrik, lembar pengamatan dan pedoman penskoran. Dengan adanya instrumen penilaian berbasis kinerja, siswa diharapkan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan dipersiapkan sesuai dengan panduan penilaian. Sebagian besar guru dalam penilaian penugasan praktik atau mendemonstrasikan sesuatu tidak memberikan penilaian berdasarkan kinerja yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengungkap bahwa alasan guru tidak melaksanakan penilaian kinerja karena guru tidak memahami penilaian kinerja (Wulan 2007; Amelia dkk., 2015; Novalia dkk., 2015; Oktriawan dkk., 2015). Fakta tersebut juga didukung hasil penyebaran angket kebutuhan yang dilakukan di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan mengenai instrumen penilaian berbasis kinerja dengan responden sebanyak 12 guru. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan, diperoleh bahwa semua guru menyatakan penilaian yang ada belum dapat memotivasi siswa untuk mengikuti
4
proses pembelajaran, kurang memadainya mengenai ketersediaan instrumen penilaian untuk menilai pembelajaran tematik, kesulitan dalam membuat instrumen penilaian kinerja. Selain itu semua guru menyatakan tidak paham mengenai instrumen penilaian kinerja dan sebanyak 100% guru menjawab bahwa perlu dilakukan pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar, hasil analisis kebutuhan dapat dilihat pada bab IV halaman 61. Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Penilaian yang sudah ada belum dapat memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Kurang memadainya ketersediaan instrumen penilaian kinerja untuk menilai pembelajaran tematik. 3. Guru kesulitan dalam membuat instrumen penilaian kinerja. 4. Guru tidak paham mengenai instrumen penilaian kinerja
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian yang dikembangkan berbasis kinerja.
5
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kelayakan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar? 2. Bagaimanakah keefektifan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar?
E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi mengenai pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kelayakan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar. 2. Mengetahui keefektifan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak–pihak yang berkepentingan, di antaranya sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan acuan untuk menilai kinerja siswa dalam proses kegiatan
6
belajar mengajar terutama pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar. b. Manfaat Praktis 1. Bagi guru Adapun manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat digunakan untuk menilai keterampilan siswa pada saat proses pembelajaran. Selain itu dijadikan sebagai contoh dalam pembuatan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar. 2. Bagi siswa Adapun manfaat penelitian ini bagi siswa, yaitu siswa dapat mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai oleh guru sehingga siswa lebih bersungguhsungguh dalam melaksanakan proses pembelajaran. 3. Bagi sekolah Adapun manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu menjadi suatu sumbangan pemikiran dalam sistem penilaian kinerja siswa dan dapat pula dijadikan acuan bagi sekolah dalam pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja yang untuk diterapkan dalam sistem penilaian siswa. 4. Bagi peneliti lain Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu dapat dijadikan sebagai acuan mengenai instrumen penilaian berbasis kinerja.
7
G. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan dalam penelitian ini adalah pengembangan instrumen berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar. 2. Instrumen penilaian berbasis kinerja di susun untuk menilai kegiatan pembelajaran kelas IV SD dengan standar penilaian Kurikulum 2013 pada tema 8 Tempat Tinggalku sub tema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku. 3. Penelitian ini dibatasi lokasinya hanya pada SD yang memakai Kurikulum 2013 di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
H. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah instrumen penilaian berbasis kinerja. Instrumen penilaian yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan menghasilkan suatu produk. Instrumen penilaian berbasis kinerja yang dikembangkan sesuai dengan KI dan KD yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Adapun isi pada produk instrumen penilaian berbasis kinerja meliputi: 1. Petunjuk untuk pengguna menerangkan pengertian instrumen penilaian berbasis kinerja, sasaran pengguna, pemaparan topik serta penjelasan dari sub bagian dari produk ini.
8
2. Lembar penugasan kinerja siswa berisikan tentang materi, alokasi waktu pengerjaan dan penugasan kinerja pada bagian ini guru menekankan siswa untuk memahami materi dan langkah pengerjaan penugasan terlebih dahulu sehingga dalam pelaksanan penugasan kinerja dapat dilakukan dengan mudah dan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. 3. Lembar pengamatan intrumen penilaian berbasis kinerja berisikan tentang aspek penilaian kompetensi keterampilan, lembar pengamatan guru harus membaca pernyataan aspek penilaian dan rubrik dengan cermat dan teliti sebelum melakukan penilaian, mengisi identitas dengan lengkap sebelum melakukan penilaian dan memberikan tanda ceklist(√) pada kolom jika memenuhi aspek penilaian.
4. Kisi-kisi menjelaskan tentang kompetensi dasar (KD), indikator, tingkat pencapaian, materi serta butir soal penugasan kinerja pada mata pelajaran tertentu. 5. Rubrik memaparkan deskripsi aspek kompetensi keterampilan yang akan dinilai dan diamati oleh guru. 6. Pedoman penskoran berisikan tentang rumus penghitungan nilai keterampilan kinerja serta keterangan skor maksimal yang diperoleh masing-masing individu siswa selama melakukan proses pembelajaran. 7. Daftar pustaka berisi pustaka atau daftar buku-buku referensi yang digunakan dalam menyusun panduan instrumen penilaian ini. Untuk menghasilkan instrumen penilaian berbasis kinerja yang layak maka perlu memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, poin (19) menyebutkan bahwa kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan siswa. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sama halnya kurikulum yang dipakai di Indonesia saat ini yakni kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum 2013 dikembangkan
10
atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam kurikulum 2013 pembelajaan yang dilakukan guru dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat serta pengalaman belajar langsung siswa sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal siswa. Pengalaman belajar langsung individual siswa menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh siswa menjadi hasil kurikulum. Menurut Mulyasa (2013: 6-7), Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Tjahjono (2013: 1), “Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis pada pengembangan kompetensi siswa”. Pendidikan karakter dan pengembangan kompetensi dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
11
Dari pengertian dan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
2. Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan rinci. Menurut Hidayat (2013: 158) menjelaskan bahwa “implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan dalam kurikulum kepada peserta didik agar dapat menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat kompetensi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa masing-masing.” Mulyasa (2013: 99) menjelaskan bahwa “implementasi kurikulum merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter siswa”. Implementasi kurikulum akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran yakni bagaimana agar isi kurikulum dapat dikuasai oleh siswa secara tepat dan optimal. Dalam hal ini, tugas guru dalam implementasi kurikulum adalah mengondisikan dan memfasilitasi lingkungan belajar agar dapat memberikan kemudahan belajar siswa, sehingga siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kaitannya dalam mengupayakan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013, dalam pembelajaran implementasi Kurikulum 2013 harus mengacu pada
12
Standar Proses yang tertera dalam Standar Nasional Pendidikan. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menuliskan bahwa, “sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.” Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, “proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya.” Dengan demikian, proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam menyukseskan implementasinya, pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menurut Mulyasa (2013: 126) mencakup: 1) Kegiatan Awal atau Pembukaan a. Pembinaan Keakraban, bertujuan untuk mengkondisikan siswa agar mereka siap melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini siswa perlu diperlakukan sebagai individu yang memiliki persamaan dan perbedaan individual, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru sebagai fasilitator dan siswa serta antar siswa dengan peserta didik.
13
b. Pretes (tes awal), yang berfungsi untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar, untuk mengetahui tingkat kemajuan sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan, selain itu untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa mengenai bahan ajaran. 2) Kegiatan Inti Yaitu tahap pelaksanaan tugas bagi seorang guru dalam menyalurkan ilmu pengetahuan agar tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan inti mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi dan karakter siswa, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam kegiatan inti ini guru, menggunakan model, metode, media, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik guru dan mata pelajaran. 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan kegiatan evaluasi, secara bersama menemukan manfaat dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; yang tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yang harus dialami oleh siswa, yaitu: a. Mengamati (melakukan observasi) Dalam kegiatan observasi, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. b. Menanya Menanya pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan pertanyaan dari hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak baik berupa fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
14
abstrak. Kegiatan bertanya dimaksudkan juga agar siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahunya. Pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka ajukan akan dijadikan dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber-sumber belajar yang telah ditentukan oleh guru. c. Mengumpulkan informasi/ eksperimen Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. d. Mengasosiasikan/ mengolah informasi Informasi yang terkumpul ini selanjutnya akan dijadikan fondasi untuk kegiatan berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada akhirnya peserta didik akan menemukan suatu keterkaitan antara satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. e. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan merupakan kegiatan terakhir dalam kegiatan inti. Dalam tahap ini siswa melakukan seperti membuat tulisan atau bercerita tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
15
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar kelompok maupun siswa itu sendiri. Berdasarkan definisi serta uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum 2013 adalah suatu penerapan ide, konsep, dan kebijakan dari kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga siswa menguasai seperangkat kompetensi tertentu yang dalam menyukseskan implementasi pelaksanaan pembelajarannya mencakup kegiatan awal atau pembukaan, inti dan penutup serta terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yang harus dialami oleh siswa melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasi/ mengolah informasi dan mengkomunikasikan.
3. Penilaian Kurikulum 2013 Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penegasan itu tertulis pada PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 63, ayat (1). Kemudian pada ayat (2) disebutkan bahwa teknik penilaian dapat berupa tes tertulis, obserasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan
16
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: 1. Penilaian otentik, yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menilai mulai dari input, proses, dan output pembelajaran. 2. Penilaian diri, yang dilaksanakan sendiri oleh siswa. 3. Penilaian berbasis portofolio, yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam maupun di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. 4. Ulangan, yang dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa. 5. Ulangan harian, yang dilaksanakan secara periodik untuk menilai kompetensi siswa setelah menyelesaikan satu KD atau lebih. 6. Ulangan tengah semester, yang dilaksanakan oleh guru untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran selama setengah semester. 7. Ulangan akhir semester, yang dilaksanakan oleh guru untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa di akhir semester. 8. Ujian Tingkat Kompetensi, yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. 9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi, yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi 10. Ujian Nasional, yang dilaksanakan secara nasional guna mengukur kompetensi tertentu yang dicapai siswa dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) 11. Ujian Sekolah/Madrasah, yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan guna mengukur pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN. Dalam Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa teknik
17
dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut: 1. Sikap, guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui: a) Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b) Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c) Penilaian antar siswa, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa. d) Jurnal, merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 2. Pengetahuan, guru menilai kompetensi pengetahuan melalui: a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 3. Keterampilan, guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan: a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini, guru melakukan kegiatan pelaporan hasil penilaian peserta didik, meliputi:
18
1. Nilai atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu. Laporan hasil penilaian oleh guru disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan. 2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas. Dari penjabaran mengenai penilaian kurikulum 2013 di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar siswa merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan baik pada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
B. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja 1. Pengertian Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja Penilaian merupakan kegiatan yang mencangkup semua proses pembelajaran. Kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik siswa saja, tetapi juga menyangkut karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk siswa dapat berupa
19
metode dan prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang siswa. Menurut Tim Penyusun (2013) penilaian kinerja merupakan penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio Penilaian kinerja pun digunakan untuk menguji skill dan kompetensi pada demonstrasi tertentu, yang mengaplikasikan skill dan pengetahuan. Sedangkan menurut Sa’dijah (2009: 93) menyatakan penilaian kinerja sebagai penilaian yang memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan jawaban yang telah tersedia. Richard Sittings sebagaimana dikutip oleh Ataç (2012: 10) “performance assessments call upon the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that is, to apply the skills and knowledge they have mastered”.
Pengertian di atas dipertegas oleh Kunandar (2013: 257) bahwa penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Instrumen penilaian kinerja dikembangkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilanya mengenai berbagai situasi nyata dalam konteks tertentu. Instrumen penilaian kinerja memberikan lebih banyak kesempatan guru untuk mengenali siswa, karena tidak sedikit siswa yang kurang berhasil dalam tes objektif atau tes uraian tidak kreatif. Instrumen penilaian kinerja memungkinkan guru untuk mengamati kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu pembelajaran berakhir.
20
Dengan demikian akan diperoleh informasi tentang bagaimana siswa berintegrasi dengan lingkungan selama proses pembelajaran. Instrumen penilaian kinerja pada implementasinya dilakukan berdasarkan kinerja proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh siswa. Jadi, ketika menggunakan instrumen penilaian kinerja, guru dimungkinkan tidak hanya mengukur hasil belajar, namun juga proses pembelajaran. Sari (2010: 3-4) menyatakan penilaian kinerja diwujudkan berdasarkan “empat asumsi” pokok, yaitu: (1) Penilaian kinerja yang didasarkan pada partisipasi aktif siswa; (2) Tugastugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran; (3) Penilaian tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri; (4) Dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa akan terbuka dan aktif berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian kinerja adalah suatu alat untuk menguji siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mengenai berbagai situasi nyata, dimana kinerja individu ini merupakan performasi maksimal yang ditunjukkan sebagai akibat dari suatu proses dan hasil belajar.
2. Perbandingan Penilaian Kinerja dengan Tes Konvensional Menurut Muslich, (2007: 125) penilaian berbasis kinerja jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian kinerja memiliki beberapa penekanan seperti yang di tunjukan pada tabel berikut ini:
21
Tabel 2.1 Perbandingan antara penilaian kinerja dengan tes konvensional Penilaian Kinerja Mementingkan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa yang baru Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremediasi perfomansi siswa dan memetakan kemajuan siswa sepanjang waktu Memfokuskan pada unjuk kerja siswa
Tes Konvensional Lebih mengutamakan pemahaman konsep siswa
Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat, pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk siswa dalam jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok siswa Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremediasi perfomansi siswa tetapi hanya untuk soal urain terbuka (open ended) Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran
3. Langkah-langkah Penilaian Berbasis Kinerja Dalam penilaian kinerja (performance) dapat menggunakan dua kemungkinan instrumen, yaitu daftar cek (checklist) dan skala rentang (rate scale). Menurut Hutabarat (2004: 17).langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat penilaian kinerja adalah: 1) identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir; 2) menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; 3) mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati; 4) mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati; 5) bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat penilaian kinerja adalah: 1) melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik);
22
2)menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang terbaik; 3) membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria-kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas; 4) mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati; 5) kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain. Sedangkan menurut Mulyasa (2013: 145-146) penilaian kinerja dapat dilakukan secara efektif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tetapkan penugasan kinerja yang akan dinilai. 2. Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari masing-masing mata pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah ditetapkan. 3. Tentukan pekerjaan siswa yang mencakup semua elemen kinerja yang dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4. Buat semua daftar, alat dan gambar yang diperlukan siswa untuk mengerjakan penilaian. 5. Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk siswa. 6. Siapkan sistem penskoran (skoring).
4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Berbasis Kinerja Dalam penilaian kinerja (performance) ditemukan kelebihan dan kekurangannya. Wulan (2007: 382) menyatakan penilaian kinerja memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan dari penilaian kinerja adalah: 1. Sangat menuntut waktu dan usaha dari guru 2. Pertimbangan (judgement) dan scoring sifatnya subjektif 3. Reliabilitas penilaiannya rendah jika dibandingkan dengan teknik penilaian yang lainnya. Sedangkan kelebihan penilaian kinerja menurut Wulan sebagai berikut: 1. Siswa diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan proses 2. Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi secara langsung 3. Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan lisan dan keterampilan-keterampilan 4. Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan dikerjakan 5. Menilai outcomes pembelajaran dan keterampilan-keterampilan kompleks;
23
6. Memberi motivasi yang besar bagi siswa 7. Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan nyata. Menurut Kusrini (2002: 6) salah satu kelebihan lain dari penggunaan penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri daripada dengan orang lain. Melalui penilaian kinerja, siswa lebih mendapat pemahaman tentang apa yang mereka ketahui serta apa yang telah mereka kerjakan. Penilaian kinerja juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi semua kemampuan yang dimilikinya dalam menyelesaikan masalah yang telah mereka hadapi. Hal tersebut dikarenakan dalam penilaian kinerja tidak ada jawaban benar atau salah, sehingga sedikit demi sedikit dapat mengurangi ketakutan siswa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai tugas untuk memperlihatkan kemampuan dan keterampilannya dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Namun, dalam proses penilaian kinerja penilaian bersifat subjektif, sehingga akan menyebabkan hasil penilaian memiliki reliabilitas rendah. Subjektifitas dalam pelaksanaan penilaian kinerja ini dapat diminimalkan dengan membuat panduan penilaian.
5. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja Penilaian merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Penilaian dapat diartikan sebagai pengumpulan informasi hasil belajar untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Alat ukur yang sering digunakan dalam penilaian hasil belajar adalah tes dan non tes. Agar memperoleh informasi atau data yang akurat, alat ukur yang digunakan harus memiliki bukti-bukti kesahihan dan keandalan. Sehingga peningkatan kualitas penilaian hasil belajar memerlukan alat ukur yang sahih dan handal (valid dan reliabel).
24
Pada lampiran Permendiknas Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Bab VII instrumen penilaian pasal 14 point 2 disebutkan bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Persyaratan substansi adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai. Persyaratan konstruksi adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Persyaratan bahasa adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Karena itu diperlukan penganalisisan instrumen sebelum dan sesudah instrumen digunakan untuk memenuhi persyaratan dimaksud dan mengetahui berfungsi tidaknya suatu instrumen yang digunakan. Surapranata (2004: 1) mengatakan analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu analisis kualitatif (qualitatif control) dan analisis kuantitatif (quantitatif control). Analisis kualitatif sering pula dinamakan validitas secara logis (logical validity) yang dilakukan sebelum soal digunakan untuk melihat berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis kuantitatif sering pula dinamakan sebagai validitas empiris (empirical validity) untuk melihat lebih berfungsinya sebuah soal setelah soal itu di ujicobakan kepada sampel yang representatif. Rasyid (2007: 9) mengatakan “bahwa kesahihan alat ukur dapat dilihat dari kisi-kisi alat ukur. Kisi-kisi ini berisi tentang materi yang diujikan, bentuk soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot soal dan cara penskoran”. Hasil pengukuran yang baik seharusnya memiliki tingkat kesalahan sekecil mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan dengan kehandalan (reliabilitas) alat ukur. Suatu alat ukur yang baik memberikan hasil yang konstan bila
25
digunakan berulang-ulang, asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah. Jika dihubungkan alat pengumpul data pada suatu penelitian, Sukmadinata (2008: 228) mengatakan “persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian minimal ada dua macam yaitu validitas dan reliabilitas”. Dari uraian di atas instrumen penilaian dapat dikatakan dapat memenuhi aspek kelayakan apabila memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik yang telah diujikan baik sampel skala kecil maupun skala luas. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja antara lain: generalizability atau keumuman, authenticity atau keaslian/nyata, muliple focus (lebih dari satu fokus), fairness (keadilan), teachability (bisa tidaknya diajarkan), feasibility (kepraktisan), Scorability atau bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor (Popham, 1995: 147). Penerapan instrumen penilaian berbasis kinerja diharapkan dapat mendorong siswa lebih kreatif dalam belajar, menemukan cara belajarnya sendiri, mampu mengintegrasikan apa yang sudah dipelajari, meningkatkan kemampuan analitis dan praktis siswa serta meningkatkan kolaboratif dengan peserta didik lainnya. Menurut Muslich (2011: 126) instrumen penilaian berbasis kinerja dapat dikembangkan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menetapkan tujuan. 2. Memilih jenis tugas/kegiatan 3. Menulis tugas kinerja, terdiri dari membuat konteks, menuliskan petunjuk, menentukan audien, mengembangkan kriteria kinerja.
26
4. Membuat rubrik kinerja, terdiri dari rubrik dengan daftar cek (checklist) dan rubrik dengan skala penilaian (rating scale). Penilaian berbasis kinerja prakteknya pada pembelajaran sulit untuk dilakukan, hal ini dikarenakan subjektivitas dalam kinerja sangat tinggi. Untuk meminimalkan hal ini dalam pelaksanaan penilaian kinerja digunakan rubrik atau panduan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan Wulan (2007: 381) bahwa “suatu standar penilaian diperlukan untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan yang seharusnya siswa dapat lakukan dalam penggunaan instrumen penilaian berbasis kinerja”. Sudria & Siregar (2009: 224) menyatakan “instrumen penilaian berbasis kinerja dalam prakteknya dilaksanakan dengan menggunakan task dan rubrik”. Oleh karena itu tugas-tugas yang diberikan dan dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran dan kehidupan nyata siswa. Rubrik penilaian kinerja merupakan panduan penilaian yang digunakan untuk menilai kinerja atau hasil kerja siswa ketika pembelajaran. Pada pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja ini difokuskan pada kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan upaya untuk menghubungkan benda-benda atau gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan. Kreatif merupakan potensi yang terdapat dalam setiap diri individu siswa yang meliputi ide-ide atau gagasan-gagasan yang dapat dipadukan dan dikembangkan sehingga dapat menciptakan suatu produk yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
27
Kreatif muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang bersangkutan. Kreatif dapat dipandang sebagai suatu kemampuan, Sikap dan proses. Kreatif sebagai suatu kemampuan adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali ide¬-ide yang telah ada. Keterampilan berpikir kreatif pada siswa timbul karena penggunaan rubrik yang dibuat oleh guru, semakin baik dan kuat rubrik yang di buat dalam pencapaian indikatornya maka siswa akan semakin tertantang lebih keras untuk berpikir kreatif sebaliknya jika kualitas instrument penilaian pada rubrik lemah maka kemampuan berpikir kreatif siswa menjadi menurun. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa hal terpenting dari pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja ialah membuat rubrik penilaian, hal ini bertujuan untuk meminimalkan subjektivitas dalam penilaian penugasan kinerja siswa, serta mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif.
C. Pembelajaran Tematik di SD 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Model pembelajaran ini mengintegrasikan/mengaitkan beberapa mata pelajaran kedalam suatu tema untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-
28
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami, fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Definisi lain disampaikan oleh Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri (2014: 94) yang menjelaskan bahwa “pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik”. Sukayati (2009: 13), pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/ Standar Isi (SI) dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Selain itu Hadi Subroto (Trianto, 2011: 151) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, dalam pembelajaran tematik sudah tidak ada lagi pemisahan antar mata pelajaran tetapi sudah menggunakan tema-tema tertentu yang sesuai dengan kehidupan siswa. Kunandar (2014: 46) menjelaskan pula bahwa “pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema”. Dari berbagai pengertian yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tematema tertentu yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa yang dapat dipahami dan digunakan dalam hidup sehari-hari. Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran
29
yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna.
2. Manfaat Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik sebagai salah satu tuntutan dalam penerapan Kurikulum 2013 di sekolah dasar memberikan berbagai manfaat bagi siswa. Daryanto (2014: 4) menjelaskan bahwa ada empat manfaat pembelajaran tematik, yaitu: a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelejaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. b. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. d. Dengan adanya perpaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Sementara itu, manfaat pembelajaran tematik menurut Kemendikbud dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas I (2013: 188) adalah: a. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. b. Menggunakan kelompok bekerjasama, berkolaborasi, belajar kelompok, dan memecahkan konflik sehingga mendorong siswa untuk memecahkan masalah sosial dengan saling menghargai. c. Mengoptimalisasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang ramah otak. d. siswa secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. e. Proses pembelajaran di kelas mendorong siswa berada di dalam format ramah otak. f. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari. g. Siswa yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan pronsip belajar tuntas.
30
h. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk menwujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran tematik mempunyai banyak manfaat. Manfaat-manfaat tersebut antara lain suasana kelas menjadi menyenangkan, mendorong siswa untuk dapat memecahkan permasalahan sosial, lingkungan belajar dapat dioptimalisasikan, siswa dapat mengaplikasikan materi dalam kehidupannya, siswa mempelajari konsep secara utuh, dan penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
3. Prinsip Pembelajaran Tematik Deni Kurniawan (2014: 96) menjelaskan bahwa prinsip adalah sesuatu yang sifatnya mendasar, sangat penting, selalu ada dalam situasi dan kondisi serupa sehingga keberadaannya penting dipahami karena berfungsi untuk memberikan pedoman. Dengan demikian, prinsip pembelajaran tematik adalah sesuatu yang sifatnya mendasar, sangat penting, selalu ada dalam pembelajaran tematik, dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tematik Kurikulum 2013. Ada beberapa prinsip dalam pembelajaran tematik yang dapat dijadikan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Deni Kurniawan (2014: 97) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip penting, yaitu: Berpusat pada anak; pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak jelas; penyajian beberapa mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran; fleksibel; bermakna dan utuh; mempertimbangkan waktu
31
dan ketersediaan sumber; tema terdekat dengan anak, dan pencapaian kompetensi dasar bukan tema. Selanjutnya, Daryanto dan Herry Sudjendro (2014: 86) menjelaskan bahwa ada dua prinsip penting dalam pembelajaran tematik. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik tersebut antara lain: a. Prinsip-prinsip dalam penggalian tema 1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran. 2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 3) Tema yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi siswa sehingga sesuai dengan tingkat berpikir siswa. 4) Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat dan kebutuhan siswa sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. 5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang benar-benar terjadi dalam rentang waktu belajar siswa sehingga siswa dengan mudah mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupannya. 6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi). 7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. b. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik 1) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter dan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar. 2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok. 3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping penilaian diri. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dinyatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran tematik menjadi ciri khas dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran tematik Kurikulum 2013. Apabila pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan konsisten mengikuti prinsip-prinsipnya maka
32
kualitas pembelajaran tematik akan lebih efektif. Prinsip pembelajaran tematik yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu prinsip dalam penggalian tema dan prinsip pelaksanaan pembelajaran tematik, karena prinsip-prinsip tersebut lebih jelas sehingga mudah dipahami.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Daryanto (2014: 92) menjelaskan bahwa ada lima kelebihan pembelajaran tematik, yaitu: a. Materi pelajaran dekat dengan kehidupan siswa sehingga siswa mudah memahami sekaligus menerapkannya. b. siswa dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di materi pelajaran yang satu dengan yang lainnya. c. siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotor, selain aspek kognitif. d. Dapat mengakomodir kecerdasan siswa. e. Guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran. Sementara itu, Kunandar (Ahmadi dan Sofan Amri, 2014: 93) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan siswa. b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna. d. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan persoalan yang dihadapi. e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama. f. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan siswa.
33
Ahmadi dan Sofan Amri (2014: 93) menjelaskan bahwa selain kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal, misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga guru akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran dan tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat. Selain itu, perencanaan dan pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran tematik Kurikulum 2013 lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja sehingga guru harus mampu membagi waktu dan tenaga untuk melaksanakan pembelajaran tematik secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian diatas maka kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran tematik menjadi sangat bemanfaat bagi peneliti untuk dijadikan dasar pengetahuan dalam melakukan penelitian. Kelebihan dan kelemahan ini juga dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengetahui pelaksanaan penilaian berbasis kinerja dalam pembelajaran tematik.
5. Cara Menilai Pembelajaran Tematik dengan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja Penilaian berbasis kinerja sebisa mungkin melibatkan partisipasi siswa, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para siswa menyebutkan unsur-unsur proyek atau tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat
34
memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja: a) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan. b) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing siswa selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik siswa memenuhi standar yang ditetapkan. c) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = sangat kurang. d) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati siswa ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah siswa sudah berhasil atau belum. Cara seperti itu tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala penilaian (checklist), karena teknik ini lebih memberikan cara pencatatan yang mudah dan cepat dalam meringkaskan kesan-kesan hasil pengamatan.
35
6. Tema 8. Tempat Tinggalku Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada tema. Semua proses pelaksanaan erat kaitannya dengan tema tertentu. Terdapat 9 tema di kelas 4 SD, yaitu Indahnya Kebersamaan, Selalu Berhemat Energi, Peduli terhadap Makhluk Hidup, Berbagai Pekerjaan, Pahlawanku, Indahnya Negeriku, Cita-citaku, Tempat Tinggalku dan Makanan Sehat dan Bergizi. Pada masing-masing tema sendiri terdapat 3 atau 4 sub tema. Terdapat 6 pembelajaran pada setiap sub temanya. Peneliti mengambil tema 8 tempat tinggalku. Pada tema 8 ini terdapat 3 sub tema yaitu lingkungan tempat tinggalku, keunikan daerah tempat tinggalku dan aku bangga dengan daerah tempat tinggalku. Peneliti memilih tema 8 Tempat Tinggalku karena didalam tema tersebut pada kegiatankegiatan pembelajarannya paling sesuai dengan instrumen penilaian berbasis kinerja yang akan di teliti oleh peneliti.
D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh Juniadi (2013: 80-90) mengenai pengembangan perangkat penilaian kinerja praktik perawatan mesin penggerak utama kapal pada siswa kelas XI TKPI SMK Negeri 3 Tarakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat penilaian kinerja praktik yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam menilai kinerja praktik perawatan mesin penggerak utama kapal berdasarkan hasil validasi ahli yang didapat untuk kriteria isi sebesar 93,9%, kriteria konstruksi sebesar
36
87,9% dan kriteria bahasa 91,7%. Respon siswa secara umum berpendapat bahwa perangkat penilaian kinerja praktik yang dikembangkan sangat layak digunakan pada standar kompetensi melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal (82,5%), respon guru secara umum berpendapat bahwa perangkat penilaian kinerja yang telah dikembangkan sangat layak untuk diterapkan pada standar kompetensi melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal (81%), Hasil tes kinerja dengan menggunakan perangkat penilaian kinerja yang dikembangkan menunjukkan 100% siswa mendapat nilai diatas ketuntasan minimal, ini menunjukkan bahwa perangkat penilaian yang dikembangkan sangat mendukung dalam mencapai ketuntasan belajar praktik perawatan mesin penggerak utama kapal. 2. Penelitian lain dilakukan oleh Siti Nur Suwaibah (2015: 8-14) tentang pengembangan instrumen asesmen kinerja kimia berbasis asesmen otentik dengan estimasi reliabilitasnya menggunakan program genova. Hasil penelitian diperoleh instrumen asesmen kinerja yang valid menurut penilaian ahli. Uji reliabilitas instrumen diperoleh besarnya koefisien reliabilitas yang tinggi masing-masing instrumen penilaian kinerja proses dan produk sebesar 0,83 dan 0,87. Profil hasil penilaian kinerja praktikum siswa menunjukkan bahwa secara umum hampir seluruh siswa menunjukkan kinerja yang baik, dilihat dari kinerja proses dan kinerja produk. Hasil angket tanggapan siswa dan pengguna/guru menunjukkan bahwa instrumen mendapatkan tanggapan positif. Hasil penelitian ini
37
instrumen asesmen kinerja praktikum kimia materi hidrolisis garam yang valid, reliabel, praktis dan efektif. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Izza (2014: 29-36) mengenai analisis instrumen asesmen kinerja dengan metode generalizability coefficient pada keterampilan dasar laboratorium. Instrumen asesmen kinerja dengan menggunakan metode generalizability coefficient untuk estimasi reliablitasnya, diperoleh koefisien generalisabilitas sebesar 0,805, yang tergolong sangat tinggi. Instrumen asesmen juga sudah memenuhi validitasnya, dengan diuji menggunakan validitas konstruk (expert judgement). Dengan demikian, instrumen asesmen kinerja yang dianalisis menggunakan metode generalizability coefficient dapat digunakan untuk menilai keterampilan dasar laboratorium siswa. 4. Sylvia McLellan, M.A (2008: 1-12) mengenai ketika siswa mengajar: berbasis penilaian kinerja. Menunjukkan beberapa keterbatasan yang harus dicatat. Pertama-tama, tidak ada upaya untuk membangun reliabilitas antar penilai karena hanya ada satu pengamat. Lebih penting bisa melekat pada pengamatan, jika alat yang divalidasi dengan ukuran reliabilitas antar penilai. Kedua, pekerjaan bisa diartikan lebih menekankan pada objektivitas pengamatan. Dalam penulis "pengalaman ini, PBAs memungkinkan penilaian yang lebih otentik dari hasil belajar siswa di pendidikan guru anak usia dini. Mereka mendokumentasikan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan untuk situasi otentik dengan anak-anak. Mereka dimasukkan keterampilan disposisi mengajar baik yang di domain afektif dan orang-orang yang terlibat tujuan pembelajaran multi-domain.
38
Mereka menyediakan sarana untuk mendekati penilaian formatif pengetahuan prosedural, dilakukan baik dari waktu ke waktu dan antara anak-anak. Dan mereka menyediakan format untuk mengatasi kinerja tugas-tugas kompleks cara untuk menangkap esensi dari seni mengajar. Mereka harus seimbang dengan metode lain pengawasan untuk menggabungkan unsur-unsur subjektif dari hubungan. Alat penilaian keseluruhan, kinerja menyediakan pendekatan yang menjanjikan untuk penilaian belajar siswa dalam pendidikan tinggi. 5. Greet Mia Jos Fastre, dkk (2010: 517–532) yang berjudul efek kriteria penilaian berbasis kinerja pada kinerja siswa dan keterampilan penilaian diri. Penelitian ini meneliti efek dari perbandingan kriteria penilaian berbasis kompetensi penugasan kinerja dan keterampilan penilaian diri antara 39 pemula siswa kejuruan menengah dalam domain keperawatan dan perawatan berbasis kinerja. Dalam penilaian berbasis kinerja kelompok siswa disediakan dengan daftar yang telah ditetapkan dengan kriteria penilaian berbasis kinerja, menggambarkan apa yang harus siswa lakukan. Kelompok berbasis kinerja dibandingkan dengan kelompok penilaian berbasis kompetensi di mana peserta didik menerima daftar yang telah ditetapkan kriteria penilaian berbasis kompetensi, menggambarkan kemampuan apa yang peserta didik lakukan. Tahap uji coba menunjukkan bahwa kelompok berbasis kinerja mengungguli kelompok berbasis kompetensi uji kinerja tugas. Selain itu, kinerja yang lebih tinggi dari kelompok berbasis kinerja dicapai dengan usaha mental dilaporkan lebih
39
rendah selama pelatihan, menunjukkan efisiensi pembelajaran yang lebih tinggi bagi siswa pemula. 6. Rufina C. Rosaroso and Nelson A. Rosaroso (2015: 72-77) mengungkapkan bahwa penggunaan penilaian berbasis kinerja di kelas Filipina yang dipilih membawa efek signifikan dalam menilai belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat termotivasi untuk belajar di kelas khusus ketika pelajaran yang terintegrasi dengan tugas berbasis kinerja. siswa menjadi mandiri karena mereka bekerja secara individu dan dalam kelompok. Kesediaan mereka untuk bekerja di kelompok yang sangat diamati karena kebanyakan dari mereka semua berorientasi pada tujuan. Sensitivitas mereka pada kebutuhan orang lain adalah salah satu manifestasi terbaik yang mereka tujukan. Dengan temuan ini, pemanfaatan penilaian berbasis kinerja memberikan kesempatan bagi guru untuk belajar, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, sehingga memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka. 7. W. I. Griffith and Hye Yeon Lim (2011: 1-12) menjelaskan bahwa mengukur keterampilan dan pengetahuan siswa dalam ESL / EFL kelas dapat menjadi proses yang rumit. Oleh karena itu, waktu untuk lebih fokus pada penilaian berbasis kinerja yang memungkinkan pengukuran kemampuan siswa untuk menggunakan bahasa dalam situasi otentik. Kekuatan penilaian tersebut tergantung pada rubrik benar-benar digunakan dalam evaluasi keterampilan. Kedua rubrik holistik dan analitik memiliki tempat dalam membantu untuk memahami tingkat keterampilan. Rubrik yang baik akan fokus pada keterampilan atau tugas tertentu dan karena itu
40
memungkinkan untuk langkah-langkah yang akurat dan bermakna dari penggunaan bahasa. Membuat penilaian berdasarkan kinerja, merancang rubrik yang jelas, dan memperkenalkan teknologi ke dalam kelas semuanya telah ditunjukkan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja. Dengan memahami hubungan antara kinerja penilaian, rubrik, dan kegiatan, kita dapat membangun ruang kelas di mana siswa dapat berhasil dan mana apa yang mereka pelajari berlaku untuk kebutuhan mereka di dunia nyata, di kelas, dan di luar. 8. Nur Idayu Zulkifli (2016: 64-73) menjelaskan kinerja anak-anak harus dipantau secara tepat dari waktu ke waktu untuk memastikan proses pertumbuhan berjalan dengan baik. Selain itu, perkembangan awal anakanak adalah bagian terpenting dan penting bagi perkembangan anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja anak melalui perilaku dan hubungan antara kinerja anak dan profil anak di CCC. Temuan ini akan membantu meningkatkan kebutuhan anak-anak untuk mencapai tingkat kinerja berkualitas tinggi pada perilaku anak-anak terutama untuk anak usia dua sampai empat tahun. Penilaian kinerja juga dapat didefinisikan sebagai penilaian terhadap beberapa aktivitas di mana siswa atau orang melakukan untuk menunjukkan, melengkapi, atau melakukan perilaku minat yang sebenarnya. penilaian kinerja yang komprehensif harus mengandung tiga komponen dasar yaitu daftar periksa, portofolio dan laporan ringkasan. 9. Daniela Tuparova (2010: 4747–4751) mengungkapkan penilaian kinerja adalah ukuran penilaian berdasarkan tugas asli seperti aktivitas, latihan,
41
atau masalah yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan Apa yang bisa mereka lakukan. Penilaian berbasis kinerja di TIK mencakup pemecahan masalah, portofolio dan proyek yang dikembangkan oleh peserta didik. Pengguna alat penilaian keterampilan pengolah kata interaktif yang diusulkan adalah 2 tipe - guru dan pelajar. Alat penilaian keterampilan pengolah kata yang dilakukan memberi kesempatan untuk melakukan penilaian keterampilan interaktif berbasis performansi. Guru tidak memerlukan keterampilan khusus untuk mengembangkan tugas penilaian interaktif berbasis pertunjukan terutama untuk penilaian formatif. 10. Masdiana (2014:190 – 204) menjelaskan pembelajaran tematik sebagai suatu strategi pembelajaran memiliki tiga langkah pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan tematik adalah suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Melalui pembelajaran tematik, pembelajaran menjadi bersifat kontekstual dan bermakna bagi siswa. Dikatakan bersifat kontekstual karena melalui pembelajaran tematik, tema-tema yang dibahas disesuaikan dengan minat siswa dan berkaitan langsung dengan dunianya. Disamping itu, melalui keanekaragaman aktivitas belajar, siswa dapat mengembangkan semua kecerdasannya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri 018 Letawa pada kelas I dengan tema lingkungan. Hal ini di tunjukkan oleh hasil analisa data, pada siklus I diperoleh Daya Serap
42
Individu 69% dan Ketuntasan Belajar Klasikal 75%. Sedangkan Pada siklus II meningkat dengan Daya Serap Individu rata-rata 75% dan Ketuntasan Belajar Klasikal 81%, serta hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara klasikal dari siklus I ke siklus II yaitu 75,00 % ke 81,25%. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas, berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan dan sebagai bahan referensi bagi peneliti. Dalam hal ini, kajian yang akan diteliti lebih ditekankan pada ”Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
E. Kerangka Pikir Penelitian Penilaian kinerja merupakan penilaian autentik yang menilai kesiapan siswa, serta proses dalam dan hasil belajar secara utuh. Kerangka pikir penelitian ini berupa input, process dan output. Input dari penelitian ini yang diperoleh dari hasil angket analisis kebutuhan adalah penilaian yang ada belum dapat memotivasi siswa, kurang memadai ketersediaan instrumen penilaian, guru kesulitan membuat instrumen penilaian kinerja, guru tidak paham mengenai instrumen penilaian kinerja. Process pengembangan sebuah produk pada penelitian ini adalah sebuah instrumen yang berbentuk penilaian. Pada Kurikulum 2013 yang berlaku di Sekolah Dasar pendekatan pembelajaran yang dipakai adalah scientific, maka pada proses pengembangan produk ini menggunakan pendekatan scientific. Pengembangan produk pada penelitian ini adalah instrumen penilaian dengan
43
basis kinerja karena penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Dari semua penjabaran yang sudah dijelaskan maka peliti akan mengembangkan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berisikan kisi-kisi, lembar penugasan kinerja siswa, rubrik, lembar pengamatan, pedoman penskoran dan daftar pustaka. Output yang diharapkan adalah berupa produk instrumen penilaian berbasis kinerja yang sesuai dengan persyaratan (substansi, konstruksi dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif) dan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja yang efektif.
INPUT Penilaian yang ada belum dapat memotivasi siswa Kurang memadai ketersediaan instrumen penilaian Guru kesulitan membuat instrumen penilaian kinerja Guru tidak paham mengenai instrumen penilaian kinerja
1. 2. 3. 4.
PROCESS
Instrumen
Pendekatan Pembelajaran
Penilaian
Scientific
Basis Penilaian
Kinerja
Mengembangkan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
1.
2.
OUTPUT Instrumen penilaian berbasis kinerja yang sesuai dengan persyaratan(substansi, konstruksi dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif) serta memiliki bukti validitas empirik Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar yang dikembangkan reliabel.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
44
F. Hipotesis Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha : Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar efektif apabila hasil reliabel. Ho : Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar tidak efektif apabila hasil tidak reliabel.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development), karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan model pengembangan penelitian yang dipilih adalah pengembangan pendidikan Borg and Gall. Sugiyono (2009: 407) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Sukmadinata (2006: 169) mendefinisikan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Jadi penelitian pengembangan merupakan metode untuk menghasilkan produk tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan yang dipilih adalah penelitian dan pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata. Metode ini dipilih karena tahap-tahap pengembangannya yang lengkap sehingga menghasilkan suatu produk yang maksimal dan efektif. Selain itu, tahap-tahap tersebut dianggap mudah untuk diikuti.
46
Desain eksperimen yang digunakan pada uji lapangan adalah Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design. Pengukuran desain tersebut hanya dilakukan sebanyak 1 kali saja (post-test).
B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan yang digunakan mengacu pada model pengembangan menurut Borg and Gall (1979: 626), langkah-langkah penelitian pengembangan ada 10, yaitu : 1) Research and information collecting Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan data awal untuk kaji pustaka, pengamatan kelas, identifikasi permasalahan dan merangkum permasalahan. 2) Planning Melakukan perencanaan yaitu identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, dan uji ahli atau ujicoba pada skala kecil, atau expert judgement. 3) Develop preliminary form of product Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku petunjuk, dan perangkat evaluasi. 4) Preliminary field testing Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukan terhadap 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.
47
5) Main product revision Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saransaran dari hasil uji lapangan awal. 6) Main field testing Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah, dengan 30-100 subjek. 7) Operational product revision Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama. 8) Operational field testing Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner. 9) Final produk]ct revision Melakukan perbaikan terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan. 10) Dissemination dan distribution Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas. Adapun bagan langkah-langkah penelitian Borg and Gall seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
48
Research and Information Collecting
Planning
Operational Field Testing
Operational Product Revision
Final Product Revision
Dissemination and distribution
Develop Preliminary Form of Produc
Main Field Testing
Preliminary Field Testing
Main Product Revision
Gambar 3.1 Skema Tahapan Model Pengembangan Menurut Borg & Gall
Dari penjelasan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan model Borg & Gall di atas, peneliti membatasi langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian yang sejalan dengan pendapat Emzir (2013: 271) yang menyatakan bahwa dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah penelitian. Penerapan langkah-langkah pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Maka dari itu, peneliti tidak memakai tahapan secara keseluruhan karena keterbatasan waktu dan biaya dari peneliti dalam melaksanakan penelitian. Berikut merupakan tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian: 1. Research and Information Collecting Pada tahapan ini, penelitian dan pengumpulan informasi awal dilakukan dengan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan dengan melakukan analisis kurikulum, analisis kondisi belajar, dan analisis kebutuhan. Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengkaji dari buku-
49
buku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. a. Studi Lapangan 1) Analisis Kurikulum Analisis kurikulum dilaksanakan dengan melakukan peninjauan terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga pengembangan produk nantinya dapat disesuaikan dengan kurikulum yang diberlakukan. 2) Analisis Kondisi Belajar Analisis kondisi belajar dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung di kelas sebelum peneliti melaksanakan penelitian. Sebelum menganalisis, dilakukan observasi terlebih dahulu. Observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk melakukan analisis pada kondisi belajar siswa di dalam kelas. 3) Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan suatu proses sistematis untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara kenyataan dan kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan diambil dari lembar angket yang diberikan kepada 12 orang guru di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Dalam penelitian ini
50
dilakukan melalui pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan. Peneliti memilih mengembangkan instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar dan penelitian tersebut dilakukan di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, setelah melakukan penyebaran angket kebutuhan guru diperoleh keterangan penilaian yang ada belum dapat memotivasi siswa, kurang memadai ketersediaan instrumen penilaian, guru kesulitan membuat instrumen penilaian kinerja, sebagian guru tidak paham mengenai instrumen penilaian berbasis kinerja. b. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan melakukan pengkajian pada bukubuku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian, yaitu mengenai penyusunan instrumen penilaian, penilaian kinerja, kompetensi keterampilan siswa dan tematik SD kelas IV. 2. Planning Tujuan dari tahap perencanaan yaitu mempersiapkan bahan dan membuat rancangan produk . Tahap perencanaan ini diawali dengan menentukan tema, pengkajian Kompetensi dasar berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, perumusan indikator, merumuskan materi dan menentukan penugasan kinerja. Setelah selesai dibuat, maka dilanjutkan dengan membuat
51
desain kerangka instrumen penilaian dan menentukan isi bagian-bagian instrumen penilaian yang akan dikembangkan. 3. Develop Preliminary of Product Tahap pengembangan draft produk merupakan hasil nyata dari tahapan perencanaan. Bagian-bagian yang telah direncanakan disusun dan didesain sehingga menjadi sebuah draft produk awal. Draft ini kemudian dikonsultasikan kepada dosen ahli untuk mengevaluasi dan mengoreksi bila terjadi ketidaksesuaian sehingga instrumen penilaian yang disusun dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi/kemampuan keterampilan siswa. Selanjutnya, hasil evaluasi, koreksi, dan saran dari dosen ahli dijadikan acuan untuk memperbaiki draft awal sebelum dilakukan uji coba lapangan. Setelah draft awal memperoleh perbaikan baik dari segi substansi, konstruksi maupun kebahasaan sesuai saran maka dihasilkan draft yang telah layak dan valid untuk diujicobakan. 4. Preliminary Field Testing Setelah produk dinyatakan valid dan layak untuk diuji cobakan, maka selanjutnya instrumen penilaian dapat diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba lapangan ini hanya dilakukan pada satu sekolah dengan jumlah responden sebanyak 1 orang guru kelas IV dan 10 siswa IVA SD Negeri Bumi Agung. Hasil uji coba lapangan ini akan diperoleh data berupa hasil penilaian kemampuan keterampilan (kinerja) siswa. 5. Main Product Revision Setelah produk instrumen penilaian diujicobakan selanjutnya dilakukan revisi hasil uji coba lapangan. Revisi didasarkan pada data yang diperoleh dari
52
hasil uji coba lapangan. Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan dari produk instrumen penilaian. 6. Main Field Testing Setelah instrumen penilaian selesai di revisi tahap selanjutnya yaitu melakukan uji coba yang lebih luas. Pada uji lapangan utama ini dilaksanakan pada 2 sekolah yakni di SD Negeri Bumi Agung (kelompok siswa berkemampuan) dan SD Negeri Sumur Kumbang(kelompok siswa tidak berkemampuan). Pada tahap ini diperoleh data kuantitatif.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar yang terletak di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, pada tahun ajaran 2016/2017.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Bungin (2013: 101) mengemukakan populasi merupakan “keseluruhan (universum) dari obyek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga obyek-obyek ini dapat menjadi sumber data penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah 228 siswa SD kelas IV di Gugus Cengkih Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, berikut ini penjabaran populasinya:
53
Tabel 3.1 Populasi Penelitian No Nama Sekolah 1 SD Negeri Bumi Agung 2 SD Negeri Sumur Kumbang 3 SD Negeri Kesugihan 4 SD Negeri Pematang 5 SD Negeri Kecapi 1 6 SD Negeri Kecapi 2 Jumlah Sumber: data lapangan
Jumlah Siswa Kelas IV 74 32 34 29 32 27 228
2. Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2013: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster sampling. Teknik pengambilan sampel ini dipakai dengan pertimbangan bahwa karakteristik sekolah yang menjadi sampel hampir sama yaitu menggunakan Kurikulum 2013 dengan tingkat pencapaian KKM sekolah yang berbeda, maka sampel dalam penelitian ini adalah 25 siswa kelas IVB SD Negeri Bumi Agung dan 32 siswa kelas IV SD Negeri Sumur Kumbang.
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Variabel penelitian menurut Arikunto (2013: 161) variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 1. Definisi Konseptual Varibel a. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja Instrumen penilaian kinerja adalah suatu alat untuk menguji siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mengenai berbagai situasi nyata, dimana kinerja individu ini merupakan performasi
54
maksimal yang ditunjukkan sebagai akibat dari suatu proses dan hasil belajar.
b. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa yang dapat dipahami dan digunakan dalam hidup sehari-hari.
2. Definisi Operasional Variabel a. Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja Instrumen penilaian kinerja dalam penelitian ini mengharuskan siswa mempertunjukkan kinerja, dengan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuannya bukan menjawab atau hanya memilih jawaban. Kinerja siswa akan di nilai melalui lembar pengamatan yang menggunakan skala penilaian Guttman (ya =1) dan (tidak = 0) karena teknik ini memberikan pencatatan yang mudah dan cepat dalam meringkas kesankesan hasil pengamatan. b. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna. Implementasi yang dimaksud adalah proses
55
penerapan pengelolaan pembelajaran oleh guru mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, angket kebutuhan, angket validasi ahli, lembar pengamatan kinerja siswa, dan angket respon guru.
G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba penelitian ini adalah (a) lembar angket kebutuhan (b) lembar validasi ahli, (c) lembar pengamatan kinerja siswa, dan (d) lembar angket respon guru. a) Lembar Angket Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya. Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata. Lembar angket kebutuhan digunakan mengumpulkan informasi dari para guru tentang kesenjangan yang terjadi pada keadaan riil di lapangan. Dalam pembuatan angket tersebut peneliti memuat beberapa aspek yang dapat di lihat pada lampiran 2 halaman 104. b) Lembar Validasi Ahli Lembar validasi ahli digunakan untuk mengukur kevalidan instrumen yang dikembangkan. Dalam penelitian ini dilakukan validasi oleh ahli
56
materi, ahli evaluasi, dan ahli bahasa. Daftar pertanyaan dalam instrumen validasi digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penilaian berbasis kinerja yang dikembangkan secara rasional dapat digunakan dengan baik. Validator diminta memberikan penilaian dengan memberikan pendapat pada setiap indikator yang dinilai dan memberikan saran bila diperlukan. Adapun aspek indikatornya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 107. c) Lembar Pengamatan Kinerja Siswa Lembar pengamatan kinerja siswa digunakan untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan belajar siswa. Dalam lembar pengamatan kinerja siswa ini menggunakan daftar cek (ya-tidak). Siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi. d) Lembar Angket Respon Guru Lembar angket respon guru ini berupa daftar pernyataan. Dalam mengisi lembar angket respon guru ini guru yang bersangkutan sebagai rater. Daftar pernyataan yang digunakan dalam tahap uji instrumen bertujuan untuk menghimpun pendapat apakah instrumen yang dikembangkan dapat digunakan dengan baik atau masih ada hal lain yang perlu dilakukan pembenahan dari sudut pandang pengguna dan guru. Kisikisi angket respon guru dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 170.
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Maka instrumen dikatakan
57
valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Data hasil lembar validasi, memberikan gambaran dan paparan kualitas dari instrumen penilaian yang dikembangkan. Untuk mengukur validitas menggunakan rumus korelasi biserial. Menurut Arikunto (2008 : 79), Teknik korelasi point biserial mempunyai pola rumus :
Keterangan: rpbis = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total P = proporsi yang menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p) Intrumen dalam hal ini item/indikator dikatakan valid apabila mempunyai nilai r hitung > r tabel atau mempunyai nilai Sig < tingkat signifikan.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik. Untuk menentukan reliabialitas digunakan rumus KR 20 (Arifin, 2012: 332), sebagai berikut:
58
Keterangan: : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya item p : Proporsi subjek yang menjawab benar q : Proporsi subjek yang menjawab salah : Varians skor total Kriteria uji reliabilitas adalah apabila rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai tabel indeks r11 sebagai berikut : Tabel 3.2 Indeks r11 Indeks r11 0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 - 0,799 0,800 - 1,000
Keterangan Sangat rendah Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini Independent Sample T-Test untuk mengetahui perbandingan rata-rata dua sampel yang berpasangan. Uji ini dilakukan pada subyek kelompok yang berkemampuan dan kelompok tidak berkemampuan setelah menggunakan penilaian berbasis kinerja, sehingga tepat untuk menguji efektivitas instrumen penilaian berbasis kinerja yang dikembangkan sebagai pedoman penilaian. Berikut merupakan rumus uji-t yang di gunakan(Sugiyono, 2013:138) untuk menguji efektivitas ini:
59
Keterangan t : Koefisien yang dicari X1 : Nilai rata-rata kelompok kontrol X2 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen N :Jumlah subjek s2 : Taksiran varian
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kinerja pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja, merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan instrumen penilaian yang mampu mengukur dan menilai seluruh aspek kinerja proses maupun produk. Produk instrumen penilaian dihasilkan melalui tahapan pengembangan yang merujuk pada model pengembangan Borg and Gall kemudian divalidasi oleh tim ahli materi, evaluasi, dan bahasa. Berdasarkan hasil validasi tersebut menunjukkan bahwa setiap item pada instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan layak digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik atau keterampilan siswa. 2. Instrumen penilaian berbasis kinerja pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar memiliki keefektivan, hal ini terbukti dari tingkat reliabilitas yang tinggi.
85
B. Implikasi Kesimpulan hasil penelitian ini memberikan implikasi yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Penyusunan instrumen penilaian, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar instrumen dikatakan baik sesuai dengan lampiran Permendiknas Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Bab VII instrumen penilaian pasal 14 point 2 disebutkan bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. Instrumen penilaian berbasis kinerja telah dikembangkan melalui proses uji validasi dan uji coba, kemudian dilakukan revisi sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas yang bertujuan untuk mengukur kompetensi keterampilan siswa. Guru harus kreatif mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan kebutuhan siswa dan kompetensi siswa yang memenuhi syarat penyusunan instrumen penilaian yaitu substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. 2. Instrumen penilaian berbasis kinerja ini dapat digunakan untuk kelas IV SD sebagai alat ukur kompetensi keterampilan siswa yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berbasis pembelajaran tematik. Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami, fokus perhatian dalam pembelajaran
86
tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Agar suatu alat ukur atau instrumen penilaian dapat dipercaya maka hasil penilaian bila diuji kembali oleh orang lain maupun objek lain baik di lain waktu maupun sekarang maka hasilnya relatif sama atau reliabel.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran agar menjadi masukan yang berguna, diantaranya: 1. Siswa Diharapkan lebih sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan aspek-aspek penilaian kinerja, sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan pada materi tertentu khususnya pada tema 8 tempat tinggalku sub tema lingkungan tempat tinggalku. 2. Guru Hendaknya guru menggunakan instrumen penilaian yang dapat mengukur kompetensi keterampilan kinerja siswa. Guru dapat memanfaatkan Instrumen penilaian berbasis kinerja untuk memberikan informasi nyata mengenai capaian dan perkembangan kompetensi siswa secara lebih komprehensif dan menyeluruh. Dalam penilaian kinerja pendidik bisa menggunakan rubrik yang lebih sederhana untuk mempermudah proses penilaian.
87
3. Sekolah Hendaknya memfasilitasi dengan buku-buku tentang penilaian hasil belajar siswa, sehingga guru memiliki referensi lebih untuk membuat dan menggunakan instrumen penilaian yang komprehensif guna meningkatkan hasil belajar dan kompetensi keterampilan siswa. 4. Peneliti Pengembangan instrumen penilaian berbasis kinerja dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai guru profesional. Peneliti juga merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada tema dan materi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru &Sofyan Amri. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. PT Prestasi Pustakaraya, Jakarta. Amelia, F., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 543-555. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328126&val=7236&title=PE NGEMBANGAN%20INSTRUMEN%20ASESMEN%20KINERJA%20PADA% 20PRAKTIKUM%20PENGARUH%20SUHU%20TERHADAP%20LAJU%20R EAKSI. Diakses pada 23 September 2016. Anang Tjahjono. 2013. Petujuk Teknis Persiapan Implementasi Kurikulum Tahun 2013 pada Minggu Pertama di Sekolah. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta . 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. . 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Ataç, Bengü Aksu. 2012. Foreign Language Teachers’ Attitude toward Authentic Assessment in Language. The Journal of Language and Linguistic Studies, 8(2):7-19. http://www.jlls.org/index.php/jlls/article/view/128. Diakses pada 23 September 2016 Azwar, Saifudidin. 2003. Sikap Manusia Terori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar,Yogyakarta. Borg, W.R dan Gall, M.D. 1979. Educational Research an Introduction. Longman, New York.
89
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format-format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013). Gava Media, Yogyakarta. Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Wacana Bagi Guru SD: Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Gava Media, Yogyakarta. Deni Kurniawan. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan Penilaian). Alfabeta, Bandung. E. Mulyasa . 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdakarya, Bandung. Emzir, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Depok: Greet Mia Jos Fastré, Marcel R. van der Klink,1 and Jeroen J. G. van Merriënboer. 2010. The effects of performance-based assessment criteria on student performance and self-assessment skills. Advances in Health Sciences Education: 15(4): 517–532. https://www.scienceopen.com/document/id/97925836-3d47-4314-8b5455b6da6526d6. Diakses pada: 24 November 2016
Harun Rasyid, 2007 Assessment Pengembangan MODEL Bermain untuk melatih Konsentrasi Anak Usia Dini. Disertasi. Pascasarjana UNY Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bina Media Informasi, Bandung. Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Prestasi Pustaka, Jakarta. Irene, Childa. 2013. Implementasi Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas Rendah Sd Negeri Balekerto Kecamatan Kaliangkrik. Journal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. II No. 14. Izza, L. N., E. Susilaningsih & Harjito. 2014. Analisis Instrumen Performance Assessment dengan Metode Generalizability Coefficient pada Keterampilan Dasar Laboratorium. Chemistry in Education, 3 (1): 29 – 36. http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/chemined/1772. Diakses pada 4 November 2016. Juniadi. 2013. Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Praktik Perawatan Mesin Penggerak Utama Kapal pada Siswa Kelas XI TKPI SMK Negeri 3 Tarakan. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek : (Vol.1 No.1) : 80-90. http://ejournal.unesa.ac.id/article/9716/51/article.pdf. Diakses pada: 3 November 2016
90
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Kunandar. 2013. Penilaian Authentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Pers, Jakarta. Kusrini dan Tatag. 2002. Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment) Suatu Asesmen Alternatif dalam Kelas Matematika. Pusat Sains dan Matematika UNESA, Surabaya. Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Remaja Rosdakarya, Bandung. Masdiana. 2014. Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pada Lingkungan Siswa Kelas I SDN 018 Letawa Kecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 3 (2); 190-204. ISSN 2354-614X. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/viewFile/2879/1967. Diakses pada 28 Mei 2017. McLellan, Sylvia. 2008. When Students Teach: Performance Based Assessment. Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal. Volume 2, Issue 2. http://www.kpu.ca/sites/default/files/Teaching%20and%20Learning/TD.2.2_McLellan_Whe n_Students_Teach.pdf. Diakses pada: 7 November 2016
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta. . 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. ________. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta. Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. PT. Bumi Aksara, Jakarta. .2011. Authentic Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi . PT Refika Aditama, Bandung. Novalia, R., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 568-580.
91
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=373352&val=7236&title=PENGEMBAN GAN%20%20INSTRUMEN%20ASESMEN%20KINERJA%20%20PADA%20PRAKTIKUM %20PENGARUH%20KONSENTRASI%20%20TERHADAP%20LAJU%20REAKSI.
Diakses pada 4 November 2016. Oktriawan, T., N. Fadiawati, dan I. Rosilawati. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh terhadap Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4(2), 593604. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 2010. Bandung: Diperbanyak oleh Nuansa Aulia. Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Allyn and Bacon, Boston. Rufina C. Rosaroso and Nelson A. Rosaroso. 2015. Performance-based Assessment in Selected Higher Education Institutions in Cebu City, Philippines. Asia Pacific Journal of Multidisciplinary Research 3(4): 72-77. http://www.apjmr.com/wpcontent/uploads/2015/11/APJMR-2015-3.4.4.11.pdf. Diakses pada 9 Februari 2017. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. PT. Rajagrafindo Persada, Depok. Sa’dijah, C. 2009. Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Inovatif 4(2): 92-95. https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol4-no-2-cholis-sadijah.pdf. Diakses pada: 23 September 2016. Sari, Lis Permana. 2010. Pengembangan Instrumen Performance Assessment Sebagai Bentuk Penilaian Berkarakter Kimia. Seminar Nasional. UNY, Yogyakarta. Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito, Bandung. Sudria, Ida Bagus Nyoman & Manimpan Siregar. 2009. Pengembangan Rubrik Penilaian Keterampilan Dasar Praktikum dan Mengajar Kimia pada Jurusan Pendidikan Kimia. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 42(3): 222-233. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/1761. Diakses pada 25 September 2016 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
92
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung . . 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2015. Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL: Teori dan Aplikasi untuk Analisis Data Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sukayati. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika di SD. Depdiknas Tim Penyusun, Yogyakarta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung. Surapranata. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya, Bandung. Suwaibah, Siti Nur. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Kimia Berbasis Asesmen Otentik Dengan Estimasi Reliabilitasnya Menggunakan Program Genova. Chemistry in Education: 5 (1): 8-14. http://lib.unnes.ac.id/22465/1/4301411088-S.pdf. Diakses pada: 4 November 2016. Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pemebelajaran Tematik. Kencana, Jakarta. Tuparova, Daniela. 2010. Automated real-live performance-based Assessment of ICT Skills. Procedia Social and Behavioral Sciences 2: 4747–4751. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816314732. Diakses pada 24 Januari 2017. W. I. Griffith, and Hye-Yeon Lim. 2011. Performance-Based Assessment: Rubrics, Web 2.0 Tools and Language Competencies. MEXTESOL Journal, 36, (1). http://mextesol.net/journal/index.php?page=journal&id_article=108. Diakses pada: 9 Februari 2017 Wulan, Ana Ratna. 2007. Penggunaan Asesmen alternatif pada Pembelajaran Biologi. Seminar Nasional Biologi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. . Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA UPI, Bandung. Diakses pada 25 Maret 2017 Yuniarti, Budi. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi: Jurnal Berkala Pendidikan Fisika. 5(1): 77-81.
93
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/view/1695/1609. pada 2 Juni 2017.
Diakses
Zulkifli, Nur Idayu. 2016. The Assessment of Children’s Performance at Child Care Centre. Procedia - Social and Behavioral Sciences: 234: 64 – 73. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816314732. Diakses pada 28 Mei 2017.