Iska Novi Hardiani | 615
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD Oleh Iska Novi Hardiani
[email protected] Naniek Sulistya Wardani
[email protected] Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk (1) menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (2) mengetahui visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (3) mengetahui tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Tahap penelitian Sukmadinata dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) pengujian produk. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 1, 2, 3 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik nontes dengan instrumen angket skala guttman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi – kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. (2) Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40 siswa. (3) Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) dari 20 butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) dari 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 (100%) butir pernyataan dinyatakan valid. Maka instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS adalah baik. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi guru dalam melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang berupa angket. Kata kunci : Pengembangan, Instrumen Penilaian Sikap Sosial, Pembelajaran IPS. PENDAHULUAN Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila komponen – komponen penting dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu komponen yang sering
616 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Di dalam penilaian terdapat 3 aspek yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi sikap siswa (Wicaksono, Tulus Pamuji, 2016: 46). Oleh karena itu, pendidikan harus diselenggarakan dengan memberikan perhatian yang lebih baik menyangkut aspek afektif ini. Selain itu, pengembangan aspek afektif di sekolah akan membawa pengaruh yang sangat positif dalam kehidupan anak selanjutnya, baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS, penilaian sikap hanya dilakukan pada pembelajaran PPKn saja. Penilaian sikap sosial yang dilakukan juga terbatas pada pembuatan tugas – tugas dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, selain itu juga hanya dilakukan melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan penilaian yang dilakukan tidak dapat dikategorikan sebagai penilaian sikap sosial dengan instrumen yang baku. Oleh karena itu alat penilaian aspek sikap sosial kurang tepat jika hanya dengan pemberian tugas dan pengamatan, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak dapat mengungkap sikap sosial siswa yang sebenarnya pada pembelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun Pelajaran 2016 / 2017. (3) bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun Pelajaran 2016 / 2017. Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (3) bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pengembangan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS untuk KD berikutnya. Manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : (1) bagi sekolah dapat menjadi pedoman untuk melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. (2) bagi guru sebagai bahan pertimbangan, referensi dan masukan untuk membuat instrumen penilaian sikap sosial bagi siswa sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai secara lebih komprehensif lagi, tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja seperti yang selama ini sering dilakukan
Iska Novi Hardiani | 617
oleh guru kelas. (3) bagi siswa sebagai pengetahuan bagi siswa bahwa penilaian yang mereka peroleh tidak hanya dari aspek kognitif saja (aspek pengetahuan saja). KAJIAN PUSTAKA IPS secara terminologi diambil dari istilah social studies yang telah berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. IPS merupakan perwujudan dari pendekatan interdisipliner beberapa konsep ilmu – ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah (Akbar, Sadun, 2010: 75). IPS merupakan perpaduan dari ilmu – ilmu sosial seperti sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Pembelajaran IPS perlu diberikan kepada peserta didik karena IPS merupakan ilmu yang didalamnya mempelajari tentang cara melakukan interaksi sosial. Pembelajaran IPS berhubungan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. Secara luas IPS mengkaji tentang sistem kehidupan manusia dalam konteks sosial. Proses pembelajaran IPS dirancang secara sistematis dan terarah agar materi yang akan disampaikan sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran IPS di SD, untuk itu perlu disusun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai dalam suatu pembelajaran. Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menyatakan bahwa tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi dapat dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Guru tidak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran, namun juga melakukan penilaian proses belajar dan hasil belajar. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses menyatakan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Sudarsono (1997: 216) social attitudes (sikap sosial) yaitu perbuatan – perbuatan atau sikap yang tegas dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau masyarakat. Menurut Ahmadi (2007: 152) sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang – ulang terhadap objek sosial. Senada dengan pendapat Chaplin yang dikutip oleh Kartini Kartono (2006: 469) mendefinisikan social attitudes (sikap sosial) yaitu suatu predisposisi atau kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain. Jadi sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau masyarakat. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar penilaian sikap sosial pembelajaran IPS meliputi penilaian perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Untuk mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik diperlukan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik Mardapi (2007:2). Dalam kegiatan pengukuran memerlukan penilaian (asesmen).
618 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta instrumen yang perlu disiapkan dan diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik nontes. Sedangkan instrumen adalah alat yang berfungsi memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, S, 2007). Instrumen sikap adalah alat ukur ranah afektif yang digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek. Hasil pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat (Wardani, Naniek Sulistya, 2012: 196). Teknik tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan – pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah – perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee (Sudijono, 1996:67). Teknik penilaian tes biasanya digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Menurut Wardani, Naniek Sulistya (2012: 144) Tes berdasarkan cara mengerjakannya, dapat dibedakan menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang berisi soal – soal yang harus dijawab oleh peserta didik dengan jawaban secara tertulis. Jenis tes tertulis dikelompokka menjadi 2 tes objektif (pilihan ganda, isian, benar salah, dan menjodohkan); tes uraian (tes uraian objektif, dan tes uraian non-objektif) (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:144). Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan atau soal secara lisan dan jawabannya disampaikan secara lisan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Teknik nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik nontes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan sikap dan keterampilan peserta didik. Bentuk – bentuk teknik nontes adalah pengamatan secara sistematis (observation), wawancara (interview), angket, questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen – dokumen (documentary analysis) (Sudijono, Anas, 1996:76). Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, Zainal (2011:153). Menurut Esterberg yang dikutip dalam Sugiyono (2011:317) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Angket merupakan sejumlah pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden Anwar Suroyo (2009:168). Kerangka Berpikir Tolok ukur untuk mengetahui besarnya keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah penilaian. Penilaian dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk
Iska Novi Hardiani | 619
mengukur ketiga aspek dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Pada pembelajaran IPS penilaian hanya terbatas pada penilaian pengetahuan dan keterampilan, sedangkan penilaian sikap belum dilakukan sehingga diperlukan instrumen penilaian sikap yang dapat digunakan untuk menilai sikap siswa. Instrumen penilaian sikap digunakan untuk mengukur kompetensi sikap siswa. Siswa dengan kompetensi sikap yang baik akan berpengaruh pada hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar aspek pengetahuan dan keterampilan optimal jika kompetensi sikap yang dimiliki siswa tinggi. Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual terdapat pada KI 1dan sikap sosial terdapat pada KI 2. Penilaian sikap sosial pembelajaran IPS berdasarkan KI 2 pada kelas IV semester II yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Untuk menulis pernyataan dibuat indikator penilaian. Indikator yang telah dibuat digunakan untuk membuat kriteria penilaian sikap sosial. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menyusun kisi – kisi instrumen dan penentuan skala pengukuran sikap. Secara lebih rinci kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan melalui gambar 1 berikut ini Pembelajaran IPS Kualitas Instrumen Sikap Sosial yang Baik
Menentukan KI dan KD Indikator sikap Sosial
Revisi
Menentukan Kriteria Sikap Sosial
Ujicoba Kelompok Besar Menyusun Kisi – Kisi Instrumen Sikap Sosial
Revisi
Skala pengukuran sikap (Skala guttman)
Pengembangan Instrumen Sikap Sosial
Ujicoba Kelompok Utama
Ujicoba Kelompok Kecil
Validitas dan Reliabilitas
Gambar 1 : Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS Sumber : Olahan Data Sekunder
620 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
Instrumen penilaian sikap sosial diujicobakan pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Setiap ujicoba didapatkan hasil analisis empirik yang berupa hasil validitas dan reliabilitas instrumen. Dari hasil validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan perbaikan instrumen sehingga didapatkan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dengan kualitas yang baik. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2010:164). Berdasarkan pendapat Sukmadinata (2010:184) siklus R & D dapat disederhanakan menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk (3) pengujian produk. Tahapan penelitian disajikan melalui gambar 2 berikut ini. Studi Kepustakaan Studi Pendahuluan Survei Lapangan
Penyusunan Produk Awal Pengembangan Produk Validitas Ahli
Ujicoba Kelompok Kecil
Pengujian Produk
Ujicoba Kelompok Utama
Ujicoba Kelompok Besar Gambar 2 : Prosedur Penelitian Pengembangan Sumber : Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (2010:184)
Iska Novi Hardiani | 621
Studi Pendahuluan Studi pendahuluan terdiri dari 2 tahap yaitu studi kepustakaan dan survei lapangan. Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep dan teori tentang pengembangan, pembelajaran IPS, sikap sosial, penilaian dan instrumen yang digunakan untuk membuat produk instrumen penilaian aspek sikap sosial pembelajaran IPS. Studi kepustakaan ini menghasilkan bahan dasar tentang sikap sosial yang meliputi sikap santun, dan toleran yang akan digunakan untuk menyusun draf produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Survei lapangan merupakan kajian yang digunakan untuk investigasi persoalan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di lapangan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Kajian dalam survei lapangan membahas tentang penilaian secara umum dan sikap sosial yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Pengembangan Produk Pengembangan produk terdiri dari dua tahapan yaitu penyusunan produk awal instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dan validitas produk. Langkah awal penyusunan instrumen adalah membuat desain pembelajaran dengan penyusunan RPP. Dalam penyusunan RPP perlu dipilih KI dan KD yang akan digunakan untuk menentukan indikator penilaian. Selain penyusunan perencanaan pembelajaran perlu juga disusun kisi-kisi. Kisi-kisi instrumen digunakan sebagai pedoman pembuatan butir pernyataan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
2.3 Menunjuk kan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkunga n dan teman sebaya.
Indikator
Kriteria
2.3.1 M enunjukka n perilaku santun dalam melakuka n interaksi sosial dengan teman sebaya.
1. Mengucapkan salam saat bertemu teman. 2. Tersenyum saat bertemu teman. 3. Mengucapkan terimakasih kepada teman. 4. Mengucapkan terimakasih kepada guru. 5. Meminta ijin ketika ingin menggunakan barang milik teman. 6. Meminta ijin ketika ingin meminjam barang milik teman. 7. Tidak berkata – kata kotor. 8. Tidak menyela pembicaraan.
Non Tes
√
Teknik Penilaian Bentuk No Instrumen Item
Skala Guttman
1 - 10
622 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
Lanjutan Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator
Kriteria
2.3.2. Menunju kkan perilaku toleran dalam melakuk an interaksi sosial dengan teman sebaya.
1. Menerima teman yang berbeda pendapat. 2. Menghargai teman yang berbeda pendapat. 3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya. 4. Menerima kekurangan teman. 5. Memaafkan kesalahan teman. 6. Memaafkan kesalahan orang lain. 7. Mau berkelompok dalam belajar dengan siapapun yang memiliki perbedaan. 8. Tidak pernah memilih – milih dalam kelompok belajar.
Non Tes
√
Teknik Penilaian Bentuk No Instrumen Item
Skala Guttman
Sumber : Olahan Data Primer Kisi – kisi instrumen yang telah dibuat digunakan untuk menyusun draf awal produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS menggunakan teknik penilaian nontes dengan instrumen angket skala guttman. Setiap indikator terdapat 8 kriteria yang dibuat menjadi 10 butir pernyataan. Draf awal produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang terdiri dari 20 butir pernyataan dan yang telah dibuat secara lengkap dengan panduan – panduannya, kemudian dilakukan uji validitas produk yang dilakukan oleh pakar/ ahli. Hasil penilaian para ahli yang menilai instrumen dari segi konstruk maupun isi menunjukkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dikategorikan baik digunakan sebagai perangkat untuk menilai sikap sosialpembelajaran IPS di sekolah. Setelah dilakukan validasi desain oleh para pakar, maka tahap berikutnya melakukan revisi sesuai dengan saran dan rekomendasi ahli/pakar. Pengujian Produk Pengujian produk terdiri dari 3 tahapan yaitu ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Ujicoba kelompok kecil dilakukan dengan jumlah responden 20 siswa, uji coba kelompok utama melibatkan 30 siswa dan ujicoba kelompok besar melibatkan 40 siswa. Subyek yang berpartisipasi dalam uji coba produk instrumen penilaian sikap sosial adalah siswa SD dari tiga sekolah, yaitu SDN Gendongan 1, SDN Gendongan 2, dan SDN Gendongan 3.
11 - 20
Iska Novi Hardiani | 623
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) pengujian produk. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan terdiri dari dua tahap yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. Tahap pertama adalah studi kepustakaan. Penelitian ini mengembangkan instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017. Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial dilatarbelakangi belum adanya instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang tepat digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik. Penilaian sikap sosial peserta didik tidak dilakukan dengan instrumen yang baku. Instrumen dapat dikatakan baku apabila telah dilakukan ujicoba instrumen dan memiliki tingkat validitas serta reliabilitas yang baik. Menurut Sukmadinata (2010:164) Pengembangan adalah suatu proses atau langkah – langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Kasim (2008: 4) IPS adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep – konsep dan keterampilan – keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:90). Pengukuran sikap kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang – ulang terhadap objek sosial (Ahmadi, 2007: 152). Penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada KI 2 yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Perilaku sopan atau santun adalah sikap dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Perilaku toleran adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. Untuk mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik diperlukan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik (Mardapi, 2007:2). Dalam kegiatan pengukuran memerlukan penilaian (asesmen). Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta
624 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
instrumen yang tepat. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik nontes. Penilaian sikap sosial dilakukan melalui teknik nontes. Nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.. Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Anwar Suroyo, 2009:168). Angket yang digunakan adalah angket tertutup, angket tertutup yaitu angket yang didalamnya telah terdapat alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh si pembuat angket. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala guttman. Skala Guttman identik dengan model pertanyaan “yes or no question”. Jawabannya terdiri dari dua alternatif jawaban yang bersifat dikotomus. Sebelum dibuat butir pernyataan terlebih dahulu disusun kisi – kisi. Tahap kedua adalah tahap survei lapangan. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 dengan jumlah siswa sebanyak 36, SD Negeri Gendongan 02 dengan jumlah siswa sebanyak 40, dan SD Negeri Gendongang 03 dengan jumlah siswa sebanyak 39. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS, penilaian sikap sosial hanya dilakukan pada pembelajaran PPKn. Penilaian sikap sosial terdapat pada tujuan pembelajaran IPS yang ketiga yaitu memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan kemanusiaan. Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran sikap santun siswa pada pembelajaran IPS sudah nampak terlihat, diawal pembelajaran siswa sudah mengucapkan salam, pada saat salah satu siswa melakukan presentasi didepan kelas siswa lain tidak menyela presentasi yang sedang dilakukan. Sedangkan sikap toleran dapat terlihat pada saat pembagian kelompok diskusi siswa dapat berkelompok dengan siapapun yang memiliki perbedaan dan tidak memilih – milih teman kelompok. Sikap toleran juga terlihat pada saat diskusi berlangsung, anggota kelompok dapat menerima kesepakatan bersama meskipun berbeda dengan pendapatnya. Penilaian sikap sosial dilakukan dengan menggunakan huruf A sampai dengan D yang artinya sikap yang baik sekali sampai dengan tidak baik. KKM untuk nilai sikap sosial adalah B yang artinya baik. Dilihat dari daftar nilai sikap sosial siswa terdapat 90% siswa mendapat nilai B pada penilaian sikap sosial. Pengembangan Produk Produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS disusun berdasarkan KI 2 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Dengan KD 2.3 menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Berdasarkan KI dan KD yang telah dipilih ditentukan indikator penilaian dan kriteria penilaian. Dalam pengembangan ini dibuat 2 indikator penilaian yaitu (1) menunjukkan perilaku santun dalam melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. (2) menunjukkan perilaku toleran dalam melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Sikap sosial yang akan diukur berdasarkan indikator adalah sikap santun dan sikap toleran.
Iska Novi Hardiani | 625
Sikap santun dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) mengucapkan salam saat bertemu teman; (2) tersenyum saat bertemu teman; (3) mengucapkan terimakasih kepada teman; (4) mengucapkan terimakasih kepada guru; (5) meminta ijin ketika ingin menggunakan barang milik teman; (6) meminta ijin ketika ingin meminjam barang milik teman; (7) tidak berkata – kata kotor; (8) tidak menyela pembicaraan. Sikap toleran juga dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) menerima teman yang berbeda pendapat; (2) menghargai teman yang berbeda pendapat; (3) menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya; (4) menerima kekurangan teman; (5) memaafkan kesalahan teman; (6) memaafkan kesalahan orang lain; (7) mau berkelompok dalam belajar dengan siapapun yang memiliki perbedaan; (8) tidak pernah memilih – milih dalam kelompok belajar. Sikap santun dan toleran diukur menggunakan instrumen penilaian berupa angket dengan butir pernyataan yang berjumlah 20 butir pernyataan. Pengujian Produk Ujicoba produk instrumen penilaian sikap sosial dilakukan melalui tiga ujicoba. Ujicoba kelompok kecil dilakukan dengan melibatkan 20 siswa. Ujicoba kelompok utama dengan melibatkan 30. Ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Dari hasil yang didapatkan pada uji coba dilakukan analisis butir pernyataan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil uji validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar disajikan melalui tabel 2 berikut ini. Tabel 2 : Distribusi Validitas Instrumen pada Ujicoba Produk Ujicoba Produk Analisis Ujicoba Ujicoba Ujicoba Rentang Butir Kategori Kelompok Kelompok Kelompok Indeks Pernyataan Kecil Utama Besar ƒ % ƒ % ƒ % 0,81 – 1,00 Sangat Validitas 2 10 tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 4 20 2 10 2 10 0,41 – 0,60 Cukup 4 20 14 70 18 90 0,21 – 0,40 Rendah 6 30 2 10 0,00 – 0,20 Sangat 4 20 2 10 rendah Jumlah 20 100 20 100 20 100 Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Keterangan : ƒ : frekuensi butir pernyataan % : presentase butir pernyataan Berdasarkan tabel distribusi validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 6
626 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
(30%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 14 (70%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 18 (90%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar disajikan melalui tabel 3 berikut ini. Tabel 3 : Distribusi Reliabilitas Instrumen pada Ujicoba Produk Ujicoba Produk α Kriteria Ujicoba Kelompok Kecil 0,829 Sangat Reliabel Ujicoba Kelompok Utama 0,868 Sangat Reliabel Ujicoba Kelompok Besar 0,883 Sangat Reliabel Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Keterangan : α : tingkat reliabilitas Berdasarkan tabel distribusi reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dari ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama dan ujicoba kelompok besar menggalami peningkatan tingkat reliabilitas instrumen. Ujicoba kelompok kecil memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,829 dengan kriteria sangat reliabilitas. Ujicoba kelompok utama memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,868 dengan kriteria sangat reliabilitas. Dan ujicoba kelompok besar memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,883 dengan kriteria sangat reliabilitas. Pembahasan Pengujian produk dilakukan pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama dan ujicoba kelompok besar. Setelah dilaksanakan ujicoba produk dilakukan analisis validitas dan reliabilitas instrumen. Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 20 siswa. Pada uji coba kelompok kecil hasil uji validitas instrumen penilaian sikap sosial digunakan rtabel sebesar > 0,300. Setelah dilakukan ujicoba terdapat 6 butir pernyataan atau 30% dari 20 pernyataan yang masih tidak valid dengan rhitung< 0,300 dan 14 butir pernyataan atau 70% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid dengan rata – rata rhitung> 0,300. Indeks keandalan atau reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial sudah dapat dinyatakan baik, dari hasil analisis reliabilitas menunjukkan α sebesar 0,829 maka dapat disimpulakn bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah reliabel. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maria Melinda, pada ujicoba kelompok kecil masih terdapat 7 butir pernyataan atau 35% dari 20 butir pernyataan yang tidak valid dan tingkat reliabilitas instrumen dinyatakan sudah reliabel. Ujicoba kelompok utama dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Dari ujicoba kelompok utama didapatkan hasil masih terdapat 3 butir
Iska Novi Hardiani | 627
pernyataan atau 15% dari 20 pernyataan yang tidak valid dan 17 butir pernyataan atau 85% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen pada ujicoba lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,868 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuhana Dwi Krisnawati, pada ujicoba kelompok utama masih terdapat 8 butir pernyataan atau 13% dari 60 butir pernyataan yang tidak valid dan tingkat reliabilitas instrumen dinyatakan sudah reliabel. Ujicoba kelompok besar dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Berdasarkan hasil analisis validitas ujicoba kelompok besar 20 butir penyataan sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen pada ujicoba lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,883 karena maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Berdasarkan hasil ujicoba kelompok kelompok besar maka dapat disimpulkan 20 item pernyataan yang disusun sudah layak digunakan sebagai instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Umi Chotimah, pada ujicoba terakhir diperoleh hasil bahwa dari 20 butir pernyataan semua butir pernyataan telah dinyatakan valid. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi – kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. 2. Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40 siswa. 3. Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yaitu: 1. Guru dalam melakukan penilaian sikap sosial sebaiknya menggunakan instrumen yang sesuai dengan aspek yang akan dinilai. Instrumen yang dibuat perlu memperhatikan indikator penilain dan pembuatan indikator sesuai dengan KKO ranah afektif. 2. Sekolah kiranya dapat memberikan pelatihan kepada para guru untuk membuat instrumen penilaian sikap, agar dapat menilai sikap siswa dengan tepat.
628 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
3. Siswa harus lebih jujur dalam memberikan tanggapan pada saat mengisi instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Akbar, Sadun, dan Hadi Sriwiyana. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Chotimah, Umi. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif pada Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama. Laporan. Palembang. Kartini, Kartono. 2006. Kamus Lengkap Psikologi Terjemahan. Jakarta: Grafindo. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Krisnawati, Yuhana Dwi. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif yang Berkualitas pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Mardapi, Djemari. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.Yogyakarta: Mitra Cendikia. Melinda, Maria. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Spiritual Menggunana Skala Guttman Berdasarkan Kurikulum 2013 Siswa Kelas 4 Semester 2 di Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi. Salatiga: UKSW FKIP PGSD. Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Jakarta:Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Wardani, Naniek Sulistya. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari Press. Wicaksono, Tulus Pamuji, Muhardjito, dan Titik Harsiati. 2016. Pengembangan Penilaian Sikap dengan Teknik Observasi, Self Assessment, dan Peer Assessment pada Pembelajaran Tematik Kelas V SDN Arjowinangun 02 Malang. Jurnal. Malang: Pendidikan Dasar-Pascasarjana Universitas Negeri Malang.